Anda di halaman 1dari 20

PERCOBAAN I

(EXPERIMENT I)

PEMBUATAN SUSPENSI SEMEN, CETAKAN SAMPEL DAN


PENGUJIAN DENSITAS SUSPENSI SEMEN
(PREPARATION OF CEMENTS SUSPENSION, SAMPLE AND
CEMENTS SUSPENSION DENSITY TEST)

1.1 Tujuan Percobaan


1. Untuk menegtahui cara pembuatan suspensi semen pemboran dan
komposisi semen pemboran.
2. Untuk membuat cetakan sampel dalam pengujian Compressive Strength dan
Shear Bond strength.
3. Mengetahui densitas suspensi semen dengan menggunakan alat mud
balance.
4. Mengetahui efek penambahan zat aditif terhadap densitas suspensi semen.

1.2 Teori Dasar


Pembuatan suspensi semen simulai dengan persiapan peralatan dan material
semen, baik berupa semen portland, air dan additive.
Semen portland merupakan semen yang banyak digunakan dalam industri
perminyakan karena semen ini termasuk semen hidrolis dalam arti akan mengeras
bila bertemu atau bercampur dengan air. Semen Portland memiliki 4 komponen
mineral utama, yaitu C3S, C2S, C3A, dan C4AF.
C3S atau Tricalcium Silicate merupakan komponen terbanyak dari semen
Portland komponen ini memberikan strength yang terbesar pada awal pengerasan.
C2S atau Dicalcium Silicate, komponen ini sangat penting dalam memberikan final
strength semen.C3A atau Tricalcium Alluminate walaupun kadarnya kecil dari

3
komponen silicate namun berpengaruh pada rheologi suspensi semen dan membantu
proses pengerasan awal pada semen. C4AF atau Tetra Calcium Alluminaferite,
komponen ini hanya sedikit pengaruhnya pada strength semen.
API (American Petroleum Institute) telah melakukan klarifikasi semen kedalam
kelas guna mempermudah pemilihan dan penggolongan semen yang akan digunakan.
Pengklasifikasian ini didasari atas kondisi sumur dan sifat-sifat semen yang
disesuaikan dengan kondisi sumur tersebut. Kondisi sumur tersebut pada fluida
formasi (seperti sulfat dan sebagainya). Klasifikasi semen yang dilakukan API terdiri
dari :
a. Kelas A
Semen kelas A ini digunakan dari kedalaman 0 (permukaan) sampai 6000
ft.semen ini terdapat dalam tipe biasa (ordinary type) saja.
b. Kelas B
Semen kelas B digunakan dari kedalaman 0 sampai 6000 ft dan tersedia dalam
jenis yang tahan terhadap kandungan sulfat menengah dan tinggi (moderate dan high
sulfate resistant).
c. Kelas C
Semen kelas C digunakan dari kedalaman 0 sampai 6000 ft dan mempunyai sifat
high-early strength (proses pengerasan cepat). Semen ini tersedia dalam jenis
moderate dan high sulfate resistance.
d. Kelas D
Semen kelas D digunakan untuk kedalaman dari 6000 ft samapi 12000 ft dan
untuk kodisi sumur yang mempunyai tekanan dan temperature tinggi. Semen ini
tersedia juga dalam jenis moderate dan high sulfate resistant.
e. Kelas E
Semen kelas E digunakan untuk kedalaman dari 6000 ft sampai 14000 ft, dan
untuk kondisi sumur yang mempunyai tekana dan temperature tinggi. Semen ini
tersedia juga dalam jenis moderate dan high sulfate resistant.

