Anda di halaman 1dari 6

3.

2 Dampak Sistem Informasi bagi Organisasi dan Perusahaan Bisnis


Sistem informasi telah menjadi alat bantu yang integral,onlin, serta interaksi yang
dilibatan setip saat dalam kegitan operasional dan pengambilan keputusa kepada perusahaan-
perusahaan besar. Selama sepuluh tahun terakhir, siste, informasi telah mengubah secara
pendemental nilai ekonomi suatu perusahaan serta besar peluang dalam mengorganisasikan
pekerjaan.
a. Dampak Ekonomi
Dari sudut pandang ekonomi, TI telah mengubah biaya modal dan biaya informasi
yang bersifat relative/ tidak langsung/ bergantung kondisi tertentu. System informasi dapat
dipandang sebagai factor produksi yang menggantikan modal dan tenaga kerja tradisional.
Oleh sebab itu, teknologi informasi akan menghasilkan penurunan jumlah manajer tingkat
menegah dan pekerjaan yang berkaitan dengan administrasi, ketika menggantikan
perannya sebagai sumber daya tenaga kerja. Ketika biaya teknologi informasi menurun, ia
juga akan menggantikan beberapa bentuk modal seperti genung dan mesin, yang biasanya
mahal.
Teknologi informasi juga memengaruhi biaya dan kualitas informasi serta
mengubah nilai ekonomis suatu informasi. Teknologi informasi membantu
perusahaan dalam mendapatkan kontra dengan nilai yang pantas, karena teknologi
informasi dapat menekan biaya transaksi- biaya tersebut dikenakan ketika perusahaan
membeli suatu dipasaran yang tidak dapat dihasilkan. Berdasarkan teori biaya transaksi,
perusahaan maupun individu mencari baiaya transaksi yang paling murah, yang sebagaian
besar berupa biaya produksi. Secara tradisional, perusahaan telah berusaha mengurangi
biya transaksi melalui integrasi secara vertical, dengan memperbesar perusahaan,
menambah jumlah tenaga kerja serta mengkuisisi pemasok dan distibutornya, seperti yang
dilakukan General Motors dan Ford.
Teknologi informasi, terutama penggunaan jaringan, dapat membantu perusahaan
dalam menekan biaya partisipasi biaya pasar ( biaya transaksi), menjadikan kontrak dengan
pemasok eksternal lebih menguntungkan ketimbang menggunakan sumber daya internal.
Sebagai hasilnya, perusahaan dapat melakukan perampingan ( jumlah karyawan) guna
meningkatkan daya saing dalam pangsa pasar, karena biaya alih daya tenaga kerja lebih
murah ketimbang harus merekrut karyawan sendiri.
Ketika biaya transaksi mengalami penurunan, ukuran perusahaan (jumlah tenaga
kerja) juga menjadi semakin ramping, karena lebih mudah dan murah bagi perusahaan
dalam melakukan kontra pembelian brang atau jasa dipaaran ketimbang memproduksi
ataupun menyediakan jasa diperusahaannya sendiri. Teknologi informasi juga dapat
mengurangi biaya internal menejemen. Berdasarkan teori kegunaan, organisassi lebih
dipandang sebagai “ penghubung kontrak” diantara individu-individu yang memiliki
kepentingan ketimbang sebagai kesatuan lembaga yang bertujuan mengoptimalisasi
keuntungan ( Jensen dan Meckling, 1976).
Teknologi informasi, dengan dengan mengurangi biaya perolehan dan analisis
informasi, memungkinkan organisasi mengurangi biaya agen karena mempermudah para
manajer dalam megawasi jumlah karyawan yang lebih banyak. Karena TI mengurangi
biaya agen dan biaya transaksi sekaligus, kita seharusnya berharap perusahaan
semakin ramping dari waktu ke waktu berikut modal yang diinvestasikan dalam teknologi
informasi.
b. Dampak Bagi Struktur dan Perilaku Organisasi Teori
berdasarkan pendekatan sosiologi mengenai organisasi yang rumus,menujukan pada kita
beberapa pemahaman mengenai bagaimana dan mengapa perusahaan berubah seiring
dengan penerapan teknologi informasi yang baru.
1. IT Meratakan Organisasi
Sejumlah besar, organisasi bersifat birokrat, yang sebagian besar dikembangkan
sebelum zaman komputer, lambat dalam berubah dan kompetitif dibandingkan
organisasi yang baru dibentuk. Beberapa organisasi raksasa ini telah menyusut,
mengurangi jumlah karyawan dan jumlah jabatan pada struktur organisasi mereka.
Riset tentang perilaku menghasilkan teori bahwa teknologi informasi memfasilitasi
pemerataan hierarki dalam suatu perusahaan dengan memperluas distribusi informasi
guna memperdayaka karyawan di level bawah dan meningkatkan efisien manajemen.
IT mendorong hak pengambilan keputusan diberikan kepada level yang lebih bawah,
karena karyawan di level bahwa menerima informasi yang mereka perlukan tampa
pengawasan.
Karena sekarang para manajer menerima informasi yang lebih akurat dan tepat
waktu, mereka menjadi lebih cepat dalam mengambil keputusan, maka jumlah manajer
yang diperlukan lebih sedikit. Perubahan ini berarti jangkauan konrol manajemen
menjadi semakin luas, memungkinkan manajer tingkat atas untuk mengontrol dan
mengelola lebih banyak karyawan dengan cukupan yang lebih luas.
2. Organisasi Pascaindustri
Teori Postindustri ( pasca era industry ) lebih berdasarkan sejarah ketimbang
ekonomi, juga mendukung gagasan bahwa teknologi informasi seharusnya merentakan
hierarki. Dalam masyarakan pasca era industry, peningkatan wewenang bergantung
pada pengetahuan dan kompetisi bukan hanya berdasarkan posisi formal saja.
Teknologi informasi mungkin dapat mendorong organisasi menggunakan
memberdayaan jaringan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, dimana sekelompok
professional berkumpul bisa secara tatap muka maupun secara elektronis dalam jagka
waaktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu ( contoh membuat
rancangan mobil baru); ketika tugas tersebut selesai, para prpfesional tersebut
bergabung dengan sekelompok kerja yang lain.

3. Memahami Penolakan Organisasi Terhadap Perubahan


Tak dapat dihindari lagi, system informasi menjadi bagian dari politik organisasi
karena mereka memengaruhi akses ke sumber yang dinamakan informasi. System
informasi dapat memengaruhi siapa yang mengerjakan apa, kepada siapa, di mana, dan
bagaimana pada sebuah organisasi. Karena system informasi berpontensi mengubah
struktur organisasi, budaya, proses bisnis dan strategi, sering kali ada begitu banyak
penolakan terhadap teknologi saaat diperkenalkan.
Ada beberapa cara dalam memvisualisasikan penolakan organisasi. Penelitian
mengenai penolakan organisasi terhadap inovasi, menunjukan ada 4 faktor terpenting :
sifat dari inovasi teknologi tersebut, struktur organisasi, budaya orang-orang di dalam
organisasi tersebut, dan pekerjaan-pekerjaan yang terkena dampak dari inovasi tersebut
(lihat gambar 3.7). disini, perubahan di bidang teknologi diserap, diinterpretasikan,
dibelokkan, dan dikalahkan oleh peraturan tugas, struktur dan orang-orang dalam suatu
oraisasi.
Karena penolakan dari organisasi begitu kuat,banyak investasi dibidang teknologi
informasi menjadi sia-sia dan tidak meningkatkan produktivias. Tentu saja, riset
mengenai kegagalan – kegagalan dalam suatu proyek menunjukkan bahwa alas an yang
paling sering terjadi dalam kegagalan proyek – proyek besar dalam mencapai tujuannya
bukanlah dari teknolohinya, melainkan penolakan dari organisasi dan politik terhadap
perubahan yang akan dibawa oleh teknologi tersebut.

c. Internet Dan Organisasi


Internet, terutama World Wide Web (WWW) memiliki dampak penting terhadap hubungan
antar banyak perusahaan dan entitas diluar perusahaan, bahkan proses bisnis didalam
sebuah organisasi. Internet meningkatkan kemampuan akses, kapasitas penyimpanan,
distribusi informasi, dan pengetahuan bagi organisasi. Dalam kehadirannya, internet secara
dramatis menekan biaya transaksi dan biaya agen yang dihadapi oleh banyak organisasi.
Organisasi bisnis secara cepat menata ulang proses-proses bisnis utamanya berdasarkan
teknologi internet dan menjadikan teknologi ini komponen terpenting dari infrastruktur
teknologi informasi. Jika jaringan yang sesuai dapat terwujud, hasilnya adalah proses bisnis
yang lebih sederhana, jumlah karyawan yang lebih sedikit, serta organisasi yang lebih
merata dibandingkan pada masa lalu.

d. IMPLIKASI DARI PERANCANGAN DAN PEMAHANAN TENTANG SISTEM


INFORMASI
Untuk memeberikan manfaat yang sebenarnya, system informasi harus dibangun
dengan pemahaman yang jelas mengenai organisasi yang akan menggunakannya.
Berdasarkan pengalaman kami, factor utama organisasi dalam menentukan perencanaan
suatu system baru adalah sebagai berikut :
 Lingkungan organisasi tersebut harus berfungsi.
 Struktur organisasi : hierarki, spesialisasi, rutinitas dan proses bisnis.
 Budaya dan poltik organisasi.
 Bentuk organisasi dan gaya kepemimpinan.
 Kepentingan-kepentingan kelompok utama yang terpengaruh oleh kehadiran
system serta sikap pekerja yang akan menggunakan system tersebut.
 Jenis pekerjaan, keputusan dan proses bisnis yang akan didukung oleh system
informasi tersebut.
2.1.1 Sinergi, Kompetensi Inti dan Strategi Berbasis Jaringan
Sebuah perusahaan besar biasanya merupakan kumpulan bisnis. Sistem informasi dapat
meningkatkan kinerja keseluruhan unit bisnis ini dengan mempromosikan sinergi dan
kompetensi inti.
a. Sinergi
Sinergi adalah ketika hasil yang diberikan oleh suatu unit bisnis dapat digunakan
sebagai masukan bagi unit bisnis lainnya, atau dua organisasi yang saling berbagi pasar
dan keahlian, serta hubungan ini menekan biaya dan menghasilkan keuntungan. Salah satu
penggunaan teknologi informasi dalam sinergi ini adalah untuk menggabungkan operasi
unit bisnis yang berbeda sehingga bisa bertindak secara keseluruhan.
b. Menunjang Kompetensi Inti
Cara lain menggunakan sistem informasi untuk meraih keunggulan kompetitif adalah
dengan cara memikirkan bagaimana perusahaan menunjang kompetensi inti yang
dimilikinya. Dasar pemikirannya adalah bahwa kinerja seluruh unit bisnis akan
meningkatsepanjang seluruh unit bisnis tersebut berkembang dan menciptakan komtensi
inti yang terpusat. Setiap sistem informasi mendukung pendistribusian pengetahuan lintas
unit bisnis akan memperkuat daya saing. Sistem semacam ini mungkin mendorong atau
memperkuat daya saing yang sudah ada, serta menyadarkan karyawan mengetahui
pengetahuan di luar sana, sistem semacam ini juga mempengaruhi daya saing suatu
perusahaan di pasar yang terkait.
c. Strategi Berbasis Jaringan
Kehadiran internet dan teknologi jaringan telah menginspirasi strategi meraih
keunggulan melalui kemampuan perusahaan dalam menciptakan jaringan satu sama lain.
Strategi berbasis jaringan anatara lain menggunakan jaringan ekonomi, model perusahaan
virtual dan ekosistem bisnis.
1. Ekonomika Jaringan.
Model bisnis berbasis jaringan akan membanttu perusahaan secara strategis
dengan memanfaatkan keuntungan dari ekonomika jaringan. Dalam ekonomi
tradisional, ekonomi pabrik dan agrikultur, pengalaman tentang pengambilan dari hasil
produksi yang terus menurun. Semakin banyak sumber yang digunakan untuk
produksi, semakin rendah tigkat laba dari hasil produksi tersebut, samapi pada suatu
titik dimana pembahan bahan baku tidak memberikan hasil tambahan apapun.
Dari sudut pandang ekonomika jaringan, teknologi informasi dapat digunakan
secara strategis. Situs internet dalam digunakan perusahaan untuk membangun
komunikasi pengguna yang memiliki pemikiran serupa, yang ingin membagikan
pengalaman mereka. Hal semacam ini akan meningkatkan loyalitas dan kenyaman
pelanggan dan membangun ikatan yang kuat dengan pelanggan.
2. Model Perusahaan Virtual
Stategi berbasis jaringan lain yang dapat digunakan adalah penggunaan model
perusahaan virtual untuk menciptakan daya saing bisnis. Perusahaan virtual
menggunakan jaringan untuk berhubungan dengan orang, aset, serta ide – ide
memungkikannya bekerja sama dengan perusahaan lainnya untuk menciptakan dan
mendistribusikan barang maupun jasa tanpa dibatasi oleh lokasi fisik maupun batasan –
batasan lainnya.
3. Ekosistem Bisnis
Internet dan kehadiran perusahaan digital mengundang serangkian modifikasi
pada model daya kompetitif di dunia industri. Model Porter mengasumsikan sebuah
lingkungan industri yang bersifat statis adalah jarak dan batas industri yang nyata,
sekelompok pemasok, barang pengannti dan pelanggan dengan fokus pada pemain –
pemain industri dilingkungan pasar ketimbang berkecimpung di satu bidang industri.
Ekosistem bisnis adalah istilah lain dari jaringan intraindependen yang dilengkapi
secara leluasa oleh pemasok, distributor, perusahaan alih daya, perusahaan layanan
tranportasi dan pabrikan teknologi.

Gambar 2.4 Model Strategis Ekosistem


Ekosistem bisnis dapat dikarakteristikan sebagai salah satu atau beberapa
perusahaan penting yang mendominasi ekosistem dan menciptakan platform yang
digunakan perusahaan kecil lainnya. Teknologi informasi memiliki peranan penting
dalam membangun ekosistem bisnis. Secara jelas banyak perusahaan menggunakan
sistem informasi untuk berkembang menjadi perusahaan – perusahaan penting dengan
membangun platform berbasis TI yang dapat digunakan oleh perusahaan lain.

Anda mungkin juga menyukai