Anda di halaman 1dari 381

YESUS

di
INDIA
Kehidupannya Yang Tak Diketahui,
Sebelum dan Sesudah Penyaliban

HOLGER KERSTEN
JESUS LIVED IN INDIA
Holger Kersten
Terbitan ke 1, oleh Elemet Books Limited 1994
Terbitan ke 2, oleh Penguin Books India, 2001

ISBN 9780143028291

Judul Terjemahan : Yesus di India


xvi + 365 halaman, ukuran 14.8 x 21 cm

Penerjemah : ...................................
Penyunting : Ekky O. Sabandi
Desain & Lay Out : D. Sumarta

Cetakan Pertama: Oktober 2015

Penerbit:
email: neratja@gmail.com
PRAKATA

Pada tahun 1973, dan murni kejadian kebetulan yang


menguntungkan, bahwa saya pertama kali menyeberang dari teori
bahwa Yesus telah hidup di India, dan akhirnya meninggal di sana
juga. Skeptis meskipun tanpa penguburan tentang masalah itu, saya
memutuskan untuk berusaha menelusuri kembali jalan kehidupan
Yesus secara keseluruhan. Saya segera menghadapi rintangan
pertama: tidak ada sumber kontemporer yang dapat menopang
penelitian ilmiah yang cermat pada masa sekarang yang cukup
memberikan keterangan sangat baik yang diperlukan tentang sejarah
Yesus. Siapakah pria itu? Dari mana dia berasal? Kemana dia pergi?
Mengapa ia nampak begitu asing dan misterius bagi sebayanya? Apa
dia sebenarnya sesudah itu?
Menindaklanjuti penelitian saya, akhirnya saya datang ke
India, dimana saya menjadi kenal dengan beberapa orang yang telah
menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk meneliti seluruh
permasalahan tentang Yesus di India. Dari mereka saya menerima
kekayaan informasi yang menakjubkan, bersama dengan dorongan
besar dan dukungan yang berharga.
Setelah buku ini diterbitkan untuk pertama kalinya, di Jerman
tahun 1983, saya menerima ratusan surat dari pembaca yang antusias
yang tidak hanya mengungkapkan kesenangan dan keheranan, tapi

iii
Yesus di India

juga membuat sejumlah besar komentar yang berharga dan saran-


saran penting. Tetapi saya sangat lebih berterima kasih kepada
kritikus yang tajam yang menghabiskan waktu dengan sungguh-
sungguh untuk menguji pernyataan yang saya buat, dan karenanya
membuat saya sekarang mampu untuk memberikan koreksi atas
sedikit ketidakcermatan yang asli ada. Dengan cara ini, lebih dari
kurun waktu sepuluh tahun, sebuah karya yang telah diperbaiki telah
berkembang yang memiliki kapasitas untuk menyinggung bahkan
referensi terkecil dan paling khusus mengenai asal mula ajaran Yesus
bagi orang India.
Juga dalam sepuluh tahun ini, buku ini telah diterjemahkan ke
dalam tidak kurang dari lima belas bahasa yang berbeda (termasuk
bahasa Kroasia, Polandia, Korea, dan Cina telah ada sepuluh
edisi dalam bahasa Brasil). Cerita kelangsungan hidup Yesus dan
kehidupannya di India sudah sepantasnya mendapat perhatian di
seluruh penjuru dunia.
Beberapa penegasan yang saya buat mungkin nampak berani,
bahkan beberapa mustahil, tetapi saya telah berusaha memberikan
bukti yang kuat untuk semua pernyataan yang telah saya kemukakan
dan mendukung dengan referensi/rujukan pada sumber asli yang
dapat dipercaya. Tetap ada kesempatanyang sungguh-sungguh untuk
penilaian mendatang dalam berbagai disiplin ilmu perorangan.
Belum menjadi bagian dari tujuan saya untuk merusak
pandangan orang tentang agama Kristen, jauh dari sekedar
membiarkan pembaca muram dikelilingi oleh shards keyakinan yang
hancur. Ini hanyalah masalah kepentingan terbesar masa sekarang
untuk menemukan jalan kembali lagi kepada asal mula kepada
kebenaran universal dan sentral dari pesan Kristus, yang telah
didistorsikan hampir melebihi pengakuan oleh ambisi kotor dan
institusi-institusi yang lebih atau kurang sekuler yang telah merebut
kekuasaan relijius untuk diri mereka sendiri bahkan sejak awal abad
yang disebut Jaman Kristen.

iv
Prakata

Buku ini tanpa pernyataan keyakinan baru, oleh karena itu;


ini hanyalah usaha untuk membuka jalan ke masa depan yang baru,
yang berlandaskan kuat pada para ahli spritual dan agama yang benar
pada masa lalu.
Jangan berpikir saya sedang mendongeng;
Bangun dan buktikan hal- hal sebaliknya!
Semua sejarah gerejawi
Apakah suatu bentuk kesalahan paksaan

__Johan Wolfgang von Goethe

Holger Kersten,
Freinburg im Breisgau,
Maret 1993

v
vi
Daftar Isi

Prakata iii
Pendahuluan xi
1. KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI 1
Penemuan Nicolai Notovitch 1
Siapakah Notovitch? 9
Kritik dan Para Pengkritik 13
Perjalanan Notovitch ke Ladakh 18
Sebuah Tatanan Misterius 21

2. SIAPAKAH YESUS? 23
Sumber-sumber Sekuler 23
Injil-injil 26
Kesaksian Paul 32
Kesimpulan 35
Perjalanan Saya ke Pegunungan Himalaya 36

3. Musa DAN PUTRA TUHAN 47


Asal-usul Yahudi 47
Siapakah Musa itu? 52
Makan Musa di Kashmir 60

vii
Yesus di India

Dari Penaklukan ke Pengasingan 66


Banjir di Kashmir 71
Kashmir, ‘Tanah yang Dijanjikan’ 75
Sepuluh Suku Israel Yang Hilang 77

4. MASA KECIL YESUS 85


Bintang Pria Bijaksana 85
Siapakah Ketiga Orang Bijak Itu? 88
Persisnya Bagaimana Anda Menemukan
Sebuah Reinkarnasi? 90
Perjalanan ke Mesir 97

5. KEBIJAKAN TIMUR DI BARAT 101


Ekspansi Agama Budha 101
Therapeut, Essens dan Nazarenes 108
Yesus di Nazarene 114
Essenes: Kaum Kristen Sebelum Yesus 120
Ajaran Kaum Essenes di Qumran 130
Budha dan Yesus: Sebuah Perbandingan 137
Ajaran Budha dalam Ajaran Yesus 144
Apakah Yesus Seorang Yahudi Ortodoks? 148
Pengganti Kaum Essenes dan Nazarenes 151

6. RAHASIA YESUS 157


Orang Yang Bagaimanakah Ini? 157
Reinkarnasi Dalam Perjanjian Baru 161
Kristenitas dan Gnostics 167
Laknat Justinian 171
Keajaiban – dari Yesus di India 176

viii
Daftar Isi

Krishna dan Kristus 183

7. KAIN KAFAN – SEBUAH PENINGGALAN YESUS 187


Tuduhan dan Pemeriksaan 187
Kain Kafan Turin 197
Potret Edessa 203
Kesatria Misterius 212
Analisa Ilmiah terhadap Kafan 218
Apakah Yesus Mengorbankan hidup? 221
Radiokarbon tahun 1988 228

8. ‘KEMATIAN’ DAN ‘KEBANGKITAN’ 233


Dua Pemakaman dalam Injil Yahya 233
Dalam Makam Tuhan 236
‘Zat Pengharum’ yang Misterius 243
Penyaliban Fakta Medis 246
Luka di Pinggang dan Minuman Keras 255
Jejak di Kain 262
Makam – Batu yang Terbuka 273
‘Bangkit’ atau ‘Bangun’ 280

9. SETELAH KEBANGKITAN 287


Paus Bertemu Yesus di Damascus 287
Perjalanan ke Surga 291
Yesus yang ‘Benar’ dalam Islam 308
Yesus di Kashmir 313
Makam Yesus di Srinagar 322
Yesus atau Paul? 335

ix
Yesus di India

APPENDIX 339
Tabel Kronologis 339
Kaum ‘Nazarenes’ 342

CATATAN KAKI Bab 1: 344


Kehidupan Yesus yang Tak Diketahui 344
Bab 2: Siapakah Yesus? 345
Bab 3: Musa dan Putra Tuhan 346
Bab 4: Masa Kecil Yesus 347
Bab 5: Kebijaksanaan Timur dan Barat 348
Bab 6: Rahasia Yesus 351
Bab 7: Kafan – Sebuah Peninggalan Yesus 352
Bab 8: ‘Kematian’ dan ‘Kebangkitan’ 354
Bab 9: Setelah Penyaliban 357

BIBIOGRAPHY 360
Index of Persons
Index of Places

x
Pendahuluan

Kekuasaan ilmu pengetahuan dan teknologi selama tiga abad


yang lalu telah disertai oleh sekulerisasi yang cepat terhadap dunia
(Barat) kita dan resesi simultan yang berturut-turut dalam keyakinan
beragama. Pemujaan atas rasionalisme materialis dan berusaha
keras untuk menjelaskan setiap segi keberadaan manusia telah
membawa kepada penipisan serius dalam kehidupan spiritual,
relijius dan emosional, dan bahkan akhirnya membawa kepada
hilangnya kepercayaan dalam perikemanusiaan. Tidak kurang
signifikan diantara sebab-sebab meluasnya jurang pemisah antara
agama dan ilmu pengetahuan–antara keyakinan dan pengetahuan–
telah menjadi perilaku Gereja-gereja yang telah berdiri sejak lama.
Karena ketakutan akan kehilangan kedudukan terkemukanya dalam
lingkungan sekuler, mereka memaksakan hak dimana mereka
sepenuhnya tidak memilikinya; dalam bidang pengetahuan empiris.
Ini semata-mata menekankan kebutuhan akan perbedaan yang lebih
besar antara para ahli.
Keretakan/perpecahan yang dihasilkan antara pemikiran ilmiah
dan kepercayaan relijius telah menyajikan kepada setiap orang yang
berpikir dengan dilema yang jelas tak terpecahkan. Sentimen spiritual
telah menjadi sangat terbatas karena barisan orang yang secara
umum menyangsikan kejujuran pesan Yesus telah tumbuh jumlahnya,
dan doktrin Kristen telah berubah makin menjadi persoalan yang
diperdebatkan. Bahkan ajaran inti yang ditanamkan dalam tradisi
gerejawi – seperti sifat Tuhan, sifat Kristus, sifat Gereja dan Wahyu

xi
Yesus di India

ketuhanan – telah menjadi topik pembicaraan yang antusias di tengah


para ahli ilmu agama dan orang awam.
Ketika ajaran Gereja Kristen yang paling sentral dan mendasar tidak
lagi diterima sebagai kebenaran mutlak, bahkan ditengah hirarki dan
pimpinan gereja sendiri, kematian gereja itu tak bisa disangkal sudah
ada di tangan. Pesan dari bangku gereja kosong begitu jelas. Menurut
survei statistik yang dilakukan di Jerman pada tahun 1992, hanya satu
dari empat warga negara yang menganut ajaran Gereja yang lebih tua
tentang Yesus, sedangkan tidak kurang dari 77 persen dari mereka
yang ditanya apakah mungkin menjadi Kristen tanpa menjadi milik
suatu gereja dijawab pihak / golongan yang setuju. Dan bukan dalam
sektor tunggal dari penduduk (seperti yang dikategorikan oleh survei
tsb) melakukan mayoritas mempercayai dogma Kristen bahwa Yesus
dikirim oleh Tuhan. Dengan desakan mereka yang nyaring bahwa
pernyataan kepercayaan tradisional dan ditentukan secara dogmatis
memiliki aplikasi umum (liberal), Gereja sendiri telah mempercepat
penolakan sifat ortodok/ kekolotan Kristen.
Jadi apa yang sekarang disebut agama Kristen dalam hal bukanlah
tentang Sabda Kristus tetapi suatu hal yang lain: Paulinisme–untuk
doktrin seperti yang kita ketahui sekarang bersandar, dalam semua
hal utamanya, bukan pada pesan Yesus, tetapi pada ajaran Paul yang
berbeda sama sekali. Agama Kristen modern hanya berkembang
ketika Paulinisme diumumkan/disebarluaskan sebagai agama negara.
Manfred Mezger memuji ahli ilmu agama Protestant Swiss, Emil
Brunner pada persoalan itu;
Emil Brunner telah menyebut Gereja suatu kesalahpahaman.
Dari suatu panggilan, sebuah doktrin dibangun; dari komuni
(kerukunan) bebas, suatu badan hukum yang sah; dari
sebuah asosiasi bebas, sebuah mesin hirarkhi. Anda mungkin
mengatakan bahwa ini menjadi, dalam semua unsurnya dan
dalam keseluruhan disposisinya, lawan pasti dari apa yang
dimaksudkan.

xii
Pendahuluan

Seseorang muncul dalam suatu masa kegelapan, membawa pesan


penuh harapan, pesan cinta dan kebajikan–dan apa yang orang
lakukan dengan itu? Mereka mengubahnya menjadi dokumentasi,
diskusi, kontensi (pernyataan), dan komersialisme! Akankah Yesus
benar-benar telah menginginkan segala sesuatu yang belakangan
terjadi dalam namanya? Hampir tidak. Selama hidupnya di Palestina
Yesus nyata-nyata membuat ketidaksenangannya dengan staf pegawai
Gereja (Yahudi) sungguh jelas, menjauhkan dirinya dari hukum
Gereja dan sumber kitab Injil, desakannya terhadap pemeliharaan
kesenangan verbal dengan mempertentangkan interpretasi seperti
yang dikehendaki, hirarkhinya yang berbelit, dan pemujaan yang
kultus dan pemujaan berhala yang terkait.
Yesus mencoba menciptakan hubungan dekat antara Tuhan dan
umat Manusia, bukan untuk membangun saluran birokrasi untuk
melaluinya.
Tetapi suara Yesus tidak lagi sampai pada kita secara sangat alami
mengatur kebiasaan. Akses terhadap ajarannya hanya diperoleh
melalui perantara dari hirarkhi yang memiliki hak istimewa. Yesus
telah diatur, dimonopoli, disusun. Dimana saja kepercayaan yang
benar dan hidup telah menghilang, digantikan dengan kepercayaan
dogmatis yang berpikiran sempit dan kaku, cinta dari tetangga
seseorang dan toleransi yang Yesus ajarkan telah digantikan dengan
fanatisme berbudi-sendiri. Perselisihan atas apa yang didefinisikan
sebagai keyakinan ‘benar’ telah meninggalkan sapuan kesengsaraan,
kontensi (pernyataan) dan pertumpahan darah sepanjang garis-
waktu Gereja Kristen. Kontroversi itu telah menjadi hebat dari masa
rasul naik sampai jaman kita, dan masih berlanjut untuk mengangkat
hambatan paling problematik untuk rekonsiliasi antara berbagai
umat Kristen.
Ahli ilmu agama Protestan, Heinz Zahrnt menulis:
Saya telah menderita trauma yang amat mendalam dalam

xiii
Yesus di India

karir saya sebagai seorang ahli ilmu agama. Saya merasa kotor,
malu, terhina dan dipermalukan–tetapi bukan oleh kaum
atheis, mereka yang menolak Tuhan, orang yang mengejek,
atau yang menyangsikan yang meskipun tak bertuhan, sering
sangat menyayang–tidak, oleh para ahli dogma: oleh mereka
yang hidup dengan surat tentang ajaran, pemikiran yang hanya
memberi mereka pandangan yang benar tentang Tuhan. Saya
telah terluka di hati yang paling dalam, dalam suatu hal yang
membuat saya tetap hidup meski dalam kedukaan: kepercayaan
saya terhadap Tuhan...
Karena perasaan relijius adalah bagian dari proses pendewasaan
dalam masyarakat modern, paling sering turun ke kategori
irasional, dan kemudian dianggap sebagai tak bisa dibuktikan, dan
sangat tidak nyata. Pikiran dan tindakan yang logis muncul sendiri
untuk menentukan realita/kenyataan. Berkurangnya kepentingan
transedental secara bertahap karena tidak pernah dialami secara
pribadi. Dan alasan utama untuk hal ini adalah kesalahpahaman
mendasar terhadap sifat Tuhan. Ketuhanan tidak jauh dari kita pada
suatu jarak yang secara mistis jelas, tetapi di dalam diri kita masing-
masing. Ini harus memberikan inspirasi bagi kita untuk membawa
hidup kita dalam keharmonisan dengan yang serba Maha–untuk
mengenali eksistensi kita yang singkat di Bumi sebagai bagian dari
Keutuhan yang abadi.
Selama berabad-abad, pemikiran orang Barat telah memandang
orang dengan salah sebagai makhuk yang terpisah dari Tuhan. Dalam
abad dua puluh yang “diterangi”, pemikiran orang Barat modern
nampak kurang menentu dibandingkan waktu sebelumnya tentang
jawaban yang mungkin atas pernyataan manusia yang paling kuno
yaitu tentang Tuhan dan arti kehidupan. Di seluruh dunia, pusat-
pusat spiritual baru telah tumbuh, berusaha memberikan jawaban
ini–pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan ajaran staf pegawai
Gereja yang dipegang kuat. Semacam agama dunia gereja masa
depan ada dalam pengawasan. Ini bergerak ke arah realisasi-diri, ke
arah penelitian Pencerahan, ke arah visi mistis dan sempurna tentang

xiv
Pendahuluan

konteks eksistensi individu, dan semua ini dengan sarana perenungan,


pengetahuan-diri dan meditasi.
Dorongan yang paling kuat untuk mengangkat internalisasi agama
semacam itu telah selalu datang, dan terus datang, dari Timur,
terutama dari India. Orang Barat sekarang harus mengorientasi
dirinya dalam pengertian yang paling harfiah dari kata–belok ke arah
fajar timur. Asia Timur adalah asal dan sumber pengalaman kami
tentang dunia sebelah dalam (diri manusia).
Kita seharusnya tidak mengharap percaya kepada Tuhan akhirnya
terhapus, kita juga tidak takut akan kerusakan spiritual dan moral.
Sungguh, kami dapat mengharap untuk pengecambahan/persemaian
benih Jiwa, berbunganya kehidupan dalam (diri manusia). Tidak ada
penghapusan penuh atas kepercayaan relijius yang menunggu kita.
Sebaliknya, mekarnya kesadaran spiritual di tangan, dan ini bukan
hanya bagi sedikit orang yang terpilih tetapi untuk semua dalam
pelukan gereja agama dunia. Lagipula, tujuannya bukanlah dalam
dunia penampilan luar orang mogok, tetapi merepresentasikan
bangkitnya spiritual/keagamaan yang agung, kembalinya kepada
nilai-nilai yang sangat sulit ditanamkan, jalan yang benar untuk
‘pembebasan dari kejahatan’.
Melalui Pengetahuan (tentang Kebenaran)
Semua kejahatan tercuci bersih
Orang yang Diterangi kebenaran berdiri kokoh
Membubarkan awan khayalan
Seperti matahari yang bersinar di langit yang tak bermendung.
__ Budha

xv
xvi
Bab Satu
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI

Penemuan Nicolai Notovitch

Menjelang akhir tahun 1887, sejarawan Rusia dan pelajar


keliling Nicolai Notovitch, pakar sejarah Rusia, mencapai Himalaya
di negara bagian Kashmir, di India Utara, pada salah satu di
banyak perjalanannya ke Timur. Dia berencana untuk melanjutkan
ekspedisi dari Srinagir, ibukota Kashmir, ke wilayah Ladakh di
seberang Himalaya Raya. Bersamanya dia memiliki cukup dana
untuk membekali dirinya dengan memadai, dan untuk menyewa
juru tafsir dan sepuluh pembawa surat untuk menyertai dirinya
dan pembantunya. Setelah suatu perjalanan penuh petualangan,
setelah sukses dan berani menghadapi cobaan dan kesulitan,
kafilah itu akhirnya mencapai Zoji-la setinggi 3.500 meter pada
sebuah perbatasan antara ‘Lembah Bahagia’ Kashmir dan dataran
‘bulan’ yang gersang di Ladakh.
Zoji-la, bisa dijalani hanya selama beberapa bulan pada
tahun itu, pada saat itu merupakan satu-satunya rute masuk dari
Kashmir ke negeri yang asing dan terpencil itu[1]. Notovitch menulis
dalam buku hariannya, ‘benar perbedaan besar yang saya alami,
meninggalkan daerah luar kota yang menyenangkan dan terbuka
dan orang-orang Kashmir yang tampan untuk mengadakan
perjalanan ke gunung-gunung di Ladakh yang menakutkan dan

1
YESUS DI INDIA

tandus, dengan para penghuninya yang tak berjenggot dan tegap’.


Orang-orang Ladakh yang kuat namun begitu segera terbukti
menjadi kumpulan yang ramah dan ‘sangat terbuka’.
Notovitch akhirnya sampai di biara Buddha, dimana sebagai
seorang Eropa, dia diberi penyambutan yang hangat yang jauh
lebih ramah daripada yang mungkin diharapkan Muslim Asia. Dia
menanyai seorang lama, mengapa dia harus diperlakukan dengan
lebih baik seperti ini, dan percakapan berikut terjadi:
‘Orang Muslim hanya punya sedikit persamaan dengan agama
kami. Benar, pada waktu yang baru lalu mereka mmbuat suatu
kampanye yang semuanya berhasil untuk memaksa sejumlah
penganut Budha kami untuk masuk dalam Islam. Itu telah
menyebabkan kami kesulitan besar untuk mengubah kembali
Muslim ex-Budha ini kembali ke jalan Tuhan yang sebenarnya.
Sekarang orang-orang Eropa berbeda sama sekali. Mereka tidak
hanya mengakui prinsip-prinsip monotheisme yang penting,
mereka memiliki hampir sebanyak hak untuk dianggap pemuja
Budha sebagaimana orang lama dari Tibet itu sendiri. Satu-satunya
perbedaan antara Kristen dengan kami adalah bahwa setelah
mengangkat doktrin besar Budha, orang Kristen sepenuhnya
memisahkan diri darinya dengan menciptakan bagi mereka sendiri
Dalai Lama yang berbeda. Dalai Lama kami sendiri mempertahankan
anugerah ketuhanan melihat kemuliaan Budha, dan kekuatan
untuk bertindak sebagai perantara antara Bumi dan Surga.’
‘Siapa Dalai Lama Kristen yang sedang anda bicarakan?’ Tanya
Notovitch. ‘Kami memiliki Anak Tuhan, kepadanya kami tujukan
sembahyang kami yang kuat, dan yang pada saat dibutuhkan kami
memohon untuk mengetengahkan bagi kami dengan Tuhan kami
yang satu dan tak dapat dibagi...’
‘Saya bukan bercerita tentangnya, Sahib! Kami terlalu
menghormati orang yang anda kenal sebagai Anak dari satu Tuhan–
bukan bahwa kami melihat dia hanya seorang Anak, cukup menjadi

2
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI

sempurna di tengah semua orang yang terpilih. Roh Budha benar-


benar bereinkarnasi pada orang yang keramat/suci yaitu Issa,
yang tanpa bantuan senapan atau pedang, telah menyebarkan
pengetahuan tentang agama kami yang besar dan benar ke
seluruh dunia. Saya bicara sebagai ganti Dalai Lama duniawi anda,
orang yang anda beri gelar “Bapak Gereja”. Ini adalah dosa besar;
mungkinkah jemaah dimaafkan orang yang telah sesat karena hal
itu.’
Dan juga mengatakan, Lama segera memutar roda
sembahyangnya.
Memahami Lama bisa jadi menyinggung Paus, Notovitch
menyelidiki lebih lanjut.
‘Anda mengatakan pada saya bahwa seorang Anak Budha,
Issa, menyebarkan agama anda di Bumi. Siapakah dia?’
Pada pertanyaan ini, lama membuka matanya lebar dan
menatap pengunjungnya dengan heran. Setelah menuturkan
beberapa kata yang tak bisa dimengerti si penafsir, dia menjelaskan:
‘Isa adalah seorang nabi besar, salah satu dari yang pertama
setelah dua puluh dua Buddha. Dia lebih hebat daripada Dalai Lama
yang lain, karena dia mengangkat bagian intisari spiritual Tuhan
kami. Dialah yang telah memberi penerangan kepada anda, yang
telah membawa kembali dalam lipatan agama jiwa yang berbuat
salah, dan yang mengizinkan setiap orang bisa membedakan
antara baik dan jahat. Namanya dan perbuatannya dicatat dalam
tulisan suci kami.’
Pada kali ini Notovitch merasa sungguh terpesona pada
kata-kata lama, untuk Nabi Isa, ajarannya, kesyahidannya, dan
rujukannya ke Kristen Dalai Lama semakin mengingatkan kepada
Yesus Kristus.
Dia meminta penafsiran untuk tidak meninggalkan satu
katapun yang dikatakan si Lama itu.
‘Dimana tulisan ini sekarang ditemukan? Dan oleh siapa aslinya

3
YESUS DI INDIA

ditulis?’ Dia akhirnya bertanya kepada rahib/biarawan itu.


‘Kitab Injil utama, ditulis selama berabad-abad di India dan
Nepal menurut berbagai sumber sejarah, ditemukan di Lhasa
sampai jumlah beberapa ribu. Ada salinan di dalam beberapa
yayasan biara utama, dibuat oleh para lama selama persinggahan
mereka di Lhasa pada waktu yang berbeda, dan disajikan oleh
mereka sesudahnya kepada biara mereka sendiri dalam ingatan
ziarah mereka ke rumah tuan besarnya. Dalai Lama kami.’
‘Tapi anda diri anada sendiri–apakah tidak punya salinan yang
berkaitan dengan nabi Isa?’
‘Kami tidak punya. Biara kami bukan biara yang penting, dan
sejak pendiriannya, pergantain lama kami hanya memiliki beberapa
ratus naskah yang disimpan di dalamnya. Biara yang besar memiliki
ribuan salinan. Tetapi ini merupakan benda yang suci, dan bukan
untuk anda lihat di sembarang tempat.’
Notovitch memutuskan untuk berusaha menguji Kitab Injil ini
pada kesempatan lain perjalanannya. Kemudian dia pergi ke Hemis
(Byang-ccbub-bsm-gling orang Tibet ‘Pulau perenungan untuk
kesempurnaan’), ‘salah satu biara yang paling berbeda di negara
itu.’
Disana dia menyaksikan salah satu festival keagamaan
tradisional yang terjadi beberapa kali tiap tahun, dan sebagai
tamu kehormatan kepada lama dia punya kesempatan untuk
menemukan banyak hal tentang adat istiadat dan kehidupan sehari-
hari biarawan lamais. Dia akhirnya berhasil memutar percakapan
menuju ke ketertarikan yang utama, dan kepada kesenangannya
mempelajari bahwa dalam biara sungguh-sungguh ada Kitab Injil
tentang nabi Isa yang misterius, yang hidupnya nampak melahirkan
kesamaan yang mengejutkan dengan cerita Yesus dari Nazarene.
Tetapi untuk saat itu tamu diwajibkan untuk menunda
pencarian tentang penyelidikannya, untuk hanya menemukan
buku-buku di tengah beribu-ribu buku yang akan menghabiskan
banyak waktu.

4
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI

Kembali ke Leh, Notovitch mengirimi kepala biara Hemis suatu


hadiah yang berharga dengan harapan dia diizinkan untuk kembali
dalam waktu dekat, dan mungkin menangkap pandangan sekilas
pada bagian akhir Kitab Injil sebelumnya. Suatu kesempatan bahwa,
sedikit waktu kemudian sementara sedang berkuda di dekat Hemis,
dia terjatuh dari kudanya, mendarat dengan kaku sehingga kakinya
patah, dan terpaksa terdorong untuk mempercayakan dirinya
dalam perawatan para biarawan. Sembuh di tempat tidur, dia
mengajukan permohonan sepenuh hati, dan dua jilid besar daun
yang telah berwarna kuning karena termakan usia akhirnya dibawa
kepadanya. Pendeta kepala biara pria sendiri yang membaca dengan
keras dokumen luar biasa itu, yang ditulis kebanyakan dalam ayat-
ayat tunggal yang tidak saling mengikuti satu sama lain. Notovitch
membuat catatan penting dari terjemahan penafsirannya di
dalam buku harian perjalanannya. Kemudian, suatu waktu setelah
ekspedisinya berakhir, dia menyusun ayat-ayat itu dalam susunan
kronologis dan berhasil meruntutkan banyak teks yang terpisah
sehingga memberikan cerita yang berkelanjutan. [2]
Isinya mungkin diuraikan dengan ringkas (menggunakan
terjemahan bahasa Perancis sebagai dasar):
Bagian pendahuluan yang pendek mendahului deskripsi ringkas
tentang sejarah awal orang Israel dan kehidupan Musa/Musa.
Kemudian disusul sebuah cerita tentang bagaimana Jiwa abadi
memutuskan untuk menjelma pada bentuk manusia ‘sehingga
dia mungkin menunjukkan dengan contohnya sendiri bagaimana
kemurnian moral diperoleh, dan dengan membebaskan jiwa dari
kematiannya yang kejam/kasar, mencapai tingkat kesempurnaan
yang diperlukan untuk memasuki kerajaan Surga, yang tidak
berubah dan diatur oleh kebahagiaan abadi’. Dan juga seorang bayi
yang bersifat ketuhanan lahir di Israel yang jauh, dan diberi nama
Isa [3]. Suatu waktu selama empat belas tahun hidupnya, anak laki-
laki itu tiba di daerah Sind (Indus) dalam perusahaan para saudagar,
‘dan dia menetap di tengah bangsa Arya, di tanah yang dicintai

5
YESUS DI INDIA

Tuhan, dengan maksud menyempurnakan dirinya dan belajar dari


hukum Budha yang agung’. Isa muda mengadakan perjalanan
melalui tanah lima sungai (Punjab) [4], singgah sementara dengan
‘Jains[5] yang berbuat salah’, dan kemudian berproses menjadi
Jagannath, ‘dimana para pendeta putih Brahma memuliakannya
dengan penyambutan yang gembira.’ Di Jagannath Isa/Yesus
belajar membaca dan memahami kitab Veda. Tetapi dengan
memerintahkan kaum Sudra kasta terendah, dia mendatangkan
ketidaksenangan para Brahmana, yang merasa posisi dan
kekuasaannya terancam. Setelah menghabiskan enam tahun di
Jagannath, Rajagaha, Benares, dan kota suci lainnya, dia terpaksa
meninggalkan para Brahmana yang sakit hati atas dilanjutkannya
untuk mengajarkan bahwa bukan kehendak Tuhan bahwa nilai
manusia harus ditentukan oleh kasta mereka.
Ada korelasi yang luar biasa antara cerita di dalam teks yang
ditemukan oleh Notovitch dan cerita kitab Injil, suatu korelasi yang
dapat memancarkan cahaya terhadap kepribadian Yesus sendiri–
khususnya dalam hal apa yang ia katakan. Isa-nya Notovitch
menentang penyalahgunaan sistem kasta, yang merampas kasta
yang lebih rendah dari hak dasar manusia yang mereka miliki,
mengatakan, ‘Tuhan bapak kami tidak membuat perbedaan antara
anak-anaknya, semua yang ia cintai sama.’ Dan kemudian pada
perjalanannya, ia mengangkat persoalannya dengan ketaatan
yang kaku dan tidak manusiawi, ke surat hukum, yang menyatakan
bahwa ‘Hukum dibuat untuk Manusia, untuk menunjukan jalan
kepadanya.’ Dia menghibur orang-orang yang lemah: ‘Hakim yang
abadi, Jiwa yang abadi, yang membentuk tapak dan jiwa–Dunia
yang tak dapat dibagi... akan berproses dengan keras melawan
mereka yang merebut Hak-Nya untuk diri mereka sendiri.’ Ketika
para pendeta menantang Isa untuk membuat keajaiban, untuk
membuktikan kemahakuasaan dari Tuhannya, dia menjawab
dengan pedas, ‘Keajaiban dari Tuhanku telah ditunjukkan bahkan
sejak hari pertama alam semesta diciptakan; hal itu terjadi setiap

6
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI

hari dan setiap saat. Mereka yang tidak bisa merasakan hal itu
berarti dirampas dari salah satu anugerah kehidupan yang paling
indah.’ Menentang kekuasaan para pendeta, dia membuat posisinya
begitu jelas: ‘Begitu lama saat orang tidak punya pendeta, mereka
diatur oleh hukum alam dan mereka menjaga kesempurnaan
jiwa mereka. Jiwa mereka ada dalam kehadiran Tuhan, dan hidup
bersama dengan Bapak yang mereka tidak perlu mengambil jalan
mediasi berhala atau binatang, tidak pula pada api, seperti yang
dipraktikkan disini. Anda katakan bahwa matahari harus disembah/
dipuja, seperti halnya ruh kebaikan dan ruh kejahatan, baiklah, saya
beritahu anda bahwa doktrin anda adalah doktrin yang sama sekali
salah, karena matahari tidak punya kekuatan atas dirinya sendiri,
tetapi semata-mata melalui kehendak sang Pencipta yang tak bisa
dilihat, yang membuatnya ada, dan yang menghendakinya menjadi
bintang untuk menerangi waktu siang, dan untuk menghangatkan
waktu kerja dan menyemai benih Manusia.’
Teks Notovitch terus mengurai bagaimana Isa pergi lebih jauh
ke barisan Himalaya, sampai Nepal, dimana dia tetap tinggal selama
enam tahun dan membaktikan dirinya untuk mempelajari Kitab Injil
para penganut Budha. Doktrin yang ia ajarkan secara luas disana
sederhana dan jelas, dan terutama ditujukan untuk mengangkat
orang yang tertindas dan yang lemah, yang matanya ia buka
kepada kesalahan para pendeta. Akhirnya dia berpindah ke arah
Barat, melewati berbagai negara sebagai seorang pendeta keliling.
Dia juga memberikan petunjuk kepada para pendeta Persia, yang
membuangnya satu malam dengan harapan bahwa dia akan cepat
dimakan binatang buas. Tetapi Allah mengizinkan Isa untuk sampai
di Palestina dengan selamat, dimana pria bijaksana bertanya
kepadanya ‘Siapa anda, dan dari negara mana anda berasal? Kami
belum pernah mendengar tentang anda dan bahkan belum tahu
nama anda.’
‘Saya seorang Israel, ‘Isa menjawab, ‘dan pada hari kelahiran
saya, saya melihat dinding Jerusalem dan mendengar isak tangis

7
YESUS DI INDIA

saudara laki-laki saya dalam perbudakan dan ratapan saudara


perempuan saya yang dikutuk hidup di tengah penyembah berhala.
Dan jiwa saya sangat berduka ketika saya mendengar bahwa
saudara laki-laki yang telah melupakan Tuhan yang benar. Sebagai
seorang anak, saya tinggalkan orangtua saya di rumah untuk hidup
di tengah orang lain. Tetapi setelah mendengar penderitaan hebat
yang diderita saudara laki-laki saya, saya kembali ke tanah dimana
orangtua saya tinggal, untuk membawa saudara laki-laki saya
kembali ke kepercayaan leluhur kami, suatu kepercayaan yang
memerintahkan kita untuk sabar di Bumi sehingga kita mungkin
meraih kebahagiaan yang sempurna dan tertinggi di Alam Baka.’
Luar biasa cara teks ini setuju/cocok dalam semua hal pokoknya
dengan informasi yang diberikan dalam Kitab Injil.
Kedua naskah darimana lama di biara Hermis membacakan
dengan keras kepada Notovitch, memilih semua bagian yang
berkenaan dengan Yesus, merupakan koleksi dari berbagai tulisan
orang Tibet. Yang asli telah disusun dalam bahasa orang India,
bahasa Pali [6], selama dua abad pertama masehi, dan disimpan
dalam biara di dekat Lhasa yang langsung menggabungkan diri
dengan Istana Potala Dalai Lama.
Kembali ke Eropa, Notovitch berusaha berhubungan dengan
beberapa orang gereja yang terkemuka dari pejabat tinggi untuk
memberi tahu mereka tentang temuannya yang terkemuka. Orang
metropolitan, Kiev, menasihatinya dengan sangat kuat untuk
tidak mempublikasikan apa yang ia temukan, tetapi menolak
memberikan alasan. Di Paris, Cardinal Rotelli menjelaskan bahwa
publikasi atas naskah itu hanya akan memberikan bahan bakar
bagi mereka yang benci, memanang rendah, atau salah mengerti
tentang ajaran Kitab Injil, dan belum waktunya saat ini. Di Vatican,
seorang teman dekat Paus menyatakan ini: ‘Apa baiknya mencetak
ini? Tak seorang pun akan memandang sebagai hal yang penting,
dan anda hanya akan mendapatkan banyak musuh. Tetapi anda
masih sangat muda. Jika ini pertanyaan tentang uang, saya dapat

8
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI

mengatur pembayaran sebagai pengganti catatan anda, untuk


memperhitungkan kembali pekerjaan yang telah anda lakukan dan
waktu yang telah dihabiskan...’ Notovitch menolak tawaran itu.
Hanya kritikus, sejarawan agama dan orientalis Ernest Renan
yang menunjukkan ketertarikan terhadap catatan itu. Tetapi
kemudian, menjadi jelas bagi Notovitch bahwa Renan tertarik
semata-mata untuk menggunakan bahan itu untuk tujuannya
sendiri, sebagai seorang anggota Academic Francaise, dan
karenanya dia tidak menindaklanjuti proposalnya.
Lama setelah dia berusaha menerbitkan naskah itu, tetapi itu
tidak menyebabkan banyak keributan. Kekuatan dan pengaruh
Gereja Kristen sangat besar sehingga keraguan tentang keotentikan
ajaran resmi gereja tidak diizinkan suatu kepercayaan. Kritik dan
skeptis/keraguan dianggap sebagai orang bid’ah tak bertuhan,
dan diberangus dan diboikot. Pada saat itu Notovitch sendiri tidak
dalam posisi untuk mengumpulkan dukungan ilmiah yang cukup
untuk bukti dokumenternya untuk meyakinkan bahwa hal itu akan
mendapat perhatian serius dan secara ilmiah.

Siapakah Notovitch?

Nicolai Alexandrovich Notovitch[7] lahir pada tanggal 25


Agustus 1858 di Kerch, Crimea, anak kedua dari seorang pendeta
Yahudi. Sedikit yang diketahui tentang masa kecilnya, tetapi dia
terbukti mendapatkan pendidikan di sekolah yang cukup bagus
saat dia menjadi seorang pemuda di Universitas Petersburg,
dimana jurusan yang ia ambil adalah sejarah. Tetapi sebelum itu,
mengikuti pengenalan wajib militer di Rusia pada tahun 1874.
Nicolai Notovitch menjalani pelatihan militernya pada usia sekitar
tujuh belas tahun, dan kemudian berperang di kampanye Serbia
melawan Turki pada tahun 1876. Segera setelah ia ambil bagian
pada perang Serbia–Turki (1877 – 1878). Nampak bahwa Notovitch

9
YESUS DI INDIA

Nikolai Notovitch

juga bertugas dalam militer selama masa menjadi mahasiswa,


karena dalam pengumuman singkat dalam Surat Kabar Harian
Daily News tanggal 23 Juni 1894 kami membaca bahwa dia telah
menjadi pegawai dengan Cossacks.’
Selama tahun 1880-an dia menulis dan memproduksi drama,
Mariage Ideali, yang mendapat sedikit sambutan publik. Dia lalu
menulis yang lain berjudul Gallia, yang mana dia juga menyusun
musik isidental.
Studi sejarah Notovitch telah menimbulkan antusiasme bagi
gagasan pan-Slavic. Dimana saudara laki-lakinya Osip, yang telah
meraih gelar Doktor sebagai seorang ahli hukum di St. Petersburg,
kembali ke pencarian filosofi dan sastra, Nicolai lebih tertarik pada
pengaruh politik Rusia terhadap peristiwa-peristiwa dunia. Namun

10
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI

kedua bersaudara itu bekerja sebagai wartawan setelah selesai


studinya. Pada tahun 1873 Osip Notovitch memperoleh jabatan
sebagai redaktur seni pada surat kabar harian di St. Petersburg,
kemudian (tahun 1883), Nicolai juga bekerja untuk harian ini
sebagai koresponden untuk Orient. Notovitch bersaudara ada di
tengah orang yang merasa dipaksa oleh kebijakan yang sangat
anti-Semitic dari Tsar Alexander III, dan ini menggerakan Osip untuk
bergabung dengan Gereja Orthodox Rusia ketiak masih seorang
pemuda. Nicolai harus mengambil langkah yang sama, karena dia
secara umum mengakui ketaatannya kepada agama Orthodox
Rusia di jurnal Perancis La Paix.
Tahun 1887 menyaksikan munculnya terbitan pertamanya
Notovitch, sebuah terjemahan dalam bahasa Perancis tentang karya
seorang Jendral Rusia, yang mendokumentasikan dukungannya
tehadap ide aliansi Perancis-Rusia[8]. Karya keduanya diterbitkan
di Perancis pada Tahun 1890, juga berkenaan dengan Question
de l’Alliance Franco-Russe. Dari tahun 1883 sampai 1887, sebagai
koresponden surat kabar Novaya Vremiya, Notovitch mengadakan
sejumlah perjalanan melalui Balkans, Kaukakus, Asia Tengah dan
Persia. Ini membawanya bertemu dengan Aloysius Rotelli (1883-
1891), yang merupakan utusan Paus di Istambul dari Januari
1883 sampai Mei 1887, dan yang kemudian mempertimbangkan
Notovitch sebagai Cardinal (pejabat tinggi gereja) di Paris.
Tahun 1887 Notovitch berangkat pada perjalanan pentingnya
ke india. Tanggal tinggalnya di Kashmir dan Ladakh dapat
ditetapkan antara 14 Oktober dan sekitar 26 November.
Kegiatannya sesudah itu utamanya memfokuskan pada
bidang sastra. Dia tinggal dalam waktu yang lama di Paris, dimana
dari tahun 1889 ke depan dia menerbitkan begitu banyak artikel
di pers–contohnya pada Le Figaro, Le Journali dan La Science
Fraicaise. Dan ini karena Notovitch sepenuhnya mengharapkan
diterbitkannya cerita penganut Budha tentang kehidupan Yesus
diblokir oleh sensor di tanah asalnya, meminta sifat kebijakan

11
YESUS DI INDIA

pejabat yang membatasi pada permasalahan agama disana, bahwa


ia menyerahkan naskahnya kepada penerbit di Paris. Namun
begitu, kutipan pertamanya dalam bahasa Rusia dari bukunya,
diterjemahkan dalam bahasa Jerman, muncul tahun 1895 dalam
jurnal Vera I Razum (No.22, hal. 575-614), telah berhasil lulus sensor.
Tak lama setelah karyanya La Vie Inconnue de Jesus Christ
terbit, menjelang akhir tahun 1895, Notovitch ditangkap saat
berkunjung ke St. Petersburg, dan dipenjara di Benteng Peter
dan Paul. Kegiatan sastranya dituduh ‘berbahaya bagi negara dan
masyarakat’, dia diasingkan ke Serbia tanpa percobaan oleh kepala
departemen kementerian. Hukumannya berakhir pada tahun
1897, tetapi sementara dia di Serbia, Notovitch menulis beberapa
artikel tentang ‘petualangannya yang luar biasa’, yang terbit tanpa
nama dalam jurnal La Science Francise [9]. Dan dalam novelnya Une
Francaise en Siberie tema utamanya adalah riwayat hidup seorang
revolusioner Rusia.
Dalam perjalanan kembalinya yang diperpanjang ke Mesir pada
pertengahan tahun 1898, Notovitch mendirikan rumah penerbitan
di Paris untuk memproduksi jurnal dua mingguan La Russie, yang
membahas tentang hubungan politik dan ekonomi. Dalam jurnal
itu dia terus menerbitkan karangan dan laporannya sendiri.
Pada tanggal 2 Juni 1899, Notovitch diterima dalam Societe
d’Histoire Diplomatique yang ternama, keanggotaan yang
terbentuk dari para diplomat tingkat tinggi dan sejarawan yang
terkemuka, dan dimasukkan unsur pokok dari keluarga Rothschild.
Dari tahun 1903 sampai 1906 Notovitch nampak tinggal di sebuah
flat di London, setidaknya untuk sementara. Dia lalu mungkin
kembali lagi ke Rusia. Ditentukan dari tahun 1906 ada juga suatu
kontrak panjang yang disusun antara dia dan Shah Persia yang
memperinci bangunan jalan dan saluran pipa di Iran[10]. Pada
tahun 1910 edisi lain dalam bahasa Rusia tentang cerita penganut
Budha tentang kehidupan Yesus, The Life og Saint Issa, diterbitkan.
Sampai tahun 1916, Nicolai Alexandrovitch Notovitch dinamai

12
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI

dalam katalog jurnal Rusia sebagai redaktur dan penerbit berbagai


majalah di St. Petersburg [11]. Tetapi setelah itu, tidak satupun jejak
tunggal Notovitch dijumpai dimanapun. Mungkin dia menjaga
untuk tidak terlalu mencolok atau untuk menghindari perhatian
publik, bersembunyi dari banyak serangan yang disusun oleh
lawan-lawannya. Bahkan mungkin bahwa penghasut militan itu
sekali dan untuk semua dikeluarkan dari peredaran.

Kritik dan Para Pengritik

Menyusul terbitnya edisi pertama bukunya Notovitch pada


tahun 1894, sebuah artikel diterbitkan dalam jurnal Inggris The
Nineteenth Century pada bulan Oktober tahun yang sama oleh
ahli terkenal tentang India dari Jerman, Max Muller, yang dalam
artikel itu ia mengungkapkan bahwa penemuan Notovitch adalah
sebuah penipuan. Dalam karyanya Professor Oxford, Muller–yang
dia sendiri belum pernah ke India–menerbitkan surat ditengarai
29 Juni 1894, dimana seorang pegawai kolonial Inggris, yang telah
dihubungi Muller, menjelaskan bahwa keberadaan Notovitch
di Ladakh ‘tidak didokumentasikan’. Motif Muller dapat dilihat
dengan sangat baik dari surat yang ia tulis pada tahun 1856 kepada
seorang teman:
‘India jauh lebih matang untuk agama Kristen daripada Roma
atau Yunani pada masa St. Paul [12].’
Dia menambahkan bahwa dia tidak ingin pergi ke India sebagai
seorang misionaris sendiri karena hal itu akan membuatnya
tergantung pada yang berkuasa, dan berlanjut:
“Saya seharusnya ingin tinggal selama sepuluh tahun dengan
cukup tenang dan belajar bahasa, berusaha mencari teman, dan
kemudian melihat apakah saya siap untuk ambil bagian dalam
melakukan sesuatu yang mungkin membantu menjatuhkan
kejahatan kuno dari keahlian pendeta India, dan menciptakan
pembukaan untuk pendidikan Kristen yang sederhana.”

13
YESUS DI INDIA

Dua halaman dari buku Harian Dr Marx, di halaman mana ia menulis


bahwa Notovitch pernah ia rawat karena sakit gigi.

Ini menunjukkan dengan cukup jelas apa yang sebenarnya


ada alam pikiran Muller, dan pada saat yang sama menunjukkan
motivasi para lawan yang berulang kali menyerang Notovitch.
Tidak lama setelah artikel ini, pada bulan Mei-Juni 1895, J.
Archibald Douglas, seorang guru pada perguruan Government
College di Agra, membuka jalannya ke Ladakh, dari mana dia berusaha
membuka Notovitch sebagai seorang penipu. Laporannya muncul
pada bulan April tahun 1896 dalam Orientalischen Bibliografie [13] di
bawah judul yang mengerikan ‘Dokumen membuktikan Notovitch
Menipu!’
Awalnya Douglas tidak menemukan jejak Notovitch di Ladakh,
tetapi dia segera diharuskan mengakui konfirmasi dengan dokter,
Karl Marx. Akhirnya menurut dugaan orang, dia membayar
kunjungan ke biara Hemis dalam laporannya yang kemudian
Douglas mengatakan bahwa kepala biara Hemis belum pernah

14
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI

bertemu dengan Notovitch. Terbitnya The Nineteenth Century


pada bulan April 1896 memuat pernyataan Douglas pada pengaruh
bahwa lama, sedang dihadapkan dengan naskah Notovitch, secara
spontan berteriak: ‘sun,sun,sun, manna mi dug!’ yang oleh Douglas
ditafsirkan bermakna ‘Bohong, bohong, bohong, tidak ada apa-apa
selain kebohongan’. Hal yang luar biasa disini adalah bahwa kata-
kata yang dikutip tidak punya arti apa-apa dalam bahasa Tibet, atau
dalam dialek Tibet, atau untuk masalah itu dalam bahasa Asiatic
lainnya.
Tetapi Douglas mendapat pernyataan ini, dia bermaksud
untuk mengubah pernyataan ini menjadi dokumen resmi dengan
menambahkan segel dan tandatangannya. Setelah artikel yang
dibuat Douglas, Professor Max Muller menambahkan permintaan
maaf yang berlebihan kepada para biarawan Hemis karena pada
awalnya pernah menganggap bahwa Notovitch telah disesatkan
oleh para biarawan. Dia berbicara tentang ‘penghancuran’ Tuan
Notovitch oleh Archibald Douglas.
Jadi kami punya dua kesaksian: kesaksian wartawan Rusia
Notovitch, dan kesaksian Professor Inggris Douglas. Fakta bahwa
Douglas mengatakan dia tidak melihat tulisan yang ditemukan
Notovitch tentu tidak membuktikan bahwa tulisan itu tidak pernah
ada.
Kenyataannya ada saksi mata lain, baik sebelum maupun
sesudah Notovitch, yang melihat dengan mata kepala mereka
sendiri tulisan yang diperebutkan di Hemis.
Empat puluh tahun sebelumnya, kunjungan Notovitch ke
Hemis Lamasery, suatu hal yang pasti/dapat dipercaya, Ny. Harvey
menguraikan sebuah naskah berbahasa Tibet yang menyebutkan
Yesus dalam bukunya The Adventures of a Lady in Tartary, Tibet,
China, and Kashmir, yang terbit tahun 1853.
Setelah Notovitch, ada beberapa saksi mata yang melihat
dokumen terkait sebelum akhirnya menghilang. Salah satunya

15
YESUS DI INDIA

adalah biarawan India Swami Abhedananda, yang nama


pemberiannya adalah Kalipasad Chandra (lahir tahun 1866),
yang belajar di Oriental Seminary di Kalkuta, dan yang kemudian
berkunjung ke Inggris, dimana dia bertemu Max Muller. Pada
tahun 1922 Abhedananda pergi berziarah ke Tibet, dan dari catatan
buku harian yang ia buat tentang perjalanan itu dia kemudian
menyusun sebuah buku yang berjudul Kashmir and Tibet. Dalam
perjalanan ke Tibet dia mengunjungi biara Hemis dimana, karena
dia telah mendengar tentang penemuan Notovitch, dia bertanya
kepada para biarawan di biara itu apakah cerita orang Rusia itu
benar. ‘Mereka memberitahu saya bahwa laporan itu sepenuhnya
benar’ (hal.230). Kepala biara lalu membawa pengunjung itu
melewati ruangan biara sampai tiba di sebuah rak, dari mana dia
mengangkat sebuah naskah dan menunjukkan kepadanya. Naskah
ini dikatakan merupakan salinan dari naskah asli yang disimpan di
biara Marbour di dekat Lhasa, si lama itu menjelaskannya. Atas
permintaan Abhedananda kepala biara itu membantunya membuat
terjemahan naskah itu. Sampai kemudian Abhedananda menjadi
skeptis terhadap publikasi Notovitch–tetapi ketika dia melihat
naskah itu untuk dia sendiri, dia tidak ragu lagi bahwa penemuan
kontroversial itu asli.
Tidak lama setelah Abhedananda, pada tahun 1925, arkeolog
dan pelukis Rusia Nicolas Roerich, yang menghabiskan sebagian
besar hidupnya di India, membuat referensi lebih lanjut dalam
bentuk cetakan pada tulisan berbahasa Tibet yang melaporkan
bahwa Yesus telah kembali dari Himalaya ke Palestina pada usia dua
puluh sembilan tahun [14]. Dalam menindaklanjuti penelitiannya,
Roerich mengadakan penyelidikan tentang dokumen itu di tengah
orang-orang Ladakh, dan mempelajari ‘legenda Isa dalam berbagai
bentuk. Para penduduk setempat tidak tahu apa-apa tentang buku
yang diterbitkan itu (yaitu Notovitch), tetapi mereka mengetahui
legenda itu dan berbicara dengan penghormatan penuh terhadap
Isa.’ [15]

16
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI

Setelah itu, Lady Henrietta Merrick menjelaskan keberadaan


tulisan itu dalam bukunya In teh World’s Attick, yang terbit tahun
1931. Dia menulis: ‘Di Leh adalah legenda kristus yang disebut “Isa”,
dan dikatakan bahwa biara Hemis memegang dokumen berharga

Biara Hemis terletak di ketinggian hampir 4000


meter di tengah pegunungan Himalaya, sekitar 34
Km jauhnya dari ibu kota Ladakh, Leh.

17
YESUS DI INDIA

yang berusia seribu lima ratus tahun yang menceritakan masa-


masa yang ia lalui di Leh, dimana dia diterima dengan gembira dan
dimana dia menyebarkan ajarannya.’ [16]
Pada tahun 1933, seorang ibu muda Swiss bernama Madame
Elisabeth Caspari mengunjungi biara Hemis saat berziarah ke
Gunung Kailasa. Dia adalah salah satu dari kelompok kecil di
perusahaan Ny. Clarence Gasque, presiden organisasi yang disebut
Asosiasi Kepercayaan Dunia. Pustakawan biara menunjukkan
kepadanya sebuah naskah dan berkata, ‘Buku-buku ini bercerita
tentang Yesus tinggal disini.’ Dan Madame Caspari segera
mengambil salah satu dari ketiga buku yang ditunjukkan kepadanya.
Tak satupun dari para wanita sekarang yang pernah mendengar
tentang penemuan Nicolai Notovitch, dan karenanya mereka tidak
begitu memperhatikan karangan itu. Naskah-naskah itu terbukti
dikeluarkan dari biara itu pada suatu ketika sesudahnya.

Perjalanan Notovitch ke Ladakh

Segera setelah terbitnya buku Notovitch, suara-suara kritis


terdengar di seluruh Eropa, diangkat oleh orang-orang yang
menganggap tugas merekalah untuk berusaha membuat Notovitch
diam, dan bahkan menanyakan apakah perjalanannya ke Ladakh
pernah terjadi. Tetapi perjalanan itu dibuktikan dengan baik tidak
hanya oleh laporan Notovitch sendiri tetapi oleh sejumlah sumber
bebas–ada sumber-sumber lain yang membuatnya sangat mungkin
untuk merekonstruksi perjalanannya dan untuk meraih pandangan
objektif tentang peristiwa itu.
Pada musim gugur tahun 1887, Notovitch berangkat ke
India sebagai seorang koresponden untuk jurnal Rusia, Novaya
Vremiya, dan mengunjungi Kashmir dan Ladakh dalam masa dari
tanggal 14 Oktober sampai sekitar akhir November. Dalam tulisan
Notovitch La Russie ditengarai 1 Maret 1900 ada deskripsi singkat
dari perjalanan kelilingnya: ‘...... saya mengunjungi Baluchistan,

18
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI

Afghanistan, dan bagian utara India, serta provinsi-provinsi


yang terletak antara Indus dan perbatasan Afghanistan [17]. Data
geografis dan kronologis dijelaskan dengan Frankfurter Zeitung,
yang memuat pengumuman bahwa Notovitch telah tinggal di
Kota Simla, terletak pada ketinggian 2180 meter di tebing gunung
Himalaya, dan kemudian pergi dari sana untuk menuju ke daerah
barat laut India, pertama-tama pergi ke Quetta (sekarang di
Pakistan, di dekat perbatasan Afghanistan).
Pada perjalanan kembali dari Afghanistan ke India, Notovitch
mengikuti hulu sungai Indus ke Rawalpindi. Dari sana dia berbelok
ke tenggara dan mengadakan perjalanan ke Amritsar di Punjab,
dimana dia mengunjungi Golden Temple (candi emas), tempat suci
utama pada Sikh. Meninggalkan Amritsar dia pergi mengunjungi
makam Maharajah Ranjit Singh (1780-1839) di Lahore, dan dari sana
pada tanggal 14 Oktober 1887 naik kereta kembali ke Rawalpindi.
Disana ia mengumpulkan barang-barangnya dengan bantuan
pembantunya yang berbahasa Perancis (yang disewa dari koloni
Perancis Pondicherry di India bagian selatan), dan berangkat ke
Kashmir melalui kaki pegunungan Himalaya dengan kereta kuda.
Pada petang hari tanggal 19 oktober mereka sampai di ibukota
Kashmir, Srinagar.
Notovitch menggambarkan kesan pertamanya dengan grafik:
‘Sesampainya di kota itu sendiri, orang melihat seluruh barisan
perahu dan rumah-rumah yang terapung dimana seluruh keluarga
tinggal bersama.’ Dia tinggal di Hotel Nedou yang terkenal,
membuka seluruh tahun ini (yang sekarang masih ada, dan dari
mana penjelajah Swedia Sven Hedin berangkat untuk ekspedisi
Trans-Himalaya pada awal tahun 1900-an). Selama tinggal di kota
itu, Notovitch berkenalan dengan orang Perancis yang dipanggil
Peychaud, yang merawat kebun anggur Maharajah Pratap Singh.
Peychaud meminjami Notovitch seekor anjing yang telah menyertai
ekspedisi di gunung Pamir dua setengah bulan sebelumnya.
Seminggu kemudian, pada tanggal 27 Oktober, Notovitch

19
YESUS DI INDIA

Buku-buku di perpustakaan biara terbuat dari lembaran-lembaran yang


diikat dengan kain sutra berwarna dan dilindungi dengan jilid yang
terbuat dari kayu.

berangkat dari Srinagar untuk melanjutkan perjalanannya ke


Ladakh, dan hanya dua hari sesudahnya dia bertemu dengan Sir
Francis Younghusband (1863-1942, belakangan diangkat sebagai
Komisaris Tinggi Kashmir) di Mateyan, dimana dia kebetulan
membuat persinggahan selama perjalanan petualangannya dari
Peking ke Rawalpindi.
Selama bagian berikutnya dari perjalanannya ke Ladakh,
Notovitch mengumpulkan beberapa batu mani yang di atasnya
terukir rumus keramat orang Tibet Om mani padme hum, yang
belakangan ia wariskan kepada museum Trocadero Palace di Paris
[18]
. Sampai masa sekarang ada bagian pabrik Kashmiri di Musee de
I’Homme yang terdaftar atas namanya. Sebagai rasa terima kasih
atas koleksinya, dia kemudian diangkat sebagai anggota Legiun
Perancis d’Honneur. [19]

20
KEHIDUPAN YESUS YANG TAK DIKETAHUI

Notovitch menghabiskan malam tanggal 3-4 November di


biara Hemis, dimana dia terjaga karena sakit gigi yang parah.
Di mengirimkan kurir dari Ladane Charitable Dispensary, Karl
Rudolph Marx (juga Marx-Weiz), seorang utusan milik Moravian
Bersaudara[20], telah mempelajari obat di Edinburg, dan sejak bulam
Desember 1866 telah menjadi direktur rumah sakit di Leh. Buku
harian Dr. Marx menjelaskan bahwa dia benar-benar merawat/
mengobati Notovitch.
Notovitch, yang telah merencanakan untuk mengadakan
perjalanan kembali ke Kashmir, menderita karena jatuh dari
kudanya yang menyebabkan kaki kanannya patah di bawah lutut.
Kecelakaan itu terjadi di dekat biara ‘Piatek’ (barangkali Spitok
Gompa, dPe-thub di Tibet). Pengumuman pada Frankfurter Zeitung
yang disebutkan sebelumnya menjelaskan peristiwa ini. Notovitch
lalu membiarkan dirinya dibawa kembali ke biara Hemis, dimana
bagian naskah yang berharga dibacakan untuknya.
Kebanyakan informasi mengenai kehidupan dan karya Nicolai
Notovitch berasal dari pekerjaan penelitian Dr. Norbert Klatt, yang
diterbitkan dalam Orientierungan Nr 13/1986 oleh Evangelische
Zentralstelle fur Weltanschauungensfragen.

Sebuah Tatanan Misterius

Tatanan mistik dari Nath Yogis (juga disebut Gorakath atau


Navnath), yang ditemukan pada banyak bagian di India, telah
mempertahankan Hindu Sutra lama yang dikenal sebagai Natha
Namavali, yang menceritakan orang suci Isha Nath, yang dikatakan
telah datang ke India pada usia empat belas tahun. Setelah
ia kembali ke negara asalnya dan mulai menyebarkan ajaran
disana, dia menjadi korban sebuah konspirasi dan disalib. Dengan
menggunakan kekuatan Yogis yang telah ia peroleh di India dia
mampu bertahan dari eksekusi itu, dan akhirnya–dengan bantuan
kekuatan supranatural dari guru India-nya Chetan Nath, seorang

21
YESUS DI INDIA

Guru Nath–dia datang sekali lagi ke India, dimana dia dikatakan


telah mendirikan biara Ashram di tengah kaki pegunungan yang
terhampar di pegunungan Himalaya.
Shaivite (berkisah-Shiva) Nath Yogis, dengan mudah dikenali
oleh pendengarnya yang luas, mempresentasikan salah satu
perintah Hindu tertua dari para rahib, yang aslinya hilang dalam
temaramnya sejarah, pada suatu saat sebelum kelahiran Yesus
dan awal dari jaman kita, waktu yang mungkin kebetulan dengan
Mahayana Buddhism (Budhaisme Mahayana). Bertentangan
dengan banyak aturan dan aliran Hindu yang lain, Nath Yogis tidak
mengenal sistem kasta dan keunggulan para Brahmana. Mereka
memandang semua orang sebagai saudara, dan menerima semua
pencari ke dalam tingkatan mereka tanpa mempedulikan latar
belakang dan status mereka. Sejajar dengan sikap Yesus terhadap
para pendeta candi Yerusalem dan terhadap orang non-Yahudi,
Samaritans dan orang yang berdosa akan sulit dihilangkan.
Saat penelitian modern terhadap kehidupan Yesus bangkit,
benar-benar tidak mungkin untuk menyangkal Yesus tinggal di
India. Juga tidak ada sumber sejarah yang bisa dipercaya, juga
tidak ada indikasi dalam kitab Injil, untuk memberi kita informasi
lebih banyak daripada sedikit keterangan yang telah kami miliki
tentang bagian hidupnya yang paling mungkin (entah dimana
antara usia dua belas dan tiga puluh tahun). Hampir seolah-olah
kehidupan Yesus benar-benar dimulai pada usia tiga puluh tahun,
ketika dia dibaptis oleh Yohanes. Dalam Lukas sendiri kita temukan
satu kalimat yang memberi saran: ‘Dan Yesus meningkat dalam
kebijaksanaan dan tingginya, dan menyukai Tuhan dan manusia’
(Lukas 2:52).

