SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh
Niken Amran
NIM. 6411412092
i
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang
Juni 2016
ABSTRAK
Niken Amran
Analisis Pelaksanaan Program Antenatal Terpadu di Puskesmas Bandarharjo
Kota Semarang
VI + 106 halaman + 5 tabel + 5 gambar + 21 lampiran
ii
Public Health Science Department
Faculty of Sport Science
Semarang State University
June 2016
ABSTRACT
Niken Amran
Analysis of Implementation Integrated Antenatal Program at Bandarharjo
Puskesmas Semarang City,
VI + 106 pages + 5 table + 5 images + 21 attachments
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
telah selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang
8).
keletihan itu akan hilang dan kebaikan akan kekal. Bila kita bersenang-
senang dengan dosa, kesenangan itu akan hilang dan dosa yang akan kekal
PERSEMBAHAN
Amran).
4. Asep Alvan
5. Almamaterku Unnes.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah dan ridhoNya
dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Negeri Semarang.
Skripsi ini dapat diselesaikan dengan bantuan dan kerjasama dari berbagai
pihak, dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, saya menyampaikan terima
kasih kepada:
Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd, atas ijin penelitian yang telah diberikan.
4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
vii
Negeri Semarang yang telah membantu dalam segala urusan administrasi
6. Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Widoyono, M.PH atas ijin
8. Bidan Poli KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) Puskesmas Bandarharjo Kota
Semarang, Ibu Erna Faulina, Ibu Endang Erawati, Am Keb, Ibu Sumarni,
10. Sahabat-sahabat terbaikku (Liza, Jesi, Rahma, Atika, Ella, Putri, Nova, Ica,
Ayu, Sonya, Wati) dan adik-adik kos Griya Bunda atas bantuan dan
Semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat
ganda dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
Niken Amran
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
ABSTRACT ......................................................................................................iii
PENGESAHAN ................................................................................................ iv
PERNYATAAN ................................................................................................. v
ix
2.1.1 Analisis ................................................................................... 10
x
4.2.4 Hasil Penelitian Output............................................................ 83
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Alur Pelayanan Antenatal Terpadu ............................................. 38
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Semarang .... 116
Lampiran 10. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian .............. 118
Lampiran 13. Pedoman Wawancara untuk Sie. Kesehatan Ibu dan Lansia
xiv
Lampiran 15. Pedoman Wawancara untuk Kepala Puskesmas Bandarharjo
Lampiran 17. Pedoman Observasi Ketersediaan Sarana dan Prasarana ........ 176
xv
DAFTAR SINGKATAN
KB = Keluarga Berencana
KH = Kelahiran Hidup
xvi
KIA = Kesehatan Ibu dan Anak
PK = Penanganan Komplikasi
TT = Tetanus Toksoid
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni Upaya Kesehatan Wajib dan juga
Upaya Kesehatan Pengembangan. Salah satu dari enam upaya kesehatan wajib
Puskesmas yaitu upaya kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
dalam mencapai tujuan MDGs yang kelima yaitu meningkatkan kesehatan ibu,
khususnya pada target menurunkan angka kematian ibu. Indonesia hanya baru dapat
menekankan dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (tahun 2007), yang
mana target pada tahun 2015 yang sudah ditetapkan yaitu 102 per 100.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 menyebutkan bahwa AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Hal ini akan menjadi masalah tentunya dibidang kesehatan, sehingga timbul
antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil.
1
2
atau komplikasi, oleh karena itu pelayanan antenatal harus dilakukan secara rutin,
terpadu, dan sesuai standar pelayanan antenatal yang berkualitas (Kemenkes RI,
2013).
memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar yang terdiri dari 10T
(Timbang berat badan dan ukut tinggi badan, Ukur tekanan darah, Nilai status
gizi/ukur lingkar lengan atas (LiLA), Ukur tinggi fundus uteri, Tentukan presentasi
janin dan denyut jantung janin (DJJ), Skrining status imunisasi TT, Tablet tambah
untuk mengetahui pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Hampir seluruh ibu hamil
frekuensi minimal 4 kali selama masa kehamilannya adalah 83,5%. Adapun untuk
cakupan pemeriksaan kehamilan pertama pada trimester pertama adalah 81,6% dan
frekuensi ANC 1-1-2 atau K4 (minimal 1 kali pada trimester pertama, minimal 1
kali pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada trimester 3) sebesar 70,4%.
Tenaga yang paling banyak memberikan pelayanan ANC adalah bidan (88%) dan
pada tahun 2014 sebesar 102,16% lebih kecil dari tahun 2013 yaitu 104,27%. Hal
3
ini menunjukan adanya penurunan cakupan meskipun pencapaian ini sudah diatas
target SPM tahun 2015 (95%) dan target tahun 2014 (94%). Sedangkan, kunjungan
K4 pada tahun 2014 sebesar 97.21% tidak mengalami perubahan atau sama dengan
tahun 2013 yaitu sebesar 97,21%, sudah mencapai target SPM 2015 yaitu 95%
tetapi angka kematian ibu masih tinggi (Profil Dinkes Kota Semarang 2014).
122,25/100.000 KH lebih tinggi dari tahun 2013 sebesar 107,95/100.000 KH, pada
tahun 2012 yaitu 80,06/100.000 KH dan tahun 2011 sebesar 119,9/100.000 KH.
Dilihat dari jumlah kematian ibu pada peningkatan dari tahun 2013 yaitu sebesar
29 kasus menjadi 33 kasus pada tahun 2014 menjadi 35 kasus pada tahun 2015.
Namun untuk peringkat kematian ibu di Jawa Tengah, Kota Semarang menurun,
yaitu dari peringkat 5 pada tahun 2013 menjadi peringkat 7 pada tahun 2014 dan
meningkat lagi menjadi peringkat 2 tahun 2015 (Profil Dinkes Kota Semarang
2014).
Semarang setiap tahunnya sudah mencapai target dan sudah mencapai capaian yang
baik tetapi angka kematian ibu di Kota Semarang masih tinggi. Hal ini akan menjadi
masalah tentunya dibidang kesehatan karena angka kematian ibu termasuk dalam
kategori MDGs yang nomor 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu khususnya pada
Pada tahun 2015, Angka Kematian Ibu di Kota Semarang terdapat 35 kasus
meningkat dari tahun 2014 sebanyak 33 kasus dan pada tahun 2013 yang hanya 29
kasus. Kematian ibu disebabkan oleh beberapa faktor, baik dari faktor masyarakat,
disebabkan karena penyakit sebesar 18,18%, infeksi sebesar 3,03% dan lain-lain
melaksanakan program antenatal terpadu. Puskesmas ini salah satu Puskesmas yang
mendapatkan pelatihan dari Dinas Kesehatan Kota dari 36 puskesmas lain yang
pernah dilatih. Namun berdasarkan data kematian ibu tahun 2014, di Puskesmas
Bandarharjo masih ditemukan 3 kasus kematian ibu dan tahun 2015 mengalami
K1 dan K4 belum mencapai target SPM tahun 2015 (95%). Padahal di Puskesmas
ini angka cakupan K1 dan K4 sebagai salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan
program antenatal.
5
masih jauh dari target yang sudah ditetapkan dan adanya komplikasi penyakit
kesehatan ibu dan anak (KIA) pada tanggal 03 Februari 2016 menyatakan bahwa
sumber daya manusia di Puskesmas Bandar Harjo masih kurang. Jumlah bidan di
kandungan, sehingga tidak bisa memantau keseluruhan ibu hamil yang berjumlah
1382 dari 4 (empat) kelurahan. Dari jumlah ibu hamil tersebut, sebanyak 1382
memiliki resiko tinggi pada kehamilan yaitu 1052 (70%). Selain jumlah bidan yang
sedikit pegawai laboratorium hanya 1 orang padahal sesuai dengan standar 10T
pemeriksaan laboratorium dilakukan secara rutin dan khusus. Dalam segi sarana
dan prasarana adanya keterbatasan ruangan antara pelayanan ibu dan pelayanan
Sebagai referensi yang dapat dijadikan bahan bacaan dan rujukan oleh
2.
Analisis Sylva 2014, Kuanitatif Kinerja BPM Terdapat
kinerja BPM Medika Semarang (cross dalam bahwa
dalam Permata sectional) melaksanakan adanya
pelaksanaan sari pelayanan pengaruh
ANC terpadu antenatal antara
pada ibu hamil terpadu keterampilan,
di wilayah IBI pengetahuan,
ranting Kota dan review
Semarang kinerja
dengan
kinerja BPM
dalam
pelaksanaan
pelayanan
antenatal
terpadu.
3. Hasil
Analisis Anna 2013, Kualitatif Komunikasi menunjukkan
Implementasi Mieke Maluku (observasional)
pemberi bahwa
Program Utara informasi pelayanan
Pelayanan tentang antenatal
Antenatal pelayanan terpadu
Terpadu pada antenatal malaria pada
Ibu Hamil terpadu pada ibu hamil
dengan ibu hamil belum
Malaria di dengan dilaksanakan
Puskesmas malaria dari oleh bidan
Tobelo tenaga bidan sesuai
Kabupaten untuk pedoman
Halmahera melaksanakan penanganan
Utara Provinsi pelayanan dan
Maluku Utara antenatal pencegahan
terpadu malaria pada
malaria masih ibu hamil.
kurang.
Beberapa yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian
harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar dengan 10T.
Semarang.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2016
2.1.1 Analisis
pengamatan, percobaan, dan sebagainya (Aji Reno, 2012). Menurut Solichin (2008)
adalah suatu proses merinci suatu objek dengan alat tertentu ke dalam beberapa
terhadap keberhasilan organisasi meraih visi, misi dan dasar menentukan tujuan,
10
11
2.1.2 Puskesmas
daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realitas, tatalaksana kegiatan
yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada masa
lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha yang ada di wilayah
kerjanya, sehingga masyarakat akan memiliki wawasan yang luas dan mendukung
jawab terhadap kesehatan. Puskesmas juga berupaya agar masyarakat aktif dalam
tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif
dan efisien.
2012:25).
1. Paradigma sehat
2. Pertanggungjawaban wilayah
3. Kemandirian masyarakat
4. Pemerataan
kepercayaan.
14
tingkat pertama tersebut meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya
4. Pelayanan gizi.
standar sarana dan prasarana yang harus dipenuhi guna meningkatkan kualitas
teknis bangunan, bersifat permanen dan terpisah dari bangunan lain, dan
ada di Puskesmas juga telah diatur dalam Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2014,
Millenium Development Goals (MDGs), tepatnya pada tujuan empat dan tujuan
16
lima yaitu menurunkan Angka Kematian Anak dan Meningkatkan Kesehatan Ibu.
Program kesehatan Ibu dan Anak menjadi sangat penting pembangunan, hal ini
penerus bangsa yaitu anak. Untuk mendapatkan calon penerus bangsa yang dapat
memberikan manfaat bagi bangsa maka harus diupayakan kondisi ibu dan anak
budaya, perilaku, dan sosial. Mortalitas dan morbiditas pada wanita lebih banyak
dipengaruhi oleh faktor biologis. Salah satu peran faktor biologis adalah hormon.
kondisi kesehatan wanita. Wanita dalam usia reproduksi, yaitu usia 15-45 tahun
dari pubertas sampai menopause tidak terlepas dari peran hormon estrogen.
dan kematian ibu dan anak dapat terjadi dalam setiap tahap pertumbuhan dan
perkembangan, dari masa bayi sampai dengan masa usia lanjut (Arsita, 2012).
Usaha Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya di bidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, bersalin, ibu menyusui,
Tujuan usaha kesehatan Ibu dan Anak (KIA) antar lain adalah:
(dokter, spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat
bidan) untuk ibu selama kehamilannya (Depkes RI, 2005). Pelayanan antenatal
adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional untuk ibu selama masa
Pelayanan yang diberikan harus mengacuh pada standar yang telah ditetapkan yaitu
masyarakat karena proses kegiatan yang dilakukan mempunyai dasar yang jelas.
berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil. Setiap kehamilan dalam
karena itu pelayanan antenatal harus dilakukan secara rutin, terpadu, dan sesuai
beberapa program lain yang sasarannya adalah ibu hamil, sesuai prioritas
menyiapkan persalinan yang bersih dan aman; (4) merencanakan antisipasi dan
melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila
diperlukan; (6) melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga
kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi
Tujuan antenatal terpadu adalah untuk memenuhi hak setiap ibu hamil
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat
termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian
ASI.
sedini mungkin.
kelainan yang menyertai kehamilan secara dini sehingga dapat diperhitungkan dan
yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap
badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor risiko
pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan resiko
kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu
hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini maksudnya
ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa
bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan.
Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan adanya
21
mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala,
atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul
sempit atau ada masalah lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120kali/menit
atau DJJ cepat lebih dari 160kali/menit menunjukkan adanya gawat janin.
Toksoid (TT)
imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-
nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu
saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi T2 agar mendapatkan
perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi T5 (TT
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapatkan
tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui
darurat.
pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester
pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga
5. Pemeriksaan malaria
malaria dalam rangka skrining kontak pertama. Ibu hamil di daerah non
indikasi.
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan dengan resiko tinggi dan ibu hamil yang
pada kehamilan.
7. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan resiko tinggi kasus HIV
dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani
8. Pemeriksaan BTA
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus sesuai dengan
meliputi: (1) kesehatan ibu; (2) perilaku hidup bersih dan sehat; (3) peran
pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan mengahadapi komplikasi; (5)
asupan gizi seimbang; (6) gejala penyakit menular dan tidak menular; (7)
penawaran untuk melaksanakan tes HIV dan konseling di daerah Epidemi meluas
dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan TB di daerah Epidemi rendah;
(8) inisiasi menyusu dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif; (9) KB paska
(Brain booster).
kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang
2.1.4.5.1 Anamnesa
masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini; menanyakan tanda-tanda penting yang
terkait dengan masalah kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu
hamil: mual muntah, pusing, sakit kepala, pendarahan, nyeri perut yang hebat,
demam, batuk lama, berdebar-debar, cepat lelah, sesak nafas atau sukar bernafas,
keputihan yang berbau, gerakan janin, perilaku berubah selama hamil, riwayat
25
pemakaian obat malaria; di daerah resiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan
riwayat penyakit pada pasangannya; menanyakan pola makan selama ibu hamil
yang meliputi jumlah, frekuensi, dan kualitas asupan makanan terkait dengan
Informasi anamnesa biasa diperoleh dari ibu sendiri, suami, keluarga, kader
ataupun sumber informasi lainnya yang dapat dipercaya. Setiap ibu hamil, pada
kehamilan minimal 4 kali dan minimal 1 kali kunjungan diantar suami (Kemenkes,
2013).
2.1.4.5.2 Pemeriksaan
pemeriksaan termasuk menilai keadaan umum (fisik) dan psikologis (kejiwaan) ibu
hamil. Apabila di fasilitas tidak tersedia, maka tenaga kesehatan harus merujuk ibu
banding, sedangkan bidan atau perawat dapat mengenali keadaan normal dan
antenatal terpadu yang berkualitas. Setiap kali pemeriksaan, tenaga kesehatan wajib
mencatat hasilnya pada rekam medis, kartu ibu dan buku KIA. Pada saat ini
antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak pertama untuk membantu ibu hamil
suatu pelayanan medik dasar yang sangat stratregis dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan ibu hami dan janin dikandungnya. Disamping itu kualitas
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada dasarnya
Pendekatan pelayanan obstetric dan neonatal kepada ibu hamil ini sesuai dengan
pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai 3 (tiga) pesan kunci
keguguran.
kehamilan, dengan ketentuan waktu, yaitu minimal 1 (satu) kali pada trimester
pertama, 1 (satu) kali pada trimester kedua dan minimal 2 (dua) kali pada trimester
2007).
layanan kesehatan sampai kesalahan fatal yang dapat menurunkan mutu pelayanan
kesehatan.
penerapan standar dan prosedur tetap pelayanan, agar hasil tetap terjaga
Standar adalah spesifikasi dari fungsi dan tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu
saran pelayanan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang
setiap pelayanan akan menjadi pelayanan yang diberikan menjadi lebih bermutu
pelayanan yang memenuhi standar kesehatan, dan fasilitas, alat, serta sarana untuk
mempengaruhi satu sama lain. Sistem memiliki unsur-unsur tersendiri yang dapat
1. Masukan (Input)
Masukan atau input adalah bagian yang ada didalam sistem dan
unsur yang diperlukan adalah sumber daya manusia dan sarana prasarana, hal
2. Proses (Process)
penting dalam sebuah sistem karena menentukan hasil dari keluar berdasarkan
3. Keluaran (Output)
Keluaran atau output merupakan hasil akhir dari program yang telah
2011: 101).
Umpan balik atau feedback merupakan elemen dari sistem yang berupa
hasil antara dan hasil akhir dari sebuah sistem (Notoatmodjo, 2011: 101).
5. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem setelah
6. Lingkungan (Environtment)
101)
Teori ini menjelaskan bahwa masukan dan keluaran merupakan energi yang
saling berhubungan antar manusia dan lingkungan. Proses dimana energi, informasi
dan zat dari keluaran akan memberikan timbal balik ke masukan, yang dapat
upaya identifikasi tujuan, kegiatan, situasi dan informasi yang diperlukan oleh
sistem saat saat pelaksanaannya (Sulaeman, 2011 dalam Elvira, 2014). Langkah-
secara keseluruhan.
5. Lakukan uji coba, dan jika diperlukan lakukan perbaikan serta dicatat setiap
hasil yang diperoleh. Dari catatan yang ada dapat dipilih model paling
menguntungkan.
proses, apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Proses yang dimaksud
merupakan hasil penerapan sistem ilmiah yang diterapkan dalam ilmu manajemen.
yang terdiri dari input (sumber daya manusia, sarana dan prasarana, sumber dana,
kebijakan dan SOP), proses (proses pelaksanaan program antenatal terpadu sesuai
dengan standar 10T dan masalah/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan 10T,
antenatal terpadu)
2.1.6.1 Input
dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut
(Azwar, 2010). Menurut Griffin (2002), input adalah sumber daya material,
Input dalam penelitian ini antara lain: Sumber Daya Manusia (SDM),
satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor
yang lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik
daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya
tersebut terpenuhi.
35
3. Sumber Dana
mana berasal dari pemerintah yaitu APBN, sedangkan yang berasal dari
pemerintah daerah sering disebut dengan APBD, dan juga yang berasal dari
sedangkan yang bersumber lain itu seperti halnya bantuan biaya dari luar
negeri.
negara untuk waktu tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun. Di dalam
Propinsi dan Kab/Kota 10% diluar gaji, namun pada kenyataannya anggaran
tahun 2009 yang menyatakan bahwa salah satu sumber dana pada sektor
kesehatan yaitu dari APBD provinsi dan kabupaten/kota, yang mana untuk
untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian
37
administratif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan
sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Tujuan SOP adalah
kerja dan aliran kerja yang teratur, sistematis, dan dapat dipertanggung
2.1.6.2 Proses
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
yang dibutuhkan.
Proses pelayanan kesehatan pada Unit KIA dimulai saat pasien datang ke
Konsep alur pelayanan antenatal terpadu di puskesmas dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Apotik
Malaria,
Ibu Balai TB, HIV,
LOKET Poli KIA
Hamil Pengobatan IMS,
Anemia,
KEK
Laboratoriu
Rujukan:
m
Polindes
Poskesdes
BPS
2.1.6.2.1 Perencanaan
dahulu apa yang akan dilakukan kemudian hari berdasarkan jangka waktu yang
kesehatan yang ada di masyarakat dan menentukan kebutuhan sumber daya yang
ada, menetapkan tujuan program yang paling utama, dan menyusun langkah-
39
langkah yang akan digunakan agar tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat
tujuan dan bagaimana cara mencapainya, struktur atau bentuk organisasi yang
diinginkan, jenis dan uraian tugas dari karyawan yang dibutuhkan, mengetahui
Perencanaan merupakan salah satu aspek yang ada di dalam sistem yang
terdiri dari:
1. Analisis situasi
Analisis situasi bertujuan mengumpulkan fakta atau data yang diambil dari
2. Mengidentifikasi masalah
masalah.
Kajian ini dapat diambil dari hambatan yang bersumber dari dalam organisasi
2.1.6.2.2 Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan salah satu aspek yang ada dalam sistem yang
terdiri dari:
2.1.6.3 Output
dari berlangsungnya proses dalam sistem (Azwar, 2010). Menurut Hatry yang
dikutip dalam Tjandra (2006), output adalah jumlah barang atau jasa yang berhasil
akan dibahas pada penelitian ini adalah cakupan kunjungan ibu hamil ke pelayanan
4.1.6.3.1 Pengertian K1
pelayanan kesehatan ibu dan anak mencegah tingginya AKI dilakukan pelayanan
puskesmas atau rumah sakit. Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui
pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) untuk melihat akses dan pelayanan
kesehatan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali (K4) dengan distribusi
sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan dua, dan dua kali pada triwulan
ketiga.
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai
4.1.6.3.2 Pengertian K4
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat (atau
ibu hami dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga kesehatan yang mempunyai
standar. Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut: sekali pada trimester I (kehamilan
Kunjungan antenatal bias lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada keluhan,
penyakit menular maupun tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu
hamil, bersalin dan nifas. Pelayanan ini diberikan oleh tenaga kesehatan yang
Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kurang Energi Kronis (Kemenkes RI, 2013).
43
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem setelah
teori pendekatan sistem. Muerdick dan Ross (1993) mendefenisikan sistem sebagai
seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan yang lainnya untuk suatu tujuan
tujuan. Pendekatan sistem adalah penerapan dari cara berfikir yang sistematis dan
logis dalam membahas dan mencari pemecahan dari suatu masalah keadaan yang
Sistem terbentuk dari elemen atau bagian yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi. Apabila salah satu bagian sub sistem tidak berjalan dengan
baik, maka akan mempengaruhi bagian yang lain. Pendekatan sistem akan mengkaji
sistem, yang terdiri dari: masukan (input), proses (process), keluaran (output),
sebagai berikut:
44
PUSKESMAS
(Pusat Layanan Kesehatan Masyarakat)
Output
Dampak
Cakupan Pelaksanaan Program K1 Keberhasilan cakupan K1 dan K4 dan
dan K4 dan penanganan komplikasi penanganan komplikasi (PK) dalam proses
(PK) pelaksanaan program antenatal terpadu
Input Proses
1. Sumber Daya 1. Proses Pelaksanaan Output
Manusia (SDM) Pelayanan yang berkualitas Cakupan Pelaksanaan
2. Sarana dan Program K1 dan K4 dan
sesuai standar 10T
Prasarana penanganan komplikasi
2. Perencanaan (PK)
3. Sumber Dana 3. Pengorganisasian
4. Kebijakan dan
SOP
Dampak (impact)
Keberhasilan cakupan K1 dan K4 dan
penanganan komplikasi (PK) dalam
proses pelaksanaan program antenatal
terpadu
Fokus penelitian pada dasarnya adalah masalah pokok yang bersumber dari
45
46
antenatal terpadu yang berkualitas sesuai dengan standar 10T yang akan dianalisis
menggunakan pendekatan sistem yang terdapat input, proses, output dan dampak.
Dimana untuk mengetahui pada sektor manakah yang memiliki pengaruh terhadap
Semarang.
bentuk hitungan lainnya. Peneliti dalam penelitian kualitatif mencari jawaban atas
pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu keputusan diambil oleh subyek, bukan
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang yang berperilaku yang dapat diamati. Data kualitatif adalah apa
peneliti.
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
tertentu, melainkan hanya menggambarkan keadaan, variabel dan gejala yang ada
47
variabel-variabel yang ingin diteliti, tetapi hanya untuk mengetahui keadaan atau
dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder.
langsung diperoleh dari sumber dimana penelitian dilakukan. Data primer akan
diperoleh melalui informan. Dalam menetapkan informan utama pada penelitian ini
diinginkan sesuai dengan permasalahan peneliti. Dalam hal ini informan awal
Bandarharjo Kota Semarang berjumlah 8 orang yakni yang terdiri 3 orang bidan
Semarang, dan 5 orang ibu hamil pengguna pelayanan antenatal terpadu yang ada
minimal 1 tahun.
2) Ibu hamil
berikut:
Kota Semarang.
penambahan informan lain yang dapat digunakan sebagai sumber data dengan
orang Kepala Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang dan 1 orang Kepala sie.
49
Kesehatan Ibu dan Lansia Bagian Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota
Semarang dipilih menggunakan kriteria yang sama seperti kriteria informan awal.
Menurut Nasution observasi menjadi dasar dari segala ilmu pengetahun, hal
ini karena seorang peneliti hanya dapat melakukan penelitian didasarkan pada data-
data atau fakta-fakta yang ada dilapangan yang dapat diperoleh dengan cara
melakukan observasi. Jenis observasi yang akan dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah observasi terus terang, dimana peneliti akan melakukan
pengumpulan data dengan cara menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa
input (sumber daya manusia, sarana dan prasarana, sumber dana, kebijakan dan
3.4.1.1 Wawancara
merupakan pertemuan 2 (dua) orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
harus diteliti.
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
Data sekunder yaitu data pelengkap yang diperoleh dari laporan, dokumen,
maupun buku teks yang terdapat pada instansi puskesmas maupun pada
sekunder merupakan data yang diambil dari orang lain atau tempat lain bukan
3.4.2.1 Dokumentasi
penelitian ini dokumen yang digunakan sebagai data sekunder yaitu data angka
kematian ibu (AKI) dari buku Profil Dinas Kesehatan Kota Semarang, data
Cakupan Kunjungan K1 dan K4 dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, laporan data
51
kunjungan harian ibu hamil K1-K4 dari Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang,
responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama (Nasir A, dkk, 2011:
249).
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, menafsirkan data, dan membuat
tindakan, atau bahkan isyarat atau lambang. Untuk dapat menangkap atau
menjelaskan data yang demikian, yang paling tepat sebagai instrumen penelitian
Selain peneliti sebagai instrumen utama, terdapat instrumen lain yang dapat
lain pedoman wawancara, catatan lapangan (fieldnotes), dan alat perekam suara.
52
Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila informan yang
(Meleong, 2007:186).
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
wawancara. Pengambilan data akan dilakukan terus menerus hingga tidak ada lagi
informasi yang didapatkan dari informasi atau dapat dikatakan datanya jenuh.
53
3.5.2.3 Dokumentasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi dan
wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya apa bila didukung oleh
Semarang.
penelitian.
Pada tahap pra penelitian beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:
Pada tahap ini, peneliti menyusun rancangan penelitian yang paling tepat
dan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Penyusun rancangan peneliti
permasalahan yang akan diteliti. Dalam penentuan lokasi peneliti perlu untuk
54
penelitian serta perijinan secara tatap muka kepada pihak-pihak yang berwenang
Dalam tahap ini peneliti menyiapkan segara perlengkapan baik secara fisik
program antenatal terpadu, Ibu hamil dan Kepala sie. Kesehatan Ibu dan
3. Hasil yang dapat di catat pada lembar wawancara, studi dokumen dan
observasi.
Pada tahap pasca penelitian, kegiatan yang dilakukan berdasarkan data yang
Semarang.
melakukan evaluasi.
data dalam penelitan ini dengan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan teknik
untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama namun teknik yang berbeda dengan menggunakan wawancara,
observasi dan studi dokumen (Sugiyono, 2008: 274). Triangulasi akan dilakukan
pada Dinas Kesehatan Kota Semarang tepatnya pada Sie. Kesehatan ibu dan lansia
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
yang penting dan mana yang dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2010; 335)
model Miles dan Huberman, metode analisis ini dilakukan saat pengumpulan data
sedang berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam periode waktu tertentu.
peneliti akan terus melanjutkan pertanyaan sampai pada tahap tertentu. Menurut
Milesdan Huberman, aktivitas analisis data kualitatif dilakukan terus menerus dan
interaktif sampai data jenuh. Dalam proses analisis data Miles dan Huberman
diperoleh suatu data. Oleh karena itu perlu segera dilakukan analisis data melalui
reduksi data. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang merangkum,
ditarik dan diverifikasi. Dengan demikian, maka akan memberikan gambaran data
57
yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam pengambilan data selanjutnya
melakukan penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data yang sering
digunakan adalah bentuk uraian singkat yang bersifat naratif. Penyajian data
penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi dan menentukan langkah
selanjutnya.
