Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
PRODUKSI BIOETANOL DARI BIJI JEWAWUT DENGAN HIDROLISA
ASAM KLORIDA DAN FERMENTASI OLEH (Saccharomyces cerevisiae)

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN EKSAKTA

Dilaksanakan oleh:
Kevin Fernando Pratama 1507114797 Angkatan 2015
Jimmy Dwivani Simarmata 1507123723 Angkatan 2015

UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN

1. Judul Kegiatan : Produksi Bioetanol Dari Biji


Jewawut Dengan Hidrolisa Asam
Klorida Dan Fermentasi Oleh
(Saccharomyces Cerevisiae)
2. Bidang Kegiatan : PKM-PE
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Kevin Fernando Pratama
b. NIM : 1507117678
c. Jurusan : Teknik Kimia
d. Universitas : Universitas Riau
e. Alamat Rumah dan No. HP : Jalan Bangau Sakti Gg. Bangau Sakti
Asrama Kepri
085767236823
f. Alamat Email : kevinfernando81@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr Said Zul Amraini, ST, MT
b. NIDN : 0025107301
c. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : Jl. Suka Karya Perum. Rawa Bangun
R9, Panam, Pekanbaru
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemenristekdikti : Rp.3.588.500,-
b. Sumber lain (Tidak ada) : -
7. Jangka Waktu pelaksanaan : 3 bulan

Pekanbaru, 5 Juli 2017


Menyetujui,
Dosen Pembimbing Ketua Pelaksana Kegiatan,

(Dr. Said Zul Amraini, ST, MT) (Kevin Fernando Pratama)


NIP. NIM. 1507117678

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan


dan Alumni Universitas Riau,

(Drs. Syapsan M.E)


NIP. 19570115 198601 1 001

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Khusus ........................................................................................ 2
1.4 Urgensi Penelitian ................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bioetanol............................................................................ ..................... 3
2.2 Jewawut ................................................................................................... 3
2.3 Hidrolisa .................................................................................................. 3
2.4 Fermentasi ............................................................................................... 4
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Alat .......................................................................................................... 6
3.2 Bahan ...................................................................................................... 6
3.3 Prosedur Penelitian.................................................................................. 6
3.4 Luaran yang Diharapkan ......................................................................... 7
3.5 Indikator Capaian yang Terukur ............................................................. 7
3.6 Pengumpulan dan Analisis Data ............................................................. 7
3.7 Cara Penafsiran ....................................................................................... 7
3.8 Penyimpulan Hasil Penilitan ................................................................... 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya ....................................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan ...................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 9
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping yang
ditandatangani
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan energi dari bahan bakar minyak bumi (BBM) di berbagai negara
di dunia dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan tajam, tidak
hanya pada negaranegara maju saja, tetapi juga di negara berkembang termasuk
Indonesia (Ari dkk, 2013).
Untuk mengantisipasi terjadinya krisis bahan bakar minyak bumi (BBM)
pada masa yang akan datang, saat ini telah dikembangkan sumber energi yang baru
dan terbarukan sekaligus ramah lingkungan. Energi terbarukan adalah energi yang
dapat diperbaharui dan apabila dikelola dengan baik, sumber daya itu tidak akan
habis. Jenis energi terbarukan meliputi biomassa, panas bumi, energi surya, energi
air, energi angin, dan energi samudera. Selama beberapa tahun belakangan ini,
terjadi kemajuan yang signifikan dalam pengembangan biokompatibilitas dan
biodegradable material untuk aplikasi dibidang medis. Pada bidang biomedis,
tujuannya untuk mengembangkan dan karakterisasi material buatan atau dalam kata
lain suku cadang untuk digunakan pada tubuh manusia, untuk mengukur,
memulihkan dan improvisasi fungsi alamiah serta meningkatkan ketahanan,
kualitas dan umur hidup jaringan tubuh (Ari dkk, 2013).
Etanol merupakan biofuel, dan mempunyai prospek baik sebagai penganti
bahan bakar cair dan gasohol dengan bahan baku yang dapat diperbaharui, ramah
lingkungan serta sangat menguntungkan secara ekonomi mikro terhadap komunitas
pedesaan terutama petani (Ari dkk, 2013).
Menurut keputusan menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2008 “Bioetanol (E100)
adalah produk etanol yang dihasilkan dari bahan baku hayati dan biomasa lainnya
yang diproses secara bioteknologi dan wajib memenuhi standar mutu (spesifikasi)
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jika ingin digunakan
sebagai bahan bakar alternatif ” (Ari dkk, 2013).
Bioetanol sebagai pengganti bahan bakar minyak memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya ialah pada mesin terjadi pengapian dini dan mencegah
ketukan pada silinder karena memiliki angka oktan yang tinggi, dapat mengurangi
emisi gas CO dan hidrokarbon lainnya dikarenakan kadar oksigen yang cukup
tinggi. Bioetanol jika dicampur dengan bahan bakar yang umum digunakan dapat
menekan energi pembakaran agar lebih rendah dan mengurangi waktu pembakaran,
dan secara kimia bioetanol dapat larut dalam bensin (I Wayan dkk, 2013).
Millet merupakan bahan baku penghasil bioetanol yang cukup baik
digunakan. Millet memiliki 3 jenis yaitu proso millet (Panicum miliaceum), pearl
millet (Pennisetum glaucum) dan foxtail millet (Setaria italica). Di Indonesia jenis
yang dibudidayakan adalah jenis foxtail millet (Setaria italica) dan dikenal di
Indonesia dengan nama jewawut. Jewawut dibudidayakan pertama kali dibanding
dengan jenis millet yang lain dan jewawut juga tanaman yang penting di Asia Timur
(I Wayan dkk, 2013).
2

