TERAPI BEKAM
MATA KULIAH SOSIOLOGI KESEHATAN
DISUSUN OLEH:
SINDI NOVITASARI (1602108)
EKA SUCI P (1606409)
AMALIA LISNAWATY (1606707)
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN
KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
Bekam adalah metode terapi klasik yang kini kembali muncul dan menjadi tren. Pelatihan
bekam dan prakteknya menarik minat banyak dokter setelah kajian-kajian ilmiah diberbagai
negara di dunia membuktikan efektifitas metode terapi klasik ini dalam mengobati dan
memperingan berbagai keluhan penyakit. Bangsa Yunani kuno juga pernah menggambarkan
cara pengobatan ini. Cara pengobatan yang sama juga marak di kalangan bangsa
Arab kemudian Rasulullah SAW mengakui dan menetapkan bagi kaum muslimin. Sejak
dianjurkan oleh Rasul Saw, maka bekam menjadi masyhur di kalangan umat Islam.
Dengan kedatangan Islam, berbagai khurafat di seputar bekam dihilangkan dan kebersihan
ditingkatkan, bahkan Rasulullah menganjurkan titik-titik tertentu yang memiliki manfaat
bagi kesehatan. Demikianlah di masa Islam menjadikan bekam sebagai metode pengobatan
alami yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah
Bekam terdiri dari dua macam yaitu bekam kering dan bekam basah. Letak perbedaan
antara keduanya adalah adanya penyayatan pada bekam basah sebelum pembekaman untuk
menyedot darah sedangkan bekam kering bermanfaat untuk memindahkan kotoran-kotoran
yang menyebabkan berbagai penyakit dari tempat-tempat yang berpengaruh ke tempat-
tempat yang kurang berpengaruh. Jika tempat-tempat itu disayat, maka kotoran-kotoran itu
akan keluar dan tubuh terlindungi dari bahayanya.
Secara praktis, prinsip ilmiah dari berbekam adalah membuang toksin dan sel-sel darah
yang rusak akibat pengaruh radikal bebas serta merangsang sumsum tulang untuk
memproduksi sel-sel darah baru yang vital. Selain itu manfaat bekam bagi kesehatan yang
menonjol adalah memberi efek detoksifikasi . Dalam pemeriksaan laboratorium ditemukan
bahwa darah hasil pembekaman terdiri dari sel-sel darah yang bentuknya abnormal dan
banyak yang merupakan darah rusak. Hal ini berarti bahwa selama proses pembekaman orang
dibebaskan dari sel-sel darah yang rusak, yang tentu saja tidak berfungsi atau bahkan
mengganggu kesehatan. Dengan demikian berapa pun volume darah yang dibuang, tidak
akan berpengaruh pada kelemahan tubuh, bahkan menyebabkan meningkatnya status
kesehatan seseorang.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah terapi bekam?
2. Bagaimana prinsip kerja terapi bekam?
3. Titik refleksi bekam?
4. Apa saja jenis-jenis terapi bekam?
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah terapi bekam
2. Untuk mengetahui prinsip kerja terapi bekam
3. Untuk mengetahui titik refleksi bekam
4. Untuk mengetahui jenis-jenis terapi bekam
C. Manfaat Penulisan
1. Agar kita mengetahui sejarah terapi bekam
2. Agar kita mengetahu prinsip kerja1 terapi bekam
3. Agar kita mengetahui titik refleksi bekam
4. Agar kita mengetahui jenis-jenis terapi bekam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Praktek bekam adalah praktek pengobatan penyakit yang sudah ada sejak ribuan tahun
silam. Orang yang rutin melakukan bekam diyakini akan sembuh dari berbagai penyakit.
Bekam adalah metode pengobatan kuno yang sudah dipakai sejak zaman Yunani Kuno dan
disebutkan dalam catatan medis Sanskerta ribuan tahun lalu. Bekam juga dipakai oleh
ilmuwan kedoketeran Ibnu Sina. Ibnu Sina di dalam kitabnya Al-Qaanun mengungkapkan:
“Diperintahkan untuk tidak berbekam di awal bulan karena cairan-cairan tubuh kurang aktif
bergerak dan tidak normal, dan tidak diakhir bulan karena bisa jadi cairan-cairan tubuh
mengalami pengurangan. Oleh karena itu diperintahkan melakukan bekam pada pertengahan
bulan ketika cairan-cairan tubuh bergolak keras dan mencapai puncak penambahannya karena
bertambahnya cahaya di bulan”.
