(Hasil resin )
Pembuatan preparat bioplastic dikatakan berhasil dengan baik jika hasilnya
tidak ada gelembung udara di dalamnya, tidak ada pecahan yang timbul karena terlalu
panas atau terlalu banyaknya katalis maupun tebalnya lapisan resin, objek mengkilat,
sudut permukaan halus dan jernih. Sednagkan hasil preparat bioplastic dikatakan gagal
apabila banyak gelembung dalam resin karena terlalu panas atau terlalu banyak katalis,
pecah-pecah, tatal letak orientasi objek tidak pas, objek tampak keruh dan buram,
sudutnya tajam, permukaan kasar dan tidak jernih.
Dari hasil pembuatan resin laba-laba dapat dilihat bahwa resin yang dihasilkan
sudah termasuk baik karena specimen dapat dilihat dengan jelas dari berbagai sisi
dengan permukaan yang halus dan jernih namun masih terdapat beberapa gelembung
di dalam blok resin. Hal itu terjadi karena udara yang terjebak pada resin dan tubuh
spesimen. Karena terlalu banyak pemberian katalis dalam pembuatan campuran resin
menyebabkan campuran menjadi panas sehingga specimen kering bereaksi dan
menghasilkan gelembung-gelembung dari dalam tubuhnya. Selain itu, adanya
gelembung juga dapat disebabkan karena terlalu cepat pengadukan ketika pembuatan
campuran resin atau kurang berhati-hatinya dalam penuangan campuran resin ke dalam
cetakan. Satino (2011) menyebutkan bahwa pembentukan blok resin yang terlalu cepat
dapat mengakibatkan pengeluaran panas yang tinggi. Terlalu panas yang disebabkan
terlalu banyak katalis dapat menyebabkan spesimen mengalami pemanasan, bahkan
matang. Lebih lanjut menjadi retak atau pecah. Untuk mengurangi pemanasan yang
berlebihan dapat dilakukan dengan menurunkan suhu ruangan atau panas yang
dihasilkan ditransfer ke air dengan cara direndam.
Hasil pembuatan resin ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran biologi.
Kelebihan media bioplastic (resin) ini antara lain bahan yang digunakan murah, banyak,
serta mudah didapatkan sehingga dapat digunakan berkali-kali dalam waktu yang lama,
kuat, tahan lama, praktis dalam penyipanan. Sednagkan kekurangannya adalah objek
asli tidak dapat disentuh/ diraba sehingga ketika melakukan observasi hanya
mengandalkan penglihatan saja
Daftar Pustaka
Satino. 2011. Penyediaan Spesimen Awetan sebagai Media Pembelajaran Biologi. Yogyakarta:
FMIPA UNY.