Anda di halaman 1dari 9

BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. Buku 2

Judul Buku : Schaum’s Easy Outlines Biologi Molekuler dan Sel


Penulis : William D. Stanfield, Ph.D. Jaime S. Colome, Ph.D. Raul J.
Cano, Ph.D.
Alih Bahasa : Varian Fahmi
Penerbit : Erlangga
Tahun Terbit : 2006
Tebal Buku : vi + 120

1
MAKROMOLEKUL

Makromolekul adalah senyawa yang memiliki ukuran sangat besar, dapat berupa
siklik (cincin), rantai, atau gabungan siklik dan rantai. Senyawa yang tergolong
makromolekul adalah polimer dan biomolekul (karbohidrat, lipid, dan protein).
Karbohidrat, protein dan lemak merupakan tiga golongan senyawa organik yang
penting dalam makhluk hidup yang dikenal dengan biomolekul.

1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan jenis senyawa organik yang terdiri dari karbon,
hidrogen, dan oksigen yang merupakan sumber makanan dan energi yang penting bagi
manusia dan hewan. Karbohidrat dihasilkan oleh tumbuhan hijau pada proses
fotosintesis.
Berdasarkan reaksi hidrolisis dan ukuran molekulnya, karbohidrat dibedakan
menjadi karbohidrat sederhana (monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat
kompleks (polisakarida).
1) Monosakarida (Gula Sederhana)
Monosakarida (gula sederhana) merupakan karbohidrat yang paling sederhana
dan tidak dapat diurai atau dihidrolisis lagi menjadi karbohidrat yang lebih sederhana

Monosakarida dapat berupa aldosa atau ketosa. Semua monosakarida


mempunyai atom C asimetris. Dalam hal ini, atom C asimetris terjadi jika atom karbon
mengikat empat gugus yang berbeda.

2) Disakarida
Disakarida terdiri dari dua buah monosakarida yang terikat melalui sintesis
dehidrasi yang membentuk suatu rantai. Ketika disakarida terbentuk, maka air akan
dihilangkan, sehingga proses pembentukannya disebut sintesis dehidrasi. Disakarida
dapat dibelah menjadi dua buah monosakarida sederhana dengan menggunakan air
kembali (hidrolisis). Contoh-contoh disakarida adalah sukrosa (glukosa + fruktosa),
laktosa (glukosa + galaktosa), dan maltosa (glukosa + glukosa).

 Sukrosa
Sukrosa merupakan disakarida umum yang dihasilkan oleh beberapa tumbuhan,
seperti tebu dan bit. Jika sukrosa dihidrolisis, maka akan dihasilkan glukosa dan
fruktosa).
Sukrosa tidak dapat mereduksi pereaksi Fehling, Benedict, dan Tollens. Hal ini
karena gugus aldehid sukrosa terikat pada fruktosa. Selain itu, sukrosa juga tidak dapat
difermentasi.
 Laktosa dan Maltosa
Laktosa merupakan jenis disakarida lainnya yang biasanya dikenal dengan gula
susu. Hal ini karena laktosa diproduksi secara alamiah dalam susu. Jika laktosa

2
dihidrolisis, maka akan dihasilkan glukosa dan galaktosa. Dalam hal ini, hidrolisis
laktosa dapat terjadi dengan bantuan enzim laktase. Laktosa tidak dapat difermentasi,
tetapi dapat mereduksi pereaksi Fehling, Benedict dan Tollens
Maltosa merupakan disakarida yang terdiri dari dua molekul glukosa. Oleh
karena itu, jika laktosa dihidrolisis, maka akan dihasilkan dua buah molekul glukosa.
Dalam hal ini, hidrolisis laktosa dapat terjadi dengan bantuan enzim maltase. Secara
alamiah, maltosa tidak terdapat dalam keadaan bebas, tetapi dapat dibuat melalui
hidrolisis zat pati (amilum) dengan bantuan enzim amilase. Maltosa dapat difermentasi
membentuk etanol dan dapat mereduksi pereaksi Fehling, Benedict dan Tollens.

