Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan


serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan
janinnya melalui jalan lahir. Ini di definisikan sebagai pembukaan
serviks yang progresif, dilatasi atau keduanya, akibat kontraksi rahim
teratur yang terjadi sekurang-kurangnya setiap 5 menit dan
berlangsung sampai 60 detik.

Persalinan tidak selamanya berjalan secara fisiologis, dalam


persalinan juga terjadi keadaan patologis, seperti terjadinya eklamsi,
asfiksi, persalinan buatan dengan forceps, SC dan lain sebagainya. Di
negara-negara berkembang kematian ibu disebabkan oleh kehamilan
dan persalinan yang terlantar dan kehamilan yang tidak diinginkan, dan
terbanyak disebabkan oleh eklamsia, perdarahan, infeksi, keguguran
kandungan oleh sikap percobaan abortus provokatus yang dilakukan
oleh yang tidak profesional, tetapi dengan kemajuan teknologi yang
semakin canggih termasuk di bidang kedokteran, persalinan ibu yang
mengalami komplikasi dapat dibantu dengan operasi caesar.

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan


menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Bila
diambil keputusan untuk melakukan campur tangan ini harus
dipertimbangkan dengan hati-hati. Tiap campur tangan bukan saja
membawa keuntungan potensial, tetapi juga resiko potensial pada
sebagian besar kasus, penanganan yang terbaik dapat berupa
observasi yang cermat.

Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor


penyebab persalinan sehingga diharapkan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada proses persalinan dapat memperhatikan faktor-faktor
tersebut. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas topik tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu: power, passage,
passanger, psykologis, penolong.

Melihat fenomena di atas, menunjukkan bahwa proses persalinan


selain dipengaruhi oleh faktor passage, passanger, power faktor psikis
dan juga penolong juga sangat menentukan keberhasilan persalinan.
Dimana kecemasan atau ketegangan, rasa tidak aman dan
kekhawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak
menyenangkan tapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan
berasal dari dalam (intra psikis) dapat mengakibatkan persalinan
menjadi lama/partus lama atau perpanjangan Kala II (Depkes RI
Pusdiknakes).

B. RUMUSAN MASALAH
1.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Faktor passage atau biasa disebut dengan jalan lahir


diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu jalan lahir lunak dan jalan lahir
keras. Jalan lahir lunak terdiri dari otot-otot , jaringan dan ligamen-
ligamen . sedangkan jalan lahir keras terdiri atas tulang-tulang panggul
, dan sendi-sendinya . dalam proses persalinan pervagina janin harus
melewati jalan lahir ini .

1. Jalan Lahir Lunak

Jalan lahir lunak terdiri dari serviks, vagina, dan otot rahim.

a. Serviks

Serviks akan makin matang mendekati waktu persalinan.


Selama masa hamil, serviks dalam keadaan menutup, panjang
serta lunak; dan pada saat mendekati persalinan, serviks masih
lunak dengan konsistensi seperti puding, mengalami sedikit
penipisan (effacement), dan kemungkinan sedikit dilatasi. Evaluasi
kematangan serviks akan tergantung pada individu wanita dan
paritasnya. Adanya peningkatan intensitas Braxton Hicks
mengakibatkan perubahan serviks yang terjadi. Kematangan
serviks memiliki periode yang berbeda-beda sebelum persalinan.
Hal ini mengindikasikan kesiapannya untuk persalinan. Serviks
pada ibu primigravida umumnya akan mengalami penipisan
sebesar 50-60% dan membuka selebar ujung jari sampai 1 cm
sebelum mencapai persalinan. Pembukaan ini terjadi akibat
kontraksi Braxton Hicks sebelum proses persalinan dimulai.
Peristiwa awal pembukaan dan penipisan inilah yang merupakan
ciri-ciri dari kematangan serviks.
b. Vagina

Vagina bersifat elastis dan berfungsi sebagai jalan lahir


dalam persalinan normal.

c.Otot Rahim

Otot rahim tersusun dari tiga lapis, yang berasal dari kedua
tanduk rahim, yaitu longitudinal (memanjang), melingkar, dan
miring. Segera setelah persalinan, susunan otot rahim tersebut
sedemikian rupa akan mengondisikan pembuluh darah menutup
untuk menghindari terjadinya perdarahan dari tempat implantasi
plasenta. Selain menyebabkan mulut rahim membuka secara
pasif, kontraksi dominan yang terjadi pada bagian fundus (bagian
atas rahim) pada kala 1 persalinan juga mendorong bagian
terendah janin maju menuju jalan lahir sehingga ikut aktif dalam
membuka mulut rahim.