Jewawut (Setaria italica) termasuk tanaman tanah kering yang sesuai dilahan
marginal dan mampu berproduksi 3-4 ton/hektar. Jewawut adalah sejenis serelia
berbiji kecil dengan kandungan gizi yang setara pada tanaman pangan penting,
contohnya yaitu padi, jagung, gandum dan tanaman biji-bijian yang lain.
Kandungan karbohidrat dari jenis millet ini sebesar 84,2% dan jumlah kandungan
ini hampir setara dengan beras yaitu sebesar 87,7% dalam 100 g. Jewawut dapat
dijadikan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol dikarenakan kandungan
karbohidratnya yang tinggi sehingga bahan bakar ramah lingkungan dapat
diproduksi (I Wayan dkk, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


Untuk menyelesaikan permasalahan krisis energi akan bahan bakar maka
dibuat bahan bakar nabati yang disebut bioetanol yang dihasilkan dari tumbuhan
yang mengandung karbohidrat. Karbohidrat pada biji jewawut yang tinggi dapat
dijadikan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol sehingga dapat menghasilkan
bahan bakar yang ramah lingkungan. Jewawut yang diharapkan dapat
menghasilkan bioetanol melalui proses hidrolisis asam asam klorida serta proses
fermentasi dengan menggunakan bakteri Saccharomyces cerevisiae, kemudian
dilanjutkan pengukuran kadar bioetanol menggunakan metode berat jenis dan
kromatografi gas. Dan juga diharapkan dapat membantu memecahkan
permasalahan tentang krisis energi sehingga bahan bakar minyak dari fosil dapat
diganti dengan bahan bakar nabati yang dapat diperbaharui serta bersifat ramah
lingkungan (Ahmad dkk, 2013).

1.3 Tujuan Khusus


1. Memproduksi bioetanol dari biji jewawut dengam hidrolisa asam klorida dan
fermentasi dengan bakteri Saccharomyces cerevisiae.
2. Mempelajari pengaruh variasi konsentrasi asam klorida terhadap bioetanol
yang dihasilkan.
3. Mempelajari pengaruh variasi waktu fermentasi terhadap kadar bioetanol.

