Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Perjanjian kontrak kerja merupakan elemen dalam suatu perjanjian dan melekat
pada suatu hubungan bisnis/kerja baik skala besar maupun kecil, baik domestik
maupun internasional. Fungsinya sangat penting agar dapat memberikan kepastian
hukum bagi para pihak baik mengatur hak dan kewajiban para pihak serta
mengamankan transaksi bisnis dan mengatur tentang pola penyelesaian sengketa
yang timbul antara kedua belah pihak.
Dengan demikian apabila terjadi perselisihan/cacat mengenai pelaksanaan
perjanjian (wanprestasi) diantara para pihak maka dokumen hukum itu akan dirujuk
untuk penyelesaian perselisihan itu. Perjanjian kontrak kerja dengan demikian
merupakan sarana untuk memastikan apa yang hendak dicapai oleh para pihak dapat
diwujudkan dalam sebuah hubungan kerja (perjanjian kerja).
Hukum pembuktian mengenal adanya alat bukti yang berupa surat sebagai alat
bukti tertulis. Surat inilah segala sesuatu yang memuat tanda-tanda bacaan yang
dimaksudakan untuk menyampaikan buah pikiran seseorang dan dipergunakan
sebagai pembuktian. Surat sebagai alat bukti tertulis dibagi menjadi dua yaitu surat
yang merupakan akta dan surat-surat yang bukan akta. Sedangkan akta dibagi lebih
lanjut menjadi akta otentik dan akta dibawah tangan. Membuat akta otentik inilah
pekerjaan pokok sekaligus wewenang notaris.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan
pokok permasalahan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana konsep proposal usaha dan kontrak kerja untuk menjalin kerja sama?
1.2.2 Apa saja manfaat kontak kerja dalam berwirausaha?
1.2.3 Bagaimana membuat nota perjanjian?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas tujuan yang hendak dicapai dalam
penulisan ini adalah
1.3.1 Untuk mengetahui konsep pembuatan proposal usaha dan kontak kerja
dalam kewirausahaan.
1.3.2 Memberikan pengetahuan dan wawasan dalam membuat proposal atau
nota kerja sama.
BAB 2
Tinjauan Teori

