Anda di halaman 1dari 6

3/1/2019 CITRA HELDA ANGGIA: Laporan pembuatan media MS (Murashige dan Skoog) kultur jaringan

Lainnya kharismadiah13@gmail.com Dasbor Logout

CITRA HELDA ANGGIA

MONDAY, NOVEMBER 21, 2016 ABOUT ME


citra helda Anggia
Laporan pembuatan media MS (Murashige dan Skoog) kultur jaringan Ikuti 0

View my complete profile


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


BLOG ARCHIVE
Kultur jaringan tanaman merupakan bagian suatu teknik perbanyakan vegetatif
► 2018 (15)
nonkonvensional. Perbedaan teknik ini dibandingkan dengan teknik perbanyakan
► 2017 (27)
vegetative konvensional biasanya terletak dalam situasi dan lokasi yang berbeda.
▼ 2016 (99)
Penerapan teknik kultur jaringan tanaman mensyaratkan kondisi di dalam ruangan
► December
(laboratorium) dan sifatnya aseptik (steril dari patogen). Bermuara dalam kondisi (11)
yang aseptic, maka perlu dijelaskan bahwa segala aktifitas yang berkaitan dengan
▼ November
jaringan harus dalam kondisi aseptik. (9)
Selain peralatan kultur jaringan, media merupakan salah satu factor utama budidaya
terong
dalam keberhasilan kultur. Media kultur jaringan tanaman harus berisi semua zat
yang diperlukan untuk menjamin pertumbuhan eksplan yang ditanam. Media kultur cultivation of
eggplant
jaringan memiliki karakteristik masing-masing. Artinya tidak semua media dapat
ppt eggplant
digunakan pada semua kultur tanaman. Karena beberapa media yang ada memiliki tugas ibu
perbedaan kandungan dan konsentrasi zat-zat yang diperlukan atau digunakan pada tutus

kultur. contoh pkm


2016
Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur FORMULA
jaringan. Keberhasilan perbanyakan dan perkembangbiakan tanaman dengan metode TION
PGPR
kultur jaringan secara umum sangat tergantung pada jenis media. Media tumbuh pada (PLANT
kultur jaringan sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan GROWTH
PRO...
eksplan serta bibit yang dihasilkannya. Oleh karena itu, berbagai komposisi media
Laporan
kultur telah diformulasikan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan
pembuatan
tanaman yang dikulturkan. Media kultur fisiknya dapat berbentuk padat atau cair. media MS
(Murashige
Media berbentuk padat menggunakan pemadat media seperti agar. Media kultur
dan Skoog)
yang memenuhi syarat adalah yang mengandung nutrient makro dan mikro dalam k...
kadar dan perbandingan tertentu, sumber energi (sukrosa), serta mengandung LAPORAN
berbagai macam vitamin dan ZPT. PEMBUAT
AN MEDIA
1.2 Tujuan VW (Vacin
1. Mengetahui dan melakukan cara pembuatan larutan stock dan Went)

2. Menetahui cara pembuatan larutan MS Laporan


pembuatan
larutan
stock Vacin
dan Went
(V ...
kumpulan
jurnal
pertanian
laporan
praktikum
pembuatan
larutan
mso kultur
jar...

► October (37)
► September
(13)
► June (4)
► May (6)
► April (19)

http://citraheldaanggia.blogspot.com/2016/11/laporan-pembuatan-media-ms-murashige.html 1/6
3/1/2019 CITRA HELDA ANGGIA: Laporan pembuatan media MS (Murashige dan Skoog) kultur jaringan

BAB 2. TINAJUAN PUSTAKA

Kultur jaringan merupakan cara pembiakan vegetatif yang cepat dan secara
genetik sifat-sifat tanaman anak yan gdihasilkan akan sama atau identik dengan
induknya. Dalam teknik kultur jaringan yang perlu mendapat perhatian adalah
komposisi media kultur dan zat pengatur tumbuh yang tepat serta sumber eksplan
yang digunakan untuk menghasilkan plantlet di samping faktor lainnya yaitu cahaya,
suhu dan kelembaban (Rainiyati, 2007).

Kelebihan teknik kultur jaringan adalah dapat memperbanyak tanaman


tertentu yang sangat sulit dan lambat diperbanyak secara konvensional, dalam waktu
singkat dapat menghasilkan jumlah bibit yang lebih besar, perbanyakannya tidak
membutuhkan tempat yang luas, dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa mengenal
musim, bibit yang dihasilkan lebih sehat dan dapat memanipulasi genetik
dan biaya pengangkutan bibit lebih murah (Pramono, 2007)

Sebelum melakukan kultur jaringan untuk suatu tanaman, kegiatan yang


pertama harus dilakukan adalah memilih bahan induk yang akan diperbanyak.
Tanaman tersebut harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta harus sehat dan
bebas dari hama dan penyakit. Tanaman indukan sumber eksplan tersebut harus
dikondisikan dan dipersiapkan secara khusus di rumah kaca atau greenhouse agar
eksplan yang akan dikulturkan sehat dan dapat tumbuh baik serta bebas dari sumber
kontaminan pada waktu dikulturkan secara in-vitro (Andini, 2001). Keberhasilan
kultur in viro ditentukan oleh media dan macam tanaman. Media mempunyai 2
fungsi utama, yaitu untuk menyuplai nutrisi dan untuk mengarahkan pertumbuhan
melalui zat pengatur tumbuh. Adanya variasi media untuk tanaman menimbulkan
beberapa macam media yang digunakan yaitu Murashige dan Skoog(MS),
Gamborg (B5), Linsmaier, Nitsch dan Woody Plant Medium (WPM). Selain media,
zat pengatur tumbuuh juga memegang peranan penting dalam melakukan teknik
kultur. Zat pengatur tumbuh adalah kelompok hormon, baik hormon tumbuhan
alamiahmaupun sintetis (Elimasni, 2006).

Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur


jaringan. Keberhasilan perbanyakan dan perkembangbiakan tanaman dengan
metode kultur jaringan secara umum sangat tergantung pada jenis media. Media
tumbuh pada kultur jaringan sangat besar pengaruhnya terhadap partum-buhan dan
perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkannya (Tuhuteru, 2012).
Menurut Siregar (2013), media yang biasa adalah media Murashige & Skoog (MS).
Media MS digunakan untuk hampir semua macam tanaman, terutama tanaman
herbasius. Sebelum membuat media, terlebih dahulu dilakukan pembuatan larutan
stok. Larutan stok dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pengambilan bahan-
bahan kimia khususnya yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, tak perlu sering
menimbang karena hal ini kurang praktis. Larutan stok disimpan di dalam lemari
pendingin agar tidak mudah rusak dan mencegah terdegradasinya bahan-bahan
kimia oleh mikroba penyebab kontaminasi. Pembuatan larutan stok harus
dilakukan dengan cennat, sebab larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami
pengendapan di lemari es, dan larutan stok yang terkontaminasi tidak boleh
digunakan lagi (Hendaryono dan Wijayani, 2002). Untuk membuat media
dengan jumlah zat seperti yang ditentukan, diperlukan penimbangan dan

http://citraheldaanggia.blogspot.com/2016/11/laporan-pembuatan-media-ms-murashige.html 2/6
3/1/2019 CITRA HELDA ANGGIA: Laporan pembuatan media MS (Murashige dan Skoog) kultur jaringan

