Anda di halaman 1dari 131

ht

tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.go
.id
ht
tp
s:
//p
ap
ua
ba
ra
t.b
ps
.g
o.
id
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
PROVINSI PAPUA BARAT
2021

ISSN : 2089-1652
No. Publikasi : 91000.2122

id
o.
Katalog BPS : 4102004.91

.g
ps
Ukuran Buku : 16,5 cm x 21 cm

.b
at
Jumlah Halaman : xxviii + 101 halaman
ar
ab

Naskah:
pu

BPS Provinsi Papua Barat


pa

Penyunting:
//
s:

BPS Provinsi Papua Barat


tp

Gambar Kulit:
ht

www.freepik.com diubah oleh BPS Provinsi Papua Barat


Diterbitkan Oleh:
©BPS Provinsi Papua Barat
Dicetak Oleh:
CV. Nario Sari

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan,


dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan
komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik.
TIM PENYUSUN

Penanggungjawab Umum:
Maritje Pattiwaellapia, SE, M.Si

Penanggungjawab Teknis:

id
o.
Achmad Ali, SST, M.Ag.b

.g
ps
Penyunting:

.b
Achmad Ali, SST, M.Ag.b
at
ar
ab

Penulis:
pu

Yeddi Aprian Syakh, SST


//pa

Pengolah Data:
s:
tp

Yeddi Aprian Syakh, SST


ht

Gambar Kulit:
Harianto Palanu, S.Stat
ht
tp
s:
//pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
KATA
PENGANTAR
ndikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi

I Papua Barat 2021 merupakan publikasi

id
tahunan yang diterbitkan BPS Provinsi Papua

o.
.g
Barat. Publikasi ini merupakan terbitan

ps
kesebelas yang menyajikan tingkat perkembangan

.b
kesejahteraan rakyat Provinsi Papua Barat. Perubahan taraf
at
kesejahteraan dikaji menurut berbagai aspek yaitu
ar
ab

kependudukan, kesehatan, pendidikan,


pu

ketenagakerjaan, konsumsi rumah tangga, perumahan,


pa

serta indikator sosial lainnya.


//
s:

Kepada semua pihak yang secara aktif memberikan


tp

sumbangsih hingga terbitnya publikasi ini, kami


ht

sampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih.


Akhirnya, kami mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan publikasi serupa di masa mendatang.

Manokwari, November 2021


Kepala BPS Provinsi Papua Barat

Maritje Pattiwaellapia, SE, M.Si

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 v


id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

vi INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


DAFTAR
ISI
Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

id
o.
v vii ix xi

.g
ps
.b
Tinjauan Umum Ringkasan Statistik at Penduduk Kesehatan
ar
ab
pu

xv xix 1 9
//pa
s:
tp

Pendidikan Tenaga Kerja Konsumsi Perumahan


ht

25 33 45 57

Sosial Lain Lampiran

73 83

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 vii


id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

viii INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


DAFTAR
TABEL

51 Tabel 1. Pengeluaran Per Kapita Per Bulan Menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Papua Barat, 2018 – 2021 (Rupiah)

id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 ix


id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

x INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


DAFTAR
GAMBAR

xvii Gambar 1. Aspek Pembahasan Indikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi


Papua Barat 2021

id
o.
.g
4 Gambar 2. Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi

ps
Papua Barat, 2020

.b
6 at
ar
Gambar 3. Piramida Penduduk Provinsi Papua Barat, 2020
ab
pu

11
pa

Gambar 4. Usia Harapan Hidup Provinsi Papua Barat, 2012-2021


//
s:

12 Gambar 5. Usia Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi


tp

Papua Barat, 2021


ht

Gambar 6. Persentase Penduduk yang Mengalami Gangguan Kesehatan


14 Selama Sebulan Terakhir Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua
Barat, 2021

15 Gambar 7. Persentase Perempuan Pernah Kawin Berumur 15-49 Tahun


Menurut Penolong Persalinan Kelahiran Terakhir di Papua Barat, 2021

18 Gambar 8. Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut


Jenis Imunisasi dan Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021

21 Gambar 9. Persentase Anak Kurang dari 2 Tahun yang Pernah Diberi ASI
Menurut Lama Pemberian ASI dan Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 xi


DAFTAR
GAMBAR

27 Gambar 11. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut


Kabupaten/Kota dan Kemampuan Baca dan Tulis, 2021

id
o.
29

.g
Gambar 12. Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah

ps
(RLS) menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021

.b
35 at
Gambar 13. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat
ar
Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota, 2021
ab
pu

37 Gambar 14. Persentase TPT Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut


Wilayah, Jenis Kelamin, & Pendidikan yg Ditamatkan di Papua Barat, 2021
//pa
s:

40 Gambar 15. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan


tp

Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi Papua Barat, 2021


ht

41 Gambar 16. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja


Menurut Kab/Kota dan Sektor Formal/Informal di Papua Barat, 2021

47 Gambar 17. Garis Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua


Barat, 2020

48 Gambar 18. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Papua


Barat, 2017 – 2020

49 Gambar 19. Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Papua Barat, 2020

xii INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


DAFTAR
GAMBAR

52 Gambar 20. Persentase Pengeluaran Konsumsi Per Kapita Menurut Jenis


Makanan dan Nonmakanan di Papua Barat, 2021

id
o.
54 Gambar 21. Rasio Gini Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat,

.g
2020

ps
Gambar 22. Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan

.b
59 Bangunan Tempat Tinggal dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat,
2021 at
ar
ab

60 Gambar 23. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Terluas dan
pu

Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021


pa

61 Gambar 24. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Terluas dan
//

Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021


s:
tp
ht

62 Gambar 25. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas dan
Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021

64 Gambar 26. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan
Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021

66 Gambar 27. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan dan


Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021

68 Gambar 28. Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bakar Utama


Memasak dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021

70 Gambar 29. Persentase Rumah Tangga Fasilitas Buang Air Besar dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 xiii


DAFTAR
GAMBAR
Gambar 30. Persentase Rumah Tangga yang Menerima Bantuan Pangan
75 Non Tunai (BPNT) Setahun Terakhir Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Papua Barat, 2021

id
o.
.g
75 Gambar 32. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas dan

ps
Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2018

.b
Gambar 31. Persentase Rumah Tangga yang Menerima Program Keluarga
77 at
Harapan (PKH) Setahun Terakhir Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
ar
Papua Barat, 2021
ab

Gambar 32. Persentase Rumah Tangga yang Menerima Program Bantuan


pu

78 Iuran (PBI) BPJS Kesehatan Setahun Terakhir Menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Papua Barat, 2021
pa
//

Gambar 33. Persentase Rumah Tangga yang Menerima Program


s:

80 Indonesia Pintar (PIP) Setahun Terakhir Menurut Kabupaten/Kota di


tp

Provinsi Papua Barat, 2021


ht

xiv INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 15


id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

xvi INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Tinjauan
UMUM

id
ASPEK PEMBAHASAN

o.
.g
ps
.b
at
ar
KEPENDUDUKAN KESEHATAN
ab
pu
pa

PENGELUARAN
//
s:

PENDIDIKAN KETENAGAKERJAAN KONSUMSI RUMAH


tp

TANGGA
ht

ASPEK SOSIAL
PERUMAHAN
LAINNYA

Gambar 1. Aspek Pembahasan Indikator Kesejahteraan Rakyat


Provinsi Papua Barat 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 xvii


ublikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat (Inkesra) Provinsi

P Papua Barat 2021 menyajikan gambaran perkembangan


kesejahteraan rakyat di Provinsi Papua Barat tahun 2021.
Dimensi kesejahteraan rakyat sangatlah luas dan kompleks.
Beberapa aspek pembahasan dalam publikasi ini berupa kependudukan,
kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, pengeluaran konsumsi rumah
tangga, perumahan, dan aspek sosial lainnya. Sumber data yang

id
digunakan cukup beragam yang utamanya diperoleh melalui hasil sensus

o.
.g
maupun survei yang dilakukan BPS. Beberapa data survei yang digunakan

ps
yaitu Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Maret 2021 dan Survei

.b
Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Agustus 2021.
at
ar
Pada aspek kependudukan, akan dibahas terkait populasi
ab

penduduk, distribusinya, hingga kepadatan penduduk. Data yang


pu

digunakan merupakan proyeksi hasil Sensus Penduduk 2020. Pada aspek


pa

kesehatan, pembahasan lebih utama pada pencapaian Usia Harapan


//
s:

Hidup (UHH) maupun data terkait penolong persalinan. Pada aspek


tp

pendidikan, lebih ditekankan pada pencapaian Rata-rata Lama Sekolah


ht

(RLS) dan Harapan Lama Sekolah (HLS). Pembahasan pada aspek


ketenagakerjaan lebih umum pada Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
dan lapangan usaha utama bekerja. Sementara pada aspek pengeluaran
konsumsi pemerintah difokuskan pada pengeluaran untuk konsumsi
makanan dan nonmakanan. Aspek perumahan menjadi salah satu yang
cukup banyak dibahas karena terkait kondisi fisik perumahan. Sedangkan
pada aspek sosial lainnya akan dibahas mengenai perkembangan
teknologi, informasi, dan komunikasi yang tengah marak berkembang.

xviii INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 19


id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

xx INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


RINGKASAN
STATISTIK 2021
JUMLAH PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK

id
1.134.068 11-12

o.
.g
ps
.b
at
Aspek Kependudukan
ar
ab
pu
pa

3,94% 39,45
//
s:
tp
ht

LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK RASIO KETERGANTUNGAN

Info 1. Ringkasan Aspek Kependudukan

1. Penduduk Provinsi Papua Barat hasil Sensus Penduduk 2020 sebesar 1.134.058 jiwa.
2. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk selama tahun 2010 sampai dengan 2020 sebesar
3,94 persen.
3. Sebaran penduduk Papua Barat tidak merata dengan kepadatan penduduk pada tahun 2020
sebesar 11-12 Jiwa/km2.
4. Setiap 100 penduduk produktif harus menanggung 39-40 orang penduduk tidak produktif.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 xxi


RINGKASAN
STATISTIK 2021
USIA HARAPAN HIDUP % ANGKA KESAKITAN

id
66,14 20,74

o.
.g
ps
.b
at
Aspek Kesehatan
ar
ab
pu
pa

82,77 41,09
//
s:
tp
ht

% BERSALIN TENAGA KESEHATAN % IMUNISASI LENGKAP

Info 2. Ringkasan Aspek Kesehatan

1. Usia Harapan Hidup (UHH) Papua Barat pada tahun 2021 adalah 66 hingga 67 tahun.
2. Setidaknya 4 dari 5 persalinan kelahiran terakhir Perempuan Pernah Kawin (PPK) usia 15-49
tahun di Papua Barat dibantu oleh tenaga kesehatan.
3. Sebanyak 11,47 persen penduduk mengeluh mengalami sakit selama sebulan terakhir
4. Hanya 4 dari 10 balita yang pernah mendapat imunisasi lengkap di Provinsi Papua Barat
pada tahun 2019.

xxii INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


RINGKASAN
STATISTIK 2021
HARAPAN LAMA SEKOLAH ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH SD

id
13,13 98,05

o.
.g
ps
.b
Aspek Pendidikanat
ar
ab
pu
pa

7,69 94,05
//
s:
tp
ht

RATA-RATA LAMA SEKOLAH ANGKA PARTISIPASI MURNI SD

Info 3. Ringkasan Aspek Pendidikan

1. Harapan Lama Sekolah (HLS) Papua Barat mencapai 13,13 tahun atau setidaknya telah lulus
D1 atau D2.
2. Pada kenyataannya, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Papua Barat hanya mampu mencapai
7,69 tahun atau setara SMP kelas 1.
3. Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD formal mencapai 98,05 persen, sementara yang sekolah
tepat waktu sesuai jenjangnya sebesar 94,05 persen

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 xxiii


RINGKASAN
STATISTIK 2021
TPAK JUMLAH ANGKATAN KERJA

id
70,34 513.666

o.
.g
ps
.b
at
Aspek Ketenagakerjaan
ar
ab
pu
pa

5,84 29.985
//
s:
tp
ht

TPT PENGANGGURAN

Info 4. Ringkasan Aspek Ketenagakerjaan

1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Agustus 2021 Papua Barat mencapai 70,34 persen.
2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2021 Papua Barat mencapai 5,84 persen.
3. Jumlah angkatan kerja Agustus 2021 Papua Barat adalah 513.666 orang.
4. Jumlah pengangguran pada Agustus 2021 Papua Barat sebanyak 29.985 orang.

xxiv INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


RINGKASAN
STATISTIK 2021
GARIS KEMISKINAN % KONSUMSI MAKANAN

id
631.418 48,24

o.
.g
ps
.b
Aspek Konsumsiat
ar
ab
pu
pa

21,84 51,76
//
s:
tp
ht

% PENDUDUK MISKIN % KONSUMSI NONMAKANAN

Info 5. Ringkasan Aspek Konsumsi Rumah Tangga

1. Garis kemiskinan Papua Barat tahun 2021 sebesar Rp.631.418,- dan tersebar tidak merata
menurut kabupaten/kota.
2. Setidaknya 1 dari 5 orang penduduk Papua Barat pada 2021 terkategori miskin
3. Persentase konsumsi makanan di Papua Barat sebesar 48,24 persen
4. Persentase konsumsi nonmakanan masih mendominasi jenis konsumsi di Papua Barat
dengan proporsi sebesar 51,76 persen.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 xxv


RINGKASAN
STATISTIK 2021
% ATAP TERLUAS: NONIJUK % LANTAI TERLUAS: NONTANAH

id
99,51 98,10

o.
.g
ps
.b
Aspek Perumahan at
ar
ab
pu
pa

99,56 73,89
//
s:
tp
ht

% DINDING TERLUAS: NONBAMBU % AIR MINUM LAYAK

Info 6. Ringkasan Aspek Perumahan

1. 99,51 persen atap terluas rumah tangga di Papua Barat tergolong layak karena terbuat dari
bahan non ijuk
2. Dinding terluas rumah tangga di Papua Barat didominasi oleh dinding non bambu, yakni
mencapai 99,56 persen.
3. 98,10 persen lantai terluas rumah tangga di Papua Barat merupakan lantai non tanah.
4. Hanya 73,89 persen rumah tangga di Papua Bara yang memiliki akses air minum layak.

xxvi INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


RINGKASAN
STATISTIK 2021
% PENERIMA RASKIN % MENGGUNAKAN PONSEL

id
33,87 68,11

o.
.g
ps
.b
at
Aspek Sosial Lain
ar
ab
pu
pa

8,43 54,61
//
s:
tp
ht

% PENERIMA PIP % MENGAKSES INTERNET

Info 7. Ringkasan Aspek Sosial Lain

1. 5

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 xxvii


ht
tp
s:
//pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2018 29


id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

2 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


BAB 1
PENDUDUK

etiap kebijakan tentang pembangunan selalu bermuara pada

id
S
kebutuhan penduduk. Penduduk selain menjadi pelaku

o.
pembangunan juga bertindak sebagai objek pembangunan

.g
ps
itu sendiri. Keberhasilan atau kegagalan pembangunan yang

.b
dilakukan pun akan berdampak pada penduduk itu sendiri. Keberhasilan
at
akan dinikmati secara puas, sementara kegagalan akan menambah
ar
penderitaan yang lebih mendalam.
ab
pu

Membahas persoalan kependudukan tentu tidak akan pernah


pa

ada habisnya. Setiap hari akan selalu ada saja permasalahan baru yang
//
s:

muncul dari kependudukan ini. Dalam membuat kebijakan yang lebih


tp

tepat sasaran, ada baiknya untuk dapat mampu memahami lebih dalam
ht

terkait data kependudukan yang ada sehingga kebijakan lebih terarah


dan mendasar.

Gambaran Umum Penduduk


Penduduk Provinsi Papua Barat hasil Sensus Penduduk 2020
mencapai 1.134.068 jiwa, yang terbagi atas jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 597.128 jiwa, dan penduduk perempuan sebanyak 536.940
jiwa. Dengan komposisi jumlah penduduk tersebut maka angka rasio
jenis kelamin di Provinsi Papua Barat adalah sebesar 111,21 yang
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 3
bermakna bahwa pada setiap 100 orang penduduk perempuan di Papua
Barat, terdapat 111-112 orang penduduk laki-laki.

