Anda di halaman 1dari 2

"Satu-satunya cara supaya semua akan baik-baik saja ialah ISLAM

memimpin."

tegas Akmal Sjafril dalam pernyataannya pada perkuliahan Sekolah Pemikiran Islam (SPI)
Moch. Natsir, Sabtu (1/04). Perkuliahan diselenggarakan di hotel D’best Sofia Jl. Tengku
Angkasa nomor 27 Bandung. Tepat pukul 09.00 WIB perkuliahan dibuka oleh moderator. Dalam
pertemuan ketiga ini, Ustadz Akmal Sjafril, M.Pd.i yang juga merupakan kepala divisi litbang
ITJ memberikan pemaparan materi mengenai Ghazwul Fikri atau Perang Pemikiran.

Ustadz Akmal Sjafril mengemukakan bahwa Ghazwul Fikri yang bermakna perang pemikiran,
merupakan strategi perang yang canggih. Konfrontasi yang terencana, memiliki tujuan
penaklukan dan memanfaatkan segala sumber daya serta pemikirannya merupakan bibit dari
munculnya perang pemikiran.

Dalam Al-Qur’an Surat Al-Hijr : 39 telah dijelaskan bahwa Gahzwul Fikri sudah ada sejak
zaman Nabi Adam a.s, iblis yang merasa lebih tinggi karena ia terbuat dari api sedangkan Nabi
Adam a.s hanya terbuat dari tanah. Yang patut dipertanyakan disini apakah Allah Subhanahu wa
ta’ala apa pernah mengatakan api lebih baik dari tanah?

Dari percakapan Allah Subhanahu wa ta’ala dengan iblis yang tertera pada Al-Qur’an (Q.S Al-
’Araf : 11-25, Q.S Al-Baqarah : 30-38), terdapat redaksi yang menjelaskan janji iblis untuk
selalu menyesatkan manusia. Keuletan iblis untuk menyesatkannya ialah dengan cara pendekatan
kepada Nabi Adam dan hawa. Strategi demi strategi mulai tersusun seperti halnya musuh dalam
selimut iblis pun tak kenal putus asa. Dengan strategi yang terencana serta terstruktur terjadilah
hal yang dinantikan iblis, ialah terjerumusnya Nabi Adam dan Hawa kedalah buaian Ghazwul
Fikri iblis laknatullah, tapi beruntung Nabi Adam a.s segera meminta ampun kepada Allah
Subhanahu wa ta’ala dan segera betaubat.

'Packaging' yang dibuat iblis dalam perang pemikiran terhadap Nabi Adam a.s dibuat sedemikian
menarik, hingga yang haram pun terlihat halal. Bukankah hal tersebut terus terjadi hingga era
sekarang?

Apa tujuan dari Ghazwul Fikri?

Dalam jangka waktu dekat yaitu akan menyebabkan terjadinya pengikisan akidah atau
ketundukan pikiran, seperti pepatah bilang 'dikit-dikit menjadi bukit' Akidah yang terkikis sedikit
demi sedikit akan menyebabkan murtadnya seorang umat islam. Akhlak umat muslim yang
semakin merosot, kebanggaan umat muslim terhadap islam yang semakin berkurang, pemikiran
sekuler merupakan beberapa bentuk keberhasilan dari Ghazwul Fikri.

"Mindsetnya perang, bukan hanya diserang." tukas Ustadz Akmal Sjafril kepada para siswa SPI
yang hadir. Pada era saat ini, mayoritas umat islam tidak sadar bahwa mereka sedang diserang,
akan tetapi karena kurangnya pengetahuan dan minimnya keinginan untuk mengkaji, mereka
tidak memahami bahwa sebenarnya mereka sedang di ajak berperang. Secara logika memang
strategi serta sistem yang mereka pakai sangatlah tidak dirasakan oleh orang awam, karena
metode yang mereka pakai pun tersistem dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam strateginya iblis akan semakin gencar memecut para pengikutnya untuk melaksanakan
Ghazwul Fikri, metode yang mereka gunakan pun semakin beragam. Seperti halnya dalam
doktrin modus pendidikan, modus kebohongan media, bahkan sampai kepada modus sosial
budaya yang dapat mengikis akidah secara perlahan hingga akhirnya akan merangsang keraguan
dalam islam (Tasyik), menghilangkan kebanggaan (Tasywih), dan juga mencampuradukan
ajaran islam (Tadzwih) sehingga melahirkan paham-paham sekuler, liberal, komunis, atheis,
plural, dan lain sebagainya.

Lalu sebagai ummat muslim apa kita hanya akan berdiam diri dan bersikap apatis?
Ustadz Akmal Sjafril, Penulis buku Islam liberal 101 tersebut menegaskan bahwa "ini situasi
urgent, sudah pasti kita tidak dapat tinggal diam, kita harus melawan." dalam situasi denting
seperti ini intinya umat muslim tidak bisa hanya duduk santai dan hanya menonton dari
kejauhan, umat muslim harus bergerak, harus banyak mengkaji, mencari tahu dan tidak boleh
kalah dari giatnya iblis dan para pengikutnya. "Kalau musuh baca 1 buku, kita baca 2 buku."
tukas Ustadz Akmal Sjafril. Dalam strategi umat islam, wawasan itu penting karena islam diikat
oleh ilmu, sedangkan musuh islam di cambuk oleh hawa. Maka, dalam memperdalam wawasan
islam ialah dengan membaca dan banyak berdiskusi. Satu hal yang berulangkali diingatkan
Ustadz Akmal pada peserta dan umumnya pada semua umat islam "Perang pemikiran itu tidak
terasa, tapi tahu-tahu akan menghasilkan kerusakan dan sangat mematikan."

Dalam antusiasme peserta pada perkuliahan ketiga ini semakin tinggi, itu dibuktikan dengan
beberapa pertanyaan yang kritis mengenai Gahzwul Fikri. Di akhir acara, salah satu peserta yang
merupakan Aktivis Forum Pemuda Istiqomah Bandung menyatakan apresiasi dan antusiasnya
terhadap materi perkuliahan "Kita seperti bercermin diri, seperti dapat tamparan keras, kalau
dipikir-pikir kita terlalu banyak lalainya, kurang peduli sama umat juga." jelas Septi Mahmudah
(22). "Semoga setelah mendapat kajian yang bermanfaat ini kita semakin termotivasi dan dapat
men- trigger sesama umat muslim untuk tidak bersikap apatis terhadap ekspansi dunia, Aamiin."
tambahnya.
Alhamdulillah...

Anda mungkin juga menyukai