penakaran bahan secara tepat. Ketidaktepatan ukuran dapat menyebabkan


terjadinya proses yang dikehendaki. Pada umumnya untuk suatu keperluan, media
yang telah dirumuskan dapat diubah atau diperbarui, dengan mengganti zat-zat
tertentu, atau menambah zat lain. Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan
yang mantap atau pengalaman (Rahardja, 1988). Media kultur jaringan untuk
perbanyakan tanaman menyediakan tidak hanya unsur-unsur hara makro dan mikro,
tetapi juga karbohidrat yang padaumumnya berupa gula untuk menggantikan karbon
yang biasanya didapat melalui atmosfir melalui fotosintesis. Untuk membuat media
padat biasanya digunakan agar-agar dimana keuntungannya dari pemakaian agar-agar
adalah agar-agar tidak dicerna oleh enzim tanaman dan tidak bereaksi
dengan persenyawaan- persenyawaan penyusun media. Metode kultur jaringan
bukan hanya digunakan untuk tujuan perbanyakan tanaman, namun dapat
pula digunakan untuk pelestarian plasma nutfah. Media kultur jaringan
untuk pelestarian berbeda dengan media untuk perbanyakan, dimana media
perbanyakan menyediakan komposisi unsur-unsur mendorong pertumbuhan
berjalan cepat, sedangkan media pelestarian menyediakan komposisi unsur-unsur
selain untuk mendorong juga menghambat pertumbuhan agar berjalan lambat,
sehingga dikenal sebagai pelestarian melalui pertumbuhan minimal (Laisina,
2013). Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik ataupun anorganik yang
hanya dibutuhkan tanaman dalam konsentrasi yang sangat sedikit. Zat
pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk menginduksi pertumbuhan pada
teknik mikropropagasi adalah kombinasi golongan auksin dan sitokinin dimana
pada penelitian ini jenis yang digunakan adalah NAA yang
dikombinasikan dengan BAP (Paramartha, 2012). Menurut Paramartha (2012),
beberapa penelitian menyebutkan bahwa kombinasi penggunaan zat pengatur
tumbuh (ZPT) auksin dan sitokinin mempengaruhi pertumbuhan eksplan.
Jika rasio sitokinin dan auksin relatif seimbang maka eksplan akan membentuk
massa sel yang bersifat meristematik dan terus melakukan pertumbuhan. Hormon
adalah bahan organik yang disintesa pada jaringan tanaman. Hormon diperlukan
dalam konsentrasi rendah untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Banyak molekul sintetis organik yang telah dikenal memiliki aktivitas
serupa hormon. Senyawa sintetis dan hormon yang secara alami ada, dikenal dengan
sebutan zat pengatur tumbuh (Heddy, 1991). Faktor penting lain yang juga perlu
mendapat perhatian, adalah pH yang harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu fungsi membran sel dan pH dari sitoplasma. Pengaturan pH selain
memperhatikan kepentingan fisiologi sel, juga harus mempertimbangkan faktor-
faktor kelarutan dari garam-garam penyusun media, pengambilan (uptake) dari
zat pengatur tumbuh dan garam- garam lain, dan efisiensi pembekuan agar-agar. Sel-
sel tanaman membutuhkan pH yang sedikit asam berkisar antara 5.5-5.8 (Gamborg
dan Shyluk, 1981).

http://citraheldaanggia.blogspot.com/2016/11/laporan-pembuatan-media-ms-murashige.html 3/6
3/1/2019 CITRA HELDA ANGGIA: Laporan pembuatan media MS (Murashige dan Skoog) kultur jaringan

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari selasa tanggal 18 oktober 2016, pukul 07.00 –
09.00 WIB. Di laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember.
3.2 Aat dan Bahan
Alat : Bahan :
Gelas standar(Erlenmeyer, gelas Larutan stock A-H
ukur, gelas piala)
Botol kultur Aquades
Alumunium foil ketebalan 37,5 Serbuk agar-agar (3,5 gr/500 ml)
Kertas label Gula pasir (15 gr/500 ml)
Digital pH meter Air
Timbangan analitik
Kompor
Panci
Pipet ukur
Karet penyedot
Stirer plate
Auto clave
Karet
Pengaduk
ATK
Botol semprot

3.3 Prosedur Kerja


1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Memeberi label pada 80 botol stock menggunkan kertas label
3. Memasukan larutan stock A-H kedalam bekerglass satu persatu menggunakan pipet ukur
dan karet penyedot
4. Menimbang larutan agar sebanyak.. menggunakan timbangan analitik
5. Menimbang gula sebanyak 15 gram menggunkan timbangan analitik dan melarutkan
dalam air
6. Menyampur serbuk agar dan larutan gula kedalam bekerglass berisi campuran larutan
stock dan menambahkan aqades sampai 500 ml
7. Mengukur campuran tersebut menggunkan digital pH tester
8. Merebus larutan tersebut hingga mendidih
9. Memasukan rebusan media kedalam botol stock sebanyak 18-20 ml menggunkan bantuan
gelas ukur mini
10. Menutup atas botol stock menggunkan alumunium foil dan karet (rapat)
11. Memasukan kedalam autoclav pada suhu 121ºC dengan tekanan 17,5 psi/l, 75 atm selama
20 menit
12. Mendiamkan larutan selama 7 hari didalam ruang inokulasi

http://citraheldaanggia.blogspot.com/2016/11/laporan-pembuatan-media-ms-murashige.html 4/6
3/1/2019 CITRA HELDA ANGGIA: Laporan pembuatan media MS (Murashige dan Skoog) kultur jaringan

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
No Gambar Keterangan
1. Mengambil larutan stock A-H dan
memasukan kedalam bakerglass
2. Menimbang gula sebanyak 15 gram dan
melarutakan kedalam aquades
3. Mencampur larutan gula, serbuk agar-agar 3,5
gram kedalam bekerglass berisi campuran
larutan stock dengan penambahan aquades
sebanyak 500 ml
4. Mengukur kandungan pH campuran larutan
tersebut menggunkan digital pH tester
5. Memasukan larutan tersebut kedalam panci
dan direbus hingga mendidih
6. Larutan yang sudah mendidih dimasukan
kedalam botol stock sebanyak 18-20 ml,
mengukur menggunkan bakerglass mini
7. Memasukan botol stock ynag terisi larutan
kedalam autoclav selama 20 menit dengan
suhu 121ºC