Pada umumnya, domisili penduduk Papua Barat terkonsentrasi


pada wilayah perkotaan seperti Kota Sorong, Manokwari, dan Kabupaten
Sorong. Lebih dari seperempat total penduduk di Papua Barat mendiami
Kota Sorong sebesar 284.410 jiwa. Sementara itu, Kabupaten Tambrauw

id
menjadi wilayah dengan populasi tersedikit dan hanya menyumbang 2,50

o.
persen dari total penduduk Papua Barat. Dari sisi kependudukan, masih

.g
terjadi ketidakmerataan persebaran penduduk di Papua Barat.

ps
.b
at
Gambar 2. Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di
ar
Provinsi Papua Barat, 2020
ab
pu

Pegunungan Manokwari
Selatan
pa

Arfak Tambraw
3.37% 3.17% 2.50%
//

Teluk Wondama Kota Sorong


s:

3.67% 25.08%
tp

Maybrat
ht

3.79%
Sorong Selatan
4.63%

Raja Ampat
5.66%

Kaimana
5.49%

Manokwari
Teluk Bintuni 16.99%
7.68%
Fakfak
7.51% Sorong…

Sumber: BPS, Provinsi Papua Barat dalam Angka 2021

4 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Sebaran penduduk yang tidak merata ini akan berdampak pada
ketidakmerataan kepadatan penduduk. Kota Sorong dengan luas wilayah
hanya 0,64 persen dari luas Papua Barat dihuni oleh 25,08 persen
penduduk Papua Barat dengan kepadatan sebesar 433 penduduk per
km2. Sebaliknya, Kabupaten Tambrauw dengan luas 11,20 persen dari
luas Papua Barat justru hanya dihuni oleh 2,50 persen penduduk Papua
Barat dengan kepadatan hanya 2 hingga 3 jiwa per km2. Statistik ini

id
menunjukkan perubahan pada wilayah perkotaan yang semakin padat

o.
.g
sementara perdesaan semakin berkurang, ini sebagai indikasi terjadinya

ps
migrasi dari perdesaan ke perkotaan.

.b
at
ar
ab

Struktur Penduduk
pu
pa

Menurut Adioutomo (2011), pengaruh struktur penduduk


//
s:

terhadap pertumbuhan ekonomi sebagai berikut:


tp
ht

a. Suplai tenaga kerja yang besar meningkatkan pendapatan per


kapita apabila mendapat kesempatan kerja yang produktif;

b. Peranan perempuan yang juga memasuki pasar kerja, membantu


peningkatan pendapatan;
c. Tabungan masyarakat yang diinvestasikan secara produktif;

d. Modal manusia yang besar apabila ada investasi untuk itu.

Dampak keberhasilan pengendalian penduduk tercermin dari


perubahan struktur umur penduduk yang terlihat dari berkurangnya
proporsi penduduk usia tidak produktif khususnya 0—14 tahun. Di sisi

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 5


lain, proporsi penduduk usia produktif bertambah. Akibatnya, angka
beban ketergantungan penduduk usia tidak produktif terhadap
penduduk usia produktif berkurang.

Gambar 3. Piramida Penduduk Provinsi Papua Barat, 2020

id
4,681 75+ 3,847
Perempuan

o.
5,060 70-74 4,358 Laki-Laki

.g
8,888 65-69 7,176

ps
14,417 60-64 12,541

.b
55-59
at
20,329 ar 17,960
28,114 50-54 24,195
ab

34,093 45-49 29,487


pu

44,522 40-44 38,665


pa

52,791 35-39 46,593


//

57,053 30-34 51,572


s:

55,928 25-29 51,617


tp

59,901 20-24 52,968


ht

57,682 15-19 53,303


60,801 10-14 56,828
57,239 5-9 52,705
30,631 0-4 28,611

80,000 60,000 40,000 20,000 0 20,000 40,000 60,000 80,000

Sumber: BPS, Provinsi Papua Barat dalam Angka 2021

Piramida penduduk pada gambar 3 menunjukkan bahwa


piramida penduduk Papua Barat masih berbentuk ekspansif yang
ditandai dengan dominasinya penduduk muda. Penduduk muda yang

6 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


banyak dapat menjadi peluang sekaligus tantangan dalam hal
pemanfaatan sumber daya yang melimpah ini. Jika dilihat strukturnya
lebih dalam, maka dapat dilihat bahwa angka ketergantungan
(dependency ratio) di Papua Barat pada tahun 2020 sebesar 39,92.
Artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif di Papua Barat harus
menanggung 39 hingga 40 orang penduduk usia tidak produktif.
Penduduk usia produktif yang dimaksud adalah penduduk yang berada di

id
kelompok umur 15-64 tahun, sementara penduduk usia tidak produktif

o.
.g
adalah mereka yang berada di luar kelompok umur 15-64 tahun, yang

ps
terbagi menjadi kelompok belum produktif (0-14 tahun) dan kelompok

.b
tidak produktif lagi (>65 tahun).
at
ar
Konsekuensi dari tingginya angka ketergantungan (dependency
ab

ratio) ini adalah bahwa pendapatan yang diperoleh oleh penduduk usia
pu

produktif akan terserap sepenuhnya pada pemenuhan kebutuhan dasar


pa

penduduk usia belum produktif berusia 0-14 tahun, utamanya dalam hal
//
s:

pendidikan dan kesehatan anak-anak.


tp
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 7


ht
tp
s:
//pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2018 9


ht
tp
s:
//pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
BAB 2
KESEHATAN
ulai 1 Januari 2014, Pemerintah Indonesia mulai

M memberlakukan Program Jaminan Kesehatan Nasional

id
sebagai amanat UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN dan UU

o.
No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS. Sebelumya, dalam UU No.

.g
ps
36 Tahun 2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang

.b
sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan
at
dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
ar
ab

terjangkau. Sebaliknya, setiap orang juga mempunyai kewajiban turut


pu

serta dalam program jaminan kesehatan sosial. Secara operasional,


pa

pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan


//

Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012 yang


s:
tp

telah diubah oleh Peraturan Pemerintah No.76 Tahun 2015 tentang


ht

Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan yang dinyatakan telah dicabut sejak
diterbitkannya Peraturan Presiden No. 82 Tahun 2018 tentang Jaminan
Kesehatan.

Sebelum program jaminan kesehatan nasional bergulir,


Pemerintah RI telah menjalankan program jaminan kesehatan
masyarakat atau Jamkesmas. Jamkesmas adalah program bantuan sosial
untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan hampir miskin.
Tujuan Jamkesmas adalah meningkatkan akses terhadap masyarakat
miskin dan hampir miskin agar dapat memperoleh pelayanan kesehatan.
Dengan demikian, sebelum tahun 2013, pemerintah memberikan
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 11
jaminan kesehatan terbatas pada penduduk miskin atau hampir miskin.
Berikut akan dibahas beberapa indikator yang dapat digunakan
untuk dapat melihat perkembangan indikator kesehatan di Papua Barat.

Usia Harapan Hidup

id
o.
Gambar 4. Usia Harapan Hidup Provinsi Papua Barat, 2012-2021

.g
ps
66.14

.b
66.25

at 66.02
ar
66.00 65.90
ab
pu

65.75
65.55
pa

65.50
//

65.30 65.32
s:

65.19
tp

65.25 65.14
ht

65.05

65.00 64.88

64.75

64.50
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber: BPS, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat 2012-2021

Usia Harapan Hidup (UHH) Provinsi Papua Barat dalam satu


dekade terakhir terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2012, UHH
Papua Barat berada pada level 64,88, sementara pada tahun 2021 telah

12 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


meningkat menjadi 66,14. Peningkatan ini meski tidak ekstrim, tapi patut
untuk diapresiasi. UHH Papua Barat tahun 2021 sebesar 66,14 bermakna
bahwa rata-rata usia seorang bayi yang lahir dapat hidup hingga
mencapai 66 hingga 67 tahun dalam situasi mortalitas yang berlaku di
lingkungan masyarakatnya kini. Indikator UHH menjadi alat dalam
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
penduduk pada umumnya dan meningkatkan derajat kesehatan

id
khususnya.

o.
.g
ps
Gambar 5. Usia Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota

.b
di Provinsi Papua Barat, 2021
at
ar
ab

Kota Sorong 70.93


pu

Manokwari 68.82
pa

Fakfak 68.50
//

Manokwari Selatan 67.60


s:
tp

Pegunungan Arfak 67.26


ht

Sorong Selatan 66.39


Sorong 66.22
Papua Barat 66.14
Maybrat 65.25
Kaimana 64.93
Raja Ampat 64.83
Teluk Bintuni 60.99
Teluk Wondama 60.24
Tambrauw 60.20

54.00 57.00 60.00 63.00 66.00 69.00 72.00

Sumber: BPS, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat Tahun 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 13


Melihat lebih dalam ke level kabupaten/kota, indikator UHH
antar kabupaten/kota di Papua Barat menunjukkan perbedaan harapan
hidup yang cukup signifikan. Kota Sorong menjadi wilayah dengan UHH
tertinggi dengan capaian sebesar 70,93 tahun, sementara Kabupaten
Tambrauw menjadi wilayah dengan capaian UHH terendah, yakni hanya
sebesar 60,20 tahun. Kesenjangan antara Kota Sorong dan Kabupaten
Tambrauw ini cukup memprihatinkan, mengingat nilai UHH antara

id
keduanya terpaut lebih dari 10 tahun. Hal ini tentu menjadi pekerjaan

o.
.g
rumah yang berat bagi kabupaten-kabupaten yang masih memiliki UHH

ps
yang rendah untuk dapat meningkatkan kualitas kesehatan di daerahnya.

.b
Penambahan fasilitas kesehatan dan peningkatan kualitas tenaga medis
at
ar
menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan.
ab

Sejak tahun 2014, penghitungan UHH mengalami pembaharuan


pu

dari metode sebelumnya. Perubahan metode penghitungan UHH terkait


pa

dengan perubahan metode proyeksi penduduk yang semula


//
s:

menggunakan metode estimasi (geometrik) berubah menjadi metode


tp

component-cohort. Selain itu, adanya asumsi Total Fertility Rate (TFR)


ht

nasional sebesar 2,1 di tahun 2025 turut mempengaruhi penghitungan


UHH, baik di tingkat nasional, provinsi maupun tingkat kabupaten/kota.
Dengan adanya perubahan ini, maka penghitungan indikator UHH tahun
sebelumnya juga dilakukan perbaikan.

Morbiditas
Indikator lain untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat
adalah angka kesakitan atau morbiditas. Angka ini menunjukkan
persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan yang

14 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


mengakibatkan gangguan terhadap aktivitas sehari-hari seperti bekerja,
sekolah atau mengerjakan pekerjaan rumah.

Gambar 6. Persentase Penduduk yang Mengalami Gangguan


Kesehatan Selama Sebulan Terakhir Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Papua Barat, 2021

id
o.
Kota Sorong 29.91

.g
Manokwari 20.94

ps
Papua Barat 20.74

.b
Fakfak
at 18.77
ar
Raja Ampat 18.16
ab

Manokwari Selatan 17.78


pu

Sorong Selatan 17.15


pa

Sorong 16.47
//
s:

Kaimana 16.18
tp
ht

Pegunungan Arfak 15.85


Tambrauw 15.17
Teluk Wondama 15.03
Teluk Bintuni 14.04
Maybrat 11.60

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

Keluhan kesehatan adalah gangguan terhadap kondisi fisik


maupun jiwa, termasuk karena kecelakaan, atau hal lain yang
menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari. Pada umumnya

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 15


keluhan kesehatan utama yang banyak dialami oleh penduduk adalah
panas, sakit kepala, batuk, pilek, diare, asma/sesak nafas, sakit gigi.
Orang yang menderita penyakit kronis dianggap mempunyai keluhan
kesehatan walaupun pada waktu survei (satu bulan terakhir) yang
bersangkutan tidak kambuh penyakitnya.

Persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan

id
selama sebulan terakhir di Papua Barat tahun 2021 mencapai 20,74

o.
persen, artinya dari seluruh jumlah penduduk Papua Barat, setidaknya

.g
terdapat 1 dari 5 orang penduduk yang mengalami keluhan kesehatan.

ps
Semakin tinggi angka ini maka menunjukkan semakin buruknya tingkat

.b
at
kesehatan masyarakat. Tahun 2021, Kabupaten Sorong menjadi
ar
kabupaten dengan keluhan kesehatan yang tertinggi di Papua Barat,
ab

yakni mencapai 29,91 persen, sementara keluhan kesehatan terendah


pu

berada di Kabupaten Maybrat yang hanya sebesar 11,60 persen. Selain


pa

disebabkan karena faktor sulitnya akses daerah terpencil, jika


//
s:

diperhatikan lebih dalam, maka pada tahun 2021 ini justru wilayah yang
tp

memiliki jumlah penduduk besar lah yang memiliki kecenderungan


ht

mengalami keluhan kesehatan yang jauh lebih tinggi. Hal ini dapat
mengindikasikan derajat kesehatan masyarakat di lingkungan tersebut
cukup rendah dan perlunya upaya untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang mudah, murah, dan merata untuk semua penduduk.

Pertolongan Kelahiran
Penurunan angka kesakitan dan peningkatan umur harapan
hidup tidak terlepas dari upaya pencegahan (preventif) dan pengobatan

16 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


(kuratif, baik yang dilakukan oleh masing-masing individu maupun yang
diinisiasi oleh pemerintah. Beberapa upaya preventif tersebut antara
lain: peningkatan peran tenaga kesehatan dalam proses persalinan,
peningkatan peran ibu dalam pemberian ASI eksklusif, dan pemberian
imunisasi.

Gambar 7. Persentase Perempuan Pernah Kawin Berumur 15-49 Tahun

id
Menurut Penolong Persalinan Kelahiran Terakhir di Papua Barat, 2021

o.
.g
Tenaga Kesehatan Bukan Tenaga Kesehatan Tidak Ada

ps
.b
Kota Sorong 93.76 6.24 0.00
Fakfak at
ar
92.73 7.27 0.00
ab

Manokwari 90.79 9.21 0.00


Teluk Bintuni 90.45 7.18 2.37
pu

Kaimana 84.48 15.52 0.00


pa

Papua Barat 82.77 16.69 0.54


//
s:

Manokwari Selatan 82.15 16.20 1.66


tp

Maybrat 81.09 18.91 0.00


ht

Sorong 80.65 19.35 0.00


Teluk Wondama 64.59 33.52 1.88
Sorong Selatan 62.74 36.88 0.39
Tambrauw 57.64 36.93 5.43
Raja Ampat 49.06 49.12 1.83
Pegunungan Arfak 19.09 80.13 0.78

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 17


Peningkatan peran tenaga kesehatan dalam proses persalinan
bertujuan untuk mengurangi kasus kematian bayi. Dengan menurunkan
jumlah kasus kematian bayi, diharapkan nantinya dapat meningkatkan
umur harapan hidup. Penolong persalinan terakhir di Papua Barat tahun
2021 oleh tenaga kesehatan mencapai 82,77 persen, artinya 4 dari 5
persalinan terakhir dibantu oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
yang dimaksud disini mencakup dokter kandungan, dokter umum, bidan,

id
dan perawat. Sementara yang termasuk bukan tenaga kesehatan

o.
.g
diantaranya dukun beranak/paraji, famili, dan lainnya.

ps
Kota Sorong memiliki persentase tertinggi penolong persalinan

.b
at
terakhir oleh tenaga kesehatan, yakni mencapai 93,76 persen. Atau
ar
dengan kata lain, 9 dari 10 kelahiran terakhir di Kota Sorong ditolong oleh
ab

tenaga kesehatan.
pu
pa

Di sisi lain, Kabupaten Pegunungan Arfak menjadi satu-satunya


//

kabupaten di Provinsi Papua Barat yang persentase penolong persalinan


s:
tp

terakhirnya oleh tenaga kesehatan di bawah 20 persen atau hanya


ht

sebesar 19,09 persen saja. Penolong persalinan terakhir di Kabupaten


Pegunungan Arfak utamanya dilakukan bukan oleh tenaga kesehatan,
yang persentasenya mencapai hingga 80,13 persen. Tingginya angka
persalinan tanpa ditolong oleh tenaga kesehatan di Kabupaten
Pegunungan Arfak ini dikarenakan setidaknya dua hal yaitu: pertama,
masih kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai dan mencakup
seluruh desa; kedua, masih adanya budaya melahirkan masyarakat Arfak
yang masih tradisional, baik dilakukan sendiri maupun dibantu oleh
anggota keluarga saja. Persalinan pun biasanya dilakukan di luar rumah
atau di hutan, sehingga memungkinkan risiko yang lebih besar untuk
melahirkan anak lahir mati.

18 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Imunisasi & ASI

Gambar 8. Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut


Jenis Imunisasi dan Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2019*

Sorong 92.98 Sorong 88.48 Sorong 90.17

id
Maybrat 92.89 Sorong Selatan 83.99 Maybrat 89.81

o.
Raja Ampat 87.23 Teluk Bintuni 83.14 Teluk Bintuni 88.42

.g
Teluk Bintuni 86.58 Raja Ampat 81.50 Raja Ampat 87.12

ps
Kota Sorong 85.14 Kota Sorong 77.81 Sorong Selatan 86.69
Fakfak 84.48 Fakfak 77.57 Kota Sorong 82.43

.b
Teluk Wondama 83.68 Maybrat 76.36 Fakfak 81.66

at
Sorong Selatan 83.52 Papua Barat
ar 75.86 Papua Barat 81.10
Papua Barat 81.91 Manokwari 75.52 Manokwari 80.02
Kaimana 81.01 Teluk Wondama 74.80 Kaimana 80.02
ab

Manokwari 78.00 Kaimana 70.60 Teluk Wondama 79.57


pu

Manokwari Selatan 65.45 Manokwari Selatan 57.87 Manokwari Selatan 64.06


Tambrauw 52.27 Tambrauw 43.27 Tambrauw 61.25
pa

Pegunungan Arfak 30.96 Pegunungan Arfak 22.25 Pegunungan Arfak 28.56


BCG DPT Polio
//
s:
tp

Sorong 75.44 Papua Barat 86.18 Sorong 60.6


ht

Teluk Bintuni 69.53 Kota Sorong 85.48 Maybrat 51.78


Manokwari 69.01 Pegunungan Arfak 85.19 Manokwari 48.22
Maybrat 67.72 Manokwari Selatan 83.28 Teluk Bintuni 47.30
Kota Sorong 66.44 Maybrat 83.27 Fakfak 44.30
Fakfak 65.15 Tambrauw 76.08 Papua Barat 41.09
Raja Ampat 64.97 Raja Ampat 73.31 Kota Sorong 40.74
Kaimana 64.42 Sorong 72.39 Raja Ampat 37.14
Papua Barat 64.25 Sorong Selatan 70.33 Teluk Wondama 35.93
Sorong Selatan 63.53 Manokwari 67.56 Kaimana 30.98
Teluk Wondama 51.43 Teluk Bintuni 61.12 Manokwari Selatan 27.31
Manokwari Selatan 50.47 Teluk Wondama 45.46 Sorong Selatan 26.64
Tambrauw 35.16 Kaimana 42.76 Tambrauw 17.09
Pegunungan Arfak 12.74 Fakfak 1.75 Pegunungan Arfak 2.24
Campak Hepatitis Lengkap
*Data Tahun 2020-2021 tidak tersedia
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2019

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 19


Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya
penyakit tertentu. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi
yang berfungsi melindungi dan mencegah dari penyakit agar anak sehat.
Kementerian Kesehatan menetapkan bahwa imunisasi yang wajib
diberikan kepada bayi berumur satu tahun adalah BCG, DPT, Polio,
Campak, dan Hepatitis B. Waktu pemberiannya sudah ditetapkan secara
bertahap. Imunisasi BCG diberikan satu kali pada anak usia 0-2 bulan.

id
Demikian juga untuk imunisasi Polio dan Hepatitis B untuk pertama kali.

o.
.g
Imunisasi DPT dan Polio diberikan secara bersamaan dan berulang pada

ps
usia 2, 3, atau 4 bulan dan pengulangannya 4 bulan kemudian sebanyak

.b
3 kali. Imunisasi campak diberikan sebanyak 2 kali. Pertama, pada saat
at
ar
anak berumur 9 bulan atau lebih, dan kedua diberikan pada usia 5-7
ab

tahun. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada usia 6 bulan dan
pu

diulangi 6 bulan kemudian.


pa

Gambar 8 hanya menunjukkan cakupan layanan imunisasi pada


//
s:

anak balita menurut jenis imunisasi pada tahun 2019, dikarenakan data
tp

tahun 2020-2021 tidak tersedia. Jika dilihat dari cakupan imunisasi


ht

lengkap, maka hanya sebanyak 41,09 persen baduta saja yang


memperoleh imunisasi lengkap. Hal ini cukup memprihatinkan,
mengingat kegunaan imunisasi bagi bayi sangat besar untuk menjaga
kesehatannya. Imunisasi lengkap tertinggi berada di Kabupaten Sorong,
yang mencapai hingga 60,6 persen, sementara yang terendah berada di
Kabupaten Pegunungan Arfak yang hanya mencapai 2,24 persen saja.
Tingkat imunisasi lengkap di Kabupaten Pegunungan Arfak ini sangat
memprihatinkan, mengingat dari 100 baduta ternyata hanya 2 baduta
saja yang mendapatkan imunisasi lengkap. Hal yang sama juga
ditunjukkan dalam hal pemberian imunisasi menurut jenis imunisasi.

20 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Kabupaten Pegunungan Arfak selalu menempati posisi terendah dalam
capaian imunisasinya, kecuali untuk cakupan imunisasi hepatitis yang
menempati posisi tertinggi kedua, dengan capaian sebesar 85,19 persen.
Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah baik pusat dan
daerah untuk dapat meningkatkan target imunisasi di Pegunungan Arfak,
mengingat kondisi geografis di kabupaten ini yang ssangat sulit untuk

id
dijangkau. Sementara untuk wilayah perkotaan, ada dugaan yang patut

o.
diteliti lebih lanjut terkait peningkatan kekhawatiran para ibu yang

.g
memiliki bayi untuk memberikan imunisasi pada anaknya akibat

ps
pemberitaan negatif tentang dampak negatif pemberian imunisasi pada

.b
at
anak sebagai akibat beredarnya vaksin imunisasi palsu.
ar
ab

Selain imunisasi, upaya meningkatkan ketahanan tubuh bayi


pu

adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI pada anak
pa

balita merupakan pola asuh yang sangat dianjurkan. Bila kondisi


//

kesehatan ibu setelah melahirkan baik, maka menyusui tanpa


s:
tp

memberikan makanan tambahan merupakan cara memberi makan


ht

paling ideal bagi bayi pada 4-6 bulan pertama sejak kelahirannya, karena
ASI dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi secara seimbang.

Gambar 9 menunjukkan persentase penduduk usia 0-23 bulan di


Provinsi Papua Barat yang pernah diberi ASI pada tahun 2021. Secara
umum, hanya sebanyak 71,94 persen anak berusia 0-23 bulan di Provinsi
Papua Barat yang pernah diberi ASI. Namun jika dipilah menurut wilayah
kabupaten/kota, terlihat bahwa persentase anak berusia 0-23 bulan yang
pernah diberi ASI tertinggi justru berada di Kabupaten Pegunungan Arfak,
yakni dengan capaian sebesar 98,84 persen, sementara persentase anak
berusia 0-23 bulan yang pernah diberi ASI terendah berada di Kota
Sorong. Hal ini cukup menjelaskan dimana wilayah dengan tipikal
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 21
perkotaan yang rata-rata ibu rumah tangganya merupakan wanita karir,
akan cenderung memberikan ASI kepada anaknya dengan waktu yang
jauh lebih pendek, dan lebih memilih untuk memberikan susu formula
kepada anaknya ketika mereka harus meninggalkan anak mereka untuk
pergi bekerja.

Gambar 9. Persentase Anak Kurang dari 2 Tahun yang Pernah Diberi ASI

id
Menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021

o.
.g
ps
Pegunungan Arfak 47.01 Manokwari 92.59 Pegunungan Arfak 98.84
Fakfak 34.61 Kaimana 83.95 Manokwari Selatan 88.60

.b
Teluk Bintuni 34.48 Sorong 83.63 Tambrauw 83.75
Maybrat 29.29
at
Teluk Wondama 82.99 Sorong Selatan 78.66
ar
Manokwari Selatan 25.90 Raja Ampat 78.15 Teluk Bintuni 78.17
Tambrauw 23.81 Papua Barat 78.04
ab

Maybrat 78.08
Sorong Selatan 23.02 Kota Sorong 77.20 Fakfak 77.65
pu

Kota Sorong 22.80 Sorong Selatan 76.98 Sorong 74.30


Papua Barat 21.96 Tambrauw 76.19 Papua Barat 71.94
pa

Raja Ampat 21.85 Manokwari Selatan 74.10 Raja Ampat 70.56


Teluk Wondama 17.01 Maybrat 70.71
//

Teluk Wondama 70.56


Teluk Bintuni 65.52
s:

Sorong 16.37 Manokwari 69.57


Kaimana 16.05 Fakfak 65.39 Kaimana 67.04
tp

Manokwari 7.41 Pegunungan Arfak 52.99 Kota Sorong 63.86


ht

0-5 bulan 6-23 bulan 0-23 bulan


Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

Konsumsi Rokok
Rokok seakan sudah mendarah daging bagi masyarakat
Indonesia. Ketergantungan akan rokok seakan mampu menggantikan
nasi untuk konsumsi makanan seperti pepatah Jawa “Mangan ora
mangan sing penting kumpul”. Biasanya kegiatan ngumpul/nongkrong
pun tak lepas dengan hadirnya si rokok. Padahal telah jelas peringatan

22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan akan bahaya rokok. Rokok
bukan hanya berbahaya bagi si perokok aktif saja, melainkan juga bagi
orang di sekitarnya (perokok pasif) yang menghirup asap rokok tersebut.
Ancaman yang ditampilkan pada bungkus rokok pun seakan tak
memberikan efek jera bagi para “pecandu rokok”.

Gambar 10. Persentase Penduduk 5 Tahun ke Atas yang Merokok

id
Selama Sebulan Terakhir di Papua Barat, 2021

o.
.g
ps
Sorong Selatan 27.08

.b
Teluk Wondama 26.32

Kaimana at 26.25
ar
ab

Sorong 25.50
pu

Fakfak 25.22
pa

Raja Ampat 24.54


//

Teluk Bintuni 24.44


s:

Tambrauw
tp

24.34
ht

PAPUA BARAT 21.20

Manokwari Selatan 19.35

Manokwari 18.26

Kota Sorong 18.23

Maybrat 15.45

Pegunungan Arfak 12.46

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 23


Sebanyak lebih dari 20 persen penduduk berusia 5 tahun ke atas
di Papua Barat merupakan perokok, dimana 17,89 persen di antaranya
merupakan perokok aktif yang merokok setiap hari, dengan rata-rata
jumlah batang rokok yang dihisap per minggunya mencapai lebih dari 60
batang per minggu, atau 8 hingga 9 batang rokok per harinya.

Jika dipilah menurut kabupaten/kota, maka persentase

id
penduduk berusia 5 tahun ke atas yang merokok di Kabupaten Sorong

o.
Selatan adalah yang terbanyak di Provinsi Papua Barat, yakni mencapai

.g
27,08 persen. Sementara kabupaten/kota dengan persentase penduduk

ps
berusia 5 tahun ke atas yang merokok paling sedikit berada di Kabupaten

.b
at
Pegunungan Arfak yang hanya sebanyak 12,46 persen saja.
ar
ab

Merokok bukanlah budaya dan bukan pula kebiasaan yang baik,


pu

meski setiap orang berhak untuk memilih apa yang disukainya. Karena
pa

hal ini akan berdampak pada keutuhan kehidupan bermasyarakat secara


//

umum. Hal ini masih menjadi polemik yang tidak berujung, di satu sisi
s:
tp

pemerintah menerima pajak cukai rokok yang cukup besar bagi APBN,
ht

sementara di sisi lain, pemerintah juga berusaha untuk meningkatkan


dan menjaga kesehatan masyarakatnya dari penyakit yang disebabkan
oleh rokok melalui Kementerian Kesehatan. Tentu perlunya edukasi yang
baik dan menyeluruh dari pemerintah kepada masyarakat tentang
bahaya konsumsi rokok, terlebih jika hal tersebut dilakukan di tempat
umum. Bagi perokok aktif pun harus tahu dan sadar diri bahwa tidak
semua orang menyukai menghirup asap rokok, sehingga mampu
memahami kondisi orang lain bukan malah mengesampingkannya demi
kesenangan dan kepuasan pribadi.

24 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 25


ht
tp
s:
//pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
BAB 3
PENDIDIKAN
rovinsi Papua Barat telah memasuki pembangunan lima

P tahun ketiga, yaitu periode tahun 2017—2022. Target dan

id
sasaran Visi pembangunan pada periode tahun ketiga ini

o.
ditekankan pada menuju Papua Barat yang aman, sejahtera

.g
ps
dan bermartabat. Salah satu upaya menuju Papua Barat yang aman,

.b
sejahtera dan bermartabat tersebut diantaranya dilakukan melalui Misi
at
ketiga, yakni meningkatkan kualitas pelayanan dasar di bidang
ar
pendidikan dan kesehatan.
ab
pu

Ada tiga agenda penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan


pa

dasar di bidang pendidikan pada tahun 2021. Pertama, mengejar


//

kenaikan angka melek huruf hingga mencapai 97 persen, dengan target


s:
tp

khusus capaian angka melek huruf untuk orang asli papua (OAP) juga
ht

mencapai 97 persen. Kedua, menargetkan capaian rata-rata lama sekolah


sebesar 8,5 tahun (penduduk usia sekolah bersekolah pada jenjang
pendidikan kelas dua atau kelas tiga SMP), dengan target khusus capaian
rata-rata lama sekolah untuk orang asli papua (OAP) mencapai 5,5 tahun
(penduduk usia sekolah bersekolah pada jenjang pendidikan kelas lima
atau enam SD). Ketiga, menargetkan capaian harapan lama sekolah
sebesar 12,75 tahun (bersekolah hingga jenjang kelas 3 SMA), dengan
target khusus capaian rata-rata lama sekolah untuk orang asli papua
(OAP) mencapai 10,60 tahun (bersekolah hingga jenjang kelas 1 atau
kelas 2 SMA).

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 27


Sehingga pembahasan pada Bab 3 ini difokuskan pada capaian
kinerja pembangunan Provinsi Papua Barat di bidang pendidikan,
terutama pada indikator-indikator seperti angka melek huruf, rata-rata
lama sekolah, dan harapan lama sekolah dimana ketiga indikator ini
menjadi target capaian kinerja pembangunan bidang pendidikan dalam
dokumen RPJMD Provinsi Papua Barat tahun 2017-2022.

id
Pencapaian pendidikan harus didasarkan pada kemampuan baca

o.
dan tulis setiap warga. Penduduk berumur 15 tahun ke atas di Papua

.g
Barat yang dapat baca tulis mencapai 97,80 persen, sementara hanya

ps
sebesar 2,20 persen yang tergolong buta aksara.

.b
at
ar
Gambar 11. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut
ab

Kabupaten/Kota dan Kemampuan Baca dan Tulis, 2021


pu
pa

Mampu Baca Tulis Buta Aksara


//
s:

Teluk Bintuni 99.35 0.65


Kota Sorong
tp

98.94 1.06
Fakfak 98.93 1.07
ht

Kaimana 98.68 1.32


Raja Ampat 98.15 1.85
Maybrat 97.83 2.17
Papua Barat 97.80 2.20
Manokwari 97.38 2.62
Sorong 96.42 3.58
Pegunungan Arfak 95.86 4.14
Sorong Selatan 95.73 4.27
Teluk Wondama 95.03 4.97
Tambraw 94.29 5.71
Manokwari Selatan 94.20 5.80

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

28 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Buta aksara tertinggi terjadi di Kabupaten Manokwari Selatan
yang mencapai 5,80 persen, sementara yang terendah berada di
Kabupaten Teluk Bintuni yang hanya sebesar 0,65 persen.

Harapan dan Rata Lama Sekolah

id
o.
Harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah merupakan

.g
dua indikator yang dijadikan sebagai komponen untuk mengukur

ps
pembangunan manusia metode baru dari aspek pendidikan. Angka

.b
Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya sekolah
at
ar
(dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur
ab

tertentu di masa mendatang. HLS dihitung pada usia 7 tahun ke atas


pu

karena mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar.


pa

Sementara rata-rata lama sekolah (RLS) menunjukkan rata-rata waktu


//
s:

yang dihabiskan oleh penduduk berumur 25 tahun atau lebih untuk


tp

bersekolah.
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 29


Gambar 12. Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah
(RLS) menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021

Kota Sorong 11.19 14.39


Fakfak 8.97 14.63
Kaimana 8.58 12.41
Manokwari 8.34 13.66

id
Sorong 8.33 13.72 RLS

o.
Teluk Bintuni 8.22 12.42 HLS

.g
Raja Ampat 8.02 12.06

ps
Papua Barat 7.69 13.13

.b
Sorong Selatan 7.49 13.17
Teluk Wondama 7.08
at 11.63
ar
Maybrat 6.96 13.47
ab

Manokwari Selatan 6.63 12.35


pu

Tambrauw 5.39 12.18


Pegunungan Arfak
pa

5.12 11.72
//

Sumber: BPS, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat Tahun 2021
s:
tp

Kesenjangan antara harapan lama sekolah dan realisasi rata-rata


ht

lama sekolah masih cukup senjang ditunjukkan pada gambar 12. Harapan
lama sekolah Papua Barat berada pada 13,13 tahun atau setidaknya
diharapkan akan dapat bersekolah hingga jenjang perguruan tinggi.
Namun sayangnya, rata-rata lama sekolah Papua Barat masih berada di
angka 7,69 tahun atau jenjang kelas 1 atau kelas 2 SMP. Idealnya,
harapan lama sekolah itu tidak berselisih jauh dengan rata-rata lama
sekolah.

HLS dan RLS di tingkat kabupaten/kota sangat bervariasi. Terlihat


bahwa dari semua kabupaten/kota, jarak antara HLS dan RLS di Kota
Sorong lah yang paling kecil. Sebaliknya, kesenjangan HLS dan RLS

30 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


terbesar terjadi di Kabupaten Pegunungan Arfak. Hal ini mengindikasikan
bahwa pembangunan infrastruktur pendidikan antar kabupaten/kota di
Papua Barat masih sangat timpang. Harapan lama sekolah di Kota Sorong
mencapai 14,39 tahun atau diharapkan dapat bersekolah hingga jenjang
pendidikan D2 atau D3, sementara realitanya menunjukkan rata-rata
lama sekolah tahun 2021 masih di angka 11,19 tahun atau jenjang kelas
2 SMA. Kesenjangan tertinggi di Kabupaten Pegunungan Arfak juga

id
sangat mengkhawatirkan. HLS tahun 2021 Kabupaten Pegunungan Arfak

o.
.g
mencapai 11,72 tahun atau atau diharapkan dapat bersekolah hingga

ps
jenjang pendidikan kelas 2 SMA, namun realitanya rata-rata lama sekolah

.b
Kabupaten Pegunungan Arfak justru hanya mampu mencapai angka 5,12
at
ar
tahun atau berada pada jenjang kelas 5 atau 6 SD.
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 31


ht
tp
s:
//pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 33


ht
tp
s:
//pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
BAB 4
TENAGA KERJA
engamatan kondisi ketenagakerjaan dari waktu ke waktu

P penting dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk dapat dijadikan

id
dasar perencanaan pembangunan ketenagakerjaan di masa

o.
yang akan datang. Bab 4 ini menyajikan beberapa indikator

.g
ps
kunci ketenagakerjaan mulai dari struktur penduduk usia kerja, tingkat

.b
partisipasi angkatan kerja, tingkat pengangguran terbuka, lapangan
pekerjaan, dan status pekerjaan.at
ar
ab
pu

Penduduk Usia Kerja


pa
//
s:
tp

Estimasi jumlah penduduk usia kerja di Provinsi Papua Barat


ht

berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2021 mencapai 730.251 jiwa. Lebih


dari 70 persen diantaranya termasuk angkatan kerja (yakni sebesar 70,34
persen), angka ini meningkat sebesar 0,79 poin dibanding Agustus 2020
yang mencapai 69,55 persen. Jumlah penduduk usia kerja laki-laki tahun
2021 sebanyak 388.186 jiwa sedangkan jumlah penduduk usia kerja
perempuan sebanyak 342.055 jiwa. Sementara jika dilihat berdasarkan
kategori wilayah, maka jumlah penduduk usia kerja di perdesaan jauh
lebih banyak dibanding perkotaan. Jumlah penduduk usia kerja di
perdesaan sebanyak 411.433 jiwa, sedangkan jumlah penduduk usia
kerja di perkotaan sebanyak 318.818 jiwa.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 35


TPAK & TPT
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) adalah perbandingan
jumlah penduduk usia kerja yang bekerja dan pengangguran dengan
jumlah penduduk usia kerja. TPAK tahun 2021 meningkat dibandingkan
dengan TPAK tahun 2020. Dengan demikian, diindikasikan bahwa

id
o.
penduduk usia kerja yang masuk dalam pasar kerja sedikit bertambah

.g
banyak.

ps
.b
at
Gambar 13. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat
ar
Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota, 2021
ab
pu

TPT TPAK
pa

Kota Sorong 9.95 61.40


Fakfak 7.90
//

71.53
s:

Manokwari 7.04 71.49


tp

PAPUA BARAT 5.84 70.34


ht

Teluk Bintuni 4.74 67.35


Raja Ampat 3.81 66.43
Sorong Selatan 3.55 80.07
Sorong 3.36 68.89
Kaimana 3.23 75.65
Teluk Wondama 2.90 74.97
Manokwari Selatan 2.90 84.61
Maybrat 1.89 81.51
Tambrauw 1.49 75.61
Pegunungan Arfak 0.70 94.71

Sumber: BPS, Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi Papua Barat Agustus 2021

36 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Jika dibandingkan antara perkotaan dan perdesaan, TPAK
perdesaan jauh lebih besar dibandingkan TPAK perkotaan, yakni 75,26
persen berbanding 63,99 persen. Salah satu penyebabnya adalah akses
pendidikan di perdesaan lebih sulit daripada di perkotaan. Akibatnya,
penduduk usia sekolah di perdesaan lebih banyak tergolong sebagai
penduduk angkatan kerja. Sebaliknya, di perkotaan banyak yang
termasuk bukan angkatan kerja. Selain itu, banyak angkatan kerja di

id
perdesaan tergolong sebagai pekerja meskipun dengan status pekerja

o.
.g
keluarga atau pekerja tidak dibayar.

ps
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menggambarkan

.b
at
banyaknya angkatan kerja yang menganggur. Mereka yang tergolong
ar
pengangguran yaitu penduduk usia kerja yang tidak bekerja dan sedang
ab

mencari kerja atau mempersiapkan suatu usaha, dan mereka yang


pu

sementara belum mulai kerja walau sudah mendapat pekerjaan dan


pa

mereka yang tidak mencari kerja karena merasa tidak mungkin


//
s:

mendapatkan pekerjaan. Semakin banyak angkatan kerja yang berstatus


tp

pengangguran, maka semakin tinggi TPT.


ht

TPT di Provinsi Papua Barat untuk kondisi Agustus 2021 sebesar


5,84 persen, lebih rendah dibandingkan dengan TPT tahun 2020 yang
mencapai 6,18 persen. Tingkat pengangguran di perkotaan jauh lebih
tinggi dibanding di perdesaan. TPT perkotaan mencapai 9,07 persen,
sedangkan TPT perdesaan mencapai 3,71 persen.

Menurut kabupaten/kota, TPAK tertinggi tahun 2021 terdapat di


Kabupaten Pegunungan Arfak yakni mencapai 94,71 persen. Sementara
TPAK terendah terdapat di Kota Sorong, yakni mencapai 61,40 persen.
Namun jika dilihat menurut TPT, Kota Sorong menjadi yang tertinggi
yakni mencapai 9,95 persen, sedangkan Kabupaten Pegunungan Arfak
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 37
menjadi yang terendah yakni hanya mencapai 0,70 persen.

Pendidikan Tenaga Kerja

Gambar 14. Persentase TPT Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Wilayah,


Jenis Kelamin, & Pendidikan yg Ditamatkan di Papua Barat, 2021

id
o.
.g
PT 6.32 PT 7.70 PT 5

ps
.b
SMA 7.15
at
SMA 8.83 SMA 5.57
ar
ab

SMP 6.67 SMP 13.92 SMP 2.78


pu
pa

<SD 3.37 <SD 7.68 <SD 1.96


//
s:

Kota + Desa Kota Desa


tp
ht

PT 6.32 PT 5.39 PT 7.41

SMA 7.15 SMA 7.34 SMA 6.75

SMP 6.67 SMP 6.94 SMP 6.15

<SD 3.37 <SD 4.01 <SD 2.63


Laki-laki +
Perempuan Laki-laki Perempuan
Sumber: BPS, Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi Papua Barat Agustus 2021

38 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan
angkatan kerja, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin besar
TPT-nya. Gambar 14 menunjukkan bahwa TPT dari angkatan kerja
dengan pendidikan SD ke bawah lebih rendah daripada TPT dari angkatan
kerja dengan tingkat pendidikan minimal Sekolah Menengah (SM).
Puncak TPT tertinggi pada kelompok pendidikan Sekolah Menengah (Baik
setingkat SMP/sederajat maupun SMA/sederajat). Pada tahun

id
sebelumnya, puncak TPT juga berada pada kelompok angkatan kerja

o.
.g
berpendidikan sekolah menengah. Angkatan kerja dengan tingkat

ps
pendidikan rendah jauh lebih mudah terserap dalam lapangan pekerjaan

.b
daripada mereka yang berpendidikan tinggi. Lebih ekstrim lagi jika TPT
at
ar
per tingkat pendidikan dibandingkan antara wilayah perdesaan dan
ab

perkotaan. Semakin jelas bahwa daya serap lapangan pekerjaan


pu

terhadap angkatan kerja di perkotaan tidak sekuat di perdesaan.


pa

Jika dibagi menurut wilayah perkotaan maupun perdesaan,


//
s:

terlihat bahwa TPT tertinggi tahun 2021 di perkotaan terjadi pada lulusan
tp

SMP, yakni mencapai 13,92 persen, sedangkan di perdesaan, justru TPT


ht

tertinggi terjadi pada lulusan SMA, yakni mencapai 5,57 persen.


Penyerapan tenaga kerja di perdesaan jauh lebih baik dibanding
perkotaan. Namun jika dilihat menurut jenis kelamin, TPT tertinggi tahun
2021 pada laki-laki terjadi pada lulusan SMA, yakni mencapai 7,34
persen. Sedangkan pada perempuan, justru TPT tertinggi terjadi pada
lulusan Perguruan Tinggi, yakni mencapai 7,41 persen.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 39


Bekerja Menurut Lapangan Usaha
Gambaran ketenagakerjaan berdasarkan sektor/lapangan usaha
dari tahun ke tahun menjelaskan terjadinya pergeseran struktur
lapangan pekerjaan di Papua Barat, dimana sektor pertanian semakin
menurun karena semakin ditinggalkan angkatan kerja yang lebih memilih
sektor industri (manufacture) dan jasa-jasa (services). Persentase

id
angkatan kerja yang bekerja pada kedua sektor terakhir semakin

o.
meningkat dari tahun ke tahun. Ciri-ciri urbanisasi umumnya terjadi

.g
ketika sektor industri dan jasa semakin diminati para pencari kerja.

ps
Selama pertanian terus menjadi sektor yang subsisten dengan tingkat

.b
at
pendapatan yang lebih rendah dibandingkan sektor lain maka pertanian
ar
akan semakin ditinggalkan. Mereka yang memasuki sektor pertanian
ab

adalah mereka yang tidak punya kesempatan masuk ke sektor industri


pu

dan jasa-jasa dan kalah bersaing dengan pencari kerja lain yang lebih
pa

berkualitas.
//
s:
tp

Sampai dengan tahun 2014, sektor pertanian masih menjadi


ht

primadona penyerapan tenaga kerja di Provinsi Papua Barat.


Perkembangan serapan tenaga kerja di sektor pertanian semakin
menurun, dan sebaliknya perkembangan serapan tenaga kerja di sektor
jasa-jasa justru semakin meningkat. Dan akhirnya pada tahun 2015,
proporsi tenaga kerja yang terserap di sektor jasa-jasa telah melampaui
serapan tenaga kerja di sektor pertanian.

Peningkatan serapan tenaga kerja di sektor jasa-jasa tidak dapat


dipisahkan dari peningkatan capaian pendidikan di Provinsi Papua Barat
yang ditunjukkan dengan meningkatnya rata-rata lama sekolah dari 7,15
tahun pada tahun 2017 menjadi 7,69 tahun pada tahun 2021.

40 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Gambar 15. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Kabupaten/Kota
dan Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi Papua Barat, 2021

Pertanian Industri Manufaktur Jasa


Pegunungan Arfak 91.67 8.14
0.18
Maybrat 62.74 5.61 31.65
Sorong Selatan 62.64 7.01 30.35

id
Tambrauw 55.87 4.03 40.10

o.
Kaimana 45.47 6.08 48.45

.g
Raja Ampat

ps
40.62 19.82 39.56
Manokwari Selatan 39.16 6.00 54.84

.b
at
PAPUA BARAT 32.69
ar 12.75 54.56
Sorong 32.06 21.84 46.10
ab

Teluk Wondama 31.19 10.30 58.51


pu

Fakfak 28.21 6.32 65.47


pa

Teluk Bintuni 24.77 15.51 59.71


Manokwari
//

23.32 13.02 63.67


s:

Kota Sorong 9.83 18.43 71.74


tp
ht

Catatan:
• Manufaktur : Pertambangan; industri; listrik, gas, dan air; dan konstruksi
• Jasa : Perdagangan; transportasi; keuangan; dan jasa kemasyarakatan
Sumber: BPS, Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi Papua Barat Agustus 2021

Tahun 2021 menunjukkan komposisi penduduk yang bekerja di


sektor jasa telah mencapai lebih dari 50 persen. Terdapat 6 dari 13
kabupaten/kota di Papua Barat yang penduduk bekerjanya didominasi
oleh sektor jasa-jasa, yaitu Kota Sorong, Manokwari, Fakfak, Teluk
Wondama, Teluk Bintuni dan Manokwari Selatan. Di sisi lain, Kabupaten
Pegunungan Arfak masih didominasi oleh penduduk yang bekerja di
sektor pertanian yang persentasenya mencapai 91,67 persen.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 41


Status Pekerjaan

Gambar 16. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja


Menurut Kab/Kota dan Sektor Formal/Informal di Papua Barat, 2021

Informal Formal

id
o.
Pegunungan Arfak 92.05 7.95

.g
Sorong Selatan 73.46 26.54

ps
Tambrauw 73.39 26.61

.b
Maybrat 72.79 27.21

Kaimana at 67.50 32.50


ar
ab

Raja Ampat 62.99 37.01

Manokwari Selatan
pu

60.77 39.23

Sorong 59.77 40.23


pa

Teluk Wondama 59.58 40.42


//
s:

PAPUA BARAT 57.92 42.08


tp

Fakfak 54.33 45.67


ht

Manokwari 51.89 48.11

Teluk Bintuni 50.45 49.55

Kota Sorong 45.28 54.72

Catatan:
• Formal :Penduduk yang bekerja dengan status sebagai berusaha dibantu buruh
tetap/buruh dibayar atau buruh/karyawan/pegawai
• Informal : Penduduk yang bekerja dengan status pekerjaan sebagai berusaha sendiri,
berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar atau pekerja
keluarga, pekerja bebas, atau pekerja keluarga
Sumber: BPS, Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi Papua Barat Agustus 2021

42 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Secara umum terlihat bahwa pekerja di sebagian besar
kabupaten/kota di Papua Barat lebih dominan bekerja di sektor informal.
Persentase pekerja di sektor informal pada tahun 2021 mencapai 57,92
persen, sementara pekerja formal mencapai 42,08 persen. Jika dilihat
menurut kabupaten/kota, proporsi pekerja informal pada tahun 2021
terbesar di Kabupaten Pegunungan Arfak yang mencapai 92,05 persen,
sedangkan yang terendah terdapat di Kota Sorong yang hanya mencapai

id
45,28 persen. Rendahnya pekerja informal di Kota Sorong sangat

o.
.g
dimungkinkan karena penduduk Kota Sorong lebih tertarik untuk menjadi

ps
pegawai/buruh yang memiliki penghasilan tetap dibandingkan harus

.b
berusaha sendiri. Rendahnya minat ini tentu menjadi tantangan
at
ar
pemerintah daerah dalam hal mendukung penciptaan lapangan kerja
ab

yang lebih mengedepankan kreativitas dari lulusan-lulusan pendidikan di


pu

perkotaan.
pa
//
s:
tp
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 43


ht
tp
s:
//pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 45


ht
tp
s:
//pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
BAB V
KONSUMSI
genda sasaran pokok RPJPD tahun 2017-2022 Provinsi

A Papua Barat adalah penanggulangan kemiskinan, baik di

id
perkotaan maupun perdesaan. Penurunan persentase

o.
penduduk miskin dapat dimaknai dengan meningkatnya

.g
ps
pendapatan penduduk dan sekaligus meningkanya tingkat

.b
kesejahteraannya. Yang menjadi permasalahan adalah apakah
at
peningkatan tingkat pendapatan tersebut telah dinikmati oleh semua
ar
penduduk secara merata atau hanya dinikmati oleh sebagian kecil
ab
pu

penduduk saja. Pembahasan bab 5 ini mengulas jawaban permasalahan


pa

tersebut dengan mengkaji bagaimana taraf dan pola konsumsi sebagai


//

proksi dari taraf dan pola pendapatan penduduk Papua Barat.


s:
tp

Kemiskinan
ht

Mollie Orshansky, seorang ekonom dan ahli statistik Amerika


pada tahun 1963—1965 mengembangkan Garis Kemiskinan Orshansky.
Beliau menyatakan, “Unlike some other calculations, those relating to
poverty have no intrinsic value of their own. They exist only in order to
help us make them disappear from the scene.... with imagination, faith
and hope, we might succeed in wiping out the scourge of poverty even if
we don't agree on how to measure it.”

BPS menggunakan pendekatan kemampuan penduduk dalam

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 47


memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) untuk menghitung
kemiskinan. Penduduk miskin adalah penduduk dengan pengeluaran per
kapita per bulan kurang dari garis kemiskinan. Garis Kemiskinan (GK)
Provinsi Papua Barat pada Maret 2021 sebesar Rp. 631.418,- Pada tahun
2020 yang lalu, garis kemiskinan tertinggi berada di Kota Sorong dimana
Garis Kemiskinan (GK) mencapai Rp. 765.183,- sementara Garis
Kemiskinan (GK) terkecil berada di Kabupaten Sorong Selatan dimana

id
Garis Kemiskinan (GK) mencapai Rp. 347.898,-

o.
.g
ps
Gambar 17. Garis Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi

.b
Papua Barat, 2020*
at
ar
ab

Kota Sorong
765183
pu

Teluk Bintuni
683667
Manokwari Selatan
pa

678494
Pegunungan Arfak
//

670687
s:

Manokwari
651032
tp

Papua Barat
ht

610888
Teluk Wondama
588838
Fakfak
578510
Kaimana
438991
Tambrauw
393268
Maybrat
383715
Sorong
379951
Raja Ampat
374488
Sorong Selatan
347898

Catatan: *Data tahun 2021 belum tersedia


Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2020

48 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Gambar 18. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Papua
Barat, 2017 – 2020*

230 25.10 25.50


25.00
225
228.38 24.50
24.00

id
220

o.
23.01 23.50

.g
215 23.00

ps
22.17 22.50
214.47

.b
210
at 211.5
21.37 22.00
ar
21.50
ab

205
208.58 21.00
pu

20.50
pa

200
20.00
//
s:

195 19.50
tp

2017 2018 2019 2020


ht

Catatan: *Data tahun 2021 belum tersedia


Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2017-2020

Dengan kondisi GK tahun 2020 sebesar Rp. 610.888,- maka


persentase penduduk miskin Provinsi Papua Barat tahun 2020 mengalami
penurunan yang cukup signifikan menjadi 21,37 persen. Persentase ini
terus mengalami penurunan sepanjang empat tahun terakhir. Tidak
hanya secara persentase mengalami penurunan, namun secara nominal,
jumlah penduduk miskin Papua Barat jug terus mengalami penurunan.
Pada tahun 2020, jumlah penduduk miskin Papua Barat mencapai 208,58
ribu jiwa atau mengalami penurunan sebesar 1,38 persen dibanding

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 49


tahun 2019. Penurunan persentase kemiskinan ini cukup diapresiasi
meski masih meninggalkan pekerjaan rumah yang cukup besar bagi
pemerintah daerah. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa pada
tahun 2020, 1 dari 4 orang penduduk Papua Barat tergolong miskin.

Gambar 19. Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Papua Barat, 2020*

id
o.
.g
Pegunungan Arfak 33.81

ps
Tambrauw 32.80

.b
Teluk Wondama 30.91
Maybrat at 30.78
ar
ab

Teluk Bintuni 29.39


pu

Manokwari Selatan 28.88


pa

Sorong 27.48
//

Fakfak 22.27
s:

Papua Barat 21.37


tp
ht

Manokwari 20.14
Sorong Selatan 18.28
Raja Ampat 17.01
Kaimana 15.50
Kota Sorong 14.99

Catatan: *Data tahun 2021 belum tersedia


Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2020

Masalah lain dari penanggulangan kemiskinan di Papua Barat


adalah perbedaan persentase penduduk miskin antar kabupaten/kota
yang masih terlalu besar. Gambar 19 memberikan gambaran persentase

50 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


penduduk miskin menurut kabupaten/kota di Papua Barat tahun 2020.
Tiga kabupaten dengan level kemiskinan tertinggi tahun 2020
adalah Kabupaten Pegunungan Arfak, Tambrauw, dan Teluk Wondama
dengan persentase masing-masing sebesar 33,81 persen; 32,80 persen;
dan 30,91 persen. Di sisi lain, terdapat 4 kabupaten/kota yang memiliki
persentase penduduk miskin di bawah 20 persen, yaitu Kabupaten

id
Sorong Selatan, Raja Ampat, Kaimana, dan Kota Sorong dengan

o.
persentase masing-masing sebesar 18,28 persen; 17,01 persen; 15,50

.g
persen; dan 14,99 persen. Secara seksama, dapat terlihat bahwa

ps
mayoritas kabupaten yang memiliki persentase penduduk miskin

.b
at
tertinggi didominasi oleh kabupaten pemekaran. Kabupaten-kabupaten
ar
pemekaran ini sudah tentu menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi
ab

pemerintah pusat dalam hal memeratakan tingkat kesejahteraan di


pu

Papua Barat. Tidak hanya pemerintah pusat, pemerintah daerah juga


pa

harus fokus pada pemerataan bagi seluruh penduduknya.


//
s:
tp
ht

Konsumsi Rumah Tangga


Penurunan persentase penduduk miskin mengindikasikan
peningkatan pendapatan penduduk sehingga mampu melewati batas
garis kemiskinan. Tingkat pendapatan penduduk didekati dengan rata-
rata pengeluaran per kapita per bulan. Selama tahun 2010—2021, rata-
rata pengeluaran per kapita per bulan penduduk di Provinsi Papua Barat
meningkat dari Rp. 601.279 pada tahun 2010 menjadi Rp. 1.030.232 pada
tahun 2015 dan sedikit mengalami penurunan menjadi Rp. 1.009.401

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 51


pada tahun 2016, dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2021
yang telah mencapai Rp. 1.447.481,- Peningkatan rata-rata pengeluaran
perkapita ini mengindikasikan peningkatan kemampuan daya beli
masyarakat.

Tabel 1. Pengeluaran Per Kapita Per Bulan Menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Papua Barat, 2018 – 2021 (Rupiah)

id
o.
Kabupaten/Kota 2018 2019 2020 2021

.g
ps
(1) (2) (3) (4) (5)
Fakfak 1 128 329 1 332 250 1 457 757 1 487 155

.b
Kaimana 1 214 131 1 093 087 1 341 032 1 254 536
at
ar
Teluk Wondama 1 127 630 1 358 389 1 601 286 1 239 119
ab

Teluk Bintuni 1 527 643 1 478 021 1 576 608 1 539 003
Manokwari 1 243 641 1 573 407 1 550 071 1 432 918
pu

Sorong Selatan 976 125 1 075 384 1 031 556 927 568
pa

Sorong 1 107 168 1 343 330 1 317 101 1 451 707


//
s:

Raja Ampat 1 109 535 1 211 347 1 231 861 1 127 277
tp

Tambrauw 524 510 526 347 727 617 1 027 581


ht

Maybrat 1 160 478 1 187 456 1 233 881 1 553 699


Manokwari Selatan 1 006 707 1 205 390 1 307 415 1 209 578
Pegunungan Arfak 602 799 478 052 575 425 779 101
Kota Sorong 1 245 517 1 570 003 1 504 435 1 759 572
Papua Barat 1 128 329 1 368 510 1 395 014 1 447 481
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2018-2021

Pengeluaran per kapita per bulan tahun 2021 menurut


kabupaten/kota menunjukkan kesenjangan yang nyata antar
kabupaten/kota. Pengeluaran per kapita per bulan tertinggi adalah Kota
Sorong yang mencapai Rp. 1.759.572,- sementara yang terendah adalah
Kabupaten Pegunungan Arfak dengan hanya senilai Rp. 779.101,-.

52 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Kabupaten Pegunungan Arfak menjadi kabupaten dengan pengeluaran
perkapita terendah disebabkan oleh ketiadaan fasilitas jual beli dan
kegiatan ekonomi yang tersebar di seluruh desa yang ada. Sehingga
konsumsinya pun akan lebih homogen dibandingkan dengan wilayah lain.

Distribusi Pendapatan

id
o.
.g
Gambar 20 memperlihatkan pengeluaran per kapita per bulan

ps
menurut golongan pengeluaran di Papua Barat tahun 2021. Tampak

.b
bahwa rata-rata pengeluaran per kapita per bulan tertinggi pada
at
ar
komoditas nonmakanan yaitu sebesar 51,76 persen, sedangkan
ab

pengeluaran untuk makanan sebesar 48,24 persen.


pu

Gambar 20. Persentase Pengeluaran Konsumsi Per Kapita Menurut


pa

Jenis Makanan dan Nonmakanan di Papua Barat, 2021


//
s:
tp

Makanan
ht

MAKANAN… 21.17 Perumahan


Nonmakanan 57.60
ROKOK DAN… 14.21
IKAN 12.97 Aneka Barjas 15.18
PADI-PADIAN 10.90
SAYUR-SAYURAN 10.73 Barang Thn Lama 7.73
TELUR DAN SUSU 5.74
Pajak & Premi 5.64
DAGING 4.95
BUAH-BUAHAN 3.93
50. 49. Pakaian 3.98
UMBI-UMBIAN 3.44
68 32 BAHAN… 3.32 Biaya Pendidikan 3.95
MINYAK DAN… 2.94
BUMBU-… 2.50 Biaya Kesehatan 3.71
BAHAN… 1.75
KACANG-… 1.45 Keperluan Pesta 2.21
Makanan Nonmakanan
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 53


Persentase pengeluaran per kapita menurut jenis makanan
didominasi oleh pembelian makanan dan minuman jadi dengan porsi
sebesar 21,17 persen. Penduduk Papua Barat kini mulai beralih pada
konsumsi makanan yang instan. Hal ini memberikan indikasi semakin
konsumtifnya penduduk Papua Barat. Hal berikutnya yang juga menarik
adalah konsumsi tembakau dan sirih menjadi yang kedua terbesar
porsinya untuk komoditas makanan. Persentase konsumsi tembakau dan

id
sirih ini mencapai 14,21 persen dan menjadi yang terbesar kedua.

o.
.g
Konsumsi jenis ini termasuk di dalamnya jenis rokok. Dapat dikatakan

ps
bahwa konsumsi rokok bahkan melebihi konsumsi atas padi-padian yang

.b
merupakan bahan makanan paling pokok di Indonesia. Dari sisi
at
ar
nonmakanan, pengeluaran yang paling dominan adalah perumahan
ab

dengan porsi sebesar 57,60 persen dari total pengeluanan nonmakanan.


pu

Idealnya, hasil-hasil pembangunan dapat dinikmati secara


pa

merata oleh seluruh penduduk sebagai subjek dan objek pembangunan.


//
s:

Ukuran tingkat kemerataan digunakan untuk mengukur seberapa adil


tp

“kue pembangunan” dinikmati oleh semua penduduk.


ht

Dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat


kemerataan pendapatan adalah koefisien Gini dan tingkat kemerataan
menurut Bank Dunia. Koefisien Gini didasarkan pada kurva Lorenz, yaitu
sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi
pendapatan dengan kumulatif penduduk, dimana nilai koefisien gini nol,
bermakna pemerataan terjadi sempurna, dan nilai koefisien gini satu,
bermakna ketimpangan sangat parah.

54 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Bank Dunia mengelompokkan penduduk ke dalam tiga kelompok
sesuai dengan besarnya pendapatan, yakni: 40% penduduk dengan
pendapatan rendah, 40% penduduk dengan pendapatan menengah dan
20% penduduk dengan pendapatan tinggi. Ketimpangan pendapatan
diukur dengan menghitung persentase jumlah pendapatan penduduk
dari kelompok yang berpendapatan 40% terendah dibandingkan total
pendapatan seluruh penduduk. Apabila persentasenya kurang dari 12

id
persen maka termasuk dalam kategori ketimpangan tinggi; antara 12—

o.
.g
17 persen kategori ketimpangan sedang; dan lebih dari 17 persen

ps
kategori ketimpangan rendah.

.b
at
ar
Gambar 21. Rasio Gini Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua
ab

Barat, 2020
pu
pa

Sorong Selatan 0.44


//

Sorong 0.42
s:

Raja Ampat 0.41


tp
ht

Teluk Wondama 0.41


Kaimana 0.41
Fakfak 0.40
Maybrat 0.39
Teluk Bintuni 0.39
PAPUA BARAT 0.38
Manokwari 0.38
Manokwari Selatan 0.36
Tambrauw 0.35
Pegunungan Arfak 0.33
Kota Sorong 0.29

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2020

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 55


Rasio gini Papua Barat tahun 2020 berada pada level 0,380 dan
masuk dalam kategori sedang. Kabupaten dengan kesenjangan tertinggi
menurut indeks rasio gini di Papua Barat tahun 2020 adalah Kabupaten
Sorong Selatan, yakni sebesar 0,44, sedangkan kabupaten dengan
kesenjangan terendah adalah Kota Sorong, yakni sebesar 0,29.

id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

56 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 57


ht
tp
s:
//pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
BAB VI
PERUMAHAN
ak warga negara untuk bertempat tinggal telah diatur baik

H dalam UUD 1945 maupun undang—undang. UUD 1945 Pasal

id
28H menyatakan, “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir

o.
dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan

.g
ps
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

.b
kesehatan.” Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992, Bab III Perumahan,
at
Pasal 5 selanjutnya menegaskan bahwa, “Setiap warga negara
ar
mempunyai hak untuk menempati, menikmati, atau memiliki rumah yang
ab
pu

layak dalam lingkungan yang sehat aman, serasi dan teratur.” Dengan
pa

demikian, hak bertempat tinggal bagi warga negara sesungguhnya telah


//

dinaungi payung hukum yang paling tinggi.


s:
tp

Idealnya, negara wajib memenuhi hak warga negaranya untuk


ht

menempati, menikmati, atau memiliki rumah yang layak dalam


lingkungan yang sehat aman, serasi dan teratur. Namun, karena
kecepatan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi belum dapat
diimbangi oleh kemampuan penyediaan perumahan yang dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang memadai maka belum semua
penduduk memiliki rumah sendiri.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 59


Gambar 22. Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan
Bangunan Tempat Tinggal dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua
Barat, 2021

76.03

id
o.
.g
9.91 11.19

ps
2.87

.b
at
Dinas/Lainnya Bebas Sewa
ar Kontrak/Sewa Milik Sendiri

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021


ab
pu

Data Susenas Maret 2021 menunjukkan bahwa lebih dari


// pa

separuh rumah tangga tinggal di rumah milik sendiri yakni sebanyak


s:

76,13 persen. Rumah tangga yang memilih untuk mengontrak/sewa


tp
ht

sebanyak 11,19 persen, disusul rumah bebas sewa sebesar 9,91 persen,
dan yang tinggal di rumah dinas/lainnya sebanyak 2,87 persen.

Rumah Layak Huni


Berdasarkan kategori perumahan layak huni yang digunakan oleh
Kementerian Perumahan Rakyat, dapat dilihat melalui kualitas dari jenis
atap, lantai, dan dinding dari rumah. Untuk kategori atap dibagi atas
bukan ijik/lainnya dan ijuk/lainnya, kategori dinding dibagi atas bukan
bambu/lainnya dan bambu/lainnya, dan kategori lantai dibagi atas bukan
tanah dan tanah.

60 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Gambar 23. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Terluas dan
Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021
Bukan Ijuk/Lainnya
Ijuk/Lainnya Seng 96.40

0.43 Genteng 1.31

Asbes 0.85

Beton 0.79

id
Jerami/Ijuk/Rumbia 0.43

o.
Bambu/Kayu 0.08

.g
99.57

ps
Lainnya 0.06

.b
Atap Terluas

at
Bukan Ijuk/Lainnya Ijuk/Lainnya
ar
ab

Papua Barat 99.57 0.43


Kota Sorong 99.95 0.05
pu

Pegunungan Arfak 99.70 0.30


pa

Manokwari Selatan 100.00 0.00


Maybrat
//

100.00 0.00
s:

Tambrauw 99.58 0.42


tp

Raja Ampat 98.27 1.73


ht

Sorong 100.00 0.00


Sorong Selatan 93.43 6.57
Manokwari 100.00 0.00
Teluk Bintuni 99.67 0.33
Teluk Wondama 100.00 0.00
Kaimana 99.71 0.29
Fakfak 100.00 0.00

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

Menurut jenis atap terluas, sebanyak 99,57 persen rumah tangga


di Papua Barat memiliki rumah dengan atap bukan ijuk dan didominasi
oleh seng dengan 96,40 persen. Di setiap kabupaten/kota, jenis atap
bukan ijuk sudah mencakup lebih dari 93 persen.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 61


Gambar 24. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Terluas
dan Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021

Bukan Bambu/Lainnya
Tembok/Plesteran 74.18
Bambu/Lainnya
0.03
Kayu/Batang Kayu 25.28

id
o.
Lainnya 0.41

.g
ps
.b
99.97 Bambu/Anyaman 0.13

at
ar
Dinding Terluas
ab

Bukan Bambu/Lainnya Bambu/Lainnya


pu

Manokwari Selatan 100.00 0.00


pa

Tambrauw 100.00 0.00


//

Sorong 100.00 0.00


s:

Teluk Wondama 100.00 0.00


tp

Kaimana 100.00 0.00


ht

Fakfak 100.00 0.00


Kota Sorong 99.82 0.18
Pegunungan Arfak 99.79 0.21
Raja Ampat 99.72 0.28
Teluk Bintuni 99.67 0.33
Manokwari 99.66 0.34
Papua Barat 99.56 0.44
Maybrat 99.30 0.70
Sorong Selatan 93.92 6.08

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

Menurut jenis dinding terluas, sebanyak 99,97 persen rumah


tangga di Papua Barat memiliki rumah dengan dinding yang terbuat

62 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


bukan dari bambu dan didominasi oleh tembok/plesteran sebanyak
74,18 persen. Di setiap kabupaten/kota, jenis dinding bukan
bambu/lainnya rata-rata sudah mencakup lebih dari 93 persen.

Gambar 25. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas


dan Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021

id
o.
Bukan Tanah

.g
Tanah Keramik 37.66

ps
1.73 Semen/Bata Merah 35.17

.b
Kayu/Papan… 15.09

at
Ubin/Tegel/Teraso 9.43
ar
Tanah 1.73
ab

Parket/Vinil/Karpet 0.45
pu

Bambu 0.21
pa

98.27 Lainnya 0.17


//

Marmer/Granit 0.09
s:

Lantai Terluas
tp
ht

Bukan Tanah Tanah


Teluk Wondama 100.00 0.00
Teluk Bintuni 99.34 0.66
Sorong Selatan 99.21 0.79
Fakfak 99.04 0.96
Manokwari Selatan 99.00 1.00
Kota Sorong 98.88 1.12
Manokwari 98.49 1.51
Papua Barat 98.27 1.73
Tambrauw 98.22 1.78
Pegunungan Arfak 98.02 1.98
Raja Ampat 97.80 2.20
Maybrat 97.11 2.89
Kaimana 96.61 3.39
Sorong 95.43 4.57

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 63


Menurut jenis lantai terluas, sebanyak 98,27 persen rumah
tangga di Papua Barat memiliki rumah dengan lantai terluas terbuat dari
bukan tanah dan didominasi oleh lantai keramik yang mencapai 37,66
persen. Di setiap kabupaten/kota, jenis dinding bukan tanah sudah
mencakup lebih dari 95 persen.

Air Minum Layak

id
o.
.g
Sumber air minum digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu

ps
.b
sumber air minum layak dan tidak layak. Sumber air minum yang layak
at
meliputi air minum perpipaan dan air minum non-perpipaan terlindung
ar
yang berasal dari sumber air berkualitas dan berjarak sama dengan atau
ab

lebih dari 10 meter dari tempat pembuangan kotoran dan/atau


pu

terlindung dari kontaminasi lainnya. Sumber air minum layak meliputi air
pa

leding, sumur bor atau pompa, sumur terlindung dan mata air terlindung,
//
s:

serta air hujan.


tp
ht

Sumber air minum tak layak didefinisikan sebagai sumber air


yang jaraknya ke tempat pembuangan kotoran kurang dari 10 meter
dan/atau tidak terlindung dari kontaminasi lainnya. Sumber tersebut
antara lain mencakup sumur galian yang tak terlindung, mata air tak
terlindung, air yang diangkut dengan tangki/drum kecil, dan air
permukaan dari sungai, danau, kolam, dan saluran irigasi/drainase. Air
kemasan dianggap sebagai sumber air minum layak hanya jika rumah
tangga yang bersangkutan menggunakannya untuk memasak dan
menjaga kebersihan tubuh, dan di Indonesia penggunaan air kemasan
tidak dikategorikan sebagai sumber air minum layak karena aspek
keberlanjutannya.

64 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Dalam publikasi ini, konsep air minum layak yang ditampilkan
hanya berdasarkan kategori air minum utama saja dan sedikit berbeda
dengan konsep SDG’s dimana air minum layak mencakup air minum
utama dan air mandi/cuci.

Gambar 26. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum


dan Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2021

id
o.
Layak Tidak Layak

.g
Air Kemasan
44.33
Bermerk/isi Ulang

ps
26.11
Air Permukaan/Air
19.37
Hujan/Lainnya

.b
Mata Air

at
16.05
Terlindung/Tidak
ar
Sumur
11.5
Terlindung/Tidak
ab

Sumur Bor/Pompa 5.61


pu

73.89 Leding
3.13
pa

Meteran/Eceran
//

Lainnya 0.00
s:
tp
ht

Layak Tidak Layak


Fakfak 92.46 7.54
Kota Sorong 91.91 8.09
Sorong 84.38 15.62
Teluk Bintuni 83.68 16.32
Kaimana 79.48 20.52
Papua Barat 73.89 26.11
Manokwari Selatan 72.86 27.14
Manokwari 65.17 34.83
Raja Ampat 64.25 35.75
Pegunungan Arfak 48.49 51.51
Sorong Selatan 45.73 54.27
Maybrat 37.95 62.05
Tambrauw 35.21 64.79
Teluk Wondama 14.12 85.88

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 65


Sejak tahun 2014, penghitungan indikator air minum layak
disempurnakan. Sebelumnya, sumber air minum layak hanya berasal dari
air leding dan air dari sumur terlindung dan mata air terlindung yang jarak
ke penampungan kotoran lebih dari 10 m dan air hujan, kini kriteria
tersebut ditambah dengan penggunaan air mandi/cuci yang bersumber
dari air terlindung (leding meteran, leding eceran, sumur bor/pompa,
sumur terlindung, mata air terlindung, dan air hujan) bila sumber air

id
minum utama menggunakan air kemasan/isi ulang dan air tidak

o.
.g
terlindungi (air terlindungi dengan jarak < 10 m dan air tidak terlindung).

ps
Akses air minum layak di Papua Barat pada tahun 2021 telah

.b
at
mencapai lebih dari 70 persen, yakni sebesar 73,89 persen. Sumber air
ar
minum utama yang digunakan penduduk Papua Barat utamanya berasal
ab

dari air kemasan bermerk/air isi ulang dengan porsi sebesar 44,33
pu

persen. Sementara di sisi lain, rumah tangga yang sumber air minum
pa

utamanya menggunakan ledeng meteran/ledeng eceran justru hanya


//
s:

sebesar 3,13 persen saja.


tp
ht

Akses air minum layak antarkabupaten/kota nilainya berbeda-


beda. Kabupaten yang sangat minim terhadap akses air minum layak di
tahun 2021 adalah Kabupaten Teluk Wondama, yakni dengan porsi hanya
sebesar 14,12 persen. Cukup ironis melihat angka ini, mengingat Pulau
Papua yang diliputi oleh hutan hujan tropis ternyata masih bergelut
dengan permasalahan air minum layak. Sementara itu, akses air minum
layak tertinggi berada di Kabupaten Fakfak yang mencapai lebih dari 90
persen, yakni sebesar 92,46 persen.

66 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Penerangan
Sebanyak 95,80 persen rumah tangga di Papua Barat
menggunakan listrik PLN maupun listrik non-PLN sebagai sumber
penerangan utamanya, dimana proporsi listrik PLN yang digunakan
sebesar 81,09 persen, dan litrik non-PLN sebesar 14,71 persen.

id
o.
Gambar 27. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan

.g
dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021

ps
.b
Listrik
at
ar
Listrik PLN 81.09
ab

4.…
pu

Listrik Non-
pa

14.71
PLN
//

95.
s:

80 Bukan
tp

4.20
Listrik
ht

Sumber Penerangan
Listrik PLN Listrik Non-PLN Bukan Listrik
99.53 0.47 0.00
Kota Sorong 98.43 0.79 0.77
93.88 2.87 3.25
Fakfak 87.16 8.36 4.48
81.74 16.45 1.81
Papua Barat 81.08 14.71 4.20
80.96 18.81 0.22
Teluk Bintuni 70.05 22.76 7.19
68.26 29.63 2.11
Kaimana 62.05 28.82 9.13
56.41 34.71 8.88
Sorong Selatan 39.61 45.96 14.43
37.70 49.98 12.32
Pegunungan Arfak 22.33 56.05 21.62

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 67


Penerangan di kabupaten/kota di Papua Barat pda tahun 2021
juga terlihat begitu timpang. Hanya sebanyak 2,33 persen rumahtangga
saja di Kabupaten Pegunungan Arfak yang memiliki sumber penerangan
utama listrik PLN. Lebih dari separuh rumah tangga di Papua Barat
(yakni sebanyak 56,05 persen) memiliki sumber penerangan dari bukan
listrik, dan bahkan masih terdapat sebanyak 21,62 persen rumah tangga
yang tidak menggunakan listrik sama sekali sebagai sumber

id
penerangannya.

o.
.g
ps
.b
Bahan Bakar Utama Memasak ar
at
ab

Lebih dari 60 persen rumah tangga di Papua Barat masih


pu

menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar utama untuk memasak.


pa

Sementara masih terdapat 27,34 persen rumah tangga yang


//
s:

menggunakan arang/kayu bakar sebagai bahan bakar utama memasak.


tp

Adapun rumah tangga yang tidak memasak di rumah sebanyak 0,68


ht

persen. Rumah tangga yang tidak memasak ini umumnya merupakan


rumah tangga tunggal yang indekos untuk sekolah atau bekerja sehingga
tidak memiliki waktu untuk memasak sendiri.
Bahan bakar utama yang digunakan di Papua Barat untuk
memasak tahun 2021 adalah minyak tanah yang mencapai porsi
sebanyak 65,88 persen, diikuti oleh kayu bakar sebesar 27,34 persen, dan
sisanya yakni sebanyak 5,18 persen rumahtangga merupakan pengguna
gas elpiji 12 kg dan gas elpiji 5,5 kg. Kabupaten Pegunungan Arfak lagi-
lagi menjadi kabupaten yang cukup tertinggal. Pasalnya, sebanyak 97,52
persen penduduknya masih memasak menggunakan arang/kayu bakar

68 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


sebagai bahan bakar utamanya.

Gambar 28. Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bakar Utama


Memasak dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021

Tidak Memasak
Minyak Tanah 65.88
Listrik/Gas
Arang/Kayu Bakar Kayu Bakar 27.34

id
0.68

o.
Gas Elpiji 5.18
6.10

.g
Listrik 0.89

ps
Tidak Memasak 0.68
27.34

.b
Gas Kota 0.03
65.88
at
ar
Lainnya 0.00
ab

Briket/Arang 0.00
pu

Bahan Bakar Utama untuk Masak


pa

Listrik/BBM Arang/Kayu Bakar Tidak Memasak


//
s:

Kota Sorong 91.68 5.78 2.54


tp

Manokwari 80.05 18.67 1.28


ht

Sorong 79.90 19.83 0.27


PAPUA BARAT 71.51 27.16 1.33
Fakfak 69.45 30.50 0.05
Teluk Bintuni 66.36 31.76 1.88
Kaimana 60.57 36.75 2.68
Manokwari Selatan 57.91 42.09 0.00
Teluk Wondama 54.14 44.28 1.58
Raja Ampat 53.56 45.58 0.86
Sorong Selatan 52.72 47.28 0.00
Maybrat 51.24 48.76 0.00
Tambrauw 30.76 69.24 0.00
Pegunungan Arfak 3.10 96.90 0.00

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 69


Sanitasi
Fasilitas sanitasi yang layak didefinisikan sebagai sarana yang
aman, higienis, dan nyaman, yang dapat menjauhkan pengguna dan
lingkungan di sekitarnya dari kontak dengan kotoran manusia (Bappenas,

id
o.
2010). Fasilitas sanitasi yang layak mencakup kloset dengan leher angsa,

.g
toilet guyur (flush toilet) yang terhubung dengan sistem pipa saluran

ps
pembuangan atau tangki septik, termasuk jamban cemplung (pit latrine)

.b
terlindung dengan segel slab dan ventilasi; serta toilet kompos. Fasilitas
at
ar
sanitasi yang tidak layak antara lain meliputi toilet yang mengalir ke
ab

selokan, saluran terbuka, sungai, atau lapangan terbuka, jamban


pu

cemplung tanpa segel slab, wadah ember, dan toilet gantung.


pa

Sebanyak 94,85 persen rumah tangga di Papua Barat telah


//
s:

memiliki fasilitas Buang Air Besar (BAB), dimana lebih dari 75 persen
tp
ht

rumah tangga memiliki fasilitas BAB yang digunakan sendiri. Sementara


di sisi lain, masih terdapat 5,15 persen rumah tangga di Papua Barat yang
tidak memiliki fasilitas BAB sama sekali.

Kota Sorong menjadi satu-satunya kabupaten/kota di Papua


Barat yang capaian fasilitas BAB-nya hampir mendekati 100 persen,
sementara Kabupaten Pegunungan Arfak dan Kabupaten Sorong Selatan
menjadi kabupaten/kota yang lebih dari 20 persen rumahtangganya
belum memiliki fasilitas BAB. Hal ini cukup memprihatinkan mengingat
fasilitas BAB merupakan salah satu indikator dalam pencapaian
kesejahteraan rakyat.

70 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Gambar 29. Persentase Rumah Tangga Fasilitas Buang Air Besar dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021

Ada Tidak Ada Milik Sendiri 75.48

id
5.15
Bersama 10.16

o.
.g
ps
MCK Umum 9.00

.b
at
Tidak Ada
ar 5.15

94.85 Ada, Tidak


ab

0.21
Digunakan
pu
pa

Ada Tidak Ada


//
s:

Kota Sorong 99.17 0.83


tp

Sorong 98.25 1.75


ht

Manokwari 98.13 1.87


Teluk Bintuni 95.69 4.31
Papua Barat 94.85 5.15
Maybrat 94.10 5.90
Kaimana 93.29 6.71
Fakfak 93.27 6.73
Manokwari Selatan 93.08 6.92
Raja Ampat 92.65 7.35
Tambrauw 88.27 11.73
Teluk Wondama 87.37 12.63
Sorong Selatan 79.62 20.38
Pegunungan Arfak 75.22 24.78

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 71


ht
tp
s:
//pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 73


ht
tp
s:
//pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
BAB 7
SOSIAL LAIN
ab ini menerangkan perlindungan sosial yang dimiliki oleh

B masing-masing anggota rumah tangga maupun oleh rumah

id
tangga serta kepemilikan aset dan jaminan terhadap

o.
kebutuhan hidup sehari-hari. Keterangan yang dicakup pada

.g
ps
bab ini meliputi penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH), Program

.b
Indonesia Pintar (PIP), beasiswa dan bantuan pendidikan, jaminan
at
pensiun, jaminan hari tua, jaminan veteran, asuransi kecelakaan kerja,
ar
pesangon Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan jaminan
ab
pu

pembiayaan/asuransi kesehatan.
pa
//
s:
tp

Penanggulangan Kemiskinan
ht

Pengarusutamaan penanggulangan kemiskinan mencakup dua


sasaran. Pertama, mengurangi beban rumah tangga miskin untuk
kebutuhan dasar dan meningkatkan pendapatannya. Pengurangan
beban rumah tangga miskin diantaranta melalui program bantuan
pangan non tunai (BPNT), asuransi kesehatan penerima bantuan iuran
(PBI-BPJS Kesehatan), kartu keluarga sejahtera (KKS) dan program
keluarga harapan (PKH).

