Anda di halaman 1dari 69

PEMBERIAN RELAKSASI MATA TERHADAP KELELAHAN

MATA PEKERJA YANG TERPAPAR RADIASI


GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
DARI LAYAR KOMPUTER

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Niza Nur Azizah


NIM. R0215075

PROGRAM DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2018
PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Pemberian Relaksasi Mata Terhadap Kelelahan Mata


Pekerja yang Terpapar Radiasi Gelombang Elektromagnetik dari Layar
Komputer

Niza Nur Azizah, R0215075, Tahun 2018

Telah diuji dan disahkan di hadapan


Dewan Penguji Skripsi

Program Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Fakultas Kedokteran UNS Surakarta

Pada Hari ..................., Tanggal : .................... 2018

Pembimbing I
Nama : Dr. Isna Qadrijati, dr. M.Kes
NIP : 19670130 199603 2 001 ( ………………… )

Pembimbing II
Nama : Haris Setiawan, S.KM., M.Kes
NIP : 19821005 201012 2 002 ( ………………… )

Penguji
Nama : Ipop Sjarifah, Dra., M.Si
NIP : 19560328 198503 2 001 ( ………………… )

Surakarta,

Kepala Program
Tim Skripsi Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Haris Setyawan, S.K.M.M.Kes Ipop Sjarifah, Dra., M.Si


NIP. 19840715 201404 1 001 NIP. 19560328 198503 2 001

ii
HALAMAN MOTTO

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal


ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu
mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi
kamu. Allah Maha mengetahui sedangkan
kamu tidak mengetahui”
(Al-Baqarah: 216)

iii
PERSEMBAHAN
Alhamdulllahirabbil’alamin…. Alhamdulllahirabbil ‘alamin….
Alhamdulllahirabbil alamin….
Akhirnya aku sampai ke tiik ini,
sepercik keberhasilan yang Engkau hadiahkan padaku ya Rabb
Tak henti-hentinya aku mengucap syukur pada_Mu ya Rabb
Serta shalawat dan salam kepada idola ku Rasulullah SAW dan para sahabat yang mulia
Semoga sebuah karya mungil ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadi kebanggaan
bagi keluargaku tercinta
Ku persembahkan karya mungil ini…
untuk orang tuaku, dosen pembimbingku dan shabat- sahabatku tersayang

by: Niza Nur Azizah

iv
ABSTRAK

Niza Nur Azizah, R0215075, 2018. Pemberian Relaksasi Mata terhadap


Kelelahan Mata Pekerja yang Terpapar Radiasi Gelombang
Elektromagnetik dari Layar Komputer, Diploma 4 Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.

Latar Belakang : Radiasi gelombang elektromagnetik dapat terpancar


dari layar komputer dan dalam jangka waktu yang lama dapat
menimbulkan dampak negatif seperti mata berair, mata tegang, pandangan
menjadi ganda atau buram, mata kering, dan mata merah. Keluhan tersebut
dapat disebut sebagai kelelahan mata. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui perbedaan kelelahan mata antar-pekerja yang terpapar radiasi
gelombang elektromagnetik dari layar komputer di PT Japfa Comfeed
Indonesia Tbk Unit Sragen.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan


pendekatan non equivalent control group. Sampel penelitian berjumlah 50
karyawan pengguna komputer yang dibagi menjadi dua kelompok, kontrol
dan intervensi. Penelitian ini menggunakan teknik Simple Random
Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur kelelahan
kedua kelompok sebelum bekerja, melakukan intervensi pada salah satu
kelompok dan mengukur kelelahan mata kedua kelompok di akhir
pekerjaan. Kelelahan mata karyawan diukur menggunakan kuesioner
kelelahan mata yaitu Computer Vision Syndrome Scale 17 (CVSS17).
Analisis data menggunakan uji statistik Independent T-test untuk melihat
perbedaan kelelahan mata pada kelompok kontrol dan intervensi.

Hasil : Uji Independent T-test menunjukkan perbedaan yang signifikan


antara kelelahan mata pekerja yang melakukan relaksasi mata dengan
pekerja yang tidak melakukan relaksasi mata, p value = 0,000.

Simpulan : Ada perbedaan yang signifikan antara kelelahan mata pekerja


yang melakukan relaksasi mata dengan pekerja yang tidak melakukan
relaksasi mata, penurunan kelelahan mata sebesar 2,4%. Karakteristik
responden meliputi usia, masa kerja dan jenis kelamin cenderung tidak
memiliki risiko untuk mengalami kelelahan mata dan hasil uji hubungan
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara karakteristik
responden terhadap kelelahan mata pada kelompok intervensi maupun
kontrol.

Kata Kunci : Kelelahan mata, relaksasi mata, pekerja yang terpapar


radiasi gelombang elektromagnetik, CVSS17.

v
ABSTRACT

Niza Nur Azizah, R0215075, 2018. The Implementation of Eye’s


Relaxation on Eye’s Fatigue Caused the Electromagnetic Waves Radiation
from Computer Screen , Diploma 4 Occupational Health and Safety,
Medical Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta.

Background : Electromagnetic wave radiation could be emitted from the


computer screen and for long periods could give a negative impact to the
eyes. As a result of such exposure a person may experience watery eyes,
tense eyes, double or blurred vision, dry eyes and red eyes. The complaint
may be referred to as eye fatigue. The purpose of this research is knowing
the difference of eye fatigue among workers who exposed to
electromagnetic wave radiation from the computer screen at PT Japfa
Comfeed Indonesia Tbk Unit Sragen.

Method : This research was a quasi experimental research with non-


equivalent control group approach. The sample of the study amounted to
50 employees of computer users who were divided into two groups, control
and intervention. The sampling technique of this research used Simple
Random Sampling. Data collection was done by measuring the fatigue of
both groups before work, intervening in one group, then measuring the
fatigue of both groups at the end of the work. Eye fatigue was measured
using an eye fatigue questionnaire named Computer Vision Syndrome
Scale 17 (CVSS17). The analysis used an Independent T-test to know the
difference of eye fatigue among workers in the control and the intervention
group.

Result : Independent T-test shows the significant difference of eye fatigue


among workers with eye’s relaxation and workers without eye’s
relaxation, p value = 0,000.

Conclusion : There was a significant difference of eye fatigue caused by


electromagnetic wave radiation exposure from a computer screen among
workers with eye’s relaxation and workers without eye’s relaxation,
decrease eye fatigue amounted 2,4%. Characteristics of respondents
including age, years employment and gender have no risk of experiencing
eye fatigue and statistic test results indicate that there is no relationship
between the characteristics of respondents to eye fatigue in the group
intervention and control group.

Keywords : Eye fatigue, eye’s relaxation, workers exposed to


electromagnetic wave radiation, CVSS17.

vi
PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas
Rahmat dan Nikmat-Nya, seluruh kesempatan yang telah diberikan kepada
penulis untuk menjalankan penelitian yang berjudul “Pengaruh Relaksasi Mata
terhadap Kelelahan Mata Pekerja yang Terpapar Radiasi Gelombang
Elektromagnetik dari Layar Komputer” Penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Hartono, dr., M.Si., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Ipop Sjarifah, Dra., M.Si., selaku Ketua Program Studi Diploma 4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta sekaligus sebagai Penguji yang telah memberikan arahan
perbaikan pada laporan hasil penelitian yang disusun penulis.
3. Ibu Dr. Isna Qadrijati, dr., M.Kes., selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan pengarahan.
4. Bapak Haris Setiawan S.KM., M.Kes, selaku Pembimbing II yang telah
memberikan saran dan masukan yang sangat membangun.
5. PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Sragen yang telah membantu
terlaksananya penelitian yang dilakukan oleh penulis.
6. Ayah, Ibu serta Kakak penulis yang jauh dalam jarak namun selalu dekat
dalam doa.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penelitian ini, sehingga
penulis mengharap kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan penelitian.
Semoga laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membaca.

Surakarta, 25 November 2018


Penulis

Niza Nur Azizah

vii
DAFTAR ISI

SKRIPSI ................................................................................................................... i

PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................................... ii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iii

PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv

ABSTRAK ...............................................................................................................v

PRAKATA ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

BAB I .......................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................1

B. Rumusan Masalah .........................................................................................3

C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................3

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................3

BAB II ......................................................................................................................6

A. Tinjauan Pustaka ...........................................................................................6

B. Kerangka Pemikiran ....................................................................................21

C. Hipotesis .....................................................................................................22

BAB III ..................................................................................................................23

A. Jenis Penelitian............................................................................................23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................23

C. Populasi Penelitian ......................................................................................23

D. Teknik Sampling .........................................................................................24

viii
E. Sampel Penelitian........................................................................................24

F. Desain Penelitian ........................................................................................26

G. Variabel Penelitian ......................................................................................27

H. Definisi Operasional ...................................................................................27

I. Instrumen Penelitian ...................................................................................28

J. Cara Kerja Penelitian ..................................................................................29

BAB IV ..................................................................................................................31

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...........................................................31

B. Analisis Univariat .......................................................................................33

1. Tendensi Karakteristik dan Variabel Penelitian .........................................33

2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ...........................................33

3. Uji Normalitas Karakteristik dan Variabel Penelitian ................................34

C. Analisis Bivariat ..........................................................................................35

1. Karakteristik Responden terhadap Variabel Penelitian ..............................35

2. Variabel Penelitian ......................................................................................35

BAB V ...................................................................................................................37

BAB VI ..................................................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................43

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anatomi mata .......................................................................................13

Gambar 2. Jalan masuk cahaya ke mata ................................................................14

Gambar 3. Topografi bola mata .............................................................................16

Gambar 4. Cara penilaian cvss17 ...........................................................................17

Gambar 5. Kerangka pemikiran .............................................................................21

Gambar 6. Desain penelitian ..................................................................................26

