D-1
Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga
2018
BAB I
Mengapa Pelatihan ini Penting
Tabel 1.
Pengukuran Entrepreneurial Leadership
Dimension Roles Attributes
Dalam beberapa tahun terakhir pergerakan bisnis makin cepat berubah dan
persaingan global juga semakin ketat. Hal ini menjadi tantangan bagi setiap
perusahaan maupun organisasi agar memiliki pemimpin untuk mengatur dan
mengarahkan tujuan agar dapat terus bersaing dalam dunia bisnis. Tentu saja
perusahaan ataupun organisasi tidak hanya membutuhkan seorang pemimpin yang
berjiwa kewirausahaan, melainkan pemimpin yang memiliki tata kelola atau Good
Governance yang baik dan terstruktur. Oleh sebab itu diperlukan pemimpin
dengan kompetensi yang susai untuk menghadapi tuntutan perusahaan di era
global seperti saat ini. Adapun maksud dan tujuan pelatihan, serta hasil yang
diharapkan dari pelatihan ini adalah sebagai berikut:
3. Manfaat Pelatihan
b. Measurable (Terukur)
Tujuan harus terukur sehingga ada tolak ukur pencapaian. Ketika tujuan Anda
terukur, Anda akan lebih mungkin untuk tetap fokus di jalur yang tepat dan
mencapai tonggak tertentu yang memberikan dorongan kepercayaan diri untuk
terus berusaha mencapainya. Hal ini membuat tujuan Anda dapat terus berhasil
dan akan terus memotivasi Anda dalam mencapai tujuan.
d. Realistic (Realistis)
Pastikan bahwa Anda menetapkan tujuan yang Anda sendiri bersedia dan
mampu untuk mencapainya. Adalah penting bahwa Anda mampu membuat
kemajuan besar dalam mencapai tujuan tersebut. Tujuan harus relevan dengan
arah masa depan hidup yang Anda rencanakan dan perlu untuk dipastikan bahwa
Anda memiliki akses kepada sumber-sumber pendukung yang tepat yang dapat
membantu Anda mencapainya.
1.
2.
3.
4. dst
Pada materi ini, peserta akan diberikan pemaparan mengenai visi dan
perencanaan usaha (business plan) serta manfaat yang diperoleh. Peserta juga
akan diperlihatkan video mengenai visi dan perencanaan bisnis. Kemudian,
peserta diminta untuk menuangkan pemikirannya mengenai visi serta rencana
usaha masing-masing ke dalam tulisan.
1. Visi
Visi
Membuat Deskripsi
Bisnis
Melakukan Strategi
Pemasaran
Membuat Analisa
Pesaing
Desain Pengembangan
Rencana Operasional
dan Manajemen
Menghitung
Pembiayaan
Materi 3 : Menetapkan Rancangan Pencapaian Tujuan Usaha
Membuat Timeline
Timeline Agenda
Selanjutnya, pada materi ini peserta dibimbing untuk menganalisis kendala
apa yang dapat muncul saat menjalankan rencana bisnisnya, dan alternatif apa
yang mungkin untuk dilakukan.
Dalam ringkasan buku The Speed Of Trust karya (Covey & Merrill, 2006),
dijelaskan bahwa kita dapat merubah kepercayaan dalam hubungan apapun
melalui cara kerja dari dalam keluar. Cara kerja yang dimaksud adalah melalu 5
level kepercayaan, yaitu:
1. Level pertama: Self Trust. Prinsip yang mendasari level ini adalah
kredibilitas
2. Level kedua: Relationship Trust. Prinsip utama dari level ini yaitu
perilaku yang konsisten.
3. Level ketiga: Organizational Trust. Prinsip utama dari level ini
yaitu penyelarasan, membantu pemimpin menciptakan struktur,
sistem dan simbol kepercayaan organisasi.
4. Level keempat: Market Trust. Prinsip yang mendasari level ini
adalah reputasi.
5. Level kelima: Societal Trust. Prinsip yang mendasari level ini
adalah kontribusi.
Dari kelima level tersebut, kepercayaan rekan kerja masuk pada level kedua
yaitu Relationship Trust. Sementara untuk kepercayaan kepada Internal
stakeholder masuk pada level ketiga yaitu Organizational Trust dan kepercayaan
pada eksternal stakeholder masuk pada level keempat dan kelima. Dalam
penjelasan level Relationship Trust diketahui bahwa perilaku yang dapat
memunculkan kepercayaan adalah komitmen (Covey & Merrill, 2006).
Dijelaskan bahwa untuk membangun kepercayaan dalam hubungan apapun
komitmen sangatlah dibutuhkan. Lalu apa sebenarnya komitmen itu? Dalam
kamus besar bahasa indonesia (KBBI), komitmen didefinisikan sebagai perjanjian
(keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Sementara menurut (Halopsikolog, 2016),
komitmen adalah suatu bentuk dedikasi atau kewajiban yang mengikat seseorang
kepada orang lain, hal tertentu, atau tindakan tertentu. Beberapa orang
berkomitmen pada sesuatu karena mereka mencintai apa yang mereka lakukan.