Polisakarida
Polisakarida merupakan rantai yang panjang dari molekul-molekul gula yang
terikat bersama-sama. Di antara polisakarida yang paling terkenal adalah selulosa.
Selulosa membentuk dinding sel tumbuhan dan para ilmuwan memperkirakan bahwa
lebih dari satu triliun ton selulosa disintesis tumbuhan setiap tahunnya. Selain selulosa,
contoh polisakarida lainnya adalah amilum (zat pati).

Selulosa merupakan polimer yang berantai panjang dan tidak bercabang. Suatu
molekul tunggal selulosa merupakan polimer rantai lurus dari 1,4’-β-D-glukosa.
Hidrolisis selulosa dalam HCl 4% dalam air menghasilkan D-glukosa

Amilosa adalah polimer linier dari α-D-glukosa yang dihubungkan dengan ikatan
1,4-α. Dalam satu molekul amilosa terdapat 250 satuan glukosa atau lebih. Amilosa
membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan iodium. Warna ini merupakan uji
untuk mengidentifikasi adanya pati.

Molekul amilopektin lebih besar dari amilosa. Strukturnya bercabang. Rantai


utama mengandung α-D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4′-α. Tiap molekul
glukosa pada titik percabangan dihubungkan oleh ikatan 1,6′-α.

2. Protein

Protein adalah polimer yang tersusun dari monomer yang biasa disebut asam
amino. Asam amino adalah rangka karbon pendek yang mengandung gugus amino
fungsional (nitrogen dan hidrogen dua) yang melekat pada salah satu ujung kerangka

3
dan gugus asam karboksilat di ujung lain. Protein tersusun atas unsur karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan terkadang mengandung zat belerang (S)
dan fosfor (P). Protein merupakan komponen utama makhluk hidup dan berperan
penting dalam aktivitas sel. Protein mengatur aktivitas metabolisme, mengkatalisis
reaksi-reaksi biokimia, dan menjaga keutuhan strukur sel. Protein tersusun atas asam
amino yang terikat dalam rantai lurus yang disebut ikatan peptida yang membentuk
suatu zat kompleks. Oleh karena itu, protein digolongkan ke dalam polimer yang
monomer-monomenya adalah asam amino. Setiap protein terdiri dari satu atau lebih
rantai polipeptida.

Asam amino merupakan kelompok senyawa karbon yang terdiri dari karbon,
hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Semua asam amino sekurang-kurangnya sebuah gugus
amino (NH2) dan gugus karboksil (—COOH). Masing-masing dari 20 asam amino
mempunyai gugus R yang berbeda. Dalam hal ini, komposisi kimia dari gugus R yang
khas menentukan sifat-sifat asam amino, seperti reaktivitas, muatan ion, dan
hidropobisitas relatif (sifat ketidaksukaan terhadap air).

3. Asam Nukleat

Asam nukleat merupakan polimer senyawa organik yang menyimpan dan


mengirimkan informasi genetik di dalam sel. Ada dua jenis asam nukleat: asam
deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). DNA berfungsi sebagai materi
genetik, sedangkan RNA memainkan peran penting dalam menggunakan informasi
genetik untuk memproduksi protein. Semua asam nukleat dibentuk dari monomer-
monomer yang dikenal sebagai nukleotida. Nukleotida juga menyediakan sumber
energi langsung untuk reaksi yang terjadi dalam sel. Setiap nukleotida terdiri dari tiga
bagian: (1) sebuah molekul pentosa, yang bisa menjadi ribosa atau deoksiribosa, (2)
sebuah grup fosfat, dan (3) sebuah basa nitrogen. Basa nitrogen yang dimiliki ialah satu
dari 5 jenisnya. Dua diantaranya lebih besar dari yang lain, molekul cincin ganda Adenin
dan Guanin, basa yang terkecil adalah basa cincin tunggal Timin, Sitosin, dan Urasil.

4
Nukleotida (monomer), terikat dalam rantai yang panjang (polimer), sehingga
gula dan gugus fosfat secara terurut membentu rangkaian “tulang belakang” dan basa
nitrogen sebagai penyanggah sisinya. DNA memiliki gula deoksiribosa dan basa A, T, G
dan C, sedangkan RNA memiliki gula Ribosa dan basa A, U, G, dan C.

Lipid
Lipid merupakan zat lemak yang berperan dalam berbagai sel hidup. Seperti
halnya karbohidrat, lipid tersusun atas unsur karbon (CH), hidrogen (H), dan oksigen
(O), serta kadang kala ditambah fosfor (P) serta nitrogen (N). Beberapa di antaranya
disimpan sebagai sumber energi sekunder dan sebagian lain bertindak sebagai
komponen penting dari membran sel. Lipid terdapat pada tumbuhan, hewan, manusia,
dan mikroorganisme. Lipid terasa licin, tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam
alkohol, eter, dan pelarut-pelarut organik lainnya. Lipid terdiri dari beberapa jenis, yang
terpenting adalah lemak, fosfolipid, dan steroid.

Interaksi Molekuler

Semua molekul dalam sel alkan berinteraksi satu sama lain. Interaksi antar
molekul akan menentukan sifat sifat biologis molekul molekul didalam sel. Ineraksi
milekular tersebut berupa :

1. Ikatan kovalen :

Ikatan yang ada diantara atom atom yang menyusun suatu molekul, misalnya
ikatan antara C – H pada CH4. Ikatan ini paling kuat dan paling stabil antara atom.

2. Ikatan non kovalen :

5
Interaksi antara atom yang tidak teriakt secara kovalen. Ikatan nya tidak sekuat
ikatan kovalen, namun berperan penting dalam menstabilkan struktur makromolekul
dalam sel misalnya asam nukleat dan protein

Beberapa ikatan nonkovalen yang penting

1. Ikatan hidrogen

Suatu bentuk interaksi lemah antara suatu atom elektronegatif (atom akseptor)
dengan hidrogen yang terikat secara kovalen dengan atom lain (donor atom).Ikatan
hidrogen banyak terdapat panda sistem biologis. Pada asam nukleat ikatan hidrogen
menyebabkan terjadinya pasangan antar untaian (interstrand) antar basa nukleotida
Misalnya antara adenine dan tymine (A-T) dan antara guanosine dengan cytosine (G-C)

2. Ikatan ionik

Ikatan antara atom yang terjadi karena adanya perbedaan muatan pada atom
atom yang berinteraksi. Contoh amino aspartat dan glutamat yang bermuatan –,
sedangkan lisin, histidin, dan arginin bermuatan + , muatan yang berbeda ini
menyebabkan asam amino berikatan ionik. Hal ini yang menyebabkan rantai
polipeptida protein dapat berlipat sedemikian rupa, sehingga menjadi lebih bedekatan

3. Interaksi van der waals

Terjadi pada jarak atom yang sangat berdekatan 1-2 oA. Terjadi karena
distribusi muatan yang tidak simetris. Energi ikatan panda van der waals panda
sepasang atom < 1 kcal/mol. Energi ini lebih kecil dibandingkan ikatan hidrogen
Contohnya : molekul antibodi dengan molekul antigen spesifiknya antara enzim dengan
substratnya yang spesifik.

4. Interaksi hidrofobik.

Molekul hidrofobik merupakan molekul molekul nonpolar yang tidak larut


dalam air. Gugus samping alifatik dan aromatik suatu protein dan basa basa pada asam
nukleat mempunyai sifat nonpolar. Interaksi hidrofobik merupakan kekuatan utama
yang menyebabkan terjadinya pelipatan makromolekul misalnya protein dan
pembentukan membran.

6
BAB IV
KEKURANGAN BUKU

A. Keterkaitan antar BAB


Kedua buku memuat komponen-kompenen yang semuanya saling terkait satu
sama lain. Pada buku 1 tidak terdapat kekurangan. Tetapi pada buku 2 kajian konsep
tidak terlalu dibahas secara mendetail dan gambar-gambar rujukan tentang kajian juga
sedikit. Dan pembahasan mengenai materi biomolekular terlalu singkat dijelaskan
didalam buku

B. Kemutakhiran Isi Buku

Pada kemutakhiran isi buku dari kedua buku yang di review merupakan buku
yang berisikan kajian-kajian dan konsep yang termutakhir dalam materi Biologi
Molekuler dan Interaksi Molekuler. Keduanya juga memuat materi yang relevan, artinya
tidak ada materi yang berlawanan atau misskonsepsi.

