Anda di halaman 1dari 10

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

(SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF)

KELOMPOK 4:

MUHAMAD SOLEH (1807612001)

ANAK AGUNG NGURAH BAGUS DWIPRAYUDA (1807612002)

YUSUP KURNIAWAN (1807612007)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2019
2.1 Definisi Sistem Informasi Eksekutif
Sistem informasi eksekutif (executive information system) atau EIS,
merupakan sistem yang dapat memberikan informasi-informasi penting atau
informasi kunci yang berasal dari sumber-sumber internal maupun eksternal bagi
eksekutif senior dan manajer. Secara bersamaan sistem informasi eksekutif
menjalankan fungsi-fungsi pendukung pengambilan keputusan,
penyebaran/komunikasi informasi dan mendorong kepedulian.
Secara umum EIS menyediakan informasi dalam bentuk rangkuman namun
memungkinkan penggunanya untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci (fitur
drill down). EIS juga diharapkan menyediakan informasi yang dapat dengan mudah
digunakan oleh penggunanya (user friendly) yang dilengkapi dengan format
tampilan yang dapat memudahkan untuk menganalisis data, dengan menggunakan
antar muka grafis yang dengan mudah diubah-ubah sesuai kebutuhan pengguna.
EIS dapat terintegrasi dengan aplikasi-aplikasi pengolah kata dan angka ataupun
aplikasi lainnya yang dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan.
Selain itu EIS juga memfasilitasi komunikasi antar eksekutif dalam perusahaan,
baik dalam bentuk email maupun fitur-fitur pesan lainnya.
Implementasi EIS dalam suatu organisasi kadang memaksa perusahaan untuk
merestrukturisasi informasi-informasi yang digunakan untuk pengambilan
keputusan maupun proses-proses yang digunakan untuk pengumpulan informasi.

2.2 Elemen Sistem Informasi Eksekutif


Sistem informasi eksekutif (EIS) bukanlah suatu teknologi khusus, EIS
merupakan sistem aplikasi yang menggunakan berbagai unsur teknologi seperti
antar muka grafis, personal computer, basis data relasional dan jaringan komunikasi
data untuk menampilkan data-data penting perusahaan kepada manajemen.
Implementasi EIS normalnya akan memasukkan fitur-fitur database dan
penampilan data, selain itu EIS juga akan menggunakan fitur-fitur pendukung
pengambilan keputusan lainnya seperti pengolah angka dan fitur pengembangan
aplikasi.

1
2.3 Fitur Antarmuka Basis Data
1. Ketersediaan Basis Data
EIS mengakses informasi dari semua basis data yang tersedia dalam
perusahaan temasuk produksi, keuangan, konsumen dan pemasok, namun EIS
juga dapat mengakses basis data eksternal yang memberikan informasi
mengenai industri maupun berita-berita bisnis kepada eksekutif.
2. Basis Data Multi Dimensi
Agar EIS dapat menjadi EIS yang efektif, EIS harus dapat mengakses basis
data yang dapat diorganisasikan sedemikian rupa dan ditampilkan dalam
bentuk multi dimensional. Bentukan multi dimensi tersebut antara lain dengan
menampilkan data-data mengenai penjualan yang dikelompokkan menurut
produk, jenis konsumen ataupun lokasi penjualan. Namun perlu diperhatikan
bahwa kemampuan EIS untuk dapat menampilkan pengelompokkan data atau
dalam bentuk apapun sangan tergantung dari struktur basis data yang ada dalam
perusahaan, atau tergantung pada desain database yang menjadi sumber data
dari EIS. Sehingga sangat penting EIS memiliki kapasitas untuk dapat
menggunakan sistem operasi yang beraneka ragam dan mampu untuk
menggunakan data dari sistem basis data yang berbeda.

3. Ketepatan Waktu dari Data


EIS dapat menampilkan data yang paling mutakhir, namun kebutuhan ini
tergantung dari keterkaitan antara informasi dan waktu. Kadang proses batch
yang dilakukan setiap malam sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan data
yang paling mutakhir, ataupun ada jenis data yang cukup dimutakhirkan setiap
dua hari sekali ataupun sebulan sekali. Namun pada tingkatan operasional
manajer, informasi yang dibutuhkan adalah informasi real time, sehingga EIS
harus dirancang untuk dapat memutakhirkan data secepat mungkin atau real
time, sehingga manajer operasional dapat memanfaatkan data-data ataupun
informasi dalam EIS untuk memperbaiki proses produksi.

