Anda di halaman 1dari 89

Katalog: 4104001.

33

PROFIL
id
o.

LANSIA
.g
ps
.b
ng

Provinsi Jawa Tengah 2017


te
ja
s://
tp
ht

BADAN PUSAT STATISTIK


PROVINSI JAWA TENGAH
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go
.id
PROFIL LANSIA
PROVINSI JAWA TENGAH
2017
ISSN : 2407-3342
Nomor Publikasi : 33520.1809

.id
Katalog : 4104001.33

go
Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm

s.
bp
Jumlah Halaman : xii + 78 halaman
g.
en

Naskah :
at

Bidang Statistik Sosial


//j
s:

Gambar Kulit :
tp

Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik


ht

Diterbitkan oleh :
© Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah

Dicetak oleh :
CV. JAVA LUHUR MAKMUR ABADI

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan,


dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk
tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
b ps
. go
. id
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v

.id
DAFTAR TABEL vii

go
DAFTAR GAMBAR ix

s.
ABSTRAKSI xi
bp
INFOGRAFIS PROFIL LANSIA JAWA TENGAH
g.
1
AGUSTUS 2017
en
at

BAB I PENDAHULUAN 3
//j

1.1 Latar Belakang 3


s:

1.2 Tujuan 6
tp
ht

1.3 Sumber Data 6


1.4 Konsep dan Definisi 7
BAB II STRUKTUR DEMOGRAFI PENDUDUK
13
LANSIA
2.1 Perkembangan Struktur Penduduk Jawa 13
Tengah
2.2 Jumlah Lansia 17
2.3 Komposisi Lansia 19

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 v


BAB III HUBUNGAN KELUARGA PENDUDUK
23
LANSIA
3.1 Status Perkawinan 23
3.2 Hubungan Dengan Kepala Rumah Tangga 25
BAB IV PENDIDIKAN PENDUDUK LANSIA 29
4.1 Pendidikan Yang Ditamatkan 29

.id
4.2 Kemampuan Membaca dan Menulis 32

go
BAB V KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK

s.
bp
LANSIA g. 35
5.1 Angkatan Kerja Lansia 35
en

5.1.1 Lapangan Pekerjaan 39


at

5.1.2 Status Pekerjaan 42


//j
s:

5.2 Bukan Angkatan Kerja Lansia 43


tp

BAB VI KESEHATAN PENDUDUK LANSIA 45


ht

6.1 Keluhan kesehatan 45


6.2 Cara Pengobatan 48
BAB VII PENUTUP 53
DAFTAR PUSTAKA 55
LAMPIRAN 59

vi Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Penduduk Lansia Jawa Tengah, 2013 – 2017 17

Tabel 2.2 Sex Ratio Penduduk Lansia Menurut Kelompok 20


Umur Jawa Tengah, 2014 – 2017

.id
go
Tabel 3.1 Persentase Penduduk Lansia Menurut Status 24
Perkawinan dan Jenis Kelamin Jawa Tengah,

s.
2016 – 2017
bp
g.
Tabel 3.2 Persentase Penduduk Lansia Menurut 26
en

Hubungan Dengan Kepala Rumah Tangga dan


Jenis Kelamin Jawa Tengah, 2016 – 2017
at
//j

Tabel 4.1 Persentase Penduduk Lansia Menurut 30


s:

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan


tp

Jenis Kelamin Jawa Tengah, 2016 – 2017


ht

Tabel 4.2 Persentase Penduduk Lansia Menurut 33


Kemampuan Membaca dan Menulis Huruf
Latin Jawa Tengah, 2015 – 2017

Tabel 4.3 Persentase Penduduk Lansia Menurut 34


Kemampuan Membaca dan Menulis Huruf
Latin dan Jenis Kelamin Jawa Tengah, 2017

Tabel 5.1 Persentase Penduduk Lansia Menurut Jenis 36


Kegiatan dan Jenis Kelamin Jawa Tengah,
2016-2017

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 vii


Tabel 5.2 Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja 41
Menurut Lapangan Pekerjaan dan Jenis Kelamin
Jawa Tengah, 2016 – 2017

Tabel 5.3 Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja 42


Menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin
Jawa Tengah, 2016 – 2017

.id
Tabel 6.1 Persentase Penduduk Lansia yang Mengalami 45

go
Keluhan Kesehatan dan Angka Kesakitan
Menurut Jenis Kelamin Jawa Tengah, 2016 –

s.
2017
bp
Tabel 6.2 Persentase Penduduk Lansia yang Menderita 47
g.
Sakit Menurut Lamanya Sakit dan Jenis
en

Kelamin Jawa Tengah, 2016 – 2017


at
//j

Tabel 6.3 Persentase Penduduk Lansia yang Menderita 49


s:

Sakit Menurut Pengobatannya dan Jenis


tp

Kelamin Jawa Tengah, 2016 – 2017


ht

Tabel 6.4 Persentase Penduduk Lansia yang Menderita 50


Sakit Menurut Alasan Utama Tidak Berobat
Jalan dan Jenis Kelamin Jawa Tengah, 2017

Tabel 6.5 Persentase Penduduk Lansia Menurut 51


Kepemilikan Jaminan Kesehatan dan Jenis
Kelamin Jawa Tengah, 2017

viii Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Piramida Penduduk Jawa Tengah, 1980 14

.id
Gambar 2.2 Piramida Penduduk Jawa Tengah, 1990 14

go
Gambar 2.3 Piramida Penduduk Jawa Tengah, 2000 15

s.
bp
Gambar 2.4 Piramida Penduduk Jawa Tengah, 2010 15
g.
en

Gambar 2.5 Perkembangan Persentase Lansia Jawa 18


at

Tengah, 2005, 2010, 2015 dan 2017


//j
s:

Gambar 3.1 Persentase Penduduk Lansia Menurut Status 23


tp

Perkawinan Jawa Tengah, 2017


ht

Gambar 4.1 Persentase Penduduk Lansia Menurut 31


Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan
Jenis Kelamin Jawa Tengah, 2017

Gambar 5.1 Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja 39


Menurut Lapangan Pekerjaan Jawa Tengah,
2017

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 ix


ABSTRAKSI

Jumlah dan persentase penduduk Lansia (penduduk usia 60


tahun ke atas) di Provinsi Jawa Tengah akan terus bertambah sejalan
dengan meningkatnya usia harapan hidup. Bertambahnya lansia ini

.id
pada tahun mendatang tentu saja akan mendatangkan problematika

go
sosial baru, apabila para lansia tersebut benar-benar menjadi

s.
tanggungan generasi muda mendatang.

bp
Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan profil sosial-
g.
demografi lansia di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017.
en

Pemahaman mengenai profil ini dapat dipakai sebagai salah satu


at
//j

indikator apakah para lansia di Provinsi Jawa Tengah cenderung


s:

sebagai aset atau justru sebagai beban pembangunan.


tp

Dari hasil data yang ada diketahui bahwa masih banyaknya


ht

lansia yang berperan sebagai pencari nafkah (50,86% bekerja),


cukup banyaknya lansia yang masih berkedudukan sebagai kepala
rumah tangga (59,74%), mengindikasikan bahwa peran lansia dalam
rumah tangga sebenarnya masih besar. Sehingga keberadaan lansia
tidaklah semata-mata sebagai beban bagi keluarganya, karena itu
persepsi yang menyatakan bahwa lansia semata-mata sebagai beban
tidaklah sepenuhnya benar.

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 xi


ht
tp
s:
//j
ate
ng
.b
p s.
go
.id
PROFIL LANSIA
JAWA TENGAH
2017
12,59 Mengurus RT; Lainnya; Ortu/Mertua;
12,18 31,15 17,30 Anak/ 17,87
11,79 menantu; 0,19 Lainnya;
11,43 1,84
11,10 Istri/Suami;

.id
20,36

go
Bekerja; Kepala RT;
Menganggur,
2013 2014 2015 2016 2017 50,86 59,74
0,68

s.
% Penduduk Lansia thd total Masih banyak Lansia yang Cukup banyak Lansia sebagai

p
penduduk terus mengalami berperan sebagai pencari
.b kepala rumah tangga
peningkatan nafkah (59,74%)
(50,86%)
ng
ate
//j
s:
tp
ht

TPAK 66,40% TPAK 38,25%

Tdk pernah Tdk pernah


sekolah/Tdk 44,97% sekolah/ 67,85%
tamat SD Tdk tamat SD

Status Single Status Single


(blm menikah/ 17,71% (blm menikah/ 58,68%
cerai) cerai)

Kondisi di atas menyebabkan lansia perempuan lebih rentan daripada


lansia laki-laki baik dari sisi finansial, sosial maupun emosional

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 1


ht
tp
s:
//j
ate
ng
.b
p s.
go
.id
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa otonomi daerah saat ini, data statistik semakin
diperlukan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan

.id
kebijakan pembangunan daerah. Dengan kata lain bahwa

go
keberhasilan pembangunan sangat tergantung dari ketersediaan

s.
data statistik, terutama di bidang kependudukan dan ekonomi.
p
.b
Tidak dipungkiri bahwa penduduk selain sebagai subyek/pelaku
ng

sekaligus juga sebagai obyek dari pembangunan. Oleh karena


te

itu, keberadaan penduduk, termasuk lansia, perlu mendapatkan


a
//j

perhatian dalam menghadapi era otonomi daerah sekarang ini.


s:
tp

Salah satu dampak dari keberhasilan pembangunan


ht

nasional yang telah dilaksanakan selama ini, terutama di bidang


kesehatan dan kesejahteraan sosial, antara lain meningkatkan
angka rata-rata usia harapan hidup penduduk. Peningkatan angka
rata-rata tersebut mencerminkan makin bertambah panjangnya
masa hidup penduduk secara keseluruhan yang membawa
konsekuensi makin bertambahnya jumlah penduduk lanjut usia
(lansia). Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lansia, yang dimaksud lansia adalah seseorang
yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 3


Penduduk lansia pada umumnya memiliki fisik maupun
non fisik yang kondisinya telah banyak mengalami penurunan
akibat proses alamiah yang disebut dengan proses menua atau
aging. Menurut Kusumoputro (2002) seperti dikutip Siti Rohana
(2011), proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai
adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang

.id
saling berinteraksi satu sama lain. Kondisi ini mengisyaratkan

go
bahwa peningkatan jumlah penduduk lansia juga membawa

s.
konsekuensi makin meningkatnya kebutuhan pelayanan bagi
p
.b
penduduk lansia, khususnya pelayanan sosial.
ng

Jumlah dan persentase penduduk Lansia (penduduk usia


te

60 tahun ke atas) di Provinsi Jawa Tengah akan terus bertambah


a
//j

sejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup. Bertambahnya


s:

lansia ini pada tahun mendatang tentu saja akan mendatangkan


tp
ht

problematika sosial baru, apabila para lansia tersebut benar-benar


menjadi tanggungan generasi muda mendatang.
Melihat hal tersebut alangkah baiknya apabila sejak dini
dipikirkan langkah-langkah antisipasi agar para lansia di masa
yang akan datang tidak semuanya menjadi tanggungan generasi
di bawahnya sehingga peningkatan pertumbuhan ekonomi dapat
dirasakan. Dengan demikian, kelompok lansia di masa yang akan
datang diusahakan untuk tetap menjadi aset yang produktif.
Langkah awal dari pemerintah sudah terlihat, dengan

4 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


ditetapkannya Hari Lansia yaitu tanggal 29 Mei, dibentuknya
Komisi Nasional (Komnas) dan Komisi Daerah (Komda) untuk
Kesejahteraan Lansia. Selain itu pembinaan lansia di Indonesia
khususnya di Jawa Tengah dilaksanakan berdasarkan peraturan
Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lansia. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada

.id
kelompok lansia, pemerintah telah mencanangkan pelayanan

go
pada lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di

s.
tingkat masyarakat adalah Posyandu Lansia, pelayanan kesehatan
p
.b
lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan
ng

tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit.


te

Namun, terlepas dari hal tersebut memang tidak dapat


a
//j

dipungkiri bahwa semakin tua usia manusia maka akan semakin


s:

menurun daya produktivitasnya. Akan sangat bijaksana apabila


tp
ht

generasi muda sekarang dan seterusnya diharapkan dapat


menyediakan sendiri tabungan untuk hari tuanya di samping
mengumpulkan dana santunan untuk lansia yang sudah tidak
mampu mandiri.
Guna menindaklanjuti hal tersebut di atas, maka
diperlukan suatu informasi/kajian tentang lansia. Kajian ini
tentunya difokuskan pada karakteristik lansia itu sendiri,
misalnya status dalam keluarga, status ekonomi, pendidikan,
kesehatan dan lain-lain. Dengan demikian kita dapat menentukan

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 5


langkah-langkah kebijakan berkaitan dengan lansia dengan dasar
informasi yang ada.

1.2 Tujuan
Publikasi Profil Penduduk Lansia bertujuan untuk
menguraikan profil sosial-demografi lansia di Provinsi Jawa
Tengah pada tahun 2017. Pemahaman mengenai profil ini dapat

.id
dipakai sebagai salah satu indikator apakah para lansia di

go
Provinsi Jawa Tengah cenderung sebagai aset atau justru sebagai

p s.
beban pembangunan. Karakteristik lansia yang hendak diuraikan
.b
dalam profil ini antara lain mengenai jumlah, komposisi umur,
ng

status dalam rumah tangga, pendidikan, kegiatan ekonomi dan


te
a

kesehatan.
//j
s:

1.3 Sumber Data


tp
ht

Data statistik utama yang dipakai sebagai acuan adalah


berdasarkan hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional)
2016 dan 2017. Ditunjang dengan data Survei Angkatan Kerja
Nasional (Sakernas) bulan Agustus pada tahun 2016 dan 2017
serta data pendukung lainnya (Angka Proyeksi Penduduk tahun
2013- 2017).

6 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


1.4 Konsep dan Definisi
Penduduk Lanjut Usia
Penduduk lanjut usia adalah penduduk yang berumur 60 tahun ke
atas.
Kawin
Kawin adalah mempunyai isteri (bagi laki-laki) atau suami (bagi

.id
perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun

go
tinggal terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka

p s.
yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara dan
.b
sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh
ng

masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami isteri.


te
a

Cerai Hidup
//j
s:

Cerai hidup adalah berpisah sebagai suami isteri karena bercerai


tp

dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang
ht

mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya


tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih
berstatus kawin, misalnya suami/isteri ditinggalkan oleh
isteri/suami ke tempat lain karena sekolah, mencari pekerjaan,
atau untuk keperluan lain. Perempuan yang mengaku belum
pernah kawin tetapi mengaku pernah hamil, dianggap sebagai
cerai hidup.

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 7


Cerai Mati
Cerai mati adalah ditinggal mati oleh suami atau isterinya dan
belum kawin lagi.

Dapat Membaca dan Menulis


Dapat membaca dan menulis adalah dapat membaca dan menulis
kata-kata atau kalimat sederhana dalam aksara tertentu.

.id
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

go
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah jenjang pendidikan

p s.
tertinggi yang diikuti sampai ujian akhir di kelas tertinggi
.b
(tamat).
ng

Tidak/Belum Pernah Sekolah


ate

Tidak/belum pernah sekolah adalah tidak atau belum pernah


//j

terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan, termasuk yang


s:
tp

tamat/belum tamat taman kanak-kanak tetapi tidak melanjutkan


ht

ke sekolah dasar.
Tidak Tamat SD
Tidak tamat SD adalah pernah/sedang bersekolah di SD atau
yang sederajat tetapi tidak/belum tamat.

Keluhan Kesehatan
Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami
gangguan kesehatan atau kejiwaan baik karena penyakit,
kecelakaan, kriminal dll.

8 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


Sakit
Sakit adalah menderita penyakit baik akut maupun kronis atau
gangguan kesehatan lainnya yang menyebabkan aktifitas kerja
terganggu. Orang yang mempunyai keluhan kesehatan tetapi
kegiatan sehari-harinya tidak terganggu dianggap tidak sakit.

Angka Kesakitan/Morbidity Rate

.id
Indikator ini dapat dimanfaatkan untuk mengukur tingkat

go
kesehatan masyarakat lansia secara umum yang dilihat dari

s.
adanya keluhan yang mengindikasikan terkena suatu penyakit
p
.b
tertentu, dengan rumus:
ng

JPKK
te

100%
Jumlah Penduduk
a
//j

JPKK = jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan


s:
tp

dan terganggunya aktivitas.


ht

Indikator yang digunakan dalam publikasi ini dibatasi hanya


untuk penduduk berumur 60 tahun ke atas.

Jaminan Kesehatan
Jaminan kesehatan yang dimiliki adalah jaminan dalam bentuk
kartu atau apapun yang dapat digunakan untuk pembiayaan
kesehatan bila nama yang tertera dalam kartu atau lainnya

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 9


melakukan perawatan kesehatan seperti ke dokter, purkesmas,
rumah sakit dan sebagainya.
Jaminan kesehatan adalah program bantuan sosial untuk
pelayanan kesehatan.
Angkatan Kerja Lansia
Angkatan kerja lansia adalah penduduk 60 tahun ke atas yang

.id
selama seminggu sebelum pencacahan mempunyai pekerjaan,

go
baik bekerja maupun sementara tidak bekerja, atau yang

p s.
termasuk pengangguran. .b
ng

Bukan Angkatan Kerja Lansia


Bukan angkatan kerja lansia adalah penduduk berumur 60 tahun
a te

ke atas yang selama seminggu sebelum pencacahan yang masih


//j
s:

sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan


tp

lainnya selain kegiatan pribadi.


ht

Bekerja
Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang
dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh
pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus)
dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula
kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu
usaha/kegiatan ekonomi.

10 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


Punya Pekerjaan tetapi Sementara Tidak Bekerja
Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah keadaan
dari seseorang yang mempunyai pekerjaan tetapi selama
seminggu yang lalu sementara tidak bekerja karena berbagai
sebab, seperti: sakit, cuti, menunggu panenan, mogok dan
sebagainya.

.id
Pengangguran

go
Pengangguran meliputi penduduk yang sedang mencari

s.
p
pekerjaan, atau mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak
.b
mungkin mendapatkan pekerjaan, atau sudah punya pekerjaan
ng

tetapi belum mulai bekerja.


ate

Mencari pekerjaan
//j
s:

Mencari pekerjaan adalah upaya yang dilakukan untuk


tp

memperoleh pekerjaan pada suatu periode waktu.


ht

Mempersiapkan Usaha
Mempersiapkan usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan
seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha yang baru,
yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan/ keuntungan atas
resiko sendiri, baik dengan atau tanpa mempekerjakan
buruh/karyawan/pegawai dibayar maupun tidak dibayar.

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 11


Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah ukuran yang
menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap
penduduk usia kerja, dengan rumus:
Jumlah Angkatan Kerja
100%
Jumlah Penduduk Usia Kerja

.id
Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas.

go
Namun untuk publikasi ini umur terbatas 60 tahun ke atas.

ps.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) .b
Tingkat Pengangguran Terbuka adalah ukuran yang
ng

menunjukkan besarnya penduduk usia kerja yang termasuk


te

dalam kelompok pengangguran. Dihitung dari perbandingan


a
//j

antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja, dan


s:
tp

biasanya dinyatakan dalam persen.


ht

Lapangan usaha
Lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari usaha/perusahaan/
instansi tempat seseorang bekerja atau pernah bekerja.

12 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


BAB II
STRUKTUR DEMOGRAFI PENDUDUK LANSIA

2.1 Perkembangan Struktur Penduduk Jawa Tengah


Teori transisi demografi menyebutkan bahwa pada awal
transisi, mortalitas turun lebih cepat daripada turunnya tingkat

.id
fertilitas. Sedangkan struktur umur penduduk mengarah pada

go
‘penduduk muda’ dengan piramida penduduk yang mempunyai

s.
alas yang relatif lebar. Pada tahap selanjutnya dimana fertilitas
p
.b
turun pada tingkat yang cukup berarti, maka struktur umur
ng

penduduk berubah arah, yaitu menjadi ‘penduduk tua’ dengan


te

alas piramida yang makin menyempit atau relatif sama dengan


a
//j

batang-batang piramida yang ada di atasnya.


s:

Piramida penduduk Jawa Tengah menurut struktur umur


tp
ht

tahun 1980 seperti yang disajikan pada Gambar 2.1 menunjukkan


bahwa memasuki dekade 1980, penduduk Jawa Tengah mulai
melewati masa awal transisi demografi. Hal ini tercermin dari
alas kaki piramida yang meskipun masih cukup lebar namun
mulai mengalami penyempitan dan lebih pendek atau relatif sama
dengan batang-batang piramida yang terletak di atasnya. Kondisi
ini terlihat secara umum untuk semua penduduk, baik penduduk
laki-laki maupun penduduk perempuan.

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 13


Gambar 2.1
Piramida Penduduk Jawa Tengah, 1980

.id
go
p s.
.b
ng

Sumber : SP1980
a te
//j

Gambar 2.2
s:

Piramida Penduduk Jawa Tengah, 1990


tp
ht

Sumber : SP1990

14 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


Gambar 2.3
Piramida Penduduk Jawa Tengah, 2000

.id
go
p s.
.b
ng

Sumber : SP2000
a te
//j
s:

Gambar 2.4
tp

Piramida Penduduk Jawa Tengah, 2010


ht

Sumber : SP2010

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 15


Tahap kedua dari proses transisi demografi penduduk
Jawa Tengah yang berupa pergeseran struktur penduduk dari
penduduk muda ke penduduk tua nampak mulai terlihat nyata
selama periode tahun 1990. Piramida penduduk Jawa Tengah
pada tahun 1990 (Gambar 2.2) nampak berbeda dengan piramida
penduduk pada tahun 1980. Pada piramida penduduk tahun 1990

.id
terlihat bahwa batang-batang piramida untuk kelompok umur

go
yang lebih muda nampak makin menyempit, sebaliknya untuk

s.
kelompok umur yang lebih tua nampak makin melebar.
p
.b
Piramida penduduk Jawa Tengah selama periode 2000 -
ng

2010 (Gambar 2.3 dan Gambar 2.4) menunjukkan bahwa batang-


te

batang piramida di bagian bawah piramida untuk kelompok umur


a
//j

muda secara umum telah menyempit. Sebaliknya, batang-batang


s:

piramida di bagian atas piramida untuk kelompok umur tua


tp
ht

secara umum makin melebar. Kondisi ini menunjukkan bahwa


struktur umur penduduk Jawa Tengah sudah mengarah pada era
“penduduk berstruktur tua” (aging population), yaitu suatu
wilayah dengan proporsi penduduk lansia yang telah mencapai
sebesar 10 persen atau lebih.
Pada tahun 2010 (SP 2010), Jawa Tengah memiliki
penduduk usia muda (0-14 tahun) sebesar 28,93 persen,
penduduk usia produktif (15-60 tahun) sebesar 63,36 persen, dan
penduduk usia 60 tahun ke atas di Provinsi Jawa Tengah sebesar

16 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


10,34 persen. Angka ini jauh berbeda dengan situasi pada tahun
1990. Dengan kata lain, selama periode tahun 1990 – 2010 telah
terjadi peningkatan komposisi penduduk usia lanjut, dan dikenal
dengan istilah proses penuaan (aging process) atau proses transisi
umur dari penduduk muda ke penduduk tua.

2.2 Jumlah Lansia

.id
go
Tabel 2.1
Penduduk Lansia Jawa Tengah, 2013 – 2017

p s.
Jumlah .b Penduduk Lansia
Tahun Penduduk Jumlah
Persentase
ng
(juta) (juta)
(1) (2) (3) (4)
a te

2013 33,26 3,69 11,10


//j

2014 33,52 3,83 11,43


s:
tp

2015 33,77 3,98 11,79


ht

2016 34,02 4,14 12,18

2017 34,26 4,31 12,59


Sumber : Proyeksi Penduduk 2013-2017

Proporsi penduduk dewasa, terutama lansia di Jawa


Tengah terus mengalami peningkatan. Tabel 2.1 menunjukkan
bahwa pada tahun 2013 jumlah lansia mencapai 3,69 juta jiwa
atau 11,10 persen dari seluruh penduduk Provinsi Jawa Tengah
kemudian naik menjadi 3,98 juta jiwa atau sebesar 11,79 persen
pada tahun 2015. Sedangkan berdasarkan hasil Angka Proyeksi
Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 17
Penduduk tahun 2017, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah
meningkat menjadi 4,31 juta jiwa atau sebesar 12,59 persen.

Gambar 2.5
Perkembangan Persentase Lansia Jawa Tengah,
2005, 2010, 2015 dan 2017

12,59

.id
13
12,5

go
11,72
12

s.
11,5
10,34

p
11 .b
10,5
%
ng

10 9,41
9,5
te

9
a
//j

8,5
s:

8
2005 2010 2015 2017
tp

Sumber : SP 2010; Supas 2005, 2015; dan Proyeksi Penduduk 2017


ht

Hal yang menarik untuk dibahas dengan terjadinya


peningkatan penduduk lansia ini adalah adanya pandangan
bahwa lansia bergantung kepada bagian penduduk yang lain,
terutama pada pemenuhan kebutuhan hidupnya. Keberadaan
lansia juga dikaitkan dengan perhitungan rasio ketergantungan,
yang merupakan perbandingan antara penduduk usia produktif
dengan penduduk usia non produktif termasuk di dalamnya
adalah lansia. Sehingga jika penduduk lansia tersebut semakin

18 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


meningkat jumlahnya, maka beban penduduk usia produktif akan
semakin besar. Oleh karena itu diperlukan strategi dan program
pemberdayaan SDM lansia untuk menunjang pertumbuhan
ekonomi.

2.3 Komposisi Lansia


Keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan

.id
pemerintah sangat dirasakan oleh masyarakat. Pembangunan di

go
bidang kesehatan misalnya telah dapat meningkatkan kesadaran

ps.
masyarakat akan hidup sehat dan pentingnya makanan yang
.b
bergizi. Sedangkan pembangunan di bidang ekonomi telah
ng

mampu meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat.


a te

Secara umum, keberhasilan pembangunan dapat dilihat


//j
s:

dari usia harapan hidup di suatu daerah. Usia harapan hidup


tp

Provinsi Jawa Tengah sekitar 61 tahun berdasar hasil Sensus


ht

Penduduk tahun 1990, meningkat menjadi sekitar 66 tahun 2000


berdasarkan hasil SP2000, bahkan pada tahun 2010 menjadi 72,4
tahun.

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 19


Tabel 2.2
Sex Ratio Penduduk Lansia Menurut Kelompok Umur
Jawa Tengah, 2014-2017

Kelompok Sex Ratio Sex Ratio Sex Ratio Sex Ratio


Umur 2014 2015 2016 2017
(1) (3) (4) (5) (5)

60 – 64 100,59 100,18 100,36 99,49

.id
65 – 69 88,03 90,07 91,48 93,57

go
70 – 74 82,73 82,67 82,71 82,46

s.
75 + 70,45 70,74 71,03 71,43
p
.b
(60 +) 86,26 86,80 87,35 87,73
ng

Sumber: Angka Proyeksi Penduduk 2014-2017


a te
//j

Usia harapan hidup penduduk perempuan lebih tinggi


s:

dibanding penduduk laki-laki. Hal ini berakibat pada jumlah


tp
ht

penduduk lansia laki-laki lebih sedikit dibandingkan penduduk


lansia perempuan. Fenomena tersebut tergambar dari besaran
rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk lansia seperti pada Tabel
2.2. Sex ratio penduduk lansia pada tahun 2017 sebesar 87,73;
yang berarti setiap 100 lansia perempuan terdapat hanya sekitar
87 sampai 88 lansia laki-laki. Atau dengan kata lain ada 8
penduduk lansia laki – laki berbanding 10 penduduk lansia
perempuan. Oleh karena itu, permasalahan lanjut usia secara

20 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


umum di wilayah Jawa Tengah, sebenarnya tidak lain adalah
permasalahan yang lebih didominasi oleh perempuan.
Bila dilihat menurut kelompok umur, dari setiap
kelompok umur, penduduk lansia perempuan jumlahnya lebih
banyak bila dibandingkan penduduk lansia laki-laki yang terlihat
dari angka Sex Ratio < 100. Pada tahun 2017, semakin tua

.id
kelompok umur semakin kecil angka Sex Ratio, sedangkan untuk

go
kelompok umur 60-64 tahun angka Sex Ratio mendekati angka

s.
100, lebih tinggi dibanding kelompok umur lainnya. Keadaan ini
p
.b
juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini
ng

mengindikasikan lebih banyak lansia perempuan yang ditinggal


te

mati lebih dulu oleh suaminya sebagai gambaran dari usia


a
//j

harapan hidup perempuan yang lebih panjang dibandingkan laki-


s:

laki.
tp
ht

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 21


ht
tp
s:
//j
ate
ng
.b
p s.
go
.id
BAB III
HUBUNGAN KELUARGA PENDUDUK LANSIA

3.1 Status Perkawinan


Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain. Kebutuhan fisik (sandang, pangan,

.id
papan), kebutuhan sosial (pergaulan, pengakuan, pekerjaan) dan

go
kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan

s.
religiusitas, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain.

p
Melalui interaksi sosial dengan orang-orang yang berada di
.b
ng

sekitarnya, terutama oleh anggota keluarganya, membuat para


te

lansia merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai (Kuntjoro,


a

2002).
//j
s:

Gambar 3.1
tp

Persentase Penduduk Lansia


ht

Menurut Status Perkawinan


Jawa Tengah, 2017
Belum Kawin
Cerai Mati 0,58%
36,98%

Cerai Hidup Kawin


1,97% 60,47%

Sumber: Susenas 2017 (data olah)

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 23


Tabel 3.1 menyajikan jumlah penduduk lansia di Provinsi
Jawa Tengah menurut status perkawinan. Kondisi tahun 2017
tercatat bahwa sekitar 60,47 persen lansia masih hidup dengan
pasangannya, terjadi kenaikan persentase bila dibanding dengan
kondisi tahun 2016 yang tercatat sebesar 60,21 persen. Pada
tahun 2017 sebanyak 38,95 persen lansia berstatus cerai, dimana

.id
sebanyak 1,97 persen cerai hidup dan 36,98 persen cerai mati.

go
Tabel 3.1

s.
Persentase Penduduk Lansia Menurut Status Perkawinan

p
dan Jenis Kelamin Jawa Tengah, 2016-2017
.b
ng
2016 2017
Status
Laki- Perem- Laki- Perem-
te

Perkawinan L+P L+P


laki puan laki Puan
a
//j

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Belum
s:

0,37 0,80 0,60 0,50 0,65 0,58


Kawin
tp

Kawin 82,45 40,81 60,21 82,29 41,32 60,47


ht

Cerai Hidup 1,09 2,88 2,05 1,31 2,54 1,97

Cerai Mati 16,09 55,51 37,14 15,90 55,49 36,98

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber: Susenas 2016 dan 2017 (data olah)

Menurut jenis kelamin, pola status perkawinan penduduk


lansia laki-laki berbeda dengan perempuan. Lansia laki-laki lebih
banyak berstatus kawin sedangkan lansia perempuan lebih
banyak berstatus cerai mati. Dari Tabel 3.1 tercatat bahwa pada
tahun 2017 sekitar 82,29 persen lansia laki-laki berstatus kawin

24 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


demikian pula keadaan pada tahun 2016 yang mencapai 82,45
persen. Sedangkan untuk lansia perempuan, pada tahun 2017
sekitar 55,49 persen berstatus cerai mati, berkurang sekitar 1,47
persen dibandingkan dengan keadaan tahun 2016 yang tercatat
sekitar 55,51 persen.
Fenomena ini menunjukkan bahwa lansia perempuan di

.id
Jawa Tengah berpotensi mengalami diskriminasi ganda, baik

go
karena statusnya sebagai perempuan maupun karena statusnya

s.
sebagai penduduk yang usianya sudah lanjut. Sebagai
p
.b
perempuan, diskriminasi yang disebabkan oleh struktur sosial
ng

dan budaya masyarakat sebenarnya sudah terjadi sejak usia


te

muda. Perbedaan tersebut juga tercermin dari status perkawinan


a
//j

lansia perempuan yang sebagian besar berstatus cerai mati.


s:

Karena usia harapan hidup perempuan yang lebih panjang


tp
ht

dibandingkan laki-laki, maka lebih banyak lansia perempuan


yang ditinggal mati lebih dulu oleh suaminya, dan karena
perbedaan gender menyebabkan perempuan terbiasa mengurus
dirinya sendiri, sehingga lebih siap untuk tinggal sendiri.
Sedangkan lansia laki-laki lebih banyak berstatus kawin.

3.2 Hubungan Dengan Kepala Rumah Tangga


Informasi mengenai hubungan dengan kepala rumah
tangga lansia dapat dilihat pada Tabel 3.2. Pada tabel tersebut
terlihat bahwa sebagian besar lansia adalah sebagai kepala rumah

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 25


tangga, dengan perkataan lain, lansia tersebut masih sebagai
tulang punggung dalam perekonomian keluarga, hal ini terjadi
pada tahun 2016 maupun 2017. Seyogianya mereka yang telah
memasuki usia tua dapat menikmati hari tuanya tanpa beban yang
berat, namun kenyataannya tidaklah demikian.

Tabel 3.2

.id
Persentase Penduduk Lansia Menurut
Hubungan Dengan Kepala Rumah Tangga dan Jenis Kelamin

go
Jawa Tengah, 2016-2017

p s.
2016 2017
Hubungan
.b
dengan Kepala Laki- Perem- Laki- Perem-
ng
Rumah Tangga L+P L+P
laki puan laki puan
te

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


a

Kepala RT 91,25 34,85 61,13 90,43 32,81 59,74


//j
s:

Istri/Suami 0,33 37,65 20,26 0,47 37,81 20,36


tp

Anak/menantu 0,11 0,20 0,16 0,19 0,18 0,19


ht

Ortu/Mertua 7,57 25,04 16,90 7,73 26,77 17,87

Lainnya 0,74 2,26 1,55 1,18 2,43 1,85

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber: Susenas 2016 dan 2017 (data olah)

Pada tahun 2016 lansia yang menjadi tulang punggung


keluarga sebesar 61,13 persen dan pada tahun 2017 berkurang
menjadi 59,74 persen. Sedangkan lansia sebagai orang
tua/mertua sekitar 16,90 persen pada tahun 2016, meningkat
menjadi 17,87 persen pada tahun 2017. Hal ini menunjukkan

26 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


masih cukup banyak lansia yang masih menggantungkan
hidupnya kepada anak atau menantunya. Kemungkinan lansia ini
adalah lansia yang untuk mengurus dirinya harus membutuhkan
bantuan orang lain atau lansia yang di masa tuanya tidak ingin
hidup kesepian, namun dugaan ini perlu kajian lebih lanjut.
Jika dilihat menurut jenis kelamin, lansia laki-laki sekitar

.id
90,43 persen sebagai kepala keluarga pada tahun 2017, lebih

go
sedikit dari tahun sebelumnya yaitu 91,25 persen. Kondisi yang

s.
berbeda terjadi pada lansia perempuan. Pada tahun 2017 lansia
p
.b
perempuan lebih banyak berstatus sebagai istri (37,81 %),
ng

kemudian berturut-turut sebagai kepala rumah tangga dan


te

sebagai orang tua/mertua masing-masing sebesar 32,81 persen


a
//j

dan 26,77 persen. Lansia perempuan sebagai kepala rumah


s:

tangga diperkirakan adalah mereka yang berstatus cerai.


tp
ht

Terlepas dari siapa yang menjadi kepala rumah tangga,


merupakan tanggung jawab bersama untuk tetap memikirkan
pemecahannya. Penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak dan
bervariasi yang cocok bagi lansia perlu dipikirkan dan
ditingkatkan. Yang perlu diingat bahwa aktivitas, peran,
kemampuan, kreativitas dan produktivitas sudah menurun yang
dialami oleh para lansia memerlukan suatu penanganan yang
berbeda dibandingkan dengan penduduk usia muda. Berbagai
fasilitas kesehatan dan fasilitas umum yang “ramah” bagi

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 27


penduduk lansia juga perlu dibangun. Sehingga di hari tua
mereka masih bisa aktif sesuai dengan kondisi fisik mereka tanpa
perlu membebani keluarganya.
Selain itu apapun posisi lansia di dalam keluarga tetap
lebih baik dibandingkan dengan lansia yang hidup sendiri.
Karena masih terbatasnya dukungan institusi terhadap

.id
keberadaan lansia seperti melalui sistem pensiun, asuransi dan

go
sejenisnya, menyebabkan betapa pentingnya peranan dukungan

s.
keluarga terhadap keberadaan lansia (Mundiharno, 1998).
p
.b
Dengan pemberian dukungan yang bermakna maka para lansia
ng

akan dapat menikmati hari tua mereka dengan tentram dan damai
te

yang pada akhirnya tentu akan memberikan manfaat bagi semua


a
//j

anggota keluarga yang lain.


s:
tp
ht

28 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


BAB IV
PENDIDIKAN PENDUDUK LANSIA

Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk manusia


terampil dan produktif yang pada gilirannya secara tidak
langsung dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan

.id
masyarakat. Oleh karena itu pendidikan harus sejak dini

go
ditanamkan pada generasi muda sehingga dapat menjadi bekal

s.
mereka di masa datang.
p
.b
4.1 Pendidikan Yang Ditamatkan
ng

Gambaran tingkat pendidikan Lansia merupakan cermin


ate

tingkat pendidikan generasi muda pada masa lalu. Dengan tingkat


//j
s:

pendidikan yang memadai diharapkan dapat memberikan


tp

benteng atau daya tahan lansia terhadap kesendirian mereka di


ht

hari tua.
Tabel 4.1 mencatat bahwa pada tahun 2017 sebagian
besar penduduk lansia adalah tidak pernah sekolah atau tidak
tamat Sekolah Dasar (SD), yaitu sebesar 57,15 persen. Penduduk
lansia yang tamat SD hanya 29,94 persen. Sedangkan yang tamat
SLTP dan SLTA ke atas masing-masing sebesar 5,49 persen dan
7,42 persen. Kondisi ini dapat dimaklumi mengingat masa kanak-
kanak para lansia tersebut sebagian besar berada pada periode
sebelum kemerdekaan (jaman kolonial), dimana kesempatan

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 29


untuk memperoleh pendidikan sangat terbatas. Namun demikian
jika dibandingkan dengan kondisi setahun sebelumnya (kondisi
tahun 2016) terdapat perubahan yang cukup menggembirakan
yaitu dengan berkurangnya persentase lansia yang tidak pernah
sekolah/tidak tamat SD.

Tabel 4.1

.id
Persentase Penduduk Lansia Menurut

go
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin
Jawa Tengah, 2016-2017

s.
Pendidikan

p
2016 2017
Tertinggi
.b
yang Laki- Perem Laki- Perem
L+P L+P
ng

Ditamatkan laki puan laki puan


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
te

Tdk pernah
a

sekolah/Tdk 47,57 70,50 59,81 44,97 67,85 57,15


//j

Tamat SD
s:

SD/Sederajat 38,48 22,53 29,96 36,76 23,94 29,94


tp

SLTP /
2,80 3,00 2,91 6,85 4,29 5,49
Sederajat
ht

SLTA/Sede-
11,15 3,97 7,32 11,41 3,92 7,42
rajat ke atas
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: Susenas 2016 dan 2017 (data olah)

Menarik untuk diamati adalah tingkat pendidikan dilihat


menurut jenis kelamin. Terlihat bahwa tingkat pendidikan lansia
perempuan lebih rendah bila dibandingkan dengan lansia laki-
laki. Terbukti dari tingginya persentase lansia perempuan yang
berpendidikan kurang dari SD yang mencapai 67,85 persen serta

30 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


rendahnya persentase lansia perempuan yang berpendidikan
SMA+ yaitu hanya mencapai 3,92 persen.