Langkah terakhir dalam teknik analisis data model Miles dan Huberman
dijabarkan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan
mendukung pada saat pengumpulan data, akan tetapi jika kesimpulan di awal
didukung oleh bukti-bukti yang kuat dan valid maka kesimpulan yang dikemukakan
ini dapat menjawab rumusan masalah yang ada atau juga tidak, karena masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
meter persegi, sebelah Selatan Kelurahan Purwosari dan Jalan Imam Bonjol,
Dadapsari dengan jumlah penduduk sebanyak 78.394 jiwa dengan rincian laki-laki
laboratorium. Waktu pelayanan yang ada di Puskesmas tersebut dimulai dari pukul
pemeriksaan antenatal di Puskesmas Bandarharjo ada setiap hari selasa dan hari
kamis dalam satu minggunya mulai pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 12.00
58
59
layanan antenatal (ibu hamil) dan satu orang lainnya pemegang program KB.
Bandarharjo tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan standar 10T yang dianjurkan
oleh Kemenkes RI, 10T tersebut ialah timbang berat badan dan ukur tinggi badan,
ukur tekanan darah, ukur LiLA, ukur tinggi fundus uterus, penentuan presentasi dan
DJJ (Detak jantung janin), Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi
TT bila diperlukan, beri tablet tambah darah (tablet besi), periksa laboratorium rutin
dan khusus, tatalaksana atau penanganan kasus dan temu wicara atau konseling.
data dilakukan dengan cara wawancara mendalam (indepth interview) dan check
yaitu bidan di Poli KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) Puskesmas Bandarharjo Kota
Bandarhajo, Kepala Puskesmas Bandarharjo, dan Kepala sie. Kesehatan Ibu dan
Informan utama dalam penelitian ini berjumlah delapan orang yang terdiri
4.2 berikut:
61
Informan triangulasi dalam penelitian ini berjumlah dua orang yaitu Dinas
Kesehatan Kota Semarang yang bertugas pada kesehatan ibu dan anak bagian
Sumber daya manusia dalam suatu program merupakan unsur utama guna
mencapai suatu tujuan dari program tersebut yang telah ditetapkan di awal program.
Tanpa adanya sumber daya manusia, maka suatu program tidak dapat berjalan atau
terlaksana. Semakin tinggi kualitas SDM yang dimiliki oleh suatu program, maka
akan semakin tinggi pula tujuan yang akan dicapai (Hasibuan, 2003).
orang. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari informan utama sebagai berikut:
..Untuk PNS nya sendiri ada tiga, terus untuk magangnya ada empat tapi cuti
satu untuk sementara ini yang aktif sudah DIII semua sih, menurut saya belum
cukup aaa yang jelas karna memang jumlah penduduknya yang banyak,
kemudian e kita terbagi dalam empat puskesmas kan, satu puskesmas induk tiga
puskesmas pembantu sedangkan standarnya puskesmas pembantu kan ya
memang gak bisa dipungkiri harusnya setara walaupun jumlahnya gak sama
tapi kan untuk misalnya petugas ada yang dari loketnya, ada dari PB nya, ada
dari KIA nya sendiri, kemudian dari ee apotiknya itu kan harus terstandar
sebenarnya tapi kenyataannya tidak, petugas loket mungkin ya administrasi ya,
terus petugas apa untuk di BP nya juga seharusnya kan ada satu Tim juga ada
dokternya, ada perawatnya tapi ternyata gak juga karna dari sekian kita dokter
cuman ada dua aa perawat paling akhirnya, sehinggakan sudah itu sudah aaa
sudah gak standar menurut saya ya kan, terus untuk bidan dimana bidan juga
seharusnya magang tidak dipasrahi untuk sebagai tanggungjawab aa
pengelolaan klinik di puskesmas dia hanya membantu kalua diserahin
tanggungjawabkan tidak bisa
(Informan Utama 1)
63
Piye yo, karna ini sudah dibantu anak-anak magang, trus kita bertiga anak
magangnya empat ya, yaa apa lumayanlah. Ya semuanya DIII, kalau
dimaksimalkan saya kira sudah cukup, ada empat kelurahan nanti kalau anu ya
tenaga yang opo nanti pegawainya harus tiap wilayah harus membawai satu
kelurahan jadi setiap bidan bertanggungjawab satu-satu, jadi ya anu ya kalo
dikatakan kurang ya sebenarnya memang kurang kalau cukup yaa lumayanlah
soalnya ada yang bantu dari magang yaa, sudah cukuplah kalau ditambah satu
atau tiga yaa lebih baik karna saya sudah mau pensiun juga ..
(Informan Utama 2)
yang jelas kurang mbak karna kita mempunyai sasaran segitu banyaknya ya,
dengan bidan yang PNS nya cuman tiga dan kebetulan emang ada tambahan
magang tiga sih, tapi dengan sasaran 1110 kalau di bagi enam kan brarti masih
kurang, itu kalau kita untuk mengawasinya yang segitu banyaknya belum lagi
untuk neonatusnya kan dengan pekerjaan lain itu istilahnya sangat kurang
sekali, tenaga disini khususnya ya karna memang kita tidak ada bidan desa,
belum juga pemantauannya juga, menurut saya ya tenaganya kurang ..
(Informan Utama 3)
Bandarharjo masih membutuhkan tiga orang bidan lagi. Semua informan utama
manusia terutama untuk tenaga bidan. Hasil wawancara dengan informan utama di
atas juga sesuai dengan hasil wawancara informan triangulasi dari bagian kesga sub
bagian kesehatan ibu dan anak Dinas Kesehatan Kota Semarang yang menyatakan
bahwa tidak ada standar khusus untuk jumlah bidan yang melayani pelayanan
64
antenatal terpadu untuk kunjungan ibu, akan tetapi harus ada seorang pemegang
program, namun dalam pelaksanaan program nanti, jumlah SDM dipengaruhi oleh
wilayah kerja Puskesmas dan tipe puskesmas, berikut adalah kutipan wawancara
Jadi gini dek, untuk tenaga kami memang sangat terbatas sekali, kurang malah
bahkan kurang, jadi untuk melayani ibu hamil yang menangani itu adalah
bidan, bidan kami sangat kurang. Kami punya cuma 143 bidan se puskesmas
yang berkaitan dengan program antenatal terpadu ibu hamil ada juga KIA jadi
kalau hanya bidan kami terus terang kurang, jadi untuk ANC terpadu ini
memang tidak bisa sendiri harus link dengan tenaga yang lainnya
Oh kalau standarnya, harus ada pemegang program itu meskipun itu bidan,
nah nanti untuk pelaksanaan programnya, tergantung dari pihak puskesmasnya
mau bagaimana, apakah SDM nya cukup atau tidak kan tergantung dari pihak
Puskesmasnya apakah wilayah kerjanya pada penduduk atau berada di tengah
kota itu juga bisa berpengaruh
(Informan Triangulasi 1)
data dari dokumen adalah, Puskesmas Bandarharjo sejak tiga tahun kebelakang ini
terpadu dan pelayanan lainnya yang membutuhkan tenaga bidan, dari pihak Dinas
Kesehatan Kota Semarang menyatakan tidak ada patokan untuk jumlah bidan untuk
masing, yang terpenting adalah harus ada pemegang program untuk pelayanan
antenatal terpadu.
Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang secara berkala sejak tiga tahun kebelakang
65
(Informan Utama 1)
(Informan Utama 2)
Mmmm.. itu ada mbak, cuman kayaknya itu digilir toh mbak, missal nanti ada
yang ditugaskan bidan siapa kan gitu, cuman nanti yang berangkat memberikan
sosialisasi ke kita gitu, sudah ada
(Informan Utama 3)
Bandarharjo tahun 2014 dan tahun 2015, dimana pada arsip tersebut ditemukan
beberapa surat undangan dari Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk mengundang
tersebut. Hasil wawancara dengan informan utama ternyata juga sesuai dengan hasil
wawancara informan triangulasi dari bagian kesga sub bagian kesehatan ibu dan
anak Dinas Kesehatan Kota Semarang dan kepala Puskesmas Bandarhajo yang
menyatakan bahwa setiap tahun terutama tiga tahun terakhir ini Dinas Kesehatan
antenatal terpadu untuk pelayanan ibu, walaupun hanya berupa refreshing berikut
Eee.. kalau pengenalan ANC terpadu itu dilakukan tahun 2011 kemudian
kalau pelatihan secara khusus itu tidak ada dek, tapi setiap kali ada pertemuan-
pertemuan sama bidan terkait dengan 10T selalu solusi permasalahan yang
dihadapi
Kalau pelatihan KIA tiap tahunnya pasti ada, meskipun maksudnya gini ya tiap
tahun materinya beda-beda kadang kayak kita refresing terkait dengan
programnya.
(Informan Triangulasi 1)
Yo kalau pelatihan kita mengikuti dari DKK, yang diadakan DKK kadang-
kadang juga ngikuti apa yang dilaksanakan oleh IBI, IBI itu kan mengadakan
pelatihan untuk para bidan, dilaksanakan sewaktu-waktu dari DKK
(Informan Triangulasi 2)
data dokumen adalah, Dinas Kesehatan Kota Semarang aktif melakukan pelatihan
dan seminar yang biasanya dilakukan beberapa kali dalam setahun yang ditujukan
ruangan pelayanan KIA maupun pelayanan umum seperti loket, tempat parkir
namun untuk ruangan KIA dan KB masih dalam satu ruangan, belum ada ruangan
khusus untuk masing-masing pelayanan KIA dan KB, berikut adalah kutipan
Kalau untuk sarana yang jelas untuk mengacu kesini memang sangat
lengkap ya, sudah sesuai standar lah tidak ada permasalahan. Tapi untuk
ruangan prasarana masih satu ruangan, jadi kalau sudah perawatan aa apa
pelayanan anak yang imunisasi kita untuk pelayanan hamil kan sudah, satu
tenaganya masih kurang yang kedua tempatnya yang tidak ada, kan mau
gantian gak enak, jadi ya pelayanan KIA, KB dan MTBS masih jadi satu
ruangannya belum terpisah
(Informan Utama 1)
68
Kira-kira sudah cukup yaa, opo otoh sarana prasaran? biasane cuma SDM
nya itu memang kita kurang, kalau untuk sarana prasarana buku KIA nya sudah
lebih dari cukup terus labotorium sudah ada, sudah komplit saya kira sudah
cukup itu sarana dan prasarananya tidak ada kendala
ya ya sudah lumayanlah, termasuk alat tensimeter cuman ini gedungnya ini
lo belum layak ketok e belum apa, ini nanti KIA kan terpisah dengan KB nya
dengan anak-anak masih gabung dan semerawut, cuman itu yang membuat kita
ketok e anu ya karna gedung belum jadi nanti kalau gedung jadi semuanya
pindah KIA sendiri untuk KB nya sendiri diatas jadi sekarang masih proses
(Informan Utama 2)
(Informan Utama 3)
Hal tersebut juga diungkapkan oleh informan ibu hamil yang menjadi
(Informan Utama 4)
(Informan Utama 5)
Cukup kok mbak, baguslah tempatnya juga udah besar, bersih juga, kitanya
juga nyaman mbak
(Informan Utama 6)
69
Peralatannya komplit ya, lengkap cuma kok gak ada USG ya mbak, kalau yang
lainnya sudah lengkap ya mbak
(Informan Utama 7)
Komplit mbak, sudah ada alat timbang ada pemeriksaan janinya juga udah
lengkap, laboratorium juga sudah kok mbak
(Informan Utama 8)
adanya sarana yang kurang atau rusak, prasarana ruangan KIA dalam kondisi baik
Kesimpulan dari hasil wawancara, informan utama dan data dokumen yang
diambil dari dokumen RTP Puskesmas Bandarharjo adalah, sarana dan prasarana
yang ada di Puskesmas Bandarharjo sudah lengkap dan terpenuhi, semua peralatan
dalam keadaan layak pakai atau baik dan kondisi ruangan pelayanan kunjungan ibu
hamil dalam kondisi baik, akan tetapi ruangan tersebut masih menjadi satu dengan
(Informan Utama 4)
(Informan Utama 5)
(Informan Utama 6)
(Informan Utama 7)
(Informan Utama 8)
Kalau dana, karna kegiatan kita tidak satu nih, kalau untuk pemeriksaan
ANC nya sendiri kalau sekiranya dia pake Jamkesmas atau Jamkeskot kan
gratis, tidak ada yang harus di inikan, pemeriksaan laboratorium gratis dan
pengobatan juga gratis sumber dana berasal dari BOK dari Dinas
(Informan Utama 1)
Dananya ya dari pusat toh, masalah dana gak tau saya kurang tau, untuk
program antenalat terpadu dananya dari Dinas, ya untuk kasurkesnya untuk
pendampingan ibu hamilnya sudah ada
(Informan Utama 2)
Kalau yang pemeriksaan laborat itu kan memang dari Dinas ya BOK, itu
digratiskan untuk yang Hb sama protein urine itu digratiskan tapi kalau
misalkan kayak punya kartu BPJS, Jamkesmas itu kan memang gratis semua
ngeh tapi kalau gak punya ya memang selain Hb dan protein itu bayar misalkan
gula darah
(Informan Utama 3)
sesuai dengan hasil wawancara informan triangulasi dari kepala puskesmas bahwa
dari bantuan operasional kesehatan dari pusat, berikut adalah kutipan wawancara
(Informan Triangulasi 2)
72
Ada, kalau standarnya ada cuman kita kembalikan lagi kita dalam satu hari
pemeriksaan ibu hamil misalnya 20 orang sedangkan tenaga kita cuma satu
atau dua, kita dibebani dengan ruangan yang sama yang satu pemeriksaan
MTBS dan MTBM akhirnya terpisah, adanya yang satu pegang MTBS MTBM
yang satu pegang ANC dengan standar SOP kita melakukan itu kira-kira
nyandak ndak dalam satu hari kita mengerjakan 20 orang, dengan standar
seperti diatas? Ya tidak bisa sudah ada SOP kita berusaha untuk semaksimal
mungkin melakukan tapi kalau untuk harus sesuai ya tidak bisa karna
keterbatasan tenaga, ruangan
(Informan Utama 1)
(Informan Utama 2)
(Informan Utama 3)
sesuai dengan hasil wawancara informan triangulasi dari kepala puskesmas bahwa
(Informan Triangulasi 2)
73
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan yang ada di Poli KIA Puskesmas
(Informan Utama 2)
10T, sudah dilaksanakan mbak, dari pemeriksaan timbang berat badan dan
ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, LiLA sampai konseling sudah
dilaksanakan
(Informan Utama 3)
74
sudah melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar 10T kepada ibu hamil.
4.2.3.2 Perencanaan
pelayanan kunjungan ibu hamil berdasarkan dari breakdown dari Dinas Kesehatan
Eee ya emang kita pengusulan tenaga pasti, terus kalau untuk penerimaan
magang itu karena hubungannya dengan operasional sistem penggajian dan
segala macam belum ada intruksi yang jelas aturan yang jelas, secara legal ya
kalau itu kita gak kita lakukan, istilahnya kita butuh tenaga
ya itukan breakdown dari dinas, jadi karna da itung-itungannya, jadi jumlah
ibu hamil dalam satu wilayah itu sekian, sekian ribu ibu hamil itu ada, jadi
seperti itu, jadi target itu mengacu pada ee apa ya, mulai dari cakupan pusat,
provinsi, turun ke dinas kesehatan kota semarang, baru breakdown ke
puskesmas
(Informan Utama 1)
Mmmm, kita sesuai dengan tupoksinya mbak, misalkan kita ada rekam medis
pasien sudah berusaha kita lengkapi sudah dimasukan disitu. Targetnya itu
mengacu mulai dari SPM itu breakdown dari dinas mbak ..
(Informan Utama 3)
75
Hasil wawancara dengan para informan utama diatas, ternyata sesuai dengan
terpadu, berikut ini adalah kutipan hasil wawancara dengan informan triangulasi:
Itu kan dari renstra dan SPM, kalo yang sampai tahun 2016 ini juga
berpatokan pada MDGs kan sampai tahun 2016, tapi kan kita setiap kota karna
da senstranya masing-masing nah itu yang dipakai, sama SPM standar
pelayanan minimal
(Informan Triangulasi 1)
Itu kan prosesnya kita lihat data tahun yang lalu, kemudian o dibahas di DKK
kita menerima biasanya dinaikan antara 1 sampai 2% dari jumlah yang ada,
targetnya tetap sesuai dengan SPM mbak
(Informan Triangulasi 2)
adalah Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Kepala Puskesmas Bandarharjo sama-
melakukan perencanaan sumber daya manusia tiap tahun, hal tersebut dilihat pada
tahun 2014 dan tahun 2015 Puskesmas Bandarharjo telah melakukan analisis beban
kerja atau analisis jabatan guna melihat apakah puskesmas memerlukan sumber
76
daya manusia lagi atau tidak, dan ternyata beberapa informan utama merasakan
kurangnya sumber daya manusia (bidan) yang hingga kini masih belum ada
penambahan sumber daya manusia (bidan) hanya saja sudah dibantu kasurkes,
Tentunya ada analisis jabatan atau analisis beban kerja, tentunya itu sudah
kita hitung, kalau minta itu selalu ya tapi untuk dikasih atau enggaknya kan
pegawai PNS itu kaitannya banyak, hanya saja untuk saat ini PNS nya sendiri
sekarang ada tiga tetapi saat ini kita di bantu oleh kasurkes untuk memantau
ibu hamil, jadi ya cukup membantu ya
(Informan Utama 1)
Kalau menambah itu dari dulu sudah diwacanakan, tapi kita nggak mungkin
menambah dengan menambah gitu aja, mereka kan butuh bayaran, butuh apa
gitu ya, jadi kita tidak bisa dengan seenaknya mendatangkan sendiri orang
(Informan Utama 3)
Hasil wawancara dengan para informan utama diatas, ternyata sesuai dengan
dengan data dokumen ternyata dapat dijelaskan dari Pihak Dinas Kesehatan Kota
Semarang terkait hal tersebut, pihak dinas mengatakan bahwa apabila puskesmas
melakukan analisis lagi, biasanya dengan melakukan relokasi SDM, akan tetapi
walaupun dapat diajukan tiap tahun namun hal tersebut tidak pasti akan langsung
difikirkan, seperti ada atau tidaknya belanja pegawai. Berikut ini adalah kutipan
Ya biasanya mengajukan kesini, lalu dari pihak sini akan merelokasikan lagi,
missal puskesmas mana yang bidan terlaku banyak jadi untuk sementara dapat
dialihkan dulu ke puskesmas yang kekurangan ya tapi itu nggak bisa tiap
tahun to ya, paling enggak tiap puskesmas ada satu bidan dan satu pemegang
programnya
ya, kalau itu ada banyak faktor yang mempengaruhi kan kita instansi
pemerintah jadi kita juga terikat pada dan peraturan kepegawaian seperti
belanja pegawai, ada anggarannya atau tidak, gitu
(Informan Triangulasi 1)
melakukan analisis beban kerja dan jabatan. Puskesmas Bandarharjo juga telah
kerja yang sudah dibuat, ke Dinas Kesehatan Kota Semarang. Dinas kesehatan Kota
sumber daya manusia tambahan melalui mereka, tetapi dari pihak Dinas Kesehatan
Kota Semarang juga tidak bisa serta merta dapat langsung melakukan penambahan
tahun, ternyata semua informan utama mengatakan bahwa tidak ada kendala pada
78
perencanaan sarana dan prasarana, karena semua sarana dan prasarana sudah sesuai
standar dan dalam kondisi baik, sehingga Puskesmas Bandarharjo tidak melakukan
pengajuan penambahan dan pergantian sarana dan prasarana yang besar. Berikut ini
(Informan Utama 1)
Kalau kendala tidak ada ya mbak, paling ya itu SDM nya, kita peralatan kita
yo semua udah ada udah lumayanlah, membuat usulan, usulan kebutuhan, kita
tiap tahun membuat usulan kebutuhan alat kesehatan ya Di kita pengadaan
barang tidak ada kendala insyaallah, dan kita selama ini pengadaan barang-
barang yang besar alat-alat kesehatan yang mahal itukan di penuhi dari dinas
kesehatan
(Informan Utama 2)
Peralatan sudah lumayan ya mbak, tidak ada masalah terkait dengan sarana
dan prasarana, sudah lengkap mbak insyaallah
(Informan Utama 3)
Hasil wawancara dengan informan utama diatas, ternyata sesuai dengan data
penunjang pelayanan sudah terpenuhi sesuai dengan standar dan dalam kondisi
baik. Dinas Kesehatan Kota Semarang juga membenarkan bahwa alur untuk
mengajukan usulan kebutuhan. Berikut ini adalah kutipan hasil wawancara dengan
informan triangulasi:
(Informan Triangulasi 1)
pengadaan sarana dan prasarana karena sarana dan prasarana yang ada hingga saat
4.2.3.3 Pengorganisasian
maupun eksternal yang biasanya dilakukan hari minggu pagi. Berikut adalah
Ya ada, dari pihak dinas juga ada, tiap tahun kan pasti, supervise kinerja pasti
ada, intervalnya tiap tahun ada, terus kemudian pemegang progam pasti
melakukan monitoring terhadap program itu, tiap bulan kan kita laporan
terus
ada rencana kegiatannya apa, sampai kita bikin jaring-jaring kegiatan
seperti kelas ibu hamil, neonatal, pemantauan ibu hamil resti, pelacakan bayi
meninggal dan itu pada saat kelas hamil dilakukan rata-rata hari minggu dan
itu kegiatannya dilakukan pada saat itu, dilaksanakan minggu pagi
(Informan Utama 1)
Ada, ada rapat untuk monitoring, biasanya dilakukan dilakukan senin pagi itu
ada brifing disana kita bisa memberikan masukan disitu monitoring selalu
ada, dari dkk juga ada, dari puskesmas juga ada, monitoring dari DKK setahun
satu atau dua kali kayaknya
(Informan Utama 2)
Ooo ada nggeh, dari DKK juga ada kok kegiatan monitoring
(Informan Utama 3)
Hasil wawancara dengan informan utama diatas, ternyata sesuai dengan arsip
surat masuk Puskesmas Bandarharjo, dimana ditemukan beberapa surat dari Dinas
informan utama diatas juga sesuai dengan hasil wawancara informan triangulasi
yang menyatakan bahwa dari pihak dinas kesehatan juga melakukan monitoring
terhadap program antenatal terpadu yang biasanya dilakukan satu atau dua tahun
sekali dengan cara mendatangi puskesmas terkait secara langsung dan melakukan
81
check list terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pihak puskesmas, berikut
Iya, dilaksanakan setiap tahun, pasti ke 37 Puskesmas itu ada kita pembinaan
program pelayanan kesehatan ibu, kita nanti kunjungan langsung ke
puskesmasnya, nanti ada apa permasalahan disana kita ada cheklistnya
(Informan Triangulasi 1)
Pasti ada toh mbak, itu dilaksanakan setahun satu atau dua kali, dari
puskesmas ada, dari dinas kesehatan ya ada
(Informan Triangulasi 2)
data dokumen adalah Dinas Kesehatan Kota Semarang telah melakukan monitoring
informan utama:
Oh ya pasti, pasti itu karena ya memang kita beban kerjanya tambahan diluar
gedung tupoksi itu kadang jauh lebih banyak dan sangat membebani, tupoksinya
kita itu dipelayanan tapi ya karna kita dibebani ya kadang ada menyambih jadi
bendahara, bendahara itu ya otomatis kan harus mengerjai SPJ dan segala
macam dan SPJ itu berhubungan harus berhubungan dengan jadwal keluar,
diluar gedung, menurut saya bebannya terlalu banyak karna ya itu keterbatasan
SDM tadi
(Informan Utama 1)
Ya banyak, bidannya kan merangkap BOK makanya kalau untuk ANC nya
sebenarnya kalau bidan nggak boleh merangkap-merangkap itu ya kalau
memang gak mau tumpang tindih, mbak endang merangkap BOK
(Informan Utama 2)
Aaa kebetulan ini ada kasurkes ya, dari kontak dari dinas jadi sangat
membantu ya, kebetulan kayak kelas hamil itu dibagi ya bandarharjo itu sama
buk marni trus tanjung mas buk erna saya yang kuningan sama dadapsari
kebetulan saya sendiri juga ada tugas sambilan untuk bendahara mbak jadi yo
rodo repot sekali memang jadi saya tidak bisa fokus dipelayanan KIA terus.
yaa itu maksudnya kita tetap koordinasi dan komunikasi jadi kalau
semisalnya ada yang kurang kita melapor ke Kepala.TU ini ada kurang ni ni
nanti dicarikan .. memang ada keterbatasan SDM dan keterbatasan waktu ya
mbak.
(Informan Utama 3)
tiga orang bidan lagi, hal tersebut ditentukan dengan menggunakan teknik analisis
jabatan dan analisis beban kerja yang dilakukan Puskesmas Bandarharjo tiap tahun.
83
Hasil wawancara dengan informan utama diatas juga sesuai dengan hasil
wawancara informan triangulasi dari bagian kesga sub bagian kesehatan ibu dan
anak Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Kepala Puskesmas Bandarharjo yang
menyatakan bahwa tidak ada standar khusus untuk jumlah bidan yang melayani
kunjungan ibu hamil pada pelayanan antenatal terpadu, akan tetapi harus ada
jumlah SDM dipengaruhi oleh wilayah kerja puskesmas dan tipe puskesmas,
Oh kalau standarnya, harus ada pemegang program meskipun itu bidan, nanti
itu tergantung dari pihak puskesmasnya mau bagaimana, apakah SDM nya
cukup atau tidak kan tergantung dari pihak Puskesmasnya apakah wilayah
kerjanya padat penduduk atau berada di tengah kota dan itu juga berpengaruh
(Informan Triangulasi 1)
Kalau pembagian jelas toh mbak, bidan tiga kita ada pembagiantiga,
kesehatan ibu sendiri, kesehatan anak sendiri, KB sendiri, terus masing-masing
dibantu tenaga magang untuk dilapangannyasudah dibantu kasurkes.
(Informan Triangulasi 2)
Output yang dimaksud dalam penelitin ini adalah data cakupan pelayanan
2015 mencapai 80,32% dan cakupan data pelayanan K4 mencapai 90,76%, dan di
84
pelayanan K4 mencapai 86,34% dengan target SPM tahun 2015 yaitu 95%. Dari
jumlah ibu hamil 1382 memiliki resiko tinggi pada kehamilan yaitu 1052 mencapai
70%.
antenatal setiap tahunnya harus terus meningkat, akan tetapi capaian yang
antenatal terpadu sesuai dengan target yang sudah ditetapkan dapat dikarenakan
input masih kurang baik, dilihat dari sumber daya manusianya karena semua
informan utama (bidan) mengatakan bahwa masih kurangnya sumber daya manusia
dalam penanganan ibu hamil dan belum adanya fasilitas seperti USG yang dimiliki
Menurut Azwar (2010) mengatakan bahwa output adalah barang atau jasa
yang dihasilkan secara langsung dari pelaksanaan kegiatan berdasarkan input yang
digunakan. Bagusnya pencapaian output tidak lepas dari baiknya input yang
dimiliki, begitu juga sebalinya apabila input yang dimiliki tidak baik makan output
hamil selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
laboratorium atas indikasi tertentu serta indikasi dasar dan khusus. Pelayanan
mempunyai risiko mengalami penyulit atau komplikasi, oleh karena itu pelayanan
antenatal harus dilakukan secara rutin, terpadu, dan sesuai standar pelayanan
Tujuan pelayanan antenatal terpadu adalah untuk memenuhi hak setiap ibu
menjalani kehamilan yang sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi
yang sehat. Pelayanan antenatal sebaiknya dilakukan rutin oleh ibu hamil minimal
4 kali selama masa kehamilan yakni 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada
trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga oleh tenaga kesehatan yang
Salah satu unsur yang harus ada dalam pelayanan antenatal terpadu adalah
85
86
Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang di bantu oleh bidan. Bidan adalah seorang
perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai ketentuan
Puskesmas Bandarharjo berjumlah tiga orang. Hal ini belum sesuai dengan
jumlah bidan yang ada di Puskesmas daerah perkotaan harus berjumlah empat
orang.
dan data dokumen dapat diambil kesimpulan bahwa Puskesmas Bandarharjo sejak
tiga tahun kebelakang ini masih merasa kekurangan SDM terutama bidan untuk
melayani pelayanan ibu hamil dan pelayanan lain yang membutuhkan tenaga bidan,
sedangkan dari pihak Dinas Kesehatan Kota Semarang menyatakan sumber daya
manusia terutama bidan memang sangat kurang dan terbatas sekali dan tidak ada
patokan untuk jumlah bidan yang melayani ibu hamil hanya menyesuaikan keadaan
berhalangan hadir juga memiliki pendidikan terkahir dari DIII Kebidanan dan telah
87
penelitian yang dilakukan oleh Abu dkk (2015) menyatakan bahwa masa kerja
seorang bidan berpengaruh signifikan terhadap mutu pelayanan antenatal, hal ini
dikarenakan dengan semakin lama masa kerja seseorang maka akan semakin
Sumber daya manusia menurut Mahirot Tua Effendi (2007) adalah salah satu
komponen utama di dalam sebuah organisasi, hal itu dikarenakan manusia menjadi
salah satu sumber untuk bersaing. Menurut Hasibuan (2003) Sumber daya manusia
organisasi mencapai tujuan, organisasi yang tidak memiliki sumber daya manusia
yang cukup dan berkualitas akan menemui kegagalan dalam mencapai sasaran, visi
dari data dokumen dapat ditarik kesimpulan, bahwa Dinas Kesehatan Kota
beberapa kali dalam setahun yang ditujukan untuk bidan atau pegawai puskesmas-
pelatihan ini bidan akan dilatih bagaimana memberikan pelayanan antenatal terpadu
pada ibu hamil sesuai dengan standar 10T yang berlaku. Apabila kompetensi bidan
88
kecil terhadap standar pelayanan kesehatan, sampai kepada kesalahan fatal yang
dapat menurunkan mutu pelayanan kesehatan dan membahayakan jiwa pasien. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Elvira (2012) yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pelatihan dengan kualitas
adalah proses belajar dengan menggunakan teknik dan metode tertentu. Secara
kemampuan seseorang atau sekelompok orang yang sudah bekerja pada suatu
ada namun tidak diselenggarakan dari internal puskesmas, namun dari Dinas
Kesehatan Kota Semarang. Hal tersebut juga sama dengan pernyataan pihak Dinas
Kesehatan Kota Semarang dalam hal ini disampaikan oleh Kepala sie. Kesehatan
Ibu dan Lansia bagian Kesehatan Keluarga (Kesga). Pelatihan untuk bidan ini
waktunya tidak tetap, setahun bisa 3 sampai 6 kali. Biasanya Dinas Kesehatan Kota
Semarang bekerja sama dengan pihak lain untuk melakukan pelatihan tersebut.
Semarang, hal tersebut terbukti dari arsip surat masuk Puskesmas Bandarharjo yang
89
berisi surat undangan dari Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk mengikuti
mengatasi dan memperbaiki kesalahan agar pekerjaan dapat berjalan lebih baik lagi.
dapat terbatas dari ketergantungan terhadap sumber daya manusia ahli diluar
Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti,
sarana dan prasarana yang telah sesuai dengan Pedoman Pelayanan Antenatal
dan prasarana yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi alat-alat yang
90
digunakan untuk kegiatan pelayanan antenatal terpadu dan bangunan fisik dari
Bandarharjo tersebut menyatakan bahwa sejak tiga tahun terakhir ini sudah lengkap
dan terpenuhi, semua peralatan dalam keadaan layak pakai dan baik digunakan.
Ditinjau dari ketersediaan sarana dan prasarana, sarana daan prasarana yang ada di
Puskesmas Bandarharjo dikatakan memadai hal ini sesuai dengan pengamatan yang
dilakukan dengan bantuan check list observasi, hal ini meliputi ketersediaan alat
Berdasarkan hasil wawancara, dengan informan utama dan data dari data
dokumen dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi ruangan KIA dan MTBS di
dalam pelayanan ibu hamil dalam kondisi baik dan baru saja dilakukan renovasi
atau perluasan ruangan mulai tahun 2015. Renovasi juga dilakukan pada sektor-
semuanya menyatakan bahwa fasilitas yang ada cukup memadai dan menunjang.
Bandarharjo tersebut sudah lengkap hal ini menunjukan bahwa kualitas dari
berkualitas. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Demny
Menurut Buchari Zainun (2000) yang dikutip oleh Nur Jiatmiko (2005)
sebuah organisasi kerja yang produktif hendaknya didukung oleh sarana dan
prasarana yang lengkap dan dalam kondisi yang baik agar aktivitas yang dilakukan
tidak mendapatkan hambatan yang berarti. Organisasi yang baik haruslah didukung
oleh lingkungan kerja yang baik pula agar mendapatkan kinerja yang maksimal dari
para pegawainya. Menurut Sri Mulyani (2010) sarana dan prasarana merupakan
salah satu komponen utama agar proses dapat berjalan dengan baik.
5.1.1.3 Pendanaan
yakni BOK, APBD dan pihak lain seperti Bapermas dan JKN. Dana JKN ini
sekarang diwujudkan dalam bentuk BPJS yang sekarang ini ada dana untuk
peningkatan program dan belanja prasarana. Dana APBD berasal dari pemerintah
Kota Semarang yang disalurkan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang biasanya
dan data dokumen dapat disimpulkan bahwa sudah menerapkan kebijakan dan SOP
Menurut keterangan informan utama dan informan triangulasi tersebut SOP yang
mengacu pada standar pelayanan kebidanan juga sesuai dengan pedoman antenatal
terpadu yang direkomendasikan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang. Hal ini juga
dibenarkan oleh kepala sie. Kesehatan Ibu dan Lansia bagian Kesehatan Keluarga
(Kesga) Dinas Kesehatan Kota Semarang yang menyatakan bahwa untuk SOP
pelayanan antenatal juga diawasi oleh pihak dinas kesehatan kota yang disesuaikan
Proses adalah semua kegiatan atau aktivitas dari seluruh karyawan dan tenaga
pelanggan eksternal. Proses juga merupakan kumpulan bagian atau elemen yang
terdapat dalam sistem yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran
Puskesmas Bandarharjo dilaksanakan pada hari selasa dan hari kamis mulai pukul
07.30 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB. Proses pelaksanaan tersebut dimulai
dengan pasien mendaftarkan diri diloket pendaftaran untuk dicatat data dirinya oleh
petugas dan mendapatkan nomor antrian pada setiap poli yang dituju termasuk poli
KIA.
93
menstruasi dan menanyakan hari pertama haid terakhirnya, pola nutrisinya, serta
Selanjut pemeriksaan fisik adalah suatu cara untuk memperoleh data obyektif yang
nanti akan digunakan untuk merumuskan masalah sesuai dengan keadaan ibu hamil
hamil. Pemeriksaan fisik ini ada yang dilakukan pada awal pemeriksaan saja dan
ada dilakukan oleh bidan setiap kali ibu berkunjung untuk memeriksakan
kehamilannya.
Bandarharjo telah melakukan pelayanan sesuai standar 10T yang telah ditetapkan
oleh Kemenkes RI. Namun pemeriksaan dengan 10T ini dilakukan untuk ibu hamil
pertama kali pemeriksaan vital seperti ukur tekanan darah, timbang berat badan,
ukur tinggi fundus uterus, pemeriksaan DJJ (Detak Jantung Janin), presentasi janin,
pemberian tablet besi dan konseling hanya pada masalah yang diprioritaskan.
pelayanan antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak pertama untuk membantu
ibu hamil dalam mengatasi masalahnya. Konseling atau temu wicara idealnya
dilakukan pada setiap kali kunjungan antenatal. Materi yang diberikan saat
94
konseling biasanya ialah seputar kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat,
peran suami atau keluarga dan perencanaan persalinan, tanda bahaya kehamilan,
persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi, asupan gizi seimbang,
gejala penyakit menular dan tidak menular, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
kelas ibu hamil yang dilaksanakan pada setip RW dilakukan minggu. Hal ini
dijadikan sebagai sarana proses konseling untuk ibu hamil di wilayah kerja
5.1.2.2 Perencanaan
minimal) untuk menentukan capaian target suatu program, termasuk program ibu
Sasaran yang tidak jelas dan tidak menjelaskan bagaimana cara mencapainya,
tidak akan menjadi motivasi pegawai untuk mencapai sasaran tersebut, oleh karena
itu sebuah sasaran harus jelas dan terukur. Sasaran atau target memiliki batas waktu
yang berarti sebuah target atau sasaran harus ditentukan dengan jelas. Sasaran atau
target erat kaitannya dengan motivasi kerja pegawai, sasaran yang jelas dan terukur
Semarang dalam kurun tiga tahun kebelakang telah merasakan kekurangan tenaga
bidan, Puskesmas Bandarharjo juga sudah melakukan analisis beban kerja dan
tenaga kerja bidan berdasarkan analisis beban kerja yang sudah dibuat ke Dinas
bahwa alur untuk mengajukan dan mendapatkan sumber daya manusia tambahan
melalui mereka, tetapi dari pihak Dinas Kesehatan Kota Semarang juga tidak bisa
serta merta dapat langsung melakukan penambahan SDM karena banyak faktor
yang mempengaruhinya.
untuk melakukan suatu gambaran dari sebuah perusahaan untuk memperoleh atau
pada tujuan dari perusahaan atau organisasi. Tujuan perusahaan dan kebutuhan
sumber daya manusia akan dianalisis guna memberikan gambaran peran serta SDM
tidak mengalami kendala dalam pengadaan sarana dan prasarana hal ini di
karenakan sarana dan prasarana yang ada hingga saat ini sudah sesuai dengan
Menurut Buchari Zainun (2000) yang dikutip oleh Nur Jiatmiko (2005)
sebuah organisasi kerja yang produktif hendaknya didukung oleh sarana dan
prasarana yang lengkap dan dalam kondisi yang baik agar aktivitas yang dilakukan
lingkunyan kerja yang baik agar mendapatkan kinerja yang maksimal dari para
pegawainya. Menurut Sri Mulyani (2010) sarana dan prasarana merupakan salah
5.1.2.3 Pengorganisasian
adanya pengorganisasian, setiap pihak yang terlibat dalam sebuah organisasi jadi
lebih terkoordinir dan saling melakukan evaluasi, untuk terus memacu organisasi
mencapai target dan tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil wawancara
informan utama dan informan triangulasi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut,
Dinas Kesehatan Kota Semarang telah melakukan monitoring secara berkala setiap
program yang telah dan sedang dijalankan, monitoring dan evaluasi tersebut
dilakukan dilakukan setiap minggu dan tahunan. Kekurangan sumber daya manusia
pada pembagian tugas kerja, hal ini mengakibatkan job desk menjadi tumpang
sumber daya manusia, untuk mencapai tujuan atau sasaran dari sebuah organisasi.
cara melakukan pembangunan hubungan atar sumber daya manusia, pelaporan hasil
Output atau hasil yang dimaksud disini adalah tindak lanjut dari hasil
keluaran berupa hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga profesi serta seluruh
karyawan terhadap pelanggan. Hasil yang diharapkan dapat berupa perubahan yang
terjadi pada pelanggan. Harapannya adalah jika masukan telah tersedia sesuai
dengan rencana, maka proses akan bisa dilaksanakan. Apabila proses dilaksanakan
sesuai yang direncanakan berdasarkan standar yang ada maka hasil akan tercapai
ibu hamil adalah cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 dan K4 merupakan gambaran
kunjungan ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan ataupun tenaga kesehatan yang
angka kematian ibu yang tertinggi di Kota Semarang yaitu Puskesmas Bandarharjo.
menurun menjadi 80,32% pada tahun 2015 sedangkan target SPM tahun 2015 yaitu
mencapai 86,34% meningkat pada tahun 2015 mencapai 90,76% tetapi masih jauh
utama penyebab dari cakupan K1 dan K4 mengalami perubahan naik turun yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo tersebut adalah sumber daya bidan
ditanyakan oleh peneliti. Selain itu, peneliti belum bisa membatasi jawaban
dan observasi.
jawaban dari informan secara riil. Seseorang akan lebih sensitif apabila dihadapkan
informan lebih menonjolkan sisi-sisi positif saja yang membuat jawaban dari
informan lebih bersifat subjektif. Jawaban dari informan juga akan dipengaruhi oleh
100
6.1 Simpulan
Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang, yang terdiri dari sumber daya manusia,
sarana dan prasarana, sumber dana dan SOP, masih terdapat kendala pada segi
sumber daya manusia (SDM). Tenaga yang ada di Puskesmas Bandarharjo Kota
Semarang tersebut berjumlah tiga orang bidan, hal ini belum sesuai dengan
sasaran atau target yang harus dicapai oleh Puskesmas, sasaran dan target
program antenatal terpadu terkait cakupan K1 dan K4 kunjungan ibu hamil telah
direncanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang dengan mengacu pada SPM
tugas kerja, hal ini mengakibatkan job desk menjadi tumpang tindih dan kurang
jelas.
