Anda di halaman 1dari 45

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PRINSIP 2R (REDUCE,

REUSE) DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN DI KALANGAN


MAHASISWA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

MAKALAH PROYEK

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat dan Bioetika


yang dibimbing oleh Bapak Dr. Sueb, M.Kes

oleh:
Offering B

Jevi Milda Rahmawati 180341863008

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
DESEMBER 2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu kita serahkan kepad Allah SWT, Tuhan yang
memiliki segala keagungan yang telah menciptakan semesta tempat kita
bernaung. Shalawat dan Salam senantiasi kita sanjung sajikan kepada Baginda
Rasul Muhammad SAW sebagai utusan-Nya yang telah membawa kita ke masa
penuh dengan berkah dan pengetahuan.Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada pembina matakuliah Filsafat dan Bioetika,
Dr. Sueb, M.Kes. yang telah membimbing dan membina kami dalam mata
kuliah tersebut sehingga dapat menyelesaikan makalah proyek ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu
penulis dalam proses penyusunan makalah.
Dalam makalah ini penulis menyajikan tentang rancangan penelitian
“Hubungan Pengetahuan Tentang Prinsip 2R (Reduce, Reuse) dan Sikap Peduli
Lingkungan Di Kalangan Mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri
Malang.” Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan banyak
masukan dan kritik dari pembaca untuk lebih meningkatkan mutu makalah
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan ajar dan referensi dalam pembelajaran
mata kuliah terkait.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Malang, Desember2018

Penulis

ii
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PRINSIP 2R (REDUCE,
REUSE) DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN DI KALANGAN
MAHASISWA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Jevi Milda Rahmawati 1, Dr. H. Sueb, M.Kes.2
Pascasarjana Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang,
Jalan Semarang No.5 Malang, Jawa Timur Kode pos 65145
e-mail: jevimilda@gmail.com , sueb.fmipa@um.ac.id

ABSTRAK: Mahasiswa FMIPA seharusnya memiliki sikap peduli lingkungan yang tinggi sebagai
upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan. Tujuan pada penelitian ini yaitu mengetahui tingkat
pengetahuan prinsip 2R (Reduce, Reuse), sikap peduli lingkungan, dan hubungan antara
pengetahuan prinsip 2R (Reduce, Reuse)dan sikap peduli lingkungan mahasiswa FMIPA
Universitas Negeri Malang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan melakukan
analisis hubungan antara hubungan antara pengetahuan prinsip 2R (Reduce, Reuse) dan sikap
peduli lingkungan mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Malang. pengetahuan prinsip 2R
(Reduce, Reuse) pada mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Malang yaitu 1 orang (1,92%)
memiliki pengetahuan prinsip 2R sangat rendah, 13 orang (25%) dengan kategori cukup, 31 orang
(59,62%) dengan kategori tinggi, dan 7 orang (13,46%) dengan kategori sangat tinggi. Sikap
peduli lingkungan mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Malang yaitu 17 orang (32,69%)
memiliki sikap peduli lingkungan yang cukup, 24 orang (46,15%) dengan kategori tinggi, dan 11
orang (21,15%) dengan kategori sangat tinggi. Hubungan antara pengetahuan prinsip 2R (Reduce,
Reuse) dan sikap peduli lingkungan mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Malang berdasarkan
perhitungan Korelasi Pearson diperoleh 0,001< 0,05, sehingga ada hubungan antara pengetahuan
prinsip 2R (Reduce, Reuse) dan sikap peduli lingkungan mahasiswa FMIPA Universitas Negeri
Malang. Dengan demikian, semakin tinggi pengetahuan prinsip 2R (Reduce, Reuse) maka sikap
peduli lingkungan mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Malang semakinbaik.
KATA KUNCI: pengetahuan prinsip 2R, sikap peduli lingkungan, mahasiswa FMIPA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertambahan jumlah penduduk telah menimbulkan berbagai dampak
negatif salah satunya yaitu menyumbang jumlah sampah yang semakin banyak
pada lingkungan. Setiap tahun, masing-masing kota di dunia paling sedikit
menghasilkan sampah hingga 1,3 miliar ton. Diperkirakan oleh Bank Dunia,
pada tahun 2025 jumlah sampah akan meningkat mencapai 2,2 miliar ton.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di www.sciencemag.org Februari tahun
2015 menyebutkan, Indonesia berada di peringkat kedua di dunia penyumbang
sampah plastik ke laut setelah Tiongkok, disusul Filipina, Vietnam, dan Sri
Lanka. Menurut Riset Greeneration, organisasi non-pemerintah yang telah 10
tahun mengikuti isu sampah, satu orang di Indonesia rata-rata menghasilkan
700 kantong plastik per tahun (Kementrian PU, 2016).
Populasi sampah di Indonesia mencapai 232,8 juta ton. Setiap tahunnya
Indonesia menghasilkan 38,5 juta ton sampah. Setiap orang menghasilkan
sampah sebanyak 0,45 kg/hari. Semua populasi sampah tersebut yang dapat
dilayani hanya sebesar 130,4 juta ton. Pengangkutan sampah aktual sebesar
21,72 juta ton per tahun. Sampah yang tidak terangkut sebesar 16,78 juta ton
per tahun. Pulau jawa menyumbang cukup banyak jumlah sampah yang ada di
Indonesia. Sebanyak 21,2 juta ton sampah dihasilkan dalam setiap tahun.
Setiap orang menghasilkan 0,42 kg sampah/hari (kementrian PU, 2008).
Sampah yang dihasilkan tidak lepas dari aktivitas manusia. Manusia sering
mengabaikan tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Semakin
berkembangnya teknologi menyebabkan manusia dapat memperoleh semua
kebutuhan secara instan dan cepat, utamanya dalam hal memperoleh makanan
dan minuman. Banyak makanan dan minuman menggunakan kemasan plastik
yang tidak ramah lingkungan.
Fokus peneliti adalah penggunaan plastik sebagai kemasan produk. Plastik
adalah salah satu sampah yang jumlahnya sangat melimpah di lingkungan.
Kebiasaan masyarakat dalam membeli produk dengan kemasan plastik telah

1
2

menjadi budaya. Anggapan ini dinilai praktis karena produk kemasan plastik
tidak merepotkan. Seseorang tidak perlu repot membawa wadah dari rumah.
Anggapan ini juga terjadi di kalangan mahasiswa, khususnya pada
generasi sekarang. Mahasiswa selalu ingin mencari hal yang praktis dan tidak
ingin repot. Anggapan inilah yang dinilai salah. Mahasiswa secara umum
harusnya memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Khususnya
untuk mahasiswa fakultas MIPA harus sadar hal tersebut karena dalam rumpun
ilmu ini telah dikenalkan istilah “Reduce” dan “Reuse” sebagai upaya untuk
mengurangi jumlah sampah yang ada di lingkungan.
Mahasiswa Fakultas MIPA tentunya paham tentang prinsip “Reduce” dan
“Reuse”. Paham belum tentu sudah mengaplikasikan. Isu yang ingin diangkat
oleh penulis yaitu: ”Hubungan Pengetahuan Tentang Prinsip 2R (Reduce,
Reuse) dan Sikap Peduli Lingkungan Di Kalangan Mahasiswa Fakultas MIPA
Universitas Negeri Malang.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya dapat
dirumuskan suatu masalah yaitu:
1. Bagaimana pengetahuan prinsip 2R (Reduce, Reuse) mahasiswa Fakultas
MIPA Universitas Negeri Malang?
2. Bagaimana sikap peduli lingkungan mahasiswa Fakultas MIPA
Universitas Negeri Malang?
3. Bagaimana Hubungan Pengetahuan Prinsip 2R (Reduce, Reuse) dan sikap
peduli lingkungan di kalangan mahasiswa Fakultas MIPA Universitas
Negeri Malang?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan prinsip 2R (Reduce, Reuse)
mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang.
2. Untuk mengetahui sikap peduli lingkungan mahasiswa Fakultas MIPA
Universitas Negeri Malang.
3

3. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan Hubungan Pengetahuan


Tentang Prinsip 2R (Reduce, Reuse) Dan Sikap Peduli Lingkungan Di
Kalangan Mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Sampah
Sampah merupakan semua buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia
dan proses alam yang berbentuk padatan . Sumber sampah dapat berupa
sampah rumah tangga dan sampah spesifik. Sampah spesifik merupakan
sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, timbul akibat
bencana, merupakan hasil puing bongkaran bangunan, sampah yang belum
dapat diolah, dan sampah yang timbul secara tidak periodik (UU Nomor 18
Tahun 2008).
Menurut Ditjen Cipta Karya (), sampah diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Sampah basah (Garbage)
Sampah yang berasal dari sisa pengolahan, sisa makanan atau sisa
makanan yang telah membusuk tetapi masih dapat digunakan sebagai makanan
organisme lainnya.
2. Sampah kering (Rubish)
Sampah sisa pengolahan yang tidak mudah membusuk. Sampah kering
dapat digolongkan menjadi sampah yang tidak mudah membusuk dan sampah
mudah terbakar.
3. Sampah lembut
Sampah yang berasal dari berbagai jenis abu, merupakan partikel-partikel
kecil yang mudah beterbangan dan dapat mengganggu pernafasan dan mata.
4. Sampah berbahaya
Sampah berbahaya terdiri dari patogen (berasal dari rumah sakit dan
klinik), sampah beracun (sisa-sisa pestisida, kertas bekas pembungkus, bahan-
bahan beracun), sampah radioaktif (sampah dari bahan nuklir), sampah yang
dapat meledak (petasan dan mesiu)
5. Sampah balokan (bulky waste)
Jenis sampah ini berasal dari mobil rusak, kulkas rusak, pohon tumbang,
balok kayu.
6. Sampah jalan

4
5

Sampah atau kotoran yang berserakan di sepanjang jalan seperti sisa


pembungkus dan sisa makanan, kertas, dan daun.
7. Sampah binatang mati
8. Sampah bangunan
9. Sampah industri
Sampah yang berasal dari kegiatan industri.
10. Sampah khusus
Sampah dari benda-benda berharga atau sampah dokumentasi.
11. Sampah kandang atau pemotongan hewan
Sampah yang berupa kotoran hewan, sisa makanannya, sisa daging, tulang,
isi perut.
12. Sampah lumpur
Sampah setengah padat yang berasal dari lumpur selokan, riol, lumpur dari
bangunan pengolahan air buangan, septic tank.
B. Faktor Penyebab Jumlah Sampah Semakin Meningkat
Jumlah sampah yang semakin meningkat dipengaruhi oleh berbagai faktor
(Slamet, 2009):
1. Jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk maka akan semakin
banyak pula sampah yang dihasilkan. Pengelolaan sampah harus berpacu
dengan laju pertambahan penduduk.
2. Sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat maka
semakin banyak pula jumlah sampah yang dibuang. Kualitas sampah
semakin beragam dan semakin banyak yang tidak dapat terurai. Kenaikan
kesejahteraan ini berbanding lurus dengan dengan peningkatan
pembangunan, jumlah transportasi yang terus meningkat dengan
konsekuensi bertambahnya volume dan jenis sampah.
3. Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi menambah jumlah dan kualitas
sampah yang dihasilkan. Hal ini disebabkan pemakaian bahan baku yang
semakin beragam dan cara pengepakan yang beragam pula.
6

C. Plastik
Plastik merupakan bahan polimer sintesis yang dibuat melalui proses
polimerisasi (Asia dan Arifin, 2017). Plastik terbagi atas dua yaitu alamiah dan
sintetik. Plastik alamiah terbuat dari bahan tanaman dan hewan, seperti damar
dan berbagai getah yang diolah secara kimiawi. Plastik ini kurang berperan
terhadap pencemaran lingkungan hidup jika dibandingkan dengan plastik
sintetik. Plastik sintetik terdiri dari fenol formaldehid atau lebih dikenal dengan
nama bakelit dan berbagai turunannya, polyester resin dengan segala
modifikasinya. Diantara semua jenis ini yang terkenal adalah serat terylene dan
dacron (bahan busana). Sementara dari jenis vinyl, terutama polyvinyl klorida
(PVC) yang lebih dikenal dengan sebagai pipa paralon.
Jenis polietilene juga merupakan plastik sintetik yang penting. Umumnya
diproduksi sebagai hasil sampingan batu bara (fenol) dan minyak bumi serta
gas alam (natural gas). Di Amerika Serikat dan Eropa, teknologi plastik mulai
melejit tahun 1940 dan sejak itu berkembang semakin pesat. Plastik memiliki
keunggulan yang dapat disesuaikan dengan keperluan sesuai dengan sarana
teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang. Namun, sebagai bahan
nonalamiah atau sintetik pada umumnya plastik memiliki sifat tidak larut
dalam air, bahkan kedap air, dan tidak berkarat. Akibatnya plastik tidak
mengalami daur ulang (recycle) secara alamiah (Anies, 2015).
D. Jenis dan Sifat Plastik
Jenis – jenis plastik menurut Koswara dalam Sya„diah (2014) adalah
sebagai berikut :
1. PET — Polyethylene Terephthalate
a. Mayoritas bahan plastik PET di dunia untuk serat sintetis (sekitar 60
%), dalam pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester (bahan
dasar botol kemasan 30 %). Botol Jenis PET/PETE ini
direkomendasikan hanya sekali pakai. Bila terlalu sering dipakai,
apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan
mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan
mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).
7

b. Titik lelehnya 85ºC


c. Di dalam membuat PET, menggunakan bahan yang disebut dengan
antimoni trioksida, yang berbahaya bagi para pekerja yang
berhubungan dengan pengolahan ataupun daur ulangnya, karena
antimoni trioksida masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan,
yaitu akibat menghirup debu yang mengandung senyawa tersebut.
d. Terkontaminasinya senyawa ini dalam periode yang lama akan
mengalami: iritasi kulit dan saluran pernafasan.
e. Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi
dan keguguran, pun bila melahirkan, anak mereka kemungkinan besar
akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.
2. HDPE — High Density Polyethylene
a. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk
digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara
kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang
dikemasnya.
b. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih
tahan terhadap suhu tinggi jika dibandingkan dengan plastik dengan
kode PET.
c. Ada baiknya tidak menggunakan wadah plastik dengan bahan HDPE
terus menerus karena walaupun cukup aman tetapi wadah plastik
berbahan HDPE akan melepaskan senyawa antimoni trioksida secara
terus menerus.
3. V — Polyvinyl Chloride
a. Bahan ini lebih tahan terhadap bahan senyawa kimia, minyak, dll.
b. PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang
dikemas
c. Dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan
makanan tersebut, tititk lelehnya 70 – 140ºC
8

d. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik


pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila
dipanaskan.
e. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas
dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan
penurunan berat badan.
f. Jika jenis plastik PVC ini dibakar dapat mengeluarkan racun.
g. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan atau kemasan
minuman, seperti bahan alami (daun pisang misalnya).
4. LDPE — Low Density Polyethylene
a. Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya,
fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60oC
sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air
tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti
oksigen.
b. Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang
memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik
terhadap reaksi kimia.
c. Biasanya plastik jenis ini digunakan untuk tempat makanan, plastik
kemasan, botol yang lunak.
d. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk
tempat makanan atau minuman karena sulit bereaksi secara kimiawi
dengan makanan atau minuman yang dikemas dengan bahan ini.
5. PP — Polypropylene
a. Karakteristik PP adalah botol transparan yang tidak jernih atau
berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap
yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap
suhu tinggi dan cukup mengkilap.
b. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik
untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
c. Titik lelehnya 165ºC
9

