Anda di halaman 1dari 9

RESUM

HAKEKAT SAINS, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT


SERTA KETERKAITANNYA

A. Definisi Sains

Conant (dalam Usman, 2006: 1) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan


konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan tumbuh sebagai
hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan
dieksperimentasikan lebih lanjut. Carin & Sund (1989) mendefinisikan sains adalah suatu
sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang
terkontrol.Cara memandang sains bersifat analisis, melihat sesuatu secara lengkap dan cermat
serta dihubungkan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain sehingga secara
keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamati.

Wigner (ahli Fisika) mendefiniskan sains sebagai gudang/penyimpanan pengetahuan


tentang gejala-gejala alam. Bube mendefinisikan sains adalah pengetahuan tentang dunia
alamiah yang diperoleh dari interaksi indra dengan dunia tersebut. Pernyataan ini
memberikan suatu ketelitian yang menarik tentang bagiamana kegiatan observasi
berlangsung,yakni: (a) observasi gejala gejala alam (yang merupakan dasar otoritas dimana
pengetahuan ilmiah berlaku) melalui pikiran dan indra seseorang; (b) proses observasi
menyangkut dua jalur interaksi antara observer dan yang diobservasi.Observasi merupakan
dua jalur, yaitu: (1) observer dipengaruhi untuk merespon terhadap stimulus di
lingkungannya melalui indranya; (2) objek atau gejala yang diobservasi juga diperlakukan
dan mungkin berubah.

B. Objek dan Karakteristik sains


1. Epistimologi Sains
Epistimologi adalah pembahasan mengenai metode yang digunakan untuk
mendapatkan pengetahuan. Epistimologi sains menjelaskan tentang objek
pengetahuan sains, cara memperoleh pengetahuan sains, cara mengukur benar
tidaknya pengetahuan sains.
2. Objek Pengetahuan sains
Menurut Jujun. S dalam Ahmad Tafsir mengatakan bahwa objek kajian sains
hanyalah objek yang berada dalam ruang lingkup pengalaman manusia (2010:27).
Yang dimaksud pengalaman di sini ialah pengalaman indera. Bukti empiris ini di
perlukan untuk menguji bukti rsaional yang telah di rumuskan dalam hipotesis.
Objek-objek yang dapat diteliti sains seperti alam, tumbuhan, hewan, dan manusia
serta kejadian di sekitar alam, tumbuhan, hewan, dan manusia. Dari penelitian itulah
muncul teori-teori sains

3. Proses diperolehnya Pengetahuan Sains

Memperoleh sains didorong oleh beberapa paham, diantaranya: a) Paham


Humanisme merupakan salah satu paham filsafat yang mengajarkan bahwa manusia
dapat mengatur dirinya dan alam. b) Paham Rasionalisme ialah paham filsafat yang
mengatakan bahwa akal digunakan untuk mencari dan mengukur pengetahuan. c)
Paham Empirisme ialah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah
yang logis dan ada bukti empiris. d) Paham Positivisme menyatakan bahwa
kebenaran adalah logis ,ada bukti empirisnya, yang terukur.

4. Ukuran Kebenaran Pengetahuan Sains

Teori – teori kebenaran : (a) Korespondesi Sebuah pernyataan dikatakan


benar bila sesuai dengan fakta atau kenyataan. Contoh pernyataan : bentuk air selalu
sesuai dengan ruang yang ditempatinya, pernyataan ini benar karena kenyataannya
demikian. Kedua, kota Jakarta ada di pulau Jawa, pernyataan ini benar karena sesuai
dengan fakta. Korespondesi memakai logika induksi. (b) Koherensi Sebuah
pernyataan dikatakan benar bila konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar. Contoh pernyataan : Dika akan mati, pernyataan ini sesuai (koheren
) dengan pernyataan sebelumnya bahwa semua manusia akan mati dan Dika adalah
manusia. Terlihat disini, logika yang dipakai dalam koherensi adalah logika deduksi.
(c) Pragmatik Sebuah pernyataan dikatakan benar jika berguna (fungsional) dalam
situasi praktis. Kebenaran pragmatik dapat menjadi titik pertemuan antara koherensi
dan korespondesi

5. Ontologi Sains
Ontologi sains merupakan ilmu yang mempelajari tentang hakekat dan
struktur sains. Dan hakikat sains menjawab pertanyaan apa sains itu sebenarnya,
dan struktur sains menjelaskan tentang cabang-cabang sains.
C. Hakikat Sains