2.1 Konsep Proposal Usaha dan Kontrak Kerja


Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk
formal dan standard dapat juga dinyatakan dokumen tertulis yang disiapkan oleh
wirausahawan yang menggambarkan semua unsur yang relevan, baik internal maupun
eksternal, mengenai usaha atau proyek baru, atau dapat dikatakan bahwa proposal
usaha merupakan dokumen tertulis yang berisai mengenai usaha yang sedang
direncanakan.
Pada jaman sekarang penyusunan proposal usaha dapat dijadikan media
komunikasi. Yang penting bagi wira usahawan adalah untuk menerangkan profil usaha
atau bisnis baru harus didiskripsikan , mulai dari proyek yang akan dilakukannya,
yaitu pemasaran , penelitian dan pengembangannya, management usaha resiko yang
dihadapi, masalah financial, samapai penhjadwalan waktunya.
Adapun deskripsi tiap aspek sangat penting untuk memberikan gambaran yang
jelas mengenai usaha /produk yang akan diajukan, kemana proposal akan dibawa dan
bagaimana wirausahawan dapat merealisasikan proposal usaha tersebut.Sebelum
membuka usaha seorang wirausawan perlu menyusun dan menetapkan llangkah-
langkah yang tepat untuk dapat mencapai keberhasilannya. Langkah-langkah ini
menyangkut segala sesuatu yang akan dilakukannya, management usaha, pamasaran,
pemilihan produk, resiko yang harus dihadapai serta masalah keuangan. Langkah-
langkah tersebut disusun rapid an tertulis dalam bentuk proposal.
Gambaran unsur usaha yang dikemukakan sangat penting untuk memberi
penjelassan mengenai produk yang ditawarkan. Begitu pentingnya proposal usaha
maka hendaknya penyususnan proposal usaha harus murni dibuat oleh wirausawan
sendiri dan tidak sekedar menyalin proposal usaha milik orang lain. Proposal usaha
pada intinya mencakup sasaran dan strategi. Sasaran adalah apa yang ingin dicapai
perusahaan, seangkan strategi adalah arah tindakan untuk mencapai sasaran usaha.
Dalam strategi mencakup perihal persiapan perusahaan untuk menghadapi situasi yang
ada.
2.1.1 Faktor-faktor penyusunan proposal usaha.
Dalam penyusunan proposal usaha perlu diperhatikan beberapa factor berikut
1) Tujuan yang realistis
Tujuan yang akan dicapai dalam perusahaan sangat berpengaruh dalam
menentukan langkah-langkah kedepan serta harus disesuaikan dengan
kemampuan ,spesifik dan dapat diukur serta ada kesatuan antara waktu dan
parameternya
2) Fleksibelitas
Harus mudah disesuaikan dengan perkembangan usaha dan memung-
kinkan munculnya alternative strategi yang dipormulasikan.
3) Batasan waktu
Sub-sub tujuan proposal usaha harus dibuat secara berkesinambunangan
dan adanya evaluasi waktu (skhedule kerja) atau kemajuan yang akan di-
capai didalam usaha Jadi buatalah cek list target development untuk
mengukur pencapain target pekerjaan atau perkembangan proyek ataupun
product.
4) Komitmen
Usaha perlu mendapat dukungan dari seluruh pihak yang terlibatat, baik
itu dari pihak keluarga, mitra bisnis, karyawan ataupun anggota lain. San-
gat diperlukan komitmen yang tinggi atas usaha yang akan dicapai serta
mental yang handal apapun yang terjadi penuh perjuangan, kegagalan