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 75


Program Bantuan Pangan Non Tunai

Dalam Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No 20 Tahun


2019 Tentang Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai, pasal 1 ayat (4)
disebutkan bahwa bantuan pangan non tunai yang selanjutnya singkat
BPNT adalah bantuan sosial yang disalurkan secara non tunai dari

id
pemerintah yang diberikan kepada KPM setiap bulannya melalui uang

o.
elektronik selanjutnya digunakan untuk membeli bahan pangan di

.g
ps
e-warong yang bekerja sama dengan Himpunan Bank Negara (BRI, BTN,

.b
dan Mandiri). Program BPNT ini pertama kali diterapkan pada awal tahun
at
2017 sebagai pengganti Program RASTRA (Beras untuk Keluarga
ar
ab

Sejahtera).
pu

Gambar 30. Persentase Rumah Tangga yang Menerima Bantuan


pa

Pangan Non Tunai (BPNT) Setahun Terakhir Menurut


//

Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021


s:
tp

Sorong 28.54
ht

Manokwari Selatan 28.18


Raja Ampat 23.81
Pegunungan Arfak 20.50
Fakfak 19.06
Teluk Wondama 18.61
Papua Barat 13.73
Teluk Bintuni 12.80
Manokwari 11.75
Maybrat 11.07
Kota Sorong 8.28
Kaimana 5.53
Sorong Selatan 3.39
Tambrauw 0.00

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

76 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Dari gambar 30, terlihat bahwa pada tahun 2021 terdapat
sebanyak 13,73 rumah tangga di Papua Barat yang pernah menerima
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari Pemerintah, dimana Kabupaten
Sorong menjadi kabupaten dengan persentase rumahtangga penerima
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) terbanyak di Papua Barat, yakni
sebesar 28,54 persen. Sedangkan di sisi lain, Kabupaten Tambrauw
menjadi satu-satunya kabupaten/kota di Papua Barat yang penduduknya

id
sama sekali tidak menerima program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

o.
.g
ps
.b
Program Keluarga Harapan
at
ar
ab
pu

Sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, sejak


pa

tahun 2007, Pemerintah Indonesia telah melaksanakan Program


//

Keluarga Harpaan (PKH). ProgramPerlindungan Sosial yang juga dikenal


s:
tp

di dunia internasional dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT) ini


ht

terbukti cukup berhasil dalam menanggulangi kemiskinan yang dihadapi


di negara-negara tersebut, terutama masalah kemiskinan kronis. Sebagai
sebuah program bantuan sosial bersyarat, PKH membuka akses keluarga
miskin terutama ibu hamil dan anak untuk memanfaatkan berbagai
fasilitas layanan kesehatan (faskes) dan fasilitas layanan pendidikan
(fasdik) yang tersedia di sekitar mereka. Melalui PKH, keluarga miskin
didorong untuk memiliki akses dan memanfaatkan pelayanan sosial dasar
kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi, perawatan, dan pendampingan,
termasuk akses terhadap berbagai program perlindungan sosial lainnya
yang merupakan program komplementer secara berkelanjutan.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 77


Gambar 31. Persentase Rumah Tangga yang Menerima Program
Keluarga Harapan (PKH) Setahun Terakhir Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Papua Barat, 2021

Sorong Selatan 100.00


Teluk Bintuni 96.54
Kota Sorong 91.85

id
Maybrat 91.39

o.
Manokwari 90.93

.g
Sorong 90.83

ps
Papua Barat 89.70

.b
at
Manokwari Selatan ar 87.27
Fakfak 85.41
ab

Teluk Wondama 84.16


pu

Raja Ampat 74.91


pa

Kaimana 53.93
//
s:

Pegunungan Arfak 0.00


tp

Tambrauw 0.00
ht

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

Dari gambar 31, terlihat bahwa lebih dari 80 persen rumahtangga


di Papua Barat masih tercatat menjadi penerima Program Keluarga
Harapan (PKH). Kabupaten Sorong Selatan menjadi satu-satunya
kabupaten/kota di Papua Barat yang seluruh penduduknya tercatat
sebagai penerima PKH, sedangkan di sisi lain, justru tidak ada satu pun
rumah tangga di Kabupaten Pegunungan Arfak dan Kabupaten
Tembrauw yang tercatat sebagai penerima PKH.

78 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Program Bantuan Iuran BPJS

Program Bantuan Iuran yang selanjutnya disingkat PBI adalah


program bantuan sosial yang berkaitan dengan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dan BPJS Kesehatan. Secara umum, terdapat dua
kelompok peserta BPJS Kesehatan, yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI)

id
Jaminan Kesehatan dan Non-PBI Jaminan Kesehatan. Peserta PBI Jaminan

o.
Kesehatan umumnya berasal dari golongan fakir miskin dan tidak

.g
ps
mampu. Nantinya, peserta PBI ini akan menerima bantuan pemerintah

.b
dalam hal pembayaran iuran BPJS Kesehatan yang dibayarkan secara
at
teratur setiap bulannya untuk bisa mendapatkan manfaat pemeliharaan
ar
ab

kesehatan dari program jaminan kesehatan nasional.


pu
pa

Gambar 32. Persentase Rumah Tangga yang Menerima Program


//

Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan Setahun Terakhir Menurut


s:

Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021


tp
ht

Sorong Selatan 61.20


Maybrat 59.30
Kota Sorong 48.49
Pegunungan Arfak 46.17
Papua Barat 39.95
Fakfak 38.75
Raja Ampat 38.55
Tambrauw 31.73
Sorong 29.07
Kaimana 28.58
Manokwari 26.88
Manokwari Selatan 23.85
Teluk Wondama 23.71
Teluk Bintuni 22.46

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 79


Dari gambar 32 di atas, terlihat bahwa tidak kurang dari 40
persen rumah tangga di Papua Barat tercatat sebagai Peserta Program
Bantuan Iuran (PBI) iuran BPJS Kesehatan. Lagi-lagi Kabupaten Sorong
Selatan menjadi kabupaten/kota dengan persentase Peserta Program
Bantuan Iuran (PBI) iuran BPJS Kesehatan tertinggi di Papua Barat, yakni
mencapai 61,20 persen. Sementara di sisi lain, Kabupaten Teluk Bintuni
justru menjadi kabupaten/kota dengan persentase Peserta Program

id
Bantuan Iuran (PBI) iuran BPJS Kesehatan terendah di Papua Barat, yang

o.
.g
hanya mencapai 22,46 persen rumah tangga saja.

ps
.b
Program Indonesia Pintar at
ar
ab
pu
pa

Selain program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), program


//

Keluarga Harapan (PKH) dan program Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS
s:
tp

Kesehatan, program Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang kemudian dikenal


ht

sebagai Program Indonesia Pintar (PIP) juga merupakan bagian dari


penanggulangan kemiskinan melalui program perlindungan sosial.
Program PIP digulirkan mengingat angka drop out masyarakat miskin,
baik antar jenjang kelas maupun antar jenjang pendidikan masih sangat
tinggi. Karena itu, sasaran penerima program PIP adalah anak sekolah
yang berasal dari rumah tangga pada kelompok 25 % pengeluaran
terendah. Cakupan tersebut meliputi 17.927.308 orang anak sekolah
pada tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Besaran bantuan yang
akan diberikan bagi tingkat SD/MI sebesar Rp 450.000/semester, tingkat
SMP/MTs sebesar Rp 750.000/semester dan tingkat SMA/SMK/MA
sebesar Rp 1.000.000/semester.

80 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Tujuan dari program PIP adalah untuk membantu anak usia
sekolah dari keluarga miskin agar dapat melanjutkan sekolah sampai
lulus jenjang pendidikan menengah, serta membantu anak-anak yang
putus sekolah untuk kembali bersekolah. Hal tersebut diatur dalam
Peraturan Bersama Antara Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah, dan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat Nomor 07/D/BP/2016 dan Nomor

id
02/MPK.C/PM/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Indonesia

o.
.g
Pintar tahun 2016.

ps
.b
Gambar 33. Persentase Rumah Tangga yang Menerima Program
at
ar
Indonesia Pintar (PIP) Setahun Terakhir Menurut Kabupaten/Kota
ab

di Provinsi Papua Barat, 2021


pu
pa

Sorong 18.21
//

Teluk Wondama 11.58


s:

Kaimana 11.41
tp

Manokwari Selatan 10.18


ht

Raja Ampat 9.30


Papua Barat 8.43
Fakfak 8.32
Teluk Bintuni 8.05
Kota Sorong 7.85
Manokwari 6.48
Tambrauw 4.70
Maybrat 4.65
Pegunungan Arfak 2.50
Sorong Selatan 2.13

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 81


Dari gambar 33 di atas, terlihat bahwa tidak lebih dari 10 persen
rumah tangga di Papua Barat tercatat sebagai peserta Program Indonesia
Pintar (PIP), yakni kurang lebih sekitar 8,43 persen. Kabupaten Sorong
menjadi kabupaten/kota dengan persentase sebagai peserta Program
Indonesia Pintar (PIP) terbanyak di Papua Barat, yakni mencapai 18,21
persen. Sementara di sisi lain, Kabupaten Sorong Selatan justru menjadi
kabupaten/kota dengan persentase peserta Program Indonesia Pintar

id
(PIP) terendah di Papua Barat, yakni hanya mencapai 2,13 persen saja.

o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

82 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


id
o.
.g
ps
.b
at
ar
ab
pu
pa
//
s:
tp
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 83


ht
tp
s:
//pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id
BAGIAN
LAMPIRAN
Indikator Kependudukan
Lampiran 1. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2010, 2019, 2020

id
o.
.g
Laju Pertumbuhan
Jumlah Penduduk

ps
Per Tahun
Kabupaten/Kota

.b
2010- 2010-
2010 2019 2020
at 2019 2020
ar
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
ab

Fakfak 66 393 78 686 85 197 1,91 2,38


pu

Kaimana 47 107 60 216 62 256 2,77 2,92


pa

Teluk Wondama 26 425 32 521 41 644 2,33 4,54


//
s:

Teluk Bintuni 52 619 64 406 87 083 2,27 5,03


tp

Manokwari 138 184 177 346 192 663 2,81 2,97


ht

Sorong Selatan 38 121 46 922 52 649 2,33 3,20


Sorong 70 866 88 927 118 679 2,55 5,15
Raja Ampat 42 076 48 493 64 141 1,59 4,06
Tambrauw 12 961 13 879 28 379 6,65 15,96
Maybrat 33 332 40 899 42 991 2,30 2,57
Manokwari
19 234 24 220 35 949 2,24 5,93
Selatan
Pegunungan
24 772 28 808 38 207 1,23 3,98
Arfak
Kota Sorong 193 168 254 294 284 410 3,10 3,95
PAPUA BARAT 765 258 959 617 1 134 068 2,55 3,94
Sumber: BPS, Provinsi Papua Barat dalam Angka 2020-2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 85


Indikator Kependudukan

Lampiran 2. Rasio Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk Menurut


Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021

Jumlah Penduduk Rasio Kepadatan


Luas
Kabupaten/Kota Jenis Penduduk

id
Laki-Laki Perempuan Wilayah

o.
Kelamin Per km2

.g
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

ps
Fakfak 43 656 41 541 105,09 14.320,00 5,95

.b
Kaimana 32 643 29 613 110,23 16.241,84 3,83
Teluk Wondama 22 036 at
19 608 112,38 3.959,53 10,54
ar
ab

Teluk Bintuni 50 649 36 434 139,02 20.840,83 4,18


pu

Manokwari 100 006 92 657 107,93 3.186,28 60,47


Sorong Selatan 27 422 25 047 109,48 6.594,31 7,96
pa

Sorong 62 656 56 023 111,84 6.544,23 18,13


//
s:

Raja Ampat 33 916 30 225 112,21 8.034,44 7,98


tp

Tambrauw 14 780 13 599 108,68 11.529,18 2,46


ht

Maybrat 21 733 21 258 102,23 5.461,69 7,87


Manokwari
18 589 17 360 107,08 2.812,44 12,78
Selatan
Pegunungan
19 339 18 868 102,50 2.773,74 13,77
Arfak
Kota Sorong 149 703 134 707 111,13 656,64 433,13
PAPUA BARAT 597 128 536 940 111,21 102.955,15 11,02
Catatan:
• Luas wilayah didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 137 Tahun 2018
• Rasio jenis kelamin merupakan perbandingan penduduk laki-laki terhadap
perempuan
Sumber: BPS, Provinsi Papua Barat dalam Angka 2021

86 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2018


Indikator Kesehatan

Lampiran 3. Usia Harapan Hidup (UHH) Menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Papua Barat, 2016-2021

Kabupaten/Kota 2016 2017 2018 2019 2020 2021

id
o.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.g
Fakfak 67,84 67,95 68,12 68,41 68,47 68,50

ps
Kaimana 63,79 63,99 64,25 64,64 64,81 64,93

.b
Teluk Wondama 58,96 59,26 59,53 59,93 60,10 60,24
Teluk Bintuni 59,48 59,83 at 60,15 60,60 60,83 60,99
ar
ab

Manokwari 67,84 68,00 68,22 68,56 68,68 68,82


pu

Sorong Selatan 65,49 65,63 65,83 66,15 66,25 66,39


65,39 65,52 65,71 66,02 66,10 66,22
pa

Sorong
Raja Ampat 64,16 64,26 64,42 64,70 64,74 64,83
//
s:

Tambrauw 59,16 59,29 59,56 59,96 60,13 60,20


tp

Maybrat 64,73 64,80 64,93 65,17 65,19 65,25


ht

Manokwari
66,82 66,96 67,16 67,48 67,58 67,60
Selatan
Pegunungan
66,61 66,72 66,89 67,18 67,24 67,26
Arfak
Kota Sorong 69,36 69,67 70,00 70,46 70,70 70,93
PAPUA BARAT 65,30 65,32 65,55 65,90 66,02 66,14
Sumber: BPS, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat 2016-2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 87


Indikator Kesehatan

Lampiran 4. Persentase Perempuan Pernah Kawin Berumur 15-49


Tahun Menurut Penolong Kelahiran Terakhir, 2021

Dukun
Dokter Dokter Tidak
Kabupaten/Kota Bidan Perawat Beranak/ Lainnya Jumlah

id
Kandungan Umum Ada

o.
Paraji

.g
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

ps
Fakfak 35,96 2,34 52,58 1,85 7,27 0,00 0,00 100,00

.b
Kaimana 24,08 0,00 57,43 2,97 14,01 1,51 0,00 100,00
Teluk Wondama 9,20 5,45 at
47,34 2,61 15,46 18,06 1,88 100,00
ar
44,97 2,01 42,04 1,44 0,91 6,27 2,37 100,00
ab

Teluk Bintuni
18,85 0,00 69,78 2,15 2,75 6,46 0,00 100,00
pu

Manokwari
Sorong Selatan 19,17 1,68 36,72 5,17 30,07 6,80 0,39 100,00
pa

Sorong 28,95 0,51 51,19 0,00 8,85 10,50 0,00 100,00


//
s:

Raja Ampat 5,59 0,00 39,82 3,65 47,16 1,96 1,83 100,00
tp

Tambrauw 14,95 1,07 37,83 3,78 27,23 9,70 5,43 100,00


ht

Maybrat 33,76 1,73 39,61 5,99 10,29 8,61 0,00 100,00


Manokwari 16,35 0,00 58,87 6,92 8,99 7,21 1,66 100,00
Selatan
Pegunungan 5,50 0,96 9,87 2,75 11,74 68,39 0,78 100,00
Arfak
Kota Sorong 52,73 4,43 36,60 0,00 5,88 0,36 0,00 100,00
PAPUA BARAT 31,50 1,97 47,41 1,89 10,72 5,96 0,54 100,00
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

88 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Indikator Kesehatan

Lampiran 5. Angka Kesakitan Menurut Jenis Kelamin dan


Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021

Laki-Laki +
Kabupaten/Kota Laki-Laki Perempuan
Perempuan

id
o.
(1) (2) (3) (4)

.g
Fakfak 18,47 19,10 18,77

ps
Kaimana 14,41 18,22 16,18

.b
Teluk Wondama 15,34 14,68 15,03
at
13,71 14,44 14,04
ar
Teluk Bintuni
ab

Manokwari 19,05 22,95 20,94


pu

Sorong Selatan 17,51 16,76 17,15


pa

Sorong 13,96 19,23 16,47


//

Raja Ampat 18,00 18,35 18,16


s:

Tambrauw 13,68 16,74 15,17


tp
ht

Maybrat 11,46 11,74 11,60


Manokwari Selatan 17,43 18,16 17,78
Pegunungan Arfak 18,21 13,52 15,85
Kota Sorong 30,10 29,71 29,91
PAPUA BARAT 20,08 21,46 20,74
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 89


Indikator Pendidikan

Lampiran 6. Harapan Lama Sekolah (HLS) Menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Papua Barat, 2016-2021

Kabupaten/Kota 2016 2017 2018 2019 2020 2021

id
o.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.g
Fakfak 13,51 13,76 13,85 14,09 14,37 14,63

ps
Kaimana 11,46 11,59 11,76 11,98 12,13 12,41

.b
Teluk Wondama 10,48 10,81 11,05 11,34 11,48 11,63
Teluk Bintuni 11,62 11,70at 11,94 12,17 12,31 12,42
ar
ab

Manokwari 13,51 13,54 13,63 13,64 13,65 13,66


12,88 13,16 13,17
pu

Sorong Selatan 11,93 12,28 12,56


12,81 13,05 13,21 13,43 13,71 13,72
pa

Sorong
Raja Ampat 11,65 11,79 11,80 12,02 12,03 12,06
//
s:

Tambrauw 10,89 11,20 11,32 11,62 11,91 12,18


tp

Maybrat 12,31 12,53 12,67 12,91 13,21 13,47


ht

Manokwari 12,33 12,35 12,35


12,20 12,27 12,32
Selatan
Pegunungan 11,62 11,72 11,72
11,07 11,27 11,33
Arfak
Kota Sorong 14,00 14,01 14,21 14,22 14,38 14,39
PAPUA BARAT 12,26 12,47 12,53 12,72 12,91 13,13
Sumber: BPS, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat, 2016-2021

90 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Indikator Pendidikan

Lampiran 7. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Papua Barat, 2016-2021

Kabupaten/Kota 2016 2017 2018 2019 2020 2021

id
o.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

.g
Fakfak 8,22 8,27 8,51 8,64 8,84 8,97

ps
Kaimana 7,83 7,90 8,09 8,28 8,41 8,58

.b
Teluk Wondama 6,57 6,67 6,75 6,87 6,98 7,08
Teluk Bintuni 7,57 7,62 at 7,77 7,95 8,08 8,22
ar
ab

Manokwari 7,85 7,92 8,04 8,16 8,25 8,34


7,26 7,36 7,49
pu

Sorong Selatan 6,95 7,01 7,15


7,57 7,61 7,83 8,02 8,17 8,33
pa

Sorong
Raja Ampat 7,53 7,57 7,63 7,80 7,91 8,02
//
s:

Tambrauw 4,70 4,81 4,94 5,07 5,24 5,39


tp

Maybrat 6,33 6,43 6,53 6,67 6,85 6,96


ht

Manokwari
6,32 6,37 6,48 6,57 6,63 6,63
Selatan
Pegunungan Arfak 4,90 4,91 4,97 5,08 5,12 5,12
Kota Sorong 10,91 10,92 10,93 11,05 11,14 11,19
PAPUA BARAT 7,06 7,15 7,27 7,44 7,60 7,69
Sumber: BPS, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat, 2016-2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 91


Indikator Pendidikan

Lampiran 8. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Umur


dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021

Kabupaten/Kota 5-6 7-12 13-15 16-18 19-24

id
o.
(1) (2) (3) (4) (5) (5)

.g
Fakfak 16,18 99,48 98,47 74,42 43,19

ps
Kaimana 19,10 98,65 98,55 66,37 11,60

.b
Teluk Wondama 42,19 97,67 96,48 71,11 12,49
Teluk Bintuni 33,04 at 96,17 95,92 70,01 18,81
ar
ab

Manokwari 45,97 96,94 96,14 85,72 29,44


47,08 98,94 98,13 79,73 23,74
pu

Sorong Selatan
28,57 98,57 97,11 82,54 28,52
pa

Sorong
Raja Ampat 0,70 95,89 95,14 67,92 11,62
//
s:

Tambrauw 26,38 95,49 95,01 71,82 25,33


tp

Maybrat 34,06 98,56 97,15 81,57 30,06


ht

Manokwari Selatan 41,72 94,49 93,95 64,26 26,28


Pegunungan Arfak - 94,79 93,52 61,16 8,36
Kota Sorong 25,08 99,95 97,35 82,53 39,29
PAPUA BARAT 28,74 98,05 96,85 78,01 28,90
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

92 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Indikator Pendidikan

Lampiran 9. Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Papua Barat, 2021

Kabupaten/Kota SD SMP SMA PT

id
o.
(1) (2) (3) (4) (5)

.g
Fakfak 109,31 80,04 114,87 109,31

ps
Kaimana 117,11 71,05 79,16 117,11

.b
Teluk Wondama 117,27 95,16 64,07 117,27
Teluk Bintuni at
111,33 84,92 89,55 111,33
ar
ab

Manokwari 110,45 93,08 92,68 110,45


125,97 78,52 73,03 125,97
pu

Sorong Selatan
109,37 84,86 92,40 109,37
pa

Sorong
Raja Ampat 114,39 64,78 73,42 114,39
//
s:

Tambrauw 113,18 85,23 69,19 113,18


tp

Maybrat 110,67 88,98 79,91 110,67


ht

Manokwari Selatan 112,11 84,98 81,14 112,11


Pegunungan Arfak 105,81 61,71 79,97 105,81
Kota Sorong 102,65 89,59 110,42 102,65
PAPUA BARAT 110,18 84,08 93,15 110,18
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2018

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 93


Indikator Pendidikan

Lampiran 10. Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kabupaten/Kota


di Provinsi Papua Barat, 2021

Kabupaten/Kota SD SMP SMA PT

id
o.
(1) (2) (3) (4) (5)

.g
Fakfak 97,24 76,34 67,56 29,21

ps
Kaimana 96,63 60,93 57,22 11,60

.b
Teluk Wondama 92,61 66,42 40,21 7,97
Teluk Bintuni at
93,04 69,93 56,86 7,60
ar
ab

Manokwari 93,24 76,70 69,50 24,63


93,50 56,30 54,72 17,99
pu

Sorong Selatan
96,66 73,38 65,70 23,25
pa

Sorong
Raja Ampat 94,17 50,94 47,68 9,01
//
s:

Tambrauw 93,29 58,73 48,16 19,96


tp

Maybrat 97,82 86,21 68,09 26,54


ht

Manokwari Selatan 94,31 72,95 49,17 12,26


Pegunungan Arfak 94,67 51,31 49,24 5,66
Kota Sorong 91,74 74,86 71,15 31,41
PAPUA BARAT 94,05 70,52 63,51 22,22
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

94 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Indikator Konsumsi

Lampiran 11. Tabel Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi


Papua Barat, Maret 2020*
Jumlah
Penduduk Garis
Kabupaten/Kota P0 P1 P2
Miskin Kemiskinan

id
(dalam 000)

o.
(1) (2) (3) (4) (5)

.g
Fakfak 22,27 5,87 1,95 578 510

ps
17,72
Kaimana 9,52 15,50 2,36 0,59 438 991

.b
Teluk Wondama 10,22
at 30,91 10,04 4,19 588 838
ar
Teluk Bintuni 19,22 29,39 8,31 3,15 683 667
ab

Manokwari 35,92 20,14 5,87 2,24 651 032


pu

Sorong Selatan 8,71 18,28 3,12 0,82 347 898


pa

Sorong 24,89 27,48 5,97 1,78 379 951


//
s:

Raja Ampat 8,32 17,01 3,06 0,81 374 488


tp

Tambrauw 4,59 32,80 8,99 3,23 393 268


ht

Maybrat 12,80 30,78 8,01 2,64 383 715


Manokwari Selatan 7,09 28,88 8,61 3,55 678 494
Pegunungan Arfak 10,68 33,81 5,53 1,25 670 687
Kota Sorong 38,91 14,99 2,81 0,84 765 183
PAPUA BARAT 208,58 21,37 5,79 2,06 610 888
Catatan: *Data Maret 2021 belum tersed
Sumber: BPS, www.papuabarat.bps.go.id

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 95


Indikator Perumahan

Lampiran 12. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Terluas


dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021

Bambu/ Jerami/
Kabupaten/Kota Beton Genteng Seng Asbes Kayu/ Ijuk/ Jumlah

id
o.
Sirap Rumbia

.g
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

ps
Fakfak 1,22 1,25 96,91 0,63 0,00 0,00 100,00

.b
Kaimana 1,66 1,84 96,09 0,13 0,00 0,29 100,00
Teluk Wondama 0,13 1,28 at97,63 0,96 0,00 0,00 100,00
ar
0,03 3,34 94,27 2,03 0,00 0,33
ab

Teluk Bintuni 100,00


1,59 1,84 95,13 1,12 0,33 0,00
pu

Manokwari 100,00
Sorong Selatan 0,12 2,29 88,90 0,14 0,48 6,57 100,00
pa

Sorong 0,00 1,01 98,39 0,61 0,00 0,00 100,00


//
s:

Raja Ampat 0,00 1,11 96,82 0,33 0,00 1,73 100,00


tp

Tambrauw 0,52 0,00 99,05 0,00 0,00 0,42 100,00


ht

Maybrat 0,76 0,40 98,40 0,00 0,43 0,00 100,00


Manokwari 0,00 1,08 98,65 0,27 0,00 0,00 100,00
Selatan
Pegunungan 0,34 0,43 98,78 0,15 0,00 0,30 100,00
Arfak
Kota Sorong 0,89 0,73 96,90 1,24 0,19 0,05 100,00
PAPUA BARAT 0,79 1,31 96,40 0,85 0,16 0,43 100,00
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

96 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Indikator Perumahan

Lampiran 13. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Terluas


dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021

Kayu/ Bambu/
Kabupaten/Kota Tembok Papan/Batang Anyaman Lainnya Jumlah

id
o.
Kayu Bambu

.g
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

ps
Fakfak 83,98 15,02 0,12 0,00 100,00

.b
Kaimana 70,90 29,10 0,00 0,00 100,00
Teluk Wondama 48,16 at 51,84 0,00 0,00 100,00
ar
34,83 64,81 0,36 0,00
ab

Teluk Bintuni 100,00


79,70 19,96 0,34 0,34
pu

Manokwari 100,00
Sorong Selatan 43,03 49,42 6,30 6,08 100,00
pa

Sorong 73,17 26,83 0,00 0,00 100,00


//
s:

Raja Ampat 68,55 30,84 0,40 0,28 100,00


tp

Tambrauw 65,50 34,50 0,00 0,00 100,00


ht

Maybrat 87,29 11,36 1,18 0,70 100,00


Manokwari Selatan 73,98 26,02 0,00 0,00 100,00
Pegunungan Arfak 53,90 44,62 1,48 0,00 100,00
Kota Sorong 87,78 12,04 0,18 0,18 100,00
PAPUA BARAT 83,98 25,28 0,54 0,41 100,00
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 97


Indikator Perumahan

Lampiran 14. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas


dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021

Parket/
vinil/ Kayu/

id
Semen/
Marmer/ Permadani/ Papan

o.
Kabupaten/Kota Keramik Bata Bambu Tanah Lainnya Jumlah
Granit Ubin/ Kualitas

.g
Merah
Tegel/ Tinggi

ps
Teraso

.b
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Fakfak 0,42 41,11 at
8,00 12,97 36,27 0,27 0,96 0,00 100,00
ar
Kaimana 0,00 27,21 17,71 20,10 31,20 0,38 3,39 0,00 100,00
ab

Teluk Wondama 0,00 23,84 1,45 28,24 46,20 0,27 0,00 0,00 100,00
pu

Teluk Bintuni 0,00 22,53 5,02 43,02 28,77 0,00 0,66 0,00 100,00
pa

Manokwari 0,00 35,28 9,27 4,81 48,65 0,48 1,51 0,00 100,00
//
s:

Sorong Selatan 0,18 16,35 3,86 47,46 27,27 0,00 0 ,79 4,08 100,00
tp

Sorong 0,00 44,70 3,06 10,09 37,56 0,02 4,57 0,00 100,00
ht

Raja Ampat 0,00 19,57 11,02 16,59 50,58 0,06 2,20 0,00 100,00
Tambrauw 0,00 34,31 4,10 10,05 49,76 0,00 1,78 0,00 100,00
Maybrat 0,98 52,28 2,04 9,29 32,28 0,25 2,89 0,00 100,00
Manokwari 0,12 32,83 1,92 12,88 50,98 0,27 1,00 0,00 100,00
Selatan
Pegunungan 0,00 10,93 4,27 41,73 40,55 0,55 1,98 0,00 100,00
Arfak
Kota Sorong 0,00 52,16 17,69 7,42 21,52 0,08 1,12 0,00 100,00
PAPUA BARAT 0,09 37,66 9,88 15,09 35,17 0,21 1,73 0,17 100,00
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

98 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Indikator Perumahan

Lampiran 15. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum


Utama dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021

Air
Mata Air
Kemasan Leding Sumur

id
Sumur Sumur Tak Terlindung/ Air Air
Kabupaten/Kota Bermerk/ Meteran/ Bor/ Jumlah

o.
Terlindung Terlindung Tak Permukaan Hujan
Air Isi Eceran Pompa

.g
Terlindung
Ulang

ps
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

.b
Fakfak 21,53 21,30 ,39 1,57 0,00 16,98 1,64 36,58 100,00
Kaimana 37,74 3,11 1,69 at 6,40 2,34 19,32 3,74 25,67 100,00
ar
Teluk 10,79 0,00 1,01 6,13 4,70 19,82 57,28 0,26 100,00
ab

Wondama
pu

Teluk Bintuni 47,46 0,00 15,89 7,26 1,00 2,14 4,51 21,74 100,00
pa

Manokwari 34,82 0,00 16,57 18,00 5,43 24,47 0,24 0,46 100,00
//
s:

Sorong 14,79 0,00 0,42 3,38 6,58 15,34 32,49 26,86 100,00
tp

Selatan
ht

Sorong 42,73 1,44 3,76 0,88 1,48 7,92 2,90 38,89 100,00
Raja Ampat 7,44 0,05 1,12 45,53 16,42 14,67 4,46 10,33 100,00
Tambrauw 2,13 7,76 1,12 18,34 7,34 19,88 42,54 0,90 100,00
Maybrat 14,97 0,00 2,75 5,28 0,74 31,62 43,74 0,90 100,00
Manokwari 30,19 0,34 17,37 20,27 6,33 16,56 8,40 0,55 100,00
Selatan
Pegunungan 0,30 3,26 0,00 0,68 0,06 89,45 6,25 0,00 100,00
Arfak
Kota Sorong 89,15 3,20 1,08 2,03 0,02 1,62 0,57 2,33 100,00
PAPUA BARAT 44,33 3,13 5,61 8,60 2,89 16,05 7,45 11,92 100,00
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021 99


Indikator Perumahan

Lampiran 16. Persentase Rumah Tanggan Menurut Sumber Penerangan


dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021

Listrik Non- Bukan


Kabupaten/Kota Listrik PLN Jumlah
PLN Listrik

id
o.
(1) (2) (3) (4) (5)

.g
Fakfak 87,16 8,36 4,48 100,00

ps
Kaimana 62,05 28,82 9,13 100,00

.b
Teluk Wondama 56,41 34,71 8,88 100,00
70,05 at 22,76 7,19
ar
Teluk Bintuni 100,00
ab

Manokwari 99,53 0,47 0,00 100,00


pu

Sorong Selatan 39,61 45,96 14,43 100,00


pa

Sorong 81,74 16,45 1,81 100,00


//

Raja Ampat 37,70 49,98 12,32 100,00


s:

Tambrauw 68,26 29,63 2,11 100,00


tp
ht

Maybrat 80,96 18,81 0,22 100,00


Manokwari Selatan 93,88 2,87 3,25 100,00
Pegunungan Arfak 22,33 56,05 21,62 100,00
Kota Sorong 98,43 0,79 0,77 100,00
PAPUA BARAT 81,08 14,71 4,20 100,00
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

100 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2021


Indikator Perumahan

Lampiran 17. Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bakar Utama


untu Memasak dan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2021

Gas Gas Minyak Briket/ Kayu Tidak


Kabupaten/Kota Listrik Lainnya Jumlah
Elpiji Kota Tanah Arang Bakar Masak

id
o.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

.g
Fakfak 0,35 0,41 0,00 86,01 0,00 0,00 12,70 0,53 100,00

ps
Kaimana 0,26 1,33 0,00 69,37 0,00 0,00 27,29 1,75 100,00

.b
Teluk Wondama 0,56 0,00 0,00 46,56 0,00 0,00 52,89 0,00 100,00
0,23 3,57 0,00 at 60,63 0,00 0,00 34,58 0,99
ar
Teluk Bintuni 100,00
ab

Manokwari 1,58 4,17 0,00 72,83 0,00 0,00 20,49 0,94 100,00
pu

Sorong Selatan 0,27 0,40 0,00 27,66 0,00 0,00 71,50 0,17 100,00
pa

Sorong 0,13 4,18 0,27 65,16 0,00 0,00 30,07 0,19 100,00
//

Raja Ampat 0,14 0,00 0,00 28,01 0,00 0,00 71,49 0,37 100,00
s:

Tambrauw 0,47 0,00 0,00 21,92 0,00 0,00 77,30 0,31 100,00
tp

0,59 0,34 0,00 69,34 0,00 0,00 29,02 0,70


ht

Maybrat 100,00
Manokwari 3,51 0,66 0,00 55,56 0,00 0,00 40,09 0,18 100,00
Selatan
Pegunungan 0,00 0,00 0,00 2,48 0,00 0,00 97,52 0,00 100,00
Arfak
Kota Sorong 1,36 13,44 0,00 83,41 0,00 0,00 1,00 0,79 100,00
PAPUA BARAT 0,89 5,18 0,03 65,88 0,00 0,00 27,34 0,68 100,00
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Papua Barat 2021

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2018 101


ht
tp
s:
//pa
pu
ab
ar
at
.b
ps
.g
o.
id

Anda mungkin juga menyukai