22
Bab Dua
SIAPAKAH YESUS?

Sumber-sumber Sekuler

Kepribadian manusia Yesus dari Nazareth merupakan hal


tunggal yang telah memiliki dampak terbesar pada pikiran dan
perhatian orang di seluruh dunia, sementara juga menggambarkan
pusat/inti dari buku yang tak terhitung jumlahnya dan isi
perdebatan yang seru. Jadi kepribadian Yesus sebagai Savior
(Juru Selamat) sepanjang garis teologi gerejawi resmi, dan yang
telah ditulis dengan tujuan khusus untuk mendukung kepercayaan
orang Kristen jaman itu, atau mengubah orang lain kepada agama
Kristen. Selama jaman Renaissance di Eropa bahwa pemikir
pertama muncul, dan di jaman Pencerahan, pada abad ketujuh
belas dan kedelapan belas, yang untuk pertama kalinya penelitian
diterbitkan yang menanyakan apakah Yesus dari Nazareth
benar-benar pernah hidup. Dari abad kesembilan belas, metode-
metode ilmiah penelitian sejarah mulai diterapkan pada buku-
buku Perjanjian Baru, dan untuk institusi ini penelitian sistematis
terhadap kehidupan Yesus yang mungkin dipuji penuh oleh teologi
Protestan Jerman, telah bertanggung jawab atas kemajuan yang
paling signifikan dalam penelitian historis dan kritis.
Para pencari kebenaran yang paling terkenal, dokter dan
ahli teologi Albert Schweitzer, menganggap penelitiannya dalam
kehidupan Kristus sebagai yang terpenting dan kemajuan yang

23
YESUS DI INDIA

keras dalam pemahaman agama secara pribadi. Sekarang sulit bagi


kita untuk meraba apa rintangan mental yang harus diatasi untuk
sampai pada pandangan historis tentang kehidupan Yesus. Menurut
Schweitzer ini benar-benar ketidakpuasan, dan bahkan membuat
antipati, yang membantu perkembangan pendekatan yang paling
ilmiah. ‘Menemukan sebanyak mungkin tentang kehidupan Yesus
merupakan sama dengan mengangkat gereja dengan kebenaran
dasarnya, sebuah pertanyaan untuk pengetahuan yang meliputi
sebuah perjuangan yang lebih menyakitkan dan lebih bersama-
sama dibandingkan yang sebelumnya.’
Lebih dari 100.000 monograf telah ditulis tentang Yesus,
jadi hasil dari semua penelitian ini ke dalam sejarah Yesus hanya
bisa diuraikan sebagai hal yang mengecewakan. Siapakah Yesus
Kristus? Kapan ia dilahirkan? Seperti apa wajahnya? Kapan ia
disalib? Kapan, bagaimana, dan dimana ia meninggal? Buku-buku
yang ditulis pada dua abad pertama jaman kita memuat terlalu
sedikit indikasi untuk memberi kita informasi nyata tentang Yesus
Kristus. Sumber-sumber kuno berikutnya merupakan pengakuan
kepercayaan yang berpihak yang menjamin kepercayaan terhadap
Yesus sebagai Messiah dan Putra Tuhan. Jelas tidak mungkin untuk
menemukan perjanjian yang benar-benar objektif meskipun dalam
literatur/rujukan sekuler.
Akibatnya adalah bahwa ilmu pengetahuan modern masih
tidak mampu memberikan tahun pasti kelahiran Yesus. Rentang
tahun yang mungkin dari tahun ketujuh sampai keempat sebelum
perubahan dari Sebelum Masehi dan Masehi. Kristus lahir selama
kekuasaan Herod, yang meninggal empat tahun sebelum ‘Jaman
Kristen’ kita (yaitu 4 SM!). Masa kecil Yesus dan masa dewasanya
hampir seluruhnya diabaikan dalam Kitab Injil meskipun tahun-
tahun awal kehidupan sangat penting bagi pembentukan watak
seseorang. Bahkan dalam cerita yang samar-samar tentang masa
pendek dimana dia mengadakan kerja publik kita temukan hanya
informasi yang sangat sedikit tentang kehidupannya. Sejarawan

24
SIAPAKAH YESUS?

yang sejaman bahkan nampaknya tidak pernah mendengar


tentang Yesus, atau menganggapnya sebagai tak berharga
untuk disebutkan. Bagaimana sejarawan bisa membuat tidak ada
referensi sama sekali untuk peristiwa yang banyak keajaiban dan
luar biasa yang diuraikan dalam Kitab Injil?
Tacitus (sekitar 55-120 Masehi) dalam Annals [1] menyebut
‘aliran takhyul’ agama Kristen, yang memperoleh namanya dari
Kristus tertentu yang dilaporkan telah dieksekusi pada masa
Kaisar Tiberius di bawah Gubernur Pontius. Cerita ringkas ini ditulis
oleh sejarawan Roma sekitar tahun 108 Masehi–sekitar delapan
puluh tahun setelah penyaliban–dan didasarkan pada cerita yang
beredar pada saat itu. Pliny [2] yang lebih muda (sekitar tahun 61-
114 Masehi) dan Suetonius [3] (sekitar tahun 65-135 Masehi) juga
menyebutkan aliran Kristen, tetapi tidak memiliki satu kata tunggal
untuk mengatakan tentang seorang Yesus Kristus.
Sejarawan Suetonius adalah bendahara Kekaisaran Romawi
Hadrian, dan karenanya memiliki akses terhadap dokumen
negara dalam arsip kekaisaran. Berdasarkan dokumen-dokumen
itu, ia membuat catatan tentang semua peristiwa sejarah yang
penting yang telah terjadi selama kekuasaan kaisar sebelumnya.
Termasuk suatu peristiwa yang terjadi pada jaman Kaisar Claudius,
yang berkuasa dari tahun 41 sampai 54 Masehi. Claudius tidak
mengeluarkan orang Yahudi dari Roma karena mereka di bawah
pengaruh ‘Kristus’ tertentu, dan telah menyebabkan rakyat gelisah.
Ini menunjukkan bahwa telah ada pengikut agama Kristen di Roma
sekitar tahun 50 Masehi.
Sejarawan Yahudi, Joseph Ben Matthias (37 Masehi-sekitar
100), yang menjadi warga negara Roma dan menggunakan nama
Flavius Josephus, menerbitkan sebuah karya yang mengagumkan
berjudul The Antiquities of the Jesus pada sekitar tahun 93.
Karya ini menggambarkan semacam sejarah dunia dari waktu
diciptakan sampai awal kekuasaan Kaisar Nero, dan dimaksudkan
khususnya untuk memperkenalkan kepada pembaca yang bukan

25
YESUS DI INDIA

Yahudi tentang sejarah Yahudi. Dia memberikan cerita politik dan


masyarakat yang sangat rinci pada jaman Yesus, dan mengacu juga
pada Yohanes Pembaptis, Herod, dan Pontius Pilate, tetapi hanya
ada satu sebutan terpencil dari nama Yesus Kristus, dan itu merujuk
kepada seorang laki-laki bernama James (Jacob) ‘yang merupakan
saudara laki-laki Yesus, yang mereka sebut Kristus’. Tidak sampai
abad ketiga sebuah karya dibuat oleh tangan seorang kristen–
sebuah pemalsuan yang berjudul Testimonium Flavianum, dimana
si Yahudi Josephus rupa-rupanya diubah menjadi kaum Kristen
dan memperlihatkan keajaiban dan Kebangkitan Kristus [4]. Tetapi
pujangga gereja, Justin Martyr, Tertullian dan Cyprian dengan jelas
tidak sadar akan perubahan hati orang Kristen semacam itu, dan
Origen [5] (sekitar 185-254) berpendapat dengan mengatakan lebih
dari sekali bahwa Josephus tidak percaya pada Kristus.
Penulis Justus dari Tiberias, juga seorang Yahudi, adalah
seumur Joshepus dan tinggal di Tiberias, di dekat Capernaum
dimana Yesus dikatakan sering tinggal. Dia menulis sejarah panjang
yang dimulai dengan Musa dan berlanjut sampai jamannya sendiri,
tetapi sekalipun dia tidak pernah menyebut nama Yesus. Seorang
sarjana Yahudi yang terkenal Philo dari Alexandria adalah sejaman
dengan Yesus; sejumlah lima puluh dari tulisannya telah sampai
pada kita. Dia membuktikan sesuatu yang spesial pada tulisan Injil
dan pada sekte Yahudi, tetapi dia juga tidak pernah memiliki satu
katapun tentang Yesus [6]. Ini hanya dari orang anti Kristen yang
sakit hati Celsus bahwa sedikit fakta sejarah dapat dikumpulkan–
meskipun dia hampir tidak memuji siapa yang ia sebut Yesus yang
‘ideal’. Tulisan Celsus yang suka berperang memuat suatu informasi
yang diuji dalam rincian yang lebih besar dalam buku ini kemudian.

Kitab-Kitab Injil

Satu sumber nyata untuk penelitian sejarah nampaknya akan


menjadi koleksi Kitab Injil yaitu Perjanjian Baru, Sub judul baru,

26
SIAPAKAH YESUS?

Injil-injil istilah latin untuk ‘Kitab Injil’ adalah eu-angelion, yang


berarti ‘berita baik’. Ini ada sebagai kata gabungan lama sebelum
agama Kristen menerapkan pada pesan Yesus. Salah satu judul
yang diberikan kepada Kaisar Augustus, misalnya, adalah Sang
Penyelamat Dunia, dan hari lahirnya disebut sebagai ‘hari eu-
angelion’.
Perjanjian Baru berisi empat Kitab Injil yang dinamai Matius,
Markus, Lukas, dan Yohanes. Itu mempresentasikan seleksi dari
jumlah Kitab-kitab Injil yang jauh lebih besar yang digunakan di
tengah berbagai komunitas dan sekte agama Kristen permulaan
sebelum Perjanjian Baru secara resmi dikumpulkan. Naskah-
naskah yang kemudian dikeluarkan disebutkan apocrypha/tidak
asli ( dari bahasa Latin apo-kryphos ‘tersembunyi’, oleh karena
itu ‘lebih samar’). Banyak yang dirusak, tetapi sebagian yang
bertahan memberikan keterangan yang sangat mendua arti dan
membangkitkan minat terhadap seorang Yesus dari Nazareth.
Jumlah dan perbedaan kelompok keagamaan yang terancam
terpecah pada komunitas Kristen awal menjadi faksi-faksi/
kelompok-kelompok dan menyebabkan perselisihan dalam Umat
kristen. Pengarang Romawi Ammianus Marcellinus berkomentar:
‘bukan saja binatang yang haus darah yang saling mengamuk
dalam hal banyak orang Kristen menyerang saudaranya dalam hal
kepercayaan.[7] Bahkan penguasa Gereja Clement dari Alexandria
merasakan pertikaian itu di atas berbagai ajaran kepercayaan
sebagai ganjalan terbesar dalam menyebarkan kepercayaan itu [8].
Dan Celsus, Kritikus keras terhadap agama Kristen pada abad kedua,
menulis bahwa unsur tunggal yang dipegang berbagai kelompok
adalah kata sifat ‘Kristen’ [9]. Di permukaan kebanyakan dari tulisan
yang berbeda secara mendasar tentang kehidupan, tindakan
dan perkataan Kristus, pemimpin Gereja awal hanya melihat satu
jalan keluar dari situasi yang kacau itu yang membawa ke arah
kerusakan total komunitas yang bertikai: penyatuan, penutupan
barisan, dengan secara resmi membuktikan sekelompok Kitab Injil

27
YESUS DI INDIA

yang terpilih yang telah dibuat setuju.


Papias dan Hierapolis, yang diperhitungkan diantara Apostolic
Fathers, berusaha untuk melakukan hal ini sekitar tahun 110 Masehi,
tetapi gagal karena penolakan dari komunitas perorangan. Itu bukan
sampai akhir abad kedua yang Irenaeus–yang bahkan kemudian
harus percaya pada ancaman hukuman suci–berusaha sekali dan
untuk semua untuk mengadakan keempat Kitab Injil itu dalam
aturan agama yang masih dianggap vali sampai sekarang. Pedoman
memasukkan keempat kitab Injil itu adalah bahwa semuanya dapat
secara langsung ditelusuri kepada murid Yesus, meskipun hal itu
juga tidak mulus. Tetapi tetap mungkin untuk menentukan dengan
pasti tidak ada naskah asli–lagipula, tidak ada petunjuk dimana yang
asli itu pernah terletak. Untuk menentukannya sama-sama tidak
mungkin, bahkan dalam pengertian yang mendekati sekalipun.
Tanggal yang mungkin, menurut penelitian terbaru, untuk Markus
tidak lama sebelum tahun 70 Masehi, untuk Matius tidak lama
setelah tahun 70 Masehi, untuk Lukas kira-kira antara 75 Masehi
dan 80 Masehi (beberapa penulis lebih suka tanggal yang dekat
dengan tahun 100 Masehi), dan nampak bahwa Kitab Injil Yohanes
tidak ditulis sampai selambat dekade pertama abad kedua. Jadi
jika Yesus disalib sekitar 30 Masehi, catatan yang ditulis pertama
tentang keberadaannya terbukti tidak berasal sampai setelah dua
atau tiga generasi berlalu (untuk waktu yang mengesampingkan
surat Paul, yang meminta perlakuan khusus).
Tiga Kitab Injil pertama–Matius, Markus, Lukas–sangat
mirip satu sama lain. Sesungguhnya, Matius dan Lukas nampak
banyak berasal dari isi tekstual dari Markus. Oleh karena itu,
Kitab Injil tersebut menurut Markus yang resmi berisi uraian
beberapa kejadian yang tidak tercakup dalam Matius atau Lukas,
dan karenanya keduanya menggantikan cerita-cerita yang tidak
ada persamaan dalam Markus atau dinyatakan dengan sangat
berbeda dari keduanya. Ini menunjukkan bahwa kedua Kitab Injil
yang belakangan menggunakan semacam ‘proto-Markus’ sebagai

28
SIAPAKAH YESUS?

sumber, yang dibentuk ke dalam naskah resmi hanya secara


berurutan.
Banyak yang telah ditulis oleh para ahli agama untuk
mendukung keberadaan proto-teks yang hipotesis ini, tetapi ahli
agama Gunther Bornkamm percaya bahwa ‘usaha untuk menyusun
kembali proto-Markus tetap merupakan pekerjaan yang sia-sia[10].
Dalam naskah Markus ada bukti keinginan untuk menjaga
status keimanan Yesus serahasia mungkin. Yesus tidak mengizinkan
pernyataan bahwa ia adalah al Maseh, dan dia sangat melarang
para muridnya untuk menyatakan hal seperti itu (Markus 8:30).
Dalam Matius, Yesus digambarkan sebagai penyempurnaan
agama Musa, dan saat al Maseh diumumkan oleh para nabi. Telah
lama diterima oleh para ahli agama bahwa Kitab Injil memusatkan
pada penggambaran Yesus sebagai Kata Membuat Sempurna.
Dan lagi, penulis Matius terbukti bukan sejarawan, dan tak pernah
bermaksud untuk menulis cerita yang kronologis atau biografi
Yesus.
Penulis Kitab Injil Lukas memasukkan sejumlah peristiwa
sejarah yang berbeda dalam ceritanya tentang kehidupan Yesus.
Dan meskipun begitu, tidak ada cerita kehidupan yang padu
muncul. Lagi, lalu ada kekurangan dasar landasan sejarah, kronologi
yang asli-pasti tidak ada lagi bahan biografi yang tersedia karena
komunitas Kristen awal inipun tidak lagi memiliki data seperti itu.
Bahkan pada tingkat awal ini, tokoh sejarah Yesus telah didorong
jauh ke dalam latar belakang sesuai kesan relijiusnya. Naskah Lukas
berisi utamanya di Yunani dan Romawi. Disini Yesus tidak lagi
seorang al Maseh nasional tetapi Penyelamat Dunia.
Pada satu hal, Kitab Injil Lukas bahkan secara langsung
bertentangan dengan Kitab Injil Markus dan Matius: versinya
tentang kata-kata akhir Yesus mengirimkan Rasul ke dunia
mengajarkan kepada semua bangsa, sedangkan pada bab ke-24
dalam Lukas sesuatu yang bertentangan jelas dinyatakan: ‘mereka

29
YESUS DI INDIA

diperintah untuk tinggal... di kota Yerusalem, sampai kamu diberi


kekuatan dari yang di atas’ (Lukas 24:49).
Dalam Undang-undang Rasul (berkaitan dengan penulis Kitab
Injil Lukas), kehadiran para murid di Yerusalem disebutkan lebih
dari satu kali, dan dengan penekanan khusus. Penulis berusaha
keras untuk membuktikan bahwa Yerusalem adalah titik pusat asal
agama Kristen, meskipun fakta sejarah bahwa komunitas Kristen
telah ada di tempat lain. Lukas membuat titik tempat tinggal
dengan keajaiban Pantekosta untuk menunjukkan bagaimana
keberadaan sekte Kristen di luar Palestina dapat dianggap sebagai
radiasi dari pusat. Dengan keajaiban ‘ketuhanan’ para murid tiba-
tiba menerima anugerah bisa berbicara dalam ‘bahasa asing’, jadi
memberikan solusi sederhana terhadap permasalahan potensial
tentang rintangan bahasa.
Kitab Injil yang dianggap berasal dari Yohanes tidak diragukan
merupakan yang terakhir dari semua cerita resmi tentang
kehidupan Yesus. Tulisan kaum Kristen awal pertama menyebutkan
keberadaan kitab Injil pada pertengahan abad kedua. Beberapa
baris dari catatan pada daun lontar yang ditulis dalam bahasa Latin,
yang ditemukan oleh sejarawan Inggris, Grenfell, menunjukkan
bahwa Kitab Injil tidak bisa lebih tua dari awal abad kedua. Ini
merupakan karya yang lebih filosofis yang disusun atas dasar, dan
melengkapi, tiga Kitab Injil pertama. Irenaeus menyatakan bahwa
pengarang Yohanes adalah laki-laki yang disebut Yohanes yang
merupakan favoritnya Yesus, tetapi pendapat ini dapat dengan
jelas dikesampingkan karena nelayan sederhana dari Galilee itu
hampir tidak dididik dengan cukup luas dalam bidang teologi
dan filsafat, atau begitu paham bahasa Latin, sebagaimana yang
terbukti dari si pengarang Kitab Injil.
Dalam Kitab Injil Yohanes ada keterangan otentik tentang
kehidupan Yesus, tetapi dengan sungguh-sungguh disisipkan
dalam matiks filosofi keagamaan yang berpusat pada Yesus.
Ditambahkan, ada jarak waktu sedikitnya delapan puluh tahun

30
SIAPAKAH YESUS?

antara Penyaliban dan penulisan Kitab Injil, jadi meskipun isi buku
itu berkaitan erat dengan gagasan-gagasan Yesus, buku itu hanya
mewujudkan alat yang sangat lemah untuk penelitian tentang
kehidupan Yesus.
Dalam sejumlah besar tulisan teologis Protestan, yang
disebut Collection of Jesus’ Sayings (juga dikenal sebagai Q atau
Logia) baru-baru ini telah disesuaikan dengan kepentingan yang
sangat besar. Rudolf Bultmann meyakini bahwa Perkataan itu
dipaksakan dalam komunitas orang Palestina yang sangat awal;
itu adalah milik tradisi tertua dari komunitas ini. Tetapi Bultmann
menambahkan, ‘Tidak ada kepastian bahwa kata-kata dari lapisan
tradisi tertua ini benar-benar diucapkan Yesus. Mungkin lapisan ini
sendiri punya latar belakang sejarah sendiri yang lebih kompleks.’
Dia melanjutkan, ‘Tradisi itu mengumpulkan perkataan Tuhan,
mencetak ulang perkataan itu, dan menambahkannya. Lebih lanjut,
jenis perkataan itu, dan menambahkannya. Lebih lanjut, jenis
perkataan lainnya juga dikumpulkan, sehingga beberapa dari kata
itu tercantum dalam Collection of Sayings telah akan dimasukkan ke
mulut Yesus oleh orang lain.’
Sejarawan sekarang mampu menggambarkan cerita kehidupan
Pontius Pilatusdan kehidupan Herold dengan sangat lengkap–
tokoh-tokoh yang perhatian utamanya hanya hubungan mereka
dengan Yesus. Biografi yang sama lengkapnya tentang orang
sejaman lainnya, dan bahkan tokoh-tokoh terkemuka dari jaman
permulaan, juga tersedia. Jadi beberapa baris yang tidak lengkap
yang berisi sedikit keterangan deskriptif semua ada disana adalah
untuk menunjukkan kehidupan Yesus sampai usia ketiga puluh
tahun, dan bahkan ini terlalu sedikit untuk digunakan sebagai bukti
dokumenter. Seorang sarjana Perjanjian Baru di Tubingen, Ernst
Kasemann, menjumlahkan hasil itu untuk menentukan penelitian
itu ke dalam kehidupan Yesus:
Hal yang menghancurkan menemukan betapa sedikitnya
[tentang apa yang dikatakan Perjanjian Baru tentang

31
YESUS DI INDIA

Yesus] dapat diuraikan sebagai aslinya…. Semua yang


dapat dihubungkan dengan suatu tingkat keyakinan
terhadap sejarah Yesus itu sendiri adalah sedikit kata-
kata dari Sermon di Gunung, beberapa perumpamaan,
konfrontasi dengan Pharisees, dan beberapa frase ganjil
lainnya disana sini. [11]
Para ahli Injil masih tidak setuju diantara mereka sendiri
tentang ‘kutipan’ yang mana yang secara asli dapat dianggap
berasal dari Yesus. Dalam bukunya The Unknown of Jesus
(Unbekannte Jesus-Worte [12]), sejarawan keagamaan Joachim
Jeremis mempersempit pemilihan hanya pada dua puluh satu
kutipan yang jelas dikeluarkan dari mulut Yesus. Dan kritukus teologi
Bultmann berpendapat bahwa ‘kepribadian Yesus, gambaran
jelas tentang dirinya dan kehidupannya, telah menghilang di balik
penarikan kembali.[13]

Kesaksian Paul

Dokumen paling awal mengenai Yesus adalah tulisan Paul.


Paul berasal dari keluarga Yahudi yang kuat, dan memperoleh
kewarganegaraan Romawi melalui ayahnya, yang membayar
harga tinggi untuk itu. Ini mengizinkan dia untuk mengganti nama
asli Yahudinya, Saul, menjadi Paul (Paulus). Menjadi bagian kelas
bangsawan, dia terbawa dalam tradisi Pharisaic yang kuat. Dia
mendapatkan pendidikan yang panjang dan sungguh-sungguh,
memperoleh pengetahuan yang luar biasa tentang bahasa Latin,
dan juga banyak membaca puisi dan filosofi Yunani. Pada usia
sekitar delapan belas atau dua puluh (setelah Penyaliban Yesus),
dia pergi ke Yerusalem dan mencurahkan diri ke dalam penelitian
teologi yang intensif sebagai seorang mahasiswa Gamaliel I. Dia
lalu menjadi pengikut yang sangat fanatik, berpikiran sempit, jujur,
sangat taat pada hukum, dan lawan yang paling bersemangat dari
sekte Kristen awal yang ia lihat sebagai ganjalan bagi kemajuan

32
SIAPAKAH YESUS?

profesinya. Bahkan Paul pergi sejauh mungkin untuk menerapkan


sebagai pendeta tinggi untuk izin khusus untuk menyiksa para
pengikut Kristus yang melewati batas Yerusalem, berharap
bahwa kegiatan besar yang ia maksudkan untuk ditampilkan
dalam menjalankan kegiatan ini juga akan membuat kesan atas
hirarkhi keagamaan. Kemudian, di dekat Damaskus, dia tiba-tiba
diliputi oleh aura Yesus yang kuat dan ajarannya, terbentur juga
oleh kenyataan potensi yang tidak diimpikan yang diperoleh oleh
jabatannya. Dia menjadi mabuk oleh gagasan bahwa dia mungkin
mengambil pesan pemimpin spiritual atas gerakan ke masa depan
yang besar-besaran.
Saat dengan Yesus dan para Rasul, hampir tidak ada naskah
sejarah tunggal tentang Paul sendiri. Segala sesuatu yang kita
tahu tentang dia berasal dari surat-surat (surat dari sahabat)
yang ditujukan untuknya dan Undang-undang dari para Rasul,
dan ini cenderung memiliki pandangan yang tendensius/berpihak,
sebagian atau seluruhnya adalah pemalsuan, atau ditempelkan
bersama dari beberapa bagian naskah aslinya. Surat-surat kepada
Timothy dan Titus, dan surat kepada orang Yahudi diajarkan
dengan sangat palsu. Keotentikan surat-surat kepada Ephesians
dan Colossians, dan surat kedua kepada Thessalonians, dilombakan
dengan panasnya.
Apa yang disebut agama Kristen sekarang adalah penyampaian
ajaran yang diciptakan oleh Paul, dan harus dengan lebih benar
disebut Paulinisme. Sejarawan keagamaan Wilhelm Nestle
mengemukakan hal penting, ‘agama Kristen’ adalah agama yang
didirikan oleh Paul; ini menggantikan Kitab Injil Kristus dengan
Kitab Injil tentang Kristus [14].
Dalam pengertian ini, Paulinisme berhubungan dengan
kesalahan tafsir dan pemalsuan ajaran Kristus yang nyata dengan
cara yang dinilai dan diatur oleh Paul. Telah lama diterima oleh
penelitian teologis bahwa agama Kristen dari Gereja yang diatur,
dengan ajaran sentralnya penyelamatan melalui kematian Yesus

33
YESUS DI INDIA

sebagai pengorbanan yang dilakukan untuk orang lain, didasarkan


pada kesalahan penafsiran. ‘Semua aspek agama Kristen yang indah
dapat ditelusuri sampai Yesus, semua yang tidak indah sampai ke
Paul’, kata ahli teologi Overbeck [15]. Dengan mendasarkan harapan
penyelamatan dengan kuat pada kematian dari anak pertama
Tuhan, Paul nyata mengambil langkah mundur yang buruk ke
agama bangsa Semit yang primitif pada jaman prasejarah, ketika
setiap ayah diwajibkan mempersembahkan anak pertamanya
dalam pengorbanan berdarah.
Paul juga membuka jalan untuk doktrin gerejawi tentang
dosa asli di Trinitas ketuhanan. Selama awal abad kedelapan belas
yang lalu, negarawan dan filosof Inggris Lord Bolingbroke (1678-
1751) dapat membedakan dua kepercayaan keagamaan yang jauh
berbeda dalam Perjanjian Baru: kepercayaan Yesus dan kepercayaan
Paul [16]. Begitu juga Kant, Lessing, Fichte dan Schelling juga dengan
tajam membedakan antara ajaran Yesus dan apa yang ‘para Rasul’
buat tentang di luar itu. Banyak teolog modern yang sangat punya
reputasi telah datang untuk mendukung dan mempertahankan
pengamatan-pengamatan ini.
Paul, si pengikut setia yang tidak sabar, sangat berbeda
dengan Rasul asli, ‘lambang toleransi’ (seperti yang diuraikan
teolog A. Deissman tentang dia [17]), membuka keretakan diantara
‘penganut yang benar’ dan ‘bukan penganut’. Paul menempatkan
sedikit penekanan pada kata-kata nyata dan ajaran Yesus, tetapi
dipenuhi dengan ajarannya sendiri. Dia menempatkan Yesus pada
tumpuan dan membuatnya menjadi tokoh Kristus yang tidak
pernah Yesus inginkan. Sekarang sebuah pemahaman baru yang
mendalam tentang agama Kristen mungkin dengan menolak
semua yang jelas-jelas palsu, dan dengan kembali ke yang benar,
ajaran Yesus yang tidak luntur dan esensi nyata dari kepercayaan
relijius. Bahwasanya kita masih bisa datang pada pemahaman baru
itu mungkin membuat lebih mudah untuk memaafkan Paul atas
penyimpanannya, karena mungkin bahwa tanpa Paul dan teman

34
SIAPAKAH YESUS?

pengikut setia yang fanatik, tidak ada sama sekali pengetahuan


tentang Yesus yang diteruskan.
Teolog Grimm meletakkannya dalam kulit kacang: ‘Tetapi
secara mendalam ajaran ini mungkin telah mendarah daging dalam
pikiran orang Kristen, mereka masih tidak tahu-menahu tentang
Yesus yang sebenarnya.[18]

Kesimpulan

Sumber-sumber yang dikenal ternyata tidak dapat


membuktikan informasi rinci atau mendasar tentang seorang
yang bersejarah yaitu Yesus. Oleh karena itu, sumber-sumber
seperti dokumentasi yang ditemukan oleh Nicolai Notovitch
di Ladakh mungkin mengisi kesenjangan yang sangat penting
tentang apa yang diketahui tentang kehidupan Kristus, kalau
tidak ada catatan sejarah. Namun begitu, penemuan yang sangat
mengejutkan itu–yang memancarkan cahaya pada bayangan
terdalam agama ‘Kristen’–nampak tidak memiliki relevansi sama
sekali kecuali dipandang dalam konteks hasil akhir yang diberikan
oleh penelitian sejarah yang objektif dan panjang, membebaskan
semua dogmatism kelembagaan. Penelitian ilmiah dan kebebasan
ilmiah keduanya diperlukan jika sebuah gambaran manusia Yesus
muncul bersama secara bertahap, benar untuk kehidupan.
Barangkali sekarang hanya mungkin untuk mempelajari
siapakah Yesus itu dan apa yang sebenarnya ia inginkan, dengan
mempelajari tradisi yang ia ilhami, hasil dari ajarannya, moralnya
yang mulia, dan etikanya yang sangat dalam dan sifat spiritualnya.
Apa yang dikatakan Albert Schweitzer pada tahun 1913 lebih
valid sekarang daripada yang pernah: ‘Agama Kristen modern
harus selalu disiapkan untuk menghadapi kemungkinan bahwa
kesejarahan Yesus dapat diungkapkan setiap saat.[19] Dan Rudolf
Bultmann mengatakan, ‘Tidak akan mengejutkan saya setidaknya
jika mereka sekarang menemukan tulang Yesus! [20]

35
YESUS DI INDIA

Perjalanan Saya ke Pegunungan Himalaya

Pada tahun 1973, sebuah laporan pendek muncul dalam


mingguan[21] utama Jerman yang menguraikan bagaimana
seorang professor India menyatakan dengan sangat serius
telah menemukan kuburan Yesus Kristus di India. Artikel itu
bahkan disertai dengan foto yang menunjukkan kuburan yang
dimaksudkan. Professor itu secara terus terang menyatakan
bahwa Yesus tidak hanya menghabiskan masa mudanya di India,
tetapi selamat dari penyaliban dengan menggunakan suatu teknik,
sebelum kembali ke India. Disana dia hidup sebagai guru yang
berpindah-pindah tempat sampai dia meninggal pada usia yang
sangat tua, dan tubuhnya dikuburkan di ibukota Kashmir, Srinagar.
Ini merupakan pernyataan yang sungguh mengherankan–
dan jurnal yang berani menerbitkan itu sepantasnya dibanjiri
dengan ribuan surat penuh dengan protes yang mencaci dan
menghancurkan. Tetapi beberapa surat berisi pernyataan tertarik
dari orang yang berpikiran lebih terbuka yang selalu mencurigai
ada sesuatu tentang cerita bohong yang alim dalam versi lama
tentang kelahiran perawan, kebangkitan, dan kenaikan Yesus.
Nampaknya tidak mengejutkan bahwa tak satupun orang
yang skeptis pernah menindaklanjuti pertanyaan dimana Yesus
sebenarnya telah dikuburkan–karena meskipun berbagai keajaiban
Yesus dianggap bisa dijelaskan satu jalan atau lainnya, sungguh
mungkin bagi tubuh Yesus hanya untuk bangkit ke udara, ‘diangkat
ke surga’ seperti yang dinyatakan Lukas (25:51) lagipula, tidak ada
ruang bagi permasalahan fisik dalam bidang spiritual.
Setelah bertahun-tahun penelitian selama para professor
universitas saya dapat muncul dengan tanpa apa-apa selain
ketidakpuasan, bukan untuk mengatakan mengelak, jawaban
untuk pertanyaan saya tentang tokoh historis Yesus, saya
putuskan bahwa setelah saya menyelesaikan bagian saya sebagai

36
SIAPAKAH YESUS?

guru agama, saya sendiri akan pergi ke India untuk mengadakan


penelitian saya sendiri. Maka dari itu, saya terbang dari Mesir
ke India pada awal 1979, dan mendarat di Bombay. Dari sana
saya pergi dengan kereta dan bus ke kaki gunung Himalaya di
Dharmasala, dimana Dalai Lama bertahan sejak penerbangannya
dari Tibet tahun 1959. Keinginan saya adalah untuk menanyainya
dengan penuh hormat untuk surat pengenal kepada kepala biara
di biara Hemis, sebuah surat yang juga akan mengakui izin saya
untuk melihat naskah yang telah Notovitch tulis tentang naskah
itu selama hampir seratus tahun sebelumnya. Setelah menunggu
empat hari untuk menghadap, saya akhirnya menerima dokumen
berharga itu, lengkap dengan tanda tangan Sri Dalai Lama keempat
belas. Saya melanjutkan perjalanan darat saya ke Kashmir, dimana
saya mendengar bahwa drama misteri terkenal yang juga diuraikan
Notovitch ditampilkan beberapa hari kemudian. Festival itu, dikenal
oleh orang Tibet sebagai Cham atau Setchu, menghormati orang
suci Budha dan nabi Padmasambhava, dan terjadi hari ke sembilan
sampai kesebelas bulan kelima kalender Tibet.
Sekarang mungkin mencapai Leh, ibukota Ladakh, cukup
nyaman dengan dua hari perjalanan dengan bus di atas jajaran
wilayah terpencil bagian barat Himalaya Raya. Ketika saya akhirnya
sampai di Hemis, festival itu telah baru saja berlangsung. Ada
kerumunan besar dimana, meskipun negara itu telah dibuka bagi
orang asing hanya lima tahun sebelumnya, sejumlah besar turis
Barat nampak jelas. Saya tidak punya keinginan untuk membuat
kehadiran saya atau tujuan saya diketahui sementara keriuhan
sedang berlangsung, jadi saya kembali ke Leh, dimana saya biarkan
tiga minggu berlalu sebelum saya kembali sekali lagi ke Hemis.
Hemis adalah biara terbesar, terkaya, dan paling penting di
Ladakh. Namanya berasal dari bahasa Dardic[22] hem atau hen
(Sansekerta hima ‘salju’), yang cenderung menunjukkan bahwa
ada permukiman disini sebelum budaya Tibet sekarang.
Kesabaran dan ketekunan mereka sifat baik yang penting

37
YESUS DI INDIA

yang harus orang asing buktikan bahwa mereka memilikinya,


jadi saya mendapat sedikit perhatian untuk memulainya. Saya
bergabung dengan para biarawan di dapur, yang nampak agak
seperti laboratorium ahli kimia jaman pertengahan, dimana saya
minum teh mentega yang diberi garam dan menunggu. Saat
petang mendekat, seorang biarawan menunjukkan kepada saya
sebuah ruangan kecil dimana saya dapat tidur. Selama hari-hari
berikutnya, saya ditinggal bersama peralatan saya sendiri, dan saya
menghabiskan waktu berkeliling melalui jalan biara yang remang-
remang, berjalan jauh ke tepian kota, dan hanya menemani teman
saya di dapur ketika saya merasakan rasa sakit karena lapar. Di
pagi hari yang keempat selama saya tinggal di biara itu, seorang
biarawan muda muncul di sel saya dan mengajak saya untuk
mengikutinya. Saya dibawa melalui pintu yang gelap dan menaiki
tangga kayu, ke dalam daerah yang lebih tinggi dari biara itu yang
belum saya kunjungi sampai saat itu. Akhirnya saya sampai ke atap
bangunan candi yang agung. Di atas teras luas di bawah tempat
berlindung dari atap rumah yang menonjol di atas pintu ke ruangan
paling atas dari kompleks itu, sekumpulan biarawan sedang duduk
mengelilingi meja yang mengagumkan. Seorang biarawan yang
berusia setengah baya duduk di sisi yang jauh dari meja itu lalu
menyapa saya dengan bahasa Inggris yang hampir tanpa cela.
Dialah Nawang-Tsering, sekretaris sang Sri (His Holiness) Dungsey
Rinpoche, telah mendengar keinginan saya dan ingin bicara dengan
saya.
Sambil menunggu, saya belajar dari Nawang-Tsering bahwa
bekas kepala biara Hemis, yang juga kepala Duk pa Kagyu pa sekte
Budhisme Tibet, telah menghilang sejak serangan Tibet oleh tentara
komunis Cina. Kepala Biara itu, yang pada saat itu telah mengikuti
pendidikan yang lebih tinggi di negara asalnya Tibet, menolak
meninggalkan tanah kelahirannya tanpa orangtuanya, tidak ingin
meninggalkan mereka pada nasib yang tidak pasti, dan kemudian
dia sendiri tidak diizinkan pergi. Setelah sementara waktu, tentara

38
SIAPAKAH YESUS?

komunis melarang semua hubungan dengannya, dan yang terakhir


mendengar tentang High Lama adalah bahwa dia adalah tahanan
di sebuah kamp buruh.
Setelah lima belas tahun yang selama itu tidak ada berita lebih
lanjut tentang dia yang terdengar, kepala biara itu dinyatakan
meninggal, dan penggantinya dicari dalam bentuk reinkarnasi
muda, enam tahun setelah waktu yang diperkirakan sebagai
kematiannya, lama itu terpancar pada anak laki-laki berusia dua
tahun yang tinggal di dekat gunung Dalhouise (Darjeeling) di timur
laut India, dan yang ditahbiskan sebagai Drug Rinpoche pada tahun
1975 pada usia dua belas tahun. Penasehat anak laki-laki itu adalah
Dungsey Riponche tua, dan tahun-tahun antara penemuannya dan
pentahbisannya dihabiskan dalam belajar dan pengajaran yang
intensif.
Di tengah biarawan itu, saya tak berbuat apa-apa melihat
seseorang berusia sekitar tiga puluh tahun, yang jelas bukan
orang asli Tibet karena ia berwajah mirip orang Barat. Ternyata
bahwa laki-laki muda itu adalah seorang Australia, telah tinggal
di biara Hemis selama beberapa tahun, dan berbahasa Tibet
dengan lancar. Dia menunjukkan ketertarikan pada penelitian
saya. Ketika saya akhirnya dipanggil menghadap, orang Australia
itu menyertai saya untuk bertindak sebagai penerjemah bagi
Orang Suci itu, yang hanya bisa berbahasa Tibet. Kami memasuki
sebuah ruangan beratap rendah yang dihias dengan bagus sekali,
dimana seorang laki-laki tua yang patut dimuliakan sedang duduk
dalam posisi seperti Budha di atas singgasana kecil. Di depannya
ada sebuah cangkir teh perak yang ada hiasannya di atas bidang
kecil. Setelah membungkuk kepadanya dengan tangan berlipat,
saya diizinkan duduk di depannya di atas karpet. Pandangan
saya bertemu sepasang mata yang waspada dan bercahaya yang
memancarkan kebajikan dan kebijaksanaan, bersemayam di wajah
yang tersenyum dihiasi oleh guratan keriput dan jenggot tipis putih.
Saya menunjukkan kepadanya surat pengenal saya, dan berusaha

39
YESUS DI INDIA

untuk menyampaikan kepadanya betapa pentingnya naskah ini


bagi keseluruhan umat Kristen.
Dengan senyum pengertian, lama yang bijaksana itu
memerintahkan saya untuk menemukan dahulu Kebenaran untuk
diri saya sendiri, sebelum berusaha menyampaikannya ke seluruh
dunia. Si Australia hanya menerjemahkan sedikit dari apa yang di
katakan si lama kepada saya. Akhirnya, laki-laki tua itu memberitahu
saya bahwa Kitab Injil yang dinyatakan telah dicari, tetapi tidak
dapat ditemukan.
Potongan berita itu menampar saya seperti baut dari biru, dan
dalam keguncangan dan kekecewaan saya pergi. Kata-kata si lama
mungkin berarti bahwa biara akan menyimpan rahasia berharganya
selama bertahun-tahun. Tetapi kemudian saya berusaha untuk
menemukan bahwa buku harian tua ditengarai abad kesembilan
belas terletak di Misi Gereja Moravian di Leh, dimana utusan sarjana
Tibet, Dr. Karl Marx telah menyebutkan tinggalnya Notovitch di
biara Hemis.
Dalam perjalanan kembali ke Leh, saya segera mencari Misi
Moravian, yang didirikan oleh perintah Jerman tahun 1885.
Missionaris (pekabar Injil) Zealous Christian telah datang ke Tibet
lama sebelumnya. Pendeta Capuchin berulang kali mengunjungi
Lasha dari awal abad keempat belas, dengan harapan mengubah
orang Tibet menjadi Kristen–suatu usaha keras yang tidak
dianugerahi kesuksesan. Ketika misionaris Kristen memberitahu
orang Tibet bahwa Kristus telah mengorbankan dirinya di tiang
Salib untuk penyelamatan manusia, dan akhirnya bangkit hidup
lagi, orang Tibet menerima keseluruhan cerita dan sebagai sesuatu
yang telah mereka ketahui semua dan berseru dengan antusiasnya,
‘Itulah dia’ para penganut Budha yang alim sangat yakin bahwa
Kristus adalah inkarnasi dari Padmasambhava. Misionaris itu
sampai pada suatu kesimpulan bahwa mereka sebaiknya berhenti
untuk mengubah (keyakinan) penduduk itu, bukan karena mereka
menghadapi terlalu banyak resistensi, tetapi sebaliknya, karena

40
SIAPAKAH YESUS?

ajaran mereka ditafsirkan sebagai penjelasan ajaran yang telah


diproklamirkan oleh Skyamuni, Padsambhava, dan orang suci
penganut Budha lainnya[23]. Sekarang ada lebih sedikit dari 200
orang Kristen di seluruh penduduk Ladakh.
Romo Razu, direktur Misi Kristen, seorang yang lahir di Tibet,
menerima saya dengan baik dan memberitahu saya sejarah dari
Misi itu. Tetapi dia tidak bisa menunjukkan kepada saya buku harian
berharga yang merupakan alasan utama kunjungan saya, karena
buku harian tsb. telah menghilang secara misterius tiga atau empat
tahun lalu. Seorang utusan Gereja Moravian dari Zurich telah
tinggal di Leh saat itu, dan cucu Dr. Francke, partner Dr. Marx, juga
telah tinggal di rumah itu selama waktu tertentu. Pendeta yang
ramah itu tidak punya penjelasan atas menghilangnya buku itu,
tetapi dia mengingat bahwa Profesor Hassnain dari Srinagar telah
mengambil gambar beberapa halaman yang relevan bertahun-
tahun sebelumnya. Hassnain adalah seorang professor yang

Buddha Maitreya (yaitu Buddha yang akan datang) di Mulbek, dimana


orang-orang Islam Kashmir bertemu dengan orang-orang Buddha
Ladakh.

41
YESUS DI INDIA

menyampaikan kepada reporter majalah Stern dengan informasi


untuk laporan yang terbit tahun 1973.
Setelah melakukan usaha lebih lanjut untuk menelusuri buku
harian yang hilang tsb di perpustakaan kota dan perpustakaan
desa di dekatnya untuk para pengungsi Tibet, Chaglamsar, saya
memutuskan untuk mengakhiri tinggal saya di ‘daratan bulan’
Ladakh dan mengadakan perjalanan kembali ke ‘Lembah Bahagia’
di Kashmir. Di dekat desa Mulbek ada sebuah patung relief Maitreya,
Juru Selamat Budha yang kedatangannya di masa mendatang
dijanjikan oleh Sakyamuni, dipahat pada sebuah dinding batu
vertikal, setinggi dua belas meter (Plate 5). Nama Maitreya terkait
dengan Aramaic meshiah yang terus diharapkan orang Yahudi
sebagai Penyelamat mereka.

Peta Provinsi Jammu dan Kashmir di sebelah utara India

42
SIAPAKAH YESUS?

Kashmir kadang disebut Switzerland-nya India karena


lembah-lembahnya yang subur dan danau-danaunya yang besar
dan tenang, dan sungai-sungainya yang jernih, dikelilingi oleh
pegunungan berhutan hijau, terhampar di kaki ‘atap dunia’. Surga
ini telah menarik orang-orang yang berasal jauh dari daerah itu
bahkan sejak jaman kuno, dan khususnya selama jaman Keemasan
Kashmir, ketika para peziarah datang ke lembah-lembah hijau dari
seluruh penjuru dunia untuk mempelajari ajaran Budha Gautama di
kaki sarjana Kashmir yang terkemuka. Kashmir dianggap sebagai
pusat Budhaisme Mahayana, bangku sekolah yang bernilai spiritual
dan usaha keras budaya yang agung. Perubahan daerah itu ke
Islam telah meninggalkan hanya penggalan-penggalan biara yang
luas, candi-candi dan ajaran estetika.
Meskipun lokasinya yang idilis, Srinagar adalah kota yang

Pemandangan dari bukit ‘Takhta Sulaiman’ di atas Srinagar


memperlihatkan ‘rumah-rumah perahu’ dan ‘kebun-kebun terapung’ di
sepanjang tepian Danau Dal.

43
YESUS DI INDIA

bising dan bergolak, bersenandung dengan kegiatan perdagangan.


Kota itu terbentang antara dan di atas beberapa danau, di sebelah
kiri tepian Danau Dal, dan karenanya terjalin oleh sejumlah air yang
telah memberikan Srinagar suasana kota Venice di Timur. Sejumpah
penduduk yang cukup banyak tinggal di perahu-perahu rumah
yang terletak di sejumlah besar saluran/kanal kota tua itu, atau
ditambatkan di tepian danau dan di samping ‘kebun terapung’.
Perahu-perahu rumah itu sangat bervariasi dalam rancangan dan
konstruksinya, dari donga yang sederhana sampai istana-istana
terapung yang diukir dengan artistik dan mewah yang memiliki
segala kenyamanan dan kesenangan–tergantung pada kekayaan
si pemilik.
Jalan yang pendek keluar kota, pada sebuah danau kecil,
saya temukan tempat tidur dan papan di atas sebuah perahu kecil
yang tua tetapi aneh, yang disediakan sebagai rumah saya untuk
selama musim itu. Dari perahu ini mungkin dikayuh kemanapun
di kota itu, tertutup oleh perahu-perahu taksi, shikaras. Armada
kecil perahu yang sangat banyak digerakkan oleh para pedagang
yang mengangkut semua kebutuhan hidup. Bahkan sebuah kantor
pos kecil di air mengadakan putaran harian. Tak perlu dikatakan,
sangat menyenangkan tinggal di tempat yang idilis seperti itu, dan
banyak orang Eropa dan Amerika tertarik untuk menghabiskan
waktu yang lebih lama di perahu-perahu rumah ini, mungkin sambil
belajar bahasa Sansekerta, mungkin hanya menikmati sentuhan
tempat itu–setidaknya sampai pecahnya kerusuhan di tahun 1989.
Dari perahu saya dapat mencapai Universitas modern Kashmir
dengan berjalan kaki selama sepuluh menit, dan saya menghabiskan
banyak waktu disana, karena ini adalah tempat dimana Professor
Hassnain mengajar. Dia adalah orang yang ingin saya hubungi di
Srinagar, dan orang yang telah banyak saya dengar.
Professor Hassnain adalah sarjana yang dikenal internasional,
pengarang beberapa buku, professor tamu di Jepang dan Amerika,
Direktur Pusat Penelitian Kashmir untuk Penelitian penganut

44
SIAPAKAH YESUS?

Penulis bersama Professor Hasnain di kebunnya di Srinagar, Ibukota


Kashmir, tahun 2006.

Budha, dan anggota Konferensi Internasional untuk Penelitian


Arkeologi di Chicago. Dan lagi sampai masa pensiunnya tahun 1985
dia adalah direktur eksekutif untuk semua museum, koleksi, dan
arsip di Kashmir, bekerja dan kantornya di Kementerian Budaya.
Setelah saya ceritakan kepadanya tentang harapan dan rencana
saya, dia mulai dengan antusiasme besar untuk menceritakan
kepada saya tentang penelitiannya sendiri, menanggalkan semua
janjinya sampai hari berikutnya. Setelah beberapa jam percakapan
yang menyenangkan, dia menutup kantornya dan mengundang
saya untuk berkunjung ke rumahnya. Meskipun kedudukannya
begitu penting, Professor Hassnain tetap seorang yang sederhana,
ramah, dan menyenangkan.
Selama pertemuan kami, saya mempelajari semua yang telah
ia kelola selama dua puluh lima tahun terakhir untuk menemukan

45
YESUS DI INDIA

tentang tinggalnya Yesus di India. Tetapi semua buktinya–fakta,


implikasi, asosiasi, hubungan nyata–bisa dianggap tidak lebih dari
sekedar memberikan kontribusi pada hipotesa yang meragukan,
jika bukan tidak jelas, kecuali juga dipandang dalam cahaya
penelitian yang paling baru tentang kehidupan Yesus. Penemuan
sang Professor harus ditempatkan pada pijakan ilmiah yang kuat,
dan asal mula yang benar dan bukti ajaran Yesus yang terungkap.
Hanya kemudian bisa ada tiga pertanyaan yang diajukan:
Mungkinkah Yesus benar-benar telah mengadakan perjalanan
ke India pada masa mudanya?
Bisakah dia bertahan dari Penyaliban (bukan segera setelah
naik ke ‘surga’)?
Mungkinkah dia benar-benar kembali ke India, meninggal
dalam usia tua di Srinagar?
Tanpa penyelidikan pendahuluan seperti itu, orang membawa
tradisi agama Kristen mungkin dimaafkan atas hilangnya cerita
kehidupan Yesus di India dengan senyum kasihan. Sungguh sulit
untuk melawan arus hampir dua ribu tahun konvensi yang telah
berurat berakar. Semua sama, hanya karena sebuah cerita telah
dituturkan selama dua ribu tahun tidak berarti bahwa cerita itu
benar.

46
Bab Tiga
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

Asal-usul Yahudi

Penelitian modern adalah pendapat bahwa Ibrahim, kepala


keluarga Yahudi, sebenarnya adalah seorang yang bersejarah, dan
lahir pada abad kedelapan belas SM. Menurut Perjanjian Lama
Yahweh memberikan perintah kepadanya, ‘Keluarlah kamu dari
negerimu, dan keluargamu. Dan dari rumah ayahmu, ke tanah yang
akan menunjukimu’ (Kejadian 12:1). Tetapi dimanakah rumah asli
nenek moyang Ibrahim?
Kejadian 29 menceritakan bagaimana cucu Ibrahim Yakub
mengadakan perjalanan ke tempat tinggal pamannya dari ibu,
Laban di tanah ‘anak-anak dari timur’. Bahkan lebih jelas, dalam
buku itu Joshua nenek moyang orang-orang Israel dikatakan
aslinya berasal dari timur.
Jadi kata Tuhan Yesus Israel, Ayahmu bertempat tinggal di
sisi lain air bah di masa lalu, bahkan Terah, ayah Ibrahim,
dan ayah Nachor, dan mereka melayani tuhan-tuhan yang
lain. Dan saya mengambil ayahmu Ibrahim dari sisi lain
air bah, dan membawanya ke seluruh tanah Canaan, dan
melihat gandakan benihnya dan membawa Issac. (Joshua
24: 2-3)

47
YESUS DI INDIA

Sebuah tanda dari Haran.


Beberapa halaman dalam Kejadian menunjukkan bahwa
rumah pertama Ibrahim adalah di daerah Haran. Menurut Kejadian
12:4, saat Ibrahim tinggal di Haran itulah dia diperintah oleh
Tuhan untuk meninggalkan tanah airnya. Kemudian, Ibrahim
mengirimkan pembantu tertuanya kembali ke Haran ‘ke negeriku,
dan ke keluargaku’, untuk mencarikan seorang istri untuk putranya,
Issac (Kejadian 24:4). Haran umumnya dianggap sebuah tempat di
dataran rendah Mesopotamia yang sekarang disebut Harran atau
Eski-Charran (Turki modern).
Tetapi, ada sebuah kota kecil di India utara yang disebut Haran,
beberapa kilometer di sebelah utara Srinagar (ibukota Kashmir),
dimana bekas dinding kuno telah digali dan ditanggali oleh para
arkeolog lama sebelum jaman Kristen (Plates 7 dan 8). Walaupun
tidak mungkin lagi untuk merekonstruksi pengembaraan suku
Yahudi yang suka berpindah-pindah itu secara rinci, ada bukti
untuk menunjukkan bahwa sekitar tahun 1739 SM mereka mulai
membuka jalannya menuju Mesir di bawah kepemimpinan Yakub.
Pendeta Mesir dan sejarawan Metho melaporkan bahwa
‘orang dari budaya tani dengan tak terduga muncul dari timur,

48
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

Penggalian di Haran, 12 kilometer di sebelah Utara Srinagar

49
YESUS DI INDIA

Lukisan Dinding di Pekuburan Mesir. Atas: Seorang Pejabat Mesir


menerima kaum pengembara berbahasa Semit. Orang-orang dari suku
berbahasa Semit dapat dibedakan dari orang-orang Mesir melalui warna
kulitnya yang lebih cerah dan perbedaan bentuk tubuh mereka. Yusuf
datang ke Mesir bersama sekelompok orang yang seperti ini.

dengan berani memasuki negeri kami, dan dengan paksa merampas


kepemilikan atasnya, tanpa menghadapi perlawanan yang berarti’.
Lukisan dinding di bilik pemakaman orang Mesir dengan jelas
menggambarkan para penakluk ini sebagai berwarna kulit cerah
dan berambut hitam.

50
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

Pidato yang disampaikan Stephen dalam pembelaannya


sendiri, seperti yang dikutip dalam Undang-undang Apostles,
memberikan cerita ringkas bagaimana Ibrahim, nenek moyang
Yahudi, dipaksa pergi ke tanah yang ingin Tuhan Yang Agung
tunjukkan kepadanya. Dia berangkat dari ‘tanah Chaldeans,
dan bermukim di Charran’ (Kisah Rasul-Rasul 7:4), mengadakan
perjalanan melalui Mesopotamia. Tidak mungkin bahwa keluarga
yang berpindah-pindah membuat Ibrahim menyebutkan tempat
di Mesopotamia barat laut, dimana mereka kadang bertempat
tinggal, setelah tempat asalnya sendiri.
Dari Harran kelompok itu akhirnya terus ke Canaan, dimana
Ibrahim menjadi bapak dari putranya Issac, yang pada gilirannya
menjadi ayah Yakub dan Esau. Dua belas anak laki-laki lahir dari
Yakub, yang menjadi nenek moyang suku-suku Yahudi. Yusuf, anak
termuda kedua dari dua belas putra Yakub, dijual oleh para saudara
laki-lakinya yang iri hati ke perbudakan di Mesir, dimana Hyksos
berkuasa saat itu. Di Mesir, Yusuf naik ke jabatan yang berkuasa
besar sebagai penguasa kedua di Pharaoh. Tak lama sesudah itu,
ketika Canaan dilanda kelaparan, kesebelas saudara laki-laki Yusuf
mendengar bahwa ‘ada jagung di Mesir’, dan berangkat ke tanah
itu. Yusuf memperlihatkan dirinya kepada saudara-saudaranya,
dan meminta ayahnya, Yakub, dan seluruh suku bergabung
dengannya di Mesir, dimana mereka pertama menetap di provinsi
Goshen–sebuah permukiman orang Semit tercatat dari waktu ini
dan terletak di barat laut delta Nile telah didokumentasikan. Para
Yahudi cepat memenuhi seluruh tanah itu, mendapatkan kekayaan,
pengaruh dan kekuasaan.
Gambaran ‘Yahudi’ aslinya diterapkan bukan pada kelompok
nasional atau etnis, tetapi kepada setiap orang yang tidak punya
tempat tinggal tetap dan dengan sedikit hak, yang nasibnya adalah
untuk melayani orang Mesir sebagai bentuk buruh murahan dan
kemudian sebagai buruh paksaan murah, seperti yang terbukti
dalam sumber-sumber yang ditengarai dari abad keempat belas dan

51
YESUS DI INDIA

ketiga belas SM. Cerita rinci yang diberikan dalam Keluaran 1:11–
dimana leluhur bangsa Israel diwajibkan untuk membangun kota
Pithon dan Raamses–dengan kuat menunjukkan bahwa Raamses
II (1290-24 SM) adalah yang bertanggung jawab atas penindasan
pharaoh. Pada saat itulah, atau tak lama sesudahnya, beberapa
suku Semit meninggalkan Mesir di bawah kepemimpinan Musa,
untuk mencari tanah bagi ayah mereka, tanah, susu dan madu yang
telah dijanjikan oleh Yahweh.

Siapakah Musa itu?

Nama pria yang melahirkan hukum-hukum sosial dan


keagamaan di India kuno adalah Manu.
Pemberi hukum di Mesir disebut Manes.
Cretan yang mengkodekan hukum Yunani kuno–hukum yang
ia pelajari di Mesir–disebut Minos.
Pemimpin suku Yahudi dan pengajar Sepuluh Perintah disebut
Musa.
Manu, Manes, Minos, dan Musa adalah para penyumbang
terpenting pada perikemanusiaan dunia, semua memiliki pola
dasar yang sama. Keempatnya berdiri di dekat buaian peradaban
penting dunia kuno. Keempatnya menelurkan dan mengadakan
masyarakat seperti pendeta yang teokratik.
Dalam bahasa Sansekerta, manu berarti seorang pria yang
istimewa, seorang pemberi hukum. Ketika peradaban mulai
berkembang, selalu ada orang tertentu yang membawa kebesaran/
kejayaan; mereka dicintai oleh khalayak ramai dan sangat efisien
dalam segala hal yang mereka kerjakan. Sebagai ganti kekuatan
tangan semata, yang berfungsi sebagai hukum tertinggi bagi orang-
orang primitif, kekuatan pemimpin kultural dan spiritual ini ditarik
dari Yang Tertinggi, atau Tuhan. Pria seperti itu diberkati dengan
aura misteri, dan keaslian manusianya menjadi berubah. Mereka

52
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

dianggap sebagai para nabi atau pembawa pesan Tuhan, karena


mereka sendiri dapat memberikan cahaya terhadap mengapa dan
bagaimana sesuatu terjadi di masa prasejarah. Di tangan mereka
yang terampil, setiap fenomena fisik diubah menjadi perwujudan
kekuatan dari surga, yang mereka panggil atau mereka tekan
sesuai keinginan. Tukang sihir (pesulap) di Israel dan India,
misalnya, tentu mengetahui bagaimana memasukkan ular ke dalam
ketidaksadaran sehingga mereka dapat menampilkannya kaku
seperti sebatang tongkat, sebelum memindahkannya kembali ke
kondisi normalnya–ini masih dilakukan oleh para ahli sihir India.
Dan selalu ada amivalensi dalam peran pemimpin spiritual
seperti itu. Ketaatan harfiah terhadap ayat-ayat dari Manu yang
digabungan dengan Brahmana (kasta yang paling berpengaruh,
pendeta) untuk menumbangkan struktur sosial Veda, yang akhirnya
membawa kepada pengerasan masyarakat menjadi sistem kasta
yang kaku terkunci dalam kerangka hukum dan pantangan yang
mencekik. Musa dibuat memainkan peran alim yang serupa dalam
kaitannya dengan orang-orang Israel, ‘Putra Tuhan’.
Etimologi (asal kata) dari nama Musa masih diperdebatkan.
Di kalangan orang Mesir, mos berarti ‘anak’ (atau secara harfiah
‘lahir’, seperti dalam Thut-Musa, ‘Thot lahir’). Menurut asal kata
dalam Injil, berdasarkan unsur-unsur Yahudi, nama itu berasal
dari mo’ai’ dan use ‘menyelamatkan’, mengacu pada legenda bayi
‘Musa’ yang ditemukan dalam keranjang ilalang yang terapung
(Keluaran 2:10).
Tidak mungkin membentuk gambaran tetap tentang orang
bersejarah Musa, karena tradisi telah meninggalkan sejumlah
pertanyaan yang tak terjawab. Penelitian sejarah terhadap
Perjanjian Lama menunjukkan bahwa Musa jelas bukan penulis
‘lima buku Musa’ yang dihubungkan dengannya.kenyataannya,
lima buku pertama dari Kitab Perjanjian Lama, dalam bentuk yang
kita miliki sekarang, dikumpulkan dari tradisi lisan dan tertulis
selama berabad-abad. Kurangnya keseragaman dalam kosa kata,

53
YESUS DI INDIA

kontradiksi dan pengulangan, dan perbedaan dalam ajaran teologi


dasar semuanya merupakan bukti kuat bahwa berbagai sumber
digunakan.
Tetapi meskipun banyak yang dikaburkan/dihilangkan dengan
berlalunya masa ribuan tahun yang mempengaruhi, setidaknya
telah terbangun bahwa Musa adalah asli seorang tokoh sejarah.
Kita bisa mengasumsikan bahwa ia tumbuh menjadi dewasa
dalam istana yang megah, diangkat oleh para pendeta, dan
memperoleh tingkat pendidikan yang tinggi sehingga dia menjadi
berpengaruh sebagai penguasa dalam semua bagian negara.
Musa menggunakan campuran doktrin murni yang aneh dan
praktik gaib yang aneh–suatu campuran yang jelas tertutupi
dengan mantra Vedic serta unsur-unsur ritual keagamaan Mesir.
Maksudnya sesudah itu adalah memproklamirkan adanya satu
Tuhan, Tuhan bangsa Israel, disamping tidak ada Tuhan lain yang
harus disembah. Dan dia diwajibkan untuk mengambil jalan ‘ajaib’
untuk meminjamkan bobot kepada keinginan Tuhan–seperti
serupa dengan kekuatannya. Sikap pegawai Gereja telah menolak
mitologi Yunani dan Romawi sebagai akar keagamaan kepercayaan
Kristen, tetapi cerita tentang Musa telah diterima in toto, tetapi
mungkin sulit untuk diterima bahwa Tuhan menaruh rasa dendam
digambarkan sebagai api melahap adalah Tuhan yang sama dalam
kitab Perjanjian baru.
Siapapun yang melawan Musa dalam pencarian kekuatannya
dihancurkan. Api adalah metode yang digunakan untuk
penghapusan seperti itu, dan juga sering digunakan untuk
menunjukkan kekuatan–bagi Musa nampak sering untuk jalan,
menggambarkan maksudnya daripada dengan cara membakar. Dia
terbukti memiliki keragaman cara gaib pada masa pembuangannya.
Menyusul kemunculannya sebelum pria bijak dan ahli sihir Mesir
(Keluaran 7:8-13), Musa diakui seorang tukang sihir hebat bahkan
di tengah orang Yunani kuno. Di awal jaman Kristen, tulisan yang
sebenarnya diragukan tentang isi sihir disusun untuk pelengkap

54
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

Musa sedang memancarkan cahaya dari


sebuah balok kayu (lebih mirip dengan
tanduk), sebagaimana Bacchus dikatakan
sering melakukan hal tersebut. Patung
buatan Michelangelo.

ahli sihir, menghubungkan diri mereka dengan kekuasaan Musa.


Edisi ‘Keenam’ dan ‘Ketujuh buku tentang Musa’, yang muncul
akhir-akhir ini, kembali pada tradisi Mesir, memberikan campuran
mantra, ilmu sihir, jampi-jampi dan naskah yang berisi doktrin
esoteric (yang hanya dipahami oleh orang-orang tertentu) dari
berbagai latar belakang.
Dalam bukunya ‘The Biblican Musa’ [1], yang terbit tahu 1928,
Jens Juergens menunjukkan bahwa para pendeta Mesir mampu

55
YESUS DI INDIA

membuat bubuk mesiu dan menggunakannya dalam petasan


atau suar primitif sejak enam ribu tahun yang lalu. Penelitian yang
dilakukan oleh arkeolog Inggris Professor Flinders Petrie [2] juga
membuktikan bahwa Musa menggunakan kekuasaannya bukan
hanya atas candi-candi Mesir, tapi juga atas tambang di daerah
Sinai–termasuk tambang sulfur di Gnefru, yang telah digali sejak
abad kelima sebelum Masehi. Jadi Musa tahu tentang produksi
bubuk mesiu melalui pelatihan kependetaannya, dan komposisi
(sulfur, salt-petre, dan arang) secara teknis cukup sederhana.
Ketika para warganya menolak mengikuti kata-katanya (dan ia
berceramah cukup panjang, ‘dari pagi sampai rata’, Keluaran 18:14),
dia dapat memanggil ‘api yang membara’ yang dijamin memiliki
efek yang dikehendaki [3].
Sebagai wakil dari Tuhannya yang berapi-api, Musa dapat
memesan/meminta apa yang ia inginkan, dan jika seseorang terbukti
enggan untuk datang kadang dengan kontribusi berat yang ia minta,
sebuah demonstrasi kekuatannya yang mengesankan merupakan
segala hal yang bisa mengembalikan kedamaian–seperti yang
telah terjadi di Bukit Sinai (Keluaran 19:1-25). Ketika Korah dan
kaumnya memberontak terhadap Musa, 250 pria ‘dimakan’ api
(Bilangan 16:1-35), dan tak lama setelah itu tidak kurang dari seribu
lebih binasa dalam nyala api ketika mereka memberontak melawan
Musa. Pada kesempatan lain, dua anak laki-laki Aaron melakukan
percobaan dalam tempat beribadat dengan ‘api aneh di depan
Tuhan, yang dia perintahkan mereka tidak’, dan terbakar sampai
mati (Leviticus 10:1-7). Nampak bahwa meskipun Musa mungkin
telah menderita luka bakar yang parah dalam ledakan sehingga dia
terpaksa memakai perban kepala (Keluaran 34:29-35).
Musa masih sangat dianggap sebagai pemberi hukum yang
besar, tetapi Sepuluh Perintah nyata menunjukkan tidak lebih dari
ringkasan hukum yang dibuat yang telah dipaksakan terhadap
orang-orang Timur Dekat dan India lama sebelum jaman Musa.
Ajaran yang sama bahkan ditemukan diantara hukum terkenal

56
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

yang diajarkan oleh Raja Amorite Hammurabi dari Babilonia (1728-


1686 SM) lima ratus tahun lebih awal. Semua hukum ini mungkin
didasarkan pada Rig Veda India abad lama.
Musa juga bukan perintis monoteisme. Suasana satu Tuhan
yang tak kelihatan dan maha kuasa, pencipta Alam semesta,
Bapak dari cinta dan kebajikan, rasa kasihan, kepekaan, dan
kepercayaan, telah lama terbukti dalam Veda dan dalam tradisi
yang menjadi Nordic Edda. Zarathustra, pendiri Zoroastrianisme,
juga menyatakan dengan jelas Tuhannya sebagai Satu dan Satu-
satunya.
Dalam lontar Prisse (ditengarai sekitar seribu tahun sebelum
Musa) Tuhan berkata tentang dirinya sendiri: ‘Aku adalah yang tak
terlihat yang menciptakan surga dan segala sesuatu. Akulah Tuhan
Tertinggi, dengan wujudku Sendiri, dan tidak ada yang sama. Aku
kemarin, dan Aku tahu besok. Pada semua makhluk hidup yang ada
Akulah hukumnya.’
Tuhan yang Satu ini tanpa ada yang menyamai disebut Mesir
sebagai ‘tak bernama’, ‘Yang namanya tak bisa dikatakan’, jauh
sebelum Musa: Nuk pu Nuk ‘aku siapa aku’. (bandingkan ini dengan
cerita dalam Keluaran 3:14, dimana Tuhan menyatakan: Aku adalah
Aku.’)
Tidak ada lagi keraguan bahwa Musa benar-benar ada. Namun
‘Keajaibannya’ kebanyakan didasarkan pada tradisi yang lebih tua–
misalnya pada legenda tuhan Bacchus kuno (aslinya Arab), yang
diselamatkan dari air seperti Musa, yang menyeberangi Laut Merah
dengan berjalan kaki, yang menuliskan hukum pada lembaran batu,
yang tentaranya dibimbing oleh gumpalan api, dan yang dahinya
memancarkan cahaya.
Epic India yang disebut Ramayana menceritakan tentang
pahlawan Rama, yang memimpin orang-orangnya pada perjalanan
melalui jantung Asia akhirnya mencapai India lebih dari lima ribu
tahun yang lalu. Rama juga seorang pembuat hukum dan pahlawan

57
YESUS DI INDIA

dengan kekuatan yang luar biasa. Dia menyebabkan mata air


memancar di gurun yang ia lewati bersama orang-orangnya
(bandingkan Keluaran 17:6), memberi mereka dengan semacam
makanan dari surga untuk dimakan (bandingkan Keluaran 16:3-35),
dan membasmi wabah yang mematikan dengan minuman keramat
soma, air kehidupan India. Akhirnya dia menduduki ‘tanah yang
dijanjikan’, Sri Lanka, setelah memohon hujan api agar dijatuhkan
pada si raja. Untuk mencapai Sri Lanka, dia menyebrangi lautan
melalui jembatan tanah yang dibuka oleh gelombang rendah
di suatu tempat yang masih dikenal sebagai Jembatan Rama.
Seperti Musa, Rama juga digambarkan dengan kilasan cahaya yang
mengalir dari kepalanya (sinar orang yang diberi petunjuk, Plate
13).
Zarathusthra, seperti Musa, juga memiliki api keramat yang
dapat dia gunakan dalam berbagai cara. Menurut pengarang
Yunani Eudoxus, Aristoteles, dan Hermodoros dari Syracuse,
Zoroaster (yaitu Zarathusthra) hidup sekitar lima ribu tahun
sebelum Musa, seperti dia, berdarah bangsawan, diambil dari
ibunya, dan ditinggalkan di alam liar. Di usianya yang ketiga belas
dia menjadi nabi agama baru. Disuarakan oleh gemuruh petir,
Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam bentuk cahaya, duduk
di atas singgasana api di gunung suci Albordj, dikelilingi oleh nyala
api. Akhirnya, Zoroaster mengembara dengan para pengikutnya ke
‘tanah yang dijanjikan’ yang terpencil, dan datang ke tepi pantai
dimana, dengan bantuan Tuhan, air terbelah sehingga orang-orang
terpilih-Nya bisa menyeberang laut dengan berjalan kaki.
Mungkin episode yang paling akrab dalam sejarah Yahudi
dimulai dengan keluarnya suku Israel dari Mesir di bawah
kepemimpinan Musa, untuk mencari tanah lain untuk tinggal
sebagai bangsa baru yang merdeka. Tanah Goshen, dimana orang
Israel tinggal sebelumnya, belum terletak dibalik semua kesulitan
tetapi pasti di bagian timur delta Nile (sungai Nil). Bacaan dalam
Injil menyebutkan perubahan saat itu, yang bertepatan dengan

58
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

pengusiran Hyksos pada awal abad ke-18 dinasti di bawah Amasis


I. Rute langsung dari Laut Merah ke Palestina ada di timur laut,
tetapi orang-orang Palestina menutup jalan disana. Mengapa
Musa tidak lalu mengambil rute melalui Beersheba–tempat
dimana Yakub membangun tempat perlindungan, dan kaya akan
tradisi perayahan–tetap merupakan misteri penuh. Dia justru
mengambil rute ke selatan. Menjelang bulan ketiga Pelariannya,
orang-orang itu tiba di Sinai. Mungkin di atas gunung yang
sekarang dikenal sebagai Jebel Musa (gunungnya Musa) tempat
terjadinya demonstrasi yang mengesankan dari Tuhan Yahweh.
Menurut tradisi Injil, orang Israel tetap disana selama delapan
bulan sebelum memutuskan untuk pindah menuju Tanah Yang
Dijanjikan. Tetapi usaha pertamanya gagal, dan orang-orang Israel
harus mengembara di alam liar selama lebih dari empat puluh
tahun, atau yang Injil sebutkan (empat puluh adalah angka mistik
yang menggambarkan ‘jumlah yang besar’).
Setibanya di lembah Sungai Jordan, Musa merasakan bahwa
dia tak lama di dunia ini (Ulangan 31:2). Menyadari hal itu, tidak akan
diberikan kesempatan untuk menemui orang-orangnya di akhir
perjalanan panjang mereka, dia menanyakan ulang hukum yang
harus dianggap keramat di Tanah Yang Dijanjikan itu, memberikan
perintah terakhirnya, menunjukkan kepada mereka kantor-kantor
yang harus mereka ambil alih setelah sungai Jordan diseberangi,
disampaikan dengan pidato perpisahan, dan terakhir mendaki
Gunung Nebo untuk melihat ‘tanah susu dan madu’ sebelum dia
meninggal. Disana dia menemui ajalnya (Ulangan 34:5)–tetapi
tempat pemakamannya tetap merupakan misteri, ‘karena....tak
seorang pun tahu kuburannya sampai sekarang’. Itulah semua
yang lebih mengejutkan bahwa kuburan Musa harus dicari karena
Injil memberikan keterangan yang sangat rinci tentang tempat,
lengkap dengan nama-namanya:
Dan Musa pergi dari dataran Moab ke atas Gunung Nebo,
ke puncak Pisgah, yang ada di atas Jericho.....di atas
menghadap Beth-peor... (Ulangan 34:1,6)

59
YESUS DI INDIA

Nampak sama tidak mungkinnya bahwa orang Israel tidak akan


merencanakan tempat pemakaman yang berharga dari penyelamat
dan pemimpin besarnya: beberapa sisa potongan masih bisa dilihat
di suatu tempat. Beberapa tetap ada–tetapi bukan di Palestina.
Adanya di India utara.

Makam Musa di Kashmir

Injil menyebut lima peristiwa penting dalam hubungannya


dengan tempat kuburan Musa (Ulangan 34:1-7): Dataran Moab,
Gunung Nebo (di pegunungan Abarim), puncak gunung Pisgah,
Beth-peor, dan Heshbon. Tanah yang Dijanjikan di seberang
Jordania telah jelas diperuntukkan bagi anak-anak Israel, dan
bukan untuk semua orang Yahudi (Bilangan 27:12). Jika mungkin
menemukan tempat yang disebutkan dalam naskah itu, lokasi yang
benar dari Tanah yang Dijanjikan juga akan menjadi jelas.
Makna harfiah dari abeth-peor adalah ‘tempat yang terbuka’,
mungkin mengacu pada lembah yang terbuka di atas sebuah
dataran. Sungai Jhelum di utara Kashmir disebut Behat di Farsi
(persia), dan kota kecil Bandipur pada titik dimana lembah Jhelum
terbuka di atas dataran yang luas Lake Wular yang dulu disebut
Behat-poor. Kemudian Behat-poor nampak menjadi Behat-poor
pertama dan kemudian Bandipur di distrik Sopore 70 kilometer
utara Srinagar, ibukota Kashmir.
Sekitar 20 kilometer timur laut Bandipur terletak desa kecil
Hasba atau Hasbal. Ini yang dalam Injil disebut Heshbon (Ulangan
4:46), yang disebut dalam kaitannya dengan Beth-peor dan
Pisgah. Di lereng Pisgah (sekarang Pishnag), ke utara bandipur,
hanya 1,5 kilometer timur laut desa Aham-Sharif, sebuah mata air
alami memberikan air dengan khasiat pengobatan. Lembah itu
dan dataran Mowu berhubungan dengan Dataran Moab, padang

60
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

Sketsa yang menunjukkan peta di sekitar area mana ‘Kuburan Musa’


berada: Gunung Nebo (Nebu), puncak Gunung Pisgah (Pishga), di
Pegunungan Abarim (Ablu/Abul), Beth-peor (Bandipur), Heshbon
(Hazbal), dan Dataran Moab.

61
YESUS DI INDIA

rumput pegunungan yang indah sekali sekitar 5 kilometer barat


daya Gunung Nebo. Gunung Nebo adalah gunung tunggal di
jajaran Abarim, dan selalu disebut dalam hubungannya dengan
Beth-peor[5]. Gunung Nebo, juga disebut Baal Nebu atau niltoop,
memberikan pandangan Bandipur yang baik sekali dan seluruh
dataran tinggi Kashmir.

Dan Tuhan berkata kepadanya, Inilah tanah yang Aku


janjikan sampai Ibrahim, sampai Isaac, dan sampai
Yakub, katakan, Aku berikan sampai benihmu. Aku telah
membuat kamu melihatnya dengan matamu, tetapi kamu
seharusnya tidak pergi kesana kemari.
Jadi Musa pembantu Tuhan meninggal disana di tanah
Moab, menurut kata-kata dari Tuhan.
Dan dia menguburkannya di suatu lembah di tanah Moab,
berhadapan dengan Beth-peor: tetapi tak seorangpun
mengetahui makamnya sampai sekarang ini.
(Ulangan 34:4-6)

Kelima peristiwa yang disebut itu karenanya harus ditemukan


di satu lokasi yang dijelaskan dengan baik.
Memungkinkan untuk pergi sejauh desa Aham-Sharif–sekitar
12 kilometer dan Bandipur–dengan mobil. Dari sini, berjalan adalah
satu-satunya cara untuk mencapai desa kecil Buth di kaki gunung
Nebo, mendaki ke arah barat selama sekitar satu jam menyusuri
jalan setapak dengan kaki telanjang. Bentuk gunung dan tumbuh-
tumbuhan suburnya sangat mengingatkan pada pegunungan
di Eropa. Jalan kecil itu menyeberangi beberapa tanah lapang
sebelum akhirnya mencapai dusun kecil Buth langsung di bawah
gunung Nebo. Wali rishii adalah wali pegawai makam itu. Dia
mengantar para pengunjung ke suatu daerah di atas desa itu yang
mencerminkan kebun yang tak berpagar, dan yang berisi tempat
keramat seperti kabin. Gubuk sederhana ini berfungsi sebagai

62
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

makam orang suci Islam, Sang Bibi, seorang pertapa perempuan,


dan yang berisi dua dari pengikutnya. Di satu sisi, dalam bayangan
bangunan kayu kecil, terletak sebuah tiang batu yang tak bertuan
yang timbul sekitar satu meter dari tanah dan hampir semua
tertutup rumput: inilah batu kuburan Musa.

Batu Nisan kuburan Musa. Penjaganya, Wali


Rishi, yang jongkok di sampingnya, mengaku
sebagai keturunan Yahudi.

Wali rishii menjelaskan bahwa para rishis telah merawat


kuburan itu lebih dari 2700 tahun. Segalanya sesuai dengan tradisi:
kuburan itu ada di dekat dataran Moab, dekat puncak Pisgah, di atas
Gunung Nebo, diseberangi Beth-peor, dan tempat itu memberikan
pemandangan yang baik sekali akan ‘tanah, susu, dan madu’ yang
segar dan mekar, hijau selamanya, surga yang sebenarnya.

63
YESUS DI INDIA

Dalam hamparan yang sama, seperti di bagian lain Kashmir,


ada cukup sedikit tempat yang Injil sebut, sebagai tambahan satu
atau dua tempat yang disebut Muqam-i-Musa, ‘tempat Musa’. Di
utara Pisgah terbentang desa kecil Heshbon (Ulangan 4:44-49),
yang sekarang disebut Hasbal. Dan di Bijbihara, selatan Srinagar,
sebuah tempat di pinggiran sungai masih disebut sebagai ‘tempat
mandi Musa’, dimana ada batu gaib yang disebut Ka-Ka-Bal atau
Sang-i-Musa (Batu Musa).
Menurut legenda, batu itu–sekitar 70 kilogram beratnya–
dianggap muncul sendiri dan tetap berhenti sekitar satu meter
dari tanah jika sebelas orang menyentuhnya dengan satu jari
sambil menyanyikan mantra gaib ‘Ka-ka, ka-ka’. Angka sebelas
menunjukkan suku Israel.
Sebuah tempat lain yang disebutkan setelah Musa adalah

Dataran yang meluas di luar kota Bandipur (dahulunya Behatpoor dan


Beth-Peor) dengan rawa-rawa Danau Wular.

64
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

Ini adalah ‘Tempat Mandi Nabi Musa’ di Bijbihara (46 kilometer di


sebelah Selatan Srinagar), dan sebuah batu singa yang dikatakan berusia
sekitar 5000 tahun.

‘Batu Musa’ atau Kar-Ka-Bal, dengan batu mana dikatakan bahwa Musa
sering mempertunjukkan kemampuan saktinya.

65
YESUS DI INDIA

di dekat Auth Wattu (Delapan Jalan) di distrik Handwara. Batu-


batu di pertemuan sungai Jhelum dan Sind (ini bukan Indus), di
dekat Shadipar utara Srinagar, disebut Kohna-i-Musa, ‘Batu sudut
Musa’. Musa diyakini telah berbaring di batu-batu disana. Dia juga
dikatakan telah beristirahat di Ayat-i-Maula (atau Aitmul, ‘Tanda
Tuhan’), 3 kilometer utara Bandipar.

Dari Penaklukkan ke Pengasingan


Menyusul kematian Musa, kedua belas suku Israel secara
perlahan memegang kendali atas Canaan di bawah kepemimpinan
Joshua, membagi wilayah itu antara mereka sendiri dengan
menggambar kapling-kapling di abad ketiga belas Sebelum
Masehi. Seluruh proses memperoleh kepemilikan tanah itu dan

Sungai Sindh yang lebih kecil, dan wilayah lembah Kashmir yang
direndam banjir di latar belakang.

66
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

menggenggamnya untuk digunakan mereka bersama-sama


membutuhkan 150 tahun. Dalam nyanyian Deborah (Hakim-
hakim 5:8), penduduknya terhitung 40.000 orang, diperintah oleh
pemerintah dan pimpinan yang keras–‘Hakim’–sesuai dengan
hukum Musa. Tetapi meskipun kekuasaan Hakim tidak cukup
selama jangka panjang untuk mengubah pengembara yang mudah
berubah pendirian menjadi orang yang bersatu. Orang Israel
membutuhkan seorang raja untuk mengatur mereka dengan
tangan yang kuat, dan Samuel, hakim terakhir, akhirnya diresmikan
sebagai Raja Saul Israel pada akhir abad kesebelas Sebelum
Masehi. Tetapi tidak sampai kekuasaan Raja David (sekitar
pertengahan abad kesepuluh), Israel akhirnya menjadi bangsa
tunggal yang bersatu. Dan ibukota bangsa itu adalah Yerusalem,
dimana Candi yang ternama dibangun selama kekuasaan anak
David, Solomon.
Solomon termasyur di seluruh dunia karena kebijaksanaannya.
Tetapi naskah Injil yang berhubungan dengan dia tentu ditulis
setelah jamannya. Dan yang para guru tanamkan kebijaksanaannya
kepadanya seperti tercatat dimanapun juga.
Dalam bukunya tentang sejarah alam daerah Travancore di
selatan India (sekarang negara bagian Kerala), Dr. Mateer menulis:

Ada fakta aneh yang berhubungan dengan nama burung ini


yang memberikan cahaya pada sejarah Injil. Raja Solomon
mengirimkan tentaranya ke Tarshish (1 Raja-raja 10:22),
yang kembali setelah tiga tahun membawa ‘emas dan perak,
gading dan kera, dan merak’. Sekarang kata yang digunakan
dalam Injil berbahasa Yahudi untuk merak adalah tukki, dan
karena orang Israel asalnya tidak punya nama untuk burung
ini sampai pertama mereka mengimpornya ke Judea oleh
Raja Solomon, tidak diragukan lagi bahwa tukki adalah kata
dalam bahasa Tamil lama tokei, nama merak....juga, monyet
dalam bahasa Yahudi adalah koph, yang dalam bahasa India

67
YESUS DI INDIA

kapi. Gading.... berlimpah di India selatan, dan emas banyak


dikirim di sungai-sungai pantai Barat. Jadi ‘Tarshih’ jelas
mengacu pada pantai barat India, dan kapal Solomon adalah
orang India Timur pertama [6].

Terhadap hal ini, dengan pengakuan terima kasih, dapat


ditambahkan fakta bahwa terpisah dari ‘emas dan perak, gading
dan monyet, dan merak’ Raja solomon dan temannya Raja Hiram
membawa serta sesuatu yang lain ke rumah dari India: ‘keajaiban’
dan ‘kebijaksanaan’ mereka. Sejarawan lain, termasuk ahli terkenal
dari India Max Müller[7] juga menelusuri nama Yahudi merak dan
monyet kembali ke bahasa asli India.
Menurut Buku Pertama raja (9:13), Solomon memberikan
hadiah kepada Hiram , Raja Tyre, dengan dua puluh kota, yang
diantaranya sebuah tempat bernama Kabul (Cabul). Tetapi Kabul
adalah ibukota Afghanistan, dulunya bagian dari India.
Kashmir masih dikenal diantara penduduk muslim setempat
sebagai Bagh-i-Suleiman, ‘Kebun Solomon’, dan di atas gunung
yang memandang Kota Srinagar berdiri sebuah candi kecil bernama
‘Takht-i-Suleiman, ‘Singgasana Solomon’. Menurut sebuah prasasti,
‘candi baru’ didirikan pada abad 78 Masehi oleh Raja Gopadatta
(juga disebut Gopananda) di atas pondasi bangunan yang lebih
tua yang sudah rusak. Tradisi yang dimiliki adalah Solomon sekali
mengunjungi daerah itu, dan dialah yang membagi gunung
Barehmooleh untuk menciptakan saluran air yang masih mengalir
ke Danau Dal. Tradisi seperti itu mengakuinya dengan bangunan
candi kecil yang mempertahankan namanya[8]. Pegunungan dimana
Takht-I-Suleiman berdiri juga dikeramatkan oleh orang Hindu,
dan sekarang puncaknya diberi dengan candi Hindu. Sementara
penganut Budha di Ladakh meyakini singgasana Solomon telah
didiami orang suci Padmasambhava, yang membawa ajaran Budha
Mahayana ke Tibet pada abad kedelapan.
Takht-i-Suleiman di Srinagar bukanlah satu-satunya singgasana

68
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

Takht-i-Suleiman, ‘Istana Sulaiman’ di lereng Barehmooleh, menghadap


ke Srinagar, yang telah direstorisasi pada tahun 78 Masehi oleh Raja
Kashmir Gopadatta.

gunung dari raja pada Injil dalam perluasan tanah yang membentang
dari Palestina sampai India. Di barat daya Iran, selatan kota Tabriz,
terbentang dataran yang sangat indah sebanding dengan ‘Lembah
Bahagia’, ada gunung lain yang memiliki nama yang sama. Ini
dikenal terutama oleh karena puing-puingnya yang luas, bagian
tertua yang ditengarai awal abad pertama Sebelum Masehi. Di
waktu sekarang, candi api Zoroastrian yang penting didirikan disini,
dan di masa kejayaan Sassanians–kerajaan terakhir sebelum Islam
yang mengatur Persia, dari abad keempat sampai keenam Masehi–
istana besar Khosraus dibangun di atas gunung itu. Legenda timur
secara umum memberi gunung ini peran penting. Salah satu dari
tiga Orang Bijaksana (Magi) dari timur dikatakan meninggal disini
sekembalinya dari Bethlehem, misalnya.

69
YESUS DI INDIA

Pada kematian Solomon sekitar 930 SM, anaknya, Rehoboam


menggantikannya. Tetapi dia menaiki tahta dengan kasar sebelum
pemberontakan pecah melawan rumah kerajaan, dipimpin oleh
Aphraimite yang diasingkan, Jeroboam, dengan dalih pajak
yang berlebihan. Pemberontakan itu menyebabkan pemisah
diri: kerajaan dipecah menjadi dua bagian. Kesepuluh suku utara
membentuk negara merdeka di bawah nama Israel, dan menjadikan
Jeroboam pemimpin mereka. Dua suku dari selatan memberi nama
wilayahnya Judah, dan terus diperintah oleh Rumah David. Dua
negara bersaudara yang bertentangan itu berdiri bersebelahan
satu sama lain selama lebih dari 250 tahun, saat penduduknya
tumbuh menjadi sekitar 300.000 orang.
Negara yang terpisah itu, selama apa yang disebut Jaman Dua
Kerajaan, menderita baik karena perselisihan internal maupun
sejumlah serangan oleh negara tetangga yang lebih kuat. Akhirnya
Israel di bawah kekuasaan Jehu dan keturunannya (845-747 SM),
diduduki selama tiga tahun oleh bangsa Assyria, yang dipimpin
oleh Sargon II, dan akhirnya menyerbu ketika ibukotanya, Samaria,
direbut pada tahun 722 SM. Judah berkuasa selama ratusan tahun
lainnya sebagai negara budak yang membayar upeti, sampai runtuh
di tahun 587 SM, jadi merupakan akhir riwayat kerajaan Judah.
Penjajah memaksa keluar penduduknya. Deportasi kedua suku yang
membuat kerajaan selatan, Judah dan Benjamin, awalnya ditunda
sesaat, tetapi karena pelajaran Nebuchadnezzar membuatnya
diseret ke pengasingan di Babilonia. Setelah lebih dari lima puluh
tahun disana, sekitar separuh dari orang yang dideportasi diizinkan
kembali ke tanah airnya oleh Cyrus II, Raja Medes dan Persia, pada
tahun 535 SM.
Kesepuluh suku yang telah dideportasi 130 tahun dari bagian
utara negara Israel, yang merupakan bagian orang Yahudi yang
sangat besar, disusul oleh takdir yang sangat berbeda. Kebanyakan
dari mereka berangkat ke timur, dan tidak pernah terdengar lagi
di Palestina. ‘Jadi apakah Israel dikeluarkan dari tanah airnya

70
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

sendiri..... sampai sekarang ini’ (2 Raja-raja 17:23). Dengan jumlah


beribu-ribu, mereka memasuki sejarah sebagai ‘sepuluh suku Israel
yang hilang’, dan bahkan sekarang sering digambarkan sebagai
menghilang tanpa jejak. Tetapi ada banyak indikasi jelas bahwa
kebanyakan dari ‘suku Israel yang hilang ini’, setelah berabad-
abad tanpa tempat tinggal mengembara dan kacau secara
pemerintahan, akhirnya tiba di Tanah yang Dijanjikan, ‘tanah para
bapak’,–India utara, dimana mereka telah menikmati kedamaian
dan ketenangan sampai sekarang.

Banjir di Kashmir
Menurut Kronologi Injil, Ibrahim adalah keturunan langsung
dari Noah, laki-laki yang dipilih Tuhan menjadi satu-satunya orang
yang selamat dari banjir bersama keluarganya. Cerita Injil tidak
memberikan rujukan asal mula ayah Ibrahim, hanya mendata
geneologi urut ke belakang ke Noah dan waktu ketika banjir besar
terjadi. Lapisan tanah liat dua sampai tiga meter luasnya benar-
benar ditemukan oleh para arkeolog yang menggali di daerah
sekitar Urin Mesopotamia, dan ada potongan-potongan barang
tembikar/pecah belah baik di bawah maupun di atas tanah liat tsb.
Tetapi lapisan itu membuktikan tidak lebih dari pecahnya banjir di
distrik sekitar Ur.
Sebuah dokumen tulisan kuno dari Nineveh menggambarkan
akhir dari malapetaka ini: ‘Semua umat manusia telah kembali
menjadi tanah liat. Tanah itu telah menjadi sepipih atap’.
Lapisan ini telah dipandang sebagai bukti banjir besar pada
Injil, dan akan sangat cocok dengan sejarah yang disajikan oleh Injil
bukan untuk fakta bahwa para arkeolog menghitung tanggal banjir
ini pada sekitar 4000 SM. Tetapi suku-suku Semit yang berpindah-
pindah dan kawannya tidak mencapai tanah kedua sungai itu
pada saat itu[9]. Jadi mereka tidak bisa bertahan pada banjir ini lalu
memberi saksi mata dengan kesaksian tentang hal itu. Banjir dalam

71
YESUS DI INDIA

cerita Injil harus menjadi cerita yang berbeda.


Banjir itu benar-benar merepresentasikan sesuatu tradisi
universal, yang diceritakan kembali dalam mitologi hampir setiap
ras. Telah ada banyak Jaman Es di bumi, dan jelas malapetaka
penggenangan yang muncul dari berbagai sebab telah sama
banyaknya.
Sumerian Epic of Gilganes ditemukan sekitar permulaan
abad kedua puluh dalam bentuk reruntuhan (puing-puing)
perpustakaan kuno Nineveh, ditulis dalam bahasa tulisan-tulisan
kuno pada lempengan batu atay tanah liat yang dibakar. Salah
satu pahlawannya, Utnapishtim, Sumerian Noah, digambarkan
sebagai selamat dari banjir besar yang disebabkan oleh tindakan
sewenang-wenang para dewa. Seperti dalam Injil, seorang laki-
laki membangun sebuah perahu mengikuti perintah Tuhan, dan
dengan cara ini selamat dari banjir, yang kemudian merusak semua
kehidupan di sekitarnya.
Alexander von Humboldt menyebut legenda yang sama di
tengah Peruvians, dan dalam satu cerita tentang banjir di Polynesia,
pahlawannya bahkan disebut Noah. Lebih dari 250 versi legenda
banjir telah dicatat di seluruh dunia. Tetapi banjir yang mana yang
merupakan cerita Injil?
Karena Vedas (kitab Weda) dari India jelas merupakan tradisi
tertua dalam sejarah kemanusiaan, nampak logis menganggap
bahwa cerita Vedic (dalam Veda) tentang banjir menggambarkan
cerita Banjir yang sangat awal untuk dilewatkan. Naskah itu
memberikan uraian yang kompleks atas peristiwa itu:

Para dewa telah memutuskan untuk membersihkan dunia


dengan banjir besar, tetapi Manu, peramal dan guru yang
bijaksana, harus dibebaskan untuk mempertahankan ras
manusia. Dewa Vishnu (Wisnu) mengambil inkarnasi di
bumi untuk pertama kali sebagai avatar, dalam bentuk ikan
Matsya, dan membuka dirinya kepada Manu di tepi sungai.

72
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

Ikan itu memperingatkan Manu bahwa Bumi akan segera


ditenggelamkan, dan bahwa setiap orang yang hidup
diatasnya akan binasa. Dia memerintah sang guru untuk
membangun sebuah perahu untuk membawa dirinya
dan keluarganya, serta tujuh Rishis atau ahli peramal, biji
dari setiap tanaman, dan satu pasang dari masing-masing
binatang. Dan dia juga harus membawa Vedas, untuk
memastikan bahwa naskah keramat itu terselamatkan.
Sesaat setelah bangunan perahu itu selesai, hujan besar
mulai turun, sungai memenuhi tepiannya, dan Vishnu
(Wisnu) sebagai ikan menempatkan dirinya di haluan
perahu itu, tanduknya ada di atas air.
Manu mengaitkan tali pada tanduk itu, dan si ikan
menarik perahu itu dengan selamat melewati cuaca
yang mengamuk sampai mereka menemukan tempat
perlindungan di puncak gunung Himalaya (bandingkan
Kejadian 6-8).

Banjir Vedic berakhir 40 hari–durasi yang sama persis dengan


yang diuraikan dalam cerita Banjir dalam Kejadian. Kata dalam
bahasa Jerman untuk banjir itu adalah Sintflut, unsur pertama
yang memiliki etimologi kabur. Kebanyakan ahli umumnya
memperolehnya dari bahasa Jerman Tinggi Lama sint, yang berarti
‘total’, sehingga Sintflut berhubungan dengan ‘banjir total’.
(bahasa Jerman modern memiliki bentuk lain Sundflut, perubahan
ini dengan jelas tetapi tidak semuannya relevan, berarti ‘banjir
dosa’.)
Tetapi ada etimologi lain, Sindhu adalah nama lama sungai kuat
yang dimiliki anak benua India dengan nama: Indus[10]. Di jaman
kuno, ‘Idia’ mengacu pada tanah diseberang Indus, termasuk apa
yang sekarang bernama Tibet dan Mongolia. Kemudian, tanah di
sisi selatan dan barat sungai sejauh Iran modern juga termasuk
dalam istilah ‘India’.

73
YESUS DI INDIA

Dilihat dari barat, Sindhu/Indus adalah sungai terbesar dan


terkuat untuk diseberangi menuju India. Sungai itu mengalir dari
utara ke selatan melalui apa yang sekarang disebut Pakistan, dan
keluar melalui delta/beting yang besar sekali ke Laut Arab. ‘Sisi lain
sungai itu’, dimana Ibrahim berasal [11], mungkin tanah diseberang
Indus, yang berfungsi sebagai rintangan antara India dan Barat.
Sungai itu juga memberikan namanya pada wilayah yang
disebut Sind. Sekarang provinsi selatan Pakistan, ibukotanya
Karachi. Provinsi itu seluas 140.000 meter persegi, dan sangat
subur karena banjirnya yang tetap, dan berpenduduk sangat baik.
Juga ada sungai lain dengan nama Sindh di provinsi Kashmir
di India utara. Sindh lain ini tidak sebesar kembarannya, tetapi
mungkin sangat penting bagi asal kata dalam bahasa Jerman
Sinflut. Sungai Sindh ini mengalir di utara lembah Kashmir melalui
wilayah yang terlihat dari Gunung Nebo, dari mana dikatakan Musa
telah menatap Tanah yang Dijanjikan sebelum kematiannya (Plate
15).
Sumber dari Sindh ini tidak jauh dari Gua Amarnath, yang
dikeramatkan bagi orang Hindu, dan yang menarik ribuan peziarah
di malam purnama bulan Agustus tiap tahunnya. Legenda
menyatakan bahwa Shiva (Siwa) memulai bergaul dengan Parvati
dalam misteri Penciptaan (!) pada titik ini.
Tiga hari berjalan menyusuri sungai ke bawah membawa
pengunjung ke desa Sonamarg, ‘Padang rumput emas’, masih
2600 meter ke atas. Notovitch lewat disini sebelum menyeberang
Zoji-la Pass di atas 3.500 meter tingginya ke tanah dataran tinggi
Ladakh. Jalan dari Sonamarg menyusuri sungai turun ke Srinagar,
84 kilometer jauhnya, melewati jembatan kayu kuno, melewati
desa kecil yang terletak diantara padang rumput hijau dan pohon
buah-buahan yang menghasilkan buah aprikot, buah per, dan
apel. Kerangka jendela yang diukir artistik dan atap kayu yang
penuh hiasan, buah per, dan apel, menjadi saksi mata kemakmuran

74
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

daerah itu. Lebih jauh ke arah Srinagar, lembah yang lebih mewah
dan subur nampak di kedua sisi. Akhirnya, lembah terbuka lurus di
tempat yang disebut Kangan.
Semua dalam semua, Kashmir bagaikan Kebun Firdaus yang
sangat banyak–dan daerahnya yang kaya dan luas, danau yang
dangkal adalah bukti banjir yang sangat besar di jaman dahulu kala.

Kashmir, ‘Tanah Yang Dijanjikan’

Menurut Injil, Surga–tempat dimana umat manusia diciptakan,


terletak di Timur. ‘Dan Tuhan menanam kebun ke arah timur di
Firdaus; dan disana dia menempatkan laki-laki yang telah dia
bentuk’ (Kejadian 2:8). Beberapa ayat berikutnya menyebutkan
lokasi geografis Kebun Firdaus lebih lanjut dengan menyebutkan
empat sungai : ‘Dan sebuah sungai keluar Firdaus untuk mengairi
kebun itu; dan dari sana terpecah, dan menjadi empat kepala’
(Kejadian 2:10). Di Mesopotamia, tanah ‘diantara sungai-sungai’,
biasanya dianggap Kebun Firdaus, hanya ada dua sungai (seperti
yang tersirat dari daerah itu).
Sebaliknya, India utara bisa bangga dengan lima sungai,
semuanya anak sungai Indus (Sindh) yang terbentang di atas
wilayah yang luas, memberikan nama daerah itu–tanah lima
sungai, Punjab. Karena pecahnya India di tahun 1947, provinsi itu
dibagi diantara dua negara India (Bharat) dan Pakistan. Kelima
anak sungai Indus ke barat sungai itu adalah Jhelum Chenab, Ravi,
Beas, dan Sutlej. Salah satu peradaban awal yang terbukti di India
ini berdasar di daerah Punjab–budaya Indus, tercatat dari sekitar
3000 SM–dan di Kashmir bahkan arkeolog menemukan jejak suatu
peradaban lebih dahulu 50.000 tahun.
Nama Kashmir (Sansekerta Kashmira: Kashmiri Kashir) secara
etimologi berasal dari setidaknya tiga cara berbeda.
Cush (Ksuh) adalah cucu laki-laki Noah, yang keturunannya

75
YESUS DI INDIA

berkembang biak di Bumi. Memberikan nama mereka kepada


negara-negara dimana mereka tinggal. Keturunan Cush secara
tradisional dan lebih dari dua ribu tahun, dihubungkan dengan
Ethiopia, tetapi Kejadian juga menyenutkan air yang mengalir
ke Firdaus, ‘Dan nama sungai kedua adalah Gihon: sama dengan
yang membatasi seluruh tanah Ethiopia’ (Kejadian 2:13). Setiap
satu nama dalam Injil dikaitkan dengan perubahan fonetik/bunyi
dan ortografi/bentuk tulisan melalui pengaruh bahasa lain. Jadi
‘Kush’ pada Injil bisa dengan mudah menjadi ‘Kash’. Dalam bahasa
Farsi (Persia), mir berarti sesuatu yang berharga, perhiasan;
dalam bahasa Rusia, mir adalah daerah yang diduduki oleh suatu
komunitas; dan dalam bahasa Turki, mir adalah gelar kehormatan.
Penafsiran lain berpusat pada kata dalam bahasa Yahudi kasher
(juga kashir atau umumnya dalah bahasa Inggris, kosher), yang
berarti ‘bisa diterima’ khususnya dalam kaitannya dengan makanan.
Menurut hukum Yahudi [12] hanya binatang yang telah disembelih
secara ritual dan mengeluarkan darah yang bisa dimakan. Orang
Yahudi selalu membedakan dirinya dengan orang lain dengan
aturan dietnya, dan karenanya disebut Kasher, sebagaimana tanah
yang mereka huni. Belakangan, Kasher berubah menjadi Kashmir.
Orang Kashmir sekarang masih menyebut negerinya Kashir, dan
penduduknya Kashur.
Jadi kemungkinan etimologi lainnya kembali ke nama ahli
peramal Vedic, Kashyapa, yang dikatakan telah hidup di daerah
itu pada jaman kuno. Kashyapa berarti ‘penyu’ dalam bahasa
Sansekerta. Menurut kosmologi jaman itu, permukaan bumi yang
agak bundar yang dibatasi oleh lautan adalah punggung penyu
yang berenang di air. Dalam beberapa naskah Vedic (Weda) nama
Kashyap juga diberikan pada Tuhan sang Pencipta, dan ‘Kashyap-
Mar’–yang menjadi Kashmir, menurut asal kata ini–berarti ‘tanah
Tuhan’.

76
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

Sepuluh Suku Israel yang Hilang

Pada abad kesembilan belas–saat kolonisasi tersebar–bahwa


barat mulai menaruh minat pada negara-negara di Timur Jauh,
dan mulai merembes masuk dari beberapa penjelajah Barat yang
menguraikan kekagumannya menghadapi suku-suku di seluruh
barat daya India yang jelas keturunan Yahudi.
Misionaris dokter Yusuf Wolff, misalnya, melaporkan dalam
karya dua–kolomnya Narrative of a Mission to Bokhara in ten Years
1843-1845. [13]

 emua orang Yahudi di Turkistan menegaskan bahwa


S
Turkamauns adalah keturunan Togarmah, salah satu anak
Gomer, yang disebut dalam Kejadian 10:3... Orang Yahudi
di Bokhara berjumlah 10.000. Chief Rabbi meyakinkan
saya bahwa Bokhara adalah Pelabuhan, dan Balkh the
Halah, dari 2 Raja-raja 17:6, tetapi bahwa dalam kekuasaan
Genghis Khan mereka kehilangan semua cerita tertulisnya.
 radisi itu merupakan tradisi tua di Bokhara, bahwa
T
beberapa dari Sepuluh Suku ada di Cina.... Beberapa
Affghauns menyatakan keturunan dari Israel. Menurut
mereka, Affghaun adalah keponakan laki-laki Asaph,
anak laki-laki Berachia, yang membangun candi Solomon.
Keturunan Affghaun ini menjadi Yahudi, dibawa ke
Babilonia oleh Nebuchadnezzer, darimana mereka
dipindahkan ke bukit Ghoree, di Affghaunistan, tetapi di
jaman Mohammed kembali ke Mohammedans. Mereka
membuat sebuah buku, Majmooa Alansah, atau ‘Collection
of Genealogies’ ditulis dalam bahasa Persia..... Kapten
Riley, saya terkejut menemukan, melihat Affghauns
sebagai keturunan Yahudi.
Dan terakhir Wolff menulis: ‘Saya menghabiskan enam hari
dengan anak-anak Rechab [Bani Arhab]... Dengan mereka adalah

77
YESUS DI INDIA

anak-anak Israel dari suku Dan, yang bertahan di dekat Terim di


Hatramawt.[14]
G.T. Vigne, seorang Perancis yang mengadakan perjalanan
belajar dan anggota Royal Geographical Society, dalam A Personal
Account of Voyage to Chuzin, Kabul, in Afghanistan menulis: [15]
 yah Ermiah adalah ayah orang Afghan. Dia sebaya
A
dengan Nebuchadnezzar, menyebut dirinya Beni Israeli
dan memiliki empat puluh anak laki-laki. Tetapi keturunan
dalam generasi ketiga puluh empat disebut Kys dan dia
hidup sejaman dengan nabi Muhammad.
Dr. James Bryce dan Dr. Keith Yahyason mencatat dalam
bukunya Comprehensive Descriptions of Geography, [16] di bawah
judul Afghanistan, bahwa orang Afghan ‘menelusuri garis
silsilahnya ke belakang pada Raja Saul dari Israel dan menyebut diri
mereka “Ben-i-Israel”’.

Bentuk tubuh kedua anak muda ini jelas sekali menunjukkan perbedaan
ras orang-orang dari daerah sebelah utara India: Keturunan suku Semit
(kiri) dan keturunan Indo-Iran (kanan)

78
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

Menurut A. Burnes, legenda


orang Afghan Nebuchadnezzer
menjelaskan bahwa Israelitas
dipindahkan dari Tanah Suci
Ghore, di barat daya provinsi
Kabul. Mereka tetap orang
Yahudi sampai 682 Masehi, ketika
Sheikh Arab, Khaled-ibn-Abdalla
mengubah mereka menjadi Islam.
Pada karya yang dikutip di
atas dapat ditambahkan lebih
banyak lagi bukti kesusastraan
yang memfokuskan pada
permukiman oleh orang Israel di
wilayah Afghanistan dan daerah
sekitarnya. Salah satu kontribusi
yang terpenting adalah The Lost
Tribes oleh Dr. George Moore[17],
yang menemukan banyak
prasasti Yahudi di tempat-tempat
arkeologis di India. Cukup dekat
dengan Taxila, sekarang di Sirkap,
Pakistan, sebuah batu ditemukan
dari galian yang memberikan
prasasti dalam bahasa Aramaic,
bahasa yang digunakan Yesus.
Penelitian terakhir di bagian
Pakistan dari Kashmir telah
membawa kepada titik terang
ribuan prasasti batu dan gambar
ditengarai dari jaman prasejarah, Sebuah batu yang memuat
Budha awal, dan pasca–jaman tulisan berbahasa Aram,
Kristen. Penemuan tempat itu ditemukan di Sirkap dekat Taxila.

79
YESUS DI INDIA

ada di lembah sungai Indus bagian atas, dimana jejak kafilah yang
terkenal yang dikenal sebagai Rute Sutera pertama kali lewat.
Diantara prasasti-prasasti ini beberapa diantaranya dalam bahasa
Yahudi, ditengarai oleh para peneliti berasal dari abad kesembilam
Masehi–waktu ketika Islam mulai merembes masuk melalui
India[18].
Sejarawan Arab abad kesebelas Biruni menulis bahwa pada
saat itu tidak ada orang asing yang diizinkan masuk Kashmir, selain
orang Yahudi.
Awal abad kesembilan belas, suatu masyarakat dibangun di
Inggris yang bertujuan untuk menemukan kembali sepuluh suku
Israel yang hilang. Ini disebut Identifikasi Masyarakat London,
dan kebanyakan karya yang ada tentang hal itu oleh para penulis
Inggris telah diterbitkan oleh masyarakat tsb. Tidak ada perlunya
untuk mencatat disini lebih dari 30 pengarang dan karyanya yang
membuktikan bahwa penduduk Kashmiri adalah keturunan Israel.
Yang menjadi daya tarik adalah fakta bahwa lebih dari 300
nama-nama dari segi geografis, kota, daerah, dan perkebunan,
dan suku, aliran, keluarga, dan perorangan dalam Perjanjian Lama
yang dapat dipasangkan dengan nama yang terkait secara ilmu
kebahasaan dan secara fonetik atau ilmu bunyi dalam bahasa
Kashmir dan daerah sekitarnya.
Penduduk Kashmir berbeda dengan orang lain di India dalam
segala hal. Jalan hidupnya, perilakunya, moralnya, sifatnya, cara
berpakaiannya, bahasanya, adat istiadatnya, dan kebiasaannya
semuanya berasal dari satu tipe yang mungkin diuraikan sebagai
khas Israel. Seperti orang Israel sekarang, orang Kashmir tidak
menggunakan lemak untuk menggoreng dan memanggang,
mereka hanya menggunakan minyak. Kebanyakan orang Kashmir
suka ikan rebus, yang disebut fari, dimakan sambil mengenang
waktu sebelum pelariannya dari Mesir–‘Kami mengingat ikan, yang
kami makan di Mesir dengan bebanya’ (Bilangan 11:5).

80
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

_______________________________________________________
Nama di Kashmir Nama dalam Injil Referensi Injil
Amal Amal 1 Tawarikh 7:35
Asheria Asher Kejadian 30:13
Attai Attai 1 Tawarikh 12:11
Bal Baal 1 Tawarikh 5:5
Bala Balah Joshua 19:3
Bera Beerah 1 Tawarikh 5:5
Gabba Gaba Joshua 18:24
Gaddi Gaddi Bilangan 13:11
Gani Guni 1 Tawarikh 7:13
Gomer Gomer Kejadian 10:2
dsb.
_______________________________________________________

_______________________________________________________
Tempat di (Provinsi) Nama dalam Referensi Injil
Kashmir Injil
Agurn (Kulgam) Agur Amsal 30:1
Ajas (Srinagar) Ajah Kejadian 36:24
Amariah (Srinagar) Amariah 1 Tawarikh 23:19
Amonu (Anantnag) Amon 1 Raja-Raja 22:26
Aror (Awantipur) Aroer Joshua 12:2
Balpura (Awantipur) Baal-peor Bilangan 25:3
Behatpoor (Handwara) Beth-peor Ulangan 34:6
Birsu (Awantipur) Birsa Kejadian 14:2
Harwan (Srinagar) Haran 2 Raja-Raja 19:12
dsb.
_______________________________________________________

Pisau tukang daging di Kashmir dibuat dalam bentuk setengah


bulan yang merupakan bentuk khas dari Israel, dan bahkan kemudi
orang-orang perahu (Hanjis) sama khasnya dalam bentuk jantung.
Laki-laki mengenakan tutup yang berbeda di kepala mereka.
Pakaian wanita tua Kashmir (Pandtanis) sangat mirip dengan
pakaian wanita Yahudi, dan seperti mereka, mereka juga

81
YESUS DI INDIA

mengenakan ukiran di kepala dan renda. Seperti wanita muda


Yahudi, gadis-gadis Kashmir menari dalam dua lajur dengan tangan
bergandengan, bergerak bersama ke depan, dan ke belakang
sesuai irama. Mereka menyebut lagu mereka rof.
Setelah melahirkan anak, seorang wanita Kashmir menjalani
empat puluh hari khalawat (pengasingan/pingitan) untuk
pemurnian (pembersihan); ini juga merupakan adat istiadat Yahudi.
Banyak kuburan yang lebih tua di Kashmir diluruskan ke arah
orientasi timur-barat, sedangkan kuburan Islam biasanya menunjuk
ke utara-selatan. Sejumlah besar kuburan seperti itu ditemukan di
Haran, Rajpura, Syed Bladur Sahib, Kukar Nagh dan Awantipura.
Dalam kuburan di Bijbihara, tempat dimana pemandian dan batu
Musa terletak, ada juga kuburan tua yang memiliki prasasti dalam
bahasa Yahudi.

Kuil Matahari di Martand (65 kilometer sebelah tenggara Srinagar),


sebuah kuil dengan tata-letak Yahudi di Kashmir. Inikah kuil yang sering
disebut-sebut oleh Ezekiel?

82
MUSA DAN ANAK-ANAK TUHAN

Enam puluh lima kilometer ke selatan Srinagar, dan hanya


beberapa kilometer dari ‘Pemandian Musa’, adalah Candi Martand.
Dinding luar bangunan yang mengesankan ini, yang ditengarai dari

Rute Sutera antara Timur Jauh dan Laut Tengah memungkinlkan adanya pertukaran barang-barang
dengan cepat serta pemikiran filosofis bahkan pada masa pra-Kristen

83
YESUS DI INDIA

abad kedelapan, pahatan khas dari sejumlah dewa Hindu. Tetapi


bersama dengan bagian struktur ini yang berasal dari jaman yang
lebih baru, dinding yang lebih tua dan puing-puing telah ditemukan,
yang belum teridentifikasi dengan akurat, tetapi yang jelas-jelas
berabad-abad lebih tua dibanding candi Hindu yang dibangun di
atasnya (Plates 21 dan 22).
Mungkinkah ini menjadi candi yang seorang laki-laki ‘yang
kemunculannya seperti munculnya kuningan yang ditunjukkan
kepada nabi Ezekiel selama waktu pengasingan di Babilonia (586-
538 SM)? Kenyataannya, candi Martand berdiri di atas gunung
yang sangat tinggi yang tidak dikenal Ezekiel: puncak Himalaya.
Dan pada sisinya ‘mata air memancar ke depan, mengalir ke hilir
Jhelum yang lebih jauh (Ezekiel 40:43).

84
Bab Empat
MASA KECIL YESUS

Bintang Pria Bijaksana

Dalam Injil menurut Matius, dalam bab kedua, kita baca:


Sekarang ketika Yesus lahir di Bethlehem, Judea
di jaman Raja Herod, melihat, datanglah para pria
bijaksana dari Timur Yerusalem, mengatakan, dimana
dia yang lahir sebagai Raja Yahudi? Karena kami
telah melihat bintangnya di Timur, dan datang untuk
memujanya. (Matius 2:1-2)
Sudahkah peristiwa perbintangan yang luar biasa benar-
benar terjadi malam itu, juga telah akan ada suatu sebutan
untuk itu dalam catatan sekuler sejamannya. Dan dalam satu hal,
penghubungan planet-planet di langit malam yang tidak biasanya,
kapan saja dilaporkan, cukup sederhana untuk memeriksanya
secara matematik sekarang.
Bahkan Johannes Kepler melakukan perhitungan semacam
itu. Dia berpikir bahwa bintang Bethlehem mungkin telah
menjadi sebuah nova yang muncul sebagai akibat konjungsi
bersambungnya antara Jupiter dan Saturnus di tahun 7 SM. Idenya
tentang nova (yang secara harfiah berarti bintang ‘baru’) ditolak
sebagai teori yang dapat dikerjakan oleh ahli perbintangan lainnya.
Tetapi konjungsi yang Kepler pikirkan adalah penyebabnya itu
sendiri telah secara umum diterima oleh banyak orang sebagai

85
YESUS DI INDIA

peristiwa Bethlehem. Dalam kejadian tahun 7 SM, konjungsi antara


Jupiter dan Saturnus dalam konstelasi Pisces terjadi tidak kurang
dari tiga kali. (Kebetulan, Pisces berkaitan dengan ‘ikan’, dan
ikanlah yang menjadi simbol bagi Kristus dan merupakan tanda
rahasia pengenal bagi komunitas Kristen awal). Sebuah pertemuan
semacam itu dalam lambang zodiac ini hanya terjadi sekali dalam
setiap 794 tahun; setiap orang yang melihatnya harus dikurung
berbulan-bulan dengan pemandangan yang mengesankan dari
kedua planet itu dalam kedekatan yang rapat sehingga nampak di
langit malam kembar dua bintang besar yang cemerlang. [1]
Di tahun 1925 seorang orientalis Paul Schnabelsukses
menguraikan tulisan-tulisan kuno pada batu tulis yang berumur
hampir 2000 tahun yang telah ditemukan dalam penyelidikan
di Sippar, di sungai Efrat. Ini berisi uraian yang hati-hati tentang
peristiwa perbintangan pada tahun 7 SM–konjungsi/pertemuan
besar antara planet Jupiter dan Saturnus dalam konstelasi Pisces[2].
Menjelang akhir abad 8 SM, Jupiter dan Saturnus bisa tampak
hanya setelah senjakala di langit barat, kira-kira 16* atau terpisah,
Jupiter bergerak keluar dari konstelasi Aquarius, dan Saturnus
ada di Pisces. Pada bulan Februari tahun 7 SM, kedua planet itu
menghilang dalam sinar matahari dan tetap tersembunyi beberapa
minggu. Para astrolog dari Timur Tengah menunggu dengan tidak
sabar kemunculan kembali Jupiter, berharap menjadi kesempatan
yang sangat spektakuler di waktu dini pada hari ketiga belas
bulan Adaru pada tahun 304 jaman Seleucid–atau 16 Maret tahun
7 SM. Mulai sejak itu, mereka menyaksikan Jupiter bergerak
lebih mendekati Saturnus, sampai kedua bintang itu akhirnya
‘bersentuhan’ di akhir bulan Airu (29 Mei 7 SM). Konjungsi ini
dimana Jupiter dan Saturnus memiliki ketinggian 21* dalam Pisces,
dipisahkan oleh hanya 1* dalam deklinasi dan dengan letak bintang
yang sama persis, terjadi dua kali di tahun yang sama dan cara yang
sama, pada tanggal 3 Oktober dan 5 Desember.
Kedua planet itu bisa dilihat dari petang sampai fajar, mencapai

86
MASA KECIL YESUS

ketinggian maksimumnya sekitar tengah malam. Saat melihat


tenggelam di barat, matahari menyingsing di timur. Oleh karena itu,
pada awal tahun, pasangan planet itu muncul dari kemacetan oleh
sinar matahari, dan di akhir tahun mereka sekali lagi menghilang ke
dalam sinar matahari. Setiap malam-malam pada tahun itu, Jupiter
dan Saturnus bisa dilihat, tidak pernah meninggalkan satu sama
lain lebih dari 3°. Pemandangan seperti itu tidak terlihat lagi dalam
lambang zodiak Pisces selama delapan ratus tahun berikutnya.
Dalam kitab Injil menurut Matius, bintang itu disebutkan tiga
kali. Orang bijak pertama berkata, ‘…. karena kami telah melihat
bintangnya di timur….’ Naskah asli bahasa Yunani, untuk ‘Timur’
menggunakan kata anatole, digunakan dalam bentuk tunggal,
memiliki arti signifikansi astronomis tertentu. Ini mengacu pada
munculnya Bintang Pagi, sebuah bintang (planet) yang mendahului
matahari di waktu fajar, terbit di timur tidak lama sebelum matahari
terbit. Digunakan dalam bentuk jamak, kata yang sama memiliki
konotasi geografis, dan mengacu kepada tanah di Timur, Orient.
Jadi ketiga orang bijak itu benar-benar telah mengikuti fenomena
angkasa dari timur sampai barat.
Referensi kedua atas kejadian astronomis itu dalam Injil
Matius juga melahirkan makna khusus di Yunani: ‘Kemudian Herod,
ketika dia telah memanggil pria bijak, menanyakan kepada mereka
dengan rajin jam berapa bintang itu muncul’ (Matius 2:7). Kata
kerja Yunani yang berarti ‘muncul’ juga merupakan istilah teknis
perbintangan yang berhubungan dengan kemunculan pertama
Bintang Pagi di timur. Kepercayaan popular yang sejaman meyakini
bahwa ‘bintang tiap orang’ sendiri muncul pada saat kelahirannya.
Apa yang tersirat dari pertanyaan Herod bahwa kelahiran pasti
telah terjadi sesaat sebelumnya. Menurut kalender Babilonia,
Jupiter telah muncul terbit selama bulan yang lalu di tahun 304
jaman Seleucid. Tahun 305 (6 SM) mulai dengan bulan musim semi
di Nisannu, yang juga menandai tahun baru Yahudi. Ketika orang
bijak itu tiba di Yerusalem, konjungsi antara Jupiter dan Saturnus

87
YESUS DI INDIA

telah terjadi pada tahun kedua, dan Yesus–mungkin lahir pada 7


SM–akan telah berusia hampir dua tahun. Mungkin karena alasan
ini bahwa Herod membunuh semua anak-anak dari komunitas
tertentu sampai umur dua tahun.
Apa yang mendorong orang bijak misterius dari Timur ini
untuk menjalani perjalanan keras yang berakhir berbulan-bulan,
bahkan mungkin dua tahun, dan yang memerlukan pengorbanan
besar seperti itu? Darimana mereka berasal, dan mengapa mereka
terus mencari seorang anak laki-laki kecil? Teologi tradisional tidak
memberikan solusi pertanyaan siapakah ketiga orang bijak ini
sebenarnya.

Siapakah Ketiga Orang Bijak itu?

Dalam naskah Yunani kuno, orang bijak itu disebut magoi


(dari bahasa Persia Lama magus). Magi dan cerita Injil pertama
diangkat ke kerajaan pada abad keenam oleh Caesarius dari Aries
di abad kesembilan, ‘raja-raja’ ini diberi nama Caspar, Melchior, dan
Balthasar. Sumber-sumber permulaan tidak menyebutkan dengan
pasti berapa banyak orang Magi disana, tetapi jumlah mereka tetap
tiga semenjak hari Origen [3], mungkin karena ada tiga anugerah
yang diberikan.
Apa yang pasti adalah bahwa Magi datang di tengah suatu
perjalanan panjang dari Timur, dan bahwa mereka benar-benar
berpengalaman dalam praktik-praktik ‘gaib’, adalah para ahli
astronomi (bintang-bintang), dan sama sekali tidak buruk.
Ini berarti bahwa cerita kedatangan bintang ke suatu
perhentian di atas kandang dari sebuah penginapan pendusunan,
dimana seorang bayi yang baru lahir terbaring hanya baru
beberapa jam, merupakan cerita relijius yang dibuat-buat. Jauh
lebih mungkin bahwa anak itu, berusia hampir dua tahun, dicari
dan dikunjungi di rumah orang-orang yang sadar akan tingginya

88
MASA KECIL YESUS

sifat ketuhanan anak itu. Tetapi perkumpulan itu terbukti tidak


menikmati kemurahan hati Herod, karena ketika raja itu mendengar
apa yang dicari ketiga orang itu, dia sangat terguncang, dan
‘semua Yerusalem bersamanya’. Apakah anak itu mungkin telah
dipandang sebagai penyelamat messianic yang kedatangannya
dinantikan oleh sekte rahasia di Qumran, Nazarenes dan Essenes,
merupakan tema yang dibahas kemudian dalam buku ini. Namun
begitu, sekarang diketahui bahwa biara Qumran, tertutup ke Laut
Mati, ditinggalkan selama sepuluh tahun kekuasaan Herod yang
Agung–yaitu, bahwa sekte misterius dan hanya dipahami orang-
orang tertentu itu dilarang selama tahun-tahun tsb. Larangan yang
ditegakkan itu dapat menyebabkan kemurkaan raja, dan usahanya
utuk memastikan bahwa anak itu dibunuh.
Mungkinkah para anggota sekte terlarang itu telah
mempertahankan hubungan dengan saudaranya di India, dengan
suku yang hilang dari Rumah Israel?
Injil Nazarenes[4] yang sebenarnya diragukan berisi bacaan
berikut:
Ketika Joseph membuka matanya dan melihat keluar,
dia melihat sekelompok orang yang mengadakan
perjalanan mendekati, langsung datang ke arah gua;
dan dia berkata, ‘Saya akan bangun dan pergi untuk
menerima mereka.’ Segera setelah keluar, Joseph
berkata kepada Simon, ‘Orang-orang yang mendekat
nampaknya para ahli tentang bintang, karena melihat
bagaimana mereka tetap memandang tajam ke langit
dan berbicara diantara mereka sendiri. Tetapi mereka
nampak juga sebagai orang asing, karena penampilan
mereka berbeda dengan kita; pakaian mereka sangat
kaya dan kulit mereka sungguh gelap, dan mereka
mengenakan bebat kepala, dan baju panjang mereka
nampak ringan menurutku, dan kaki mereka juga
tertutup.’

89
YESUS DI INDIA

Pada jarak ini di waktu malam yang gelap itu tidak mungkin
membuktikan bahwa Magi datang dari Persia atau dari India. Jadi
benar-benar menakjubkan begitu banyaknya cerita tentang ketiga
orang bijak itu berkaitan dengan cerita tentang metode reinkarnasi
[5]
orang terkemuka, Budha yang agung terletak di Tibet setelah
kematian mereka, bahkan sampai saat ini. Cara yang bisa digunakan
untuk melakukan penelitian semacam itu, mengikuti ritual kuno
dan tradisional, diuraikan dalam cerita Dalai Lama tentang
‘penemuannya’ sebagai seorang laki-laki kecil [6], dan dalam buku
oleh orang Austria, Heinrich Harrer, yang menghabiskan tujuh
tahun di istana raja-dewa di Lhasa. [7]

Persisnya Bagaimana Anda Menemukan


Sebuah Reinkarnasi?

Tidak lama sebelum kematiannya di tahun 1933, Dalai Lama


ketiga belas memberikan suatu petunjuk tentang tempat dan
waktu reinkarnasinya yang akan datang. Setiap hari tubuhnya
ditempatkan dalam Istana Potala, menghadap ke arah selatan
dalam sikap duduk menurut tradisi. Tetapi suatu pagi wajahnya
didapati menoleh ke timur. Dan di atas alas kayu di arah timur laut
tak jauh dari tempat suci itu dimana tubuhnya didudukkan, suatu
tumbuhan sejenis jamur berbentuk bintang muncul tiba-tiba secara
misterius. Menerima pertanda ini, pimpinan para lama melakukan
ritual gaib dimana selama itu mereka menanyai seorang biarawan
yang telah dibuat tidak sadar, dan yang tugasnya adalah bertindak
sebagai sabda dewa. Biarawan itu memilih selendang upacara
warna putih di arah timur, dan sebentuk awan aneh muncul ke
arah timur laut di atas Lhasa. Tetapi setelah ini para lama tukang
sihir ini tidak lagi menerima perlambang lebih lanjut selama dua
tahun berikutnya. Akhirnya, pimpinan lama (‘lama wali’) diilhami
untuk mengadakan ziarah ke telaga suci, Lhamio Latso, di dekat

90
MASA KECIL YESUS

Ch’ Khor Gyal, 144 km jauhnya. Orang Tibet percaya bahwa masa
depan dicerminkan dalam air jernih telaga pegunungan ini. Setelah
berhari-hari mengadakan persiapan untuk meditasi, lama wali
mendapat gambaran tentang biara bertingkat tiga dengan atap
berbingkai, yang disejajarkan ada sebuah rumah kecil petani Cina
dengan dinding yang dihias indah dan bergenteng atap warna
hijau. Tertera di atas pemandangan ini adalah tiga huruf Tibet Ah,
Ka, dan Ma. Uraian rinci dari pandangan itu dilakukan di atas kertas
dokumen dan sangat dirahasiakan. Penuh rasa terima kasih atas
kebaikan perintah itu, dan dengan keyakinan penuh, sang wali lama
kembali ke Lhasa, dan persiapan dibuat di istana untuk pencarian
yang akan datang.
Yang terpenting dari persiapan ini adalah pernyataan para
ahli bintang ini, tanpa kalkulasi mereka tak ada gerakan yang
bisa dilakukan sama sekali. pada akhirnya, tahun 1937, berbagai
ekspedisi dikirim dari Lhasa untuk mencari anak suci menurut
pertanda yang menggembirakan, ke arah yang ditunjukkan.
Masing-masing kelompok menyertakan para lama yang bijaksana
dan pantas yang punya statusnya berbeda dalam teokrasi. Sebagai
tambahan pembantu, tiap kelompok membawa serta hadiah mahal
bersama mereka, beberapa dari mereka diantaranya adalah milik
almarhum. Hadiah itu dimaksudkan sebagai bukti pemujaan bagi
Dalai Lama yang baru, tetapi juga merupakan pengujian dengan
mana identitas reinkarnasi mungkin bisa dijelaskan.
Dalai Lama yang telah mati dapat secara teori dilahirkan
kembali ribuan km dari tempat tinggalnya semua–dan bahwa
benar-benar berubah menjadi urusan Dalai Lama keempat belas.
Pencarian itu membawa melewati batas Tibet tengah sampai ke
distrik Amdo di daerah Dokham, yang ada di bawah pemerintahan
Cina. Tempat kelahiran pembaru Lamaisme, Tsong Kapa, terdapat
sejumlah biara di wilayah itu.
Ekspedisi itu menemukan beberapa calon potensial, tetapi
tak satupun yang cocok sama sekali dengan keterangan dari

91
YESUS DI INDIA

pandangan atau pernyataan arkeologis. Akhirnya, selama musim


dingin, sidekat desa Takstor, tim itu sampai pada sebuah biara
Kumbun yang bertingkat tiga, berornamen atap berbingkai dan
dinding berukir. Ini sama persis dengan bayangan si lama wali.
Kedua lama berstatus tinggi menyembunyikan/
menyaMarkusan diri mereka sebagai pembantu, dan biarawan
muda dari kelompoknya memainkan peran tuannya. Penyamaran
itu dimaksudkan untuk menyembunyikan maksud sebenarnya dari
kunjungan saat itu, untuk menghindari kegemparan yang tidak
diinginkan dan mengizinkan utusan itu untuk melihat tempat
dalam lingkungan yang hening itu. Para biarawan memasuki rumah
dengan dua pegawai dari biara setempat. Kedua anggota golongan
pendeta tinggi itu–salah satunya dari mereka adalah Lama
Kewtsang Rinpoche dari biara Sera di Lhasa–dibawa memasuki
dapur dalam peran samarannya sebagai pembantu, sementara
biarawan yang lain ditunjukkan ke ruangan utama. Dalam dapur
rumah petani itu, anak-anak keluarga itu sedang bermain, dan
segera setelah Lama Riponche yang menyamar duduk di ruangan
itu seorang anak laki-laki kecil berusia dua tahun menyerbu
kedepan dan menjatuhkan dirinya di pangkuan si lama. Biarawan
yang dipuja itu mengenakan untaian tasbih-sembahyang yang
menjadi milik Dalai Lama almarhum, dan anak laki-laki itu nampak
mengenalinya dan menariknya seolah dia ingin memilikinya. Si
lama berjanji untuk memberikan tasbih itu jika dia dapat menebak
siapakah para pengunjung itu–dimana anak itu segera menjawab
‘Sera-aga’, ‘Lama dari Sera’ dengan dialek setempat! Kemampuan
anak itu untuk mengenali seorang lama yang menyamar sebagai
pembantu cukup mengejutkan, tetapi bahwa dia mengetahui
bahwa lama itu berasal dari Sera mengherankan bahkan para
biarawan ini, yang terbiasa dengan peristiwa-peristiwa ajaib. Lama
itu lalu bertanya kepada si anak, dipanggil apa orang yang diduga
kuat sebenarnya sebagai si ‘tuan’ mereka dan anak itu menjawab
‘Lobsang’. Nama pembantu itu sesungguhnya Lobsang Tsewang.

92
MASA KECIL YESUS

Para Lama yang berkedudukan tinggi menghabiskan seluruh


hari itu untuk mengamati si anak, menahan diri sebisa mungkin dari
memberikan penghormatan yang sangat besar kepada anak itu
yang mereka yakini itu adalah haknya, karena mereka sangat yakin
bahwa mereka akhirnya telah menemukan reinkarnasi tsb. Tetapi
mereka pergi keesokan harinya, untuk kembali dengan semua
anggota ekspedisi beberapa hari kemudian. Hanya ketika orangtua
si anak menyaksikan prosesi orang yang sangat terkemuka dengan
berpakaian lengkap medekati rumah sederhananya bahwa anak
laki-laki mereka pastilah seorang reinkarnasi. Di biara sekitar
Kumbun seorang lama yang sangat suci baru saja meninggal, dan
para petani itu yakin bahwa anak laki-laki kesayangannya mungkin
reinkarnasinya. Salah satu anak laki-laki petani itu yang lebih tua
sebenarnya telah menjalani pengujian untuk menyelidiki apakah
reinkarnasi itu dia atau bukan.
Bukan tidak biasa bagi anak hasil reinkarnasi untuk mengingat
hal-hal dan orang-orang yang ia kenal pada kehidupan sebelumnya.
Beberapa bahkan mampu menyebutkan Injil yang belum pernah
diajarkan kepada mereka. Dalam keheningan Tibet yang terpencil
selalu ada kelimpahan bukti bahwa kehidupan sebelumnya bisa
melengkapi kehidupan sekarang. Tetapi di barat, cerita semacam
itu jarang muncul ke permukaan karena orang barat cenderung
menganggap kecil pendapat bahwa seorang yang sudah meninggal
bisa dilahirkan kembali dalam tubuh baru.
Keempat pimpinan Bonpus utusan dari Lhasa itu lalu memulai
mengadakan pengujian penentuan. Pertama mereka menawarkan
kepada anak itu dua untaian tasbih-sembahyang berwarna hitam,
yang salah satunya adalah milik Dalam Lama ketiga belas. Tanpa
ragu-ragu, anak itu memilih yang benar, mengalungkannya ke
lehernya, dan menari dengan gembira berkeliling rumah dengan
tasbih itu. Pengujian itu diulang dengan beberapa untaian tasbih-
sembahyang yang berharga. Kemudian utusan itu menawarkan
kepada si anak dua gendang ritual yang berbeda–satu besar

93
YESUS DI INDIA

dan banyak hiasan, dihias dengan emas, dan sebuah gendang


sederhana yang dulu milik almarhum Dalai Lama. Anak itu
mengambil gendang sederhana, dan mulai memainkannya,
memukul dengan irama yang sama dengan cara membunyikan
gendang itu dalam upacara keagamaan. Yang terakhir, dua tongkat
jalan diberikan kepada anak itu, dan si anak pertama menyentuh
tongkat yang ketiga belas. Tanpa ragu-ragu, anak itu memilih yang
benar, mengalungkannya ke lehernya, dan menari dengan gembira
berkeliling rumah dengan tasbih itu. Pengujian itu diulang dengan
beberapa untaian tasbih-sembahyang yang berharga. Kemudian
utusan itu menawarkan kepada si anak dua gendang ritual yang
berbeda–satu besar dan banyak hiasan, dihias dengan emas, dan
sebuah gendang sederhana yang dulu milik almarhum Dalai Lama.
Anak itu mengambil gendang sederhana, dan mulai memainkannya,
memukul dengan irama yang sama dengan cara membunyikan
gendang itu dalam upacara keagamaan. Yang terakhir, dua tongkat
jalan diberikan kepada anak itu, dan si anak pertama menyentuh
tongkat yang salah, berhenti, memperhatikan kedua tongkat itu
untuk sesaat, dan akhirnya memilih tongkat yang menjadi milik
raja-dewa. Orang-orang yang menyaksikan, yang telah terkejut
oleh keragu-raguan si anak, diberitahu oleh Riponche bagaimana
tongkat kedua itu juga telah digunakan sekali oleh Dalai Lama
ketiga belas sebelum dia memberikannya kepada Lama Kewtsang.
(Ada kesamaan jelas antara pemberian kepemilikan berharga
raja yang sudah meninggal seperti itu dan pemberiaan mahal yang
dibawa oleh Magi dari Timur kepada Yesus kecil. Juga jelas bahwa
seorang anak pasti sudah mencapai usia sedikitnya sekitar dua
tahun sebelum siap diuji.)
Pada bukti ini ditambahkan suatu penafsiran terhadap tiga
huruf yang telah dilihat oleh wali lama dalam mimpinya. Diduga
bahwa huruf pertama, Ah, berarti Amdo, distrik dimana anak
itu ditemukan. Kedua huruf Ka dan Ma dianggap mengacu pada
lamasery kecil di gunung di atas desa Tktser, Ka[r]ma Rolpai

94
MASA KECIL YESUS

Dorje–dimana Dalai Lama ketiga belas tinggal beberapa tahun


sebelumnya ketika kembali dari Cina. Pada saat itu, kunjungan
Dalai Lama ketiga belas telah menciptakan sensasi atas seluruh
wilayah itu, dan diantara orang-orang yang diberkahi oleh raja-
dewa mereka adalah ayah dari reinkarnasi baru, yang baru
berusia sembilan tahun. Lagipula, Dalai Lama yang dulu dikatakan
telah melihat rumah petani dimana reinkarnasinya ditemukan
di kemudian hari, dan mengatakan dengan bijaksananya betapa
indah dan tenangnya tempat itu. Juga dilaporkan bahwa Dalai
Lama telah meninggalkan sepasang sepatu dalam sebuah lamasery
kecil–tindakan yang mungkin dikatakan memiliki perlambang
penglihatan ke masa depan.
Para utusan itu sangat puas dengan setiap keterangan
penjelas: reinkarnasi telah ditemukan. Mengumumkan penemuan
itu dan menambahkan bukti, mereka mengirimkan telegram
sandi ke Lhasa melalui Cina dan India, dan dengan perintah yang
diterima kembali bahwa segala sesuatu harus diatur dengan
penuh kerahasiaan untuk tidak membahayakan hal itu dengan
berada di tempat yang salah dari penguasa Cina. Terutama karena
penyelidikan itu terjadi di tanah Cina penting kiranya untuk
membuka mata petinggi Cina untuk mendapatkan raja muda
di luar perintah mereka. Gubernur provinsi Ma Pufang pertama
meminta 10.000 dolar Cina untuk melepaskan anak itu, dan ketika
dia mendapati jumlah itu telah ada dia meminta lagi 300.000 dolar.
Hal terburuk yang ditakutkan utusan itu adalah bahwa jika mereka
harus mengakui telah menemukan raja-dewa yang benar, Cina
mungkin akan mengirimkan pasukan bersamanya ke Lhasa ‘untuk
melindunginya’.
Lagi hal ini sama dengan situasi di Yerusalem dua ribu tahun
silam: ada anak yang bersifat ketuhanan yang harus diselundupkan
keluar dari negara untuk menghindari gubernur Romawi di provinsi
itu, Herod. ‘Kemudian Herod, ketika dia melihat bahwa dia menjadi
tertawaan orang bijak itu, menjadi sangat gusar’ (Matius 2:16).

95
YESUS DI INDIA

Untuk alasan keamanan, semua yang hubungan antara Amdo


dan Lhasa disampaikan melalui kurir, yang selalu membutuhkan
waktu beberapa bulan. Jadi lebih awal dua tahun sebelum kafilah
dengan utusan itu, anak laki-laki itu dan keluarganya, akhirnya
mampu berangkat ke Lhasa. Perjalanan ke batas Tibet tengah
berakhir berbulan-bulan, tetapi ketika mereka tiba menemukan
seorang menteri kabinet dan pengiringnya ada disana untuk
menyambut mereka, dan menemukan pilihan Dalai Lama yang
dijelaskan dalam sebuah surat wali lama. Tidak sampai saat itu
orangtua anak itu menyadari bahwa anak laki-laki mereka adalah
sosok yang tidak kurang dari penguasa baru seluruh Tibet.
Sangat sebanding dengan cerita tentang bagaimana dalai
Lama diletakkan merupakan hal yang bisa terjadi baru-baru ini.
Gambar surat gulungan Tibet, patung Budha yang disepuh
dan bunga segar yang menghiasi kamar tidur anak laki-laki kecil
Spanyol, Osei. Dia duduk di atas alas beludru yang disulam dengan
kain brokat dan mengenakan jaket kecil yang bagus. Penganut
Budha Tibet di seluruh dunia yakin bahwa anak berusia dua tahun
Osel Hita Torres sebenarnya adalah reinkarnasi Lama Thubten
Yeshe yang meninggal di tahun 1984 setelah serangan jantung.
Selama masa hidupnya dia mendirikan tiga puluh satu pusat
penganut Budha di dunia barat, termasuk Spanyol, negara yang
paling ia sukai untuk tinggal.
Di dekat kota Granada adalah pusat penganut Budha yang
disebut Osel Ling (kota cahaya kecil), yang diperintah oleh Paco
dan Maria Hita, tukang batu dan penjual perangko pos, yang
merupakan orangtua Osel kecil. Anak itu baru berumur tujuh bulan
ketika Lama Zopa, murid Thubten Yeshe, mengenalinya sebagai
reinkarnasi penasehatnya yang telah meninggal. Lama Zopa telah
ditugasi untuk mencari jiwa yang meninggal itu oleh Dalai Lama,
setelah Thubten Yeshe muncul dalam mimpi muridnya. Dalai Lama
sendiri menyatakan keinginan untuk melihat anak itu, sehingga
Paco dan Maria mengadakan perjalanan dengan Osel ke India,

96
MASA KECIL YESUS

dimana dia diberi pengujian tertentu. Salah satunya dia ditunjukkan


sejumlah untaian tasbih-sembahyang, beberapa sangat berharga,
dan dengan yakinnya memilih tasbih yang sebelumnya menjadi
milik Lama Thubten Yeshe.
Pada tanggal 19 Maret 1987, anak laki-laki Spanyol itu–berusia
dua tahun–dengan upacara dinobatkan sebagai Lama yang lahir
kembali.
Sejak itu, Osel mengikuti sekolah biarawan di Nepal.
Pendidikannya membutuhkan waktu seluruhnya empat puluh
tahun, dan hanya kemudian dapatkan ia memangku peran kepala
biara dari biara Nepal, Kopan sebagai pengganti Yeshe. Osel adalah
reinkarnasi pertama jaman ini yang ditemukan di luar wilayah
budaya Budha.

Perjalanan ke Mesir

Setelah orang bijak dari Timur meletakkan si anak Yesus di


dekat Yerusalem, ayahnya Joseph menerima perintah dari Tuhan:
‘Bangkit, dan ajak anak kecil dan ibunya, dan melarikan dirilah ke
Mesir, dan disanalah sampau Aku membawa kata-katamu: karena
Herod akan mencari anak kecil untuk dibinasakan’ (Matius 2:13).
Rute penerbangan mungkin membawa mereka melalui Hebron
ke Beersheba, dan dari sana menyeberangi gurun sampai ke
Medditerranean (Laut Tengah). Hanya disinilah di perbatasan Mesir
mereka aman. Pada saat itu sekitar satu juta orang Yahudi tinggal
di Mesir–dua ratus ribu di Alexandria. Dengan kebiasaan negara
itu menjadi surga bagi orang Yahudi, yang tinggal di tempat yang
kebetulan menjadi perkampungan synagogues (tempat ibadah
orang Yahudi), sekolah dan segala hal yang membuat para pelarian
itu merasa nyaman.
Pembunuhan besar-besaran terhadap orang yang berdosa
oleh Herod dan disebut dalam Injil dijelaskan dengan laporan

97
YESUS DI INDIA

yang ditulis selama masa hidup Yesus oleh anggota sekte Essenes.
Sekte itu jelas objek dari penindasan Herod, dan diwajibkan
untuk beroperasi secara rahasia di negara mereka sendiri. ‘Raja
berikutnya adalah orang yang baru naik bukan berasal dari kelas
pendeta, seorang yang berani dan tak bertuhan. Dia membunuh
orang tua dan muda, dan seluruh tanah dipenuhi dengan rasa takut
terhadapnya’ (Ass. Mos. 6:22).
Professor Hassnain memberitahu saya bahwa sekolah
misionaris Budha-vihara-telah ada di Alexandria bahkan
sebelum jaman Kristen. Buku Budha saya yang berbahasa Cina
menggambarkan sebuah vihara sebagai tempat ‘yang berupa
sebuah akademi, sekolah atau candi, dan berfungsi dalam
penelitian atau praktik Budhaisme. Bangunan seperti itu idealnya
dibangun dengan kayu cendana merah (chandana), terdiri dari
tiga puluh dua ruangan, yang masing-masing setinggi delapan
‘pohon-tala’; dengan kebun, taman, kolam pemandian dan dapur
teh, dilengkapi amply dan dihiasi dengan hiasan yang tergantung
di dinding, dan disediakan perbekalan, tempat tidur, kasur, dan
semua kenyamanan yang perlu [9]. Jadi sangat mungkin bahwa
Yesus diperkenalkan pada kebijaksanaan filosofi Timur dari awal
masa kecilnya oleh cendekiawan penganut Budha di Alexandria.
Melalui pengajaran akademis seperti ini bisa menjadi jalan untuk
menjelaskan, sesudah itu, bagaimana Yesus mampu membuat
heran para pendeta di Candi Yerusalem dengan kebijaksanaannya
sebagai seorang anak yang baru berumur dua belas tahun. ‘Dan
semua yang terdengar tentangnya takjub pada pemahaman dan
jawabannya’ (Lukas 1:47).
Pada hari-hari itu, sekitar dua belas tahun adalah usia yang
menurut adat-istiadat, bagi seorang laki-laki untuk menikah. Yesus
berhasil menghindari takdir ini. Dia sekarang cukup dewasa untuk
melanjutkan belajarnya di istana yang mungkin telah menjadi
rumah ayah spiritualnya yang sesungguhnya–di India.
Tidak sampai sepuluh tahun penuh sejak kematian Herod

98
MASA KECIL YESUS

(yang terjadi tidak lama sebelum Paskah Yahudi tahun 4 SM) Yesus
mampu kembali ke tanah kelahirannya tanpa bahaya:
Tetapi ketika Herod mati, luhatlah, malaikat dari Tuhan
muncul dalam mimpi Joseph di Mesir.
Berkata, Bangkit, dan ajak anak kecil dan ibunya, dan
pergilah ke tanah Israel: karena mereka mati yang
mencari kehidupan anak kecil.
Dan dia bangkit, dan mengajak anak kecil dan ibunya,
dan masuk ke tanah Israel.
Tetapi ketika dia mendengar bahwa Archelaus
memerintah di Judea dalam rumah ayahnya Herod, dia
takut pergi kemana-mana [Archelaus adalah Ethnarch
(gubernur setempat) dari Judea dan samaria dari tahun
4 SM sampai 6 Masehi–yaitu, sampai waktu Yesus
berusia dua belas atau tiga belas tahun]: sekalipun
demikian, diperingatkan oleh Tuhan dalam mimpi, dia
berbelok ke samping ke bagian Galilee:
Dan ia datang dan bermukim di sebuah kota yang
disebut Nazareth: yang tempat itu mungkin penuh
yang dikatakan oleh para nabi, Dia harus dipanggil
Naazarene. (Matius 2:19-23)

99
100
Bab Lima
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

Ekspansi Agama Budha

Penyebaran agama Budha (Buddhisme ke seluruh dunia,


bahkan sebelum jaman pra-Kristen, dapat dihubungkan dengan
inisiatif dari salah satu penguasa terbesar bukan hanya dalam
sejarah India tetapi juga adalah sejarah dunia: Kaisar Ashoka,
yang hidup dari sekitar tahun 273 sampai 232 SM. Ashoka adalah
salah satu tokoh yang paling berpengaruh, secara politik, etnis,
dan budaya, selama waktu itu. Selama pemerintahannya, perang
pertama antara Romawi dan Carthage terpercik sampai Eropa.
Setelah mengalami sendiri kecarut-marutan perang saat dia muda,
Kaisar mengumumkan perdamaian, mencurahkan dirinya pada
ajaran damai agama Budha.
Banyak dari hukum dan pernyataannya yang dermawan telah
temurun kepada kita sekarang terjaga dalam bentuk persembahan
perorangan pada dinding bangunan dan candi. Dalam satu
pernyataan, Kaisar memberikan perintah bahwa setiap makhluk
hidup harus dilindungi: ‘Semua orang adalah anakku. Yang
kuinginkan anak-anakku menikmati setiap berkah dan kesenangan
yang ditemukan di surga dan di atas bumi, jadi aku juga berharap
yang sama untuk semua orang.’

101
YESUS DI INDIA

Ashoka membangun tidak kurang dari 84.000 biara Budha di


India, dan mendirikan rumah sakit-rumah sakit baik bagi pasien
manusia maupun binatang di seluruh kekaisarannya yang sangat
besar. Dia berencana untuk mengadakan pertemuan kedua Dewan
Dunia Agama Budha di Pataliputa (berhubungan dengan Patna
modern), ibukota kekaisaran ini, dimana ribuan biarawan ikut serta.
Dan sesuai dengan peraturan Budha, Ashoka mendirikan organisasi
yang rumit dengan mana ajaran Budha disebarluaskan ke negara
lain, secara tidak sengaja mengirimkan suatu spirit/semangat dari
India ke negara terpencil pada waktu yang bersamaan. Sebagai
pelindung tinggi para pengikut baru, dia mengutus misionaris
budha tidak hanya ke semua kota di India dan Srilanka, tetapi juga
ke Syria, Mesir dan Yunani melalui Rute Sutera.
Penyebaran ajaran Budha adalah salah satu kewajiban yang
telah Sakyamuni temukan sendiri pada pengikutnya:
Pergilah, O biarawan, dan mengembaralah jauh, untuk
memberikan manfaat dan kesejahteraan banyak
orang, di luar rasa kasihan untuk dunia, pada kebaikan
dan kesejahteraan dewa-dewa dan makhluk hidup.
Dan biarkan dua dari kamu mengambil jalan yang sama.
Sebarkan ajaran yang membawa kepada kebaikan…..
Sebarkan dalam jiwa dan surat. Tunjukkan dalam
ketidakberdosaanmu yang sempurna bagaimana
kehidupan yang relijius harus dijalani.
Para biarawan hidup sebagai pengemis, percaya penuh
pada sedekah/derma dari orang awam. Mereka tidak memiliki
apapun selain pakaian di punggung mereka. Kehidupan mereka
merupakan salah satu pembuangan, tetapi tidak ada kebutuhan
untuk kekerasan pertapa. Permintaan pekerjaan yang utama
adalah melakukan meditasi pada ajaran itu, dan perlahan-lahan
membebaskan diri mereka dari nafsu makhluk hidup dan keinginan
duniawi. Untuk mengikuti perintah itu, seseorang cukup ‘keluar
ke dunia terbuka’, pravrayja–baik untuk meninggalkan rumahnya

102
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

dan untuk mengikuti kehidupan mengembara tanpa barang milik


pribadi.
Prakarsa itu lalu akan mengenakan jubah kuning, mencukur
kepalanya, dan menuturkan mantera lipat tiga. Usia minimum
adalah tujuh tahun, ketika dia mengikuti komunitas itu.
Pada tapabratanya, pemula (pengikut baru) itu diberitahu empat
tahun aturan dasar kehidupan biarawan:
- Memberi makan diri sendiri dengan sedekah saja;
- Berpakaian dengan pakaian yang diangkat dari debu;
- Berhenti di kaki pohon;
- Menyembuhkan luka seseorang dengan pengobatan alami.

Godaan terhadap Yesus di sebuah gurun


oleh A.D. Thomas

103
YESUS DI INDIA

Para biarawan benar-benar membawa eksistensi berkelana.


Catatan dalam Injil menceritakan bagaimana Budha dan teman-
temannya mengembara ke sepanjang lembah sungai Gangga,
memberikan pengobatan dan menyampaikan ajaran agama Budha,
kadang sendirian tetapi sering dalam kelompok, dari kota ke kota
dan dari desa ke desa.
Kesamaan yang luar biasa bisa ditarik antara hal ini dan
pengiriman keluar murid-murid Yesus, yang juga keluar mengajarkan
‘kepada bangsa-bangsa’, sebagai usaha terakhir untuk meyakinkan
Israel tentang pesannya:
Dan dia memanggil sampai dua belas, dan mulai mengirim
mereka dua dan dua; dan memberi mereka kekuatan atas
jiwa yang tidak bersih;
Dan memerintahkan mereka bahwa harus tidak mengambil
apapun dari perjalanan mereka, kecuali menyelamatkan
anggota; tanpa uang kertas, tanpa roti, tanpa uang dalam
pundi-pundinya:
Kecuali dipasangi dengan sandal; dan tidak mengenakan
jas.
Dan berkata kepada mereka, di tempat apapun yang kamu
memasuki rumah, tinggallah sampai kamu berangkat dari
tempat itu.
Dan siapapun yang tidak menerimamu, dan tidak
mendengarmu, ketika kamu berangkat dari sana, usaplah
debu yang menempel di kakimu untuk kesaksian terhadap
melawan mereka. Sesungguhnya Aku katakan padamu,
harus lebih memberikan toleransi kepada Sodom dan
Gomorrha di hari penentuan, daripada untuk kota itu.
Dan mereka keluar, dan mengajarkan bahwa manusia
harus bertobat.
Dan mereka mengusir banyak kejahatan, dan memberikan
minyak suci pada mereka yang sakit, dan menyembuhkan
mereka. (Markus 6:7-13)
Dalam bentuk agama Kristen ini, seperti agama Budha, tidak

104
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

ada pertanyaan tentang perubahan dengan kekuatan. Pengajaran


itu adalah untuk penyelamatan orang banyak yang kebanyakan
adalah Isaiah (53:11) telah meramalkan akan ‘dibenarkan’ oleh
pengetahuan tentang pembantu kebenaran Tuhan.’
Dokumen di Sinhalese berhubungan bahwa tidak lama setelah
Dewan Haran (sekarang Harwan di dekat Srinagar), yang terjadi
selama masa Raja Kaniskha (pertengahan tahun 100 Masehi),
para misionaris sekali lagi dikirim ke Kashmir, Gandhara, dan
Mahismandala, ke Vanavasi, ke Yonarattha (tanah Yunani), dan Sri
Lanka.

Gambar Budha ditemukan di Marseilles dan


diperkirakan berasal dari masa abad kedua
sebelum Masehi.

105
YESUS DI INDIA

Dalam Musee Borely, di Marseilles, tinggalah dua tokoh


perempuan dalam sikap duduk, mungkin berhala yang memenuhi
nadzar, yang ditemukan di dekat Roquepertuse, dalam ceruk kecil
yang diukir menyembul dari dinding batu halus. Meskipun patung
perempuan itu kehilangan kepalanya, dan orang percaya mereka
merepresentasikan dewa-dewa Celto-Iberian, yang mereka cari
di seluruh dunia seperti patung-patung Budhisattvas sebelumnya
dan semua berhubungan dengan ‘umat pencerah’ dalam agama
Budha,–mereka ditempatkan dalam sikap klasik Budha, dan
mengenakan tali Brahmana di leher mereka dan lengan atasnya,
menandakan status sucinya. Lengan itu ditempatkan dengan
sangat hati-hati sehingga gerak tangan dan jari (mudra) memiliki
makna simbolis (Plate 23). Bentuk satu tangan sikap standar
menyentuh Bumi (Bhumi-sparsha mudra), menggambarkan
memerintah bumi untuk menjadi saksi atas kebenaran kata-kata
Budha; tangan lainnya diletakkan di depan dada dalam sikap
menengakan (Abbaya mudra).
Menentukan tanggal pada temuan ini nampak tidak
memberikan persoalan khusus: mereka berasal dari abad kedua
SM. Ceruk kecil dalam batu yang banyak akan berfungsi semata-
mata hanya sebagai perlindungan sementara untuk patung-patung
itu–sesudah itu, aturan biara yang asli untuk biarawan Budha
meminta mereka untuk tidak tinggal di permukiman yang tetap
tetapi permukiman sementara seperti gubuk sederhana dan gua-
gua. Penyusunan tempat suci Roquepertuse sangat mirip dengan
gambaran tempat suci batu yang terkenal dari Timur, seperti di
Bamiyan (Afghanistan) atau Ajanta dan Ellora (India).
Agama Budha, yang lebih luwes dan tidak berpolitik daripada
struktur kaku Brahmanisme, nampak menjadi cukup mampu
mengakomodasi berbagai serangan oleh orang-orang yang
mengerumuni lembah sungai Indus, lembah sungai Gangga bagian
atas dan Decan. Para penyerang itu termasuk Hellenic Bactrians
dari abad kedua SM, dan Scythians dan Parthians pada abad

106
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

pertama SM. Di Millandapanha, penakuluk besar Menander masuk


ke pembicaraan perdamaian dengan biarawn Budha Nagasena.
Pemerintah Scythians dari (menjadi pengikut agama Budha). Yang
paling terkenal dari mereka adalah Kaniskha, penganut Budha
yang sama tekunnya dengan Ashoka.
Dewan Haran merupakan contoh jaman ini. Beberapa sumber
menguraikan keterjadiannya di bawah pemerintahan Kaniskha,
selama pertengahan kedua dari abad pertama, di Kashmir. Dewan
itu hanya nampak melibatkan komunitas biara Budha dari India
barat laut, dan terutama Sarvastivadins yang banyak sekali ada
disana–milik mereka adalah sekolah Hinayana Budhisme yang
berasal dari abad ketiga SM, dan akhirnya bergabung dengan

Sebuah patung Bodhisatwa sebagai


Penggemlab yang baik.

107
YESUS DI INDIA

Mahayana Budhisme setelah dewan Haran. Para Sarvastivadins dan


Kashmir mungkin mengajarkan yang terbaik untuk memberikan
pemahaman tentang Tripitaka (Tiga Keranjang aturan agama
Budha) pada suatu pengawasan agar kecenderungan berbeda,
yang telah merebak dalam komunitasnya dapat dibicarakan.
Pada Dewan ini seluruh aturan Mahayana Budhisme, seperti yang
telah berkembang lebih dari dua abad SM yang lalu, akhirnya
disusun–peristiwa yang menandai munculnya Mahayana sebagai
kepercayaan relijius dalam kebenarannya sendiri.
Kristen awal dari Timur terbukti menampilkan perlawanan
terhadap Mahayana Budhisme, seperti yang diwujudkan misalnya,
pada abad keempat naskah yang ditemukan di Turfan di Turkestan
timur (sekarang Cina provinsi Sinkiang. Penganut Kristen, penganut
Budha, dan Manicheans seumur hidup bersama secara harmonis
pada waktu yang sama bersama-sama bahkan menggunakan
tempat sembahyang yang sama [1]. Representasi Budha sebagai
Good Shepherd Jesus [2], dan Jesus Messiah Sutra agama Budha
juga telah ditemukan di daerah itu.

Therapeuts, Essenes dan Nazarenes

Setelah selesainya rute dan penyebaran akhir Yahudi oleh


Kaisar Romawi Titus pada tahun 70 Masehi, komunitas misterius
Essenes lalu tinggal di Palestina menyembunyikan perpustakaan
naskah perkamennya dan gulungan lontarnya dalam jambangan
tanah liat yang besar di gua-gua di pegunungan Qarantania yang
menghadap ke Laut Mati. Disana tetap terlupakan sampai tahun
1947 mereka ditemukan dan diartikan. Teolog Kristen takjub
mempelajari bahwa kebanyakan Beatitudes di Sermon di atas
gunung itu berkaitan dengan Yesus yang digambarkan dalam
naskah itu tentang gulungan Laut Mati, yang bagiannya telah
dikumpulkan generasi sebelumnya sebelum jaman Yesus. [3]

108
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

Adakah hubungan antara gerakan Kristen awal dengan Essenes?


Bisakah agama Kristen memulai sebagai cabang atau bagian
model peribadatan Essenes? Kalau tidak, dari manakah Essenes
mendapatkan kesamaan diri dengan Beatitudes? Mungkinkah
bahwa pemikiran agama Budha telah mendahului melalui pra-
Kristen Judea atau Galille?
Jalur komunikasi yang beragam dan kompleks antara Timur dan
Barat telah ada sejak awal mula sejarah manusia, dan ada banyak
kesamaan antara India kuno dan Mesir kuno– kedua peradaban
yang berasal dan berkembang di lembah sungai-sungai besar pada
millenium ketiga Sebelum Masehi. Tumbuhan keramat India adalah
lotus, yang tumbuh dari pusar dewa Wisnu (Vishnu), membawa
dewa brahma, dan dimana Budha yang tafakur dinobatkan. Lotus
juga bunga suci Osiris, untuk dewa tinggi Pantheon Mesir dan
secara simultan dewa kematian. Dalam mitologi India dea Shiva
(Siwa) menari dalam kemarahan besar, memegang tubuh tak
bernyawa istrinya di atas pundaknya, menyebarkan bagian-bagian
tubuh istrinya di seluruh tanah itu. Menurut cerita yang sama
versi Mesir kuno, Set, saudara laki-laki Osiris, menyebarkan empat
bagian tubuh Osiris seperti benih ke seluruh permukaan Bumi.
Sedangkan budaya lama Timur Dekat meyakini semesta
yang tunggal dan unik, yang berkembang dalam mode lurus dari
Penciptaan sampai Hari Akhir, di Mesir seperti di India kepercayaan
bahwa dunia bergerak dalam putaran pembentukan dan
pembubaran yang tak ada akhirnya. Dalam buku Mesir Book of the
Dead, Osiris berkata, “Aku kemarin, hari ini, dan besok, dan Aku
memiliki kekuatan untuk dilahirkan kedua kalinya.”
Lembaran-lembaran dari tanah liat telah ditemukan di lembah
sungai Euphrates (Efrat) yang berasal dari budaya lembah sungai
Indus, yang tumbuh subur di millenium kedua SM. Rempah-
rempah, merak, monyet, dan kayu cendana diekspor dari India ke
Barat selama jaman kuno. Dengan begitu diketahui, abjad yang
digunakan untuk menulis bahasa Semit dan diucapkan di Ethiopia

109
YESUS DI INDIA

kuno dipinjam dari India. Filosof India mungkin mengadakan


perjalanan sejauh Athena, Sparta, dan Corinth, dan mengajarkan
dunia latin akan kebijaksanaan Upanishads. Menurut Aristoxenous,
yang menulis semasa masa Alexander yang Agung, filosof Socrates
(469-399 SM) bertemu seorang India di Athena. Ini mungkin
bahwa teori transmigrasi jiwa selengkapnya dalam karya filsafat
Pythagoras, Plato, dan Stoics diilhami oleh ajaran cendekiawan
India seperti itu.
Di tahun 325 SM, Alexander yang agung menyeberangi Khyber
Pass dan menyerbu India barat laut. Orang Macedonia muda
bukan hanya pemimpin militer yang hebat tapi juga murid dari
Aristoteles yang ternama dan sangat cinta akan filsafat. Penting
baginya untuk membawa kembali bersamanya ke Macedonia
seni dan kesusasteraan wilayah yang ditaklukkan, dan sebanyak
mungkin dari pengetahuan dan pemikirannya. Alexander mungkin
membawa sejumlah biarawan Budha dan yogis Hindu ke pusat
budaya dan spiritual barunya di mulut sungai Nil, kota Alexandria,
dimana sudut batu universitas dunia diletakkan. Jadi melalui orang
bijak dari Timur bahwa gagasan tentang tapabrata dan rezim diet
vegetarian–ide-ide yang umumnya iseng bagi orang wilayah Laut
Tengah kemudian–datang ke Mesir.
Dua abad sebelum Kristus, gerakan mistik yang luar biasa
muncul diantara orang Yahudi Alexandria dan Palestina. Di Mesir
mistik ini dikenal dengan Therapeuts; saudara sealirannya di
Palestina menyebut diri mereka Essenes dan Nazarenes. Dalam
gerakan relijius ini kita temukan jawaban pertanyaan yang
diajukan di atas. Sejarawan Yahudi Flavius Josephus, yang ada saat
kehancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi, telah meninggalkan
pada kita cerita saksi mata dalam bentuk grafik tentang tata
cara Essenes. Philo dari Alexandria juga menyebutkan kunjungan
singkat ke permukiman Therapeuts di tepi pantai Laut Marcotis,
dimana mereka mempraktikkan upacaranya yang sangat mirip
dengan upacara agama Budha. Seperti penganut agama Budha,

110
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

Therapeuts dan Essenes meninggalkan daging, anggur, dan


perbuatan seksual.
Komunitas Essenes tinggal di gua-gua yang telah digali
dalam dinding batu di gunung Qarantania di samping Laut
Mati, berhadapan dengan kota kuno Jericho. Pada waktu yang
bersamaan, para biarawan Budha tinggal dalam gua-gua yang
terpotong menjadi jurang-jurang berbatu dari gunung itu dan
ketinggiannya sepanjang pantai barat India, dan berpusat di gua
sebuah candi (Chaitya).
Seperti para biarawan Budha, Essenes dan Therapeuts tinggal
dalam komunitas biara yang tidak kawin–cara hidup baru yang
disenangi di daerah Laut tengah, karena tidak ada pengamatan
relijius yang menyukainya sebelumnya. Mereka mempersembahkan
hidupnya pada pencarian pengetahuan tentang Tuhan, dan
bertahan untuk mencapainya dengan puasa yang berlarut-larut
dan masa ketenangan.
Philo menyebutkan bahwa Essene tinggal jauh dari ritual
berdarah yang dilakukan di dalam candi di Yerusalem karena
mereka sangat menentang pengorbanan binatang. Agama Essene
mungkin telah dinyatakan sebagai protes atau unsur berdarah
dalam kekolotan Yahudi dan melawan kerasnya Hukum Mosaic.
Perkembangan yang sama terjadi di India, ketika Budha memprotes
aturan dan ritual Brahmin yang telah kehilangan makna.
Komunitas Essene tersusun dari para biarawan dan orang
awam, seperti penganut Budha Sangha, komunitas biarawan
membawa kehidupan pertapa yang teratur dalam segala hal selain
gua-gua yang tak bisa dimasuki di pegunungan sekitar Jericho,
dimana mungkin bagi mereka untuk hidup dengan baik jauh dari
kelompok Yahudi yang kolot. Yahya pembabtis adalah salah satu
pertapa Essene ini. Mereka membiarkan anggota Essenes tinggal
di desa-desa dan kota-kota, dimana mereka menikah dan memiliki
anak, dan berjuang untuk memimpin kehidupan saleh, murni,

111
YESUS DI INDIA

dan spiritual. Seperti yang masih dipraktikkan di banyak negara


penganut Budha, keluarga orang awam sering mengorbankan
anak laki-laki yang pertama lahir untuk menjadi seorang biarawan
di biara gua. Mungkin Yahya Pembaptis diambil masuk lipatan
Essene sebagai anak dengan cara ini.
Kata Therapeuts berarti ‘orang yang melayani’, dan karenanya
‘penyembuh’, dan komunitas Therapeut di pakaian luar Alexandria
jelas dipengaruhi oleh keberadaan para biarawan Budha.
Biarawan Budha juga disebut penyembuh atau tabib. Therapeuts
(Therapeutae) dahulu duduk di atas alas terbuat dari ilalang,
sebagaimana tradisi dari biarawan penganut Budha di India, dan
adat-istiadat pembaptisan penganut baru pada awal masa sebagai
biarawan juga diambil dari Budhaisme. Mereka tidak memakan
daging atau anggur, hidup dalam kemiskinan dengan sukarela,
berpuasa berlarut-larut, bercerita untuk umum, dan menyanyikan

Tiga Orang Yang Bijak dari Timur, disini


dilukiskan sebagai rahib Agama Budha,
oleh Friedrich Hechelmann

112
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

naskah relijius dan pujian, dan berpakaian dalam jubah putih.


Banyak dari kehidupan Therapeuts dilalui dalam meditasi diam
dan ritual persembahyangan. Essenes–baik biarawan di gunung
maupun anggota awam di kota-kota cenderung–menggunakan
kehidupannya untuk pertanian dan kerajinan tangan. Gulungan
Qumran menghubungkan bagaimana kedua komunitas itu menanti
dengan penuh harap akhir kehidupan di Bumi yang tinggal sebentar
lagi, bertahan untuk mempersiapkan diri untuk kehidupan yang
akan datang dengan Tuhan dengan menunjukkan dengan jelas
cintanya seperti saudara satu sama lain dan untuk kemanusiaan
secara umum, dan dengan mengerjakan perbuatan baik. Essenes
melihat delapan tingkatan pertumbuhan spiritual, agak mirip
dengan Delapan lipat Jalan Budha, dan tujuan dari ini (lagi seperti
dalam Budhaisme) adalah untuk mencapai taraf keberadaan yang
lebih tinggi dan mencapai Pencerahan.
Injil Synoptic menceritakan bagaimana Yesus memerintahkan
para muridnya untuk mengadakan perjalanan kaki, tongkat di
tangan (seperti biarawan Hindu), dan untuk melayani orang.
Selama perjalanannya melalui Judea dan Galilee, Yesus telah
tinggal semalam di rumah-rumah penduduk Essene di berbagai
tempat yang ia kunjungi.
Kaum Essene membaptis para penganut baru pada permulaan
mereka masuk. Pada pelantikan mereka menjadi biarawan, para
penganut Budha pemula ini menjalani upacara pembaptisan
yang mungkin diadopsi dari para Brahmana. Kepala biara
Budha memerciki kepala si pemula dengan susu dan air saat ia
mengakui dosanya. Sebuah lampu yang menyala selama ritual ini
melambangkan kelahiran baru. Yang menarik, dokumen Gereja
Kristen yang sangat awal mencatat bahwa setelah pembabtisan
seorang Kristen baru diuraikan sebagai illuminatus (disinari).
Menurut Epiphanius dari Constantia (Salamis), kaum Essenes
juga disebut Nazarenes–Nazarenos atau Nazoraios. Di jaman Israel

113
YESUS DI INDIA

kuno, orang yang melihat disebut Nazarites. Nazarites ini mengutuk


pengorbanan berdarah yang melibatkan persembahyangan di
Candi, dan akibatnya disegani (tidak disukai) oleh para pendeta
candi yang ortodoks. Orang-orang Yahudi yang beriman tiga
kali sehari didorong untuk menurunkan kemurkaan Tuhan di
atas mereka: ‘Kirimkan kutukanmu, O Tuhan, atas orang-orang
Nazarites!’
Injil Yahya mengatakan bahwa Pilatusmemiliki tanda yang
diberikan kepada Salib Yesus bahwa, menurut terjemahan dalam
bahasa Inggris, baca ‘Yesus dari Nazareth, Raja Yahudi’. Tetapi
dalam kebanyakan bahasa lain ini diterjemahkan sedikit berbeda:
‘Yesus sang Nazarene,......’ [4] Penelitian telah menunjukkan bahwa
julukan Nazarene tidak menunjuk pada kota Nazareth, yang bahkan
mungkin tidak ada pada waktu itu. Satu unsur dalam perintah
mungkin tidak ada pada waktu itu. Satu unsur dalam perintah
melawan Yesus, adalah terbukti bahwa dia seorang anggota kaum
Nazarenes! Jika kata-kata pada prasasti itu telah diubah oleh
tradisi atau oleh kebutuhan untuk menyajikan kebenaran yang
berbeda–jika misalnya versi yang asli berbunyi ‘Yesus, pemimpin
kaum Nazarenes’–itu akan berlanjut ke arah penjelasan mengapa
Yesus begitu dibenci oleh Sanhedrin, Dewan Tinggi Yahudi. Dia
adalah pemimpin sebuah komunitas yang mereka benci: kaum
Nazarenes, Yesus si Nazarene’. Dalam hampir semua naskah
berbahasa latin, Yesus diberi gelar ‘Nazarene’, kebetulan selalu
dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan–secara salah–sebagai
‘Yesus dari Nazareth’. Jadi dalam kebanyakan terjemahan Injil, Paul
mendengar suara di jalan ke Damascus yang mengatakan, ‘Aku
Yesus dari Nazareth, yang kamu hukum’. Kenyataannya naskah
Latin tidak berisi pernyataan seperti itu, dan versi yang diberikan
dalam Injil Jerusalem adalah terjemahan yang benar: ‘Akulah Yesus
di Nazarene, dan kamu menghukumku’ (Kisah Rasul-Rasul 22:8).
Apakah mungkin ada rancangan sengaja di belakang
terjemahan yang tidak akurat itu? Jika maksudnya hanya untuk

114
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

menghubungkan Yesus dengan tempat asalnya, dia pasti telah


digambarkan sebagai ‘Yesus dari Bethlehem’, karena tak ada yang
bisa dikatakan untuk mendukung pernyataan bahwa Yesus pernah
tinggal di Nazareth. Kenyataannya, menurut Injil Markus, para
pengikutnya tinggal di dekat Laut Galilee, mungkin di Capernaum,
karena kira-kira dikatakan ‘Dan dia....datang ke negaranya sendiri
(Markus 6:1). Pada suatu tingkatan dari sini bahwa ‘Datang
kemudian saudaranya....’ (Markus 3:31) untuk memintanya tinggal
di rumah. Jika ‘saudaranya’ telah datang dari Nazareth, mereka
harus mengadakan perjalanan dengan jarak lebih drai 40 kilometer.
Dalam Kisah Rasul-Rasul Rasul, orang Kristen pertama disebut
Nazarenes, sementara Yesus sendiri disebut ‘Nazarene’ enam kali.
Dalam Injil Yahya (1:46), Nathanel bertanya kepada Rasul
Philip, ‘Dapatkah ada hal baik keluar dari Nazareth?’ Tersirat dalam
pertanyaan itu adalah keheranan orang itu bahwa seseorang dari
tempat kecil yang tidak berarti bisa memiliki pengetahuan yang
sangat mendalam, dibiarkan sendiri dari sebuah pendidikan cukup
menunjukkan bahwa dia telah mengikuti pembentukan belajar
yang terkenal. (Nathanel nyata tidak pernah mendengar apa-apa
yang terjadi disana).
Kamus Latin-Jerman tentang Tulisan dari Perjanjian Baru dan
Literatur Kristen Awal lainnya (1963) secara terbuka menyatakan
bahwa ‘sangat sulit’ menemukan hubungan kebahasaan antara
ungkapan Nazarene dan Nazareth.
Kata sifat Nazarenos, Nazarenos dan Nazoraios semuanya
digunakan untuk menggambarkan Yesus–membuktikan
bahwa kata-kata itu mempunyai arti sama–dan telah dianggap
menunjukkan bahwa Yesus berasal dari pemukiman Nazareth’.
Dahulu di tahun 1920, Lidzbarski dalam karyanya Mandean Liturgies
menunjukkan bahwa Nazarene tidak berasal dari Nazareth dengan
proses etimologi baku.
Tidak disebut Nazareth dalam literatur yang lebih tua daripada

115
YESUS DI INDIA

jaman Yesus, dan bahkan pada waktu itu, tempat itu tidak lebih
dari sebuah dusun kecil–jika ada sekalipun. Dalam Joshua 19:10-
15 tempat itu tidak disebutkan dalam hubungannya dengan suku
Zebulun, meskipun menyebut Japhia hanya tiga kilometer ke arah
tenggara (dihancurkan oleh Romawi pada tahun 67 Masehi).
Kata Nazarene berasal dari akar kata Aramaic nazar, yang
berarti sesuatu seperti ‘menemukan’, maupun ‘menaruh ke
satu sisi’, ‘memelihara’. Dalam pengertian kias, kata itu bisa juga
digunakan untuk diartikan ‘dicurahkan’ atau mengkonsentrasikan
diri untuk melayani Tuhan’. Digunakan sebagai kata benda, berarti
‘mahkota’, simbol kepala yang diperciki minyak suci dalam upacara.
Oleh karena itu Nazarene merupakan penonton atau pemelihara
upacara keramat/suci. Nazaria merupakan cabang Essenes, dan pasti
telah, dengan Ebionitas, ada di tengah komunitas Kristen asli yang
menurut Talmud, dirujuk sebagai Nozari, [5] semua sekte Gnostic
ini (gnosis, ‘pengetahuan’) menggunakan sihir dalam ritualnya.
Anggota mereka adalah pemula dan orang yang diberi minyak suci,
yang membawa kehidupan pertapa yang dipersembahkan kepada
komunitas dalam jalan Tuhan dan kebenaran. Mungkin bahwa
ejaan yang agak berbeda dari kata sifat yang menggambarkan
mereka dalam pengertian yang berasal dari etimologi yang sama.
Deskripsi Nazarene juga dihubungkan oleh asal etimologi pada
Perjanjian Lama Nazarites, yang telah ada lama sebelum Yesus.
Ratusan tahun lebih awal, pahlawan hebat Samson adalah
seorang Nazoraios yang menolak untuk memotong rambutnya
dan yang tidak minum anggur (Judges 13:5-7)–dengan kata lain
seorang pertapa. Menurut Yahya M. Robertson, orang bukan
pertapa yang hidup sejaman dengan sengaja menggambarkan
diri mereka sebagai Nazarenes untuk membedakan diri mereka
dengan ‘nazarism’ atau ‘tapabrata’. [6]
Yesus tidak dapat dikatakan dengan jelas menjadi milik
dari berbagai kelompok ini karena dia terbukti menolak untuk
dikategorikan sebagai subjek bagi hukum yang dipaksakan,

116
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

memilih seperti Budha, hanya ‘mengerjakan hal yang benar pada


waktu yang benar’. Jarak fisik yang besar antara Palestina dan
India selama berabad-abad memperlebar jurang pemisah dalam
pemahaman antara para pemimpin kepercayaan spiritual yang
menganut pada prinsip-prinsip filosofi agama Budha di India dan
persamaannya di Israel. Yesus karena alasan ini dapat digambarkan
dengan akurat sebagai ‘pembaharu’ yang dikirim untuk membangun
kembali kesatuan kepercayaan diantara ‘domba yang hilang’,
untuk memperkuat ketetapan hati mereka, danmemberi mereka
dukungan spiritual dan moral dalam perjuangannya melawan
pendudukan Romawi, Sadducees, Pharisees, dan Yahudi ortodoks.
Yesus adalah pembawa pesan Tuhan untuk orang yang
dengan sungguh-sungguh merindukan selama waktu keributan
dan kekacauan. Kedua murid yang dikirim oleh Yahya Pembabtis
bertanya kepadanya, “Apakah kamu orang yang harus datang,
atau haruskah kami mencari yang lain?” (Matius 11:3).
Yahya Pembabtis adalah nabi bagi kaum Nazarenes, dan dikenal
sebagai ‘Juru Selamat’ di Galilee. Flavius Josephus menjelaskan
pembabtisan itu sebagai:
........seorang pria yang terhormat, yang mengilhami
orang Yahudi untuk melakukan hal yang baik dan untuk
memperlakukan satu sama lain dengan baik, dan yang
mendesak mereka untuk menerima pembaptisan. Lalu dia
menyatakan, Tuhan akan memandang dengan kemurahan
pada yang dibaptis–karena baptisme memberikan
penyembuhan fisik dan bukan semata-mata mencuci
dosa. Penebusan dosa harus datang sebelumnya, dan
harus berpusat pada bimbingan kepada kehidupan yang
saleh. Kumpulan besar berdesak-desakan di sekitar Yahya,
banyak yang tergerak oleh apa yang ia katakan..........
Pencelupan ritual dalam air yang berasal dari India dan
terus dipraktikkan sampai setiap hari oleh orang Hindu dengan

117
YESUS DI INDIA

persembahan yang sama seperti ribuan tahun yang lalu–sebuah


tradisi yang sama tuanya dengan misteri. Di Palestina upacara
baptisme Essene menandai titik keberangkatan pokok dari dogma
tradisi Yahudi, dan khususnya dari pengorbanan berdarah, yang
didasarkan pada alasan kasar bahwa dosa dimaafkan jika darah
dicucurkan. Pencelupan ritual dimaksudkan untuk melambangkan
lepasnya dari semua yang ada di Bumi, di satu sisi dan kelahiran
kembali jiwa dalam tubuh murni disisi lain. Buku kedua dari Laws
of Manu, yang berkenaan dengan sakramen, berisi perintah untuk
menuangkan air suci di atas bayi yang baru lahir sebelum kerasnya
tali pusat. Kemudian campuran madu, mentega yang jernih (ghee)
dan garam halus ditempatkan pada lidah si bayi dengan sendok
kecil, dari emas, sementara doa yang menguntungkan terus-
menerus dibacakan.
Artharva Veda berisi bacaan, ‘Siapapun yang tidak dimurnikan
saat lahir dengan air sungai Gangga diberkati dengan doa suci akan
menjadi subjek atau pengembaraan selama bertahun-tahun yang
ia habiskan dalam ketidakmurnian’ (pengembaraan mengacu pada
kehidupan sebagai jiwa atau setelah lahir kembali dalam tubuh
yang lain).
Bentuk pembabtisan Yahya nampak juga merupakan tanda
sebagai milik dari komunitas tertentu, anggota yang jelas bisa
dibedakan dengan bukan anggota dengan pemenuhan berbagai
pra kondisi ritual. Hal ini membuat jelas bahwa Nazarenes adalah
sekte bebas yang merayakan versi misterinya sendiri dari sebuah
ajaran yang tak dapat dipungkiri. Sementara itu, pemimpin
sekte esoteric (sekte yang hanya dipahami oleh beberapa orang
tertentu) yang menarik kerumunan emosional sambil menjaga
profil publik yang rendah selalu menjadi target ketidakpercayaan
dan penuntutan oleh pihak yang memerintah. Paul menghadapi
permusuhan yang sama ketika dia dituduh oleh Tertullus sebelum
gubernur Felix menjadi pemimpin kelompok sekte Nazarenes’
(Kisah Rasul-Rasul 24:5).

118
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

Menurut Pliny yang lebih tua dan Josephus, sekte Nazarene


telah hidup di lembah-lembah sungai Jordan (Yordania) dan di
pantai timur Laut Mati sedikitnya 150 tahun sebelum Kristus lahir.
Para pengikutnya diizinkan untuk membiarkan rambutnya panjang.
Mungkin mereka tidak pernah memotongnya sama sekali, seperti
kebanyakan pertapa Hindu. Yahya Pembabtis digambarkan dengan
rambut panjang, dan mengenakan pakaian rambut unta, dan korset
kulit sekitar pinggangnya. (Matius 3:4). Sebuah gambaran seperti
apa tampang Yesus diberikan oleh seorang bangsawan Romawi
bernama Lentulus dalam sebuah surat kepada senat Romawi.
Dalam dokumen lontar ini, dikenal sebagai Epistle of Lentulus, Yesus
digambarkan sebagai ‘berambut melambai dan keriting’; lepas di
atas pundaknya, dan terkuak di tengah kepala setelah kebiasaan
Nazarians’.
Benar-benar tidak mungkin sekarang untuk membentuk
gambaran rinci sekte Nazarene dari sedikit sumber pada
penyelesaian kita karena rujukannya begitu sedikit. Juga tidak
mungkin untuk menelusuri bagaimana sikap spiritual Yesus sang
Nazarene yang berbeda dengan sikap orang ortodoks yang hidup
sejaman dengannya-apakah ini bukan untuk penemuan banyak
informasi baru tentang sekte Essenes, dimana pengaruh ajaran
Budha jelas kelihatan. Essenes berbeda dengan Nazarenes hanya
dalam beberapa keterangan eksternal: Yesus menggunakan
minyak, misalnya, sedangkan Essenes hanya menggunakan air
murni.
Dahulu kala di abad kesembilan belas, mereka yang akrab
dengan cerita tentang Essenes sampai pada suatu kesimpulan
bahwa komunitas Yesus adalah kelompok Essenes. Sejarawan
Yahudi Heinrich Graetz bahkan menggambarkan agama Kristen
seperti ‘Essenisme dengan unsur-unsur asing’. [8] Essenes juga
dibuktikan dalam rujukan tidak langsung kepada mereka yang
dibuat oleh para sejarawan kuno. Filosof Yahudi Philo dari
Alexandria menyebut mereka ‘atlet kebajikan’, dan Josephus

119
YESUS DI INDIA

mempersembahkan hampir seluruh bab untuk mereka dalam


buku The Jewish War (11:8). Keduanya menghitung jumlah total
anggotanya sekitar 4000 ‘pria bermoral istimewa, yang hidup di
seluruh daratan’. Pengarang Romawi, Plinny yang Lebih Tua juga
menyebut sekte Essenes.
Tetapi itu tidak sampai penemuan Gulungan surat Laut Mati
di Qumran pada abad kedua puluh yang orang rasakan sangat
berarti dari ajaran Essene, yang mengantisipasi ajaran Yesus dan
memancarkan cahaya yang sungguh baru pada Yesus sendiri.

Essenes: Kaum Kristen Sebelum Yesus

Pada musim panas tahun 1947, seorang Bedouin muda


menyeberangi pintu masuk sebuah gua di jurang di samping
Laut Mati untuk mencari kambing yang hilang dari kumpulannya.
Rasa keingintahuan timbul, pemuda seperti pendeta masuk, dan
menemukan sebuah jambangan dari tanah tertutup oleh penutup
di tengah seluruh potongan jambangan lain. Berharap menemukan
harta karun, anak itu membuka bejana yang tertutup itu, tetapi dia
kecewa besar karena hanya menemukan gulungan kuno dalam
naskah berbau pengap yang ditulis pada kulit binatang.
Itu adalah harta karun, dan temuan itu segera membuktikan
sensasi arkeolog abad itu. Ketika arkeolog ternama William
F. Allbright diperlihatkan gulungan itu pada tahun 1948, dia
menyebutnya temuan naskah terbesar pada jaman kita. Dia
memperkirakan naskah itu dari abad pertama sebelum Masehi,
dan tidak ragu lagi tentang keabsahannya.
Selama tahun-tahun berikutnya, para peneliti di daerah
Khirbet Qumran menemukan sepuluh gua lagi dan lebih banyak
lagi gulungan, jumlah yang baik yang masih belum sepenuhnya
diterjemahkan atau dipublikasikan. Namun segera jelas betapa
sangat miripnya ajaran Yesus dengan ajaran Essenes. Sungguh,

120
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

beberapa orang bahkan mengatakan bahwa Essenes pasti telah


menjadi pendahulu kaum Kristen awal. Kesaman yang mencolok
dari kedua gerakan itu terutama dibuktikan dari pandangan
teologinya yang sejalan dan institusi keagamaannya: semua
menjelaskan keberadaan kaum Kristen sebelum Yesus.
Tujuh gulungan dari gua pertama sekarang ditampilkan di
Gedung Naskah di Museum Israel di Yerusalem. Naskah yang
paling panjang dikenal sebagai ‘gulungan surat Isaiah dari St.
Markus[9] Lima puluh empat kolom naskah adalah bahasa Yahudi
berisi Kitab lengkap dari nabi Isaiah. Gulungan Isaiah itu adalah
yang tertua dari temuan itu (tertanggal sekitar tahun 150 SM), dan
memuat kemiripan yang menakjubkan dengan salinan awal naskah
Injil. Potongan-potongan naskah Isaiah kedua [10] dan komentar
terhadap Kitab dari nabi Habakkuk [11] juga ditemukan.
Tetapi temuan yang paling penting adalah gulungan
hampir sepanjang dua meter, yang menjelaskan aturan dan
peraturan untuk suatu komunitas relijius. Sekarang dokumen
itu disebut Serek Hajjahad, dari kata-kata pembuka, berarti
‘Aturan Komunitas’, atau The Manual of Instructions[12] (pedoman
perintah). Bagian pertama menguraikan Perjanjian Cinta Abadi
yang mengikat anggota komunitas kepada Tuhan. Bagain kedua
menggambarkan ‘dua semangat dalam sifat Laki-laki’: semangat
cahaya dan kebenaran, dan lawannya, semangat kesalahan dan
kegelapan. Dalam Budhaisme ini dinyatakan sebagai pertentangan
antara Pengetahuan dan Ketidaktahuan. Peraturan perintah
berikut, memberikan deskripsi rinci tentang kondisi untuk masuk
dan hukuman atas pelanggaran terhadap aturan komunitas itu.
Keseluruhan itu berujung dengan nyanyian pujian akhir yang
panjang tentang rasa syukur.
Sebagai tambahan aturan itu untuk perintah bertapa para
biarawan, naskah kedua ditemukan yang telah digulung dengan
itu (atau mungkin dijahit). Gulungan ini berjudul Rule for the Whole
Community [13] (aturan untuk seluruh komunitas), dan diarahkan

121
YESUS DI INDIA

pada cabang komunitas awam, bagi anggota yang dinikahkan.


Ada bukti kesejajaran disini dengan komunitas Budhaisme
awal, yang juga membuat perbedaan antara biarawan (dalam
bahasa Pali bhikkhu) dengan laity/kaum awam (upasaka).
Mereka yang menjadi bagian cabang ‘duniawi’ dari sekte
itu harus diajarkan The Manual of Instruction dengan semua
aturan komunitas dari usia sebelas tahun, (ingat Yesus dibawa ke
Yerusalem dari Mesir pada sekitar usia tersebut–dan kemudian
menghilang, tidak terlihat disana lagi sampai dia dewasa berusia
di atas tiga puluh tahun). Para pria tidak diizinkan untuk menikah
sampai mereka mencapai usia dua puluh tahun; pada usia dua
puluh lima mereka diberi kedudukan dan kewenangan dalam
komunitas itu. Sebenarnya mungkin untuk naik ke kepala kantor
pada usia dua puluh tahun, tetapi masih perlu menyumbangkan
kepatuhan penuh kepada para pendeta dan orang yang lebih tuan
dari komunitas itu. Para pria yang menonjol diharapkan berhenti
dari kantor ketika mereka mencapai usia tertentu.
Mendekati akhir gulungan itu, nampak sebuah gambaran
tentang susunan tempat duduk untuk hidangan bersama pada
perayaan kehidupan yang datang setelah kematian–inilah susunan
tempat duduk yang menjadi perdebatan diantara murid-murid
Yesus di Last Supper (Lukas 22:24-27).
Gulungan lain, yang sebagian sudah rusak parah, berisi Psalms
Injil dan sejumlah empat puluh Psalms Essene asli, yang semuanya
mulai dengan kata-kata, ‘Saya memujimu, Tuhan’; gulungan ini
dikenal sebagai Hokhajot: ‘Lagu Pujian’. [14]
Tulisan lainnya terbukti bekas yang tidak lengkap dan sudah
usang dimakan waktu dari apa yang telah dilupakan para penemu
berabad-abad silam, karena laporan Origen bahwa terjemahan
Psalms telah ditemukan bersama dengan naskah lainnya dalam
bejana di suatu tempat di dekat Jericho. Dan kepala keluarga
Seleucia, Nestorian Timothy I (823 Masehi), dalam salah satu

122
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

suratnya menguraikan penemuan beberapa Injil Yahudi yang


tergeletak di dalam sebuah gua tidak jauh dari Jericho.
Beberapa naskah ditulis dalam kode rahasia, tetapi ada rujukan
yang tetap pada suatu ‘Perjanjian Baru’ (yang tentu merupakan
apa yang Martin Luther dan pembaru lain maksudkan dengan
‘Perjanjian Baru’) dan ‘Guru Kebenaran’ yang misterius.
Dalam bukunya Historia Naturalis, Pliny sang sesepuh
menyebut sebuah biara yang telah ia lihat tidak jauh dari utara
En-gedi di pantai barat Laut Mati. Dia menyebutkan biara Essene,
dan para anggotanya dia sebut sebagai ‘.....kelompok pria pertapa,
salah satu yang paling luar biasa di dunia, tanpa wanita sama sekali,
yang telah meninggalkan nafsu hina dan hidup sama sekali dengan
sumber-sumber mereka sendiri di bawah pohon palem’ (V:17).
Kurang dari satu kilometer dari gua dimana gulungan pertama
ditemukan ada beberapa puing-puing yang telah dikenal sejak
jaman kuno sebagai Khirbet Qumran (‘puing-puing Qumran’) lama
dianggap sebagai sisa-sisa benteng Romawi awal. Penggalian di
tempat itu hanya dimulai tahun 1951, di bawah Lancaster Harding
dari Kantor Pubakala Yordania, dan Pere Roland de Vaux, Direktur
Institut Teologi Dominica di Yerusalem. Apa yang mereka temukan
melebihi harapan terbesar mereka–Biara Qumran, dimana
gulungan itu sendiri mungkin telah ditulis disana. Selama lima
tahun berturut-turut, para peneliti yang bekerja dengan intensif
membuka sebuah pemukiman luas yang dilindungi oleh dinding
benteng yang kuat. Bangunan berbentuk persegi ditengahnya
dihubungkan dengan beberapa bangunan yang lebih kecil, ruang
makan yang besar, tempat pemandian pembaptisan, dan tidak
kurang dari tiga belas sumur yang memiliki sistem saluran suplai
air yang kompleks di sekitarnya. Ada juga makam yang berisi lebih
dari seribu kuburan, dimana hanya pria yang dikuburkan disana.
Dan mereka menemukan scriptorium, sebuah ruang tulis dengan
meja-meja batu dari kebanyakan naskah yang ada di dekat gua.
Sekarang diketahui bahwa biara itu telah dihuni dari awal abad

123
YESUS DI INDIA

kedelapan Sebelum Masehi, tetapi telah ditinggalkan pada waktu


Pengasingan Babilonia, hanya sekali ditempati lagi sekitar tahun
175 (abad kedua) SM.
Josephus memberikan cerita bagaimana para biarawan hidup:
Mereka menolak kekayaan dunia; yang paling
mengagumkan adalah bagaimana mereka memiliki semua
sesuatu secara umum sehingga tidak seorang pun diantara
mereka memiliki sesuatu lebih dari orang lain. Karena ini
aturan mereka bahwa seseorang yang ingin bergabung
dengan sekte itu harus lebih dahulu menyumbangkan
segala miliknya kepada seluruh komunitas. Akibatnya
tak ada kemiskinan yang hina dan tidak pula kekayaan
yang berlebihan yang bisa dilihat dimanapun. Sebagai
gantinya, mereka memperlakukan milik untuk keperluan
umum–meskipun asalnya dikumpulkan dari anggota
perorangan berdasarkan perintah–sangat banyak
semangat persaudaraan. Tetapi minyak dianggap kotor.
Jika salah satu dari mereka tubuhnya terkena minyak yang
tidak sesuai keinginannya, dia mandi sebersih-bersihnya
untuk menghilangkannya. Karena berkeliling dengan kulit
dalam keadaan aslinya merupakan hal baik yang terpuji
bagi mereka sebagaimana mengenakan jubah putih yang
bersih. [15]
Ada persamaan yang jelas antara uraian jalan hidup kaum
Essenes ini, aturan biara Budha, dengan kebiasaan Yesus sendiri.
Seperti halnya biarawan Budha tidak memiliki apa-apa di balik
pakaian dan kebutuhan minim untuk mengembara, Yesus
membawa keberadaan guru yang berkeliling yang memiliki
sedikit atau tidak memiliki sesuatupun. Dan ketika Yesus meminta
murid-muridnya untuk meninggalkan keluarga dan barang-
barang duniawi, begitupun aturan Budha meminta bahwa para
pengikutnya bergabung dengan komunitas itu dengan ‘keluar ke
keterbukaan’–dengan meninggalkan rumah dan keluarga mereka

124
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

(dan bersama mereka menangkap kehidupan orang awam)


untuk memasuki persaudaraan Para biarawan yang mengembara
tanpa perlindungan tetap, bebas dari urusan keduniawan, untuk
melakukan meditasi dengan ajaran yang dianut, dan dengan
perlahan membebaskan diri mereka dari nafsu yang besar dan
keinginan duniawi. Yesus mengatakan, ‘Lebih mudah bagi seekor
unta [meskipun dia maksudkan sebuah tali rambut unta] untuk
melewati mata jarum, daripada bagi orang kaya untuk masuk ke
kerajaan Tuhan’ (Matius 19:24).
Kitab Injil memberikan contoh lain pemikiran Yesus tentang
kebebasan dari urusan duniawi:
Dan ahli menulis tertentu datang, dan berkata kepadanya,
Tuan, saya akan mengikuti tuan kemanapun tuan pergi.
Dan Yesus berkata kepadanya, para rubah punya liang, dan
burung udara punya sarang; tetapi Putra Tuhan tak punya
tempat untuk menyandarkan kepalanya. (Matius 8:19-20)
Satu hal penting lagi adalah larangan Essene untuk meminyaki
tubuh. Budha sendiri dikatakan telah memperingatkan para
pengikutnya atas praktik itu karena hal itu berhubungan dengan
pengambilan kebanggaan yang besar sekali dalam tubuh orang
itu sendiri, jadi sama dengan keinginan mementingkan diri sendiri.
Sekte Nazarene jelas tidak berkewajiban untuk menyesuaikan diri
dengan peraturan keras ini.
Kaum Essene mengatakan jubah warna putih, yang membawa
para filosof kritis abad kedepalan belas menyatakan Penyaliban
dan Kebangkitan Yesus menjadi tidak lebih dari cerita bohong
yang luas yang dipentaskan oleh para biarawan Essene. Kritik itu
mengatakan bahwa laki-laki muda itu berpakaian jubah putih yang
memberitahukan Kebangkitan itu kepada wanita di kuburan yang
kosong jelas dibuktikan oleh pakaian putihnya yang merupakan
milik kaum Essenes. Selama abad kesembilan belas teori itu juga
maju bahwa Yesus adalah anak dengan jalan cara pertunangan

125
YESUS DI INDIA

relijius. Anak itu dipindahtangankan atas perintah, yang menurut


suatu cerita oleh Josephus [16], sejatinya adalah adat dan perbuatan
Essene.
Dahulu di tahun 1831, August Frederich Gforer, paderi/pendeta
dari jemaah di Stuttgart dan guru pada seminar di Tubingen,
menulis: ‘Gereja Kristen berkembang dari komunitas kaum Essenes,
yang pemikirannya mereka dikembangkan, dan tanpa aturannya
organisasi tidak bisa didirikan’.
Beberapa sejarawan kebahasaan percaya bahwa ungkapan
biarawan Essene pada dasarnya berarti ‘baptis’. Yang lain
menghubungkan dengan kata dalam bahasa Syiria hasen ‘saleh’,
atau dengan bahasa Aramaic assaya ‘penyembuh’, ‘tabib’
(secara semantik/makna bisa dibandingkan dengan bahasa Latin
therapeut). Banyak biarawan Essene yang mempersembahkan
bertahun-tahun masa hidupnya untuk praktik tapabrata dengan
disiplin-diri dan perenungan, dan mencapai kekuatan persepsi luar-
indra yang menakjubkan dan telekinesis seperti yang dilakukan
ahli yoga dan wali yang hidup mengemis di India. Biara Essene
terdekat di dekat Jericho, diantara pegunungan barat Laut Mati–
suatu daerah yang termasyur karena iklimnya yang lembut dan
sehat sejak jaman nabi Elijah dan Elisha. Ini adalah satu-satunya
bagian dari Palestina dimana cukup hangat sepanjang tahun untuk
mempraktikkan latihan-latihan seperti yoganya orang India di luar
di udara terbuka. Anugerah mistik/gaib yang diuraikan oleh kaum
Essenes sendiri merupakan kekuatan yang sama luar biasanya
dengan para murid Kundalini Yoga peroleh di India; mereka
memasukkan kewaskitaan dan pra-kesadaran, kesembronoan dan
teleportasi, menyembuhkan dan berbaring di atas tangan, dan
mengembalikan yang mati menjadi hidup.
Fakta bahwa Perjanjian Baru terlihat lengkap dan melahirkan
ketenangan pada pokok Perintah Essene–pada suatu sekte yang
setidaknya sama signifikannya dalam jumlah dengan Sadducees dan
Pharisees (Joshepus menyatakan jumlahnya 4000)–menunjukkan

126
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

bahwa penghilangan itu sungguh disengaja.


Geografi menunjukkan bahwa Yesus tidak bisa tidak sadar
akan biara di Qumran. Sungguh, tempat di lembah sungai Yordan
dimana Yesus menjalani baptisme ritualnya di tangan Yahya
(dengan cara dia dimasukkan ke dalam sekte Nazarene yang
moderat) dalam pandangan biara itu, yang jauhnya hanya tujuh
kilometer. Mengunjungi tempat itu adalah untuk melihat betapa
mencoloknya kedekatan antara tempat pembaptisan itu dengan
Qumran; udara bersih dari tanah kosong pegunungan yang luas
nampak membawa kedua lokasi itu kelihatan lebih dekat. Pada
titik yang sama ada juga pemandangan yang jelas akan gunung
dimana Yesus digoda oleh setan selama masa pengasingan
setelah pembaptisan (Lukas 4:1-13): gunung itu jaraknya lima belas
kilometer.

Sebuah foto areal biara di Qumran setelah penggalian.

127
YESUS DI INDIA

Yahya tinggal disana dalam gurun, bahkan mungkin dalam gua-


gua Qumran. Yesus menghabiskan empat puluh hari pengasingan
disini di gurun setelah dibaptis. Penduduk pertapa Qumran tentu
merujuk pada wilayah ini dimana mereka tinggal seperti ‘padang/
gurun’ dalam tulisan mereka. Yesus dalam persinggahannya
‘bersama dengan binatang liar; dan malaikat melayani dia’ (Markus
1:13). Tetapi kata yang diterjemahkan sebagai malaikat tidak
bermakna lebih dari ‘pesuruh/kurir’, dan kaum Essenes menjaga
hirarkhi panjang ‘malaikat-pesuruh’ yang merupakan bagian
misteri keramatnya. Jadi jika Yesus menghabiskan suatu waktu
dalam sebuah gua diluar Qumran, mungkin sebagai bagian dari
masa yang menggambarkan masa percobaan, mungkin telah
ada semacam hubungan dengan biara itu–mungkin ‘malaikat’ itu
sebenarnya biarawan!
Dalam bab tentang kaum Essenes, Josephus menulis:
Seseorang yang ingin bergabung dengan sekte itu
tidak dijamin segera diakui tetapi harus lebih dahulu
menghabiskan satu tahun di luar golongan itu, membawa
jenis kehidupan yang sama dengan para anggota. Dia
dibekali dengan kapak kecil, kain pinggang dan jubah
putih. Jika dia lulus ujian tapabrata ini selama masa itu, dia
maju satu langkah lebih dekat pada keanggotaan penuh:
dia mungkin ambil bagian dalam pengabdian baptis
dengan air tetapi mungkin belum ikut serta pada hidangan
bersama. [17]
Banyak prosedur yang sama terjadi di Tibet. Sebelum biarawan
biasa diabdikan sebagai lama (yang berarti ‘lebih tinggi’), dia harus
melakukan serangkaian latihan dan ujian. Si calon juga diharapkan
tinggal di suatu tempat di luar komunitas itu selama waktu
tertentu, di satu tempat dimana dia dapat tinggal secara penuh
tidak terganggu sehingga dapat mencurahkan diri sepenuhnya
untuk meditasi. Biara Hemis di Ladakh, seperti semua lamaseries
yang lebih besar, memiliki bangunan kedua yang jauh lebih kecil

128
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

dan sederhana untuk tujuan itu, di atas puncak sebuah gunung


yang tinggi sekitar lima kilometer dari biara utama. Terbenam dalam
meditasi yang dalam, dalam sel pribadinya, si calon hanya menerima
sedikit makanan dua kali sehari dari para pembantu.
Sebuah gempa bumi menghancurkan seluruh komunitas
Qumran tahun 31 SM. Celah dan keretakan dalam tanah lapang
masih terlihat, dan di tingkat lantai berbeda hampir setengah meter
di beberapa titik. Qumran tetap tak berpenghuni selama hampir
30 tahun selama gempa bumi itu, dan tidak sampai sekitar waktu
kelahiran Yesus bahwa biara itu bangkit kembali dan diberkati
dengan semangat baru.
Sebagai tambahan kuburan manusia, sisa-sisa binatang yang
terkubur juga ditemukan dalam tanah biara itu. Tulang domba,
kambing, sapi, dan biri-biri dengan hati-hati diletakkan dalam bejana
terbuat dari tanah. Oleh karena itu, nampak bahwa meskipun kaum
Essenes menempatkan binatang domestiknya pada kegunaan yang
baik, mereka tidak membunuh atau memakan binatang itu sendiri
karena mereka menganggap pengambilan kehidupan merupakan
suatu kekejaman, seperti penganut Budha. Para biarawan
mengolah sawah dan kebun buah-buahan. Tak terhitung batu-batu
tanggal menjelaskan keberadaan penanaman pohon palem seperti
yang diuraikan Pliny dan Elder. Philo menceritakan bagaimana
pemeliharaan lebah juga merupakan salah satu hiburan pokok
komunitas itu–dimana makanan sehari-hari Yahya Pembaptis
seperti yang dicatat dalam Injil Markus (uir-uir belalang dan madu)
terbuka pada pikiran.
Sekitar 400 uang logam juga dibawa pada cahaya di biara
itu, dan dari apa yang mereka ungkapkan, sejarah komunitas itu
dapat disusun kembali dengan kesamaan besar. Sungguh sedikit
dari uang logam itu yang tertanggal dari tahun 4 SM, ketika
Archelaus menggantikan ayahnya Herod sebagai gubernur Judea.
Kesenjangan dalam urutan uang logam sebelum tanggal ini
menunjukkan bahwa hanya pada naiknya Archelaus bahwa biara itu

129
YESUS DI INDIA

diizinkan dibuka kembali. Para anggota komunitas itu harus tetap


menjaga pusat biaranya agar tetap bersih untuk semua tahun yang
mana Herod telah menindas dan memaksa keluar sekte Essenes,
berbaris di istana musim dingin yang mewah di Jericho hanya dua
belas kilometer jauhnya. Herod meninggal, kaum Essenes kembali
dan mulai membangun kembali biaranya. Qumran tetap terus
tak berpenghuni sampai pemberontakan orang Yahudi melawan
Romawi pada tahun 68 Masehi. Tanah di wilayah itu menjadi bukti
kerusakan kejam terakhir. Lapisan debu menunjukkan bahwa biara
itu telah diliputi api.

Ajaran Kaum Essenes di Qumran

Anggota komunitas Essenes di Qumran tidak memberikan


nama khusus pada sekte mereka dalam tulisan relijiusnya. Mereka
menyebut diri mereka ‘komunitas suci’, ‘orang-orang pilihan
Tuhan’, ‘kaum lelaki dan kebenaran’, dan yang paling sering, ‘Putra
Cahaya’. Dalam banyak hal kaum Essenes mengisi ajaran yang
melekat pada Hukum Yahudi pada surat itu, tetapi mereka juga
menyimpang dari hukum itu pada suatu tingkatan dalam hal lain
yang bisa diperdebatkan apakah komunitas Qumran harus benar-
benar digambarkan sebagai Yahudi saja.
Menurut Hokhajot, Lagu Pujian (atau psalms Essenes) yang tak
tergali, misi Essenes adalah untuk menyebarkan ‘Berita Baik (en-
angelion) kepada orang miskin sebagai ukuran rahmat Tuhan’, dan
mereka sendiri menjadi ‘pembawa pesan berita Baik itu’. Mereka
merasakan kebutuhan untuk ‘Perjanjian Baru’ dengan Tuhan–
kenyataannya mereka kadangkala menyebut diri mereka sendiri
sebagai Perjanjian Baru–seperti yang kemudian dianggap dibuat
pada seorang Yesus. Perjanjian Baru itu berakhir ‘dari hari sang
Guru meninggal sampai kedatangan Messiah (al-Maseh) dari Aaron
dan Israel’.

130
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

Tetapi yang paling mengherankan dari semua itu adalah


fakta bahwa ketika sekte Qumran bersembahyang sebagai suatu
komunitas, seperti mereka lakukan tiga kali sehari, mereka tidak
menghadap ke arah Candi di Yerusalem (seperti yang dilakukan
Yahudi Ortodoks) tetapi menghadap ke timur. Pusat dari
sembahyang mereka terletak di timur, ke arah matahari terbit.
Josephus menulis bahwa kaum Essenes ‘hanya berbicara dengan
salch.....sebelum matahari terbit, memanjatkan doa-doa kuno
tertentu kepada matahari....’ Ini menunjukkan bahwa kaum Essenes
menganggap matahari sebagai lambang yang bisa diterima untuk
Tuhan itu sendiri. Salah satu psalms Qumran menyatakan hal yang
bahkan dengan jelas, menyatakan Tuhan sebagai ‘....cahaya Fajar
yang benar [yang] nampak oleh kami pada saat pergantian siang
hari’, dan lagi ‘.....kamu telah nampak kepadaku salam kekuatanmu
dengan datangnya siang’.
Aturan komunitas (atau The Manual of Instructions) meminta
ketaatan dari Perjanjian Baru untuk memanjatkan doa di waktu
fajar dan doa do waktu petang. Para pengikut Pythagoras–yang
jelas diajar oleh para Brahmana dari India–pada pendiriannya di
Crotona, sebelah selatan Italia, dan para penganut sekte Gnostic
dari Herme Trismegistos (berdasarkan peribadatan dewanya
orang Mesir, Thoth tetapi kemudian banyak dipengaruhi oleh
Puthagoras), mengamati suatu mode peribadatan yang sama.
Keduanya bersembahyang menghadap ke timur dan menggunakan
matahari sebagai lambang mengingatkan pada Candi Matahari di
Martand, Kashmir.
Kaum Essenes hanya luar biasa dalam hal bahwa mereka
tidak menggunakan kalender yang disetujui penguasa Candi di
Yerusalem, yang merupakan kalender bulan (qamariah). Mereka
memiliki metodenya sendiri untuk menentukan tanggal yang
didasarkan pada tahun surya, yang lebih akurat, dan yang telah
umum digunakan di India sejak permulaan dominasi Brahmana.
Hanya selama jaman Julius Caesar kalender surya disebarluaskan

131
YESUS DI INDIA

untuk digunakan di seluruh Kekaisaran Romawi, meskipun masih,


sampai sekarang, belum diterima oleh orang Yahudi. [18] Oleh karena
itu dalam kalender Qumran, hari-hari besar tahun keagamaan
selalu jatuh pada hari yang sama pekan itu, bertentangan dengan
kebiasaan resmi Yahudi.
Tidak juga adalah kebiasaan membagi tahun menjadi empat
musim asal Yahudi. Pythagoraslah yang memperkenalkan
penetapan tiga bulanan dari India, dan sebelum itu, Yunani Kuno
telah benar-benar hanya berpikir dalam pengertian tiga, atau
bahkan dua musim.
Latar belakang spiritual dan sumber asli filosofi Essene lebih
lanjut diungkapkan oleh ajaran Essene lainnya: seperti para guru
India dan filosof Yunani mereka percaya pada keabadian, kehidupan
setelah mati–dengan kata lain, bahwa jiwa atau semangat hidup
lebih lama dan meninggalkan penjara sementaranya, yaitu tubuh.
Dalam hal ini Yesuslah yang menambahkan unsur baru dalam
ajaran kebangkitannya. Dia berbiacara tentang kebangkitan orang
yang mati, tetapi tanpa dengan jelas mengacu pada kebangkitan
tubuh. Jadi dia tidak perlu berbicara tentang kebangkitan dalam
bentuk daging, tetapi tentang doktrin reinkarnasi, transmigrasi,
dan perputaran kelahiran kembali yang terus menerus sampai
akhir samsara (dunia perubahan yang tetap, seperti yang diuraikan
dalam Upanishads)–ajaran dasar dari semua agama di India.
Penganut Pythagoras, para pemuja dari misteri Orphic, Empedocles
dan Plato semuanya, sebelum Essenes, diperkenalkan dengan
doktrin lingkungan kelahiran kembali yang mana jiwa memasuki
tubuh baru. Pikiram metempsychosis (ungkapan yang digunakan
oleh bahasa Yunani kuno serta bahasa Inggris modern) telah
bertahan di barat sampai sekarang terutama melalui sekte Gnostic
dan beberapa sekte Islam non-Arab, dan hal itu tetap dipelajari di
perguruan tinggi dalam antropologi teosofi dan relijius.
Bahkan selama abad kesembilan belas, komentator
menyatakan aspek-aspek agama Budha dalam ajaran Essenes [19].

132
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

Beberapa memandangnya sebagai perantara antara pengikut


rabbis, Gnotics, Platonis dan Pythagoreans di satu sisi, dan
Zoroanstrians dan Buddhist di sisi lain, dan menyatakan bahwa
agama kaum Essenes dan Therapeuts berubah dari bergabungnya
agama Budhisme dan monoteisme Semitic, saat Budhisme telah
bergabung dengan Shamanist Bon di Tibet, dengan filosofi Taoisme
dan Confucianism di Cina, dan dengan agama Shinto di Jepang. [20]
Para penganut Budha yang mengenakan jubah putih seperti
kaum Essenes–dan seperti orang Kristen awal. Para cendekiawan
Katolik terkejut pertama kali mencatat kesamaan yang luar biasa
antara ritual dan ajaran Budha Tibet dengan ritual dan ajaran Gereja
Katolik. Kostum para lama Tibet sangat serupa tidak hanya dengan
jubah yang dikenakan oleh para pendeta Katolik, tetapi juga dengan
pakaian para rasul dan Kristen pertama, seperti yang digambarkan
dalam lukisan dinding jaman itu, tepat di bawah bagian yang kecil-
kecil. Organisasi hirarkhis golongan biarawan Tibet dan Katolik
Roma menunjukkan kesamaan yang sungguh mengejutkan. Seperti
penganut Katolik, penganut Budha membaca doa perantara dan
pujian, dan memberikan derma/sedekah dan sumbangan, dan
dalam kedua agama itu para biarawan berjanji untuk hidup dalam
kemiskinan, kesederhanaan, dan kepatuhan. Para peganut agama
Budha menggunakan air suci dan menaikkan suara mereka dalam
perayaan kebaktian keagamaan dimana tata kebaktian/peribadatan
sangat dekat dengan peribadatan Gereja Kristen Timur. Tasbih
Gereja Katolik seperti halnya tasbih-sembahyang agama Budha.
Penggambaran penganut Budha tentang aura (pancaran) menjadi
lingkaran keramat pada ikonografi/ilmu arca dalam Kristen.
Dokter Gereja, Jerome dan sejarawan Gereja, Eusebius
menyatakan bahwa biara Kristen berkembang sepanjang jalur
komunitas Therapeuts di Alexandria. Yang dilakukan ketiga
‘pangkat’ kependetaan Kristen (uskup, pendeta, dan samas/
pembantu gerejawan) sebenarnya berhubungan dengan tiga
‘pangkat’ biarawan Therapeuts. Pertama Kristen digambarkan

133
YESUS DI INDIA

oleh Ephiphanius sebagai Therapeutae dan Jessians (yang disebut


kemudian mungkin merupakan bentuk ‘Essenes’ yang diubah).
Ambisi tertinggi bagi calon anggota Kristen awal adalah menjadi
seorang Therapeuts, dan banyak dari pengaturan kehidupan
sehari-hari dalam komunitas Kristen pertama dilakukan oleh tujuh
pembantu gerejawan yang terpilih–sebuah gelar yang juga berasal
dari penyesuaian diri biarawan Therapeuts.
Penganut Kristen merayakan hari Tuhan pada hari Minggu,
sedangkan orang Yahudi merayakan Sabbath pada hari Sabtu.
Essenes begitu juga merayakan hari suci pada hari Minggu, sesuai
saat mereka memulai perayaan Sabbath. Pada hari Sabbath,
orang Yahudi membawa daging, anggur, dan jagung ke Candi
untuk berkorban, dan para pendeta diberi bagian dari apa yang
mereka gunakan sendiri. Alasan permusuhan (kebencian) sengit
para pendeta dengan kaum Essenes jelas: penolakan sekte
Essene untuk melakukan sesuatu dengan korban berdarah yang
merepresentasikan ancaman bagi diet para pendeta dan, yang
lebih penting, bagi sumber pendapatan utama mereka (baik
dalam melakukan penyembelihan binatang, ataupun dalam
penyediaan, atau pengizinan binatang yang untuk korban).
Inilah penyebab utama persekongkolan para pendeta melawan
Yesus, karena sebagai pemimpin gerakan Nazarene–Essene
Yesus mengemukakan doktrin yang telah menghilangkan banyak
kewajiban dan sebagian besar status para pendeta. Sejauh mereka
kuatir, Yesus harus disingkirkan dari mereka untuk memastikan
bahwa mata pencaharian mereka aman.
Philo menguraikan mistik Yahudi yang mirip dengan
gymnosophist Hindu di India, yang juga menolak pengorbanan
binatang.
Kaum Essenes juga percaya pada doktrin penyebab moral–
bahwa perbuatan yang dikerjakan dalam kehidupan sekarang
sangat mempengaruhi kedudukan seseorang pada kehidupan
berikutnya: ajaran India tentang karma. Mereka yang mengerti

134
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

misteri ini harus hidup dengan benar atau terus berbuat dosa
dan siap dihukum di Hari Pengadilan. Inilah yang dalam konteks
harapan kuat mereka terhadap penyingkapan dan datangnya
kerajaan Tuhan dalam waktu dekat.
Ada banyak sekali hal yang berhubungan dalam pandangan
Yesus dan kaum Essenes, tetapi ada perbedaan juga harus tidak
diabaikan. Kitab Injil melaporkan bahwa Yesus memakan daging
dan minum anggur. Dia tumbuh dalam lingkungan yang dipengaruhi
oleh kaum Essenes setempat, dan kebanyakan para pengikutnya
adalah kaum Essenes. Tetapi dia kemudian membuat perbedaan
dengan ajaran perilaku yang kaku dari sekte itu karena dia merasa–
sebagaimana Budha 500 tahun sebelum dia–bahwa ketaatan
buta terhadap aturan dan peraturan yang keras bukan jalan
untuk mencapai keselamatan pribadi. Dan dengan menggunakan
pendirian perorangan, Yesus menciptakan versi ketaatan Essene
dan Nazarene yang baru dan toleran, yang membuat ruang untuk
orang-orang awam tidak dalam posisi mengikuti jalan tapabrata:
yang disambut oleh semua dan setiap orang dengan tangan
terbuka.
Khususnya, pendekatan Yesus pada Firman dan pada
persyaratan lain Hukum Mosaic jauh lebih bebas: ‘Kaum telah
mendengar bahwa dikatakan oleh mereka dari dahulu kala....
Tetapi aku katakan pada kalian....’ (Matius 5:21-48). Menurut
hukum Yahudi Ortodoks yang keras, mereka yang tidak mematuhi
pelarangan pada kegiatan di hari Sabbath, dan yang tidak
mempedulikan peringatan, harus dibunuh. Tetapi naskah Qumran
Damascus melarang eksekusi orang yang melanggar hari Sabbath,
dan menurut Injil Matius (Matius) Yesus berkata, ‘Untuk Putra
Tuhan adalah Tuhan bahkan di hari Sabbath’ (Matius 12:8).
Perbedaan antara pandangan Yesus dan pandangan kaum
Essenes khususnya terbukti dalam hubungannya dengan pikiran
mencintai musuh seseorang. Tidak seperti Yesus, kaum Essenes
merasa tidak menyesal tentang membenci musuhnya. Sebaliknya,

135
YESUS DI INDIA

orang-orang Qumran lebih membanggakan diri mereka menjadi


setidaknya jauh dari, jika tidak secara moral lebih unggul, orang
lain di dunia. Sangat berbeda dengan ini, adalah misi Yesus
untuk berhubungan dengan orang-orang yang berbuat dosa,
untuk menyelamatkan mereka yang telah tersesat: kata-katanya
menekankan bahwa dia telah dikirim keluar untuk menemukan
‘domba yang tersesat dari rumah Israel’, dan dia dengan jelas tidak
menyetujui kefanatikan beragama, atau organisasi atau institusi
yang menyatakan memiliki akses eksklusif pada kebenaran.
Perbedaan tajam lainnya terletak pada sikap yang bertentangan
terhadap penggunaan minyak atau balsem. Yesus adalah Kristus,
Yang Diberi Minyak Suci, sebuah gambaran yang digunakan sebagai
gelar untuk dia–dan membuatnya benar-benar terpisah dari
kaum Essenes. Naskah gaib kuno menyatakan bahwa pemberian
minyak suci memiliki tujuan khusus memikat setan/iblis sehingga
memberikan jaminan perlindungan dari mereka, dan dengan dasar
medis membantu menyembuhkan luka dan mengusir penyakit
pikiran dan tubuh. Dalam suatu hal tubuh pemuja yang ‘tertutup’
salep memastikan dia ada pada perlindungan Tuhan. Celsus
mengatakan bahwa kaum Ophites yang memuja ular memiliki obat
salep yang mengubah orang yang menerimanya menjadi ‘Putra
Bapa’: ‘Aku telah diminyaki dengan salep putih murni dari Pohon
Kehidupan’ [21]. Dalam Injil Philip yang masih diragukan ada bacaan:
‘Pohon Kehidupan adalah pusat surga; pohon minyak itulah yang
memberikan minyak suci yang hanya raja suci saja yang diberi
minyak itu (chrisma), dan dengan cara kebangkitan [ini menjadi
mungkin]. [22]
Jika kelahiran kembali suatu jiwa dalam tubuh baru
yang keseluruhan pikirannya disini, merupakan bukti betapa
menentukannya unsur yang Yesus perkenalkan pada ajaran
kelompok Essenes yang berbeda. Seperti yang Irenaeus
tulis, sakramen pemberian minyak suci adalah upacara yang
menunjukkan ‘keselamatan’ bagi seseorang ‘menjadi sempurna’,

136
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

dan akibatnya dianggap sebagai jauh lebih penting daripada


pembaptisan. Pemberian minyak suci itu umumnya di candi-candi
dan dahi, seringkali dalam bentuk salib. Tradisi pemberian minyak
suci ini asalnya dari India, dimana para pertapa Hindu (sadhus)
mungkin masih dikenal oleh lingkaran putih kecil, atau garis putih
horisontal atau vertikal, di dahi, yang dipakai dengan campuran
minyak dan abu suci (vibbult).

Budha dan Yesus: Sebuah Perbandingan

Tuhan suku Semit adalah dewata yang haus darah dan penuh
dendam. Yahweh-Jehovah dari Yahudi cenderung digambarkan
sebagai maharaja yang menakutkan yang duduk di sebuah
singgasana di atas awan, dengan kejam menghukum Orang-
orang Terpilihnya kapan saja mereka melampaui maklumat dan
larangannya.
Filosofi di belakang khotbah Yesus di Puncak Gunung seperti
yang disampaikan oleh Injil Matius (Matius), disinari oleh Tuhan
yang sangat berbeda. Pesan Kristus adalah pesan cinta, pesan maaf
dan kerukunan yang menyenangkan: cintai tetanggamu seperti
cintamu pada dirimu sendiri, jika seseorang menamparmu di satu
pipi, berikan juga pipi yang lainnya kepadanya. Bisa ada perbedaan
yang lebih besar dengan sikap yang diungkap dalam Perjanjian
Lama. Tidak ada agama lain dari daerah Laut Tengah bagian timur
yang memberikan pernyataan keagungan cinta yang disampaikan
oleh Yesus. Dimanakah Yesus belajar ajaran yang ia nyatakan dalam
khotbah di puncak gunung itu?
Jawaban yang mungkin bagi pertanyaan ini bisa ditemukan
dalam Injil penganut Budha (pra-Kristen) seperti Lalitavistara,
yaitu naskah Budha yang menunjukkan jumlah terbesar kesamaan
dengan tradisi Injil itu. Ditulis dalam bahasa Sansekerta, Lalitavistara
merupakan biografi Budha yang dihubungkan waktunya dan

137
YESUS DI INDIA

budayanya dengan Sarvastivadins. Bagiannya yang paling kuno,


berasal dari Hinayana, tertanggal dari abad ketiga Sebelum Masehi,
meskipun versi lengkapnya dalam bentuk sekarang dikumpulkan di
abad-abad sekitar kelahiran Yesus, dan dimasukkan dalam norma/
peraturan Mahayana dengan maklumat dari Dewan Haran pada
abad pertama Masehi–beberapa tahun sebelum pengumpulan
Perjanjian Baru.
Dalam Lalitavistana, Budha berkata:
Pengetahuan tentang kebenaran, pencapaian nirwana–
adalah anugrah tertinggi. Melalui cinta sendiri rasa benci
bisa ditaklukan; melalui cinta yang sempurna kejahatan
bisa diatasi.... Jangan ucapkan kata-kata kasar kepada
tetanggamu, dan dia akan menanggapimu dengan ucapan
yang serupa.
Seorang saudagar dari Sunapaortha meminta Orang yang
Diterangi (diberi petunjuk) untuk mengajarinya. ‘Orang adalah
kejam’ kata yang Dilahirkan Kembali. ‘Jika mereka menyinggungnya,
bagaimana kamu menanggapinya?’
Saudagar itu mengangkat bahunya. ‘Daya tidak akan menjawab
sama sekali kepada mereka,’ dia berkata.
‘Dan jika mereka memukulmu?’
‘Saya juga tidak akan bereaksi.’
‘Dan jika mereka membunuhmu?’
Saudagar itu tersenyum, ‘Kematian, Tuan, bukan kejahatan.
Beberapa kadang menginginkannya!’
Dengan cara yang sama, Yesus memerintahkan murid-
muridnya: ‘Siapapun yang memukulmu di pipi kananmu, balikkan
padanya pipi yang satunya.’
Budha berkata pada murid kesayangannya Ananda, ‘Percayalah
padaku, Ananda! Semua yang percaya padaku akan sampai pada
kesenangan yang besar.’ Kristus juga begitu memerintahkan

138
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

murid-muridnya untuk percaya padanya, dan tidak ragu-ragu dalam


keyakinannya.
Pada kesempatan lain, sang Budha menggambarkan
pemberian derma sebagai ‘benih yang ditabur di tanah yang bagus,
yang menghasilkan buah yang banyak.’ Dan dia juga menyatakan
bahwa ‘Makanan yang dimakan tidak merusak seseorang....tetapi
merenggut kehidupan, mencuri, berbohong, berzina, dan bahkan
berpikir untuk melakukan hal-hal ini, bisa membawa kerusakan
seseorang’. Dan ‘Seorang pria mengubur harta dalam lubang yang
dalam. Tetapi harta yang disembunyikan seperti ini bisa tidak ada
gunanya bagi dia. Sekarang harta cinta untuk tetangga seseorang,
kesalehan, dan sikap tidak berlebihan–yaitu harta yang tak pernah
bisa diambil pencuri.’ Dan ‘Bahkan ketika surga menabrak bumi,
bahkan ketika dunia ditelan habis dan dihancurkan, bahkan
kemudian, Ananda, kata-kata Budha tetap benar.’ Dan di tempat
lain Orang yang Diberi petunjuk itu menunjuk pada dirinya sendiri
sebagai ‘seorang gembala yang penuh kebijaksanaan’ yang
membungkuk untuk menggiring mereka yang berjalan ke arah
jurang yang dalam.
Semua perkataan Budha ini sangat mengingatkan pada kata-
kata Yesus, seperti yang dimuat dalam Injil. Mungkinkah Yesus
telah akrab dengan kata-kata pada Lalitavistana?
Yahya pembaptis membaptis di mulut sungai Yordania, dimana
sungai itu mengalir ke Laut Mati, sangat dekat dengan tempat
dimana komunitas Essene berpangkal dan dimana Gulungan
surat Laut Mati ditemukan tahun 1947. Yahya mendesak orang
untuk bertobat atas dosa-dosanya dan menerima pembaptisan
di tangannya dalam air sungai Yordania. Setelah dia dibaptis oleh
Yahya, Yesus berhenti di gurun, dimana dia dihadapkan pada godaan
oleh setan. Lima ratus tahun sebelumnya, Budha juga dihadapkan
pada serangkaian godaan oleh Mara, ‘raja indera kesenangan’,
seperti yang diceritakan dalam Lalitavistana. Bagi Siddhartha di
tengah puasanya dan meditasinya Mara menawarkan hidangan

139
YESUS DI INDIA

yang lezat dan menunjukkan kepadanya kekayaan dan selingan di


dunia ini, tetapi konsentrasi tafakur akhirnya tidak tergoda. Yesus
melakukan ujian yang sama di gurun, dengan hasil yang sama. Cerita
godaan yang sama dituturkan oleh Zarathrustra (Zoroaster), dan
benar-benar bertemu sama–cukup terbukti di Timur–memainkan
sebagian dalam banyak cerita tentang kehidupan orang suci
Kristen.
Yesus memerintahkan murid-muridnya untuk keluar dan
menyatakan pesan yang menggembirakan ke Rumah Israel.
Seperti sannyasis Hindu, para murid tidak boleh membawa emas
atau perak, sepatu atau pakaian.
Lima ratus tahun sebelum Yesus, Budha menggunakan
perintah yang sama dalam mengangkat murid pertamanya–tiga
puluh bangsawan–sebagaimana yang dilakukan Yesus di kemudian
hari: ‘Mari, ikuti Aku!’ Para murid meninggalkan segala sesuatu di
gurun itu dan mengikutinya, seperti Peter, Andrew, dan anak-anak
laki-laki Zebedee harus mengikuti Yesus begitu lama setelah itu.
Dan seperti Yesus, Budha berbicara dalam perumpamaan.
Yesus sekali menggambarkan betapa butanya seseorang yang
tidak bisa membimbing orang buta lainnya tanpa keduanya jatuh
ke dalam parit. Dalam sebuah bacaan kecil Budha berkata: ‘Ketika
orang-orang yang buta saling berpegangan berjajar, yang di depan
tidak melihat apa-apa, yang di tengah tidak melihat apa-apa, dan
yang di ujung belakang tidak melihat apa-apa!’ ada juga yang sama
dengan perumpamaan Putra Prodigal dalam Injil penganut Budha.
Perumpamaan yang lain yang diceritakan oleh Yesus disajikan
bukan diantara perkataan Budha tetapi dalam tradisi Hindu pra-
Kristen dan peribahasa, termasuk kata-kata mutiara yang terkenal
bahwa ketaatan dapat memindahkan gunung. Dalam hal ini Krishna
memindahkan gunung Govardhana untuk melindungi penduduk
dari kemurkaan dewa Indra, dan dalam Ramayana monyet dewa
Hanuman membawa gunung ke Sri Lanka. Tidak ada pemikiran

140
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

seperti itu dalam tradisi Perjanjian Lama.


Yang berkaitan dengan Budha adalah banyaknya keajaiban,
yang sebagian sangat mirip dengan keajaiban yang diuraikan dalam
Perjanjian Baru seperti yang dilakukan oleh Yesus. Budha dan murid-
muridnya diundang untuk menghadiri sebuah perkawinan di kota
Jambunada. Kelompok suci itu duduk untuk makan besar tetapi
makanannya, bukan cepat berkurang ketika dimakan, jumlahnya
justru semakin bertambah dan terus bertambah, sehingga
meskipun semakin banyak tamu yang tiba disana makanan itu
cukup untuk orang yang sangat banyak yang ada disana sampai
akhir.
Seperti Yesus, Budha dianggap sebagai punya sifat ketuhanan
dan kemanusiaan. Sebelum kedatangannya di Bumi Budha
hidup sebagai makhluk spiritual diantara hal-hal yang bersifat
ketuhanan dalam dunia spiritual. Dari keinginannya sendiri yang
bebas dia turun ke Bumi untuk memberikan manfaat pada Bumi.
Seperti Kristus, kelahirannya merupakan hasil keajaiban: malaikat
pembawa pesan menyatakan bahwa dia akan menjadi penyelamat,
dan meramalkan kepada ibunya: ‘Semua kesenangan untukmu,
Ratu Maya, bersenang dan bergembiralah, karena anak yang kamu
lahirkan adalah suci!’
Setelah Simeon tua dan saleh diberitahu dia akan melihat
datangnya al-Maseh, kelahiran Budha diramalkan oleh orang suci
tua Asita tak lama sebelim dia meninggal, datang pada bayi yang
baru dilahirkan itu, menggendongnya di tangan, dan berkata:
Inilah bayi yang tiada bandingannya, sangat unggul
diantara kaum laki-laki... Dia akan mencapai ketinggian
terakhir dari pencerahan. Dia mengetahui kehendak
tertinggi. Dialah yang akan membuat Roda Doktrin
berjalan. Dia memiliki nafsu untuk memperjuangkan umat
manusia. Kepercayaan yang ia temukan akan tersebar ke
seluruh dunia.

141
YESUS DI INDIA

Simeon, deikian juga mengangkat bayi suci itu di tangannya


dan berkata,
Tuhan, sekarang izinkan pembantu-Mu berangkat ke
kedamaian menurut katamu:
Karena mataku telah melihat hal yang menyelamatkan,
Yang telah engkau persiapkan di depan semua orang,
Cahaya untuk menerangi orang yang kafir, dan keagungan
orangmu Israel. (Lukas 2:29-32)
Bahkan cendekiawan yang sangat hati-hati yakin bahwa
perkataan itu memiliki preseden langsung dalam Budhaisme.
Di sekolah, Pangeran Muda Siddhartha cukup akrab dengan
semua naskah keagamaan. Dia berjalan di sebuah persimpangan
pendek, dia tidak dijumpai, dan kemudian ditemukan dalam
meditasi yang mendalam. Kesamaan dengan Yesus yang berumur
dua belas tahun yang didapati sedang berdebat dengan para ahli
Injil di Candi sementara orangtuanya telah mencarinya sungguh-
sungguh mereka tidak bisa dipersalahkan.
Budha memulai mengajarkan kepada umum pada sekitar usia
tiga puluh, usia yang mana Kristus melakukan hal yang sama. Seperti
Yesus, Budha mengadakan perjalanan di seluruh pelosok negeri
bersama dengan para muridnya dalam kemiskinan yang disengaja,
memberikan pelajaran kepada mereka sambil menggunakan
khiasan dan perumpamaan yang gambling. Seperti Yesus, Budha
memiliki dua belas murid, dan pengikut pertamanya adalah dua
bersaudara–lagi ini jelas sama dengan pengikut pertama Yesus.
Ketika dipanggil oleh Budha, teman pertamanya duduk di
bawah sebuah pohon besar, dan ketika sedang duduk di bawah
pohon seperti pipa (pohon bo) Budha memperoleh pencerahan.
Bagi penganut Budha pohon bo (Fieus religiosa) tetap merupakan
simbol terpenting untuk pencarian pencerahan. Yesus juga pertama
mencerahkan muridnya Nathanael yang duduk di bawah sebuah
pohon besar. Baik Budha maupun Kristus memiliki satu murid

142
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

kesayangan dan satu murid yang menghianatinya–dan, seperti


Judas Iscariot, musuh Budha Devadatta sampai pada akhir yang
malang (meskipun komplotannya gagal, sedangkan Judas tidak).
Sama kuatnya dengan Yesus mengkritik Pharisees, para
penganut Yahudi Ortodok yang tetap tabah memegang teguh surat
Hukum Mosaic, Budha mengkritik kasta pendeta para Brahmana
yang kekolotan telah dikurangi pada ritual yang tidak bermakna
dan peraturan yang suka mencampuri urusan orang. ‘Seperti murid
yang sombong dalam perdagangan mereka masih belajar, para
pendeta selamanya memperluas jaringan peraturannya dan di akar
setiap skema kejahatan.’ Dari Pharisees, Yesus juga mengatakan
yang sama, ‘Mereka mengikatkan diri pada beban berat dan hal yang
menyedihkan terlahir, dan meletakkannya di pundak para pria itu;
tetapi mereka sendiri tidak akan menggerakkannya dengan salah
satu jari mereka.’ (Matius 23:4-5). Pada cara yang digunakan Budha
untuk menggolongkan para Brahmana–‘Di dalam kau seperti kayu
yang kasar, meskipun penampilanmu lembut’–Yesus membuka
kemunafikan Pharisees: ‘Kamu seperti nisan yang diwarnai putih,
yang nampak indah dari luar, tetapi di dalam penuh dengan tulang
belulang orang yang mati, dan semua ketidakbersihan’ (Matius
23:27).
Seperti Budha yang menolak pengorbanan berdarah yang
dilakukan oleh beberapa Brahmana, Yesus menolak pengorbanan
berdarah oleh orang Yahudi. Dan seperti Budha yang mencatat
pikiran dangkal tentang apa yang murni dan apa yang tidak murni
dan bagaimana pencucian ritual bisa atau tidak bisa mujarab, Yesus
mengecam segala hal yang tidak jujur dan suka pamer.
Meskipun semua berusaha mengaburkan asal ajaran Yesus
yang benar, dan meskipun tekanan Injil terhadap persesuaian
keras di sepanjang jalur yang berbeda, lebih dari seratus bacaan[23]
dalam Perjanjian Baru bisa disebutkan yang menunjukkan bukti
sumber-sumber yang berhubungan dengan tradisi yang jauh lebih
tua: Budhaisme.

143
YESUS DI INDIA

Ajaran Budha dalam Ajaran Yesus

Persamaan antara ajaran etika Yesus dengan ajaran Budha


sangat dikenal. Keduanya melarang pembunuhan, pencurian,
memberikan kesaksian palsu dan hubungan seksual yang gelap/
haram. Keduanya menyatakan dengan tegas bahwa yang lebih tua
harus dihormati. Keduanya bertujuan untuk mengatasi kejahatan
dengan kebaikan. Keduanya mengajarkan cinta kepada musuhnya.
Keduanya menilai kedamaian pikiran dan maksud yang suka damai.
Keduanya memberi nasihat melawan penimbunan harta yang sia-
sia di atas bumi. Dan keduanya menganjurkan belas kasihan kepada
korban persembahan. Kesamaannya banyak, dan beberapa naskah
kedua kepercayaan itu serupa kata demi kata.
Seperti Yesus, Budha menyebut dirinya ‘Putra Tuhan’, dan
seperti Yesus bisa digambarkan sebagai Cahaya Dunia, sehingga
Budha dinyatakan sebagai bergelar ‘Mata Dunia’ dan ‘Cahaya yang
tiada Bandingannya’.
Pemahaman Budha tentang dirinya sendiri dan perannya sedikit
berbeda dengan pemahaman Kristus tentang asal dan tempatnya.
‘Aku tahu Tuhan dari Kerajaan Surga dan Jalan yang menuju
kesana,’ kata Budha, ‘Aku mengetahuinya sebagaimana orang
telah memasuiki Brahmaloka (Kerajaan Tuhan) dan telah dilahirkan
disana’. Dan mereka yang percaya padaku dan mencintaiku pasti
diselamatkan.’ Ini mirip dengan janji Yesus yang tercatat dalam
Injil Yahya: ‘Dia yang mendengar kata-kataku, dan mempercayai
dia yang mengirimku, memiliki kehidupan yang abadi, dan tidak
harus mendapatkan hukuman; tetapi berada dari kematian menuju
kehidupan’ (Yahya 5:24). Dan ‘Dia yang percaya padaku, meskipun
dia mati, tapi dia masih hidup’ (Yahya 11:25).
Budha berkata pada murid-muridnya, ‘Mereka yang punya
telinga untuk mendengar, biarkan mereka mendengar.’ Dia
menunjukkan keajaiban: yang sakit jadi sembuh, yang buta jadi bisa

144
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

melihat lagi, yang tuli bisa mendengar lagi, dan orang yang pincang
bisa berjalan dengan leluasa. Dia melangkah menyeberangi sungai
Gangga yang sedang banjir seperti Yesus menyeberangi air telaga.
Dan akhirnya diberikan kepada murid-muridnya Yesus untuk dapat
menunjukkan keajaiban, seperti para pendahulunya, murid-murid
Budha.
Pada suatu kesempatan Budha datang ke lembah sungai itu.
Dari lembah yang berlawanan seorang murid yang tidak mampu
menemukan perahu mulai berjalan menyeberang di atas air menuju
ke arahnya, persis seperti Peter mendekati Yesus dengan berjalan
di atas air. Dan dengan cara yang sama, Peter mulai tenggelam
ketika keyakinannya mulai guncang, murid Budha terganggu. Peter
diselamatkan dengan kata-kata yang mendukung dan lengan Yesus,
dan murid Budha selamat ketika dia berusaha meraih kembali
kekhusyuan dalam merenungkan sang Tuhan. Orang-orang yang
menyaksikan peristiwa individual itu terkejut. Budha berkata,’
keyakinanlah yang membawa kita selamat ke seberang’. Berjalan
di atas air adalah konsep yang sungguh tak terdengar dari tradisi
Yahudi, tetapi merupakan tema yang tersebar luas di India: lebih
dari mungkin bahwa Perjanjian Baru mengangkat ide dari sana.
Tetapi seperti Yesus, Budha tidak punya kendaraan dengan
rancangan gaib hanya untuk melayani orang yang mengidamkan
sensasi saja. Bagi seorang yoga yang telah menghabiskan dua puluh
lima tahun yang penuh usaha dalam berusaha untuk memperoleh
kemampuan menyeberangi sungai tanpa basah kakinya, Budha
berkata ‘Sudahkan kamu benar-benar menghabiskan banyak
waktu untuk hal yang kecil seperti itu? Semua yang kalian butuhkan
adalah uang logam kecil, dan si tukang perahu akan mengantarmu
menyeberang denagn perahunya.’
Tetapi pada tanggal berikutnya, cerita keajaiban Budha dalam
tradisi Mahayana Budhaisme disesuaikan dengan status sama
pentingnya dengan keajaiban Yesus dalam agama Kristen. Setiap
waktu dan setiap tempat, orang telah mudah terkesan oleh

145
YESUS DI INDIA

keajaiban, tanda-tanda dan kacamata magic daripada kebenaran


spiritual, khususnya ketika kebenaran spiritual sulit diambil.
Ada satu cerita khusus yang mungkin menggambarkan
persamaan yang paling menakjubkan dari semuanya antara
naskah agama Budha yang lebih tua dengan Perjanjian Baru.
Dalam pengertian Kristen ini merupakan cerita perumpamaan
Mite Janda (Tengu Janda). Menurut versi Budha, ada kumpulan
relijius dimana keyakinan diperlukan untuk mendapatkan bantuan
keuangan. Anggota jemaah yang lebih kaya memberikan uang
logam yang berharga dengan sukarela. Tetapi ada janda yang
lebih miskin yang miliknya hanya berjumlah dua uang logam kecil,
dan dia memberikannya dengan senang hati. Pendeta pemimpin
menerima sikapnya dan secara umum menghargai dia atas hal itu,
tidak mengatakan apa-apa tentang bantuan/pemberian dari orang
yang lain.
Bacaan yang berhubungan dalam Injil Markus menceritakannya
dengan sebagai berikut:
Dan Yesus duduk di atas perbendaharaan, dan melihat
bagaimana orang memilih uang dalam perbendaharaan:
dan banyak yang kaya memilih yang banyak.
Dan datanglah seorang janda miskin, dan dia memasukkan
dua tengu (uang kecil yang tak begitu bernilai).
Dan dia memanggil murid-muridnya untuk mendekat, dan
berkata pada mereka, sesungguhnya aku katakan pada
kalian, bahwa janda miskin ini telah memilih lebih banyak,
daripada mereka semua yang telah memberikan pada
perbendaharaan itu:
Karena semua yang mereka berikan dari kelimpahan
mereka; tetapi dia memberikan dari apa yang ia ingin
berikan dari semua yang ia miliki, bahkan seluruh hidupnya.
(Markus 12:41-44)
Terpisah dari kenyataan bahwa tema dasar dari keduanya sama

146
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

versinya, ada beberapa keterangan yang kebetulan terkemuka.


Dalam kedua versi cerita itu tentang seorang janda. Keduanya
membuat pemberian mereka pada kumpulan relijius bersama
dengan orang-orang kaya. Keduanya memberikan semua yang
mereka miliki, yaitu dua uang logam. Dan masing-masing dipuji
oleh orang yang datang yang menilai pengorbanannya jauh lebih
tinggi dari bantuan dari orang kaya. Yang sangat dekat adalah versi
yang akan sulit untuk dipercaya bahwa yang kemudian (Kristen)
didapati sungguh bebas dari pendahulunya (Budha).
Persamaan antara Budhaisme dengan Kristenitas dapat dilihat
tidak hanya dalam kata-kata dan perbuatan para pendirinya tetapi
juga dalam aspek lain dari kedua agama itu setelah para pendirinya
meninggal. Mitos dan legenda di seputar dua tokoh sentral itu
segera setelah mereka meninggal, Budha dan Yesus diangkat di
atas semua dewata yang kurang/lebih rendah dari mereka dan
cerita tentang keajaiban berkembang dan menyebar. Dalam kedua
kasus itu para murid awalnya gagal membentuk komunitas relijius
yang teratur untuk kepercayaan itu, berjalan dengan kelompok
yang kecil dan terpencar. Cukup cepat, perselisihan teologis pecah
antar kelompok dengan latar belakang yang berbeda: antara
Kristen Yahudi dan Kristen Hellenis. Dalam kedua Dewan agama
itu bersidang, satu di Rajagriha, satu di Yerusalem. Dan penganut
Budha Ortodoks meresmikan doktrinnya di Dewan Pataliputra
(tahun 241 SM) 250 tahun setelah kematian Budha, begitu juga
Gereja Kristen di Dewan Nicea (325 SM), 300 tahun setelah Yesus
terakhir melihat Palestina.
Pada masa Yesus hidup dan mengajar di Palestina, sekolah
Mahayana Budhaisme baru saja berubah dari Hinayana yang agak
berorientasi-diri. Mahayana lah yang mengubah Budhaisme menjadi
agama yang universal, terbuka bagi penganut dari setiap bangsa
dan latar belakangnya. Filosofi Mahayana memfokuskan pada
nafsu untuk semua makhluk, seperti yang terbentuk dalam cita-
cita Bodhisattva, sebuah konsep yang terbentuk pada abad ketiga

147
YESUS DI INDIA

SM. Bodhisattva adalah Orang yang Diterangi (diberi petunjuk)


yang menangguhkan penggabungannya dengan Makhluk
Universal, yang menunda masuknya ke nirwana, selama hal itu
terjadi padanya untuk memimpin setiap orang dan makhluk untuk
keselamatan. Keberadaan Bodhisattva di dunia memiliki tujuan
tunggal membawa semua jiwa ke jalan kebebasan (moksha), jalan
yang merupakan pembebasan dari lingkaran kelahiran kembali dan
dari gangguan dunia dan hal-hal fisik.
Semua sifat yang mencirikan Bodhisattva ditemukan pada diri
Yesus, sampai ke keterangan terakhir. Yesus dengan sendirinya
merupakan lambang dari ciri-ciri Bodhisattva.

Apakah Yesus Seorang Yahudi Ortodoks?

Seorang Yahudi di tengah kaum Yahudi, Yesus kadangkala


dianggap wakil Judaisme pada jamannya dan budaya setempat.
Tetapi tak ada julukan ‘tradisional’ dan ortodoks yang bisa
diperuntukkan baginya dalam pengertian keagamaan. Berkenaan
terutama dengan masalah kematian, keluarga, Hukum, dan
tradisi Yahudi, ada perbedaan mendasar yang membedakan
pandangannya dari Judaisme Ortodoks. Tentu tidak adil
mengatakan bahwa Yesus menolak semua yang paling keramat
bagi budaya Yahudi tradisional!
Ini khususnya kasus yang berhubungan dengan kematian
dan keluarga. Dalam empat ayat yang berurutan Lukas (Lukas)
melaporkan bagaimana Yesus mempertimbangkan kebebasan
pribadi untuk beribadat dan cinta pada Tuhan menjadi lebih penting
daripada pertama upacara penguburan yang lazim (konvensional)
dan kedua tugas yang melekat dalam menjadi salah satu keluarga.
Dan dia berkata kepada yang lain, Ikuti aku. Tetapi
dia berkata, Tuhan, menderita aku pertama pergi dan
menguburkan ayahku.

148
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

Yesus berkata kepadanya, Biarkan yang mati mengubur


kematiannya: tetapi pergilah kamu dan ajarkan kerajaan
Tuhan.
Dan yang lain juga berkata, Tuhan, aku akan mengikutimu;
tetapi biarkan aku lebih dulu minta pamit pada mereka,
yang ada di rumah di rumahku.
Dan Yesus berkata kepadanya, tidak udah, meletakkan
tangannya pada bajak, dan menoleh ke belakang, cocok
untuk kerajaan Tuhan. (Lukas 9:59-62)
Kapanpun ajaran dan kegiatan Yesus menyentuh masalah
keluarga, mereka cenderung ‘menyinggung perasaan Yahudi’,
seperti yang diutarakan sejarawan Yahudi C.G. Montefiore. [24] ‘Jika
ibunya, dan istrinya, dan anak-anaknya, dan saudara laki-lakinya,
dan saudara perempuannya,.....dia tidak bisa menjadi muridku’
(Lukas 14:26). ‘Dia yang mencintai ayahnya atau ibunya melebihi
cintanya padaku tidak berharga bagiku’ (Matius 10:37). Khususnya
bertentangan–dan tak bisa dimengerti–dengan tradisi Yahudi
adalah bacaan dalam Injil Matius dimana Yesus dengan kata-kata
tidak mengakui ibunya sendiri:
Sementara dia belum berbicara dengan orang-orang
itu, lihat, ibunya dan saudara laki-lakinya berdiri tanpa,
keinginan untuk berbicara dengannya.
Kemudian seseorang berkata kepadanya, Lihat, ibumu
dan saudara laki-lakimu berdiri tanpa keinginan untuk
berbicara denganmu.
Tetapi dia menjawab dan berkata kepadanya dan
memberitahunya, Siapa ibuku? Dan siapa saudara laki-
lakiku?
Dan dia membentangkan tangannya ke depan ke arah
murid-muridnya, dan berkata, lihat ibuku dan saudara laki-
lakiku! (Matius 12:46-49).
Yesus yang sama dengan namanya ‘mengusahakan

149
YESUS DI INDIA

keluarganya’ sendiri ketika mereka ingin berbicara dengannya.


Dan Matius–penulis Injil dari sudut pandang Yahudi, dari semua
orang–yang mengutip Yesus sebagai membuat pernyataan yang
unik untuk dunia kuno dan terutama memalukan kaum Yahudi:
‘Aku datang untuk membuat orang melawan ayahnya, dan anak
perempuan melawan ibunya, dan menantu perempuan melawan
ibu mertuanya.’ Dan dalam antisipasi aneh dari teori jaman Freud,
dia menambahkan: ‘Dan musuh seseorang harus menjadi bagian
dari urusan rumah tangganya’ (Matius 10:35-36).
Ditinjau dari latar belakang budaya Yahudi jaman itu, perilaku
seperti itu ada pada bagian Yesus–memilih ikatan keluarga dan
ikatan keras yang dianggap sebagai keramat–bisa dianggap bukan
sesuatu yang mengagumkan pada jaman sekarang. Jadi sikap yang
sama ini persis dengan perjuangan keras Budha setelah bebas
dari keinginan dan gangguan diri duniawi. Untuk bisa bebas dari
penderitaan dalam kehidupan duniawi, semua kasih sayang harus
dibatalkan, sebagaimana dengan budaya yang menyenangkan
yang mempresentasikan rintangan/gangguan yang sama. Manusia
perorangan tetap merupakan tawanan dari lingkaran kelahiran
kembali selama dia tidak mampu membebaskan dirinya dari
keinginan yang mementingkan diri sendiri. Yesus menemukan
dirinya tetap melukai Hukum Yahudi, yang nampak baginya dalam
suatu hal diuraikan dalam pengertian yang sia-sia dan kosong, dan
sanggahannya yang jelas atas pentingnya Sabbath akhirnya cukup
untuk membawa kepada Penyaliban.
Sudahkah Yesus benar-benar bermaksud untuk membawa kehidupan
yang saleh seperti yang dipahami kaum Yahudi Ortodoks jaman itu,
atau bahkan menjadi seorang pendeta Yahudi, dia akan harus menikah
khususnya di usia kematangannya. Tetapi Matius tidak meninggalkan
keraguan sama sekali bahwa Yesus tetap membujang (19:12).
Dan Yesus akan harus dikhitan/disunat, seperti yang diminta
untuk semua laki-laki Yahudi sebagai tanda Perjanjian antara
Yahwe-Jehovah dengan Ibrahim. [25] Hanya pria yang disunat yang

150
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

boleh ambil bagian dalam hidangan untuk memperingati Paskah


Yahudi, dan tidak ada pria yang tak disunat yang diperbolehkan
memasuki altar Tuhan dalam Candi. [26] Siapapun yang menolak
disunat dianggap melanggar Perjanjian dan dibuang, ‘dikeluarkan
dari orang-orangnya’ (Kejadian 17:14). Jadi Injil tidak menyatakan
apakah Yesus disunat atau tidak. Lukas 2:21 hanya mengatakan
bahwa ketika Yesus berusia delapan hari dan undang-undang
sunat diberlakukan, dia disebut namanya. Tidak ada pernyataan
jelas bahwa dia benar-benar disunat.
Injil Thomas yang masih diragukan menghubungkan perkataan
Yesus tentang penyunatan:
Murid-muridnya bertanya kepadanya, ‘Penyunatan–
adakah hal penting dari itu atau tidak?’ Dia menjawab,
‘Jika benar-benar penting, Bapamu dari surga akan
melihatnya bahwasanya kamu lahir ke dunia telah disunat
dari kandungan ibumu. Tetapi penyunatan merupakan
semangat yang mungkin begitu penting.’ (Logion 53) [27]
Kaum Essenes dikenal telah mengetahui penyunatan
spiritual seperti itu, dan bukan untuk meminta penghilangan
kulup (kulit khatan). Dalam begini paul, yang sangat menentang
penyunatan sebagai persyaratan keagamaan, berusaha untuk
mengesampingkan keberatan orang Kristen Yahudi dan untuk
mendapatkan kewajiban yang ditegaskan oleh para rasul di Dewa
Yerusalem.

Pengganti Kaum Essenes dan Nazarenes

Dalam perjuangan untuk dominasi yang terjadi antara banyak


kelompok-kelompok Paulinis, Gnostic dan Kristen–Yahudi selama
awal abad jaman sekarang, Gereja Romawi, seperti yang diatur
dalam hirarkhi dan dalam bentuk Paul, yang akhirnya muncul
sebagai pemenang menyusul perubahan Kekaisaran Konstantine

151
YESUS DI INDIA

ke kristenitas pada tahun 313 Masehi. Tiga ratus tahun kemudian


mendapati di bawah tekanan sebagai agama baru yang ditekan
kuat dari selatan ke Asia Kecil: Islam berhasil memenangkan atas
sebagian besar penduduk di wilayah itu dalam ruang waktu yang
sangat singkat.
Tetapi menjadi apa kelompok-kelompok yang tidak mau
menyerahkan kekuasaan kepada Paus di Roma dan Kaisar di
Byzantium–kaum Essenes dan Nazarenes, inti-keras Kristen Yahudi
(Ebionities), Gnotics, Manicheans dan neo-Platonis?Apakah mereka
hanya menghilang, terhisap tanpa jejak ke dalam Gereja Roma atau
ke dalam aliran umat Islam?
Sejumlah besar masyarakat dari berbagai macam suku, kaum
dan golongan masih hidup hingga sekarang di antara pegunungan
di Asia Kecil, Siria dan Kurdistan, yang oleh kaum Muslim ortodoks
dianggap sebagai kelompok pembuat tahayyul yang berpotensi
menjadi masalah, dan yang, ketika tidak disebut Shiah, maka mereka
mungkin akan lebih dikenal dengan nama kolektif sebagai kaum
Alawites [28] (karena sepupu dan juga menantu Nabi Muhammad,
Ali, diberi kedudukan khusus di dalam kepercayaan mereka.
Kaum Alawites ini meliputi misalnya, Bektashi dervishes dari
Anatolia dan Nusairis dari pegunungan tepi pantai Syiria. Nama
kelompok yang kemudian dianggap oleh banyak kalangan berasal
dari Nazarene atau Nazorian, atau dari nama Nasara atau Nasrani
yang digunakan untuk Kristen pertama di Palestina. [29] Dan ada
komunitas Druse dari pegunungan Lebanon yang lebih dikena;, dan
Yazidi dari Kurdistan, yang dengan hina disebut pemuja syaitan/
iblis oleh Muslim Ortodoks.
Sampai orang luar jaman modern, termasuk para cendekiawan
peneliti tidak mengetahui apa-apa tentang kepercayaan relijius
dari kelompok-kelompok ini, semua menyatakan Muslim yang
berbakti, dan semua yang mengucapkan sumpah yang mengawali
dalam misteri keyakinannya kepada kerahasiaan mutlak,

152
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

menderita karena hukuman yang paling berat. Hanya yang sangat


baru beberapa dari komunitas kesukuan ini, terutama beberapa
kelompok di Turki, [30] membuka pintunya kepada dunia luar untuk
mengungkapkan tradisi kuno dimana pemikiran Mediterranean
(Laut Tengah) dan Anatolian dari jaman Klasik telah pertahankan
dikombinasikan dengan pandangan Yahudi Lama, awal Kristen
dan Gnostic, yang sebagian melahirkan persamaan yang tak bisa
disalahkan baik dengan Essenes, Nazarenes, maupun Therapeuts,
dan dengan cita-cita kehidupan relijius dan pemikiran di India.
Semua sekte ini membagi komunitas itu menjadi bukan–pemula
(orang awam) dan pemula (biarawan). Para biarawan diatur
dalam tiga tingkatan, persis seperti biarawan Therapeuts dan
kependetaan Kristen awal.
Di Anatolia, para biarawan yang menjadi milik cabang bujang
Golongan Bektashi tinggal di biara-biara atau sebagai tabib yang
mengembara berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lain. Para
wanita juga–yang diberi mode kehidupan yang jauh lebih bebas
daripada wanita Muslim–diterima ke dalam masyarakat para
pemula, [31] dan diizinkan untuk turut serta dalam Jem itu, tata
cara peribadatan yang paling penting, yang terjadi dalam biara
atau di rumah-rumah penganut yang taat. Ini mencirikan hidangan
bersama dengan roti dan anggur (sangat mirip dengan hidangan
agape pada majelis Kristen pertama), sebuah pengakuan dosa di
depan kependetaan, dan tarian keramat yang dilakukan dalam
keadaan gembira baik oleh pria maupun wanita.
Para calon pemula diperciki air oleh kedua belas saudara laki-
laki Golongan itu, dan secara simbolis digantung, sebagai tanda
kematian orang yang sudah tua dan kebangkitan yang baru. Kaum
Alawites dari Iran Barat dikenal sebagai Ahl-e Haqq (orang-orang
dari kebenaran) bahkan memimpin pada pemula ke sumber mata
air dimana dia kemudian dibenamkan. [32]
Ajaran filosofis dari komunitas ini sangat mengingatkan

153
YESUS DI INDIA

kepada tradisi India. Alam semesta menjalani putaran formasi/


pembentukan dan dissolusi/pembubaran yang tak ada akhirnya,
yang disebut putaran hidup. Dari keadaan pokok yang disebut Haqq
(Kebenaran) berkaitan dengan keadaan dasar dari segala hal–bisa
dibandingkan dengan Brahmana Hindu, shunyata pada Mahayana,
dan Tao di Cina–berasal satu Dewata dalam tiga Orang, yang pada
gilirannya membawa Logos atau Kecerdasan-Dunia, yang dibuat
berinkarnasi pada tiga laki-laki pada tiap usia untuk menunjukkan
kepada mereka jalan ke Pencerahan. Terutama contoh-contoh
rujukan dari dewa yang berinkarnasi seperti itu adalah Ali dan,
khususnya, Yesus. Tujuan hidup manusia adalah untuk mencapai
Pencerahan dan melewati lingkaran kelahiran kembali, jadi untuk
menjadi ‘orang sempurna’ (insan-i-kamili), sebuah cerminan atau
gambaran Tuhan, seperti Ali atau Yesus. [33]
Seorang antropolog dari Luxemburg yang telah menghabiskan
bertahun-tahun mempelajari orang-orang suku Kurdi di Anatolia
timur bercerita pada saya bahwa banyak legenda terus berputar
tentang tempat tinggal Yesus di tempat yang sekarang di sebelah
Tenggara Turki setelah Kebangkitan. Menurut dongeng rakyat
Persia, dia tinggal di kota Nisibis, di dekat Edessa, sekarang disebut
Nusyabin dan di perbatasan Turki dengan Syiria. Cendekiawan
lain mencatat tradisi di tengah kaum Alawites Anatolia bahwa
Yesus bertahan dari Penyaliban, dirawat kembali sehat oleh para
muridnya, dan kemudian selamanya meninggalkan daerah itu yang
ada di bawah pemerintahan kekaisaran Romawi. [34] Tanah di utara,
barat, dan selatan semuanya ada di tangan Romawi, jadi Yesus
hanya bisa pindah ke timur.
Kebanyakan penulis percaya bahwa komunitas kesukuan ini
merupakan keturunan langsung dari kaum Essenes dan Nazarenes
yang setelah jaman Kristus bergabung dengan kaum Kristen
Yahudi melawan kelompok Hellenis-nya Paul yang dominan, dan
yang ingin bertahan di bawah aturan Islam, belakangan dianggap
samaran sekte Islam.

