Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ Infeksi Vagina ”

Disusun Oleh :
Kelompok 7
Ayu Fitria S171707
Novita Sari S171728
Semester III B

Nama Pembimbing : Novita Dewi Iswandari, S.Si.T.,M.Kes

AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA


BANJARMASIN
2018

i
Kata Pengantar

Kami panjatkan segala puji dan syukur atas berkat rahmat Allah Swt karena karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Infeksi Vagina ”. Kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu, yaitu :
1. Ibu Anggrita Sari, S.Si.T., M.pd., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Sari
Mulia Banjarmasin.
2. Ibu Novita Dewi Iswandari, S.Si.T, M. Kes selaku Dosen Pembimbing.
3. Teman – teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran. Kami berharap makalah ini bermanfaat untuk semua pihak.

Banjarmasin, Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ....................................................................................................... i


Kata Pengantar .........................................................................................................ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
Bab 1 Pendahuluan ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
2.1 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
3.1 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1
4.1 Manfaat Penulisan ........................................................................................ 1
Bab 2 Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 2
2.1 Pengertian ..................................................................................................... 2
2.2 Etiologi ......................................................................................................... 2
2.3 Klasifikasi .................................................................................................... 3
2.4 Patofisiologi ................................................................................................. 3
2.5 Komplikasi ................................................................................................... 4
2.6 Pencegahan ................................................................................................... 5
2.7 Pengobatan ................................................................................................... 6
Bab 3 Penutup......................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 8
3.2 Saran ............................................................................................................. 8
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 9

iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vaginitis adalah diagnosis masalah ginekologis yang paling sering terjadi di
pelayanan primer. Pada sekitar 90% dari perempuan yang terkena, kondisi ini
disebabkan oleh vaginosis bakterial, kandidiasis atau trikomoniasis
vulvovaginal. Vaginitis terjadi ketika flora vagina telah terganggu oleh adanya
mikroorganisme patogen atau perubahan lingkungan vagina yang memungkinkan
mikroorganisme patogen berkembang biak/berproliferasi. Pemeriksaan untuk
vaginitis meliputi penilaian risiko dan pemeriksaan fisik, dengan fokus perhatian
pemeriksaan pada adanya dan karakteristik dari discharge vagina. Pemeriksaan
laboratorium diantaranya: metode sediaan basah garam fisiologis (Wet Mount) dan
KOH, pemeriksaan PH discharge vagina dan "whiff" test. Pengobatan untuk vaginosis
bacterial dan trikomoniosis adalah metronidazol, sementara untuk kandidias vaginal,
pilihan pertama adalah obat anti jamur topical (Manuaba, 2010).
2.1 Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan infeksi vagina, penyebab terjadinya infeksi vagina,
perjalanan penyakit infeksi vagina, tanda dan gejala penyakit infeksi vagina,
penatalaksanaan asuhan kebidanan pada wanita dengan infeksi vagina, dan terapi
farmakologi beserta non farmakologi yang bias menyembuhkan penyakit infeksi
vagina.
3.1 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian infeksi vagina
b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya infeksi vagina
c. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit infeksi vagina
d. Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit infeksi vagina
e. Untuk mengetahui obat yang bisa menyembuhkan penyakit infeksi vagina
3.1 Manfaat Penulisan
a. Bagi Penulis
Dapat dijadikan bahan pembelajaran dan pengaplikasian ilmu yang sudah
didapatkan di bangku perkuliahan.
b. Bagi institusi Pendidikan
Sebagai referensi untuk pembelajaran dan bahan penelitian

