Anda di halaman 1dari 9

PERATURAN ORGANISASI

PENGURUS BESAR PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA


NOMOR : 02/PO/PB/XXI/2015
TENTANG
SISTEM INFORMASI KEANGGOTAAN PGRI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PENGURUS BESAR PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA;

Menimbang : a. bahwa dalam rangka membangun organisasi yang kuat


diperlukan tertib administrasi dan peningkatan layanan dalam
merekrut, mendata, mengadministrasikan, dan mengelola
keanggotaan PGRI;
b. bahwa untuk mewujudkan terlaksananya tertib administrasi dan
peningkatan layanan sebagaimana dimaksud pada huruf a
diperlukan penetapan peraturan organisasi tentang sistem
informasi kenggotaan PGRI;
Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen;
2. Akte Pengakuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor
J.A. 5/82/12 tanggal 20 September 1954 tentang pengesahan
Anggaran Dasar PGRI dan Pengakuan PGRI Sebagai Badan Hukum,
yang telah diperbaharui, terakhir dengan keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor AHU- 161.AH.01.07.
Tahun 2011 tanggal 11 Oktober 2011;
3. Keputusan Kongres XXI Persatuan Guru Republik Indonesia Nomor
IV/KONGRES/XXI/PGRI/2013 tentang Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga PGRI;
4. Keputusan Kongres XXI Persatuan Guru Republik Indonesia Nomor
XI/KONGRES/XXI/PGRI/2013 tentang Susunan dan Personalia
Pengurus Besar PGRI Masa Bakti XXI Tahun 2013-2018;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI PENGURUS BESAR PERSATUAN GURU
REPUBLIK INDONESIA TENTANG SISTEM INFORMASI KEANGGOTAAN
PGRI.
BAB I
PENGERTIAN, LANDASAN, FUNGSI, DAN TUJUAN

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksudkan dengan :


(1) Persatuan Guru Republik Indonesia adalah organisasi guru yang berbadan hukum yang
didirikan pada tanggal 25 November 1945 dalam Kongres Guru Indonesia di Surakarta,
selanjutnya disingkat PGRI.
(2) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PGRI adalah aturan dasar yang
mencerminkan aspirasi, visi, dan misi sebagai landasan kegiatan yang wajib dipatuhi oleh
seluruh anggota PGRI, selanjutnya disingkat AD dan ART PGRI.
(3) Badan pimpinan organisasi adalah pengurus PGRI yang berkedudukan di setiap tingkat
organisasi, terdiri atas pengurus besar, pengurus provinsi/daerah istimewa, selanjutnya
disebut provinsi. Pengurus kabupaten/kabupaten administrasi/kota/kota administrasi
selanjutnya disebut kabupaten/kota. Pengurus cabang/cabang khusus, dan pengurus
ranting/ranting khusus.
(4) Sistem Informasi Keanggotaan PGRI adalah tata cara merekrut, mendata,
mengadminstrasikan, dan mengelola keanggotaan PGRI, selanjutnya disingkat SIK PGRI.
(5) Registrasi dengan cara back end adalah registrasi data anggota yang dientry oleh
adminstratur di kabupaten/kota secara langsung dalam data base SIK PGRI.
(6) Registrasi dengan uploader adalah registrasi data anggota yang dientry oleh adminstratur
kabupaten/kota secara bersamaan dalam jumlah tertentu melalui template*.xls (excel)
yang dapat di unduh (download) pada halaman home SIK PGRI dan dikirim ke
administratur SIK PB PGRI untuk diupload ke dalam data base SIK PGRI.
(7) Registrasi dengan cara front end adalah registrasi yang dilakukan mandiri oleh calon
anggota melalui website PGRI.
(8) Update data keanggotaan adalah memperbaharui data anggota karena terjadi
perbahan oleh sebab tertentu.
(9) Mutasi keanggotaan adalah perpindahan tempat kerja angota dari satu cabang
PGRI ke cabang PGRI yang lain.
(10) Kartu Tanda Anggota PGRI adalah tanda bukti keanggotaan yang secara sah
menunjukkan bahwa orang tersebut sebagai anggota PGRI, selanjutnya disingkat KTA.
(11) Disiplin organisasi adalah ketentuan organisasi yang harus dipatuhi oleh anggota PGRI.
(12) Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
(13) Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
(14) Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

Pasal 2
SIK PGRI berlandaskan:
(1) AD PGRI Bab XI tentang Keangotaan, Kewajiban, dan Hak.
(2) ART PGRI Bab II tentang Keanggotaan.