Pada pembelajaran hakikat sains ini ada dua pengetahuan yaitu pengetahuan
rasional dan pengetahuan empiris. Yang pertama masalah rasional. Jika kita meneliti
suatu kejadian dan memberikan suatu kesimpulan sementara atau hipotesis dan
hipotesis itu harus berdasarkan rasional dan penelitian itu harus berdasarkan rasional
dan penelitian ini berdasarkan sebab akibat. Yang kedua, masalah empiris hipotesis
yang sudah dibahas dan realistis itu selanjutnya diajukan bukti yang empiris.\

D. Struktur Sains

Pada garis besar sains dibagi menjadi dua; yaitu sains kealaman dan sains
sosial, yang menjelaskan struktur sains dalam bentuk nama-nama ilmu. (a) Sains
Kealaman - Astronomi - Fisika : mekanika, bunyi, cahaya, dan optic, fisika, nuklir; -
Kimia : kimia organik, kimia teknik - Ilmu bumi : paleontology, ekologi, geofisika,
geokimia, mineralogy, geografi. - Ilmu hayat : biofisika, botani, zoology. (b) Sains
Sosial - Sosiologi : sosiologi komunikasi, sosiologi politik, sosiologi pendidikan -
Antropologi : antropologi budaya, antropologi ekonomi, antropologi politik -
Psikologi : psikologi pendidikan, psikologi anak, psikologi abnormal - Ekonomi:
ekonomi makro, ekonomi lingkungan, ekonomi pedesaan - Politik : politik dalam
negeri, politik hukum, politik internasional.

E. Karakteristik Sains

Randall dan Buchker mengemukakan beberapa ciri umum sains, antara lain :
1. Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama, artinya hasil sains
yang lalu dapat digunakan untuk penyelidikan hal yang baru, dan tidak memonopoli.
Setiap orang dapat memanfaatkan hasil penemuan orang lain. 2. Hasil sains
kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena yang menyelidikinya
adalah manusia. 3. Sains bersifat objektif ,artinya prosedur kerja atau cara
penggunaan metode sains tidak tergantung kepada siapa yang menggunakan, tidak
tergantung pada pemahaman secara pribadi.
F. Aksiologi Sains

Aksiologi ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai, yang


umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan (Kallsolt, 2004:318). Tafsir (2007:
25) berpendapat bahwa aksiologi adalah penerapan pengetahuan, jadi dibahas mulai
dari klasifikasinya, kemudian dengan melihat tujuan pengetahuan itu sendiri,
akhirnya dilihat perkembangannya. Aksiologi sains membahas tentang kegunaan
sains, cara sains menyelesaikan masalah, dan netralitas sains. Sebenarnya yang kedua
merupakan contoh aplikasi yang pertama.

1. Kegunaan Pengetahuan Sains

Ada tiga kegunaan sains, yaitu sebagai alat pembuat eksplanasi,


sebagai alat peramal dan sebagai alat pengontrol.

a) Teori sebagai Alat Eksplanasi


Menurut T. Jacob dalam Ahmad Tafsir mengatakan bahwa sains
merupakan suatu system eksplanasi yang paling dapat di andalkan
dibandingkan dengan system lainnya dalam memahami masa
lampau, sekarang, serta merubah masa depan.
b) Teori sebagai Alat Peramal.
Ketika membuat eksplanasi, biasanya ilmuwan telah mengetahui
faktor penyebab terjadinya gejala itu.Dengan mempertimbangkan
factor penyebab itu, ilmuwan membuat ramalan.
c) Teori sebagai Alat Pengontrol
Eksplanasi merupakan bahan untuk membuat prediksi dan control.
Ilmuwan, selain mampu membuat prediksi berdasarkan eksplanasi
gejala, juga dapat membuat control.
2. Cara Sains Menyelesaikan Masalah

Sains menyelesaikan masalah dengan cara yang pertama, mengidentifikasi


masalah. Kedua, mencari teori tentang sebab-sebab masalah tersebut. Ketiga, kembali
membaca literature lagi. Ilmuan dalam studinya tentang sekelompok fenomena
melakukan tiga tahapan kerja, antara lain: Mula-mula sekali di himpun fakta-fakta
atau data dari obyek studinya. Apabila fakta-fakta telah terkumpul, maka dapat
melangkah ketahap berikutnya. Pelukisan fakta-fakta, dengan cara :

a. Membentuk defenisi dan pelukisan umum


b. Melakukan analisis tentang fakta-fakta itu
c. Mengklasifikasikan fakta-fakta itu.

Setelah fakta-fakta ini terlukiskan maka sampailah ia ke tahap terakhir. Penjelasan fakta-
fakta dengan jalan sebagai berikut:

a. Menentukan sebab-sebab (dengan menentukan hal-hal yang mendahului peristiwa)


b. Merumuskan hukum (dengan penentuan keserba tetapan peristiwa)

Ada juga cara kerja sains yang menurut sebagian pendapat para ahli seperti berikut :

a. Mengumpulan tentang fakta-fakta. Gambaran tentang fakta-fakta, dengan cara :


Definisi dan gambaran umum, analisis, klarifikasi
b. Penjelasan-penjelasan tentang fakta-fakta, dengan cara : Memastikan sebab akibat,
Merumuskan berbagai kesamaan perilaku
3. Netralitas Sains

Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada
pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial, agama. Perkembangan yang terjadi
dalam pengetahuan ternyata melahirkan sebuah polemik baru karena kebebasan
pengetahuan terhadap nilai atau yang bisa kita sebut sebagai Netralitas pengetahuan
(value free). Sekarang mana yang lebih unggul antara netralitas pengetahuan dan
pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai. Netral biasanya diartikan tidak
memihak. Dalam kata “sain netral” pengertian itu juga terpakai. Artinya sains tidak
memihak pada kebaikan dan tidak juga pada kejahatan. Itulah sebabnya istilah sains
netral sering dig anti dengan istilah sains bebas nilai (value free). Sedangkan lawannya
ialah sains terikat (value bound). Sains netral mempunyai keuntungan bahwa sains netral
perkembangannta akan cepat terjadi karena tidak ada yang menghambat atau
menghalangi tatkala peneliti memilih dan menetapkan objek yang hendak diteliti, cara
meneliti, dan tatkala menggunakan produk penelitian.
G. Sains Sebagai Kumpulan Pengetahuan
Pengetahuan adalah apa saja yang diketahui manusia, tanpa menghiraukan
apakah benar atau salah tanpa menghiraukan dari mana datangnya pengetahuan itu.
Jadi, pada hakikatnya apa saja yang diketahui manusia walau dari mimpi atau
berkhayal sekalipun, itu adalah pengetahuan. Menurut Bernal, sains dapat dipandang
sebagai suatu body of knowledge yang terus tumbuh, tidak statis. Ia menyatakan
bahwa kumpulan pengetahuan dari sains itu tidak sama seperti pengetahuan agama
atau kesenian. Agama itu berkenaan dengan pelestarian suatu kebenaran yang mutlak
sedangkan kesenian bersifat individual. Jadi perbedaannya denga sains adalah bahwa
sains itu kebenarannya tidak mutlak dan jumlahnya selalu berkembang. Selain itu,
sains dapat diperiksa kebenarannya setiap saat oleh orang lain ataupun diulang
observasinya (Darmodjo, 1986).
H. Sains Sebagai Cara Berpikir
Hakikat sains menurut Chiapetta adalah a way of thinking (cara berpikir), a
way of investigating (cara penyelidikan), dan a body of knowledge (sekumpulan
pengetahuan). Sebagai cara berpikir, sains merupakan aktivitas mental (berpikir)
orang-orang yang bergelut dalam bidang yang dikaji. Sebagai contoh para ilmuwan
berusaha mengungkap, menjelaskan serta menggambarkan fenomena alam. Ide-ide
dan penjelasan suatu gejala alam tersebut disusun di dalam pikiran. Kegiatan mental
tersebut didorong oleh rasa ingin tahu untuk memahami fenomena alam. (Sholihah,
2015). Kecenderungan para ilmuwan untuk penemuan sesuatu nampaknya terdorong
atau termotivasi oleh rasa percaya bahwa hukum-hukum alam dapat disusun dari
hasil observasi dan dijelaskan melalui pikiran dan alasan. Selain itu rasa percaya
bahwa alam semesta ini dapat dipahami juga terdorong oleh keinginan untuk
menemukan sesuatu (rasa ingin tahu bawaan lahir). Rasa ingin tahu tersebut tampak
pada anak-anak yang secara konstan melakukan eksplorasi terhadap lingkungan
mereka dan seringnya mereka bertanya mengapa sesuatu dapat terjadi.
I. Sains Sebagai Cara Penyelidikan
Penyelidikan atau research dalam bahasa inggris ada dua istilah, yaitu re
bermaksud kembali dan search bermaksud menemukan. Berdasarkan ini juga
Wiersma (1991) menjelaskan bahwa secara umum asas penyelidikan meliputi ciri
berikut yaitu bersistematik, menghasilkan pengetahun yang sah, bersifat objektif dan
data yang impirikal.
F. Konsekuensi Hakekat Sains dalam Pembelajaran

1. Hakekat Sains
IPA secara umum meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu fisika, biologi, dan
kimia. IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai
produk IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan
bagan konsep. Pengertian IPA sebagai kumpulan pengetahuan adalah bagaimana
cara mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut. Pengertian mendapatkan
pengetahuan untuk siswa dapat berupa konsep-konsep yang sedang dipelajarinya.
Penekanan dari hakekat IPA sebagai proses adalah pada bagaimana seorang siswa
menemukan sendiri apa yang sedang dipelajarinya. Suatu hal yang dimaksud
dengan menemukan sendiri disini bukan berarti konsep yang sedang dipelajarinya
adalah murni hasil pemikiran siswa tersebut. Dalam hal ini, siswa masih tetap
mempelajari konsep-konsep yang sudah ditemukan oleh para akhli IPA, tetapi
yang menjadi titik berat adalah bagaimana urutan-urutan atau tahapan-tahap yang
dilakukan siswa pada saat mempelajari konsep tersebut.

Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai obyek, menggunakan


metode ilmiah sehingga perlu diajarkan di sekolah dasar. Setiap guru harus
paham akan alasan mengapa sains perlu diajarkan di sekolah dasar. Ada
berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasuk ke dalam
kurikulum suatu sekolah. Usman Samatowa (2006) menegemukakan empat
alasan sains dimasukan di kurikulum sekolah dasar yaitu:
a. Bahwa sains berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan
panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung
pada kemampuan bangsa itu dalam bidang sains, sebab sains merupakan dasar
teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan.
Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi Insinyur
elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas
mengenai berbagai gejala alam.
b. Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu
mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains
diajarkan dengan mengikuti metode "menemukan sendiri". Dengan ini anak
dihadapkan pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu
masalah demikian". Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?" Anak diminta
untuk mencari dan menyelidiki hal ini.
c. Bila sains diajarkan melalui percobaan -percobaan yang dilakukan sendiri
oleh anak. maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat
hafalan belaka.
d. Mata pelajaran ini mempunyai: nilai – nilai pendidikan yaitu mempunyai
potensi yang dapat membentuk keprbadian anak secara keseluruhan.
IPA telah dinilai mempunyai peran yang sangat besar dalam usaha
mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan suatu bangsa. Hal ini disebabkan IPA
merupakan dasar dari teknologi; sedangkan teknologi itu sendiri merupakan tulang
punggung kemajuan suatu negara. Pada hakekatnya Pendidikan IPA di Indonesia
bertujuan untuk :
a. Memberi pengetahuan sebagai bekal hidup kepada anak tentang dunia dimana
mereka hidup, agar anak tidak keliru terhadap alam sekitar.
b. Memberi bekal pengetahuan praktis, agar anak dapat menyongsong dan
menghadapi kehidupan modern yang serba praktis dan tepat.
c. Menanamkan sikap hidup yang ilmiah; seperti sikap objektif, tidak tergesa-
gesa dalam mengambil kesimpulan, terbuka, dapat membedakan antara fakta
dan opini, bersifat hati-hati, dan mempunyai rasa ingin menyelidiki.
d. Memberikan keterampilan yang dapat digunakan dalam mengatasi segala
permasalahan yang ditemukan dalam kehidupannya.
e. Menanamkan rasa hormat dan menghargai kepada penemu-penemu IPA, yang
telah banyak berjasa bagi kesejahteraan dunia dan manusia.
f. Menanamkan rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran
dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pengertian Masyarakat

Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia, sehimpunan manusia yang hidup


bersama dalam sesuatu tempat dengan aturan ikatan-ikatan yang tentu (KBBI). Smith,
Stanley dan Shores mendefinisikan masyarakat sebagai suatu kelompok individu-individu
yang terorganisasi serta berfikir tentatang diri mereka sendiri sebagai suatu kelompok yang
berbeda. (Smith, Stanley, Shores, 1950).

Znaniecki menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem yang meliputi unit
biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu selama
periiode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sosiology suatu masyarakat dibentuk
hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam suatu organisasi. (F Znaniecki,
1950).

Dari berbagai pendapat tersebut di atas maka W F Connell (1972) menyimpulkan


bahwa masyarakat adalah:

a. Suatu kelompok orang yang berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai kelompok
yang berbeda, diorganisasi, sebagai kelompok yang diorganisasi secara tetap untuk
waktu yang lama dalam rintang kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja pada
daerah geografls tertentu,
b. Kelompok orang yang mencari penghidupan secara berkelompok, sampai turun
temurun dan mensosialkan anggota anggotanya melalui pendidikan.
c. Suatu ke orang yang mempunyai sistem kekerabatan yang terorganisasi yang
mengikat anggota-anggotanya secara bersama dalam keselurühan yang terorganisasi.

3. Pengertian Teknologi

Teknologi, teknologi merupakan berasal dari bahasa Yunani, yaitu tekne, yang berari
pekerjaan, dan logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan pada
berbagai cabang industri. Menurut Mardikanto (1993), teknologi adalah suatu perilaku
produk, informasi dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan
digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam
rangka mendorong terjadinya perubahan individu dan atau seluruh warga masyarakat yang
bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai