Anda di halaman 1dari 15

ADOPSI DAN DIFUSI INOVASI DI SUBSEKTOR PETERNAKAN

Disusun Oleh:

Gilang Azmi Auliya 134160173


Al Fatah Erlangga 134160175
Elma Dwi Septiana 134160176
Nabila Eska Ortala 134160188
Wiris Rosita Dewi 134160200
Hanan Anisa Restu U. 134160201
Regita Puspa Rinjani 134160209

PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyuluhan Pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah
perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai
kemauan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau
kegiatan- kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya.
Tujuan jangka pendek adalah menumbuhkan perubahan yang lebih baik pada
diri petani meliputi perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap dan motivasi
petani periode antara 1-3 tahun 2, sedangkan tujuan jangka panjang:
meningkatkan taraf hidup masyarakat agar dapat hidup sejahtera periode lebih
dari 3 tahun 20.
Pengertian inovasi adalah suatu ide, perilaku, produk, informasi dan
praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan/
diterapkan/ dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu
lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-
perubahan disegala aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya perbaikan
perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang
bersangkutan. Proses difusi inovasi adalah perembesan adopsi inovasi dari
suatu individu yang telah mengadopsi ke individu yang lain dalam sistem sosial
masyarakat sasaran yang sama. Pengertian difusi inovasi hampir sama dengan
inovasi. Perbedaannya adalah jika dalam proses adopsi pembawa inovasi
berasal dan “luar” sistem lokal masyarakat sasaran. Sedang dalam proses
difusi, sumber informasi berasal dan dalam (orang) sistem sosial masyarakat
itu sendiri. Adopsi dalam penyuluhan pertanian pada hakekatnya dapat
diartikan sebagai proses penerimaan inovasi atau perubahan perilaku baik yang
berupa pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun keterampilan
(psikomotorik) pada diri seseorang setelah menerima inovasi yang
disampaikan penyuluh pada petani atau masyarakat sasarannya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi dan
penyuluhan pertanian dengan pokok bahasan adopsi dan difusi inovasi di
sektor peternakan. Kami memilih peternakan domba dan kambing 78 Jogja
Farm, alasan kelompok kami untuk memilih peternakan domba dan kambing
karena referensi yang kami liat dari internet paling banyak iklannya.

B. Landasan Teori
Peternakan adalah kegiatan memelihara hewan ternak untuk
dibudidayakan dan mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut. Kegiatan
di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan
besar seperti sapi, kerau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan
hewan kecil seperti ayam, kelinci dll.
Fungsi utama dari adanya peternakan bukan hanya memelihara hewan saja
namun juga ada fungsi lainnya yang tak kalah penting yaitu mendapatkan
manfaat dan hasil yang sudah direncanakan sebelumnya dan menerapkan
