Anda di halaman 1dari 16

Seperti yang telah disinggung pada uraian di depan hubungan antara

kesuburan tanah dengan ilmu hayat khususnya botani dan lingkungannya

mendapatkan pengetahuan tentang produksi tanaman dan produksi kayu serta hasil

lainnya yang tercakup dalam kegiatan pertanian dan kehutanan tergantung atas

pertumbuhan tanaman. Jika pertumbuhan tanaman dan hasil panen baik, yang

diartikan bahwa usaha tersebut dapat mengembalikan investasi/modal dan masukan

lainnya dari kualitas dan kuantitas tanaman yang dihasilkan. Dengan demikian

usaha pertanian dan kehutanan yang menguntungkan harus memperhatikan

pertumbuhan tanaman dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman

tersebut.

1.1.Pertumbuhan

Pertumbuhan menurut Webster diberi batasan sebagai perkembangan yang

meningkat terus menerus tahap demi tahap dari suatu organisme. Dalam

mengejawantahkan(expressed) dapat dengan berbagai cara. Dalam hal ini dapat

menunjukkan perkembangan organ dan beberapa organ tertentu atau tumbuhan

secara keseluruhan. Pertumbuhan dapat diejawantahkan dengan berbagai cara

seperti: berat kering, panjang, tinggi atau diameter batang. Dari segi pertanian

faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sangat penting untuk diketahui,

begitu juga bagaiman faktor-faktor itu mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

1
Dengan mengetahui hal itu petani dapat memanipulasi dengan maksud agar

mendapatkan keuntungan atau pengembalian yang maksimum dalam bertani.

1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

Beberapa ahli/ilmuwan telah mengenali bahwa ada 52 faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan telah diberi nilai matematik untuk

masing-masing faktor. Sebagian faktor-faktor itu disajikan dalam tabel. 1.1

Tabel 1.1. Beberapa faktor yang mepengaruhi potensi hasil tanaman.

No. Faktor yang mempengaruhi :


1. Pengairan
2. Pengetusan
3. Laju perkolasi air
4. Jumlah dan agihan curah hujan
5. Tinggi tempat (Altitude)
6. Garis lintang (Latitude)
7. Sifat khusus pertumbuhan tanaman
8. Faktor tata udara (aeration faktor)
9. Karbon dioksida
10. Kecepatan angin
11. Ketersediaan lengas tanah
12. Jeluk mintakat perakaran (Depth of root zone)
13. Rabuk (manure)
14. Bahan organik tanah
15. Kandungan lempung
16. Kapasitas penukaran kation
17. Kualitas dan kuantitas cahaya
18. Kelerengan dan topografi
19. persentase sinar matahari
20. Nisbah evaporasi/transpirasi
21. Kelembaban nisbi
22. Suhu
23. Jumlah hari yang bersuhu > 32 oC

2
Petani dapat mengatur /mengendalikan 45 faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan tanaman namun tidak dapat mengelola 7 faktor lainnya. Tujuh faktor

yang tidak dapat dikelola oleh petani di alam terbuka adalah: (1) Suhu, (2) Sinar

matahari, (3) Angin besar, (4) Banjir, (5) Curah hujan, (6) Karbondioksida, (7)

Ketinggian.

Petani dapat memodifikasi faktor curah hujan dengan pengairan, meningkatkan

karbon dioksida dengan menambah kotoran ternak yang masih mentah dan juga

sisa-sisa tanaman. Menurut Kunkel dkk., (cit. Tisdal, 1985) ada 13 faktor

penting yang memepengaruhi hasil maksimum tanaman kentang di Washington

yang disajikan dalam tabel. 1.2..

Tabel 1.2 . Faktor yang mempengaruhi hasil dan kualitas kentang.

1. Kala (periode) bebas beku


2. Suhu udara
3. Suhu tanah
4. Intensitas cahaya
5. Panjang hari
6. Kelembaban
7. Angin
8. Lengas
9. Hama
10. Penyakit
11. Hari penanaman
12. Pupuk
13. Kualitas tanah
14.Ukuran biji
15. Jumlah tanaman
16. Waktu operasi
17. Varietas
18. Pemadatan

3
Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi

dua yaitu faktor bawaan (genetika) dan faktor lingkungan atau sering dikatakan

faktor dalam dan faktor luar.

1.2.1. Faktor bawaan (faktor genetika)

Faktor bawaan merupakan faktor yang ada pada tanaman itu sendiri yang

merupakan sifat yang dimiliki tanaman dan biasanya dapat diturunkan. Misalnya

tanaman jagung yang mempunyai sifat tahan di daerah kering, tahan penyakit,

tanaman padi gogo tahan di tanah masam dan sebagainya.

Contoh penemuan Varietas-varietas jagung baru dengan produksi yang selalu

meningkat dari tahun ke tahun terlihat dalam tabel 1.3

Tabel 1.3. Hasil jagung hibrida yang ditumbuhkan pada era yang berbeda dari tahun

1931 - 1973.

Periode hibrid Keadaan jelek Keadaan baik


dikembangkan
Kg/ha % penigkatan Kg/ha %peningkatan
setelah th 1930 setelah th 1930
1930 3709 - 6538 -
1940 4464 20 7544 15
1950 4778 29 7670 17
1960 4902 32 8550 31
1970 5972 61 8990 38

Sumber: Hueg (cit. Tisdale, et al., 1985)

4
Kemampuan menyesuaikan /adaptasi tanaman dengan lingkungan juga

merupakan sifat yang berasal dari dalam (genetik). Beberapa contoh disajikan

dalam tabel-tabel berikut.

Tabel 1.4 . Uji adaptasi beberapa tanaman bahan pangan dan sayur pada lahan
gambut di Karang Agung tahun 1986.
No. Macam tanaman Lokasi Hasil
Cuplikan ton/ha
1. Padi lahan kering P3E4/5 1,9 Kg/15 m2 1,27
2. Kacang tanah P3E4/5 1,7 Kg/15 m2 1,13
3 Kedelai P3B3/2 1,5 Kg/15m2 1,88
4. Jagung P3F1/5 10,0 Kg/15 m2 6,67
5. Ubi kayu P3B4/1 100,0Kg/15m2 66,67
6. Ubi jalar P3B4/1 400,0Kg/15 m2 26,67
7. Cabe merah P3B2/2 55,0 Kg/15 m2 1,10
8. Lombok. P3B1/1 50,0 Kg/15 m2 23,8
9. Bawang daun P3P3/8 25,0 Kg/15 m2 6,94
Sumber : LITBANGTAN, Proyek Swamps II, 1987.

Tabel 1.5. Uji adaptasi beberapa tanaman sayuran pada tanah potensial sulfat
masam di Karang Agung tahun 1986.
No. Macam tanaman Varietas Aras Adaftasi Hasil (ton/ha)

1. Tomat Berlian medium 14,0


2. Cabe merah Bengkulu jelek -
3. Terong Kopek pajang baik 3,5
4. Caisin Lembang baik 35,0
5. Bawang daun Lembang baik 20,1
6. Bawang merah Brebes jelek 1,3
Sumber: LITBANGTAN, Proyek Swamps II, 1987

5
Tabel 1.6. Uji adaptasi tanaman obat dan serat pada tanah potensial sulfat masam
di Karang Agung Sumatera Selatan, tahun 1986.
No Macam tanaman Aras Adaptasi
1.Kencur (Kaemphera galonga) Kurang
2. Cereuma (Cereuma domestica) baik
3. Temulawak (Cereuma xanthorhiza) sedang
4.Temuputih(Cereumazeodaria) kurang
5.Temugiring(Cereumaviridiflora) kurang
6.Kapulogo(Ammomumcompactum) baik
7.Gingseng(Talimumrosemosum) baik
8.Kumis kucing (Orthosiphon sedang
aristatus) kurang
9. Sereh wangi (Cymbopogon nardus) baik
10. Tempuyang (Shorchus arvensis) kurang
11. Sereh kapur (Chybopogon sp) sedang
12. Jahe (Zingiber officinale) kurang
13. Rami (Boehmiria sp) baik
14. Kenaf (Hysbiscus conabenus)

Sumber: LITBANGTAN, Proyek Swamps II, 1987.

Tabel 1.7. Aras adaptasi tanaman makanan ternak pada tanah sulfat masam di
Karang Agung Sumatera Selatan.

Perlakuan
No Macam tanaman
Kapur+pupuk Kapur Kontrol

1. Letaria splendia sangat baik sangat baik baik


2. Paspalum plocatulum sangat baik baik kurang
3. Panicum maximum sangat baik baik baik
4. Panicetum purpureum sangat baik sangat baik baik
5. Bracheria decumbens sangat baik baik baik tdk
6. Stylosanthes 85/86 jelek jelek tbh
7. Euclaena glauca sangat baik baik jelek
8. Lencaena glauca sangat baik baik baik
9. Lesbonia sebasiosa sangat baik baik baik
Sumber: LITBANGTAN, Swamps II project Karang Agung

6
Suatu sifat tanaman tertentu sering terkait dengan sifat ikutan yang lain.

Varietas-varietas produksi tinggi ditemukan, sifat ikutan yang ada adalah

pengambilan unsur hara yang banyak. Tabel 1.8. Menunjukkan pengurasan unsur

hara oleh beberapa varietas dan galur kedelai

Tabel 1.8 . Hara yang terbawa biji dan kadar hara dalam daun beberapa varietas dan
galur kedelai.
Varietas Hasil Biji Hara terbawa Hara terbawa
Kedelaiatau galur Kg/ha) (dalam biji) (kg/ha) dalam daun (%)
PI N P K N P K
PI 92561 2914 196 20 58 4,9 0,38 1,1
Ford 2903 195 17 57 4,7 0,34 0,80
Adams 2882 191 17 59 4,9 0,39 1,00
Seneca 2840 183 16 56 4,3 0,38 1,4
PI 80536 1082 75 8 21 4,8 0,39 1,40
PI 2004 1024 73 6 19 3,6 0,29 0,80
PI 200482 924 67 6 17 3,4 0,34 0,90

PI 227212 830 56 5 16 4,6 0,38 1,30

Sumber: de Mooy et al.(cit. Tisdale et al., 1985)

Kemajuan penelitian dan penemuan dalam genetika dan bioteknologi

memungkinkan ditemukan varietas-varietas baru yang merupakan penggabungan

beberapa sifat bawaan yang baik-baik dalam waktu yang nisbi singkat. Hal ini

sangat penting kaitannya dengan usaha pemenuhan kebutuhan pangan dunia,

diharapkan petumbuhan hasil pertanian dapat mengimbangi pertumbuhan penduduk

dunia.

7
1.2.2. Faktor lingkungan (faktor luar)

Lingkungan diberi batasan sebagai kesatuan/gabungan semua keadaan di luar

dan ini mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu kehidupan (organisme).

Diantara faktor lingkungan yang diketahui berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman, berikut ini mungkin yang paling penting.

1. Suhu/temperatur

2. Tenaga pancaran matahari

3. Komposisi udara

4. Penyediaan air

5. Struktur tanah dan komposisi udara tanah

6. Reaksi tanah

7. Faktor biotik

8. Ketersediaan unsur hara mineral

9. Tidak ada bahan yang menghambat pertumbuhan tanaman.

Beberapa faktor tidak bekerja secara bebas, tetapi kemungkinan

berkebalikan. Sebagai contoh hubungan antara udara tanah dengan lengas tanah,

antara kandungan oksigen dan karbondioksida udara tanah. Peningkatan lengas

tanah menyebabakan menurunnya udara tanah dan peningkatan kandungan CO2

dalam udara tanah menyebabakan penurunan kandungan O2 di dalamnya.

Contoh lain adalah hubungan antara laju difusi oksigen ke dalam tanah dan

suhu tanah. Tekanan persial oksigen dalam lingkungan mintakat perakaran sangat

8
penting peranannya dalam pertumbuhan. Mempertahankan tekanan persial

oksigen tersebut dalam kaitannya dengan laju difusi oksigen pada permukaan

akar, sangat dipengaruhi oleh suhu tanah.

1.2.2.1. Suhu/temperatur

Suhu adalah suatu ukuran intensitas panas. Ahli fisika menganggap suhu

alam semesta berkisar dari rendah – 273 oC sampai sangat tinggi mendekati pusat

matahari. Dalam batasan kehidupan mahluk hidup kita tahu itu suatu kisaran

yang luas hampir tidak dapat dipercaya. Batas hidup organisme hidup adalah 35oC

– 75oC di planit ini. Kisaran kehidupan untuk tanaman pertanian biasanya

mendekati 15 dan 40oC. Pada suhu di atas dan di bawah kisaran ini pertumbuhan

menurun dengan cepat.

Suhu secara langsung mempengaruhi metabolisme tumbuhan seperti

fotosintesa, respirasi, permeabilitas dinding sel, penyerapan air dan hara transpirasi,

kegiatan enzim dan koagulasi protein. Pengaruh ini dicerminkan dalam

pertumbuhan tumbuhan. Pengaruh fotosintesa terhadap pertumbuhan adalah

kompleks dan berbeda atas spesies tumbuhan seperti dengan kandungan CO 2 udara

(atmosfir), intensitas sinar, dan lamanya penyinaran suatu intensitas yang

diberikan.

9
Konsentrasi antar pakar fisiologi adalah jika cahaya merupakan pembatas,

suhu hanya kecil pengaruhnya atas kecepatan fotosintesa, tetapi jika CO2 terbatas

intensitas cahaya tidak, fotosintesa meningkat dengan meningkatnya suhu udara.

Pernafasan atau respirasi juga dipengaruhi perubahan suhu, secara umum respirasi

terjadi secara perlahan (lambat) pada suhu rendah dan naik jika suhu meningkat.

Pada suhu yang sangat tinggi kecepatan respirasi permulaan besar tetapi tidak

terjadi atau tertahan sesudah beberapa jam, pada suhu tinggi paling tidak beberapa

tumbuhan laju respirasi turun dengan agak cepat. Untuk banyak tanaman mintakat

untuk suhu optimum fotosintesa lebih rendah daripada untuk respirasi.

Transpirasi atau hilangnya uap air dari stomata daun dipengaruhi suhu suatu

fenomena bahwa transpirasi rendah pada suhu rendah dan meningkat dengan

peningkatan suhu. Di bawah keadaan transpirasi berlebihan kehilangan air melebihi

pengambilan oleh tanaman dan pelayuan akan segera menyusul, karena penyerapan

air tidak dapat mengimbangi kehilangan air. Penyerapan oleh akar tumbuhan

dipengaruhi juga oleh suhu. Juga pengaruh suhu beragam tergantung spesies

tumbuhan tetapi sejumlah tanaman menyesuaikan/adaftasi pada kondisi mintakat

suhu.

Penyerapan naik dengan meningkatkan suhu dari 0 oC sampai 60/70 oC. Di

atas tingkat itu suatu tingkat berhenti kecepatan penyerapan. Rendahnya suhu tanah

mungkin mempengaruhi pertumbuhan oleh pengaruhnya terhadap penyerapan air.

Jika suhu tanah rendah namun transpirasi berlebihan terjadi tumbuhan akan rusak

10
karena akar mengalami dehydratasi jaringan. Pengaruh suhu atas penyerapan air

mungkin diterangkan dalam bagian sebagai hasil perubahan dalam

fiskositas/kekentalan air, permeabilitas dinding sel dan aktifitas dinding sel dan

aktifitas fisiologis akar sendiri. Suhu juga mempengaruhi penyerapan unsur

mineral. Hasil beberapa percobaan menunjukkan bahwa sejumlah species

terutama tertentu penyerapan larutan oleh akar terhambat pada suhu rendah. Ini

mungkin disebabkan turunya aktifitas respirsi atau penurunan permeabilitas dinding

sel.

Pengaruh suhu pada mintakat akar atas pertumbuhan jagung dapat dilihat

pada tabel 1.9 berikut. Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan yang tidak langsung

adalah pengaruhnya atas populasi mikrobia di dalam tanah. Aktifitas Netrobakter,

seperti kebanyakan organisme heterotop meningkat dengan peningkatan suhu.

Reaksi atau pH tanah mungkin berubah dengan suhu, dan selanjutnya

berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Telah diamati bahwa pH tanah

meningkat pada musim dingin dan turun pada musim panas, secara umum berkaitan

dengan kegiatan mikroorganisme. Mikroorganisme aktif akan mengeluarkan CO 2

yang kemudian bersenyawa dengan air menjadi asam karbonat. Dalam tanah yang

agak masam, perubahan pH sedikit saja telah berpengaruh terhadap ketersediaan

unsur hara mikro (renik) seperti mangan (Mn), seng(Zn) dan besi (Fe).

11
Tabel 1.8. Pengaruh suhu mintakat perakaran tanaman jagung terhadap
pertumbuhan

Bagian tanaman Media tumbuh Suhu udara hasil nisbi


Trubus Tanah 20C rerata dalam 13oC 20oC
rumah kaca 100 325
(dengan dan tanpa P
dikombinasi)
Trubus Geluh debu an Moidin Kondisi rumah kaca 15C 20 C 25 C
100 240 361
(tiga takaran P
dikombinasi)
Trubus Geluh debu an Honeoye Kondisi rumah kaca 100 132 263
(tiga takaran P
dikombinasi)
Trubus Kultur pasir Divariasi dari20-30 15C 20C 25C
di rumah kaca 100 230 568
(empat takaran P
dikombinasi)
Trubus Kultur pasir Rumah kaca waktu 15C 20C 25C
siang 31C 40C 100 218 291
Waktu malam (tiga takaran P
20C 2C dikombinasi)
Sumber: Tisdale et al, 1985

Suhu juga berpengaruh terhadap komposisi udara dan ini juga merupakan

hasil peningkatan dan penurunan aktivitas mikroorganisme. Bila kegiatan

mikroorganisme meningkat maka tekanan persial CO 2 pada udara tanah meningkat

dan sebaliknya tekanan persial O2 menurun.

Pemakaian untuk praktek telah dibuat hubungan antara suhu dengan

pertumbuhan yang disebut dengan konsep satuan panas (heat unit concept). Satuan

panas dicandera dengan berbagai cara seperti derajat hari (degree days), hari

12
optimum (optimum days), derajat efektif (effective degress). Semua batasan

menyatakan jumlah enersi panas yang diserap tanah pada skala atau periode waktu

yang diberikan. Jumlah satuan yang diperlukan untuk membawa tanaman sampai

masak (beberapa tahap pertumbuhan tanaman) telah ditentukan untuk beberapa

aneka tanaman. Ini digunakan untuk menentukan waktu atau tanggal penanaman

dan pemanenan.

1.2.2.2. Penyediaan Air (Lengas)

Pertumbuhan kebanyakan tumbuhan sebanding dengan jumlah air yang

ada, untuk pertumbuhan dibatasi baik pada aras lengas tanah sangat rendah atau

sangat tinggi. Air diperlukan tumbuhan untuk menghasilakn karbohidrat melalui

proses fotosintesa, menjadi hidrasi protoplasma, dan sebagai alat pengangkutan

makanan, unsur mineral dari bagian akar ke daun dan bahan hasil fotosintesis ke

bagian yang memerlukan dan tempat menyimpan seperti ubi, buah dan sebagainya.

Ketegaran (stress) pada lengas dalam tubuh tanaman dapat menyebabkan

penurunan laju pembelahan sel, sehingga berpengaruh pada pertumbuhan

tumbuhan. Bukan hasil saja yang merupakan sifat tanaman yang dipengaruhi

oleh ketersediaan lengas tanah. Kandungan protein dalam biji juga sering

dipengaruhi oleh ketersediaan lengas. Prosentesa protein yang lebih tinggi

umumnya dikaitkan dengan tingkat lengas tanah yang dapat terekstrak rendah.

13
Aras lengas tanah juga mempunyai pengaruh nyata atas penyerapan unsur

hara. Pada aras air terekstrak rendah, mintakat/zone perakaran menghambat/

menahan ketersediaan hara, oleh pengrusakan masing-masing tiga proses utama

penyerapan unsur hara. Proses tersebut adalah (1) difusi, (2) aliran masa, (3)

penyergapan akar dan pertukaran kontak. Hukum alam menyatakan bahwa apabila

penyerapan air tinggi maka akan terjadi peningkatan penyergapan hara oleh akar.

Secara umum terjadi peningkatan dalam penyerapan hara tumbuhan baik anion

maupun kation dengan penurunan tegangan lengas tanah dari persentase kehilangan

kelayuan permanen (wilting point percentage) hingga kapasitas lapang (field

capasity). Apabila pori-pori tanah telah terisi air (jenuh) maka respirasi akan

berpengaruh (menurun) sehingga penyerapan hara tanaman juga akan menurun.

Pengaruh penurunan tegangan lengas atas penyerapan hara oleh beberapa

tanaman makanan ternak disajikan dalam Tabel 1.10. Penambahan penyediaan

lengas memberi kemungkinan penyerapan hara oleh tanaman lebih baik. Bila

penyediaan lengas cukup suatu perbaikan dalam penyediaan hara, peningkatan

efisiensi penggunaan air oleh tanaman.

Efisiensi penggunaan air (water Use Efficiency) adalah jumlah bahan

kering yang dapat dihasilkan oleh sejumlah air yang diberikan. Dapat juga Efisiensi

penggunaan air dinyatakan sebagai berat air (Kg atau Ib)/ bahan kering tanaman

atau dapat juga dinyatakan sebagai berat bahan kering yang diperoleh dari

penggunaan air satu acre inci atau satu hektar milimeter air.

14
Tabel 1.10 Penyerapan ion (nisbi) oleh tanaman makanan ternak ditanam pada
empat aras lengas tanah (panen ke tiga)

Tanaman Aras Penyerapan (nisbi) dengan aras lengas M-3 =100


lengas N P K Ca Mg S
tanah
Atlantic M-1 55 44 52 50 62 60
Alfafa M-U 70 59 72 59 62 60
M-2 92 84 82 90 100 90
African M-1 72 53 72 74 86 60
Alfafa M-U 55 52 60 48 57 60
M-2 92 90 83 80 86 80
Red M-1 58 49 54 59 64 50
Clover M-U 74 63 77 76 79 72
M-2 91 85 94 98 100 100
Intermediate M-1 30 27 28 26 27 25
White M-U 53 50 50 49 54 50
Clover M-2 72 68 70 72 72 75
Ladino M-1 40 34 45 40 50 50
Clover M-U 72 66 83 65 66 75
M-2 94 89 94 82 83 75
Fescue M-1 74 52 71 64 61 67
M-U 69 59 76 64 61 67
M-2 98 94 107 109 92 100
Reed M-1 105 70 95 100 80 100
Canarygrass M-U 94 73 88 86 80 100
M-2 107 108 127 128 110 133
Orchard M-1 82 54 70 78 75 75
grass M-U 102 78 90 100 88 100
M-2 113 104 109 100 100 125

Air yang diberikan : M-1= 2,64 inci; M-U = 3,99 inci;

M-2 = 5,75 inci; M-3 = 7,24 inci.

Sumber: Kilmer, cit Tisdale et al., 1975.

15
Bila di daerah kering (arida) yang pengairan merupakan penyediaan air

yang selalu dilakukan dengan pasti dan dapat dikendalikan dengan mudah.

Diperlukan pengendalian dalam pengairan karena pemakaian air (banyak atau sedikit

air yang digunakan) erat kaitannya dengan tanggapan tanaman atas pemberiaan

pupuk.

Di daerah lembab (humida) dan agak lembab (sub-humida) pola agihan

curah hujan yang tidak tentu mengakibatkan penggunaan sejumlah pupuk yang

diberikan kurang menguntungkan dalam beberapa tahun jika dibandingkan dengan

lainnya. Lengas tanah juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman secara

tidak langsung oleh pengaruhnya tehadap watak mikroorganisme tanah. Dalam

keadaan lengas tanah luar biasa (extreem) rendah atau tinggi , aktifitas

mikroorganisme nitrifikasi terhambat, begitu juga organisme perombak bahan

organik. Akibat dari penghambatan pada perombakan bahan organik dan

nitrifikasi maka penyediaan N terhambat, tanaman kemungkinan akan kekahatan

unsur nitrogen.

16

Anda mungkin juga menyukai