Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Saat ini keluarga sudah menjadi hal yang fenomenal dalam kehidupan
seseorang. Menurut Mubarak (2011), suatu kumpulan beberapa individu baik
dua atau lebih yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan, hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain serta masing-masing berperan dalam menciptakan dan mempertahankan
suatu kehidupan disebut keluarga.
Selain itu, keluarga juga sebagai unit pelayanan perawatan, sebab
keluarga sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan bermasyarakat (Mubarak & Chayatin, 2011).
Keluarga bisa sebagai kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan, atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompoknya sendiri. Oleh sebab itu, ketika keluarga menghadapi masalah
tersebut adalah indivdu yang berperan penting dalam keluarga disamping
dengan bantuan dari individu lain yang memiliki profesi dalam berperan
mengatasi masalah contohnya keperawatan dalam keluarga.
Dengan demikian peran perawat keluarga juga memiliki peran yang lebih
luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat keluargajuga
memiliki peran untuk memandirikan keluarga dan merawat anggota
keluarganya, sehingga keluarga mampu menjalakan fungsi dan tugas
kesehatan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi asuhan keluarga?
2. Apa tujuan askep keluarga?
3. Bagaimana konsep pengkajian askep keluarga?
4. Bagaimana analisa askep data keluarga?
5. Bagaimana diagnosis keperawatan keluarga?
6. Perencanaan keperawatan?
7. Implementasi keperawatan?
8. Evaluasi keperawatan?

1.3 Tujuan
1. Definisi Asuhan Keluarga
2. Tujuan Askep Keluarga
3. Konsep Pengkajian Askep Keluarga
4. Analisa Askep Data Keluarga
5. Diagnosis Keperawatan Keluarga
6. Perencanaan keperawatan
7. Implementasi keperawatan
8. Evaluasi keperawatan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Asuhan Keluarga
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan
keperawatan yang dapat dilaksanakan di masyarakat. Pelayaanan
keperawatan keluarga yang saat ini dikembangkan merupakan bagian dari
pelayanan keperawatan masyarakat (Perkesmas) perawatan kesehatan
masyarakat merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat. (Keputusan Menteri Kesehatan No.
908 tentang Pelayanan Keperawatan Keluarga)
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga, pada
tatanan komunitas yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan
yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan, berlandaskan pada etika dan etiket keperawatan, dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Kelompok Kerja
Keperawatan CHS, 1994; Mc Closkey & Grace, 2001).

2.2 Tujuan Askep Keluarga


Secara umum tujuan pelayanan keperawatan keluarga adalah
mengoptimalkan fungsi dan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan dan mempertahankan status kesehatan anggotanya.
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah peningkatan
kemampuan keluarga dalam :
1. Keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan
keluarga dan menangani masalah kesehatan meliputi :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Memutuskan tindakan yang cepat dan tepat untuk mengatasi
masalah kesehatan keluarga
c. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada
anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh

3
dan/atau keluarga yang membutuhkan bantuan sesuai dengan
kemampuan keluarga
d. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis
dan sosial) sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat untuk
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga
2. Keluarga memperoleh pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan
3. Keluarga mampu berfungsi optimal dalam memelihara hidup sehat
anggota keluarganya
(Keputusan Menteri Kesehatan No. 908 tentang Pelayanan
Keperawatan Keluarga)

2.3 Konsep Pengkajian Askep Keluarga


Pengkajian adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi
secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara
garis besar data dasar yang dipergunakan mengkaji status keluarga adalah.
1. Struktur dan karakteristik keluarga;
2. Sosial, ekonomi dan budaya ;
3. Faktor lingkungan;
4. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga;
5. Psikososial keluarga.

Hal-hal perlu dikaji pada tahap ini adalah sebagai berikut.