Pada zaman China kuno seorang herbalis Ge Hong (281-341 M) dalam bukunya A
Handbook of Prescriptions for Emergencies menggunakan tanduk hewan untuk
membekam/mengeluarkan bisul yang disebut tehnik “jiaofa”, sedangkan di masa Dinasti
Tang, bekam dipakai untuk mengobati TBC paru-paru . Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13
Hijriyah) , orang-orang di Eropa menggunakan lintah (al ‘alaq) sebagai alat untuk bekam
(dikenal dengan istilah Leech Therapy) dan masih dipraktekkan sampai dengan sekarang.
Hippocrates (460-377 SM), Celsus (53 SM-7 M), Aulus Cornelius Galen (200-300 M)
mempopulerkan cara pembuangan secara langsung dari pembuluh darah untuk pengobatan di
zamannya. Dalam melakukan tehnik pengobatan tersebut, jumlah darah yang keluar cukup
banyak, sehingga tidak jarang pasien pingsan. Cara ini juga sering digunakan oleh orang
Romawi, Yunani, Byzantium dan Itali oleh para rahib yang meyakini akan keberhasilan dan
khasiatnya.Di Eropa, praktek bekam dilarang sejak akhir abad ke-19 karena menurut dokter
pasien-pasien yang dibekam menjadi lebih lemah dan mudah terkena infeksi. Risiko infeksi
bisa timbul karena alat-alat yang digunakan tidak higienis.
Di India, praktek bekam bisa ditemui di pinggir-pinggir jalan daerah Delhi. Pasien
diharuskan berdiri dan berjemur di bawah sinar matahari selama 1,5 jam supaya aliran darah
lebih lancar. Kemudian pasien, masih dalam posisi berdiri, dililit tali mulai dari bagian
pinggang sampai kaki, kemudian dilakukan sayatan menggunakan silet. Salah satu pemilik
praktik bekam ala India tersebut adalah Hakim Ghyas. Setiap harinya ia melayani ratusan
pasien. Pria berusia 79 tahun itu mengklaim teknik bekam yang dilakukannya bisa mengobati
hampir semua jenis penyakit artritis, penyakit jantung, bahkan kanker darah stadium awal.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Ghyas mengatakan praktek pengobatan yang
dilakukannya itu memungut bayaran secara sukarela karena kebanyakan pasien adalah orang
miskin. Untuk membiayai kehidupannya sehari-hari, Ghyas mengandalkan pada gaji anak
laki-lakinya yang bekerja sebagai penjaga toko, sementara anaknya yang lain mengikuti
jejaknya dan membantu praktek bekam.
4. Bekam Tarik
Metode Ini Hanya Untuk Menghilangkan Rasa Nyeri Dan Penat Di Bagian Dahi, Kening Dan
Bagian Yang Pegal-Pegal.
Caranya : Dengan Menyedotkan Gelas Kaca Secukupnya Di Dahi/ Bagian Yang Pegal
Kemudian Ditarik Berulang-Ulang Sampai Kulit Menjadi Kemerahan.
2. Tertular penyakit
Efek samping bekam selanjutnya adalah dapat menyebarkan berbagai penyakit menular , hal
ini dapat terjadi jika alat yang digunakan tidak dalam keadaan streril.jadi sebelum dibekam
pastikan alat yang digunakan benar alat yang steril.
3. Meninggalkan bekas
Terapi bekam akan meninggalkan bekas pada kulit, lebab berwarna merah muda , ungu hitam
namun kondisi ini biasanya akan hilang dalam waktu satu minggu , hal ini biasa disebut
dengan reaksi pigmen.
I. Proses Menjadi Terapis Bekam
Dalam melakukan pekerjaan terapisnya seorang terapis bekam tidak boleh dipengaruhi oleh
pertimbangan keuntungan pribadi
Setiap terapis bekam harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan
setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya.
Dalam melakukan pekerjaannya, seorang terapis bekam harus mengutamakan atau
mendahulukan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan
kesehatan yang menyeluruh yaitu, promotif, preventif, kuratif, dan rahabilitatif, serta
berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya.
Setiap terapis bekam harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk
insani.
Setiap terapis bekam bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
ketrampilannya untuk kepentingan penderitanya. Dalam hal ia tidak mampu melakukan
pemeriksaan atau pengobatan, maka ia wajib merujuk penderita kepada terapis bekam lain
yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.
Segala tindakan yang dilakukan seorang terapis bekam harus dapat dipertanggungjawabkan.
