Anda di halaman 1dari 36

i

FORM HASIL KEGIATAN HOME VISIT


LAPORAN HOME VISIT DOKTER KELUARGA
Berkas Pembinaan Keluarga
Puskesmas Sedati No. RM :

Ayah penderita
Tanggal kunjungan pertama kali 3 Mei 2018
Nama pembimbing : dr. Fitri Ika Arde Yani
Nama pembina keluarga :
Nama DM Pembina : Yana Erika Dewi, S.ked
Tabel 1. CATATAN KONSULTASI PEMBIMBING (diisi setiap kali selesai satu
periode pembinaan )
Tanggal Tingkat Paraf Paraf Keterangan
Pemahaman Pembimbing

1
LAPORAN HOME VISIT DOKTER KELUARGA
Berkas Pembinaan Keluarga
Puskesmas Sedati Sidoarjo

Tanggal kunjungan pertama kali : 3 Mei 2018

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA


Nama Kepala Keluarga : Tn. R
Alamat lengkap : Dusun Tani Nelayan Desa Pepe RT.01/RW.01, Kec. Sedati,
Sidoarjo.
Bentuk Keluarga : Nuclear Family

Tabel 2. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

Pasien
Kedudukan Umur
No Nama L/P Pendidikan Pekerjaan Klinik Ket
dalam keluarga (th)
(Y/T)
Karyawan
1. Tn. R Ayah L 37 SLTA Y -
swasta
2. Ny. U Ibu P 36 Diploma IV Guru Y -
Tidak
3. An. N Anak P 9 SD Y -
bekerja
Tidak
4. An. Z Anak P 3 PAUD Y Pasien
bekerja
Sumber : Kartu Keluarga
BAB I
PENDAHULUAN

!.1 LATAR BELAKANG


Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang pasien
dengan Herpes zoster, berjenis kelamin perempuan dan berusia tahun, dimana pasien
merupakan salah satu dari pasien dengan Herpes zoster yang berada di wilayah
Puskesmas Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Mengingat kasus ini masih sering ditemukan
di masyarakat khususnya di daerah Puskesmas Sedati Kabupaten Sidoarjo berserta
permasalahannya seperti masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit
Herpes zoster terutama masalah pola hidup sehat. Oleh karena itu penting kiranya
bagi penulis untuk memperhatikan dan mencermatinya untuk kemudian bisa
menjadikannya sebagai pengalaman di lapangan.

1.2. Rumusan masalah


Apakah ada hubungan antara kondisi pasien yang menderita Herpes zoster
dengan pengaruh pengetahuan, lingkungan dan sosial ekonomi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kondisi pasien yang
menderita Herpes zoster dengan pengetahuan, lingkungan dan sosial ekonomi?
1.3.1 Tujuan khusus
a. Identifikasi pasien
b. Identifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui APGAR
c. Identifikasi factor sisoal ekonomi pasien melalui SCREEM
d. Identifikasi factor keturunan pasien melalui Genogram
e. Identifikasi factor pelayanan kesehatan
f. Identifikasi perilaku pasien terkait dengan penyakitnya
g. Identifikasi faktor lingkungan (fisik, sosoal ekonomi, dsb)

1.4 Manfaat

3
Apabila kunjungan di rumah dilakukan dengan sebaik-baiknya, maka akan diperoleh
manfaat sebagai berikut :
1. Untuk Dokter/Dokter Muda
a. Lebih meningkatkan pemahaman dokter terhadap pasiennya
b. Lebih meningkatkan hubungan dokter-pasien
c. Meningkatkan pemahaman dokter tentang faktor permasalahan yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan pasien.
d. Membuka wawasan berdasarkan berbagai temuan yang di dapatkan pada saat
home visit.
2. Untuk pasien
a. Lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien
b. Lebih meningkatkan kepuasan bila mungkin juga pemberdayaan pasien dan
keluarganya
c. Menambah pengetahuan dari masukan yang diberikan sewaktu kunjungan
dokter
3. Bagi Pelayanan kesehatan
a. Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang terintegrasi dengan
pendekatan secara komunitas

4
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB II
HASIL KEGIATAN HOME VISIT

2.1 IDENTIFIKASI PASIEN


2.1.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : An. Z
Umur : 3 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Belum Bekerja
Pendidikan : PAUD
Agama : Islam
Alamat : Dusun Tani Nelayan, Desa Pepe RT. 01/RW. 01 Kec. Sedati,
Sidoarjo
Suku : Jawa
Tanggal periksa: 3 Mei 2018

2.1.2 ANAMNESIS
1. Keluhan Utama :
Terdapat gelembung berisi air pada dada dan punggung
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan muncul gelembung berisi air pada dada
dan punggung. Keluhan ini muncul sejak 2 hari yang lalu. Awalnyaa muncul di
daerah punggung, sedikit dan berukuran kecil-kecil, Lama kelamaan semakin
banyak, menyebar pada bagian dada sebelah kiri. Pasien juga mengeluh nyeri,
terasa panas. Pasien juga mengeluh nyeri perut bersamaan dengan timbulnya
gelembung tersebut. Sebelum muncul gelembung tersebut pasien demam, pilek,
nafsu makan berkurang. Tidak ada mual ataupun muntah. BAK dan BAB tidak
ada kelainan.

5
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
- Riwayat kontak dengan penderita Herpes zoster : (+)
- Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.
- Riwayat cacar air : disangkal
- Riwayat imunisasi : menurut pengakuan ibu lengkap
- Riwayat alergi obat/makanan : tidak ada

4. Riwayat Penyakit Keluarga


- Riwayat keluarga dengan sakit yang serupa : Tidak ada keluarga yang
sakit seperti ini

5. Riwayat Kebiasaan
- Riwayat pengisisan waktu luang dengan berbincang-bincang dengan
keluarga sering.

6. Riwayat Sosial Ekonomi


Community : Penderita tinggal di sebuah rumah yang berpenghuni 4 orang,
Tn. R (ayah pasien), Ny. U (ibu pasien), dan An.N. ( kakak
pasien) Kondisi rumah satu lantai berlantai tehel berdinding
tembok. Kebutuhan rumah tangga dipenuhi oleh Tn. R dengan
total penghasilan ± Rp. 4.000.000,-
Neighborhood : Keadaan tempat tinggal perumahan pasien adalah sebuah desa
dengan keamanan yang cukup baik.
Home : Sirkulasi udara kurang baik, pencahayaan kurang baik, dan
kebersihan kurang baik.
Hobby : An. Z gemar bersepeda
Occupation : Sebagai anak kedua dari 2 bersaudara dari Tn. R dan Ny. U
Diet : Pola makan pasien sehari 2 kali, porsi makan pasien hanya
porsi sedang
7. Riwayat Gizi.
Pasien sehari-hari makan 2-3 kali/hari dengan nasi sepiring lengkap
dengan sayur, lauk pauk seperti telur, tahu, tempe. Pasien juga minum susu
formula 3-4 kali/hari. Semenjak sakit nafsu makan pasien berkurang. Kesan
status gizi cukup.
2.1.3 ANAMNESIS SISTEM

6
1. Kulit : warna kulit sawo matang, kulit gatal (-)
2. Kepala : sakit kepala (-), pusing (-), rambut kepala tidak rontok.
3. Mata : penglihatan kabur (-)
4. Hidung : tersumbat (-), mimisan (-)
5. Telinga : pendengaran berkurang (-), berdengung (-), keluar
cairan (-)
6. Mulut : sariawan (-), mulut kering (-)
7. Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-)
8. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk (-), mengi (-), batuk darah (-)
9. Kadiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-)
10. Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), nafsu makan menurun, nyeri
perut (-), BAB tidak ada keluhan
11. Genitourinaria : BAK lancar,warna kekuningan
12. Neurologik : kejang (-), lumpuh (-)
13. Psikiatrik : emosi stabil, mudah marah (-)
14. Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri lutut (-), nyeri otot (-)
15. Ekstremitas :Motorik : DBN

2.2 PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum
Tampak baik, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan cukup baik.
2. Tanda Vital dan Status Gizi
 Tanda Vital
1) Nadi : 92 x/menit, regular
2) Pernafasan : 22 x/menit
3) Suhu :36,5oC
Status gizi :
BB : 11 kg
TB : 110 cm
Status Gizi : 11 kg : 3 = 3,6 ( Gizi Lebih)
BB/ U ( Berat bada menurut Umur berdasarkan Z-Score )
1). Gizi buruk ; <- 3 SD
2) Gizi kurang : -3 SD sampai -2 SD

7
3) Gizi baik : -2 SD sampai +2 SD
4) Gizi lebih ; > +3 SD
3. Kulit
Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)
4. Kepala :
Bentuk lonjong, tidak ada luka, rambut tidak mudah dicabut, atrofi m. temporalis (-),
papula (-), nodula (-), kelainan mimik wajah/bells palsy (-).
5. Mata
a. Conjunctiva anemis (-/-)
b. Sklera ikterik (-/-)
c. Pupil isokor (3mm/3mm)
d. Reflek kornea (+/+)
e. Katarak (-/-)
f. Radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)
6. Hidung
a. Nafas cuping hidung (-/-)
b. Sekret (-/-)
c. Epistaksis (-/-)
d. Deformitas hidung (-)
7. Mulut
a. Bibir pucat (-)
b. Lidah kotor (-)
c. Papil lidah atrofi (-)
d. Tepi lidah hiperemis (-)
8. Telinga
a. Sekret (-/-)
b. Othorea (-/-)
c. Cuping telinga dalam batas normal
9. Tenggorokan
a. Tonsil T1/T1
b. Pharing hiperemis (-/-)
10. Leher
JVP tidak meningkat, pembesaran kelenjar tiroid & limfe (-)
11. Thoraks
8
Simetris (+/+), retraksi (-)
a. Cor : I : ictus cordis tampak
P : ictus cordis kuat angkat
P : batas kiri atas : ICS II Parasternal line Sinistra
batas kanan atas : ICS II Parasternal lineDextra
batas kiri bawah : ICS V Midclavicular line Sinistra
batas kanan bawah : ICS IV Parasternal line Dextra
batas jantung kesan tidak melebar
A : S1 tunggal,S2 tunggal.Murmur (-), bising (-)
b. Pulmo :
Pemeriksaan dilakukan dari depan dan belakang, posisi berbaring dan duduk.
I : Simetris (+/+)
P : fremitus raba kiri sama dengan kanan
P : sonor/sonor
A : suara dasar vesikuler Rhonki Wheezing