1. Data umum
a. Nama kepala keluarga, umur, alamat dan telepon jika ada,
pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga
yang terdiri atas nama atau inisial, jenis kelamin, tanggal lahir
atau umur, hubungan dengan kepala keluarga, status imunisasi
dari masing-masing anggota keluarga dan genogram (genogram
keluarga dalam tiga generasi).
b. Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala
atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

4
c. Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal
suku bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya
suku bangsa terkait dengan kesehatan.
2. Latar belakang etnik keluarga atau anggota keluarga.
3. Tempat tinggal keluarga bagaimana (uraikan bagian dari sebuah
lingkungan yang secara etnik bersifat homogen).
4. Kegiatan-kegiatan social bidaya, rekreasi dan pendidikan. Apakah
kegiatan-kegiatan ini ada dalam kelompok kultur atau budaya
keluarga.
5. Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana, baik tradisional ataupun
modern.
6. Bahasa yang digunakan di dalam keluarga (rumah).
7. Penggunaan jasa pelayanan kesehatan keluarga dan praktisi. Apakah
keluarga mengunjungi praktik, terlibat dalam praktik-praktik
pelayanan kesehatan tradisional, atau mempunyai kepercayaan
tradisional dalam bidang kesehatan.
8. Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat memengaruhi kesehatan seperti:
1) Apakah ada anggota keluarga yang berbeda dalam keyakinan
beragamanya;
2) Bagaimana keterlibatan keluarga dalam kegiatan agama atau
organisasi keagamaan;
3) Agama yang dianut oleh keluarga;
4) Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut
dalam kehidupan keluarga, terutama dalam hal kesehatan.
9. Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan, baik dari kepala keluarga maupu anggota
keluarga lainnya. Selain itu, status ekonomi keluarga ditentukan pula
oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga seperti:
1) Jumlah pendapatan per bulan;
2) Sumber-sumber pendapatan per bulan;

5
3) Jumlah pengeluaran per bulan;
4) Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga;
5) Bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan pengeluarannya.
10. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak
hanya dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi
tempat rekreasi, namun dengan menonton TV dan mendengarkan
radio juga merupakan aktivitas rekreasi, selain itu perlu dikaji pula
penggunaan waktu luang atau senggang keluarga.
11. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga
berdasarkan tahap kehidupan keluarga. Menurut Duvall, tahap
perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga
inti dan mengkaji sejauh mana keluarga melaksanakan tugas tahapan
perkembangan keluarga. Sedangkan riwayat keluarga adalah mengkaji
riwayat kesehatan keluarga inti dan riwayat kesehatan keluarga.
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak
tertua dari keluarga inti.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
menjelaskan bagimana tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
c) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada
keluarga inti, meliputi: riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota, dan sumber pelayanan yang
digunakan keluarga seperti perceraian, kematian dan keluarga
yang hilang.
d) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal kedua orang tua
(seperti apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam
dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua.

6
12. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
a. Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar,
kontrak atau lainnya). Apakah keluarga memiliki sendiri atau
menyewa rumah untuk tempat tinggal.
b. Gambaran kondisi rumah meliputi bagian interior dan
eksterior. Interior rumah meliputi: jumlah kamar dan tipe
kamar (kamar tamu, kamar tidur); penggunaan-penggunaan
kamar tersebut; dan bagaimana kamar tersebut diatur.
Bagaimana kondisi dan kecukupan perabot, penerangan,
ventilasi, lantai, tangga rumah, susunan, dan kondisi bangunan
tempat tinggal. Termasuk perasaan-perasaan subjektif keluarga
terhadap rumah tinggalnya. Apakah keluarga menganggap
rumahnya memadai bagi mereka.
c. Dapur, suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, apakah
ada fasilitas pengaman bahaya kebakaran.
d. Kamar mandi, sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun
dan handuk.
e. Kamar tidur, bagimana pengaturan kamar tidur. Apakah
memadai bagi anggota keluarga dengan pertimbangan usia
mereka, hubungan dan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka
lainnya.
f. Kebersihan dan sanitasi rumah, apakah banyak serangga-
serangga kecil (khususnya di dalam), dan masalah-masalah
sanitasi yang disebabkan binatang-binatang peliharaan lainnya
seperti ayam, kambing, kerbau dan hewan peliharaan lainnya.
g. Pengaturan privasi. Bagimana dengan perasaan keluarga
terhadap pengaturan privasi rumah mereka memadai atau
tidak. Termasuk bahaya-bahaya terhadap keamanan rumah
atau lingkungan.
h. Perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan
rumah mereka.

