Anda di halaman 1dari 10

Halaman |i

DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................3


A. Pengertian Islam dan perang.......................................................................3
B. Latar belakang munculnya ajaran Islam dan perang...................................4
C. Inti pengajaran Islam dan Perang................................................................4
D. Tujuan Islam dan Perang.............................................................................5
E. Etika berperang dalam Islam.......................................................................6
F. Dampak Islam perang bagi sumber daya manusia (SDM).........................7
G. Cara Penginjilan terhadap Islam dan perang...............................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9
Halaman |i

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bagian ini akan menguraikan tentang beberapa masalah yang berkaitan
dengan perspektif agama Islam terhadap perang. Penguraian akan dimulai dengan latar
belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan penulisan makalah.

A. Latar belakang
Dewasa ini penganut agama Islam selalu menyoroti dan menilai perang dengan
persepsi kitab suci Al’Qur’an. sorot dan penilaian Islam terhadap perang dikarenakan
Al’Qur’an secara eksplisit mengajarkan dan menjelaskan tentang perang. Memang
pengertian Islam secara harafiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih. 1 Namun
antusias penganut agama Islam terhadap perang sangat terbuka dikarenakan perang
dilegalisasikan sebagai jalan perdamaian dan kehendak Allah SWT. Penganut dan pemeluk
agama Islam juga selalu memahami agamanya adalah yang paling sempurna dari pada
agama yang lain, itulah sebabnya tanggapan dari agama lain tidak diindahkan, yang
menyebabkan menyetujui perang boleh dilakukan dengan tujuan yang tepat.
Perang yang kebanyakan selalu membawa dampak negatif, memang boleh dilakukan
oleh penganut oleh Islam demi kebaikan dan mempertahankan agama Islam, untuk itu
etika, tujuan, makna dan cara perang diajarkan dalam Al’Qur’an oleh Nabi Muhammad
SAW yang menjadi sumber pengajaran utama. Maka secara otomatis pemahaman tentang
perang akan mengalir dan terdoktrin dalam pikiran dan hati penganut/pemeluk agama
Islam.
Perang memang selalu membawa kedukaan dan kesedihan yang mendalam, namun
perang yang tidak dikehendaki manusia tersebut belum tentu sesuai dengan persepsi Allah
SWT. Namun begitu, Al’Qur’an juga menyatakan bahwa boleh jadi di balik sesuatu yang
tidak disukai itu terdapat kebaikan yang tidak diketahui manusia. 2 pengajaran yang lain
terhadap perang terdapat dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari
Abdullah ibn Abi Awfa, nabi menyatakan, “Janganlah kalian berharap bertemu musuh, dan
berdoalah kepada Allah untuk perdamaian”.3 Maka ajaran Islam selalu mengutamakan
konsep kedamaian, namun apabila bertemu musuh harus menghadapinya dengan

1
Joko Santosa, ‘Pendidikan Agama Islam’, Banjarbaru: Grafika Wangi Kalimantan, 2.1705045066
(2019), 1–111.
2
Faisal Zulfikar, ETIKA DAN KONSEP PERANG DALAM ISLAM, ‘Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2016’, 7.1
(2004), 50–66.
3
Ibid. Hlm 104.
Halaman |i

ketabahan dan kesabaran. Akan tetapi perang boleh dijadikan oleh agama Islam sebagai
alat/sarana untuk perdamaian yang menekankan atau mendasarkan pada suatu tujuan dan
alasan yang valid serta konkret.
Pro dan kontra akhirnya bermunculan dari penganut kepercayaan lain yang
berargumen bahwa perang terjadi atas dasar izin Allah untuk pemenuhan rencana Allah.
namun akhir-akhir ini perang yang terjadi dilandaskan akan kekuasaan dan kesombongan
serta membunuh orang-orang yang sepenuhnya tidak ambil andil dalam perang yang
terjadi. yang menyebabkan kemiskinan, sanitasi yang kurang memadai, kematian dan lain-
lain sebagainya.
Memperhatikan uraian diatas, maka Pemakalah akan menjelaskan tentang perspektif
Islam terhadap perang dan dampak yang terjadi akibat perang, serta memberikan sebuah
solusi atas problematika dengan kurikulum dasar yang bersumber dari Alkitab dan juga
sekaligus memberikan cara Penginjilan yang efektif pada penganut Islam yang pro-perang.