+ + - - - -

+ + - - - -

+ + - - - -

12. Abdomen
I : Scar (-), bekas operasi (-) Spidernevi (-)
A : bising usus (+) normal
P : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
P : timpani seluruh lapang perut

13. Sistem Collumna Vertebralis


I :deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
P : nyeri tekan (-)
P : NKCV (-)
14. Ektremitas: Akral hangat (+), edema (-), CRT <2’
15. Sistem genetalia: dalam batas normal
16. Pemeriksaan Neurologik
• Fungsi Luhur : dalam batas normal
9
• Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
• Fungsi Sensorik : dalam batas normal
• Fungsi motorik : dalam batas normal
17. Pemeriksaan Psikiatrik
• Penampilan : baik, perawatan diri cukup
• Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis
• Afek : appropriate
• Psikomotor : normoaktif
• Proses pikir : tidak dievaluasi

STATUS LOKALIS
Tampak multiple vesikel di regio thoracalis posterior.

Tampak papula eritema di regio thoracalis anterior

10
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

DIAGNOSIS KERJA
Herpes Zoster Regio Thoracalis anterior et posterior
DIAGNOSIS BANDING
Herpes Simpleks
PENATALAKSANAAN

A. Medikamentosa
a. Antiviral
Salep Acyclovir 5% : 5-10 x / hari (7-10hari)
b. Antipiretik, analgetik
Paracetamol syrup : 3 x 1 C

c. Suplemen makanan
Mulsanol syrup : 3 x 1 C

B. Non Medikamentosa
a. Istirahat yang cukup
b. Makan makanan yang bergizi agar nutrisi tercukupi dan untuk mendukung
daya tahan tubuhnya
c. Menjaga kebersihan dengan tetap mandi walaupun terdapat gelembung berisi
air di badan pasien.
d. Tidak menggaruk dan memecahkan gelembung-gelembung terserbut

11
e. 3 hari kemudian datang kontrol ke puskesmas Sedati untuk melihat
perkembangan penyakit.
f. Cukupi kebutuhan cairan pada balita untuk mencegah dehidrasi (terutama saat
demam)
g. Upayakan agar balita berada dalam lingkungan yang bersih dan nyaman
h. Bila ada orang dewasa dalam lingkungan sekitar yang menderita herpes
sebaiknya menghindari kontak langsung dengan balita

FOLLOW UP

Tanggal : 8 Mei 2018


S : Bintil-bintil sudah tidak nyeri, Gatal (+), Batuk (-), demam (+), sakit kepala (-),
badan lebih membaik.
O : KU baik, compos mentis, gizicukup
Tanda vital: R: 20 x/menit
N : 80 x/menit S: 36,60C
Status Generalis : dalam batas normal
Status Neurologis : dalam batas normal
Status Mentalis : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
A : Herpes zoster
P : Edukasi untuk rajin minum obat, banyak istirahat dan makan teratur
Tanggal : 14 Mei 2016
S : Keluhan (-), gatal2 (+)
O : KU baik, compos mentis, gizi cukup
Tanda vital: R: 20x/menit
N : 85x/menit S: 36,30C
Status Generalis: dalam batas normal
Status Neurologis : dalam batas normal
Status Mentalis : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
A : Herpes zoster
P : Edukasi untuk banyak istirahat dan makan teratur

Tanggal : 17 Mei 2016


S : Keluhan (-), gatal2 (-)
O : KU baik, compos mentis, gizi cukup
Tanda vital: R: 20x/menit

12
N : 82x/menit S: 36,00C
Status Generalis: dalam batas normal
Status Neurologis : dalam batas normal
Status Mentalis : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
A : Post Herpes zoster
P : Edukasi untuk banyak istirahat dan makan teratur

2.3 STRUKTUR KELUARGA


2.3.1 Fungsi Biologis
Keluarga terdiri dari pasien (An.Z), ayah pasien (Tn. R), ibu pasien (Ny. U ), dan
kakak pasien (An. N).
2.3.2 Fungsi Psikologis
Penderita tinggal serumah dengan ayah, ibu, kakak pasien. Hubungan
keluarga mereka terjalin cukup akrab, terbukti dengan permasalahan-
permasalahan yang dapat diatasi dengan baik dalam keluarga ini. Hubungan
diantara mereka cukup dekat antara satu dengan yang lain. Ayah penderita bekerja
dari pagi dan pulang di sore harinya.
Permasalahan yang timbul dalam keluarga dipecahkan secara musyawarah dan
dicari jalan tengah, serta dibiasakan sikap saling tolong menolong baik fisik,
mental, maupun jika ada salah seorang di antaranya yang menderita kesusahan.

2.3.3 Fungsi Sosial


Ayah ibu dan pasien hanya sebagai anggota masyarakat biasa, tidak
mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat. Dalam kesehariannya
penderita bergaul akrab dengan masyarakat di sekitarnya seperti halnya anggota
masyarakat yang lain.