154
KEBIJAKSANAAN TIMUR DI BARAT

Ada banyak hal yang saling berhubungan pada hal-hal


yang telah disebutkan. Semua kelompok merayakan festival
Kristen, misalnya, dan khususnya Paskah. Mengacu pada Yesus,
mereka juga menghargai Yahya Pembaptis dan Peter dengan
penghormatan tertentu, tetapi tidak sama sekali untuk Paul.
Mereka sangat percaya pada Injil Matius (Mathius) dan Yahya,
tetapi memperlakukan Injil Lukas Yunani (Hellenis) dengan sesuatu yang
mendekati penghinaan.
Apa yang bahkan lebih menarik, mungkin, adalah bahwa suku-
suku ini mendiami wilayah dimana komunitas Kristen asli tinggal.
Kaum Alawites dan Turki, misalnya menduduki wilayah yang pernah
menjadi rumah Galati–orang-orang yang dikirimi surat berasal dari
Perjanjian Baru ditujukan kepada Paul.
Pasti sangat mungkin bahwa komunitas terpencil ini yang
hidup di daerah pegunungan yang tidak bisa dimasuki mungkin
telah mempertahankan doktrin Kristen asli dalam bentuk yang
kurang tercampuri daripada Gereja Roma dengan semua Kaisarnya,
Pausnya dan Kardinalnya. [35]

155
156
Bab Enam
RAHASIA YESUS

Orang yang Bagaimanakah Ini?

Usaha menekan dengan mengemukakan bukti-bukti terhadap


tokoh historis Yesus Kristus agak mirip usaha ahli fisika untuk
membuktikan keberadaan partikel atom dan untuk menentukan
isinya. Partikel itu sendiri tidak bisa ditelusuri dengan alat optik
langsung, tetapi melalui sejumlah eksperimen memungkinkan
untuk mencatat jejak partikel yang lebih besar dengan mana
partikel itu bertabrakan, dan dengan mengikuti jejak ini kembali
ke sumbernya, untuk menghitung kekuatan yang terlibat dalam
tabrakan itu. Partikel sub-atom yang tak terlihat akhirnya diuraikan
dengan efeknya.
Dalam hal Yesus, ada dua faktor tambahan yang membuat tugas
itu lebih sulit. Pertama adalah bahwa Gereja Kristen sebenarnya
telah merusak semua bukti yang mungkin digunakan untuk
menyusun kembali peristiwa-peristiwa yang sejarah pribadi Yesus.
Yang kedua adalah bahwa Yesus sendiri dipaksa mempertahankan
rahasianya (rahasia siapa hak dia sebenarnya) selama hidupnya,
untuk menghindar dari cengkeraman musuh-musuhnya sebanyak
yang ia bisa. Yesus si orang itu tertutup oleh kerudung misteri dari
kerahasiaan. Awan menggelapkan menggantung di atas peristiwa-
peristiwa kehidupan pribadinya, meninggalkan terlalu banyak
jangkauan spekulasi.

157
YESUS DI INDIA

Begitu banyak kedwiartian hanya membuat kebingungan


akhir dan lengkap. Gagasan kami tentang sikap dan kepribadian
Yesus Kristus tidak begitu banyak didasarkan pada biografi yang
terdokumentasikan dan bukti sejarah seperti pada kebenaran yang
melebihi sejarah sementara dilewatkan melalui sejarah. Kami tidak
terelakkan muncul melawan batas apa yang nampak alami dan
bisa dipahami. Semua pertanyaan kami akhirnya berkurang tinggal
satu, pertanyaan sentral–pertanyaan yang benar-benar diajukan
oleh orang-orang sebaya dengan Yesus: ‘Orang macam apakah ini?’
(Markus 4:41).
Bisa ada persepsi tentang Yesus yang berbeda harus dianggap
terbentuk dari sifat orang historis itu–keseimbangan yang luar
biasa dan dijaga dengan sangat berhati-hati antara keterbukaan
dengan kerahasiaan. Peringatan Yesus kepada orang lain untuk
tetap diam tentang dirinya, ketidakmampuan bahkan dari murid-
muridnya sendiri untuk memahaminya, dan kenyataan bahwa
apa yang sebenarnya dikatakan oleh Putra Tuhan sangat cepat
berlalu, semua telah memainkan peran dalam hal ini. Murid-murid
yang sama yang telah menghabiskan hidupnya menyertai sang
Tuan/Guru tidak mampu memahaminya dengan benar dan tidak
pula mampu menghargai tentang apa dia itu. Dia nampak aneh
dan membingungkan, dan dia jelas tidak terlalu peduli dengan
berkurangnya aspek yang tidak jelas ini pada kehidupan publik.
Bahkan para murid sangat terikat untuk diam.
Setelah pernyataan pembukuan rahasia, Yesus memerintah
mereka bahwa mereka harus tidak memberitahu siapapun
tentang dia (Markus 8:30), dan ketika turun dari gunung menyusul
Transfigurasi, dia ‘memerintahkan mereka bahwa mereka harus
tidak memberitahukan kepada siapapun apa-apa yang telah
mereka lihat’ (Markus 9:9).
Ada pelarangan yang sama terhadap kerahasiaan ketika Yesus
menyembuhkan orang. Lagi-lagi Yesus melarang mereka yang
disembuhkan untuk menyebarkan berita tentang peristiwa itu. Dia

158
RAHASIA YESUS

mengirimkan penderita penyakit kusta yang ia sembuhkan dengan


kata-kata, ‘Lihat kamu tidak berkata apa-apa kepada siapapun’
(Markus 1:43). Dan kepada mereka yang hadir pada penyadaran
anak perempuan Jarius ‘Dia memerintahkan dengan tegas bahwa
tak seorangpun boleh tahu tentang hal itu’ (Markus 5:43). Yesus
mengirimkan pulang orang Bethsaida yang penglihatannya
telah ia kembalikan, dengan perintah ‘Jangan pergi ke kota atau
menceritakan ini kepada seseorang di kota itu’ (Markus 7:26). Di
samping semua ini, keajaiban tidak bisa disimpan sebagai rahasia
dan segera menjadi pengetahuan yang sangat umum. Akibatnya
setelah menyembuhkan orang yang tuli dan bisu, misalnya, ‘dia
memerintahkan mereka bahwa mereka harus tidak memberitahu
siapapun: tetapi semakin dia memerintah mereka, semakin banyak
mereka mengumumkannya’ (Markus 7:36).
Bahkan Yesus menyuruh iblis/syaitan yang mengenalnya
sebagai Orang Suci Tuhan (bandingkan Markus 1:24; 5:7). Dia
‘menderita bukan syaitan untuk berbicara, karena mereka
mengetahuinya’ (Markus 1:34). ‘Dan jiwa yang tidak bersih,
ketika mereka melihatnya, jatuh di hadapannya, dan menjerit,
mengatakan, Engkau adalah Putra Tuhan. Dan dia segera
memerintah mereka bahwa mereka harus tidak membuat dia
diketahui’ (Markus 3:11-12).
Dengan cara ini, kemudian para murid, mereka yang
disembuhkan, dan jiwa yang tidak bersih dan para syaitan
semuanya dilarang untuk mempublikasikan tindakannya–sungguh,
mereka diberi perintah resmi umumnya untuk menyimpan diam
tentang dirinya. ‘Dan dia tidak akan bahwa ada seseorang yang
harus mengetahuinya [diakah]’ (Markus 7:24; 9:30).
Perintah itu jelas juga diberlakukan pada para murid. Nampak
telah ada jurang pemisah intelektual yang besar antara Yesus dan
para muridnya, yang hanya tidak mampu memahaminya sama
sekali. Ini terutama terbukti dalam pernyataan Yesus tentang
kejengkelan karena mereka benar-benar kurang paham. Di atas

159
YESUS DI INDIA

kapal dilontarkan ke telaga oleh badai, munculah kata-kata yang


keras/buruk ‘Mengapa kalian begitu takut? Bagaimana kalian
tidak punya keyakinan?’ (Markus 4:40). Dan menyusul keajaiban
papan roti, ‘Mengapa alasanmu, karena kalian tak punya roti?
Belum kalian merasa belum juga kalian mengerti? Apakah hatimu
sudah mengeras (membatu)? Punya mata kalian lihat tidak?
Dan punya telinga kalian dengar atau tidak? Dan tidakkah kalian
ingat? (Markus 8:17-18). Dan terakhir, ‘Bagaimana kalian tidak
mengerti [bahkan sekarang]? (Markus 8:21). Ketika usaha para
murid untuk mengobati seorang anak laki-laki yang memiliki ‘jiwa
dungu’ berubah menjadi tidak berhasil, Yesus menegur mereka
dengan kata-kata, ‘Oh generasi yang tak berkeyakinan, berapa
lama aku harus bersama kalian? Berapa lama aku harus menderita
karenamu? Bawa dia kepadaku’ (Markus 9:19). Yang kedua dari
dua pertanyaan itu mungkin ditafsirkan sebagai mengimplikasikan
bahwa Yesus selalu menginginkan misinya di Palestina terbatas
lamanya, dan bahwa dia dapat melihat mendekati saat kembalinya
segera ke India.
Lingkungan di sekitar tempat masuk publik terakhirnya ke
Yerusalem juga merupakan teka-teki. Mengapa harus anak laki-
laki orang awam ini yang disambut dengan perayaan semacam itu
di kota tsb. jika dia sedang menggergaji papan di toko pekerjaan
kayu milik ayahnya semua masa dewasanya sampai usia ketiga
puluhnya, dan bisakah orang asing diantara penduduk setempat?
Penerimaan yang antusias oleh penduduk Palestina menunjukkan
bahwa dia telah kembali setelah ketidakhadiran yang panjang
dari tempat yang jauh, dengan ajaran asing dan baru, dan dengan
kekuatan supranatural seperti kemampuan untuk menunjukkan
keajaiban dan menyembuhkan orang sakit.
Ini juga menimbulkan pertanyaan tentang Nazarene
Pembaptis, Yahya, dalam cahaya baru: ‘Apakah kamu adalah dia
yang harus datang, atau apakah kita harus mencari yang lain?’
(Matius 11:3).

160
RAHASIA YESUS

Reinkarnasi dalam Perjanjian Baru

Menurut statistik pendapat publik yang dikumpulkan dalam


penelitian oleh organisasi Gallup, sejumlah 23 persen Orang
Amerika Utara pada tahun 1980-1981, dan sekitar 21 persen orang
Eropa di tahun 1983, percaya pada doktrin reinkarnasi. [1]
Reinkarnasi dialamatkan pada beberapa jaman yang khusus
dalam Perjanjian Baru, meskipun referensi semacam itu paling
sering diabaikan atau mungkin disalah mengerti. Percaya pada
reinkarnasi adalah hal yang berhubungan dengan komunitas
Kristen awal, sampai ini menjadi korban kesalahan sejarah yang
dilakukan oleh Dewan Gereja Konstantinopel di tahun 533 Masehi.
Dinyatakan berhubungan dengan bid’ah, ini tetap dilarang dari
doktrin ‘Kristen’ sampai sekarang.
Pendapat tentang kelahiran kembali disebarluaskan ke
seluruh dunia jaman purbakala Graeco-Romawi. Filosof besar
dan ahli matematika Yunani, Pythagoras (sekitar 570-196 SM),
sejaman dengan Budha, adalah seorang penganut kuat dalam
transmigrasi jiwa, dan ada sedikit legenda yang menceritakan
tentang perjalanannya ke India. [2] Plato (427-374 SM) juga seorang
murid reinkarnasi, dan kelahiran kembali juga memainkan peran
sentral dalam filosofi Stoics (orang yang pandai menahan hawa
nafsunya). Penyair Romawi, Virgil dan Plutarch, sejaman dengan
Yesus, percaya bahwa jiwa orang yang bagaimanapun terikat pada
dunia fisik daging akan dilahirkan kembali dalam tubuh baru ketika
tubuh yang tua meninggal.
Di Afrika Utara kuno, di Asia Kecil dan Timur Tengah, dari
Anatolia dan Mesir sampai Persia, dugaan/pemikiran tentang
transmigrasi jiwa dan kelahiran kembali diterima sebagai hal
yang benar. Perjanjian Lama berisi contoh-contoh yang jelas
dari kepercayaan pada kelahiran kembali jiwa dalam tubuh
lainnya. Menurut Psalms 90:3, Tuhan ‘mengubah manusia ke

161
YESUS DI INDIA

kerusakan; dan berkata, Kembalilah kamu pada anak manusia’.


Friedrich Weinreb bahkan menafsirkan bacaan dalam Buku Jonah
seperti menguraikan reinkarnasi regresif dalam ternak, dan juga
menceritakan reinkarnasi Nimrod. Weinreb menjelaskan konsep
Yahudi tentang Jiwa–Tuhan nshamah, kebaikan dan jiwa yang
sempurna yang sama dengan semua manusia, aspek-aspek khusus
tertentu yang dari waktu ke waktu menjadikan kemunculan. [3]
Menjelang tahun 30 Masehi, kaum Yahudi sangat mirip
dengan doktrin transmigrasi jiwa, yang mereka sebut Gilgal (Roda,
Putaran). Seperti Jerome, Doktor Gereja, melaporkan, doktrin
Gilagal adalah pengetahuan umum diantara kaum Kristen awal. Di
bawah judul ‘Reinkarnasi dalam Talmud Yahudi’, buku Meyer yang
berjudul konversationslexikon–ensiklopedi Jerman yang baku
terbit tahun 1907 menyatakan:
Orang Yahudi jaman Kristus memegang kepercayaan
terhadap transmigrasi jiwa. Penulis Talmud menerimanya
sebagai hal yang benar bahwa Tuhan telah menciptakan
jumlah yang jelas jiwa orang Yahudi yang akan terus
kembali keberadaannya di dunia selama ada orang Yahudi,
jika kadang dalam bentuk binatang untuk mengajarkan
sebuah pelajaran kepada suatu jiwa. Tetapi semua akan
dimurnikan pada Hari Akhir, dan bangkit dalam tubuh yang
benar di Tanah Yang Dijanjikan. (Konversationalslexicon
vol. 18, hal 263).
Perjanjian Lama berakhir dengan sebuah kenabian (dibuat
sekitar tahun 870 SM) yang mengumumkan reinkarnasi Elijah:
‘Lihatlah, Aku akan mengirimkan kepadamu Elijah nabi sebelum
datangnya hari yang besar dan mengerikan dari Tuhan’ (Matius
4:5).
Hampir sembilan abad kemudian, seorang malaikat
menampakkan diri kepala Zacharias dan memberitahukan kelahiran
seorang laki-laki:

162
RAHASIA YESUS

Tetapi malaikat itu berkata kepadanya, Jangan takut,


Zacharias: karena doamu didengar, dan istrimu Elisabeth
akan melahirkan anak laki-lakimu, dan kamu harus
memberinya nama Yahya.
Dan kamu harus merasakan senang dan kegembiraan; dan
banyak (!) yang gembira pada kelahirannya.
Karena dia harus besar dalam pandangan Tuhan, dan
harus tidak meminum anggur atau minuman yang kuat
(memabukkan), dan dia harus diisi dengan Hantu Suci,
bahkan dari kandungan ibunya.
Dan banyak anak-anak Israel yang harus dia kembalikan
kepada Yesus Kristus Tuhannya.
Dan dia harus pergi mendahuluinya dalam jiwa dan
kekuatan Elias [Elias adalah versi Yunani untuk Elijah
dalam bahasa Yahudi], untuk mengembalikan hati para
ayah kepada anak-anak..... (Lukas 1:13-17).
Yesus sendiri kemudian menyatakan bahwa Yahya Pembaptis
adalah Elijah/Elias:
Karena ini adalah dia, dari siapa ini ditulis, Lihatlah, Aku
kirimkan pembawa beritaku di depanmu, yang harus
mempersiapkan jalanmu sebelum kamu.
Sesungguhnya aku katakan padamu, Diantara mereka
yang lahir dari wanita ada yang belum naik lebih tinggi
daripada Yahya Pembaptis: meskipun dia setidaknya
dalam kerajaan surga lebih besar daripada dia....
Untuk semua nabi dan hukum yang diramalkan sampai
Yahya.
Dan jika mereka menerimanya, inilah Elias, yang datang
untuknya. (Matius 11:10-11; 13-14)
Menurut Yahya 1:21, ketika ditanya oleh para biarawan
dan Levites, sang Pembaptis menjawab bahwa dia bukan Elias.

163
YESUS DI INDIA

Mengesampingkan adanya spekulasi tentang apa yang merupakan


alasan kuat untuk jawaban negatif seperti itu oleh Yahya Pembaptis
atas apakah dia Elijah/Elias atau bukan, hal yang terpenting tentang
hal itu adalah bahwa kekuasaan relijius terbukti dianggap cukup
mungkin bahwa dia benar-benar inkarnasi baru dari Elijah/Elias.
Kami diberitahu bagaimana Yahya Pembaptis menghabiskan
masa mudanya–yaitu, dimana dia dididik. Hanya ada satu kalimat
ringkas dalam Lukas: ‘Dan anak itu tumbuh, dan bertambah besar
jiwanya, dan ada di gurun sampai hari kemunculannya ke Israel’
(Lukas 1:80).
Oleh karena itu, bukan tidak mungkin bahwa Yahya juga
dikenal sebagai reinkarnasi jiwa suci tertentu, dan mungkin diberi
pelatihan kebiarawanan langsung jauh di India. Jika ini masalahnya,
‘menyiapkan jalan kepada Tuhan’ akan memiliki arti yang melebihi
arti kias.
Pada kesempatan lain, Yesus bertanya kepada murid-muridnya:
‘Siapakah orang yang mengatakan bahwa Aku Putra Tuhan? Dan
mereka berkata, Beberapa orang mengatakan bahwa Engkau
adalah Yahya Pembaptis: beberapa mengatakan Engkau Elias; dan
yang lain, mengatakan Jeremias, atau salah satu dari para nabi.
Dia berkata kepada mereka, Tetapi siapa mengatakan padamu
itu saya? Dan Simon Peter menjawab dan berkata, Engkau adalah
Kristus, Putra Tuhan yang hidup’ (Matius 16:13-16).
Dan para murid bertanya kepada Yesus, ‘Mengapa lalu ahli
menulis mengatakan bahwa Elias harus datang lebih dahulu? Dan
Yesus menjawab dan berkata kepada mereka, Elias benar-benar
harus datang lebih dahulu, dan mengembalikan segala hal. Tetapi
aku katakan kepadamu, bahwa Elias telah datang, dan mereka
mengetahuinya atau tidak, tetapi telah melakukan apapun pada
mereka yang mereka daftar. Mungkin juga Putra Tuhan menderita
atas mereka. Kemudian para murid mengerti bahwa dia berbicara
kepada mereka tentang Yahya Pembaptis’ (Matius 17:10-13).

164
RAHASIA YESUS

Menurut Injil, Yesus sendiri menjelaskan bahwa jiwa Elijah/Elias


telah lahir kembali dalam bentuk manusia sebagai Yahya. Elijah/
Elias berusaha untuk membantu perkembangan monotheisme di
istana kerajaan, dan mengajarkan bahwa Tuhan tidak mewujudkan
dirinya dalam bentuk api dan kerusakan tetapi dalam ‘suara kecil
yang tenang’–yaitu dalam ketenangan yang tafakur dan sabar.
Elijah pertama mengenakan pakaian buruk seorang biarawan
yang berkelana, terjaga dengan ajaib, dan diizinkan untuk
melipatgandakan jumlah makanan dan menghidupkan yang mati.
Dia berbicara sebagai seorang ‘pembawa pesan’ dan menarik
banyak pengikut. Akhirnya, dia menghilang dengan cara yang
sangat misterius (naik ke surga dalam angin puyuh) sehingga ia
dicari oleh lima puluh orang selama tiga hari tapi tidak diketemukan.
Para pengikut Yesus mengetahui bahwa Yesus adalah
reinkarnasi, tetapi masih tidak yakin tentang identitasnya dan
memberikan beberapa saran. Yesus sendiri tidak memberikan
jawaban langsung untuk berspekulasi, tetapi dia menjelaskan
pendapat para murid secara tidak langsung dengan mendorong
penyelidikan mereka: ‘Tetapi aku kalian katakan siapa? Ada juga
uraian yang signifikan dalam Perjanjian Baru (Matius 14:1-2); 16:13-
14; Markus 6:14-16; Lukas 9:7-9) tentang dugaan berbagai orang,
termasuk Herod, Yesus mungkin reinkarnasi dari jiwa siapa. Semua
bacaan ini jelas membuktikan bahwa reinkarnasi adalah keyakinan
yang tersebar luas saat itu. Menurut Josephus, Pharisees percaya
pada ‘kekuatan.....mereka yang kembali ke kehidupan’, dan bahwa
jiwa yang baik pindah ke tubuh lainnya. [5]
Dalam cerita Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak
lahir, para murid bertanya, ‘Guru, siapa yang berdosa, orang ini atau
orangtuanya, sehingga dia terlahir buta?’ Pikiran bahwa seseorang
bisa dilahirkan buta karena dosa yang dilakukan sebelumnya
membawa implikasi suatu kehidupan yang hidup sebelumnya
dan kelahiran berikutnya. Implikasi lebih lanjut dan simultan yang
menjadi pertanyaan adalah konsep karma yang agung (istilah

165
YESUS DI INDIA

Sansekerta untuk ‘tindakan’ atau ‘penyebab’), dengan mana


tindakan dilakukan dalam satu kehidupan mempengaruhi kondisi
dan lingkungan kehidupan berikutnya.
Lagi, konsep reinkarnasi terbukti dalam bab ketiga Injil Yahya.
Ketika Yesus bertemu Pharisee Nicodemus, dia menyapa ‘penguasa
Yahudi’ ini dengan kata-kata: ‘Sesungguhnya, sesunggunya, Aku
katakan padamu, Kecuali seorang laki-laki lahir kembali, dia tidak
bisa melihat kerajaan Tuhan.’ Nicodemus menjawab: ‘Bagaimana
seseorang dilahirkan ketika dia sudah tua? Bisakah dia masuk
dua kali ke dalam kandungan Ibunya, dan lahir? Yesus menjawab,
Sesungguhnya, sesungguhnya, Aku katakan padamu, Kecuali
seseorang lahir dari air dan Jiwa, dia tidak bisa masuk ke Kerajaan
Tuhan’ (Yahya 3:3-5).
Rujukan paling jelas dalam Perjanjian Baru pada reinkarnasi
ditemukan dalam Surat James (3:6 yang dikutip disini dalam versi
Injil Yerusalem), dimana dikatakan bahwa lidah adalah sebuah
dunia kejam: ini menyerang seluruh tubuh; menangkap sendiri
api dari neraka, menyalakan api untuk seluruh roda ciptaan’.
Terjemahan frase terakhir yang nampak dalam Injil Inggris adalah
‘rangkaian alam raya’, ‘roda keberadaan kita’, atau pernyataan
samar yang menyimpangkan pengertian kata-kata Yunani asli yang
secara harfiah berarti ‘lingkaran makhluk’, ‘lingkaran kehidupan’,
dan ‘kehidupan’ adalah kejadian, yang berhubungan dengan kata
kerja ‘menjadi makhluk’, ‘dilahirkan’–jadi sangat berkaitan dengan
doktrin India tentang roda kelahiran kembali (samsara chakra),
yang tersusun dalam nyala api seperti ‘lingkaran makhluk’ dalam
Surat James. Kebanyakan ahli teologi menafsirkan bacaan naskah
ini sebagai ‘menunjukkan pengaruh Gnostic’, dan doktrin yang
dikemukakan oleh Gnostics–atau semua Gereja Kristen, umat dan
yang berkuasa yang kita yakini–bukan hanya non-Kristen tetapi
secara mendasar bertentangan dengan ajaran Yesus...

166
RAHASIA YESUS

Kristenitas dan Gnostics

Dalam tulisan teologis awal Gereja Kristen, dan dalam dokumen


lain yang sejaman, ada banyak contoh hubungan antara pemikiran
Kristen dengan India pada abad pertama Masehi. Banyak referensi
ada di tangan tentang Bapa Gereja saja itu mungkin sekarang
ditafsirkan sebagai menunjukkan doktrin reinkarnasi, meskipun
semua sastra yang merusak berlanjut kemudian.[6] Eusebius, penulis
pertama sejarah Gereja, memberitahu kita tentang Pantainos–
pendiri sekolah teologi yang terkenal di Alexandria–telah tinggal di
India sebelum memulai bekerja sebagai ahli ilmu agama (teologi)[7].
Perdagangan antara Kekaisaran Roma dan India yang
berlangsung selama abad pertama jaman kita, dan pusat
perdagangan ini adalah kota Alexandria. Sejalan dengan barang-
barang perdagangan, pemikiran India juga menemukan jalannya
ke Alexandria, sehingga mendahului pemikiran politis dan relijius
setempat. Pada waktu itu Kristenitas belum menjadi monolitik dan
Gereja yang bertingkat tinggi kemudian; ini terbentuk dari banyak
kelompok individual, yang masing-masing menggabungkan
diri dengan berbagai sekolah filsafat, dan banyak dari mereka
bergabung dengan sekolah yang akhirnya menjadi berkelompok
dengan tanpa upacara dalam deskripsi ‘Gnostics’. Kebanyakan
doktrin Gnostics kemudian diartikan sebagai bid’ah/klenik oleh
Dewan Gereja, tetapi beberapa sekte masih bertahan sampai
Jaman Pertengahan, sampai pengikut terakhirnya (Cathars,
Albigensians dan Bogomils) secara brutal dibasmi oleh Gereja
Roma yang otokratik. Yang umum dari kelompok Gnostics ini
adalah kepercayaannya yang tinggi pada Yesus dari reinkarnasi.
Banyak sumber yang dipelajari telah berpendapat bahwa umat
Kristen yang sangat awal dan Gnostics asalnya merupakan bagian
dari gerakan yang sama, dan bahwa antagonisme yang dirayakan
antara kedua kelompok itu merupakan pemalsuan sejarah pada
bagian pemimpin gereja [8] jauh di kemudian hari. Pendapat ini

167
YESUS DI INDIA

belum pernah secara meyakinkan disangkal. Sungguh, sejumlah


komentator bahkan percaya bahwa ada koloni penganut Budha di
Alexandria pada waktu itu. [9]
Apakah ada atau tidak; pada tingkat yang sangat awal, tetap
merupakan fakta yang tak bisa ditentang bahwa pada abad kedua
Masehi utusan dari biarawan penganut Budha dari Mesir ikut ambil
bagian dalam konferensi agama Budha yang utama di Sri Lanka.
Para pengikut Budha di Alexandria selama dekade itu salah
satu sisi kelahiran Yesus, jika ada, tentunya tidak menyebut diri
mereka penganut agama Budha. Namun mereka mungkin telah
menggunakan nama yang diambil oleh saudara mereka di India:
pengikut Dharma (Hukum universal dan ajaran Budha). Di Yunani
kata Dharma diterjemahkan sebagai Logos, ‘Kata’, dan melekat
pada ajaran ini dapat diuraikan sebagai Ahli Logika. Satu kelompok
Gnostics sebenarnya dikenal sebagai Ahli Logika.
Pendahuluan yang terkenal dari Injil Yahya–‘Pada permulaan
adalah Dunia...’–jadi memiliki bentuk sastra yang sama sekali
tidak seperti kutipan dari Injil pengikut Budha, ‘Esesni [dari segala
sesuatu] adalah Dharma....’ khususnya dalam kata Yunani yang
digunakan untuk ‘permulaan’, arche, bisa punya arti lain, terutama
‘asli’, ‘prinsip’ dan ‘misteri’, dan bahwa bentuk Yunani yang tidak
sempurna dari kata kerja ‘to be (menjadi)’–diterjemahkan sebagai
‘was (adalah)’–menunjukkan keberlanjutan tindakan itu sampai
sekarang.
Sumber yang paling keramat dalam Budhaisme adalah trinitas
yang menggambarkan Budha, Dharma, dan Shanga. Teologi Kristen
memiliki Trinitas Suci dari Bapa, Putra, dan Roh Kudus, dari mana
Putra, Orang kedua, disamakan dengan Logos (untuk mengatakan
Dharma), dan Orang ketiga, Roh Kudus, aktif dalam komunitas
orang-orang yang beriman (Shanga).
Konsep Trinitas Suci, Dewa dalam tiga Orang atau manifestasi/
perwujudan, telah ada dalam doktrin keagamaan sejak awal

168
RAHASIA YESUS

sejarah, dari Mesir sampai Asia Timur. Dalam hal inilah bahwa
orang Mesir kuno dari dinasti awal memahami trinitas pokoknya
dari dewa matahari, ibu bumi dan (gabungan) anak matahari
di atas bumi. Persamaan di Cina adalah Trinitas Surga, Bumi dan
umat manusia yang disempurnakan (direpresentasikan sebagaai
Kaisar, Putra dari Surga). Trimurti Hindu; Brahma, Wisnu, dan Siwa,
meskipun nampak telah berkembang seperti itu hanya selama
jaman pertengahan, ini berakar dari gagasan yang lebih tua tentang
Ketiganya. Dalam filosofi Vedic, inti dari Hindunisme modern, Tuhan
atau Dewa diuraikan sebagai Sat (‘Eksistensi’ diucapkan ‘saht’),
Chit (‘Kesadaran’) dan Ananda (‘Keberkahan’), tiga hal yang jelas
sama dengan Orang dalam Trinitas Kristen.
Pemikiran Gnostics ditemukan pada awal Kristenitas, dan
terutama dalam surat Paul–khususnya dalam surat kepada
Ephesians (yang tak dapat disangkal mungkin bukan Paul)–dan
dalam Injil Yahya. Karena hampir semua tulisan yang berhubungan
dengan bid’ah dihancurkan oleh Gereja, hampir tidak ada naskah
yang asli yang menguraikan kepercayaan Gnostics yang masih ada.
Sedikit yang tersisa termasuk Pistis Sophia (Yunani: ‘Kepercayaan
Kebijaksanaan’), Buku tentang Jeu dan perpustakaan Coptic di Nag
Hammadi dari abad keempat Masehi, yang terungkap tahun 1945
dengan penemuan yang jauh mirip dengan Gulungan Laut Mati.
Meskipun ada penolakan yang panjang tentang adanya
hubungan antara Kristen awal dengan Gnostics oleh sumber-
sumber sejarah dari Gereja Kristen, ini tetap merupakan fakta yang
tidak bisa diubah bahwa sejumlah konsep teologis yang menjadi
bagian doktrin ortodoks Gereja Roma sebenarnya berasal dari
perbatasan wilayah budaya Gnostics di Alexandria, dimana teolog
Kristen besar yang pertama, Clement (sekitar tahun 150-214) dan
Origen (sekitar 185-254) tinggal dan bekerja. Telah dibuktikan bahwa
Clement dari Alexandria akrab tidak hanya dengan budaya spiritual
India, tetapi bahkan dengan ajaran Budha.[10] Pemahamannya
tentang transmigrasi jiwa berbicara sendiri:

169
YESUS DI INDIA

Jadi kami ada sebelum fondasi dunia, kamu yang telah


ada bahkan sebelum seluruh makhluk dalam Tuhan; kami
makhluk/ciptaan yang diberi pengetahuan Logo kebajikan,
melalui kamu yang paling kuno… [11]
Karena setiap kelahiran mengikuti yang sebelumnya, kami
dibawa dalam kemajuan bertahap kepada Keabadian. [12]
Murid Clement dan penggantinya adalah Origen, pendiri
teologi Kristen yang sistematis, yang gurunya adalah orang
misterius bernama Ammonius Sakkas, atau Ammonius the
Saka. Sakas adalah orang dari India utara, dan yang mendahului
Ammonius India dibalik keraguan, tetapi banyak sumber sekarang
percaya bahwa julukan Sakkas tidak berarti ‘the Saka’, tetapi lebih
mungkin mengacu pada Sakya atau Sakyamuni–kenyataan bahwa
Ammonius adalah seorang biarawan Budha. [13]
Jika begitu adanya, maka teolog yang paling penting dari
awal Kristen setelah Agustine adalah murid biarawan Budha dari
India, dan banyak gambaran dan kiasan yang ia gunakan dalam
karya teologinya harus dipandang sebagai diambil langsung dari
Budhaisme. Sayangnya hanya potongan tulisan Origen yang
masih ada. Kebanyakan naskahnya dihancurkan sama sekali
karena dia dipersiapkan untuk menunjukkan toleransi yang besar
terhadap orang yang berbeda pandangan, dan khususnya karena
keyakinannya terhadap reinkarnasi. Yang tersisa adalah karya/
buku De Principles, sebuah usaha dengan penyajian yang sistematis
tentang ajaran Kristen (dalam terjemahan Latin oleh Rufinus dari
Aquilea), risalatnya Contra Celsum, dan sebuah ‘Komentar tentang
Matius’.
Dua bacaan dari tulisannya cukup untuk menunjukkan
kepercayaannya pada keberadaan jiwa sebelum lahir, dan pengaruh
tindakan yang dilakukan sebelumnya:
Setiap jiwa…memasuki dunia ini diperkuat oleh

170
RAHASIA YESUS

kemenangan atau diperlemah oleh penghalang kehidupan


sebelumnya.
Tempatnya di dunia ini….ditentukan oleh apa yang
diperoleh atau yang dibuang lebih dahulu. [14]
Apakah ini tidak membuat pengertian mutlah bahwa
setiap jiwa….dibimbing masuk ke tubuh, dan ini sesuai
dengan perbuatan yang dilakukan sebelumnya?.... Jiwa ini
menggunakan satu tubuh untuk jangka waktu tertentu….,
tetapi saat berubah, tubuh itu menjadi kurang sesuai
dengannya dan kemudian menggantinya dengan tubuh
yang lain. [15]
Pernyataan yang serupa dibuat teolog Kristen di masa sebelum
Dewa Konstantinopel di tahun 533, Gregory dari Nyssa (sekitar 334-
391) adalah salah satunya:
Jiwa perlu menjalani semacam proses penyembuhan
untuk menjadi bersih dari kotoran/noda yang disebabkan
oleh dosa. Dalam kehidupan sekarang, kebaikan adalah
pengobatan yang dilakukan untuk menyembuhkan luka
ini. Jika tetap tak sembuh dalam kehidupan sekarang,
maka pengobatan penyembuhan dilanjutkan dalam
kehidupan yang akan datang. [16]

Laknat Justinian
Hampir setiap sejarawan Kristen telah mengemukakan
pandangan bahwa doktrin reinkarnasi dinyatakan sebagai bid’ah
atau klenik oleh pernyataan resmi di Dewan Konstantinopel
pada tahun 533. Tetapi sebuah pandangan yang lebih dekat pada
lingkungan sebenarnya mengungkapkan bahwa sebuah pemikiran
tentang pernyataan resmi oleh Dewan itu tidak berdasarkan
penyelidikan. Doktrin reinkarnasi adalah kenyataan yang dipikirkan
oleh tidak lebih dari sekedar veto Kaisar Justinian, dan pengharaman
itu tidak pernah menjadi bagian dari resolusi Dewan.

171
YESUS DI INDIA

Istri Justinian (menurut sejarawan Procopius) seorang


yang ambisius, bukan untuk mengatakan gila kekuasaan, anak
perempuan dari seorang pengawal beruang di teater binatang
di Byzantium. Dia memulai kenaikan yang sangat cepat, akhirnya
membawanya menjadi penguasa kekaisaran, sebagai kehormatan.
Segera setelah menjadi Kaisar Wanita, untuk memutus ikatan
dengan masa lalunya yang rendah/hina dan untuk membantu
perkembangan kesan moral, dia memerintahkan penyiksaan dan
pembunuhan 500 teman rendahnya yang dahulu. Kemudian, dalam
usaha keras untuk menghindari penderitaan akibat perbuatan
kejamnya itu dalam kehidupan berikutnya menurut hukum karma
dan reinkarnasi, dia menerapkan semua pengaruhnya untuk secara
resmi menghapuskan doktrin lingkaran kelahiran kembali. Dia
sangat yakin bahwa maklumat yang disebarluaskan/diumumkan
‘dekrit ketuhanan’ dari Kaisar yang melaknat/mengharamkan
doktrin itu sebagai klenik akan bersama membebaskan dia dari
semua kesalahan. Dan lagi, baik Kaisar maupun istrinya bermaksud
mendukung supremasi Konstantinopel dalam kewenangan
spiritual dan temporal atas Roma dan Uskup Roma–yang juga terus
menjelaskan bagaimana maklumat kekaisaran yang mengharamkan
doktrin yang dipegang Origen dan teman-temannya diajukan tanpa
pengesahan Paus dan uskup roma dari Barat.
Kaisar Justinian telah menyatakan perang terhadap ajaran
Origen pada tahun 543 Masehi ketika tanpa bersusah-susah
konsultan dengan Paus, dia telah menganggapnya sebagai klenik
dengan muktamar gereja yang bersidang secara khusus. Sepuluh
tahun kemudian, dia mendirikan Dewan Konstantinopel, hanya
setelah itu dikenal sebagai Dewan Gereja Kelima. Hampir tidak
‘gereja’ hanya dapat dideskripsikan sebagai ‘dewan’ karena sedikit
lebih dari sekedar perjalanan–diri sendiri untuk Justinian, yang
memandang dirinya sebagai kepala Gereja timur dan berusaha
menggabungkan pernyataan ini dengan kekuasaan dalam
hubungannya dengan Uskup Roma di Barat. Dari 165 uskup yang

172
RAHASIA YESUS

ada, hanya selusin yang dari keuskupan Roma; semua uskup Barat
yang lain menolak ikut serta dalam Dewan itu. Uskup Timur yang
ortodoks yang memenuhi jumlah itu adalah pengikut feudal dan
tidak dalam posisi menolak tekanan Kaisar atas mereka. Paus
Vigilius sendiri–meskipun dia mengunjungi Konstantinopel saat
itu–juga menjauh dari Dewan itu sebagai protes.
Seperti yang telah terjadi di awal muktamar Gereja Timur pada
tahun 543, Kaisar sekali lagi mengapkirkan/menyalahkan ajaran
Origen tentang reinkarnasi pada majelis ini, dan lima belas laknat/
kutukan dikeluarkan untuk melawan dia.
Tetapi prosedur formal meminta bahwa protokol resmi dari
sidang itu diberikan kepada Paus untuk ralatnya. Dipaksa oleh
Kaisar, Paus Vigilius yang ambisius (yang hanya diangkat sebagai
Paus atas desakan Kaisar wanita pada tahun 537 Masehi) akhirnya
ragu-ragu, dan membubuhkan tanda tangannya pada maklumat
yang ada di hadapannya. Hal yang penting tentang ini, adalah
bahwa dokumen yang diberikan kepada Paus untuk ditandatangani
hanya mengenai tuduhan kepada tiga cendekiawan yang telah
dinyatakan klenik oleh Justinian, dan yang telah Kaisar lawan
dengan mengeluarkan tuduhan empat tahun sebelumnya. Tetapi
tidak disebutkan Origen di dalamnya. Paus berikutnya adalah
Paus Pelagius I (556-561), Pelagius II (579-590) dan Gregory I
(590-604) segera sesudahnya berbicara tentang Dewan Kelima
tanpa mengacu lagi kepada Origen, bahkan dalam penyampaian.
Bagaimanapun keyakinan bahwa laknat Justinian–‘Kutukan abadi
bagi orang yang menyebarkan hal palsu tentang keberadaan jiwa
sebelumnya dan kelahirannya kembali yang tidak alami’–telah
menjadi bagian resolusi Dewan menjadi cepat terletak dalam adat
gerejawi. Pengujian yang cermat terhadap peristiwa sejarah dan
dokumentasi yang mempertahankannya membuat hal itu sangat
jelas bahwa larangan terhadap doktrin reinkarnasi tidak lebih dari
sekedar kesalahan dari apa yang sampai sekarang masih bertahan
selama lebih dari seabad.

173
YESUS DI INDIA

Menjelang tahun 1900, seorang Amerika bernama James


Morgan Pryse muncul dengan daftar lengkap referensi untuk
doktrin reinkarnasi dalam Perjanjian Baru.[17] Pryse menganggap
bahwa doktrin itu berproses cukup alami dari pandangan mendasar
dunia kuno, melalui ajaran filosof lama, dan muncul dalam Perjanjian
baru. Bahwa prinsip spiritual di belakang keberadaan manusia dan
prinsip spiritual di belakang keberadaan alam semesta adalah hal
yang fundamental dan merupakan alat yang sama bahwa semua
unsur, kekuatan, dan proses ada dalam orang-perorang, baik dalam
pengertian fisik dan materi maupun dalam pengertian spiritual
dan kebaikan. Konsep ini mengungkapkan kesatuan spiritual dari
semua makhluk: tidak ada pemisahan antara Alam dan Tuhan. Ini
mengungkapkan Dewata dalam semua dan sebagai semua, dan
setiap waktu, dalam tiap menit partikel alam semesta.
Seorang manusia dalam bentuk fisik adalah perwujudan
yang berasal dari dunia yang tak bisa dibedakan, tak terikat, dan
Kesatuan Kebaikan yang tanpa waktu yang terwujud menurut fase
perputaran dalam berbagai bentuk makhluk.
Makhluk yang esensial dan primordial secara abadi tidak
berubah, sedangkan Alam–atau semesta–adalah Menjadi Makhluk,
suatu Makhluk dalam perubahan yang terus menerus.
Ruh–atau jiwa–manusia ada dalam kesadaran yang paling
dalam, abadi, sedangkan kedatangannya dan kepergiannya
(reinkarnasi) yang konstan berhubungan dengan urutan tindakan
yang terus menerus: sebab dan akibat.
Untuk akhirnya kembali kepada keadaan yang mulia, Orang
harus menjadi sadar akan prinsip ini, dan mengambil langkah-
langkah aktif untuk meraih penguasaan atas aspek material
dari keberadaannya. Setelah urutan panjang kehidupan, suatu
keadaan mungkin dicapai dimana semua penderitaan karma yang
merupakan hasil dari masa keberadaan di dunia ini teratasi, dan
dalam kesempurnaan yang terakhir kedirian dalam atau spiritual

174
RAHASIA YESUS

bergabung menjadi Kesatuan yang Abadi. Inilah cara doktrin


reinkarnasi bisa diungkapkan dalam beberapa kata.
Melalui pengetahuan, wawasan, meditasi, tapabrata,
kekhusyuan perenungan, penolakan, dan dasar-dasar yang
serupa, mungkin untuk mengatasi pembatasan sempit kehidupan
dalam tubuh saat masih di bumi, jadi menjadi sadar akan sifat
mulia seseorang. Injil Matius (Mathius) menguraikan tujuan itu
sebagai berikut: ‘Maka jadilah kamu sempurna, bahkan seperti
Bapa-mu di Surga adalah sempurna’ (Matius 5:48). Tetapi jalan
menuju kesempurnaan dibuka dengan banyak reinkarnasi,
sampai seseorang benar-benar bangkit menjadi Putra Tuhan dan
melaksanakan pekerjaan seorang Kristus:
Percayalah padaku bahwa Aku ada dalam Bapa, dan Bapa
ada padaku: atau percayalah padaku demi pekerjaan itu
juga.
Sesungguhnya, sesungguhnya, Aku katakan pada kalian,
Dia yang percaya padaku, pekerjaan yang aku kerjakan
harus dia kerjakan juga; dan pekerjaan yang lebih besar
dari ini harus dia kerjakan. (Yahya 14:11-12).
Yesus, bagiku adalah contoh idela Bodhisattva–yaitu seorang
Budha dalam penciptaan; seseorang yang, berdiri di gerbang
seluruh Pencerahan, dengan rela kembali untuk dilahirkan kembali
di luar nafsu untuk umat manusia. Yesus telah sangat dekat
dengan manusia dan usaha mementingkan diri sendiri. Dia merasa
sepenuhnya bahwa keberadaan di dunia, putaran kelahiran kembali
ditentukan oleh karma, adalah sebab dari semua penderitaan;
dia telah mengajarkan kepada murid-muridnya penolakan secara
sadar atas kehidupan duniawi; dan dia telah menunjukkan kepada
mereka jalan menuju Pencerahan melalui ‘tindakan yang benar’
dan ciptaan karma yang baik. ‘Bertahannya kemanusiaan Barat
tergantung pada pengenalan kembali konsep karma ke dalam
pikiran khalayak ramai’, seperti yang dikatakan Paul Brunton,

175
YESUS DI INDIA

dan jika kita dapat menjadi (sekali lagi) lebih mengetahui pikiran
tentang karma dan reinkarnasi, ini membuka secara penuh dimensi
baru dalam pemahaman tentang Yesus, yang menunjukkan kepada
kita jalan ke depan, menuju masa yang akan datang, bahkan tanpa
‘kebangkitan tubuh’.

Keajaiban–dari Yesus, dan di India

Bagi pengamat awam, keajaiban yang ditunjukkan oleh Yesus


mungkin bisa nampak unik dan tanpa preseden. Tetapi di belakang
banyak peristiwa luar biasa, spektakuler, dan tak dapat dipahami
di sepanjang sejarah manusia–beberapa berguna atau bahkan
menguntungkan, yang lain merugikan atau bahkan bencana besar–
orang telah cenderung melihat pekerjaan dari Kekuatan misterius
yang asalnya tidak dikenal dan di luar pemahaman manusia.
Dari tata cara ajaib primitif yang pertama yang dilakukan untuk
menenangkan para dewa dari bentuk agama permulaan, orang
telah tertarik dalam fenomena yang tak bisa dimengerti itu, dan
dia terus melakukan hal itu sampai sekarang.
Kekuatan gaib Yesus jelas dianggap bukan sesuatu yang di luar
kebiasaan untuk menentukan sebutan oleh sejarawan di jamannya.
Selama masa hidup Yesus pekerja-pengembara, penyembuh
kepercayaan dan dukun yang ikhlas adalah biasa dimanapun.
Yang berbeda tentang Yesus adalah kenyataan bahwa dia tidak
mempraktikkan seninya untuk ketenaran dan keberuntungan.
Cerita tentang keajaiban dalam Perjanjian Baru–sekitar tiga
puluh–terbentuk dari tradisi relijius komunitas jaman itu di daerah
itu, dan tidak bisa dijelaskan dengan sejarah. Tetapi laporan yang
menyebutkan kegiatan Yesus sebagai seorang pekerja keras lebih
tua, dan tentu beredar di jaman Yesus sendiri.
Selama ribuan tahun, apakah keajaiban itu benar-benar
mungkin masih merupakan pertanyaan yang tak pernah diajukan.

176
RAHASIA YESUS

Ini pertama muncul sebagai sebuah spekulasi selama masa


Renaissance, ketika keingintahuan ilmiah mulai membentuk sendiri.
Tidak sampai abad ketujuh belas orang berusaha menemukan
penjelasan rasional untuk suatu keajaiban yang diuraikan dalam
Kitab Injil. Tetapi kaum rasionalis bersiap untuk hanya menerima
fenomena yang sesuai dengan hukum alam dan dapat dimengerti
oleh pikiran yang meminta keilmiahan. Jadi keajaiban menurut
fenomena yang mana hubungan sebab tidak dimengerti dan tidak
juga dapat dijelaskan. Sekarang ilmuwan tiap hari menemukan
hukum yang baru dalam karya proses alami, dan secara konstan
memecahkan teka-teki yang dianggap tak dapat dimengerti, jika
tidak gaib, pada hari sebelumnya.
Para teolog mendefinisikan keajaiban Kristen sebagai
‘penskorsan tindakan hukum alam oleh Tuhan sendiri’.
Sebaliknya, para ahli klenik tidak percaya pada penskorsan
hukum tetapi berpendapat bahwa fenomena aneh adalah subjek
hukum yang lebih tinggi yang belum ditemukan dan dijelaskan.
Segala hal yang terjadi di alam semesta terjadi sesuai dengan
hukum dan bisa dijelaskan. Yang disebut kekuatan gaib dari calon
anggota tidak lebih tentang bagaimana hukum alam dan hukum
yang lebih tinggi ini yang berasal dari dunia dalam dari kesadaran
mungkin dimainkan melawan satu dengan yang lain.
Dalam Perjanjian Lama dan juga dalam Perjanjian Baru tidak
ada istilah ‘ajaib’ yang digunakan. Injil menyebutkan sebagai
‘tanda’, ‘kekuatan’ atau ‘perbuatan Tuhan yang mengagumkan’.
Kata Yahudi yang paling penting el (dan elohim), misalnya,
yang berasal dari akar kata bahasa Semit alah ‘menjadi kuat’,
berarti ‘kekuatan besar’. Kata yang menggambarkan kekuatan suci
yang bekerja–aneh ini berasal dari sumber yang sama dengan kata
untuk ‘Tuhan’.
Ada hubungan serupa dalam bahasa Indo-Eropa. Unsur
pertama dari bahasa Sansekerta Brahman dapat ditelusuri kembali

177
YESUS DI INDIA

ke akar tiga konsonan brh ‘memperpanjang’, jadi ‘memperluas’,


‘memancarkan (cahaya)’, ‘berkuasa atas’, dan ‘menjadi kuat’.
Keanehan Yesus nampak telah ditunjukkan pada dasar rasa
kasihan pada seseorang: penyembuhan yang sakit, gila mentalnya
dan cacat fisik. Tetapi dia terbukti melakukan jenis keajaiban lain bila
diperlukan: dia mengubah air menjadi anggur, melipatgandakan
jumlah makanan, membuat dirinya tak bisa dilihat, membangkitkan
yang mati, dan berjalan di atas air.
Sama dengan cerita lain tentang Yesus, ada kesamaan dan
preseden sastra untuk cerita aneh dalam tradisi Eropa maupun
tradisi Asia. Pliny menceritakan obat aneh dari dokter Yunani,
Aselepiades (124 – sekitar 60 Masehi). Tacitus dan Suetonius
melaporkan penyembuhan aneh yang dilakukan bahkan oleh
Kaisar Vespasia. Rasul Kristen awal juga mampu menyembuhkan
orang sakit dan menunjukkan berbagai keanehan yang berbeda-
beda, dan selama abad pertama Masehi Apollonius daru Tyana
mengerjakan keajaiban yang sama dan keajaiban lain.
Tetapi laporan paling awal tentang keanehan yang sama
dengan yang dilakukan Yesus, sumber utama mencakup cerita
Khrisna dalam kesusastraan India pasca Vedic, dari dewa Vishnu,
dan kepada mayoritas Hindu Vaishnavite yang memuja Vishnu
(akar kata dalam bahasa Sansekerta vish ‘meliputi’) seperti Tuhan
yang tertinggi, inkarnasinya dari Krishna adalah sang Penyelamat.
Rig Veda juga awalnya karya untuk Vishnu untuk digambarkan
sebagai manusia buatan dewa, jadi dia ada sebagai manifestasi
energi surya. Tetapi dalam teologi Hindu berikutnya Vishnu (Wisnu)
adalah Penerus Semesta dalam Trinitas ketuhanan, berdampingan
dengan Brahma sang Pencipta dan Shiva sang Perusak. Avatar
(sansekerta avatara dari ava ‘menurun’ dan tri ‘menyeberang’)
merepresentasikan bentuk inkarnasi Tuhan. Makhluk ketuhanan
yang lebih tinggi mengeluarkan tubuh yang mati dari nafsu, untuk
membantu kemanusiaan yang menderita untuk memperoleh
kebebasan dan kesempurnaan.

178
RAHASIA YESUS

Cerita kelahiran Krishna, masa kecil, dan kehidupannya berisi


banyak kesamaan dengan cerita Yesus dalam Perjanjian Baru,
bahkan secara rinci (misalnya dalam kejadian awal dari pembantaian
bayi). Krishna dan Kristus adalah dua pelaku keajaiban yang paling
penting dalam Injil Hindu dan Kristen. Bhagvan Dass membagi
keajaiban Krishna menjadi tujuh macam: [18]
1. Mengakui pandangan;
2. Persepsi visual atas jarak yang luar biasa;
3. Perkalian jumlah kecil makanan atau barang;
4. Muncul secara bergantian di banyak tempat dalam tubuh yang
kurang gemuk;
5. Menyembuhkan orang sakit dengan meletakkan tangan di atas
bahu;
6. Membangkitkan yang ‘mati’ menjadi hidup; dan
7. Penghancuran iblis dan pengusiran roh jahat.
Beberapa pekerja–aneh hanya bisa melakukan satu atau dua
jenis keajaiban. Selalu ada mistik, orang suci atau ahli peramal
dengan kekuatan dan reputasi yang berbeda. Dan India selalu
menjadi rumah keajaiban, tanah yang fenomenal. Dalam risalatnya
The Holy Science (pengetahuan suci), Sri Yukteswar [19] melihat
tujuan keberadaan duniawi sebagai aspirasi dan usaha untuk
menyatukan batin diri yang paling dalam dengan Tuhan. Karena
Yukteswar menganggap Ciptaan sebagai ‘bukan apa-apa selain
simulacrum Alam yang ditentukan atas satu-satunya Zat Nyata,
Tuhan, Bapa Abadi, yang merupakan Guru–yang Tertinggi–dalam
semesta ini. Ini berarti bahwa segala hal yang terbentuk dari satu
Kesatuan yang sama. Dan Tuhan sendiri yang muncul sebagai
keseberagamaan karena esensinya dinyatakan dalam berbagai
cara, dimanapun dan siapapun. Injil mengatakan dengan pasti hal
yang sama dalam Psalm 83:6, ‘Aku telah katakan, Engkau adalah
Dewa; dan kalian semua adalah anak-anak dari yang Tertinggi.’
Bacaan itu dikutip dalam Injil Yahya: ketika Yahudi menuduhnya
mencoba menjadikan dirinya Tuhan, Yesus menjawab, ‘Apa yang

179
YESUS DI INDIA

tertulis dalam hukum kalian, Aku katakan, Engkau dewa-dewa?’


(Yahya 10:34).
Yukteswar terus menjelaskan bahwa para calon yang telah
mencapai penguasaan sempurna atas dunia persoalan menemukan
Tuhan mereka atau pemenuhan terakhir dalam batinnya dan bukan
dalam dunia luar. ‘Manusia ketuhanan/mulia’ ini akhirnya mencapai
penguasaan atas kehidupan dan kematian, terutama mampu
membentuk dunia di sekitarnya, mampu dalam segala hal. Mereka
mencapai delapan hasil tapabrata (Aishwaryas), melalui kekuatan
yang mereka bisa.
Anima :h
 al tersembunyi (atau tubuh seseorang) turun ke
ukuran apapun yang mereka inginkan;
Mahima :m
 emperbesar sesuatu sampai ukuran seberapapun
yang mereka inginkan;
Laghiwa : membuat berbobot seringan yang mereka inginkan
Garima :m
 embuat sesuatu seberat yang mereka inginkan;
Prapti :m
 emiliki sesuatu dan segala sesuatu yang mereka
inginkan
Vashitwa : m
 eraih kekuatan (vasha) atas sesuatu dan segala
sesuatu yang mereka inginkan;
Prakamya : m
 emenuhi segala keinginan melalui kekuatan kemauan;
Ishitwa : menjadi Tuhan (Isha) dari segala hal.
Ketika para murid Yesus gagal mengusir roh yang tidak bersih,
mereka bertanya mengapa, dan dia menjelaskan bahwa itu karena
kurangnya keyakinan: ‘Karena sungguh kukatakan pada kalian, jika
kalian punya keyakinan seperti butiran biji mustard, kalian harus
berkata pada gunung ini, Pindahkan ke tempat di sebelah sana; dan
itu akan pindah; dan tidak ada yang tidak mungkin sampai pada
kalian’ (Matius 17:20). Fenomena teleportasi dan levitasi terkait
telah memiliki tradisi yang tidak terputus baik di dalam maupun di
luar Gereja Kristen. Tidak kurang dari sekitar 230 orang suci Katolik

180
RAHASIA YESUS

tercatat sebagai telah memiliki kemampuan menarik lebih atau


kurang dengan sukarela.
Selama abad kesembilan belas, media Daniel Douglas-Home
berhasil meyakinkan ribuan penonton pada berbagai kesempatan
atas kemampuannya untuk ‘terbang’. Para saksi termasuk para
selebritis ternama seperti William Makepeace Thrackeray, Edward
Bulwer-Lytton, Napolen II, Yahya Ruskin, Dante Gabriel Rosetti dan
Markus Twain. Pertunjukkan semacam itu terjadi selama lebih dari
periode hampir empat puluh tahun, dan berulang kali diteliti dan
dijelaskan.
Dalam laporannya tentang semua bentuk fenomena fisik yang
berbeda, Francis Hitching menyebutkan lebih dari dua puluh lima
kasus levitasi. [20] Contoh levitasi telah dilaporkan sampai sekarang
ini. Swami Rama memberi saksi mata sebuah cerita dalam kumpulan
pembicaraannya, Living with Himalayan Master. Fenomena itu telah
difoto dan bahkan difilmkan.
Levitasi nampaknya dihasilkan oleh kontrol yang sangat tinggi
atas proses tubuh, misalnya dengan konsentrasi dan meditasi,
atau melalui efek relijius dari kegembiraan yang luar biasa yang
membuat peristiwa dimana kekuatan gravitasi tidak lagi berlaku.
‘Keajaiban kecil’ semacam itu bahkan dapat dilakukan demi
uang atau untuk memuaskan para pencari sensasi. Tetapi jagoan
yang sebenarnya hanya melakukan ‘keajaiban’ ini untuk tujuan
altruistic (mengutamakan kepentingan orang lain).
Orang suci pekerja–ajaib dari India Sai Baba mengatakan,
seperti Yesus, bahwa setiap orang memiliki kekuatan ketuhanan
yang dapat dimainkan melalui latihan dan disiplin mental. Tetapi
siapapun yang menggunakan kekuatan untuk menebarkan
kejahatan akan menuai kejahatan. Dan siapapun yang menggunakan
kekuatan itu untuk kepentingan sendiri dan demi keuntungan
sendiri akan kehilangan kekuatan itu seluruhnya. Kadangkala
kekuatan ini terbatas dalam kemanjuran atau durasinya, terutama

181
YESUS DI INDIA

ketika digunakan tanpa altruisme, kebijaksanaan dan kesadaran


spiritual.
Sekarang, seperti ribuan tahun yang lalu, ‘keajaiban’ tetap
merupakan metode yang sah untuk membawa pesan Tuhan lebih
dekat kepada orang yang kebingungan dan mereka yang ragu-ragu
dengan dunia materi. Hampir segala hal yang dilaporkan tentang
Yesus memiliki kesamaan dalam legenda India kuno. Salah satu
alasannya bahwa kesamaan antara cerita India dan Kristen tetap
sangat sedikit yang diketahui adalah fakta bahwa sangat sedikit
orang Eropa yang dalam posisi membaca bahasa Sansekerta dari
naskah-naskah kuno: hanya baru-baru ini terjemahannya mulai
memunculkan minat dunia Barat.
Tak ada yang diketahui tentang ‘manusia ketuhanan’ wakil
Tuhan di Bumi nampaknya telah mampu meyakinkan masa yang
tidak percaya akan sifat ketuhanannya tanpa jalan lain pada
tanda-tanda keajaiban dan keingintahuan. Setiap Putra Tuhan
harus mampu menunjukkan statusnya pada orang yang suka ragu
dengan memakai sifat manusia super.
Krishna adalah avatar–bentuk kematian yang turun ke Bumi–
dari dewa Vishnu (unsur kedua dalam Trinitas Hindu, Pemelihara
Ciptaan). Akan nampak bahwa Krishna dan Kristus mungkin
memiliki lebih dari sekedar keajaiban: tentu mungkin bahwa
kedua pernyataan itu secara etimologi asalnya sama. Gelar ‘Christ’
(Latin ‘Christus’) berasal dari bahasa latin khristos (christos),
‘yang diminyaki’ (Yunani khriein ‘meminyaki’ tetapi juga ‘mati’,
‘mewarnai’; khrisma ‘salep’). Bahasa Sansekerta nama krsna
(diucapkan ‘Khrisna’) berarti ‘hitam’ atau ‘biru’. Kedua istilah itu,
Christus dan Krishna, mungkin juga berhubungan dengan akar kata
dalam bahasa Sansekerta krs (diucapkan ‘khris’) ‘menarik’, dan
berdasarkan pada etimologi ini nama Khrisna sering diterjemahkan
sebagai ‘Orang yang semuanya menarik’. Orang ini yang menarik
semua Ciptaan adalah bentuk tertinggi dimana Tuhan telah terlihat
di Bumi.

182
RAHASIA YESUS

Mengikuti tradisi Brahmana, Brahma dipandang sebagai


Pencipta Alam Semesta, dan kadang disebut ‘Bapa’. Vishnu,
yang menjadi inkarnasi sebagai Krishna, kadang disebut ‘Putra’.
Dan Shiva, Orang ketiga dalam Trinitas Hindu, yang adalah Jiwa/
Ruh, berkaitan dengan Roh Kudus (Roh Suci), ‘yang mengatur
hukum pembentukan dan penghancuran yang abadi, bermukim/
bersemayam dalam semua makhluk hidup dan semua Alam....’
Krishna adalah avatar kedelapan atau bentuk inkarnasi dewa
Vishnu, mengikuti tujuh avatar sebelumnya. Kemunculan Vishnu
yang kesembilan di Bumi adalah dalam bentuk Budha Gautama
(Pangeran Siddhartha, Sakyamuni ‘orang bijak dari Sakyas’).

