Anda di halaman 1dari 14

Anggriani Supriani Sianturi

(41633410
Evi Dorince Purba (41633410
Nadia Vermoni Suci (4163341038)
1. Dasar Paedagogis
Merupakan Upaya untuk meningkatkan mutu
dan hasil pendidikan, mendorong UNESCO
(1998) yang mendeklarasikan agar Pendidikan
Tinggi penyangga dalam usaha membentuk
kemampuan masyarakat untuk melaksanakan
demokrasi dan mengupayakan perdamaian
diseluruh dunia.
Mendeklarasikan empat pilar pembelajaran yaitu :
( 1 ) learning to know ( pembelajaran untuk tahu );
( 2 ) learning to do ( pembelajaran untuk berbuat );
( 3 ) learning to be ( pembelajaran untuk
membangun jati diri );
( 4 ) learning to live together( pembelajaran untuk
hidup bersama secara harmonis ).
 Dalam undang – undang No 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional Pasal 40 Ayat 1 butir e
dikemukakan bahwa : “ pendidikan dan tenaga
kependidikan berhak memperoleh ‘kesempatan
menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas
pendidikan untuk menunjang kelancaran
 Dalam Pasal 40 Ayat 2 butir a yang menyatakan bahwa
pendidik berkewajiban “ menciptakan suasana yang
bermakna, menyenagkan , kreatif, dinamis dan dialogis
Visi Ilmu Sosial Budaya Dasar
Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia
terpelajar yangberadap memiliki landasan
pengetahuan , wawasan, serta keyakinan untuk
bersikap kritis, peka dan arif dalam menghadapi
persoalan sosial dan budaya yang berkembang di
dalam masyarakat serta bertanggung jawab
terhadap sumber daya dan lingkungan.”
 Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang keragaman,

kesetaraan dan martabat manusia sebagai individu dan mahluk

sosial dalam kehidupan masyarakat

 Memberikan dasar-dasar nilai estetika, etika, moral, hukum dan

budaya sebagai landasan untuk menghormati dan menghargai

antara sesama manusia sehingga akan terwujud masyarakat yang

teratur, tertib dan sejahtera.

 Memberikan dasar-dasar untuk memahami masalah sosial dan

budaya serta mampu bersikap keritis, analitis, dan responsive

untuk memecahkan masalah tersebut secara arif di masyarakat.


Setiap ilmu yang dipelajari pasti
mempunyai tujuan tersendiri tergantung
ruang lingkup ilmu itu sendiri. Secara
umum tujuan dari mempelajari ilmu
sosial dan budaya dasar adalah
menciptakan individu yang dapat
beradaptasi secara sosial dengan
lingkungan.
Adapaun secara terperinci beberapa point dari tujuan
mempelajari ilmu sosial dan budaya dasar adalah sebagai berikut
:
 Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan
tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai
individu dan mahluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
 Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami
keragaman kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika,
etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat
 Mahluk sosial yang beradab dalam mempraktekan pengetahuan
akademik dan keahliannya.
 Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut
serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
 Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial
dan masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat
Pendidikan umum adalah pendidikan yang
mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan
keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang
diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir masa pendidikan. Para
pakar memaknai pendidikan umum sebagai pendidikan nilai
(value education), sebagian lain menunjuk pendidikan umum
sebagai pendidikan kepribadian (personality education),
pendidikan karakter (character building), pendidikan
kewarganegaraan, dan sebagainya.
Pendidikan umum merupakan proses
pembangkitan makna – makna melalui esensial
yang membimbing pelaksanaan hidup manusia
melalui perluasan dan pendalaman makna –
makna. (Phenik, 1964 : 6-8, dalam Setiadi 2008 :
7)
Makna-makna esensial yang diberikan dalam
pendidikan umum adalah (Phenix, 1964) :

Makna symbolic Makna ethics


Makna empirics Makna synoetic
Makna esthetics Makna synoptic
Interdisipliner itu mewakili kata disiplin,
dimana banyak dianggap sebagai batasan
suatu hal, yang mana dalam bahasan ilmu
pengetahuan juga dijadikan sebagai
batasan ide-ide dalam ilmu itu sendiri.
Interdisiplin lahir sebagai jembatan antar
dimensi keilmuan, yang pada dasarnya
ingin memecahkan sebuah masalah tanpa
menimbulkan permasalahan pada pihak
lain.
Bila pendekatan multidisiplin atau interdisipliner
digunakan dalam ISBD, maka metode ceramah sudah
tidak bisa lagi mendominasi aktivitas perkuliahan,
karena itu multi metode harus digunakan secara
bervariasi sesuai dengan kebutuhan interaksi kelas.
Model pembelajaran problem solving, inquiry,
klasifikasi nilai, science technology and society, social
action model, serta portofolio based learning sangat
diperlukan untuk mengem-bangkan empat pilar
pendidikan yang dikemukakan UNESCO
John Dewey dalam bukunya, How We Think (1910),
mengemukakan langkah pemecahan masalah
sebagaiberikut:
(a) A feeling of perplexy;
(b) The definition of the problem;
(c) Sugesting and testing hypotheses;
(d) Development of the best solution by reasoning; and
(e) Testing of the conclution followed by
reconsideration of necessary.

Anda mungkin juga menyukai