2
4. Soft Information
Soft information adalah informasi-informasi yang bukan berasal dari kegiatan
operasional normal perusahaan sehari-hari. Soft information dapat berupa
informasi-informasi yang berisi perkiraan-perkiraan penjualan dimasa
mendatang, harga yang ditetapkan dari kompetitor maupun informasi
kompetitor. Soft information dapat ditampilkan langsung di layar ataupun
disimpan dalam database yang terpisah.

2.4 Fitur Tampilan


1. Grafis
Salah satu faktor keberhasilan EIS adalah penggunaan grafis dalam tampilan.
Saat ini tampilan grafis bukanlah suatu hal yang baru, namun EIS tetap
menggunakan tampilan grafis sebagai fitur utamanya, selain grafis EIS juga
menggunakan warna sebagai pembeda atau untuk menunjukkan status tertentu
pada layar, contohnya warna merah digunakan untuk menunjukkan adanya
peringatan. Pada dasarnya warna dapat mengarahkan pengguna untuk
memperhatikan suatu informasi dengan lebih cepat.

2. Natural Language
Fitur yang penting dari EIS adalah penggunaan natural language dalam
antarmuka pengguna. Penggunaan natural language menghilangkan kebutuhan
akan bahasa pemrograman komputer yang rumit, namun memungkinkan untuk
menggunakan bahasa yang digunakan sehari-hari dalam memberikan perintah
pencarian dalam EIS, sehingga EIS lebih mudah digunakan dan lebih mudah
dipelajari.

3. Penggunaan Mouse, Layar Sentuh, atau Alat Masukan Lainnya


Saat ini alat input untuk EIS sudah beragam, mulai dari penggunaan mouse,
touchpad, trackball ataupun layar sentuh sehingga menggunakan EIS akan
lebih mudah, dibandingkan dengan menggunakan keyboard. Bahkan saat ini

3
sudah tersedia alat yang mampu mengenali gerakan tangan dan jari ataupun
sensor yang melihat arah mata pengguna sebagai alat masukan dari komputer.

4. Komunikasi
EIS memiliki fitur untuk mempermudah komunikasi dengan
mengintergrasikan fitur-fitur komunikasi seperti email ataupun sistem pesan
lainnya. Eksekutif akan mudah mempertukarkan pesan-pesan tertulis dengan
eksekutif yang lain dari layar EIS. EIS juga dibuat untuk dapat berkomunikasi
dalam grup, saat ini fitur-fitur suara ataupun penggunaan video conference juga
telah dikembangkan.

2.5 Kegiatan Pendukung Pengambilan Keputusan Lainnya


1. Drill Down
Analisis Drill Down adalah kemampuan untuk menilai analisis dari angka
agregat kemudian melanjutkan analisis ke angka-angka yang lebih rinci (drill
down to). Angka-angka yang lebih rinci merupakan pembentukan angka
agregat. Ketika pengguna melakukan analisis ke data-data yang lebih rinci,
pengguna dapat menemukan analisis yang lebih rinci dari suatu penyimpangan
tertentu.

2. Integrasi dengan Pengolah Angka (Spreadsheet)


EIS dapat diintegrasikan dengan spreadsheet untuk dapat menggunakan
kemampuan penuh dari aplikasi spreadsheet dalam pengolah data.

3. Pendukung Pengambilan Keputusan


Dalam berbagai situsi EIS juga memberikan alat-alat analisis yang canggih
dibandingkan dengan yang dimiliki spreadsheet standar.

4
4. Penemuan Pengetahuan (Knowledge Discovery)
Knowledge discovery menggunakan komputer untuk memanipulasi data
dalam upaya menemukan pengetahuan, misalnya menemukan tren ataupun
perilaku-perilaku tertentu dari data.

2.6 Fitur Pengembangan Aplikasi


1. Fourth-Generation Programming Language
EIS seharusnya menggunakan bahasa tingkat tinggi yang berorientasi pada
pemrograman untuk mengembangkan aplikasi. Perintah-perintah dalam
pemrograman EIS seharusnya berisi perintah-perintah query untuk mengambil
data, perintah-perintah statistik maupun perintah matematis.

2. Executive Information System Shells


Banyak aplikasi yang tersedia untuk pengembangan EIS salah satunya adalah
pengembangan aplikasi berbasis grafis untuk pemrograman ataupun untuk
membuat perintah-perintah pencarian data. Selain itu tersedia juga bahasa
pemrograman yang dapat mempermudah pengembang untuk mengembangkan
grafis antar muka dan desain menu ataupun layar

3. Rule-Based Logic
EIS pada umumnya memungkinkan pengembang untuk memasukkan suatu
kemampuan perhitungan logis kedalam sistem, yang disebut rule-base-
heuristic, untuk membantu pencarian data berdasarkan batasan-batasan tertentu
misalnya jangka waktu tertentu ataupun batasan-batasan lainnya.