adalah kesuksesan yang tertunda, motto itu perlu kita pegang dan perlu
diyakini bahwa segala usaha yang dilakukan dengan prosedur yang baik
dan benar suatu saat akan mencapai keberhasilan. Walaupun ada orang
yang tidak percaya bahwa dunia berputar oleh orang yang sedang men-
dapat kejayaan tapi untuk orang yang sedang dibawah dalam arti kata se-
dang merintis ataupun bangkrut kita harus yakin bahwa dunia akan beputar
memutarkan kondisi kita yang sedang bangkrut menjadi sukses.
2.1.2 Manfaat Proposal Usaha
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh wirausahawan dengan
penyusunan proposal usaha/bisnis penawaran produk yaitu sebagai berikut:
1) Berguna untuk membandingkan antara perkiraan dengan hasil yang nyata.
2) Membantu wirausahawan untuk mengembangkan dan menguji strategi dan
hasil yang diharapkandari sudut pandang pihak lain.
3) Menyediakan alat komunikasi bagi wirausahawan untuk memaparkan dan
meyakinkan gagasannya kepada pihak lain secara menyeluruh.
4) Membantu wirausahawan untuk dapat berpikir kritis dan objektif atas
bidang usaha yang akan dimasukinya.
5) Persaing kotor ekonomi dan analisis finansial yang masuk dalam subjek
proposal usaha dapat mendekati asumsi-asumsi secara cermat, mengenai
seberapa besar angka keberhasilan dalam usaha.
Adapun manmaat lain dari proposal usaha adalah semakin jelasnya sumber-
sumber keuangan. Hal ini dimungkinkan karena hal berikut ini:
1) Proposal usaha dapat menjadi sebuah gambaran seorang wir-
ausahawan.pemula dan seberapa jauh kemampuan manajerial.
2) Dapat mengidentifikasi adanya risiko kritis pada saat penting, guna
memudahkan penemuan langkah antisipasi.
3) Memberikan informasi potensi pasar dan perkiraan market share yang
mungkin diraih.
4) Memberikan sumber-sumber finansial yang jelas, dokumen ringkas yang
mengandung informasi penting dan evaluasi finansial.
5) Memberikan gambaran tentang kemampuan wirausahawan untuk
memenuhi kewajibannya.
Oleh karena proposal usaha itu dibuat bukan untuk dikonsumsi sendiri,
melainkan untuk pihak luar yang terkait, seperti bankir, investor, konsumen,
konsultan, pengacara, pemerintah daerah, dan sebagainya, maka
wirausahawan dalam menyajikan proposal usaha harus selengkap mungkin.
Dengan bahasa yang mudah dipahami dan sederhana.
Ada beberapa hal yang sebaiknya dimiliki oleh wirausahawan atau tim
penyusun proposal usaha, yaitu sebagai berikut.
1) Pengetahuan teknologi, layak reativitas, inisiatif, dan inovatif.
2) Kemampuan membuat proyeksi keuangan.
3) Kemampuan dalam bidang pemasaran.
4) Pengalaman dalam bidang usaha yang digelutinya
2.1.3 Petunjuk Penyusunan Proposal Usaha
Menetapkan jenis usaha yang diinginkan dan sekaligus menguntungkan
adalah pekerjaan yang tidak mudah. Seorang wirausahawan harus bersedia
bekerja keras mencari informasi kira-kira usaha apa yang paling cocok dan
menguntungkankhususnya dibidang multimedia. Setelah mempunyai
keyakinan yang mantap, tindakan selanjutnya adalah menyusun proposal
usaha. Namun, secara umum, proposal usaha harus disusun berdasarkan
analisis wirausahawan terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang akan dihadapi.

