mengandung sulfur di dalam molekul (protein), sehingga logam berat dapat terakumulasi
dalam tubuh makhluk hidup. Biomassa bulu ayam yang digunakan sebagai adsorben
dalam penelitian ini mengandung zat aktif berupa α-keratin yang sebagian besar
bahan dengan kombinasi asam (HCl) dan basa (NaOH), memungkinkan terjadi proses
denaturasi yang berlanjut terhadap komponen protein FPC sehingga nilai kadar
merupakan suatu proses terpecahnya ikatan-ikatan pada molekul protein seperti ikatan
hidrogen, ikatan hidrofobik, ikatan ionik dan ikatan intramolekuler. Dampak denaturasi
yakni akan mengubah konformasi struktur tersier dan kuartener. Salah satu akibatnya
Sebagai bahan baku pakan ternak, bulu unggas jarang digunakan oleh pabrik pakan ternak
unggas. Walaupun mengandung protein cukup tinggi dan kaya asam amino esensial,
namun permasalahan sekarang tepung bulu ayam mempuyai faktor penghambat seperti
kandungan keratin yang digolongkan kepada protein serat. Kandungan protein kasar yang
tinggi dalam tepung bulu ayam tersebut tidak diikuti oleh nilai biologis yang tinggi. Hal
ini menyebabkan nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik pada tepung bulu ayam
rendah. Nilai kecernaan yang rendah pada tepung bulu ayam disebabkan oleh kandungan
keratin. Keratin merupakan protein yang kaya akan asam amino bersulfur, sistin. Keratin
sulit dicerna karena ikatan disulfida yang dibentuk diantara asam amino sistin
menyebabkan protein ini sulit dicerna oleh ternak unggas, baik oleh mikroorganisme
rumen maupun enzim proteolitik dalam saluran pencernaan pasca rumen pada ternak
ruminansia. Keratin dapat dipecah melalui reaksi kimia dan enzim, sehingga pada
akhirnya dapat dicerna oleh tripsin dan pepsin di dalam saluran pencernaan. Sehingga bila
tepung bulu ayam digunakan sebagai bahan pakan sumber protein, sebaiknya perlu diolah
terlebih dahulu untuk meningkatkan kecernaannya. Nilai biologis tepung bulu ayam dapat
Kelompok 1 pH Suhu
Awal 11.7 25
Perubahan suhu terjadi karena proses hidrolisis basa kuat dengan bulu ayam sehingga
terjadi proses endoterm, yaitu proses menyerap panas dari lingkungan ke sistem.
Daftar Pustaka
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.