Anda di halaman 1dari 8

NAMA : NURSYAM

NIM : PO 76.3.02.17.1.031

A. PENGEERTIAN

Istilah malaria berasal dari bahasa latin “Mal” yang


berarti “buruk” dan “Aria” yang berarti “udara”.Pengertian penyakit
malaria adalah suatu penyakit demam yang disebabkan
oleh Plasmodium yang ditularkan nyamuk dari genus Anopheles, yang
gejalanya dimulai dari timbulnya rasa dingin menggigil dirasakan oleh
penderita, demam, dan penurunan panas disertai pengeluaran keringat
yang banyak. (ashar, 2013) Berdasarkan gejala demamnya, dikenal
ada tiga jenis malaria, yaitu:

 Malaria tertiana, yaitu malaria yang gejala demamnya selang


sehari, dan penyebabnya ialah Plasmodium vivax.
 Malaria kuartana, yaitu malaria yang gejala demamnya selang dua
hari, dan penyebabnya ialah Plasmodium malaric.
 Malaria tropikana, yaitu malaria yang gejala demamnya tidak
teratur, dapat terjadi tiap hari, bersifat gawat seringkali bersifat fatal,
dan penyebabnya ialah Plasmodium falciparum.
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit
plasmodium yang hidup dan berkembang biak di dalam sel darah
manusia. Penyakit ini secara alami ditulark melalui gigitan nyamuk
anopheles betina. (Putra, 2011)
B. PENYEBAB
Penyakit malaria ini disebabkan oleh parasit plasmodium.
Species plasmodium pada manusia adalah :

1. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropika.

2. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana.

3. Plasmodium malariae, penyebab malaria malariae (quartana)

4. Plasmodium ovale, penyebab malaria ovale.

Kini plasmodium knowlesi yang selama ini dikenal hanya ada pada
monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), ditemukan pula ditubuh
manusia. Penelitian sebuah tim internasional yang dimuat jurnal
Clinical Infectious Diseases memaparkan hasil tes pada 150 pasien
malaria di rumah sakit Serawak, Malaysia, Juli 2006 sampai Januari
2008, menunjukkan, dua pertiga kasus malaria disebabkan infeksi
plasmodium knowlesi.

Plasmodium falciparum merupakan penyebab infeksi yang berat


dan bahkan dapat menimbukan suatu variasi manisfestasi-manifestasi
akut dan jika tidak diobati, dapat menyebabkan kematian. Seorang
dapat menginfeksi lebih dari satu jenis plasmodium, dikenal sebagai
infeksi campuran / majemuk (mixed infection). Pada umumnya lebih
banyak dijumpai dua jenis plasmodium, yaitu campuran antara
plasmodium falciparum dan plasmodium vivax atau plasmodium
malariae. Kadang- kadang dijumpai tiga jenis plasmodium sekaligus,
meskipun hal ini jarang terjadi. Infeksi campuran biasanya terdapat
didaerah dengan angka penualaran tinggi.

Nyamuk anophel ini berperan sebagai vektor penyakit malaria.


Nyamuk anophelini yang berperan hanya genus Anopheles. Di seluruh
dunia, genus anopheles ini diketahui jumlahnya kira- kira 2000
species, diantaranya 60 species diketahui sebagai vektor malaria.
Siklus hidup plasmodium

1. Siklus pada manusia

Pada saat nyamuk anopheles infektif menghisap darah manusia,


sporozoit yang berada dikelenjar liur nyamuk akan masuk ke dalam
peredaran darah selama kurang lebih ½ jam. Setelah itu sporozoit
akan masuk ke dalam sel hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian
berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000-
30.000 merozoit hati (tergantung speciesnya). Siklus ini disebut
siklus eksoeritrositer yang berlangsung selama lebih kurang 2
minggu. Pada plasmodium vivax dan plasmodium ovale, sebagian
tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi
ada yang menjadi bentuk dormant yang disebut hipnozoit.
Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam hati selama berbulan-
bulan bahkan bertahun-tahun. Pada suatu saat imunitas tubuh
menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan
relaps (kambuh).