6. PS — Polystyrene
a. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan
bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut
bersentuhan.
b. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan
otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada
masalah reproduksi, pertumbuhan dan sistem syaraf, juga bahan ini
sulit didaur ulang. Bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses
yang sangat panjang dan lama.
c. Jika tidak tertera kode angka dibawah kemasan plastik, maka bahan
ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya
dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna
kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.
d. Titik leleh pada 95ºC
7. Other
a. Bahan dengan tulisan Other berarti dapat berbahan SAN - styrene
acrylonitrile, ABS – acrylonitrile butadiene styrene, PC –
polycarbonate, Nylon.
b. PC – polycarbonate, dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu
Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi
merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan
produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.
c. Dianjurkan untuk tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun
minuman karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam minuman
atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan.
Menurut Saptono dalam Sya„diah (2014) plastik dilihat dari sifatnya
terbagi atas dua yaitu:
1) Plastik Termose
Pada jenis plastik ini mengalami perubahan yang bersifat
irreversible. Pada suhu tinggi plastik termoset dapat berubah
menjadi arang. Hal ini karena struktur kimianya bersifat 3 dimensi
10

dan cukup kompleks. Pemakaian termoset pada industri pangan


terutama dalam pembuatan tutup botol. Plastik tidak akan kontak
langsung dengan produk karena tutup selalu diberi lapisan perapat
yang juga memiliki fungsi sebagai pelindung. Sebagai contoh
poliviniliden klorida, akrilik yang sering digunakan untuk botol-
botol minuman, politetra fluoroetilen (PTFE) yang terkandung
pada peralatan dapur seperti Teflon dan Ediblefilm dari amilosa
pati jagung untuk kemasan permen dan sosis yang dapat dimakan.
2) Plastik Termoplastik
Sebagian besar polimer yang dipakai untuk mengemas atau kontak
dengan bahan makanan adalah dari jenis termoplastik. Plastik ini
dapat berubah menjadi lunak apabila dipanaskan dan dapat
mengeras lagi setelah dingin. Hal ini dapat terjadi berulang - ulang
tanpa ada perubahan khusus. Termoplastik termasuk turunan
etilena (CH2 = CH2). Diberi nama plastik vynil karena
mengandung gugus vynil (CHz=CHz) atau polyolefin. Salah satu
contohnya adalah plastik kresek.
E. Bahaya Penggunaan Plastik
Sampah memiliki struktur mirip DDT yaitu tersusun oleh polimer polivinil
yang terbuat dari polychloinated biphenyl (PCB). Struktur tersebut
menyebabkan plastik sulit diurai oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara
100 s.d 500 tahun (Wibowo, 2016). Dampak penggunaan plastik terhadap
lingkungan menurut Arifin dan Asia (2017) yaitu:
1. Tercemamya tanah, air tanah, dan makhluk bawah tanah.
2. Plastik yang menutupi akar mangrove dapat menyebabkan perlahan-lahan
kematian bagi mangrove.
3. Sampah plastic dapat membunuh terumbuh karang sebagai biodeversitas
tinggi bagi lautan.
4. Berkurangnya mangrove sebagai pengurai racun di laut dapat menyebaban
kerusakan bagi ekosistem laut lainnya.
11

5. Hewan- hewan laut seperti ikan, lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut
menganggap kantong-kantong plastik tensebut makanan dan akhimya mati
karena tidak dapat menelanya.
6. Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap
tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.
7. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan
membunuh hewan- hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
8. PCB yang tidak dapat terurai rneskipun termakan oleh binatang maupun
tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan nantai makanan.
9. Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
10. Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi
udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu
meyuburkan tanah.
11. Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan
akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
12. Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.
13. Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan
mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan alinn sungai yang
menyebabkan banjir.
F. Upaya Penanggulangan Sampah Menggunakan Prinsip “Reduce” dan
“Reuse”
Jumlah sampah plastik yang semakin meningkat telah menjadi sorotan
beberapa kalangan. Hal tersebut akhirnya menyebabkan pemerintah semakin
mengampanyekan tentang pentingnya mengurangi membeli barang kemasan,
membawa tas belanjaan sendiri, memanfaatkan kembali sampah (Kementrian
PU, 2016). Hal tersebut memiliki kaitan yang erat tentang prinsip “Reduce”
dan “Reuse”.
Reduce adalah upaya pembatasan adanya sampah sebelum barang yang
digunakan menjadi sampah. Salah satu contoh pengurangan botol plastik dari
air minum dalam kemasan adalah dengan membawa botol air minum sendiri.
Sehingga penggunaan plastik untuk pembuatan air minum dalam kemasan bisa
12

dikurangi. Bagi produsen langkah yang dapat dilakukan adalah menerima


pengembalian produk bekas pengemas, menggunakan bahan baku atau
menghasilkan produk yang berasal dari hasil daur-ulang serta mengupayakan
penggunaan dan pengembangan teknologi daur-ulang (Damanhuri,2016).
Reuse adalah upaya yang dilakukan bila limbah atau sampah tersebut dapat
dimanfaatkan kembali tanpa mengalami proses atau transformasi baru,
misalnya botol minuman kembali menjadi botol minuman. Botol minuman
dipakai ber-ulang dari produsen minuman ke konsumen setelah melalui proses
pencucian dan pengisian minuman. Langkah ini dapat menghemat energi dan
juga biaya yang dikeluarkan sedikit (Damanhuri,2010).
G. Pengetahuan
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia
melalui pengamatan indra (Mahmud, 2010). Pengindraan tersebut melalui
panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
dengan sendiri (Wawan dan Dewi, 2011). Manusia memperoleh pengetahuan
melalui dua cara yaitu belajar di bawah bimbingan seorang guru dengan
menggunakan indra serta akal dan belajar yang bersifat rabbani atau belajar
ladunni dengan memperoleh pengetahuan dari hati secara langsung melalui
ilham dan wahyu (Mahmud, 2010).
Pengetahuan atau kognitif merupakan bagian yang penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih lama bertahan daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoadmodjo, 2007). Menurut Wawan dan Dewi (2011)
terdapat enam tingkatan di dalam domain kognitif, yaitu:
1. Tahu (know)
Tahu dapat diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang telah diterima. Pada tingkat ini , merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur orang
tahu apa yang dipelajari adalah dapat menyebutkan, menguraikan,
13

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Misalnya, dapat


menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.
2. Memahami (Comprehension)
Dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan dengan benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintrerpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah memahami objek atau materi harus
bisa menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Contohnya bisa menjelaskan
mengapa harus makan-makanan yang bergizi.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Contohnya
bisa menggunakan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian,
dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan (problem solving
cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4. Analisis (Analysis)
Analisis merupakan kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitan satu sama lain. Kemampuan analisis bisa
di lihat dari penggunaan kata kerja, misalnya dapat menggambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan
lainnya.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merujuk pada suatu kemampuan meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Contohnya,
dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, bisa
menyesuaikan, dan sebagainya.
6. Evaluasi (Evaluation)
14

Hal ini berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau


penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini
berdasar pada suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Contohnya, bisa
membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang
kekurangan gizi.
Pengukuran pengetahuan bisa dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang hendak diukur dari
subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin
diketahui atau kita ukur bisa disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan
tersebut (Notoadmodjo, 2007).
H. Sikap Peduli Lingkungan
Sikap peduli lingkungan dibentuk oleh 3 frasa yaitu sikap, peduli, dan
lingkungan. Pengertian sikap peduli lingkungan harus ditinjau berdasarkan
pengertian ketiga kata tersebut dan kaitannya. Sikap adalah disposisi atau
predisposisi untuk bereaksi (Muhadjir, 1992). Menurut Chaiklin (2011), “Á
psychological definition of attitude identifies a verbal expression as behavior,
“artinya sikap dalam dunia psikologi merupakan sebuah ekspresi verbal
sebagaimana perilaku. Sikap muncul sebagaimana respon individu terhadap
stimulus atau tindakan yang dapat diamati dan mempunyai tujuan baik disadari
maupun tidak. Sikap dapat dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan dan
faktor lingkungan. Proses belajar merupakan pertemuan antara faktor
keturunan dan faktor lingkungan untuk mempengaruhi sikap seseorang
(Wawan dan Dewi, 2011).
Sikap merupakan cara berpikir atau merasakan dalam kaitannya dalam
sejumlah persoalan. Sikap sebagai predisposisi untuk melakukan atau tidak
melakukan suatu perilaku tertentu sehingga sikap tidak hanya gambaran
kondisi internal psikologis yang murni dari individu, tetapi juga proses
kesadaran yang bersifat individual (Mu‟in, 2013). Sikap sifatnya tidak netral
karena memiliki kecenderungan ke arah positif atau negatif. kecenderungan
tersebut lebih bersifat afektif, berupa suka-tidak suka, setuju-tidak setuju, dan
15

menggemari-tidak menggemari (Muhadjir, 1992). Kecenderungan sikap dapat


dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1) faktor genetik dan fisiologik, 2)
pengalaman personal, 3) pengaruh orang tua, 4) kelompok sebaya, dan 5)
media masa (Mu‟in, 2013). Sikap dalam diri seseorang mempengaruhi
perilakunya (Mayers, 2014). Sikap yang dilakukan terus menerus akan
membentuk perilaku dan pola perilaku akan membentuk karakter.
Peduli yaitu mengindahkan atau memperhatikan (Suharso dan
Retnoningsih). Peduli berarti memperlakukan orang lain dengan sopan, tiidak
suka menyakiti orang lain, mau berbagi, mau terlibat dalam kegiatan
masyarakat serta menyayangi manusia dan makhluk lain dengan baik (Samani
dan Hariyanto, 2013).
Lingkungan mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar
individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial kultural
(Dalyoo, 2012). Lingkungan mencakup faktor luar, fisik, biologis yang secara
langsung berpengaruh terhadap ketahanan hidup, pertumbuhan, perkembangan,
dan reproduksi organisme (Mustofa, 2000). Lingkungan dapat digolongkan
atas 3 komponen yaitu: 1) lingkungan fisik (physical environment) yaitu segala
sesuatu di sekitar manusia yang berbentuk benda mati seperti rumah, gunung,
udara, sinar matahari, dan lain-lain; 2) lingkungan biologis (biologycal
environment) yaitu segala sesuatu yang berada di sekitar manusia berupa
organisme hidup lainnya selain manusia itu sendiri, binatang, tumbuhan, jasad
renik, dan lainnya; 3) lingkungan sosial (social environment) yaitu manusia
lain yang berada di sekitarnya.
Peduli ligkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam dan sekitarnya, dan
mengembangkan upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
(Wibowo, 2013). Menurut Salim (1991) dan Hamzah (2013), sikap peduli
lingkungan itu perlu dimiliki karena 1) Indonesia telah mengalami berbagai
masalah lingkungan yang serius berupa meningkatnya ledakan penduduk yang
memberikan dampak serius seperti banjir, pengendapan lumpur, erosi tanah,
kekeringan dan lainnya; 2) lingkungan perlu diwariskan ke generasi
16

berikutnya; 3) manusia harus dapat menjaga hubungannya dengan sesama


manusia dan alam sebagai bentuk ketaatan kapada Tuhan Semesta Alam; 4)
lingkungan yang layak huni adalah lingkungan yang nyaman, menyenagkan,
dan berkecukupan.
Bentuk sikap peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari yaitu: 1)
kerja keras untuk melindungi dan melestarikan lingkungan; 2) menghargai
kebersihan dan kesehatan dengan cara membuang sampah pada tempatnya,
mandi minimal dua kali sehari, dan menyiram toilet setelah digunakan; 3)
menggunakan sumber daya alam secara bijaksana; 4) bertanggung jawab
mengenai apa yang harus dilakukan terhadap lingkungan dengan cara tidak
merusak dan melakukan eksploitasi (Kesuma dkk, 2013; Samani dan
Hariyanto, 2013).
I. Kerangka Berpikir

Masalah lingkungan berupa semakin


meningkatnya sampah plastik

Aktivitas manusia yang menyebabkan


semakin meningkatnya sampah plastik

Upaya menanggulangi sampah plastik


dengan prinsip 2R (Reduce, Reuse)

Pengetahuan prinsip 2R Sikap peduli lingkungan


(Reduce, Reuse)

Hubungan pengetahuan prinsip 2R dan sikap peduli lingkungan mahasiswa FMIPA


Universitas Negeri Malang
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis Penelitian ini adalah penelitian survey dengan rancangan korelasi.
Metode ini digunakan karena untuk mengetahui hubungan antar variabel.
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat
pengetahuan mahasiswa tentang prinsip 2R (Reduce, Reuse) dan variabel
terikatnya yaitu sikap peduli lingkungan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di lingkungan FMIPA Universitas Negeri
Malang.

Gambar 3.1 Denah Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang

17
18

2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan November s.d Desember 2018.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini meliputi semua mahasiswa Fakultas MIPA
Universitas Negeri Malang yang meliputi program studi matematika dan
pendidikan matematika, kimia dan pendidikan kimia, fisika dan pendidikan
fisika, biologi dan pendidikan biologi.
2. Sampel Penelitian
Pengaambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik cluster
random sampling yaitu sampel diambil dalam kelompok secara acak dari
populasi yang terdiri atas beberapa kelompok (Sudjana, 2005). Pengambilan
sampel menggunakan Google Form yaitu dengan cara menyebar link angket
sehingga setiap mahasiwa jurusan FMIPA memiliki kesempatan yang sama
untuk mengisi angket.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian terdiri soal tes pengetahuan yang berisi 15 butir soal
(Lampiran) dan angket atau kuesioner dengan skala Likert sebanyak 8 butir
pernyataan (Lampiran).
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu berupa nilai tes tertulis
tentang prinsip 2R (Reduce, Reuse) dan angket sikap peduli
lingkungan.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah deskripsi dari sikap peduli
lingkungan mahasiswa FMIPA berdasarkan angket.
2. Pengumpulan Data
19

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:


a. Metode Tes
Tes yang digunakan adalah tes kognitif. Soal yang diberikan
berjumlah 15 pertanyaan pilihan ganda dengan total skor maksimal
100. Nilai tes ini menggunakan standar dengan ketentuan sebagai
berikut:
𝑅
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
𝑁
Keterangan:
R : jumlah skor item total
N : jumlah skor maksimal
Untuk menentukan tingkatan nilai menggunakan kriteria sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Kriteria tingkatan nilai
Nilai Kriteria
81-100 Sangat Tinggi
61-80 Tinggi
41-60 Cukup
21-40 Rendah
0-20 Sangat Rendah
Sumber: Arikunto, 2013
b. Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner berisi 8 pernyataan tentang sikap peduli
lingkungan. Angket diukur menggunakan skala Likert dengan pilihan
dari negatif hingga positif yaitu: 1 (tidak pernah), 2 (jarang), 3
(kadang), 4 (sering), 5 (selalu). Skor kuesioner dihitung menggunakan
rumus:
𝑛
% = 𝑥 100
𝑁
Keterangan:
% : persentase sikap peduli lingkungan mahasiswa
n : nilai yang diperoleh sampel
N : nilai yang seharusnya diperoleh sampel (Pratiwi, 2012).
F. Teknik Analisis Data
20

