Anda di halaman 1dari 2

Menifestasi klinik

Menifestasi klinis pada hipospedia epispadia, antara lain:


1. Gilan penis bentuknya lebih datar dan ada lekukan yang dangkal dibagian bawah penis yang
menyerupai meatus uretra eksternus.
2. Kebanyakan penderita terdapat penis melengkung ke arah bawah yang akan tampak lebih jelas
pada saat ereksi.
3. Preputium (kulup) tidak ada di bagian bawah penis, menumpuk dibagian panggungpenis.
4. Adanya chordee, yaitu jaringan fibrosa yang mengelilingi meatus dan membentang hingga ke
glans penis , teraba lebih keras dari jaringan sekitar.
5. Kulit penis bagian bawah sangat tipis.
6. Tunika dartos, fasia Buch dan korpus spongiosum tidak ada.
7. Dapat timbul tanpa chordee, bila letak meatus pada dasar dari glans penis.
8. Chordee dapat timbul tanpa hipospadia sehingga penis menjadi bengkok.
9. Sering disertai undescended testis (testis tidak turun ke kantung skrotum).
10. Kadang disertai kelainan kongental pada ginjal.
Pada kebanyakan penderita terdapat penis penis yang melengkung ke arah bawah yang akan
tampak jelas pada saat ereksi. Hal ini disebabkan oleh adanya chordee yaitu suatu jaringan fibrosa
yang menyebar mulai dari meatus yang letaknya abnormal ke glands penis . jaringan fibrosa ini
adalah bentuk rudimeter dari uretra, korpus spomgiosum dan tunika dartos. Walaupun adanya
chordee salah satu ciri khas untuk mencurigai suatu hipospedia. Perlu diingat bahwa tidak semua
hipospedia memiliki chordee.
Komlikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi striktur uretra (terutama padahubungan padasambungan
meatus uretra yang sebenarnya uretra yang baru dibuat) atau fisula, infertilitas,serta gangguan
psikososial.
1. Pseudohermatroditisme (keadaan yang di tandai dengan alat-alat kelamin dalam1 jenis
kelamin tetapi dengan sesuatu beberapa ciri sexsual tertentu)
2. Psikis (malu) karena keadaan perubahan posisi BAK
3. Kesukaran saat berhubungan sexsual, bila tidak segera dioprasi saat dewasa komplikasi paska
operasi yang terjadi:
1. Edema/pembengkakan yang terjadi akibat reaksi jaringan besarnya dapat bervariasi, juga
terbentuknya hematon/kumpulan darah bawah kulit, yang biasanya dicegah dengan balut
tekan selama 2 sampai 3 hari paska operasi.
2. Striktur, pada proksimal anastomosis yang kemungkinan disebabkan oleh angulasi dari
anastomosis.
3. Rambut dan uretra,yang dapat mengakibatkan infeksi saluran kencing berulang atau
pembentukan batu saat pubertas.
4. Fitula uretrokutan, merupakan komplikasi yang sering dan digunakan sebagai parameter
untuk menilai keberhasilan operasi. Pada prosedur satu tahap saat ini angka kejadian yang
dapat di terima 5-10%
5. Residualchordee/rekuren chordee, akibat dari rilis korde yang tidak sempurna, dimana tidak
melakukan ereksi artifisial saat operasi atau pembentukan skor yang berlebihan di ventral
penis walaupun sangat jarang.
6. Divertikulum, terjadi pada pembentukan neouretra yang terlalu lebar, atau adanya stenosis
mental yang mengakibatkan dilatasi yang lanjut.

Anda mungkin juga menyukai