OLEH:
AMANDA KARINA ANGELLITA
015.18.16.219
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat
untuk pengajuan Karya Tulis Ilmiah
OLEH :
AMANDA KARINA ANGELLITA
NIM 015.18.16.219
1
Saya bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini saya susun tanpa melakukan plagiat sesuai dengan peraturan yang
bertangung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Akper
Pemkab Ngawi.
2
HALAMAN PERSETUJUAN
menyetujui bahwa proposal karya tulis ilmiah ini diajukan dalam ujian proposal
Tri Admadi, S.Kep., Ns, M.Kes Yudisa Diaz Lutfi Sandi, Ns, M.Kep
NUPN. 9907009383
Mengetahui,
Direktur Akper Pemkab Ngawi
3
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program Ahli Madya
Keperawatan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Siti Maimunah, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Direktur Akper Pemkab Ngawi
2. Bapak Tri Admadi, S.Kep.,Ns,M.Kes dan Yudisa Diaz Lutfi Sandi,
Ns.,M.Kepselaku pembimbing Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Seluruh dosen dan staf administrasi Akper Pemkab Ngawi yang membantu
penulis dalam menuntut ilmu pengetahuan selama masa pendidikan.
4. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan dukungan spiritual dan
material serta dorongan dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi kesempurnaan penulisan ini.
Penulis
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... vi
DAFTAR TABEL......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. viii
DAFTAR SINGKATAN............................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kesehatan Jiwa........................................................ 6
2.2 Konsep Dasar Gangguan Jiwa........................................................ 6
2.3 Konsep Dasar Skizofrenia............................................................... 7
2.4 Konsep Dasar Skizofrenia Residual................................................ 8
2.5 Konsep Dasar Isolasi Sosial............................................................ 9
2.6 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Isolasi Sosial......................... 13
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian............................................................................ 72
3.2 Batasan Istilah................................................................................. 72
3.3 Unit Analisa.................................................................................... 73
3.4 Lokasi dan Waktu............................................................................ 73
3.5 Pengumpulan Data.......................................................................... 73
3.6 Analisa Data.................................................................................... 74
3.7 Etik Penelitian................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 76
5
DAFTAR GAMBAR
6
DAFTAR TABEL
7
DAFTAR LAMPIRAN
8
DAFTAR SINGKATAN
9
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan jiwa yang paling paling berat adalah skizofrenia. Salah
satu skizofrenia yang memiliki tanda khas menarik diri isolasi sosial adalah
dengan orang lain maupun berkomunikasi dengan orang lain (Darmawan &
penanganan yang tepat maka akan berdampak pada kemampuan klien dalam
Riset Kesehatan Dasar (2018) penderita skizofrenia mencapai 7 juta per mil
atau 7% per 1.000 penduduk. Dikutip dari data Dinas Kesehatan Jawa
Tengah jumlah gangguan jiwa pada tahun 2013 sejumlah 121.962 penderita.
2
Sedangkan pada tahun 2014 meningkat menjadi 260.247 orang dan pada
tahun 2015 jumlah penderita gangguan jiwa bertambah menjadi 317.504 jiwa.
Berdasarkan data dari RSJD Surakarta pada bulan januari yang didiagnosa
isolasi sosial berjumlah 429 klien, lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
klien yang didiagnosa halusinasi, harga diri rendah dan devisit perawatan diri
tersebut dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya pada
tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih menyukai berdiam diri,
menghindar dari orang lain, dan kegiatan sehari – hari terabaikan. Apabila
Hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi acuan dasar aplikasi untuk
RumahSakit.
3) Bagi Perawat
Hasil studi kasus ini, sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan
4) Bagi klien
5
TINJAUAN PUSTAKA
gangguan jiwa, konsep dasar skizofrenia, konsep dasar skizofrenia residual dan
konsep dasar isolasi sosial. Konsep dasar yang akan diuraikan definisi, etiologi,
masalah yang muncul pada isolasi sosial dengan melakukan asuhan keperawatan
dalam bertingkah laku. Hal ini terjadi karena menurunnya semua fungsi
bicara (UU No. 3 Tahun 1966). Ditemukan secara klinis disertai adanya
sel akan meneruskan atau menerima pesan dari sambungan sel yang lain.
satu ke sambungan sel yang lain. Dalam otak yang terserang skizofrenia,
dan halusinasi.
8
2.3.5 Penatalaksanaan
Prabowo, 2014).
tumpul dan mendatar serta tidak serasi (inappropriate), penarikan diri dari
pergaulan sosial, tingkah laku ekstrinsik, pikiran tidak logis dan tidak
(impairment), tingkah laku aneh dan nyata, defisit perawatan diri, afek
ide atau gagasan yang aneh dan tak lazim, penghayatan persepsi yang tak
2.5.2 Etiologi
faktor sosial budaya dan faktor biologis. Setiap tahapan tumbuh kembang
ada tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan
hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh norma-norma yang salah dianut
oleh keluarga, dimana setiap anggota keluarga yang tidak produktif seperti
sosial memiliki struktur yang abnormal pada otak, seperti atropi otak, serta
perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbik dan daerah kortikal.
psikologis, yaitu stress yang terjadi akibat ansietas atau kecemasan yang
sosial terbagi menjadi gejala subyektif dan obyektif. Pada gejala subyektif
klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain , merasa
11
tidak aman berada dengan orang lain, mengatakan hubungan yang tidak
dan tidak mau bicara, tidak mengikuti kegiatan, banyak berdiam diri
terdekat, tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal, kontak mata kurang,
apatis, tidak merawat diri, tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan
individu tidak percaya diri, tidak percaya pada orang lain, ragu, takut
salah, pesimis, putus asa terhadap orang lain, tidak mampu merumuskan
tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih menyukai berdiam diri,
faktor eksternal yang berasal dari luar seperti keluarga atau adat dan faktor
dan isolasi. (Stuart and sudeen, 1998 dalam Darmawan & Rusdi, 2013)
Effect
Isolasi Sosial
Core Problem
Caussa
Gambar 2.2 Pohon Masalah Isolasi Sosial menurut Damaiyanti (2012).
2.5.8 Masalah keperawatan yang muncul
Menurut Damaiyanti (2012), masalah keperawatan yang muncul yaitu:
1) Isolasi Sosial.
2) Harga diri rendah kronis.
2.6.1 Pengkajian
13
untuk saat ini, apa yang sudah dilakukan oleh keluarga dalam
oleh klien.
5) Aspek psikososial
Meliputi genogram yang dibuat 3 generasi yang dapat menggambarkan
riwayat hubungan klien dan keluarga. Kaji juga mengenai konsep diri
meliputi citra tubuh, identitas, peran, ideal diri, harga diri, dan
kuku kotor dan panjang, gigi kotor, kancing baju tidak tepat,
resleting tak terkunci, baju tak diganti dan cara berpakaian baju
d) Alam perasaan.
Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan
roman muka.
f) Interaksi selama wawancara.
15
terhenti tiba-tiba).
i) Isi pikir
Isi pikir adalah apa yang sesungguhnya dipikirkan seseorang
perlu pertolongan.
7) Kebutuhan klien pulang
a) Makan
Tanyakan tentang frekuensi, jumlah, variasi, macam dan cara
c) Mandi
Observasi dan tanyakan tentang frekuensi cara mandi, menyikat
gigi, cuci rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot dan rambut)
serta persiapan sebelum tidur (menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa)
luar rumah.
j) Mekanisme koping
Mekanisme koping yang digunakan akan lebih banyak pada
dua macam, yaitu data subjektif dan data objektif. Berikut adalah data
yaitu:
1) Data Subjektif :
kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebut nama, mau menjawab
yang dihadapi.
Intervensi :
Kriteria hasil :
dengan orang lain berasal dari diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Intervensi :
tandanya.
sosial.
perasaannya.
orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain (isolasi
sosial).
Kriteria hasil :
Intervensi :
lain.
Kriteria Hasil:
1) Klien – Perawat.
21
Intervensi :
ruangan.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
orang lain.
lain.
Kriteria Hasil :
dirumah.
Intervensi :
5) Beri reiforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga.
sampai 3 yaitu :
23
SP3 SP3
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien Membantu keluarga membuat jadwal
aktifitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning)
Memberikan kesempatan kepada klien Menjelaskan follow up klien setelah
mempraktikkan cara berkenalan dengan pulang
orang kedua (seorang klien)
Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
1) SP 1 Klien
Membina hubungan saling percaya, membantu klien mengenali
sendirian? Siapa saja yang anda kenal di ruangan ini? Oo.. belum ada?
Apa yang menyebabkan anda tidak mempunyai teman disini dan tidak
beberapa). Nah kalau kerugian dari tidak punya banyak teman anda
orang lain?”
“Begini lo, untuk berkenalan dengan orang lain, kita ucapkan
salam lalu berjabat tangan kemudian sebutkan nama kita dan nama
dipanggil Manda. Asal saya dari Ngawi dan hobby saya menyanyi.”
“Selanjutnya anda tanyakan nama orang yang diajak kenalan, nama
panggilan yang disukai dan tanyakan juga asal dan hobbynya. Contoh:
nama anda siapa? Senang dipanggil apa? Asal anda dari mana?
Hobbynya apa?”
“Ayo dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan anda. Coba
sekali.”
“Selanjutnya, anda dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari
tadi selama saya tidak ada. Sehingga anda lebih siap untuk berkenalan
harian anda”
“Besok pagi pukul 10.00 saya akan datang kesini untuk mengajak
mau kan?”
“Baiklah, sampai jumpa.”
2) SP 2 Klien
Mengajarkan klien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan
“Bagus sekali, anda masih ingat. Nah seperti janji saya, saya akan
anda.”
“Baiklah, anda dapat berkenalan dengan perawat Y seperti yang
sekali.”
“Selanjutnya, anda dapat berkenalan lagi dengan klien, Sehingga
lain).
“Bagaimana perasaan anda setelah bercakap-cakap dengan perawat
Y kemarin siang?”
27
Fase Kerja
(Bersama-sama klien ).
“Selamat pagi, ini ada klien saya yang ingin berkenalan”
“Baiklah anda, sekarang dapat berkenalan dengannya seperti yang
perkenalan ini. Lalu anda dapat buat janji bertemu lagi. Misal,
lain).
Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan anda setelah berkenalan dengan A?”
“Dibandingkan kemarin pagi, anda tampak lebih baik saat
cakap dengan orang lain kita tambahkan lagi di jadwal harian? Jadi
tiga kali, pukul 8 pagi, pukul 2 siang dan pukul 7 malam, anda dapat
28
anda. Pada pukul yang sama dan tempat yang sama ya. Sampai
besok.”
1) SP I Keluarga
penyebab isolasi sosial dan cara merawat klien dengan isolasi sosial.
Contoh:
Fase Orientasi
klien sekarang?”
Fase Kerja
29
adalah salah satu gejala penyakit yang juga dialami oleh klien
orang lain”
terdekat”
sama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan
bersama”
Fase Terminasi
perawatan tersebut”
selamat pagi.”
2) SP 2 Keluarga
Contoh:
Fase Orientasi
Fase Kerja
Fase Terminasi
merawat tadi”
“Sampai jumpa!”
33
3) SP 3 Keluarga
Contoh:
Fase Orientasi
Fase Kerja
hal itu terjadi, segera hubungi perawat Y di Rumah Sakit, ini nomer
Fase Terminasi
dapat dilakukan untuk klien dengan Isolasi sosial adalah: Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi.
1) Tujuan
a) Tujuan Umum :
bertahap.
b) Tujuan Khusus :
2) Setting Tempat
Keterangan:
: Leader : Klien
: Co Leader : Operator
: Fasilitator : Observer
a) Leader :
b) Co Leader :
c) Fasilitator:
kelompok.
36
d) Observer :
pasif, kooperatif).
hingga penutupan.
e) Setting
f) Antisipasi Masalah:
peragaan.
Setting:
Alat:
2) Jadwal kegiatan.
3) Bola tennis.
4) Tape recorder.
5) Kaset "dangdut.
Metode:
1) Dinamika kelompok.
Langkah Kegiatan:
1) Persiapan
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Evaluasi/ validasi
c) Kontrak:
3) Tahap Kerja
panggilan, asal, dan hobi dari klien yang lain (minimal nama
panggilan).
f) Terapis memutar tape recorder dan saat musik berhenti, klien yang
4) Tahap Terminasi
a) Evaluasi:
b) Tindak lanjut
nama panggilan.
(1) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang, yaitu
1) Evaluasi
Sesi 1: TAKS
a) Kemampuan verbal.
Tabel 2.2 Evaluasi Kemampuan Memperkenalkan Diri Secara
Verbal.
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
b) Kemampuan nonverbal.
Tabel 2.3 Evaluasi kemampuan memperkenalkan diri secara
nonverbal.