Gambar 7. PT. japfa comfeed indonesia ................................................................31

Gambar 8. Kondisi ruang kerja pengguna komputer .............................................32

Gambar 9. Pengisian kuesioner ..............................................................................55

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tendensi Karakteristik dan Variable penelitian .................................................. 33

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ................................................... 33

Tabel 3. Uji Normalitas Karakteristik dan Variabel Penelitian ........................................ 34

Tabel 4. Hasil Uji Karakteristik Responden terhadap Variabel Penelitian ....................... 35

Tabel 5. Hasil Pengukuran Kelelahan Mata .................................................................... 35

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed consent ...............................................................................46

Lampiran 2. Informasi Responden .........................................................................48

Lampiran 3. Persetujuan Responden ......................................................................50

Lampiran 4. Hasil spss ...........................................................................................51

Lampiran 5. Dokumentasi ......................................................................................55

Lampiran 6. Lembar kuesioner ..............................................................................57

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan komputer telah menjadi bagian penting di dalam

kehidupan manusia. Komputer mempermudah manusia untuk melakukan

pekerjaan baik di kantor maupun di rumah (Parihar et al, 2016). Peran

komputer pun sangat penting, khususnya di tempat kerja, untuk melakukan

pekerjaan seperti membaca, menulis dan mengetik. Pada saat ini, tercatat 96%

pekerja kantor di Amerika Serikat menggunakan komputer. Pada tahun 2015,

Indonesia memiliki 55% dari 88,1 juta pengguna internet yang menggunakan

perangkat komputer (APJII, 2015), namun perlu diwaspadai bahwa layar

komputer menghasilkan radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat

memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mata (Linsley, 2011).

Paparan radiasi gelombang elektromagnetik dari layar komputer

dapat menimbulkan dampak seperti ketegangan pada otot mata, nyeri leher

belakang, sakit kepala, pandangan menjadi kabur dan mata kering. Pada tahun

2016, di Amerika Serikat, sebanyak 90% pengguna komputer terpapar radiasi

dari layar komputer lebih dari 9 jam kerja, sedangkan keluhan-keluhan umum

tersebut dapat timbul minimal setelah dua jam pertama bekerja. Pada tahun

2015 saja terdapat 57,8% pengguna komputer mengalami keluhan umum

tersebut. (The Vision Council, 2015; The Vision Council 2016). Secara global,

prevalensi kelelahan mata di dunia dapat mencapai 64-90% (Akinbinu, 2014).

1
2

Pada saat keluhan mata yang dialami oleh pekerja tidak dicegah

maka dapat timbul hal yang lebih serius seperti kelelahan mata dan penurunan

kemampuan akomodasi mata hingga mengalami kehilangan fungsi

penglihatan (Parihar et al, 2016). Ketegangan otot dan syaraf mata yang

menyebabkan kelelahan mata juga mampu menurunkan respon mata terhadap

suatu objek. Nichols et al (2016) menunjukkan bahwa kelelahan mata dapat

menurunkan produktivitas kerja sebesar 0,36% per hari.

Merujuk pada Sustainable Development Goal’s (SDG’s) 2030,

salah satu tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan taraf kesehatan dan

kehidupan yang layak. Salah satu langkah untuk mencapai hal tersebut dapat

dilakukan dengan penerapan relaksasi mata. Sebuah relaksasi mata yang

dilakukan per dua puluh menit untuk menurunkan kelelahan mata akibat

paparan radiasi layar komputer (The Vision Council, 2015). Didukung oleh

hasil penelitian yang dilakukan Priliandita (2015) dengan judul “Analisis

Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Computer Vision Syndrome pada

Operator Komputer Warung Internet di Kelurahan Sumbersari Jember”,

menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keluhan pada

mata operator komputer dengan waktu istirahat mata, dengan p value sebesar

0,006 (p<0,05) dan RR sebesar 0,146.

Survei awal yang dilakukan oleh peneliti di PT. Japfa Comfeed

Indonesia Tbk Unit Sragen ditemukan bahwa 70% pekerja yang menggunakan

komputer mengalami mata kering serta keluhan umum lainnya setelah bekerja

selama 8 jam. Kondisi pekerja yang demikian perlu diwaspadai dan perlu

adanya tindakan pencegahan agar tidak berlanjut ke dampak yang lebih buruk.
3

Hal tersebut yang menjadi latar belakang bagi penulis untuk mengetahui

perbedaan kelelahan mata antara pekerja yang melakukan relaksasi mata

dengan pekerja yang tidak melakukan relaksasi mata.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kelelahan mata akibat pemberian relaksasi mata pada

pekerja yang terpapar radiasi gelombang elektromagnetik dari layar komputer?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui perbedaan kelelahan mata akibat pemberian relaksasi mata

pada pekerja yang terpapar radiasi gelombang elektromagnetik dari layar

komputer.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik pekerja yang terpapar radiasi gelombang

elektromagnetik dari layar komputer.

b. Mengetahui hubungan karakteristik terhadap kelelahan mata pekerja

yang terpapar radiasi gelombang elektromagnetik dari layar komputer

yang diberi relaksasi mata dan pekerja yang tidak diberi relaksasi mata.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini berguna dalam mendukung teori Domino bahwa suatu

penyakit akibat kerja dapat terjadi karena faktor pekerja, pekerjaan, kondisi

tidak aman serta adanya interaksi antara pekerja dengan sumber bahaya.
4

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Responden

1) Merasakan relaks pada mata selama bekerja dan terpapar radiasi

gelombang elektromagnetik dari layar komputer

2) Mengurangi keluhan kelelahan mata akibat paparan radiasi

gelombang elektromagnetik dari layar komputer

b. Bagi Perusahaan

Mendapatkan program yang membantu untuk menunjang pelaksanaan

program kesehatan kerja pada karyawan di PT Japfa Comfeed Indonesia

Tbk Unit Sragen.

c. Bagi Program Studi Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1) Menambah referensi, data dan kepustakaan di Program Studi Diploma

4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya tentang pemberian

relaksasi mata terhadap kelelahan mata pekerja yang terpapar radiasi

gelombang elektromagnetik dari layar komputer di PT. Japfa

Comfeed Indonesia Tbk. Unit Sragen

2) Menambah relasi dan memperkuat hubungan dengan perusahaan

d. Bagi Peneliti

1) Peneliti terlatih untuk berpikir kritis dan ilmiah

2) Peneliti terlatih untuk berkomunikasi dengan orang lain

3) Peneliti terlatih untuk mengkoordinasi banyak orang

4) Peneliti dapat memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Terapan
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Radiasi Gelombang Elektromagnetik

Radiasi gelombang elektromagnetik merupakan suatu bentuk

pancaran energi yang melalui ruang dengan kecepatan sangat tinggi.

Adapun yang termasuk ke dalam jenis radiasi gelombang elektromagnetik

meliputi sinar gamma, sinar X, sinar ultraviolet (UV), sinar tampak, sinar

inframerah, microwaves atau gelombang mikro, gelombang televisi dan

gelombang radio (Suma’mur, 2014)Energi gelombang elektromagnetik

tergantung pada frekuensi dan panjang gelombang yang kemudian

dirumuskan dengan E = h v dimana h adalah ketetapan Planck (6,624 x

10-34 joule/detik) dan v merupakan frekuensi/Herzt (Bernath, 2016).

Menurut Alatas (2001), radiasi gelombang elektromagnetik terbagi

menjadi radiasi pengion dan radiasi non-pengion.

a. Radiasi pengion

Suatu pancaran energi yang mampu mengionisasi benda yang dilalui,

meliputi sinar alpha (2-5 cm), sinar beta (4-5 cm) dan sinar gamma

(>100 m).

b. Radiasi non-pengion

Radiasi non-ionisasi merupakan pancaran energi yang tidak mampu

mengionisasi suatu benda yang dilalui. Radiasi yang termasuk ke

6
7

dalam katagori non-pengion yaitu sinar ultraviolet atau UV dengan

panjang gelombang 100-400 nm, sinar tampak (400-700 nm), sinar

inframerah (770 nm – 1 mm), gelombang elektromagnetik, gelombang

televisi dan radio (Atatas, 2001).

2. Sumber Radiasi Gelombang Elektromagnetik

Radiasi gelombang elektromagnetik pada umumnya terpancar

dari alat elektronik dan yang paling sering ditemui adalah layar komputer

(Permana, 2015). Seperti halnya yang dinyatakan oleh Kanapeckas (2007)

bahwa layar komputer memancarkan gelombang elektromagnetik.

Beberapa radiasi gelombang elektromagnetik yang terpancar dari layar

komputer diantaranya adalah sinar UV (panjang gelombang dibawah 400


14
nm), sinar tampak (700-400 nm, 4.3-7.5 x 10 Hz), inframerah dengan

frekuensi rendah (3-300 kHz) serta gelombang elektromagnetik dengan

frekuensi yang sangat rendah (30-300 Hz).

3. Akibat dari Paparan Radiasi Gelombang Elektromagnetik

Pada umumnya frekuensi radiasi gelombang elektromagnetik

yang dihasilkan oleh layar komputer merupakan gelombang

elektromagnetik dengan frekuensi yang sangat rendah yaitu sebesar 50 Hz

. Meskipun demikian, adanya gelombang tersebut dapat memicu mata

menjadi lelah dan akibatnya adalah mata menjadi kering atau biasa disebut

dengan dry eye. Mata lelah dan kering dapat diakibatkan oleh mata yang

terbuka lama atau lebih lambat berkedip karena pekerjaan yang

mengharuskan mengamati layar komputer yang menimbulkan radiasi


8

gelombang elektromagnetik (ilyas, 2010). Adapun hal-hal yang dapat

dialami karena paparan radiasi dari layar komputer yaitu :

a. Mata merah

b. Mata gatal

c. Mata terasa panas

d. Merasa seperti sedang kelilipan

e. Mata lelah

Penelitian lain yang membuktikan bahwa pekerjaan yang

mengharuskan pekerja menatap layar komputer yang memiliki radiasi

gelombang elektromagnetik dapat menimbulkan dampak terhadap

kesehatan mata maupun fisiologi tubuh yaitu prevalensi kelelahan mata

pada pengguna komputer di India sebesar 55%. Penelitian yang dilakukan

oleh (Das, 2016) menunjukkan bahwa dari 330 siswa tercatat sebanyak

55.5% mengalami keluhan umum pada mata sebagai berikut :

a. Mengalami sakit kepala sebanyak 44.8%

b. Pandangan ganda atau buram sebanyak 18.5%

c. Mata berair sebanyak 13.5%

d. Mata tegang sebanyak 9.2%

e. Iritasi mata sebanyak 4.9%

f. Nyeri pada bahu dan leher bagian belakang sebanyak 4.3%

g. Mata kering sebanyak 2.1%

Paparan radiasi gelombang elektromagnetik dari layar

komputer dapat berdampak negatif bagi kesehatan pengguna komputer.


9

Hal ini dibuktikan dengan hasil survei yang dilakukan oleh (CounciL.,

2016) menunjukkan bahwa pekerjaan dengan komputer ataupun layar

perangkat digital lainnya dapat menimbukan kelelahan. Kelelahan mata

dapat timbul setelah menatap layar komputer selama 2 jam berturut-turut.

Survei tersebut menyatakan pula bahwa sebanyak 90% penduduk Amerika

Serikat menggunakan perangkat digital selama lebih dari dua jam dan 60%

diantaranya lebih dari 5 jam dalam pekerjaan sehari-hari.

Hal yang biasa dialami akibat paparan radiasi gelombang

elektromagnetik dari layar komputer menurut The Vision Council adalah

sebagai berikut :

a. Mata tegang, sebanyak 35 % pengguna komputer merasakan

ketegangan pada daerah di sekitar mata.

b. Leher/pundak/punggung nyeri, 36% dari pengguna komputer

merasakan nyeri di bagian leher atau pundak atau punggung.

c. Sakit kepala, 25% pengguna komputer merasakan sakit kepala.

d. Pandangan kabur, 25% pengguna komputer merasa penglihatannya

menjadi kabur.

e. Mata kering, 24% pengguna komputer merasakan bahwa mata mereka

kering.

Keluhan di atas adalah keluhan umum yang dapat timbul akibat paparan

radiasi gelombang elektromagnetik dari layar komputer, biasa disebut

dengan Computer Vision Syndrome (CVS).


10

penelitian yang dilakukan oleh S.Jyoti (2016) menunjukkan

bahwa pekerja yang menggunakan komputer mengalami keluhan sebagai

berikut :

a. Mata tegang sebanyak 85,1 %

b. Pandangan kabur sebanyak 66,66%

c. Mata merah 89,47%

d. Mata kering sebanyak 83,33%

e. Sakit kepala sebanyak 62,06%

Keluhan umum diatas tidak berhenti pada kelelahan mata saja,

namun juga akan berdampak pada normalitas otot mata. Ketika pekerja

menatap layar komputer atau perangkat digital lainnya, otot mata

melakukan usaha untuk berakomodasi. Apabila pekerja menatap perangkat

tersebut dalam waktu yang lama ini berarti otot mata pekerja berusaha

untuk berakomodasi semakin lama pula. Akomodasi yang semakin lama

inilah yang memicu cepat terjadinya kelelahan otot mata sehingga dapat

menyebabkan miopi (Parihar, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arif (2015), pekerja yang

mengalami kelelahan pada otot mata atau sering disebut Computer Vision

Syndrome akan mengalami pula penurunan produktivitas kerja sebesar 4-

19% dari yang seharusnya dicapai oleh pekerja. Ketegangan otot dan saraf

mata dapat menyebabkan kelelahan mata bahkan memicu kelelahan

fisiologis umum seseorang.


11

4. Faktor Pendukung Kelelahan Mata Akibat Paparan Radiasi Gelombang

Elektromagnetik dari Layar Komputer

Kemampuan lensa mata untuk mengubah fokus akan menurun

dengan bertambahnya usia, lensa akan kehilangan elastisitas dan daya

akomodasi pada otot siliaris pada usia di atas 50 tahun. Kondisi tersebut

dapat mempercepat kelelahan otot mata (Syaifuddin, 2011). Hal ini sama

seperti yang dinyatakan oleh Guyton dan Hall (2014) bahwa seseorang

yang berumur diatas 45 akan mengalami penurunan daya akomodasi

(presbiopi).

Suma’mur (2014) menyatakan bahwa penerangan dengan

intensitas yang kurang maupun berlebih dapat menjadi penyebab

terjadinya kelelahan pada mata. Permana et al (2015) yang menyatakan

bahwa faktor yang mendukung terjadinya keluhan umum akibat

penggunaan komputer diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Jarak mata ke layar komputer

b. Lama menatap layar komputer

c. Intensitas penerangan

d. Sikap kerja

Das et al (2016) memperkuat hasil penelitian diatas dengan menyatakan

bahwa durasi menatap layar komputer mempengaruhi terjadinya kelelahan

umum dikarenakan bekerja menggunakan komputer menuntut pekerja

untuk menatap layar dalam waktu yang cukup lama.


12

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Arif (2015) menyebutkan

bahwa penyebab terjadinya kelelahan umum pada otot mata yaitu :

a. Aktivitas otot mata

b. Lama menatap layar komputer

c. Kekurangan air mata

d. Penurunan intensitas berkedip

e. Cahaya dari monitor

f. Kelainan refraksi mata

5. Anatomi Mata

Mata merupakan suatu organ yang berfungsi untuk melihat.

Mata menerima cahaya yang akan jatuh pada retina kemudian dihantarkan

oleh nervus optikus menuju otak untuk ditafsirkan (Pearce, 2016). Bagian

yang ada pada mata menurut Ilyas (2010) meliputi konjungtiva, sklera,

kornea, uvea, iris, pupil, bilik mata, lensa, koroid, badan kaca atau

vitreous, retina, macula lutea atau bintik kuning, dan saraf optik. Berikut

adalah gambar anatomi mata :


13

Gambar 1. Anatomi mata

Menurut Silverthorn et al, (2014) bagian mata terdiri dari :

a. Kornea dan sklera, merupakan lapisan luar mata yang mana kedua

lapisan tersebut terhubung oleh limbus. Pada sklera terdapat otot-otot

ekstraokular dan syaraf optik yang meninggalkan sklera posterior

melalui lempeng kribiformis.

b. Koroid, sebuah lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah.

Lapisan ini membungkus segmen posterior mata dan memberi nutrisi

bagi permukaan dalam retina.

c. Korpus siliaris, merupakan tempat melekatnya iris dan banyak

mengandung otot siliaris polos yang dapat berkontraksi sehingga dapat

mengubah bentuk lensa dan memungkinkan berubahnya fokus mata.

Epitel siliaris mengekskresikan akueous humor untuk mempertahankan

tekanan pada bola mata atau tekanan okular.

d. Iris, merupakan bagian mata yang berfungsi untuk mengontrol

banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata.

e. Pupil, adalah lubang di tengah iris yang berfungsi sebagai jalan

masuknya cahaya.

f. Lensa, berada di belakang iris dan disokong oleh serabut halus yang

disebut zonula, serabut ini terbentang diantara lensa dan korpus siliaris.
14

g. Sudut iridokornea, merupakan sudut yang terbentuk oleh karena

pertemuan iris dan kornea yang dilapisi oleh jaringan sel dan kolagen

yang disebut dengan jaringan trabekula. Pada sklera di luar jalinan ini,

kanal Schlemm mengalirkan akueous humor dari bilik anterior ke

dalam vena, disebut dengan sudut drainase.

h. Retina, merupakan lapisan terdalam dari mata. Terdapat 10 lapisan

retina yang bekerja merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik

kemudian akan diteruskan ke otak untuk ditafsirkan.

6. Proses Melihat

Mata dikatakan normal apabila dapat melihat dengan jelas

huruf-huruf dengan berbagai ukuran dengan jarak 20 kaki atau 6 meter

dari mata. Huruf-huruf ini ataupun objek lainnya dapat dilihat oleh mata

apabila terdapat cahaya. Adapun mekanisme masuknya cahaya ke dalam

mata dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Jalan masuk cahaya ke mata

Cahaya dengan gelombang antara 400-700 nanometer (nm) dapat masuk

ke dalam mata melalui kornea kemudian melewati akueous humor dan

pupil untuk selanjutnya menuju lensa mata. Setelah melewati lensa, cahaya
15

akan diteruskan ke bintik kuning dan jatuh di retina. Kemudian, saraf

penglihatan akan menghantarkan rangsang cahaya ke otak untuk

ditafsirkan.

7. Proses Terjadinya Kelelahan Mata

Mata merupakan organ yang sangat sensitif terhadap

rangsangan cahaya. Pekerjaan yang dituntut untuk mengoperasikan

komputer memiliki jarak pandang yang dekat antara mata dan cahaya yang

timbul dari layar komputer. Proses ini dapat menyebabkan kerja berlebih

pada otot siliaris yang dapat bermanifestasi menjadi kelelahan otot pada

mata. Selain itu, berfokus pada layar komputer juga dapat menurunkan

intensitas berkedip per menitnya. Berkurangnya kedipan ini yang dapat

memicu mata merah, kering, dan tegang (akinbinu, 2014).Adapun

topografi bola mata dapat dilihat pada Gambar 3.

