Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENCAHAYAAN DENGAN KELELAHAN MATA

PADA PEKERJA PENJAHIT SEKTOR USAHA INFORMAL DI KOMPLEKS GEDUNG


PRESIDENT PASAR 45 KOTA MANADO
Tifani Natalia Puha*, Joy Rattu*, Paul Kawatu*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina selanjutnya dengan
perantaraan serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak
untuk ditafsirkan. Kelelahan mata dapat terjadi apabila ada gangguan yang dialami mata karena otot –
ototnya yang dipaksa bekerja keras terutama saat harus melihat obyek dekat dalam jangka waktu yang lama.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas pencahayaan dengan kelelahan
mata di kompleks Gedung President Pasar 45 kota Manado. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April –
Oktober 2014 dengan menggunakan desain cross sectional study. Total populasi adalah 67 dan sampel
penelitian sebanyak 42 orang, pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Instrumen yang
digunakan adalah flicker fussion dan luxmeter dengan menggunakan uji Chi Square pada tingkat kepercayaan
95% dan α = 0,05. Hasil penelitian didapatkan bahwa, dari 42 responden berdasarkan tingkat kelelahan mata
yang mengalami kelelahan mata ringan sebanyak 30 orang (71,43%) dan responden yang memiliki tingkat
kelelahan mata berat adalah 12 orang (28,57%). Dari 11 lokasi tempat kerja, kategori pencahayaan terbanyak
adalah kategori dengan pencahayaan ≤ 300 Lux yaitu kurang memadai yang berjumlah 8 lokasi (72,73 %),
dan kategori pencahayaan terendah yaitu ˃ 300 Lux yaitu memadai yang berjumlah 3 lokasi (27,27 %). Hasil
uji Chi Square untuk intensitas pencahayaan dengan kelelahan mata mempunyai nilai yaitu p value = 0,001
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara intensitas pencahayaan dengan kelelahan mata
pada pekerja penjahit sektor usaha informal di kompleks gedung President pasar 45 kota Manado.

Kata Kunci : Intensitas Pencahayaan, Kelelahan Mata, Penjahit

ABSTRACT
Eyes set up to receive a stimulus light rays on the retina then subsequently mediated by optic nerve fibers,
diverting these stimulus to the visual center of brain to be interpreted. Eyes fatigue can occur when there are
disorders which suffered by the eyes because of the muscles are forced to work hard especially when have to
see close objects in the long term. The purpose of this research is to determine the Lighting intensity with
eyestrain at President Building Complex, Pasar 45 Manado. This research was conducted in April-October
2014 using cross sectional study design. The population was 67 and the sample was 42 people, the sampling
was conducted using total sampling method. The instrument of the research was flicker fussion and luxmeter
using Chi-Square on the significance level 95% and α= 0.05. The result shows that, from the 42 respondents
based on eyestrain level, the respondents who have mild eyestrains are 30 pe0ple (71.43%) and the respondents
who have severe eyestrains level are 12 people (28.57%). From the 11 workplace locations, the most lighting
category is the category with lighting ≤300 lux which is inadequate numbers 8 locations, and the lowest lighting
category () 300 lux which is adequate numbers 3 locations (27.27%). Chi-Square result for the lighting
intensity with eyestrain has the value of p=0.001 so it can be concluded that there is a relationship between
the lighting intensity with eyestrain on the tailors of the informal trade sector at President Building Complex,
Pasar 45 Manado.

Keywords: Lighting intensity, Eyestrain, Tailor


PENDAHULUAN tenaga kerja di PT. Indo Acidatama Tbk.
Menurut UU No. 13 tahun 2003 bahwa setiap Kemiri Kebakkramat Karanganyar memiliki
pekerja/buruh mempunyai hak untuk intensitas penerangan yang standar sesuai
memperoleh perlindungan atas keselamatan dengan Keputusan Menteri Kesehatan
dan kesehatan kerja. Keselamatan kerja Republik Indonesia Nomor 1405/
merupakan sarana utama untuk mencegah MENKES/SK/XI/2002 dan PMP No.7 Tahun
terjadinya kecelakaan kerja yang dapat 1964, sedangkan dibagian workshop
menimbulkan kerugian yang berupa mempunyai intensitas penerangan kurang dari
luka/cidera, cacat/kematian, kerugian harta standar sehingga mayoritas tenaga kerja
benda dan kerusakan peralatan/mesin dan mengalami kelelahan mata. Dari hasil uji
lingkungan secara luas (Tarwaka, 2012). statistik kedua bagian tersebut didapatkan
Meskipun banyak peneliti yang hasil yang signifikan.
mendefenisikan kelelahan kerja, tetapi Berdasarkan hasil observasi, pekerja
kelelahan kerja tidak dapat didefenisikan penjahit sektor usaha informal di gedung
secara jelas namun dapat dirasakan oleh President pasar 45 kota Manado pada bulan
pekerja. Menurut Tarwaka (2014) kelelahan April 2014 adalah berjumlah 42 orang
kerja adalah suatu mekanisme perlindungan pekerja, jumlah tenaga kerja laki – laki 26
tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan orang dan tenaga kerja perempuan berjumlah
lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah 16 orang. Para pekerja mengatakan bahwa
istirahat. Kelelahan kerja merupakan kriteria ruangan tempat mereka bekerja memiliki
yang lengkap tidak hanya menyangkut intensitas pencahayaan (lampu) yang kurang
kelelahan yang bersifat fisik dan psikis saja sehingga para pekerja biasanya masih
tetapi lebih banyak kaitannya dengan adanya menggunakan lampu tambahan yang
penurunan kinerja fisik, adanya perasaan diletakkan di dekat mesin jahit, maka Penulis
lelah, penurunan motivasi, dan penurunan ingin melakukan penelitian tentang
produktivitas kerja. Kelelahan kerja dapat “Hubungan Antara Intensitas Pencahayaan
terjadi akibat dari faktor lingkungan kerja, Dengan Kelelahan Mata Pada Pekerja
faktor individu dan faktor pekerjaannya. Penjahit Sektor Usaha Informal Di Kompleks
Data dari Internasional Labour Gedung President Pasar 45 Kota Manado ”
Organization (2013) menunjukkan setiap
tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di METODE PENELITIAN
tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja Penelitian ini menggunakan desain cross
menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. sectional (potong lintang). Penelitian
Terlebih lagi 1,2 juta pekerja meninggal bertempat di Kota Manado, Provinsi Sulawesi
akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja. Utara, pada bulan April sampai Oktober 2014.
Purwani (2009) dari hasil penelitiannya Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
didapatkan bahwa bagian control room pada pekerja penjahit di lantai bawah Gedung
President Pasar 45. Sampel dalam penelitian memadai memberikan kesan
ini ditentukan secara total sampling. Jumlah pemandangan yang lebih baik dan
sampel pada penelitian ini adalah 42 keadaan lingkungan yang menyegarkan
responden. (Budiono dkk, 2013).

HASIL PENELITIAN DAN Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa pada


PEMBAHASAN 11 lokasi tempat kerja kategori pencahayaan
Hasil penelitian karakteristik responden pada terbanyak adalah kategori dengan
42 pekerja penjahit di gedung President Pasar pencahayaan ≤ 300 Lux yaitu kurang
45 kota Manado responden yang berjenis memadai yang berjumlah 8 lokasi (72,73 %),
kelamin laki-laki lebih banyak yaitu 26 orang dan kategori pencahayaan terendah yaitu ˃
(61,9%), sedangkan responden yang berjenis 300 Lux yaitu memadai yang berjumlah 3
kelamin perempuan 16 orang (38,1%) dengan lokasi (27,27 %).
umur 31-35 tahun 10 orang (23,8%) Pencahayaan baik yang tinggi, rendah,
merupakan kelompok umur dengan jumlah maupun yang menyilaukan berpengaruh
terbanyak, dan umur 20-25 tahun 1 orang terhadap kelelahan mata maupun ketegangan
(2,4%) merupakan kelompok umur dengan saraf para pekerja yang pencahayaan tempat
jumlah paling sedikit. Responden dengan kerjanya tidak memadai atau tidak sesuai
tingkat pendidikan SMA/SMK paling banyak standar. Faktor yang sangat menentukan
29 orang (69,0%), dan yang paling sedikit dalam pencahayaan adalah ukuran objek,
yaitu SD 2 orang (4,8%) dan PERGURUAN derajat kontras antara objek dan sekelilingnya,
TINGGI 2 orang (4,8%). Berdasarkan masa luminensi dari lapangan penglihatan, yang
kerja, responden dengan masa kerja terbanyak tergantung dari pencahayaan dan pemantulan
adalah 11-15 tahun yaitu 12 orang (28,5%), pada arah si pengamat, serta lamanya melihat
dan untuk masa kerja yang ≥21 Tahun (Anizar, 2009). Hasil penelitian oleh Atiqoh
berjumlah 2 orang (4,8%). (2014) tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan kelelahan kerja pada
Tabel 7. Distribusi Intensitas
pekerja konveksi bagian penjahitan di CV
Pencahayaan Berdasarkan Tempat Kerja
di Gedung President Pasar 45 Manado Aneka Garment Gunungpati Semarang
Kategori mengatakan bahwa ada hubungan antara
Pencahayaan Jumlah %
intensitas pencahayaan dengan kelelahan
Kurang memadai 8 72,73
Memadai 3 27,27 kerja.

Total 11 100

Pencahayaan adalah salah satu sumber


cahaya yang menerangi benda-benda di
tempat kerja. Selain itu pencahayaan yang
Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Apabila penglihatan terlalu dipaksakan, maka
Tingkat Kelelahan Mata Menggunakan akan terjadi pembebaban yang berlebihan
Flicker Fussion
pada mata dan pada akhirnya akan dapat
Kategori Jumlah % menyebabkan terjadinya kelelahan dan
˃ 35 Hz Berat 12 28,57 gangguan pada mata. Hal demikian akan dapat
≤ 35 Hz Ringan 30 71,43 menyebabkan berbagai masalah seperti ;
Total 42 100 kornea mata terbakar, iritasi mata, mata
memerah dan berair, pandangan menjadi
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat
kabur, sakit pada daerah kepala, dan
bahwa responden yang memiliki tingkat
megurangi kepekaan pada mata (Tarwaka,
kelelahan mata ringan sebanyak 30 orang
2014). Menurut penelitian dari Widowati
(71,43%) dan responden yang memiliki (2009) tentang pengaruh intensitas
Pencahayaan yang kurang memenuhi syarat pencahayaan lokal bahwa hasil penelitian
akan dapat mengakibatkan gangguan antara menunjukkan ada pengaruh antara intensitas
lain kelelahan mata sehingga berkurangnya pencahayaan terhadap kelelahan mata.
daya dan efisiensi kerja, kelelahan mental,
keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala Tabel. 9 Analisis Hubungan antara
Intensitas Pencahayaan dengan Tingkat
di sekitar mata, kerusakan indra mata dll.
Kelelahan Mata Pada Responden di
Pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan Gedung President Pasar 45 Kota Manado
bermuara kepada penurunan performansi tahun 2014
kerja, termasuk kehilangan produktivitas, Kelelahan Kerja
Intensitas
(Flicker Fussion)
Ρ
kualitas kerja rendah, banyak tingkat Pencahay
aan Ringan Berat
kelelahan mata berat berjumlah 12 orang
n % n %
(28,57%). Memadai 20 47,62 1 2,38
Mata merupakan indra pengelihatan Kurang 0,001
Memadai 10 23,81 11 26,19
pada manusia. Mata dibentuk untuk menerima
rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat hasil,
selanjutnya dengan perantaraan serabut-
terdapat hubungan antara intensitas
serabut nervus optikus, mengalihkan
pencahayaan dengan kelelahan kerja dengan
rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak
nilai ρ = 0,001. Hasil penelitian ini sejalan
untuk ditafsirkan. Kelelahan mata dapat
dengan penelitian yang dilakukan oleh
terjadi apabila ada gangguan yang dialami
Prayoga (2013) mengenai intensitas
mata karena otot – ototnya yang dipaksa
pencahayaan dan kelainan refraksi mata
bekerja keras terutama saat harus melihat
terhadap kelelahan mata yang mengatakan
obyek dekat dalam jangka waktu yang lama
bahwa adanya hubungan antara intensitas
(Nurmianto, 2003).
pencahayaan dan kelainan fraksi matadengan
kelelahan mata pada tenaga para medis di SARAN
bagian rawat inap RSUD dr. Soediran Adapun saran yang dapat diberikan yaitu:
Mangun Sumarso Wonogiri. Hasil penelitian 1. Pada setiap pengelola tempat penjahitan
dari Wahyuni (2014) mengenai analisis faktor sebaiknya menambah pencahayaan lokal,
intensitas penerangan lokal terhadap agar para pekerja dapat bekerja dengan
kelelahan mata di industri pembuatan sepatu nyaman dan tanpa menggunakan lampu
