2 Dampak Sistem Informasi bagi Organisasi dan Perusahaan Bisnis
Sistem informasi telah menjadi alat bantu yang integral,onlin, serta interaksi yang dilibatan setip saat dalam kegitan operasional dan pengambilan keputusa kepada perusahaan- perusahaan besar. Selama sepuluh tahun terakhir, siste, informasi telah mengubah secara pendemental nilai ekonomi suatu perusahaan serta besar peluang dalam mengorganisasikan pekerjaan. a. Dampak Ekonomi Dari sudut pandang ekonomi, TI telah mengubah biaya modal dan biaya informasi yang bersifat relative/ tidak langsung/ bergantung kondisi tertentu. System informasi dapat dipandang sebagai factor produksi yang menggantikan modal dan tenaga kerja tradisional. Oleh sebab itu, teknologi informasi akan menghasilkan penurunan jumlah manajer tingkat menegah dan pekerjaan yang berkaitan dengan administrasi, ketika menggantikan perannya sebagai sumber daya tenaga kerja. Ketika biaya teknologi informasi menurun, ia juga akan menggantikan beberapa bentuk modal seperti genung dan mesin, yang biasanya mahal. Teknologi informasi juga memengaruhi biaya dan kualitas informasi serta mengubah nilai ekonomis suatu informasi. Teknologi informasi membantu perusahaan dalam mendapatkan kontra dengan nilai yang pantas, karena teknologi informasi dapat menekan biaya transaksi- biaya tersebut dikenakan ketika perusahaan membeli suatu dipasaran yang tidak dapat dihasilkan. Berdasarkan teori biaya transaksi, perusahaan maupun individu mencari baiaya transaksi yang paling murah, yang sebagaian besar berupa biaya produksi. Secara tradisional, perusahaan telah berusaha mengurangi biya transaksi melalui integrasi secara vertical, dengan memperbesar perusahaan, menambah jumlah tenaga kerja serta mengkuisisi pemasok dan distibutornya, seperti yang dilakukan General Motors dan Ford. Teknologi informasi, terutama penggunaan jaringan, dapat membantu perusahaan dalam menekan biaya partisipasi biaya pasar ( biaya transaksi), menjadikan kontrak dengan pemasok eksternal lebih menguntungkan ketimbang menggunakan sumber daya internal. Sebagai hasilnya, perusahaan dapat melakukan perampingan ( jumlah karyawan) guna meningkatkan daya saing dalam pangsa pasar, karena biaya alih daya tenaga kerja lebih murah ketimbang harus merekrut karyawan sendiri. Ketika biaya transaksi mengalami penurunan, ukuran perusahaan (jumlah tenaga kerja) juga menjadi semakin ramping, karena lebih mudah dan murah bagi perusahaan dalam melakukan kontra pembelian brang atau jasa dipaaran ketimbang memproduksi ataupun menyediakan jasa diperusahaannya sendiri. Teknologi informasi juga dapat mengurangi biaya internal menejemen. Berdasarkan teori kegunaan, organisassi lebih dipandang sebagai “ penghubung kontrak” diantara individu-individu yang memiliki kepentingan ketimbang sebagai kesatuan lembaga yang bertujuan mengoptimalisasi keuntungan ( Jensen dan Meckling, 1976). Teknologi informasi, dengan dengan mengurangi biaya perolehan dan analisis informasi, memungkinkan organisasi mengurangi biaya agen karena mempermudah para manajer dalam megawasi jumlah karyawan yang lebih banyak. Karena TI mengurangi biaya agen dan biaya transaksi sekaligus, kita seharusnya berharap perusahaan semakin ramping dari waktu ke waktu berikut modal yang diinvestasikan dalam teknologi informasi. b. Dampak Bagi Struktur dan Perilaku Organisasi Teori berdasarkan pendekatan sosiologi mengenai organisasi yang rumus,menujukan pada kita beberapa pemahaman mengenai bagaimana dan mengapa perusahaan berubah seiring dengan penerapan teknologi informasi yang baru. 1. IT Meratakan Organisasi Sejumlah besar, organisasi bersifat birokrat, yang sebagian besar dikembangkan sebelum zaman komputer, lambat dalam berubah dan kompetitif dibandingkan organisasi yang baru dibentuk. Beberapa organisasi raksasa ini telah menyusut, mengurangi jumlah karyawan dan jumlah jabatan pada struktur organisasi mereka. Riset tentang perilaku menghasilkan teori bahwa teknologi informasi memfasilitasi pemerataan hierarki dalam suatu perusahaan dengan memperluas distribusi informasi guna memperdayaka karyawan di level bawah dan meningkatkan efisien manajemen. IT mendorong hak pengambilan keputusan diberikan kepada level yang lebih bawah, karena karyawan di level bahwa menerima informasi yang mereka perlukan tampa pengawasan. Karena sekarang para manajer menerima informasi yang lebih akurat dan tepat waktu, mereka menjadi lebih cepat dalam mengambil keputusan, maka jumlah manajer yang diperlukan lebih sedikit. Perubahan ini berarti jangkauan konrol manajemen menjadi semakin luas, memungkinkan manajer tingkat atas untuk mengontrol dan mengelola lebih banyak karyawan dengan cukupan yang lebih luas. 2. Organisasi Pascaindustri Teori Postindustri ( pasca era industry ) lebih berdasarkan sejarah ketimbang ekonomi, juga mendukung gagasan bahwa teknologi informasi seharusnya merentakan hierarki. Dalam masyarakan pasca era industry, peningkatan wewenang bergantung pada pengetahuan dan kompetisi bukan hanya berdasarkan posisi formal saja. Teknologi informasi mungkin dapat mendorong organisasi menggunakan memberdayaan jaringan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, dimana sekelompok professional berkumpul bisa secara tatap muka maupun secara elektronis dalam jagka waaktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu ( contoh membuat rancangan mobil baru); ketika tugas tersebut selesai, para prpfesional tersebut bergabung dengan sekelompok kerja yang lain.
3. Memahami Penolakan Organisasi Terhadap Perubahan
Tak dapat dihindari lagi, system informasi menjadi bagian dari politik organisasi karena mereka memengaruhi akses ke sumber yang dinamakan informasi. System informasi dapat memengaruhi siapa yang mengerjakan apa, kepada siapa, di mana, dan bagaimana pada sebuah organisasi. Karena system informasi berpontensi mengubah struktur organisasi, budaya, proses bisnis dan strategi, sering kali ada begitu banyak penolakan terhadap teknologi saaat diperkenalkan. Ada beberapa cara dalam memvisualisasikan penolakan organisasi. Penelitian mengenai penolakan organisasi terhadap inovasi, menunjukan ada 4 faktor terpenting : sifat dari inovasi teknologi tersebut, struktur organisasi, budaya orang-orang di dalam organisasi tersebut, dan pekerjaan-pekerjaan yang terkena dampak dari inovasi tersebut (lihat gambar 3.7). disini, perubahan di bidang teknologi diserap, diinterpretasikan, dibelokkan, dan dikalahkan oleh peraturan tugas, struktur dan orang-orang dalam suatu oraisasi. Karena penolakan dari organisasi begitu kuat,banyak investasi dibidang teknologi informasi menjadi sia-sia dan tidak meningkatkan produktivias. Tentu saja, riset mengenai kegagalan – kegagalan dalam suatu proyek menunjukkan bahwa alas an yang paling sering terjadi dalam kegagalan proyek – proyek besar dalam mencapai tujuannya bukanlah dari teknolohinya, melainkan penolakan dari organisasi dan politik terhadap perubahan yang akan dibawa oleh teknologi tersebut.
c. Internet Dan Organisasi
Internet, terutama World Wide Web (WWW) memiliki dampak penting terhadap hubungan antar banyak perusahaan dan entitas diluar perusahaan, bahkan proses bisnis didalam sebuah organisasi. Internet meningkatkan kemampuan akses, kapasitas penyimpanan, distribusi informasi, dan pengetahuan bagi organisasi. Dalam kehadirannya, internet secara dramatis menekan biaya transaksi dan biaya agen yang dihadapi oleh banyak organisasi. Organisasi bisnis secara cepat menata ulang proses-proses bisnis utamanya berdasarkan teknologi internet dan menjadikan teknologi ini komponen terpenting dari infrastruktur teknologi informasi. Jika jaringan yang sesuai dapat terwujud, hasilnya adalah proses bisnis yang lebih sederhana, jumlah karyawan yang lebih sedikit, serta organisasi yang lebih merata dibandingkan pada masa lalu.
d. IMPLIKASI DARI PERANCANGAN DAN PEMAHANAN TENTANG SISTEM
INFORMASI Untuk memeberikan manfaat yang sebenarnya, system informasi harus dibangun dengan pemahaman yang jelas mengenai organisasi yang akan menggunakannya. Berdasarkan pengalaman kami, factor utama organisasi dalam menentukan perencanaan suatu system baru adalah sebagai berikut : Lingkungan organisasi tersebut harus berfungsi. Struktur organisasi : hierarki, spesialisasi, rutinitas dan proses bisnis. Budaya dan poltik organisasi. Bentuk organisasi dan gaya kepemimpinan. Kepentingan-kepentingan kelompok utama yang terpengaruh oleh kehadiran system serta sikap pekerja yang akan menggunakan system tersebut. Jenis pekerjaan, keputusan dan proses bisnis yang akan didukung oleh system informasi tersebut. 2.1.1 Sinergi, Kompetensi Inti dan Strategi Berbasis Jaringan Sebuah perusahaan besar biasanya merupakan kumpulan bisnis. Sistem informasi dapat meningkatkan kinerja keseluruhan unit bisnis ini dengan mempromosikan sinergi dan kompetensi inti. a. Sinergi Sinergi adalah ketika hasil yang diberikan oleh suatu unit bisnis dapat digunakan sebagai masukan bagi unit bisnis lainnya, atau dua organisasi yang saling berbagi pasar dan keahlian, serta hubungan ini menekan biaya dan menghasilkan keuntungan. Salah satu penggunaan teknologi informasi dalam sinergi ini adalah untuk menggabungkan operasi unit bisnis yang berbeda sehingga bisa bertindak secara keseluruhan. b. Menunjang Kompetensi Inti Cara lain menggunakan sistem informasi untuk meraih keunggulan kompetitif adalah dengan cara memikirkan bagaimana perusahaan menunjang kompetensi inti yang dimilikinya. Dasar pemikirannya adalah bahwa kinerja seluruh unit bisnis akan meningkatsepanjang seluruh unit bisnis tersebut berkembang dan menciptakan komtensi inti yang terpusat. Setiap sistem informasi mendukung pendistribusian pengetahuan lintas unit bisnis akan memperkuat daya saing. Sistem semacam ini mungkin mendorong atau memperkuat daya saing yang sudah ada, serta menyadarkan karyawan mengetahui pengetahuan di luar sana, sistem semacam ini juga mempengaruhi daya saing suatu perusahaan di pasar yang terkait. c. Strategi Berbasis Jaringan Kehadiran internet dan teknologi jaringan telah menginspirasi strategi meraih keunggulan melalui kemampuan perusahaan dalam menciptakan jaringan satu sama lain. Strategi berbasis jaringan anatara lain menggunakan jaringan ekonomi, model perusahaan virtual dan ekosistem bisnis. 1. Ekonomika Jaringan. Model bisnis berbasis jaringan akan membanttu perusahaan secara strategis dengan memanfaatkan keuntungan dari ekonomika jaringan. Dalam ekonomi tradisional, ekonomi pabrik dan agrikultur, pengalaman tentang pengambilan dari hasil produksi yang terus menurun. Semakin banyak sumber yang digunakan untuk produksi, semakin rendah tigkat laba dari hasil produksi tersebut, samapi pada suatu titik dimana pembahan bahan baku tidak memberikan hasil tambahan apapun. Dari sudut pandang ekonomika jaringan, teknologi informasi dapat digunakan secara strategis. Situs internet dalam digunakan perusahaan untuk membangun komunikasi pengguna yang memiliki pemikiran serupa, yang ingin membagikan pengalaman mereka. Hal semacam ini akan meningkatkan loyalitas dan kenyaman pelanggan dan membangun ikatan yang kuat dengan pelanggan. 2. Model Perusahaan Virtual Stategi berbasis jaringan lain yang dapat digunakan adalah penggunaan model perusahaan virtual untuk menciptakan daya saing bisnis. Perusahaan virtual menggunakan jaringan untuk berhubungan dengan orang, aset, serta ide – ide memungkikannya bekerja sama dengan perusahaan lainnya untuk menciptakan dan mendistribusikan barang maupun jasa tanpa dibatasi oleh lokasi fisik maupun batasan – batasan lainnya. 3. Ekosistem Bisnis Internet dan kehadiran perusahaan digital mengundang serangkian modifikasi pada model daya kompetitif di dunia industri. Model Porter mengasumsikan sebuah lingkungan industri yang bersifat statis adalah jarak dan batas industri yang nyata, sekelompok pemasok, barang pengannti dan pelanggan dengan fokus pada pemain – pemain industri dilingkungan pasar ketimbang berkecimpung di satu bidang industri. Ekosistem bisnis adalah istilah lain dari jaringan intraindependen yang dilengkapi secara leluasa oleh pemasok, distributor, perusahaan alih daya, perusahaan layanan tranportasi dan pabrikan teknologi.
Gambar 2.4 Model Strategis Ekosistem
Ekosistem bisnis dapat dikarakteristikan sebagai salah satu atau beberapa perusahaan penting yang mendominasi ekosistem dan menciptakan platform yang digunakan perusahaan kecil lainnya. Teknologi informasi memiliki peranan penting dalam membangun ekosistem bisnis. Secara jelas banyak perusahaan menggunakan sistem informasi untuk berkembang menjadi perusahaan – perusahaan penting dengan membangun platform berbasis TI yang dapat digunakan oleh perusahaan lain.