Anda di halaman 1dari 10

TUGAS AMDAL

(TL-4201)
Kerangka Acuan (KA)
Perencanaan Proyek Revitalisasi Pasar Sederhana Bandung

Kelompok 3 – K01
Yulianti 15315005
Josephine Amadea 15315021
Sando Alexander Simbolon 15315037
Fransisca Eureka V.M 15315057
Arlen Gilbert 15315075
Astrid Aristamaya 15315082

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pasar tradisional, di masa globalisasi saat ini tengah mengalami berbagai macam masalah.
Permasalahan yang umumnya terjadi pada pasar tradisional di tanah air ialah buruknya segi fisik,
fasilitas sarana-prasarana sampai lemahnya manajemen pengelolaan pasar. Kondisi-kondisi
tersebut diperparah dengan semakin suburnya jumlah ritel dan pasar modern akibat tidak jelasnya
regulasi pemerintah di sektor ritel. Maraknya revitalisasi pasar modern menyudutkan posisi pasar
tradisional di perkotaan. Menurut survey AC Nielsen tahun 2004, pertumbuhan pasar modern
sebesar 31,4 persen, sedangkan pertumbuhan pasar tradisional minus 8,1 persen (harian Kompas,
2007).
Dalam menghadapi persaingan dengan pasar modern maka pasar-pasar tradisional di
perkotaan yang menjadi milik pemerintah melakukan upaya-upaya perbaikan melalui revitalisasi
pasar. Bila ditilik secara estimologis, revitalisasi berarti proses, cara, perbuatan, menghidupkan,
menggiatkan kembali (KBBI, 2002). Dengan kata lain ada itikad dinas pasar/ PD Pasar untuk
menggiatkan atau membuat vital pasar tradisional dari kondisi yang ada sebelumnya. Karena pada
umumnya, kondisi pasar tradisional yang ada di tanah air selama ini memperlihatkan buruknya
aspek fisik bangunan dan manajemen pengelolaan pasar.
Revitalisasi pasar dengan melakukan perbaikan fisik dalam bentuk renovasi bangunan
pasar maupun dalam tataran manajemen pengelolaan dan administratif agar lebih professional
yang dilakukan oleh Dinas Pasar/ Perusahaan Daerah (PD) Pasar seolah menjadi resep mujarab
dalam menghadapi peritel raksasa atau pasar modern. Tanpa dilakukannya upaya revitalisasi, para
pedagang merasakan kenyataan pahit betapa pasar mereka kian sepi tergencet persaingan dengan
took modern (harian Kompas, 2007).
Demikian pula yang terjadi pada pasar pasar tradisional di Bandung juga tidak luput dari
agenda revitalisasi. Khususnya untuk pasar sederhana Bandung yang hangus dalam insiden
kebakaran pada 5 Oktober 2018. Momentum revitalisasi ini sebagai upaya menata pedagang kaki
lima (PKL) agar bisa ditempatkan di dalam pasar. Sehingga lingkungan pasar bisa lebih nyaman.
Selain itu, perlunya meningkatkan kondisi perekonomian masyarakat menengah ke bawah, dan
juga kondisi pasar tradisional umumnya yang cenderung kumuh, tidak teratur dan tidak aman
karena banyak dikuasai oleh preman pasar. Konsep revitalisasi ini ialah perbaikan pasar secara
menyeluruh maupun sebagian untuk mengoptimalkan fungsi pasar sebagai tempat pertemuan
antara pedagang dan pembeli(majalah Gapura, 2007).
Studi Amdal rencana kegiatan revitalisasi ini tidak dilaksanakan secara terintegrasi, tetapi
dilakukan setelah adanya studi kelayakan baik secara teknis maupun ekonomis. Perencanaan dalam
studi kelayakan tersebut dimulai dengan studi pemilihan lokasi dan perencanaan luas area industri
tersebut. Setelah itu dilakukan identifikasi kondisi lingkungan berdasarkan rona awal lingkungan pada
saat proyek belum berjalan. Dari aspek teknis, penentuan tapak pondasi bangunan dari sisi geologi-
teknik dan struktur dan stabilitas tanah dari sisi mekanika tanah juga dilakukan. Demikian pula dengan
kondisi yang terjadi pada saat konstruksi dilakukan, seperti mobilisasi alat berat, kebisingan, polusi,
dan hal-hal lain yang dapat mengganggu kenyamanan masyarakat. Dari sisi lingkungan dan sosial
dilakukan kajian tentang perubahan kehidupan sosial masyarakat dilingkunan kawasan proyek dari
keadaan sebelum dan sesudah bangunan proyek dibuat. Sedangkan dari sisi ekonomi kajian dilakukan
berdasarkan azas bahwa proyek akan dibangun demi mendapatkan manfaat untuk kehidupan
masyarakat, baik manfaat langsung ataupun tidak langsung, sehingga semuanya ini berada dalam
kajian analisis ekonomi proyek yang menyeluruh.
Rencana revitalisasi industri ini wajib memiliki Amdal karena tercantum pada Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2014 tentang program penilaian peringkat kerja perusahaan
dalam pengelolaan lingkungan hidup. Di dalamnya terdapat pengendalian potensi kerusakan lahan
wajib dilengkapi dengan salinan kegiatan, termasuk pada pasar. Rencana revitilisasi ini akan dinilai
oleh Komisi Penilai Amdal (KPA) tingkat Kota.