sistem manejemen tertentu untuk bisa mendapatkan tujuan yang telah
ditetapkan.
Manajemen pemeliharaan ternak diperkenalkan sebagai upaya untuk dapat
memberikan keuntungan yang optimal bagi pemilik peternakan. Dalam
manajemen pemeliharaan ternak dipelajari, antara lain :Seleksi Bibit, Pakan,
Kandang, Sistem Perkawinan, Kesehatan Hewan, Tata Laksana Pemeliharaan
dan Pemasaran. Pakan yang berkualitas baik atau mengandung gizi yang cukup
akan berpengaruh baik terhadap yaitu tumbuh sehat, cepat gemuk,
berkembangbiak dengan baik, jumlah ternak yang mati atau sakit akan
berkurang, serta jumlah anak yang lahir dan hidup sampai disapih meningkat.
Singkatnya, pakan dapat menentukan kualitas ternak. Selain itu berdasarkan
penelitian, hasil dari kualitas pupuk dari ternak potong dengan ternak perah
berbeda. Ternak yang diberi makanan bermutu (seperti ternak perah)akan
menghasilkan pupuk yang berkualitas baik, sebaliknya ternak yang
makanannya kurang baik juga akan menghasilkan pupuk yang kualitasnya
rendah.
Kambing dan domba memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan
ternak lain. Selain kualitas dagingnya yang berkhasiat, juga memiliki
keempukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan daging ternak lainnya.
Bahkan, susunya memiliki kandungan gizi tinggi dan dipercaya dapat
mengobati berbagai jenis penyakit. Dilihat dari teknik usaha dan
pemeliharaannya pun, kambing dan domba relatif lebih mudah dipelihara dan
dikembangkan. Ternak ini tidak membutuhkan pakan yang relatif mahal dan
mudah beradaptasi dengan lingkungan tropis Indonesia. Bahkan, kambing
dapat mengonsumsi bahan pakan dengan kualitas yang rendah. Limbah-limbah
pertanian dan limbah industri dapat menjadi sumber pakan bagi ternak ini
dengan tetap menghasilkan produksi daging yang tinggi. Kambing dan domba
memiliki nilai ekonomi yang tinggi sebagai hewan ternak.
Peternakan kambing dan domba dalam usaha kecil dan besar mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat. Bahkan, peternak kecil di
pedesaan menjadikan ternak domba atau kambing sebagai tabungan hidup
yang dapat digunakan untuk kebutuhan mendesak atau acara-acara besar.
Sementara bagi peternak besar, usaha ini dapat ditujukan untuk komersial dan
bisa dikembangkan lebih besar lagi.
Kambing dan domba memiliki daya reproduksi yang tinggi hingga mampu
beranak sepanjang tahun dan menghasilkan anak kembar 2—5 anak sekali
lahir. Pemeliharaannya dapat diaplikasikan di lahan sempit karena memiliki
tubuh yang relatif kecil dan bisa dimulai dengan modal kecil. Karena itu, nilai
keunggulan domba dan kambing menjadikannya sebagai objek yang menarik
bagi masyarakat untuk beternak dua jenis hewan ini.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana profil 78 Farm Jogja?
2. Bagaimana adopsi inovasi yang dilakukan oleh 78 Farm Jogja?
3. Bagaimana difusi inovasi yang dilakukan oleh 78 Farm Jogja?
4. Apa saja kendala yang dihadapi dalam memulai usaha ternak 78 Farm
Jogja?
5. Bagaimana solusi yang diterapkan dalam mengatasi kendala di 78 Farm
Jogja?