7
2) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
a. Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa.
b. Tipe tempat tinggal (hunian, industry, campuran hunian dan
industri kecil, agraris).
c. Keadaan tempat tinggal dan jalan raya (terpelihara, rusak,
dalam perbaikan atau lainnya).
d. Sanitasi jalan dan rumah. Bagaimana kebersihannya, cara
penanganan sampah dan lainnya.
e. Adakah jenis-jenis industry di lingkungan rumah (kebisingan,
polusi air dan udara).
f. Karakteristik demografi di lingkungan komunitas tersebut.
g. Kelas social dan karakteristik etnik penghuni.
h. Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial, apa yang ada dalam
lingkungan dan komunitas (klinik, rumah sakit, penanganan
keadaan gawat darurat, kesejahteraan, konseling, pekerjaan).
i. Kemudahan pendidikan di lingkungan dan komunitas, apakah
mudah diakses dan bagimana kondisinya.
j. Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki di komunitas tersebut.
k. Fasilitas-fasilitas ekonomi, warung, toko, pasar, wartel dan
lainnya.
l. Transportasi umum. Bagaimana pelayanan dan fasilitas
tersebut dapat di akses (jarak, kecocokan, jam pemberangkatan
dan lainnya) untuk keluarga/komunitas.
m. Kejadian tingkat kejahatan di lingkungan dan komunitas,
apakah ada masalah n yang serius seperti tidak aman dan
ancaman serius.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan, lama keluarga tinggal
di daerah ini, atau apakah sering mempunyai kebiasaan berpindah-
pindah tempat tinggal.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

8
Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada.
5) Sistem pendukung keluarga meliputi:
a. Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik,
psikologis;
b. Sumber dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan masyarakat setempat, lembaga pemerintah, maupun
swasta /LSM;
c. Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dimiliki keluarga.
13. Struktur Keluarga
1) Pola-pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antaranggota keluarga, termasuk
pesan yang disampaikan, bahasa yang digunakan, komunikasi secara
langsung atau tidak, pesan emosional (positif atau negatif), frekuensi
dan kualitas komunikasi yang berlangsung. Adakah hal-hal yang
tertutup dalam keluarga untuk didiskusikan.
2) Sturktur kekuatan keluarga
a. Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat, yang
memutuskan dalam penggunaan keuangan, pengambil keputusan
dalam pekerjaan atau tempat tinggal, serta siapa yang
memutuskan kegiatan dan kedisiplinan anak-anak.
b. Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga dalam
membuat keputusan.
3) Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga, baik secara formal maupun informal.
a. Peran formal, posisi dan peran formal pada setiap anggota
keluarga (gambarkan bagaimana setiap keluarga melakukan peran
masing-masing) dan apakah ada konflik peran dalam keluarga.
b. Peran informal, adakah peran informal dalam keluarga, siapa
yang memainkan peran tersebut, berapa kali dan bagaimana peran
tersebut dilaksanakan secara konsisten.