1. Uji Normalitas
Menurut Triyono (2013) untuk menguji apakah sebaran data sampel
mengikuti atau menyimpang dari sebaran normal dapat digunakan uji
Kolmogorov Smirnov atau Uji Chi Kuadrat (χ2). Data dikatakan
berdistribusi normal apabila nilai sig (signifikansi) lebih besar (>) dari
0,05 dan data berdistribusi tidak normal jika nilai sig (signifikansi) kurang
(<) dari 0,05.
2. Uji Linieritas
Menurut Triyono (2013) uji linieritas adalah suatu teknik statistik yang
digunakan untuk menguji apakah hubungan antar dua variabel (biasanya
variabel bebas dan variabel terikat) memiliki hubungan yang bersifat linier
atau tidak. Uji linieritas hubungan antara dua variabel biasanya dikerjakan
melalui pendekatan Analisis Varians (Anava). Kaidah yang digunakan jika
nilai signifikansi > 0,05 maka hubungan antar keduanya adalah linier dan
sebaliknya apabila nilai signifikansi < 0,05 maka hubungan antar kedua
variabel tidak linier (Misbahudin, 2014).
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan linieritas, selanjutnya dilakukan uji
korelasi. Menurut Triyono (2013) analisis statistik yang secara khusus
membahas tingkat hubungan antara nilai-nilai beberapa variabel itu disebut
dengan teknik korelasi. Analisis korelasi yang digunakan pada penelitian
ini adalah korelasi sederhana, yang digunakan untuk menghitung besarnya
koefisien korelasi antara nilai variabel yang satu (misalnya variabel bebas
XI) dengan nilai variabel yang lain (misalnya nilai variabel terikat Y)
digunakan rumus korelasi dari Karl Person (Triyono, 2013). Untuk
mengetahui tingkat keeratan hubungan yaitu menggunakan interval
koefisien sebagai berikut:
21

Tabel 3.2 Kriteria tingkat hubungan korelasi


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 059 Sedang
0,60 – 0,79 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Sumber: (Sugiyono, 2013)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pengetahuan Prinsip 2R (Reduce dan Reuse)
Pengetahuan prinsip 2R (Reduce dan Reuse) mahasiswa FMIPA Universitas
Negeri Malang dapat diketahui menggunakan persentase dengan hasil pada Tabel
4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Persentase Pengetahuan prinsip 2R mahasiswa FMIPA
Universitas Negeri Malang
Nilai Frekuensi Kategori Persentase (%)
1 1-20 1 Sangat Rendah 1,92
2 21-40 0 Rendah 0
3 41-60 13 Cukup 25
4 61-80 31 Tinggi 59,62
5 81-100 7 Sangat Tinggi 13,46
Total 52 100
Berdasarkan data pada Tabel 4.1, dari 52 sampel mahasiswa FMIPA
Universitas Negeri Malang dapat diketahui bahwa 1 orang (1,92%) memiliki
pengetahuan tentang prinsip 2R (Reduce dan Reuse) sangat rendah, 13 orang
(25%) memiliki pengetahuan cukup, 31 orang (59,62%) memiliki pengetahuan
tinggi, dan 7 orang (13,46%) memiliki pengetahuan sangat tinggi.
2. Sikap Peduli Lingkungan Mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Malang
Penerapan sikap peduli lingkungan mahasiswa FMIPA Universitas Negeri
Malang dapat diketahui menggunakan persentase dengan hasil pada Tabel 4.2
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Persentase Sikap Peduli Lingkungan mahasiswa FMIPA
Universitas Negeri Malang
No Nilai Frekuensi Kategori Persentase (%)
1 1-20 0 Sangat Rendah 0
2 21-40 0 Rendah 0
3 41-60 17 Cukup 32,69
4 61-80 24 Tinggi 46,15
5 81-100 11 Sangat Tinggi 21,15
Total 52 100

22
23

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa dari sampel 52 mahasiswa


FMIPA Universitas Negeri Malang sebanyak 17 orang (32,69%) memiliki sikap
peduli lingkungan yang cukup, 24 orang (46,15%) memiliki sikap peduli
lingkungan yang tinggi, dan 11 orang (21,15%) memiliki sikap peduli lingkungan
yang sangat tinggi.
3. Hubungan antara Prinsip 2R (Reduce dan Reuse) dan Sikap Peduli
Lingkungan Mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Malang
Hubungan antara pengetahuan prinsip 2R (Reduce dan Reuse) dan sikap peduli
lingkungan mahasiswa FMIPA dihitung menggunakan korelasi. Sebelum
menghitung korelasi, maka harus dilakukan uji prasyarat berupa uji linieritas dan
uji normalitas. Tabel 4.3 menunjukan hasil perhitungan linieritas dari data
hubungan pengetahuan prinsip 2R dan sikap peduli lingkungan mahasiswa FMIPA
Universitas Negeri Malang.
Tabel 4.3 Hasil Uji Linieritas Hubungan Pengetahuan Prinsip 2R dan Sikap
Peduli Lingkungan

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Sikap * Between (Combined) 376.120 8 47.015 2.504 .025


Pengetahuan Groups
Linearity 150.165 1 150.165 7.998 .007

Deviation from Linearity 225.955 7 32.279 1.719 .130

Within Groups 807.322 43 18.775

Total 1183.442 51

Berdasarkan data di atas, nilai Sig. Deviation from Linierity sebesar 0,130 >
0,05; sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara
pengetahuan prinsip 2R (Reduce dan Reuse) dan sikap peduli lingkungan pada
mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Malang. Selanjutnya dapat diuji prasyarat
normalitas. Data hasil dari uji normalitas pada tabel 4.4 yaitu sebagai berikut:
24

Tabel 4.4 Uji Normalitas Hubungan Pengetahuan Prinsip 2R (Reduce dan


Reuse) dan Sikap Peduli Lingkungan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 52
a
Normal Parameters Mean .0000000

Std. Deviation 4.50114925

Most Extreme Differences Absolute .092

Positive .092

Negative -.080

Kolmogorov-Smirnov Z .665

Asymp. Sig. (2-tailed) .769

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan data di atas,nilai Sig. Uji normalitas Kolmogrov-Smirnov untuk


hubungan pengetahuan prinsip 2R (Reduce dan Reuse) dan sikap peduli lingkungan
sebesar 0,769 > 0,05; sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
Uji prasyarat linieritas dan normalitas telah terpenuhi, sehingga dapat dilanjutkan
dengan uji korelasi sederhana yaitu korelasi pearson. Hasil perhitungan korelasi
pearson yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.5 Uji Korelasi Pearson Hubungan Prinsip 2R (Reduce dan Reuse)
dan Sikap Peduli Lingkungan
Correlations

Pengetahuan Sikap
Pengetahuan Pearson Correlation 1 .356**
Sig. (2-tailed) .010
N 52 52
Sikap Pearson Correlation .356** 1
Sig. (2-tailed) .010
N 52 52
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan data di atas, nilai Sig. Uji korelasi Pearson 0,010 < 0,05; maka
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan prinsip 2R (Reduce dan Reuse) dan sikap
peduli lingkungan berkorelasi. Korelasi kedua variabel menunjukan hubungan yang
25

positif namun lemah yaitu dibuktikan dengan nilai Pearson Correlation sebesar
0,356; sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan prinsip 2R (Reduce dan
Reuse) mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Malang memiliki hubungan korelasi
yang lemah dengan sikap peduli lingkungan.