B. Rumusan Masalah
1. apa persepsi Islam mengenai perang?
2. apa saja dampak perang oleh Islam terhadap sumber daya manusia (SDM)?
3. bagaimana cara menginjili Islam yang pro-perang?

C. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui dan memahami persepsi Islam mengenai perang.
2. untuk mengetahui dampak-dampak perang terhadap sumber daya manusia (SDM).
3. untuk mengerti cara Penginjilan yang Efektif kepada penganut Islam pro-perang.
Halaman |i

BAB II

PEMBAHAASAN

Pada bagian ini, Pemakalah akan menguraikan tentang perspektif Islam terhadap
Perang. untuk uraian ini akan dimulai dengan defenisi istilah Islam dan perang, lalu
kemudian menguraikan persepsi Islam terhadap Perang, serta membahas dampak-dampak
yang terjadi akibat perang.

A. Defenisi Islam dan perang


Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, berpedoman pada
kitab suci Al’Qur’an yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT. 4 Penganut dan
pemeluk agama Islam percaya bahwa semua yang tertulis dalam Al’Qur’an adalah murni
berasal dari Allah, oleh sebab itu sepatutnya di agungkan, di jaga, dilindungi, dan
dipercayai sebagai pegangan hidup. Sehingga siapapun yang menyangkal dan menolak isi
Al’Qur’an adalah orang kafir. pedoman pengajaran yang telah terdoktrin dalam pikiran
penganut agama Islam membuat paradigma-paradigma negatif terhadap agama lain
tertanam secara otomatis dalam hati dan pikiran. walaupun demikian, tetap saja agama
Islam selalu mengatakan dan berpandangan agamanya adalah yang paling sempurna dan
benar, inilah menjadi titik awal skisma bagi kelompok penganut kepercayaan lainya.
Menyoroti tentang perang, memang selalu mempersepsikan akan permusuhan atau
konflik. sebagaimana dalam KBBI perang artinya pertempuran besar bersenjata antara dua
pasukan atau lebih.5 Manusia pada umumnya selalu menginginkan akan perdamaian akan
tetapi dosa yang begitu meraja-rela membuat skisma antar-golongan dan bahkan antar-
negara acapkali terjadi. Maka perang menjadi sarana yang paling tepat untuk mengejar
perdamaian walaupun memberi dampak negatif yang cukup banyak.
Memperhatikan hal diatas, tentu umumnya semua umat manusia tidak menginginkan
perang terjadi atau dilakukan, akan tetapi agama Islam menjadi pelopor utama atau pemicu
utama perang dikarenakan Al’Qur’an yang memaparkan dan memperbolehkan perang atas
dasar dan dengan tujuan mempertahan Islam. inilah yang menjadi polemik bagi agama
lain, seperti agama Kristen yang menciptakan perdamain bukan dengan perang tapi saling
mengasihi antar-sesama dalam kepluralisan yang terjadi di dunia ini.

B. Latar belakang munculnya ajaran Islam dan perang

4
KBBI Offline
5
Ibid.
Halaman |i

Fakta-fakta sejarah adalah menjadi bukti nyata adanya pengajaran Islam perang,
pengajaran inilah menjadi dasar alasan Islam melakukan perang. Menurut al-Habasyi,
pernyataan bahwa perang dalam Islam hanya bersifat difensif (mempertahankan diri), tidak
memiliki dasar sejarah yang kuat, karena sejarah membuktikan bahwa para Nabi termasuk
Muhammad, mereka memerangi orang kafir. 6 Maka dapat dipastikan awal mula terjadi
perang oleh karena Nabi Muhammad SAW, demikian juga sepeninggal Rasulullah para
sahabat pergi ke kantong-kantong orang-orang murtad untuk memerangi mereka, bahkan
mereka memerangi Rum, Persi, India, Barbar, dan bahkan sampai ke Cina.7
Beberapa Nabi yang melakukan perang dalam Al’Qur’an yang dipercayai oleh
penganut/pengikut agama Islam yaitu, Nabi Dawud, Sulaiman, Musa, dan Muhammad
SAW. Dalam kepercayaan orang Islam perang yang dilakukan oleh Nabi-nabi tersebut atas
dasar mempertahankan ajaran dan perang hanya ditujukan kepada orang-orang kafir
(bangsa-bangsa kafir). Kepercayaan Islam selalu mengatakan bahwa perang tersebut atas
dasar kehendak Allah untuk tujuan rencananya, maka untuk mencapai tujuan-tujuan yang
tidak terpikirkan manusia, Allah yang menjalankan kedaulatan-Nya, dengan
mengkehendaki perang terjadi.
konsep-konsep perang yang dilakukan para Nabi itulah yang menjadi bahan dasar
serta gambaran untuk melakukannya. Fakta sejarah yang begitu kuat dan jelas yang
didukung dengan tulisan Al’Qur’an sebagai kitab suci Islam, membuat penganut-
penganutnya bersikukuh perang itu adil dan benar. itulah yang sering dimaknai Islam
sebagai Jihad.

C. Inti pengajaran Islam dan perang


Pembahasan mengenai inti ajaran perang dalam Islam ini tidak lepas dari penafsiran
dan kepercayaan terhadap Al’Qur’an, disertai dengan kepercayaan kepada Nabi
Muhammad SAW. Perang dalam Islam seringkali diidentikan dengan jihad. 8 istilah itu
sendiri secara harafiah berarti “berusaha keras, tekun bekerja, berjuang dan
mempertahankan.9 Maka Islam mendasarkan perang yang dilakukan adalah perang suci.
Namun pemaknaan Jihad dalam ajaran Islam tidak semua dimengerti kalangan penganut
Islam, dikarenakan konsep penafsiran yang berbeda-beda, akan tetapi karena kesatuan
umat Islam yang secara kuantitas sudah bisa mewujudkan kemenangan, maka banyak

6
Asyhari, ‘Konsep Perang Dalam Islam Menurut Al Habasyi’, Inovatif, 1.1 (2015), 1–16.
7
Ibid, hlm 19.
8
Abdul Basith Junaidy. Perang yang benar dalam Islam. UIN Sunan and Ampel Surabaya, , 8 (2018).
9
Ibid, hlm 2.
Halaman |i

oknum yang ikut-ikutan saja dalam perang tersebut atau sudah terdoktrin bahwa perang itu
boleh dilaksanakan atas dasar izin dan ridho Allah.
Maka inti atau pokok ajaran Islam dan perang dinamakan Jihad. Menurut Lembaga
Riset Bahasa Arab Republik Arab-Mesir dalam al-Mu’jam al- Wasith, jihad adalah qitalun
man laisa lahu dhimmatum min al-kuffar (memerangi orang kafir yang tidak ada ikatan
perjanjian damai).10
Dalam kamus Mu’jam al-Mushthalahat wa al-Fadz al-Fiqhiyyah, Abdurahman Abdul
Mun’im menulus pengertian jihad menjadi empat: (1) Mengerahkan setiap kemampuan
untuk memerangi orang kafir, (2) berjuang dari keragu-raguan dan godaan syahwat yang
dibawa oleh setan, (3) berjuang dengan keyakinan teguh disertai dengan usaha yang
sungguh-sungguh dengan cara mengajak kepada ma’ruf dan meninggalkan kemungkaran
terhadap orang-orang fasik, dan (4) dalam makna serupa dengan pengertian yang ketiga,
namun lebih khusus lagi yaitu terhadapa orang-orang kafir yang memerangi umat Islam. 11
Oleh sebab itu Jihad memiliki beberapa makna yaitu; jihad bermakna perang, jihad
bermakna etika, jihad bermakna ajakan. Inti pengajarn inilah yang dipahami oleh Islam
sehingga melegalisasikan perang, meskipun jihad maknanya lebih luas dari perang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa inti/pokok pengajaran perang oleh Islam bukan hanya
berfokus kepada perang fisik namun Al’Qur’an mengajarkan jihad juga mengartikan
perang rohani yaitu melawan setan dan nafsu.

D. Tujuan Islam dan perang


Tujuan akhir dari Islam perang adalah merebut atau mendapat kedamaian dan
keadilan. Muhammad ‘Imadah, menegaskan bahwa tujuan dari perang adalah agar timbul
fitnah, yakni agar kekuatan syirik kaum musyrikin, tidak menimbulkan fitnah yang dapat
menyakiti kaum muslimin sebagaimana dulu mereka menyakiti kaum muslimin di mekah.
12
Namun di sisi lain tujuan perang dalam islam tidak lain dan tidak bukan untuk
memerangi dan memberantas orang-orang kafir, orang-orang zalim, orang-orang munafik,
serta mempertahankan agama Islam satu-satunya agama yang benar.
Akan tetapi, Islam yang begitu fanatik dengan agama lain memahami tujuan perang
adalah melindungi kebebasan beragama, mempertahankan diri dari serangan musuh, serta
mencegah kezaliman. Namun motif-motif yang lain ditimbulkan oleh banyak oknum Islam
yang mengatakan bahwa peperangan yang dilakukan Islam bertujuan untuk membebaskan
kaum lemah, yang dianiaya, dan diperlakukan sewenang-wenang.
10
Majma’ al-Lughah al-‘Arabiyah Jumhuriyah Mishra al-‘Arabi, ‘Al-Mu’jam Al-Wasîth’, (Kairo:
Maktabah as-Syurûq Al-Dauliyah, Cetakan IV, 1429H/2008 M), 147.
11
Abdurrahman Abdul Mun’im, ‘Mu’jam Al-Mustalahât Wa Al-Faz Al-Fiqhiyah’, (Kairo: Dâru Al-
Fadlah, Cetakan I), 543.
12
Asyhari............, hlm 1-16
Halaman |i

Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari perang yang dilakukan Islam adalah
untuk mempertahankan agamanya dan mengajak musuhnya masuk agamanya, serta
mempertahankan kebenaran sesuai kaidah-kaidah yang dituliskan Al’Qur’an. Jadi, mesti
harus membela Islam sampai titik darah penghabisan.

E. Etika berperang dalam Islam


Etika berperang yang baik yang diajarkan oleh agama Islam adalah sebagai berikut:
1. Menjungjung tinggi jiwa humanis
2. Tidak berkhianat
3. Menghentikan perang jika pihak musuh mengaku kalah
4. Tidak merampas harta benda
5. menguburkan yang meninggal
Islam memperbolehkan tentara Islam membunuh musuh dan menawannya, juga
menggunakan tipu daya sebagai taktik dan strategi untuk memenangkan tipu muslihat
(khid’ah).13 Sepuluh perilaku mulia yang dipegang oleh Islam di dalam peperangan, antara
lain:14
1. Dilarang membunuh ank-anak.
2. Dilarang juga membunuh wanita-wanita yang tidak ikut berperang juga dilarang
memperkosa.
3. Dilarang membunuh orang yang sudah tua apabila orang tua tersebut tidak ikut
berperang.
4. Tidak memotong dan merusak pohon-pohon, sawah dan ladang.
5. Tidak merusak binatang ternak baik sapi, domba dan lain-lain kecuali untuk
dimakan.
6. Tidak menghancurkan gereja, biara, dan rumah-rumah ibadat.
7. Dilarang pula mencingcang-cingcang mayat musuh bahkan bangkai binatang-pun
boleh dicingcang.
8. Dilarang membunuh pendeta dan para pekerja yang tidak ikut berperang.
9. Bersikap sabar, berani dan ikhlas di dalam melakukan peperangan, membersihkan
niat dari mencari keuntungan.

13
Muhammad Iqbal, ‘Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam’, (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2001), Hlm. 248-255.
14
Faisal Zulfikar, ETIKA DAN KONSEP PERANG DALAM ISLAM, ‘Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2016’, 7.1
(2004), 50–66.
Halaman |i

10. tidak melampaui batas, dalam arti batas-batas aturan hukum dan moral dalam
peperangan.

F. Dampak Islam perang bagi Sumber Daya Manusia (SDM)


Sebagaimana dampak peperangan pada umumnya, perang Islam juga menyebabkan
banyak dampak negatif terkhususnya untuk sumber daya manusia (SDM) di bumi persada
ini tanah air Indonesia. Maka Penulis telah menyimpulkan poin umum dampak perang
Islam bagi sumber daya manusia (SDM) Indonesia, diantaranya (1) psikis yang tidak baik
(trauma bahkan stress), (2) kesehatan yang kurang (sanitasi minim), (3) ketidaknyamanan
batin dan fisik, (4) kelaparan dan penganguran yang tinggi (5) kematian, (6) turunnya nilai
kehumanisan antar sesama, (7) kecerdasan yang menurun.
Secara umum peperangan akan sangat berdampak negatif pada tatanan kehidupan
manusia, dan yang paling mengena adalah di bidang ekonomi dan kesehatan. Manusia
yang selalu mengusakan segala sesuatu untuk kehidupan justru dirusakan oleh peperangan,
itulah penyebab manusia akan cenderung trauma dan terlalu ekslusif. Namun peperangan
juga akan menimbulakan rasa dendam yang mendalam terhadap musuh (akar pahit), dan
yang kemudian akan merusak tatanan sumber manusia dari kuantitas dan kualitas.