I.2 Tujuan Rencana Kegiatan


Tujuan utama dari revitilisasi pasar diantaranya,
1. meningkatkan kondisi perekonomian masyarakat menengah ke bawah
2. upaya menata pedagang kaki lima (PKL)
3. membuat vital pasar tradisional dari kondisi pasar tradisional yang memperlihatkan buruknya
aspek fisik bangunan dan manajemen pengelolaan pasar.
Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

1. Rencana Kegiatan Revitalisasi Pasar( Tahap Pra Kontruksi)


Pasar Sederhana Bandung saat ini sedang dilakukan tahap pra kontruksi berupa
perencanaan teknis dan ekonomis dimana nantinya pasar ini diharapkan mampu melayani
kebutuhan masyarakat.
A. Identitas Pemrakarsa
1. Nama Perusahaan : Pemerintah Kota Bandung
2. Nama Kegiatan : Revitalisasi Pasar Sederhana Kota Bandung
3. Lokasi Kegiatan :
4. Luas Lahan :
5. Luas Terbangun :
6. Penanggung Jawab :
B. Lokasi
Pasar Sederhana Kota Bandung dibangun pada lahan lokasi seluas … terletak di …
Batas-batas fisik lokasi kegiatan adalah sebagai berikut :
Utara :
Selatan :
Barat :
Timur :

2. Deskripsi Bangunan Pasar (Tahap Kontruksi)


Pasar Sederhana Bandung melayani berbagai keperluan masyarakat baik sandang maupun pangan
berupa sembako, fashion, makanan ringan, kosmetik, elektronik dan lain lain
a. Bangunan Kios
Revitalisasi Kios terdiri dari 2 (dua) lantai dengan luas kios seragam sesuai kebutuhan yaitu 2
x 3 M2 dan 3x 4 M2. Pondasi bangunan kios merupakan beton bertulang 1:2:3 type pondasi
setemapt dan dirangaki denagn sloof beton bertulang 1:2:3 kedalaman pondasi maksimal 1,70
m atau mencapai tanah keras.
b. Mushola dan tempat wudhu dengan ukuran 4x4 M2
Ponndasi dari beton cor bertulang spesi 1:2:3, lantai kerja denagn ketebalan 5 cm dari beton
cor spesi 1:3:5 yang sebelumnya digelar pasir setebal 5 cm. Setelah itu lantai mushola dipasang
keramik 30x30 cm dimana sebelumnya dilakukan pengurugan pasir setebal 25 cm dan
dipadatkan. Untuk pengambilan air wudhu dibuat denagn ukuran 1,50 x 2 M2 denagn dinding
dipasang keramik ukuran 20 x 20 cm yang dilengkapi kran ¾ inch.
c. Water Closet (WC)
Water Closet (WC) terdapat 4 buah yaitu 2 buah WC di lantai 1 dan 2 buah WC di lantai 2(dua).
d. Parit, Duiker, Grill dan Oil Catcher
Untuk mengalirkan limpasan air hujan dibuat saluran drainase, dimana sebelum dibuang ke
saluran Komering terlebih dahulu disalurkan ke bak kontrol untuk menyaring sampah dari air
buangan tersebut. Saluran drainase di sekeliling bangunan berupa saluran terbuka, sedangkan
bagian depan sebelum masuk ke saluran drainase kota merupakan saluran tertutup dilengkapi
duiker.
e. Pencegahan Kebakaran
Pencegahan kebakaran menggunakan racuna api tabung ukuran 10 liter yang wajib dimiliki
oleh masing-masing pemilik kios denagn rekomendasi instansi terkait. Racun api diletakkan di
dinding yang mudah dijangkau apabila terjadi kebakaran.
f. Tangki air Bersih
Untuk penyediaan air bersih pasar akan menggunakan 1 (satu) buah reservoar atas dan
reservoar bawah dengan kapasitas masing masing 1 M3. Pondasi beton cor 1:2:3 ukuran
20x60x80 cm (50 cm di bawah muka tanah dan 30 cm di atas muka tanah).Bahan tangki air
terbuat dari fibre glass yang dilengkapi denagn pipa, kran air dan instalasi air lainnya yang
kemudian dihubungkan ke kamar mandi/WC, musholla serta tempat lainnya yang diperlukan.
g. Jalan
Pelataran jalan berupa beton denag ketebalan 15 cm spesi 1:2:3. Timbunan di bawah jalan rata
dan padat memenuhi standar jalan kelas 1. Pada bagian bawah dipasang pasir kerja dengan
pasir urug 10 cm dan lantai kerja beton cor spesi 1:4 dengan ketebalan 3 cm.

3. Tahap Pasca Kontruksi (Operasional)


a. Pengadaan Air Bersih dan Listrik
Suber air bersih nantinya akan menggunakan pelayanan PDAM. Dalam pengaliran air PDAM
ditampung di reservoar atas sebelum nantinya didistribusikan secara gravitasi ke musholla
maupun WC. Sedangkan untuk sumber tenaga listrik utama yang digunakan berasal dari
pelayanan PLN.
b. Penanganan Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan oleh aktivitas Pasar Sederhana Bandung dikumpulkan dalam
Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang berupa tong/keranjang/karung sampah. TPS
akan diangkut oleh petugas Kebersihan Pasar Sederhana Bandung yang bertugas khusus di
Pasar yang kemudian dikumpulkan di Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPSS) yang
berupa kontainner ukuran 6 M3. Setelah terkumpul sampah diangkut ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) yang berada di Kapasan yang berjarak ± 7 KM.
c. Penanganan Limbah Cair
Limbah cair yang berasal dari kegiatan Pasar Sederhana Bandung berupa limbah cair domestik
yang berasal MCK, mushola serta limpasan air hujan. Khususnya untuk limbah closet,
pengaliran air limbahnya terlebih dahulu dikelola denagn septic tank yang dilengkapi dengan
bidang resapan untuk mengalirkan effluennya. Penelolaan limbah cair yang berasal dari
limpasan air hujan dilakukan denagn membuat parit/drainase yang dilengkapi dengan duiker.
d. Penanganan Pencemaran Udara dan Kebisingan
Pencemaran udara dan kebisingan dari kegiatan Pasar Sederhana Bandung berupa emisi gas
yang berasal dari kendaraan pemilik kios maupun pengunjung pasar. Penanganan yang
dilakukan adalah denagn taman (jalur hijau) di sekeliling Pasar serta di bagian depan.
e. Ketanagakerjaan
Tenaga kerja yang akan bekerja pada tahap pasca kontruksi (operasional) adalah pegawai yang
berada di UPTD Pasar Sederhana Bandung, diaman yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan di Pasar Sederhana Bandung dikepala
seksi tertentu.

Tabel Matrik Pengelolaan Lingkungan


SUMBER JENIS TOLAK UKUR UPAYA PELAKSANA
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN
Tahap Pra Kontruksi
Keresahan Adanya tanggapan pro Melakukan UPTD Pasar-Dinas
Kegiatan
pedagang dan dan kontra terhadap sosialisasi dan Perindagkop
Perencanaan
masyarakat sekitar rencana revitalisasi penyuluhan terhadap Sederhana
lokasi kegiatan pasar Sederhana rencana revitalisasi Bandung
Bandung pasar kepada para
pedagang dan
masyarakat di sekitar
lokasi
Tahap Kontruksi
Gangguan  PP No.41 Tahun Memasang rambu Kontraktor
Mobilisasi alat
kemacetan, 1999 rambu lalu lintas di
dan bahan
penurunan kualitas  Kepmen. LH No. jalan masuk lokasi
udara dan KEP- kegiatan
peningkatan 48/MenLH/11/
kebisingan 1996
 Keluhan
masyarakat
 Penurunan  PP No.41 Tahun  Membuat pagar Kontraktor
Pematangan
kualitas udara 1999 pembatas
Lahan
dan  Kepmen. LH No.  Pembuatan
peningkatan KEP- saluran drainase
kebisingan 48/MenLH/11/1996 di lokasi kegiatan
 Peningkatan  Genangan air di
run-off air lokasi kegiatan
hujan
 Penurunan  PP No. 41 Tahun Membuat pagar Kontraktor
Revitalisasi Fisik
kualitass udara 1999 pembatas antar
dan  Kepmen. LH No. lokasi kegiatan
peningkatan KEP- dengan lingkungan
kebisingan 48/MenLH/11/1996 sekitar
 Terbukanya  Meningkatnya  Penerimaan UPTD Pasar-Dinas
Mobilisasi Tenaga
lapangan tingkat karyawan Perindagkop
Kerja
pekerjaan kesejahteraan diutamakn Sederhana
 Peningkatan masyarakat sekitar bersakl dari Bandung
kegiatan kegiatan daerah sekitar
ekonomi dan  Keluhan masyarakat  Penerimaan
pendapatan karyawan secara
masyarakat transparan
Tahap Pasca Kontruksi
 Terbukanya  Meningkatnya  Penataan UPTD Pasar-Dinas
Aktivitas
lapangan kerja tingkat pedagang Perindagkop
Perdagangan
 Peningkatan kesejahteraan  Memberi Sederhana
kegiatan masyarakat sekitar kesempatan Bandung
ekonomi dan kegiatan kepada
pendapatan  Keluhan masyarakat massyarakat
masyarakat untuk berperan
sebagai pedagang
(pemilik kios)
 Penurunan  PP No.82 Tahun  Pembuatan  UPTD Pasar-
Operasional Pasar
kualitas air 2001 saluran drainase Dinas
Sederhana
permukaan  PP No. 41 Tahun yang baik Perindagkop
Bandung
 Gangguan 1999  Memasang Sederhana
kemacetan lalu  Penurunan rambu rambu lalu Bandung
lintas astetika dan lintas  BLH Kota
muncul penyakit  Pemisahan Gumawag
sampah