Ada beberapa petunjuk dalam penyusunan proposal usaha

1) Menetapkan jenis usaha yang diinginkan.


2) Menetapkan aspek produk yang akan dibuat.
3) Menetapkan aspek pemasaran produk.
4) Menetapkan aspek teknis, penyaluran produk.
5) Menetapkan aspek organisasi dan manajemen.
6) Menetapkan aspek yuridis.
7) Melalsanakan aspek administrasi.
8) Mengetahui aspek sumber keuangan.
9) Mempelajari aspek kebijakan pemerintah daerah.
10) Mempelajari aspek ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan).
Tidak ada aturan baku yang mengatur dalam penyusunan draf proposal
usaha. Akan tetapi, pada umumnya proposal usaha memuat hal-hal sebagai
berikut.

2.2 Macam – Macam Kontrak Kerja


Jika Anda diterima kerja di suatu perusahaan, Anda pasti akan diberikan surat
perjanjian kerja/ kontrak kerja. Sebelum Anda menanda-tangani kontrak, baca dan
pelajari kontrak kerja Anda terlebih dahulu. Dalam kontrak kerja, kita dapat
mengetahui syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban bagi pekerja dan pemberi
kerja/pengusaha, selain itu kita juga dapat mengetahui status kerja, apakah kita
berstatus karyawan tetap atau karyawan kontrak. Status sebagai karyawan tetap
atau kontrak dapat diketahui dari jenis surat perjanjian kerja yang kita dapatkan,
Jika perjanjian kerja Anda merupakan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, maka
Anda adalah karyawan kontrak, sebaliknya, jika Perjanjian Kerja Waktu Tidak
Tertentu maka Anda adalah karyawan tetap. Mari kita bahas lebih dalam
mengenai jenis/tipe kontrak kerja!
2.2.1Jenis Konrak Kerja
1) Menurut bentuknya
a) Berbentuk Lisan/ Tidak tertulis
Meskipun kontrak kerja dibuat secara tidak tertulis, namun kontrak
kerja jenis ini tetap bisa mengikat pekerja dan pengusaha untuk
melaksanakan isi kontrak kerja tersebut. Tentu saja kontrak kerja jenis
ini mempunyai kelemahan fatal yaitu apabila ada beberapa isi kontrak
kerja yang ternyata tidak dilaksanakan oleh pengusaha karena tidak
pernah dituangkan secara tertulis sehingga merugikan pekerja.
b) Berbentuk Tulisan
Perjanjian yang dituangkan dalam bentuk tulisan, dapat dipakai
sebagai bukti tertulis apabila muncul perselisihan hubungan industrial
yang memerlukan adanya bukti-bukti dan dapat dijadikan pegangan
terutama bagi buruh apabila ada beberapa kesepakatan yang tidak
dilaksanakan oleh pengusaha yang merugikan buruh. Dibuat dalam
rangkap 2 yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-
masing buruh dengan pengusaha harus mendapat dan menyimpan
Perjanjian Kerja (Pasal 54 ayat 3 UU No.13/2003).
2) Menurut waktu berakhirnya
a) Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang pekerjanya sering
disebut karyawan kontrak adalah perjanjian kerja antara pekerja
dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu
tertentu atau untuk pekerja tertentu. PKWT harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
 Didasarkan atas jangka waktu paling lama tiga tahun atau
selesainya suatu pekerjaan tertentu.
 Dibuat secara tertulis dalam 3 rangkap : untuk buruh, pengusaha
dan Disnaker (Permenaker No. Per-02/Men/1993), apabila dibuat
secara lisan maka dinyatakan sebagai perjanjian kerja waktu tidak
tertentu.
 Dalam Bahasa Indonesia dan huruf latin atau dalam Bahasa
Indonesia dan bahasa asing dengan Bahasa Indonesia sebagai
yang utama.
 Tidak ada masa percobaan kerja (probation), bila disyaratkan
maka perjanjian kerja BATAL DEMI HUKUM (Pasal 58 UU No.
13/2003).
b) Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) yang pekerjanya
sering disebut karyawan tetap adalah perjanjian kerja antara pekerja
dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja yang bersifat
tetap. Selain tertulis, PKWTT dapat juga dibuat secara lisan dan tidak
wajib mendapat pengesahan dari intstansi ketenagakerjaan terkait. Jika
PKWTT dibuat secara lisan maka perusahaan wajib membuat surat
pengangkatan kerja bagi karyawan yang bersangkutan
PKWTT dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja (probation)
untuk paling lama 3 (tiga) bulan.
Selama masa percobaan, Perusahaan wajib membayar upah pekerja
dan upah tersebut tidak boleh lebih rendah dari upah minimum yang
berlaku. Sekarang kita telah mengetahui dasar-dasar mengenai jenis
kontrak kerja. Yang paling sering ditanyakan adalah mengenai
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian Kerja Waktu
Tidak Tertentu (PKWTT). Yuk, kita tela’ah lebih detail.
Selama masa percobaan, Perusahaan wajib membayar upah pekerja
dan upah tersebut tidak boleh lebih rendah dari upah minimum yang
berlaku. Sekarang kita telah mengetahui dasar-dasar mengenai jenis
kontrak kerja. Yang paling sering ditanyakan adalah mengenai
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian Kerja Waktu
Tidak Tertentu (PKWTT).

2.3 Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama


Banyak orang yang sering salah mengartikan dan membedakan antara
Memorandum Of Understanding (MoU) dengan Perjanjian/ kontrak dan jenis
perikatan lainnya. Memorandum Of Understanding (MoU) atau sering juga
disebut orang dengan Nota Kesepahaman, dapat kita lihat dari banyak defenisi
yang dkemukakan oleh ahlinya, antara lain :
Menurut Munir Fuady, Memorandum Of Understanding adalah “Perjanjian
pendahuluan, dalam arti nantinya akan diikuti dan dijabarkan dalam perjanjian
lain yang mengaturnya secara detail, karena itu, memorandum of
understanding berisikan hal-hal yang pokok saja.”
Menurut Erman Rajagukguk, Memorandum Of Understanding adalah
“Dokumen yang memuat saling pengertian di antara para pihak sebelum
perjanjian dibuat. Isi dari memorandum of understanding harus dimasukkan ke
dalam kontrak, sehingga ia mempunyai kekuatan mengikat.”
Dari 2 (dua) pengertian tentang MoU diatas jelaslah bahwa MoU merupakan
suatu Perjanjian Pendahuluan. MoU akan diikuti oleh perjanjian lain yang
mengatur dan menjabarkan secara detail, isi dari MoU akan dimasukkan dalam
kontrak/ perjanjian.
2.3.1 MoU hanya berisikan hal-hal yang pokok saja. Subjek/ Pihak dalam MoU
1) Subjek atau para pihak yang terlibat dalam suatu MoU, terdiri dari :
a) Pihak yang berlaku secara nasional
 Badan hukum privat Indonesia dengan badan hukum privat
Indonesia lainnya.
 Badan hukum privat Indonesia dengan pemerintah
provinsi/kabupaten/kota.
 Badan hukum privat Indonesia dengan penegak hukum.
 Badan hukum publik dengan badan hukum publik lainnya.
2) Pihak yang berlaku secara internasional
a) Pemerintah Indonesia dengan pemerintah negara asing.
b) Badan hukum privat Indonesia dengan badan hukum privat negara
asing.
2.3.2 Objek MoU
Objek MoU yaitu dalam hal Kerjasama dalam berbagai bidang kehidupan,
seperti bidang ekonomi, perhutanan, kehutanan dan lain-lain.
2.3.3 Wilayah berlakunya MoU
1) Publik
a) Secara nasional.
b) Secara internasional.
2) Privat
Pengertian di atas mengandung beberapa unsur dari MoU yang dapat
diuraikan sebagai berikut :
a) Unsur pertama adalah MoU merupakan pernyataan kesepahaman
antara kedua belah pihak sebelum memasuki sebuah kontrak. Artinya,
sebelum membuat perjanjian, kedua belah pihak membuat MoU untuk
menunjukan keseriusan. Namun demikian, tidak ada keharusan bagi
kedua belah pihak untuk melanjutkan ke dalam perjanjian apabila di
dalam pelaksanaan MoU kedua belah pihak tidak menemukan
‘kecocokan’. Misalnya, kedua belah pihak tidak kunjung menemukan
kesepakatan terhadap klausul/pasal yang akan dituangkan didalam
perjanjian.
b) Unsur Kedua adalah MoU tidak mengikat kedua belah pihak. Artinya,
salah satu pihak tidak dapat menuntut pihak lainnya jika tidak
memenuhi isi dari MoU. Hal ini berbeda dengan perjanjian, karena di
dalam pelaksanaan perjanjian, apabila salah satu pihak tidak
memenuhi kewajiban di dalam perjanjian, maka pihak tersebut
dianggap telah melakukan wanprestasi atau cidera janji. Akibatnya,
pihak yang dirugikan dapat menuntut ganti rugi. Misalnya, di dalam
perjanjian jual beli kendaraan, penjual tidak mengirimkan kendaraan
tepat pada waktunya, maka pembeli dapat menuntut ganti rugi. Hal ini
diatur dalam 1239 Burgerlijk Wetboek (BW)/KUHPerdata.
Perbedaan lainnya adalah MoU berisi klausul yang sederhana, diantaranya
klausul maksud dan tujuan MoU, jangka waktu MoU, hak dan kewajiban yang
sederhana seperti memberikan kesempatan kedua belah pihak untuk saling
mengenal dengan menginformasikan latar belakang masing-masing pihak atau
melakukan persiapan-persiapan pembuatan perjanjian, dan pembentukan tim
dsb.
Sedangkan, klausul di dalam perjanjian mengatur secara detail hak dan
kewajiban kedua belah pihak. Misalnya, di dalam perjanjian pemborongan
pekerjaan pembangunan rumah sakit diatur mengenai klausul- klausul berikut :
dasar perjanjian, maksud dan tujuan, jangka waktu penyelesaian pekerjaan,
obyek pekerjaan, hak dan kewajiban, cara pembayaran sanksi-sanksi jika
wanprestasi terhadap kewajiban, pemutusan perjanjian, penyelesaian sengketa,
dan lainnya.
c) Unsur Ketiga adalah tidak menghalangi para pihak untuk
berhubungan dengan pihak ketiga. Artinya, kendati para pihak
telah membuat MoU, para pihak tetap dapat berhubungan dengan
pihak ketiga. Misalnya, di dalam pelaksanaan pekerjaan jalan,
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Kota
Surabaya telah melakukan MoU dengan PT A . MoU tersebut tidak
menghalangi BUMD tersebut untuk melakukan MoU dengan PT B
untuk obyek yang sama.

2.3.4 Kegunaan surat perjanjian kerjasama usaha


Adapun penggunaannya, surat perjanjian kerjasama usaha biasanya
dibutuhkan jika Anda berada dalam kondisi berikut:
1) Seorang pemilik bisnis yang ingin berkolborasi dengan pihak lain.
2) Ada pemilik bisnis yang ingin bekerjasama dengan usaha Anda.
3) Kamu ingin mengerjakan suatu proyek bersama-sama dengan 2 pihak atau
lebih.
4) Dibuatnya perjanjian kerjasama ini harus mendefinisikan siapa saja pihak
yang terlibat, apa tugas masing-masing serta tujuan bersama yang ingin
dicapai. Biasanya, MoU dibuat untuk sebuah kesepakatan dalam jangka
waktu tertentu dengan perkiraan akhir masa berlaku perjanjian tersebut.
2.3.5 Contoh Perjanjian Kerjasama Usaha (MoU)
Agar kamu lebih mudah memahami serta dapat membuat surat perjanjian
usaha sesuai dengan kebutuhannya, kami menyediakan contoh MoU di bawah
ini. Sebuah surat perjanjian usaha yang baik setidaknya harus memuat elemen-
elemen berikut:
1) Tanggal: Kapan MoU ini mulai berlaku serta tanggal berakhirnya
2) Info kontak: Detil informasi mengenai kontak pihak yang bersangkutan
3) Nama proyek: Lebih umum MoU menggunakan nama proyek
dibandingkan nama perusahaan.
4) Kontribusi: Menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang ada dapat
berkontribusi di proyek ini.
5) Konstribusi lainnya: Bagaimana kontribusi finansial, material maupun
sumber daya manusia dari setiap pihak yang terlibat
Berikut contoh langsung dari surat perjanjian kerjasama antara dua pihak. Contoh
MoU di bawah ini merupakan perjanjian antar pihak yang menyediakan pendanaan
(pihak pertama) dengan pihak yang mengelola keuangan dengan sistem bagi hasil
(pihak kedua).

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk
formal dan standard dapat juga dinyatakan dokumen tertulis yang disiapkan oleh
wirausahawan yang menggambarkan semua unsur yang relevan, baik internal maupun
eksternal, mengenai usaha atau proyek baru, atau dapat dikatakan bahwa proposal
usaha merupakan dokumen tertulis yang berisai mengenai usaha yang sedang
direncanakan.Adapun jenis kontrak kerja menurut bentuknya yaitu bentuk lisan/tidak
tertulis dan bentuk tulisan, menurut waktu berakhirnya ada perjanjian kerja waktu
tertentu (PKWT) dan perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT).
Banyak orang yang sering salah mengartikan dan membedakan antara
Memorandum Of Understanding (MoU) dengan Perjanjian/ kontrak dan jenis
perikatan lainnya. Memorandum Of Understanding (MoU) atau sering juga disebut
orang dengan Nota Kesepahaman, dapat kita lihat dari banyak defenisi yang
dkemukakan oleh ahlinya, antara lain :
Menurut Munir Fuady, Memorandum Of Understanding adalah “Perjanjian
pendahuluan, dalam arti nantinya akan diikuti dan dijabarkan dalam perjanjian lain
yang mengaturnya secara detail, karena itu, memorandum of understanding
berisikan hal-hal yang pokok saja.” Menurut Erman Rajagukguk, Memorandum Of
Understanding adalah “Dokumen yang memuat saling pengertian di antara para pihak
sebelum perjanjian dibuat. Isi dari memorandum of understanding harus dimasukkan
ke dalam kontrak, sehingga ia mempunyai kekuatan mengikat.”

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang maklah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

Anda mungkin juga menyukai