4
f. Kelas F
Semen kelas F digunakan dari kedalaman 1000 ft sampai 16000 ft dan untuk
kondisi sumur yang mempunyai tekanan dan temperature tinggi. Semen ini tersedia
juga dalam jenis high sulfate resistance.
g. Kelas G
Semen kelas G digunakan dari kedalaman 0 sampai 8000 ft dan merupakan semen
dasar. Bila ditambahkan retarder semen ini dapat dipakai untuk sumur yang dalam
dan range temperature yang cukup besar. Semen ini tersedia dalam jenis moderate
dan high sulfate resistant.
h. Kelas H
Semen kelas H digunakan dair kedalaman 0 sampai 8000 ft dan merupakan pula
semen dasar. Dengan penambahan accelerator dan retarder, semen ini dapa digunakan
pada range kedalaman dan temperature yang besar. Semen ini hanya tersedia dalam
jenis moderate sulfat resistant.
Untuk mengkondisikan suspensi semen pada saat penyemenan pada lubang bor,
semen juga dapat diberi beberapa zat tambahan atau additive yang memiliki fungsi
bermacam-macam agar pekerjaan penyemenan dapat memperoleh hasil yang sesuai
dengan apa yang telah direncanakan. Sampai saat ini lebih dari 100 additive telh
dikenal, additive-additive tersebut dikelompokkan dalm 8 kategori yaitu :
1. Accelerator
Yaitu additive yang dapat mempercepat proses pengerasan suspensi semen.
2. Retarder
Yaitu additive yeng memperlambat proses pengerasan suspensi semen.
3. Extender
Yaitu additive yang digunakan untuk mengurangi densitas dari suspensi semen.
4. Weighting Agent
Yaitu additive yang dapat menambah densitas dari suspensi semen.
5. Dispersant
Yaitu additive yang dapat mengurangi viscositas suspensi semen.

5
6. Fluid Loss Control Againt
Yaitu additive yang dapat digunkan untuk mencegah hilangnya fasa liquid
suspensi semen kedalam formasi sehingga terjaga kandungan cairan pada suspensi
semen.
7. Lost Circulation Control Agent
Yaitu additive yang mengontrol hilangnya suspensi semen ke dalam formasi yang
lemah atau bergua.
8. Specially Additives
Yaitu additive khusus yang digunakan untuk suatu tujuan tertentu.

Densitas suspensi semen didefenisikan sebagai perbandingan antara jumlah


berat bubuk semen, air pencampur additive terhadap umalah volume bubuk semen,
air pencampur dan additive.
Dirumuskan sebagai berikut :

Ws + Wadd + Wair
SGS =
Vs + Vadd + Vair
Dimana :
SGS = densitas suspensi semen
Ws = berat bubuk semen
Wadd = berat additive
Wair = berat air
Vs = volume bubuk semen
Vadd = volume additive
Vair = volume air

Densitas suspensi semen sangat berpengaruh terhadap tekanan hidrostatik


suspensi semen dalam lubang sunur. Apabila formasi tidak sanggup menahan tekanan

6
susupensi semen, maka akan menyebabkan formasi pecah sehingga akan terjadi lost
circulation.
Ada dua jenis zat additive yang berhubungan dengan control density, yaitu
Extender dan Weighting Agent. Extender adalah additive yang digunakan dalam
suspensi semen untuk mengurangi densitas semen dan juga berfungsi untuk
menambah yield slurry. Extender yang berupa clay juga dapat berfungsi mengurangi
air bebas (free water) dalam suspensi semen, selain itu dapat juga berupa gas yang
dilarutkan dalam suspensi semen seperti nitrogen/udara yang hasilnya memberikan
compressive strength yang cukup.
Weighting Agents adalah additive yang digunakan untuk menambah densitas
suspensi semen, berupa material dengan densitas lebih berat dari densitas suspensi
semen yang harus memnuho persyaratan sebagai berikut :
 Distribusi ukuran partikel dari material additive harus cocok (complitable)
dengan ukuran partikel semen. Ukuran partikel additive yang lebih besar dari
partikel semen akan cenderung mengendap sedangkan partikel berukuran lebi
kecil memiliki kecendrungan menambah viscositas suspensi semen.
 Kadar air yang terkandung dalam material additive tidak banyak (unhodrous)
 Material additive harus sukar bereaksi (inert) dengan semen, baik pada saat
pencampuran dalam suspensi maupun saat proses hidrasi semen dan juga
complitable dengan additive lain yang mungkin dicampurkan dalam semen.
Densitas suspensi semen yang rendah sering digunakan dalam operasi primary
cementing dan remedial cementing guna menghindari terjadinya fracture pada
formasi yang lemah. Untuk menurunkan densitas dapat dilakukan dengan
menambahkan clay atai zat-zat kimia silikat jenis extender atau menambahkan bahan-
bahan yang dapat memperbesar volume suspensi semen, seperti pozzolan.
Sedangkan densitas suspensi semen yang tinggi digunakan bila tekanan
formasi cukup besar. Untuk memperbesar densitas dapat ditambahkan pasir ataupun
material-material pemberat kedalam suspensi semen, seperti barite.

