OLEH :
NIM : 4163341038
JURUSAN : BIOLOGI
KELOMPOK : 2 ( DUA)
2018
I. JUDUL : KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN HEWAN
II. TUJUAN :
Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi dengan jumlah
spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi. Dari 751.000 spesies golongan
serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di Indonesia (Kalshoven, 1981). Diantara banyak
organisme yang membentuk suatu komunitas, hanya spesies atau grup yang memperlihatkan
pengendalian yang nyata dalam memfungsikan keseluruhan komunitas. Kepentingan relatif
dari organisme dalam suatu komunitas tidak ditentukan oleh posisitaksonominya tetapi
jumlah, ukuran, produksi dan hubungan lainnya. Tingkat kepentingan suatu spesies biasanya
dinyatakan oleh indeks keunggulannya (dominansi). Komunitas diberi nama dan
digolongkan menurut spesies atau bentuk hidup yang dominan, habitat fisik, atau kekhasan
fungsional. Analisis komunitas dapat dilakukan dalam setiap lokasi tertentu berdasarkan pada
pembedaan zone atau gradien yang terdapat dalam daerah tersebut. Umumnya semakin
curam gradien lingkungan, makin beragam komunitas karena batas yang tajam terbentuk
oleh perbahan yang mendadak dalam sifat fisika lingkungan. Angka banding antara jumlah
spesies an jumlah total individu dalam suatu komunitas dinyatakan sebagai keanekaragaman
spesies. Ini berkaitan dengan kestabilan lingkungan dan beragam komunitas berbeda (Ovy,
2016).
1. Sistem banjir
Teknik ini digunakan untuk serangga permukaan tanah. Teknik ini relatif lebih mudah
dan cepat yaitu dengan membasahi suatu area yang ditentukan dengan air. Beberapa saat
kemudian, serangga-serangga yang berada di dalam tanah keluar, kemudian dapat di
hitung jumlahnya.
2. Pitfall trap
Teknik ini di gunakan untuk serangga tanah pada daerah vegetasi rendah atau dilahan
kosong, dimana serangga-serangga tersebut merupakan serangga aktif.
3. Capture re-capture
Teknik ini digunakan untuk serangga permukaan tanah yang terbang diatas 1-2 meter.
Serangga di tangkap dengan menggunakan insect net.serangga yang tertangkap kemudian
ditandai dan dilepaskan kembali, dilakukan dengan pengulangan penangkapan serangga.
4. Light trap Teknik ini digunakan untuk serangga malam, dengan menggunakan suatu layar
atau suatu wadah yang telah berisi air, sabun dan formalin lalu diamkan dibawah cahaya
lampu. Serangga tertarik terhadap cahaya lampu yang kemudian akan terjatuh kedalam
wadah tersebut (Abdunnur.2002).
a. Alat
3.
Alat tulis Seperlunya
4.
Sendok 1 buah
5.
Cangkul 1 buah
b. Bahan
2.
Detergen Secukupnya
3.
Air Secukupnya
2.
Memilih area yang memiliki karakteristik vegetasi yang berbeda.
3. Membuat garis transek yang membagi dua bagian area, setiap jarak 10 meter dari
tepi secara vertikal.
4. Pada setiap stasius yang telah ditentukan, menanan cup pop ice hingga rata
dengan tanah, lalu ditutupi dengan serasah.
5.
Melakukan pengulangan sebanyak 4 kali.
6.
Penanaman cup dilakukan selama dua hari.
7.
Setelah dua hari, mensortir fauna yang terkena trap.
VI. HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
No Sampling
Nama Spesies Jumlah ẍ Pi Ln Pi Pi . ln Pi
. 1 2 3 4
1. Nyamuk 2 - - - 2 0,5 0,33
B. Pembahasan
Indeks Keanekaragaman Shannon – Wienner
H”= -()
H”=
H= =Sedang
Pada praktikum kali ini menggunakan metode fitfall-trap, dimana salah satu bahan
dari trap ini ialah detergen. Detergen yang digunakan untuk menurunkan tegangan
permukaan sehingga jika ada serangga yang masuk tidak akan bisa keluar lagi.
Kelebihan dari penggunaan metode fitfall-trap ialah penggunaannya yang mudah, alat
dan bahan mudah ditemukan dan digunakan, waktu penelitian dapat secara cepat.
Kekurangan dari penggunaan metode fitfall-trap ialah hewan – hewan yang cenderung
tertangkap ialah hewan yang berukuran kecil dan jika curah hujan tinggi penelitian dapat
gagal karena banjir.
Tujuan Penutupan Dengan Serasa
Tujuan ditutupnya setiap trap dengan serasah ialah mengurangi intensitas air yang masuk
kedalam trap, agar trap tetap berisikan air semula dan tidak tumpah. Dan juga agar serangga tidak
mengetahui keadaan trap. Serangga akan menganggap tidak ada apapun disana karena sekitar trap
seperti tanah biasa.
Stabilitas dalam komunitas atau ekosistem bergantung pada interaksi yang terjalin
atau interaksi spesies yang terjalin secara seimbang yang melibatkan transfer energi, predasi,
kompetisi dan niche yang lebih kompleks. Pengaruh dari suatu anggota komunitas yang
sudah berumur tinggi juga menentukan seberapa besar tingkat stabilitas yang dimiliki
komunitas karena, komunitas yang berumur tinggi membuktikan seberapa tahannya
komunitas terhadap pengaruh dari luar untuk mempertahankan keadaannya. Sebagai contoh,
suatu komunitas pohon bakau yang memiliki berbagai populasi seperti ikan, pohon bakau itu
sendiri, dan burung-burung pemakan ikan lainnya. Semua jenis populasi tersebut setiap
jenisnya memiliki ciri khas mulai dari Populasi bakaunya yang memilliki keanekaragaman
jenis, mulai dari jenis api-api, Ceracak-ceracak, Rhizophora, bakau kurap, dan bakau minyak.
VII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA