Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Ampenan,

Kecamatan Ampenan, kota Mataram pada bulan juni 2018, terkumpul sampel penelitian

sebanyak 63 orang, didapatkan data sebagai berikut:

4.1.1 Gambaran Jumlah Peserta Prolanis di Puskesmas Ampenan dengan Tanda dan

Gejala hipertensi

Gambaran jumlah peserta prolanis di Puskesmas ampenan pada bulan juni 2018

dapat dilihat di grafik 4.1.1.

Grafik 4.1.1 Gambaran Jumlah Peserta Prolanis di Puskesmas Ampenan dengan

Tanda dan Gejala Hipertensi

32.5

32

31.5

31

30.5

30

29.5

29
Hipertensi Tidak hipertensi
Grafik 4.1.1 menunjukan bahwa peserta prolanis di Puskesmas Ampenan yang

hadir pada bulan juni 2018 berjumlah 63 orang, dengan 30 orang (47,61%) peserta

prolanis menderita hipertensi sedangkan 32 orang (50,79%) sisanya tidak menderita

hipertensi.

4.1.2 Gambaran Jumlah Peserta Prolanis di Puskesmas Ampenan dengan Tanda dan

Gejala Hipertensi Berdasarkan Riwayat Diabetes Mielitus

Gambaran jumlah peserta prolanis dengan tanda dan gejala hipertensi

berdasarkan riwayat hipertensi di Puskesmas Ampenan pada bulan 2018 dapat dilihat

di grafik Grafik 4.1.2 Gambaran Jumlah Peserta Prolanis di Puskesmas

Ampenan dengan Tanda dan Gejala Hipertensi Berdasarkan Riwayat Dibetes

mielitus

35

30

25

20

15

10

0
Memiliki tanda Tidak memiliki
dan gejala HT tanda dan gejala
HT

Grafik 4.1.2 menunjukkan bahwa jumlah peserta prolanis dengan riwayat diabetes

yang memiliki tanda dan gejala hipertensi adalah sebanyak 25 orang (39,68%),

sedangkan peserta dengan riwayat diabetes yang tidak memiliki tanda dan gejala

hipertensi sebanyak 33 orang (52,38%). Pada peserta prolanis yang tidak memiliki

riwayat diabetes terdapat 5 orang (69%) peserta yang memiliki tanda dan gejala
hipertensi, sedangkan yang tidak memiliki tanda dan gejala hipertensi sebanyak 0

orang (0%).

Penelitian ini sesuai dengan teori bahwa, pada orang dengan diabetes melitus,

hipertensi berhubungan dengan resistensi insulin dan abnormalitas pada sistem

renin angiotensin dan konsekuensi metabolik yang meningkatkan morbiditas.

Abnormalitas metabolik berhubungan dengan peningkatan diabetes melitus pada

kelainan fungsi tubuh/disfungsi endotelial. Sel endotelial mensintesis beberapa

substansi bioaktif kuat yang mengatur struktur fungsi pembuluh darah. Substansi

ini termasuk nitrik oksida, prostaglandin, endothelin, dan angiotensin II. Pada

individu tanpa diabetes, nitri oksida membantu menghambat atherogenesis dan

melindungi pembuluh darah, namun bioavailabilitas pada endothelium yang

diperoleh dari nitrit oksida diturunkan pada individu dengan diabetes melitus

(Roadbard, 2010).

Hiperglikemia menghambat produksi endothelium, mensintesis aktivasi dan

meningkatkan produksi superoksid anion yaitu sebuah spesies oksigen reaktif yang

merusak formasi nitrit oksida. Peroduksi nitrit oksida dihambat lebih lanjut oleh

resistensi insulin, yang menyebabkan pelepasan asam lemak berlebih dari jaringan

adipose. Asam lemak bebas, aktivasi protein kinase c, menghambat

phosphatidylinositol-3 dan meningkatkan produksi oksigen reaktif. Semua

mekanisme ini secara langsung mengurangi bioavailabilitas (Roadbard, 2010)

4.1.3 Gambaran Jumlah Peserta Prolanis di Puskesmas Ampenan dengan Tanda

dan Gejala Hipertensi Berdasarkan Usia

Gambaran jumlah peserta prolanis di Puskesmas Ampenan dengan tanda dan

gejala hipertensi berdasarkan usia pada bulan juni 2018 dapat dilihat di grafik 4.1.3
Grafik 4.1.3 Gambaran Jumlah Peserta Prolanis di Puskesmas Pameungpeuk

dengan Tanda dan Gejala Hipertensi Berdasarkan Usia

Series 1
3
Series 2
Series 3
2

0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4

Grafik 4.1.3 menunjukan jumlah peserta prolanis di Puskesmas Pameungpeuk

pada bulan juni 2018 yang memiliki tanda dan gejala rematik pada peserta berusia

≥ 60 tahun adalah sebanyak 43 orang (68,25%) dimana hasilnya cenderung

memiliki persentase lebih tinggi dibanding peserta prolanis < 60 tahun yaitu

sebanyak 20 orang (31,74%) .

Hal ini sesuai dengan teori bahwa usia mempengaruhi terjadinya hipertensi.

Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga

prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%,

dengan kematian sekitar di atas usia 65 tahun (Depkes, 2006).

Pada usia lanjut, hipertensi terutama ditemukan hanya berupa kenaikan

tekanan sistolik. Sedangkan menurut WHO memakai tekanan diastolik sebagai

bagian tekanan yang lebih tepat dipakai dalam menentukan ada tidaknya hipertensi.

Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur yang disebabkan oleh

perubahaan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih
sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku, sebagai akibatnya terjadi

peningkatan tekanan darah sistolik. Penelitian yang dilakukan di 6 kota besar

seperti Jakarta, Padang, Bandung, Yogyakarta, Denpasardan Makassar terhadap

usia lanjut (55-85 tahun), didapatkan prevalensi hipertensi terbesar 52,5 %

(Depkes, 2006).

Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang

yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang

berusia lebih muda. Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai

menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada

kebanyakan kasus , hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Pada wanita,

hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya

perubahan hormon sesudah menopause. Kondisi yang berkaitan dengan usia ini

adalah arteriosclerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari

berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi

semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. Arteri

kehilangan elastisitas atau kelenturan serta tekanan darah meningkat seiring dengan

bertambahnya usia. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur

lima puluhan dan enampuluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan

resiko hipertensi. Prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 %

dengan kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun (Elsanti, 2009).

4.1.4 Gambaran Jumlah Peserta Prolanis di Puskesmas Ampenan dengan Tanda

dan Gejala Hipertensi Berdasarkan Jenis kelamin

Gambaran jumlah peserta prolanis di Puskesmas Ampenan dengan tanda dan gejala

hipertensi berdasarkan jenis kelamin pada bulan Juni 2018 dapat dilihat di grafik 4.1.4
Grafik 4.1.4 Gambaran Jumlah Peserta Prolanis di Puskesmas Ampenan dengan

Tanda dan Gejala hipertensi Berdasarkan Jenis kelamin

30

25

20

15

10

0
Memiliki tanda Tidak memiliki
dan Gejala HT tanda dan Gejala
HT

Grafik 4.1.4 menunjukkan jumlah peserta prolanis yang memiliki tanda dan gejala

hipertensi pada laki-laki adalah 11 (17,46%) orang dan yang tidak menderita

hipertensi sejumlah 7 (11,11%) orang. Pada peserta prolanis perempuan,

didapatkan penderita hipertensi sejumlah 17 (26,98%) orang, sedangkan yang tidak

menderita hipertensi sejumlah 28( 44,44%) orang.

Hal ini sesuai dengan Data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar)

menyebutkan bahwa prevalensi penderita hipertensi di Indonesia lebih besar pada

perempuan (8,6%) dibandingkan laki-laki (5,8%). Sedangkan menurut Ditjen Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan (2006), sampai umur 55 tahun, laki-laki lebih

banyak menderita hipertensi dibanding perempuan. Dari umur 55 sampai 74 tahun,


sedikit lebih banyak perempuan dibanding laki-laki yang menderita hipertensi

(Depkes, 2008).

Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa

muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60%

penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan

hormone estrogen setelah menopause (Marliani,2007). Peran hormone estrogen

adalah meningkatkan kadar HDL yang merupakan faktor pelindung dalam

pencegahan terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan hormone estrogen

dianggap sebagai adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada

premenopause, wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang

selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut

dimana terjadi perubahan kuantitas hormon estrogen sesuai dengan umur wanita

secara alami. Umumnya, proses ini mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun

(Kumar, 2005).

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB Latarr
    BAB Latarr
    Dokumen2 halaman
    BAB Latarr
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • Naman
    Naman
    Dokumen1 halaman
    Naman
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii34
    Bab Ii34
    Dokumen2 halaman
    Bab Ii34
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • Bab 11
    Bab 11
    Dokumen2 halaman
    Bab 11
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • LATAR BELAKANGe
    LATAR BELAKANGe
    Dokumen5 halaman
    LATAR BELAKANGe
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • Naman
    Naman
    Dokumen1 halaman
    Naman
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • LATAR BELAKANGe
    LATAR BELAKANGe
    Dokumen5 halaman
    LATAR BELAKANGe
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • LATAR BELAKANGe
    LATAR BELAKANGe
    Dokumen5 halaman
    LATAR BELAKANGe
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • Ppra
    Ppra
    Dokumen4 halaman
    Ppra
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • BAB IIj
    BAB IIj
    Dokumen4 halaman
    BAB IIj
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • BAB BRR
    BAB BRR
    Dokumen2 halaman
    BAB BRR
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen12 halaman
    Bab Ii
    ArieyanNi Zea Libra
    Belum ada peringkat
  • BAB BRRMM
    BAB BRRMM
    Dokumen2 halaman
    BAB BRRMM
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • LATAR BELAKANGe
    LATAR BELAKANGe
    Dokumen5 halaman
    LATAR BELAKANGe
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • Metode Terkini Pemeriksaan Patensi Tuba PDF
    Metode Terkini Pemeriksaan Patensi Tuba PDF
    Dokumen21 halaman
    Metode Terkini Pemeriksaan Patensi Tuba PDF
    Purnama Ruth Novilia
    Belum ada peringkat
  • Nama
    Nama
    Dokumen1 halaman
    Nama
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • Ari
    Ari
    Dokumen1 halaman
    Ari
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • Embriologi Digestif
    Embriologi Digestif
    Dokumen63 halaman
    Embriologi Digestif
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • Motilitas Intestine Terbaru Proses
    Motilitas Intestine Terbaru Proses
    Dokumen42 halaman
    Motilitas Intestine Terbaru Proses
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • Lesi Ulserasi Rongga Mulut Yang Sering Dijumpai Be
    Lesi Ulserasi Rongga Mulut Yang Sering Dijumpai Be
    Dokumen5 halaman
    Lesi Ulserasi Rongga Mulut Yang Sering Dijumpai Be
    Zaza Sa
    Belum ada peringkat
  • 15 Soal Latihan PDF
    15 Soal Latihan PDF
    Dokumen24 halaman
    15 Soal Latihan PDF
    Djaya Shikamaru
    Belum ada peringkat
  • Instrumen Snars Prognas
    Instrumen Snars Prognas
    Dokumen9 halaman
    Instrumen Snars Prognas
    Anonymous ekyDDuKTqI
    Belum ada peringkat
  • Instrumen Snars Prognas
    Instrumen Snars Prognas
    Dokumen9 halaman
    Instrumen Snars Prognas
    Anonymous ekyDDuKTqI
    Belum ada peringkat
  • Embriologi Susunan Pencernaan
    Embriologi Susunan Pencernaan
    Dokumen63 halaman
    Embriologi Susunan Pencernaan
    NofiWulandari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen31 halaman
    Bab I
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • Tinea
    Tinea
    Dokumen11 halaman
    Tinea
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • Fisiologi Lambung
    Fisiologi Lambung
    Dokumen61 halaman
    Fisiologi Lambung
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • Gi, Hepar &pankreas
    Gi, Hepar &pankreas
    Dokumen96 halaman
    Gi, Hepar &pankreas
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN KASUS Varikokel
    LAPORAN KASUS Varikokel
    Dokumen4 halaman
    LAPORAN KASUS Varikokel
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen7 halaman
    Bab Iv
    RizkaKhaerunnisa
    Belum ada peringkat