4.2 Pembahasan
Media kultur jaringan merupakan media tanam untuk eksplan yang akan
dikulturkan. Keberhasilan suatu tanaman yang dikulturukan salah satunya pada
pembuatan media tanam ini. Apabila tekstur media MS ini terlalu encer maka akar
mudah masuk kedalam namun tidak sempat memakan nutrisi didalamnya, sedangkan
apabila terlalu padat maka akar juga sukar untuk meninjau media. Maka dari itu
pembuatan media kultur MS harus sesuai standart komposisi bahan yang digunakan.
Mencampurkan larutan stock A-H kedalam bakerglass dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Larutan stock A-D memiliki kepekatan 50 kali= 20 ml larutan (untuk 1000 ml
total keseluruhan larutan media), sedangkan pembuatn media ini menggunkan
500 ml. Sehingga larutan stock A-D sebanyak 10 ml.
2. Larutan stock E memiliki kepekatan 100 kali=10 ml, sehingga diperlukan
sebanyak 5 ml
3. Larutan F-G memiliki kepekatan 200 kali=5ml, sehingga diperlukan sebanyak
2,5 ml
4. Larutan H memiliki kepekatan 100 kali=10 ml, sehingga diperlukan sebanyak
5 ml
Larutan stok tersebut dipipet menggunakan pipet ukur sesuai dengan hasil
pencarian melalui perhitungan dengan menggunakan rumus pengenceran kemudian
diencerkan (yang sebelumnya terlebih dahulu telah dideretkan di atas meja secara
berurutan mulai dari larutan stok A-H) atau seperti penjelasan diatas. Pemipetan
larutan harus dilakukan secara berurutan untuk menghindari terjadi reaksi kimia antar
larutan yang dapat menyebabkan penurunan atau degradasi maupun reaksi
penggaraman yang akan berakibat pada ketidaktersediaan unsur tumbuh untuk
petumbuhan eksplan. Konsentrasi larutan yang digunakan sesuai dengan konsentrasi
pada formulasi media MS. Pada saat mengukur pH juga harus diperhatikan terutama
pada nilai pH. Apabila ternyata pH < 5,8 maka harus ada penambahan NaOh agat
tidak terjadi pengenceran. Apabila nilai pH > 5,8 maka harud diberi KCl agar tidak
terjadi pengendapan. Penambahan larutan gula dan agar memiliki keguanaan masing-

http://citraheldaanggia.blogspot.com/2016/11/laporan-pembuatan-media-ms-murashige.html 5/6
3/1/2019 CITRA HELDA ANGGIA: Laporan pembuatan media MS (Murashige dan Skoog) kultur jaringan

masing diantaranya sbb: gula berfungsi ganda di dalam media yaitu sebagai sumber
energi dan sebagai penyeimbang tekanan osmotik media. Sedangkan agar – agar
berfungsi sebagai pemadat pada larutan.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hasil pengamatan pada praktikum dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dalam
penggunaan metode kultur jaringan, sangat bergantung pada media yang digunakan.
Media kultur merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan. Media kultur
merupakan komponen faktor lingkungan yang menyediakan unsure pertumbuhan
tanaman seperti unsure hara makro, unsure hara mikro, karbohidrat, vitamin dan zat
pengatur tumbuh, param-garam organic, persenyawaan komplek alamiah, arang aktif
dan bahan pemadat.
1. Apabila larutan media pH-nya rendah kurang dari 5.8 maka ditambah NaOh,
dan apabila pH nya lebih dari 6.0 maka ditambahkan KCl.
2. Pada parakikum ini, media kultur yang dibuat yaitu dalam bentuk padat
dengan formulsi Murashige dan Skoog (MS)
3. Dalam proses pembuatan media kultur harus benar-benar diperhatikan tingkat
sterilitas dan kebutuhan atau jumlah komponen penyusun media kultur.

Posted by citra helda Anggia at 8:28 AM

No comments:

Post a Comment

Enter your comment...

Comment as: kharisma Diah Sign out

Publish Preview Notify me

Newer Post Home Older Post

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Picture Window theme. Powered by Blogger.

http://citraheldaanggia.blogspot.com/2016/11/laporan-pembuatan-media-ms-murashige.html 6/6

Anda mungkin juga menyukai