TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
fever. Demam tipoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada
saluran pencernaan (usus halus) dengan gejala demam satu minggu atau
lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa
gangguan kesadaran.1
2.2 Epidemiologi
klinis yang sangat luas. Data World Health Organization (WHO) tahun 2003
sebenarnya adalah 15-25 kali lebih besar dari laporan rawat inap di rumah
daerah perkotaan 760/100.000 penduduk/ tahun atau sekitar 600.000 dan 1.5
juta kasus per tahun. Umur penderita yang terkena di Indonesia dilaporkan
21
22
jangka waktu yang sangat bervariasi. Salmonella typhi yang berada diluar
tubuh manusia dapat hidup untuk beberapa minggu apabila berada didalam
air, es, debu, atau kotoran yang kering maupun pada pakaian. Akan tetapi S.
Typhi hanya dapat hidup kurang dari 1 minggu pada raw sewage, dan
Dapat juga terjadi transmisi transplasental dari seorang ibu hamil yang
oro-fekal dari seorang ibu pembawa kuman pada saat proses kelahirannya
2.3 Etiologi
(S. Hirschfeldii).
oligosakarida, flagelar antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope
2.4 Patogenesis
mengikuti ingesti organism, yaitu: 1) penempelan dan invasi sel- sel pada
Peyer Patch, nodus limfatikus mesenterica, dan organ- organ extra intestinal
lambung (pH < 2) banyak yang mati namun sebagian lolos masuk ke dalam
usus dan berkembang biak dalam peyer patch dalam usus. Untuk diketahui,
berjumlah 105 dan jumlah bisa saja meningkat bila keadaan lokal pada
jejnum dan ileum. Bila respon imunitas humoral mukosa usus (IgA) kurang
baik maka kuman akan menembus sel- sel epitel (sel-M merupakan
selnepitel khusus yang yang melapisi Peyer Patch, merupakan port de entry
dari kuman ini) dan selanjutnya ke lamina propria. Di lamina propria kuman
berkembang biak dan difagosit oleh sel- sel fagosit terutama makrofag.
Retikuloendotelial tubuh terutama hati dan Limpa. Di organ- organ RES ini
kuman meninggalkan sel- sel fagosit dan kemudian berkembang biak di luar
25
sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya kembali masuk ke sirkulasi sistemik
feses dan sebagian masuk lagi ke dalam sirkulasi setelah menembus usus.
dalam hal ini adalah delirium. Pada anak- anak gangguan mental ini
biasanya terjadi sewaktu tidur berupa mengigau yang terjadi dalam 3 hari
berturut- turut.1,4
Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah sekitar
typhi ini menstimulasi makrofag di dalam hepar, lien, folikel usus halus dan
kelenjar limfe mesenterika untuk memproduksi sitokin dan zat- zat lain.
seperti nekrosis sel, sistem vaskuler, yang tidak stabil, demam, depresi
imunologis.1,4
27
berpegang pada gejala atau tanda klinis, akan lebih sulit untuk menegakkan
28
diagnosis demam tifoid pada anak, terutama pada penderita yang lebih
Walupun gejala demam tifoid pada anak lebih bervariasi, secara garis
Gangguan kesadaran
Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit
infeksi akut pada umumnya, seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual,
badan yang meningkat. Setelah minggu kedua, gejala/ tanda klinis menjadi
makin jelas, berupa demam remiten, lidah tifoid, pembesaran hati dan limpa,
sampai berat.
Demam yang terjadi pada penderita anak tidak selalu tipikal seperti
stepwise pattern, dapat pula mendadak tinggi dan remiten (39 – 41o C) serta
dapat pula bersifat ireguler terutama pada bayi yang tifoid kongenital.
29
dengan tanda-tanda antara lain, lidah tampak kering, diolapisi selaput tebal,
di bagian belakang tampak lebih pucat, di bagian ujung dan tepi lebih
Roseola lebih sering terjadi pada akhir minggu pertama dan awal
lebih lunak.
ekstremitas dan punggung pada orang kulit putih, tidak pernah dilaporkan
ditemukan pada anak Indonesia. Ruam ini muncul pada hari ke 7 – 10 dan
dalam darah dan 85% telah mendapatkan terapi antibiotika sebelum masuk
didapatkan keluhan dan gejala klinis pada penderita sebagai berikut : panas
delirium (16%), somnolen (5%) dan sopor (1%) serta lidah kotor (54%),
dan delirium (2,63%).9 Sedangkan tanda klinis yang lebih jarang dijumpai
khusus.