9
c. Analisis model peran, siapa yang menjadi model dalam
menjalankan peran di keluarga, apakah status social memengaruhi
pembagian peran keluarga, apakah budaya masyarakat,
bagaimana agama memengaruhi pembagian peran keluarga,
apakah peran yang dijalankan sesuai tahap perkembangannya,
bagaimana masalah kesehatan memengaruhi peran keluarga,
adakah peran baru, bagaimana anggota keluarga menerima peran
baru, respons keluarga yang sakit terhadap perubahan peran atau
hilangnya peran, serta apakah ada konflik akibat peran.
4) Struktur nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga dengan
kelompok atau komunitas. Apakah sesuai dengan nilai norma yang
dianut, seberapa penting nilai yang dianut, apakah nilai yang dianut
secara sadar atau tidak, apakah konflik nilai yang menonjol dalam
keluarga, bagaimana kelas sosial keluarga, bagaimana latar belakang
budaya yang memengaruhi nilai-nilai keluarga, serta bagimana nilai-
nilai keluarga memengaruhi status kesehatan keluarga.
14. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
a. Pola kebutuhan keluarga. Apakah anggota keluarga merasakan
kebutuhan individu lain dalam keluarga, apakah orang tua
mampu menggambarkan kebutuhan mereka, bagimana
psikologis keluarganya, apakah setiap anggota keluarga
memiliki orang yang dipercaya dalam keluarga, apakah dalam
keluarga saling menghormati satu sama lainnya, dan apakah
setiap anggota keluarga sensitive terhadap persoalan individu.
b. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga. Perasaan memiliki
dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga, serta keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
c. Keterpisahan dan keterikatan. Bagaimana keluarga menghadapi
keterpisahan dengan anggota keluarga lain, apakah keluarga

10
merasa adanya keterikatan yang erat antara anggota keluarga
satu dengan anggota keluarga yang lain.
2) Fungsi sosialisasi.
a. Tanyakan apakah ada otonomi setiap anggota dalam keluarga.
b. Apakah saling ketergantungan.
c. Siapa yang bertanggung jawab dalam membesarkan anak atau
fungsi sosialisasi.
d. Adakah faktor social budaya yang memengaruhi pola-pola
membesarkan anak.
e. Apakah keluarga mempunyai masalah dalam mengasuh anak.
f. Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak
untuk bermain sesuai dengan tahap perkembangannya.
g. Apakah ada peralatan atau permainan yang cocok dengan
usianya.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian dan
perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga
mengenai konsep sehat sakit. Kesanggupan keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga, diantaranya adalah sebagai
berikut.
Mengenai masalah kesehatan. Sejauh mana keluarga mengenal fakta-
fakta dari masalah kesehatan meliputi: pengertian, tanda dan gejala,
penyebab serta yang memengaruhi persepsi keluarga terhadap
masalah.
a. Bagaimana keluarga mendefinisikan sehat atau sakit bagi anggota
Keyakinan, nilai dan perilaku keluarga
b. Nilai yang dianut terkait kesehatan
c. Apakah keluarga konsisten menerapkan nilai-nilai tersebut
d. Bagaimana perilaku semua anggota keluarga dalam mendukung
peningkatan kesehatan
e. Konsep dan pengetahuan keluarga tentang konsep sehat sakit
keluarga.

11
a) Kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi tanda dan
gejala pada anggota keluarga yang sakit.
b) Sumber-sumber informasi yang diperoleh keluarga dalam
kesehatan.
c) Masalah kesehatan yang dianggap serius dalam keluarga dan
tindakan apa yang diambil.
f. Praktik diet keluarga
a) Pengetahuan keluarga tentang makanan yang bergizi.
b) Riwayat pola makan keluarga.
c) Bagaimana cara keluarga menyiapkan makanan. Keluarga
menyiapkan makanan dengan digoreng, direbus, dipanggang,
dimasak, atau disajikan mentah.
d) Jenis makanan yang dikonsumsi keluarga setiap hari dan cara
menyimpannya.
e) Bagaimana jadwal makan keluarga (utama dan selingan).
f) Siapa anggota keluarga yang bertanggung jawab terhadap
perencanaan, belanja dan menyiapkan makanan.
g) Kebiasaan tidur dan istirahat. Waktu tidur keluarga,
kecukupan, adakah kesulitan tidur dan di mana tempat
keluarga tidur.
g. Latihan dan rekreasi
a) Apakah keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olahraga
secara aktif sangat diperlukan bagi kesehatan.
b) Jenis-jenis rekreasi dan aktivitas-aktivitas fisik anggota
keluarga.
c) Keikutsertaan anggota keluarga dalam aktivitas olahraga atau
rekreasi.