Oleh karena itu, dari buku 1 dan buku 2, tidak memiliki kekurangan pada
kemutakhiran isi buku dari si pembaca review

C. Desain/Sistematika Penyajian Bahan Kajian


Buku 1 dan 2 dirasa kurang dalam aspek desain dan penyajian bahan kajian. Di
samping memiliki keunggulan, namun buku ini masih memiliki kelemahan. Seperti
penyajian gambar yang tidak berwarna sehingga membuat pembaca kurang tertarik.
Dalam penulisan, masih terdapat kata kata asing dan belum ada penjelasannya,
sehingga pembaca sulit untuk memahami isi materi

BAB V
IMPLIKASI

7
A. Teori
Kedua buku adalah buku yang sama-sama membangun pemahaman pada proses
belajar para pelajar secara teori. Buku ini memberikan pemahaman mengenai konsep
Makromolekul dan Interaksi Molekuler. Buku ini sangat bermanfaat dijadikan landasan
teori maupun bahan ajar karena pada kedua buku ini sudah memaparkan mengenai
makromolekul tersebut dan dijelaskan dengan rumus – rumus yang terkandung dalam
materi

B. Program pembangunan di Indonesia

Bidang ilmu penelitian di Indonesia saat ini masih dalam tahap pengembangan.
Saat ini program pembangunan di Indonesia sendiri mengutamakan beberapa aspek
salah satunya adalah aspek SAINTEK. Dengan adanya kedua buku ini diharapkan dapat
sedikit banyak membantu program pembangunan di Indonesia tersebut. Bidang ilmu
kesehatan juga mengalami dampak oleh kedua buku ini lewat informasi mengenai
makromolekul dan interaksi molekuler dan rumus – rumus nya.

C. Analisis mahasiswa
Materi dan pesan yang ada di dalam kedua buku memberikan ilmu yang baru
dalam kajian analisis mahasiswa, khusunya mahasiswa Biologi yang memerlukan
konsep-konsep mengenai makromolekul dan interaksi molekuler. Materi-materi dalam
kedua buku memberikan stimulasi kepada mahasiswa untuk lebih memperluas
wawasannya terkait dengan materi makromolekul dan interaksi molekuler.
Seperti yang dikatakan sebelumnya buku ajar ini juga turut membantu para
pelajar, mahasiswa, tenaga pendidik, maupun peneliti dalam mempelajari
makromolekul dan interaksi molekuler. Sehingga buku ini dapat dijadikan sebagai
referensi yang tentunya mengambil peran besar dalam kegiatan pembahasan maupun
analisis yang dilakukan oleh para pembaca

Buku ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam membahas ilmu Biologi
Molekuler yang secara spesifik mempelajari materi makromolekul dan interaksi
molekuler

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan
Kedua buku adalah buku yang baik dalam menyampaikan maeri Biologi yang
berkaitan dengan cabang ilmu Biologi yaitu Biologi Molekuler secara khusus mengenai
materi makromolekul dan interaksi molekuler. Buku-buku ini tidak hanya pemahaman
mengenai konsep-konsep kepada pelajar maupun kalangan pembaca buku yang lain,

8
namun buku-buku ini juga memberikan implikasi terhadap perkembangan teori,
program pembangunan, dan analisis mahasiswa di Indonesia. Namun dari sekian
banyak kelebihan yang dapat ditauai oleh pembaca, kedua buku ini juga tergolong buku
yang mutakhir dan memberikan banyak implikasi.

B. Saran
Kedua buku ini adalah buku yang cocok dijadikan sebagai pegangan dalam belajar,
namun setelah mempertimbangkan berbagai aspek penulis menyarankan kepada
pembaca agar mengutamakan buku 1 sebagai bahan belajar yang utama karena ditinjau
dari segi kemutakhiran dan kelimpahan materi yang baik dirasa oleh penulis. Buku 2
adalah buku yang bersifat umum yang kurang mendetail membahas mengenai
molekuler dan interaksi molekul
Pada mulanya semua buku yang mendukung suatu materi baik adanya dan sesuai
dengan penjelasan yang mudah dipahami, namun karena berbagai macam faktor
menjadikan buku tersebut perlu di lengkapi, adanya keterbatasan referensi.
Kekurangan pada buku yang dimiliki lebih dilengkapi dengan berbagai hal-hal yang
dapat mendukung kelengkapan dari isi setiap buku tersebut.

Anda mungkin juga menyukai