2. Siklus pada nyamuk anopheles

Apabila nyamuk anopheles betina menghisap darah yang


mengandung gametosit, di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan
betina melakukan pembuahan menjadi zigot. Zigot berkembang
menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk.
Pada dinding luar lambung nyamuk ookinet akan menjadio okista
dan selanjutnya menjadi sporozoit ini bersifat infektif dan siap
ditularkan ke manusia. Masa inkubasi Yaitu rentan waktu sejak
sporozoit masuk sampai timbulnya gejala klinis yang ditandai
denagan demam. Masa inkubasi bervariasi tergantung species
plasmodium . plasmodium falciparum dengan masa inkubasi 9-14
hari, plasmodium vivax 12-17 hari, plasmodium ovale 16-18 hari,
plasmodium malariae 18-40 hari.
C. PENCEGAHAN

Pencegahan tentu merupakan fokus utama. tidak perlu takut


untuk bepergian ke daerah endemis Malaria. (suryahusadha, 2018)
Berikut ini adalah beberapa rekomendasi untuk mencegah terjangkit
penyakit Malaria:

1. beberapa jenis obat anti malaria yang memiliki efektivitas dan


mekanisme yang berbeda-beda untuk mencegah terjangkit Malaria.
Terdapat jenis obat yang membutuhkan waktu cukup lama agar
dapat berefek. Lakukanlah konsultasi ke dokter Anda beberapa
minggu sebelum melakukan perjalanan ke daerah endemis Malaria.

2. Hindari tergigit nyamuk. Sebaiknya hindari bepergian pada senja dan


malam hari untuk mencegah tergigit oleh nyamuk yang terinfeksi. Hal
ini dikarenakan nyamuk anopheles lebih aktif pada malam hari.

3. Tidur dengan dilindungi kelambu.

4. Menggunakan celana dan pakaian yang berlengan panjang agar


dapat dapat melindungi Anda.

5. Jangan lupakan lotion untuk mencegah gigitan nyamuk.

UPAYA PENGENDALIAN MALARIA

Upaya untuk menekan angka kesakitan dan kematian dilakukan


melalui program pemberantasan malaria yang kegiatannya antara lain
meliputi diagnosis dini, pengobatan cepat dan tepat, surveilans dan
pengendalian vektor yang kesemuanya ditujukan untuk memutus mata
rantai penularan malaria. (KEMENTERIAN KESEHATAN RI, 2011)

Indikator keberhasilan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan


Tahun 2010-2014 adalah menurunkan angka kesakitan malaria dan
kematian penyakit malaria, pada tahun 2015 menjadi 1 per 1.000
penduduk dari baseline tahun 1990 sebesar 4,7 per 1.000 penduduk.
Indikator lain yang perlu diperhatikan adalah target MDGs yaitu angka
kematian malaria dan proporsi balita yang tidur dalam perlindungan
kelambu berinsektisida dan proporsi balita yang diobati.

a. Pemakaian kelambu

Pemakaian kelambu adalah salah satu dari upaya


pencegahan penularan penyakit malaria. Melalui bantuan
Global Fund (GF) komponen malaria ronde 1 dan 6 telah
dibagikan kelambu berinsektisida ke 16 provinsi. kelambu
dibagikan terbanyak di Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT), Cakupan kelambu berinsektisida yang dibagikan
kepada penduduk yang berisiko malaria terbanyak pada
tahun 2007 adalah di Timor Leste (25,54%), tahun 2008
dan 2009 adalah Srilanka (23,21% dan 40,39%). Pada
tahun 2009 cakupan kelambu di Indonesia masuk sebagai 3
terendah di negara SEARO.

b. Pengendalian vektor

Untuk meminimalkan penularan malaria maka dilakukan upaya


pengendalian terhadap Anopheles sp sebagai nyamuk penular
malaria. Beberapa upaya pengendalian vektor yang dilakukan
misalnya terhadap jentik dilakukan larviciding (tindakan
pengendalian larva Anopheles sp secara kimiawi, menggunakan
insektisida), biological control ( menggunakan ikan pemakan jentik),
manajemen lingkungan, dan lain-lain. Pengendalian terhadap
nyamuk dewasa dilakukan dengan penyemprotan dinding rumah
dengan insektisida (IRS/ indoors residual spraying) atau
menggunakan kelambu berinsektisida. Namun perlu ditekankan
bahwa pengendalian vektor harus dilakukan secara REESAA
(rational, effective, efisien, suntainable, affective dan affordable)
mengingat kondisi geografis Indonesia yang luas dan bionomik
vektor yang beraneka ragam sehingga pemetaan breeding places
dan perilaku nyamuk menjadi sangat penting. Untuk itu diperlukan
peran pemerintah daerah, seluruh stakeholders dan masyarakat
dalam pengendalian vektor malaria.