Mengambil keputusan mengenai keputusan yang tepat. Sejauh


mana keluarga mengenal sifat dan luasnya masalah, bagaimana
masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami,
takut akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative
terhadap masalah kesehatan, dapatkah menjangkau fasilitas

12
kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan,
serta mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah.
h. Kebiasaaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga
a) Kebiasaan penggunaan alcohol, tembakau dan kopi.
b) Kebiasaan keluarga menggunakan obat-obatan tanpa resep
atau dengan resep.
c) Kebiasaan keluarga menyimpan obat-obatan dalam jangka
waktu lama dan menggunakan kembali.
d) Kebiasaan menyimpan obat dan memberi label.
i. Peran keluarga dalam praktik perawatan diri
a) Apa yang keluarga lakukan untuk memperbaiki status
kesehatan.
b) Apa yang keluarga lakukan untuk mencegah sakit atau
penyakit.
c) Siapa yang berperan mengambil keputusan dalam hal
kesehatan keluarga.
d) Pengetahuan keluarga tentang tata cara perawatan pada
anggota keluarga yang sakit.
j. Cara-cara pencegahan penyakit
a) Pengetahuan keluarga tentang cara-cara pencegahan
penyakit.
b) Kebiasaan keluarga dalam pemeriksaan kesehatan.
c) Status imunisai keluarga pada bayi, balita dan ibu hamil.
d) Perasaan dan persepsi keluarga tentang pelayanan kesehatan.
e) Perasaan keluarga terhadap jenis-jenis perawatan kesehatan.
f) Pengalaman masa lalu dengan pelayanan kesehatan.
g) Kepuasan dan kepercayaan keluarga terhadap pelayan
kesehatan.
h) Harapan keluarga terhadap petugas pelayanan kesehatan.
Merawat anggota kelurga yang sakit. Sejauh mana keluarga
mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahui sifat dan

13
perkembangan perawatan yang dibutuhkan; menegtahui sumber-
sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang
bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial);
mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
k. Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan riwayat penyakit genetic dan penyakit keluarga pada
masa lalu dan masa sekarang separti diabetes mellitus, penyakit
jantung, hipertensi, kanker, stroke dan arthritis reumatis, penyakit
gagal ginjal, tiroid, asma, alergi, penyakit-penyakit darah, dan
lain-lain.
l. Sumber keuangan
Tanyakan bagaimana pola keluarga dalam pembayaran biaya
kesehatan dan asuransi kesehatan yang dimiliki oleh
keluarga.Memelihara lingkungan rumah yang sehat, sejauh mana
keluarga mengetahui sumber-sumber yang dimiliki,
keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui
pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antaranggota
keluarga pada praktik lingkungan. Apakah saat ini keluarga
terpapar oleh polusi udara, air atau kebisingan dari lingkungan
tempat tinggalnya, apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah
penyakit, siapa orang yang berperan membuat keputusan terkait
masalah keluarga, serta bagaimana pengetahuan keluarga cara
perawatan anggota keluarga yang sakit. Menggunakan fasilitas
atau pelayanan kesehatan di masyarakat, apakah keluarga
mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami
keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan, tingkat
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.
m. Pelayanan kesehatan darurat