Bila terdapat keadaan panggul dan janin yang normal serta


kerjasama antara tiga kekuatan his dan mengejan, passenger dan
passage, hal ini berarti telah terdapat keserasian untuk melahirkan
janin secara spontan (dengan kekuatan sendiri).

2. Jalan Lahir Keras

Panggul merupakan salah satu jalan lahir keras yang memiliki


fungsi lebih dominan daripada jalan lahir lunak. Oleh karena itu, janin
harus berhasil menyesuaikan diri terhadap jalan lahir yang relatif
kaku.

B.TULANG-TULANG PANGGUL

Tulang-tulang panggul terdiri atas 3 buah tulang yaitu os coxae, os


sacrum, dan os coccygis
1). Os Coxae (Tulang Inno minata)

Dua buah tulabg pangkal paha berhubungan dengan tulang


selangkang sebelah kiri dan kanan . Os coxae tediri , dari 3
buah tulang : yaiyu tulang usus ( os ilium ) , tulang duduk ( os
ischium ) , dan tulang kemaluan ( os pubis ) .

a). Os Ilium

Merupakan tulang terbesar dari panggul, membentuk


bagian atas dan belakang panggul .

 Batas atasnya merupakan penebalan tulang yang


disebut crista iliaca
 Ujung depan dan belakang crista iliaca menonjol:
spina iliaca anterior superior dan spina iliaca posterior
superior.
 Terdapat tonjolan memanjang di bagian dalam tulang
usus (os ilium) yang membagu pelvis mayor dan
pelvis minor disebut linea innominata (linea terminalis)
 Linea terminalis merupakan bagian dari PAP
b). Os Ischiu

Terdapat di bagian bawah tulang usus. Bagian pinggir


belakangnya menonjol, disebut spina ischiadica , Bagian
pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, yang mendukung
badan saat duduk disebut tuber ischiadicum .

c). Os Pubis

Terdapat di sebelah bawah dan depan tulang usus.

 foramen obturatum , adalah satu lubang yang


bangunannya bujur telur yang terjadi oleh karena
berhubungan dengan os iskhium
 symphysis . adalah perhubungan sebelah depan satu
dengan yang lain pada kedua os pubis kanan dan kiri.
 Arcus pubis . adalah lengkungan kemaluan yang
dibentuk oleh tulang kemaluan bagian bawah kanan
dan kiri yang bertemu di simpisis pubis .
 Acetabulum . suatu cekunagn dalam seperti mangkuk
yang terdapat pada tulang pangkal paha pada
sebelah depan yang terjadi pada tempat perhubungan
ketiga tulang ( os illium , os iskhium , dan os pubis ).

2). Os Sacrum

Os sacrum berbentuk segitiga dengan tebal dan lebar di bagian


atas dan makin kebawah bertambah tipis dan runcing . Tulang ini
terletak diantara kedua tulang pangkal paha yang memiliki
karakteristik:

 Terdiri dari 5 ruas tulang yang berhubungan erat


 Permukaan depan licin dengan lengkungan dari atas ke
bawah dan dari kanan maupun kiri
 Di kanan dan kiri, pada garis tengah terdapat lubang
yang akan dilalui oleh saraf foramina sacralia anterior
 ulang kelangkang berhubungan dengan tulang pinggang
ruas kelima
 Bagian tulang kelangkang paling atas mempunyai
tonjolan besar ke depan disebut promontorium
 Ke samping, tulang kelangkang berhubungan dengan
tulang pangkal paha melalui articulatio sacroiliaca
 Ke bawah tulang kelangkang berhubungan dengan
tulang tungging (os coccygis)

3). Os Coccygis

Merupakan sepotong tulang kecil yang panjangnya kira-kira 3


cm , sebagai sambungan sebelah bawah dari tulang selangkang (
0s sacrum ) Os coccygis berbentuk segitiga dengan ruas 3-5 buah
dan bersatu . Pada saat persalinan, tulang tungging dapat
didorong ke belakang sehingga memperluas jalan lahir.

C. UKURAN-UKURAN PANGGUL

Ukuran-ukuran panggul dapat diperoleh melalui beberapa cara, yaitu


pengukuran secara klinis, pemeriksaan dengan Rontgen dan pelvis,
serta pemeriksaan ultrasonografi.

1. pintu atas panggul ( PAP )


a. diameter anteroposterior / konnjugata obstetrica yang diukur
dari promontorium sampai ketengah permukaan posterior
simfisis .
b. konjugata doagonalis , jarak bagian bawah simfisis sampai ke
promontorium.
c. Konjugata vera , jarak pinggir atas simfisis sampai dengan
promontorium diperoleh dengan mengurangi konjugata
diagnolis 1,5 cm
d. Diameter transfersal , jarak terjauh garis lintang PAP , 12-13
cm .
e. Konjugata obliqua, garis yang dibuat antara persilangan
konjugata vera dengan diameter transversal ke artikulasio
sakroiliaka.
2. ruang tengah panggul
a. Bidsng terluas ukurannya 13 x 12,5 cm,
b. Bidang tersempit ukurannya 11,5 x 11 cm,
c. Jarak antra ischiadika 11 cm.

3. pintu bawah panggul ( PBP )

a. Ukuran anterior-posterior 10-11 cm,


b. Ukuran melintang 10,5 cm,
c. Arkus pubis membentuk sudut 90 derajat lebih.
4. Inklinasi Pelvis (Miring Panggul)
Miring panggul adalah sudut yang dibentuk dengan horizon bila
wanita berdiri tegak dengan inlet 55-60 derajat.
D. CIRI KHAS JALAN LAHIR

Jalan lahir terdiri dari empat bidang yaitu pintu atas panggul,
bidang terluas panggul, bidang tersempit panggul, dan pintu bawah
panggul.

1.Pintu Atas Panggul

Pintu atas panggul berbentuk seperti bulatan oval dengan panjang


ke samping dan dibatasi oleh:

 Promontorium
 Sayap os sacrum
 Linea terminalis kanan dan kiri
 Ramus superior os pubis kanan dan kiri
 Pinggir atas simpisis pubis

Pada pintu atas panggul terdapat tiga ukuran penting yaitu:

 Conjugata vera: panjang sekitar 11 cm, pengukurannya tidak


bisa secara langsung. Pengukurannya diperhitungkan melalui
pengukuran conjugata diagonalis (CD). Conjugata vera (CV)=
CD-1,5 cm. Conjugata obstetrika: ukuran antara promontorium
dengan tonjolan simpisis pubis
 Ukuran melintang: jarak antara kedua linea terminalis (12,5
cm)
 Ukuran oblik: jarak antara articulatio menuju tuberculum
pubicum yang bertentangan. Kedua ukuran ini tidak dapat
diukur pada wanita yang masih hidup.
2. Bidan Terluas Panggul

Ukuran muka belakangnya 12,75 cm dan ukuran melintang


12,5 cm.

3. Bidang Tersempit Panggul

Ukuran muka belakangnya 11,5 cm dan ukuran melintang 10


cm.

4. Pintu Bawah Panggul

Terdiri dari dua segitiga dengan dasar yang sama, yaitu:

 Segitiga depan dasarnya tuber ischiadicum dengan


dibatasi arcus pubis.
 Segitiga belakang dasarnya tuber ischiadicum dengan
dibatasi ligamentum sacrotuberosum kanan dan kiri.
Beberapa ukuran pintu bawah panggul yang penting adalah:

 Ukuran muka belakang dari tepi bawah simpisis menuju


ujung tulang belakang 11,5 cmUkuran melintang adalah
jarak tuber ischiadicum kanan dan kiri sebesar 10,5 cm
 Diameter sagitalis posterior dari ujung tulang
kelangkang ke pertengahan ukuran melintang sebesar
7,5 cm.

E. BENTUK PANGGUL

1. Panggul Ginekoid

Panggul ginekoid adalah jenis yang paling banyak. Dilihat dari


bidang pintu atas panggul tampak berbentuk bulat atau agak
lonjong/elips. Diameter transversal dari bidang pintu atas panggul
hanya sedikit lebih panjang dari diameter antero-posterior dan
hampir seluruh daerah inlet merupakan ruangan yang terpakai untuk
kepala janin. Arkus pubis lebar dan memungkinkan penempatan dua
jari yang berdampingan tepat di bawah simpisis. Dinding samping
sejajar. Dilihat dari bidang pintu atas panggul, panggul menyerupai
silinder tanpa penyempitan dari bidang pintu atas panggul sampai
bidang pintu bawah panggul.

2. Panggul Android

Panggul android atau “mirip laki-laki” lebih jarang dijumpai


dibanding bentuk ginekoid. Suatu panggul android ditandai oleh
daerah segmen posterior yang sempit dengan ujung sacrum
menonjol ke depan dan segmen anterior relatif panjang. Bila dilihat
dari suatu titik di atas panggul, bidang pintu atas panggul tampak
seperti bentuk jantung. Konfigurasi segmen anterior dan posterior ini
membatasi volume panggul yang terpakai. Tulang-tulang dari
panggul android umumnya berat sehingga ruangan untuk penurunan
kepala juga terbatas.

3. Panggul Antropoid

Panggul antropoid memiliki suatu bentuk oval yang jelas pada


bidang pintu atas panggul dengan diameter terpanjang adalah
antero-posterior. Oleh karena itu segmen posterior panjang dan
sempit. “Engagement” harus terjadi dengan sumbu panjang kepala
janin tegak lurus terhadap diameter transversal dari pintu atas
panggul.

4. Panggul Platipeloid

Suatu panggul platipeloid berbentuk datar dengan tulang-tulang


yang lembut. Jenis panggul ini paling jarang dijumpai dari jumlahnya
kurang dari 3% diantara pasien-pasien. Konfigurasi panggul
platipeloid pada pintu atas panggul lebih menyolok dimana
menunjukkan pemendekka yang mencolok dari diameter antero-
posterior, sebaliknya diameter transversalnya lebar. Dalam
pemeriksaan ditemukan suatu konjugata yang pendek, segmen
posterior yang luas dan bila dilihat dari atas tampak mendatar dan
elips/lonjong.

F. BIDANG HODGE

Hodge adalah suatu bagian panggul yang berada pada rongga


panggul yang sifatnya antara satu dengan yang lainnya sejajar . Bidang
Hodge dipelajari untuk menentukan sampai dimana bagian terendah
janin turun dalam panggul dalam persalinan.

1. Bidang Hodge I : bidang datar yang melalui bagian atas


simpisis dan promontorium. Bidang ini dibentuk pada lingkaran pintu
atas panggul
2. Bidang Hodge II : bidang yang sejajar dengan bidang hodge I
terletak setinggi bagian bawah simpisis
3. Bidang Hodge III : bidang yang sejajar dengan bidang hodge I
dan II, terletak setinggi spina ischiadica kanan dan kiri. Pada
referensi lain, bidang hodge III ini disebut juga bidang O. Kepala
yang berada di atas 1 cm, disebut (-1) atau sebaliknya.
4. Bidang Hodge IV : bidang yang sejajar dengan bidang hodge I, II,
III, terletak setinggi os coccygis.

Cara lain untuk menentukan turunnya bagian terdepan janin


ialah dengan istilah station :

 Disebut station 0 ( zero ) bila turunya kepala anak setinggi


spina iskhiadika,
 Bila diatas iskhiadika dipakai istilah Minus ( -1 cm, -2cm, -
3cm, -4,-5 atau floating = mengembang )
 Bila dibawah spina iskhiadika dengan istilah plus ( +1 cm, +2
cm, +3cm, +4,+5 dan diperineum )
Tentukan seberapa jauh bagia terendah janin masuk PAP ,
sistem ini dikenal dengan sistem perlimaan . hasilnya :

5/5 : Bila seluruhnya kepala janin dapat diraba dengan kelima jari
tangan dan dapat digerakkan.

4/5 : jika hanya sebagian kecil dari kepala janin masuk kePAP.
3/5 : jika hanya 3 dari 5 jari yang dapat meraba kepala janin .
2/5 : jika hanya 2 dari 5 jari yang dapat meraba kepala janin .
1/5 : jika hanya 1 dari 5 jari yang dapat meraba janin .
0/5 : kepala sudah tidak teraba lagi bererti seluruhnya sudah masuk
dasar panggul ( hodge IV ).

Anda mungkin juga menyukai