Gambar 4.1
Persentase Penduduk Lansia Menurut Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin
Jawa Tengah, 2017

Laki-laki

.id
80 67,85
Perempuan

go
60

s.
44,97
36,76

p
% 40 .b
23,94
ng

11,41
20 6,85 4,29 3,92
a te

0
//j

Tdk pernah SD/Sederajat SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat


sekolah/Tdk Tmt ke atas
s:

SD
tp

Sumber: Susenas 2017 (data olah)


ht

Ada banyak kemungkinan lansia perempuan tidak


sekolah, namun salah satu alasan utamanya adalah pada zaman
dahulu perempuan umumnya tidak diijinkan untuk sekolah atau
jika boleh sekolah paling cukup sampai SD saja. Umpamanya
masyarakat masih menganggap bahwa percuma saja perempuan
sekolah tinggi, karena akhirnya ke dapur juga. Lansia perempuan
yang sudah bisa mengenyam pendidikan tinggi umumnya berasal
dari keluarga yang sudah tidak berpandangan “kolot” atau anak

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 31


para “pejabat” yang mempunyai akses ke fasilitas pendidikan
(Moch. Affandi, 2009).
Mengingat pentingnya sumber daya manusia (SDM),
pendidikan dan pengetahuan serta ketrampilan generasi muda
perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi kesiapan mereka
menjelang hari tua. Hal ini dikarenakan generasi muda yang

.id
sekarang akan menjadi lansia di masa datang diharapkan mampu

go
berperan dalam memberikan wawasan yang luas kepada generasi

s.
berikutnya.
p
.b
4.2 Kemampuan Membaca dan Menulis
ng

Informasi tentang kemampuan membaca dan menulis


a te

merupakan salah satu indikator untuk melihat seberapa besar


//j
s:

kemampuan penduduk dalam mengakses informasi dari berbagai


tp

media terutama terhadap perkembangan di dunia luar.


ht

Keterbelakangan akibat minimnya informasi, justru akan dapat


menghambat kemajuan pembangunan. Dengan kemampuan
membaca dan menulis yang baik, diharapkan penduduk
(termasuk lansia) dapat menyerap program-program
pembangunan yang akan dan telah dilaksanakan.

32 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


Tabel 4.2
Persentase Penduduk Lansia Menurut Kemampuan
Membaca dan Menulis Huruf Latin Jawa Tengah, 2015-2017
Kemampuan Tahun
Membaca dan
2015 2016 2017
Menulis
(1) (2) (3) (4)
Huruf Latin 68,38 68,32 70,40

Tidak Dapat 31,62 31,68 29,60

.id
go
Jumlah 100,00 100,00 100,00

s.
Sumber: Susenas 2015, 2016 dan 2017 (data olah)

p
Tabel 4.2 memperlihatkan kemampuan penduduk lansia
.b
ng

dalam membaca dan menulis huruf latin. Persentase penduduk


te

lansia di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017 yang dapat


a

membaca dan menulis huruf latin sebesar 70,40 persen,


//j
s:

sedangkan yang buta huruf latin sekitar 29,60 persen. Angka


tp

tersebut menunjukkan bahwa pesan atau informasi pembangunan


ht

maupun informasi lainnya melalui media cetak dapat diakses


oleh lebih dari separoh penduduk lansia. Kondisi ini relatif tidak
berbeda dengan kondisi di tahun 2016, tercatat bahwa lansia
setahun yang lalu yang dapat membaca maupun menulis huruf
latin sebesar 68,32 persen sedangkan yang buta huruf latin
sebesar 31,68 persen.

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 33


Tabel 4.3
Persentase Penduduk Lansia Menurut Kemampuan Membaca
dan Menulis Huruf Latin dan Jenis Kelamin Jawa Tengah, 2017

2017
Kemampuan
Membaca dan
Menulis Laki-laki Perempuan L+P

(1) (2) (3) (4)

.id
Huruf Latin 83,49 58,90 70,40

go
Tidak Dapat 16,51 41,10 29,60

s.
Jumlah 100,00 100,00 100,00

p
.b
Sumber: Susenas 2017 (data olah)
ng

Bila diamati menurut jenis kelamin, dari tabel di atas


te

terlihat selama tahun 2017 lansia laki-laki mayoritas dapat


a
//j

membaca dan menulis huruf latin (83,49%), sedangkan lansia


s:

perempuan yang buta huruf latin persentasenya relatif tidak


tp
ht

terlalu jauh dibandingkan dengan persentase yang tidak buta


huruf (41,10% berbanding 58,90%). Hal ini mengindikasikan
pada masa ketika mereka masih muda terdapat diskriminasi
gender di bidang pendidikan.

34 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


BAB V
KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK LANSIA

Setiap tahun sebagian pegawai negeri dan mereka yang


terutama berstatus buruh/karyawan memasuki masa purna tugas
dan mereka memiliki profesionalisme masing-masing sesuai
dengan bidang tugas sebelumnya. Sebagian mereka juga siap

.id
memasuki pasar kerja dengan bekal pengalamannya untuk

go
mengisi masa purna tugasnya dengan bekerja. Dengan berbekal

p s.
kemampuan yang ada, sebagian lansia yang ada dapat langsung
.b
menyesuaikan dengan dunia baru mereka atau langsung bekerja,
ng

tetapi ada pula yang harus menyesuaikan diri dan masih mencari
ate

pekerjaan, atau hanya menerima apa adanya dengan menikmati


//j

hari-hari senja mereka.


s:
tp

5.1 Angkatan Kerja Lansia


ht

Kelompok lansia kadang dianggap tidak lebih dari


sekedar beban kelompok usia produktif. Padahal sebenarnya para
lansia pun masih berpotensi dalam proses produksi. Bahkan
untuk beberapa profesi, meningkatnya usia seseorang akan
memantapkan potensi yang dimiliki dan meningkatkan
profesionalisme. Tidak dipungkiri banyak para lansia sering
dijadikan pengayom atau penasehat dalam berbagai bidang sesuai
dengan keahliannya.

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 35


Tabel 5.1
Persentase Penduduk Lansia Menurut Jenis Kegiatan
dan Jenis Kelamin Jawa Tengah, 2016-2017

2016 2017
Jenis Kegiatan Laki- Perem Laki- Perem
L+P L+P
laki puan laki puan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.id
1. Bekerja 63,88 38,22 50,19 65,56 37,71 50,86

go
2. Menganggur 0,58 0,58 0,58 0,84 0,54 0,68

s.
3. Mengurus RT 11,77 43,66 28,78 14,97 45,63 31,15

p
.b
4. Lainnya 23,77 17,54 20,45 18,63 16,12 17,30
ng

Jumlah 100 100 100 100 100 100


te

TPT 0,89 1,50 1,14 1,26 1,42 1,32


a
//j

TPAK 64,46 38,80 50,77 66,40 38,25 51,54


s:
tp

Sumber: Sakernas Agustus 2016 dan Agustus 2017 (data olah)


ht

Pada tahun 2016 lansia yang bekerja sekitar 50,19 persen


dari total penduduk lansia, setahun kemudian meningkat menjadi
50,86 persen. Persentase penduduk lansia laki-laki yang bekerja
jauh lebih banyak dari pada lansia perempuan, yaitu masing-
masing sebesar 63,88 persen dan 38,22 persen pada tahun 2016,
dan setahun kemudian (tahun 2017) menjadi 65,56 persen
berbanding 37,71 persen. Banyaknya lansia yang masih bekerja
di satu pihak dapat menunjukkan bahwa lansia memang aktif di
pasar kerja dan berusaha untuk tidak tergantung pada penduduk

36 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


lainnya, tapi di lain pihak dapat menjadi masalah jika mereka
tidak diperhatikan sebagaimana mestinya. Karena idealnya lansia
yang bekerja harusnya mempunyai pekerjaan yang sesuai dengan
kondisi fisik dan mental mereka.
Rendahnya TPAK lansia perempuan yaitu sebesar 38,25
persen dibandingkan TPAK lansia laki-laki sebesar 66,40 persen,

.id
mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, dua diantaranya

go
mencakup norma-norma sosial dan pendidikan. Norma sosial

s.
yang ada di lingkungan sekitar menyebabkan lebih banyak
p
.b
perempuan memilih untuk mengurus pekerjaan rumah tangga
ng

sementara laki-laki memainkan peran sebagai pencari nafkah.


te

Pemisahan peran ini telah terjadi sejak para lansia tersebut masih
a
//j

muda. Sementara pendidikan telah memegang peranan penting


s:

dalam memberdayakan lansia perempuan. Seandainya tidak ada


tp
ht

perubahan tingkat pendidikan perempuan usia 35 tahun ke atas,


maka kemungkinan besar generasi masa depan lansia perempuan
akan tertinggal di belakang lansia laki-laki dalam hal kemampuan
secara finansial melalui partisipasi dalam angkatan kerja (Aris
Ananta, 2014).
Banyaknya lansia yang masih bekerja kemungkinan
disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang relatif masih besar,
secara fisik dan mental lansia tersebut masih mampu melakukan

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 37


aktivitas sehari-hari, serta aktualisasi diri/emosi
(Wirakartakusumah dalam Moch. Affandi, 2009).
Kebutuhan ekonomi yang relatif besar pada lansia
kemungkinan disebabkan tidak/belum adanya jaminan sosial
ekonomi yang memadai bagi lansia. Di Provinsi Jawa Tengah,
jaminan hari tua seperti uang pensiun masih sangat terbatas untuk

.id
mereka yang bekerja di sektor formal saja, tidak untuk sektor

go
informal. Oleh karena itu, perlu dipikirkan berbagai upaya untuk

s.
menjangkau lansia yang tidak punya pensiun atau jaminan hari
p
.b
tua, mengingat jumlah mereka lebih banyak dibanding lansia dari
ng

sektor formal. Walaupun sudah dibentuk posyandu lansia yang


te

dapat meningkatkan kondisi kesehatan lansia, tetapi dari aspek


a
//j

ekonomi belum mampu untuk meningkatkan tingkat


s:

kesejahteraan lansia.
tp
ht

Hal yang menarik lainnya adalah masih adanya lansia


yang masuk kelompok pengangguran, yaitu sebesar 0,58 persen
pada tahun 2016 dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 0,68
persen. Kelompok ini adalah kelompok yang tidak punya
pekerjaan tetapi masih aktif berusaha mencari pekerjaan,
mempersiapkan suatu usaha, putus asa karena sudah berusaha
mencari tetapi belum mendapatkan ataupun yang sudah diterima
bekerja tetapi belum mulai bekerja.

38 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


Kondisi seperti ini tentunya perlu mendapat perhatian kita
semua, mengingat secara umum kondisi lansia berbeda dengan
kondisi penduduk lainnya. Berbagai upaya pemecahan masalah
sudah harus segera dipikirkan dan dipertimbangkan agar
penduduk lansia tidak menjadi kendala pembangunan, tetapi
tetap dapat dipertahankan sebagai modal pembangunan.

.id
Meskipun dalam hal ini peran mereka mungkin berbeda dengan

go
peran penduduk muda, mengingat kondisi fisik, mental dan sosial

s.
mereka yang sudah banyak mengalami kemunduran.
p
.b
5.1.1 Lapangan Pekerjaan
ng
te

Gambar 5.1
a

Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja


//j

Menurut Lapangan Pekerjaan Jawa Tengah, 2017


s:

Lainnya
Jasa
6,96%
tp

6,74%
Perdagangan
ht

18,63%

Pertanian
54,38%
Industri
13,29%

Sumber: Sakernas Agustus 2017 (data olah)

Seperti telah diuraikan di atas, masih banyak lansia yang


bekerja, namun di sektor apa mereka kebanyakan bekerja?
Pertanyaan ini akan terjawab dengan melihat Tabel 5.2, yang
Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 39
menunjukkan jumlah lansia yang bekerja menurut lapangan
pekerjaannya dan secara visual dalam persentase dapat dilihat
pada Gambar 5.1. Terlihat pada Tabel 5.2 bahwa lansia yang
bekerja pada tahun 2017, sebagian besar di sektor Pertanian yaitu
sebesar 54,38 persen, diikuti sektor Perdagangan sebesar 18,63
persen.

.id
Bila dibandingkan setahun yang lalu, penyerapan tenaga

go
kerja di sektor Pertanian terjadi penurunan, tercatat pada tahun

s.
2016 untuk Pertanian sebesar 63,97 persen diikuti Perdagangan
p
.b
sebesar 16,71 persen. Selama kurun waktu 2016-2017 sektor
ng

perdagangan, industri dan jasa terlihat mengalami kenaikan.


te

Walaupun terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja di sektor


a
//j

pertanian, tetapi sektor pertanian masih mendominasi tenaga


s:

kerja di Provinsi Jawa Tengah. Fenomena tersebut dapat


tp
ht

dimaklumi mengingat sebagian besar penduduk Jawa Tengah


tinggal di Pedesaan. Selain itu, sektor pertanian memang tidak
memerlukan keterampilan khusus dan tidak mengenal batasan
usia sepanjang kondisi fisik yang bersangkutan masih mampu.
Namun seiring bergesernya waktu, sektor Pertanian akan
semakin bergeser ke sektor lain mengingat lahan pertanian
semakin berkurang dengan adanya pembangunan fasilitas umum
maupun tempat tinggal.

40 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


Tabel 5.2
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja Menurut
Lapangan Pekerjaan dan Jenis Kelamin
Jawa Tengah, 2016 - 2017

Lapangan 2016 2017


Pekerjaan Laki- Perem Laki- Perem
Utama L+P L+P
laki puan laki puan

.id
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pertanian 69,31 56,15 63,97 60,91 44,23 54,38

go
s.
Industri 6,71 12,54 9,08 11,05 16,78 13,29

Perdagangan 11,03 25,02


p16,71 10,71 30,94 18,63
.b
ng

Jasa 3,40 4,85 3,99 6,24 7,51 6,74


te

Lainnya 9,54 1,43 6,25 11,08 0,54 6,96


a
//j

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


s:

Sumber: Sakernas Agustus 2016 dan Agustus 2017 (data olah)


tp

Pola pekerja lansia perempuan berbeda dengan pekerja


ht

lansia laki-laki, bisa dilihat pada tabel 5.2 di atas. Pada tahun
2017 lansia laki-laki yang bekerja di sektor Pertanian lebih tinggi
dari lansia perempuan yaitu 60,91 persen berbanding 44,23
persen, sedangkan di sektor Perdagangan persentase lansia laki-
laki lebih rendah dibanding lansia perempuan yaitu 10,71 persen
berbanding 30,94 persen. Kondisi yang sama terjadi juga pada
tahun 2016. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh kemampuan
fisik yang berbeda antara lansia laki-laki dan perempuan.