1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Kebanyakan wanita pemberitahuan dari waktu ke waktu bahwa mereka
memiliki cairan dari vagina. Ini adalah proses normal yang menjaga daerah mukosa
vagina lembab. Tetapi tidak hanya itu daerah vagina yang lembab bisa berubah
menjadi sarang berkumpulnya bakteri-bakteri, jamur serta virus yang bisa dengan
mudah hidup di daerah tersebut dan bisa menimbulkan penyakit, seperti yang terdapat
di daerah vagina yang biasa di sebut sebagai vaginitis. Vaginitis (colpitis) adalah
infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri, parasit atau jamur
(Manuaba. 2001). Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina.
Vaginitis dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui luka
perineum, permukaan mukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah
mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus. Vaginitis di sebabkan oleh jamur
dan bakteri akibat tidak bersihnya genetalia, gejala pada vaginitis biasanya di sertai
keluar cairan vagina atau keputihan yang abnormal, di katakan abnormal karena
keputihan tersebut sangat berlebihan berbau dan terjadi iritasi di sekitar vagina,
vaginitis bisa juga di sebabkan bawaan pada saat bersalin karena kurangnya
keseterilan dari alat atau dari handscoon si penolong yang kurang seteril.
2.2 Etiologi
Penyebab dari vaginitis adalah Candida albicans, Trichomonas vaginalis, Neisseria
gonorrhoeae, Hemophilus vaginalis. Penyebab lain meliputi cacing kremi, benda
asing, hygiene perineum yang buruk.
Menurut Universitas Padjadjaran (2014) penyebab vaginitis :
a. Vulvovaginitis pada anak
b. Sering disebabkan oleh gonorrhea atau corpus allienum.
c. Kolpitis senilis
d. Disebabkan karena ovaria berhenti berfungsi.
e. Kolpitis pada masa reproduktif
 Masturbasi
 Corpus allienum : pessaerium, obat atau alat kontrasepsi kapas
 Rangsang themis seperti berenang dalam air dingin

2
2.3 Klasifikasi
a) Vaginitis candida disebabkan oleh candida albicans
Penyebab :
 Hygiene yang kurang
 Pertumbuhan candida yang berlebihan, karena kadar glukosa yang
tinggi, dan pemberian antibiotik berspektrum luas.

Tanda dan gejala :


 Pruritus vulva
 Nyeri vagina yang hebat
 Disuria eksterna dan interna
 Rash pada vulva
 Eritematosa
 Sekret khas seperti keju lembut

b) Vaginitis trichomonas disebabkan oleh trichomonas vaginalis


Penyebab : hubungan seksual

Tanda dan gejala :


 Secret banyak dan bau busuk
 Disuria eksterna dan interna
 Pruritus vulva
 Edema vulva

c) Vaginitis non spesifik disebabkan oleh gardnerella vaginalis


Penyebab :
 Hygiene yang kurang
 Hubungan seksual

Tanda dan gejala :


 Vagina berbau busuk dan amis
 Sekret encer, kuning sampai abu – abu

3
d) Vaginitis Atrofican disebabkan oleh infeksi epitel vagina yang defisiensi
estrogen.
Penyebab : pasca menopause rentan terhadap infeksi

Tanda dan gejala :


 Pendarahan pervaginam
 Disuria eksterna
 Pruritus
 Dispareunnia
 Permukaan vagina merah muda, pucat, halus tanpa rugae.

2.4 Patofisiologi

Bila keseimbangan mikroorganisme berubah, maka organisme yang berpotensi


patogen yang merupakan bagian flora normal, misalnya C. Albicans pada kasus
infeksi monolia serta G. Vaginalis dan bakteri anaerob pada kasus vaginitis non
spesifik berproliferasi sampai suatu konsentrasi yang berhubungan dengan gejala.
Pada mekanisme lainnya, organisme ditularkan melalui hubungan seksual dan bukan
merupakan bagian flora normal seperti Trichomonas vaginalis dan Nisseria gonorrhea
dapat menimbulkan gejala. Gejala yang timbul bila hospes meningkatkan respon
peradangan terhadap organisme yang menginfeksi dengan menarik leukosit serta
melepaskan prostaglandin dan komponen respon peradangan lainnya.
Gejala ketidaknyamanan dan pruritus vagina berasal dari respon peradangan
vagina lokal terhadap infeksi trichomonas vaginalis, menghasilkan secret purulen.
Diantara wanita dengan vaginitis non spesifik. Baunya disebabkan oleh terdapatnya
amina dibentuk sebagai hasil metabolisme bakteri anaerob. Histamin dapat
menimbulkan ketidaknyamanan oleh efek vasodilatasi lokal. Produk lainnya dapat
merusak sel – sel epitel dengan cara sama dengan infeksi lainnya.

4
Sumber : Manuaba, 2010.

2.5 Komplikasi

a) Endometritis
Peningkatan konsentrasi flora anaerob, yang sebagian mungkin karena
perubahan pH, bisa menyebabkan peningkatan angka endometritis.
b) Salpingitis
Radang pada saluran telur dapat terjadi bila infeksi serviks menyebar ke tuba
uterine.
c) Servisitis
Peradangan ini dapat terjadi bila infeksi menyebar ke serviks.