101
102
6.2 Saran
antara lain:
melakukan pengkajian kembali terkait jadwal shift bidan agar tidak terjadi
tumbukan job desk, sehingga dengan jumlah SDM yang terbatas, dapat tetap
yang ada di Kota Semarang. Dinas Kesehatan Kota Semarang harus lebih
puskesmas dan menjadi hal tersebut sebagai kajian untuk melakukan evaluasi
pegawai.
103
diharapkan dapat mengambil ruang lingkup tempat yang lebih luas. Sehingga
terpadu.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Solichin, 2008, Analisis Kebijakan Publik, Malang: Penerbit UMM Press
Aji Reno, 2012, Analisis Manajemen Kesehatan, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Buchari, Zainun, 2000, Manajemen dan Motivasi, Jakarta: Penerbit Balai Aksara
Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2012, Profil Kesehatan Kota Semarang 2011,
Semarang: Dinas Kesehatan Kota Semarang
Dinkes Prov. Jateng, 2013, Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2012,
Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Eka Arsita P, 2012, Kesehatan Ibu dan Anak, Yogyakarta: Nuha Medika
104
105
------------, 2014, Peraturan Mentri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Kemenkes RI
107
108
Lampiran 1
109
Lampiran 2
110
Lampiran 3
111
Lampiran 4
112
Lampiran 5
113
Lampiran 6
114
Lampiran 7
115
116
Lampiran 8
117
Lampiran 9
118
Lampiran 10
Niken Amran
NIM. 6411412092
120
Lampiran 11
Semua penjelasan tersebut telah dijelaskan kepada saya dan semua pertanyaan saya telah
dijawab oleh peneliti. Saya mengerti bahwa bila memerlukan penjelasan saya dapat
menanyakan kepada Niken Amran.
Dengan menandatangani formulir ini, saya setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini.
Tandatangan saksi
Lampiran 12
A. Pengantar
informasi.
pendidikan.
3. Menjelaskan secara singkat mengenai judul dan topik yang akan dibahas pada
B. Tujuan
C. Prosedur
maupun negatif.
informan penelitian.
recorder.
131
5. Memberikan jaminan bahwa hasil wawancara hanya untuk tujuan penelitian dan
jaminan kerahasiaannya.
D. Penarikan Kesimpulan
Lampiran 13
A. Lokasi Penelitian
B. Identitas Responden
2 Nama : Minasari
4 Umur : 44 tahun
6 Pendidikan Terkahir : S1
C. Pertanyaan
Jadi gini dek, untuk tenaga kami memang sangat terbatas sekali, kurang malah
bahkan kurang, jadi untuk melayani ibu hamil yang menangani itu adalah
bidan, bidan kami sangat kurang. Kami punya cuma 143 bidan se puskesmas
yang berkaitan dengan program antenatal terpadu ibu hamil ada juga KIA jadi
kalau hanya bidan kami terus terang kurang, jadi untuk ANC terpadu ini
memang tidak bisa sendiri harus link dengan tenaga yang lainnya
133
.. kalau standarnya, harus ada pemegang program itu meskipun itu bidan, nah nanti
untuk pelaksanaan programnya, tergantung dari pihak puskesmasnya mau
bagaimana, apakah SDM nya cukup atau tidak kan tergantung dari pihak
Puskesmasnya apakah wilayah kerjanya pada penduduk atau berada di tengah kota
itu juga bisa berpengaruh
3. Apakah Dinas Kota Semarang dalam kurun waktu 3 tahun kebelakang ini
pernah mengadakan pelatihan untuk bidan? Jika pernah, kapan, dimana dan
siapa pesertanya?
Eee.. kalau pengenalan ANC terpadu itu dilakukan tahun 2011 kemudian kalau
pelatihan secara khusus itu tidak ada dek, tapi setiap kali ada pertemuan-pertemuan
sama bidan terkait dengan 10T selalu solusi permasalahan yang dihadapi
Kalau pelatihan KIA tiap tahunnya pasti ada, meskipun maksudnya gini ya tiap tahun
materinya beda-beda kadang kayak kita refresing terkait dengan programnya.
4. Apakah ada penambahan sumber daya manusia (bidan atau dokter) untuk
Puskesmas Bandar Harjo dalam kurun waktu 3 tahun ke belakang ini? Adakah
wacana penambahannya
untuk penambahan sumber daya manusia kami belum bisa memastikan ya dek,
soalnya dilihat dari beberapa faktor dan ini bukan berarti serta merta dari pihak
kami dengan mudah menambahkan tenaga kesehatan perlu beberapa proses juga.
1. Apakah Dinas Kesehatan Kota Semarang dalam kurun waktu 3 tahun ke belakang
Dalam waktu tiga tahun kebelakang ini pernah ada pengadaan barang untuk
program kunjungan ibu yaa,, tapi untuk tahun-tahun ini dari Pihak Puskesmas
Bandarharjo terkait sarana dan prasarana masih layak dipakai dan baik ya dek..
Sarana prasarana untuk mendukung program antenatal terpadu itu seperti alat
timbang berat badan ya, pengukur tekanan darah/tensi, terus alat seperti denyut
jantung (DJJ), terus peralatan seperti laboratorium saat melakukan pemeriksaan
yaa.. seperti itu pokok e berhbungan sama pemeriksaan standar 10T
III. Dana
Sumber dana itu biasanya dari pihak DKK ya, nanti itu diperoleh dari APBD
gitu..
2. Apakah ada kendala terkait dengan sumber dana yang digunakan? Bagaimana cara
mengatasinya?
..untuk kendala kami rasa tidak ada yaa, soalnya sudah didapatkan dari pusat ya
seperti APBD, kalau pun ada hambatan kami tetap mengusahakan..
Iya, dilaksanakan setiap tahun, pasti ke 37 Puskesmas itu ada kita pembinaan
program pelayanan kesehatan ibu, kita nanti kunjungan langsung ke puskesmasnya,
nanti ada apa permasalahan disana kita ada cheklistnya
Itu kan dari renstra dan SPM, kalo yang sampai tahun 2016 ini juga berpatokan
pada MDGs kan sampai tahun 2016, tapi kan kita setiap kota karna da senstranya
masing-masing nah itu yang dipakai, sama SPM standar pelayanan minimal
V. Perencanaan
1. Langkah apa saja yang dilakukan dalam menyusun perencanaan terkait dengan
Kalau untuk langkah-langkahnya itu dilihat dari segi permasalahannya dulu nanti
kami sesuaikan dengan target SPM yang berpatokan pada MDGs
2. Apakah perencanaan terkait dengan program antenatal terpadu ada batas waktu
Jelas ada yaa, soalnya setiap program itu pasti ada batas waktunya yaa..
VI. Pengorganisasian
Pernah yaa, soalnya setiap puskesmas itu kan punya permasalahan sendiri-sendiri
mbak, ada yang berkaitan dengan SDM jadi tidak heran banyak kejadian tumpang
tindih pada pekerjaan dalam pencapaian suatu target
136
cakupan K4?
untuk kendala biasanyaya itu mbak terkait sama SDM saja, Cuma pintar-pintar
dari pihak Puskesmas ya..
kunjungan ibu?
mengatasinya yaa biasa dari pihak kami tetap berusan mencari jalan keluar
disetiap permasalahan yaa, dilihat dari segi mana yang belum mencapai target
maupun dari faktor apa yang dipermasalahkan..
137
Lampiran 14
A. Lokasi Penelitian
B. Identitas Responden
4 Umur : 43 tahun
C. Pertanyaan
Untuk PNS nya sendiri ada 3, terus untuk magangnya ada empat tapi cuti satu..
2. Berapakah jumlah petugas yang ada di pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA)?
4. Apakah jumlah SDM di Puskesmas Bandar Harjo Kota Semarang sudah cukup
Jelaskan
Menurut saya belum cukup aaa yang jelas karna memang jumlah penduduknya
yang banyak, kemudian e kita terbagi dalam empat puskesmas kan, satu puskesmas
induk tiga puskesmas pembantu sedangkan standarnya puskesmas pembantu kan ya
memang gak bisa dipungkiri harusnya setara walaupun jumlahnya gak sama tapi
kan untuk misalnya petugas ada yang dari loketnya, ada dari PB nya, ada dari KIA
nya sendiri, kemudian dari ee apotiknya itu kan harus terstandar sebenarnya tapi
kenyataannya tidak, petugas loket mungkin ya administrasi ya, terus petugas apa
untuk di BP nya juga seharusnya kan ada satu Tim juga ada dokternya, ada
perawatnya tapi ternyata gak juga karna dari sekian kita dokter cuman ada dua aa
perawat paling akhirnya, sehinggakan sudah itu sudah aaa sudah gak standar
menurut saya ya kan, terus untuk bidan dimana bidan juga seharusnya magang
tidak dipasrahi untuk sebagai tanggungjawab aa pengelolaan klinik di puskesmas
dia hanya membantu kalua diserahin tanggungjawabkan tidak bisa
6. Apakah selama kurun waktu 3 tahun terakhir ini, Puskesmas Bandar Harjo Kota
139
7. Bagaimana pembagian tenaga kerja yang ada di Puskesmas Bandar Harjo terkait
yang jelas kalau untuk ANC terpadu tidak semua unsur terlibat ya, jadi hanya aa
KIA, laboratorium kalau misalnya sistem konsultasi ke BP ya bila perlu kan tidak
setiap saat pada saat periksa harus kesana terus kan tidak, kemudian ke gigi bila
perlu harus konsultasi, ya paling hanya sekitar itu saja sih
8. Apakah ada yang bertugas didalam gedung dan diluar gedung Puskesmas Bandar
Harjo?
nah itu tadi, kita memang dibebani juga dengan kegiatan luar gedung dengan
petugas yang sama sehingga ya saya fikir memang tidak maksimal, semuanya yang
gak maksimal gitu ya, dari dalam gedung gak bisa maksimal luar gedungpun gak
maksimal sedangkan kita untuk kepengurusan aaa istilahnya untuk diri sendiri yang
kita inikan karna kita PNS untuk kenaikan pangkat misalnya, kita mau sergap seperti
apa, mau rajin keluar, mau di sini gak pernah izin misalnya tapi kalau kita gak urus
itu kita punya tanggung jawab aa apa SKP atau apa namanya untuk fungsi kenaikan
pangkat ya gak naik, gitu.. jadi seharusnya misal karena memang kita pengennya
profesional ya, kalau misalnya tugasnya didalam gedung dilakukan ya dalam gedung
tanpa ada beban diluar gedung dan administrasi, gak maksimal itu pasti, coba kita
melakukan fungsi dengan baik-baik itu pasti hasilnya luar biasa
Oh yaa pasti, karena kita memang beban kerja tambahan diluar tupoksi itu kadang
lebih banyak dan sangat membebani ya itu tadi tupoksi kita dipelayanan, klinik
harusnya kita maksimal kan pelayanan klinik tapi ya memang dibebani ada yang
menyambih jadi bendahara, bendahara ya otomatiskan harus ngerjain SPJ dan
segala macam.. gitu, dan SPJ itu harus berhubungan dengan jadwal keluar, diluar
gedung ..
Ya ada sih, tapi ya gak jauh-jauh kalau misalnya ada pelatihan mesti ada metode
baru, blanko baru, laporan baru, sudah pusing meneh tuh.. kalau pelatihan biasanya
dilaksanakan di DKK, ada yang bentuknya seperti seminar, ada yang bentuknya
seperti pelatihan, workshop macem-macem beberapa hari. Kalau tipe skill misalnya
ditempat yang memang ada seperti kayak ada seperti instrumennya kita praktek
biasanya di diklatlah atau mungkin tempat instansi rumah sakit, seperti itu..
140
antenatal terpadu?
Kalau untuk sarana yang jelas untuk mengacu kesini memang sangat lengkap ya,
sudah sesuai standar lah tidak ada permasalahan. Tapi untuk ruangan prasarana
masih satu ruangan, jadi kalau sudah perawatan apa apa pelayanan anak dan
imunisasi dan pelayanan ibu hamil ya secara bergantian..
2. Apa saja sarana dan prasarana untuk mendukung program antenatal terpadu?
Sarana dan prasarana yang jelas untuk mengacu aa dari sini memang ya sangat
lengkap ya, rata-rata sih memang sudah di lakukan pada saat kita ANC di klinik
cuman disini yang harus dicantumkan pemeriksaan protein urine, harus dengan gula,
itu kan tidak bisa langsung sehingga mungkin ya hasilnya mungkin tidak sama antara
hepatitis diperiksa dan jumlah ibu hamil yang ada
4. Apakah ada kendala terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana dalam
yaa ke laboratorium swasta, atau dia ngasih nomor telfon misalnyakan nanti
sekiranya memang petugas lab nya pergi dan memang bisa ngabari hari ini beliau
bisa pelayanan kita sms, atau bisa kita kan punya tenaga kasurkes lapangan dan itu
baru diadakan tahun ini, nanti kita jemput kalau yang jauh lho
141
6. Apakah sarana dan prasarana tersebut layak dalam mendukung program antenatal
terpadu?
untuk sarana dan prasarana dalam mendukung program antenatal terpadu sudah
layak yaa
1 Tensimeter
2 Stetoskop
3 Fetoskop
4 Reflek Hamer
5 Timbangan Dewasa
6 HB Meter
III. Dana
Kalau dana, karna kegiatan kita tidak satu nih, kalau untuk pemeriksaan ANC nya
sendiri kalau sekiranya dia pake Jamkesmas atau Jamkeskot kan gratis, tidak ada
yang harus di inikan, pemeriksaan laboratorium gratis dan pengobatan juga gratis
sumber dana berasal dari BOK dari Dinas
2. Apakah ada kendala terkait dengan sumber daya yang digunakan? Bagaimana cara
mengatasinya?
program tahunan?
Ya itu baru tahun brapa yaa, 2014 kalau gak salah sampe sekarang
bagaimanakah prosesnya?
Eee menurut saya memang ada beberapa cara penghubungan ya, tiap tahun memang
ada dan saya lihat tiap kabupaten kota itu mempunyai cara sendiri. Dilakukan secara
breakdown dari dinas, jadi karena itung-itungnya, jadi jumlah ibu hamil dalam satu
wilayah itu sekian, sekian ribu hamil itu ada, jadi seperti itu, jadi target itu mengacu
pada ee apa ya, mulai dari cakupan pusat, provinsi, turun ke dinas kesehatan kota
semarang, baru breakdown ke puskesmas
Ada, kalau standarnya ada cuman kita kembalikan lagi kita dalam satu hari
pemeriksaan ibu hamil misalnya 20 orang sedangkan tenaga kita cuma satu atau dua,
kita dibebani dengan ruangan yang sama yang satu pemeriksaan MTBS dan MTBM
akhirnya terpisah, adanya yang satu pegang MTBS MTBM yang satu pegang ANC
dengan standar SOP kita melakukan itu kira-kira nyandak ndak dalam satu hari kita
mengerjakan 20 orang, dengan standar seperti diatas? Ya tidak bisa sudah ada SOP
kita berusaha untuk semaksimal mungkin melakukan tapi kalau untuk harus sesuai ya
tidak bisa karna keterbatasan tenaga, ruangan
V. Perencanaan
1. Langkah apa saja yang dilakukan dalam menyusun perencanaan terkait dengan
Eee ya emang kita pengusulan tenaga pasti, terus kalau untuk penerimaan magang
itu karena hubungannya dengan operasional sistem penggajian dan segala macam
belum ada intruksi yang jelas aturan yang jelas, secara legal ya kalau itu kita gak kita
lakukan, istilahnya kita butuh tenaga
ya itukan breakdown dari dinas, jadi karna da itung-itungannya, jadi jumlah ibu
hamil dalam satu wilayah itu sekian, sekian ribu ibu hamil itu ada, jadi seperti itu, jadi
target itu mengacu pada ee apa ya, mulai dari cakupan pusat, provinsi, turun ke dinas
kesehatan kota semarang, baru breakdown ke puskesmas
143
2. Apakah perencanaan terkait dengan program antenatal terpadu ada batas waktu
Ada batas waktu kok, itu setiap tahunnya ada tapi dari saya mau gak mau tetap buat
laporan setiap bulannya, biasanya setiap tanggal 1
VI. Pengorganisasian
1. Bagaimana mengatur staf atau SDM agar dapat mencapai target yang telah
ditetapkan?
Oh ya pasti, pasti itu karena ya memang kita beban kerjanya tambahan diluar gedung
tupoksi itu kadang jauh lebih banyak dan sangat membebani, tupoksinya kita itu
dipelayanan tapi ya karna kita dibebani ya kadang ada menyambih jadi bendahara,
bendahara itu ya otomatis kan harus mengerjai SPJ dan segala macam dan SPJ itu
berhubungan harus berhubungan dengan jadwal keluar, diluar gedung, menurut saya
bebannya terlalu banyak karna ya itu keterbatasan SDM tadi
yang mengatur itu biasanya kerjasama saja, disini kami kan ada bidan 3 orang jadi ya
kami-kami saja yang mengatur walaupun itu terjadi tumpang tindih pekerjaan
yang terlibat itu biasanya saya sendiri, ibu erna sama bu sumarni yaa
Keterbatasan
K4? kami cuma dari SDM itu yaa, jadi mau gak mau dalam pencapaian
cakupan K4 memang bekerja keras ya
Mengatasinya ya kami saling kerja sama, dimana untuk tenaga nya dan untuk ibu
hamilnya memang tidak seimbang sehingga setiap pekerjaan sering terjadi tumpang
tindih yaa
144
A. Lokasi Penelitian
B. Identitas Responden
2 Nama : Sumarni
4 Umur : 58 tahun
7 Masa Kerja :-
C. Pertanyaan
2. Berapakah jumlah petugas yang ada di pelayanan kesehatan ibu dan anak
Yaa(KIA)?
itu semuanya ada 3
145
4. Apakah jumlah SDM di Puskesmas Bandar Harjo Kota Semarang sudah cukup
Jelaskan
Piye yo, karna ini sudah dibantu anak-anak magang, trus kita bertiga anak
magangnya empat ya, yaa apa lumayanlah. Ya semuanya DIII, kalau dimaksimalkan
saya kira sudah cukup, ada empat kelurahan nanti kalau anu ya tenaga yang opo
nanti pegawainya harus tiap wilayah harus membawai satu kelurahan jadi setiap
bidan bertanggungjawab satu-satu, jadi ya anu ya kalo dikatakan kurang ya
sebenarnya memang kurang kalau cukup yaa lumayanlah soalnya ada yang bantu
dari magang yaa, sudah cukuplah kalau ditambah satu atau tiga yaa lebih baik karna
saya sudah mau pensiun juga ..
6. Apakah selama kurun waktu 3 tahun terakhir ini, Puskesmas Bandar Harjo Kota
Ada yaa, soalnya memang SDM disini dikatakan kurang, jadi ketok e ada
penambahan SDM deh
7. Bagaimana pembagian tenaga kerja yang ada di Puskesmas Bandar Harjo terkait
yaa sudah cukupal, lumayan bagus karena kita kerjasama sendiri dibantu dengan
kader-kader dan dibantu kasurkesnya ada, saya kira ini sekarang enteng, dulu kan
kita kerja sendiri jadi kerja keras sendiri, lagi pula setiap kelurahan ada bidannya
sendiri jadi untuk bidan pegawai negeri sendiri ada 3 jadi ya lumayan dari pada
dulu kewalahan ya
146
8. Apakah ada yang bertugas didalam gedung dan diluar gedung Puskesmas Bandar
Harjo?
ada yaa mbak soalnya dari sini sudah dibantu sama tm kasurkes yaa, jadisaling
bekerja sama` ada anak magang pula yaa
Yaa banyak, semuanya bidannya kan ngerangkap BOK makanya kalau untuk ANC
nya sebenarnya kalau bidan gak boleh ngerangkap selain itu yaa kalau memang mau
ini, mau benar-benar gak mau tumpang tindih jadi itu kan bidan semuanya
ngerangkap yang nganu mbak endang yang rangkap BOK bendahara BOK, saya
sendiri tanggung jawab KB, mbak erna KIA nya
10. Apakah sudah pernah ada pelatihan mengenai pelayanan antenatal? Dimana?
Kapan?
Oo banyak, pelatihan macem-macem dari Dinas, misalnya pelatihan apa saja?
Wis terus di update terus ada seminar setiap 3 bulan, dari rumah sakit ada, dari dinas
juga ada terus-terusan. Pelatihan-pelatihan sudah cukup ada cara penanganannya
bagaimana terus, seminar-seminar sudah misalnya ANC nya darahnya tinggi dan
harus bagaimana itu sudah ada kelompoknya
antenatal terpadu?
Kira-kira sudah cukup yaa, opo otoh sarana prasaran? biasane cuma SDM nya
itu memang kita kurang, kalau untuk sarana prasarana buku KIA nya sudah lebih
dari cukup terus labotorium sudah ada, sudah komplit saya kira sudah cukup itu
sarana dan prasarananya tidak ada kendala
ya ya sudah lumayanlah, termasuk alat tensimeter cuman ini gedungnya ini lo
belum layak ketok e belum apa, ini nanti KIA kan terpisah dengan KB nya dengan
anak-anak masih gabung dan semerawut, cuman itu yang membuat kita ketok e anu
ya karna gedung belum jadi nanti kalau gedung jadi semuanya pindah KIA sendiri
untuk KB nya sendiri diatas jadi sekarang masih proses
147
2. Apa saja sarana dan prasarana untuk mendukung program antenatal terpadu?
Sudah komplit itu untuk mendukung program antenatal terpadu, Cuma gedungnya
belum layak lho masih semerawut
4. Apakah ada kendala terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana dalam
Kendalanya ya itu ruangannya masih jadi satu, cuma itu yang membuat kita anu ya,
karna gedung belum jadi
ya itu saat pemeriksaan karena kita gabung jadi satu ya jadi harus gantian, kadang
ya untuk KB hari rabu, pemeriksaan ibu hamil ya hari selasa dan kami ya, nanti ya
anak-anak selain hari itu biasanya, kayak e itu kendalanya, mengatasinya yaa bagi
waktu pelayanan saja
6. Apakah sarana dan prasarana tersebut layak dalam mendukung program antenatal
terpadu?
1 Tensimeter
2 Stetoskop
148
3 Fetoskop
4 Reflek Hamer
5 Timbangan Dewasa
6 HB Meter
III. Dana
Dananya ya dari pusat toh, masalah dana gak tau saya kurang tau, untuk program
antenalat terpadu dananya dari Dinas, ya untuk kasurkesnya untuk pendampingan ibu
hamilnya sudah ada
2. Apakah ada kendala terkait dengan sumber daya yang digunakan? Bagaimana cara
mengatasinya?
Kalau kendala tidak ada yaa.. kalaupun ada ya pengadaan kekurangan dana
program tahunan?
Yaa itu perencanaan tahunan yaa
bagaimanakah prosesnya?
Biasanya yaa menggunakan target SPM yaa, sama mengacu disana
V. Perencanaan
1. Langkah apa saja yang dilakukan dalam menyusun perencanaan terkait dengan
Langkahnya yaa itu tadi sesuai target yang diberikan oleh pusat yaa, dan itu sama-
sama mengacu pada SPM
2. Apakah perencanaan terkait dengan program antenatal terpadu ada batas waktu
VI. Pengorganisasian
1. Bagaimana mengatur staf atau SDM agar dapat mencapai target yang telah
Mnegatur staf SDM itu biasanya kami saling kerjasama yaa, karena disini sama-
ditetapkan?
sama tujuannya mencapai target yang sudah ditentukan, jadi mau gak mau kami
berusaha semaksimalnya untuk pencapaian target
yaa saya, mbak endang sm satu lagi bidan buk erna yaa mbak
Tidak kendala yaa, yo paling keterbatasan SDM saja yaa sama ruangan masih jadi
K4?
satu itu saja kayak e
A. Lokasi Penelitian
B. Identitas Responden
4 Umur : 34 tahun
C. Pertanyaan
2. Berapakah jumlah petugas yang ada di pelayanan kesehatan ibu dan anak
ya (KIA)?
itu mbak ada 3 orang
151
Jelaskan
yang jelas kurang mbak karna kita mempunyai sasaran segitu banyaknya ya, dengan
bidan yang PNS nya cuman tiga dan kebetulan emang ada tambahan magang tiga
sih, tapi dengan sasaran 1110 kalau di bagi enam kan brarti masih kurang, itu kalau
kita untuk mengawasinya yang segitu banyaknya belum lagi untuk neonatusnya kan
dengan pekerjaan lain itu istilahnya sangat kurang sekali, tenaga disini khususnya ya
karna memang kita tidak ada bidan desa, belum juga pemantauannya juga, menurut
saya ya tenaganya kurang ..
6. Apakah selama kurun waktu 3 tahun terakhir ini, Puskesmas Bandar Harjo Kota
Tidak ada, dulu saya masuk sini 2011, dan kita juga punya pustukan jadi ya tidak
ada penambahan yaa, memang kurang yaa
Kebetulan ini memang ada kasurkes yaa, yang dari dinas itu sangat membantu sekali
kalau kita kebetulan kayak kelas hamil di bagi yang di Bandarharjo ada ibu marni
trus yang tanjung mas itu bu erna, saya yang kuningan sama dadapsari tapi kalau
untuk kegiatan pemeriksaan bu marni kan harus disana yang gedung lama cumi-cumi
dan disini saya, dan kebetulan saya sendiri sambilan tugas yang lain bendahara mbak
yo rodo memeang rodo repot sekali yaa karna kita tidak bisa fokusdalam satu bidang
152
8. Apakah ada yang bertugas didalam gedung dan diluar gedung Puskesmas Bandar
Harjo?
Yang bertugas dari dalam dan luar gedung pasti ada, hanya kita saling komunikasi
saja
yaa itu kita tetap dan koordinisasi dan komunikasi istilahnya ya, kalau misalkan
ada kurang kita laporakan ke ka TU, ini ada kurang ni ni nanti dicarikan tenaganya
10. Apakah sudah pernah ada pelatihan mengenai pelayanan antenatal? Dimana?
Kapan?
Mmmm.. itu ada mbak, cuman kayaknya itu digilir toh mbak, missal nanti ada yang
ditugaskan bidan siapa kan gitu, cuman nanti yang berangkat memberikan sosialisasi
ke kita gitu, sudah ada
antenatal terpadu?
Insyaallah sih peralatan sudah di usahakan lengkap, tinggi badan sudah, perlatan
lain juga tidak ada masalah, pemeriksaan laborat sudah dilengkapi, cuman kok ada
kurangnya antenatal terpadu itu satunya apa ya kita yang belum, IVA nah itu kita
belum ada yang pemeriksaan IVA itu karna kita belum ada dilatih
2. Apa saja sarana dan prasarana untuk mendukung program antenatal terpadu?
4. Apakah ada kendala terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana dalam
Saya rasa sih tidak ada ya mbak, paling yaa dari keterbatasan ruangan yaa
untuk mengatasinya yaa kami usahakan tidak ada kendala ya mbak, kalau untuk lap
sendiri memang kami kekurangan SDM kadang yaa ada, kayak yaa gak
6. Apakah sarana dan prasarana tersebut layak dalam mendukung program antenatal
terpadu?
1 Tensimeter
2 Stetoskop
3 Fetoskop
4 Reflek Hamer
5 Timbangan Dewasa
6 HB Meter
III. Dana
Kalau yang pemeriksaan laborat itu kan memang dari Dinas ya BOK, itu digratiskan
untuk yang Hb sama protein urine itu digratiskan tapi kalau misalkan kayak punya
kartu BPJS, Jamkesmas itu kan memang gratis semua ngeh tapi kalau gak punya ya
memang selain Hb dan protein itu bayar misalkan gula darah
2. Apakah ada kendala terkait dengan sumber daya yang digunakan? Bagaimana cara
mengatasinya?
program tahunan?