c. Diagnosis dan pengobatan

Selain pencegahan, diagnosis dan pengobatan malaria juga


merupakan upaya pengendalian malaria yang penting. Untuk
diagnosis malaria salah satu yang perlu dilihat adalah pemeriksaan
sediaan darah. Untuk pemeriksaan sediaan darah dari tahun 2008
sampai tahun 2010 terjadi peningkatan penderita malaria klinis yang
diperiksa sediaan darahnya. Pada tahun 2008 dari 1.912.698 malaria
klinis diperiksa sediaan darahnya hanya 921.599 (48,18%). Tahun
2009 dan 2010 malaria klinis yang diperiksa sedian darahnya sudah
di atas 50% (tahun 2009 sebesar 75,61%, tahun 2010 sebesar
64,44%). Pencapaian ini dapat dipertahankan dan terus ditingkatkan
dengan dukungan dari pemerintah dan pemerintah daerah untuk
menjaminan ketersediaan bahan/reagen lab/mikroskospis malaria,
kemampuan petugas kesehatan, jangkauan pelayanan kesehatan
dan ketersediaan obat malaria.
D. PERAN BIDAN DALAM MENANGGULANI MALARIA

Bidan di desa, dapat mendekatkan pelayanan secara terintegrasi


dalam pemeriksaan kehamilan, skrining terhadap malaria dan
pengobatan di daerah terpencil dan endemis malaria. Karena itu bidan
mempunyai peran sangat besar dalam pengendalian malaria terutama
yang dialami ibu hamil. (YUWONO, 2011)

Menurut Dirjen P2PL, malaria masih menjadi masalah kesehatan


masyarakat di banyak negara, khususnya di wilayah sub-sahara
Afrika. Setiap tahun terdapat 300-500 juta orang yang terinfeksi
malaria. Dari jumlah itu, kira-kira 1,5-2 juta mengalami kematian,
sebagian besar diantaranya wanita hamil, bayi dan balita. Sedangkan
di Indonesia terdapat sekitar 95.000 ibu hamil terkena malaria (SKRT,
2001).

Indonesia saat ini telah melaksanakan kegiatan terintegrasi


”pencegahan dan pengobatan malaria pada ibu hamil di provinsi
endemis malaria dengan melaksanakan pelatihan bagi para bidan di
provinsi/ kabupaten/kota. Bidan yang dilatih adalah para bidan yang
bertugas di Puskesmas dan bidan di desa agar mampu melakukan
skrining dengan penggunaan RDT pada kunjungan pertama ANC
(Ante Natal Care), penggunaan ACT (Artemisnin Combination
Therapy) obat anti malaria dan penggunaan kelambu berinsektisida”,
ujar Prof. Tjandra. “ Kegiatan terintegrasi ini selain untuk mendukung
pencapaian target MDG’s No 4 – 5, yaitu menurunkan angka kematian
ibu dan bayi juga dalam rangka menuju Indonesia bebas malaria”,
kata Prof. Tjandra Yoga.

.
DAFTAR PUSTAKA

ashar, f. (2013, 10 12). pengertian penyakit malaria. Retrieved 11 06,


2018, from homekesehatan : http://pengertianahli.id/2013/10/pengertian-
penyakit-malaria.html

KEMENTERIAN KESEHATAN RI. (2011). Epidemiologi malaria


diindonesia. data dan informasi kesehatan , 9.

Putra, T. R. (2011). malaria dan permasalahannya. jurnal kedokteran


syiah kuala , 104.

suryahusadha. (2018, mei 21). Mengenal dan mencegah malaria.


Retrieved 11 06, 2018, from suryahusadha hospital:
https://suryahusadha.com/en/view-content/articles/mengenal-dan-
mencegah-malaria.aspx

YUWONO, M. (2011, april 13). malaria. Retrieved 11 06, 2018, from


wordpress:
https://dinaskesehatankayongutara.wordpress.com/category/malaria/

Anda mungkin juga menyukai