2.6 Pencegahan
Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis vaginitis dari berulang dan
dapat meredakan beberapa gejala:
a) Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar daerah genital
Anda setelah mandi, dan keringkan area itu dengan baik untuk mencegah
iritasi. Jangan gunakan sabun wangi atau kasar, seperti yang dengan deodoran
atau antibakteri.
b) Hindari iritasi. Ini termasuk tampon dan bantalan berparfum.

5
c) Usap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. Hindari penyebaran
bakteri dari tinja ke vagina.

Hal-hal lain yang dapat membantu mencegah vaginitis meliputi:


a) Jangan gunakan douche. Vagina anda tidak memerlukan pembersihan lain dari
mandi biasa. Berulang menggunakan douche mengganggu organisme normal
yang berada di vagina dan dapat benar-benar meningkatkan risiko infeksi
vagina. Douche tidak menghilangkan sebuah infeksi vagina.
b) Gunakan kondom lateks laki-laki. Ini membantu mencegah infeksi yang
ditularkan melalui hubungan seksual.
c) Pakailah pakaian katun dan stoking dengan pembalut di selangkangannya. Jika
Anda merasa nyaman tanpa itu, langsung mengenakan pakaian tidur. Ragi
tumbuh subur di lingkungan lembab.

2.7 Pengobatan
Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa
membantu mengurangi jumlah cairan. Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati
secara khusus sesuai dengan penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-
virus, tergantung kepada organisme penyebabnya. Untuk mengendalikan gejalanya
bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan
ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena bisa meningkatkan
resiko terjadinya peradangan panggul.
Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra menjadi
menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari. Selain
antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propionat agar cairan vagina
lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri. Pada infeksi menular seksual,
untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan seksual diobati pada saat yang
sama. Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih estrogen.
Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit maupun krim yang
dioleskan langsung ke vulva dan vagina.

6
Jenis Infeksi Pengobatan
Jamur Miconazole, clotrimazole, butoconazole atau terconazole
(krim, tablet vagina, suppositoria).
Fluconazole atau ketoconazole
Bakteri Metronidazole atau clindamycin
Klamidia Doxicyclin atau azithromycin (tablet)
Trikomonas Metronidazole (tablet)
Virus papiloma manusia Asam triklorasetat (dioleskan ke kutil), untuk infeksi
(kutil genetalia) yang berat digunakan larutan nitrogen atau fluorouracil
(dioleskan ke kutil)
Virus herpes Acyclovir (tablet atau salep)

Selain obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak
terlalu ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya terbuat
dari katun) serta menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sabun gliserin). Untuk
mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres dingin pada vulva
atau berendam dalam air dingin. Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh
infeksi bisa dioleskan krim atau salep corticosteroid dan antihistamin per-oral (tablet). Krim
atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi
herpes. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.

7
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Vaginitis (colpitis) adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai
bakteri, parasit atau jamur (Manuaba. 2001). Vaginitis adalah suatu peradangan pada
lapisan vagina. Vaginitis dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui
luka perineum, permukaan mokusa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan
getah mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus.
Penyebab dari vaginitis adalah Candida albicans, Trichomonas vaginalis,
Neisseria gonorrhoeae, Hemophilus vaginalis. Penyebab lain meliputi gabungan
bedak tabur, cacing kremi, benda asing, hygiene perineum yang buruk. Salah satu cara
untuk mencegahnya yaitu memakai pakaian katun dan stoking dengan pembalut di
selangkangannya. Jika Anda merasa nyaman tanpa itu, langsung mengenakan pakaian
tidur. Ragi tumbuh subur di lingkungan lembab.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu
bagi pembaca yang mempunyai kritik dan saran yang bersifat membangun
kesempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat
sebagai sumber referensi pembelajaran, bahan penelitian, dan publikasi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bobak.(2004). Buku ajar keperawatan maternitas.Edisi 4. Jakarta :ECG.

Edge,V.(2010) women’s health care.VSA:von hoffman press.

Manuaba, Ida Bagus.(2014). Ilmu kebidanan, Penyakit kandungan, dan keluarga berencana

untuk pendidikan bidan, Jakarta:ECG.

Padjajaran, Universitas.(2014). Ginekologi. Bandung:Elstar Offset.

Sinklair,C.C.R.,Webb,J.B.(1992)>Segi praktis ilmu kebidanan dan kandungan untuk pemula.

Jakarta: Binarupa Aksara.

Anda mungkin juga menyukai