Anda di halaman 1dari 9

BPH

(Benign Prostatic Hyperthropy)

1.1. Definisi

Hipertrofi Prostat Jinak (Benign Prostatic Hyperthropy) merupakan kondisi yang belum
diketahui penyebabnya, ditandai oleh meningkatnya ukuran zona dalam (kelenjar periutera)
dari kelenjar prostat (Grace & Borley, 2007).

Sedangkan menurut Brunner; Suddart, 2008 BPH adalah kelenjar prostatnya mengalami
pembesaran memanjang keatas kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin
sehingga menutupi orifusium uretra.

BPH merupakan pemberasan progresif dari kelenjar prostat (secara umum pada pria lebih
tua dari 50 tahun ke atas) menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretra dan pembatasan
aliran urinarius (Marlyn E. Doenges, 2009).

1.2. Anatomi
1.3 Etiologi

Menurut Sjamsuhidayat., 2007, dengan bertambahnya usia akan terjadi perubahan


keseimbangan testosteron-estrogen, karena produksi testosteron menurun dan terjadi
konversi testosteron menjadi estrogen pada jaringan adipos diperifer, berdasarkan angka
otopsi perubahan mikroskopik pada prostat sudah dapat ditemukan pada usia 30 – 40 tahun.
Menurut pendapat lain dari Purnomo (2011), penyebab BPH belum diketahui bahwa banyak
terdapat faktor yang menyebabkan hyperplasia prostat seperti peradangan, usia, serta
pengaruh hormonal.

Prostat juga dapat membesar bukan hanya kerena meningkatnya proliferasi sel tetapi
juga kerena berkurangnya kematian sel. BPH jarang sekali mengancam jiwa namun
keluhan yang ditimbulkan BPH dapat menimbulkan ketidak nyamanan. BPH dan
menyebabkan timbunya gejala LUTS (Lower Urinary track Symptom) pada lansia pria.
LUTS terdiri atas gejala yaitu obstruksi dan iritasi, meliputi frekuensi berkemih meningkat,
nokturia, pancaran berkemih lemah dan sering terputus-putus (intermintensi) dan merasa
tidak puas berkemih dan tahap selanjutknya bisa terjadi retensi urin. (Purnomo, 2011).

Hipertrofi Prostat Jinak (Benign Prostatic Hyperthropy) ditandai dengan pembesaran


kelenjar prostat dan sangat sering ditemukan, muncul pada > 50% pria berusia > 60 tahun
dan 80% pada pria berusia > 80 tahun. BPH biasanya muncul dengan gambaran obstruksi
aliran kandung kemih, aliran urin yang buruk, urin menetes setelah selesai berkemih,
frekuensi berkemih meningkat dan nokturia. Gejala lain yang bisa timbul adalah disuria dan
inkontenensia overflow. Kadang-kadang pada pasien dapat ditemukan gejala gagal ginjal
kronis atau retensi urin akut.
Laporan Kasus pada Tn. Salim

Nama: Tn. Salim Karsoredjo

Alamat : Jl P Lombok Raya No 56 RT/RW 003/011

DOB : 29 September 1939 (79 tahun)

Diagnosa Medis : Hematuria + BPH

Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama : Pasien diantar ke ruang OT dari ed dengan keluhan nyeri pada supra
pubic dengan scala
Riwayat : SMRS pada tgl 02 februari 2019 jam 22.00 pasien mengeluh tidak
Penyakit bisa kencing, nyeri pada supra pubic, riwayat BPH Post TURP tanggal
25 Januari 2019, klien memiiki riwayat penyakit Jantung dan
Hipertensi.
Data Penunjang : Terpasang kateter no 18, balon kunci 25 ml,
Kandung kemih :
EKG : Artrial Fibrilasi, Inferior infarct, Septal dan Lateral ST-T tidak
nomal berhubungan dengan myocardial iskemik

Obat yang sudah masuk Asam Tranesamat, Ketorolac jam 12.30


Hasil Lab (03/02/2019)
CBC 04.40 WIB
Hb : L 12.30 g/dL (13.20 – 17,30)
Ht : L 37.10 % (40 – 42)
RBC : L 4.09 10^6/µL
Band Neutrophil : L 0% (2 – 6)
Hematology 13.58 WIB
Bleeding time : 2 menit (1 – 3)
Clothing time : 9 menit (8 – 15)
Thorax (08/01/2019) 05:12 WIB
Kardiomegali tanpa tanda-tanda bendungan paru
Atherosklerosis aorta
Tidak tampak kelainan pada pulmo

Pre Operasi : TD: 140 /70 mmHg


N: 120 x/menit
P: 24 x/menit
S: 36 o
SpO2 : 99 %
Tingkat kesadaran : GCS E4M6V5
Riwayat OP: TURP tgl 25 Januari 2019
Alergi obat: Tidak ada
Hasil Lab: Hb, BT
Resiko jatuh : Tidak
Resiko VTE: Tidak
Site Marking: N/A

I. Verifikasi Pasien dan Dokumen


Gangguan komunikasi: Tidak ada
Identitas pasien/gelang identitas/penanda resiko jatuh/gelang alergi :
Ya
Instruksi operasi di RM : Ya
Jenis dan lokasi pembedahan dipastikan bersama pasien : Ya
Kelengkapan persetujuan pembedahan : Ya
Kelengkapan persetujuan anastesi : Ya
Pre Anastesi evaluation: Ya
Berkas rekam medis (rawat inap dan rawat jalan) : Ya
Kelengkapan X-Ray/CT-Scan/MRI/MRA/EKG/Echo/Angiografi : Ya
Kelengkapan Lab: Ya

II. Persiapan Pasien


Puasa/makan minum terakhir : Ya, Tgl/Jam
Alat bantu dilepaskan (gigi palsu, lensa kontak, kacamata, dan aat
bantu dengar) dan disimpan : N/A
Menggunakan protese dalam (Pacemaker, implant, protese
panggul/bahu, vp shunt: N/A
Cukur area operasi menggunakan surgical clipper : Ya, Tgl/jam
Mandi Chlorhexydine glucanote 2% (malam sebelum dan pada hari
operasi) : Ya
Pengosongan kandung kemih/clysma : Ya
Obat yang disertakan : N/A
Obat terakhir yang diberikan : Ya (Asam traneksamat, Keterolac.
Vaskuler akses (cimino, IV, CVC) : IV Line
Memastikan persediaan darah (sudah dilakukan cross match) : N/A

Kandung kemih teraba


Skala nyeri : 4/2
Urin tampak kemerahan

Sign In (15.15 WIB)


1. Konfirmasi lisan oleh pasien
- Nama
- Nomor MR
- Prosedur
- Lokasi
- Persetujuan Tingkat Medik
- Persetujuan Tindakan Anastesi
- Evaluasi Pra Anastesi
2. Site Marking : N/A
3. Persiapan anastesi lengkap dan berfungsi : Ya, Pulse oksimetri Ada,
berfungsi dengan baik
4. Riwayat Alergi : Tidak ada/Tidak diketahui
5. Resiko gangguan napas: Tidak
6. Resiko kehilangan darah > 500 ml (7 ml/kgBB pada anak): Tidak
7. Implant: N/A

Time Out: 16:00 WIB


1. Perawat menyatakan “Time Out dimulai” dan seluruh tim
menghentikan aktivitas : Ya
2. Seluruh tim mengkonfirmasi nama dan peran masing-masing : Ya
3. Konfirmasi Dokter Operator
- Identitas Pasien
- Prosedur
- Sisi Prosedur
- Posisi pasien selama prosedur
4. Antisipasi kejadian kritis
Dokter Operator
- Antisipasi kehilangan darah : N/A
- Kemungkinan kejadian di luar rencana prosedur : Ya
- Perkiraan lama prosedur : Ya
Dokter Anastesi
- Perhatian khusus terkait anastesi : N/A
Perawat Scrub
- Sterilisasi instrumen sudah dikonfirmasi : Ya
- Masalah/perhatian khusus terkait alat : N/A
5. Antibiotik profilaksis diberikan 60 menit terakhir : Ya
6. Trombofilaksis diberikan : N/A
7. Hasil pemeriksaan radiologi dipasang di viewer : N/A
8. Implant tersedia dan siap digunakan: N/A
9. Perawat menyatakan “Time Out selesai” dan prosedur bisa dimulai

