Disusun Oleh
Mirzan Zulyanda
2013730068
PEMBIMBING PENGUJI
Dr. Nadia Ulfah Faddila Dr. Pitut Aprillia Savitri, MKK
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis mengucapkan
terimah kasih kepada dr. Eva Romayanti selaku pembimbing di PKM Pondok Pucung
yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Terima kasih juga
kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
menekankan keluarga sebagai unit sosial yang memberikan dukungan kepada individu.
Masalah kesehatan pasien sering disebabkan oleh masalah pada keluarga dan masalah
penyakit jantung, kanker dan depresi akan segera menggantikan penyakit menular dan
malnutrisi sebagai penyebab kematian dan disabilitas. Hasil Riset Kesehatan Dasar
hipertensi yang di diagnosis oleh tenaga kesehatan tahun 2013 (9,5%) lebih tinggi
masalah utama di setiap negara, yaitu sekitar 50% dari penyakit kardiovaskuler tersebut
Prevalensi hipertensi di dunia pada tahun 2006 menurut WHO mencapai 972 juta
pasien. Dari sekitar 972 juta penderita hipertensi, 333 juta pasien berada di Negara maju
dan 639 juta pasien sisanya berada di Negara berkembang, termasuk Indonesia (Andra,
2007).
umur (6,8%), setelah stroke (15,4%) dan TBC (7,5%). Prevalensi hipertensi di Pulau
Jawa dan Sumatera memiliki nilai prevalensi yang lebih tinggi dari nilai prevalensi
nasional. Angka kejadian hipertensi di Indonesia paling banyak terjadi di Provinsi Jawa
1.2 Tujuan
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. Siti Fatimah
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 70 tahun
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Kel. Jurang Mangu Timur. Kec Pondok Aren, Tangerang Selatan
Tanggal Berobat : 04 Januari 2019
B. Anamnesa
Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 04 Januari 2019 pukul 11.00 WIB
1. Keluhan Utama: Nyeri kepala sejak 2 hari sebelum ke Puskesmas
2. Keluhan Tambahan: Sulit tidur
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 hari yang lalu. Nyeri
kepala dirasakan hilang timbul, nyeri kepala membaik bila pasien istirahat
dengan tiduran. Nyeri kepala dirasakan di kepala bagian bawah disertai rasa
pegal dan kaku pada leher dan bahu. Nyeri kepala disertai dengan keluhan mata
berkunang-kunang.
Pasien juga mengeluh sering sulit tidur, terutama beberapa minggu belakangan
ini, pasien mengaku banyak pikiran yang membebaninya. Pasien tidak ada
gangguan BAB dan BAK. Pasien sudah sering berobat ke puskesmas dengan
keluhan yang sama, namun tidak kontrol secara teratur.
6. Riwayat Pengobatan
Pernah berobat dan meminum obat anti hipertensi setelah keluhan reda
obat tidak di lanjutkan
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Vital sign :
Kesadaran : Compos Mentis
Tek. Darah : 160/90 mmHg
Frek. Nadi : 85 x/menit
Frek Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7
3. Status Generalis:
BB : 62 Kg
TB : 168 cm
BB Ideal : (168-100) – (10 % x 62) = 61,2 kg
IMT : BB(kg) . = 21,96 kg/m2
TB2(m)
a. Pemeriksaan Kepala
- Bentuk kepala : normocephal, simetris
- Nyeri tekan : tidak ada
b. Pemeriksaan Mata
- Palpebra : tidak ada udem
- Konjungtiva : tidak anemis
- Sklera : tidak ikterik
- Pupil : reflek cahaya (+/+), isokor dengan diameter ± 3 mm
c. Pemeriksaan Telinga : tidak ada discharge
d. Pemeriksaan Hidung : tidak ada nafas cuping hidung
e. Pemeriksaan Mulut : bibir tidak sianosis, faring tidak hiperemis
f. Pemerksaan Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, tekanan
vena jugularis tidak meningkat
g. Pemeriksaan thorak
- Pulmo
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri pada saat statis
dan dinamis, tidak terdapat retraksi diafragma.
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri.
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru, tidak terdapat peranjakan paru-hati.
Auskultasi : vesikuler, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing.
- Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS IV linea midklavikula sinistra, kuat
angkat, dan tidak terdapat thrill
Perkusi : Batas jantung kanan pada ICS V linea sternalis dextra, batas
jantung kiri pada ICS V linea midklavikula sinistra, batas pinggang
jantung pada ICS III linea parasternalis sinistra, proyeksi besar jantung
normal.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur dan
bunyi gallop.
h. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Tampak datar, simetris, tidak terdapat kelainan kulit, tidak
terdapat caput medusa dan spider nevy.
Auskultasi : Bising usus normal, bising aorta abdominalis terdengar.
Palpasi : supel, tidak terdapat nyeri tekan, Hepar dan lien tak teraba.
Perkusi : tympani di seluruh lapang abdomen, Undulasi (-), Pekak beralih
(-).
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga: Tn. Ahmad berusia 72 tahun.
b. Identitas Pasangan: Ny. Siti Fatimah berusia 70 tahun. (Pasien)
c. Struktur Komposisi Keluarga:
c. Denah rumah
Semua anaknya tidak tinggal bersama Tn. Ahmad dan Ny. Siti Fatimah
karena sudah berkeluarga semua dan memiliki tempat tinggal sendiri.
3. Family Map (gambar)
Keterangan :
: laki – laki
: perempuan
: pasien
: tinggal serumah
: meninggal
: Hipertensi
4. MANDALA OF HEALTH
GAYA HIDUP
- Jarang berolahraga
- Asupan makanan tidak
seimbang
LINGKUNGAN
PSIKOSOSIO-
PERILAKU
EKONOMI
KESEHATAN - Pendapatan keluarga
FAMILY
- Higiens pribadi dan dibawah UMR
lingkungan baik - Kehidupan sosial dengan
lingkungan baik
PELAYANAN
KESEHATAN Ny. S
- Nyeri Kepala
LINGKUNGAN
- Jarak rumah ke - Sulit tidur KERJA
pelayanan kesehatan Tidak ada
- Tekanan darah tinggi
cukup dekat
LINGKUNGAN FISIK
- Ventilasi &
FAKTOR BIOLOGI penerangan dalam
- Faktor genetik ayah dan rumah baik
saudara kandung - Keadaan rumah
memiliki tekanan darah bersih.
tinggi.
KOMUNITAS
- Pemukiman di lingkungan
antar tetangga tertata rapih
-
C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga
0
D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)
1
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
baik didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki nilai skala satu, yaitu
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan, dimana pasien
dapat hidup mandiri.
H. Rencana Pelaksanaan
Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterangan
Aspek Menjelaskan kepada Pasien dan Pada saat Pemahaman pasien Bersedia
personal pasien tentang penyakit keluarga kunjungan ke tentang hipertensi kontrol
hipertensi puskesmas membutuhkan kontrol rutin,
membutuhkan dan rutin, pola tidur mengikut
pengobatan yang kunjungan ke lansia, diet rendah i pola
berkelanjutan dan rumah pasien garam, manajemen tidur
memerlukan ketekunan stress lansia,
berobat diet
rendah
garam
Aspek klinik Memberikan obat Pasien Pada saat Pasien mampu Bersedia
Hipertensi: kunjungan ke meminum obat anti
Amlodipin 1 x 10 mg puskesmas hipertensi secara
Dan Parasetamol teratur hingga
500mg bila perlu mencapai tekanan
menjelaskan fungsi obat darah stabil dan
dan cara konsumsinya mencegah komplikasi
Aspek risiko - Menganjurkan pasien Pasien dan Pada saat Pasien menghindari Bersedia
internal merubah pola makan keluarga kunjungan ke makanan penyebab
yang rendah garam rumah pasien meningkat kadar
dengan tekanan darah
memberitahukan
makanan apa yg boleh
dimakan.
- Menganjurkan pasien
agar dapat
mengendalikan stress.
- Menganjurkan untuk
latihan jasmani
Aspek - Menganjurkan Pasien dan Saat Keluarga memberi Bersedia
psikososial keluarga memberi keluarga kunjungan ke perhatian lebih
keluarga dukungan kepada rumah pasien kepada pasien
pasien agar selalu (1x1 minggu)
menjaga kesehatannya
dan selalu
mengingatkan pasien
2
untuk kontrol berobat.
- Menganjurkan
keluarga memberikan
perhatian kepada pasien
untuk mengurangi
beban pikirannya
Aspek Menyarankan pasien Pasien dan Saat Kondisi tubuh pasien Bersedia
fungsional untuk latihan jasmani keluarga kunjungan ke lebih sehat dan kuat,
yang bersifat aerobik rumah pasien mencegah komplikasi
seperti : senam / sepeda (1x1 minggu)
statis
3
I. Prognosis
1. Ad vitam: dubia ad bonam
2. Ad sanationam: dubia ad bonam
3. Ad fungsionam: dubia ad bonam
4
PENUTUP
1. Kesimpulan
Keluarga Ny. Siti Fatimah masih memiliki tingkat kesehatan dan
pemahaman tentang kesehatan yang rendah. Terlihat dari gaya hidup yang
dijalani dan pola makan rendah garam yang belum dihindari. Dukungan
keluarga pasien yang kurang dalam menjaga kesehatan dan mengingatkan
pasien untuk selalu kontrol berobat juga menyebabkan Ny. Siti Fatimah jarang
melakukan pengobatan
2. Saran
Sebaiknya kita sebagai calon dokter pelayanan primer yang mungkin
saja akan menjadi seorang dokter keluarga jika nanti sudah menjadi dokter
yang sesungguhnya dapat lebih memperhatikan keadaan masyarakat
binaannya serta meningkatkan mutu kesehatan bukan hanya sekedar dengan
edukasi saja, namun kita juga harus dapat memberikan solusi bagi setiap
permasalahan yang ada pada masyarakat tersebut serta lingkungannya,
sehingga kualitas kesehatan yang diharapkan akan tercapai dengan baik.
Pada kasus ini permasalahannya adalah kurangnya dukungan keluarga
berupa mengingatkan pasien serta menemani pasien pada saat kontrol berobat
dan juga pemahaman mengenai asupan nutrisi rendah garam masih kurang.
5
Follow Up
6
LAMPIRAN