Pasal 3
SIK PGRI berfungsi:
Sebagai pedoman dalam merekrut, mendata, mengadminstrasikan, dan mengelola keanggotaan
PGRI.

Pasal 4
SIK PGRI bertujuan:
(1) Memberikan layanan dalam merekrut, mendata, mengadministrasikan, dan mengelola
keanggotaan PGRI.
(2) Menyajikan data anggota yang akurat dan tercatat di semua tingkat organisasi.
(3) Memudahkan akses informasi data keanggotaan yang dapat digunakan dalam berbagai
kegiatan PGRI di masing-masing jenjang organisasi

BAB II
JENIS ANGGOTA
BIASA, LUAR BIASA DAN KEHORMATAN

Pasal 5

Yang dapat menjadi anggota biasa adalah:


a. guru, dosen, dan tenaga kependidikan,
b. ahli yang menjalankan pekerjaan pendidikan,
c. mereka yang menjabat pekerjaan di bidang pendidikan,
d. pensiunan yang dimaksud dalam butir a, b, dan c pasal ini yang tidak menyatakan dirinya
keluar dari keanggotaan PGRI.
Pasal 6
Yang dapat menjadi anggota luar biasa:
a. orang yang mempunyai tugas yang erat kaitannya dengan pendidikan,
b. mereka yang berijazah lembaga pendidikan tetapi tidak bekerja di bidang pendidikan.

Pasal 7
Anggota kehormatan ialah mereka yang atas usul Pengurus Besar, Pengurus Provinsi/Daerah
Istimewa, Pengurus Kabupaten/Kota/Kabupaten Administrasi diangkat dan ditetapkan oleh
Kongres, Konferensi Provinsi dan Konferensi Kabupaten/Kota, karena jasa-jasanya terhadap
pendidikan dan PGRI.
BAB III
DESAIN SISTEM

Pasal 8
(1) SIK PGRI merupakan program perangkat lunak yang dirancang dengan berbasis web atau
web-based yang terintegrasi ke dalam website PB PGRI.
(2) Otorisasi dalam mengoperasikan SIK PGRI diberikan secara berjenjang sesuai dengan
kewenangan berdasarkan standar operasi prosedur yang ditetapkan oleh PB PGRI.
(3) Akses ke dalam data base SIK PGRI hanya dapat dilakukan dengan menggunakan password
yang telah diotorisasi oleh PB PGRI.
(4) Pengembangan SIK PGRI memperhatikan prinsip-prinsip, sebagai berikut:
a. Aplikasi desain yang mudah dimengerti, cepat dalam pengisian, dan tepat dalam
mengentri data (User Friendly).
b. Kolom (fields) entri data disusun sesuai dengan format standar isian formulir calon
anggota PGRI.
c. Formulir registrasi anggota online terkoneksi langsung dengan database keanggotaan
PGRI.
d. Aplikasi registrasi menyediakan sistem penomoran anggota secara otomatis.
e. Aplikasi dilengkapi dengan sistem yang memungkinkan komunikasi dialog human
interface yang efektif sehingga meminimalkan atau meniadakan tingkat kesalahan entri
data.

BAB III
PENDATAAN ANGGOTA

Bagian Kesatu
Registrasi Anggota

Pasal 9
Registrasi anggota dapat dilakukan dengan cara:
(1) Back end,
(2) Uploader, dan
(3) Front end.

Pasal 10
(1) Tata cara registrasi back end:

a. calon anggota mengajukan surat permintaan menjadi anggota kepada Pengurus


Cabang/Cabang Khusus melalui Pengurus PGRI Ranting,
b. PGRI Cabang/Cabang khusus yang tidak mempunyai Ranting, surat permintaan sebagai
anggota disampaikan langsung kepada Pengurus PGRI Cabang/Cabang Khusus,
c. untuk Cabang Khusus di instansi tingkat provinsi dan perguruan tinggi, permintaan
menjadi anggota dapat diurus langsung oleh Pengurus Provinsi PGRI di daerahnya.
d. pada instansi tingkat nasional dan satuan pendidikan Indonesia di luar negeri,
keanggotaannya diurus dan ditangani oleh Pengurus Besar PGRI,
e. calon anggota mengisi formulir registrasi anggota,
f. Adminstratur meneliti kelengkapan persyaratan calon anggota, dan
g. Administrastrator kemudian menginput ke dalam data base keanggotaan.
(2) Keanggotaan ditetapkan dengan pemberian kartu tanda anggota oleh pengurus
kabupaten/kabupaten adminstrasi/kota/kota adminstrasi dan Pengurus Kota Adminstrasi
Jakarta Pusat untuk Cabang Khusus Indonesia di luar negeri.

Pasal 11
(1) Tata cara registrasi uploader:
a. formulir registrasi anggota yang terkumpul dalam jumlah tertentu dapat di input secara
bersamaan ke dalam format template berbentuk spreadsheet dengan format *.xls
(excel) yang dapat di unduh (download) pada halaman home SIK PGRI,
b. data yang sudah di input dikirim ke alamat email support PB PGRI
frozenjava@gmail.com, dan
c. administratur website PB PGRI akan memeriksa dan memvalidasi untuk kemudian
mengupload data anggota bersangkutan ke dalam database SIK PGRI.
(2) Keanggotaan ditetapkan dengan pemberian kartu tanda anggota oleh pengurus
kabupaten/kabupaten adminstrasi/kota/kota adminstrasi dan Pengurus Kota Adminstrasi
Jakarta Pusat untuk Cabang Khusus Indonesia di luar negeri.

Pasal 12
(1) Tata cara registrasi front end:
a. calon anggota dapat menggunakan berbagai perangkat berupa Personal Computer,
Laptop atau Gadgets yang terkoneksi dengan internet untuk melakukan registrasi
secara online,
b. mengakses ke situs resmi PB PGRI dengan mengetik pada alamat URL http://pgri.or.id/
c. mengklik tombol REGISTRASI pada ujung pilihan menu, atau
d. mengklik gambar Anggota PGRI yang di bawahnya bertuliskan REGISTRASI ONLINE
ANGGOTA PGRI berwarna merah,
e. akan tampil “New Tab” halaman “SELAMAT DATANG”
f. untuk melakukan REGISTRASI, mengklik Registrasi Anggota Baru, akan tampil formulir
Registrasi Anggota PGRI,
g. mengisi secara lengkap formulir yang tersedia,
h. mengklik Kirim pada tombol sebelah kanan bawah.
i. apabila data terisi secara lengkap, akan menerima jawaban oleh sistem, SELAMAT
Proses Registrasi telah berhasil, Kepada sdr/i....anda sudah terdaftar menjadi anggota
PGRI dengan Nomor Pokok Anggota (NPA): .... untuk mendapatkan Kartu Tanda
Anggota, silahkan print lembar ini dan hubungi pengurus PGRI Kab/Kot Anda,
j. adminstratur setelah menerima hasil print out anggota yang terdaftar kemudian
memvalidasi persyatan, apabila memenuhi persyaratan disampaikan kepada pengurus
PGRI Kab/Kot untuk ditetapkan sebagai anggota, dan
k. Apabila tidak memenuhi syarat dapat men-delate dari data base SIK PGRI.
(2) Keanggotaan ditetapkan dengan pemberian kartu tanda anggota oleh pengurus
kabupaten/kabupaten adminstrasi/kota/kota adminstrasi dan Pengurus Kota Adminstrasi
Jakarta Pusat untuk Cabang Khusus Indonesia di luar negeri.