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk:
(1) Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang
mengikuti TAK.
(2) Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda
centang (√), jika ditemukan pada klien atau tanda negatif (-)
2) Dokumentasi
Tujuan:
Setting:
Alat:
2) Jadwal kegiatan
3) Bola tennis
4) Tape recorder
5) Kaset "dangdut
Metode:
1) Dinamika kelompok
42
Langkah Kegiatan:
1) Persiapan:
Kelompok Sosialisasi.
2) Orientasi:
a) Salam terapeutik:
b) Evaluasi / validasi:
c) Kontrak:
anggota kelompok.
3) Tahap Kerja:
benar.
4) Tahap Terminasi:
a) Evaluasi
b) Tindak lanjut
kehidupan pribadi.
1) Evaluasi
Sesi 2: TAKS
Kemampuan berkenalan
b) Kemampuan nonverbal.
Tabel 2.5 Evaluasi kemampuan berkenalan secara nonverbal.
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk
1) Dibawah ini judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang
ikut TAKS.
centang (√), jika ditemukan pada pasien atau tanda negatif (-)
mampu.
45
2) Dokumentasi
hobi.
Tujuan :
Setting :
Alat :
berirama riang.
3) Bola tenis.
5) Jadwal kegiatan.
Metode :
1) Dinamika kelompok.
3) Bermain peran/simulasi.
46
Langkah Kegiatan:
1) Persiapan
sesi 2 TAKS).
2) Orientasi
a) Salam Terapeutik
b. Evaluasi/ validasi
c. Kontrak
3) Tahap Kerja
4) Tahap Terminasi
a) Evaluasi
harian klien.
1) Evaluasi
Sesi 3: TAKS
Kemampuan bercakap-cakap
c) Kemampuan nonverbal
Tabel 2.8 Evaluasi kemampuan nonverbal bercakap-cakap.
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
49
Jumlah
Petunjuk :
belum mampu.
2) Dokumentasi
jadwal).
anggota kelompok
Tujuan:
Setting :
3) Bola tenis.
Metode :
1) Dinamika kelompok.
Langkah Kegiatan :
1) Persiapan
2) Orientasi
a) Salam Terapeutik
b) Evaluasi/ validasi
c) Kontrak
(2) Menjelaskan tentang aturan main yaitu jika ada peserta yang
3) Tahap Kerja
ingin dibicarakan.
secara berurutan.
e) Hidupkan lagi musik dan edarkan bola tenis. Pada saat dimatikan,
h) Hidupkan lagi musik dan edarkan bola tenis. Pada saat dimatikan,
pendapat.
52
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
sehari-hari.
harian klien.
1) Evaluasi
Sesi 4 : TAKS
d) Kemampuan nonverbal
Tabel 2.12 Evaluasi kemampuan nonverbal
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah
54
Petunjuk:
(1) Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang
ikut TAKS.
(2) Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda
centang (√) jika ditemukan pada klien atau tanda negatif (-)
2) Dokumentasi
orang lain.
Tujuan :
Setting:
Alat:
3) Bola tenis.
5) Jadwal kegiatan.
Metode:
1) Dinamika kelompok.
Langkah Kegiatan:
1) Persiapan
2) Orientasi
b) Evaluasi
c) Kontrak
2) Tahap Kerja
jarum jam.
dibicarakan.
ingin dibicarakan.
pendapat.
57
3) Tahap terminasi
a) Evaluasi
kegiatan harian.
kelompok.
1) Evaluasi
Sesi 5 : TAKS
d) Kemampuan nonverbal
Tabel 2.16 Evaluasi kemampuan nonverbal.
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
59
Jumlah
Petunjuk:
(1) Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang
ikut TAKS.
(2) Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda
centang (√) jika ditemukan pada klien atau tanda negatif (-) jika
tidak di temukan.
2) Dokumentasi
masalah pribadi dengan perawat dan klien lain di ruang rawat ( buat
jadwal).
Tujuan :
orang lain.
2) Klien mampu menjawab dan memberi pada orang lain sesuai dengan
pertanyaan.
60
Setting :
Alat :
1) Tape recorder/CD.
2) Kaset CD : “Marilah Kemari” (Titiek Puspa, jika tidak ada bisa diganti
3) Bola tenis.
6) Kartu kwartet.
Metode :
1) Dinamika kelompok.
