Disusun Oleh:
B. Landasan Teori
Peternakan adalah kegiatan memelihara hewan ternak untuk
dibudidayakan dan mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut. Kegiatan
di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan
besar seperti sapi, kerau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan
hewan kecil seperti ayam, kelinci dll.
Fungsi utama dari adanya peternakan bukan hanya memelihara hewan saja
namun juga ada fungsi lainnya yang tak kalah penting yaitu mendapatkan
manfaat dan hasil yang sudah direncanakan sebelumnya dan menerapkan
sistem manejemen tertentu untuk bisa mendapatkan tujuan yang telah
ditetapkan.
Manajemen pemeliharaan ternak diperkenalkan sebagai upaya untuk dapat
memberikan keuntungan yang optimal bagi pemilik peternakan. Dalam
manajemen pemeliharaan ternak dipelajari, antara lain :Seleksi Bibit, Pakan,
Kandang, Sistem Perkawinan, Kesehatan Hewan, Tata Laksana Pemeliharaan
dan Pemasaran. Pakan yang berkualitas baik atau mengandung gizi yang cukup
akan berpengaruh baik terhadap yaitu tumbuh sehat, cepat gemuk,
berkembangbiak dengan baik, jumlah ternak yang mati atau sakit akan
berkurang, serta jumlah anak yang lahir dan hidup sampai disapih meningkat.
Singkatnya, pakan dapat menentukan kualitas ternak. Selain itu berdasarkan
penelitian, hasil dari kualitas pupuk dari ternak potong dengan ternak perah
berbeda. Ternak yang diberi makanan bermutu (seperti ternak perah)akan
menghasilkan pupuk yang berkualitas baik, sebaliknya ternak yang
makanannya kurang baik juga akan menghasilkan pupuk yang kualitasnya
rendah.
Kambing dan domba memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan
ternak lain. Selain kualitas dagingnya yang berkhasiat, juga memiliki
keempukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan daging ternak lainnya.
Bahkan, susunya memiliki kandungan gizi tinggi dan dipercaya dapat
mengobati berbagai jenis penyakit. Dilihat dari teknik usaha dan
pemeliharaannya pun, kambing dan domba relatif lebih mudah dipelihara dan
dikembangkan. Ternak ini tidak membutuhkan pakan yang relatif mahal dan
mudah beradaptasi dengan lingkungan tropis Indonesia. Bahkan, kambing
dapat mengonsumsi bahan pakan dengan kualitas yang rendah. Limbah-limbah
pertanian dan limbah industri dapat menjadi sumber pakan bagi ternak ini
dengan tetap menghasilkan produksi daging yang tinggi. Kambing dan domba
memiliki nilai ekonomi yang tinggi sebagai hewan ternak.
Peternakan kambing dan domba dalam usaha kecil dan besar mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat. Bahkan, peternak kecil di
pedesaan menjadikan ternak domba atau kambing sebagai tabungan hidup
yang dapat digunakan untuk kebutuhan mendesak atau acara-acara besar.
Sementara bagi peternak besar, usaha ini dapat ditujukan untuk komersial dan
bisa dikembangkan lebih besar lagi.
Kambing dan domba memiliki daya reproduksi yang tinggi hingga mampu
beranak sepanjang tahun dan menghasilkan anak kembar 2—5 anak sekali
lahir. Pemeliharaannya dapat diaplikasikan di lahan sempit karena memiliki
tubuh yang relatif kecil dan bisa dimulai dengan modal kecil. Karena itu, nilai
keunggulan domba dan kambing menjadikannya sebagai objek yang menarik
bagi masyarakat untuk beternak dua jenis hewan ini.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana profil 78 Farm Jogja?
2. Bagaimana adopsi inovasi yang dilakukan oleh 78 Farm Jogja?
3. Bagaimana difusi inovasi yang dilakukan oleh 78 Farm Jogja?
4. Apa saja kendala yang dihadapi dalam memulai usaha ternak 78 Farm
Jogja?
5. Bagaimana solusi yang diterapkan dalam mengatasi kendala di 78 Farm
Jogja?
D. Tujuan
1. Mengetahui profil 78 Farm Jogja.
2. Mengetahui dan memahami adopsi inovasi yang ada di 78 Farm Jogja.
3. Mengetahui dan memahami difusi inovasi yang ada di 78 Farm Jogja.
4. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam memulai usaha ternak 78 Farm
Jogja.
5. Mengetahui solusi yang diterapkan dalam mengatasi kendala di 78 Farm
Jogja.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Difusi Inovasi
Untuk menyampaikan atau menyebarkan inovasi yang ada di 78 Farm Jogja
beliau menggunakan inovasi internet untuk mengiklankan dan
mempromosikan peternakannya. Beliau juga membagikan ilmu peternakannya
melalui penyuluhan dan adanya program latihan yang diadakan setiap satu
bulan sekali oleh beliau sendiri. Pelatihan ini dilakukan dalam waktu satu hari
dikenakan biaya Rp. 1.000.000,00 dengan berbagai fasilitas seperti makan,
sertifikat, dan ilmu yang mendukung.
Ilmu yang diberikan dalam pelatihan dan penyuluhan ini meliputi dasar-
dasar ilmu beternak kambing, yang meliputi niat dan kesiapan diri untuk
memulai usaha, ilmu yang mendukung dalam bidang pertanian, modal,
persiapan untuk kandang, persiapan untuk pakan ternak, kemudian membeli
kambing yang akan menjadi indukan awal. Penyuluhan ini diikuti oleh peserta
dari seluruh Indonesia, dari penyuluhan tersebut akhirnya banyak orang yang
mengadopsi inovasi dari beliau.
D. Kendala yang dihadapi
Pada awal merintis usaha ternak kambing dan domba ini beliau
menghadapi beberapa masalah, yang pertama adalah lokasi dari 78 Farm Jogja
belum berkembang dengan baik karena belum adanya inovasi-inovasi.
Permasalahan yang kedua adalah terbatasnya koneksi antar peternak kambing
dan domba di Yogyakarta, dengan terbatasnya koneksi ini beliau menghadapi
kesulitan untuk bertukar pikiran atau ilmu untuk beternak kambing dan domba.
Permasalahan yang ketiga adalah penyakit yang menyerang ternak, misalnya
kembung, sakit mata, flu, dan yang paling parah antaks. Untuk penyakit-
penyakit ringan diberikan antibiotik sesuai dengan dosis dan umur. Selain itu
kambing dan domba yang terserang penyakit perlu dipisahkan dari kambing
dan domba yang lainnya agar penyakit tidak menular. Untuk penyakit antraks
sendiri diberikan perawatan yang intensif. Apabila penyakit tersebut tidak
ditangani dengan baik maka akan berdampak buruk pada kondisi ternak dan
dapat mengakibatkan kematian.
Pada kasus penyakit antraks, penyakit ini umumnya akan menyebar
dengan cepat serta mengakibatkan kematian pasa ternak dengan jangka waktu
yang cukup singkat. Penyakit ini juga memiliki ciri-ciri demam (suhu tubuh
mencapai 41,50C), gelisah, sesak napas, kejang, dan diikuti kematian, kadang
sesaat sebelum kematian kelaur darah kehitaman yang tidak membeku dari
lubang kumlo (lubang hidung, mulut, telinga, anus dan alat kelamin). Penyakit
ini juga dapat penyebabnya adalah pengeksposan pekerjaan pada hewan yang
sakit atau hasil ternak hewan seperti kulit dan juga daging, atau mengkonsumsi
daging hewan yang sudah tertular penyakit antraks. Selain dari itu, penularan
juga bisa terjadi apabila seseorang terhirup spora dari produk hewan herbivora
yang terserang penyakit antraks, misalnya produk kulit atau mungkin bulu yang
sudah dikeringkan.
E. Solusi dalam Menghadapi Kendala
Dalam menghadapi permasalahan, beliau menjadikan setiap permasalahan
yang ada sebagai tantangan untuk memajukan dan mengembangkan 78 Farm
Jogja, seperti pakan hijau yang ditanam sendiri karena pakan tersebut mulai
sulit dicari disekitar lokasi 78 Farm Jogja. Dengan menanam pakan hijau
sendiri, biaya yang dialokasikan untuk pakan dapat dimanfaatkan untuk
perawatan yang lain. Kemudian kotoran dari hewan ternak dimanfaatkan
menjadi pupuk organik yang dimanfaatkan untuk diberikan ketanaman untuk
pakan hijau.
Untuk mengurangi resiko munculnya penyakit atraks pada hewan ternak,
beliau melakukan pembersihan kandang serta vaksinasi secara rutin. Apabila
performa hewan ternak yang ada di sana terlihat menurun beliau memberikan
vitamin dan pijat khusus pada hewan ternak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
78 Farm Jogja merupakan peternakan kambing dan domba yang terletak
di jl. Godean km.15, Sleman, Yogyakarta berdiri sejak 3 tahun yang lalu
dengan visi “ Menjadi Peternak Kambing dan Domba yang Profesional”. 78
Farm Jogja memiliki beberapa inovasi antara lain pemasangan iklan di sosial
media, kotak inkubasi, penggunaan sistem kandang showroom. Untuk
menyebarkan inovasi itu, beliau mengadakan pelatihan ternak kambing dan
domba yang pesertanya berasal dari seluruh wilayah di Indonesia.
Kendala yang dihadapi dalam beternak antara lain lokasi yang belum
berkembang dengan inovasi, penyakit yang dialami hewan ternak. Seiiring
berjalannya waktu memunculkan inoovasi yang dijadikan seagai tantangan
untuk mengembangkan dan memajukan usaha ternaknya.
B. Saran
Untuk memulai usaha harus dengan spesifik, dan harus mengetahui ilmu
yang akan mengacu pada usaha yang akan dijalankan. Untuk menjadi usaha
ternak yang sukses harus dijalankan secara bertahap dan menjadikan kendala
menjadi tantangan.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA