Kecamatan Ampenan, kota Mataram pada bulan juni 2018, terkumpul sampel penelitian
4.1.1 Gambaran Jumlah Peserta Prolanis di Puskesmas Ampenan dengan Tanda dan
Gejala hipertensi
Gambaran jumlah peserta prolanis di Puskesmas ampenan pada bulan juni 2018
32.5
32
31.5
31
30.5
30
29.5
29
Hipertensi Tidak hipertensi
Grafik 4.1.1 menunjukan bahwa peserta prolanis di Puskesmas Ampenan yang
hadir pada bulan juni 2018 berjumlah 63 orang, dengan 30 orang (47,61%) peserta
hipertensi.
4.1.2 Gambaran Jumlah Peserta Prolanis di Puskesmas Ampenan dengan Tanda dan
berdasarkan riwayat hipertensi di Puskesmas Ampenan pada bulan 2018 dapat dilihat
mielitus
35
30
25
20
15
10
0
Memiliki tanda Tidak memiliki
dan gejala HT tanda dan gejala
HT
Grafik 4.1.2 menunjukkan bahwa jumlah peserta prolanis dengan riwayat diabetes
yang memiliki tanda dan gejala hipertensi adalah sebanyak 25 orang (39,68%),
sedangkan peserta dengan riwayat diabetes yang tidak memiliki tanda dan gejala
hipertensi sebanyak 33 orang (52,38%). Pada peserta prolanis yang tidak memiliki
riwayat diabetes terdapat 5 orang (69%) peserta yang memiliki tanda dan gejala
hipertensi, sedangkan yang tidak memiliki tanda dan gejala hipertensi sebanyak 0
orang (0%).
Penelitian ini sesuai dengan teori bahwa, pada orang dengan diabetes melitus,
substansi bioaktif kuat yang mengatur struktur fungsi pembuluh darah. Substansi
ini termasuk nitrik oksida, prostaglandin, endothelin, dan angiotensin II. Pada
diperoleh dari nitrit oksida diturunkan pada individu dengan diabetes melitus
(Roadbard, 2010).
meningkatkan produksi superoksid anion yaitu sebuah spesies oksigen reaktif yang
merusak formasi nitrit oksida. Peroduksi nitrit oksida dihambat lebih lanjut oleh
resistensi insulin, yang menyebabkan pelepasan asam lemak berlebih dari jaringan
gejala hipertensi berdasarkan usia pada bulan juni 2018 dapat dilihat di grafik 4.1.3
Grafik 4.1.3 Gambaran Jumlah Peserta Prolanis di Puskesmas Pameungpeuk
Series 1
3
Series 2
Series 3
2
0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4
pada bulan juni 2018 yang memiliki tanda dan gejala rematik pada peserta berusia
memiliki persentase lebih tinggi dibanding peserta prolanis < 60 tahun yaitu
Hal ini sesuai dengan teori bahwa usia mempengaruhi terjadinya hipertensi.
Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga
prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%,
bagian tekanan yang lebih tepat dipakai dalam menentukan ada tidaknya hipertensi.
perubahaan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih
sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku, sebagai akibatnya terjadi
(Depkes, 2006).
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang
yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang
berusia lebih muda. Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai
menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada
kebanyakan kasus , hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Pada wanita,
hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya
perubahan hormon sesudah menopause. Kondisi yang berkaitan dengan usia ini
adalah arteriosclerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari
semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. Arteri
kehilangan elastisitas atau kelenturan serta tekanan darah meningkat seiring dengan
resiko hipertensi. Prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 %
Gambaran jumlah peserta prolanis di Puskesmas Ampenan dengan tanda dan gejala
hipertensi berdasarkan jenis kelamin pada bulan Juni 2018 dapat dilihat di grafik 4.1.4
Grafik 4.1.4 Gambaran Jumlah Peserta Prolanis di Puskesmas Ampenan dengan
30
25
20
15
10
0
Memiliki tanda Tidak memiliki
dan Gejala HT tanda dan Gejala
HT
Grafik 4.1.4 menunjukkan jumlah peserta prolanis yang memiliki tanda dan gejala
hipertensi pada laki-laki adalah 11 (17,46%) orang dan yang tidak menderita
Kefarmasian dan Alat Kesehatan (2006), sampai umur 55 tahun, laki-laki lebih
(Depkes, 2008).
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa
muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60%
penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan
premenopause, wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang
selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut
dimana terjadi perubahan kuantitas hormon estrogen sesuai dengan umur wanita
secara alami. Umumnya, proses ini mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun
(Kumar, 2005).