3) Bermain peran.
Langkah Kegiatan :
1) Persiapan
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Evaluasi/validasi
c) Kontrak
3) Tahap Kerja
dimeja.
jarum jam.
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
TAKS.
1) Evaluasi
63
Sesi 6 TAKS
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk:
64
(1) Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang
ikut TAKS.
(2) Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda
centang (√) jika ditemukan pada klien atau tanda negatif (-)
2) Dokumentasi
Tujuan :
Setting :
Alat :
1) Tape recorder/CD.
3) Bola tenis.
Metode :
1) Dinamika kelompok.
Langkah kegiatan :
1) Persiapan
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Evaluasi/validasi
lain.
c) Kontrak
3) Tahap Kerja
66
pendapatnya.
4) Tahap Terminasi
a) Evaluasi
lalu.
1) Evaluasi
67
Sesi 7 TAKS
b) Kemampuan nonverbal
Tabel 2.21 Evaluasi kemampuan nonverbal.
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk:
(1) Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang
ikut TAKS.
68
(2) Semua aspek dimulai dengan memberi tanda centang (√) jika
temukan.
2) Dokumentasi
yang telah didapat diterapkan oleh klien sehari-hari. Untuk klien yang
hari. Pada klien yang belum mampu dapat disertakan pada kelompok
2.6.10 Evaluasi
2011).
dilaksanakan.
dilaksanakan.
69
menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau
respon klien.
Lampiran 8
BAB 3
METODE PENELITIAN
pada klien Isolasi Sosial di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Pendekatan
yang tumpul serta tidak serasi, penarikan diri dari pergaulan sosial,
tingkah laku ekstrinsik, pikiran tidak logis dan tidak rasional atau
meliputi:
sosial.
3.5.1 Wawancara
3.5.2 Observasi
mengambil data yang berasal dari dokumen asli atau rekam medis
sebagai informasi tambahan yaitu data rekam medis, informasi yang ada di
analisa data, data yang dikumpulkan dikaitkan dengan konsep, teori, prinsip
spiritual.
teori.
lembar tersebut.
3.7.3 Confidientially (Kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset.
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap
kemanusiaan.
dihargai.
Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak
Nasrullah, 2014).
77
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, M., Drayit, M., & Maratning, A. (2016). Seri Asuhan Keperawatan
Kesehatan Mental Psikiatri. Jakarta: EGC.
Damaiyanti, m., & iskandar. (2012). Asuhan keperawatan jiwa. Bandung: refika
aditama.
Darmawan, d., & rusdi. (2013). Keperawatan jiwa; konsep dan kerangka kerja
asuhan keperawtan jiwa. Yogyakarta: gosyen publishing.
Direja, a. H. S. (2011). Buku ajar asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta: nuha
medika.
Hawari, d. (2012). Skizofrenia pendekatan holistik (bpss) bio-psiko-sosial-
spiritual (3rd ed.). Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Hidayat, A. (2010). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data.
Jakarta: Salemba Medika.
Keliat, B. A., Akemat, Helena, N., & Nurhaeni, H. (2011). Keperawatan
kesehatan jiwa komunitas : cmhn (basic course). (b. A. Keliat, akemat, n.
Helena, & h. Nurhaeni, eds.). Jakarta: egC.
Keliat, B. A., & Pawirowiyono, A. (2016). Keperawatan jiwa terapi aktivitas
kelompok. (B. Angelina, Ed.) (2nd ed.). Jakarta: EGC.
KEMENKES RI. (2016). Peran keluarga dukung kesehatan jiwa masyarakat.
Kusumawati, F., & Hartono, Y. (2010). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta:
salemba medika.
Nasir, A., & Munith, A. (2011). Dasar-dasar keperawatan jiwa : pengantar dan
teori. Jakarta: Salemba Medika.
Nasrullah, D. (2014). Etika dan Hukum Keperawatan untuk Mahasiswa dan
praktisi Keperawatan. Jakarta.
Penelitian, B., & Pengembangan, D. A. N. (2013). RISET KESEHATAN DASAR.
Penelitian, B., & Pengembangan, D. A. N. (2018). RISET KESEHATAN DASAR.
Prabowo, eko. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Setiadi. (2012). Konsep dan praktik penulisan riset keperawatan (2nd ed.).
Yogyakarta: GRAHA ILMU.
78
79
80
Lampiran 2
79
81
79