BAB III
PEMBAHASAN ANALISIS KRITIS
A. Terapi bekam menurut beberapa peniliti
Ginjal adalah organ yang berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan
membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Proses pemecahan senyawa racun oleh
hati disebut proses detoksifikasi. Semua darah yang beredar dalam tubuh manusia akan
melalui 2 organ besar tersebut yang dapat dilakukan penyarigan racun dan dikeluarkan oleh
tubuh. Bila hati atau ginjal rusak maka penyaringan racun tersebut dilakukan dengan
memakai alat hemodialisis atau cuci ginjal.
Terapi alternatif ini telah dilakukan penelitian oleh beberapa peneliti diantaranya oleh
Saad A Al Saedi. Dr. Saad A. AL-Saedi dari Medicine College, Departement Pediatric telah
melaporkan penelitiannya dlam sebiah jurnal yang berjudul , Molecular Aspects of Cupping
Therapy: Relationship to Immune Functions in Patients with Chronic HCV Infection (Phase
two). Peneliti tersebut mengamati terapi bekam berkaitan dengan fungsi Imun iB pasien
Artikel Baru infeksi Hepatitis C Kronik. Penelitian tersebut membandingkan pasien HCV
yang menjalani cupping (bekam) dengan kelompok kobtrol degan mengamati (sel darah
putih) CBC, fungsi hati dan respon imun. Efek respon imun pengobatan bekam diamati pada
MDA, IL–1ß, dan cAMP. Hasil penelitian ini menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam
enzim hati (ALT yaitu) setelah dilakukan bekam berulang, dan juga dalam mengurangi MDA
radikal bebas serta cAMP, yang keduanya dicurigai perubahan hati patologis yang menyertai
infeksi HCV. Di sisi lain, hasil penelitian menunjukkan efek cupping pada peningkatan IL–1ß
yang memicu kaskade imunostimulasi sekunder untuk radang, dengan mengaktifkan T–
limfosit dan sel-B bersama dengan mengaktifkan molekul adhesi dan sitokin lain.
Dr. Wadda’ A. Umar mengungkapkan teori kedokteran bahwa saat pembekaman pada
titik bekam, maka akan terjadi kerusakan mast cell dan lain-lain pada kulit, jaringan bawah
kulit ( sub kutis), fascia dan ototnya. Akibat kerusakan ini akan dilepaskan beberapa mediator
seperti serotonin, histamine, bradikinin, slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang
belum diketahui. Zat-zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta flare
reaction pada daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler juga dapat terjadi di tempat yang jauh
dari tempat pembekaman. Ini menyebabkan terjadinya perbaikan mikrosirkulasi pembuluh
darah. Akibatnya timbul efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat
vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Yang terpenting adalah
dilepaskannya corticotrophin releasing factor (CRF), serta releasing factors lainnya oleh
adenohipofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH, corticotrophin dan
corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta
menstabilkan permeabilitas sel.
Para ahli menduga manfaat kesehatan tersebut karena kadar zat besi dalam darah
berkurang. Kadar zat besi yang tinggi terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan
pembuluh darah. Terapi sedot darah menggunakan lintah yang sempat populer di Inggris juga
diklaim bisa mengurangi rasa nyeri lutut akibat artritis. Penelitian lain menyebutkan nyeri
saraf akibat penyakit herpes bisa berkurang setelah sedot lintah.
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui manfaat dari metode bekam. Salah
satunya adalah yang dilakukan terhadap 60 orang gemuk yang rutin melakukan bekam.
Ternyata bekam bisa menurunkan tekanan darah dan kolesterol jahat, serta meningkatkan
kadar kolesterol baik. Hasil studi yang dimuat dalam BMC Medicine tersebut cukup
mengejutkan. Studi lain yang dimuat dalam Journal of the American Medical Association
juga menyebutkan orang yang mendonasikan darahnya setiap 6 bulan sekali lebih jarang
terkena serangan jantung dan stroke.
Jong In Kim peneliti lain mengamati terapi basah–cupping untuk nyeri punggung
bawah yang non spesifik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa basah–cupping mungkin
memiliki efek potensial untuk mengurangi rasa sakit saat berhubungan dengan PNSLBP.
Namun penelitian tersebut masih belum secara tegas dapat menyimpulkan efek terapi basah–
cupping adalah intervensi yang berarti bagi perbaikan fungsional dari PNSLBP.
Meski bukan berdasarkan penelitian medis, Thomas W. Anderson (1985) juga
mempublikasikan buku berjudul 100 Diseases Treated by Cupping Method atau 100 Penyakit
yang Dapat Diobati dengan Bekam. Diungkapkan dalam buku tersebut beberapa penyakit
yang berespon cukup baik dengan Terapi bekam adalah Hipertensi, hiperuricemia
(Gout/Pirai), hiperkolesterolemia, stroke, parkinson, epilepsy, migrain, vertigo, gagal ginjal,
varises, wasir (hemoroid), dan semua keluhan sakit (rematik, ischialgia/sciatica, nyeri
pinggang bawah), penyakit darah (leukemia, thalasemia), tinnitus, asma, alergi, penyakit
sistim imun (SLE, HIV), infeksi (Hepatitis, elefantiasis), Glaukoma, Insomnia,
enuresis/mengompol, mania, skizofren dan trans (gangguan sihir/jin), dll. Begitu juga bekam
untuk kesuburan (fertilitas) dan kecantikan (menghilangkan jerawat, komedo, vitiligo,
menurunkan berat badan.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Bekam memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. Dengan berbekam akan mengeluarkan darah
kotor seseorang dimana akan membuat seseorang akan menjadi rileks atau merasa ringan.
Oleh karena itu melakukan bekam adalah salah satu sunnah yang baik untuk kita lakukan,
karena didalam bekam terdapat banyak manfaat.
Cara melakukan bekam hampir sama dengan proses pembedahan dalam medis, yang selalu
menekankan mengenai sterilitas alat maupun tubuh yang akan dibekam. Walaupun hanya
pengobatan tradisional namun dalam melakukan bekam juga ada larangan-larangan yang
harus diperhatikan.
Daftar Pustaka
https://dandriyani.wordpress.com/2015/04/28/etika-profesi-itbi-ikatan-bekam-indonesia/
http://darwismuhammad21.blogspot.co.id/2015/07/makalah-pengobatan-bekam.html
https://jasaterapibekamblog.wordpress.com/2015/12/04/terapi-bekam-menurut-penelitian-
medis/
http://efeksamping.com/inilah-manfaat-dan-efek-samping-bekam/
https://evialfadhl.wordpress.com/2010/02/04/cara-bekam-jenis-jenis-bekam-dan-teknik-
bekam/
https://abdurrohmanalmartin.blogspot.com/2013/06/hijamah-bekam-dan-titik-titik-nya.html
http://pelajaranbekam.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-lengkap-asal-pengobatan-bekam.html
Posting Komentar
Mengenai Saya
Arsip Blog
► 2017 (2)
▼ 2016 (44)
o ▼ Desember (30)
MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER“MASSAGE” Makalah ini
d...
Terapi Pijat Bagi Ibu Hamil
MANFAATTERAPI TRADISIONAL IKAN NILEM UNTUK
KESEHAT...
TERAPIPIJAT TRADISIONAL DENGAN BAHAN DASAR
COKELAT...
Terapi Lintah
Terapi bekam
terapi batu
Terapi Lebah
terapi tradisional akupuntur
<!--[if !mso]>v\:* {behavior:url(#default#VML);}o\...
Penyakit menulartuberculosis pada MASYARAKAT menen...
MASALAH KOTORAN SUNGAI DARI LIMBAH HEWAN DI
PEDESA...
BAHAYA POLUSI UDARA DI DAERAH
PERKOTAANMATAKULIAH ...
PENTINGNYA KESEHATAN DI
LINGKUNGANMASYARAKAT ...
KEKERASAN TERHADAP ...
PERAN PERAWAT KOMUNITAS DALAMMENYELESAIKAN
MASALAH...
BURUKNYA PELAYANAN KESEHATAN BAGI WARGA
MISKINMATA...
BAHAYA MEROKOK PADA ANAK REMAJAMATAKULIAH
SOSIOLOG...
Dampak pada kesehatan dari kurangnya jamban di rum...
KURANGNYA KESADARAN MASYARAKAT AKAN
KEBERSIHAN (Lu...
<!--[if gte mso 9]> <![endif]--> <!--[if gte ms...
PERAN PERAWAT DALAM MENYELESAIKANMASALAH
PENYAKIT ...
LGBT, PENYAKIT MENULAR YANGMEMBAHAYAKAN
MORAL BANG...
MASALAH-MASALAH KESEHATAN di
kota/desa PENCEMARAN ...
PERAN PERAWAT DALAM MENYELESEIKAN MASALAH
KESEHATA...
PERAN PERAWAT DALAMMENYELESAIKAN
MASALAHBAHAYA NAP...
BAHAYA SAMPAH TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT
DI LIN...
PERAN PERAWAT KOMUNITASDALAM MENYELESAIKAN
MASALAH...
PERAN PERAWAT KOMUNITAS DALAMMENYELESAIKAN
MASALAH...
PERAN PERAWAT DALAM MENCEGAHMASALAH ABORSI
PADA RE...
o ► November (14)