2.7 Konfirgurasi Umum Implementasi


1. Aplikasi EIS yang menggunakan mainframe dan midrange komputer
Konfigurasi EIS yang dipasang di sistem mainframe merupakan konfigurasi
pada tahun 80-an. Data kemudian diunduh ke sistem yang lebih kecil yaitu

5
midrange, prosesnya membutuhkan waktu semalam, dan dikerjakan oleh
departemen TI perusahaan.

2. Aplikasi EIS yang menggunakan komputer midrange dengan menggunakan


LAN
Konfigurasi ini merupakan konfigurasi yang cepat berkembang, karena
kemudahannya untuk digunakan.

3. Aplikasi EIS yang menggunakan mainframe, midrange dan aplikasi


spreadsheet dan grafis
Konfigurasi ini merupakan salah satu cara yang paling murah untuk
menggunakan EIS dimana perusahaan dapat mengembangkan sendiri fitur-
fitur EIS dengan menggunakan macro ataupun otomasi yang tersedia dalam
aplikasi spreadsheet.

2.8 Keuntungan dan Keterbatasan Sistem Informasi Eksekutif


Beberapa keuntungan dalam sistem informasi ekskutif antara lain:
1. Integrasi Informasi
2. Tampilan yang Didesain Khusus
3. Pengembangan yang Cepat
4. Pelaporan Penyimpangan
5. Peningkatan Komunikasi Organisasi
6. Keuntungan Stratejik Terkait Penjualan
7. Keunggulan Bersaing

Sistem informasi eksekutif bukanlah yang bebas dari keterbatasan, pada proses
pengembangan dan implementasi EIS mungkin mendapatkan kendala-kendala
yang berasal dari sifat data akuntasi yang ada.

Berikut beberapa keterbatasan dalam sistem informasi eksekutif, antara lain:

1. Masalah Keamanan
2. Keterkaitan Data Keuangan

6
3. Informasi Eksekutif
4. Drill Down dan Jenis Analisis Lainnya
5. Pandangan Terintegrasi yang Terbatas
6. Keterlibatan Eksekutif
7. Dukungan Jaringan
8. Biaya

2.9 Proses Bisnis yang Dipengaruhi oleh Sistem Informasi Eksekutif


1. Organisasi Data dan Akses
Apapung yang digunakan dalam EIS dikumpulkan dari sistem informasi
perusahaan yang bertanggung jawab untuk kegiatan transaksi dalam
perusahaan, apabila data tersebut tidak tersedia maka pengembang EIS perlu
melakukan pengembangan agar data tersebut dapat tersedia untuk
pengembangan EIS, dan dapat pula dilakukan perubahan-perubahan terhadap
sistem yang sudah ada, sehingga akhirnya dapat memenuhi kebutuhan sistem
informasi eksekutif.

2. Sistem Pelaporan Manajemen


Keberadaan EIS dalam suatu perusahaan dapat meningkatkan keefektifan
pelaporan dalam perusahaan dengan memberikan laporan-laporan secara
agregat maupun kemampuan-kemampuan EIS dalam melakukan analisis
maupun pelaporan, serta komunikasi.

3. Pengembangan Software Perusahaan


Ketersediaan EIS dengan fitur-fitur kemudahan pengembangan aplikasinya
dapat merubah cara perusahaan dalam pengembangan aplikasinya

4. Software dan hardware pendukung


Dukungan yang dibutuhkan untuk pemeliharaan EIS berbeda dengan
pengelolaan teknologi informasi yang bersifat departemental, walaupun pada
awalnya pengembangan EIS berada di bagian keuangan atau marketing, namun

7
pemeliharaan teknologi informasi haruslah meliputi semua aspek teknologi
informasi dalam perusahaan.

5. Computer System Downsizing and Rightsizing


Dengan perkembangan teknologi informasi sekarang ini, perusahaan harus
dapat menetapkan strategi penerapan teknologi informasinya baik untuk sistem
informasi eksekutig maupun sistem informasi lainnya. Saat ini telah tersedia
beragam layanan yang dapat digunakan oleh perushaan, mulai dari sistem open
source sampai dengan layanan berbasis cloud.

8
DAFTAR PUSTAKA

American Institute of Certified Public Accountants, & Information Technology


Division (1994). Executive Information System. New York:AICPA
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Sistem Informasi dan Pengendalian Internal.
Jakarta:IAI

Anda mungkin juga menyukai