Kalau antenatal terpadu itu perencanaan tahunan ya mbak, Cuma kalau lebih
rincinya Tanya bu erna aja yaadek, kayak e beliau yang tau
bagaimanakah prosesnya?
Mmmm, kita sesuai dengan tupoksinya mbak, misalkan kita ada rekam medis pasien
sudah berusaha kita lengkapi sudah dimasukan disitu. Targetnya itu mengacu mulai
dari SPM itu breakdown dari dinas mbak ..
V. Perencanaan
1. Langkah apa saja yang dilakukan dalam menyusun perencanaan terkait dengan
Langkah untuk menyusun perencanaan ya itu tadi mbak sesuai dengan SPM mbak
155
2. Apakah perencanaan terkait dengan program antenatal terpadu ada batas waktu
Kalau batas waktu emang ada nggih, itu biasanya yang ngurus bu erna ya
VI. Pengorganisasian
1. Bagaimana mengatur staf atau SDM agar dapat mencapai target yang telah
ditetapkan?
eee itu memang koordinasi yaa, masalahnya pak Tri memang aa kita misalkan kalau
ada kendala rapat atau apa-apa ya kita koordinasi langsung dengan atasan, soalnya
tidak hanya bagian KIA ya, kita juga ada pelayanan bayi juga kan mbak jadi kalau
kurang ya kita ngatur keatas
yaa itu mbak ada komunikasi terkait bidan pemegang program sama kepala puskesmas,
soalnya untuk pasien ibu hamil itu juga banyak mbak jadi kadang ya gimana mbak, sakin
banyaknya sedangkan tenaga bidan segini mbak
Terlibat itu saya, ibu erna, bu mani ya sama kepala puskesmas juga ada ya mbak
mmm
K4? kayaknya indak sih, karena pertama saat ada kasurkes ini yang dulu pada waktu
di kayak diperiksa rumah sakit kan kitagak lapor yaa, atau dia dirumah sakit diketahui
kita kan long contact kan dengan adanya kasurkes ini dia yang menolong sampai Tanya
ketingkat RT RW itu, itu cakupannya lebih meningkat lagi
Kalau ada masalah, kasurkes itu langsung kasih laporan ke kita yaa, jadi kita berusaha
untuk membantu yaa
156
Lampiran 15
A. Lokasi Penelitian
B. Identitas Responden
4 Umur : 34 tahun
C. Pertanyaan
Kalau KIA dilihat dari besarnya masalah yang ditangani itu masih kurang
makanya saya mengambil tenaga magang untuk bidan 4 orang terus ditambah
dengan kasurkes ada 5 orang jadi untuk menangani ibu hamil baik yang diklinik
maupun yang ada dimasyarakat itu jadi totalnya 3 sama 4 brapa itu 7, trus 7
ditambah 5 jadi 12 karena memang angka ibu hamil kita itu kan setiap tahun sekitar
1300 yang resiko tinggi sekita 1000 an jadi kita berat sekali
157
terpadu? Jelaskan
Kalau pembagian dibagi sama rata yaa, disini ada pemegang program KIA
satu, KB satu, dan MTBS satu yaa
Ya itu jelas toh mbak, dimana bidan 3 kita bagi 3 kesehatan ibu sendiri, KB,
kesehatan anak sendiri terus masing-masing dibantu oleh tenaga magang, untuk
dilapangannya ada kasurkes, ya insyaallah untuk sementara ini cukup, karena
kasurkes itu kan kontrak setahun kalau sudah habis kita gak tau kedepannya belum
lagi ditambah bidan praktik swastanya ada 5 atau BPM
Yo kalau pelatihan kita mengikuti dari DKK, yang diadakan DKK kadang-
kadang juga ngikuti apa yang dilaksanakan oleh IBI, IBI itu kan mengadakan
pelatihan untuk para bidan, dilaksanakan sewaktu-waktu dari DKK
158
antenatal terpadu?
2. Apakah ada kendala terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana dalam
Alhamdullilah yo kita tidak ada yaa, karena apa yaa ibu hamil yang meninggal
semua itu ya dirumah sakit karena kita rujuk, ketika dia menemukan faktor resiko
ya dirujuk,SOP nya ya seperti itu, jadi masalah selama ini ada di rumah sakit
bagaimanakah prosesnya?
ya kan prosesnya kita lihat data tahun yang lalu, kemudian dibahas di DKK, di
DKK kita biasanya menerima biasanya dinaikan 1-2% jumlah yang ada
IV. Perencanaan
1. Langkah apa saja yang dilakukan dalam menyusun perencanaan terkait dengan
Nek perencanaan kan pengumpulan data, pengolahan data, data diolah dianalisa
setelah itu jadi informasi bahan untuk perencanaan, ini mengacu pada target SPM
waktu yang jelas? Apakah rencana tersebut untuk bulanan dan tahunan?
ya ada toh mbak, perencanaan diawal tahun bulan januari nanti februari sudah
pelaksanaan sampe bulan desember, kalau dibulan desember nanti dievaluasi
antenatal terpadu?
Ya kalau untuk ANC ini yaa bidan, dokter sama kepala puskesmas, kasurkes ya
semua ya terlibat itu yaa, trus melibatkan kader juga permasalahan seperti apa,
tokoh masyarakat juga kita mintaI, lintas sektor juga
V. Pengorganisasian
1. Bagaimana mengatur staf atau SDM agar dapat mencapai target yang telah
ditetapkan?
ya kita setiap bulan telah menilai kinerja yang telah dicapai, jadi ya kita melihat
kita evaluasi permasalahannya dimana, kemudian kalau ada masalah kita atasi cari
solusi, kalau ada yang sulit untuk kelas ibu hamil pada pagi hari diselesaikan sore
hari, kalau sore hari ndak bisa kita terpaksam malam hari, kalau tidak bisa
semuanya kita adakan kelas ibu hamil ditempat kerja
yang ngatur ya ada toh mbak, kepala puskesmas tentunya, bidan juga
160
yaa yang saya sampaikan tadi, lintas program itu internal lintas sektor itu
eksternal
cakupan K4?
Yo jelas ada, kan sangkin sibuk e kadang trus yang sudah dijadwalkan tidak
dikerjakan kadang kita terpaksa mengganti orang, kalau tidak ada kepentingan
namanya organisasi pasti ada
yo kalau cara mengatasi kita cari pengganti ya caranya kan begitu tidak mampu
ditingkatkan kemampuannya, liat masalahnya toh mbak
161
Lampiran 16
A. Lokasi Penelitian
B. Identitas Responden
4 Umur : 20 tahun
7 Masa Kerja :-
C. Pertanyaan
sudah 3x mbak
melakukan pemeriksaan?
yaa kan biasanya dari ngantri, antri nomor panggilan, dipanggil terus diperiksa
terus ngambil obat, kurang lebih 3 jam mbak dari sini tadi setengah delapan
Baik sih, disuruh kayak gini terus ndak boleh makan ini, dikasih aturan-aturan
Biasa saja ramah yaa, biasanya dikasih tau kalau suruh ini itu
163
10. Bagaimana pendapat ibu tentang peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas
yaa lumayan bagus sih, kalau antrian yaa merasa terganggu tapi ya gimana ini kan
memangg buat umum, kalau untuk kebersihan sudah bersih ini mbak
12. Apakah ibu puas terhadap fasilitas yang disediakan di ruangan KIA?
ya mungkin lebih tertib, terus kalau antrian kalau bisa sesuai antrian
164
A. Lokasi Penelitian
B. Identitas Responden
4 Umur : 34 tahun
7 Masa Kerja :-
C. Pertanyaan
Gak tau
biar tahu kondisi janinnya, soalnya saya dulu kelahiran pertama ceasar , biar tau
perkembangannya soalnya bayi dulu besar
sering
10T?mbak sudah jalan 3 bulan ini
165
sudah 3x mbak
bagus yaa
melakukan pemeriksaan?
mendaftar, menunggu sini trus dipanggil, biasanya kalau nunggu ini lama
Baik
166
10. Bagaimana pendapat ibu tentang peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas
12. Apakah ibu puas terhadap fasilitas yang disediakan di ruangan KIA?
Puas mbak
A. Lokasi Penelitian
B. Identitas Responden
2 Nama : Sugianti
4 Umur : 28 tahun
7 Masa Kerja :-
C. Pertanyaan
ya menurut saya pemeriksaan itu penting yaa, keadaan janin bayinya gimana saya
kan dulu periksanya dibandarharjo sana sekarang disini kan suruh lab, tes darah
biar tau keadaan janin saya gimana, kayak tes darah gitu lho mbak
yaa10T?
sering, satu bulan sekali
168
rutin mbak
yaa waktunya lama yaa, antri yaa, kita kan juga periksa jadi dimaklumi karena
banyak yang sakit
melakukan pemeriksaan?
yaa ambil no. antrian trus daftar nanti ditanya tujuan nya apa trus periksa mbak
Biasa saja ramah yaa, biasanya dikasih tau kalau suruh ini itu
169
10. Bagaimana pendapat ibu tentang peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas
iya lengkap
bersih mbak, cukup kok mbak apalagi tempatnya sudah besar yaa mbak, beda sama
bangunan dulu sama yang sekarang mbak, sudah bagus
12. Apakah ibu puas terhadap fasilitas yang disediakan di ruangan KIA?
kalau untuk saran tidak ada mbak, lagian kita ya maklumi mbak
170
A. Lokasi Penelitian
B. Identitas Responden
4 Umur : 31 tahun
7 Masa Kerja :-
C. Pertanyaan
tidak tau
sudah
10T?sering, ini hamil ke tiga mbak
171
sudah 3x mbak
ya bagus
melakukan pemeriksaan?
ya baik
nyaman aja mbak, enak kali dekat terus kita gak bayar
172
10. Bagaimana pendapat ibu tentang peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas
12. Apakah ibu puas terhadap fasilitas yang disediakan di ruangan KIA?
yaa sarannya ya itu, kalau ada alat USG, trus katanya ada ruang untuk persalinan
dilantai atas juga yaa
173
A. Lokasi Penelitian
B. Identitas Responden
4 Umur : 37 tahun
7 Masa Kerja :-
C. Pertanyaan
yaa manfaatnya kan bisa mengetahui kesehatan janin dan kesehatan ibu juga
yaa10T?
kalau hamil, 1 bulan sekali
174
melakukan pemeriksaan?
yaa kan biasanya dari ngantri, antri nomor panggilan, dipanggil terus diperiksa
terus ngambil obat, kurang lebih 3 jam mbak dari sini tadi setengah delapan
pelayanannya ramah
175
10. Bagaimana pendapat ibu tentang peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas
sudah lengkap gitu pemeriksaan dari lingkar lengan tangan, berat badan juga
lengkap yaa komplit, ada itu penimbangan bersih juga, laboratnya juga ada, sudah
komplit, yaa fasilitas ini karna baru juga, kalau kita antri disana yaa disana kalau di lab
duduknya disini
12. Apakah ibu puas terhadap fasilitas yang disediakan di ruangan KIA?
sarannya sih piye yaa bagus kok mbak, gak ada keluhannya, saran saya
pengennya ada tempat persalinan juga mbak, biar dekat dari rumah juga mbak
176
Lampiran 17
PEDOMAN OBSERVASI
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL TERPADU DI
PUSKESMAS BANDARHARJO KOTA SEMARANG
I. Check list observasi ketersediaan, kecukupan, kelayakan sarana dan
prasarana
Ketersediaan Kecukupan Kelayakan
No Sarana
Ada Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Kartu pencatatan hasil
pemeriksaan (register
kohort ibu, kartu ibu dan
KMS)
2 Surat Rujukan
3 Gestogram (Diagram
untuk menghitung usia
kehamilan)
4 Timbang Dewasa
5 Pengukur Tinggi Badan
6 Tensimeter
7 Stetoskop
8 Stetoskop Janin (Doppler)
9 Metlin
10 Alat pemeriksa HB :
Sahli
11 Peralatan suntik
a. Jarum suntik
12 Sarung tangan sekali
pakai
13 Alat cuci tangan
a. Sabun
b. Air mineral
177
c. Ventilasi udara
5 Ruang Konseling
a. Meja
b. Tempat duduk
i. Pasien
ii. Pengantar
iii. Bidan
6 Ruang Pemeriksaan
a. Meja
b. Tempat duduk
c. Tempat tidur
pasien
179
Lampiran 18
PEDOMAN OBSERVASI
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL TERPADU DI
PUSKESMAS BANDARHARJO KOTA SEMARANG
II. Observasi proses pelayanan antenatal terpadu
Lampiran 19
IDENTITAS INFORMAN UTAMA
Jenis Umur Pendidikan
No Nama Informan Pekerjaan
Kelamin (tahun) Terakhir
1. Erna Faulina, Am Perempuan 43 DIII Bidan
Keb
2. Sumarni, Am Keb Perempuan 58 DIII Bidan
3. Endang E, Am Keb Perempuan 34 DIII Bidan
4. Asih Lestari Perempuan 20 SMA Ibu rumah
tangga
5. Dwi Rahayu Perempuan 34 SMA Ibu rumah
tangga
6. Sugianti Perempuan 28 SMK Ibu rumah
tangga
7. Dinar Istiana Perempuan 31 SMA Ibu rumah
tangga
8. Emmi Asmirawati Perempuan 37 SMA Ibu rumah
tangga
181
Lampiran 20
IDENTITAS INFORMAN TRIANGULASI
Lampiran 21
DOKUMENTASI PENELITIAN
Sarana dan prasarana penunjang pelayanan antenatal terpadu di Poli KIA Puskesmas Bandarharjo
Kota Semarang
Sarana dan prasarana penunjang pelayanan antenatal terpadu di Poli KIA Puskesmas Bandarharjo
Kota Semarang
186
Sarana dan prasarana penunjang pelayanan antenatal terpadu di Poli KIA Puskesmas Bandarharjo
Kota Semarang
Kondisi ruang pelayanan di Poli KIA Standar Operasional (SOP) KIA Di Puskesmas
Puskesmas Bandarharjo Bandarharjo Kota Semarang
187