Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai
pelengkap nilai Mata Kuliah Mekanika Tanah , terimakasih kepada dosen pengajar
Mata Kuliah Mekanika Tanah yang telah mengajarkan beberapa materi sehingga
dapat dituliskan dalam sebuah makalah yang sederhana ini. Sekian

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
........................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Tujuan .................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
2.1. Pengertian Geoteknik .......................................................................... 2
2.2. Tanah ................................................................................................... 2
2.3. Penyelidikan Tanah ............................................................................... 4
2.4. Teknik Pondasi ..................................................................................... 6
2.5. Struktur Tanah ...................................................................................... 6
2.6. Peran Geofisika Dalam Geoteknik ....................................................... 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 8


3.1. Kesimpulan .......................................................................................... 8

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geoteknik hadir sebagai bagian dari ilmu praktis teknik sipil dalam
perancangan awal disain bangunan. Ilmu geoteknik mempelajari perilaku tanah dan
batuan sebagai tumpuan pondasi maupun sebagai studi material konstruksi. Ilmu
ini mulai berkembang pada awal abad ke-20 berkat karya Karl Terzaghi dan rekan-
rekannya. Pada saat studi perancangan kontruksi, peranan ahli geoteknik itu
meliputi: menentukan lokasi bangunan, menentukan kekuatan bangunan untuk
jangka waktu lama, menentukan stabilitas bangunan dibandingkan dengan potensi
gempa regional dan resonansi, mengkalkulasi dan menganalisis potensi deformasi
(penurunan) bangunan, menentukan metode pelaksanaan, pemilihan material, dan
monitoringnya. Oleh karena itu, diperlukan berbagai survei lapangan untuk melihat
kondisi tanah, lapisan tanah, jenis tanah, dan lain sebagainya.

Dalam perkembangannya, geoteknik tidak lagi hanya dilakukan oleh insinyur


sipil saja. Banyak data petrophysical properties yang diperlukan ahli sipil dalam
studi kelayakan bangunannya seperti porositas, permeabilitas, densitas lapisan
bawah permukaan. Data-data tersebut diperoleh dari survei geofisika yang
dilakukan oleh seorang Geophysicist.

Metode survei geofisika disesuaikan dengan tujuan kontruksi, misalnya


ketika ingin membuat bendungan dilakukan survei geolistrik untuk menentukan
tapak bendungan, survei ini bertujuan untuk mengetahui sampai kedalaman berapa
terdapat air tanah dan menentukan besar kekuatan basement (batuan dasar yang kuat
untuk pondasi). Lain halnya jika untuk membuat jembatan atau sebuah gedung,
metoda yang dipakai biasanya seismik untuk menentukan besarnya kecepatan
gelombang permukaan dan menemukan lapisan aquifer dekat permukaan.

1. 2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :

• Sebagai persyaratan untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester pada


mata kuliah Geoteknik.
• Agar penulis mampu memahami ilmu Geoteknik secara baik.
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geoteknik


Geoteknik adalah suatu bagian dari cabang ilmu Teknik Sipil. Didalamnya
diperdalam pembahasan mengenai permasalahan kekuatan tanah dan hubungannya
dengan kemampuan menahan beban bangunan yang berdiri diatasnya. Pada
dasarnya ilmu ini tergolong ilmu tua yang berjalan bersamaan dengan tingkat
peradaban manusia, dari mulai pembangunan piramid di mesir, candi Borobudur
hingga pembangunan gedung pencakar langit sekarang ini. Salah satu contohnya
ialah kemiringan menara pisa di italy disebabkan oleh kekurangan kekuatan dukung
tanah terhadap menara tersebut.

2.2 Tanah
Tanah di alam terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau
tanpa kandungan bahan organik. Butiran-butiran tersebut dapat dengan mudah
dipisahkan satu sama lain dengan kocokan air. Material ini berasal dari pelapukan
batuan, baik secara fisik maupun kimia. Sifat-sifat teknis tanah, kecuali oleh sifat
batuan induk yang merupakan material asal, juga dipengaruhi oleh unsur-unsur luar
yang menjadi penyebab terjadinya pelapukan batuan tersebut.

Istilah-istilah seperti kerikil, pasir, lanau, dan lempung digunakan dalam


Teknik Sipil untuk membedakan jenis-jenis tanah. Pada kondisi alam, tanah dapat
terdiri dari dua atau lebih campuran jenis-jenis tanah dan kadang-kadang terdapat
pula kandungan bahan organik. Material campurannya kemudian dipakai sebagai
nama tambahan di belakang material unsur utamanya. Sebagai contoh, lempung
berlanau adalah tanah lempung yang mengandung lanau dengan material utamanya
adalah lempung dan sebagainya.
3

Gambar 2.1 Komponen tanah

Tanah terdiri dari 3 komponen, yaitu udara, air, dan bahan padat. Udara
dianggap tidak mempunyai pengaruh teknis, sedangkan air sangat mempengaruhi
sifat-sifat teknis tanah. Ruang di antara butiran-butiran, sebagian atau seluruhnya
dapat terisi oleh air atau udara. Bila rongga tersebut terisi air seluruhnya, tanah
dikatakan dalam kondisi jenuh. Bila rongga terisi udara dan air, tanah pada kondisi
jenuh sebagian (partially saturated). Tanah kering adalah tanah yang tidak
mengandung air sama sekali atau kadar airnya nol.

Definisi tanah secara mendasar dikelompokkan dalam tiga definisi, yaitu:


(1) Berdasarkan pandangan ahli geologi (2)
Berdasarkan pandangan ahli ilmu alam murni
(3) Berdasarkan pandangan ilmu pertanian.

1. Menurut ahli geologi (berdasarkan pendekatan Geologis)


Tanah didefiniskan sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dari
bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam,
sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus).

2. Menurut Ahli Ilmu Alam Murni (berdasarkan pendekatan Pedologi) Tanah


didefinisikan sebagai bahan padat (baik berupa mineral maupun organik)
yang terletak dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus
mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: bahan induk,
iklim, organisme, topografi, dan waktu.
4

3. Menurut Ahli Pertanian (berdasarkan pendekatan Edaphologi) Tanah


didefinisikan sebagai media tempat tumbuh tanaman.

2.3 Penyelidikan Tanah


Salah satu tahapan paling awal yang perlu dilakukan dalam perencanaan
pondasi adalah penyelidikan tanah. Uji penyelidikan tanah diperlukan untuk
mengetahui daya dukung dan karateristik tanah serta kondisi geologi, seperti
mengetahui susunan lapisan tanah/sifat tanah, mengetahui kekuatan lapisan tanah
dalam rangka penyelidikan tanah dasar untuk keperluan pondasi bangunan, jalan,
jembatan dan lain-lain, kepadatan dan daya dukung tanah serta mengetahui sifat
korosivitas tanah. Penyelidikan tanah dilakukan untuk mengetahui jenis pondasi
yang akan digunakan untuk konstruksi bangunan, selain itu dari hasil penyelidikan
tanah dapat ditentukan perlakuan terhadap tanah agar daya dukung dapat
mendukung konstruksi yang akan dibangun. Penyelidikan tanah yang dilakukan di
lapangan yaitu Sondir (DCP), pengeboran tanah, pengujian Standard Penetration
Test (SPT) dan lain-lain. Dari sampel tanah yang diambil di lapangan untuk
mengetahui sifat-sifat dan karakteristik tanah maka dilakukan uji laboratorium.

2.3.1 Penyelidikan Tanah Dengan Uji Sondir (Cone Penetration Test-CPT)


Komponen utama dari uji sondir adaolah konus yang dimasukkan kedalam
tanah dengan cara ditekan. Tekanan pada ujung konus pada saat konus bergerak
kebawah karena ditekan dan tekanan geser pada dinding konus pada saat dinding
konus bergeser kebawah karena ditekan, diukur dan pada manometer diatas
permukaan tanah pada setiap kedalaman tertentu didalam tanah.
Uji sondir ini relatif murah dan cepat memberikan hasil dibanding dengan
uji geoteknik lapangan lainnya. Di Indonesia, uji sondir telah dikenal sejak tahun
1950-an, dan di Indonesia pula konus Begemann pertama ditemukan oleh Prof.
Begemann yang saat itu adalah dosen di ITB.

Sampai sekarang ini hasil uji sondir dipakai untuk tujuan-tujuan seperti di
bawah ini :
1). Evaluasi kondisi tanah bawah pemukaan di lapangan, atau stratigrafi
(menduga struktur lapisan tanah bawah permukaan), klasifikasi lapisan
tanah (menduga jenis-jenis tanah di bawah permukaan), kekuatan lapisan-
lapisan tanah, kedalaman lapisan keras dan lain-lain.
2). Menentukan lapisan tanah yang harus dibuang dan diganti dengan tanah yang
lebih baik lalu dipadatkan serta kontrol pemadatan.
3). Perencanaan fondasi, baik fondasi dangkal maupun tiang pancang dan
perhitungan settlement.
4). Perencanaan lereng dan timbunan dan lain-lain.
5

Keterbatasan uji sondir yang paling jelas adalah jika konus bertemu dengan
butir batu yang cukup besar atau pasir padat akan menunjukkan tekanan
6

konus yang cukup besar dan bahkan tidak dapat diteruskan, seolah-olah pada
kedalaman tersebut terdapat lapisan tanah keras atau pasir padat yang luas dan
merata. Selain hal tersebut, kalau dijumpai lapisan keras dan uji sondir
menunjukkan tekanan yang besar, uji sondir terhenti, dan dapat dikatakan bahwa
pada kedalaman tersebut dijumpai lapisan keras; tetapi tidak dapat memberi
informasi berapa tebal lapisan tersebut; apa jenis batuan lapisan keras tersebut; dan
apakah di bawah lapisan keras tersebut terdapat lapisan tanah yang terus keras atau
ada lapisan lunak.

2.3.2 Penyelidikan Tanah Dengan Uji Penetrasi (Penetration Test)


Uji penetrasi yang banyak digunakan adalah uji penetrasi baku (standart
penetration test). Uji penetrasi baku ini telah diatur menurut ASTM D-1586. Yang
dimaksud dengan N pada SPT adalah jumlah tumbukan yang diperlukan untuk
memasukkan tabung Split Spoon kedalam tanah sedalam 12 inchi disebut nilai N
SPT.
Yang disebut tabung Split Spoon adalah tabung yang berdiameter 2 in dan
diameter dalam 1,5 in panjang 18 s/d 30 in yang dibelah menjadi dua bagian kearah
memanjangnya. Peralatan lainnya adalah palu pancang atau hammer yang beratnya
63,5 kg dan tinggi jatuhnya selama menunggu adalah 30 in.

Cara kerja SPT sebagai berikut :


• Lakukan pemboran sampai kedalaman dimana akan diuji SPT. Kemudian
bersihkan lubang bor dari tanah lepas.
• Pasang Split Spoon pada pipa bor, dan masukkan kedalam tanah hasil
pengeboran diatas.
• Pada bagian atas pipa bor, pasangkan hammer beserta bagian-bangian
pelengkapnya.
• Lakukan penumbukan, sehingga split spoon masuk (terpenetrasi) sedalam
3 x 6 in dan hitung jumlah tumbukan untuk penetrasi pertama, kedua dan
ketiga.
• Jumlah tumbukan untuk penetrasi 2 x 6 in, kedua dan ketiga disebut nilai
N (SPT).

2.3.3 Penyelidikan Tanah Dengan Sumur Uji (Test Pit)


Biasanya sumur uji dimaksudkan untuk melihat secara langsung kondisi tanah
di lapangan: caranya dengan menggali lubang yang cukup besar sehingga orang bisa
masuk sampai kedalaman air tanah atau sampai kedalaman 1 – 2 m saja, dapat juga
dilakukan dengan mesin seperti BackHoe dan Shovel. Dari pengamatan pada bidang
vertikal di dalam lubang dapat diidentifikasi jenis-jenis tanah, warna, bau,
kedalamam muka air tanah dan struktur umumnya dapat juga diambil contoh tanah
7

asli dengan memasukkan tabung sampler ke dalam tanah. Di dalam lubang dapat
juga dilakukan uji penetrasi dengan alat pocket penetrometer.

2.4 Teknik Pondasi


Teknik pondasi adalah suatu upaya teknis untuk mendapatkan jenis dan
dimensi fondasi bangunan yang efisien, sehingga dapat menyangga beban yang
bekerja dengan baik. Teknik fondasi merupakan bagian dari ilmu geoteknik.

2.4.1 Jenis-jenis fondasi


Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:

Pondasi dangkal: kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya


beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan
ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau
pasangan batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras.
Di dalamnya terdiri dari:

• Pondasi setempat
• Pondasi penerus Pondasi pelat

Pondasi dalam. Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati


lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras.
Contohnya antara lain tiang pancang, tiang bor, kaison, dan semacamnya.
Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau
pasarannya.contohnya: fondasi tiang pancang.

2.5 Struktur Tanah


Tanah tersusun dari butiran tanah ataupartikel lainnya dan rongga-rongga atau
pori di antara partikel butiran tanah. Rongga-rongga terisi sebagian atau seluruhnya
dengan air atau zat cair lainnya. Rongga-rongga tanah yang tidak terisi oleh air atau
zat cair akan terisioleh udara atau bentuk lain dari gas. Volume yang ditempati oleh
bagian besar tanah pada umumnya termasuk bahan penyusun lainnya yaitu bagian
padat, cair, dan gas (udara) yang selanjutnya dikenal sebagai sistem tiga fase tanah
(three-phase systems). Sifat-sifat mekanis penting tanah, seperti kekuatan (strength)
dan pemampatan (compressibility), secara langsung berhubungan dengan atau
paling tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor dasar seperti rapat masa (density), berat
volume (unit weight), angka pori (void ratio), dan derajat kejenuhan (degree of
saturation).

2.6 Peran Geofisika Dalam Geoteknik


Peranan ilmu geofisika sangatlah penting. Karena diantara sekian banyak
ilmu yang dipelajari, ada metode yang bisa menentukan factor-faktor dari kestabilan
8

struktur tanah. Metode gravitimeter, mengidentifikasi densitas ( rapat massa )


batuan dari tanah. Jika suatu tanah berdensitas tinggi, bisa diasumsikan rapat
massanya tinggi dan tingkat kestabilannya juga semakin tinggi. Metode ini juga bisa
digunakan dalam menentukan bentuk tubuh batuan pembentuk daratan tanah di
bagian bawah. Sehingga kita bisa menentukan daerah mana saja yang ada
kemungkinan terjadinya longsoran bawah tanah ( subsidence ).

Metode lain adalah metode seismic. Baik metode ‘seismic dalam’ ( refleksi )
maupun ‘seismic dangkal’ ( refraksi ), keduanya bisa menjadi sangat urgen dalam
menentukan daerah tanah dengan porositas dan permeabilitas yang baik atau buruk.
Jika mayoritas porositas batuan dari daratan tanah buruk, maka daya serap tanah
terhadap air juga buruk, sehingga bisa diasumsikan daerah tersebut sudah tak layak
lagi untuk dijadikan tempat tinggal yang aman. Karena, jika tibatiba curah hujan
deras yang tinggi melanda, maka daerah tersebut tidak bisa menampung air secara
massif. Selanjutnya, tinggal menunggu daerah tersebut untuk longsor. Ini terbukti
pada daerah-daerah yang terkena bencana longsor, dimana daya serap air yang
rendah membuat batuan pembentuk tanah tersebut tidak kuat menahan angka curah
hujan yang tinggi.

Selain itu ada lagi metode geolistrik, yang dengan cara ini, kita bisa
melakukan determinasi terhadap keberadaan jalur-jalur air bawah tanah. Sehingga
daerah yang dekat dengan jalur ini dan kebetulan struktur tanahnya rawan bisa
dihindari, karena daerah daratan jenis ini juga mengandung potensi bencana
longsor.

Begitu juga peranannya dalam meminimalisir efek gempa bumi. Gempa bumi
memang tak dapat dicegah, tapi efeknya merusaknya dapat kita antisipasi dengan
ilmu-ilmu geofisika. Baik gempa vulkanik maupun tektonik, keduanya bisa
mempunyai daya hancur yang besar. Gempa vulkanik bahkan bisa diperkirakan
waktu kejadiannya dengan melakukan perhitungan statistic terhadap frekuensi
kejadian. Gempa jenis ini juga bisa diidentifikasi terlebih dahulu sebelum terjadi
gempa besarnya dengan metode micro gravity.

Metode-metode di atas juga digunakan untuk menentukan daerah-daerah


rawan gempa maupun daerah rawan longsor akibat efek gempa.hal in penting untuk
menentukan daerah layak pemukiman atau tidak.
9

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

• Geoteknik adalah suatu bagian dari cabang ilmu Teknik Sipil. Didalamnya
diperdalam pembahasan mengenai permasalahan kekuatan tanah dan
hubungannya dengan kemampuan menahan beban bangunan yang berdiri
diatasnya.
• Penyelidikan tanah dilakukan untuk mengetahui jenis pondasi yang akan
digunakan untuk konstruksi bangunan, selain itu dari hasil penyelidikan
tanah dapat ditentukan perlakuan terhadap tanah agar daya dukung dapat
mendukung konstruksi yang akan dibangun. Penyelidikan tanah yang
dilakukan di lapangan yaitu Sondir (DCP), pengeboran tanah, pengujian
Standard Penetration Test (SPT) dan lain-lain.
• Geofisika harus mempelajari ilmu geoteknik karena metode geofisika
banyak berhubungan dengan konstruksi seperti pembuatan bendungan maka
dilakukan kegiatan geofisika untuk menentukan pondasi bendungan dan
menentukan besar kekuatan batuan dasar dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai