1. Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri (sering juga disebut
sebagai manfaat financial). Yang berarti apakah proyek itu dipandang cukup
menguntungkan apabila dibandigkan dengan risiko proyek itu.
2. Manfaat ekonomis proyek itu bagi Negara tempat proyek dilaksanakan (sering
juga disebut sebgai manfat ekonomi nasional), yang menunjukkan manfaat
proyek tersebut bagi ekonomi makro sutu Negara.
Manfaat sosial proyek itu bagi masyarakat sekitar proyek tersebut. Ini merupakan
studi yang relative sulit dilakukan. Semakin serderhana proyek yang akan
dilaksanakan semakin sederhana pula lingkup penelitian yang akan dilakukan. Bahkan
banyak proyek - proyek investasi yang mungkin tidak pernah dilakukan studi
kelayanan secara formal, tetapi ternyata kemudian terbukti berjalan dengan baik pula.
Persinyalan kereta api adalah seperangkat fasilitas yang berfungsi untuk memberikan
isyarat berupa bentuk, warna atau cahaya yang ditempatkan pada suatu tempat
tertentu dan memberikan isyarat dengan arti tertentu untuk mengatur dan mengontrol
pengoperasian kereta api. Jenis sinyal pada perkeretaapian digolongkan dalam:
A. Sinyal Mekanik
Adalah perangkat sinyal yang digerakkan secara mekanik, disini ada
papan/lengan instruksi yang dinaikkan dan diturunkan untuk memberi perintah
kepada masinis kereta api. Sistem ini masih digunakan di Indonesia pada
lintasan dengan frekuensi yang rendah namun mulai ditinggalkan dan
digantikan dengan sistem yang lebih modern
Komunikasi Semi Dua Arah (Half Duplex). Dalam komunikasi semi dua arah
(Half Duplex)pengirim dan penerima informsi berkomunikasi secara
bergantian namun tetap berkesinambungan. Contoh :Handy Talkie, FAX, dan
Chat Room
A. Pesawat Morse
Morse adalah alat yang digunakan untuk menerima dan mengirimkan berita
antar stasiun. Di sepanjang rel kereta api didirikan tiang-tiang telegrap yang
menghubungkan antar stasiun. Kode Morse menggunakan rangkaian yang
sudah distandarisasi pendek dan panjangnya elemen garis atau titik untuk
merepresentasikan huruf, angka, tanda baca dan karakter khusus untuk
membuat pesan. Garis dan titik inilah yang dibaca oleh penerima berita di
stasiun tentang kedatangan atau keberangkatan kereta api. Kode morse ini
cukup rumit bila dibandingkan dengan sistem komunikasi perkerataapian saat
ini.
B. Pesawat Telepon Induktor
Telepon ini sejenis dengan ‘interkom’ karena tidak menggunakan nomor-
nomor untuk menghubungi stasiun-stasiun kereta api. Cara
mengoperasikannya dengan memutar alat pemutar yang ada di telepon ini
sebagai penyambungnya. Pada telepon jenis ini terdapat sebuah kumparan
induksi untuk membangkitkan arus signal bolak-balik ke papan sambung.
Untuk membangkitkan tegangan arus signal bolak-balik dengan jalan memutar
pada alat pemutar di telepon dengan kecepatan yang cukup
C. Pesawat Telepon Selektor
Dalam perkembangan selanjutnya, muncul telepon yang menggunakan angka,
sehingga untuk melakukan komunikasi antar stasiun harus memutar angka
yang sesuai dengan nomor tujuan. Pulsa-pulsa yang dikirim dari roda pilih
pesawat telepon, menggerakkan alat penyambung dan pemilihan dilakukan
oleh setiap angka (digit) yang dikirim secara beruntun mulai dari angka
pertama sampai angka terakhir. Kemudian selektor demi selektor menerima
pulsa-pulsa dari roda pilih dan secara selangkah demi selangkah menjalin
suatu hubungan sehingga akhirnya terciptalah suatu hubungan antara saluran-
saluran satu sama lain.
Berdasarkan data masa lalu, kemudian diolah dan dari pengolahan diambil prediksi
kemasa depan.
Pada umumnya Time series itu adalah hasil pekerjaan dari empat gerak
1. Gerak jangka panjang (long team movement atau Seculer trend), yang
menunjukan kearah mana tujuan dari time series tersebut dalam jangka
panjang waktu yang lama.
Cara least-squares.
2. Gerak berulang (Cycling Movement), yaitu naik turun dalam jangka waktu
yang lama. Gerak seperti ini terjadi dengan teratur atau hampir teratur akan
tetapi mungkin lebar amplitudonya berbeda dari waktu ke waktu.
3. Gerak bermusim (Seasonal Veriations) yaitu suatu gerak yang teratur dan
serupa agar naik turun didalam jangka waktu yang singkat (bagian dari tahun
atau musim), dikenal juga dengan gerak periodik.
4. Gerak tak teratur (irreguler Movements), yaitu gerak yang terjadi tidak
mengikuti suatu pola tertentu. Gerak tersebut tidak dapat diramalkan.
b. Komponen–komponen Causal :
Model Regresi
Model Ekonometrik
Input-output
Diffusion index
Leading indikator
Analisa life-cycle
I.4.2. Kriteria Pemilihan Metode Peramalan
Berdasarkan karakteristik data atau masalah yang kita hadapi, maka dapat dilakukan
pemilihan metode peramalan dengan mempertimbangkan 6 dasar kriteria.
a. Regresi
𝜕𝑠
=0, j =0,1,2,3,….m
â𝑗
𝜕𝑠
=0
â𝑗
(𝑥 𝑡 . 𝑥)𝑎 = 𝑥 𝑡 . 𝑦
(𝑥1.1 − 𝑥1) (𝑥1.2 − 𝑥2) … … (𝑥1. 𝑚 − 𝑥𝑚)
(𝑥2.1 − 𝑥1) (𝑥2.2 − 𝑥2) … … (𝑥2. 𝑚 − 𝑥𝑚)
𝑥= ∗ ∗ ∗
∗ ∗ ∗
[(𝑥𝑛. 1 − 𝑥1)(𝑥𝑛. 2 − 𝑥2) … … (𝑥𝑛. 𝑚 − 𝑥𝑚)]
(𝒚𝟏 − ӯ) â𝟏
(𝒚𝟐 − ӯ) â𝟐
ŷ= ∗ â= ∗
∗ ∗
[(𝒚𝒏 − ӯ)] [ â 𝒎]
Pada model multiple regressi linier, persamaan normal akan linier dengan
vektor A tidak diketahui. Solusi persamaan aljabar linier menyediakan untuk
perhitungan koefisien regressi yang tidak diketahui, a1 sampai dengan am.
ao ditentukan dari:
â0 = ӯ − ∑ â𝑗 𝑗
𝒋=𝟏
c. Test Signifikan
Persamaan regresi yang diperlukan dalam suatu proses perhitungan tidak selalu
baik untuk menaksir nilai variabel dependen. Untuk mengetahui apakah suatu
persamaan regressi yang dihasilkan baik dan valid digunakan untuk menaksir nilai
variabel dependen, dilakukan beberapa uji sebagai berikut:
a. Uji F
𝑆𝑆𝑅/𝐾
=
𝑆𝑆𝐸/(𝑛 − (𝑘 + 1))
∑(ŷ𝑖 − ӯ)𝟐 /𝑘
=
∑(𝑦𝑖 − ŷ𝑖)2 /(𝑛 − (𝑘 + 1))
b. Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial (individual), masing-
masing variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependen. Caranya adalah denagn melakukan pengujian hipotesis terhadap
koefesien regresi semua variabel independen, dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
H0 : β1 = 0, β2 = 0, β3 = 0,….., βn = n
Ha : β1 ≠ 0, β2 ≠ 0, β3 ≠ 0,….., βn ≠ n
(ii) Dibandingkan nilai absolut hitung (hasil pengolahan) dengan nilai t tabel
(nilai kritis), sesuai dengan tingkat segnifikan yang digunakan serta
secara banyaknya sampel yang digunakan. Karena pengujian dua sisi,
maka penetapan t tabel menggunakan /2
Jika It hitung I < t tabel, maka Ho diterima, artinya bahwa koefisien regresi
variabel independentersebut secara individualtidak berpengaruh terhadap
variabel dependen. Sebaliknya jika It hitung I > t tabel, maka Ho ditolak,
artinya koefisien regresi variabel independen tidak sama dengan nol atau
dengan kata lain independen tersebut secara individual berpengaruh terhadap
variabel dependen.
𝑏𝑖−𝛽𝑖0
𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑠𝑏𝑖
Dimana :
2
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑆 − 𝑆𝑆𝐸 𝑆𝑆𝑅 ∑(ŷ𝑖 − ӯ)2
𝑅 = = =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑆 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑆 ∑(𝑦𝑖 − ӯ)2
2
2
𝑛−1 𝑆𝑆𝐸 𝑛−1 ∑(𝑦𝑖 − ŷ𝑖 )
𝐴𝑑𝑗𝑠𝑡𝑒𝑑 𝑅 = 1 − ( )( )=1−( )( )
𝑛 − 𝑘 − 1 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑆 𝑛 − 𝑘 − 1 ∑(𝑦𝑖 − ŷ𝑖 )2
Model persamaan regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa
(Ordinary least Square/OLS) merupakan model regresi yang menghasilkan
estometor linier tidak biasa yang terbaik ( Best Linear
UnbisaEstomator/BLUE), kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi dengan
asumsi, yang disebut dengan asumsi klasik, sebagai berikut :
1) Non Multikolinearitas.
2) Homoskedastisitas
Salah satu asumsi klasik dalam model regresi linier adalah bahwa variabel
pengganggu e mempunyai variansi yang sama dari satu pengamatan ke
pengamatan lainnya (Homoskedastisitas). Untuk menguji apakah ada
pengaruh heteroskedastisitas pada masing-masing pengamatan maka
dilakukan uji korelasi antara data residual (e) yaitu Iý - yI dengan data
masing-masing variabel independen. Jika asumsiHomoskedastisitas tidak
dipenuhi atau terjadiheteroskedastisitas, maka konsekuensinya penaksir
(predictor) yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun
dalam sampel besar. Diagnosis adanya heteroskediksitas dapat dilakukan
dengan melakukan korelasi renking spearmen( Rs).
𝑅𝑠 √𝑁 − 2𝑡
𝑡=
√1 − 𝑟𝑠2
3) Non Autokorelasi
Artinya tidak dapat pengaruh waktu (time lag) dari variabel dalam
modelantara data saat ini dengan data masa lalu atau data yang akan datang.
Penyimpangan ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data
time series. Konsekuensi dari adanyaautokorelasi dalam model regresi adalah
varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya. Lebih jauh
lagi model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai
variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu. Untuk
mendiagnosisadanya autokoreksi dalam suatu model regresi dilakukan melalui
pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan
sebagai berikut.
d. Teori Lokasi
Teori lokasi adalah Ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan
ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki lokasi geografis dari sumber-sumber yang
potensial serta hubungan-nya dengan atau pengaruh-nya terhadap keberadaan
berbagai macam usaha / kegiatan lain, baik ekonomi maupun sosial (Tarigan,
2006). Teori lokasi industri pertama kali diungkapkan oleh ahli ekonomi Jerman
pada tahun 1929, yakni Alfred Weber. Menurut teori Weber, pemilihan lokasi
industri didasarkan atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan bahwa
lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja,
dimana penjumlahan keduanya harus minimum. Tempat dimana total biaya
transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat
keuntungan yang maksimum. Menurut Weber ada tiga faktor yang
mempengaruhi lokasi industri, yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan
kekuatan aglomerasi atau deaglomerasi.