2.3.4 Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan


Penghasilan keluarga berasal dari pekerjaan ayah pasien dan istri. Penghasilan
sebesar ± Rp. 4.000.000,- per bulan.
Penghasilan tersebut digunakan untuk biaya hidup sehari-hari seperti makan,
minum, atau iuran membayar listrik hanya mengandalkan uang yang ada dan
13
sebagian sisanya disisihkannya untuk menabung ataupun biaya-biaya mendadak
(seperti biaya pengobatan dan lain-lain). Untuk kebutuhan air dengan menggunakan
PDAM. Untuk memasak memakai kompor gas. Makan sehari-hari lauk pauk,
kadang daging, buah dan frekuensi makan 3 kali. Kalau ada keluarga yang sakit biasa
berobat ke puskesmas
2.3.5 Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Penderitadan keluarga termasuk orang yang terbuka sehingga bila mengalami
kesulitan atau masalah penderita sering bercerita kepada ayah pasien.

2.4 BENTUK KELUARGA (GENOGRAM)

14
Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

2.5 FUNGSI FISIOLOGI KELUARGA (APGAR SCORE)


Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan APGAR SCORE dengan nilai
hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0. APGAR SCORE disini akan
dilakukan pada masing-masing anggota keluarga dan kemudian dirata-rata untuk
menentukan fungsi fisiologis keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-5 = jelek, 5-7
= sedang, 8-10 = baik.

ADAPTATION

15
Selama ini dalam menghadapi masalah keluarga, pasien selalu pertama kali
membicarakannya kepada ayahnya dan mengungkapkan apa yang diinginkannya dan menjadi
keluhannya. Penyakitnya ini kadang menggangu aktivitasnya. Adanya dukungan yang besar dari
orang tua dan petugas kesehatan yang sering memberikan penyuluhan kepadanya baik secara
langsung maupun tidak langsung serta memberinya motivasi untuk sembuh dan teratur minum
obat, karena penderita dan keluarga yakin penyakitnya bisa sembuh total bila ia mematuhi aturan
pengobatan sampai sakitnya benar-benar sembuh dan tidak sampai terjadi putus obat lagi agar
tidak terjadi relaps atau kambuh kembali.

PARTNERSHIP
An.Z selalu didampingi ayah dan ibunya dalam keadaan sakitnya, serta kakaknya yang yang
memahami kondisi adiknya . Ibu pasien selalu memberikan obat secara teratur.

GROWTH
Ny. U sadar bahwa ia harus bersabar menghadapi penyakit anaknya . Dan memberikan
dukungan kepada an.Z untuk minum obat seacra teratur.

AFFECTION
Hubungan pasien dengan ayah, ibu, dan kakaknya yang tinggal dirumah pasien sangat
dekat dan saling menyayangi. Bahkan perhatian yang dirasakannya bertambah. Ia menyayangi
keluarganya, begitu pula sebaliknya.

RESOLVE
Pasien merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia dapatkan dari ayah, ibu,
dan kakaknya. Walaupun waktu bersama ayahnya tidak banyak karena ayah pasien bekerja dan
hanya bisa bertemu saat sore hari. Namun penderita sangat memaksimalkan waktu yang ia miliki
bersama kakaknya.

APGAR Tn. R Terhadap Keluarga Sering Kadang Jarang/tidak


/selalu -kadang

16
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke 
keluarga saya bila saya menghadapi
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya 
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya 
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya 
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan 
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 9 fungsi keluarga dalam keadaan baik
Tn. R yang bekerja sebagai pagawai swasta, selalu menyempatkan waktu
untuk berkomunikasi dengan keluarganya.

APGAR Ny. U Terhadap Keluarga Sering Kadang Jarang/tidak


/selalu -kadang
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke 
keluarga saya bila saya menghadapi

17
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya 
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya 
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya 
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan 
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 10 fungsi keluarga dalam keadaan baik
Ny. U yang bekerja sebagai guru, namun ia masih berusaha menyempatkan
waktu untuk berkomunikasi dengan keluarganya.

Secara keseluruhan total poin dari APGAR keluarga Tn. R adalah 19, sehingga rata-
rata APGAR dari keluarga Tn.R adalah 9,5. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi fisiologis
yang dimiliki keluarga Tn. R dan keluarganya dalam keadaan baik. Hubungan antar
individu dalam keluarga tersebut terjalin baik.

2.6 FUNGSI PATOLOGIS KELUARGA (SCREEM SCORE)


A. SCREEM
SUMBER PATHOLOGY KET
Sosial Interaksi sosial yang baik antar anggota _
keluarga juga dengan saudara partisipasi
mereka dalam masyarakat cukup baik.
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya _

18
baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan
sehari-hari baik dalam keluarga maupun di
lingkungan, banyak tradisi budaya yang
masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara
yang bersifat hajatan, sunatan dll.
Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan
kesopanan dalam kehidupan sehari-hari.
Religius Pemahaman agama cukup baik. Penerapan _
Agama menawarkan ajaran agama cukup baik, hal ini dapat dilihat
pengalaman spiritual yang baik dari penderita dan anggota keluarganya rutin
untuk ketenangan individu yang menjalankan sholat. Selain itu sebelum sakit
tidak didapatkan dari yang lain pasien memang rutin mengaji sore hari di
masjid dekat rumah.
Ekonomi Ekonomi keluarga ini tergolong menengah , _
untuk kebutuhan primerbisa terpenuhi dan
mampu mencukupi kebutuhan sekunder
tanpa mengabaikan skala prioritas kebutuhan
sehari-hari.
Edukasi Pendidikan anggota keluarga cukup _
memadai. Keluarga mampu untuk
memperoleh dan memiliki fasilitas
pendidikan.
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan _
Pelayanan kesehatan puskesmas keluarga ini biasanya menggunakan
memberikan perhatian khusus Puskesmas dan hal ini mudah dijangkau
terhadap kasus penderita karena letaknya dekat.

2.7 LINGKUNGAN KELUARGA


Gambaran Lingkungan Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 9 x 8 m2
yang berdempetan dengan rumah tetangganya. Memiliki teras yang berukuran 2,5 x 2m
di depan rumahnya dan rumah menggunakan pagar. Terdiri dari ruang tamu, 2 kamar
tidur, dapur, dan kamar mandi yang memiliki fasilitas jamban. Terdiri dari 1 pintu keluar
di depan. Jendela di ruang tamu ada 2 buah. Lantai rumah sudah diubin semua. Ventilasi
dan penerangan rumah cukup. Atap rumah menggunakan genteng dan berplafon.
Dinding rumah terbuat dari tembok dan dicat. Perabotan rumah tangga cukup lengkap.

19
Keadaan rumah terkesan berantakan. Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya
keluarga ini menggunakan PDAM. Secara keseluruhan kebersihan rumah cukup baik.
Sehari-hari keluarga memasak menggunakan kompor gas dengan tabung gas.

Denah Rumah :

Kamar Tidur

Dapur
Ruang Tamu

Kamar Tidur

Teras Kamar
Gudang Mandi

Keterangan :
: tembok
: jendela
: pintu

2.8 KARAKTERISTIK DEMOGRAFI


Alamat lengkap :Dusun Tani Nelayan, Desa Pepe RT 01/RW 01, Kec. Sedati,
Kabupaten Sidoarjo
Bentuk Keluarga :Nuclear Family

2.9 POLA INTERAKSI KELUARGA

20
Ayah Ibu Penderita
penderita

Penderita Kakak Penderita

Keterangan : : hubungan baik


: hubungan tidak baik

Hubungan antara An.Z dengan ibu, ayah, dan kakaknya berjalan baik dan dekat.
Dalam keluarga ini tidak sampai terjadi konflik atau hubungan buruk antar anggota
keluarga.

2.10 PERTANYAAN SIRKULER UNTUK MENDAPATKAN PERMASALAHAN


KELUARGA
2. Ketika penderita jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh ibu penderita ?
Jawab: Ibu merawat pasien dan membawanya ke puskesmas tedekat dengan diantar
oleh suaminya jika suami pasien bisa izin dalam bekerja. Jika tidak bisa mengantar,
Ibu pasien membawa anaknya sendiri ke puskesmas.
3. Ketika ibu bertindak seperti itu apa yang dilakukan ayah penderita ?
Jawab:.Suami mendukung apa yang dilakukan istrinya karena ia mempercayai urusan
anak sehari-hari kepada istrinya terlebih menyangkut masalah kesehatan
3. Ketika Ibu dan Ayah seperti itu Apa yang di lakukan anggota keluargganya?
Jawab:.Keluarga sejauh ini mendukung apa yang di lakukan ayah dan ibu pasien dan
siap membantu semampunya apabila mereka perlu bantuan dari anggota keluarga
lainnya.
4. Kalau butuh dirawat?
Jawab:..Dibutuhkan ijin dari Ayah pasien, karena ia sebagai kepala keluarga. Namun
sebelumya melalui musyawarah dengan anggota keluarga lainya , apabila dalam
keadaan darurat ayah pasien bias saja menentukan keputusan tanpa membicarakanya
terlebih dahulu pada anggota keluarga yang lain.
5.Siapa anggota Keluarga yang terdekat dengan penderita ?

21
Jawab:.Anggota keluarga yang terdekat dengan pasien adalah Ibunya. Ibunya lebih
banyak mempunyai waktu untuk berinteraksi dengan anak-anaknya.
6. Selanjutnya siapa ?
Jawab: Selain Ibunya ,yang dekat dengan Pasien adalah kakak pasien yang keseharian
sering bermain bersama.
7. Siapa yang secara Emosional jauh dari penderita ?
Jawab: Diantara keluarga yang satu rumah dengan pasien yang secara emosional jauh
dengan pasien adalah ayahnya ,dikarenakan kesibukan ayahnya yang bekerja diluar
rumah setiap hari.
8. Siapa yang selalu tidak setuju dengan pasien ?
Jawab: Saat beradu argumen bersama keluarga yang biasa menyangkal kemauan
pasien adalah kakaknya tetapi hal ini hanya kadang-kadang terjadi.
9. Siapa yang biasanya tidak setuju dengan anggota keluarga lainya ?
Jawab: Tidak ada

2.11 IDENTIFIKASI MASALAH FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU


1. Faktor Perilaku Keluarga
An. Z adalah seorang anak yang aktif , dia adalah anak kedua dari Tn. R dan
Ny. U. An. Z kesehariannya sebagai pelajar di sebuah PAUD. Selama menderita
sakit aktifitasnya An. Z terganggu. Keluarga juga belum banyak memahami tentang
sakit yang diderita An. Z yaitu tentang Herpes, apa yang menyebabkan, bagaimana
mengatasi keluhan yang ada. Keluarga penderita tetap berusaha mendukung
melakukan pengobatan, mematuhi perintah dokter tentang pengobatan.
Walaupun perabot rumah tidak tertata dengan rapi namun keluarga ini
berusaha menjaga kebersihan lingkungan rumahnya misalnya dengan menyapu
rumah dan halaman paling tidak sehari dua kali, pagi dan sore, juga menguras bak
mandi seminggu sekali. Keluarga ini memiliki fasilitas jamban di rumah, sehingga
jika anggota keluarga ingin membuang hajatnya, dapat menggunakan jamban yang
ada.Untuk melakukan kegiatan mencuci dan mandi keluarga ini menggunakan air
PDAM.
2. Faktor Non Perilaku
Dari segi perekonomian, keluarga ini termasuk keluarga menengah keatas.
Keluarga ini memiliki sumber penghasilan dari ayah sebagai pegawai swasta. Dari
total semua penghasilan tersebut keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Rumah yang dihuni keluarga ini kurang memadai memenuhi standar kesehatan.
Lantai sudah berlantai keramik, pencahayaan ruangan cukup, dan ventilasi kurang.

22
Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah
Puskesmas Sedati, RSUD Sidoarjo.

23
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 MASALAH YANG DITEMUKAN


3.1.1 Masalah Aktif
Herpes zoster
3.1.2 Faktor Risiko
 riwayat varisela maternal selama kehamilan atau riwayat varisela primer pada
tahun pertama kehidupan.
 Daerah padat penduduk
 Kurang istirahat dan makan tidak teratur sehingga kekebalan tubuh menurun,
3.1.3 Konsep Teori H.L. Blum terkait Permasalahan Pasien

(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada


dengan berbagai faktor risiko yang ada dalam kehidupan pasien)

Faktor Penduduk
Tidak ada

Faktor
Faktor Lingkungan Pelayanan
Fisik: - An. Z 3tahun dengan Kesehatan
Biologis: usia, Jenis:
Herpes zoster
kontak dengan -Promotif :
sumber(+) penyuluhan
Sosial: gaya hidup pentingnya
Kultural : - hidup sehat
-Preventif :
pelaksaan
hidup sehat
Faktor Perilaku
Pemahaman tentang penyakit yang kurang
Gaya hidup (terkait) :
Kurangnya istirahat
Pola makan yang tidak teratur
Kurangnya konsumsi sayur dan buah
3.1.4 Pembahasan Masalah Sesuai dengan H.L. Blum
1. Faktor Keturunan / Genetik
Pada genogram An. Z tidak ditemukan adanya faktor keturunan yang
mempengaruhi penyakit dari An.Z .Memang sebagian besar teori menyatakan
bahwa Herpes zoster tidak disebabkan oleh faktor keturunan/genetik, jadi dari

24
segi genetik tidak bisa diambil pemecahan masalahnya karena memang tidak
menjadi masalah.

2. Faktor Lingkungan
Dari segi faktor lingkungan tempat tinggal yang tidak menerapkan pola
hidup dan perilaku hidup sehat. Untuk lingkungan virus, penyakit dapat timbul
dimana saja hanya dominan di daerah yang tidak bersih dan dipengaruhi pada
saat pergantian iklim. Lingkungan yang berdebu dan kotor dapat
meningkatkan faktor risiko keparahan herpes zoster.

3. Faktor Perilaku
Pasien sering kurang istirahat sehingga karena kurang nya protein
sehingga memicu pertahanan tubuh yang rendah sehingga mudahnya terinfeksi
bakteri atau virus yang dalam hal ini adalah Herpes zoster virus. Untuk
masalah perilaku ini disarankan agar pasien melakukan perbaikan gizi dengan
cara memakan makanan yang mengandung protein tinngi seperti daging, serta
buah-buahan juga sayuran .

4. Faktor Pelayanan Kesehatan


Kurangnya penyuluhan dari pihak kesehatan kemungkinan menjadi salah
satu penyebab terjadinya permasalahan pada An.Z . Dari sekian faktor
permasalahan, sebagian besar ditemukan masalah kurang mengertinya pasien
dan keluarga tentang penyakit. Untuk itu penyuluhan program tentang
penyakit tersebut diperlukan. Dengan demikian masyarakat memahami
pentingnya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, sehingga dapat
mengurangi resiko terjadinya suatu penyakit.memberikan edukasi tentang
penyakitnya bahwa penyakitnya tersebut dapat disembuhkan. Faktor yang
paling penting untuk kesembuhannya adalah ketekunan dalam menjalani
pengobatan sesuai petunjuk dokter. Selain itu juga didukung dengan makan
makanan yang bergizi tinggi yang sesuai dengan anjuran dokter, istirahat yang
cukup. Diharapkan pasien bisa berpikir positif, tidak berprasangka buruk
terhadap penyakitnya, dan membangun semangat hidupnya sehingga bisa
mendukung penyembuhan dan meningkatkan kualitas hidup.

