PENDAHULUAN
oksigen pada inspirasi, yang dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kadar
metabolisme aerob, dan mempertahankan PaO2 > 60 mmHg atau SaO 2 > 90 %.
Indikasi pemberian terapi oksigen ini adalah pasien hipoksia, oksigenasi kurang
oksigenasi cukup, paru normal, sedangkan sirkulasi tidak normal, pasien yang
oksigen ini bisa dengan sistem aliran rendah seperti, kateter nasal, kanul nasal /
kanul binasal / nasal prong, sungkup muka sederhana, sungkup muka dengan
kantong rebreathing, dan sungkup muka dengan kantong non rebreathing. Bisa
juga dengan tekhnik aliran tinggi seperti, sungkup muka dengan venturi / Masker
Venturi (High flow low concentration), Bag and Mask / resuscitator manual, dan
tahun 1775 dan dipakai dalam bidang kedokteran oleh Thomas Beddoes sejak
1
2
awal tahun 1800. alvan Barach tahun 1920 mengenalkan terapi oksigen pasien
hipoksemia dan terapi oksigen jangka panjang pasien penyakit paru obstruktif
hidung dengan aliran lambat pasien hiperkapnia dan memberikan hasil yang baik
Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
tubuh. Secara normal elemen ini iperoleh dengan cara menghirup udara ruangan
masalah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut, dan terletak dalam
rongga dada atau toraks. Mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa
pembuluh darah besar memisahkan paru tersebut. Setiap paru mempunyai apeks
(bagian atas paru) dan dasar. Pembuluh darah paru dan bronchial, bronkus, saraf
dan pembuluh limfe memasuki tiap paru pada bagian hilus dan membentuk akar
paru. Paru kanan lebih besar dari paru kiri dan dibagi menjadi tiga lobus oleh
3
4
udara masuk dan keluar dari paru disebut ventilasi dan mekanisme ini
berperan penting adalah pompa yang bergerak maju mundur, disebut pompa
pernafasan. Pompa ini mempunyai dua komponen volume-elastis: paru itu sendiri
dan dinding yang mengelilingi paru. Dinding terdiri dari rangka dan dan jaringan
rangka toraks, serta diafragma, isi abdomen dan dinding abdomen. Otot-otot
Diafragma (dibantu oleh otot-otot yang dapat mengangkat tulang iga dan
sternum) merupakan otot utama yang ikut berperan dalam peningkatan volume
paru dan rangka toraks selama inspirasi; ekspirasi merupakan suatu proses pasif
Otot-otot pernafasan diatur oleh pusat pernafasan yang terdiri dari neuron
dan reseptor pada pons dan medulla oblongata. Pusat pernafasan merupakan
bagian sistem saraf yang mengatur semua aspek pernafasan. Faktor utama pada
pada bifurkasio arteria komunis dan dalam badan aorta pada arkus aorta, peka
terhadap penurunan PaO2 dan pH, dan peningkatan PaCO2. Akan tetapi PaO2
harus turun dari nilai normal kira-kira sebesar 90-100 mmHg hingga mencapai
Pada waktu paru mengembang, reseptor-reseptor ini mengirim sinyal pada pusat
regang tersebut akan berhenti pada akhir ekspirasi ketika paru dalam keadaan
mengempis dan pusat pernafasan bebas untuk memulai inspirasi lagi. Mekanisme
ini yang dikenal dengan nama refleksHering-Breuer, refleks ini tidak aktif pada
orang dewasa, kecuali bila volume tidal melebihi 1 liter seperti pada waktu
berolah raga. Refleks ini menjadi lebih penting pada bayi baru lahir. Pergerakan
sendi dan otot (misalnya, sewaktu berolah raga) juga merangsang peningkatan
frenikus yang mempersarafi diafragma, yaitu otot utama ventilasi. Saraf utama
lain yang ikut ambil bagian adalah saraf asesorius dan interkostalis torasika yang
tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfir lingkungan. Pada ketinggian air laut
Sejalan dengan hal tersebut diatas menurut Titin, 2007, Terapi oksigen adalah
suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen pada inspirasi, yang
oksigen. Terapi oksigen pada pasien PPOK dengan konsentrasi oksigen yang tepat
(Short-term oxygen therapy) atau terapi oksigen jangka panjang (Long term
oxygen therapy).
harus diatur dalam jumlah yang tepat, dan harus dievaluasi agar mendapat
Pada keadaan tersebut, oksigen harus segera diberikan secara adekuat. Pemberian
oksigen yang tidak adekuat akan menimbulkan cacat tetap dan kematian. Pada
kondisi ini, oksigen harus diberikan dengan FiO2 60-100% dalam waktu pendek
sampai kondisi membaik dan terapi yang spesifik diberikan. Selanjutnya oksigen
rekomendasi dari The American College of Chest Physicians dan The National
terapi oksigen jangka panjang. Studi awal pada terapi oksigen jangka panjang
Pada pasien dengan PPOK dan kor pulmonal, terapi oksigen jangka
diberikan lebih dari 12 jam sehari dan manfaat survival lebih besar telah
(PaO2 < 55 mmHg atau saturasi oksigen < 88%) oksigen diberikan secara terus-
menerus 24 jam dalam sehari. Pasien dengan PaO2 56-59 mmHg atau saturasi
9
oksigen 88%, kor pulmonal atau polisitemia juga memerlukan terapi oksigen
jangka panjang.
kepada pasien PPOK yang sudah mengalami gagal nafas tipe II (peningkatan
cukup) akan dapat mengurangi efek hipoksik untuk pemicu gerakan bernafas dan
Pasien yang menerima terapi jangka panjang harus dievaluasi ulang dalam
2 bulan untuk menilai apakah hipoksemia menetap atau ada perbaikan mendapat
terapi oksien mengalami perbaikan setelah 1 bulan dan tidak perlu lagi
2.8 Kontraindikasi
Pasien dengan keterbatasan jalan nafas yang berat dengan keluhan utama
dispneu, tetapi dengan PaO2 lebih atau sama dengan 60 mmHg dan tidak
Cara pemberian oksigen dibagi dua jenis, yaitu sistem arus rendah dan
kerugian.
oksigen, reservoir mask,kateter transtrakheal, dan simple mask. Alat oksigen arus
Kateter nasal dan kanul nasal merupakan alat dengan sistem arus
flow meter. Alat ini dapat menjadi alternatif bila tidak terdapat
60-80%.
mata, tidak ada bunyi gaduh, dan tidak ada iritasi muka/hidung. Rata-
Komplikasi lain diantaranya infeksi stoma, dan mucus ball yang dapat
mengakibatkan fatal.
14
Alat oksigen arus tinggi diantaranya venture mask dan reservoir nebulizer
dengan PPOK dan gagal nafas tipe II, bernafas dengan mask ini mengurangi
resiko retensi CO2, dan memperbaiki hipoksemia. Alat tersebut terasa lebih
Dua indikasi klinis untuk penggunaan oksigen dengan arus tinggi adalah
neonatus, terjadi karena pemberian terapi oksigen yang tidak tepat. Semua
terapi oksigen pada bayi baru lahir harus dimonitor secara berkelanjutan.
KESIMPULAN
manusia, sebentar saja manusia tak mendapat oksigen maka akan langsung fatal
memperbaiki kualitas hidup. Oksigen dapat diberikan jangka pendek dan jangka
panjang.
teknik yang akan dipakai, dosis oksigen yang akan diberikan, dan lamanya
oksigen yang akan diberikan serta waktu pemberian. Pemberian oksigen perlu
17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
2.8 Kontraindikasi....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................18