normal.1,4,6
2. Uji serologis
tetapi masih didapatkan adanya variasi yang luas dalam sensitivitas dan
pada jenis antigen, jenis spesimen yang diperiksa, teknik yang dipakai
untuk melacak antigen tersebut, jenis antibodi yang digunakan dalam uji
32
Beberapa uji serologis yang dapat digunakan pada demam tifoid ini
meliputi :
a) Uji Widal
antibodi terhadap kuman S.typhi yaitu uji Widal. Uji telah digunakan
sejak tahun 1896. Pada uji Widal terjadi reaksi aglutinasi antara
96%. Artinya apabila hasil tes positif, 96% kasus benar sakit demam
1/200 atau pada titer sepasang terjadi kenaikan 4 kali maka diagnosis
dapat dipercaya sebab dapat timbul positif palsu pada kasus demam
kortikosteroid.
5. Riwayat vaksinasi.
Negatif Palsu
antibodi.
Positif Palsu
tifoid).
b) Tes TUBEX
infeksi akut karena hanya mendeteksi adanya antibodi IgM dan tidak
bahwa tes ini mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik
kemudian.
dan cepat melalui aktivasi sel B via reseptor sel B dan reseptor
yang lain.
EIA lebih tinggi oleh karena kultur positif yang bermakna tidak
belum ditandai dan diblok dapat tetap stabil selama 6 bulan bila
disimpan pada suhu 4°C dan bila hasil didapatkan dalam waktu 3
untuk melacak antibodi IgG, IgM dan IgA terhadap antigen LPS O9,
sensitivitas uji ini sebesar 95% pada sampel darah, 73% pada sampel
feses dan 40% pada sampel sumsum tulang. Pada penderita yang
e) Pemeriksaan dipstik
demam tifoid.22 Uji ini terbukti mudah dilakukan, hasilnya cepat dan
bakteri S. typhi dalam biakan dari darah, urine, feses, sumsum tulang,
41
penyakit, maka bakteri akan lebih mudah ditemukan dalam darah dan
hasil biakan meliputi (1) jumlah darah yang diambil; (2) perbandingan
volume darah dari media empedu; dan (3) waktu pengambilan darah.
anak kecil dibutuhkan 2-4 mL. Sedangkan volume sumsum tulang yang
dibutuhkan untuk kultur hanya sekitar 0.5-1 mL. Bakteri dalam sumsum
bakteri dalam darah. Hal ini dapat menjelaskan teori bahwa kultur
darah walaupun dengan volume sampel yang lebih sedikit dan sudah
karena hanya S. typhi dan S. paratyphi yang dapat tumbuh pada media
tersebut.
biakan darah positif 40-80% atau 70-90% dari penderita pada minggu
dan rasio darah dengan media kultur yang dipakai. Bakteri dalam feses
ketiga (75%) dan turun secara perlahan. Biakan urine positif setelah
didapat pada 80-95% kasus dan sering tetap positif selama perjalanan
dari duodenum dan memberikan hasil yang cukup baik akan tetapi tidak
digunakan secara luas karena adanya risiko aspirasi terutama pada anak.
sumsum tulang.5,6
tepat.
yang dibutuhkan (5-7 hari) serta peralatan yang lebih canggih untuk
identifikasi bakteri sehingga tidak praktis dan tidak tepat untuk dipakai
sebesar 63% bila dibandingkan dengan kultur darah (13.7%) dan uji
Widal (35.6%).
garam empedu dalam spesimen feses), biaya yang cukup tinggi dan
teknis yang relatif rumit. Usaha untuk melacak DNA dari spesimen
2.7 Diagnosis
gejala yang timbul setelah inkubasi dapat dibagi dalam (1) demam, (2)
kemudian pada minggu ke-dua timbul diare. Diare hanya terjadi pada
setengah dari anak yang terinfeksi, sedangkan sembelit lebih jarang terjadi.
penurunan berat badan, nyeri abdomen dan diare, menjadi berat. Dapat
dijumpai depresi mental dan delirium. Keadaan suhu tubuh tinggi dengan
bradikardia lebih sering terjadi pada anak dibandingkan dewasa. Rose spots
(bercak makulopapular) ukuran 1-6 mm, dapat timbul pada kulit dada dan
hari). Jika tidak ada komplikasi dalam 2-4 minggu, gejala dan tanda klinis
Gambaran klinis lidah tifoid pada anak tidak khas karena tanda dan
Oleh karena itu untuk menegakkan diagnosis demam tifoid perlu ditunjang
dipikirkan. Pada demam tifoid yang berat, sepsis, leukimia, limfoma dan
2.9 Penatalaksanaan
a) Tirah baring
pemulihan.5
46
b) Nutrisi
Pemberian makanan tinggi kalori dan tinggi protein (TKTP) rendah serat
demam tifoid, basanya diklasifikasikan atas diet cair, bubur lunak, tim,
c) Cairan
Penderita harus mendapat cairan yang cukup, baik secara oral maupun
suhu tubuh yaitu dengan pemberian kompres hangat pada daerah tubuh
diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak,
sebaliknya.7
a. Medika Mentosa
a) Simptomatik
Panas yang merupakan gejala utama pada tifoid dapat diberi antipiretik.