7
Pengukuran densitas di laboratorium berdasarkan dari data berat dan volume
tiap komponen yang ada dalam suspensi semen, sedangkan dilapangan menggunakan
alat pressurized mud balance.

1.3 Alat dan Bahan


1.3.1 Alat
1. Cement Mixer
2. Timbangan digital
3. Plastik transparan
4. Tali plastic
5. Gelas ukur
6. Cetakan sample kubik dan silinder
7. Stop watch
8. Mud balance

Cement Mixer Timbangan digital Stop watch

Mud balance
Gambar 1.1 Alat Percobaan

8
1.3.2 Bahan
1. Air
2. Semen Portland
3. Bentonite
4. Grease

1.4 Prosedur Percobaan


A. Pembuatan Susupensi Semen dan Cetakan Sample
1. Menimbang bubuk semen sebanyak 350 gram dengan timbangan digital.
2. Mengukur air dengan WCR (Water Cement Ratio) yang diinginkan. Harga
WCR tidak boleh melebihi kadar air maksimum maupun kurang dari kadar
air minimum.
3. Menimbang additive bentonite sebanyak 6 gram.
4. Mencampur bubuk semen dengan additive bentonite pada kondisi kering.
5. Memasukkan air sebanyak 13 ml kedalam blender, kemudian menjalankan
mixer pada kecepatan 4000 rpm dan memasukkan campuran semen dan
additive bentonite kedalamnya tidak lebih dari 15 detik, lanjutkan
pengadukan pada kecepatan tinggi 12000 rpm selama 35 detik.
6. Mengoleskan gresase kedalam cetakan kubik sedangkan untuk cetakan
silinder casing tidak diolesi grease.
7. Menuangkan sampel suspensi semen dari mixer kedalam cetakan yang telah
tersedia untuk kemudian digunakan dalam pengujian compressive strength
dan shear bond strength.
8. Membungkus cetakan sampel dengan plastic transparan,member label lalu
merendamnya dalam ember.

9
B. Pengujian Densitas Suspensi Semen
1. Mengkalibrasi peralatan pressurized mud balance dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
 Membersihkan peralatan mud balance.
 Mengisi cup dengan air hingga penuh lalu ditutup dan membersihkan
bagian luarnya.
 Meletakkan kembali mud balance pada kedudukan semula.
 Menempatkan rider pada posisi skala 8,33 ppg (densitas air).
 Meneliti nuvo glass, bila tidak seimbang mengkalibrasikan screw
sampai seimbang.
2. Menyiapkan suspensi semen yang telah dibuat dari komposisi 350 gram
semen Portland, 5 gram bentonite dan 240 ml air kemudian mengukur
densitas suspensi semen dengan menggunakan rumus :

Ws + Wadd + Wair
SGS =
Vs + Vadd + Vair

Dimana :
SGS =densitas suspensi sem. Vs = volume bubuk semen
Ws = berat bubuk semen Vadd = volume additive
Wadd = berat additive Vair = volume air
Wair = berat air
3. Memasukkan suspensi semen kedalam cup mud balance, kemudian cup
ditutup dan semen yang melekat pada dinding bagian luar dibersihkan
sampai bersih.
4. Meletakkan balance arm pada kedudukan semula, kemudian ataur rider
hingga seimbang.
5. Membaca skala sebagai densitas suspensi semen pengukuran.

10
1.5 Hasil Pengamatan

ADA DI FILE TABEL PERC. 1

4
1.6 Perhitungan
Diketahui: ρ semen = 3,15 gr/ml
M semen = 350 gram ρ bentonite = 2,5 gr/ml
M bentonite = 6 gram ρ barite = 4,3 gr/ml
M barite = 6 gram ρ air =1 gr/ml
V air = 213 ml

1.6.1 Mencari nilai 𝝆𝒕𝒆𝒐𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔


1.6.1.1. Semen Standar (semen + air)
𝑔𝑟
 Mencari air = 𝜌𝑎𝑖𝑟 × 𝑉𝑎𝑖𝑟 = 1 ⁄𝑚𝑙 × 213 𝑚𝑙

= 213 𝑔𝑟
𝑚 350 𝑔𝑟
 𝑉𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛 = = 𝑔𝑟
𝜌𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛 3.15 ⁄𝑚𝑙

= 111.111 𝑚𝑙
𝑀𝑎𝑖𝑟 + 𝑀𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
 𝜌𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = =
𝑉𝑎𝑖𝑟 +𝑉𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛

1.7 Pembahasan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka kita dapat mengetahui
densitas suspensi semen. Pengukuran densitas suspensi semen merupakan hal yang
sangat penting dalam operasi penyemenan pengukuran densitas ini dilakukan pada
saat semen akan masuk kedalam lubang sumur, pengukuran ini bertujuan untuk
menentukan kelayakan apakah semen sudah memenuhi densitas yang ditentukan dan
suspensi dengan keadaan formasi.

Aplikasi dilapangan, pengukuran densitas berguna untuk mengetahui tekanan


hidrostatis suspensi semen besar dari tekanan formasi maka formasi akan pecah.
Sebaiknya apabila tekanan hidrostatik yang dihasilkan suspensi semen kecil dari

5
tekanan formasi maka akan mengakibatkan collapse (pipa mengecil) karena adanya
tekanan yang cukup besar dari sisi luar pipa.

Dalam percobaan, ada beberapa zat additive yang digunakan untuk


menurunkan dan menaikkan densitas suspensi semen. Additive yang digunakan untuk
menurunkan densitas disebut dengan extender yaitu bentonite dan yang menaikkan
densitas disebut weighting agent yaitu barite. Pada percobaan didapatkan densitas
semen+bentonite yaitu 12,5 PPG dan densitas semen + barite yaitu 13,5 dari
percobaan kami mendapat hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.

Pada saat membuat suspensi semenyang akan terdapat foam. Foam


merupakan busa yang keluar dari suspensi semen yang menyebabkan terjadinya foam
adalah pengocokan pada campuran semen yang tidak sempurna sehingga terbentuk
foam. Foam pada suspensi semen tidak bisa untuk penyemenan. Cara mencegah
terjadinya foam adalah mengocok semen dengan melihat waktu pemasukan bahan
dan lama pengocokan kemudian sebaliknyapengocokan dilakukan searah jarum jam.
Semen yang banyak foam akan mengakibatkan tidak kokohnya penyemenan karena
foam mengandung sedikit gas yang dapat membuat rongga pada semen.

1.8 Kesimpulan
Dari percobaan dan pembahasan, maka didapat kesimpulan,yaitu:
a. Barite merupakan additive yang dapt menaikkan densitas suspensi
semen dan bentonite additive yang menurunkan densitas.
b. Foam pada semen jika banyak tidak bagus karena dapat mengganggu,
jadi sebaiknya tidak terdapat foam pada semen.
c. Semen yang diharapkan untuk operasi pemboran adalah semen yang
diharapkan untuk bisa membagi antara phidrastatik dengan PF dimana:
1) Jika Ph>Pf formasi akan pecah, Sehingga terjadi loss circulation.

4
2) Jika Ph<Pf maka akan terjadi collapse karena adanya tekanan
yang besar dari sisi luar pipa.

1.9 Tugas
1. Konversikan densitas suspensi semen berikut ini, diketahui densitas
suspensi semen 12,8 lb/gal?
Jawab :
1 lb= 0,45 kg = 450 gr
Gal= 3,7x10-3 m3= 3,7 liter = 3700 cc
12,8 𝑥 450
Maka: 12,8 lb/gal = 1 𝑥 3700

= 1,55 gr/cc
2. Sebutkan dan jelaskan additive apa saja yang digunakan untuk menaikan
ataupun menurunkan densitas suspensi semen!
Jawab :
a. Untuk menurunkan densitas dapat dilakukan dengan menambahkan
clay atau zat-zat kimia silikat seperti extender dan menambahkan
bahan-bahan yang dapat memperbesar volume suspensi semen seperti
pozzolan.
b. Sedangkan untuk menaikkan densitas dapat dilakukan dengan
menurunkan jumlah volume air yang dicampurkan atau dengan
menambahkan pasir atau material-material pemberat (SG besar) ke
dalam suspensi semen seperti barite.
3. Apa yang terjadi jika penambahan additive ekstender(bentonite) dan
weighting agent(barite) terlalu banyak dalam pembuatan suspensi semen?
Jawab :
Penambahan extender yang banyak akan membuat semen itu kental
sehingga sulit untuk mengontrol formasi sedangkan penambahan weighting
agent terlalu banyak akan membuat semen itu cair sehingga semen akan