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 41


5.1.2 Status Pekerjaan
Tabel 5.3
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja Menurut
Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin
Jawa Tengah, 2016-2017

Status 2016 2017


Pekerjaan Laki- Perem Laki- Perem
L+P L+P

.id
Utama laki puan laki puan

go
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Berusaha Sendiri 18,58 28,20 22,38 23,77 33,62 27,62

p s.
Berusaha
.b
Dibantu brh tdk 53,43 18,82 39,74 43,41 20,99 34,64
ng
ttp/tdk dibayar
Berusaha
te

Dibantu brh ttp/ 5,41 2,95 4,44 4,64 2,49 3,80


dibayar
a
//j

Buruh/karyawan 6,80 6,59 6,71 10,48 7,83 9,45


s:

Pekerja bebas
tp

5,93 9,00 7,15 7,26 7,86 7,50


pertanian
ht

Pekerja bebas
4,57 2,40 3,71 6,01 2,32 4,57
non pertanian
Pekerja tdk
5,28 32,04 15,86 4,41 24,89 12,43
dibayar
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: Sakernas Agustus 2016 dan Agustus 2017 (data olah)

Penduduk lansia yang bekerja pada tahun 2017,


umumnya adalah pekerja non formal mencapai 86,76 persen
(yang meliputi berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak
tetap, pekerja bebas dan pekerja tidak dibayar) angka ini lebih
rendah jika dibandingkan setahun yang lalu yaitu 88,84 persen.

42 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


Sedangkan pekerja formal (yang meliputi berusaha dengan buruh
tetap dan sebagai buruh/karyawan) mengalami kenaikan dari
11,15 persen pada tahun 2016 menjadi 13,25 persen pada tahun
2017 (Tabel 5.3).
Keadaan tersebut nampaknya konsisten dengan ulasan
sebelumnya, dimana sebagian besar lansia bekerja di sektor

.id
pertanian dan perdagangan. Menurut jenis kelamin, lansia laki-

go
laki pada umumnya bekerja dibantu buruh tidak tetap/tidak

s.
dibayar. sedangkan perempuan umumnya sebagai pekerja tidak
p
.b
dibayar atau bekerja membantu suami mereka dan berusaha
ng

sendiri.
ate

5.2 Bukan Angkatan Kerja Lansia


//j
s:

Penduduk lansia yang tidak aktif dalam kegiatan ekonomi


tp

dikategorikan sebagai bukan angkatan kerja. Lansia yang


ht

termasuk golongan ini adalah mereka yang mengurus rumah


tangga atau melakukan kegiatan lainnya seperti olah raga, kursus,
dan kegiatan sosial, kegiatan keagamaan dsb.
Selama periode tahun 2016-2017, lansia yang termasuk
bukan angkatan kerja secara total berkurang dari 49,23 persen di
tahun 2016 menjadi 48,45 persen tahun 2017. Penurunan ini
disumbang oleh bertambahnya jumlah lansia yang bekerja
maupun yang mencari pekerjaan (menganggur) (Tabel 5.1).

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 43


Bila dilihat menurut jenis kelamin, penduduk lansia
perempuan umumnya banyak melakukan kegiatan mengurus
rumah tangga yakni sebesar 45,63 persen, sedangkan laki-laki
hanya sebesar 14,97 persen. Proporsi kegiatan lainnya antara
lansia laki-laki dan perempuan mempunyai persentase yang
cukup berbeda, yakni sebanyak 18,63 persen berbanding 16,12

.id
persen.

go
p s.
.b
ng
te
a
//j
s:
tp
ht

44 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


BAB VI
KESEHATAN PENDUDUK LANSIA

Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam


kelangsungan hidup seseorang. Dengan kondisi tubuh yang
sehat, seseorang bisa melakukan segala aktivitasnya. Seiring
bertambahnya usia, semakin banyak mengalami keluhan

.id
terhadap berbagai penyakit yang diakibatkan makin berkurang

go
daya tahan fisik mereka.

p s.
6.1 Keluhan Kesehatan .b
ng
Tabel 6.1
Persentase Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan
te

Kesehatan dan Angka Kesakitan Menurut Jenis Kelamin


a

Jawa Tengah, 2016-2017


//j
s:

2016 2017
tp

Uraian Laki- Perem Laki- Perem


ht

L+P L+P
laki puan laki puan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Mengalami
Keluhan 49,78 50,48 50,15 47,84 48,46 48,17
Kesehatan
- Terganggu
kegiatan
sehari-hari 25,95 25,44 25,68 25,84 24,82 25,29
(Angka
Kesakitan)
- Tidak
23,83 25,04 24,47 22,00 23,64 22,87
terganggu
Sumber: Susenas 2016 dan 2017 (data olah)

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 45


Tabel 6.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2017 sebanyak
48,17 persen lansia mengalami keluhan dengan kesehatannya,
persentase ini lebih rendah bila dibandingkan persentase pada
tahun 2016 yang tercatat sebesar 50,15 persen. Kondisi yang sama
juga terlihat pada angka kesakitan lansia dimana pada tahun 2017
sebesar 25,29 lebih rendah dibandingkan tahun 2016 sebesar

.id
25,68.

go
Keluhan kesehatan tidak selalu mengakibatkan

s.
terganggunya aktivitas sehari-hari, namun terjadinya keluhan
p
.b
kesehatan dapat menggambarkan tingkat kesehatan secara kasar.
ng

Berkurangnya lansia yang mengalami keluhan kesehatan,


te

mengindikasikan bahwa semakin banyak lansia dalam kondisi


a
//j

kesehatan yang tergolong cukup baik. Demikian juga dengan


s:

persentase lansia yang merasa tidak terganggu kegiatannya


tp
ht

sehari-hari walaupun ada keluhan, mengalami penurunan dari


24,47 persen di tahun 2016 menjadi 22,87 persen di tahun 2017.
Kondisi seperti ini berdampak pada kemandirian lansia dalam
melakukan aktivitas rutin sehari-hari.
Lansia yang menderita sakit, umumnya mereka tidak
terlalu lama terganggu kegiatan sehari-harinya. Hal ini bisa
dilihat pada Tabel 6.2, sebanyak 40,92 persen lansia yang sakit
selama 3 hari atau kurang, dan sebanyak 31,15 persen sakit
selama 4-7 hari, selebihnya menderita sakit lebih dari seminggu

46 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


sampai sebulan. Bila dibanding setahun sebelumnya, lansia yang
sakit di tahun 2017 lebih lama sembuh dibanding tahun 2016, hal
ini terlihat dari meningkatnya persentase sakit 22-31 hari dan 15-
21 hari.
Tabel 6.2
Persentase Penduduk Lansia yang Menderita Sakit Menurut
Lamanya Sakit dan Jenis Kelamin Jawa Tengah, 2016 – 2017

.id
2016 2017

go
Jumlah Hari

s.
Laki- Perem Laki- Perem
L+P L+P
laki puan laki puan

p
(1) (2) (3)
.b (4) (5) (6) (7)
ng

0–3 38,28 40,93 39,69 39,89 41,85 40,92


te

4–7 34,87 35,37 35,14 31,00 31,28 31,15


a

8 – 14 8,09 8,13 8,11 8,15 6,95 7,53


//j
s:

15 – 21 4,76 3,59 4,14 5,62 4,83 5,21


tp

22 – 31 13,99 11,97 12,92 15,34 15,08 15,20


ht

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Rata-rata Lama
8,76 8,04 8,38 9,13 8,81 8,96
Sakit (hari)
Sumber: Susenas 2016 dan 2017 (data olah)

Indikator lain yang menunjukkan derajat kesehatan


adalah rata-rata lama sakit. Rata-rata lama sakit lansia tahun 2017
tercatat 8,96 hari, angka ini lebih tinggi bila dibandingkan tahun
2016 yaitu 8,38 hari. Bila dilihat menurut jenis kelamin, lansia
perempuan mempunyai rata-rata lama sakit lebih sedikit dari
pada laki-laki, kondisi ini terjadi pada tahun 2016 dan 2017.

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 47


Angka-angka ini menunjukkan bahwa lansia laki-laki relatif lebih
rentan terhadap penyakit daripada lansia perempuan. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh kenyataan bahwa lansia laki-laki
cenderung masih tetap memiliki pekerjaan untuk mencukupi
kebutuhan diri mereka sendiri dan keluarga mereka meskipun
kemampuan fisik mereka sudah melemah. Tingginya prevalensi

.id
penyakit pada lansia laki-laki dibandingkan lansia perempuan

go
juga ikut mempengaruhi lamanya usia kehidupan yang juga

s.
menjelaskan kenapa angka harapan hidup laki-laki lebih rendah
p
.b
daripada perempuan (Nugroho Abikusno, 2007).
ng

6.2 Cara Pengobatan


ate

Setiap orang yang menderita sakit berbeda-beda upaya


//j
s:

penyembuhannya, ada yang diobati sendiri, berobat jalan dan


tp

mungkin ada yang tidak diobati sama sekali. Perbedaan upaya


ht

penyembuhannya tidak lepas dari berbagai alasan, kemungkinan


karena keterbatasan ekonomi, kebiasaan seseorang, kemudahan
transportasi dan mungkin sebab – sebab lainnya.

48 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


Tabel 6.3
Persentase Penduduk Lansia yang Menderita Sakit
Menurut Pengobatannya dan Jenis Kelamin
Jawa Tengah, 2016 - 2017
2016 2017

Uraian Laki- Perem Laki- Perem


L+P L+P
laki puan laki puan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.id
Berobat jalan

go
- ya 58,47 58,85 58,67 53,24 55,31 54,35

s.
- tidak 41,53 41,15 41,33 46,76 44,69 45,65

p
.b
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ng

Sumber: Susenas 2016 dan 2017 (data olah)


te

Tabel 6.3 menunjukkan pada tahun 2017, dari lansia yang


a

mempunyai keluhan kesehatan, terdapat 54,35 persen yang


//j
s:

pernah berobat jalan. Berobat jalan yang dilakukan oleh lansia


tp

yang mengalami keluhan kesehatan adalah dengan mendatangi


ht

tempat pengobatan atau mendatangkan orang yang ahli dalam


pengobatan. Persentase ini relatif lebih kecil bila dibanding
setahun sebelumnya yang tercatat sekitar 58,67 persen.
Tidak semua lansia yang mengalami keluhan kesehatan
berobat jalan, ada sekitar 45,65 persen yang tidak berobat jalan
(Tabel 6.4). Ada beberapa alasan yang menyebabkan lansia
tersebut tidak berobat jalan walaupun mempunyai keluhan
kesehatan. Dari data Tabel 6.4 terlihat bahwa sebagian besar
lansia tidak berobat jalan karena mereka lebih memilih untuk

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 49


mengobati sendiri (64,59 %). Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan obat tradisional, obat modern ataupun penanganan
secara tradisional (kerokan dan lain-lain).
Tabel 6.4
Persentase Penduduk Lansia yang Menderita Sakit
Menrut Alasan Utama Tidak Berobat Jalan dan Jenis Kelamin
Jawa Tengah, 2017

.id
Laki- Perem
Alasan Utama Tidak Berobat Jalan

go
L+P
laki puan

s.
(1) (2) (3) (4)

Tidak punya biaya berobat


p 1,91 1,91 1,91
.b
ng

Tidak ada biaya transport 0,40 0,77 0,59


te
a

Tidak ada sarana transportasi 0,09 0,11 0,10


//j
s:

Waktu tunggu pelayanan lama 0,74 0,56 0,64


tp
ht

Mengobati sendiri 66,10 63,23 64,59

Tidak ada yang mendampingi 0,93 1,83 1,40

Merasa tidak perlu 26,92 28,26 27,62

Lainnya 2,92 3,34 3,14

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber: Sakernas Agustus 2017 (data olah)

Lansia yang tidak berobat jalan karena alasan tidak punya


biaya berobat sebanyak 1,91 persen sedangkan yang tidak ada

50 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


biaya transport sebanyak 0,59 persen. Kondisi tersebut dapat
diartikan bahwa keterbatasan ekonomi masih sangat
mempengaruhi lansia untuk dapat menikmati pelayanan
kesehatan khususnya lansia ekonomi bawah. Sedangkan faktor
lain yang membuat masyarakat tidak ingin berobat ke fasilitas
pelayanan kesehatan yaitu waktu tunggu pelayanan lama

.id
sebanyak 0,64 persen. Walaupun angkanya sangat kecil tetapi

go
keadaan ini menunjukkan bahwa manajemen pelayanan yang ada

s.
di fasilitas kesehatan tersebut masih kurang efektif.
p
.b
Tabel 6.5
ng

Persentase Penduduk Lansia


Menurut Kepemilikan Jaminan Kesehatan dan Jenis Kelamin
te

Jawa Tengah, 2017


a
//j
s:

Perem
Uraian Laki-laki L+P
puan
tp

(1) (2) (3) (4)


ht

Memiliki Jaminan
Kesehatan
- ya 68,24 68,25 68,24

- tidak 31,76 31,75 31,76

Jumlah 100,00 100,00 100,00


Sumber: Susenas 2017 (data olah)

Meningkatnya populasi penduduk lansia membutuhkan


pelayanan kesehatan yang memadai. Dan dengan fasilitas
kesehatan yang ramah lansia akan semakin memperbesar
kemungkinan para lansia tersebut untuk bisa hidup mandiri.

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 51


Karena dengan meningkatkan standar kesehatan untuk para
lansia, akan memberi kesempatan kepada para lansia untuk
berkontribusi secara positif terhadap kesejahteraan keluarga,
masyarakat dan pembangunan nasional. Dari data Susenas 2017
terlihat bahwa lebih dari separuh lansia di Jawa Tengah memiliki
jaminan kesehatan (68,24%). Walaupun begitu masih ada 31,76

.id
persen lansia yang tidak mempunyai jaminan kesehatan. Keadaan

go
ini tentu mengkhawatirkan mengingat tidak semua lansia

s.
memiliki sumber keuangan yang memadai, yang pada akhirnya
p
.b
mempengaruhi keputusan lansia tersebut untuk mengakses
ng

fasilitas kesehatan.
te
a
//j
s:
tp
ht

52 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


BAB VII
PENUTUP

Persentase penduduk lansia terhadap total penduduk di


Provinsi Jawa Tengah terus mengalami peningkatan, yaitu 12,18
persen tahun 2016 menjadi 12,59 persen di tahun 2017. Semakin

.id
bertambahnya penduduk lansia sebenarnya merupakan kabar

go
baik, karena hal itu berarti bahwa harapan hidup dan

s.
kemakmuran meningkat di Jawa Tengah, sebagai dampak
p
perkembangan sosial ekonomi. Tetapi hanya mencapai usia
.b
ng

lanjut saja tidaklah cukup, harus dipikirkan juga bagaimana


te

mengisi tahun-tahun tambahan itu.


a
//j

Masih banyaknya lansia yang berperan sebagai pencari


s:

nafkah (50,86% bekerja) dan cukup banyaknya lansia yang masih


tp

berkedudukan sebagai kepala rumah tangga (59,74%),


ht

mengindikasikan bahwa peran lansia dalam rumah tangga


sebenarnya masih besar. Sehingga keberadaan lansia tidaklah
semata-mata sebagai beban bagi keluarganya, karena itu persepsi
yang menyatakan bahwa lansia semata-mata sebagai beban
tidaklah sepenuhnya benar.
Melihat beberapa karakteristik sosial ekonomi lansia
seperti disebutkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa lansia
di Jawa Tengah lebih banyak yang berfungsi sebagai aset
pembangunan. Kebanyakan diantara mereka mempunyai

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 53


pekerjaan. Selain itu kondisi kesehatan lansia tersebut tergolong
cukup baik dengan indikasi masih kecilnya angka kesakitan /
morbidity rate (25,29%).
Budaya Jawa yang menghormati orang tua dan senang
berkumpul dengan keluarganya juga membawa dampak yang
positif bagi para lansia. Peran keluarga dalam mendukung

.id
kehidupan lansia amat penting dan perlu dipertahankan

go
mengingat belum luasnya cakupan sistem jaminan sosial yang

s.
ada, terutama karena sebagian besar lansia bekerja di sektor
p
.b
informal (86,76%).
ng

Walaupun begitu masih ada beberapa masalah lansia yang


te

perlu diperhatikan yaitu jumlah lansia perempuan yang lebih


a
//j

banyak daripada lansia laki-laki (Sex ratio = 87,73). Dengan


s:

kondisi:
tp
ht

- rendahnya TPAK lansia perempuan dibanding lansia laki-


laki (38,25% berbanding 66,40%),
- rendahnya tingkat pendidikan lansia perempuan (67,85%
lansia perempuan tidak pernah sekolah/tidak tamat SD),
- tingginya persentase lansia perempuan dengan status single
(belum menikah/cerai) sebanyak 58,68 persen,
Menyebabkan lansia perempuan lebih rentan daripada lansia
laki-laki, baik dari sisi finansial, sosial maupun emosional.

54 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


DAFTAR PUSTAKA

______. 2011. Implikasi Gender Terhadap Kesehatan Lansia.


http://ramakrisnahare.blogspot.com/2011/03/implikasi-
gender-terhadap-kesehatan.html. 29 September 2014.

______. 2011. Lonjakan Jumlah Penduduk Bisa Hambat


Pembangunan.

.id
http://www.dw.de/lonjakan-jumlah-penduduk-bisa-hambat-

go
pembangunan/a-15226297. 29 September 2014.

s.
______. 2014. World Population Day focuses on youth. But don't
forget they're our
bp future older population.
g.
http://www.helpage.org/global-agewatch/blogs/mark-
en

gorman-25/world-population-day-focuses-on-youth-but-
dont-forget-theyre-our-future-older-population-729/.
at

29 September 2014.
//j
s:

Abikusno, Nugroho. 2007. Older Population in Indonesia: Trends,


tp

Issues and Policy Responses. Bangkok: UNFPA Indonesia


ht

and Country Technical Services Team for East and South-East


Asia, 2007.
http://www.gerbanglansia.org/docs/1008/UNFPA%20onage
ing.pdf 27 Januari 2016.

Affandi, Moch. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penduduk


Lanjut Usia.
http://jiae.ub.ac.id/index.php/jiae/article/download/131/100.
24 Agustus 2012.

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 55


Ananta, Aris. 2014. Employment Patterns of Older Women in
Indonesia.
https://mletiko.files.wordpress.com/2014/09/employment-
patterns-of-older-women-in-indonesia1.pdf. 7 Oktober 2014.

Badan Pusat Statistik. 2004. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2004.


Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Penduduk Lanjut Usia

.id
Indonesia 2010. Jakarta.

go
Kuntjoro, Zainuddin Sri. 2002. Dukungan Sosial Pada Lansia.

s.
http://www.e-psikologi.com/artikel/lanjut-usia/dukungan-
bp
sosial-pada-lansia. 30 September 2014.
g.
en

Kuntjoro, Zainuddin Sri. 2002. Lansia dan Pekerjaan. http://www.e-


psikologi.com/artikel/lanjut-usia/lansia-dan-pekerjaan. 30
at

September 2014.
//j
s:

Mundiharno. 1998. Penduduk Lansia: Perlunya Perhatian Terhadap


tp

Kondisi Lokal dan Peran Keluarga.


ht

http://www.akademika.or.id/arsip/AGE-DSOS.PDF.
23 September 2014.

Mundiharno. 1998. Pengertian, Ruang Lingkup dan Bentuk-Bentuk


Analisis Ekonomi Kependudukan: Dengan Penekanan Pada
Analisis Ekonomi Terhadap Penuaan Penduduk.
http://andriwijanarko.files.wordpress.com/2012/09/pengerti
an-ruang-lingkup-dan-bentuk-bentuk-analisis-ekonomi-
kependudukan-ec-pop1.pdf. 30 September 2014.

56 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


Rimbawan, Nyoman Dayuh. 2009. Profil Lansia di Bali dan
Kaitannya Dengan Pembangunan (Deskripsi berdasarkan
hasil Supas 2005 dan Sakernas 2007). ojs.unud.ac.id/
index.php/piramida/article/download/2980/2138. 24 Agustus
2012.

Rohana, Siti. 2011. Senam Vitalisasi Otak Lebih Meningkatkan


Fungsi Kognitif Kelompok Lansia Daripada Senam Lansia di
Balai Perlindungan Sosial Provinsi BANTEN, 2011.

.id
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-680-

go
tesisfinalhjstrohanaoke.pdf. 8 Oktober 2014.

s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 57


ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go
LAMPIRAN .id
ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go
.id
Tabel 1
Penduduk Lansia Menurut Kabupaten/Kota Jawa Tengah, 2017

Jumlah Penduduk Lansia


Kabupaten/Kota Penduduk
(ribu) Jumlah (ribu) Persentase

(1) (2) (3) (4)


Kab.Cilacap 1 711,6 217,5 12,71
Kab.Banyumas 1 665,0 226,3 13,59
Kab.Purbalingga 916,4 124,6 13,60

.id
Kab.Banjarnegara 912,9 118,2 12,95
Kab.Kebumen 1 192,0 180,2 15,12

go
Kab.Purworejo 714,6 120,4 16,85
Kab.Wonosobo 784,2 98,4 12,55

s.
Kab.Magelang 1 268,4 173,5 13,68
Kab.Boyolali 974,6 150,2 15,41

bp
Kab.Klaten 1 167,4 188,1 16,11
Kab.Sukoharjo 878,4 113,4 12,91
g.
Kab.Wonogiri 954,7 193,2 20,24
en

Kab.Karanganyar 871,6 117,3 13,46


Kab.Sragen 885,1 137,5 15,53
at

Kab.Grobogan 1 365,2 172,8 12,66


Kab.Blora 858,9 119,3 13,89
//j

Kab.Rembang 628,9 72,9 11,59


s:

Kab.Pati 1 246,7 170,8 13,70


tp

Kab.Kudus 851,5 80,0 9,40


Kab.Jepara 1 223,2 130,8 10,69
ht

Kab.Demak 1 140,7 107,1 9,39


Kab.Semarang 1 027,5 126,7 12,33
Kab.Temanggung 759,1 97,1 12,79
Kab.Kendal 957,0 106,2 11,10
Kab.Batang 756,1 82,7 10,94
Kab.Pekalongan 886,2 90,1 10,17
Kab.Pemalang 1 296,3 147,6 11,39
Kab.Tegal 1 433,5 156,1 10,89
Kab.Brebes 1 796,0 202,8 11,29
Kota Magelang 121,5 15,4 12,67
Kota Surakarta 516,1 56,7 10,99
Kota Salatiga 188,9 20,7 10,96
Kota Semarang 1 757,7 148,8 8,47
Kota Pekalongan 301,9 24,9 8,25
Kota Tegal 248,1 24,0 9,67
Provinsi Jawa Tengah 34257,9 4312,3 12,59

Sumber: Proyeksi Penduduk 2017

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 61


Tabel 2
Sex Ratio Penduduk Lansia Menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur
Jawa Tengah, 2017

Kelompok Umur
Kabupaten/Kota
60-64 65-69 70-74 75+ 60+
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kab.Cilacap 107,12 99,42 90,47 86,42 97,13
Kab.Banyumas 105,79 103,42 90,46 79,53 95,61
Kab.Purbalingga 106,46 104,68 94,75 78,70 97,46

.id
Kab.Banjarnegara 106,97 105,94 98,60 82,36 99,61
Kab.Kebumen 100,81 99,27 87,38 82,12 92,74

go
Kab.Purworejo 93,73 95,40 88,14 77,59 88,20
Kab.Wonosobo 105,3 110,22 101,86 90,62 102,35

s.
Kab.Magelang 101,31 100,79 93,42 77,15 93,45

bp
Kab.Boyolali 93,37 91,46 83,78 71,96 84,86
Kab.Klaten 91,56 92,35 82,22 71,43 84,02
g.
Kab.Sukoharjo 100,37 100,42 88,81 77,19 92,09
en

Kab.Wonogiri 100,92 95,58 83,21 67,93 86,36


Kab.Karanganyar 99,65 94,69 80,03 68,48 86,32
at

Kab.Sragen 98,66 92,75 76,56 69,22 85,05


Kab.Grobogan 94,20 88,28 80,45 66,16 83,32
//j

Kab.Blora 104,82 89,30 76,83 64,24 83,47


s:

Kab.Rembang 106,84 91,46 72,41 58,48 83,38


Kab.Pati 91,37 86,01 74,54 63,95 80,07
tp

Kab.Kudus 88,16 81,65 73,59 58,26 77,80


ht

Kab.Jepara 96,81 89,48 79,36 66,87 85,02


Kab.Demak 96,17 85,99 74,88 61,93 82,34
Kab.Semarang 98,69 91,74 81,71 73,34 86,54
Kab.Temanggung 104,30 97,93 92,21 78,30 93,67
Kab.Kendal 97,68 89,64 78,41 72,78 86,04
Kab.Batang 98,94 93,20 80,70 68,36 87,70
Kab.Pekalongan 97,09 87,09 74,66 62,98 82,64
Kab.Pemalang 101,53 91,09 80,57 67,27 87,22
Kab.Tegal 98,84 85,38 72,77 65,18 82,96
Kab.Brebes 99,71 90,36 74,90 66,26 85,39
Kota Magelang 90,14 86,76 78,93 60,50 79,34
Kota Surakarta 96,71 82,72 75,62 61,56 80,73
Kota Salatiga 96,38 87,92 75,95 65,77 81,40
Kota Semarang 101,51 88,77 78,36 63,82 85,09
Kota Pekalongan 97,48 84,27 66,51 54,88 79,03
Kota Tegal 93,48 86,29 69,52 54,87 79,08
Provinsi Jawa Tengah 99,49 93,57 82,46 71,43 87,73

Sumber: Proyeksi Penduduk 2017

62 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


Tabel 3
Persentase Penduduk Lansia Menurut Kabupaten/Kota dan Status Perkawinan
Jawa Tengah, 2017

Status Perkawinan
Kabupaten/Kota
Belum Cerai Cerai
Kawin Jumlah
Kawin Hidup Mati
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kab.Cilacap 0,42 65,17 2,23 32,18 100,00
Kab.Banyumas 67,19 2,59 30,22 100,00
Kab.Purbalingga 1,37 59,50 1,30 37,83 100,00

.id
Kab.Banjarnegara 0,38 69,27 1,50 28,85 100,00
Kab.Kebumen 0,23 64,67 0,61 34,49 100,00

go
Kab.Purworejo 1,52 59,99 1,28 37,22 100,00
Kab.Wonosobo 0,23 60,95 2,88 35,95 100,00

s.
Kab.Magelang 1,40 60,47 2,20 35,93 100,00

bp
Kab.Boyolali 60,79 1,32 37,90 100,00
Kab.Klaten 2,24 59,58 2,98 35,20 100,00
g.
Kab.Sukoharjo 60,41 2,36 37,24 100,00
en

Kab.Wonogiri 0,48 62,17 2,25 35,11 100,00


Kab.Karanganyar 0,35 63,85 2,11 33,69 100,00
at

Kab.Sragen 0,48 61,60 2,71 35,22 100,00


Kab.Grobogan 0,67 64,84 2,82 31,67 100,00
//j

Kab.Blora 56,62 1,04 42,33 100,00


s:

Kab.Rembang 55,30 2,88 41,81 100,00


Kab.Pati 0,21 56,72 1,20 41,87 100,00
tp

Kab.Kudus 1,35 50,86 2,08 45,71 100,00


ht

Kab.Jepara 57,91 1,57 40,52 100,00


Kab.Demak 0,15 54,57 45,28 100,00
Kab.Semarang 1,97 61,86 1,38 34,79 100,00
Kab.Temanggung 1,15 64,62 1,07 33,16 100,00
Kab.Kendal 52,97 2,21 44,81 100,00
Kab.Batang 58,12 3,18 38,70 100,00
Kab.Pekalongan 0,32 54,24 4,73 40,72 100,00
Kab.Pemalang 0,15 60,44 2,83 36,58 100,00
Kab.Tegal 61,93 1,02 37,05 100,00
Kab.Brebes 59,40 1,24 39,37 100,00
Kota Magelang 1,55 57,86 2,03 38,55 100,00
Kota Surakarta 2,30 53,00 3,40 41,30 100,00
Kota Salatiga 0,96 61,66 3,36 34,02 100,00
Kota Semarang 0,60 56,29 1,44 41,67 100,00
Kota Pekalongan 2,02 48,96 3,36 45,66 100,00
Kota Tegal 3,21 52,26 2,14 42,39 100,00
Provinsi Jawa Tengah 0,58 60,47 1,97 36,98 100,00

Sumber: Susenas 2017 (diolah)

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 63


Tabel 4
Persentase Penduduk Lansia Menurut
Kabupaten/Kota dan Hubungan dengan KRT* Jawa Tengah, 2017

Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga


Kabupaten/Kota
Isteri/ Anak/ Ortu/
KRT* Lainnya Jumlah
Suami Menantu Mertua
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kab.Cilacap 61,46 22,44 0,00 14,43 1,68 100,00
Kab.Banyumas 60,26 24,84 0,40 12,58 1,92 100,00
Kab.Purbalingga 55,96 19,85 0,99 20,68 2,51 100,00

.id
Kab.Banjarnegara 54,37 24,16 0,22 18,44 2,81 100,00
Kab.Kebumen 56,30 22,00 0,00 19,53 2,18 100,00

go
Kab.Purworejo 64,50 22,19 0,83 10,74 1,75 100,00
Kab.Wonosobo 58,26 17,86 0,00 21,67 2,21 100,00

s.
Kab.Magelang 59,77 19,90 0,00 18,63 1,69 100,00

bp
Kab.Boyolali 59,41 22,57 0,00 17,79 0,23 100,00
Kab.Klaten 58,77 22,35 0,00 16,53 2,35 100,00
g.
Kab.Sukoharjo 60,45 20,84 0,18 17,95 0,57 100,00
en

Kab.Wonogiri 57,16 21,90 0,66 18,05 2,24 100,00


Kab.Karanganyar 59,73 21,42 0,15 17,67 1,02 100,00
at

Kab.Sragen 63,40 22,49 0,00 12,42 1,69 100,00


Kab.Grobogan 59,20 22,70 0,28 16,61 1,22 100,00
//j

Kab.Blora 56,66 16,59 0,36 24,11 2,28 100,00


s:

Kab.Rembang 64,03 18,41 0,00 14,99 2,57 100,00


Kab.Pati 56,89 17,86 0,39 23,96 0,91 100,00
tp

Kab.Kudus 48,59 14,20 0,00 34,01 3,21 100,00


ht

Kab.Jepara 69,28 17,76 0,00 12,82 0,14 100,00


Kab.Demak 72,24 16,70 0,00 10,15 0,91 100,00
Kab.Semarang 53,72 19,66 0,47 21,81 4,33 100,00
Kab.Temanggung 50,01 19,45 0,00 28,55 1,98 100,00
Kab.Kendal 58,63 18,44 0,05 20,29 2,58 100,00
Kab.Batang 62,79 17,56 0,33 17,01 2,31 100,00
Kab.Pekalongan 56,71 16,23 0,00 23,04 4,01 100,00
Kab.Pemalang 61,82 18,33 0,23 18,37 1,25 100,00
Kab.Tegal 63,56 23,18 0,00 11,94 1,31 100,00
Kab.Brebes 59,49 19,97 0,00 18,19 2,35 100,00
Kota Magelang 61,19 19,76 1,03 14,01 4,01 100,00
Kota Surakarta 61,07 16,34 0,00 19,81 2,78 100,00
Kota Salatiga 57,09 22,53 0,00 17,81 2,57 100,00
Kota Semarang 62,85 17,69 0,00 19,15 0,30 100,00
Kota Pekalongan 73,08 14,47 0,00 10,81 1,64 100,00
Kota Tegal 62,39 18,68 0,00 15,44 3,49 100,00
Provinsi Jawa Tengah 59,74 20,36 0,19 17,87 1,85 100,00
Sumber: Susenas 2017 (diolah)
* KRT = Kepala Rumah Tangga

64 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


Tabel 5
Persentase Penduduk Lansia Menurut Kabupaten/Kota
dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jawa Tengah, 2017

Pendidikan tertinggi yang Ditamatkan


Kabupaten/Kota Tdk pernah SLTA/
SD/ SLTP/
sekolah/Tdk Sederajat Jumlah
Sederajat Sederajat
Tamat SD ke atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kab.Cilacap 60,69 30,92 2,42 5,97 100,00
Kab.Banyumas 53,54 31,96 5,83 8,68 100,00

.id
Kab.Purbalingga 59,67 30,60 4,60 5,13 100,00
Kab.Banjarnegara 65,60 27,94 2,33 4,13 100,00

go
Kab.Kebumen 46,68 40,46 6,60 6,27 100,00
Kab.Purworejo 46,67 35,18 8,70 9,44 100,00

s.
Kab.Wonosobo 61,43 28,47 3,62 6,49 100,00

bp
Kab.Magelang 51,14 36,03 6,27 6,56 100,00
Kab.Boyolali 59,54 23,60 7,74 9,12 100,00
g.
Kab.Klaten 47,64 34,22 5,41 12,73 100,00
Kab.Sukoharjo 50,17 29,79 8,59 11,45 100,00
en

Kab.Wonogiri 61,85 28,64 5,32 4,18 100,00


Kab.Karanganyar 49,78 33,97 6,88 9,37 100,00
at

Kab.Sragen 66,26 22,67 4,38 6,69 100,00


//j

Kab.Grobogan 53,34 38,20 4,33 4,13 100,00


Kab.Blora 71,44 21,15 4,20 3,21 100,00
s:

Kab.Rembang 66,27 26,30 4,53 2,89 100,00


tp

Kab.Pati 59,73 28,26 5,15 6,87 100,00


Kab.Kudus 55,82 28,83 6,03 9,33 100,00
ht

Kab.Jepara 59,91 35,43 2,84 1,82 100,00


Kab.Demak 52,86 38,80 3,89 4,45 100,00
Kab.Semarang 63,72 17,89 7,41 10,98 100,00
Kab.Temanggung 63,63 24,61 4,22 7,54 100,00
Kab.Kendal 71,53 20,47 3,50 4,50 100,00
Kab.Batang 58,99 33,17 3,21 4,63 100,00
Kab.Pekalongan 71,53 21,11 4,09 3,26 100,00
Kab.Pemalang 61,92 29,24 3,34 5,50 100,00
Kab.Tegal 63,97 29,64 2,79 3,60 100,00
Kab.Brebes 63,81 29,30 3,12 3,77 100,00
Kota Magelang 27,59 27,04 18,09 27,28 100,00
Kota Surakarta 27,64 31,04 16,42 24,91 100,00
Kota Salatiga 35,26 26,99 11,17 26,57 100,00
Kota Semarang 36,10 28,03 14,38 21,49 100,00
Kota Pekalongan 46,57 29,15 9,45 14,83 100,00
Kota Tegal 53,58 20,75 10,22 15,45 100,00
Provinsi Jawa Tengah 57,16 29,94 5,49 7,42 100,00
Sumber: Susenas 2017 (diolah)

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 65


Tabel 6
Persentase Penduduk Lansia Menurut Kabupaten/Kota dan
Kemampuan Membaca dan Menulis Huruf Latin Jawa Tengah, 2017

Kemampuan Membaca dan Menulis


Kabupaten/Kota
Huruf Latin Tidak Dapat Jumlah
(1) (2) (3) (4)
Kab.Cilacap 73,95 26,05 100,00
Kab.Banyumas 83,42 16,58 100,00

.id
Kab.Purbalingga 72,82 27,18 100,00
Kab.Banjarnegara 71,51 28,49 100,00

go
Kab.Kebumen 79,35 20,65 100,00
Kab.Purworejo 75,22 24,78 100,00

s.
Kab.Wonosobo 76,09 23,91 100,00
Kab.Magelang 76,38 23,62 100,00

bp
Kab.Boyolali 63,00 37,00 100,00
Kab.Klaten 71,14 28,86 100,00
g.
Kab.Sukoharjo 70,80 29,20 100,00
en

Kab.Wonogiri 64,92 35,08 100,00


Kab.Karanganyar 63,29 36,71 100,00
at

Kab.Sragen 50,32 49,68 100,00


Kab.Grobogan 66,54 33,46 100,00
//j

Kab.Blora 54,36 45,64 100,00


s:

Kab.Rembang 60,46 39,54 100,00


Kab.Pati 68,35 31,65 100,00
tp

Kab.Kudus 66,84 33,16 100,00


ht

Kab.Jepara 73,43 26,57 100,00


Kab.Demak 69,30 30,70 100,00
Kab.Semarang 69,72 30,28 100,00
Kab.Temanggung 75,38 24,62 100,00
Kab.Kendal 62,59 37,41 100,00
Kab.Batang 70,62 29,38 100,00
Kab.Pekalongan 68,49 31,51 100,00
Kab.Pemalang 69,31 30,69 100,00
Kab.Tegal 66,47 33,53 100,00
Kab.Brebes 59,81 40,19 100,00
Kota Magelang 90,97 9,03 100,00
Kota Surakarta 87,39 12,61 100,00
Kota Salatiga 85,39 14,61 100,00
Kota Semarang 88,83 11,17 100,00
Kota Pekalongan 78,07 21,93 100,00
Kota Tegal 82,44 17,56 100,00
Provinsi Jawa Tengah 70,40 29,60 100,00

Sumber: Susenas 2017 (diolah)

66 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


Tabel 7
Persentase Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Jawa Tengah, 2017

Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota
Laki-Laki Perempuan L+P
(1) (2) (3) (4)
Kab.Cilacap 49,85 50,15 100,00
Kab.Banyumas 48,92 51,08 100,00

.id
Kab.Purbalingga 45,71 54,29 100,00
Kab.Banjarnegara 49,07 50,93 100,00

go
Kab.Kebumen 47,10 52,90 100,00
Kab.Purworejo 45,44 54,56 100,00

s.
Kab.Wonosobo 52,71 47,29 100,00
Kab.Magelang 47,52 52,48 100,00

bp
Kab.Boyolali 44,57 55,43 100,00
Kab.Klaten 43,95 56,05 100,00
g.
Kab.Sukoharjo 47,97 52,03 100,00
en

Kab.Wonogiri 44,18 55,82 100,00


Kab.Karanganyar 48,10 51,90 100,00
at

Kab.Sragen 48,86 51,14 100,00


Kab.Grobogan 46,77 53,23 100,00
//j

Kab.Blora 40,71 59,29 100,00


s:

Kab.Rembang 42,54 57,46 100,00


Kab.Pati 47,03 52,97 100,00
tp

Kab.Kudus 43,63 56,37 100,00


ht

Kab.Jepara 39,25 60,75 100,00


Kab.Demak 42,51 57,49 100,00
Kab.Semarang 46,46 53,54 100,00
Kab.Temanggung 50,81 49,19 100,00
Kab.Kendal 47,20 52,80 100,00
Kab.Batang 45,79 54,21 100,00
Kab.Pekalongan 49,58 50,42 100,00
Kab.Pemalang 49,41 50,59 100,00
Kab.Tegal 45,91 54,09 100,00
Kab.Brebes 43,61 56,39 100,00
Kota Magelang 46,45 53,55 100,00
Kota Surakarta 42,64 57,36 100,00
Kota Salatiga 47,40 52,60 100,00
Kota Semarang 48,81 51,19 100,00
Kota Pekalongan 36,22 63,78 100,00
Kota Tegal 49,02 50,98 100,00
Provinsi Jawa Tengah 46,42 53,58 100,00

Sumber: Susenas 2017 (diolah)

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 67


Tabel 8
Angka Kesakitan Penduduk Lansia Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
Jawa Tengah, 2017

Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota
Laki-Laki Perempuan L+P
(1) (2) (3) (4)
Kab.Cilacap 27,19 31,49 29,37
Kab.Banyumas 27,07 25,33 26,18

.id
Kab.Purbalingga 20,66 25,37 23,05
Kab.Banjarnegara 23,00 24,07 23,54

go
Kab.Kebumen 25,18 18,59 21,76
Kab.Purworejo 32,13 30,29 31,15

s.
Kab.Wonosobo 30,80 33,18 31,98
Kab.Magelang 26,99 20,03 23,39

bp
Kab.Boyolali 23,59 22,35 22,92
Kab.Klaten 24,34 22,30 23,23
g.
Kab.Sukoharjo 13,96 19,24 16,70
en

Kab.Wonogiri 16,85 16,92 16,89


Kab.Karanganyar 22,53 13,91 17,91
at

Kab.Sragen 20,88 15,44 17,94


Kab.Grobogan 28,41 24,82 26,45
//j

Kab.Blora 20,26 23,15 21,83


s:

Kab.Rembang 24,43 20,56 22,32


Kab.Pati 31,58 31,07 31,30
tp

Kab.Kudus 33,14 31,28 32,09


ht

Kab.Jepara 19,26 20,89 20,14


Kab.Demak 32,80 39,15 36,29
Kab.Semarang 25,07 24,25 24,63
Kab.Temanggung 22,14 14,60 18,25
Kab.Kendal 32,63 29,73 31,07
Kab.Batang 34,00 30,10 31,92
Kab.Pekalongan 26,60 22,69 24,46
Kab.Pemalang 33,89 27,18 30,31
Kab.Tegal 31,90 32,28 32,10
Kab.Brebes 34,07 36,39 35,32
Kota Magelang 16,59 23,34 20,35
Kota Surakarta 12,96 23,32 18,69
Kota Salatiga 15,52 15,05 15,26
Kota Semarang 20,51 18,98 19,69
Kota Pekalongan 21,86 29,92 26,36
Kota Tegal 24,35 17,70 20,64
Provinsi Jawa Tengah 25,84 25,82 25,29

Sumber: Susenas 2017 (diolah)

68 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


Tabel 9
Persentase Penduduk Lansia yang Sakit Menurut
Kabupaten/Kota dan Lamanya Sakit Jawa Tengah, 2017

Lamanya Sakit
Kabupaten/Kota
0-3 4-7 8 - 14 15 - 21 22 - 31 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kab.Cilacap 51,78 26,52 8,28 4,19 9,23 100,00
Kab.Banyumas 35,51 33,60 3,43 4,43 23,04 100,00

.id
Kab.Purbalingga 41,94 28,03 9,01 4,66 16,36 100,00
Kab.Banjarnegara 44,63 27,84 6,63 4,23 16,67 100,00

go
Kab.Kebumen 33,13 30,24 9,94 9,93 16,76 100,00
Kab.Purworejo 42,49 30,30 5,13 5,35 16,73 100,00

s.
Kab.Wonosobo 48,77 22,92 7,77 5,85 14,69 100,00
Kab.Magelang 40,08 36,31 5,74 2,96 14,91 100,00

bp
Kab.Boyolali 39,89 31,81 5,06 6,66 16,57 100,00
Kab.Klaten 41,46 31,89 7,16 5,54 13,95 100,00
g.
Kab.Sukoharjo 27,30 25,39 22,86 4,38 20,07 100,00
en

Kab.Wonogiri 37,76 32,99 3,82 8,01 17,41 100,00


Kab.Karanganyar 29,63 30,88 7,91 3,73 27,84 100,00
at

Kab.Sragen 55,97 21,98 4,85 0,02 17,18 100,00


Kab.Grobogan 42,15 30,16 5,03 9,19 13,47 100,00
//j

Kab.Blora 30,10 30,35 11,80 1,49 26,26 100,00


s:

Kab.Rembang 26,20 50,14 4,38 2,56 16,73 100,00


Kab.Pati 33,41 41,97 6,49 5,79 12,34 100,00
tp

Kab.Kudus 40,24 32,13 13,18 3,76 10,69 100,00


ht

Kab.Jepara 44,52 33,53 6,13 3,11 12,71 100,00


Kab.Demak 49,48 29,31 13,94 1,45 5,82 100,00
Kab.Semarang 32,96 28,24 6,21 8,63 23,96 100,00
Kab.Temanggung 26,66 21,31 10,59 15,60 25,85 100,00
Kab.Kendal 49,09 32,19 0,81 2,61 15,31 100,00
Kab.Batang 45,99 29,29 13,99 2,13 8,60 100,00
Kab.Pekalongan 32,72 41,47 6,55 7,54 11,73 100,00
Kab.Pemalang 33,86 38,81 4,61 10,76 11,97 100,00
Kab.Tegal 49,86 31,88 6,43 1,65 10,17 100,00
Kab.Brebes 41,31 28,52 11,72 6,60 11,86 100,00
Kota Magelang 52,37 22,09 5,71 3,35 16,49 100,00
Kota Surakarta 45,99 17,91 13,12 22,98 100,00
Kota Salatiga 19,13 51,19 6,26 4,00 19,43 100,00
Kota Semarang 48,19 25,02 3,56 4,46 18,77 100,00
Kota Pekalongan 43,98 35,25 7,92 1,96 10,88 100,00
Kota Tegal 58,05 21,65 4,85 1,80 13,65 100,00
Provinsi Jawa Tengah 40,92 31,15 7,53 5,21 15,20 100,00
Sumber: Susenas 2017 (diolah)

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 69


Tabel 10
Rata-rata Lama Sakit (Hari) Penduduk Lansia Menurut
Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Jawa Tengah, 2017

Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota
Laki-Laki Perempuan L+P
(1) (2) (3) (4)
Kab.Cilacap 6,28 7,72 7,06
Kab.Banyumas 10,42 10,82 10,62

.id
Kab.Purbalingga 9,99 8,64 9,23
Kab.Banjarnegara 7,76 9,92 8,86

go
Kab.Kebumen 10,58 9,98 10,31
Kab.Purworejo 8,01 10,36 9,22

s.
Kab.Wonosobo 10,35 7,08 8,67
Kab.Magelang 7,64 9,58 8,50

bp
Kab.Boyolali 10,06 8,44 9,20
Kab.Klaten 7,60 9,57 8,63
g.
Kab.Sukoharjo 11,35 11,73 11,58
en

Kab.Wonogiri 10,88 9,10 9,92


Kab.Karanganyar 13,11 11,78 12,56
at

Kab.Sragen 6,57 9,65 8,00


Kab.Grobogan 9,09 8,18 8,62
//j

Kab.Blora 10,57 12,56 11,72


s:

Kab.Rembang 10,32 8,78 9,55


Kab.Pati 9,97 7,28 8,49
tp

Kab.Kudus 10,18 6,09 7,94


ht

Kab.Jepara 9,22 6,92 7,93


Kab.Demak 5,78 6,38 6,13
Kab.Semarang 12,03 11,55 11,77
Kab.Temanggung 14,13 11,72 13,14
Kab.Kendal 6,42 9,32 7,91
Kab.Batang 7,38 6,96 7,17
Kab.Pekalongan 9,50 7,65 8,56
Kab.Pemalang 8,58 9,35 8,95
Kab.Tegal 8,59 6,00 7,17
Kab.Brebes 8,16 9,25 8,76
Kota Magelang 7,85 8,95 8,56
Kota Surakarta 13,36 9,02 10,36
Kota Salatiga 12,99 9,15 10,90
Kota Semarang 10,53 8,35 9,39
Kota Pekalongan 7,61 7,57 7,58
Kota Tegal 8,98 6,11 7,61
Provinsi Jawa Tengah 9,13 8,81 8,96

Sumber: Susenas 2017 (diolah)

70 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


Tabel 11
TPAK Penduduk Lansia Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
Jawa Tengah, 2017

Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota
Laki-Laki Perempuan L+P
(1) (2) (3) (4)
Kab.Cilacap 66,45 38,08 52,00
Kab.Banyumas 68,99 33,67 50,47

.id
Kab.Purbalingga 75,22 36,93 56,01
Kab.Banjarnegara 68,26 37,53 53,66

go
Kab.Kebumen 69,09 42,36 55,30
Kab.Purworejo 62,54 28,82 44,71

s.
Kab.Wonosobo 73,68 51,55 62,25
Kab.Magelang 68,62 49,72 58,56

bp
Kab.Boyolali 71,09 40,55 55,83
Kab.Klaten 64,85 29,46 45,73
g.
Kab.Sukoharjo 61,90 36,74 48,91
en

Kab.Wonogiri 69,60 53,14 61,05


Kab.Karanganyar 64,61 28,90 46,41
at

Kab.Sragen 68,15 41,97 54,62


Kab.Grobogan 70,63 44,96 56,77
//j

Kab.Blora 74,73 32,85 53,39


s:

Kab.Rembang 62,14 36,57 48,34


Kab.Pati 59,05 30,79 43,81
tp

Kab.Kudus 57,24 24,37 39,93


ht

Kab.Jepara 65,87 31,08 47,06


Kab.Demak 68,95 34,83 51,01
Kab.Semarang 64,56 51,62 57,92
Kab.Temanggung 84,77 38,14 61,07
Kab.Kendal 60,38 27,87 42,57
Kab.Batang 57,25 30,98 43,12
Kab.Pekalongan 66,44 36,52 49,96
Kab.Pemalang 70,63 43,50 56,35
Kab.Tegal 63,50 39,03 49,73
Kab.Brebes 71,93 35,61 52,85
Kota Magelang 48,44 29,34 37,57
Kota Surakarta 44,34 36,34 39,85
Kota Salatiga 45,47 36,00 40,36
Kota Semarang 51,05 48,50 49,61
Kota Pekalongan 54,03 16,77 28,98
Kota Tegal 56,24 30,15 41,36
Provinsi Jawa Tengah 66,40 38,25 51,54

Sumber: Sakernas 2017 (diolah)

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 71


Tabel 12
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja Menurut
Kabupaten/Kota dan Lapangan Pekerjaan Utama Jawa Tengah, 2017

Lapangan Pekerjaan Utama


Kabupaten/Kota
Perdaga-
Pertanian Industri Jasa Lainnya Jumlah
ngan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kab.Cilacap 48,41 19,73 22,09 3,00 6,77 100,00
Kab.Banyumas 50,05 22,82 16,60 4,04 6,49 100,00

.id
Kab.Purbalingga 55,17 17,35 17,65 4,60 5,23 100,00
Kab.Banjarnegara 67,45 10,69 16,13 0,49 5,24 100,00

go
Kab.Kebumen 48,72 26,05 13,38 6,31 5,53 100,00
Kab.Purworejo 63,73 8,68 17,07 4,83 5,70 100,00

s.
Kab.Wonosobo 66,31 11,64 13,25 5,15 3,65 100,00
Kab.Magelang 66,87 12,45 13,80 3,19 3,68 100,00

bp
Kab.Boyolali 70,12 5,20 12,34 4,27 8,06 100,00
Kab.Klaten 42,83 20,23 21,62 10,02 5,30 100,00
g.
Kab.Sukoharjo 43,13 16,88 21,40 7,47 11,12 100,00
en

Kab.Wonogiri 72,41 9,62 11,45 3,91 2,61 100,00


Kab.Karanganyar 63,03 9,90 14,11 7,22 5,73 100,00
at

Kab.Sragen 58,61 7,91 14,31 9,71 9,47 100,00


Kab.Grobogan 70,02 11,56 9,18 3,50 5,74 100,00
//j

Kab.Blora 65,48 6,75 14,05 8,46 5,25 100,00


s:

Kab.Rembang 66,96 9,68 15,26 4,88 3,22 100,00


Kab.Pati 53,86 8,94 22,49 8,48 6,24 100,00
tp

Kab.Kudus 40,00 10,82 27,46 15,09 6,63 100,00


ht

Kab.Jepara 39,73 23,17 18,34 7,64 11,12 100,00


Kab.Demak 59,08 6,83 14,31 9,77 10,02 100,00
Kab.Semarang 65,87 8,51 14,97 7,23 3,42 100,00
Kab.Temanggung 70,94 12,77 7,52 4,44 4,34 100,00
Kab.Kendal 55,05 8,09 12,52 12,50 11,84 100,00
Kab.Batang 56,08 8,60 19,73 6,84 8,75 100,00
Kab.Pekalongan 49,86 12,80 25,00 5,41 6,93 100,00
Kab.Pemalang 52,25 13,39 19,47 9,30 5,60 100,00
Kab.Tegal 46,94 12,98 28,27 2,87 8,93 100,00
Kab.Brebes 60,98 7,52 13,65 8,29 9,56 100,00
Kota Magelang 1,97 17,10 49,47 16,72 14,73 100,00
Kota Surakarta 0,00 26,52 45,11 27,23 1,14 100,00
Kota Salatiga 19,45 10,67 44,47 15,13 10,28 100,00
Kota Semarang 3,53 14,73 51,30 13,33 17,12 100,00
Kota Pekalongan 2,89 27,59 43,11 13,83 12,59 100,00
Kota Tegal 6,83 4,75 56,55 8,92 22,95 100,00
Provinsi Jawa Tengah 54,38 13,29 18,63 6,74 6,96 100,00
Sumber: Sakernas 2017 (diolah)

72 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


.id
go
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 73


.id
go
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

74 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


.id
go
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 75


.id
go
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

76 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


.id
go
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017 77


.id
go
s.
bp
g.
en
at
//j
s:
tp
ht

78 Profil Lansia Provinsi Jawa Tengah 2017


ht
tp
s:
//j
at
en
g.
bp
s.
go
.id

Anda mungkin juga menyukai