tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.go
.id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
PROVINSI PAPUA BARAT
2021
ISSN : 2089-1652
No. Publikasi : 91000.2122
id
o.
Katalog BPS : 4102004.91
.g
ps
Ukuran Buku : 16,5 cm x 21 cm
.b
at
Jumlah Halaman : xxviii + 101 halaman
ar
ab
Naskah:
pu
Penyunting:
//
s:
Gambar Kulit:
ht
Penanggungjawab Umum:
Maritje Pattiwaellapia, SE, M.Si
Penanggungjawab Teknis:
id
o.
Achmad Ali, SST, M.Ag.b
.g
ps
Penyunting:
.b
Achmad Ali, SST, M.Ag.b
at
ar
ab
Penulis:
pu
Pengolah Data:
s:
tp
Gambar Kulit:
Harianto Palanu, S.Stat
ht
tp
s:
//pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
KATA
PENGANTAR
ndikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi
id
tahunan yang diterbitkan BPS Provinsi Papua
o.
.g
Barat. Publikasi ini merupakan terbitan
ps
kesebelas yang menyajikan tingkat perkembangan
.b
kesejahteraan rakyat Provinsi Papua Barat. Perubahan taraf
at
kesejahteraan dikaji menurut berbagai aspek yaitu
ar
ab
id
o.
v vii ix xi
.g
ps
.b
Tinjauan Umum Ringkasan Statistik at Penduduk Kesehatan
ar
ab
pu
xv xix 1 9
//pa
s:
tp
25 33 45 57
73 83
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht
id
o.
.g
4 Gambar 2. Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
ps
Papua Barat, 2020
.b
6 at
ar
Gambar 3. Piramida Penduduk Provinsi Papua Barat, 2020
ab
pu
11
pa
21 Gambar 9. Persentase Anak Kurang dari 2 Tahun yang Pernah Diberi ASI
Menurut Lama Pemberian ASI dan Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021
id
o.
29
.g
Gambar 12. Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah
ps
(RLS) menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021
.b
35 at
Gambar 13. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat
ar
Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota, 2021
ab
pu
id
o.
54 Gambar 21. Rasio Gini Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat,
.g
2020
ps
Gambar 22. Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan
.b
59 Bangunan Tempat Tinggal dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat,
2021 at
ar
ab
60 Gambar 23. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Terluas dan
pu
61 Gambar 24. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Terluas dan
//
62 Gambar 25. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas dan
Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021
64 Gambar 26. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan
Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021
70 Gambar 29. Persentase Rumah Tangga Fasilitas Buang Air Besar dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021
id
o.
.g
75 Gambar 32. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas dan
ps
Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2018
.b
Gambar 31. Persentase Rumah Tangga yang Menerima Program Keluarga
77 at
Harapan (PKH) Setahun Terakhir Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
ar
Papua Barat, 2021
ab
id
ASPEK PEMBAHASAN
o.
.g
ps
.b
at
ar
KEPENDUDUKAN KESEHATAN
ab
pu
pa
PENGELUARAN
//
s:
TANGGA
ht
ASPEK SOSIAL
PERUMAHAN
LAINNYA
id
digunakan cukup beragam yang utamanya diperoleh melalui hasil sensus
o.
.g
maupun survei yang dilakukan BPS. Beberapa data survei yang digunakan
ps
yaitu Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Maret 2021 dan Survei
.b
Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Agustus 2021.
at
ar
Pada aspek kependudukan, akan dibahas terkait populasi
ab
id
1.134.068 11-12
o.
.g
ps
.b
at
Aspek Kependudukan
ar
ab
pu
pa
3,94% 39,45
//
s:
tp
ht
1. Penduduk Provinsi Papua Barat hasil Sensus Penduduk 2020 sebesar 1.134.058 jiwa.
2. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk selama tahun 2010 sampai dengan 2020 sebesar
3,94 persen.
3. Sebaran penduduk Papua Barat tidak merata dengan kepadatan penduduk pada tahun 2020
sebesar 11-12 Jiwa/km2.
4. Setiap 100 penduduk produktif harus menanggung 39-40 orang penduduk tidak produktif.
id
66,14 20,74
o.
.g
ps
.b
at
Aspek Kesehatan
ar
ab
pu
pa
82,77 41,09
//
s:
tp
ht
1. Usia Harapan Hidup (UHH) Papua Barat pada tahun 2021 adalah 66 hingga 67 tahun.
2. Setidaknya 4 dari 5 persalinan kelahiran terakhir Perempuan Pernah Kawin (PPK) usia 15-49
tahun di Papua Barat dibantu oleh tenaga kesehatan.
3. Sebanyak 11,47 persen penduduk mengeluh mengalami sakit selama sebulan terakhir
4. Hanya 4 dari 10 balita yang pernah mendapat imunisasi lengkap di Provinsi Papua Barat
pada tahun 2019.
id
13,13 98,05
o.
.g
ps
.b
Aspek Pendidikanat
ar
ab
pu
pa
7,69 94,05
//
s:
tp
ht
1. Harapan Lama Sekolah (HLS) Papua Barat mencapai 13,13 tahun atau setidaknya telah lulus
D1 atau D2.
2. Pada kenyataannya, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Papua Barat hanya mampu mencapai
7,69 tahun atau setara SMP kelas 1.
3. Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD formal mencapai 98,05 persen, sementara yang sekolah
tepat waktu sesuai jenjangnya sebesar 94,05 persen
id
70,34 513.666
o.
.g
ps
.b
at
Aspek Ketenagakerjaan
ar
ab
pu
pa
5,84 29.985
//
s:
tp
ht
TPT PENGANGGURAN
1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Agustus 2021 Papua Barat mencapai 70,34 persen.
2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2021 Papua Barat mencapai 5,84 persen.
3. Jumlah angkatan kerja Agustus 2021 Papua Barat adalah 513.666 orang.
4. Jumlah pengangguran pada Agustus 2021 Papua Barat sebanyak 29.985 orang.
id
631.418 48,24
o.
.g
ps
.b
Aspek Konsumsiat
ar
ab
pu
pa
21,84 51,76
//
s:
tp
ht
1. Garis kemiskinan Papua Barat tahun 2021 sebesar Rp.631.418,- dan tersebar tidak merata
menurut kabupaten/kota.
2. Setidaknya 1 dari 5 orang penduduk Papua Barat pada 2021 terkategori miskin
3. Persentase konsumsi makanan di Papua Barat sebesar 48,24 persen
4. Persentase konsumsi nonmakanan masih mendominasi jenis konsumsi di Papua Barat
dengan proporsi sebesar 51,76 persen.
id
99,51 98,10
o.
.g
ps
.b
Aspek Perumahan at
ar
ab
pu
pa
99,56 73,89
//
s:
tp
ht
1. 99,51 persen atap terluas rumah tangga di Papua Barat tergolong layak karena terbuat dari
bahan non ijuk
2. Dinding terluas rumah tangga di Papua Barat didominasi oleh dinding non bambu, yakni
mencapai 99,56 persen.
3. 98,10 persen lantai terluas rumah tangga di Papua Barat merupakan lantai non tanah.
4. Hanya 73,89 persen rumah tangga di Papua Bara yang memiliki akses air minum layak.
id
33,87 68,11
o.
.g
ps
.b
at
Aspek Sosial Lain
ar
ab
pu
pa
8,43 54,61
//
s:
tp
ht
1. 5
id
S
kebutuhan penduduk. Penduduk selain menjadi pelaku
o.
pembangunan juga bertindak sebagai objek pembangunan
.g
ps
itu sendiri. Keberhasilan atau kegagalan pembangunan yang
.b
dilakukan pun akan berdampak pada penduduk itu sendiri. Keberhasilan
at
akan dinikmati secara puas, sementara kegagalan akan menambah
ar
penderitaan yang lebih mendalam.
ab
pu
ada habisnya. Setiap hari akan selalu ada saja permasalahan baru yang
//
s:
tepat sasaran, ada baiknya untuk dapat mampu memahami lebih dalam
ht
id
menjadi wilayah dengan populasi tersedikit dan hanya menyumbang 2,50
o.
persen dari total penduduk Papua Barat. Dari sisi kependudukan, masih
.g
terjadi ketidakmerataan persebaran penduduk di Papua Barat.
ps
.b
at
Gambar 2. Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di
ar
Provinsi Papua Barat, 2020
ab
pu
Pegunungan Manokwari
Selatan
pa
Arfak Tambraw
3.37% 3.17% 2.50%
//
3.67% 25.08%
tp
Maybrat
ht
3.79%
Sorong Selatan
4.63%
Raja Ampat
5.66%
Kaimana
5.49%
Manokwari
Teluk Bintuni 16.99%
7.68%
Fakfak
7.51% Sorong…
id
menunjukkan perubahan pada wilayah perkotaan yang semakin padat
o.
.g
sementara perdesaan semakin berkurang, ini sebagai indikasi terjadinya
ps
migrasi dari perdesaan ke perkotaan.
.b
at
ar
ab
Struktur Penduduk
pu
pa
id
4,681 75+ 3,847
Perempuan
o.
5,060 70-74 4,358 Laki-Laki
.g
8,888 65-69 7,176
ps
14,417 60-64 12,541
.b
55-59
at
20,329 ar 17,960
28,114 50-54 24,195
ab
id
kelompok umur 15-64 tahun, sementara penduduk usia tidak produktif
o.
.g
adalah mereka yang berada di luar kelompok umur 15-64 tahun, yang
ps
terbagi menjadi kelompok belum produktif (0-14 tahun) dan kelompok
.b
tidak produktif lagi (>65 tahun).
at
ar
Konsekuensi dari tingginya angka ketergantungan (dependency
ab
ratio) ini adalah bahwa pendapatan yang diperoleh oleh penduduk usia
pu
penduduk usia belum produktif berusia 0-14 tahun, utamanya dalam hal
//
s:
id
sebagai amanat UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN dan UU
o.
No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS. Sebelumya, dalam UU No.
.g
ps
36 Tahun 2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang
.b
sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan
at
dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
ar
ab
Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan yang dinyatakan telah dicabut sejak
diterbitkannya Peraturan Presiden No. 82 Tahun 2018 tentang Jaminan
Kesehatan.
id
o.
Gambar 4. Usia Harapan Hidup Provinsi Papua Barat, 2012-2021
.g
ps
66.14
.b
66.25
at 66.02
ar
66.00 65.90
ab
pu
65.75
65.55
pa
65.50
//
65.30 65.32
s:
65.19
tp
65.25 65.14
ht
65.05
65.00 64.88
64.75
64.50
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
id
khususnya.
o.
.g
ps
Gambar 5. Usia Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota
.b
di Provinsi Papua Barat, 2021
at
ar
ab
Manokwari 68.82
pa
Fakfak 68.50
//
Sumber: BPS, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat Tahun 2021
id
keduanya terpaut lebih dari 10 tahun. Hal ini tentu menjadi pekerjaan
o.
.g
rumah yang berat bagi kabupaten-kabupaten yang masih memiliki UHH
ps
yang rendah untuk dapat meningkatkan kualitas kesehatan di daerahnya.
.b
Penambahan fasilitas kesehatan dan peningkatan kualitas tenaga medis
at
ar
menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan.
ab
Morbiditas
Indikator lain untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat
adalah angka kesakitan atau morbiditas. Angka ini menunjukkan
persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan yang
id
o.
Kota Sorong 29.91
.g
Manokwari 20.94
ps
Papua Barat 20.74
.b
Fakfak
at 18.77
ar
Raja Ampat 18.16
ab
Sorong 16.47
//
s:
Kaimana 16.18
tp
ht
id
selama sebulan terakhir di Papua Barat tahun 2021 mencapai 20,74
o.
persen, artinya dari seluruh jumlah penduduk Papua Barat, setidaknya
.g
terdapat 1 dari 5 orang penduduk yang mengalami keluhan kesehatan.
ps
Semakin tinggi angka ini maka menunjukkan semakin buruknya tingkat
.b
at
kesehatan masyarakat. Tahun 2021, Kabupaten Sorong menjadi
ar
kabupaten dengan keluhan kesehatan yang tertinggi di Papua Barat,
ab
diperhatikan lebih dalam, maka pada tahun 2021 ini justru wilayah yang
tp
mengalami keluhan kesehatan yang jauh lebih tinggi. Hal ini dapat
mengindikasikan derajat kesehatan masyarakat di lingkungan tersebut
cukup rendah dan perlunya upaya untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang mudah, murah, dan merata untuk semua penduduk.
Pertolongan Kelahiran
Penurunan angka kesakitan dan peningkatan umur harapan
hidup tidak terlepas dari upaya pencegahan (preventif) dan pengobatan
id
Menurut Penolong Persalinan Kelahiran Terakhir di Papua Barat, 2021
o.
.g
Tenaga Kesehatan Bukan Tenaga Kesehatan Tidak Ada
ps
.b
Kota Sorong 93.76 6.24 0.00
Fakfak at
ar
92.73 7.27 0.00
ab
id
dan perawat. Sementara yang termasuk bukan tenaga kesehatan
o.
.g
diantaranya dukun beranak/paraji, famili, dan lainnya.
ps
Kota Sorong memiliki persentase tertinggi penolong persalinan
.b
at
terakhir oleh tenaga kesehatan, yakni mencapai 93,76 persen. Atau
ar
dengan kata lain, 9 dari 10 kelahiran terakhir di Kota Sorong ditolong oleh
ab
tenaga kesehatan.
pu
pa
id
Maybrat 92.89 Sorong Selatan 83.99 Maybrat 89.81
o.
Raja Ampat 87.23 Teluk Bintuni 83.14 Teluk Bintuni 88.42
.g
Teluk Bintuni 86.58 Raja Ampat 81.50 Raja Ampat 87.12
ps
Kota Sorong 85.14 Kota Sorong 77.81 Sorong Selatan 86.69
Fakfak 84.48 Fakfak 77.57 Kota Sorong 82.43
.b
Teluk Wondama 83.68 Maybrat 76.36 Fakfak 81.66
at
Sorong Selatan 83.52 Papua Barat
ar 75.86 Papua Barat 81.10
Papua Barat 81.91 Manokwari 75.52 Manokwari 80.02
Kaimana 81.01 Teluk Wondama 74.80 Kaimana 80.02
ab
id
Demikian juga untuk imunisasi Polio dan Hepatitis B untuk pertama kali.
o.
.g
Imunisasi DPT dan Polio diberikan secara bersamaan dan berulang pada
ps
usia 2, 3, atau 4 bulan dan pengulangannya 4 bulan kemudian sebanyak
.b
3 kali. Imunisasi campak diberikan sebanyak 2 kali. Pertama, pada saat
at
ar
anak berumur 9 bulan atau lebih, dan kedua diberikan pada usia 5-7
ab
tahun. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada usia 6 bulan dan
pu
anak balita menurut jenis imunisasi pada tahun 2019, dikarenakan data
tp
id
dijangkau. Sementara untuk wilayah perkotaan, ada dugaan yang patut
o.
diteliti lebih lanjut terkait peningkatan kekhawatiran para ibu yang
.g
memiliki bayi untuk memberikan imunisasi pada anaknya akibat
ps
pemberitaan negatif tentang dampak negatif pemberian imunisasi pada
.b
at
anak sebagai akibat beredarnya vaksin imunisasi palsu.
ar
ab
adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI pada anak
pa
paling ideal bagi bayi pada 4-6 bulan pertama sejak kelahirannya, karena
ASI dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi secara seimbang.
Gambar 9. Persentase Anak Kurang dari 2 Tahun yang Pernah Diberi ASI
id
Menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021
o.
.g
ps
Pegunungan Arfak 47.01 Manokwari 92.59 Pegunungan Arfak 98.84
Fakfak 34.61 Kaimana 83.95 Manokwari Selatan 88.60
.b
Teluk Bintuni 34.48 Sorong 83.63 Tambrauw 83.75
Maybrat 29.29
at
Teluk Wondama 82.99 Sorong Selatan 78.66
ar
Manokwari Selatan 25.90 Raja Ampat 78.15 Teluk Bintuni 78.17
Tambrauw 23.81 Papua Barat 78.04
ab
Maybrat 78.08
Sorong Selatan 23.02 Kota Sorong 77.20 Fakfak 77.65
pu
Konsumsi Rokok
Rokok seakan sudah mendarah daging bagi masyarakat
Indonesia. Ketergantungan akan rokok seakan mampu menggantikan
nasi untuk konsumsi makanan seperti pepatah Jawa “Mangan ora
mangan sing penting kumpul”. Biasanya kegiatan ngumpul/nongkrong
pun tak lepas dengan hadirnya si rokok. Padahal telah jelas peringatan
id
Selama Sebulan Terakhir di Papua Barat, 2021
o.
.g
ps
Sorong Selatan 27.08
.b
Teluk Wondama 26.32
Kaimana at 26.25
ar
ab
Sorong 25.50
pu
Fakfak 25.22
pa
Tambrauw
tp
24.34
ht
Manokwari 18.26
Maybrat 15.45
id
penduduk berusia 5 tahun ke atas yang merokok di Kabupaten Sorong
o.
Selatan adalah yang terbanyak di Provinsi Papua Barat, yakni mencapai
.g
27,08 persen. Sementara kabupaten/kota dengan persentase penduduk
ps
berusia 5 tahun ke atas yang merokok paling sedikit berada di Kabupaten
.b
at
Pegunungan Arfak yang hanya sebanyak 12,46 persen saja.
ar
ab
meski setiap orang berhak untuk memilih apa yang disukainya. Karena
pa
umum. Hal ini masih menjadi polemik yang tidak berujung, di satu sisi
s:
tp
pemerintah menerima pajak cukai rokok yang cukup besar bagi APBN,
ht
id
sasaran Visi pembangunan pada periode tahun ketiga ini
o.
ditekankan pada menuju Papua Barat yang aman, sejahtera
.g
ps
dan bermartabat. Salah satu upaya menuju Papua Barat yang aman,
.b
sejahtera dan bermartabat tersebut diantaranya dilakukan melalui Misi
at
ketiga, yakni meningkatkan kualitas pelayanan dasar di bidang
ar
pendidikan dan kesehatan.
ab
pu
khusus capaian angka melek huruf untuk orang asli papua (OAP) juga
ht
id
Pencapaian pendidikan harus didasarkan pada kemampuan baca
o.
dan tulis setiap warga. Penduduk berumur 15 tahun ke atas di Papua
.g
Barat yang dapat baca tulis mencapai 97,80 persen, sementara hanya
ps
sebesar 2,20 persen yang tergolong buta aksara.
.b
at
ar
Gambar 11. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut
ab
98.94 1.06
Fakfak 98.93 1.07
ht
id
o.
Harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah merupakan
.g
dua indikator yang dijadikan sebagai komponen untuk mengukur
ps
pembangunan manusia metode baru dari aspek pendidikan. Angka
.b
Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya sekolah
at
ar
(dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur
ab
bersekolah.
ht
id
Sorong 8.33 13.72 RLS
o.
Teluk Bintuni 8.22 12.42 HLS
.g
Raja Ampat 8.02 12.06
ps
Papua Barat 7.69 13.13
.b
Sorong Selatan 7.49 13.17
Teluk Wondama 7.08
at 11.63
ar
Maybrat 6.96 13.47
ab
5.12 11.72
//
Sumber: BPS, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat Tahun 2021
s:
tp
lama sekolah masih cukup senjang ditunjukkan pada gambar 12. Harapan
lama sekolah Papua Barat berada pada 13,13 tahun atau setidaknya
diharapkan akan dapat bersekolah hingga jenjang perguruan tinggi.
Namun sayangnya, rata-rata lama sekolah Papua Barat masih berada di
angka 7,69 tahun atau jenjang kelas 1 atau kelas 2 SMP. Idealnya,
harapan lama sekolah itu tidak berselisih jauh dengan rata-rata lama
sekolah.
id
sangat mengkhawatirkan. HLS tahun 2021 Kabupaten Pegunungan Arfak
o.
.g
mencapai 11,72 tahun atau atau diharapkan dapat bersekolah hingga
ps
jenjang pendidikan kelas 2 SMA, namun realitanya rata-rata lama sekolah
.b
Kabupaten Pegunungan Arfak justru hanya mampu mencapai angka 5,12
at
ar
tahun atau berada pada jenjang kelas 5 atau 6 SD.
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht
id
dasar perencanaan pembangunan ketenagakerjaan di masa
o.
yang akan datang. Bab 4 ini menyajikan beberapa indikator
.g
ps
kunci ketenagakerjaan mulai dari struktur penduduk usia kerja, tingkat
.b
partisipasi angkatan kerja, tingkat pengangguran terbuka, lapangan
pekerjaan, dan status pekerjaan.at
ar
ab
pu
id
o.
penduduk usia kerja yang masuk dalam pasar kerja sedikit bertambah
.g
banyak.
ps
.b
at
Gambar 13. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat
ar
Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota, 2021
ab
pu
TPT TPAK
pa
71.53
s:
Sumber: BPS, Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi Papua Barat Agustus 2021
id
perdesaan tergolong sebagai pekerja meskipun dengan status pekerja
o.
.g
keluarga atau pekerja tidak dibayar.
ps
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menggambarkan
.b
at
banyaknya angkatan kerja yang menganggur. Mereka yang tergolong
ar
pengangguran yaitu penduduk usia kerja yang tidak bekerja dan sedang
ab
id
o.
.g
PT 6.32 PT 7.70 PT 5
ps
.b
SMA 7.15
at
SMA 8.83 SMA 5.57
ar
ab
id
sebelumnya, puncak TPT juga berada pada kelompok angkatan kerja
o.
.g
berpendidikan sekolah menengah. Angkatan kerja dengan tingkat
ps
pendidikan rendah jauh lebih mudah terserap dalam lapangan pekerjaan
.b
daripada mereka yang berpendidikan tinggi. Lebih ekstrim lagi jika TPT
at
ar
per tingkat pendidikan dibandingkan antara wilayah perdesaan dan
ab
terlihat bahwa TPT tertinggi tahun 2021 di perkotaan terjadi pada lulusan
tp
id
angkatan kerja yang bekerja pada kedua sektor terakhir semakin
o.
meningkat dari tahun ke tahun. Ciri-ciri urbanisasi umumnya terjadi
.g
ketika sektor industri dan jasa semakin diminati para pencari kerja.
ps
Selama pertanian terus menjadi sektor yang subsisten dengan tingkat
.b
at
pendapatan yang lebih rendah dibandingkan sektor lain maka pertanian
ar
akan semakin ditinggalkan. Mereka yang memasuki sektor pertanian
ab
dan jasa-jasa dan kalah bersaing dengan pencari kerja lain yang lebih
pa
berkualitas.
//
s:
tp
id
Tambrauw 55.87 4.03 40.10
o.
Kaimana 45.47 6.08 48.45
.g
Raja Ampat
ps
40.62 19.82 39.56
Manokwari Selatan 39.16 6.00 54.84
.b
at
PAPUA BARAT 32.69
ar 12.75 54.56
Sorong 32.06 21.84 46.10
ab
Catatan:
• Manufaktur : Pertambangan; industri; listrik, gas, dan air; dan konstruksi
• Jasa : Perdagangan; transportasi; keuangan; dan jasa kemasyarakatan
Sumber: BPS, Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi Papua Barat Agustus 2021
Informal Formal
id
o.
Pegunungan Arfak 92.05 7.95
.g
Sorong Selatan 73.46 26.54
ps
Tambrauw 73.39 26.61
.b
Maybrat 72.79 27.21
Manokwari Selatan
pu
60.77 39.23
Catatan:
• Formal :Penduduk yang bekerja dengan status sebagai berusaha dibantu buruh
tetap/buruh dibayar atau buruh/karyawan/pegawai
• Informal : Penduduk yang bekerja dengan status pekerjaan sebagai berusaha sendiri,
berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar atau pekerja
keluarga, pekerja bebas, atau pekerja keluarga
Sumber: BPS, Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi Papua Barat Agustus 2021
id
45,28 persen. Rendahnya pekerja informal di Kota Sorong sangat
o.
.g
dimungkinkan karena penduduk Kota Sorong lebih tertarik untuk menjadi
ps
pegawai/buruh yang memiliki penghasilan tetap dibandingkan harus
.b
berusaha sendiri. Rendahnya minat ini tentu menjadi tantangan
at
ar
pemerintah daerah dalam hal mendukung penciptaan lapangan kerja
ab
perkotaan.
pa
//
s:
tp
ht
id
perkotaan maupun perdesaan. Penurunan persentase
o.
penduduk miskin dapat dimaknai dengan meningkatnya
.g
ps
pendapatan penduduk dan sekaligus meningkanya tingkat
.b
kesejahteraannya. Yang menjadi permasalahan adalah apakah
at
peningkatan tingkat pendapatan tersebut telah dinikmati oleh semua
ar
penduduk secara merata atau hanya dinikmati oleh sebagian kecil
ab
pu
Kemiskinan
ht
id
Garis Kemiskinan (GK) mencapai Rp. 347.898,-
o.
.g
ps
Gambar 17. Garis Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
.b
Papua Barat, 2020*
at
ar
ab
Kota Sorong
765183
pu
Teluk Bintuni
683667
Manokwari Selatan
pa
678494
Pegunungan Arfak
//
670687
s:
Manokwari
651032
tp
Papua Barat
ht
610888
Teluk Wondama
588838
Fakfak
578510
Kaimana
438991
Tambrauw
393268
Maybrat
383715
Sorong
379951
Raja Ampat
374488
Sorong Selatan
347898
id
220
o.
23.01 23.50
.g
215 23.00
ps
22.17 22.50
214.47
.b
210
at 211.5
21.37 22.00
ar
21.50
ab
205
208.58 21.00
pu
20.50
pa
200
20.00
//
s:
195 19.50
tp
id
o.
.g
Pegunungan Arfak 33.81
ps
Tambrauw 32.80
.b
Teluk Wondama 30.91
Maybrat at 30.78
ar
ab
Sorong 27.48
//
Fakfak 22.27
s:
Manokwari 20.14
Sorong Selatan 18.28
Raja Ampat 17.01
Kaimana 15.50
Kota Sorong 14.99
id
Sorong Selatan, Raja Ampat, Kaimana, dan Kota Sorong dengan
o.
persentase masing-masing sebesar 18,28 persen; 17,01 persen; 15,50
.g
persen; dan 14,99 persen. Secara seksama, dapat terlihat bahwa
ps
mayoritas kabupaten yang memiliki persentase penduduk miskin
.b
at
tertinggi didominasi oleh kabupaten pemekaran. Kabupaten-kabupaten
ar
pemekaran ini sudah tentu menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi
ab
id
o.
Kabupaten/Kota 2018 2019 2020 2021
.g
ps
(1) (2) (3) (4) (5)
Fakfak 1 128 329 1 332 250 1 457 757 1 487 155
.b
Kaimana 1 214 131 1 093 087 1 341 032 1 254 536
at
ar
Teluk Wondama 1 127 630 1 358 389 1 601 286 1 239 119
ab
Teluk Bintuni 1 527 643 1 478 021 1 576 608 1 539 003
Manokwari 1 243 641 1 573 407 1 550 071 1 432 918
pu
Sorong Selatan 976 125 1 075 384 1 031 556 927 568
pa
Raja Ampat 1 109 535 1 211 347 1 231 861 1 127 277
tp
Distribusi Pendapatan
id
o.
.g
Gambar 20 memperlihatkan pengeluaran per kapita per bulan
ps
menurut golongan pengeluaran di Papua Barat tahun 2021. Tampak
.b
bahwa rata-rata pengeluaran per kapita per bulan tertinggi pada
at
ar
komoditas nonmakanan yaitu sebesar 51,76 persen, sedangkan
ab
Makanan
ht
id
sirih ini mencapai 14,21 persen dan menjadi yang terbesar kedua.
o.
.g
Konsumsi jenis ini termasuk di dalamnya jenis rokok. Dapat dikatakan
ps
bahwa konsumsi rokok bahkan melebihi konsumsi atas padi-padian yang
.b
merupakan bahan makanan paling pokok di Indonesia. Dari sisi
at
ar
nonmakanan, pengeluaran yang paling dominan adalah perumahan
ab
id
persen maka termasuk dalam kategori ketimpangan tinggi; antara 12—
o.
.g
17 persen kategori ketimpangan sedang; dan lebih dari 17 persen
ps
kategori ketimpangan rendah.
.b
at
ar
Gambar 21. Rasio Gini Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua
ab
Barat, 2020
pu
pa
Sorong 0.42
s:
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht
id
28H menyatakan, “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
o.
dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
.g
ps
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
.b
kesehatan.” Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992, Bab III Perumahan,
at
Pasal 5 selanjutnya menegaskan bahwa, “Setiap warga negara
ar
mempunyai hak untuk menempati, menikmati, atau memiliki rumah yang
ab
pu
layak dalam lingkungan yang sehat aman, serasi dan teratur.” Dengan
pa
76.03
id
o.
.g
9.91 11.19
ps
2.87
.b
at
Dinas/Lainnya Bebas Sewa
ar Kontrak/Sewa Milik Sendiri
sebanyak 11,19 persen, disusul rumah bebas sewa sebesar 9,91 persen,
dan yang tinggal di rumah dinas/lainnya sebanyak 2,87 persen.
Asbes 0.85
Beton 0.79
id
Jerami/Ijuk/Rumbia 0.43
o.
Bambu/Kayu 0.08
.g
99.57
ps
Lainnya 0.06
.b
Atap Terluas
at
Bukan Ijuk/Lainnya Ijuk/Lainnya
ar
ab
100.00 0.00
s:
Bukan Bambu/Lainnya
Tembok/Plesteran 74.18
Bambu/Lainnya
0.03
Kayu/Batang Kayu 25.28
id
o.
Lainnya 0.41
.g
ps
.b
99.97 Bambu/Anyaman 0.13
at
ar
Dinding Terluas
ab
id
o.
Bukan Tanah
.g
Tanah Keramik 37.66
ps
1.73 Semen/Bata Merah 35.17
.b
Kayu/Papan… 15.09
at
Ubin/Tegel/Teraso 9.43
ar
Tanah 1.73
ab
Parket/Vinil/Karpet 0.45
pu
Bambu 0.21
pa
Marmer/Granit 0.09
s:
Lantai Terluas
tp
ht
id
o.
.g
Sumber air minum digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu
ps
.b
sumber air minum layak dan tidak layak. Sumber air minum yang layak
at
meliputi air minum perpipaan dan air minum non-perpipaan terlindung
ar
yang berasal dari sumber air berkualitas dan berjarak sama dengan atau
ab
terlindung dari kontaminasi lainnya. Sumber air minum layak meliputi air
pa
leding, sumur bor atau pompa, sumur terlindung dan mata air terlindung,
//
s:
id
o.
Layak Tidak Layak
.g
Air Kemasan
44.33
Bermerk/isi Ulang
ps
26.11
Air Permukaan/Air
19.37
Hujan/Lainnya
.b
Mata Air
at
16.05
Terlindung/Tidak
ar
Sumur
11.5
Terlindung/Tidak
ab
73.89 Leding
3.13
pa
Meteran/Eceran
//
Lainnya 0.00
s:
tp
ht
id
minum utama menggunakan air kemasan/isi ulang dan air tidak
o.
.g
terlindungi (air terlindungi dengan jarak < 10 m dan air tidak terlindung).
ps
Akses air minum layak di Papua Barat pada tahun 2021 telah
.b
at
mencapai lebih dari 70 persen, yakni sebesar 73,89 persen. Sumber air
ar
minum utama yang digunakan penduduk Papua Barat utamanya berasal
ab
dari air kemasan bermerk/air isi ulang dengan porsi sebesar 44,33
pu
persen. Sementara di sisi lain, rumah tangga yang sumber air minum
pa
id
o.
Gambar 27. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan
.g
dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021
ps
.b
Listrik
at
ar
Listrik PLN 81.09
ab
4.…
pu
Listrik Non-
pa
14.71
PLN
//
95.
s:
80 Bukan
tp
4.20
Listrik
ht
Sumber Penerangan
Listrik PLN Listrik Non-PLN Bukan Listrik
99.53 0.47 0.00
Kota Sorong 98.43 0.79 0.77
93.88 2.87 3.25
Fakfak 87.16 8.36 4.48
81.74 16.45 1.81
Papua Barat 81.08 14.71 4.20
80.96 18.81 0.22
Teluk Bintuni 70.05 22.76 7.19
68.26 29.63 2.11
Kaimana 62.05 28.82 9.13
56.41 34.71 8.88
Sorong Selatan 39.61 45.96 14.43
37.70 49.98 12.32
Pegunungan Arfak 22.33 56.05 21.62
id
penerangannya.
o.
.g
ps
.b
Bahan Bakar Utama Memasak ar
at
ab
Tidak Memasak
Minyak Tanah 65.88
Listrik/Gas
Arang/Kayu Bakar Kayu Bakar 27.34
id
0.68
o.
Gas Elpiji 5.18
6.10
.g
Listrik 0.89
ps
Tidak Memasak 0.68
27.34
.b
Gas Kota 0.03
65.88
at
ar
Lainnya 0.00
ab
Briket/Arang 0.00
pu
id
o.
2010). Fasilitas sanitasi yang layak mencakup kloset dengan leher angsa,
.g
toilet guyur (flush toilet) yang terhubung dengan sistem pipa saluran
ps
pembuangan atau tangki septik, termasuk jamban cemplung (pit latrine)
.b
terlindung dengan segel slab dan ventilasi; serta toilet kompos. Fasilitas
at
ar
sanitasi yang tidak layak antara lain meliputi toilet yang mengalir ke
ab
memiliki fasilitas Buang Air Besar (BAB), dimana lebih dari 75 persen
tp
ht
id
5.15
Bersama 10.16
o.
.g
ps
MCK Umum 9.00
.b
at
Tidak Ada
ar 5.15
0.21
Digunakan
pu
pa
id
tangga serta kepemilikan aset dan jaminan terhadap
o.
kebutuhan hidup sehari-hari. Keterangan yang dicakup pada
.g
ps
bab ini meliputi penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH), Program
.b
Indonesia Pintar (PIP), beasiswa dan bantuan pendidikan, jaminan
at
pensiun, jaminan hari tua, jaminan veteran, asuransi kecelakaan kerja,
ar
pesangon Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan jaminan
ab
pu
pembiayaan/asuransi kesehatan.
pa
//
s:
tp
Penanggulangan Kemiskinan
ht
id
pemerintah yang diberikan kepada KPM setiap bulannya melalui uang
o.
elektronik selanjutnya digunakan untuk membeli bahan pangan di
.g
ps
e-warong yang bekerja sama dengan Himpunan Bank Negara (BRI, BTN,
.b
dan Mandiri). Program BPNT ini pertama kali diterapkan pada awal tahun
at
2017 sebagai pengganti Program RASTRA (Beras untuk Keluarga
ar
ab
Sejahtera).
pu
Sorong 28.54
ht
id
sama sekali tidak menerima program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
o.
.g
ps
.b
Program Keluarga Harapan
at
ar
ab
pu
id
Maybrat 91.39
o.
Manokwari 90.93
.g
Sorong 90.83
ps
Papua Barat 89.70
.b
at
Manokwari Selatan ar 87.27
Fakfak 85.41
ab
Kaimana 53.93
//
s:
Tambrauw 0.00
ht
id
Jaminan Kesehatan dan Non-PBI Jaminan Kesehatan. Peserta PBI Jaminan
o.
Kesehatan umumnya berasal dari golongan fakir miskin dan tidak
.g
ps
mampu. Nantinya, peserta PBI ini akan menerima bantuan pemerintah
.b
dalam hal pembayaran iuran BPJS Kesehatan yang dibayarkan secara
at
teratur setiap bulannya untuk bisa mendapatkan manfaat pemeliharaan
ar
ab
id
Bantuan Iuran (PBI) iuran BPJS Kesehatan terendah di Papua Barat, yang
o.
.g
hanya mencapai 22,46 persen rumah tangga saja.
ps
.b
Program Indonesia Pintar at
ar
ab
pu
pa
Keluarga Harapan (PKH) dan program Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS
s:
tp
id
02/MPK.C/PM/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Indonesia
o.
.g
Pintar tahun 2016.
ps
.b
Gambar 33. Persentase Rumah Tangga yang Menerima Program
at
ar
Indonesia Pintar (PIP) Setahun Terakhir Menurut Kabupaten/Kota
ab
Sorong 18.21
//
Kaimana 11.41
tp
id
(PIP) terendah di Papua Barat, yakni hanya mencapai 2,13 persen saja.
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht
id
o.
.g
Laju Pertumbuhan
Jumlah Penduduk
ps
Per Tahun
Kabupaten/Kota
.b
2010- 2010-
2010 2019 2020
at 2019 2020
ar
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
ab
id
Laki-Laki Perempuan Wilayah
o.