25
3.2 PRIORITAS MASALAH

No. Parameter Masalah


A B C
1. Prevalence 4 5 4
2. Severity 4 4 4
3. Rate % Increase 5 3 4
4. Degree of Unmeed Need 4 3 3
5. Social Benefit 4 2 3
6. Public Concern 4 3 3
7. Technical Feasibilty Study 5 2 4
8. Resource Availability 5 3 3
Jumlah 35 25 28
Rerata 4,37 3,12 3,5
Tabel 3.1 Prioritas Masalah dari An. Z
Keterangan
Masalah A : Kurangnya pengetahuan mengenai Herpes zoster
Masalah B : Faktor perilaku dari pasien (kurangnya istirahat dan kurangnya konsumsi
sayur dan buah)
Masalah C : Lingkungan rumah yang kurang bersih.

3.3 PEMBAHASAN MASALAH


Pada kasus An.Z mengenai tuberkulosis paru ini, maka didapatkan empat masalah
yang diangkat sebelum ditentukan solusi dari permasalahan yang paling berpengaruh,
yaitu:

1. Kurangnya pengetahuan mengenai


penyakit
Herpes zoster umumnya merupakan reaktivasi infeksi laten VVZ pada
ganglion serabut saraf sensorik yang biasanya dijumpai pada usia dewasa. Herpes
zoster jarang pada populasi anak dengan insidens 0,2 – 0,74 kasus per 1.000
orang/tahun. Rodríguez-Fanjul, dkk. (2010) melaporkan 16 pasien HZ anak, usia
termuda 5 bulan dengan rerata usia 22 bulan. Lima pasien terpajan VVZ dalam
kandungan, enam pasien menderita cacar air sebelum usia 4 bulan; orangtua
pasien melaporkan terdapat kontak 3 pasien dengan saudara/kerabat

26
dekat/kandung yang menderita cacar air. Satu kasus HZ bayi berusia empat bulan
tanpa didahului varisela primer dilaporkan oleh Kim JH, dkk. (2008) diketahui
berasal dari ayah yang menderita HZ. Pasien dengan HZ di antaranya memiliki
riwayat varisela. Hal ini menunjukkan bahwa faktor utama terjadinya HZ pada
populasi anak adalah varisela maternal saat kehamilan dan pajanan terhadap VVZ
pada awal kehidupan.

.
2. Faktor perilaku dari pasien
Pasien sering kurang istirahat sehingga karena kurang nya protein sehingga
memicu pertahanan tubuh yang rendah sehingga mudahnya terinfeksi bakteri atau
virus yang dalam hal ini adalah Herpes zoster virus. Untuk masalah perilaku ini
disarankan agar pasien melakukan perbaikan gizi dengan cara memakan makanan
yang mengandung protein tinngi seperti daging, serta buah-buahan juga sayuran .

3. Lingkungan rumah yang kurang


bersih dan kurang pencahayaan
Lingkungan rumah menjadi salah satu hal utama yang dapat menyebabkan
meningkatnya resiko terjadinya penyakit. . Untuk lingkungan virus, penyakit dapat
timbul dimana saja hanya dominan di daerah yang tidak bersih dan dipengaruhi pada
saat pergantian iklim. Lingkungan yang berdebu dan kotor dapat meningkatkan faktor
risiko keparahan herpes zoster.

3.4 RENCANA INTERVENSI

3.1 Tabel Prioritas Jalan Keluar

27
No Masalah Efektivitas Efesiensi Hasil

P = MxIxV
I V C
M C

1 Pemberian 4 3 4 3 16
pengetahuan tentang
penyakit herpes dan
penyakit infeksi virus
serupa serta faktor
resikonya

2 Melatih pola hidup 3 2 2 1 12


bersih dan sehat bagi
keluarga pasien dan
lingkungan sekitarnya

Keterangan :
P : Prioritas jalan keluar
M : Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini dilaksanakan
(turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)
I : Implementasi, kelanggengan selesainya masalah
V : Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah
C : Cost, biaya yanga diperlukan

28
Tabel 3.2 . Rencana Kegiatan Pemberian pengetahuan tentang Varicella yang masih rendah dan lingkungan tempat tinggal

No Kegiatan Sasaran Target Volume Rincian Lokasi Tenaga Jadwal Kebutuhan


Kegiatan Kegiatan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan

1 Pembentukan Pegawai Terbentuk 1 kali Ruang rapat Semua pegawai Rabu 1.LCD
Tim tim seminggu yang terpilih 2. Layar
1.memilih 3. Laptop
anggota tim 4.Konsumsi
2.membentuk 5.perlengkapan
struktur alat tulis
kepengurusan

