ABSTRAK
Proses pengolahan air pendingin pada unit utilitas area Karawang. Salah satu pabrik polyster terkemuka di Indonesia yang memproduksi
berbagai macam produk, seperti: Purified Terephthalic Acid (PTA), Polyester Chips, Filament Yarn. Tujuan melakukan penelitian ini
antara lain untuk mengetahui secara langsung proses pengolahan air pendingin pada unit utilitas dan untuk mengetahui metode – metode
yang digunakan dalam Proses Pengolahan Air Pendingin. Unit Utilitas merupakan unit yang berfungsi untuk menunjang unit – unit lain
di dalam suatu industri dan pada Suatu industri sekarang sudah banyak menggunakan sistem pendinginan Air (Cooling Water System)
dalam prosesnya, Proses pengolahan air pendingin ini merupakan bagian dari cooling water system. Proses pengolahan air pendingin
menggunakan air sebagai bahan utamanya, air banyak digunakan karena memiliki kapasitas panas yang besar, selain itu juga
kesediannya yang melimpah. Pengolahan air pendingin bersumber awal dari aliran sungai citarum. Sebelum di proses untuk menjadi air
pendingin, air terlebih dahulu di olah dalam unit Pre-treatment. Pengolahan dalam unit Pre-treatment diantaranya berupa Koagulasi,
Flokulasi, Sedimentasi dan Filtrasi. Hasil dari proses pendinginan ini adalah Air Pendingin yang digunakan untuk kebutuhan unit – unit
lain dalam suatu industri.
ABSTRACT
Cooling water process in utility unit at Karawang Area. One of the leading Polyster manufacturers in Indonesia producing a wide range
of products, such as: Purified Terephthalic Acid (PTA), Polyester Chips, Filament Yarn. The purpose of doing this research is to know
firstly the Process of Cooling Water Treatment in utility unit and to know the methods used in Cooling Water Treatment Process. Utility
Unit is a unit that serves to support other units in an industry and in an industry now many use Cooling Water System (Cooling Water
System) in the process, This cooling water processing is part of Cooling Water System. Water cooling process using Water as its main
material, Water is widely used because it has a large heat capacity, in addition to its abundance. The cooling water treatment is sourced
early from the citarum stream. Before in the process to become water cooler, water first in though in Pre-treatment unit. Processing in
Pre-treatment unit such as Coagulation, Flocculation, Sedimentation and Filtration. The result of this cooling process is Cooling Water
used for the needs of other units in an industry.
timbulnya karat serta sumbatan pada pipa api dan jalur Corrosion, Scale, Fouling dan Pertumbuhan Mikrobiologi.
distribusi uap dan kondensatnya. Produk air yang Besarnya masalah yang dihadapi sangat ditentukan oleh desain
dihasilkan melalui Ion Exchange kemudian disebut sistem dan khususnya kualitas air yang digunakan. Karena air
sebagai Soft Water bahkan untuk produksi Hydrogen tidak berubah secara signifikan dalam karakteristik kimia atau
diperlukan Demineralized Water (Demin Water) agar H2 fisik, sifat air baku sangat menentukan masalah yang akan
yang diproduksi betul-betul 99,9 % murni. berkembang.
2). Air untuk pendingin (Cooling Water) pada Cooling Air untuk sistem sekali lewat bisa diambil dari sumur,
Tower, Mesin, danau, sungai, sungai atau sistem air kota. Permukaan air
Kebutuhan akan air pendingin (Cooling Water) bisa di seperti danau dan sungai akan cenderung memiliki masalah
kategorikan kebutuhan umum dalam setiap mesin lebih ditangguhkan dan kontaminan dengan jenis dan jumlah
penggerak, pengolahan air pendingin biasanya kurang material yang terus menerus berubah dengan musim. Perairan
diperhatikan oleh operator pabrik karena persepsi yang sering mengandung sejumlah besar ion pembentuk scale dan
salah dimana setiap air bersuhu rendah bisa digunakan. kation logam. Karakteristik air ini, ditambah aliran dan
Tetapi mereka lupa bahwa air pendingin disalurkan perubahan suhu dalam sistem, mempersulit apa yang awalnya
melalui pipa-pipa yang diameternya terkadang cukup akan muncul menjadi situasi yang cukup sederhana.
kecil, panjang dan melingkar-lingkar sehingga rawan Secara umum, kita dapat mengklasifikasikan sistem
terhadap karat dan sumbatan tentunya. sekali lewat ke dalam tiga kategori utama:
3). Air untuk kebutuhan domestik dan umum. • Sistem Pendingin Kecil
Air yang akan digunakan sebagai air untuk keperluan • Sistem Pendingin Besar
domestik seperti memasak, toilet dan cuci-cuci lain • Sistem Air Minum
biasanya digunakan air dari sumber terdekat seperti Sistem kecil dapat berkisar dari beberapa galon per
Perusahaan air Minum (PAM) lokal maupun dari sumber menit dari aliran air ke beberapa ribu galon per menit. Sistem
sumur dalam. Pengolahan biasanya dilakukan secara ini dapat digunakan untuk pendingin minyak dingin, kompresor
terbatas seperti penjernihan dan aerasi terutama untuk udara, udara unit pendingin, dan lain-lain. Untuk sistem ini,
mengurangi kadar besi yang biasanya berasosiasi dengan sistem sekali lewat efektif dan memungkinkan memiliki sifat
air dari sumber sumur dalam (Deep Well). fleksibilitas yang besar.
Sumber air baku industri yang memerlukan Sumber air sumur umum atau sistem air perkotaan.
pembahasan lebih lanjut adalah kebutuhan air dan sifat yang Karena perairan ini biasanya mengandung jumlah yang sangat
diperlukan untuk keperluan proses dan sebagai pendingin pada terbatas dari bahan tersuspensi dan pertumbuhan mikroba, juga
Cooling Tower di pabrik. Ion Exchange untuk Process dan memiliki potensi yang sangat sedikit untuk Fouling dan
Cooling. Kebutuhan untuk air proses dan pendinginan sangat pembentukan lendir mikrobiologi. Kecenderungan air yang
mendominasi kebutuhan air untuk pabrik karena lebih dari 80% digunakan untuk membentuk korosi dapat ditentukan dengan
kebutuhan akan air di pabrik dikonsumsi oleh kedua proses menggunakan indeks Langelier atau Stabilitas indeks Ryznar.
tersebut, sementara untuk kebutuhan domestik relatif kecil. Sistem besar bisa berkisar dari 10.000 galon per menit
(gpm) aliran air untuk lebih dari 100.000 gpm. Sistem ini dapat
Sistem Air Pendingin digunakan dalam berbagai industri dan sering ditemukan pada
tanaman dengan utilitas besar. Berbeda dengan sistem kecil,
Dalam pengoperasian industri kimia biasanya sistem besar jarang menggunakan sumur atau sistem air
dibutuhkan media pendingin untuk mendinginkan fluida panas perkotaan sebagai sumber air utama. Sebaliknya, karena
dari berbagai unit operasi. Sistem air pendingin yang biasanya volume kebutuhan air untuk pendinginan, sistem ini biasanya
ada di industri dikategorikan menjadi 3 jenis [1]: menggunakan air dari sungai, laut atau danau. Karena perairan
ini biasanya mengandung jumlah yang signifikan padatan
Sistem Sekali Lewat (Once Through System) tersuspensi dan bakteri.
Keuntungan menggunakan Once Through Systems:
Dalam sistem sekali lewat (Once Through System), air Tidak diperlukan Cooling Tower
mengalir melalui Heat Exchanger cukup sekali. Karena Tidak diperlukan Pengolahan / Pre-Treatment
biasanya air pendingin yang digunakan dalam jumlah yang Kerugian menggunakan Once Through Systems:
besar maka kenaikan suhu air keluaran tidak terlalu besar. Corrosion
Sistem ini biasanya diterapkan untuk industry di tepi laut, di Fouling
mana ketersediaan air melimpah. Dari sisi lingkungan, batasan Sampah dan kotoran
suhu keluaran biasanya harus dipertimbangkan. Polusi / pencemaran temperatur di badan air
Karena kesederhanaannya, sistem sekali lewat ini merupakan
sistem pendinginan air yang pertama kali dirancang. Suhu air Diagram sederhana :
pada umumnya rendah dan pendinginan dapat cepat dicapai
dengan jumlah masalah yang minimum. Sistem sekali lewat
dapat digunakan untuk berbagai aplikasi mulai dari Oil Cooler
kecil untuk Kondensor Utilitas besar. Keuntungan utama dari
sistem sekali lewat adalah kesederhanaan dan fleksibilitas.
Jumlah besar panas yang tidak diinginkan dapat dihilangkan
dengan sangat efektif dan suhu air yang relatif rendah
memungkinkan pendinginan dengan permukaan perpindahan
panas minimum.
Air menyebabkan masalah di sistem sekali lewat yang
sama dengan sistem air pendingin lainnya antara lain: Gambar 1. Once Through System
©
Copyright by Jurnal Migasian, ISSN-p 2580-5258 ; ISSN-e 2615-6695
Jurnal Migasian - AKAMIGAS Balongan Vol. 2 No. 1 : 15-21, Juni 2018 17
Indah Dhamayanthie dan Dikky Faisal Nugraha
Penggunaan kolom atau tabung Ion Exchange untuk merupakan sumber air limbah di industri sehingga harus
air baku untuk Boiler (Boiler Feed Water) dan Sistim dialirkan ke unit pengolahan air limbah sebelum dialirkan ke
Pendinginan (Cooling System) akan meningkatkan efisiensi perairan umum agar tidak terjadi pencemaran.
kedua sistim peralatan tersebut dengan cara membebaskan Air tawar yang berasal dari sungai atau danau
pipa-pipa saluran air dan uap pada sistem tersebut dari karat dipompakan sebagai Make-up Cooling Tower setelah
dan endapan yang mengganggu yang dapat menimbulkan sebelumnya dilakukan Treatment terlebih dahulu dalam unit
kebocoran maupun tersumbatnya saluran pada kedua sistim Pre-treatment (Koagulasi, Flokulasi, Sedimentasi). Air tersebut
tersebut digunakan untuk mendinginkan proses-proses lainnya di dalam
pabrik.
Sistem Tertutup (Closed System) Air pendingin yang telah panas kemudian didinginkan
di Cooling Tower untuk kemudian disirkulasikan kembali ke
Sistem pendinginan dengan Closed System adalah sistem dalam pabrik. Untuk menjaga kualitas air, misalnya agar tidak
pendinginan di mana air pendingin dipakai berulang-ulang terdapat Algae/Bacteria dan pengendapan (Scaling), maka perlu
secara tertutup. Pertama air menyerap kalor dari fluida proses di diinjeksikan beberapa jenis Chemicals tertentu. Kualitas air
alat ukur penukar panas kemudian melepaskannya di alat juga dijaga melalui mekanisme Make-up dan Blowdown.
penukar panas lainnya. Sistem ini banyak digunakan oleh pabrik yang berada
Salah satu contoh sistem ini adalah sistem pendinginan dekat dengan sumber air tawar atau jauh dari laut. Spesifikasi
radiator mobil. Kadang-kadang sistem ini diterapkan untuk material untuk peralatan yang menggunakan air tawar tidak
menjaga kondisi kebersihan komponen dan Equipment, atau air perlu sebagus peralatan yang menggunakan air laut, karena air
dengan kualitas tertentu sulit didapatkan dalam jumlah yang tawar lebih tidak korosif dibandingkan dengan air laut.
memadai. Cooling Water teruapkan sekitar 1-2 % Dari Air yang
Air tawar pendingin digunakan untuk mendinginkan di olah. Kehilangan air akibat penguapan ini harus
proses-proses didalam pabrik. Air tawar pendingin yang telah dikompensasi / diganti oleh Make-up Cooling Water.
panas didinginkan kembali di suatu “Secondary Cooler” Diagram sederhana :
(biasanya Plate Heat Exchanger) untuk selanjutnya
disirkulasikan kembali secara tertutup kedalam pabrik.
Cooling Water didinginkan pada Secondary Heat
Exchanger. Tidak ada loss akibat penguapan juga tidak
ada make up. Diagram sederhana :
hanya 0,22 BTU untuk meningkatkan suhu 1 lbm sebesar 1oF. permukaan Tube Heat Exchanger dapat menyebabkan
Hal ini akan memperkecil laju alir massa air pendingin yang korosi local (Local Corrosion) pada material jenis
harus digunakan untuk menyerap sejumlah tertentu kalor untuk Carbon Steel.
menurunkan suhu fluida panas yang didinginkan. m) Residual Chlorine : konsentrasi minimum Chlorine harus
Air berada dalam fasa cairnya dalam rentang suhu operasi dipertahankan dalam Cooling Water untuk menciptakan
yang relatif besar. Sehingga selama proses pendinginan efek anti bakteri atau Biocidal Effect.
fluida panas, suhu air akan meningkat tetapi tidak akan n) Corrosion Inhibitor: konsentrasi tertentu Corrosion
terjadi perubahan fasa. Inhibitor atau bahan kimia penghambat korosi harus
Viskositas rendah sehingga Friction Loss dan Pressure dipertahankan dalam Cooling Water untuk menjaga efek
Drop selama pengaliran air di pipa cukup rendah yang anti korosi. Salah satu contoh Corrosion Inhibitor adalah
berakibat biaya pemompaan tidak besar. Phosphate, yang biasanya diukur sebagai total Phosphate.
Murah, tersedia dalam jumlah besar, walaupun saat ini
ketersediaan air dalam jumlah yang besar biasanya tidak
diikuti dengan kualitas air yang baik. METODOLOGI
Tidak beracun, stabil secara kimia, dan tidak mudah
terbakar. Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
data, yaitu data-data hasil uji lab perusahaan dan hasil uji
Kualitas Air Pendingin laboratorium dari pihak Nalco Company selaku patner kerja
perusahaan. Hasil uji laboratorium untuk proses air pendingin
Untuk mengetahui kualitas Cooling Water, maka ini biasanya di dapat sekitar pukul 11.00 – 12.00 WIB,
parameter-parameter di dalamnya harus ditinjau secara periodik kemudian mengamati uji laboratorium dengan pihak Nalco
melalui analisa laboratorium. Dengan mengetahui nilai dari Company mulai jam 09.00 – 11.00 WIB dalam beberapa hari.
parameter-parameter tersebut, maka pengendalian kualitas Uji laboratorium untuk proses pengolahan air pendingin
Cooling Water dapat dilakukan dengan baik [2]. meliputi uji kandungan pH, M-Alkalinty, Ca-Hardness, T-
Berikut ini adalah parameter-parameter dalam analisa Hardness, Iron, Silica, Phosphate, Conductivity dan Turbidity
Cooling Water Treatment yang harus dipantau secara periodik dalam Air baku dan air pendingin. Selain itu hasil uji
atau berkala : laboratorium dapat menjadi parameter kualitas air hasil
a) Turbidity : menunjukkan jumlah padatan tersuspensi di pengolahan [3].
dalam air. Dimana data yang diperoleh dari pengamatan secara
b) pH : Parameter yang menunjukkan kecenderungan langsung pada lapangan dan melihat tentang proses pengolahan
terjadinya korosi dan pembentukan kerak. pengolahan air pendingin dari mulai masuknya air baku,
c) Electrical conductivity : menunjukkan jumlah padatan sampai menjadi air pendingin. Observasi lapangan yang
terlarut di dalam air. pertama adalah mengunjungi unit RAW Water Treatment. Di
d) M-alkalinity : dianalisa untuk memprediksi pertumbuhan unit RAW Water Treatment ini penulis dapat mengunjungi
kerak Kalsium Karbonat. M-alkalinity memiliki korelasi beberapa unit proses yaitu, Unit Koagulasi, unit Flokulasi, unit
yang positif dengan pH. Sedimentasi, unit Filtrasi dan Unit Chemical dosing. Masuk
e) Calcium hardness : merupakan parameter penting dalam pada observasi lapangan yang kedua yaitu Unit Fire Water
memperkirakan pertumbuhan kerak dari kalsium karbonat Tank dan Unit Cooling Tower, Unit Fire Water tank ini unit
dan biasa digunakan untuk menghitung Cycle Number dari yang menampung Air yang telah melewati proses treatment
Cooling Water. sebelumnya. Dari unit Fire water tank ini, air bersih dialirkan
f) Magnesium hardness : dianalisa untuk memperkirakan ke dalam unit cooling tower untuk dijadikan air pendingin.
pertumbuhan kerak yang timbul dari ion magnesium yang Observasi yang ketiga mengunjungi unit Chiller.
membentuk Magnesium Silikat.
g) Chloride : parameter yang biasa digunakan sebagai indeks HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengendalikan Cycle Number Cooling Water.
Cooling Water dengan konsentrasi Chloride yang tinggi
Pengolahan Air Pendingin
cenderung lebih bersifat korosif.
h) Sulfate : Cooling Water dengan konsentrasi sulfate yang
Raw Water Treatment
tinggi cenderung lebih bersifat korosif.
i) Silica : merupakan salah satu komponen pembentuk kerak
Raw Water Treatment adalah suatu cara atau bentuk
pada peralatan.
pengolahan air dengan cara – cara tertentu dengan tujuan untuk
j) COD : adalah Chemical Oxygen Demand. Konsentrasi
mencapai hasil yang diharapkan sesuai kebutuhan. Suatu sistem
COD yang tinggi mempercepat pembentukan Slime.
desain Raw Water Treatment ditentukan oleh sumber air dan
k) Ammonium Ion, Nitrate Ion & Nitrite Ion : konsentrasi
kualitas air. Kualitas air yang rendah akan menghasilkan uap
Ammonium Ion yang tinggi mempercepat pembentukan
yang kurang baik. Sumber air secara umum dibagi menjadi dua
Slime. Ammonium ion mempercepat proses terjadinya
yaitu air permukaan(Surface Water) dan air tanah (Ground
korosi pada tembaga dengan membentuk senyawa
Water) air perrmukaan didapat dari sungai, danau dan laut,
kompleks garam tembaga-ammonium. Ketika amonia
sedangkan air tanah adalah air yang berada didalam perut bumi.
berubah menjadi Asam Nitrat oleh Bakteri Nitrifikasi, pH
Untuk air industri dilakukan beberapa tahapan proses
Cooling Water menjadi rendah dan mengakibatkan bahan
pengolahan agar air tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan
kimia penghambat korosi (Corrosion Inhibitor) menjadi
kita antara lain seperti: air minum, air pendingin,air umpan
tidak berfungsi.
boiler,air untuk pemadam kebakaran dll. Dalam hal ini, air yang
l) Total Iron : merupakan salah satu Fouling material dalam
di gunakan dalam penelitian ini adalah air permukaan (Surface
Cooling Water. Menempelnya senyawa besi (Iron) pada
Water) yang di dapat dari Sungai Citarum.
©
Copyright by Jurnal Migasian, ISSN-p 2580-5258 ; ISSN-e 2615-6695
Jurnal Migasian - AKAMIGAS Balongan Vol. 2 No. 1 : 15-21, Juni 2018 19
Indah Dhamayanthie dan Dikky Faisal Nugraha
©
Copyright by Jurnal Migasian, ISSN-p 2580-5258 ; ISSN-e 2615-6695
Jurnal Migasian - AKAMIGAS Balongan Vol. 2 No. 1 : 15-21, Juni 2018 20
Proses Pengolahan Air Pendingin pada Unit Utilitas Area Karawang
jenis non polymer. Inhibitor yang digunakan adalah Rata – Rata Efisiensi Cooling Tower selama 1 minggu
Corrosion Inhibitor dari pihak Nalco Company. adalah 49,061 %. Jika dilihat dari persentase hasil perhitungan,
kinerja Cooling Tower tersebut menurun dikarenakan alat yang
Kualitas Cooling Water yang di inginkan. sudah lama dan jarangnya perawatan pada peralatan sehingga
dapat berpengaruh pada Efisiensi atau kinerja Cooling
Berikut adalah Tabel Kualitas Air Pendingin (Cooling Tower tesebut. Kurang baiknya kinerja Cooling Tower akan
Water) yang di inginkan adalah : berpengaruh terhadap hasil Air Pendingin yang tidak
maksimal [4].
Tabel 1. Kualitas Air Pendingin yang di inginkan
KESIMPULAN
Tabel 2. Persentase Efisiensi Cooling Tower [1] Company, Nalco, Tanpa Tahun, “Cooling Water
Treatment”. The Nalco Company
[2] Flynn, Danny J, 2009, “The Nalco Water Handbook Third
Edition”.McGraw- Hill Book Company.
[3] Kemmer, Frank N, 1979, “The Nalco Water Handbook
Second Edition”. McGraw-Hill Book Company.
[4] Perry R.H. and Green D., 1985, Perry’s Chemical
Engineers’ Hand Book, Mc Graw Hill International Book
Company, New York
©
Copyright by Jurnal Migasian, ISSN-p 2580-5258 ; ISSN-e 2615-6695