4. Matriks Tabel Pemantauan Lingkungan


SUMBER JENIS TOLAK UKUR UPAYA PERIOD CARA
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PEMANTAUA E PEMANTAUA
N N

Tahap Pra Kontruksi


Keresahan Adanya pro dan kontra Melakukan 1 kali Kuisoner
Kegiatan
pedagang dan terhadap rencana wawancara dan selama
Perencanaan
masyarakat revitalisasi pasar kuisoner kepada tahap pra
sekitar Sederhana Bandung pedagang dan kontruksi
masyarakat
sekitar
Tahap Kontruksi
Gangguan  PP No. 41 Tahun  Pemantauan 1 kali  Visualisasi
Mobilisasi
kemacetan, 1999 kemacetan dan selama  Pengukuran
alat dan
penurunan  Kepmen LH No. kecelakaan lalu tahap analisi lab
bahan
kualitas udara KEP- lintas kontruksi
dan peningkatan 48/MenLH/1/1/1996  Pemeriksaan
kebisingan  Keluhan masyarakat sampel
udara(debu,
NO2, SO2,Pb)
dan kebisingan
 Penurunan  PP No.41 Tahun  Pemantauan 1 kali  Visualisasi
Pematangan
kualitas 1999 kemacetan selama  Pengukuran
Lahan
udara dan  Kepmen. LH No.  Pemeriksaan tahap analisi lab
peningkatan KEP- sampel kontruksi  Wawancara
kebisingan 48/MenLH/11/199 udara(debu, dan kuisoner
 Peningkatan 6 NO2, SO2,Pb)
run-off air  Genangan air di dan kebisingan
hujan lokasi kegiatan  Pemantauan
genanagan air
yang terjadi
Penurunan  PP No. 41 Tahun  Pemantauan 1 kali  Visualisasi
Revitalisasi
kualitass udara 1999 kemacetan selama  Pengukuran
Fisik
dan peningkatan  Kepmen. LH No.  Pemeriksaan tahap analisi lab
kebisingan KEP- sampel kontruksi  Wawancara
48/MenLH/11/1996 udara(debu, dan kuisoner
NO2, SO2,Pb)
dan kebisingan
 Terbukanya  Meningkatnya Pemantauan 1 kali Wawancara dan
Mobilisasi
lapangan tingkat peran/pengaruh selama kuisoner
Tenaga
pekerjaan kesejahteraan serta kegiatan tahap
Kerja
 Peningkata masyarakat sekitar kontruksi kontruksi
n kegiatan kegiatan Revitalisasi Pasar
ekonomi  Keluhan terhadap
dan masyarakat masyarakat
pendapatan Kelurahan
masyarakat Gumawang dan
sekitarnya
Tahap Pasca Kontruksi
 Terbukanya  Meningkatnya  Pemantauan 6 bulan Wawancara dan
Aktivitas
lapangan tingkat peran/pengaruh sekali kuisoner
Perdaganga
kerja kesejahteraan serta kegiatan
n
 Peningkatan masyarakat sekitar kontruksi
kegiatan kegiatan Revitalisasi
ekonomi  Keluhan Pasar terhadap
dan masyarakat masyarakat
pendapatan Kelurahan
masyarakat Gumawang dan
sekitarnya
 Penurunan  PP No.82 Tahun  Pemeriksaan 6 bulan  Pengukuran
Operasional
kualitas air 2001 kualitas air sekali analisi lab
Pasar
permukaan permukaan
Sederhana  Gangguan  PP No. 41 Tahun  Pemeriksaan  Wawancara
Bandung kemacetan 1999 sampel dan kuisoner
lalu lintas  Penurunan udara(debu,  Pemantauan
 Kebakaran astetika dan NO2, SO2,Pb Lapangan
 Peningkatan muncul penyakit dan kebisingan
tumbunan  Pemantauan
sampah ada tidaknya
keluhan
masyarakat
 Pemantauan
sarana dan
prasarana
limbah padat
Peningkatan PP No. 82 Tahun 2001 Pemeriksaan 6 bulan Pemantauan
WC
limbah cair kualitas air sekali Lapangan dan
sehingga permukaan analisis lab
menimbulkan
penurunan
kualitas air
permukaan

Anda mungkin juga menyukai