Bila mungkin peroral sebaiknya diberikan yang paling aman dalam hal
efek mengiritasi saluran cerna dengan keadaan saluran cerna yang masih
Bila tidak mampu intake peroral dapat diberikan via parenteral, obat yang
b) Antibiotik
tidak dianjurkan oleh karena hidrolisis ester ini tidak dapat diramalkan
untuk anak- anak golongan obat ini cenderung lebih aman dan cukup
mg/kg/hari dibagi dalam 3-4 dosis. Bila mampu untuk sediaan Per oral
mg/kg dalam 30 menit untuk dosis awal, dilanjutkan 1 mg/kg tiap 6 jam
sampai 48 jam.
metronidazol.
2.10 Komplikasi
a) Perdarahan usus
b) Perforasi usus
yaitu pekak hati menghilang dan terdapat udara diantara hati dan
tegak.
c) Peritonitis
usus. Ditemukan gejala akut, yaitu nyeri perut yang hebat, dinding
sekunder dan dapat timbul pada awal sakit atau fase akut lanjut.
Komplikasi lain yang terjadi adalah abses paru, efusi, dan empiema.
b) Kolesistitis
Pada anak jarang terjadi, bila terjadi umumnya pada akhi minggu
kedua dengan gejala dan tanda klinis yang tidak khas, bila terjadi
c) Typhoid ensefalopati
d) Meningitis
oranemburg.
e) Miokarditis
keatas serta sering terjadi pada minggu kedua dan ketiga. Gambaran
supraventrikular takikardi.
typhi melalui urin pada saat sakit maupun setelah sembuh. Sistitis
g) Karier kronik
selama tiga bulan. Hal ini tampak pada 10% pasien konvalesen.
2.12 Pencegahan
Cuci tangan.
anda dengan air (diutamakan air mengalir) dan sabun terutama sebelum
endemik tifoid. Untuk itu, minumlah air dalam botol atau kaleng. Seka
mentah yang tercemar, cucilah buah dan sayuran tersebut dengan air
segar atau tidak. Buah dan sayuran mentah yang tidak segar sebaiknya
Hindari makanan yang telah disimpan lama dan disajikan pada suhu
sampai suhu 57°C beberapa menit dan secara merata dapat membunuh
Jika anda adalah pasien demam tifoid atau baru saja sembuh dari demam
tifoid, berikut beberapa tips agar anda tidak menginfeksi orang lain:
Ini adalah cara penting yang dapat anda lakukan untuk menghindari
sekali sehari.
Salmonella.
Sediakan handuk, seprai, dan peralatan lainnya untuk anda sendiri dan
mencegah dan mengendalikan demam tifoid dengan air minum yang aman,
perbaikan sanitasi, dan perawatan medis yang cukup, mungkin sulit untuk
55
dicapai. Untuk alasan itu, beberapa ahli percaya bahwa vaksinasi terhadap
demam tifoid.1,2
oral tiga kali dengan interval pemberian selang sehari. Vaksin ini
kecil 6 tahun. Vaksin Ty-21a diberikan pada anak berumur diatas 2 tahun.
Vaksin ini mengandung sel utuh Salmonella typhi yang dimatikan yang
dewasa 0,5 mL; anak 6-12 tahun 0,25 mL; dan anak 1-5 tahun 0,1 mL
kepala, lesu, dan bengkak dengan nyeri pada tempat suntikan. Vaksin ini
pada pemberian pertama. Vaksin ini sudah tidak beredar lagi, mengingat
Vaksin polisakarida
Mempunyai daya proteksi 60-70 persen pada orang dewasa dan anak di
atas 5 tahun selama 3 tahun. Vaksin ini tersedia dalam alat suntik 0,5 mL
2.13 Prognosis
Typhi ≥ 3 bulan setelah infeksi umumnya menjadi karier kronis. Resiko menjadi
karier pada anak – anak rendah dan meningkat sesuai usia. Karier kronik terjadi