14
a) Pengetahuan keluarga terkait tempat pelayanan kesehatan
darurat terdekat.
b) Pengetahuan keluarga cara memanggil ambulan atau
pelayanan kesehatan darurat.
c) Pengetahuan keluarga mengenai cara penanganan keadaan
darurat.
n. Fasilitas transportasi keluarga untuk perawatan kesehatan.
d) Bagaimana jarak fasilitas pelayanan kesehatan dari rumah.
e) Jenis alat transportasi apa yang digunakan keluarga untuk
mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.
f) Masalah apa yang dihadapi keluarga dalam hubungannya
antara transportasi dengan tempat fasilitas pelayanan
kesehatan.
4) Fungsi reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota
keluarga, serta metode apa yang digunakan keluarga dalam
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5) Fungsi ekonomi
Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan. Bagaimana keluarga memanfaatkan sumber yang
ada di masyarakat guna meningkatkan status kesehatan keluarga.
15. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka pendek, yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan.
2) Stressor jangka panjang, yaitu stressor yang saat ini dialami yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
3) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor,
mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau
stressor.
4) Strategi koping yang digunakan, strategi koping apa yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.

15
5) Strategi adaptasi disfungsional, menjelaskan adaptasi disfungsional
yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
16. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan ini tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik
di klinik.
17. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian ini, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

2.4 Analisa Askep Data Keluarga


Setelah dilakukan pengumpulan data melalui kegiatan wawancara dan
pemeriksaan fisik, kemudian dilakukan analisa data. Analisa data dilakukan
dengan memilih data-data yang ada, sehingga dapat dirumuskan menjadi
suatu diagnosis keperawatan. adapun tiga norma yang perlu diperhatikan
oleh perawat.
1. Keadaan kesehatan yang normal dari tiap anggota keluarga.
2. Keadaan kesehatan dan sanitasi lingkungan
3. Karakteristik keluarga
Berdasarkan analisa data, dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat. Selanjutnya dengan masalah
tersebut perawat dapat menyusun rencana asuhan keperawatan yang
selanjutnya dapat dilakukan intervensi. Masalah-masalah yang telah
dirumuskan terkadang tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena
itu, diperlukan suatu prioritas masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penentuan prioritas masalah adalah sebagai berikut:
1. Penyelesaian masalah tidak dapat diatasi dalam keluarga.
2. Masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga.
3. Respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga.
4. Keterlibatan keluarga dalam problem solving.
5. Sumber daya keluarga dalam penyelesaian masalah.
6. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

16
2.5 Diagnosis Keperawatan Keluarga
Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,
keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses
pengumpulan data dan analisis data secara cermat, memberikan dasar untuk
menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk
melaksanakannya. Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil
pengkajian terhadap masalah dalam tahap perkembangan keluarga,
lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga, koping
keluarga, baik yang bersifat actual, risiko maupun sejahtera dimana perawat
memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan
keperawatan bersama-sama dengan keluarga, berdasarkan kemampuan, dan
sumber daya keluarga.
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnosis keperawatan meliputi
problem atau masalah, etiologi atau penyebab, dan sign atau tanda yang
selanjutnya dikenal dengan PES.
1. Problem atau masalah (P)
2. Etiology atau penyebab (E)
3. Sign atau tanda (S)

Tipologi dari diagnosis keperawatan,


1. Diagnosis actual (terjadi defisist atau gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala
dari gangguan kesehatan, dimana masalah kesehatan yang dialami
oleh keluarga memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan
cepat. Pada diagnosis keperawatan actual, factor yang berhubungan
merupakan etiologi, atau factor penunjang lain yang telah
memengaruhi perubahan status kesehatan. Sedangkan factor tersebut
dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu :
a) Patofisiologi (biologi atau psikologi)
b) Tindakan yang berhubungan
c) Situasional (lingkungan, personal)
d) Maturasional

17
Secara umum factor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari
diagnosis keperawatan keluarga adalah adanya:
a) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan
kesalahan persepsi)
b) Ketidakmauan (sikap dan motivasi)
c) Ketidakmampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu
prosedur atau tindakan, kurangnya sumber daya keluarga, baik
financial, fasilitas, system pendukung, lingkungan fisik, dan
psikologis).
2. Diagnosis risiko tinggi (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan,
tetapi tanda tersebut dapat menjadi masalah actual apabila tidak segera
mendapatkan bantuan pemecahan dari tim kesehatan atau
keperawatan. Factor-faktor risiko untuk diagnosis risiko dan risiko
tinggi memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat
terhadap klien atau kelompok. Factor ini membedakan klien atau
kelompok risiko tinggi dari yang lainnya pada populasi yang sama
yang mempunyai risiko.
3. Diagnosis potensial (keadaan sejahtera atau wellness)
Suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahtera, kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan. Diagnosis keperawatan sejahtera tidak
mencakup factor-faktor yang berhubungan. Perawat dapat
memperkirakan kemampuan atau potensi keluarga dapat ditingkatkan
ke arah yang lebih baik. Daftar diagnosis keperawatan keluarga
berdasarkan NANDA tahun 1995 adalah sebagai berikut.
1) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah lingkungan.
a. Kerusakan penatalksanaan pemeliharaan rumah (hygiene
lingkungan)
b. Risiko terhadap cedera
c. Risiko terjadi infeksi (penularan penyakit)
2) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah sruktur
komunikasi. Komunikasi keluarga disfungsional.

18
3) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur peran.
a. Berduka dan antisipasi
b. Berduka disfungsional
c. Isolasi social
d. Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang
yang sakit terhadap keluarga)
e. Potensial peningkatan menjadi orang tua
f. Perubahan menjadi orang tua (krisis menjadi orang tua)
g. Perubahan penampilan peran
h. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
i. Gangguan citra tubuh
4) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi efektif.
a. Perubahan proses keluarga
b. Perubahan menjadi orang tua
c. Potensial peningkatan menjadi orang tua
d. Berduka yang diantisipasi
e. Koping keluarga tidak efektif, menurun
f. Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
g. Risiko terhadap tindakan kekerasan
5) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi social.
a. Perubahan proses keluarga
b. Perilaku mencari bantuan kesehatan
c. Konflik peran orang tua
d. Perubahan menjadi orang tua
e. Potensial peningkatan menjadi orang tua
f. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
g. Perubahan pemeliharaan kesehatan
h. Kurang pengetahuan
i. Isolasi social
j. Kerusakan interaksi social
k. Risiko terhadap tindakan kekerasan
l. Ketidakpatuhan

19
m. Gangguan identitas diri
6) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan
kesehatan
a. Perubahan pemeliharaan kesehatan
b. Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan
c. Perilaku mencari pertolongan kesehatan
d. Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik atau
pengobatan keluarga
e. Risiko terhadap penularan penyakit
7) Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah koping
a. Potensial peningkatan koping keluarga
b. Koping keluarga tidak efektif, menurun
c. Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
d. Risiko terhadap tindakan kekerasan

2.6 Perencanaan
1. Menentukan tujuan jangka panjang yang berorientasi pada keluarga.
2. Menentukan tujuan jangka pendek yang berorientasi pada keluarga.
3. Menentukan criteria keberhasilan yang memungkinkan untuk dicapai
keluarga.
4. Menentukan strategi intervensi meliputi:
a. Menguatkan budaya keluarga yang mendukung kesehatan
keluarga saat ini,
b. Menegosiasikan budaya keluarga yang lebih menguntungkan
kesehatan keluarga,
c. Merestrukturisasi budaya keluarga yang merugikan kea rah yang
menguntungkan kondisi kesehatan keluarga.
5. Menentukan bentuk terapi keperawatan keluarga yang paling
dibutuhkan saat ini.
6. Menentukan bentuk kolaborasi dan rujukan yang diperlukan dalam
rangka mengoptimalkan Perilaku Hidup Bersih Sehat dan Berbudaya
(PHBSB).

20
2.7 Pelaksanaaan tindakan (implementasi)
1. Pengkajian lanjutan untuk memastikan bahwa intervensi yang
direncanakan masih sesuai dan dapat dilaksanakan saat ini.
2. Memulai strategi implementasi sesuai budaya keluarga yang
mendukung keadaan kesehatannya, dilanjutkan dengan negosiasi
budaya dan restrukturisasi budaya yang sangat diperlukan sesuai
kondisi kesehatannya saat ini.
3. Melakukan terapi keperawatan keluarga meliputi aspek berikut.
a. Kognitif, keluarga mampu meningkatkan pengetahuan.
b. Afektif, keluarga mampu menilai keberhasilan atau adanya tanda-
tanda bahaya dalam diri mereka sendiri dan menentukan skap
untuk bertindak.
c. Psikomotor, keluarga mampu mendemonstrasikan, menunjukkan
perilaku atau budaya sehari-hari yang harus dilakukan sebagai gaya
hidupnya.
4. Pemanfaatan potensi sumber-sumber pendukung lokal yang dimiliki
keluarga dan keluarga besarnya termasuk lingkungan sekitarnya (fisik,
sosial, simbolik) dengan arif dan bijaksana.
5. Memerhatikan tumbuh-kembang keluarga, struktur keluarga, dan
keinginan keluarga.
6. Meminimalkan risiko hambatan yang dapat menimbulkan komplikasi
atau putus obat.
7. Menerapkan manajemen risiko terhadap terapi keperawatan yang
diberikan kepada keluarga.

2.8 Evaluasi
1. Tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai keluaraga.
2. Keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala dari masalah kesehatan
yang dihadapi.
3. Keluarga mampu memprediksi komplikasi yang akan terjadi.
4. Keluarga telah merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan.

21
5. Keluarga telah memodifikasi lingkungan (fisik, sosial, simbolik)
sehingga mendukung upaya kesehatan.
6. Keluarga telah memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi
masalah kesehatannya.
7. Keluarga memiliki perilaku hidup bersih, sehat, dan berbudaya.
8. Keluarga dapat mandiri dalam mengatasi masalah kesehatannya.

22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehidupan keluarga sangat berperan penting dalam membentuk karakter
tiap individu yang didalamnya. Oleh sebab itu, keluarga mempunyai tugas
dan fungsinya sendiri, dimana keluarga bukan hanya berfungsi sebagai
membentuk suatu keturunan akan tetapi keluarga mempunyai fungsi
ekonomi, psikologi, dan pendidikan. Masalah-masalah kesehatan dalam
keluarga saling berkaitan sehingga apabila salah satu anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga
lainnya, serta keluarga tetap dan selalu berperan sebagai pengambil keputusan
dalam memelihara kesehatan para anggotanya. Jadi, yang dibutuhkan dalam
menangani masalah ini selain peran dari keluarga diperlukan juga profesi
yang bekerja dalam kesehatan keluarga, contohnya saja teori dalam
keperawatan keluarga. Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan
tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga, agar keluarga tersebut dapat meningkatkan produktifitas dan
kemandirian keluarga, sehingga apabila produktifitas dan kemandirian
keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan meningkat pula

3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca
agar dapat mengetahui dan memahami proses asuhan keperawatan keluarga.

23
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, 2012. Keperawatan Keluarga. Jogjakarta:Graha Ilmu.

Harmako.2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Komang Ayu, 2012. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.


Jakarta:Sagung seto.

Keputusan Menteri Kesehatan No. 908 tentang Pelayanan Keperawatan Keluarga

Sudiharto. 2005. Asuhan Keperawatan KeluargaDengan Pendekatan


Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC.

Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar


dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.

Sudiharto.(2007).AsuhanKeperawatanKeluargadenganPendekatanKeperawatanT
ranskultural. Jakarta : EGC

24

Anda mungkin juga menyukai