Kelamin Per km2
.g
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
ps
Fakfak 43 656 41 541 105,09 14.320,00 5,95
.b
Kaimana 32 643 29 613 110,23 16.241,84 3,83
Teluk Wondama 22 036 at
19 608 112,38 3.959,53 10,54
ar
ab
id
o.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
.g
Fakfak 67,84 67,95 68,12 68,41 68,47 68,50
ps
Kaimana 63,79 63,99 64,25 64,64 64,81 64,93
.b
Teluk Wondama 58,96 59,26 59,53 59,93 60,10 60,24
Teluk Bintuni 59,48 59,83 at 60,15 60,60 60,83 60,99
ar
ab
Sorong
Raja Ampat 64,16 64,26 64,42 64,70 64,74 64,83
//
s:
Manokwari
66,82 66,96 67,16 67,48 67,58 67,60
Selatan
Pegunungan
66,61 66,72 66,89 67,18 67,24 67,26
Arfak
Kota Sorong 69,36 69,67 70,00 70,46 70,70 70,93
PAPUA BARAT 65,30 65,32 65,55 65,90 66,02 66,14
Sumber: BPS, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat 2016-2021
Dukun
Dokter Dokter Tidak
Kabupaten/Kota Bidan Perawat Beranak/ Lainnya Jumlah
id
Kandungan Umum Ada
o.
Paraji
.g
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
ps
Fakfak 35,96 2,34 52,58 1,85 7,27 0,00 0,00 100,00
.b
Kaimana 24,08 0,00 57,43 2,97 14,01 1,51 0,00 100,00
Teluk Wondama 9,20 5,45 at
47,34 2,61 15,46 18,06 1,88 100,00
ar
44,97 2,01 42,04 1,44 0,91 6,27 2,37 100,00
ab
Teluk Bintuni
18,85 0,00 69,78 2,15 2,75 6,46 0,00 100,00
pu
Manokwari
Sorong Selatan 19,17 1,68 36,72 5,17 30,07 6,80 0,39 100,00
pa
Raja Ampat 5,59 0,00 39,82 3,65 47,16 1,96 1,83 100,00
tp
Laki-Laki +
Kabupaten/Kota Laki-Laki Perempuan
Perempuan
id
o.
(1) (2) (3) (4)
.g
Fakfak 18,47 19,10 18,77
ps
Kaimana 14,41 18,22 16,18
.b
Teluk Wondama 15,34 14,68 15,03
at
13,71 14,44 14,04
ar
Teluk Bintuni
ab
id
o.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
.g
Fakfak 13,51 13,76 13,85 14,09 14,37 14,63
ps
Kaimana 11,46 11,59 11,76 11,98 12,13 12,41
.b
Teluk Wondama 10,48 10,81 11,05 11,34 11,48 11,63
Teluk Bintuni 11,62 11,70at 11,94 12,17 12,31 12,42
ar
ab
Sorong
Raja Ampat 11,65 11,79 11,80 12,02 12,03 12,06
//
s:
id
o.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
.g
Fakfak 8,22 8,27 8,51 8,64 8,84 8,97
ps
Kaimana 7,83 7,90 8,09 8,28 8,41 8,58
.b
Teluk Wondama 6,57 6,67 6,75 6,87 6,98 7,08
Teluk Bintuni 7,57 7,62 at 7,77 7,95 8,08 8,22
ar
ab
Sorong
Raja Ampat 7,53 7,57 7,63 7,80 7,91 8,02
//
s:
Manokwari
6,32 6,37 6,48 6,57 6,63 6,63
Selatan
Pegunungan Arfak 4,90 4,91 4,97 5,08 5,12 5,12
Kota Sorong 10,91 10,92 10,93 11,05 11,14 11,19
PAPUA BARAT 7,06 7,15 7,27 7,44 7,60 7,69
Sumber: BPS, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat, 2016-2021
id
o.
(1) (2) (3) (4) (5) (5)
.g
Fakfak 16,18 99,48 98,47 74,42 43,19
ps
Kaimana 19,10 98,65 98,55 66,37 11,60
.b
Teluk Wondama 42,19 97,67 96,48 71,11 12,49
Teluk Bintuni 33,04 at 96,17 95,92 70,01 18,81
ar
ab
Sorong Selatan
28,57 98,57 97,11 82,54 28,52
pa
Sorong
Raja Ampat 0,70 95,89 95,14 67,92 11,62
//
s:
id
o.
(1) (2) (3) (4) (5)
.g
Fakfak 109,31 80,04 114,87 109,31
ps
Kaimana 117,11 71,05 79,16 117,11
.b
Teluk Wondama 117,27 95,16 64,07 117,27
Teluk Bintuni at
111,33 84,92 89,55 111,33
ar
ab
Sorong Selatan
109,37 84,86 92,40 109,37
pa
Sorong
Raja Ampat 114,39 64,78 73,42 114,39
//
s:
id
o.
(1) (2) (3) (4) (5)
.g
Fakfak 97,24 76,34 67,56 29,21
ps
Kaimana 96,63 60,93 57,22 11,60
.b
Teluk Wondama 92,61 66,42 40,21 7,97
Teluk Bintuni at
93,04 69,93 56,86 7,60
ar
ab
Sorong Selatan
96,66 73,38 65,70 23,25
pa
Sorong
Raja Ampat 94,17 50,94 47,68 9,01
//
s:
id
(dalam 000)
o.
(1) (2) (3) (4) (5)
.g
Fakfak 22,27 5,87 1,95 578 510
ps
17,72
Kaimana 9,52 15,50 2,36 0,59 438 991
.b
Teluk Wondama 10,22
at 30,91 10,04 4,19 588 838
ar
Teluk Bintuni 19,22 29,39 8,31 3,15 683 667
ab
Bambu/ Jerami/
Kabupaten/Kota Beton Genteng Seng Asbes Kayu/ Ijuk/ Jumlah
id
o.
Sirap Rumbia
.g
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
ps
Fakfak 1,22 1,25 96,91 0,63 0,00 0,00 100,00
.b
Kaimana 1,66 1,84 96,09 0,13 0,00 0,29 100,00
Teluk Wondama 0,13 1,28 at97,63 0,96 0,00 0,00 100,00
ar
0,03 3,34 94,27 2,03 0,00 0,33
ab
Manokwari 100,00
Sorong Selatan 0,12 2,29 88,90 0,14 0,48 6,57 100,00
pa
Kayu/ Bambu/
Kabupaten/Kota Tembok Papan/Batang Anyaman Lainnya Jumlah
id
o.
Kayu Bambu
.g
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
ps
Fakfak 83,98 15,02 0,12 0,00 100,00
.b
Kaimana 70,90 29,10 0,00 0,00 100,00
Teluk Wondama 48,16 at 51,84 0,00 0,00 100,00
ar
34,83 64,81 0,36 0,00
ab
Manokwari 100,00
Sorong Selatan 43,03 49,42 6,30 6,08 100,00
pa
Parket/
vinil/ Kayu/
id
Semen/
Marmer/ Permadani/ Papan
o.
Kabupaten/Kota Keramik Bata Bambu Tanah Lainnya Jumlah
Granit Ubin/ Kualitas
.g
Merah
Tegel/ Tinggi
ps
Teraso
.b
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Fakfak 0,42 41,11 at
8,00 12,97 36,27 0,27 0,96 0,00 100,00
ar
Kaimana 0,00 27,21 17,71 20,10 31,20 0,38 3,39 0,00 100,00
ab
Teluk Wondama 0,00 23,84 1,45 28,24 46,20 0,27 0,00 0,00 100,00
pu
Teluk Bintuni 0,00 22,53 5,02 43,02 28,77 0,00 0,66 0,00 100,00
pa
Manokwari 0,00 35,28 9,27 4,81 48,65 0,48 1,51 0,00 100,00
//
s:
Sorong Selatan 0,18 16,35 3,86 47,46 27,27 0,00 0 ,79 4,08 100,00
tp
Sorong 0,00 44,70 3,06 10,09 37,56 0,02 4,57 0,00 100,00
ht
Raja Ampat 0,00 19,57 11,02 16,59 50,58 0,06 2,20 0,00 100,00
Tambrauw 0,00 34,31 4,10 10,05 49,76 0,00 1,78 0,00 100,00
Maybrat 0,98 52,28 2,04 9,29 32,28 0,25 2,89 0,00 100,00
Manokwari 0,12 32,83 1,92 12,88 50,98 0,27 1,00 0,00 100,00
Selatan
Pegunungan 0,00 10,93 4,27 41,73 40,55 0,55 1,98 0,00 100,00
Arfak
Kota Sorong 0,00 52,16 17,69 7,42 21,52 0,08 1,12 0,00 100,00
PAPUA BARAT 0,09 37,66 9,88 15,09 35,17 0,21 1,73 0,17 100,00
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021
Air
Mata Air
Kemasan Leding Sumur
id
Sumur Sumur Tak Terlindung/ Air Air
Kabupaten/Kota Bermerk/ Meteran/ Bor/ Jumlah
o.
Terlindung Terlindung Tak Permukaan Hujan
Air Isi Eceran Pompa
.g
Terlindung
Ulang
ps
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
.b
Fakfak 21,53 21,30 ,39 1,57 0,00 16,98 1,64 36,58 100,00
Kaimana 37,74 3,11 1,69 at 6,40 2,34 19,32 3,74 25,67 100,00
ar
Teluk 10,79 0,00 1,01 6,13 4,70 19,82 57,28 0,26 100,00
ab
Wondama
pu
Teluk Bintuni 47,46 0,00 15,89 7,26 1,00 2,14 4,51 21,74 100,00
pa
Manokwari 34,82 0,00 16,57 18,00 5,43 24,47 0,24 0,46 100,00
//
s:
Sorong 14,79 0,00 0,42 3,38 6,58 15,34 32,49 26,86 100,00
tp
Selatan
ht
Sorong 42,73 1,44 3,76 0,88 1,48 7,92 2,90 38,89 100,00
Raja Ampat 7,44 0,05 1,12 45,53 16,42 14,67 4,46 10,33 100,00
Tambrauw 2,13 7,76 1,12 18,34 7,34 19,88 42,54 0,90 100,00
Maybrat 14,97 0,00 2,75 5,28 0,74 31,62 43,74 0,90 100,00
Manokwari 30,19 0,34 17,37 20,27 6,33 16,56 8,40 0,55 100,00
Selatan
Pegunungan 0,30 3,26 0,00 0,68 0,06 89,45 6,25 0,00 100,00
Arfak
Kota Sorong 89,15 3,20 1,08 2,03 0,02 1,62 0,57 2,33 100,00
PAPUA BARAT 44,33 3,13 5,61 8,60 2,89 16,05 7,45 11,92 100,00
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021
id
o.
(1) (2) (3) (4) (5)
.g
Fakfak 87,16 8,36 4,48 100,00
ps
Kaimana 62,05 28,82 9,13 100,00
.b
Teluk Wondama 56,41 34,71 8,88 100,00
70,05 at 22,76 7,19
ar
Teluk Bintuni 100,00
ab
id
o.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
.g
Fakfak 0,35 0,41 0,00 86,01 0,00 0,00 12,70 0,53 100,00
ps
Kaimana 0,26 1,33 0,00 69,37 0,00 0,00 27,29 1,75 100,00
.b
Teluk Wondama 0,56 0,00 0,00 46,56 0,00 0,00 52,89 0,00 100,00
0,23 3,57 0,00 at 60,63 0,00 0,00 34,58 0,99
ar
Teluk Bintuni 100,00
ab
Manokwari 1,58 4,17 0,00 72,83 0,00 0,00 20,49 0,94 100,00
pu
Sorong Selatan 0,27 0,40 0,00 27,66 0,00 0,00 71,50 0,17 100,00
pa
Sorong 0,13 4,18 0,27 65,16 0,00 0,00 30,07 0,19 100,00
//
Raja Ampat 0,14 0,00 0,00 28,01 0,00 0,00 71,49 0,37 100,00
s:
Tambrauw 0,47 0,00 0,00 21,92 0,00 0,00 77,30 0,31 100,00
tp
Maybrat 100,00
Manokwari 3,51 0,66 0,00 55,56 0,00 0,00 40,09 0,18 100,00
Selatan
Pegunungan 0,00 0,00 0,00 2,48 0,00 0,00 97,52 0,00 100,00
Arfak
Kota Sorong 1,36 13,44 0,00 83,41 0,00 0,00 1,00 0,79 100,00
PAPUA BARAT 0,89 5,18 0,03 65,88 0,00 0,00 27,34 0,68 100,00
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021