Di dalam proses melihat, otot siliaris menegang apabila ada

rangsangan dari saraf parasimpatis dengan begitu mata akan dapat fokus

kepada benda yang dilihat. Semakin banyak cahaya yang masuk ke dalam

mata maka jumlah impuls parasimpatis juga akan semakin meningkat agar

objek yang dilihat terlihat jelas. Meningkatnya impuls parasimpatis

memicu ketegangan otot siliaris yang semakin besar. Apabila kondisi

semacam ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka akan

menimbulkan rasa lelah pada otot mata (Guyton, Hall, 2014).


16

Gambar 3. Topografi bola mata

8. Cara Mengukur Kelelahan Mata Akibat Paparan Radiasi Gelombang

Elektromagnetik dari Layar Komputer

Salah satu cara untuk mengukur kelelahan mata yang

diakibatkan oleh paparan radiasi gelombang elektromagnetik dari layar

komputer adalah dengan mengajukan pertanyaan atau kuesioner.

Kuesioner mengenai kelelahan mata ini telah mengalami perbaikan

berberapa kali dalam sepuluh tahun terakhir. Berawal dari sebuah

kuesioner yang disebut computer-related visual and ocular symptoms

(CRVOS), kuesioner yang masih harus digunakan kepada kelompok orang

yang homogen (al., 2016)


17

Kini kuesioner tersebut berkembang menjadi kuesioner yang

dapat digunakan oleh kelompok yang heterogen, tidak membedakan jenis

kelamin, usia, maupun kelainan refraksi pada mata. Kuesioner ini disebut

The Computer-Vision Symptom Scale (CVSS17). CVSS17 terdiri dari 17

pertanyaan dengan uji validitas dan reliabilitas test-retest sebesar 0,849

yang berarti bahwa kuesioner tersebut valid dan reliable untuk dijadikan

alat ukur kelelahan mata akibat paparan radiasi layar komputer

(Gonzalez-Perez & B, 2014). Adapun cara menilai jawaban dari responden

terhadap kuesioner diatas dapat dilihat pada Gambar 4. Sedangkan untuk

menghitung skor akhir dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

CVSS17 Skor = Jumlah Skor x 17

Jumlah pertanyaan yang dijawab

Gambar 4. Cara penilaian cvss17


18

9. Cara Mencegah Kelelahan Mata

Kelelahan otot mata yang timbul karena paparan layar komputer ataupun

perangkat digital lainnya dapat dicegah dengan beberapa hal, menurut

Healthy by Choice pada Maret 2016 adalah sebagai berikut :

a. Pemeriksaan mata

b. Pencahayaan yang tepat

c. Mengurangi kesilauan

d. Mengatur tampilan layar komputer

e. Mengubah jenis layar komputer

f. Berkedip lebih sering

g. Relaksasi mata atau istirahat secara berkala

h. Menggunakan kacamata anti radiasi

i. Memodifikasi ruang kerja

10. Pemberian Relaksasi Mata

The Vision Council menyatakan bahwa pemberian waktu

istirahat setiap 20 menit selama melakukan pekerjaan yang mengharuskan

pekerja untuk menatap layar komputer dapat mengatasi permasalahan

keluhan pada mata maupun keluhan umum lainnya. Bazan, di dalam The

Vision Council Report 2013, menyatakan bahwa organ mata tidak

seharusnya digunakan untuk menatap ke arah layar komputer dalam waktu

yang lama dikarenakan mata yang berfokus pada layar komputer terus-

menerus akan memicu kelelahan yang lebih cepat.


19

Ketegangan otot pada mata merupakan keluhan yang dirasakan

setelah dua jam atau lebih menggunakan komputer. Di dalam kondisi

normal, seseorang mengedipkan mata rata-rata sebanyak 18 kali per menit

tetapi hal ini dapat berkurang karena seseorang menatap ke ara layar

komputer sehingga dapat terjadi keluhan mata kering dan terasa seperti

terbakar pada mata (The Vision Council, 2015).

Pemberian relaksasi mata dapat menurunkan terjadinya

kelelahan umum pada mata dan fisiologi umum pada manusia, hal ini

dikarenakan sebagai berikut :

a. Memejamkan dan Membuka Mata

Penguapan air mata yang terlalu banyak dapat

mengakibatkan kelelahan mata setelah lama berkegiatan. Penguapan

air mata semakin cepat dan bertambah banyak apabila ruangan

menggunakan Air Conditioner (AC), merokok, kelembaban udara dan

penggunaan perangkat digital dalam bekerja (Ilyas, 2010). Hal ini

berdasarkan pada proses lakrimalisasi (keluarnya air mata) yang

diperankan oleh aparatus lakrimalis. Kelenjar ini terletak diatas bola

mata bagian depan dan atas, terdapat 12 saluran yang bermuara pada

permukaan bawah kelenjar dan pada bagian lateral konjungtiva (Singh

H, 2016) .Pearce (2016) menyatakan bahwa ketika berkedip, kelopak

mata akan meratakan air mata ke seluruh permukaan bola mata. Proses

ini membantu mengembalikan kandungan air mata dan menghindarkan

mata dari mata kering dikarenakan penguapan air mata.


20

Organ mata dilindungi oleh air mata dan kelopak mata. Air

mata sangat berguna bagi kesehatan mata, berfungsi untuk melindungi

kornea dan selaput konjungtiva agar tidak kering, membantu

membersihkan mata dari kotoran, membuat permukaan licin,

memberikan efek pembiasan sinar dengan baik (akinbinu, 2014). Air

mata mengandung agen antimikrobia, immunoglobulin Ig, alaktofrrin

dan lysozim yang dapat mencegah agar tidak terjadi infeksi pada mata.

Adapun fungsi dari kelopak mata adalah untuk menutup mata agar

tidak kering, mengatur air mata dengan berkedip (Arif, 2015).

b. Melihat dengan Jarak 6 Meter atau 20 Kaki

Secara fisiologis, mata yang melihat objek dengan jarak 6

meter akan membantu refraksi (pembiasan) dan konvergensi

(kecenderungan) pada kornea. Setelah itu, lensa akan menangkap

cahaya dari objek sebagai cahaya yang sejajar dan mengumpulkan ke

dalam titik api dengan jarak normal. Di dalam keadaan sepert ini mata

melihat dalam keadaan istirahat (Syaifuddin, 2011).

Beberapa peneliti seperti Heid (2014), Hellmich (2014),

Walden (2014) menyarankan untuk melakukan stretching ketika

bekerja dengan menggunakan komputer. Mengedipkan mata dapat

dilakukan setiap 20 menit menatap layar komputer. Relaksasi mata ini

menjadi salah satu langkah untuk menciptakan suasana kerja yang

ergonomi, sehat dan selamat khususnya bagi pekerja yang menatap

layar komputer dalam beberapa jam per hari kerja, sehingga pekerja
21

tidak mengalami ketegangan pada otot mata, ketegangan otot bagian

pundak dan leher bagian belakang, sakit kepala, mata kering,

pandangan kabur maupun miopi.

B. Kerangka Pemikiran

Radiasi gelombang
elektromagnetik dari
layar komputer

Mata

Faktor : 1. Otot mata tegang


1. Usia 2. Intensitas berkedip
2. Aktivitas otot mata menurun
3. Kekurangan air mata 3. Mata kering
4. Sikap kerja 4. Mata merah
5. Cahaya dari layar
komputer
6. Intensitas penerangan Mengurangi
Kelelahan Mata
7. Lama waktu melihat kelelahan mata
layar komputer
8. Intensitas berkedip Relaksasi Mata :
9. Jarak melihat objek 1. Memejamkan mata dapat
10. Kelainan refraksi membasahi mata sehingga
mata (Hipermetropi,
kelembaban mata terjaga,
miopi dan presbiopi)
mencegah mata merah
2. Melihat dengan jarah 6
meter dapat membantu
merileksasikan mata
sehingga otot mata tidak
tegang

Gambar 5. Kerangka pemikiran

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti
22

C. Hipotesis

Ada perbedaan kelelahan mata akibat pemberian relaksasi mata pada pekerja

yang terpapar radiasi gelombang elektromagnetik dari layar komputer.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan kuasi eksperimen atau

eksperimen semu dengan pendekatan non equivalent control group karena

terdapat dua kelompok dengan karakteristik sama, satu kelompok diberi

intervensi sedangkan kelompok lain tidak diberi intervensi. Kedua

kelompok diukur sebelum dan sesudah pemberian intervensi (Notoatmojo,

2010)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit

Sragen pada bulan Januari sampai dengan Juni 2017.

C. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah karyawan PT. Japfa Comfeed

Indonesia Tbk Unit Sragen yang terpapar radiasi gelombang

elektromagnetik dari layar komputer. Populasi penelitian berjumlah 123

karyawan.

23
24

D. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random

sampling.

E. Sampel Penelitian

Adapun karyawan pengguna komputer yang dijadikan sampel

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Usia : 19 - 45 tahun

2. Jam Kerja : 8 jam per hari

3. Lama menatap layar komputer : >4 jam per hari

Di samping kriteria inklusi tersebut juga terdapat kriteria eksklusi

yaitu apabila subjek tidak bersedia menjadi responden dan/atau subjek

ridak hadir saat pengambilan data. Populasi yang semula sebanyak 123

karyawan, setelah melalui proses inklusi menjadi 51 karyawan.

Berikut rumus Lemeshow Uji Hipotesis Beda 2 Proporsi

(Notoatmojo, 2010)untuk mendapatkan jumlah minimal sampel yang

diambil oleh peneliti.

{Z (1- a/2) √2PQ + Z (1-β) √PcQc+ Pt(Qt)2 }


n=
Pc – Pt
Keterangan :

n = besar sampel per kelompok

Z (1- a/2) = nilai sebaran normal baku, jika Tingkat Kepercayaan (TK) 90%

= 1,64, TK = 95%= 1,96 dan TK 99%= 2,57


25

Z (1-β) = nilai sebaran normal baku, jika power of test 90% = 1,282, 95%

= 1,64, 99% = 2,33

Pt = Proporsi kejadian pada kelompok intervensi (0,5)

Pc = proporsi kejadian pada kelompok (0,64)

P = (Pc + Pt) / 2

Q =1 - P

Menggunakan rumus diatas maka ditemukan sampel minimal sebanyak

12,34 sehingga dibulatkan menjadi 13 responden per kelompok, dengan

peritungan sebagai berikut :

{1,96 √2 x 0,57 x 0,43 + 1,64 √0,24+{0,5x(0,5)2 }


n=
0,64 – 0,5
1,7283
n=
0,14
n= 12,34

Untuk menghindari drop out terhadap responden, maka peneliti

menambahkan jumlah sampel minimal sehingga didapatkan jumlah

sampel sebesar 50 responden.


26

F. Desain Penelitian

Inklusi :
1. Jam kerja selama 8 jam
2. Usia 19 - 45 tahun Populasi (N)
3. Terpapar radiasi 123
gelombang elektromag-
netik >4 jam/hari

Ekslusi :
1. Tidak bersedia
Simple Random Populasi (N) menjadi
Sampling 51 responden
2. Tidak hadir saat
pengambilan
data
Sampel (n)
50

Kelompok Kontrol (25) Kelompok Intervensi (25)

Kelelahan mata Kelelahan mata


sebelum bekerja sebelum bekerja

Pemberian Relaksasi Mata :


memejamkan dan membuka
Tanpa Intervensi mata dalam 20 detik
sebanyak 3 kali dengan arah
pandang ke depan sejauh 6
meter (per 20 menit)

Kelelahan mata Kelelahan mata


sesudah bekerja sesudah bekerja

Independent T -Test

Gambar 6. Desain penelitian


27

G. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau

berubahnya variabel terikat, di dalam penelitian ini adalah relaksasi

mata.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas, di dalam penelitian ini adalah

kelelahan mata.

3. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi hubungan

antara variabel bebas dengan variabel terikat namun tidak dapat

dikendalikan oleh peneliti. Variabel pengganggu yang dapat

dikendalikan yakni usia, lama menatap layar komputer, dan kelainan

refraksi mata, sedangkan intensitas penerangan tempat kerja, sikap

kerja, cahaya dari layar komputer dan jarak antara mata dengan layar

komputer tidak dapat dikendalikan oleh peneliti.

H. Definisi Operasional

1. Relaksasi Mata

Suatu kegiatan relaksasi mata yang meliputi : memejamkan mata

selama 10 detik dan membuka mata selama 10 detik dengan arah


28

pandang ke depan sejauh 6 meter, masing-masing dilakukan 3 kali,

dilakukan setiap 20 menit terpapar radiasi gelombang elektromagnetik.

a. Alat ukur : Stopwatch dan meteran

b. Satuan pengukuran : detik, meter

c. Skala pengukuran : rasio, rasio

2. Kelelahan Mata

Perasaan tidak nyaman yang dirasakan oleh pekerja akibat dari

menatap layar komputer minimal 4 jam dengan jam kerja 8 jam per

hari. Perasaan tidak nyaman tersebut meliputi : mata nyeri, mata

merah, mata panas atau terasa seperti terbakar, mata lelah, otot mata

terasa tegang, pandangan tidak fokus, pandangan ganda atau buram,

dan mata berair. Hal ini berdasarkan kuesioner dengan nilai validitas

dan reliabilitas test-retest sebesar 0,849 (Gonzalez-Perez, 2014).

a. Alat ukur : The Computer-Vision Symptom Scale

(CVSS17) nilai validitas dan reliabilitas

sebesar 0,849 (Gonzalez-Perez, 2014)

b. Satuan pengukuran : Skor

c. Skala pengukuran : rasio

I. Instrumen Penelitian

Di dalam penelitian, peralatan yang digunakan diantaranya adalah :

1. Informed consent : formulir untuk mengisi identitas diri responden serta

berisi pernyataan/persetujuan menjadi responden.


29

2. Stopwatch : alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang

digunakan dalam melakukan suatu kegiatan.

3. Meteran : alat untuk mengukur panjang atau jarak dari satu titik ke titik

yang lain.

4. Kuesioner : alat untuk mengukur kelelahan mata yang dialami oleh

karyawan pengguna komputer

5. Bolpoin dan kertas : alat untuk menulis selama pelaksanaan penelitian.

6. Kamera : alat untuk mendokumentasikan pelaksanaan penelitian.

J. Cara Kerja Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

a. Peneliti membuat surat pengantar untuk melakukan survei awal

pada tempat penelitian ke PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit

Sragen.

b. Peneliti melakukan survei awal, yaitu dengan melakukan

wawancara dengan karyawan pengguna komputer.

c. Peneliti menentukan dan memilih masalah.

d. Menentukan judul penelitian.

e. Mengidentifikasi, merumuskan, dan mengadakan pembatasan

masalah, kemudian berdasarkan masalah tersebut diadakan studi

pengendalian untuk menghimpun informasi dan teori sebagai dasar

penyusunan kerangka konsep penelitian.


30

f. Menentukan teknik pengumpulan data

g. Mempersiapkan kuesioner dan melakukan validitas serta reliabilitas

pada seluruh poin pertanyaan di dalam kuesioner.

h. Peneliti mengurus Ethical Clearance kepada Komisi Etik

Penelitian RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

2. Tahap pelaksanaan

a. Peneliti menentukan sampel yang akan dijadikan objek penelitian.

b. Peneliti melakukan sosialisasi terkait dengan penelitian dan

pengambilan data.

c. Peneliti membagikan Inform Concern bagi responden untuk diisi

dan disetujui oleh responden.

d. Peneliti melakukan pengukuran kelelahan mata sebelum responden

bekerja, kemudian memberi intervensi di salah satu kelompok.

Setelah 8 jam bekerja, Peneliti mengukur kembali kelelahan mata

baik responden di kelompok intervensi maupun kontrol.

3. Tahap penyelesaian

a. Pengumpulan semua data yang diperoleh.

b. Pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS 17.0

c. Penulisan laporan penelitian serta menarik simpulan dari analisis

data
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Sragen merupakan salah satu

perusahaan dari PT. Japfa, lebih tepatnya perusahaan ini bergerak di bidang

produksi pakan ternak. Lokasi PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Sragen

terletak di Jalan Raya Sragen – Solo Kilometer 4,5 Kecamatan Sidoharjo,

Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Perusahaan ini resmi berdiri sejak 15 Januari

1996. Perusahaan ini memiliki produk unggulan yang bermerk Benefeed.

Gambar 7. PT. japfa comfeed indonesia

Saat ini total lahan perusahaan seluas 133.040 m2 dengan rincian

terdiri dari lahan terbuka seluas 58.099,85 m2 dan luas bangunan 74.940,15 m2.

31
32

Karyawan di perusahaan ini terdiri karyawan tetap sejumlah 289 dan karyawan

borongan sebanyak 142 orang. Proses produksi pakan ternak berjalan selama 24

jam selama lima hari dalam seminggu, yaitu Senin – Jumat. Berdasarkan data

yang diperoleh dari Personal General Affair (PGA) perusahaan, terdapat 123

pekerja yang merupakan pengguna komputer dengan jam kerja 8 jam/hari

dengan satu jam istirahat. Para pekerja berada di dalam ruang kerja yang

didukung dengan fasilitas seperti air conditioner (AC), dan air minum. Satu

ruang kerja berukuran 30 m2 berisi 6 hingga 8 pekerja.

Gambar 8. Kondisi ruang kerja pengguna komputer


33

B. Analisis Univariat

1. Tendensi Karakteristik dan Variabel Penelitian

Adapun tendensi dari karakteristik responden penelitian ditunjukkan pada

tabel berikut :

Tabel 1. Tendensi Karakteristik dan Variable penelitian

Karakteristik dan
No Kelompok N Min Maks Mean Std.Dev
Variabel
1 Intervensi 25 a. Karakteristik
1) Usia (tahun) 20.00 45.00 34.92 7.79
2) Masa Kerja 0.33 22.00 9.57 7.67
(tahun)
b. Variabel
Kelelahan 15.00 33.00 21.00 5.16
Mata (Skor)
2 Kontrol 25 a. Karakteristik
1) Usia (tahun) 23.00 45.00 33.04 7.12
2) Masa Kerja 2.00 22.00 7.88 7.25
(tahun)
b. Variabel
Kelelahan 15.00 31.00 21.52 4.92
Mata (Skor)
Sumber : Data Primer, Juni 2017.

Tabel diatas menunjukkan bahwa usia dan skor kelelahan mata baik pada

kelompok kontrol maupun intervensi memiliki standar deviasi yang jauh

lebih kecil dari nilai rata-rata, dimana data tersebut memiliki persebaran data

yang mendekati homogen. Masa kerja pada kelompok kontrol dan intervensi

memiliki standar deviasi yang mendekati sama dengan nilai rata-rata

kelompok, sehingga dapat dikatakan karakteristik tersebut bervariasi.

2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


34

No Karakteristik Frekuensi Persentase


(%)
1 Usia (tahun)
20-29 16 32
30-39 18 36
40-49 16 32
2 Masa Kerja (tahun)
<5 20 40
5-9 14 28
10-14 3 6
15-19 3 6
>19 10 20
3 Jenis Kelamin
Laki-laki 40 80
Perempuan 10 20
Sumber : Data Primer, Juni 2017.

3. Uji Normalitas Karakteristik dan Variabel Penelitian

Tabel 3. Uji Normalitas Karakteristik dan Variabel Penelitian

No Kelompok Karakteristik dan Variabel p-value


1 Intervensi a. Karakteristik
1) Usia 0.049
2) Masa Kerja 0.004
3) Jenis Kelamin 0.000
b. Variabel
Skor Kelelahan Mata 0.214*
2 Kontrol a. Karakteristik
1) Usia 0.122*
2) Masa Kerja 0.000
3) Jenis Kelamin 0.000
b. Variabel
Skor Kelelahan Mata 0.101*
Sumber : Data Primer, Juni 2017.
Keterangan : * terdistribusi normal

Hasil uji normalitas data diatas menunjukkan bahwa usia dan skor kelelahan

mata pada kelompok kontrol serta skor kelelahan mata pada kelompok

intervensi terdistribusi normal, yakni memiliki p value >0,05 sedangkan

karakteristik lain pada masing-masing kelompok tidak terdistribusi normal.


35

C. Analisis Bivariat

1. Karakteristik Responden terhadap Variabel Penelitian

Tabel 4. Hasil Uji Karakteristik Responden terhadap Variabel Penelitian

No Kelompok Karakteristik p-value r


1 Intervensi a. Usia 0.177 0.279
b. Masa Kerja 0.700 -0.081
c. Jenis Kelamin 0.154 0.294
2 Kontrol a. Usia 0.227 -0.251
b. Masa Kerja 0.769 0.062
c. Jenis Kelamin 0.974 -0.007
Sumber : Data Primer, Juni 2017.

Data di atas memperlihatkan bahwa karakteristik usia, masa kerja, serta jenis

kelamin pada masing-masing kelompok tidak memiliki hubungan yang

signifikan dengan kelelahan mata responden penelitian (p value >0,05).

2. Variabel Penelitian

Berikut merupakan skor kelelahan mata yang diukur menggunakan kuesioner

Computer-Vision Symptom Scale 17 (CVSS17).

Tabel 5. Hasil Pengukuran Kelelahan Mata

Nomor Kelelahan Mata (Skor) Rata-rata Skor


Urut Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Responden Intervensi Kontrol Intervensi Kontrol
1 16 16
2 17 19
3 33 26
4 19 30
5 16 20
6 15 23
7 20 18 21.00 21.52
8 20 22
9 16 25
10 25 31
11 22 15
12 19 17
36

13 28 20
14 22 27
15 30 19
16 22 27
17 31 27
18 25 25
19 19 18
20 19 15
21 23 16
22 15 15
23 15 24
24 19 18
25 19 25
Sumber : Data Primer, Juni 2017.

Data diatas diuji menggunakan uji statistik Independent T-test yang


menunjukkan perbedaan secara signifikan antara kelelahan mata pekerja
pada kelompok kontrol dengan kelompok intervensi, yaitu p value = 0.000.
Rata-rata skor kelompok intervensi lebih rendah dari kelompok kontrol,
dimana selisih skor tersebut sebesar 0.52. Apabila dipresentasekan, maka
kelompok intervensi memiliki kelelahan mata 2.4% lebih rendah dari
kelompok kontrol.
BAB V
PEMBAHASAN

Kegiatan relaksasi mata dapat menurunkan kelelahan mata pekerja

yang terpapar radiasi gelombang elektromagnetik dari layar komputer. Penurunan

ini terjadi karena perubahan kondisi otot mata. Pada saat menatap layar komputer,

otot mata bekerja fokus pada layar komputer dan mengalami penegangan akibat

akomodasi maksimal. Relaksasi mata dilakukan dengan merubah jarak pandang

pekerja, melihat objek dengan jarak enam meter. Kegiatan merubah jarak pandang

menyebabkan otot mata mengendur dan relaksasi. Mata yang berfokus pada layar

komputer dapat memicu mata kering. Relaksasi mata dilakukan dengan cara

mengedipkan mata selama menatap objek dengan jarak enam meter dapat

membantu meratakan air mata ke seluruh permukaan mata, sehingga mata tetap

terjaga dalam kondisi lembab. Secara statistik pun menunjukkan bahwa ada

pengaruh relaksasi mata terhadap kelelahan mata secara signifikan. Hasil

penelitian Barthakur (2013) juga menunjukkan bahwa relaksasi mata

mempengaruhi kelelahan mata secara signifikan.

Kelompok yang melakukan relaksasi mata memiliki nilai kelelahan

mata lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang tidak melakukan relaksasi

mata dengan selisih rata-rata sebesar 0,52. Selisih tersebut menunjukkan

penurunan kelelahan mata sebesar 2,4%. Hasil penelitian Lertwisuttipaiboon et al

(2016) pun menunjukkan bahwa pemberian relaksasi mata dapat menurunkan

kelelahan mata secara signifikan. Penelitian lain dilakukan oleh Gupta et al (2014)

37
38

dan terbukti bahwa relaksasi mata dapat mengurangi kelelahan mata sebesar

46,5%.

Kelelahan mata dapat timbul seiring dengan semakin lama durasi

seseorang menatap layar komputer (Singh, 2016 dan Ranasinghe et al, 2016).

Thorud et al (2012) menunjukkan bahwa kelelahan otot mata timbul setelah enam

puluh menit berakomodasi. Kegiatan relaksasi mata dilakukan setiap setelah dua

puluh menit menatap layar komputer. Kegiatan ini sabagai salah satu langkah

pencegahan kelelahan mata, dimana dilakukan sebelum otot mata mulai

mengalami penegangan secara signifikan.

Responden dalam penelitian ini memiliki karakteristik usia 20-45

tahun dimana pada usia tersebut seseorang secara alami masih memiliki

penglihatan yang berfungsi secara normal. Guyton dan Hall (2014) pun

menyatakan bahwa seseorang yang berusia diatas 45 tahun akan mengalami

penurunan daya akomodasi yang kemudian akan mempengaruhi kerja otot mata.

Uji korelasi antara usia dengan kelelahan mata pada kedua kelompok pada

penelitian ini menunjukkan hubungan yang tidak signifikan yaitu p value = 0,177

dan p value = 0,227. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya

yaitu Zainuddin dan Isa (2014), menunjukkan bahwa usia tidak memiliki

hubungan yang signifikan terhadap kelelahan mata (p value = 0,716). Kemudian,

Das et al (2016) juga menunjukkan bahwa usia dibawah 45 tahun tidak memiliki

hubungan yang signifikan terhadap kelelahan mata (p value = 0,939).

Sebanyak 40 responden (80%) pada penelitian ini merupakan laki-laki

dimana sisanya sebanyak 10 responden (20%) merupakan perempuan. Uji korelasi


39

pada kelompok kontrol maupun intervensi pada penelitian ini menunjukkan

bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kelelahan

mata, p value = 0,154 dan p value = 0,974. Penelitian ini sejalan dengan dengan

penelitian Zainuddin dan Isa (2014) dengan p value = 0,205. Karakteristik lain

yang melekat pada responden penelitian ini yaitu masa kerja. Adapun hasil uji

korelasi antara masa kerja dengan kelelahan mata pada dua kelompok

menunjukkan hubungan yang tidak signifikan, sebesar p value = 0,700 dan p

value = 0,769. Hasil ini sejalan dengan penelitian Arumugam (2014) yang

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan

kelelahan mata (p-value = 0,328) serta Zainuddin dan Isa (2014) dengan p value

= 0,664.

Penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh karakteristik yang melekat

pada responden tidak berhubungan secara signifikan dengan kelelahan mata yang

dirasakan responden. Pemberian relaksasi mata pada kelompok intervensi

menghasilkan rata-rata skor kelelahan mata sebesar 21.00 sedangkan pada

kelompok kontrol memiliki rata-rata skor kelelahan mata sebesar 21.52. Secara

statistik, skor kelelahan kedua kelompok tersebut terdapat perbedaan yang

signifikan. Adapun faktor lain yang dapat memicu kelelahan mata sehingga hanya

didapatkan selisih kelelahan mata pada kedua kelompok pekerja sebesar 0.52 atau

2,4% yaitu teknik pelaksanaan relaksasi mata yang kurang tepat, riwayat penyakit

mata (miopi, hipermetropi dan astigmatisma).


40

Adapun keterbatasan pada penelitian ini yaitu :

1. Penelitian ini menggunakan pendekatan non equivalent control group, dimana

hanya dilakukan pengukuran serta intervensi pada satu waktu, seharusnya

menggunakan pendekatan control time series design.

2. Peneliti belum memastikan kebenaran normalitas refraksi mata responden

secara medis.

3. Tidak seluruh responden memiliki durasi kerja dan kegiatan yang sama

sehingga bebarapa responden tidak dapat mengikuti kegiatan relaksasi mata

setiap setelah 20 menit menatap layar komputer.


BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terdapat beberapa hal yang

dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut :

1. Ada perbedaan kelelahan mata akibat pemberian relaksasi mata pada

pekerja yang terpapar radiasi gelombang elektromagnetik dari layar

komputer secara signifikan, perbedaan tersebut sebesar 2,4%

menurunkan kelelahan mata pekerja yang melakukan relaksasi mata.

2. Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi usia, masa kerja

dan jenis kelamin tidak memiliki risiko untuk mengalami kelelahan

mata.

3. Tidak ada hubungan antara karakteristik responden terhadap kelelahan

mata pada kedua kelompok pekerja.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya perusahaan memberlakukan standar penerangan ruang kerja

sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia yaitu sebesar 300

lux.

41
42

2. Perusahaan menerapkan kegiatan relaksasi mata, meliputi :

memejamkan mata selama 10 detik dan membuka mata selama 10

detik dengan arah pandang ke depan sejauh 6 meter, masing-masing

dilakukan 3 kali, dilakukan setiap setelah-20-menit menatap layar

komputer.

3. Peneliti selanjutnya perlu memiliki kriteria inklusi dan eksklusi lebih

ketat, misal : melakukan pemeriksaan refraksi mata secara medis

sebagai tahap skrining responden.


DAFTAR PUSTAKA

(APJII), A. P. (2015). Profil Pengguna Interne Indonesia. Jakarta: Puskakom


Universitas Indonesia.

akinbinu, &. m. (2014). impact of computer technology on health : computer


vision syndrome. academic journal, 20-30.

al., R. e. (2016). Computer vision syndrome among computer office workers in a


developing country: an evaluation of prevalence and risk factors. BMC
Research, Notes 9:150.

Arif, K. A. (2015). Computer Vision Syndrome. Faridpur Medical Coll, 33-35.

Arumugan, S. K. (2013). Prevalence of Computer Vision Syndrome among


Information Technology Profesionals Working in Chennai. World Journal
of Medical Sciences, 312-314.

Atatas, Z. &. (2001). Efek kesehatan radiasi non pengion pada manusia. seminar
keselamaan, kesehatan dan lingkungan .

Barthakur, R. (2013). Computer Vision Syndrome . Mauritius: Interne Jornal of


Medical Update , 1-2.

Bernath, F. P. (2016). Specta of Atoms and Molecules Third Edition. New York :
Oxford University Press.

Choice, H. b. (2016). Health by Choice : Worplace Eye Wellness Month. p.1.

CounciL., T. V. (2016). Eyes Overexposed : The Digital Device Dilemma.


Alexandria: The Vision Council.

Das, S. D. (2016). Computer Vision Syndrome and Its Risk Factors Among
Professional College Students of Agartala: A Cross . International Journal
Of Scientific Research Volume : 5 , 27-29.

Gonzalez-Perez, S., & B, A. A. (2014). The Computer-Vision Symptom Scale


(CVSS17): development and initial validation. . Invest Ophthalmol, 4504-
4511.

Gupta R, G. D. (2014). Interventional Cohort Study for evaluation of Computer


Vision Syndrome among Computer Workers. . International Journal
Medical , 40-44.

43
44

Heid, M. (2014 , january 10). http://www.prevention.com/health/health-


concerns/how-spot-digital-eye-strain. Retrieved november 1, 2018, from
http://www.prevention.com: http://www.prevention.com.

ilyas, S. (2010). Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. JAKARTA: Balai Penerbit
FKUI.

Kanapeckas, P. M. (2007). Electromagnetic Radiation at Computerized


Workplaces. 124X INFORMATION TECHNOLOGY AND CONTRO, 348-
352.

Linseley, T. (2011). Electronic Servicing and Repairs Third Edition. USA and
Canada: Taylor and Francis Group.

Notoatmojo, S. (2010). LED Lights : Benefit and Hazard . jakarta: PT Rineka


Horizon Edition.

Parihar, M. J. (2016). Computer and Visual Displays Terminal (VDT) vision


Syndrome (CVDTS). Medical Journal Armed Forces India , 72, 270-276.

Pearce, E. C. (2016). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. jakarta: PT.


Gramedia Pustaka Utama.

Permana, M. A. (2015). Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan


ComputerVision Syndrome (CVS) pada Pekerja Rental Komputer di
Wilayah UNNES. Unnes Journal of Public Health Vol.3, 48-57.

Raja AM, J. S. (2015). Cross-sectional questionnaire study of ocular effects


among IT professionals who use computers. Int J Med Public Health,
5:63-6.

Silverthorn, D. U. (2014). Human Physiology : An Integrated Approach Sixth


Edition. jakarta: EGC.

Singh H, T. M. (2016). . Prevention of ocular morbidity among medical students


by prevalence assessment of asthenopia and its risk factors. . . J. Evid.
Based Med. Health, 532-536.

Suma’mur. (2014). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes).


Jakarta : CV Sagung Seto.

Syaifuddin. (2011). Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan


Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
45

Thorud, H. H. (2012). Thorud, HMS, Helland M, et al.(2012). Eye-Related Pain


Induced by Visually Demanding Computer Work. . Kongsberg. Optometry
and Vision Science Vol.89, ,No.4, E452-E464.

Walden, A. &. (2014). . Give Your Eyes a Break From Digital Eye Strain. Digital
Eye Strain Coverage Report, 56.
46

Lampiran 1. Informed consent

Informasi untuk Subjek/Responden Penelitian

Yth.
Bapak/Ibu Responden

Perkenalkan saya Niza Nur Azizah, mahasiswa Program Studi


Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta (D4 K3 FK UNS). Sekarang ini saya
sedang menempuh semester VIII dimana salah satunya pemenuhan SKS
adalah dengan melakukan penelitian. Saya bermaksud melakukan
penelitian tentang Pengaruh Relaksasi Mata terhadap Kelelahan Mata
Pekerja yang Terpapar Radiasi Gelombang Elektromagnetik dari
Layar Komputer.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian
Relaksasi Mata terhadap kelelahan mata pekerja yang terpapar radiasi
gelombang elektromagnetik. Menatap layar komputer dengan radiasi
gelombang elektromagnetik dalam waktu yang lama dapat memicu
beberapa hal, seperti mata merah, mata terasa terbakar, mata pedih, mata
kering, mata berair, mata tegang, mata nyeri, sakit pada leher bagian
belakang, dan lain-lain. Hal tersebut yang membuat Peneliti ingin
memberikan intervensi sebuah program relaksasi mata yang diharapkan
dapat menurunkan keluhan tersebut diatas.
Bapak/Ibu akan diminta untuk mengisi kuesioner sebelum memulai
pekerjaan. Selanjutnya Bapak/Ibu dapat melakukan pekerjaan seperti
biasanya. Kami meminta agar Bapak/Ibu melakukan kegiatan relaksasi
mata setiap 20 menit menatap layar komputer. Relaksasi mata ini dapat
dilakukan dengan cara berhenti menatap layar komputer setiap 20 menit
bekerja, kemudian memejamkan mata selama 10 detik, membuka mata
selama 10 detik dengan jarak pandang 6 meter ke depan. Memejamkan
47

dan membuka mata ini dilakukan masing-masing sebanyak 3 kali. Bapak


Ibu hanya perlu meluangkan waktu untuk melakukan relaksasi ini selama
kurang lebih 1 menit saja setiap 20 menit menatap layar komputer. Di
akhir pekerjaan, Bapak/Ibu diminta untuk mengisi kuesioner CVSS17
dengan total pertanyaan sebanyak 15 butir pertanyaan. Kuesioner ini
berkaitan tentang keluhan yang Bapak/Ibu rasakan setelah melakukan
relaksasi mata dalam satu hari kerja.
Saya bermaksud meminta Bapak/Ibu berkenan menjadi Subjek atau
Responden Penelitian dalam pelaksanaan program tersebut diatas.
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi Bapak/Ibu
serta apabila penelitian ini berhasil dan terbukti, maka Bapak/Ibu dapat
melakukan relaksasi mata di setiap hari kerja untuk menurunkan atau
mengurangi kelelahan mata yang biasa Bapak/Ibu alami. Kerahasiaan atas
seluruh informasi atau data diri Bapak/Ibu akan kami jaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika Bapak/Ibu tidak bersedia
menjadi responden, maka tidak ada ancaman serta memungkinkan bagi
Bapak/Ibu untuk mengundurkan diri dari mengikuti penelitian ini.
Selama Bapak/Ibu ikut dalam penelitian ini, setiap informasi baru
yang dapat mempengaruhi pertimbangan Bapak/Ibu untuk terus ikut atau
berhenti dari penelitian ini akan segera disampaikan kepada Saudara. Jika
Bapak/Ibu masih memerlukan penjelasan mengenai penelitian ini maka
dapat menghubungi :
Nama Peneliti : Niza Nur Azizah
Program Studi : D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Alamat : Jalan Ir.Sutami No.36A Jebres, Surakarta
No. HP : 085259992424
48

Lampiran 2. Informasi Responden

Informasi untuk Subjek/Responden Penelitian

Yth.
Bapak/Ibu Responden

Perkenalkan saya Niza Nur Azizah, mahasiswa Program Studi


Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta (D4 K3 FK UNS). Sekarang ini saya
sedang menempuh semester VIII dimana salah satunya pemenuhan SKS
adalah dengan melakukan penelitian. Saya bermaksud melakukan
penelitian yang yang berjudul Pengaruh Relaksasi Mata terhadap
Kelelahan Mata Pekerja yang Terpapar Radiasi Gelombang
Elektromagnetik dari Layar Komputer.
Pekerja pengguna komputer akan terpapar radiasi gelombang
elektromagnetik. Paparan terhadap mata dalam waktu yang lama dapat
memicu beberapa hal seperti mata merah, mata terasa terbakar, mata
pedih, mata kering, mata berair, mata tegang, mata nyeri, sakit pada leher
bagian belakang, dan lain-lain. Hal tersebut yang membuat Peneliti ingin
memberikan intervensi sebuah program relaksasi mata yang diharapkan
dapat menurunkan keluhan tersebut diatas.
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi
Bapak/Ibu responden. Bapak/Ibu silahkan bekerja seperti biasanya.
Peneliti sebatas ingin mengukur kelelahan mata Bapak/Ibu menggunakan
kuesioner CVSS17 dengan total pertanyaan sebanyak 15 butir pertanyaan.
Kuesioner ini berkaitan tentang keluhan yang Bapak/Ibu rasakan. Sebelum
memulai pekerjaan akan diukur kelelahan mata sebelum bekerja dan di
akhir pekerjaan akan diukur kembali kelelahan mata setelah bekerja.
Apabila hasil penelitian ini membuktikan bahwa Relaksasi Mata dapat
megurangi kelelahan mata pada pekerja yang terpapar radiasi gelombang
elektromagnetik maka Bapak/Ibu dapat menerapkan Relaksasi Mata.
49

Program tersebut merupakan salah satu langkah untuk mencegah


timbulnya dampak yang lebih lanjut terhadap kesehatan mata Bapak/Ibu.
Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan saya jaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika Bapak/Ibu tidak bersedia
menjadi responden, maka tidak ada ancaman serta memungkinkan bagi
Bapak/Ibu untuk mengundurkan diri dari mengikuti penelitian ini.
Selama Bapak/Ibu ikut dalam penelitian ini, setiap informasi baru
yang dapat mempengaruhi pertimbangan Bapak/Ibu untuk terus ikut atau
berhenti dari penelitian ini akan segera disampaikan kepada Saudara. Jika
Bapak/Ibu masih memerlukan penjelasan mengenai penelitian ini maka
dapat menghubungi :
Nama Peneliti : Niza Nur Azizah
Program Studi : D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Alamat : Jalan Ir.Sutami No.36A Jebres, Surakarta
No. HP : 085259992424
50

Lampiran 3. Persetujuan Responden

LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK/RESPONDEN PENELITIAN

Semua penjelasan di atas telah disampaikan kepada saya dan


semua pertanyaan telah dijawab oleh peneliti. Saya mengerti bahwa
apabila saya masih memerlukan penjelasan, saya akan meminta penjelasan
dari peneliti (Niza Nur Azizah).
Bersama dengan ini, saya
Nama :………………………………………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan*
Usia : ..……………………………………………….
Masa Kerja : ..……tahun
Pendidikan : SD/SMP/SMA/PT*
Dengan menandatangi formulir ini saya setuju untuk ikut dalam
penelitian ini.

Sragen, …… …………… 2017

Tanda Tangan Saksi Tanda Tangan Responden

(……..….………………) (………………………..)

*Coret yang tidak perlu


51

Lampiran 4. Hasil spss

UJI NORMALITAS SKOR KELELAHAN MATA

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

intervensi_art .130 25 .200* .947 25 .214

kontrol_art .148 25 .168 .928 25 .078

Skorkontrol .141 25 .200* .933 25 .101

SkorIntervensi .177 25 .042 .898 25 .016

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

UJI NORMALITAS KARAKTERISTIK RESPONDEN

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Usiaintervensi .143 25 .200* .919 25 .049

UsiaKontrol .122 25 .200* .936 25 .122

masakerjaIntervensi .159 25 .102 .871 25 .004

MasakerjaKontrol .282 25 .000 .756 25 .000

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.


52

Parametric Correlations
Korelasi pearson antara Skor kelelahan mata dan usia kelompok Kontrol
Correlations

Skor UsiaKontrol

Skor Pearson Correlation 1 -.251

Sig. (2-tailed) .227

N 25 25

UsiaKontrol Pearson Correlation -.251 1

Sig. (2-tailed) .227

N 25 25

Nonparametric Correlations
Korelasi Spearman rank untuk Skor Kelelahan mata dengan masakerja kelompok
Kontrol
Correlations

Skor masakerjakontrol

Spearman's rho Skor Correlation Coefficient 1.000 .062

Sig. (2-tailed) . .769

N 25 25

masakerjaKontrol Correlation Coefficient .062 1.000

Sig. (2-tailed) .769 .

N 25 25

Correlations

jeniskelaminkontr
Skor ol

Spearman's rho Skor Correlation Coefficient 1.000 -.007

Sig. (2-tailed) . .974

N 25 25

Jeniskelaminkontrol Correlation Coefficient -.007 1.000

Sig. (2-tailed) .974 .

N 25 25
53

Nonparametric Correlations
Korelasi Spearman rank untuk usia dan Kelelahan Mata
Kelompok Intervensi
Correlations

SkorIntervensi usiaIntervensi

Spearman's rho SkorIntervensi Correlation Coefficient 1.000 .279

Sig. (2-tailed) . .177

N 25 25

usiaIntervensi Correlation Coefficient .279 1.000

Sig. (2-tailed) .177 .

N 25 25

Correlations

usiaIntervensi intervensi_art

Spearman's rho usiaIntervensi Correlation Coefficient 1.000 .279

Sig. (2-tailed) . .177

N 25 25

Intervensi_art Correlation Coefficient .279 1.000

Sig. (2-tailed) .177 .

N 25 25

Nonparametric Correlations
Correlations

masakerja
SkorIntervensi Intervensicos

Spearman's rho Skor Intervensi Correlation Coefficient 1.000 -.081

Sig. (2-tailed) . .700

N 25 25

masakerja Intervensicos Correlation Coefficient -.081 1.000

Sig. (2-tailed) .700 .

N 25 25
54

T-Test

Group Statistics

Kelompo
k N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

SkorKelelahan 1 25 1.5216 .01248 .00250

2 25 21.5200 4.91698 .98340

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of
Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence
Interval of the
Difference

Mean Std. Error


Sig. (2- Differenc Differenc
F Sig. t df tailed) e e Lower Upper

SkorKelel Equal 93.762 .000 -20.336 48 .000 - .98340 - -


ahan variances 19.99840 21.97566 18.02114
assumed

Equal -20.336 24.00 .000 - .98340 - -


variances not 0 19.99840 22.02803 17.96877
assumed
55

Lampiran 5. Dokumentasi

Gambar 9. Pengisian kuesioner


56
57

Lampiran 6. Lembar kuesioner

Computer Vision Symptom Scale (CVSS17)


(After Work)

Nama : Nomor Responden :


Usia :
Tanggal :

Kepada Responden, kami mengharapkan Anda untuk menjawab pertanyaan-


pertanyaan berikut sesuai dengan apa yang Anda rasakan dan alami selama
melakukan aktivitas/pekerjaan di depan layar komputer selama lebih dari 4 jam per
hari dan lebih dari 4 minggu dengan cara melingkari salah satu jawaban.

A2. Apakah tulisan yang Anda lihat pada layar komputer menjadi kabur saat bekerja
menghadap ke layar komputer?
1. Tidak, sama sekali tidak pernah.
2. Ya, setiap 5 jam
3. Ya, setiap 4 jam
4. Ya, setiap 3 jam
5. Ya, setiap 2 jam
6. Ya, setiap 1 jam

A4. Apakah mata Anda merasa lelah ketika bekerja menghadap ke layar komputer ?
1. Tidak pernah 2. Ya, setiap 5 jam 3. Ya, setiap 4 jam
4. Ya, setiap 3 jam 5. Ya, setiap 2 jam 6. Ya, setiap 1 jam
7. Ya, setiap < 1 jam

A9. Apakah mata Anda nyeri ketika bekerja menghadap ke layar komputer ?
4. Selalu, setiap <1 jam 3. Ya, setiap 2 jam
2. Ya, setiap 5 jam 1.Tidak pernah

A17. Apakah mata Anda terasa berat selama Anda bekerja menghadap ke layar
komputer ?
4. Selalu, setiap < 1 jam 3. Ya, setiap 2 jam
2. Ya, setiap 5 jam 1. Tidak pernah

A20. Apakah Anda banyak mengedipkan mata ketika bekerja menghadap ke layar
komputer?
1. Tidak pernah 2. Ya, setiap 5 jam
3. Ya, setiap 2 jam 4. Selalu, setiap < 1 jam

A21. Apakah Anda merasakan sensasi panas atau terbakar pada mata Anda ?
4. Selalu, setiap < 1 jam 3. Ya, setiap 2 jam
2. Ya, setiap 5 jam 1.Tidak pernah
58

A22. Apakah Anda memerlukan usaha untuk menegangkan mata agar fokus pada
suatu objek selama bekerja menghadap ke layar komputer ?
6. Ya, setiap 1 jam
5. Ya, setiap 2 jam
4. Ya, setiap 3 jam
3. Ya, setiap 4 jam
2. Ya, setiap 5 jam
1. Tidak, sama sekali tidak pernah

A28. Apakah Anda merasa mata Anda tidak fokus saat membaca atau menulis pada
layar komputer?
4. Selalu, setiap < 1 jam 3. Ya, setiap 2 jam
2. Ya, setiap 5 jam 1.Tidak pernah

A30. Apakah penglihatan Anda menjadi ganda setelah beberapa jam menghadap ke
layar komputer ?
6 Ya, setiap 1 jam 5. Ya, setiap 2 jam 4. setiap 3 jam
3. Ya, setiap 4 jam 2. Ya, setiap 5 jam 1. Tidak pernah

A32. Apakah mata Anda pernah merasa pedih?


1. Tidak pernah 2. Ya, setiap 5 jam
3. Ya, setiap 2 jam 4. Selalu, setiap < 1 jam

A33.Pernahkan Anda merasa seperti ada lintasan cahaya yang terlihat setelah Anda
bekerja menghadap ke layar komputer?
1. Tidak pernah 2. Ya, setiap 5 jam 3. Ya, setiap 4 jam
4 Ya, setiap 3 jam 5. Ya, setiap 2 jam 6. Ya, setiap 1 jam

C16. Saat bekerja, mata Saya terasa berat.


1. Tidak pernah 2. Ya, setiap 5 jam
3. Ya, setiap 2 jam 4. Ya, setiap, < 1 jam

C21. Selama menghadap ke layar komputer, Saya perlu menegangkan mata untuk
dapat melihat jelas.
4. Ya, setiap, < 1 jam 3. Ya, setiap 2 jam
2. Ya, setiap 5 jam 1. Tidak pernah

C23. Disaat Saya bekerja, saya banyak mengedipkan mata karena mata saya terasa
kering.
4. Ya, setiap, < 1 jam 3. Ya, setiap 2 jam
2. Ya, setiap 5 jam 1. Tidak pernah

C24. Setelah lama menghadap ke layar komputer, cahaya terasa masih tampak di
pandangan Saya.
1. Tidak pernah 2. Ya, setiap 5 jam
3. Ya, setiap 2 jam 4. Ya, setiap < 1 jam

Anda mungkin juga menyukai