D. Tujuan
1. Mengetahui profil 78 Farm Jogja.
2. Mengetahui dan memahami adopsi inovasi yang ada di 78 Farm Jogja.
3. Mengetahui dan memahami difusi inovasi yang ada di 78 Farm Jogja.
4. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam memulai usaha ternak 78 Farm
Jogja.
5. Mengetahui solusi yang diterapkan dalam mengatasi kendala di 78 Farm
Jogja.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil 78 Farm Jogja


78 Farm Jogja adalah peternakan kambing domba yang memberikan
layanan pelatihan ternak kambing domba dan supplier untuk kambing domba.
Peternakan ini berdiri sejak 3 tahun yang lalu dengan modal awal sepasang
kambing jantan dan betina, yang beralamat di jalan Godean km. 15, Sleman,
Yogyakarta. 78 Farm Jogja didirikan oleh Triangga Bayu, seorang alumnus
salah satu Universitas Swasta di Jogja pada jurusan Ekonomi. Dengan
memiliki visi “ Menjadi Peternak Kambing dan Domba yang Profesional”
beliau memilih usaha ternak ini karena menganggap bahwa banyak orang yang
tidak menekuni untuk memilih bidang perternakan, dan akhirnya beliau
melihat bahwa usaha ternak tersebut merupakan peluang yang menguntungkan.
Di peternakan ini terdapat 10 jenis kambing dan domba antara lain merino,
bur, peranakan etawa kaligesing, ekor tipis, ekor tebal, merino garut, dll. Dalam
mengelola peternakan ini beliau dibantu oleh lima orang pegawai.
B. Adopsi Inovasi
Ada banyak inovasi yang ada di 78 Farm Jogja antara lain adanya wifi,
kotak inkubasi, pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk tanaman, penggunaan
sistem kandang showroom, pemasangan iklan di dunia maya, pelatihan ternak
kambing, dan pemeliharaan.
Istilah kandang showroom yang ada di 78 Farm Jogja mempunyai arti yang
sama dengan istilah dengan showroom mobil yaitu dalam tempat tersebut
terdapat berbagai jenis kambing dan domba sehingga banyak peminat yang
langsung dapat memilih kambing dan domba sesuai keinginan para pembeli,
selain itu kebersihan kandang juga terjaga seperti showroom pada umumnya.
Inovasi ini dicetuskan oleh beliau karena beliau berfikir bahwa dengan
menggunakan inovasi kandang showroom akan lebih efisien untuk menarik
para pembeli.
Inovasi kedua yaitu, pemasangan iklan penjualan kambing dan domba di
dunia maya. Beliau menyempatkan waktu minimal 2 jam sehari untuk
memasang iklan di berbagai media diantaranya yourtube, facebook, website.
Pada youtube beliau memiliki 13 chanel youtube yang berisi 50-75 video slide
yang setiap slidenya diberi keterangan. Dan untuk facebook beliau
menggunakan iklan eksklusif yaitu iklan yang berkala, dan beliau membayar
facebook sebanyak Rp. 5.000.000,00 per bulan. Dari iklan-iklan yang dibuat
dapat menarik pembeli dari berbagai daerah di Indonesia, sebagai buktinya 78
Farm Jogja telah mengirim ternaknya ke hampir seluruh wilayah di Indonesia
kecuali Papua. Sebagian besar pembeli memanfaatkan ternak tersebut untuk
dikembang biakan kembali (sebagai indukan).
Inovasi ketiga yaitu, pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk tanaman.
Kotoran ternak yang dimanfaatkan untuk pupuk tanaman digunakan untuk
berbagai tanaman antara lain sengon, trembesi, akasia, pisang, dll yang
dimanfaatkan untuk membuat bibit yang dapat dijual, sehingga mendapat
keuntungan lebih yang didapat dari penjualan bibit. Dan sebagian besar bibit
yang dibudidayakan dan digunakan untuk pakan ternak sendiri.
Inovasi yang keempat, yaitu kotak inkubasi. Kotak inkubasi sendiri
merupakan kotak untuk tempat anakan kambing yang setelah lahir, dengan
adanya kotak inkubasi ini sendiri dipergunakan untuk menghindari agar anakan
kambing tidak terinjak oleh induknya dan hasil susu yang diperoleh anakan
lebih optimal. Selain itu, anak kambing dapat dipindahkan dengan kotaknya
untuk menyusu dengan induk yang lain apabila produksi susu indukannya
kurang.
Inovasi yang kelima yaitu, adanya wifi di kandang 78 Farm Jogja. Dengan
adanya wifi dikandang ini, dapat menunjang ketepatan dan kecepatan kerja
beliau. Wifi ini juga digunakan untuk beliau mengiklankan ternaknya di
berbagai sosial media, hal ini juga merupakan fasilitas bagi pengunjung untuk
mengakses internet.
Inovasi yang keenam, yaitu pemeliharaan kambing dan domba.
Pemeliharaan kambing dan domba ini meliputi pemberian pakan, pemberian
vitamin, pembersihan kandang, serta perawatan terhadap kambing dengan cara
dipijat agar kambing selalu rileks dan tidak terasa stress, sehingga kualitas
kambing dan domba meningkat sehingga harga jual tinggi.
Inovasi ketujuh, yaitu “Jual Lucu”. Jual lucu yang dimaksud adalah domba
yang diternakan diberi perawatan pada bulu agar terlihat bersih dan menarik.
Sehingga banyak perusahaan ataupun pemilik kidszoo tertarik untuk membeli
domba-domba tersebut.
Inovasi kedelapan, yaitu beberapa peranakan etawa diikutsertakan ke
kontes hewan ternak. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan promosi dari
peranakan etawa yang dikembang biakan oleh 78 Farm Jogja. Sehingga
memiliki harga jual yang lebih tinggi dibanding dengan jenis ternak yang lain.

C. Difusi Inovasi
Untuk menyampaikan atau menyebarkan inovasi yang ada di 78 Farm Jogja
beliau menggunakan inovasi internet untuk mengiklankan dan
mempromosikan peternakannya. Beliau juga membagikan ilmu peternakannya
melalui penyuluhan dan adanya program latihan yang diadakan setiap satu
bulan sekali oleh beliau sendiri. Pelatihan ini dilakukan dalam waktu satu hari
dikenakan biaya Rp. 1.000.000,00 dengan berbagai fasilitas seperti makan,
sertifikat, dan ilmu yang mendukung.
Ilmu yang diberikan dalam pelatihan dan penyuluhan ini meliputi dasar-
dasar ilmu beternak kambing, yang meliputi niat dan kesiapan diri untuk
memulai usaha, ilmu yang mendukung dalam bidang pertanian, modal,
persiapan untuk kandang, persiapan untuk pakan ternak, kemudian membeli
kambing yang akan menjadi indukan awal. Penyuluhan ini diikuti oleh peserta
dari seluruh Indonesia, dari penyuluhan tersebut akhirnya banyak orang yang
mengadopsi inovasi dari beliau.
D. Kendala yang dihadapi
Pada awal merintis usaha ternak kambing dan domba ini beliau
menghadapi beberapa masalah, yang pertama adalah lokasi dari 78 Farm Jogja
belum berkembang dengan baik karena belum adanya inovasi-inovasi.
Permasalahan yang kedua adalah terbatasnya koneksi antar peternak kambing
dan domba di Yogyakarta, dengan terbatasnya koneksi ini beliau menghadapi
kesulitan untuk bertukar pikiran atau ilmu untuk beternak kambing dan domba.
Permasalahan yang ketiga adalah penyakit yang menyerang ternak, misalnya
kembung, sakit mata, flu, dan yang paling parah antaks. Untuk penyakit-
penyakit ringan diberikan antibiotik sesuai dengan dosis dan umur. Selain itu
kambing dan domba yang terserang penyakit perlu dipisahkan dari kambing
dan domba yang lainnya agar penyakit tidak menular. Untuk penyakit antraks
sendiri diberikan perawatan yang intensif. Apabila penyakit tersebut tidak
ditangani dengan baik maka akan berdampak buruk pada kondisi ternak dan
dapat mengakibatkan kematian.
Pada kasus penyakit antraks, penyakit ini umumnya akan menyebar
dengan cepat serta mengakibatkan kematian pasa ternak dengan jangka waktu
yang cukup singkat. Penyakit ini juga memiliki ciri-ciri demam (suhu tubuh
mencapai 41,50C), gelisah, sesak napas, kejang, dan diikuti kematian, kadang
sesaat sebelum kematian kelaur darah kehitaman yang tidak membeku dari
lubang kumlo (lubang hidung, mulut, telinga, anus dan alat kelamin). Penyakit
ini juga dapat penyebabnya adalah pengeksposan pekerjaan pada hewan yang
sakit atau hasil ternak hewan seperti kulit dan juga daging, atau mengkonsumsi
daging hewan yang sudah tertular penyakit antraks. Selain dari itu, penularan
juga bisa terjadi apabila seseorang terhirup spora dari produk hewan herbivora
yang terserang penyakit antraks, misalnya produk kulit atau mungkin bulu yang
sudah dikeringkan.
E. Solusi dalam Menghadapi Kendala
Dalam menghadapi permasalahan, beliau menjadikan setiap permasalahan
yang ada sebagai tantangan untuk memajukan dan mengembangkan 78 Farm
Jogja, seperti pakan hijau yang ditanam sendiri karena pakan tersebut mulai
sulit dicari disekitar lokasi 78 Farm Jogja. Dengan menanam pakan hijau
sendiri, biaya yang dialokasikan untuk pakan dapat dimanfaatkan untuk
perawatan yang lain. Kemudian kotoran dari hewan ternak dimanfaatkan
menjadi pupuk organik yang dimanfaatkan untuk diberikan ketanaman untuk
pakan hijau.
Untuk mengurangi resiko munculnya penyakit atraks pada hewan ternak,
beliau melakukan pembersihan kandang serta vaksinasi secara rutin. Apabila
performa hewan ternak yang ada di sana terlihat menurun beliau memberikan
vitamin dan pijat khusus pada hewan ternak.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
78 Farm Jogja merupakan peternakan kambing dan domba yang terletak
di jl. Godean km.15, Sleman, Yogyakarta berdiri sejak 3 tahun yang lalu
dengan visi “ Menjadi Peternak Kambing dan Domba yang Profesional”. 78
Farm Jogja memiliki beberapa inovasi antara lain pemasangan iklan di sosial
media, kotak inkubasi, penggunaan sistem kandang showroom. Untuk
menyebarkan inovasi itu, beliau mengadakan pelatihan ternak kambing dan
domba yang pesertanya berasal dari seluruh wilayah di Indonesia.
Kendala yang dihadapi dalam beternak antara lain lokasi yang belum
berkembang dengan inovasi, penyakit yang dialami hewan ternak. Seiiring
berjalannya waktu memunculkan inoovasi yang dijadikan seagai tantangan
untuk mengembangkan dan memajukan usaha ternaknya.

B. Saran
Untuk memulai usaha harus dengan spesifik, dan harus mengetahui ilmu
yang akan mengacu pada usaha yang akan dijalankan. Untuk menjadi usaha
ternak yang sukses harus dijalankan secara bertahap dan menjadikan kendala
menjadi tantangan.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Dyah, Roro. 2016. Manfaat Peternakan. http://manfaat.co.id/manfaat-peternakan.

Sugiarto, Imam. 2013. Manfaat Beternak Kambing dan Domba.


http://erafarmindo.blogspot.co.id/2013/02/manfaat-beternak-kambing-dan-
domba. html?m=1

Rozak, Abdullah. 2015. Penularan Penyakit Antraks dari Hewan ke Manusia.


https://pulauherbal.com/jurnal/5182-penularan-penyakit-antraks-dari-
hewan-ke-manusia.html

Anda mungkin juga menyukai