Bagian Kedua
Updating Data Anggota

Pasal 13
(1) Update data dapat dilakukan dengan menghubungi adminstratur SIK PGRI kabupaten/kota
dengan cara:
a. mengisi formulir update data keanggotaan,
b. memperbaiki data yang akan diupdate, dan
c. Administratur kemudian mengupload ke dalam data base SIK PGRI.
(2) Update data dapat juga dilakukan melalui front end dengan cara:
a. anggota dapat menggunakan berbagai perangkat (Personal Computer, Laptop Gadgets)
yang terkoneksi dengan internet untuk melakukan registrasi secara online.
b. Mengakses ke situs resmi PB PGRI dengan mengetik pada alamat URL http://pgri.or.id/
c. Mengklik tombol REGISTRASI pada ujung pilihan menu, atau
d. Mengklik gambar Anggota PGRI yang di bawahnya bertuliskan REGISTRASI ONLINE
ANGGOTA PGRI berwarna merah.
e. Akan tampil “New Tab” halaman “SELAMAT DATANG” untuk melakukan REGISTRASI,
f. Mengklik ‘Update’ akan tampil formulir otorisai update data keanggotaan,
g. Mengisi secara lengkap formulir otorisasi yang tersedia,
h. Mengklik masuk pada tombol sebelah kanan bawah,
i. Akan muncul formulir ‘Update Data Keanggotaan PGRI’
j. Isi seluruh data secara lengkap,
k. Mengklik ‘Simpan’ proses update data telah berhasil.
(3) Update data keanggotaan dinyatakan sah, apabila sudah dilaporkan kepada cabang PGRI
asal anggota dan kepada cabang yang menerima update serta dilaporkan ke Pengurus PGRI
kabupaten/kota.

Bagian Ketiga
Mutasi
Pasal 14
(1) Mutasi anggota dapat dilakukan dengan menghubungi adminstratur SIK PGRI
kabupaten/kota dengan cara:
a. mengisi formulir mutasi anggota,
b. memperbaiki data mutasi, dan
c. Administratur kemudian mengupload ke dalam data base SIK PGRI.
(2) mutasi anggota dapat juga dilakukan secara online dengan cara:
a. anggota dapat menggunakan berbagai perangkat (Personal Computer, Laptop Gadgets)
yang terkoneksi dengan internet untuk melakukan mutasi secara online.
b. Mengakses ke situs resmi PB PGRI dengan mengetik pada alamat URL http://pgri.or.id/
c. Mengklik tombol REGISTRASI pada ujung pilihan menu, atau
d. Mengklik gambar Anggota PGRI yang di bawahnya bertuliskan REGISTRASI ONLINE
ANGGOTA PGRI berwarna merah.
e. Akan tampil “New Tab” halaman “SELAMAT DATANG” untuk melakukan REGISTRASI,
f. Mengklik ‘Mutasi’ akan tampil formulir otorisai mutasi data keanggotaan,
g. Mengisi secara lengkap formulir otorisasi yang tersedia,
h. Mengklik masuk pada tombol sebelah kanan bawah,
i. Akan muncul formulir ‘Mutasi Anggota PGRI’
j. Isi seluruh data mutasi tempat kerja baru secara lengkap,
k. Mengklik ‘Simpan’ proses mutasi telah berhasil.
l. apabila data terisi secara lengkap, akan menerima jawaban oleh sistem, SELAMAT
Proses Mutasi telah berhasil, Kepada sdr/i....anda sudah terdaftar menjadi anggota
PGRI dengan Nomor Pokok Anggota (NPA): .... untuk mendapatkan Kartu Tanda
Anggota, silahkan print lembar ini dan hubungi pengurus PGRI Kab/Kot Anda.
(3) Mutasi anggota dinyatakan sah, apabila sudah dilaporkan kepada cabang PGRI asal anggota
dan kepada cabang yang menerima mutasi serta dilaporkan ke Pengurus PGRI
kabupaten/kota.
BAB IV

PENOLAKAN DAN PERMINTAAN ULANG KEANGGOTAAN

Pasal 15
(1) Wewenang penolakan permintaan menjadi anggota, dilakukan oleh pengurus
kabupaten/kabupaten administrasi/kota/kota administrasi PGRI atau pengurus
provinsi/daerah istimewa PGRI yang diberi wewenang untuk mengurusnya jika persyaratan
seperti tercantum dalam Pasal 6 Anggaran Rumah Tangga tidak dipenuhi.
(2) Jika permintaan menjadi anggota ditolak, yang bersangkutan boleh mengajukan permintaan
ulang kepada badan pimpinan organisasi yang lebih tinggi, sampai kepada pengurus
provinsi/daerah istimewa PGRI.
(3) Untuk badan pimpinan organisasi tingkat nasional, tingkat provinsi, perguruan tinggi dan
satuan pendidikan Indonesia di luar negeri, pengajuan permintaan ulang tersebut
disampaikan kepada Pengurus Besar PGRI.