Intra Post : Dilakukan tindakan 16:00


Pemberian anastesi : Spinal
GCS: E4M6V5
Status Emosi : Tenang
Posisi Kanula: Tangan kiri dan kanan
Posisi : Litotomi diawasi oleh dr. Stefanus
Resiko luka tekan : 16 (Rendah)
Pemakaian Stocking anti VTE : Tidak
Posisi lengan : Terentang ka/ki
Posisi alat bantu yang digunakan : Penyanggah lengan
Pemakaian kateter urin : di OT oleh dr. Daniel, SpU, Jenis Folley
kateter No. 24 tree lumen isi balon: 20 ml ke kantong urin tertutup
Persiapan kulit: Providonelodine 10 %
Pemakaian Diatermi : Monopolar
Lokasi Elektroda : Paha kanan oleh Robert
Pemeriksaan kondisi kulit sebelum OP: Utuh
Pemeriksaan kondisi kulit sesudah OP: Utuh
Unit pemanas/pendingin operasi: Tidak
Pemakaian Torniket : N/A
Pemakaian Laser : N/A
Pemakaian implant : N/A
Pemakaian Drain : Ya, Jenis: Kateter no 14
Pemakaian cairan : Water for irrigation: 30 liter
Balutan: kasa & hypafix
Spesimen : Clot
Spesimen diberikan kepada pasien/keluarga: Tidak
Keterangan : Perdarahan ±500 ml, clot ±500 ml

Urin tampak merah


Terdapat clot, dan perdarahan di prostat kemudian di koagulasi
Kemudian di putuskan untuk open surgery
Didapat clot kurang ebih 500 cc, perdarahan 500 cc
O2: 2 liter
TD:
N:
SpO2: 99 %
Anastesi : Mulai (15;45) Operasi Mulai 16;00
P:

Obat yang masuk saat operasi


Epedrin 10 mg
Ranitidin 50 mg
Ondansentron 4 mg
Ketorolac 30 mg
PCT 1 gr
Asam traneksamat 1 gr
Ketamin : 50 mg
Ketamin 10 mg
Propofol 20 mg

Post Op : Sign Out 19:00


Konfirmasi
1. Perawat Scrub:
- Instrumen, kasa, dan jarum lengkap : Ya
- Masalah alat/instrumen intra prosedur : N/A
2. Perawat Sirkulasi:
- Nama, sisi, dan label spesimen
3. Dokter Operator:
- Prosedur yang telah dilakukan : Ya
- Kejadian penting intra prosedur (komplikasi) : Ya
- Perhatian khusus paska prosedur : N/A
4. Dokter Anastesi:
Perhatian khusus untuk pemulihan dan penatalaksanaan pasien : N/A
Pemindahan pasien: ICU

Kesadaran:
TD:
N:
P:
SpO2:
A: Clear
B:
C: CRT < 3 detik

Rencana Keperawatan

Pre Operasi

No. Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional


Dx.
Kep
1 Setelah dilakukan - Klien mampu - Melakukan pengkajian - Untuk menentukan
tindakan mengontrol nyeri nyeri secara rencana tindak lanjut
keperawatan dan mampu komprehensif (lokasi, yang tepat
selama 1 x 24 jam, menggunakan karakteristik, durasi, - Reaksi non verbal
diharapkan klien teknik frekuensi, kualitas) menandakan adanya
dapat mengontrol nonfarmakologi - Observasi reaksi nyeri yang sedang
nyeri dan nyeri (relaksasi napas nonverbal akibat dari dialami
dapat berkurang dalam untuk ketidaknyamanan - Untuk mengurangi
sampai dengan mengurangi nyeri seperti meringis, nyeri tanpa obat
hilang - Melaporkan gelisah - Untuk mengurangi
bahwa nyeri - Ajarkan klien teknik nyeri dengan obat
berkurang setelah nonfarmakologi - Mengukur
melakukan dengan teknik relaksasi keberhasilan
teknik relaksasi napas dalam intervensi
napas dalam - Kolaborasi pemberian
- Klien mampu analgetik
mengenali nyeri - Evaluasi keefektifan
(skala 0-10, kontrol nyeri
intensitas,
frekuensi)
2 Setelah dilakukan - Kandung kemih - Lakukan penilaian - Untuk menilai pola
tindakan kosong secara kemih yang eliminasi urin pada
keperawatan penuh komprehensif klien
selama 3x24 jam, - Tidak ada residu - Mencatat intake output - Meelihat keadaan
diharapkan urin (>100-200 cc) klien cairan klien
gangguan eliminasi - Balance cairan - Kolaborasi untuk - Mengatasi masalah
urin dapat teratasi seimbang tindakan TURP dan utama gangguan
- Tidak ada ISK mempersiapkan eliminasi urin pada
kebutuhan klien untuk klien
operasi

Post TURP

No. Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Dx. Keperawatan
Kep
1 Setelah dilakukan - Tidak ada darah - Monitor tanda-tanda - Mencegah terjadinya
tindakan yang keluar perdarahan komplikasi akibat
keperawatan 3 x - Urin tampak - Catat nilai Hb/Ht perdarahan
24 jam, jernih - Monitor TTV - Mencegah perdarahan
diharapkan tidak - Tekanan darah - Pertahankan bed rest semakin memburuk
terjadi perdarahan dalam batas selama perdarahan aktif - Intake output yang baik
normal (Sistole - Monitor status cairan memengaruhi perdarahan
<130 mmHg, dan intake dan output yang terjadi
> 100 mmHg, - Pertahankan patensi IV - Pemberian cairan secara
diastole >60 dan - Kolaborasi pemberian IV mencegah perdarahan
<90 mmHg obat koagulan - Menghentikan perdarahan
2 Setelah dilakukan - Klien mampu - Melakukan pengkajian - Untuk menentukan
tindakan mengontrol nyeri nyeri secara rencana tindak lanjut yang
keperawatan dan mampu komprehensif (lokasi, tepat
selama 3 x 24 menggunakan karakteristik, durasi, - Reaksi non verbal
jam, diharapkan teknik frekuensi, kualitas) menandakan adanya nyeri
klien dapat nonfarmakologi - Observasi reaksi yang sedang dialami
mengontrol nyeri (relaksasi napas nonverbal akibat dari - Untuk mengurangi nyeri
dan nyeri dapat dalam untuk ketidaknyamanan tanpa obat
berkurang sampai mengurangi nyeri seperti meringis, gelisah - Untuk mengurangi nyeri
dengan hilang - Melaporkan - Ajarkan klien teknik dengan obat
bahwa nyeri nonfarmakologi dengan - Mengukur keberhasilan
berkurang setelah teknik relaksasi napas intervensi
melakukan teknik dalam
relaksasi napas - Kolaborasi pemberian
dalam analgetik
- Klien mampu - Evaluasi keefektifan
mengenali nyeri kontrol nyeri
(skala 0-10,
intensitas,
frekuensi)
3 Setelah dilakukan - Klien bebas dari - Monitor adanya tanda- - Mencegah terjadinya
tindakan tanda-tanda tanda infeksi infeksi secara cepat
keperawatan infeksi seperti - Monitor hasil lab: WBC - Peningkatan WBC
selama 3x24 jam peningkatan suhu - Dorong masukan cairan mengindikasikan adanya
diharapkan tidak tubuh yang adekuat infeksi
terjadi infeksi - Menunjukan - Ajari klien mengenai - Cairan yang adekuat
kemampuan tanda-tanda infeksi membantu menurunkan
untuk mencegah - Kolaborasi pemberian resiko infeksi
timbulnya infeksi antibiotik bila perlu - Pemberian antibiotik
- Jumlah leukosit - Ajarkan klien mengenai untuk menghilangkan atau
dalam batas pentingnya hygine dan mematikan patogen yang
normal bersihkan area perineal dapat membuat infeksi
- Menunjukan klien dari darah - Hygine yang baik dapat
hygine yang baik menurunkan resiko infeksi

Post TURP

Anda mungkin juga menyukai