1.4 Urgensi Penelitian


Penelitian ini menjadi sangat perlu untuk dilakukan mengingat akan bahan
bakar yang sekarang banyak digunakan tidak dapat diperbarui dan jumlahnya
semakin sedikit. Sementara Indonesia sendiri masih melakukan kegiatan impor
untuk bahan bakar dari luar negeri, dengan harga bahan bakar yang diimpor masih
sangat mahal, padahal ketersediaan bahan baku di Indonesia untuk memproduksi
bahan bakar sangat berlimpah seperti produksi bioetanol dari sumber hayati. Pada
penelitian ini bioetanol diproduksi dari bahan baku yang diperoleh dari biji jewawut
yang dapat digunakan sebagai bahan bakar nabati yang dapat diperbaharui serta
bersifat ramah lingkungan.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Bioetanol
Bioetanol adalah etanol yang berasal dari sumber hayati. Bioetanol bersumber
dari karbohidrat yang potensial sebagai bahan baku seperti tebu, nira sorgum, ubi
kayu, garut, ubi jalar, sagu, jagung: jerami, bonggol jagung dan kayu. Setelah
melalui proses fermentasi, dihasilkan etanol (Ahmad dkk, 2013).
Etanol adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen dan
oksigen, sehingga dapat dilihat sebagai derivat senyawa hidrokarbon yang
mempunyai gugus hidroksil dengan rumus C2H5OH (Ahmad dkk, 2013).
Etanol merupakan zat cair, tidak berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar
dan menguap, dapat bercampur dalam air dengan segala perbandingan. Penggunaan
bioetanol di antaranya adalah sebagai bahan baku industri, minuman, farmasi,
kosmetika, dan bahan bakar (Ahmad dkk, 2013).

Tabel 2.1 Sifat fisika dan kimia Bioetanol


Properti Nilai
Berat molekul (g/mol) 46.1
o
Titik beku ( C) -114.1
o
Titik didih normal ( C) 78.32
Densitas (g/ml) 0.7983
o
Viskositas pada 20 C (Cp) 1.17
Panas penguapan normal (J/kg) 839.31
o
Panas pembakaran pada 25 C 229676.6
(J/kg)
Panas jenis pada 25oC (J/kg) 2.42
Nilai oktan (penilitian) 106-111
Sumber : Ahmad dkk, 2013

2.2 Jewawut
Jewawut termasuk dalam beberapa spesies yang termasuk dalam subfamili
Panicoideae, dari keluarga rumput Poaceae. Biji jewawut masuk dalam jenis padi-
padian kecil termasuk biji kariopsis yang memiliki ukuran yang sangat kecil sekitar
3 – 4 mm, yang biasanya memiliki warna krem, merah kecoklatan, kuning dan
hitam. Biji jewawut terdiri dari perikarp, dan embrio. Biji bulat telur, melekat pada
sekam kelopak dan sekam mahkota (Hildayanti, 2012).

2.3 Hidrolisa
Hidrolisa adalah suatu proses Antara reaktan dengan air agar suatu senyawa
pecah atau terurai. Reaksi ini merupakan reaksi orde satu, karena air yang
digunakan berlebih, sehingga perubahan reaktan dapat diabaikan. Ada beberapa
hidrolisa yaitu (Ari dkk,2013):
4

1. Hidrolisa murni, sebagai reaktan hanya air. Kelemahan zat penghidrolisa ini
adalah prosesnya lambat kurang sempurna dan hasilnya kurang baik.
Biasanya ditambahkan katalisator dalam industry. Zat penghidrolisa air
ditambahkan zat-zat yang sangat reaktif. Untuk mempercepat reaksi dapat juga
digunakan uap air pada temperatut tinggi.
2. Hidrolisa dengan katalis larutan asam, bisa berupa asam encer atau pekat.
Asam biasanya berfungsi sebagai katalisator dengan mengaktifkan air dari kadar
asam yang encer. Umumnya kecepatan reaksi sebanding dengaan ion H+ tetapi
pada konsentrasi yang tinggi hubungannya tidak terlihat lagi. Di dalam industri
asam yang dipakai adalah H2SO4 dan HCl.
3. Hidrolisa dengan katalis larutan basa, bisa berupa basa encer atau pekat. Basa
yang dipakai adalah basa encer, basa pekat dan basa padat. Reaksi bentuk padat
sama dengan reaksi bentuk cair. Hanya reaksinya lebih sempurna atau lebih reaktif
dan hanya digunakan untuk maksud tertentu, misalnya proses peleburan benzene
menjadi phenol.
4. Hidrolisa dengan katalis enzim. Suatu zat yang dihasilkan oleh
mikroorganisme, biasanya digunakan sebagai katalisator pada proses hidrolisa.
Penggunaannya dalam industri misalnya pembuatan alkohol dari tetes tebu oleh
enzim.
Asam yang biasa digunakan adalah asam asetat, asam fosfat, asam klorida
dan asam sulfat. Asam sulfat banyak digunakan di Eropa dan asam klorida banyak
digunakan di Amerika. Diantara asam-asam tersebut, asam klorida merupakan asam
yang paling sering digunakan terutama untuk industri makanan karena sifatnya
mudah menguap sehingga memudahkan pemisahan dari produknya. Selain itu asam
tersebut dapat menghasilkan produk yang berwarna terang (Ari dkk,2013).
Kondisi proses hidrolisa untuk suatu bahan berbeda dengan kondisi proses
untuk bahan lain. Hal ini disebabkan jenis dan komposisi pati suatu bahan berbeda
dari jenis dan komposisi bahan lainnya (Ari dkk,2013).

2.4 Fermentasi
Fermentasi adalah suatu kegiatan penguraian bahan - bahan karbohidrat yang
tidak menimbulkan bau busuk dan menghasilkan gas karbondioksida. Suatu
fermentasi yang busuk merupakan fermentasi yang mengalami kontaminasi
(Ahmad dkk, 2013).
Ada berbagai macam fermentasi tergantung dari hasil akhir fermentasi
tersebut. Salah satu fermentasi yang telah berumur ribuan tahun adalah fermentasi
alkohol (etanol). Fermentasi ini dilakukan oleh mikroorganisme berupa khamir.
Khamir yang sering digunakan pada fermentasi etanol adalah Saccharomyces
cereviseae, S. uvarium, Schizosaccharomyces sp., Kluyveromyces sp. Khamir yang
sangat potensial untuk fermentasi etanol adalah Saccharomyces cereviseae karena
memiliki daya konversi menjadi etanol sangat tinggi, metabolismenya sudah
5

diketahui, metabolit utama berupa etanol, karbondioksida, dan air dan sedikit
menghasilkan metabolit lainnya (Ahmad dkk, 2013).
Beberapa organisme seperti Saccharomyces dapat hidup, baik dalam kondisi
lingkungan cukup oksigen maupun kurang oksigen. Organisme yang demikian
disebut aerob fakultatif. Dalam keadaan cukup oksigen, Saccharomyces akan
melakukan respirasi biasa. Akan tetapi, jika dalam keadaan lingkungan kurang
oksigen Saccharomyces akan melakukan fermentasi. Saccharomyces cereviseae
akan memperoleh nutrisi yaitu dengan menambahkan bahan zat-zat yang
mengandung fosfor dan nitrogen, seperti super fosfat ammonium sulfat, ammonium
fosfat, urea dan lain-lain (Ahmad dkk, 2013).
6

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Autoclave 12. Labu Ukur
2. Batang Pengaduk 13. Mortar
3. Botol Semprot 14. Pemanas Mantel
4. Corong Kaca 15. Pengaduk Merkuri
5. Erlenmeyer 16. Piknometer
6. Gelas Arloji 17. Pipet Tetes
7. Gelas Beaker 18. Pipet Volume
8. Gelas Ukur 19. Rangkaian Alat Distilasi
9. Kompor Listrik 20. Termometer
10. Kondensor 21. Batu Gilingan
11. Labu Leher Tiga

3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Biji Jewawut (Setaria italica)
2. Asam Klorida
3. Natrium Hidroksida
4. Akuades
5. Ragi Roti
6. Kertas pH
7. Indikator Metil Biru
8. Fehling A
9. Fehling B

3.3 Prosedur Penelitian


1. Persiapan Bahan Baku
Biji jewawut dipotong kecil-kecil dan kemudian digiling sampai halus. Lalu
dilakukan proses penjemuran pada beberapa waktu hingga dihasilkan tepung
jewawut yang halus.
2. Produksi Bioetanol
Percobaan dilakukan dengan menimbang 20 gram biji jewawut, memasukkan
kedalam 6 buah erlemeyer 500 ml. Lalu menambahkan 200 ml NaOH 0,1 M dan
menutup rapat erlenmeyer dengan gabus. Kemudian dipanaskan dengan suhu 121
o
C dengan waktu 30 menit. Kemudian mencuci fase solidnya dengan air beberapa
kali. Hidrolisis dilakukan pada erlenmeyer dengan pengisian biomassa sebanyak 20
gram hasil pretreatment dengan variasi penambahan konsentrasi larutan HCl yaitu
0,1 sampai 0,5 N. Kemudian dipanaskan dalam autoclave pada suhu 121 oC selama
7

60 menit. Bubur biji jewawut didinginkan kemudian diatur pH nya. Setelah itu
ditambahkan Saccaromyces Cerevisiae sebanyak 2 gram dan 0,2 gram nutrient.
3. Proses Fermentasi
Sampel hasil proses sakarifikasi disaring dan dimasukkan ke dalam 3 wadah
fermentasi yang berbeda. Kemudian ditambahkan nutrisi Spirulina sp. yang telah
dikultivasi sebanyak 0,5%; 1,0% dan 1,5% dengan perbandingan berat dari
Spirulina sp. per volume hasil proses fermentasi sambil diaduk. Lalu ditambahkan
mikroba Saccharomyces cerevisiae sebanyak 2 ose pada setiap wadah fermentasi
dan ditutup rapat wadah fermentasi dengan menggunakan kapas dan alumunium
foil. Fermentasi dilakukan dengan variasi waktu selama 5, 7 dan 9 hari pada suhu
optimum 36.
4. Proses Distilasi
Seperangkat alat destilasi disiapkan, kemudian dimasukkan hasil dari proses
fermentasi ke dalam labu destilasi. Proses destilasi yang digunakan adalah destilasi
bertingkat dengan mengatur suhu destilasi sebesar 78 selama 3 jam hingga
bioetanol terpisah.
5. Analisis Kadar Bioetanol
Analisis yang dilakukan adalah dengan metode berat jenis dan metode
kromatografi gas

3.4 Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah dihasilkan bioetanol dari
biji jewawut yang berkualitas baik, serta diharapkan penilitian ini dapat
dipublikasikan dan diterbitkan di jurnal nasional terakreditas.

3.5 Indikator Capaian yang Terukur

3.6 Pengumpulan dan Analisis Data

3.7 Cara Penafsiran

3.8 Penyimpulan Hasil Penelitian


8

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-PE
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang Rp 580.000,-
2 Bahan habis pakai Rp 190.000,-
3 Perjalanan Rp 1.890.000,-
4 Lain-lain Rp 928.500,-
Jumlah Rp 3.588.500,-