“X” Kota Semarang juga mengatakan ada tambahan.
hubungan yang signifikan antara intensitas 2. Perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan
penerangan lokal terhadap kelelahan mata. pada pekerja secara berkala terutama
pemeriksaan pada organ mata.
KESIMPULAN
3. Perlu ada kerjasama lintas sektoral antara
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Dinas Kesehatan dan Dinas Tenaga Kerja
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
dalam menangani permasalahan kesehatan
bahwa :
kerja para penjahit yang juga sebagai
1. Intensitas pencahayaan di kompleks gedung
pekerja informal.
President pasar 45 kota Manado memiliki
kategori pencahayaan tertinggi adalah DAFTAR PUSTAKA
kategori dengan pencahayaan ≤ 300 Lux
Anizar, 2009. Teknik Keselamatan Dan
yaitu kurang memadai yang berjumlah 8 Kesehatan Kerja Di
Industri.Yogyakarta: Graha Ilmu.
lokasi (72,73 %), dan kategori
Atiqoh,J. 2014. Faktor-Faktor Yang
pencahayaan terendah yaitu ˃ 300 Lux Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja
Pada Pekerja Konveksi Bagian
yaitu memadai yang berjumlah 3 lokasi
Penjahitan Di Cv Aneka Garment
(27,27 %). Gunung Pati Semarang . Jurnal
Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 2
Februari 2014 Hal. 119-126
2. Tingkat kelelahan mata yang dialami oleh
(Online)http://ejournal-
para pekerja penjahit di kompleks gedung s1.undip.ac.id/index.php/jkm. Diakses
10 September 2014.
President pasar 45 kota Manado adalah
Budiono,P. 2013. Bunga Rampai Hiperkes
kelelahan mata ringan sebanyak 30 orang Dan Kk. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
(71,43%) dan pekerja yang memiliki
International Labour Organization, 2013.
tingkat kelelahan mata berat berjumlah 12 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Sarana Untuk Produktivitas. Jakarta:
orang (28,57%).
Score (Online)http://www.ilo.org.
Diakses 26 April 2014
3. Terdapat hubungan antara intensitas Nurmianto,E. 2003. Ergonomi Konsep Dasar
Dan Aplikasinya.Surabaya: Prima
pencahayaan dengan kelelahan mata pada
Printing
pekerja penjahit di kompleks gedung Purwani,I. 2009. Pengaruh Intensitas
Penerangan Terhadap Kelelahan Mata
President 45 kota Manado.
Pada Tenaga Kerja Di Pt. Indo
Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat,
Karangayar.(Online)http://Eprints.Uns
.Ac.Id/122/1/16710030920101044.Pdf
Diakses 29 April 2014.
Tarwaka, 2014. Ergonomi Industri Dasar-
Dasar Pengetahuan Ergonomi Di
Tempat Kerja. Harapan Press.
Surakarta.
Tarwaka, 2012. Dasar-Dasar Keselamatan
Kerja Serta Pencegahan Kecelakaan
Di Tempat Kerja. Harapan Press.
Surakarta.
Wahyuni,S. 2014. Analisis Faktor Intensitas
Penerangan Lokal Terhadap Kelelahan
Mata Di Industri Pembuatan Sepatu X
Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Vol.2 No 6 Juni 2014 Hal
358-363 (Online)
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php
/kemas. Diakses 10 September 2014.
Widowati,E. 2009. Pengaruh Intensitas
Pencahayaan Lokal. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Vol. 5 No. 1
2009 Hal. 64-69 (Online)
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.
php/kemas.

Anda mungkin juga menyukai