5
lama mengeras dan viscositasnya rendah sehingga mudah untuk mengontrol
formasi.
4. Apa hubungan densitas suspense semen dengan tekanan hidrostatik dan
tekanan formasi?
Jawab :
Densitas suspensi semen akan mempengaruhi tekanan hidrostatik suspensi
semen dalam lubang sumur. Apabila tekanan hidrostatik suspensi semen
terlalu besar dan formasinya rapuh, maka dapat mengakibatkan pecahnya
formasi dan terjadi lost circulation. Sedangkan densitas suspensi semen yang
tinggi digunakan bila tekanan formasi cukup besar. Oleh karena itu densitas
semen harus dikondisikan sesuai dengan sifat dan karakteristik formasi yang
sedang disemen, baik itu dengan menurunkan maupun menaikkan
densitasnya.

6
EXPERIMENT I

PREPARATION OF CEMENTS SUSPENSION, SAMPLE AND


CEMENTS SUSPENSION DENSITY TEST

1.1 Purpose of Experiment


1. To menegtahui way of making cement suspension of drilling and drilling
cement composition.
2. To make the test mold samples and Shear Bond Strength Compressive
strength.
3. Knowing the density of the cement suspension by using a mud balance.
4. Knowing the effects of adding additives to the cement suspension density.

1.2 Tools and Materials


1.2.1 Tools
1. Cement Mixer
2. Digital scale
3. Transparant plastic
4. Plastic rope
5. Measuring cup
6. Cubic and cylindrical mold sample
7. Stop watch
8. Mud balance

1.2.2 Materials
1 . Water
2 . Portland cement
3 . bentonite
4 . Grease

7
1.3 Experimental Procedure
A. Making Susupensi Cement and Prints Sample
1 . Weigh as much as 350 grams of powdered cement with digital scales .
2 . Measuring water with WCR ( Water Cement Ratio ) desired . WCR price
should not exceed the maximum moisture content and the moisture content
is less than the minimum .
3 . Weigh as much as 6 grams of bentonite additive .
4 . Mixing cement with additives bentonite powder in dry conditions .
5 . Incorporating as many as 13 ml of water into a blender , then run the mixer
at a speed of 4000 rpm and include a mix of cement and bentonite additives
into it no more than 15 seconds , continue stirring at high speed 12,000 rpm
for 35 seconds .
6 . Applying gresase into cubic molds to mold cylinder casing while not
smeared grease .
7 . Pouring cement suspension samples from the mixer into a mold that has
been available for later use in the testing of compressive strength and shear
bond strength .
8 . Sample molds with plastic wrap transparent , member labels then soaking it
in a bucket .

B. Cement Suspension Density Testing


1 . Calibrate equipment pressurized mud balance with the following steps :
• Cleaning equipment mud balance .
• Fill the cup with water until it is full and then shut down and clean the
exterior.
• Laid back mud balance in its original position .
• Placing the rider in a position scale of 8.33 ppg ( density of water ) .
• Researching nuvo glass , if not balanced calibrating screw until balanced.

8
2 . Setting up a cement suspension has been made of the composition of
Portland cement 350 grams , 5 grams of bentonite and 240 ml of water and
then measuring the density of the cement suspension using the formula
where :
SGS = density of suspension cement
Ws = weight of cement powder
Wadd = weight additive
Wair = weight of water
Vs = volume of cement powder
Vadd = volume of additive
Vair = volume of water
3 . Entering into the cement suspension mud balance cup , then the cup is
closed and the cement attached to the outer wall is cleaned thoroughly .
4 . Laying the balance arm in its original position , then Ataur rider to balance .
5 . Read the scale as a measure of cement suspension density .

1.4 Observations
Tabel 1.1 Observation experiment I (part I)

Mass ρ add Temperature


Material
(gram) (gr/ml) early end

Cement 350 3,15 80˚F 140˚F


Bentonite 6 2,5
Barite 6 4,3 26,67˚C 60˚C

9
Tabel 1.2 Observation experiment I (part II)
P obser P teory Volume WCR
Materials
(PPG) (PPG) (ml) (%)
Cement 12,8 14,47 111,11 60,8
Cement +
12,5 14,51 59,8
Bentonite
Cement +
13,5 14,56 59,8
Barite
Bentonite 2,4
Barite 1,39

1.5 Calculating
Unknow:
M Cement = 350 gram ρ Cement = 3,15 gr/ml
M bentonite = 6 gram ρ bentonite = 2,5 gr/ml
M barite = 6 gram ρ barite = 4,3 gr/ml
V water = 213 ml ρ water =1 gr/ml

Question:
1. V Cement 7. ρ Cement +barite
2. V bentonite 8. WCR bentonite+ Cement
3. V barite 9. WCR barite+ Cement
4. V water 10. WCR Cement
5. ρ Cement 11. Conversion temperature
6. ρ Cement +bentonite

10
Answer:
1. M water= Vwater x ρ water
= 213 ml x 1 gr/ml
= 213 gr
2. V cement= M cement /ρ cement
= 350 gr/ 3,15 gr/ml
= 111,11 ml
3. V bentonite = M bentonite/ρ bentonite
= 6 gr/ 2,5 gr/ml
= 2,4 ml
4. V barite = M barite/ρ barite
= 6 gr/ 4,3 gr/ml
= 1,39 ml
M cement+M water
5. Ρ cement = x 8,33
V cement+ V water
350 gr+213 gr
= 111,11 ml+ 213 ml x 8,33

= 14,47 PPG
M cement+M add+M water
6. Ρ cement +bentonite= x 8,33
V cement+ V add+ V water
350+6+213
= 111,11+2,4+213 x 8,33

= 14,51 PPG
M cement+M add+M water
7. Ρ cement +barite = x 8,33
V cement+ V add+ V water
350+6+213
= x 8,33
111,11+1,39+213

= 14,56 PPG
M water
8. WCR cement +bentonite=M cement+M bentonite x 100%
213
=350+6 x 100%

= 59,8 %

4
M water
9. WCR cement +barite =M cement+M barite x 100%
213
=350+6 x 100%

= 59,8 %
M water
10. WCRcement= M cement x 100%
213
= 350 x 100%

= 60,8 %
11. Conversi temperature
T1 = 80˚F T2 = 140˚F
= 5/9 x (80-32) = 5/9 x (140-32)
= 26,67 ˚C = 60 ˚C

1.6 Discussion
From the results of experiments that have been done , then we can determine
the density of the cement suspension . Cement suspension density measurement
is very important in cementing operations density measurements are carried out
on the cement will enter the wellbore , this measure aims to determine the
feasibility of whether the cement has met the specified density and suspension
with the state of formation . Applications in the field , the density measurement
is useful to determine the hydrostatic pressure of the cement suspension
formation pressure then the formation will break. We recommend that if the
hydrostatic pressure produced a small cement suspension of the formation
pressure will lead to collapse (smaller pipe ) due to considerable pressure from
the outside of the pipe . In the experiment , there are some additives that are
used to lower and raise the density of the cement suspension . Additive used to
lower the density called bentonite extender is called a density increase and the
weighting agent is barite . At trial found that the density of the cement +
bentonite cement density of 12.5 PPG and 13.5 + barite that we got the results

5
of the experiment were as expected . At the time of making the suspension
semenyang there will be foam . Foam is foam coming out of the suspension that
caused the foam cement is shaking the cement mix is not perfect so formed
foam . Foam cement suspension can not for cementing . How to prevent the
foam cement is shuffled by looking at a long time and materials revenue
agitation agitation then do the opposite clockwise . Cement is a lot of foam will
result in cementing unsound because the foam contains less gas to create a
cavity in the cement .

1.7 Conclusion
From the experiments and discussion,the importance of the conclusion, namely:
• Barite is an additive that DAPT increase density of cement and bentonite
suspension additive that lowers the density .
• Foam on cement if a lot is not good because it can interfere , so it should not
be there on the cement foam .
• Cement is expected to cement the drilling operation is expected to be split
between the PF phidrastatik where :
If the Ph > Pf formation will rupture , Resulting in loss circulation .
If the Ph < Pf there will be a collapse because of the enormous pressure from
the outside of the pipe .

Anda mungkin juga menyukai