B. Pembahasan
Pengetahuan adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat secara kasat mata akan
tetapi dapat dilihat efeknya. Sifat dari pengetahuan adalah tidak memiliki definisi
yang diterima secara umum dan standar pengukuran. Pengetahuan mempengaruhi
ketertiban dalam kehidupan manusia yang memungkinkan manusia untuk
mengkonseptualisasikan tujuan, mengantisipasi peristiwa, dan menanggapi sesuatu
sesuai kebutuhan (Hunt, 2003). Pengetahuan diperoleh dari pengindraan manusia.
Proses memperoleh dan mempertahankan pengetahuan dalam ingatan disebut
belajar (Abhary et al, 2009). Sesuatu dapat disebut sebagai pengetahuan jika itu
benar dan dibenarkan serta masuk akal. Pengetahuan mengandung arti kepastian
dan harus dapat diperhitungkan (Quine, 1987). Cara untuk mengukur pengetahuan
yaitu dengan metode episentrik berupa tes pilihan ganda yang memiliki skor atau
nilai yang dapat didefinisikan secara operasional (Pears, 1971).
Dalam penelitian ini untuk mengukur pengetahuan prinsip 2R (Reduce, Reuse)
mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Malang dan didapatkan data sebagai berikut:

Frekuensi
40
30
20
10
0
Frekuensi
Sangat Rendah Cukup Tinggi Sangat
Rendah Tinggi
Grafik Tingkat Pengetahuan prinsip 2R

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan mahasiwa FMIPA


Universitas Negeri Malang tergolong tinggi. Jumlah mahasiswa yang memiliki
tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 31 orang (59,62%). Hasil tersebut
26

membuktikan bahwa pengetahuan mahasiswa mengenai prinsip Reduce dan Reuse


sebagai upaya untuk menanggulangi sampah plastik yang ada dilingkungan.
Tingkat pengetahuan yang tinggi membuktikan hasil penelitian bahwa pengetahuan
diperoleh melalui proses belajar (Hunt, 2003).
Pengetahuan tentang prinsip 2R (Reduce, Reuse) mahasiswa dapat dijadikan
sebagai modal awal untuk mengembangkan pengelolaan sampah plastik yang
ramah lingkungan. Sesuai dengan penelitian Raharjo, dkk (2014), pengelolaan
sampah yang ramah lingkungan itu diperlukan yaitu dengan cara mengedepankan
pengurangan dan pemanfaatan sampah sebelum akhirnya dibuang ke tempat
pembuangan akhir.
Pengetahuan nantinya akan mempengaruhi perilaku sesorang. Perilaku sering
dianalogikan sebagai suatu sikap. Sikap sifatnya tidak netral dan memiliki
kecenderugan untuk ke arah positif maupun ke arah negatif. Sikap adalah suatu
predisposisi sehingga dapat dilakukan ataupun tidak dan sesuai dengan kehendak
murni dari seorang individu (Mu‟in, 2013).
Penilaian sikap pada penelitian ini yaitu menggunakan angket kuesioner yang
mengandung delapan buah pernyataan. Angket berisi pernyataan tentang indikator
sikap yang dilakukan mahasiswa berkaitan denganprinsip 2R (Reduce, Reuse).
Berdasarkan angket kuesioner yang dikembangkan dengan skala Likert, hasil
menunjukan bahwa:

Frekuensi
30
25
20
15
10
Frekuensi
5
0
Sangat Rendah Cukup Tinggi Sangat
Rendah Tinggi
Grafik Sikap Peduli Lingkungan
27

Grafik menunjukan bahwa sikap peduli lingkungan mahasiswa FMIPA


Universitas Negeri Malang relatif tinggi yaitu sebanyak 24 orang (46,15%) . Sikap
peduli lingkungan merupakan upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi (Wibowo, 2013). Sikap peduli lingkungan yang dimaksud dalam
penelitian ini yaitu sikap yang berkaitan dengan konsep 2R (Reduce, Reuse).
Pengetahuan dan sikap memiliki hubungan saling keterkaitan karena sikap
merupakan wujud dari pengetahuan yang telah dimiliki dan diyakini. Berdasarkan
uji korelasi pearson (Tabel 4.5) dapat diketahui bahwa pengetahuan prinsip 2R dan
sikap peduli lingkungan memiliki hubungan yang lemah serta positif. Nilai Sig.
keduanya yaitu 0,356. Pengetahuan tentang prinsip 2R mahasiswa FMIPA adalah
tinggi dan berkorelasi dengan sikap peduli lingkungan yang tinggi juga. Hal ini
sesuai dengan penelitian Kresnawati (2013), pengetahuan yang dibuktikan dengan
ketuntasan hasilbelajar memiliki peran besar pada pembentukan sikap peduli
terhadap lingkungan.
Sikap peduli lingkungan merupakan upaya untuk bertanggung jawab
melindungi dan melestarikan lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan maka sikap peduli
lingkungannya juga meniingkat. Sikap peduli lingkungan bertujuan agar tidak
melakukan eksploitasi dan merusak alam.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Tingkat pengetahuan tentang prinsip 2R (Reduce, Reuse) mahasiswa FMIPA
Universitas Negeri Malang yaitu 1 orang (1,92%) memiliki sangat rendah, 13
orang (25%) memiliki pengetahuan cukup, 31 orang (59,62%) memiliki
pengetahuan tinggi, dan 7 orang (13,46%) memiliki pengetahuan sangat tinggi.
Berdasarkan hasil dapat diketahui bahwa secara umum tingkat pengetahuan
prinsip 2R mahasiswa FMIPA adalah tinggi.
2. Sikap peduli lingkungan ) mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Malang yaitu
sebanyak 17 orang (32,69%) memiliki sikap peduli lingkungan yang cukup, 24
orang (46,15%) memiliki sikap peduli lingkungan yang tinggi, dan 11 orang
(21,15%) memiliki sikap peduli lingkungan yang sangat tinggi. Berdasarkan
hasil dapat diketahui bahwa sikap peduli lingkungan mahasiswa FMIPA adalah
tinggi.
3. Pengetahuan tentang prinsip 2R dan sikap peduli lingkungan memiliki hubungan
yang positif namun lemah.

B. Saran
Penelitian untuk meneliti hubungan antara pengetahuan tentang prinsip 2R
(Reduce, Reuse) dan sikap peduli lingkungan sebaiknya memperhatikan banyak
faktor seperti cara pengambilan sampel agar hasilnya lebih valid.

28
DAFTAR RUJUKAN

Abhary, K., Andriasen, H.K., Begovac, F., Djukic, D., Qin, D., Spuzic, S., Wood,
D., Xing, K. 2009. Some Basic Aspects of Knowledge. World Conference
on Educational Science Procedia Social and Behavioral Science I. 1753-
1758.
Arifin, M. Z dan Asia. 2017. Dampak Sampah Plastik Bagi Ekosistem Laut.
Buletin Matric. Vol.14.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Jakarta.
Barr, S., Gilg, A.W., Ford, N.J. 2001. Differences Between Household Waste
Reduction, Reuse and Recycling Behaviour: a Study of Reported
Behaviours, Intentions and Explanatory Variables. Environmental &
Waste Management (Q3). 4(2). 69-82.
Damanhuri,Enri., 2010. Pengelolaan Sampah. Bandung: Diktat Kuliah Program
Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut
Teknologi Bandung.
Hunt, D.P. 2003. The Concept of Knowledge and How to Measure it. Journal of
Knowledge Management (Q1). 4(1).
Indonesia. 2008. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008.
Kementrian PU. 2016. Buletin Cipta Karya. Jakarta: Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.
Kresnawati, N. 2013. Korelasi Kualitas Pembelajaran Geografi dan Hasil Belajar
terhadap Sikap Peduli Lingkungan Siswa Kelas XII IPS SMAN 1
Ponorogo. Jurnal Pendidikan dan Humaniora (S3). 1(3): 298-303.
Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Mustika Setia.
Misbahudin, I, H. 2014. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara.
Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Pendidikan. Jakarta: Renika
Cipta.