2 Penyusunan Pegawai Terbentuk 1 kali 1.Mencari Ruang rapat Semua pegawai Kamis 1.LCD
rencana rencana seminggu referensi tentang 2. Layar
kegiatan kegiatan penyakit dan 3. Laptop
Pemberian faktor-faktor yang 4.Konsumsi
pengetahuan terkait 5.perlengkapan
mengenai 2. Menyusun alat tulis
perilaku rencana
hidup bersih kegiatan
dan sehat a. Memberikan
penyuluhan
langsung kepada
penderita
b. Memberikan
penyuluhan
kepada
masyarakat umum
(setelah
pengajian,
SMP/SMA)
c. Memberikan
penyuluhan
mengenai
lingkungan yang
baik kepada
penderita dan
masyarakat

3 Pelaksanaan pegawai Terlaksana 6 bulan 1.Melakukan Wilayah kerja tim yang setelah 1.Membawa
Rencana survey pasien Puskesmas terbentuk pembentuka pamfleat, leaflet
Kegiatan mana saja yang n rencana atau poster bila
perlu di lakukan kegiatan diperlakukan
penyuluhan
(rumah pasien,
SD, SMP,
kelompok
pengajian,pondok
pesantren)
2.Melakukan
penyuluhan
ataupun konseling
pada pasien
kontrol

4 Evaluasi Rumah Penurunan 1 kali 6 1. Pengumpulan Ruang rapat Tim yang Senin 1.Laporan dari
tangga, Penderita bulan laporan dari terpilih setiap wialayah
sekolah penyakit masing- daerah
masing tim 2.kuesioner
mengenai sebagai bahan
penyuluhan evaluasi dari

30
2. Pencatatan penderita ataupun
dan pelaporan masyarakat yang
mengenai telah di lakukan
angka penyuluhan
kejadian
penyakit
3. Mencari
kendala dalam
melaksana-
kan rencana
kegiatan yang
sudah dibuat.

31
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
 Segi Biologis :
- An. Z (3 tahun), menderita penyakit Herpes zoster.
- Status gizi An. Z berdasarkan IMT termasuk dalam kategori Gizi normal
- Rumah dan lingkungan sekitar keluarga An. Z kurang sehat.

 Segi fisik :Rumah dan lingkungan sekitar keluarga An.Z padat penduduk.
 Segi Psikologis:
- Hubungan dalam keluarga baik saling tolong menolong dalam keluarga .
- Pemahaman akan penyakit yang masih kurang
- Tingkat kepatuhan dalam mengkonsumsi obat dilakukan dengan baik.
 Segi Sosial :
- Faktor ekonomi sangat berpengaruh dalam kebutuhan nutrisi yang dikonsumsi
sehari-hari. Dalam faktor ekonomi keluarga An.Z terbilang baik, namun An.Z
sangat jarang menkonsumsi sayur dan buah sehingga imunitasnya gampang
menurun yang menyebabkan An.Z gampang terserang penyakit.

B. SARAN
 Promotif: memberikan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat terutama
keluarga penderita tentang penanggulangan Herpes dan berperlaku hidup sehat.
 Preventif: memberikan edukasi untuk berperilaku hidup sehat dan membiasakan
untuk istirahat dan makan teratur 3 kali dalam sehari dengan menu makanan
yang sehat dan bergizi.
 Kuratif: memberikan pengobatan adekuat untuk penderita
 Rehabilitatif :mengembalikan semangat An. W untuk sembuh sehingga dapat
melakukan aktivitas sehari-hari serta memotivasi keluarga untuk tetap memiliki
semangat meringankan beban pasien

DAFTAR PUSTAKA

32
Allan H., Lawren A. May, Alber G Muller JR. 1995. Primary Care Medicine. JB Lipincott
Company.
Azwar , A. 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta : Yayasan Penerbit Ikatan
Dokter Indonesia.
Azwar, A. 1999. Pemanfaatan Dokter keluarga dalam Pelayanan Kesehatan Indonesia.
Disampaikan pada Semiloka Standarisasi Pelayanan dan Pelatihan Dokter
Keluarga. Jakarta : PB IDI.
Family Medicine Team of FM-UGM, FM-UNS, FM-UI, and PDKI Pusat Jakarta. 2009.
Family Medicine Education and Development in National Health System.
Yogyakarta : Center ofFamily Medicine.
Jurusan IKM FK UNS. 2002. Modul Kedokteran keluarga : Pelayanan di keluarga. KK
05. Surakarta : Program Semi Que IV Peningkatan Kualitas Pendidikan Sarjana dan
Manajemen Perguruan Tinggi Indonesia.
Kim JH, Lee JJ, Yun SW, Chae SA, Lim IS, Lee DK, et.al. A case of herpes zoster in a 4-
month-old-infant. Korean Journal of Pediatrics 2008;51(12):1368-70
Robert B. Taylor. 1993. Family Medicine Principles and Practice. Springer-Verlag.
Rodríguez- Fanjul X, Noguera A, Vicente A, González-Enseñat A, Jiménez R, Fortuny C.
Herpes zoster in healthy infants and toddlers after perinatal exposure to varicella
zoster virus: A case series and review of the literature. Pediatr Infect Dis J.
2010;29(6):574-6.

33
LAMPIRAN

34
35

Anda mungkin juga menyukai