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2 Jadwal kegiatan


Bulan Bulan Bulan Januari
November Desember (Minggu ke-)
No Jenis Kegiatan
(Minggu ke-) (Minggu ke-)
4 3 4 1 2 3 4
1 Pelaksanaan Penelitian
80% (semua run telah
dilaksanakan)
2 Penyiapan Artikel
Ilmiah 95%
3 Pelaporan
4 Publikasi (poster dan
pameran produk)
9

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad R .F., Puji, A., Tri G .P, 2013, Pembuatan bietanol dari limbah tongkol
jagung dengan variasi konsentrasi asam klorida dan waktu fermentasi,
Jurnal Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
Ari D .S, Puspito T .P, Hari, P., 2013, Pembuatan bioetanol dari kulit nanas melalui
hidrolisis dengan asam, Jurnal Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret.
Hildayanti .,2012, Studi pembuatan flakes jewawut, Skripsi Fakultas Pertanian
Universitas Hassanudin.
I Wayan A .P .P, Rudi .K, Aman S.P, 2017, Pembuatan bioetanol dari biji jewawut
(setaria italica) dengan proses hidrolisis enzimatis dan fermentasi oleh
saccharomyces cerevisiae, Jurnal Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman.
LAMPIRAN

Lampiran 2. Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Justifikasi Harga
Material Kuantitas JUMLAH
Pemakaian Satuan
Memotong biji
Gunting 3 buah Rp 20.000,- Rp 60.000,-
jewawut
Menghaluskan biji
Batu Gilingan 2 buah Rp 80.000,- Rp 160.000,-
jewawut
Crucible Wadah bahan 5 buah Rp 40.000,- Rp 200.000,-
Botol Sampel Besar Wadah sampel 10 buah Rp 5.000,- Rp 50.000,-
Botol Sampel Kecil Wadah sampel 20 buah Rp 2.500,- Rp 50.000-
Memindahkan
Spatula 2 buah Rp 10.000,- Rp 20.000,-
Serbuk
Termometer Alkohol Mengukur suhu 1 buah Rp 20.000,- Rp 40.000,-
Sub Total Rp 580.000,-

2. Bahan Habis Pakai


Justifikasi Harga
Material Kuantitas JUMLAH
Pemakaian Satuan
Bahan baku
Biji Jewawut 3 kg Rp 30.000,- Rp 90.000,-
Bioetanol
Rp
Asam Klorida Bahan baku 250 ml Rp 100.000,-
100.000,-
Rp
Sub Total
190.000,-

3. Perjalanan
Justifikasi
Material Kuantitas Harga Satuan JUMLAH
Pemakaian
Pengiriman sampel
Pengiriman sampel 2 kali Rp 50.000,- Rp 100.000

Analisa
Kromatografi gas Analisa sampel 15 sampel Rp 100.000,- Rp 1.500.000

Analisa Berat jenis Analisa sampel 15 sampel Rp 10.000,- Rp 150.000


Perjalanan
Bahan bakar
pengumpulan 7 kali Rp 20.000,- Rp 140.000
kendaraan
bahan dan alat
Sub Total Rp 1.890.000
4. Lain-lain
Harga JUMLAH
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas
Satuan (Rp)
Buku folio Logbook 1 Rp 16.000,- Rp 16.000,-
Print Jurnal Literatur 15 Rp 7.500,- Rp 112.500,-
Kuota internet Penelusuran literatur 1 Rp 60.000,- Rp 60.000,-
Flashdisk 32 Penyimpanan data
1 Rp 200.000,- Rp 200.000,-
GB penelitian
Konsumsi Konsumsi 1 Rp 150.000,- Rp 150.000,-
Kertas Label Melabeli botol sampel 1 Rp 2.000,- Rp 2.000,-
Penyusunan Pelaporan hasil
1 Rp 103.000,- Rp 103.000,-
Laporan akhir penelitian
Penyimpanan produk
Box acrylic 1 Rp 285.000,- Rp 285.000,-
hasil penelitian
Sub Total Rp 928.500,-
TOTAL (Keseluruhan) Rp 3.588.500,-

Anda mungkin juga menyukai