Anda di halaman 1dari 4

PEYULUHAN JAMBAN SEHAT

a. Sanitasi di Indonesia
Kondisi sanitasi di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Masih minimnya
perubahan perilaku dan keterbatasan sektor informal dalam melakukan praktek-
praktek sanitasi, kebersihan dan pengelolaan air limbah yang baik merupakan
tantangan utama masalah sanitasi.
1. 4,5% dari total seluruh penduduk Indonesia belum memiliki akes pembuangan
tinja yang layak
2. Menurut data UNICEF 24% dari total penduduk Indonesia pada tahun 2016 masih
melakukan BAB sembarangan dimana BAB Sembarangan, Indonesia Kedua
Tertinggi di Dunia setelah India •
3. Menurut data Unicef, sanitasi dan prilaku kebersihan yang buruk, serta air minum
yang tidak aman berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di seluruh
dunia.

Pembuangan tinja manusia yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan
pencemaran terhadap permukaan tanah serta air tanah yang berpotensi menjadi
penyebab timbulnya penularan berbagai macam penyakit saluran pencernaan
(Soeparman, 2002). Selain dapat mengakibatkan kontaminasi pada air, tanah, juga
dapat menjadi sumber infeksi, dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan, karena
penyakit yang tergolong water borne diseases akan mudah terjangkit. Penyakit-
penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain tifoid, paratifoid, disentri, diare, kolera,
penyakit cacing, hepatitis viral, dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal lain,
serta investasi parasit lain (Chandra, 2007).
1. Saat ini hamper tiap tahunnya 100.000 anak-anak meninggal dunia karena
penyakit diare, terutama anak-anak balita.
2. Penyakit cacingan di Indonesia prevalensinya sangat tinggi yaitu kurang
lebih antara 45-65%, bahkan di wilayah-wilayah tertentu yang sanitasinya
buruk kecacingan bias mencapai 80%
3. 4% pasien yang di rumah sakit adalah pasien yang menderita kolera.
b. Memutus mata rantai penularan Penyakit
1. Menggunakan Air Bersih.
Rumah tangga menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Syarat fisik
air bersih adalah tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Jarak sumber air
bersih dengan tempat penampungan limbah minimal 10 m.
2. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Kebiasaan anggota rumah tangga umur ≥5 tahun untuk mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air besar (BAB)
dan kegiatan lainnya yang memungkinkan tangan terkontaminasi kotoran.
3. Memberikan perlindungan pada makanan yang akan dimakan
4. Menggunakan jamban sehat
Rumah tangga memiliki atau menggunakan jamban leher angsa dengan septik
tank/lubang penampung kotoran sebagai tempat pembuangan akhir. Jamban/kakus
adalah bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau
kotoran manusia.tinja bagi keluarga. Manfaat jamban adalah untuk mencegah
penularan penyakit dan pencemaran dari kotoran manusia. Syarat jamban sehat
adalah:
a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak sumber air minum dengan lubang
penampungan minimum 10 m, bila tidak memungkinkan perlu konstruksi
kedap air).
b. Tidak berbau dan tinja tidak dijamak oleh serangga dan tikus
c. Tidak mencemari tanah di sekitarnya
d. Mudah dibersihkan
e. Aman digunakan
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
g. Cukup penerangan
h. Lantai kedap air
i. Luas ruangan cukup
j. Ventilasi cukup baik
k. Tersedia air dan alat pembersih

c. Jamban Sehat
Penggunaan jamban sehat merupakan salah satu alternatif untuk memutus
mata rantai penularan penyakit yang berasal dari tinja. Jamban harus mudah
digunakan dan biaya yang dbutuhkan dalam pembuatan diusahakan sekecil mungkin.
Jenis jamban yang bisa digunakan di daerah yang sulit air dan tidak memiliki tanah
yang cukup luas adalah jamban cemplung dengan kombinasi leher angsa.
Keuntungan dari jamban jenis ini adalah murah dalam pembuatannya dan
mudah pemeliharaannya, di daerah pedesaan warga bisa membuat sendiri jamban ini.
Keuntungan lainnya kotoran yang telah menjadi humus dapat digunakan sebagai
pupuk organik.
Cara pembuatan:
1. Buat lubang galian dengan selebar 1-1,5 m, dalam 3 m atau lebih,
tergantung kebutuhan.
2. Dinding lubang bisa diberi anyaman bambu atau batu-bata yang disusun agar
dinding tidak runtuh
3. Tutup lubang dengan lantai yang yang sudah diberikan leher
angsa
4. Jika penuh lobang galian bias ditutup dengan tanah dan
dibiarkan selama 3 bulan. Setelah itu tanah bisa dijadikan pupuk.
5. Jamban jenis ini juga sangat praktis karena konstruksinya yang
mudah dipindahkan.

Anda mungkin juga menyukai