BAB IV

KARTU TANDA ANGGOTA


Pasal 16
(1) Bentuk, warna, ukuran KTA PGRI ditetapkan oleh Pengurus Besar PGRI.
(2) Pengadaan kartu anggota merupakan kewenangan pengurus kabupaten/kabupaten
administrasi/kota/kota administrasi PGRI.
(3) Pengadaan kartu anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pencetakannya dapat di
lakukan oleh badan pimpinan organisasi di atasnya atau oleh pihak lain yang memiliki
kemampuan untuk itu.
(4) Kartu anggota berlaku selama lima tahun.
BAB IV
DISIPLIN ORGANISASI
Pasal 17
(1) Tindakan disiplin dapat dikenakan kepada anggota yang :
a. dianggap telah melanggar Kode Etik Guru Indonesia, Ikrar Guru Indonesia, Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga, serta disiplin organisasi,
b. tidak membayar uang iuran selama 3 (tiga) bulan berturut-turut dengan tidak ada alasan
yang dapat dibenarkan oleh organisasi.
(2) Tindakan disiplin berupa :
a. peringatan lisan atau tertulis,
b. pemberhentian/pembebasan selaku pengurus organisasi,
c. pemberhentian/pembebasan sementara sebagai anggota, dan
d. pemberhentian.
(3) Pemberhentian/pembebasan sementara :
a. sebagai anggota biasa/luar biasa dilakukan oleh Pengurus Cabang/Cabang Khusus PGRI
atau Pengurus PGRI yang mengurus keanggotaannya,
b. selaku anggota pengurus organisasi dilakukan oleh rapat pleno pengurus organisasi
yang bersangkutan dan dipertanggungjawabkan pada forum organisasi yang setingkat,
c. sebagai anggota Pengurus Besar PGRI dapat dilakukan oleh keputusan rapat pleno
Pengurus Besar PGRI yang dipertanggungjawabkan kepada Konferensi Kerja Nasional,
d. sebagai anggota PGRI berlaku paling lama 6 (enam) bulan dan sesudah jangka waktu
tersebut wajib ditentukan apakah pemberhentian sementara itu dicabut atau dilanjutkan
dengan pemberhentian tetap,
e. sebagai anggota pengurus berlaku selama-lamanya 1 (satu) tahun dan sesudah jangka
waktu tersebut wajib ditentukan apakah pemberhentian sementara itu dicabut atau
dilanjutkan dengan pemberhentian tetap.
(4) Sebelum suatu tindakan disiplin dilakukan, pengurus organisasi yang mempunyai wewenang
untuk menegakkan tindakan disiplin wajib mengadakan penyelidikan yang seksama.
(5) Sebelum suatu tindakan disiplin dilakukan, anggota yang dianggap bersalah diberi
kesempatan membela diri dengan cukup disertai pembuktian yang sah.
(6) Semua anggota yang terkena tindakan disiplin organisasi mempunyai hak banding kepada
instansi organisasi yang lebih tinggi sampai ke tingkat Kongres

BAB VII
PENUTUP
Pasal 20
(1) Standar Operasi Prosedur (SOP) dalam mengelola SIK PGRI ditetapkan oleh PB PGRI.
(2) Semua badan pimpinan organisasi di semua tingkat wajib menggunakan SIK PGRI dalam
mengelola keanggotaan PGRI.
(3) Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan organisasi ini akan diatur kemudian oleh
Pengurus Besar PGRI.
(4) Segala peraturan yang berhubungan dengan SIK PGRI yang tidak sesuai dengan peraturan
organisasi ini dinyatakan tidak berlaku.
(5) Peraturan organisasi ini berlaku mulai tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 5 Januari 2015

PENGURUS BESAR
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,

Dr. H. Sulistiyo, M.Pd M. Qudrat Nugraha, Ph.D


NPA 1201008541 NPA 2708060024

Anda mungkin juga menyukai