G. Cara Penginjilan terhadap Islam Perang


Metode atau cara yang digunakan pemberita Injil yang paling tepat bagi penganut
Islam perang adalah dengan kontekstualisasi dengan dasar pengajaran kasih dan
pendamaian. Pendekatan dapat dimulai dengan pendekatan persahabatan, namun dalam
proses kontekstualisasi lebih efisien dan efektif, jika mengajak berdialog dan kemudian
menyinggung hal-hal rohani. Dalam dialog yang telah menyinggung hal rohani, merupakan
waktu yang tepat untuk memperkenalkan bahwa perlunya menjunjung perdamaian dengan
kasih kepada penganut Islam perang.
Titik puncak penyampain Injil adalah dengan memahamkan paradigma kasih dan
perdamaian. Usahakan dalam penyampaian selalu bertitik balik pada tokoh Isa Almasih
(Yesus Kristus), bahwa ada pribadi yang selalu menjaga perdamaian dengan kasih yang tak
terukur. Perlu untuk di ingat bahwa dalam meruntuhkan paradigma-paradigma perang yang
begitu kuat karena sudah terdoktrin, maka penyampain harus penuh kasih dan kesabaran.
jadi kontekstualisainya atas dasar ingin meruntuhkan paradigma negatif dengan kasih
Tuhan.
BAB III
Halaman |i

PENUTUP

Islam dan Perang adalah bagian yang tidak terpisahkan, dikarenakan Al’Qur’an yang
telah diterima oleh Nabi Muhammad SAW secara eksplisit mengajarkan dan
melegalisasikan perang. Demikianlah Nabi Muhammad SAW pernah melakukan atas dasar
mempertahankan Islam yang sering dinamakan Jihad. Inilah yang membuat ajaran Islam
tentang perang begitu mendalam dan terdoktrin dalam dipikiran penganut agama Islam.
Seringkali Islam melaksanakan perang atas dasar tuduhan bahwa orang yang diperangi
(musuh) adalah kafir dan layak dibunuh dan dimusnahkan demi keamanan agama Islam.
Namun dalam Kekristenan sebagaimana dalam Alkitab dibahas perang itu terjadi atas
dasar kehendak Tuhan, terlebih dari semuanya itu perlu mengedepankan kasih dan
perdamaian. Sebab Alkitab mengajarkan pentingnya menjaga perdamaian dengan
menjalankan kasih. Oleh sebab itu, kehidupan yang dilandasi kasih lebih damai dan
sejahtera dibanding Islam yang selalu galau dengan agamanya akan hancur karena orang
kafir.
Maka implikasinya dalam situasi apapun, jangan langsung memutuskan bahwa
perang menjadi sarana terbaik untuk mendapatkan kedamaian dan keadilan, akan tetapi
berpikir matang-matang bahwa lebih baik menjalankan kasih untuk bisa mewujudkan
kedamaian dan keadilan.
Halaman |i

KEPUSTAKAAN

Abdurrahman Abdul Mun’im, ‘Mu’jam Al-Mustalahât Wa Al-Faz Al-Fiqhiyah’, (Kairo:


Dâru Al-Fadlah, Cetakan I), 543.
Asyhari, ‘Konsep Perang Dalam Islam Menurut Al Habasyi’, Inovatif, 1.1 (2015), 1–16
Daerah, Undang-undang D A N Peraturan, ‘Vol. 7 No. 1 Januari-Juni 2016’, 7.1 (2004),
50–66
Majma’ al-Lughah al-‘Arabiyah Jumhuriyah Mishra al-‘Arabi, ‘Al-Mu’jam Al-Wasîth’,
(Kairo: Maktabah as-Syurûq Al-Dauliyah, Cetakan IV, 1429H/2008 M), 147.
Muhammad Iqbal, ‘Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam’, (Jakarta: Gaya
Media Pratama, 2001), Hlm. 248-255
Santosa, Joko, ‘Pendidikan Agama Islam’, Banjarbaru: Grafika Wangi Kalimantan,
2.1705045066 (2019), 1–111
Sunan, U I N, and Ampel Surabaya, ‘Abdul Basith Junaidy’, 8 (2018)
Kbbi Ofline.

Anda mungkin juga menyukai