29
30

Pears, D. 1971. What Is Knowledge?, Harper & Row, New York, NY. Pratik
Implementasi). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Pratiwi, A. 2012. Analisa Beban Kerja untuk Menentukan Jumlah Optimal Kerja
Karyawan. Vol.10, No. 3, (Online).
Quine, W.V. 1987. Quiddities: An Intermittently Philosophical Dictionary, The
Belknap Press of Harvard University Press, Cambridge, MA and London.
Raharjo, S., Zulfan, M., Ihsan, T., Ruslinda, Y. 2014. Perencanaan Sistem Reduce
dan Recycle Pengelolaan Sampah di Kampus Universitas Andalas Limau
Manis Padang. Jurnal Teknik Lingkungan UNAND (S3). 11(2): 79-87.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis Edisi 1. Alfabeta. Bandung.
Sya„diah,S,H., 2014. Karakteristik dan Pengetahuan Konsumen Tentang Prinsip
Reduce dan Reuse serta Partisipasi Dalam Menggunakan Tas Belanja
Sebagai Pengganti Kantong Plastik di Carrefour Medan Fair. Skripsi,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.
Triyono, A. 2013. Managemen Sumber Daya Manusia. Oryza. Yogyakarta.
Wawan dan Dewi , M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap, dan
Perilaku Manusia . Yogyakarta: Nuha Medika.
Wibowo, A. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah (Konsep dan
PratikImplementasi). Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Wibowo.N.D.2016. Bahaya Kemasan Plastik dan kresek. Tesis. Universitas
Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Lampiran
Instrumen Penelitian Tes Pengetahuan

1. Apa dampak penggunaan plastik sebagai kemasan bagi kesehatan?


a. Menambah minat beli
b. Menyebabkan pencemaran lingkungan
c. Menimbulkan tumor dan kanker pada manusia terutama kanker
hati
d. Menambah kerapian pengemasan
2. Apa dampak penggunaan plastik sebagai kemasan terhadap lingkungan?
a. Mengurangi kesuburan tanah
b. Menyebabkan iritasi kulit
c. Mengurangi tumpukan sampah
d. Menambah estetika lingkungan
3. Bagaimana cara mengurangi dampak penggunaan plastik?
a. Membuang sampah plastik pada tempatnya
b. Membakar sampah plastik
c. Mendaur ulang sampah plastik
d. Tidak menggunakan sampah plastik secara berulang
4. Bagaimana cara mengurangi penggunaan kemasan plastik?
a. Menggunakan botol air minum
b. Menambah jumlah barang yang dibeli
c. Membuang sampah botol plastik pada tempat sampah organik
d. Tidak menggunakan kembali kemasan botol plastik air minum
dalam kemasan
5. Kemana sebaiknya membuang kemasan botol plastik setelah selesai
diminum?
a. Pada tumpukan sampah
b. Tempat sampah anorganik
c. Secara sembarangan
d. Di pinggir jalan raya
6. Apa itu prinsip reduce?
a. Upaya mendaur ulang
b. Upaya pembatasan adanya sampah sebelum barang yang
digunakan menjadi sampah
c. Upaya pemanfaatan limbah atau sampah kembali tanpa mengalami
proses transformasi baru
d. Upaya penimbunan sampah plastik
7. Apakah yang dimaksud dengan prinsip reuse?
a. Upaya mendaur ulang
b. Upaya pembatasan adanya sampah sebelum barang yang
digunakan menjadi sampah
c. Pemanfaatan sampah yang dapat dimanfaatkan kembali tanpa
mengalami proses atau transformasi baru
d. Upaya penimbunan botol plastik

31
32

8. Apa dampak positif membawa botol air minum sendiri dari rumah /kos
saat bepergian?
a. Mengurangi sampah botol plasti
b. Pemakaian botol air minum tidak ada dampak positifnya
c. Menambah beban bawaan
d. Mengurangi minat jajan
9. Dilihat dari sifatnya plastik dapat terbagi menjadi?
a. Plastik bening dan plastik gelap
b. Plastik termoset dan plastik termoplastik
c. Plastik tipis dan plastik tebal
d. Plastik aman dan plastik tidak aman
10. Jenis plastik yang aman digunakan berulang kali sebagai tempat air minum
adalah
a. PET
b. HDPE
c. Polystirene
d. PVC
11. Berapa lama plastik dapat terurai?
a. 10-15 tahun
b. 50-100 tahun
c. 50-80 tahun
d. 5-10 tahun
12. Apakah penggunaan botol plastik air minum dalam kemasan aman untuk
kegiatan sehari-hari?
a. Berbahaya
b. Sedikit berbahaya
c. Biasa saja
d. Tidak apa-apa
13. Apa dampak yang ditimbulkan bila di lingkungan kampus anda diterapkan
kebijakan yang membatasi penggunaan plastik terutama air minum dalam
kemasan?
a. Dengan adanya kebijakan tersebut sampah botol plastik dapat
dikurangi
b. Adanya kebijakan tersebut mahasiswa diajak untuk mulai peduli
terhadap lingkungan
c. Kebijakan itu akan mengalami banyak kendala
d. Tidak akan diindahkan karena mengkonsumsi air minum dalam
kemasan merupakan suatu kebiasaan
14. apakah air minum dalam kemasan yang telah lama terpapar sinar matahari
masih layak untuk dikonsumsi?
a. Tidak
b. Iya
c. Tergantung keinginan
d. Tergantung merek
33

15. Jenis plastik yang polystirene memiliki logo daur ulang dengan angka?
a. 6
b. 5
c. 4
d. 3
Instrumen Penelitian Sikap

Tidak
No Tindakan Jarang Kadang Sering Selalu
Pernah

1 Saya membeli produk


dengan kemasan sesedikit
mungkin

2 Saya menggunakan tas


saya sendiri ketika pergi
berbelanja

3 Saya memilih barang


dengan kemasan yang
mudah didaur ulang

4 Saya membeli sayuran dan


buah tanpa dikemas

5 Saya membeli produk yang


dapat digunakan lebih dari
sekali

6 Saya mencoba
memperbaiki barang
sebelum membeli yang
baru

7 Saya menggunakan
kembali botol dan stoples
kaca

8 Saya menggunakan
kembali wadah plastik
lama, seperti wadah
margarin dan wadah selai
Sumber: (Barr et all, 2001)

34
35

Data Nilai Pengetahuan tentang Prinsip 2R (Reduce, Reuse)

Jumlah Skor
Nama Nilai
Benar
Tika 13 86,66667
Ayu 14 93,33333
Rido Sigit Wicaksono 9 60
Aulia Ayu 9 60
Azhari Ulfah Aidah 10 66,66667
Asma'ul Khusna 13 86,66667
Tia Kusniawati 10 66,66667
Maya Agustin 13 86,66667
Sendy Pradana 11 73,33333
Nurul Ma'rifah 13 86,66667
Erma 8 53,33333
Alfiani 10 66,66667
Nur Laela 7 46,66667
Herning Nurdiana 9 60
Fadhma 9 60
Aninda Ayu Kartina 12 80
Naeli Nulaini 11 73,33333
Mala 13 86,66667
Annisaa Ahmada Atusta 11 73,33333
Itsna 12 80
Agung Safari 9 60
Adimas Hafidh Azari 2 13,33333
Aisiyah Zulfa Mukhtari 9 60
Nurul Hidayani 10 66,66667
Galuh Lubrika 8 53,33333
Rina 10 66,66667
Nur Fadhilah 11 73,33333
Nunung 10 66,66667
Nur Annisa 11 73,33333
Eka Imbia 11 73,33333
Luwis Goestafo Al Gofur 9 60
Muh Dafiq Tamami 9 60
Rosida Nur Anisya 13 86,66667
Fifi Suaidatur Rofik 10 66,66667
Na'imatus si jamah 9 60
dewi 12 80
Luthfi 7 46,66667
Widiawati 10 66,66667
36

Cipto Raharjo 11 73,33333


Betti Elgavita 10 66,66667
Ikhlasul amal 11 73,33333
Fine Prastika nur aini 10 66,66667
Intan Tri Istianingrum 11 73,33333
Siti Lailatul Aminah 11 73,33333
jihan Zahidah Hasna 10 66,66667
Kalista Apresiafirsa 11 73,33333
Yuli Retno Asih 11 73,33333
Intan Cahyani Putri 10 66,66667
Septiana Dyah 10 66,66667
Putri Jihan 10 66,66667
Imelda Ghaitsa Putri 12 80
Nurul Khotimah 10 66,66667
37

Data Angket Sikap peduli Lingkungan

Nama Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Total Skor Nilai
Tika 4 5 4 1 4 5 5 5 33 82,5
Ayu 5 4 3 2 5 5 5 5 34 85
Rido Sigit
Wicaksono 3 3 3 3 3 2 3 4 24 60
Aulia Ayu 5 2 2 2 5 2 3 4 25 62,5
Azhari Ulfah Aidah 3 4 4 2 4 5 5 5 32 80
Asma'ul Khusna 4 3 4 3 3 4 4 3 28 70
Tia Kusniawati 4 3 3 3 4 5 5 5 32 80
Maya Agustin 3 2 3 4 4 4 5 2 27 67,5
Sendy Pradana 5 5 5 4 5 5 3 4 36 90
Nurul Ma'rifah 3 3 3 3 3 4 4 4 27 67,5
Erma 4 1 2 5 4 4 4 1 25 62,5
Alfiani 3 3 3 3 3 3 3 3 24 60
Nur Laela 5 2 5 3 4 3 3 4 29 72,5
Herning Nurdiana 3 1 3 3 3 3 3 4 23 57,5
Fadhma 2 3 1 1 4 3 5 4 23 57,5
Aninda Ayu Kartina 4 5 4 1 4 5 5 5 33 82,5
Naeli Nulaini 4 5 4 1 4 5 5 5 33 82,5
Mala 1 1 1 1 5 3 3 4 19 47,5
Annisaa Ahmada
Atusta 4 5 4 1 4 5 5 5 33 82,5
Itsna 4 4 2 4 2 3 4 2 25 62,5
Agung Safari 4 4 3 3 3 3 3 3 26 65
38

Adimas Hafidh
Azari 3 2 2 4 4 3 3 1 22 55
Aisiyah Zulfa
Mukhtari 3 1 2 2 4 4 5 4 25 62,5
Nurul Hidayani 4 2 3 5 4 2 4 3 27 67,5
Galuh Lubrika 3 2 3 3 3 3 3 3 23 57,5
Rina 5 4 3 2 5 5 5 5 34 85
Nur Fadhilah 5 4 3 2 5 5 5 5 34 85
Nunung 3 2 1 5 3 4 5 4 27 67,5
Nur Annisa 5 4 3 2 5 5 5 5 34 85
Eka Imbia 3 3 3 2 3 2 4 4 24 60
Luwis Goestafo Al
Gofur 4 5 2 4 3 2 4 3 27 67,5
Muh Dafiq Tamami 5 3 1 3 4 3 2 1 22 55
Rosida Nur Anisya 5 5 5 5 5 5 5 5 40 100
Fifi Suaidatur Rofik 4 3 4 3 5 4 5 4 32 80
Na'imatus si jamah 2 1 3 4 5 3 4 1 23 57,5
dewi 2 3 2 5 4 3 4 1 24 60
Luthfi 3 4 1 5 4 5 3 1 26 65
Widiawati 3 2 2 2 3 1 4 1 18 45
Cipto Raharjo 3 3 3 3 3 2 3 4 24 60
Betti Elgavita 3 2 2 2 4 5 4 4 26 65
Ikhlasul amal 3 4 3 3 5 5 5 3 31 77,5
Fine Prastika nur
aini 3 1 2 1 3 5 3 5 23 57,5
Intan Tri
Istianingrum 4 5 4 3 5 5 5 3 34 85
39

Siti Lailatul Aminah 1 2 2 4 4 5 5 5 28 70


jihan Zahidah Hasna 3 2 3 4 3 5 5 2 27 67,5
Kalista Apresiafirsa 3 4 4 3 4 4 5 3 30 75
Yuli Retno Asih 4 1 4 2 5 4 5 5 30 75
Intan Cahyani Putri 5 4 4 3 3 2 3 1 25 62,5
Septiana Dyah 3 5 2 3 2 3 2 1 21 52,5
Putri Jihan 5 5 3 1 3 3 4 1 25 62,5
Imelda Ghaitsa
Putri 1 1 2 1 5 3 4 4 21 52,5
Nurul Khotimah 2 4 3 1 3 4 4 2 23 57,5
40

Tabel Jabaran Variabel

Skala Variabel
Cara Atau Instrumen
No Variabel Subvariabel Indikator Dan Pilihan Item Pernyataan
Pengambilan Data
Jawaban
1 Pengetahuan Bahaya Penggunaan Reduce Rational Apa dampak penggunaan plastik sebagai Tes Pilihan Ganda
prinsip reduce dan Plastik bagi kemasan bagi kesehatan?
reuse kesehatan
Apakah penggunaan botol plastik air
minum dalam kemasan aman untuk
Reuse kegiatan sehari-hari?

apakah air minum dalam kemasan yang


telah lama terpapar sinar matahari masih
layak untuk dikonsumsi?

Bahaya penggunaan Reduce dan Rational Apa dampak penggunaan plastik sebagai Tes pilihan ganda
plastik bagi Reuse kemasan terhadap lingkungan?
lingkungan Berapa lama plastik dapat terurai?

Upaya mengurangi Reduce Rational Bagaimana cara mengurangi dampak Tes pilihan ganda
dampak penggunaan penggunaan plastik?
plastik

Upaya mengurangi Reduce Rational Bagaimana cara mengurangi penggunaan Tes pilihan ganda
penggunaan plastik kemasan plastik?

Pengertian prinsip Reduce Rational Apa itu prinsip reduce? Tes pilihan ganda
reduce
41

Pengertian prinsip Reuse rational Apakah yang dimaksud dengan prinsip Tes pilihan ganda
reuse reuse?

Manfaat penerapan Reduce Rational Apa dampak positif membawa botol air Tes pilihan ganda
prinsip reduce minum sendiri dari rumah /kos saat
bepergian?

Apa dampak yang ditimbulkan bila di


lingkungan kampus anda diterapkan
kebijakan yang membatasi penggunaan
plastik terutama air minum dalam
kemasan?

Membedakan jenis Reduce rational Dilihat dari sifatnya plastik dapat terbagi Tes pilihan ganda
plastik yang dapat menjadi?
digunakan kembali
dan yang tidak Jenis plastik yang aman digunakan
berulang kali sebagai tempat air minum
adalah.....

Jenis plastik yang polystirene memiliki


logo daur ulang dengan angka?

2 Sikap Peduli Penerapan prinsip Reduce Interval Saya membeli produk dengan kemasan Kuisioner
Lingkungan reduce Skor 1 (tidak sesedikit mungkin
pernah), 2 (jarang),
3 (kadang-kadang, Saya menggunakan tas saya sendiri ketika
4 (sering), 5 (selalu) pergi berbelanja

Saya membeli sayuran dan buah tanpa


dikemas

Saya memilih barang dengan kemasan


yang mudah didaur ulang
42

Penerapan prinsip Reuse Interval Saya membeli produk yang dapat


reuse Skor 1 (tidak digunakan lebih dari sekali
pernah), 2 (jarang),
3 (kadang-kadang, Saya mencoba memperbaiki barang
4 (sering), 5 (selalu) sebelum membeli yang baru

Saya menggunakan kembali botol dan


stoples kaca

Saya menggunakan kembali wadah plastik


lama, seperti wadah margarin dan wadah
selai

Anda mungkin juga menyukai