Beberapa orang lain berkomitmen karena merasa takut kehilangan ketika tidak
menjalani komitmen tersebut. Sedangkan sebagian yang lain berkomitmen karena
merasa memiliki tanggung jawab untuk melakukannya. Pada kenyataannya,
komitmen lebih muda diucapkan ketimbang untuk dilaksanakan. Melaksanakan
komitmen merupakan suatu tanggung jawab terhadap diri sendiri maupun orang
lain. Selain itu dengan adanya komitmen, kita akan bekerja secara optimal
sehingga dapat memberikan waktu, perhatian, tenaga, pikiran terbaik kita bagi
pekerjaan sehingga apa yang kita usahakan dapat mencapai target perusahaan.
Melaksanakan komitmen berarti mengemban tanggung jawab dan bekerja secara
optimal, hal inilah yang menjadi sumber kepercayaan orang sekitar terhadap diri
kita. Ketika kita memiliki komitmen maka kita memiliki kepercayaan dari rekan
kerja dan bahkan dari konsumen. Lalu apa saja yang perlu dilakukan untuk
membentuk komitmen?
Telah kita ketahui dari paparan yang telah penulis jelaskan diatas bahwa
dalam dunia entrepreneurial kepercayaan merupakan suatu hal yang sangat
penting, maka dari itu diperlukan usaha untuk menumbuhkan kepercayaan itu.
Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk membangun kepercayaan adalah
dengan komitmen. Lalu komitmen seperti apa yang harus di bangun oleh
entrepreneurial yang memiliki jiwa kepemimpinan? Dalam dunia entrepreneurial
perilaku komitmen yang harus dimiliki oleh para wirausahawan menurut
(Muttaqin, 2015) adalah:
3. Menghargai Individualitas
4. Membagikan Referensi
Pada bagian ini, peserta akan diberikan sebuah studi kasus yang kemudian
ditindaklanjuti dengan cara melakukan roleplay oleh peserta. Roleplay ini
dilakukan dengan tujuan membentuk persepsi yang sama yang ingin dicapai antar
rekan kerja dan stakeholder. Berikut akan dijelaskan terlebih dahulu pemahaman
dari membentuk persepsi yang sama antar rekan kerja dan stakeholder.
Setiap fungsi dan peran yang dijalankan individu dalam sebuah tim kerja
harus saling terhubungkan dalam sebuah kolaborasi kerja untuk menghasilkan
tujuan sesuai rencana. Bila ada fungsi dan peran tidak dijalankan untuk saling
berkolaborasi dengan rekan satu tim, maka kehidupan kerja dalam organisasi akan
menjadi tidak efektif (Bayu, 2014).
Setiap orang di dalam organisasi wajib untuk melibatkan upaya bersama untuk
mencapai tujuan bersama. Membiarkan kerja sama mengalir dalam kolaborasi
kerja yang saling membantu, akan memudahkan pencapaian prestasi dan kinerja
terbaik dari setiap unit kerja (Bayu, 2014).
Keuntungan yang paling nyata saat bekerja secara tim dengan rekan kerja
adalah terdistribusinya beban kerja secara sempurna, dan juga setiap orang dengan
cepat dapat mengambil keputusan, serta bisa saling melengkapi, dan pada
akhirnya dapat menghindari kesalahan di tempat kerja. Selain itu, terdapat
beberapa keuntungan lain yang didapatkan dari kerjasama tim dalam lingkungan
kerja yaitu, mendapatkan ide-ide baru, mendapatkan pengalaman belajar,
kemudahan berkomunikasi, dan dukungan jaringan (hendriadi, 2017).
Komunikasi adalah kunci sukses dalam pekerjaan tim. Oleh karena itu, setiap
orang harus berani berbicara dan sabar mendengarkan. Keberanian untuk
mengajukan pertanyaan akan membuat semua jawaban tersedia, dan karyawan
tinggal mengerjakan dengan berkualitas (Bayu, 2014).
Ketika tim berada dalam lingkungan yang tidak pasti, maka setiap orang tidak
boleh mengambil keputusan dengan inisiatif masing-masing. Tapi, harus saling
berkoordinasi dan menggunakan pendekatan langkah demi langkah, serta
mengambil waktu untuk mendiskusikan solusi dan kemajuan. Kemudian,
menyiapkan tata kelola tim yang mampu mengeluarkan tim dari lingkungan yang
tidak pasti, dan membuat tim mampu bermain bebas di hamparan luas kreativitas
dan inovasi (Bayu, 2014).
Studi kasus
Studi kasus yang diberikan adalah sebagai berikut:
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk melakukan penelitian dengan tujuan
melakukan analisis mengenai konflik yang terjadi dalam suatu lingkungan kerja.
Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada sampel dari
seluruh populasi. Sampel yang dimaksud adalah karyawan dan kontraktor PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Hasil analisis dari kuesioner yang telah diisi
oleh seluruh responden menunjukkan bahwa penyebab konflik yang paling
dominan adalah perbedaan persepsi, yaitu sebesar 79%. Jadi, mereka memiliki
tujuan yang sama untuk kelancaran produksi namun cara untuk menyelesaikannya
yang berbelit-belit dan tidak kunjung selesai (Dirasta, 2017).
Tugas peserta:
Peserta mencari 1 orang sebagai pasangan untuk melakukan roleplay. Dalam
roleplay tersebut, salah satu peserta diminta untuk berperan sebagai karyawan
atau kontraktor dan peserta yang lainnya menjadi rekan kerjanya. Tugas peserta
yang berperan sebagai karyawan atau kontraktor adalah menghadapi dan
menangani rekan kerjanya (pasangannya) yang mana saat itu sedang terjadi
konflik yang disebabkan oleh perbedaan persepsi diantara keduanya. Setelah
selesai melakukan roleplay, peserta yang berperan sebagai rekan kerja dapat
mencatat poin penting dari cara yang digunakan oleh peserta yang berperan
sebagai karyawan atau kontraktor. Setelah itu, kedua peserta berganti peran dan
melakukan tugas yang sama.
BAB V
Jadwal Pelatihan
Entrepreneurial Leadership: Membangun Potensi Wirausahawan Muda
di Era Milenial
Lama Pelatihan: 1 hari/8 jam
Pukul 08.00 – 16.00
Mampu merencanakan
09.30 – 10.15 Merencanakan Ceramah dan Road
visi dari usaha yang
(45’) Usaha Map
akan dijalankan
Covey, S. M., & Merrill, R. (2006). Soundview Executive Book Summaries. THE
SPEED OF TRUST (The One Thing That Changes Everything), Vol. 28, No. 11 (3
parts), Part 1, page 1-8 .
Esmer, Y., & Dayi, F. (2017). Entrepreneurial Leadership: a Theoritical
Framework. Mehmet Akif Ersoy Üniversitesi İktisadi ve İdari Bilimler
Fakültesi Dergisi Vol.4, 112-124.
Halopsikolog. (2016, Nopember 17). Seperti Apa Pengertian Komitmen yang
Sebenarnya? Retrieved from HaloPsikolog:
https://www.halopsikolog.com/seperti-apa-pengertian-komitmen/115/
Kuratko, D. F. (2007). Entrepreneurial Leadership in the 21st Centur. Journal of
Leadership and Organizational Studies Vol. 13, No. 4, 1-11.
Massudi, M. (2015). PENGARUH ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP DAN
GOOD GOVERNANCE. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 1-12.
Massudi, M. (2015). Pengaruh Entrepreneurial Leadership dan Good Governance
Terhadap Operational Performance Melalui Business Process Management
Sebagai Variabel Intervening Pada Usaha Kecil Menengah Sentra Batik
Tulis Surabaya. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 210-221.
Muttaqin. (2015, Desember 1). Membangun Komitmen dalam Wirausaha.
Retrieved from Muttaqin.id:
https://www.muttaqin.id/2015/11/membangun-komitmen-dalam-
wirausaha.html
Safuan. (2017). JURNAL MANAJEMEN INDUSTRI DAN LOGISTIK VOL. 1
NO.2. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA BERJIWA
KEPEMIMPINAN WIRAUSAHA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN
GLOBAL, 89-96.
Sutantyo, W., & Logahan, J. M. (2013). Analisis Pengaruh Entrepreneurial
Leadership dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada
PT.Focus Network Agencies Indonesia .
BisnisUKM, R. (2013, Maret 15). Menyusun Skala Prioritas Untuk Meraih
Kesuksesan Usaha. Retrieved Oktober 12, 2018, from BisnisUKM:
https://bisnisukm.com/menyusun-skala-prioritas-untuk-meraih-
kesuksesan-usaha.html
Maxmanroe.com. (2017, Agustus 30). Visi dan Misi: Pengertian, Perbedaan, dan
Contoh Visi Misi. Retrieved Oktober 11, 2018, from Maxmanroe.com:
https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-visi-dan-misi.html
Rahmani, A. (2017, Desember 18). 6 Komponen Perencanaan Bisnis Penting
Untuk Perusahaan. Retrieved Oktober 11, 2018, from JURNAL:
https://www.jurnal.id/id/blog/2017/6-komponen-perencanaan-bisnis-
penting-untuk-perusahaan
Bayu, R. (2014, September 5). Kolaborasi dengan Rekan Kerja. Retrieved from
mebiso.com: https://mebiso.com/kolaborasi-dengan-rekan-kerja/
Dirasta, R. S. (2017, December 18). Studi Kasus Konflik Lingkungan Kerja.
Retrieved from Slideshare:
https://www.slideshare.net/RefridennyDirasta/studi-kasus-konflik-
lingkungan-kerja
hendriadi, v. (2017, May 15). Pentingnya Teamwork dan Kolaborasi. Retrieved
from re.work: https://rework.id/2017/05/15/pentingnya-teamwork-dan-
kolaborasi/