Krishna dan Kristus

Menurut sumber yang paling kuno, 5000 tahun yang lalu


Dewa Vishnu muncul dalam bentuk seorang laki-laki dalam
kehadiran perawan Devaki (‘Dibuat oleh Tuhan’), anggota rumah
tangga istana. Devaki jatuh dalam kegembiraan yang luar biasa
dan ‘dikalahkan’ oleh spirit Tuhan, yang datang kepadanya dalam
kemegahan keagungan Tuhan, sehingga dia mengandung seorang
anak. Tradisi itu menceritakan tentang annunciation:
Dianugerahi kepadamu, Devaki, diantara para wanita.
Selamat datang di kalangan Rishis suci. Kamu telah dipilih
untuk pekerjaan penyelamatan.... Dia akan datang dengan
mahkota yang bersinar: surga dan bumi akan penuh
kegembiraan... Perawan dan ibu, kami menyapamu:
kamulah ibu kami semua, karena kamu telah melahirkan
Penyelamat kami, Kamu harus memanggilnya Krishna.
Tetapi Raja Mathura telah diperingatkan, baginya adalah mimpi
buruk, bahwa seorang raja akan lahir dari anak perempuan saudara
perempuannya, yang akan lebih kuat daripada dia. Perawan Devaki
bersembunyi di ladang dengan si bayi yang baru lahir ditemani
beberapa ternak sapi, dan anehnya anak itu membuat lari prajurit

183
YESUS DI INDIA

yang telah diutus oleh sang raja untuk membunuh semua bayi laki-
laki yang baru lahir.
Menurut versi lain dari tradisi itu, Raja Kansa dari Madurai
melihat bintang yang berpindah dan bertanya kepada seorang
Brahmana tentang maknanya. Orang bijak itu menjawab
bahwa dunia telah menjadi kejam, dan bahwa kerakusan orang
terhadap emas bersama dengan kehidupannya yang berat
telah menggerakkan Tuhan untuk mengirimkan Sang Penebus.
Bintang itu adalah tanda Vishnu, yang telah dibuat menjadi daging
dalam rahim Devaki; suatu hari avatar itu akan mengembalikan
kebenaran dan membawa kemanusiaan ke jalan baru. Di samping
dirinya dengan kegusaran, raja itu meminta Brahmana itu dibunuh
bersama semua anak laki-laki yang baru lahir.
Ada banyak dongeng tentang masa kecil Krishna, yang
mengagungkan kekuatan dan pengetahuannya.
Seperti anak muda, Yesus dalam Injil yang masih diragukan,
Krishna mampu melakukan setiap keajaiban yang mungkin bahkan
saat masih anak kecil. Karenanya, dia mampu bertahan dari banyak
bahaya yang disiapkan untuknya oleh pamannya Kansa. Di satu sisi
seekor ular melingkar ke dalam ayunannya untuk mencekik si bayi,
tetapi ular itu sendiri terbunuh, si anak laki-laki itu dengan tangan
kosongnya (sama persis dengan mitos mengenai Herakles muda/
Hercules). Belakangan Krishna berperang melawan naga Kaliya
yang punya banyak kepala dan mengalahkannya, dan memaksakan
keluar dari sungai Yamuna. Perbuatan kepahlawanan yang
dilakukan oleh si anak super India cukup untuk mengisi sejumlah
volume/jilid. Ketika dia berusia enam belas, Krishna meninggalkan
ibunya untuk menyebarkan ajaran baru di seluruh India. Dia
berteriak melawan korupsi diantara rakyat dan para pangeran,
dimanapun mendukung yang lemah untuk melawan tekanan,
dan menyatakan bahwa dia telah turun ke bumi membebaskan
orang dari penderitaan dan dosa, untuk mengeluarkan roh jahat,
dan untuk mengembalikan aturan kebenaran. Dia mengatasi

184
RAHASIA YESUS

kesulitan yang besar, bertarung sendiri melawan seluruh tentara,


melakukan serangkaian keajaiban, membangkitkan orang yang
mati ke kehidupan, menyembuhkan penderita penyakit kusta,
memberikan penglihatan kepada orang buta dan pendengaran
kepada yang tuli, dan membuat orang yang pincang bisa berjalan.
Akhirnya dia mengumpulkan sejumlah besar murid, yang
mendukungnya dengan tekun dan meneruskan pekerjaannya.
Dimanapun orang datang kepadanya untuk mendengarkan
ajarannya dan untuk mengagumi keajaiban yang ia lakukan. Dia
dihormati sebagai dewa dan dinobatkan sebagai Penebus yang
benar yang telah diramalkan oleh para bapak.
Dari waktu ke waktu Krishna akan pergi sendiri untuk
sementara, meninggalkan muridnya pada muslihat mereka sendiri
untuk menguji mereka, dan kembali ketika mereka mendapat
kesulitan. Gerakan yang sedang tumbuh itu dilihat sebagai
kecurigaan oleh mereka yang berkuasa, dan mereka berusaha
untuk mmemberangusnya, tetapi tidak berhasil.
Krishna tidak ingin menyebarkan agama baru tetapi hanya
memperbaharui agama yang telah ada dan membersihkannya
dari semua kesalahan dan penyalahgunaan. Ajarannya dalam
bentuk puisi cerita perumpamaan, aphorisme dan tamsil/kiasan
sangat mirip dengan kata-kata Yesus. Semua itu dimuat dalam
Bhagavad Gita, yang menyajikan moral yang agung, dan murni dari
pandangan hidup yang agung dengan cara yang cukup sederhana
bagi semua untuk memahaminya. Jadi Krishna mengajari para
pengikutnya untuk mencintai tetangganya; dia menyanjung
hormat kepada orang, mengajak kita semua untuk berbagi apa
yang kita miliki dengan orang miskin, untuk melakukan perbuatan
baik di luar altruisme murni dan kebenaran, dan untuk percaya pada
kebaikan Sang Pencipta. Dia memerintahkan kita untuk membalas
kejahatan dengan kebaikan, mencintai musuh kita, dan melarang
pemberontakan. Dia menghibur orang yang lemah, mengutuk
tirani, dan membantu orang yang malang. Dia sendiri hidup dalam
kemiskinan dan mencurahkan dirinya untuk orang miskin dan

185
YESUS DI INDIA

yang tertindas. Dia sama sekali tidak punya ikatan pribadi, dan
menganjurkan kesederhanaan.
Krishna juga menjalani Transfigurasi. Putra Tuhan menunjukkan
dirinya dalam seribu bentuk kebaikan yang berbeda secara
bergantian kepada murid kesayangannya Arjuna, dan memberi
tahu dia,
Yang semua mati untuk Aku; yang menemukan Aku
Dalam semua; selalu memuja; mencintai semua
Yang telah Aku buat, dan Aku, karena cinta harus berakhir
Orang itu, Arjuna! Sampai Aku pergi.
(Bhagavad Gita, Canto 11, tr. Oleh Sir Edwin Arnold)
Akhirnya, Krishna membiarkan panah untuk menembus
kakinya, menandai akhir dari kehidupannya di bumi yang
ditakdirkan. Tetapi ketika para pengikutnya mencari tubuhnya
kemana-mana tidak ditemukan, karena dia telah naik ke surga.
Legenda tentang Krishna mungkin sumber yang tertua yang
memberikan konstribusi pada tokoh Kristus yang mistis. Tetapi
kesamaan dengan legenda Dionyos/Bacchus (tercatat dari sekitar
abad kedelapan SM) sama menakjubkannya. Dan budaya Persia–
yang juga memiliki pribadi Penyelamat-Penebus–sama-sama jelas
mempengaruhi dugaan/pikiran akhirat dan tentang wahyu dalam
agama Kristen.

186
Bab Tujuh
__
KAIN KAFAN SEBUAH PENINGGALAN
YESUS

Tuduhan dan Pemeriksaan

Situasi politik di Judea pada jaman Yesus sangat bergejolak,


dan terus memberikan pertanda jelas dengan kejadian-kejadian
yang dramatis.
Herod yang Agung (37-4 SM) telah berurusan dengan
kegelisahan sipil yang keras, kadangkala menimbulkan
pemberontakan, seluruh kekuasaannya. Yang berperang melawan
dia dan penggantinya adalah tentara gerilya, nasionalis yang
fanatik kepada seorang laki-laki, memutuskan untuk melakukan
segala hal yang bisa dilakukan untuk meruntuhkan aturan Romawi.
Josephus membuat rujukan kepada pemimpin ‘gerombolan bandit’
yang membingungkan, satu Judas dari Galilee, tetapi ‘para bandit’
itu nampak telah menjadi laki-laki yang punya keyakinan agama
yang kuat, yang pada dasarnya hanya berusaha mempertahankan
kepercayaannya terhadap nenek moyangnya melawan dominasi
asing. [1]
Diantara kelompok pemberontak ini–yang termasuk Pharisees,
Sadducees dan Rechabites–kaum Essenes diberi tempat khusus,
menjadi resmi teratur sebagai sebuah Kelompok, dan memiliki
‘korps elit’ dalam bentuk kaum Nazarenes (Nazareans). Kaum

187
YESUS DI INDIA

Sadducees dan Pharisees akhirnya sampai pada kesepakatan


dengan pengganti Herod, menerima iming-iming kantor tinggi.
Kaum Rechabites sebaliknya, dengan jelas menolak ‘peradaban’
yang berusaha dipaksakan kepada mereka oleh Roma, dan terus
hidup di kemah-kemah di luar kota, seperti yang telah dilakukan
para nenek moyangnya selama berabad-abad.
Mungkin ketika anak Herod, Archelaus diberhentikan pada
tahun 6 Masehi bahwa kaum Essenes dan Nazarenes kembali dari
pengasingan di dalam dan di sekitar kota Alexandria. Tentunya,
biara Qumran diduduki kembali dari waktu itu.
Tetapi juga pada hal bahwa kebencian kaum nasionalis
terhadap dominasi kekaisaran Romawi yang marah menjadi
perang gerilya, terutama di wilayah yang diatur oleh Herod Antipas
(saudara laki-laki Archelaus). Perjuangan penolakan kebanyakan
dilakukan dengan cara sangat rahasia oleh pengikut Essene yang
dapat bergabung dengan secara tidak nampak ke daerah luar
kota. Dan juga bahwa kaum Essenes dan Nazarenes dengan aktif
dan berani ikut dengan kekuatan penuh dari maharaja Romawi
yang mulia bahkan sementara yang berkompromi, Pharisees dan
Sadducees menjadi bergabung dalam sistem politik maharaja.
Setelah kematian Herod yang Agung, negara bergerak dari
satu krisis ke krisis berikutnya. Banyak penduduk Yahudi asli putus
asa mengharapkan Al Maseh yang akan melawan Kerajaan Davi
dan Solomon, dan membebaskan tanah itu dari diktator asing yang
dibenci.
Menurut naskah Injil Markus, Matius dan Lukas, periode
selama Yesus aktif berakhir sekitar satu sampai dua tahun. Hanya
Injil terakhir, Injil Yahya, mengacu pada tiga perayaan Paskah
Yahudi di Yerusalem ketika Yesus ada. Semua dalam semua, harus
dianggap bahwa Yesus tinggal di daerah itu selama antara dua dan
tiga tahun.
Selama waktu itu, Yesus sering menyeberang perbatasan ke

188
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

berbagai provinsi di Palestina, setiap kali meninggalkan yurisdiksi


penguasa keagamaan dan sekuler setempat. Mengapa dia
kemudian harus pergi ke Yerusalem, dan dengan begitu benar-
benar menyerahkan dirinya kepada penyiksa, masih merupakan
misteri.
Dan masuknya ke Yerusalem sangat spektakuler: Yesus dengan
gembira dijamu seperti seorang raja yang akan membangun
‘Kerajaan Tuhan’.
Dengan tradisi Kristen, ‘Kerajaan Tuhan’ adalah keadaan
kesempurnaan surgawi, untuk dipahami dalam pengertian
spiritual yang murni: semua bisa mencapainya melalui keagungan
dan bantuan Tuhan. Tetapi apa yang dicari masa di Yerusalem
adalah sesuatu yang lebih bersifat duniawi. Yahudi Messianisme
mengantisipasi Kerajaan Tuhan yaitu negara Israel yang baru,
murni dan kuat, dan pemimpinnya (Al Maseh) diharapkan menjadi
komandan militer dan negarawan yang tak terkalahkan, seperti
Raja David dahulu, dan membesarkan tanah itu dari penindasan
Romawi.
Pandangan Yesus terhadap harapan seperti itu dicatat dalam
Injil Lukas: Kerajaan Tuhan datang bukan dengan observasi:
tidak pula mereka katakan, Lo disini!, Lo disana! Karena, Lihatlah,
kerajaan Tuhan ada dalam dirimu’ (Lukas 17:20).
Pintu masuk ke kota Yerusalem merupakan tindakan provokasi
yang tak bisa ditiru. Sampai titik itu, penolakan telah berlangsung
sebagai gerakan bawah tanah: mereka belum berani menunjukkan
dirinya secara terbuka di ibukota. Sekitar seminggu sebelum
festival besar perayaan Paskah Yahudi, Yesus memutuskan untuk
meninggalkan tempat persembunyian di gunung Ephraim (Yahya
11: 54), dan mengadakan perjalanan dengan para pengikutnya
dengan jalan memutar melalui Jericho ke ibukota, sekitar 40
kilometer jauhnya (Lukas 19:1,28).
Injil Markus menceritakan keputusan dramatis:

189
YESUS DI INDIA

Dan mereka dalam perjalanan pulang ke Yerusalem; dan


Yesus pergi mendahului mereka: dan mereka heran; dan
saat mereka mengikuti, mereka takut. Dan dia mengajak lagi
kedua belas muridnya, dan mulai memberitahu mereka hal
apa yang harus terjadi kepadanya.
Berkata, Lihatlah, kita pergi ke Yerusalem; dan Putra Tuhan
harus disampaikan kepada pendeta ketua, dan kepada ahli
menulis; dan mereka harus menghukum mati dia, dan harus
mengirim dia kepada orang yang bukan Yahudi:
Dan mereka harus memperolokkan dia, dan harus
mengutuknya, dan harus meludah kepadanya, dan harus
membunuhnya; dan hari ketiga dia harus bangkit lagi.
(Markus 10:32-34)
Lima hari sebelum festival besar itu, mereka sampai di
Yerusalem. Masuk melalui gerbang kota, Yesus disambut gembira
oleh orang banyak. Tetapi meskipun Yesus mengendarai seekor
keledai sebagai isyarat maksud kerendahan hati, kelembutan,
dan kedamaian, penyambutan itu kemudian disalah mengerti.
‘Keseluruhan kota ada dalam kekacauan’ (Matius 21:10, versi Injil
Yerusalem). Pernyataan kata-kata Yesus yang kuat, dan blak-
blakan, meski bukan keras dan kasar, metode yang ia gunakan
dalam menggerakkan para pedagang di luar Candi, mungkin dalam
lingkungan berbeda telah dipahami bersifat alegoris/khiasan tetapi
terbuka untuk ditafsirkan sebagai panggilan yang keras bunyinya
bagi orang-orang untuk bangkit. Beberapa kata-kata Yesus sangat
menentang perdamaian: ‘Jangan berpikir bahwa Aku datang
untuk mengirimkan perdamaian di Bumi: aku datang bukan untuk
mengirimkan perdamaian, tetapi pedang’ (Matius 10:34).[2] Dan
‘Aku datang untuk mengirimkan api di atas bumi; dan akan apa
Aku, jika telah berkobar? (Lukas 12:49).
Hal yang pertama yang Yesus kerjakan di Yerusalem adalah
menyusun serangan melawan para penguasa. Dengan pengaturan

190
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

yang tak bisa disalahkan Yesus memprotes terhadap para wali


Hukum di Candi. Pengaduannya yang tajam dan menusuk (Matius
23) merupakan penyelesaian laporan publik dengan musuhnya di
depan sejumlah besar peziarah yang antusias. Menurut Injil, dia
bahkan pergi sangat jauh untuk menggerakkan para pedagang
dan penukar uang keluar dari tempat peribadatan. Tentu, serangan
seperti itu terhadap otoritas pegawai Candi tidak bisa dibiarkan
terlewat tanpa tantangan–tetapi perhatian diperlukan, karena
dalam situasi tegang seperti itu segala tindakan yang tak baik
besar kemungkinan memicu pemberontakan masa. ‘Dan para
ahli menulis dan biarawan kepala mendengar hal itu, dan mencari
cara bagaimana mereka mungkin bisa menghancurkan dia: karena
mereka takut kepadanya, karena semua orang takjub pada
doktrinnya’ (Markus 11:18).
Selalu ada kemungkinan kerusuhan dan bentuk lain kerusuhan
sipil selama hari-hari suci festival itu, dan Pilatus(sang Gubernur,
sebagai wakil Kaisar di Roma) telah menyuruh pergi dari Caesarea
dengan para pengikutnya (masing-masing 500 pasukan) untuk
siap turun tangan jika diperlukan. Gangguan seperti itu hanya
disinggung secara ringkas dalam Injil. Menurut Markus, Barabbas
tertentu dipenjarakan bersama ‘mereka yang telah membuat
huru-hara dengannya, yang telah melakukan pembunuhan dalam
huru-hara itu’ (Markus 15:7). Markus juga mengatakan bahwa para
biarawan kepala dan ahli menulis ‘mencari cara bagaimana mereka
dapat mengambil [Yesus] dengan perahu kecil, dan menghukum
mati dia. Tetapi mereka mengatakan, Bukan pada hari pesta,
biarkan ada hiruk pikuk orang’ (Markus 14:1-2). Jika Yesus harus
dimusnahkan, diperlukan kecepatan besar dan kehati-hatian besar.
Para Pharisees pertama berusaha mendapatkan Yesus untuk
melibatkan dirinya dalam pembicaraan publik. Mereka bertanya
kepadanya apakah benar membayar pajak kepada Kaisar Romawi.
Jika Yesus menjawab secara negatif, mereka akan dengan terbuka
untuk melawan perintah dengan pengkhianatan tinggi; sudahkah ia

191
YESUS DI INDIA

menjawab positif, dia akan kehilangan semua dukungan dan kebanyakan


perhatian orang. Sebagai gantinya, dia keluar dari keadaan berbahaya
dengan gerakan yang jenius (Markus 12:14-17). Para Sadducees kemudian
kemudian berusaha menertawakan doktrinnya tentang reinkarnasi.
Serangan ini juga dia tangkis dengan terampil (Markus 12:19-27).
Tanggal peristiwa di Yerusalem itu masih memiliki sejumlah
masalah. Bulan maupun tahun terjadinya peristiwa peristiwa itu
tidak ditemukan dalam Injil. Spekulasi yang ada sekarang berkisar
dari tahun 30 sampai tahun 33.
Meskipun semua Injil setuju bahwa Yesus disalib pada hari
Jum’at, ada dua perkiraan yang berbeda tentang tanggal berapa
bulan apa itu terjadi. Menurut Injil ringkasan, Yesus merayakan
makan malam bersama murid-muridnya pada hari Kamis petang.
Dengan kalender Yahudi, Kamis adalah hari ke-14 Nisan, hari dimana
Paschal Domba harus dimakan. Hari jum’at sesudahnya, tinggal 15
Nisan, adalah hari suci pertama festival Passah-Mazzoth Yahudi.
Tetapi sungguh tak bisa dipertimbangkan bahwa Yesus ditangkap
dan diiterogasi di depan seluruh Sanhedrin (meliputi tujuh puluh
satu warga Yahudi) pada malam yang sangat suci itu. Pelanggaran
Hukum Yahudi itu oleh para walinya sendiri sangat tidak dapat
dipercaya.
Sebuah jalan keluar alternatif harus ditemukan dalam baskah
yang dipengaruhi Gnostics pada injil Yahya. Disini, Makan Malam
Terakhir tidak disebutkan sebagai hidangan Paskah Yahudi, dan
Yesus telah disalib menjelang 14 Nisan. Jika ini yang sebenarnya,
Yesus pasti merayakan tanpa papan roti yang tak beradonan dan
perlengkapan ritual, karena ini hanya disiapkan untuk digunakan
persis di hari sebelum Paskah, yang disebut Hari Persiapan.
Versi peristiwa menurut Yahya nampaknya cukup logis, tetapi
berdasarkan pada asumsi bahwa pada kesempatan ini Yesus
tidak mengamati adat-istiadat Yahudi yang ditetapkan dalam
Hukum itu (meskipun ada kesempatan lain dimana dia sengaja
mengabaikannya).

192
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

Bahkan tempat yang dipilih untuk Makan Malam Terakhir


menunjukkan pengaruh Essenes: ‘Lihatlah, ketika kalian masuk ke
dalam kota, ada seseorang yang menjumpai kalian, memberikan
satu kendi air; mengikuti dia masuk ke rumah dimana dia masuk’
(Lukas 22:10). Tetapi di Yerusalem pada hari-hari itu, pengambilan
dan pembawaan air hanya dilakukan oleh para wanita. Jadi di rumah
khusus ini adat-istiadat biasa jelas tidak berlaku. Dan kenyataannya
hidangan itu tidak berlangsung sama sekali menurut tata cara yang
ditentukan, tetapi seluruhnya dengan cara Essenes. Mereka tidak
memakan domba korban, tetapi roti, seperti kaum Essenes, yang
tentu tidak makan daging sama sekali. Dalam Gospel of the Ebionities
yang masih diragukan, ketika para murid mengajukan pertanyaan
dimana mereka harus mempersiapkan hidangan Paskah, Yesus
memberitahu mereka, ‘Aku tidak ingin makan daging denganmu
pada Paskah ini! [3] para murid lalu punya argumen tentang tempat
mereka di meja karena, menurut Peraturan Aturan Essene, masing-
masing orang diberikan tempat tetap menurut tingkatannya, yang
ditentukan oleh kedekatan dengan sang Guru (1Qsa). ‘Dan ada
juga perselisihan antar mereka, yang harus mereka perhitungkan
sebagai yang paling hebat! (Lukas 22:24). Jadi sejenis hidangan
Paskah benar terjadi, tetapi tidak pada hari yang ditentukan, tanpa
daging, dan tanpa tata cara biasanya.
Pada titik ini, sebuah pertanyaan muncul yang telah
menyebabkan pencarian–jiwa para ahli–sebuah pertanyaan
yang belum mampu mereka dapatkan jawabannya: bagaimana
menentukan tanggal Makan Malam Terakhir itu. Tetapi persoalan
itu dipecahkan secara otomatis jika kalender Essene yang
digunakan untuk menentukan tanggal festival itu. Karena kalender
surya memungkinkan untuk membagi tahun itu (terhitung 364 hari)
menjadi 52 minggu, tidak ada sisa hari yang tertinggal pada akhir
dari setiap tahun (seperti yang ada pada kalender Yahudi). Hari
tahun baru selalu jatuh pada hari Rabu di musim semi. Berdasarkan
itu, Paskah Essene pada 14 Nisan terus terjadi pada hari Rabu, dan

193
YESUS DI INDIA

pasti terjadi dua hari sebelum PaskahYahudi Ortodoks tahun itu, injil
Yahya juga benar dalam mengatakan bahwa Yesus disalib pada tanggal 14
Nisan, karena apa yang ia ingat adalah kalender resmi, yang menetapkan
Penyaliban pada hari sebelum Paskah.
Seluruh urutan peristiwa di Yerusalem sekarang terjadi selama
periode tiga hari dan bisa ditentukan secara logis dan konklusif:
Selasa petang: Makan Malam Terakhir
Ditangkap di Gethsemane
Pemeriksaan awal oleh Annas
Penolakan tiga lapis oleh Peter
Rabu pagi: Permulaan pemeriksaan di depan Sanhedrin
Pengujian saksi mata oleh Caiaphas
Rabu malam: Yesus dalam tahanan semalaman
Menerima siksaan di penjara Caiaphas
Kamis: Sanhedrin mengumpulkan orang untuk
mengumpulkan keputusan
Yesus dihadapkan kepada Pilatusdan
diinterogasi
Yesus dilewatkan ke Herod Antipas
Jum’at: Pemeriksaan politis berlanjut di depan
Pilate
Bencana dan pemukulan kepala dengan
onak
Penjatuhan hukuman
Penyaliban pada kira-kira enam jam (12
siang)
Sebuah insiden yang tak biasa terjadi selama penangkapan
Yesus oleh pengawal candi setelah makan: ‘Lalu Simon Peter
mengambil pedang menghunusnya, dan memukul pembantu
biarawan tinggi, dan memotong telinga kanannya. Nama pembantu
itu Malchus. Kemudian berkata Yesus kepada Peter, masukkan
pedangmu ke dalam sarungnya: cangkir yang telah diberikan

194
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

Bapakku, haruskah aku tidak meminumnya?’ (Yahya 18:10-11).


Mengapa Peter membawa pedang?
Sejak abad kedua SM, Sanhedrin (bahasa Yunani–berasal dari
bahasa Yahudi: ‘Majelis’) telah merepresentasikan kekuasaan
Yahudi tertinggi tidak hanya dalam masalah agama tetapi
dalam semua hubungan sekuler/duniawi, nasional dan yudisial
dimana ada aspek relijius. Sebelum aturan oleh Roma, Sanhedrin
juga memegang kekuasaan politik yang sungguh-sungguh. Ini
terbentuk dari tujuh puluh anggota–biarawan pengurus gereja
dan ahli menulis–di bawah presidennya, biarawan kepala (tinggi),
pada waktu ini Joseph Caiaphas. Diantara para pengurus gereja di
majelis itu adalah Joseph dari Arimathea, seorang tuan tanah yang
kaya dan berpengaruh yang memveto keputusan Dewan Tinggi
untuk menghukum mati kaum Nazarene (Lukas 23:50-51).
Setelah pengujian–silang yang rinci terhadap para saksi mata,
biarawan kepala, Caiaphas, disimpulkan dengan mengajukan
pertanyaan penting: ‘Saya mendesak kamu dengan Tuhan yang
hidup, bahwa kamu cerita pada kami apakah kamu menjadi Kristus,
Putra Tuhan’ (Matius 26:63). Ketika Yesus menjawab ‘Kamu telah
katakan [itu]’, Caiaphas menganggap ini sebagai Ya–darimana tidak
ada pertanyaan balik. Menurut Hukum Yahudi, orang yang merebut
kehormatan Tuhan untuk dirinya sendiri adalah seorang penghina
Tuhan, dan dapat segera dikenakan hukuman mati. Sebenarnya,
Hukum Yahudi menetapkan eksekusi dengan melempari dengan
batu, tetapi Yesus tidak bisa dibawa keluar untuk dilempari batu
hingga mati, karena Sanhedrin telah menerima perintah dari Roma
bahwa tidak boleh ada orang yang dihukum mati tanpa persetujuan
terlebih dahulu dari prokurator Roma. Faktor lainnya adalah bahwa
urusan di depan Sanhedrin harus disimpulkan selama jam-jam
siang hari (antara fajar sampai petang). Jika ketujuh puluh anggota
dewan itu telah dikumpulkan dan pemeriksaan telah dilakukan
pada malam harinya, keseluruhan proses telah tidak sah sejak awal.
Dalam Injil Lukas ada penjelasan bahwa sidang itu terjadi di siang

195
YESUS DI INDIA

hari (Lukas 22:26). Majelis itu tidak berkumpul kembali sampai pagi
berikutnya (Kamis) untuk mengumumkan keputusannya: ‘Ketika
pagi datang, semua biarawan kepala dan para sesepuh orang-
orang itu mengikuti dewan melawan Yesus untuk membunuhnya:
Dan ketika mereka telah mengikatnya, mereka membawanya
pergi, dan mengantarkannya kepada Pontius Pilatussang gubernur’
(Matius 27:7-2).
Pilatusnampak tidak senang dengan kasus itu sejak awal
(Yahya 18:31) karena seperti yang ia katakan sendiri, dia tidak
dapat menemukan hal yang menunjukkan bahwa Yesus salah.
Dia berusaha untuk membebaskannya tetapi gagal dalam
gerakan tubuh yang jelas mencuci tangannya dari masalah itu
untuk mempertahankan ‘ketidaksalahannya’ (Matius 27:24).
Usaha Pilatusuntuk melalui masalah yang sulit pada suku Yahudi
setempat, Herod Antipas–yang terjadi pada festival ini–juga
gagal, karena Yesus tidak akan berkata apa-apa sama sekali. Dia
dikirim kembali kepada procurator (Lukas 23:6-16), yang akhirnya
mengikuti keinginan orang banyak yang telah dikendalikan oleh
Caiaphas dan para biarawan, dan mengembalikan Nazarene atas
mereka untuk eksekusi seperti yang diminta.
Perlu diingat bahwa Yesus Mazarene menjadi milik Perjanjian
Baru dari gerakan Essene, mungkin sebagai orang yang mengawasi
Aturan Komunitas tanpa benar-benar menjadi milik komunitas
tertutup, adalah untuk mampu menemukan penjelasan bagi sedikit
kontradiksi dan teka-teki cerita Injil yang cukup terus terang dan
memberikan pengertian yang sempurna. Tentu ini menjelaskan
bagaimana Yesus dituntut oleh Yahudi Ortodoks dan mendapati
dirinya diperiksa akan kehidupannya di pengadilan sekuler dan
politik pada saat yang sama. Mempertimbangkan sifat sumber
sejarah yang sangat kurang pada penyelesaian kami, hanya dalam
hal ini bahwa peristiwa yang mengelilingi akhir kependetaan
Yesus di Palestina dapat dipertimbangkan secara meyakinkan dan
memuaskan.

196
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

Masalah yang timbul dari pemahaman populer atas


‘Kebangkitan dari kematian’ dan ‘Kenaikan tubuh’ Kristus agak
lebih sulit dipecahkan. Sumber kesusasteraan yang ada tidak
menjelaskan mengapa Yesus dinyatakan mati hanya beberapa jam
setelah penyaliban. Kakinya, setelah itu semua–tidak seperti kaki
kedua orang lain yang disalib bersamanya–belum rusak, (patah
kaki jelas akan memperpendek kesalahan, yang dpaat berakhir
sampai lima hari). Tidak ragu lagi Pilatussangat terkejut ketika kami
meminta melepaskan ‘tubuh’ itu: ‘Dan Pilatusheran jika dia telah
mati’ (Markus 15:44).
Tak seorangpun melihat Kebangkitan–atau setidaknya,
kami diberitahu tak ada yang mengaku melihatnya–yang berarti
Kebangkitan Yesus dari kematian harus tetap murni masalah
kepercayaan. Jadi ajaran Gereja akan hal penting tentang
Kebangkitan harus dianggap sebagai kesimpulan setelah peristiwa,
sebuah penafsiran. [4]
Permasalah itu mungkin dibiarkan ada disana: orang percaya
akan Kebangkitan Yesus atau tidak. Yang jelas tidak akan mungkin
sekarang, maupun yang akan datang untuk mengubah pusat
perhatian pada peristiwa sejarah dua ribu tahun yang lalu dan
menemukan dengan pasti apa yang terjadi. Sungguh sangat
tidak mungkin–tidak untuk bagian bukti yang menakjubkan yang
memungkinkan kita untuk menguji peristiwa sekitar Penyaliban
dengan sangat terperinci; bahkan menggunakan teknologi tes
yang paling modern sekalipun untuk dapat ditemukan: kafan Yesus.

Kain Kafan Turin

Dan sekarang ketika ketenangan datang, karena itu hari


Persiapan, yaitu hari sebelum Sabbath.
Joseph Arimathea, seorang penasehat kehormatan (yang
adalah murid Yesus: Matius, Yahya) (meskipun rahasia karena takut

197
YESUS DI INDIA

akan orang Yahudi: Yahya) (yang belum setuju dengan keputusan


dan tindakannya: Lukas), yang juga menunggu kerajaan Tuhan,
(Lukas) datang, dan pergi dengan beraninya kepada Pilate, dan
mengharapkan tubuh Yesus (Matius, Lukas, Yahya).
Dan Pilatuskagum jika dia telah mati: dan memanggil
kepadanya centurion, dia bertanya apakah dia telah mati.
Dan ketika dia tahu tentang centurion itu, dia memberikan
tubuh itu kepada Josephus (Matius, Yahya).
Dan dia membeli linen halus, dan menurunkan tubuh itu,
dan membebatnya dengan linen itu dan membaringkannya
dalam sebuah makam yang belum pernah ada yang
diletakkan di situ sebelumnya, yang telah ditebang dari
sebuah batu (Lukas), dan menggelindingkan sebuah batu
sampai ke pintu makam.
(Markus 15:42-46)
Linen yang disebutkan disini sekarang dipelihara di Turin,
merupakan dokumen otentik yang kebetulan salah satu momen/
peristiwa paling penting dalam sejarah dunia untuk anak cucu, dan
ini mendekati sebuah gambaran tiga dimensi.
Kafan Turin yang terkenal adalah 4,36 meter panjangnya dan
1,10 meter lebarnya, dan menunjukkan dengan kejelasan yang
menakjubkan kesan seorang laki-laki yang baru saja disalib. Satu
setengah kafan menunjukkan bagian belakang dan karena kafan
itu dibebatkan di kepala laki-laki itu di bagian tengahnya, sisi lain
menunjukkan bagian depan. Kepala, wajah, tenggorokan, jakun,
lengan, tangan, lengan kaki, dan kaki laki-laki itu mudah dikenali
dengan kesan. Warna barang tenunan itu sebagian besar cokelat
tua, meskipun hijau di beberapa bagian. Bekas darah jelas terlihat,
dan nampak sebagai warna merah tua pucat.
Memandang sekilas pada Kafan itu secara keseluruhan, mata
orang akan tertuju pada dua garis gelap lurus di atas ke bawah di
sepanjang kafan itu, yang memanjang kedua bercak yang lebih

198
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

Gambar wajah pada foto memancarkan kebangsawanan dan kemuliaan

199
YESUS DI INDIA

Kain kafan utuh dalam bentuk negatif foto. Hanya dalam negatif foto ini
saja semua detail menjadi benar-benar jelas terlihat.

besar. Inilah tanda terbakar yang telah diperbaiki dengan setik


yang berwarna lebih cerah. Bentuknya yang aneh membuat kafan
itu hampir menjadi hilang terbakar api di Kapel bilik Majelis, di
Perancis tahun 1532, ketika terletak terlipat di dalam 48 lapisan
dalam peti mayat. Dalam panasnya nyala api, kaleng perak mulai
lebur/luluh meninggalkan pola geometri tanda gosong di bagian
yang berlipat (Plate 29).
Jika ini benar-benar bayang-bayang Yesus pada bahan ini, dan
keotentikan kain itu bisa dibuktikan, maka dokumen ini tidak hanya
memberikan sensasi ilmiah yang paling penting, tapi juga berfungsi

200
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

sebagai satu-satunya dasar ilmiah yang bisa diterima dimana


pertanyaan yang telah begitu banyak dan begitu lama mungkin
terjawab seketika dan untuk semua: Apakah Kebangkitan Yesus
benar-benar terjadi?
Ada banyak syarat atas apakah tenun itu bisa benar-benar
bertahan dalam jangka waktu selama hampir dua millennium
sementara menderita sedikit sekali bukti kerusakan. Namun
faktanya bahwa ada banyak bagian linen yang lebih tua dan
terawat lebih baik daripada Kafan Turin. Lembar yang dirawat
dengan baik ditemukan dalam koleksi Museum Nasional Mesir di
Kairo, Museum Turin Mesir, dan bagian Mesirologi museum sejarah
di London, Paris, Berlin, Hildesheim dan di tempat lain, beberapa
contoh kembali 3500, bahkan 5000 tahun. Iklim yang kering di
Timur Jauh sangat baik untuk perawatan jangka panjang tekstil
dan gulungan surat perkamen. Dalam tiap kasus substansi sayuran
utamanya selulose, molekul yang sangat stabil.
Kata dalam bahasa Yunani sindon (kadang diterjemahkan
dalam bahasa Inggris sebagai ‘muslin’ (tirai) dalam Injil Ringkasan
adalah linen, serabut/fiber yang dianyam bersama dengan
perbandingan 3:1, menciptakan tenun tulang ikan. Pada masa
Yesus ini merupakan suatu bentuk karya tenun yang sangat jarang,
yang memerlukan keahlian besar, dan mungkin sangat mahal. Satu-
satunya contoh jenis barang tenunan ini yang masih ada pada abad
pertama berasal dari provinsi Romawi, Syiria yang mana Palestina
menjadi bagiannya.
Pada penggunaan mikroskop electron untuk menguji helaian
itu pada tahun 1973, Professor Raes dari Universitas Ghent di
Belgia menemukan beberapa bekas kapas, tanaman yang tidak
dibudidayakan di Timur Dekat pada jaman Yesus. Tetapi di Syiria dan
Mesopotamia, kapas yang diimpor dari India biasanya digunakan
untuk tenun, meskipun kapas itu harus diproses sebelumnya pada
perkakas tenun khusus.

201
YESUS DI INDIA

Ahli tumbuh-tumbuhan dan ilmuwan forensik Swiss, Dr. Max


Frei menggunakan teknik analis serbuk yang rumit untuk sampai
pada penemuan yang sensasional. Dr. Frei mengambil dua belas
sampel, masing-masing sepuluh sampai dua belas cm persegi, dari
bagian kain kafan yang berbeda, di atas pita perekat. Di bawah
pencarian dengan mikroskop electron, dia menemukan selain debu
dan serat linen, antara satu dan empat butir serbuk tumbuhan
per cm persegi. Butiran serbuk itu antara 0,0025 dan 0,25 mm
ukurannya, dan karenanya tidak terlihat oleh mata telanjang. Tetapi
butiran-butiran kecil itu dikelilingi oleh kulit ganda, komposisi kimia
yang belum sepenuhnya ditetapkan bahkan sampai sekarang. Kulit
luarnya sangat tahan lama sehingga pada kondisi tertentu serbuk
itu dapat bertahan utuh selama beberapa juta tahun. Lagipula,
setiap keping dan macam tumbuhan memiliki butiran serbuk yang
sangat kecil yang nampak sangat berbeda dengan butiran serbuk
yang lain, sehingga mungkin untuk menceritakan dengan cukup
mudah dari tumbuhan yang mana butiran itu berasal.
Dalam laporan penelitiannya yang diterbitkan bulan Maret
1976, Frei mengumumkan bahwa dia telah mampu mengidentifikasi
sejumlah empat puluh sembilan jenis tumbuhan yang berbeda dari
serbuk yang telah ia temukan pada Kafan itu. Banyak tumbuhan itu
masih tumbuh di semua daerah dimana Kafan itu dikatakan telah
disimpan selama masa sejarahnya: salah satunya adalah pohon
cedar di Lebanon (Cedrus libani). Tetapi berita yang sensasional
bahwa juga ada serbuk dari sebelas jenis tumbuhan yang tidak
tumbuh di seluruh Eropa tengah, tetapi halophytes-halophytes yang
berasal dari Timur Dekat. Halophytes adalah tumbuhan yang hanya
tumbuh subur di tanah yang mengandung kadar garam cukup
tinggi–seperti tanah di wilayah Laut Mati. Diantaranya adalah
berbagai spesies gurun; tamarisk (Tamarix), seablite (Suaeda) dan
artemisia (Artemisia).
Sejarah Kafan itu sampai titik ini telah ditelusuri hanya
sejauh abad keempat belas, dan beberapa peneliti berpendapat

202
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

bahwa pada masa itu Kafan itu dibuat, di Perancis, karena ketika
itu disimpan di perbatasan Perancis atau Italia. Analisa serbuk
sekarang memberikan bukti yang jelas bahwa linen itu pasti berada
di Palestina lebih awal daripada ini. Dan lagi jenis-jenis serbuk yang
diidentifikasi pada lapisan sedimen/endapan itu di Laut Galilee yang
tertanggal pada jaman Yesus.
Butiran serbuk dari delapan varietas tumbuhan mencirikan
padang rumput di Asia Kecil, terutama di daerah sekitar Edessa
(sekarang Urfa di Turki). Dr. Frei tidak dapat membayangkan
betapa pentingnya fakta ini untuk pembuktian.

Potret Edessa

Bahwa sekarang mungkin untuk menelusuri jejak sejarah Kafan


itu sampai ke asal mulanya [5] ada dalam ukuran besar berkenaan
dengan penelitian sejarawan Inggris, Ian Wilson.[6] Dari jumlah
besar bukti sejarah pada penyelesaiannya dia mampu menunjukkan
bahwa Kafan itu berhubungan dengan apa yang disebut Potret
Edessa, dimana terdapat cerita dari abad pertama, dan yang telah
dikenal sebagai Mandylion sejak abad keenam. Cerita tentang
Kafan Suci itu memiliki getaran sebuah novel yang baik.
Menurut Injil Yahudi yang masih diragukan, yang digunakan
oleh kaum Nazarenes, Yesus memberikan kafan yang digambarkan
dalam Injil itu kepada ‘pembantu biarawan’ setelah Kebangkitan[7].
Inilah anggapan logis bahwa si penerima bukanlah salah satu
musuh besar Yesus. ‘Pembantu biarawan’ itu mungkin diberi
hadiah yang tak berharga sebagai tanda terima kasihnya atas
pelayanan yang telah dia berikan. Tetapi tidak masalah siapa yang
memiliki lembaran itu setelah Kebangkitan, yang paling mungkin
para calon itu adalah Joseph dari Arimathea dan Nicodermus yang
telah merencanakan tubuh itu dan untuk diambil dari Salib dan
ditempatkan dalam makam.

203
YESUS DI INDIA

Tetapi pakaian itu tidak bisa dibiarkan tetap ada di Palestina:


peperangan yang terus menerus dengan kekuatan maharaja
Romawi yang dibenci memberikan begitu banyak ancaman. Dan
karenanya para pengikut Yesus berencana untuk mendapatkan
Kafan di luar negara itu. Hanya komunitas besar Kristen di utara
dapat memberikan surga yang aman untuknya, kota-kota seperti
Antioch, Corinth, Ephesus, dan Edessa yang terletak jauh dari
wilayah dimana Yesus bekerja.
Pada sekitar 325 Masehi, sejarawan Gereja, Eusebius (260-
340), Uskup Caesarea, melaporkan bahwa telah ada pertukaran
surat antara Yesus dan Raja Edessa, Abgar V, yang dikenal sebagai
Ukkuma (‘Si Hitam’), yang memerintah pada tahun 15-50 Masehi[8].
Eusebius mengatakan bahwa dia sendiri yang menerjemahkan
surat-menyurat ini, menurut dugaan orang diambil dari arsip raja
Eddesa, dari bahasa Syria kuno (Aramaic) ke dalam bahasa latin.
Dikenal dan diterima sebagai berasal dari jaman permulaan di
Barat,[9] sekalipun disebarkan dalam berbagai bentuk, Legenda
Abgar ini terbukti menunjukkan unsur dokumenter yang berakar
mendalam tentang kepercayaan Kristen awal, yang pada gilirannya
mendukung anggapan bahwa ini didasarkan pada peristiwa yang
sebenarnya.
Pada masa itu Edessa adalah pusat perdagangan yang penting
tidak jauh dari Royal Road (Jalan Istana), yang membentang dari
Ephesus di barat sampai Susa di timur, menyeberangi kekaisaran
lama di Lydians, Medes dan Persia, dan menghubungkan Eddesa
langsung dengan India dan Asia Timur melalui jalur (Rute) Sutera.
Komoditi perdagangan yang paling bernilai di Eddesa adalah sutera
dari Timur Jauh, dan dalam perdagangan inilah para anggota
komunitas Yahudi yang besar dari kota itu, yang kebanyakan adalah
pedagang, sangat aktif terlibat. Secara politis Eddesa diperintah
oleh dinasti Abgar dari tahun 132 SM sampai 216 Masehi.
Sebuah Gereja Kristen yang terorganisir didirikan di Eddesa
hanya selama pertengahan abad kedua, di bawah Abgar IX Ma’nu.

204
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

Tetapi menurut sumber sejarah, mungkin ada komunitas Kristen


yang sangat besar di Eddesa lama sebelum masa itu, dan bahwa
Abgar V Ukkuma, bahkan sebelum korespondensi itu, telah
memiliki suatu pengetahuan tentang pesan Yesus.
Eusibius menguraikan bagaimana Raja Abgar Ukkuma
mengirimkan kurirnya ke Yerusalem untuk meminta Yesus datang
ke Eddesa dan menyembuhkannya dari ruam yang parah. Yesus
tidak bisa mengadakan perjalanan sendiri, tetapi mengirimkan
seorang muridnya dengan nama Thaddeus (disebut Addai dalam
naskah berbahasa Syiria)–bukan rasul dari nama itu tetapi salah
satu dari tujuh puluh murid yang disebutkan dalam Lukas (Lukas
10:1)–dengan sebuah surat untuk Angar. Di dalamnya, Yesus
memberitahu raja itu bahwa muridnya akan menyembuhkannya,
dan bahwa surat itu akan terus melindungi kota itu dari kerusakan.
Suatu ketika sekitar tahun 1850 sejumlah naksah berbahasa
Syiria ditemukan di sebuah biara di dekat Wadi el-Natrun (lembah
Natron) di gurun Mesir Bawah. Diantaranya adalah versi lain dari
cerita Abgar yang sekarang dikenal sebagai Doktrina Addai[10],
yang langsung cocok dengan versi yang ditulis oleh Evagrius
Scholasticus (527-600) pada akhir abad keenam. Dan versi yang
sama tentang tradisi itu dicatat dalam khotbah pesta yang terkenal
yang disampaikan pada tahun 945 menandakan kesempatan
dimana potret Eddesa dipasang di Phatos Chapel di pengadilan
Kaisar Byzantine, Constantine VII Phorpyrogennetos.[11] Menurut
semua sumber ini, Yesus tidak hanya mengirimkan surat kepada
Abgar tetapi juga potret dirinya yang dibuat dengan cara ajaib.
Raja itu dikatakan telah sembuh seketika oleh kekuatan ajaib dari
gambar ini. Dan segera setelah keajaiban besar ini, Thaddeus-Addai
menyampaikan ajaran Eddesa, dimana Abgar dan kebanyakan
penduduk kota itu berubah masuk ke kepercayaan Injil. Doktrina
Addai memberikan tanggal khotbah Thaddeus sebagai tahun 343
dengan perhitungan orang Eddesa, yang berhubungan dengan
tahun 33 Meshi–tahun saat Yesus disalib.

205
YESUS DI INDIA

Karena kafan penguburan di masa itu dianggap terkontaminasi


dengan ‘kekotoran/najis’ dari kematian, raja Abgar akan sangat
tersinggung jika Thaddeus memberitahunya apa yang sebenarnya
terbukti. Mungkin karena alasan ini, Thaddeus melipat kain itu
sehingga lebih kelihatan seperti sebuah potret di atas linen, dan
telah dibingkai dengan emas oleh orang Eddesa yang merupakan
rekan-relijiusnya, Aggai–orang yang menurut sumber Syiria dan
Armenia, adalah pemimpin komunitas Kristen di kota itu. Inilah
tugas yang harus diemban Aggai dengan baik: seorang tukang
emas dalam perdagangan, dia dugunakan untuk membuat rantai
yang mahal dan bertanggungjawab untuk mengukir mahkota
milik raja. Dalam Acta Thaddaei dari abad keenam (sebuah usaha
untuk menjelaskan bagaimana gambar telah dibuat di atas kain,
dari sudut pandang jaman itu), istilah tetradiphon digunakan untuk
menggambarkan Kafan itu, dan mungkin diartikan sebagai ‘terlipat
dalam empat lapisan’. [12]
Lebih dari empat meter panjangnya Kafan itu dilipat di tengah,
dan lagi, tiga kali, yang nampak adalah lapisan lipat empat. Persegi
empat yang berasal dari kain itu, sekarang jauh lebih ringan 110
cm dengan 54,5 cm, hanya menampilkan kepala Yesus, tanpa ada
dasar untuk menduga bahwa itu bukan ukuran sebenarnya dari
sindon itu.
Menurut naskah dari khotbah festival yang disampaikan di
Konstantinopel tahun 945, Abgar Ukkuma memasang potret itu,
dalam bingkai emas, di atas gerbang kota Eddesa.
Abgar meninggal pada tahun 50 Masehi. Dia digantikan hanya
selama tujuh tahun oleh putra tertuanya Ma’nu V, sebelum putra
keduanya Ma’nu VI naik ke tahta Eddesa. Tetapi dia berbalik ke
paganisme (menyembah berhala), dan secara brutal membantai
komunitas Kristen yang berkembang disana. Saat itulah potret
itu menghilang dan tidak lagi terdengar berita tentangnya selama
lima ratus tahun. Khotbah pesta tahun 945 mengungkapkan apa
yang sebenarnya terjadi. Aggai yang waktu itu menjadi Uskup

206
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

Eddesa selama dua puluh tiga tahun (dengan menggabungkan


kepala keluarga Chaldean), menjiwai peninggalan keramat ke
tempat yang aman, diluar jangkauan raja yang bertentangan. Dia
menempatkannya dalam dinding kota, dalam ceruk diatas gerbang
barat. Akibatnya, Ma’nu membunuh Aggai dengan kejam, pada 30
Juli 57 menurut Mares Solomonis.
Indikasi pertama bahwa Kafan itu dibicarakan lagi ditemukan
dalam sebuah dokumen yang ditulis oleh sejarawan Gereja,
Evagrius pada tahun 593. Dia memperkirakan peristiwa itu sekitar
lima puluh tahun lebih awal, di bulan mei 544. Khotbah pesta di
Konstantinopel juga sama melaporkan bahwa gambar itu ditemukan
kembali di Eddesa pada abad keenam, dan bahwa itu merupakan
gambar Kristus yang sama yang telah dibawa oleh seorang murid
kepada Abgar. Menurut Wilson, kain linen itu ditemukan kembali
ketika bangunan Eddesa diperbaiki atas perintah Kaisar Justinian
I, setelah banjir besar di tahun 525–khususnya ketika gerbang kota
dibongkar. Gambar itu segera dikenali sebagai potret asli yang
dibawa kepada Abgar. Pada tahun 544. Uskup Eulalios menulis
bahwa gambar yang ditemukan itu asli jejak ‘tidak dibuat tangan
manusia’: dalam bahasa Yunani, acheiropoieton.[13] Gambar yang
ditemukan kembali itu dibawa ke ‘gereja besar’ (cathedral di Hagia
Sophia), dimana gambar itu lalu disimpan dalam peti mayat perak
yang terkunci. Dari waktu ini kedepan kain itu menjadi terkenal
sebagai Mandylion, dan dianggap sangat keramat dan berharga
yang mana dibawa keluar untuk pemujaan umum hanya pada hari-
hari perayaan yang sangat penting.
Pada tahun 639 Arab menangkap Eddesa dan mendapatkan
Kafan itu. Seorang Kristen kaya, Athanasius dari keluarga Gmea,
membeli kembali kain linen itu dari Arab dan menyembunyikannya
dalam ruang bawah tanah di salah satu gereja di kota itu.
Istilah Mandylion, digunakan dalam hubungannya dengan
gambar dari masa ini, dianggap oleh kebanyakan para ahli berasal
dari bahasa Arab Mandil (kata itu sendiri berasal dari bahasa Latin

207
YESUS DI INDIA

‘Penggembala Yang Baik’__ Yesus sebagai pemuda yang menyerupai


sebuah Apollo. Pada abad ketiga, foto asli Yesus di Mandylion masih
belum diketahui secara luas.

mantelium), yang berarti ‘panjangnya kain’ seperti yang mungkin


digunakan untuk membuat kerudung, jubah pendek, serban/
ikat kepala, atau sapu tangan. Secara pribadi saya menyatakan
bahwa gelar/sebitan itu berhubungan dengan istilah dalam bahasa
Sansekerta mandala, yang menandakan ‘lingkaran’, dan khususnya
diagram mistik dalam bentuk lingkaran. Mandala banyak digunakan
dalam Budhaisme Tibet. Mereka menggambarkan pengalaman
relijius dalam bentuk lambang, menunjukkan hubungan spiritual
tertentu dalam kesimetrisan desainnya, dan membantu dalam ilmu
meditasi yang membawa ke Pencerahan.
Setelah penemuan Potret Eddesa di abad keenam, ada

208
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

kenaikan besar pada peribadatan tamsil dalam agama Kristen.


Banyak laporan menyebutkan gambar-gambar Kristus lainnya
‘tidak dibuat dengan tangan manusia’ sekiar jaman itu (seperti
acheiropoieta dari Memphis dan Camuliana). Dan seiring
perkembangan ini, perubahan tiba-tiba dalam hal seperti apakah
Kristus itu menjadi terbukti. Sampai penemuan kembali gambar
Kafan, Yesus telah dipotret pada jalur klasik, seperti seorang filosof,
kaisar, guru kebenaran, seperti gembala atau tak berjanggut, laki-
laki muda seperti Apollo–pemuda yang menjadi simbol kebaikan.
Sebagai pemujaan Karen Mandylion menjadi terbentuk, tiba-tiba
muncul sebentuk potret yang sangat mirip dengan gambar wajah
tiga dimensi pada kain itu. Contoh yang baik dari ini dilihat pada
gambar Yesus abad keenam di atas jambangan perak Emesa. Mulai
itu Yesus paling dikenal dalam pandangan frontal, dengan mata
besar yang terbuka lebar di bawah alis yang tebal, rambut panjang
yang terpisah di tengah, jambang yang terbagi, hidung panjang
bengkok, dan berusia matang.
Gambar itu cepat diterima dengan kebulatan suara doktrin
di seluruh dunia Kristen. Di Synod Konstantinopel tahun 691-
692 dinyatakan bahwa mulai saat itu Yesus hanya diwujudkan
dalam ‘bentuk manusia’ saja, hanya ‘gambar yang benar hidup’
yang diperbolehkan. Pada sekitar tanggal yang sama, Justinian
II (memerintah tahun 685-95 dan 705-11) menciptakan uangnya
dengan potret Kristus untuk yang pertama, dan dengan ini juga
roman muka Yesus mirip dengan gambar di ‘Kafan’. Hasilnya
bahwa meskipun tradisi sastra telah diwariskan kepada kita tanpa
informasi apa-apa tentang seperti apa Yesus sebenarnya, dia telah
digambarkan dengan cukup konsisten dari abad keenam kedepan
bahwa orang yang melihat potret itu tak pernah ragu tentang
siapakah subjek itu sebenarnya![14] Sejarawan telah membuat
daftar keseluruhan antar lima belas (Wilson) dan dua puluh
(Vignon, Wuenschel)[15] ciri yang mencolok pada potret di kafan
yang dikenal dalam gambar Yesus dari abad keenam kedepan.

209
YESUS DI INDIA

Sekurang-kurangnya ada 15 ciri-ciri yang berbeda-beda dan tak mungkin


keliru yang dapat diidentifikasi pada wajah yang tergambar dalam Kain
Kafan yang juga ciri tersebut terdapat pada foto Yesus yang dilukis oleh
seorang pelukis dari Byzantine.

Sampai abad kesepuluh–ketika Mandylion dipindahkan ke


Konstantinopel–gambar wajah Kristus ini menjadi khas seni
keramat di Byzantine, seiring dengan unsur-unsur lain dari
gambar di Kafan. Banyak gambaran di waktu itu menampilkan
pandangan wajah Yesus, tanpa leher, dengan persegi empat yang
lebih panjang vertikal maupun horisontal, dan nampak memiliki
pola jaringan yang dibuat diatasnya seperti jaring garis diagonal,
wajah itu sendiri dibingkai dengan pembukaan lingkaran. Tampilan
umum dari penggambaran ini berhubungan dengan gambar di
kain ‘berlipat dalam empat lapisan’. Dan disamping itu, sebuah
potret dalam segi empat berbaris horisontal mungkin dianggap
menyinggung kepekaan estetis yang biasa, dan yang paling tidak
biasa dalam semua bentuk gambaran visual.

210
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

Wilson menyatakan bahwa Potret Edessa, Mandylion, adalah


‘asli’ otentik yang menentukan bagian/rangkaian sejarah seni.
Sedikitnya lima belas ciri yang berbeda dapat dikenali pada wajah
di Kafan yang juga ditemukan pada potret Yesus yang dilukis oleh
seniman Byzantine.
Di abad kedelapan, gerakan yang dikenal sebagai Iconoclasts
(‘pemecah-gambar’) berkuasa di Kekaisaran Romawi Timur di
bawah Kaisar Leo III. Dimana-mana gambar-gambar relijius dan
gambar orang suci dirobek dan dihancurkan–tetapi Mandylion,
telah disembunyikan jauh dari Muslim yang benci gambar kemudian
menguasai Edessa, mempertahankan periode ini tidak rusak. Enam
puluh tahun kemudian, ketika Iconoslasts telah tidak dipercayai,
usaha dimulai di Konstantinopel untuk membawa gambar yang
berharga itu ke ibukota kekaisaran. Proyek itu akhirnya berhasil di
bawah pemerintahan Kaisar Romanus I Lecapenus (memerintah
tahun 920-944) yang, pada tahun 942, mengirimkan orangnya yang
paling mampu, jenderal Curcuas, untuk mengumpulkan potret
Kristus. Tidak lama sebelum tentara Byzantine mengepung kota
Edessa dan meminta penyerahan Mandylion untuk mengganti
pembebasan 200 tahanan dan menghemat kota itu. Untuk
menghindari pertumpahan darah, kaum Eddesa menyerah kepada
Kaisar, dengan begitu memperoleh kekebalan sendiri untuk kota
mereka dan dua belas ribu keping perak. Bahkan kemudian,
menurut sumber yang sejaman, kaum Edessa nampak berusaha
menakuti orang-orangnya Kaisar dengan tiruan dua kali sebelum
mereka melepaskan Kafan yang sebenarnya.
Pada tanggal 15 Agustus 944 Kafan itu akhirnya tiba di
Konstantinopel, disambut oleh kerumunan orang banyak. Dan
mungkin disimpan selama dua setengah abad berikutnya, di gereja
Blaichernal. (Gambar dan ‘Kafan’ itu yang dibuat untuk Pharos
Chapel dianggap sebagai salinan.) Selama penyerahan Mandylion di
Edessa atau saat dalam pengangkutan ke Konstantinopel, gambar
itu jelas menghilang dari bingkainya dan telah terbuka seperti

211
YESUS DI INDIA

Kafan yang selengkapnya. Gregory–pembantu gereja di Gereja


Besar Konstantinopel–memberikan khotbah pada penerimaan kain
yang penuh kemenangan, dimana ia menyebutkan ‘.......tetesan
darah, yang telah mengalir dari sisinya...’, yang telah meninggalkan
bekasnya di atas kain itu. Dan dalam pernyataan ini, setidaknya
membohongi bukti bahwa Mandylion Edessa dan Kafan Turin
adalah kain yang sama. Jika luka tikaman dari lembing centurion
bisa dilihat, kain itu bukan sekedar handuk yang berisi gambar
hanya satu wajah. Kain itu pasti berasal dari masa yang tidak lama
setelah Penyaliban.
Naskah khotbah itu pertama diberikan oleh Uskup Stephen
III tahun 769 memiliki bacaan yang disisipkan kedalamnya selama
abad kedua belas pada akibat bahwa Yesus telah terbaring dengan
‘sekujur tubuhnya’ di atas kain putih ‘......dengan wajah anggun
Tuhan kami dan panjang seluruh tubuhnya tergambar secara
ajaib.....’ [16]
Rujukan yang sama ditemukan dalam sejarah gerejawi
Ordericus Vitalis (sekitar tahun 1141) [17] dan dalam Otia Imperialia
dari Gervase dari tilbury pada awal abad ketiga belas.[18] Selama
semua tahun-tahun ini Kafan itu terbukti ditampilkan dalam
panjang penuhnya pada basis reguler di Konstantinopel. Tahun
1203, seorang Perancis yang ikut dalam perang salib Robert de Clari
menulis bahwa dia telah melihat kain di Gereja st. Mary Madonna di
Blachernai di Konstantinopel: ‘.....Sindon, yang di dalamnya Tuhan
kita telah dibungkus, yang ditampilkan setiap hari Jum’at sehingga
tubuh Tuhan Kami dapat dilihat dengan jelas’. [19]

Kesatria Misterius

Robert de Clari telah datang ke Konstantinopel sebagai seorang


kesatria pada Perang Salib keempat. Setelah serangan yang
panjang, orang-orang yang ikut perang salib akhirnya merampok

212
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

kota kaya itu pada bulan April 1204. Mereka menghancurkan segala
sesuatu yang tidak bernilai bagi mereka; segala sesuatu di kota
yang berharga dan mahal mereka rampok dan mereka bawa pergi,
termasuk, tanpa penyesalan, harta dan peninggalan suci milik Gereja
Kristen. Ditengah kondisi yang begitu kacau, Kafan itu menghilang,
tidak muncul lagi sampai 150 tahun kemudian di Perancis, menjadi
milik anggota keluarga Charny, yang memperlihatkannya di Barat
untuk yang pertama kali. [20]
Sejumlah teori, beberapa diantaranya sangat menarik, telah
dikemukakan untuk menjelaskan bagaimana kain itu menghilang
dari Konstantinopel, dan bagaimana berakhir sampai Perancis.
Karena kain itu menghilang selama lebih dari seabad, mungkin
saat jatuh dalam kepemilikan beberapa pemilik yang sama
selama masa itu–mungkin kelompok yang berkaitan erat dengan
orang-orang yang ikut dalam perang salib, yang cukup kaya
bukan untuk meningkatkan penghasilan dengan menjual barang-
barang peninggalan, yang dapat menjamin keamanannya dalam
kerahasiaan yang mutlak, yang punya motif ingin menyimpannya,
dan juga berhubungan dengan keluarga Charny. Semua petunjuk
itu mengarah kepada Perintah misterius dari Templars.
Perintah dari para Ksatria Kristus yang miskin dan dari Candi
Solomon, dikenal lebih baik sebagai Templars, didirikan tahun 1119
oleh sekelompok orang yang ikut dalam perang salib dipimpin
oleh Ksatria Prancis Hugues de Payns. Sebagai tambahan pada
janji kemiskinan yang baku, kesederhanaan dan kepatuhan, para
Templars bersumpah untuk melindungi para peziarah di Tanah Suci
itu dan aktif membantu berjuang melawan orang Muslim. Perintah
itu segera menjadi sangat kuat dan berpengaruh. Tetapi di akhir
abad ketiga belas, desas-desus mulai beredar bahwa para ksatria
Templars dianggap memuja patung orang suci misterius pada
pertemuan rahasia. Cerita yang sejaman dan catatan Pengadilan
Penyidik menyatakan bahwa gambar orang suci para Templars
adalah gambar di ‘papan’ yang menggambarkan versi ‘yang sangat

213
YESUS DI INDIA

pucat dan tak berwarna’ yang berukuran kepala pria hidup ‘dengan
jenggot yang terbelah, seperti yang dikenakan para Templars’.
Mereka menganggap gambar itu sebagai ‘wajah Tuhan yang tak
berkerudung’. Salinan gambar orang suci itu disimpan di sejulah
pusat Templars. (Salah satunya ditemukan tahun 1951 di bekas
tempat duduk Perintah itu di Templecombe di Somersat, Inggris).
Gambar orang suci itu cocok dengan gambar Mandylion dengan
sangat rinci Para Templars jelas memiliki Kafan itu dan gambarnya
telah menjadi pusat peribadatan kelompok relijius mereka. Tetapi
bagaimana mereka berusaha menghilangkan Kafan itu dari
Konstantinopel tanpa diketahui dan membawanya ke Barat? Elmar
R. Gruber telah menemukan solusi atas teka-teki sejarah ini.
Para Templars tidak ambil dalam pendudukan Konstantinopel
karena tak ada hubungannya dengan tugas mereka di Tanah Suci
itu, tetapi segera setelah kota itu diambil dari wakilnya mereka
pergi kesana dengan misi rahasia. Hanya tanah istana Bucoleon
dan Blachernai yang belum mengalah kepada perampokan tentara
perang salib, dan kemudian hanya karena pemimpin tentara
itu memilih istana untuk wilayahnya sendiri seketika serangan
itu berhasil. Harta dan barang peninggalan yang ada di istana
dibagikan kepada para pemuka agama dan sekuler. Pada bulan
Mei 1204, Count Baldwin IX dari Flanders dinobatkan sebagai
Kaisar Romawi Suci di Byzantium. Untuk menyebarkan berita ini
kepada Paus Innocent II, Kaisar baru memilih Guru istana Templar
di Lombardy, satu Saudara laki-laki Barocha, yang mungkin telah
meyakinkan Baldwin bahwa untuk menghilangkan Kafan itu dari
gereja Blachernai dan memberikannya kepada Paus akan jelas
menyelamatkan kebaikan Vatikan. Tapi misi itu dijadikan rahasia
karena takut akan ketidaktenteraman di tengah Penduduk Yunani.
Saudara laki-laki Baroche mengangkat bebannya dengan
kapal dimuat dengan kekayaan di perjalanan ke Roma. Dari pantai
Peloponnese kapal itu dikejutkan oleh enam perahu Genoese,
dan dirampok.[21] Cukup aneh, para perampok Genoese lalu

214
Rute perjalanan yang dilalui oleh Kain Kafan Turin.

215
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS
YESUS DI INDIA

meninggalkan kapal itu dan awaknya meneruskan perjalanannya–


kapal yang terangkat biasanya berlayar kembali ke Genoa–
sehingga Saudara laki-laki Baroche sampai di Roma dengan selamat
pada musim gugur tahun 1204, dan menyampaikan surat Baldwin
kepada Paus Innocent. Mungkin para Templars telah merahasiakan
urusannya dengan Genoese dengan mana kapal telah dirampok
hartanya tetapi tidak ada kecelakaan pada awaknya, kapal,
atau kain tua yang ‘tak berharga’. Atau mungkin Baroche telah
menghilangkan kain itu dari kapal di suatu tempat–para Templars
memiliki rumah di Peloponnese–dan kemudian membiarkan dirinya
dan kapal itu untuk diambil oleh Genoese. Kafan itu menghilang
pada suatu ketika, dan dalam surat tertanggal 12 November 1204
Paus Innocent mengancam para Geneose dengan pengecualian
kecuali mereka mengembalikan barang-barang peninggalan itu
seketika.[22]
Seluruh kejadian itu sangat membosankan baik bagi Kaisar
maupun Paus, dan dibiarkan. Kafan itu telah secara misterius
menghilang.
Tahun 1307, Phillipe le Beau dari Perancis menggunakan desas-
desus mengenai pemujaan gambar orang suci yang berhubungan
degan bid’ah/klenik oleh para Templars, seiring dengan masalah
lain–seperti kebiasaan homoseks, dan hubungan rahasia dengan
Muslim dan dengan Catahrs (yang telah dibersihkan seratus tahun
lebih awal)–sebagai dalih untuk menghantam para Templars, dan
untuk menggelapkan kekayaan besar dari Perintah itu.
Dua dari pemimpin Perintah Templar yang tersisa dibakar
pada tiang pancang di Paris karena bid’ah pada bulan maret 1314,
meskipun mereka mengaku percaya pada agama Kristen sampai
akhir, dan memprotes ketidakbersalahannya. Salah satunya adalah
Guru Agung dari Perintah itu, Jacques de Molay; yang lainnya adalah
guru dari Normandy, Geoffroy de Charnay. Meskipun dengan
penelitian yang intensif, para penuntut tidak mampu menemukan
‘gambar orang suci’ para ksatria itu dimanapun.

216
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

Beberapa tahun kemudian, kain itu muncul lagi, dan menjadi


milik Geoffroy de Charny, [23] yang dari penelitian geneologis, adalah
cucu keponakan dari ksatria Templar yang telah mengorbankan
dirinya, meskipun tidak memiliki hubungan jelas dengan
Perintah itu sendiri. Nampaknya para pemimpin Templars telah
menyembunyikan kain itu dengan sanak dari Geoffroy de Charny
(Templar) yang bebas dari kecurigaan, untuk melindunginya dari
hukuman Phillipe. Ini juga akan menjelaskan mengapa keluarga
Charny tidak mampu memberikan cerita tentang bagaimana
mereka sampai memiliki kain itu ketika mereka akhirnya dituduh
oleh kedua uskup Troyes, Henri de Poitiers dan Pierre d’Arcis,
karena memperlihatkan pemalsuan menyusul pertunjukan publik
di gereja perguruan tinggi di Lirey. Meskipun para uskup belum
melihat kain itu sendiri, dimana Margareta dan Charny mampu
menyelesaikan hanya dengan mengirimkan kain itu keluar dari
negeri itu. Dia mewariskannya kepada Duke Louis dari Savoy yang
saleh, dan gantinya menerima hadiah kaya atas ‘pemberiannya
yang berharga’. Duke memberi Lirey 50 francs uang emas sebagai
imbalan jasa.
Sejarah Kafan itu didokumentasikan dengan baik mulai dari
[24]
sini , dan bisa diringkus dengan cepat. Di tahun 1502 kain itu
disimpan di chapel Chamberi Castle dimana, pada tahun 1532,
hampir mati karena kebakaran yang meninggalkan bekas luka
terbakar yang terlihat sampai sekarang. Tahun 1578 kain itu akhirnya
dibawa ke Turin, dimana lalu disimpan sebagai pusaka Rumah Savoy
selama empat abad, sampai Umberto II dari Savoy, bekas raja Italia,
memindahkannya ke Keuskupan Suci dalam wasiatnya tanggal 18
Maret 1983, tidak lama sebelum dia meninggal. (hanya dua minggu
sebelumnya, Paus Yahya Paul II mengadakan perjalanan sendiri ke
residen Lisbon dari biara pengasingan untuk membujuk laki-laki tua
itu untuk mewariskan kain itu ke Keuskupan Suci).

217
YESUS DI INDIA

Analisa Ilmiah terhadap Kafan

Pada kesempatan ulang tahun kelima puluh negara Italia


di tahun 1898, Kafan itu sekali lagi ditunjukkan kepada publik.
Fotografer amatir Secondo Pia akhirnya punya kesempatan untuk
memotret Kafan itu untuk yang pertama kali dalam sejarahnya.
Setelah beberapa usaha, Pia berhasil mengambil gambar Kafan itu
dengan cukup baik. Ketika dia mengembangkan piring kaca dalam
ruang gelapnya, dia menemukan penemuan yang sensasional:
negatif di piring foto menunjukkan kemiripan alami dengan Yesus,
indah sekali seolah dia muncul dalam kehidupan nyata. Wajah itu
akrab dengan kita ketika potret yesus di atas Kafan Turin diproduksi
dengan pemutaran cahaya dan bayangan. (Bekas lumuran darah,
di satu sisi nampak sebagai tanda cerah pada negatif.) Kenyataan
itu sendiri menunjukkan bahwa gambar itu tak bisa dilukis oleh
seorang seniman. Untuk menciptakan pembalikan sempurna
semacam itu dengan tangan akan memerlukan teknik yang bahkan
lebih dari teknik paling modern. Negatif dari foto yang diambil oleh
Pia adalah titik awal perdebatan modern tentang keotentikan linen
itu.
Foto yang lebih baru diambil oleh Giuseppe Enrie tahun 1931
menjelaskan bahwa tidak ada yang dikatakan bahwa gambar itu
dilukis di atas kafan itu: tidak ada cat goresan kuas, tidak ada garis
bentuk. Kesan tubuh secara perlahan menyatu ke dalam kain itu:
tidak ada garis bentuk yang berbeda yang terlihat. Foto yang lebih
mirip ini membawa kepada keseluruhan daftar penemuan baru:
1. T
 ubuh yang ditunjukkan dalam ilustrasi itu hanya pakaian,
hanya sebagai narapidana yang ketika dihukum dan
dieksekusi di bawah hukum Romawi. Gambaran artistic
Yesus yang telanjang bulat akan tidak dapat dibayangkan,
sebuah bentuk penghujatan yang tak bisa ditembus.
2. Gambar itu sangat nyata orang yang disalib dengan dipaku

218
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

pada salib, bukannya diikat pada salib dengan tali kulit


(yang juga kebiasaan standar). Karena penyaliban sering,
ini tidak dengan sendirinya berguna untuk membuktikan
bahwa tubuh itu adalah Yesus. Adalah Kaisar Romawi
Kristen pertama, Constantine, yang menghapuskan metode
eksekusi biadab ini, jadi kain itu pasti berasal sebelum tahun
330 Masehi.
3. Jenggot dan gaya rambut orang yang dipotret tidak biasa
dalam kekaisaran Romawi kecuali di Palestina. Panjang
rambut dan pemisahan di tengah menunjukkan bahwa
korban itu adalah anggota komunitas Nazarene.
4. Kafan itu melahirkan bukti jelas tentang enam Pos Salib
yang digambarkan dalam Injil. Pertama, ahli pengobatan
menjelaskan adanya luka luar lain yang jelas disebabkan
oleh pukulan ke wajah yang dilakukan oleh tentara.
5. Kedua, tanda kecil berbentuk halter jelas terlihat di atas
bagian belakang tubuh itu, dan di beberapa tempat bagian
depan. Ada lebih dari sembilan puluh luka sementara itu, yang
ini mungkin tidak hanya menceritakan betapa banyaknya
pukulan yang diderakan selama penyiksaan, tetapi juga
bahwa flagrum Romawi adalah alat yang digunakan. Jenis
cambuk khusus ini memiliki tiga tali pengikat yang dipasang
diujung dengan pasangan bola kecil terbuat dari timah atau
tulang.
6. Bukti Pos Salib ketiga adalah bahwa luka cambukan di daerah
bahu diperburuk oleh penggunaan berat tubuh–indikasi
bahwa korban penyaliban benar-benar harus membawa
setidaknya balok salib horizontal.
7. P
 os salib keempat terlihat pada noda dan lapisan darah di
dahi dan bagian belakang kepala: bukti mahkota duri. Tetapi
bukanlah coronet jalin atau tiara seperti yang digambarkan
dalam ikonografi Kristen oleh hampir semua seniman, tetapi

219
YESUS DI INDIA

pastilah ‘tutup’ yang menutup seluruh puncak kepala, seperti


mahkota Timur. Seorang peniru hanya akan menghasilkan
salinan/tiruan lingkaran duri konvensional.
8. Pos kelima, pemakuan ke salib, terlihat pada bercak darah
di tangan dan kaki. Dari arah aliran darah yang lebih besar,
tidak sulit untuk menemukan bahwa tangan-tangan itu
terbentang dengan siku sekitar antara 55 dan 65 derajat.
Walaupun para seniman ikonografi selalu beranggapan
bahwa paku-paku itu dipalu menembus telapak tangan,
bercak darah di pakaian menunjukkan bahwa paku-paku itu
sebenarnya menembus pergelangan tangan. Eksperimen
oleh ahli patologi Perancis, Barbet membuktikan bahwa
telapak tangan tidak dapat menopang berat tubuh lebih
dari 40 kilogram (88pond) tanpa robek. Pemalsu apa yang
telah mengetahui hal itu?
9. Pos Salib keenam/terakhir ditunjukkan oleh luka sebesar
4,5 cm panjangnya di sisi kanan tubuh antara tulang rusuk
kelima dan keenam. Luka itu nampak mengeluarkan sejumlah
darah, yang sesuai dengan cerita dalam Injil Yahya tentang
luka lembing yang darinya segera mengalir keluar darah dan air.
10. Di paha dan betis tidak nampak ada tanda-tanda luka besar,
yang menunjukkan bahwa kaki benar-benar tidak patah.
Titik-titik yang disebutkan di atas semuanya cocok dengan
cerita Injil, menunjukkan bahwa ini bukan hanya korban penyaliban.
Jesuit dan sejarawan Herbert Thurston, yang yakin bahwa Kafan
itu adalah sebuah pemalsuan, menulis, ‘….Jika ini bukan gambar
Kristus, ini dilukis untuk menyerupainya. Ciri-ciri ini bersama-sama
belum pernah dibuat oleh orang lain sejak permulaan dunia. [25]
Bahkan sebuah uji yang lebih sungguh-sungguh, menggunakan
peralatan ilmiah yang paling baru, hanya mungkin setelah sebuah
Komisi didirikan untuk penelitian ilmiah terhadap Kafan itu. Tahun
1969, Kardinal Pallegrino dari Turin menunjuk sejumlah spesialis

220
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

ilmiah yang bersama-sama dengan para ahli doktrin, mengadakan


uji sistematik terhadap Kafan itu. Kelompok ini awalnya hanya
meliputi sebelas spesialis, tapi pada tahun berikutnya yang luar
biasa adalah temuan bahwa seluruh institut dan universitas, dan
bahkan Nasional Aeronautics and Space Administration (NASA) di
Amerika, terlibat dalam analisa linen itu.
Sampai kemudian penelitian memusatkan pada foto Kafan itu,
tetapi di tahun 1969 Kafan itu bisa diuji langsung untuk yang terakhir,
selama dua hari. Nampak luar biasa, tetapi Komisi itu dan tugasnya
tetap dirahasiakan dengan kuat; nama-nama anggota juga tidak
dipublikasikan sampai tahun 1976. Hasil dari eksperimen pertama
ini sangat kurang. Sejumlah foto berwarna diproduksi dan bagian-
bagian Kafan itu diuji di bawah mikroskop, dalam sinar normal,
ultraviolet dan infra merah. Laporan akhir merekomendasikan
bahwa penelitian mendatang harus menggunting sebagain
kecil untuk sampel dimana rangkaian penuh uji ilmiah mungkin
kemudian dilakukan.
Bekas Raja Italia, Umberto II dari Savoy, yang pada waktu itu
masih pemilik sah Kafan itu, setuju atas permintaan para ahli tsb.
Tahun 1973 dia mengizinkannya untuk diperiksa secara ilmiah dan
diuji selama tiga hari, setelah ditayangkan di Televisi kepada jutaan
penonton sementara Paus Paul VI berbicara tentangnya.

Apakah Yesus Mengorbankan Hidup?

Sejak tahun 1950, seorang Jerman yang dipanggil Hans Naber


(tetapi juga menggunakan nama Kurt Berna dan Yahya Reban),
mengkhususkan menulis tentang Kafan itu, telah meraih suatu
selebrity/kemahsyuran dengan memproduksi publikasi dalam
gaya yang sensasional. Dia menyatakan bahwa Kafan itu melebihi
keraguan bahwa Yesus tidak dapat benar-benar mati ketika dia
dilepaskan dari Salib, karena jenazah tidak akan terus mengeluarkan

221
YESUS DI INDIA

darah dengan cara yang tubuh di bawah linen dari Kafan Turin
itu miliki. [26] Naber mengatakan bahwa dia telah melihat pada
tahun 1947 dimana Yesus muncul dan bertanya kepadanya untuk
menguji kepada dunia bahwa laki-laki yang menjalani Penyaliban
itu hanya bisa muncul dalam keadaan mati, tetapi kenyataannya
sejenis keadaan tak sadarkan diri darimana dia bangun setelah
tiga hari. Publikasi hasil penelitian dan foto Kafan itu akhirnya
memberikan Naber kesempatan berusaha membuktikan teorinya,
dan dia berusaha untuk menemukan sejumlah ahli Kafan yang
diakui bersiap untuk mendukung usahanya. Tak perlu dikatakan,
kekuasaan doctrinal Gereja tidak memiliki simpati sama sekali
dengan argumentasinya–tetapi datanglah suatu hari ketika Naber
mengungkapkan bahwa dia telah menerima surat dari anggota
Kependetaan Katolik Roma yang tidak menyebutkan nama,
mengatakan bahwa Yesus telah meninggal di tiang salib untuk
penyelamatan umat manusia, dan sebaliknya untuk memuja-muja
sebuah Kafan yang belum pernah memegang jenazah. Vatican
menemukan dirinya wajib membuat pernyataan resmi tentang hal
itu, dan menentukan pada saat yang sama bahwa solusi radikal dan
final harus ditemukan.
Bagi Professor Teologi Werner Bulst, pernyataan Naber
‘murni khayalan’: Naber dituduh tidak mengetahui apa yang
ia katakan, dan tidak memiliki ‘latar belakang ilmiah’ untuk
memecat. [27] Tetapi Naber tidak bisa hanya diabaikan, karena dia
mampu membangkitkan minat di seluruh dunia. Namun begitu,
antagonisme bahwa Naber membangkitkan itu dengan menjadi
sangat keras hati akhirnya membawanya pada kehancuran fisik,
mental dan keuangannya.
Tahun 1973, ketika hasil penelitian terakhir muncul, nampak
seolah keraguan di seluruh dunia yang dibawa ke permukaan oleh
Naber telah meledak. Ini sangat sederhana, setelah itu semua,
menentukan hadirnya jumlah darah dengan menggunakan analisa
kimia di sebuah laboratorium. Metode yang paling umum dilakukan

222
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

adalah apa yang disebut reaksi peroksida: bahkan bekas hemoglobin


pigmen darah merah melepaskan oksigen dari hidrogen peroksida,
yang pada gilirannya menyebabkan bahan reaksi benzidine dasar
tak berwarna untuk mengoksidasi, sehingga berubah larutan itu
menjadi biru. Hemoglobin dan produk pecahannya, haem, adalah
molekul yang sangat stabil yang mungkin terus bereaksi secara
normal bahkan setelah berabad-abad.
Beberapa benang dari berbagai bagian bercak darah dengan
hati-hati dicabut dari bahan dan diuji dengan dua laboratorium
bebas di Italia. Hasilnya nampak menjadi kemunduran utama–
semua hasil pengujian itu terbukti negatif. Nampak sekalipun
bercak-bercak yang nampak seperti darah itu bukanlah darah sama
sekali!
Bercak darah di kaki (yang ini benar-benar darah) tentu cukup
untuk menjelaskan teori Naber bahwa darah telah mengalir setelah
Yesus dilepas dari Salib. Tetapi sekarang jauh lebih mudah bagi
semua orang untuk terlibat menyatakan bahwa Kafan itu adalah
pekerjaan pemalsu yang tidak pandai, dan tidak ada perlunya
untuk mengakui bahwa Yesus masih hidup ketika dilepas dari Salib.
Publikasi laporan Komisi itu di tahun 1976 menyebabkan berita
‘pemalsuan’ itu tersebar seperti kebakaran liar. Tetapi yang tidak
dipublikasikan adalah fakta bahwa ada tak zat yang dikenal yang
telah digunakan untuk pemalsuan seperti itu, dan bahwa haem,
meskipun cukup stabil, kehilangan stabilitasnya, membusuk, dan
menjadi tak bisa ditelusuri jika dibuka pada suhu tinggi–karena
Kafan itu telah di dalam api di tahun 1532.
Apakah darah itu nyata atau tidak adalah pertanyaan yang
belum terjawab dengan memuaskan sampai beberapa tahun
setelah penelitian tahun 1973. Pada tahun 1978 Kafan itu telah ada
di Turin selama tepatnya empat ratus tahun, dan untuk merayakan
kesempatan itu sekali lagi diperlihatkan kepada publik. Dari
tanggal 28 Agustus sampai 8 Oktober, lebih dari tiga juta peziarah

223
YESUS DI INDIA

memandang barang peninggalan yang paling bernilai ini di


Christendom, mungkin gambar otentik Yesus. Kemudian sebelum
petang di hari pertunjukkan yang tahan peluru dan diletakkan di
atas sebuah bangku yang bisa disesuaikan. Di ruang dalam Palazzo
Reale, yang berdampingan dengan cathedral, dua tim dari ilmuwan
puncak menunggu untuk memulai program penelitian yang harus
berakhir dalam dua minggu. Satu kelompok adalah orang Eropa,
dan termasuk ahli mikroskop Turin, Giovanni Riggi, ahli patologi
Baima Bollone dari Milan, ahli fisika Luigi Gonella dari Turin, dan
ilmuwan forensik Max Frei dari Zurich. Kelompok lainnya terdiri dari
dua puluh lima spesialis Amerika di bidang fotografi, spectroscopy,
radiografi, teknologi komputer, kimia organik dan fisika, dilengkapi
dengan serangkaian peralatan canggih yang luar biasa, yang
beberapa diantaranya telah disusun khusus untuk analisa Kafan
yang direncanakan itu.
Di hari-hari berikutnya, menggunakan prosedur kerja yang
memakan waktu tetapi teliti, sejumlah besar negatif fotografis
jenis foto khusus, grafik dan tabel data disiapkan, yang kemudian
dievaluasi dengan bantuan komputer yang banyak di Amerika.
Kafan itu pertama dibagi menjadi jaringan enam puluh bagian
satuan untuk melakukan survei fotometrik. Masing-masing
bagian ini lalu dengan hati-hati difoto, menggunakan seluruh
rangkaian filter/penyaring yang berbeda-beda. Negatifnya lalu
digunakan sebagai dasar untuk sejumlah eksperimen optik. Dalam
laboratorium fotografi NASA, nilai tonal (terang-gelap) dan foto itu
dinyatakan dalam bentuk angka (diubah menjadi data komputer),
yang memungkinkan untuk merekonstruksi relief tubuh dalam
gambar itu dalam ukuran–hidup, tiga dimensi. Jika telah ada
pemalsuan, proporsinya semua akan keluar salah. Dengan dasar
relief itu mungkin untuk menentukan tinggi dan bobot tubuh itu
yang sebenarnya: sekitar 1,80 meter tingginya dan 79 kg beratnya.
Mungkin juga untuk menghitung jarak antara tubuh itu dengan
kain itu pada setiap titik, menggunakan nilai terang–gelap (tonal).

224
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

(gambar yang muncul lebih gelap di tempat-tempat yang terjadi


kontak langsung antara tubuh dan Kafan, dan semakin besar
jarak yang antara Kafan dan tubuh itu semakin terang sifat pada
Kafan itu. Para peneliti lalu menemukan bahwa ada hubungan
langsung antara gambar pada Kafan itu dengan jarak antara Kafan
dengan tubuh tsb: ini menjelaskan asumsi yang lama dipegang
bahwa gambar itu pasti dibentuk oleh kontak dengan tubuh.
Dan penelitian terhadap serat/fiber dibawah mikroskop electron
mengungkapkan bahwa gambar itu tidak dibuat dengan partikel
zat yang bisa dideteksi, tetapi bahwa serat Kafan dimana gambar
itu terlihat dengan sendirinya menjadi gelap pada permukaan,
tidak seperti pada bagian yang tidak ada gambarnya.
Satu eksperimen yang dilakukan langsung terhadap kain itu
sendiri, spektroanalisis pijar sinar-X, akhirnya memberikan bukti
bahwa bercak darah benar-benar berasal dari adanya darah. Dalam
tes ini sebagian linen berisi radiasi dosis tinggi untuk jangka waktu
pendek, dan karenanya menyebabkan pijar. Karena setiap molekul
pijar dengan caranya yang unik di bawah pengaruh tingkat radiasi
yang tinggi, struktur atom dari bahan itu dapat ditentukan dari
spektrum pijarnya. Tanda-tanda itu dengan signifikan menunjukkan
jauh unsur besi yang banyak, yang merupakan unsur pokok dalam
darah, dan khususnya dalam hemoglobin.
Bagi ahli kimia Amerika, Dr. Walter McCrone, adanya besi
merupakan bukti bahwa Kafan Turin tidak bisa asli, seperti yang
ia nyatakan di depan umum pada pertemuan tahunan Asosiasi
Kemajuan Ilmu Pengetahuan Amerika pada akhir tahun 1971, dan
berulang kali sesudahnya. Dia menganggap besi dalam tanda
bekas luka itu sebagai indikasi pasti bahwa cat yang mengandung
oksida besi telah digunakan–sejenis cat yang belum ditemukan
sampai abad keempat belas. Dr. McCrone belum pernah melihat
Kafan pada tangan pertama!
Hipotesa cat itu disangkal oleh eksperimen yang berbeda
dimana partikel-partikel Kafan itu dirawat dengan hidrasin dan

225
YESUS DI INDIA

asam-semut (formia) yang diuapkan, dan kemudian ditundukkan


dengan sinar ultraviolet. Di bawah kondisi semacam itu, molekul-
molekul prophyrin berubah menjadi merah cerah, dan teknik itu
menunjukkan bahwa molekul itu ada pada Kafan itu. Prophyrin
adalah tanda dalam metabolisme haem, dan merupakan indikator
yang tak dapat dipungkiri tentang adanya darah dalam peti dimana
haem itu sendiri telah dirusak oleh suhu yang tinggi.
Metode fotografi pijar ultraviolet ini juga membuktikan bahwa
ada dua jenis bagian terbakar yang berbeda. Pada tahun 1532,
Kafan itu menyala dalam peti mayat di kapel istana Chambery,
terkurung dalam atmosfer yang mengandung sedikit oksigen.
Pijar kemerahan dari bekas luka terbakar menunjukkan api yang
menyala-nyala dalam peti mayat perak itu, seperti yang diketahui
dalam sejarahnya. Tanda terbakar lainnya menunjukkan pijar
dengan warna berbeda, menunjukkan bahwa episode terbakar
kedua yang tidak diketahui, dalam api ‘terbuka’. (Bukti ini juga
menyangkal hipotesa bahwa tubuh dalam Kafan itu meninggalkan
gambarnya pada kain dengan proses iradiasi.)
Eksperimen para peneliti Amerika menunjukkan bahwa
tingkat pewarnaan coklat tua yang membedakan dalam gambar itu
dikarenakan perubahan dalam struktur kimia selulosa pada linen
itu. Dalam eksperimen laboratorium mungkin untuk menggunakan
berbagai perantara yang mengoksidasi untuk membusukkan
selulosa pada linen itu. Gambar oksidasi berubah lebih berbeda
saat semakin tua.
Tahun 1924, ahli biologi Perancis, Professor Paul Vignon telah
mencapai sukses besar dengan eksperimennya dalam apa yang
diistilahkan ‘teori vaporografi’. Vignon membuktikan bahwa tubuh
yang berkeringat yang ditempatkan pada linen yang telah direndam
dalam campuran minyak lig dan larutan aloes (obat yang berasal
dari pohon gaharu) (Aloe medicinalis) menghasilkan pewarnaan
yang sama seperti pada Kafan, karena keringat membusukkan
bentuk asap ammonia, yang kemudian menyebabkan proses

226
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

oksidasi selulosa terjadi. Pewarnaan ini paling kuat pada titik


sentuh (kontak) antara linen dengan tubuh itu, dan menjadi
melemah bila jarak antara tubuh dengan linen bertambah. Ini
menjelaskan mengapa jejak itu menyerupai negatif foto. Vignon
menjelaskan bahwa jejak pada linen itu utamanya disebabkan
oleh asap ammonia yang dilepaskan selama pengasapan asam
uric dari tubuh yang memanas. Larutan pohon aloes/obat gaharu
(aloes medicinalis) dan yang diserap dalam linen bereaksi dengan
ini, dan ammonium karbonat terbentuk, asap yang warnanya ada
di serat linen. Dan dalam atmosfer yang lembab antara kulit dan
linen itu, tingkat pewarnaannya ada dalam proporsi langsung pada
kedekatan tubuh dan linen.
Pewarnaan bercak darah yang agak mencolok adalah akibat
dari reaksi kimia yang lebih kuat. Injil Yahya menggambarkan
bagaimana jumlah besar aloes digunakan dalam pemakaman Yesus
‘Dia datang karenanya, dan mengambil tubuh Yesus. Dan datang
juga Nicodemus, yang awalnya datang ke Yesus menjelang malam,
dia membawa campuran myrrh dan aloes, tentang bobot seratus
pond. Kemudian membawa tubuh Yesus, dan melukainya dalam
pakaian linen dengan rempah-rempah, sebagai cara Yahudi adalah
untuk mengubur.’ (Yahya 19:38-40).
Eksperimen Vignon, meskipun meyakinkan, menjadi target
kritik tajam pada tahun 1933, karena alasan sederhana bahwa
garam tubuh dan panas tubuh perlu untuk reaksi kimia dan
penguapan tidak bisa ada dalam jumlah yang cukup pada mayat.
Namun demikian, telah terbentuk bahwa campuran aloes dan
myrrh dalam kondisi lembab dapat menciptakan jejak/bekas tubuh
pada kain. Vignon menunjukkan bahwa waktu pembukaan empat
puluh lima detik dapat meninggalkan jejak redup, membentuk
gambar positif yang bisa dikenali dengan jelas ketika dilihat pada
negatif foto.
Bukti bahwa bekas/jejak pada Kafan itu berasal dari
vapographic (hasil penguapan) dapat mengakhiri spekulasi lain–

227
YESUS DI INDIA

tetapi Gereja Kristen keberatan terhadap solusi murni ini dengan


tiga pertimbangan:
a) Menurut peraturan tegas yang dilibatkan dalam pemakaman
Yahudi Ortodoks, mayat harus secara fisik dan ritual
dibersihkan sebelum dibalsem. Bekas seperti bercak darah
tidaklah mungkin.
b) J ika tubuh itu telah dengan tepat dibungkus dengan Kafan
seperti yang ditulis, seluruh jejak yang salah bentuk dan
menyimpang pada lebarnya akan terbentuk, sungguh tidak
seperti jejak pada permukaan datar yang lebih rendah,
dengan lengkap mengubah gambar itu. Argumen ini dapat
dengan aman dihilangkan, karena linen yang direndam
menjadi agak kaku, sehingga bahan itu tidak akan melipat
di sekitar garis bentuk tubuh, tetapi hanya menyentuhnya
pada bagian yang lebih menonjol.
c) J enazah tidak berkeringat dan tidak mengeluarkan panas
tubuh.
Teori Professor Vignon, hasil dari empat puluh tahun penelitian,
dibuang pada kekuatan keberatan terakhir ini–karena mayat tidak
berkeringat. Tetapi saat Yesus masih hidup, suhu tubuh yang tinggi
yang disebabkan oleh lukanya akan membuatnya berkeringat
dengan lebih banyak dari pada yang pernah!

Radiokarbon Tahun 1988

Sekarang ada tes sederhana untuk menentukan usia semua


bahan organic, dengan mengukur tingkat radiosotope karbon-14
(secara kimia unsur yang sama dengan karbon umum, C12, tetapi
dengan dua neutron tambahan dalam inti, yang membuat atom
sangat tidak stabil setelah sesaat membusuk secara radioaktif).
Organisme yang hidup menyerap karbondioksida dari udara,
menggabungkan karbon dalam strukturnya. Ketika kehidupan

228
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

organisme berakhir, karbon radioaktif terus membusuk pada


tingkat yang sangat rendah dan tetap (pada tingkatan sekitar
setengah dari semua bahan setiap 6000 tahun, ‘setengah
hidupnya’). Karena proporsi C14 dalam atmosfer tetap (dilengkapi
dengan radiasi dari ruang), semua yang harus dilakukan adalah
mengukur rasio C dengan C dalam apa yang ditinggalkan dari bahan
organic tua, melakukan kalkulasi sederhana dalam hubungannya
dengan setengah-hidup, dan temuan usia arkheologis dapat
ditentukan dengan kecermatan dekat pada 10 persen.
Tetapi sebelum tahun 1980-an, sampel bahan yang besar yang
diuji diminta–dan dalam proses itu benar-benar rusak oleh api–dan
tak ada otoritas Gereja mengizinkan peninggalan suci Kristen yang
paling penting itu untuk dipotong atau bahkan dirusak dengan cara
seperti itu. Tetapi selama beberapa tahun sekarang telah mungkin
untuk menentukan tanggal bahkan jumlah bahan yang paling
sedikit, dan pada bulan April 1988, Umberto II dari Savoy telah
dibujuk oleh Paus untuk mewariskan kain itu kepada Keuskupan
Suci, Vatikan (dipaksa bertindak oleh publikasi spektakuler Naber)
memerintahkan uji radiokarbon terhadap Kafan Turin dengan
harapan bahwa ini akan menunjukkan sekali dan untuk semua
apakah barang peninggalan itu asli atau tidak.
Tiga laboratorium yang mengkhususkan dalam penanggalan
bahan arkheologis–di Zurich, Oxford dan Tucson (Arizona)–diberi
sampel kain Turin berukuran perangko. Enam bulan kemudian,
pada bulan Oktober 1985, hasil sensasional diumumkan kepada
publik: pengujian itu telah menunjukkan melebihi keragu-raguan
bahwa kain itu berasal dalam Jaman Pertengahan (sekitar 1260
sampai 1390).
Temuan ini yang menyangkal hasil penelitian sebelumnya,
seketika menimbulkan kecurigaan saya tentang betapa dengan
hati-hatinya penanggalan radiokarbon dilakukan. Saya telah
mempelajari sejarah kafan itu selama bertahun-tahun: Saya tahu
untuk banyak hal tertentu yang aktif membuktikan bahwa kain

229
YESUS DI INDIA

itu telah ada sebelum Jaman Pertengahan. Saya telah memeriksa


prosedur pengujian. Ini merupakan awal dari tiga tahun pekerjaan
detektif yang membawa saya ke semua tempat yang digambarkan
dalam uji radiokarbon itu.
Ketika saya coba menelusuri petunjuk dan menemukan lebih
banyak lagi tentang keadaan itu, saya temukan bahwa banyak
kontradiksi dan inkonsistensi terletak seperti jubah di atas
rangkaian prosedur pengujian. Segera menjadi jelas bahwa para
ilmuwan yang ambil bagian dalam pengujian itu memiliki sesuatu
yang disembunyikan. Ditanyakan tentang keterangan, mereka
menjadi terjerat dalam kontradiksi dan bahkan mengambil jalan
pemalsuan ketika mereka menyadari versi resmi peristiwa prosedur
itu dalam bahaya. Direktur penelitian, Dr. Michael Tite, disumbang
satu juta poundsterling untuk lembaga baru oleh ‘teman dan
sponsor’ tak bernama (ironisnya, Dr. Tite menerima uang itu pada
hari Jum’at Baik!), dan Cardinal Ballestrero dari Turin tiba-tiba dan
tanpa diharap pensiun tidak lama setelah pengumuman hasil itu,
dan tidak tersedia lagi jawaban atas pertanyaan tentang hal itu.
Dengan sarana yang berliku-liku dan dengan kesulitan besar,
saya akhirnya mampu memperoleh foto yang sangat diperbesar
dari bagain kain itu yang telah dikirim ke laboratorium untuk
menentukan penanggalannya. Saya mengujikan foto itu dengan
beberapa lembaga yang khusus menangani hal-hal semacam itu,
dan membandingkan gambar yang didigitkan pada komputer
dengan masing-masing foto dari potongan asli langsung sebelum
dipotong. Hasilnya konklusif/meyakinkan: potongan kain yang
diberi penanggalan dalam laboratorium itu tidak dapat berasal dari
kain yang asli.
Mengejar penelitian saya, saya temukan bahwa sampel yang
diuji dengan teknik radiokarbon telah diambil dari sebuah jubah
yang telah disimpan sejak tahun 1296 di dalam basilica Saint-Maximin
di Perancis selatan, wilayah Saint Louis d’Anjou. Ini membuktikan
sekali dan untuk semua bahwa penentuan tanggal Kafan Turin telah

230
KAIN KAFAN __ SEBUAH PENINGGALAN YESUS

diubah: ide itu untuk menyajikan kain itu sebagai pemalsuan jaman
Pertengahan, dan dengan begitu mengakhiri semua pembicaraan
tentang apakah Yesus bertahan pada penyaliban–pembicaraan
yang mengguncang Gereja Kristen pada fondasinya.
Cerita lengkap pengungkapan menakjubkan dari penipuan
besar yang dilakukan terhadap publik bisa ditemukan dalam The
Jesus Conspiracy: The Truth about the Resurrection, [28] sebuah buku
yang saya tulis dalam hubungannya dengan Dr. Elmar R. Gruber.
Penentuan tanggal radiokarbon tahun 1988 telah berubah
menjadi tidak lebih dari usaha yang sinis pada penipuan kriminal.
Ini tentu tidak membuktikan Kafan itu hanya berusia 700 tahun–
kenyataannya, pemalsuan yang disengaja dan curang terhadap
hasil uji itu merupakan satu bukti lagi bahwa Kafan Turin benar-
benar kafan yang untuk membalut Yesus, dan bahwa Yesus masih
hidup ketika dia dibaringkan untuk ‘istirahat’ di dalamnya.

231
232
Bab Delapan
‘KEMATIAN’ DAN ‘KEBANGKITAN’

Dua Pemakaman dalam Injil Yahya

(Banyak pendapat yang dikemukakan dalam bab ini


didasarkan pada karya Elmar R. Gruber, seperti yang
diterbitkan dalam bagian yang ia masukkan pada The
Jesus Conspiracy, yang kami tulis dalam hubungannya
satu sama lain.)
Mari kita kembali sekali lagi pada jam dramatis Jum’at Baik,
ketika Yesus dipaku ke tiang salib dan pada hari yang sama dengan
tergesa-gesa dimasukkan ke dalam peti mati.
Cerita tentang Penyaliban turun kepada kita melalui tiga
Injil Ringkasan, Injil Yahya, dan beberapa naskah yang masih
diragukan. Membaca semua empat naskah Injil secara bersama-
sama, yang merupakan usaha itu sendiri, mungkin untuk melihat
seluruh kumpulan hal yang menjadi tambahan pada semua hal
yang disetujui–suatu situasi yang menyulitkan untuk membentuk
gambaran peristiwa tersebut yang jelas dan konsisten.
Injil Yahya yang umumnya menunjukkan perbedaan terbesar
dari ketiga Injil. Injil Matius, Markus, Lukas untuk alasan ini
digambarkan sebagai ‘ringkas’, yang berarti ‘dari sudut pandang
yang sama’: banyak titik persetujuan dalam naskah itu yang
dapat didaftar urut dan dibandingkan bersebelahan–sebuah

233
YESUS DI INDIA

korelasi yang menunjukkan mereka berasal utamanya dari satu


sumber yang sama. Yahya tidak cocok dalam pola ini. Walaupun
naskah Yahya diselesaikan pada masa Ephesus sampai akhir abad
pertama, dan merupakan yang ditulis terakhir dari keempat Injil
itu, ini dianggap menjadi yang paling otentik dari keempat cerita
itu. Terutama ini mencakup episode yang tidak terjadi dalam
Injil lainnya seperti perkawinan di Cana, percakapan dengan
Nicodemus, dan menghidupkan Lazarus. Deskripsinya yang rinci
dan akurat tentang sifat topografis (utamanya tata ruang dan
peristiwa penting di Yerusalem sebelum pemberontakan tahun
66 Masehi) membawa kepada kesimpulan bahwa Yahya sendiri,
atau informan yang menggunakan namanya, secara pribadi ada di
tempat ini pada jama Yesus. Nada ajaib dan Gnostic dari ceritanya,
dan kedekatan hubungan pribadinya dengan Yesus, menunjukkan
bahwa Yahya pastilah saksi mata yang paling terpercaya tidak
hanya untuk peristiwa itu tetapi juga terhadap ajaran tuannya/
gurunya. [1]
Membaca naskah itu, kita seketika menangkap kesan
bahwa yang kita dengar ini adalah cerita seorang saksi mata.
Sedangkan Ringkasannya hanya menunjukkan bahwa Yesus
menerima penguburan menurut adat-istiadat Yahudi, Yahya
berusaha menyajikan penguburan itu dalam konteks penemuan
pakaian kubur pada hari Paskah pagi, seperti yang dilihatnya atau
diceritakan kepadanya dari orang pertama. Professor sastra Italia,
Gino Zaninotto menerangi ini dalam bagian analisa linguistik/ilmu
bahasa yang istimewa–meskipun dia sampai pada kesimpulan yang
berani bahwa Yahya adalah saksi mata juga terhadap ‘kenaikan’.
Di bagian tengah Injil Yahya adalah cerita yang mungkin dapat
dikatakan mempresentasikan inti dari keseluruhan Kitab: cerita
tentang hidupnya kembali Lazarus (Yahya 11:1-45)–sebuah episode
yang tidak ada dalam Injil lainnya. Sebuah versi yang jelas termuat
dalam bentuk awal Injil Markus, tetapi kemudian dihilangkan,
dengan jelas pada Uskup Clement dari Alexandria. [2]

234
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

Cerita Lazarus sangat penting bagi kita disini karena dalam


menceritakannya, Yahya memberikan gambaran rinci adat
pemakaman masa itu. Meskipun cerita itu mendua arti pada
banyak hal, yang akibatnya bahwa telah ada banyak penafsiran
berbeda, satu hal yang positif adalah bahwa Lazarus benar-benar
mati. Dia digambarkan dalam keadaan terikat tangan dan kakinya
dalam pakaian pemakaman, dan uraian dalam bahasa Yunani asli
memasukkan kata keiriai (yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan
sebagai ‘pita berpetak’). Inilah dimana kita menghadapi masalah
pertama dalam menerjemahkan: bagaimana kita memahami
‘tangan dan kaki terikat’? Dalam adat Yahudi tidak dikenal mengikat
anggota badan orang mati, kecuali mungkin untuk mengangkut
mayat ke liang kubur. [3] Kata keiriai mengacu pada pita linen
yang cukup panjang untuk membalut seluruh tubuh. Jadi kita
tidak bisa mengartikan bacaan bahwa Lazarus diikat hanya pada
pergelangan tangan dan pergelangan kaki, tetapi bahwa seluruh
tubuhnya dibalut dengan pita linen sampai ke pergelangan tangan
dan kaki, dan mengeluarkan tangan dan kaki. Sungguh, kaki
Lazarus telah diikat kuat, sulit untuk melhat bagaimana dia dapat
keluar dari kubur dengan sendirinya ketika Yesus menyuruhnya
(Yahya 11:44). Dan lagi, Nonnos, penyair epik Yunani pada jaman
klasik, menggunakan kata yang sama dalam uraiannya tentang Injil
Yahya, menguraikan Lazarus telah ‘dibalut dalam pita linen dari
kepala sampai kaki’.
Menariknya, Yahya menggunakan kata yang sangat berbeda
untuk pakaian yang digunakan untuk membalut Yesus dalam peti
jenazah: othonia. Bentuk jamak dari othonia, ini tidak memiliki
konotasi dari bagian tubuh tertentu, dan jauh lebih mirip dengan
istilah umum ‘pakaian’ daripada yang lebih deskriptif ‘pita
berpetak’.
Wajah Lazarus ‘dibalut’ (peridedemenos) dengan sesuatu yang
disebut soudarion (secara harfiah ‘kain yang digunakan untuk
menghapus keringat’, Latin sudarium). Dalam hal ini mungkin

235
YESUS DI INDIA

digunakan sebagai tali pengikat dagu, dibalutkan di kepala jenazah


untuk menahan rahang bawah ke rahang atas.
Yahya lagi-lagi menemukan kata yang berbeda untuk
menggambarkan pemakaman Yesus. Wajah Yesus tidak dibalut
dengan soudarian, tetapi dibebat (entetyligmenon). Sungguh, dia
mengatakan dengan cukup jelas bahwa kain itu ditempatkan ‘pada
kepala’ (epi tes kephales), mungkin untuk meniadakan pilihan lain,
terutama bahwa kain itu digunakan untuk menahan mulut agar
tertutup. Dalam semua literatur tentang Kafan Turin–karya Barbet,
Bulst dan Currer-Briggs, misalnya–ada acuan tetap pada ide bahwa
tali pengikat dagu dapat dilihat dalam gambar itu pada Kafan [4].
Tetapi sebenarnya tidak ada jejak yang bisa dilihat dari pita seperti
itu. Ini setidaknya akan membuat jejak yang kekal pada rambut
jambang dan pada samping wajah. ‘Tali pengikat dau’ adalah salah
satu tingkah aneh dilapiskan ke atas pada dongeng rakyat tentang
gambar itu dengan menjadikan hipotesa kesayangan seseorang.
Dalam menggunakan kosakata yang berbeda untuk peristiwa
yang berbeda, akan nampak bahwa penulis Injil Yahya sangat
bermaksud menarik perbedaan jelas antara pemakaman Lazarus
dengan pemakaman Yesus, dan menunjukkan perbedaan antara
dua insiden yang hampir sama. Dia dalam hal ini membuat ini
cukup jelas bagi pembaca bahwa kedua peristiwa itu sama sekali
dan pada dasarnya tidak bisa dibandingkan. Bangkitnya Lazarus
dari kematian diuraikan dengan kata-kata dan gambar semuanya
dengan pemakaman yang biasa atas orang yang mati. Tetapi dalam
kasus Yesus, segala sesuatu menunjukkan bahwa itu bukanlah
pemakaman biasa sama sekali.

Dalam Makam Tuhan


Mari kita lanjutkan pengujian kita terhadap perbedaan ini.
Lazarus tampil ke depan (ex-elthen), dan kata yang digunakan
menyiratkan bahwa dia muncul ke depan tanpa bantuan. Dia

236
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

membuat jalannya sendiri keluar dari gua yang digunakan sebagai


kuburan, dan dari sana dilepaskan dari bebat linennya sehingga
dia dapat bergerak dengan bebas. Makam Yahudi terdiri dari gua
besar yang digali di lereng bukit berbatu, dimana bilik seperti
papan sekitar 50 cm lebarnya dan 80 cm tingginya dan kedalaman
2 meter (kokim, bentuk jamak dari kok) dipotong. Mayat dalam
pembungkusnya disimpan memanjang, kepala lebih dahulu,
dalam bilik ini. [5] Setiap indikasi, jelas dan tidak jelas, dalam cerita
itu mendukung pemahaman bahwa pemakaman Lazarus dalam
penguburan akhir yang benar.
Tetapi pemakaman Yesus digambar dengan cara yang sangat
berbeda. Yesus tidak ditempatkan dalam ruang yang dipotong
tegak lurus ke dalam dinding batu makam, tetapi dibaringkan
di atas permukaan batu atau langkan terbuka. Pada pagi hari
‘Kebangkitan’, Mary Magdalene melihat ‘malaikat-malaikat
berpakaian putih’ seperti mereka biasa disebut, ‘satu di kepala, dan
lainnya di kaki, dimana tubuh Yesus terbaring’ (Yahya 20:12). Yesus
tidak ditempatkan dalam sebuah kok, karena jika ditempatkan
disana, tak seorangpun dapat duduk di ujung kepala.
Pada bagian ini satu keberatan yang mungkin adalah bahwa
Yesus mungkin telah dimakamkan dalam apa yang disebut makam
Arcosol. Bentuk arsitektur makam ini dicirikan dengan ceruk besar
atau kolong yang digali pada ketinggian di atas lantai ke dinding
samping bilik pemakaman, di atas sebuah batu datar atau bak
peti mayat dri batu. Dalam hal ini akan sungguh mungkin bagi
para ‘malaikat’ untuk duduk di kedua ujung mayat. Tetapi bukti
arkeologis bertentangan dengan ini. Makam Arcosol dikembangkan
hanya selama jaman Byzantine awal, sekitar 200 tahun setelah
pemakaman Yesus. Sebelum ini ada periode pendek ketika makam
lubang Romawi digunakan. Tetapi struktur makam yang paling
tersebar luas dan khas pada jaman Yesus adalah makam kokim
berbilik, dan sungguh terbukti makam yang digunakan untuk
menempatkan Yesus juga berkonstruksi seperti itu.

237
YESUS DI INDIA

Bagian dalam makam kokim dijangkau melalui pintu masuk di


bawah tingkat dasar, yang sering ditutup dengan batu yang bisa
dipindahkan. Makam itu terdiri dari gua utama yang besar, yang
disisinya sejumlah kokim biasanya digali, masing-masing untuk
satu tubuh. Di pusat gua ada bagian yang rendah berbentuk
persegi di lantai, yang berfungsi sebagai daerah drainase/saluran
air. Masing-masing sisi bagian yang rendah itu, dan tingkat yang
sama dengan pintu masuk dari luar, ada permukaan dimana
jenazah bisa dibaringkan di luar untuk pencucian dan pemberian
minyak.[6] Bahkan di siang hari di dalam makam cukup gelap
sehingga memerlukan cahaya lentera yang ditempatkan dalam
ceruk: hukum Yahudi tidak memperbolehkan pemakaman setelah
matahari terbenam atau sebelum fajar.
Yahya menceritakan kepada kita bahwa murid kesayangan
Yesus berlari ke kuburan (20:5) dan ‘membungkuk’, dan melongok
ke dalam melihat kain linen. Mary Magdalene ‘membungkuk’
dan melihat ke dalam kubur’ (20:11), dan melihat dua ‘malaikat’
di tempat dimana Yesus dibaringkan. Dua kesimpulan dapat
diperoleh dari pernyataan ini. Satu adalah bahwa rencana makam
Yesus tidak lengkap. Jika dia telah dibaringkan dalam kok, tempat
itu tidak lagi terlihat dari pintu masuk makam. Cahaya yang lewat
melalui pintu masuk yang sangat rendah hanya mencapai bagian
tengah gua utama. Karenanya tubuh Yesus hanya bisa terbaring
di suatu tempat di sekitar bagian tengah gua, di langkan sekitar
bagian yang rendah di lantai, dan tentu bukan di dalam salah satu
makam kokim.
Sekarang mari kita lihat dengan lebih dekat pada naskah
Yunani Yahya: ‘Kemudian mereka mengambil tubuh Yesus, dan
melukainya (edesan) dalam kain linen (othoniosis) dengan rempah-
rempah (meta ton aromaton), sebagaimana cara orang Yahudi
melakukan pemakaman (entapbiazein)’ (Yahya 19:40).
Karena berbagai alasan, penafsiran kalimat ini telah
menyebabkan banyak komentator kesulitan. Kata kerja deo, yang

238
Rekonstruksi struktur Makam Kôkim

239
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
YESUS DI INDIA

mana edesan adalah kata bentukan, biasanya berarti ‘mengikat’,


‘membalut dengan cepat’. Tetapi hal-hal yang umumnya diikat
dengan secarik kain (spargana, keiriai), dengan tali (desmoi) atau
dengan tali kulit, bukan dengan kain. Savio menghindari masalah
itu dengan menerjemahkan deo sebagai ‘membungkus’, pada
analogi dengan naskah berbahasa Latin dimana digunakan kata
depan en. [7]
Dalam Markus (15:46) kata kerja yang digunakan sebagai
ganti adalah eneileo sebuah itu dibungkus/dibalut dengan sangat
kuat, hampir seperti sebuah bingkisan. Tetapi ini masih tidak
menunjukkan proses pembalutan yang lengkap sebagaimana
yang digunakan untuk membalut mumi. Kata kerja kateilossi akan
lebih tepat dalam menyatakan bahwa, seperti yang digunakan,
misalnya oleh Herodotus untuk menggambarkan pembalutan
mumi Mesir dan pada kesempatan lain pembalutan luka tentara
Mesir. Tetapi pada penggunaan khusus kata kerja eneileo dalam
naskah berbahasa Yunani kuno berkenaan dengan cara tertentu
menyiapkan makanan: pertama ‘membungkusnya’ dengan daun
ara. [8] Kata-kata itu terbukti digunakan sebagai istilah yang lebih
disukai untuk menggambarkan bagaimana tubuh Yesus ditutup,
terutama untuk membuat suatu acuan pada pembalutan yang kuat
(mungkin karena lembab) yang disebabkan oleh zat pengharum
yang diserap dalam kain.
Untuk menentukan terminologi yang tidak biasa dalam
uraian itu, beberapa komentator linguistik (kebahasaan) telah
menyatakan bahwa sejenis proses pembalseman dimaksudkan.
Mereka mengacu pada ratusan pond zat pengharum yang
diperoleh oleh Nicodemus. ‘Dan datanglah Nicodemus, yang
awalnya datang kepada Yesus pada malam hari, dan membawa
campuran myrrh dan aloes, sekitar seratus pond beratnya’ (Yahya
19:39). Seratus pond–empat puluh lima kilogram–adalah bobot
yang sangat besar untuk barang yang sangat ringan! Jika aloes dan
myrrh itu dalam bentuk kering atau tepung, jumlah seberat itu akan

240
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

memenuhi seluruh palet karung, dan Nicodemus akan memerlukan


sejumlah pembantu untuk membantunya mengangkut muatan itu.
Angkutan akan lebih sulit jika zat itu dicampur dalam anggur, cuka,
atau minyak.
Teolog Paul Billerbaek menggambarkan peristiwa itu seolah
pembalseman terjadi, menggunakan zat pengharum yang
dicampur dalam minyak. [9] Tetapi naskah Rabbinic hanya mengacu
pada peminyakan tubuh bagian luar orang yang meninggal.
Adanya tambahan rempah sama sekali tidak disebutkan, lebih-
lebih lagi sebanyak ini: hal itu bukanlah tradisi orang Yahudi,
tidak ada pula tentang pembalseman disebutkan.[10] Untuk
mencegah gas pembusukan dari penggelembungan dan kemudian
pecahnya tubuh, isi perut harus dikeluarkan melalui pembedahan
yang menjijikan baik pada dasar estetik maupun relijius, dan
zat ini jika digunakan tidak akan dengan sebirinya efektif dalam
menghentikan pembusukan lebih lanjut. Banyak para ahli Injil
akibatnya menemukan bacaan ini dalam Injil Yahya tidak bisa
dipahami dan membingungkan. Seorang komentator, Haenchen,
hanya dapat menyimpulkan, ‘Penulis ayat ini tidak tahu-menahu
tentang tata cara pemakaman Yahudi, dan juga tidak tahu apa-apa
tentang pembalseman’.
Tetapi mari kita berhenti sesaat untuk mempertimbangkan
masalah itu. Kita telah melihat bahwa Yahya membuat perbedaan
jelas dan sengaja antara pemakaman Lazarus dengan pemakaman
Yesus, dan paling mungkin bahwa dia memilih kata-katanya
dengan sengaja hati-hati juga untuk membuka kepada mereka
yang bisa membaca antara baris-baris situasi yang tidak jelas dalam
pemahaman naskah itu secara dangkal. Pembaca yang penuh
perhatian akan waspada dengan perbedaan terbesar antara
pemakaman Lazarus dan pemakaman Yesus–bahwa pemakaman
yang pertama telah selesai dan kedua tetap tidak selesai. Tetapi
mengapa para penganut dan pengikut Yesus telah memberi guru
tercintanya pemakaman yang setengah selesai setelah dengan
terburu-burunya untuk membawa jasadnya ke makam terdekat?

241
YESUS DI INDIA

Ini tidak ada artinya sama sekali.


Para komentator Injil menghadapi banyak kesulitan dengan
pemakaman Yesus yang ‘aneh’ ini. Mereka sering berusaha
mengesampingkannya dengan mengatakan bahwa pemakaman
Yesus terjadi dalam keadaan yang tidak baik: pada keremangan
Jum’at Baik sesaat sebelum Sabbath dimulai, suatu hari dimana
pemakaman tidak diperbolehkan, menyebabkan segala sesuatu
harus dilakukan dengan ketergesaan yang tak sepantasnya.
Pemakaman Yesus dilakukan dengan begitu cepat hanya memenuhi
tata cara pemakaman minimum, dan meninggalkan pemakaman itu
tidak selesai. Tetapi pendapat ini tidak begitu berarti, dan karena
sejumlah alasan.
Untuk satu hal, tidak akurat menyatakan bahwa pemakaman
yang lengkap tidak diperbolehkan pada hari Sabbath. Naskah
Rabbinic tidak menyatakan hal seperti itu dalam pengertian khusus.
Satu naskah menyatakan bahwa pemakaman yang lengkap tidak
diizinkan pada hari Sabbath seperti pada hari lainnya; naskah yang
lain menyatakan bahwa dalam kasus semacam itu jenazah harus
lebih dahulu ditutup dengan pasir untuk mempertahankannya
sampai hari Sabbath berakhir, ketika pemakaman dapat
diselesaikan. [11] Pada saat yang sama, dengan mengikuti Yesus,
Joseph dari Arimathea dan Nicodemus, telah menentukan
pendirian yang merepresentasikan pembatalan ketaatannya
dahulu kepada adat istiadat dan tradisi Yahudi, jadi nampaknya
tidak mungkin bahwa mereka akan mengamati adat semacam itu
ketika terjadi peristiwa dan tindakan yang sangat penting.
Maka tidak ada kebutuhan untuk tata cara pemakaman yang
terbatas dan terburu-buru yang dilakukan hanya untuk memenuhi
adat istiadat. Namun begitu, ada indikasi bahwa para pengikut
Yesus bertindak dengan kecepatan maksimum dan efisiensi
maksimum menyusul rencana yang dipikirkan dengan matang. Jadi
apa yang sebenarnya terjadi dalam lobang makam?

242
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

Mari kita baca lagi kalimat penting dalam kaitannya dengan


kesimpulan yang kita peroleh: ‘Kemudian mereka ambil tubuh
Yesus, dan melukainya dalam kain linen dengan rempah, seperti
cara orang Yahudi memakamkan.’ Rempah itu adalah aloes dan
myrrh, ini banyak kita ketahui. Myrrh digunakan sebagai ramuan
untuk membalsem oleh orang Mesir, tetapi tidak mencirikan
dalam tata cara pemakaman Yahudi. Adat Yahudi menentukan
bahwa tubuh orang yang mati harus dicuci dan kemudian diberi
pakaian lagi dan wajahnya ditutup dengan kain. Mencuci tubuh
itu sangat penting yang harus dilakukan meskipun pada hari
Sabbath,[12] jadi tidak disebutkan tentang hal ini dalam Injil Yahya.
Juga tidak ada peminyakan tubuh Yesus. Sebagai gantinya, seperti
yang kami ceritakan, para wanita datang ke makam pada hari
Minggu untuk meminyaki tubuh Yesus. Apapun yang dilakukan
Joseph dan Nicodemus, jelas tidak ada yang berkaitan dengan
tata cara pemakaman Yahudi. Yahya mengatakan bahwa mereka
menguburkan Yesus dengan cara yang biasanya dilakukan
orang Yahudi–dan kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan
pemakaman yang langsung menentang adat itu!
Mengapa dia harus melakukan hal itu? Apakah ia benar-benar
tidak tahu tata cara pemakaman? Tentu saja dia tahu, karena dia
menguraikan pemakaman standar dalam cerita Lazarus. Disini juga,
sama seperti harus kita lihat kebenaran yang lebih dalam, dalam
perbandingan perbedaan dalam uraian pemakaman Lazarus dan
pemakaman Yesus, kita harus melihat apa yang sebenarnya Yahya
coba untuk menyeberang dengan nyata-nyata mengkontradiksikan
dirinya. Jadi apa yang terjadi di dalam makam batu yang ditebang
itu jika itu bukan pemakaman?

‘Zat Pengharum’ yang Misterius

Hal yang paling tidak diharapkan dari semua yang diuraikan


dalam hubungannya dengan pemakaman dan makam adalah
diletakannya ramuan dalam sejumlah yang sangat besar. Apa

243
YESUS DI INDIA

pokok dari semua itu–karena ramuan itu tidak berguna apa-apa


pada pemakaman?
Bertentangan dengan pandangan beberapa penulis bahwa
spesies aloes yang disebutkan oleh Yahya adalah Alloe perryi,[13] ini
lebih berarti untuk mengasumsikan bahwa spesies yang digunakan
sebagai pengganti adalah Aloe vera. [14] Aloe vera adalah sejenis
tumbuhan yang asli dari barat daya Arab Peninsula dan di pulau
yang jauh dari pantai, Socotra (itulah mengapa kadang disebut
(Aloe Soccotrina), dimana tumbuh bersama dengan lebih dari
selusin jenis aloe lainnya. Habitatnya di barat daya Arab tidak
jauh dari jalur perdagangan yang membentang dari Arab sampai
Laut Tengah di jaman klasik. Sebuah tumbuhan yang subur/gemuk
dan mengandung banyak air, cukup mudah untuk bisa bertahan
dalam jalur kafilah yang panjang dan jalur perdagangan laut tanpa
menjadi kering, dan sangat diketahui bahwa terjadi perdagangan
tumbuhan yang cepat dari barat daya Arab dengan para pedagang
di Palestina dan di wilayah yang berdekatan. Aloes digunakan
untuk pengobatan dan untuk membuat dupa di milenium kedua
dan ketiga Sebelum Masehi. Gel lengket yang diambil dari barang
jaman purbakala, terutama untuk menyembuhkan luka, radang,
dan terbakar. Gel itu dapat diperoleh dengan menggores sel tipis
dari daun (parenchyma) dari lapisan luar yang keras. Tetesan damar
warna kuning yang keluar dari goresan itu mengering membentuk
gumpalan lilin. Di pasar ramuan pengobatan kuno ini dijual dengan
nama aloe pahit, senyawa yang kaya akan fenol, khususnya aloin[15]
Jenis ramuan kedua yang digunakan oleh Nicodemus adalah
myrrh, getah damar yang berasal dari semak belukar jenis
Commiphora, yang termasuk keluarga Burseraceae. Bau harum
myrrh memainkan bagian penting dalam ritual di India dan Timur.
Minyak suci yang digunakan pada tempat ibadat dan perahu
Israel kuno juga dikatakan mengandung myrrh, sebagai ‘ramuan
utama’ (Keluaran 30:23). Catatan pada Mesir kuno menguraikan
bagaimana myrrh datang dari tanah legendaris Punt (yang

244
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

mungkin terletak di pantai yang sekarang dikenal dengan Somalia).


Hippocrates memuji kekuatan myrrh untuk melawan penyakit. Ini
digunakan dari jaman permulaan untuk pengobatan luka. Di jaman
Pertengahan myrrh dianggap sangat penting dalam pengobatan
penyakit pes dan bentuk penyakit menular lainnya.
Kedua zat itu, aloe dan myrrh, biasa digunakan dalam
perawatan bagian luas jaringan yang terluka karena bisa dengan
mudah digabungkan sebagai salep dan larutan. Beberapa spesialis
menyatakan bahwa orang Yahudi sering mencampur myrrh dengan
ladanum, damar dari bolu (spesies Cistus, tidak sama dengan
laudanum candu). [16] Ini khususnya digunakan untuk plester dan
pembalut. [17] Terbukti bahwa campuran seperti itu merupakan alat
yang terpercaya untuk mencapai penyembuhan luka yang cepat
dan efektif, digabungkan dengan perlindungan terbesar melawan
infeksi, pada jaman Yesus.
Tidak diragukan bahwa Nicodemus mendapatkan kuantitas
tumbuhan obat yang sangat menakjubkan untuk tujuan
menyembuhkan luka pada tubuh Yesus. Rempah seperti itu
mungkin tidak punya fungsi lainnya.
Realisasi awal bahwa gaya tulisan Yahya sangat tidak jelas
baik untuk mengungkapkan banyak hal tentang peristiwa tunggal
yang penting bagi pembaca yang punya kecerdasan tentang itu,
maupun untuk menyembunyikan informasi yang sama dari mata
orang yang tidak cukup tahu untuk mencarinya. Yesus tidak
dikatakan dikubur–tidak bisa dikubur–karena dia belum meninggal
di tiang salib.
Penulis Injil Yahya, yang merupakan saksi mata peristiwa
makam Yesus (yang mendapatkan keterangan rinci dari seseorang)
dan juga diberi keterangan yang sangat ringkas oleh Joseph
dari Arimathea dan Nicodemus, menulis dengan cara yang akan
bercerita kepada orang yang tahu bagaimana membaca antar baris
tentang apa yang sebenarnya tejadi selama dan segera setelah

245
YESUS DI INDIA

Penyaliban. Oleh karena itu, dia membuat hal itu cukup jelas,
bahwa sambil memasang perangkap keluar tentang pemakaman
orang Yahudi, dijaga tetap nampak, dalam kenyataannya ada usaha
dibalik kekacauan itu untuk ‘membawa Yesus kembali hidup’ dalam
rahasia gua makam, di bawah arahan Joseph dan Nicodermus. Dan
teman-teman setia Yesus tidak mengusahakan ini dengan berusaha
keras melakukan keajaiban seperti yang pernah ia lakukan sendiri,
tetapi dengan menggunakan seni penyembuhan medis.

Penyaliban: Fakta Medis

Peristiwa yang terjadi di dalam makam batu, tidak jauh dari


tempat eksekusi, harus ditafsirkan sebagai usaha oleh anggota
komunitas Essene untuk merawat Yesus yang terluka parah dengan
tumbuhan/ramuan obat. Mengapa Markus harus menggunakan kata
kerja eneileo sekarang menjadi jelas: kata itu umumnya digunakan
dalam kaitannya dengan memasak makanan yang dibungkus daun,
seperti yang telah kami lihat. Untuk merawat Yesus, Therapeuts
membungkusnya dengan tapal yang menimbulkan keringat, dan
sangat kuat, yang menggabungkan sejumlah besar ramuan, dalam
keseluruhan efek bukan juga tidak mirip dengan metode memasak.
Edesan othoniois-nya Yahya harus dilihat dalam konteks ini makna
sebenarnya untuk diketahui. Apa yang dimaksudkan bukanlah
semata-mata penutupan atau pembalutan, tetapi pembungkusan
yang nyata dengan carik kain yang membalut sekujur tubuh itu,
dengan kuat menyelubunginya. Dioscorides, tabib Civilian dari
abad pertama Masehi, juga menggunakan kata kerja deo dan
eneileo untuk menunjukkan pembalutan dengan kain linen. [18]
Jelas tidak ada maksud untuk menguburkan Yesus. Sebagai
gantinya, dia dibawa ke tempat yang aman dimana dia dapat
beristirahat dalam ketenangan sambil dia sembuh. Tempat
apa yang lebih baik untuk ‘istirahat dengan tenang’ selain di
pemakaman orang yang diyakini sudah meninggal! Tentu kami

246
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

tidak diberitahu tentang pencucian mayat, sebuah prosedur yang


begitu penting dalam pemakaman orang Yahudi. Joseph tidak
mencuci Yesus karena dia tidak meninggal. Dalam pengertian
medis, pencucian tentu bukanlah ide yang baik. Tindakan mencuci
hanya akan menyebabkan banyak luka dilekati darah kering akan
mulai berdarah lagi. Joseph dan Nicodemus harus menggunakan
larutan ramuan obat pada tubuh itu dengan perhatian penuh,
untuk memastikan bahwa hal itu tidak terjadi.
Pada permukaan kesimpulan radikal seperti itu, benar kiranya
ingin mengetahui bagaimana mungkin bagi seseorang untuk bisa
bertahan dari penyaliban.
Kematian pada tiang salib dianggap oleh orang Romawi
sebagai metode eksekusi yang paling menghinakan dan
menakutkan. Cicero menyebutkan ‘bentuk hukuman mati yang
paling mengerikan dan menjijikan’. Hanya dalam kasus-kasus
luar biasa warga negara Romawi pernah dijatuhi hukuman ini,
dan mereka adalah warga dari kelas sosial yang paling rendah.
Tetapi di wilayah yang diduduki Romawi, penyaliban merupakan
alat eksekusi sebagai pencegahan, menjaga orang-orang yang
berpotensi memberontak agar tetap tunduk dan patuh. Palestina
telah lama terkenal akan semangat nasionalismenya. Antara jaman
Maccabees tahun 167 SM dan Bar Kochba di tahun 134 Masehi,
ada seluruhnya enam puluh dua episode pemberontakan, perang
dan kerusuhan melawan dominasi oleh orang luar yang tidak
setia, pertama oleh Yunani, dan kemudian oleh Romawi. Semua
gangguan ini berawal dari Galilee–tempat rumah Yesus. Karenanya
hampir tidak mengejutkan bahwa penyaliban merupakan peristiwa
yang hampir rutin disana.
Paku menembus tangan dan kaki tidak merusakkan tulang
atau pembuluh darah utama. Tanpa semacam analgesik luka-luka
ini tentu akan sangat menyakitkan, tetapi tidak fatal/mematikan
Penyaliban bertentangan dengan Yahudi. Bagi mereka alat
yang sah untuk hukuman mati adalah dilempari batu, dibakar,

247
YESUS DI INDIA

pemenggalan kepala, dan pencekikan. Tetapi menurut Hukum


Mosaic diperbolehkan menggantung seorang penjahat yang telah
divonis ‘pada kayu’, sebagai hukuman tambahan dan penghinaan:
‘Karena dia yang digantung dikutuk Tuhan’ (Deuteronomy 21:23).
Penyaliban seorang penjahat karenanya tidak dalam keadaan
menceMarkusan hari Sabbath, permulaan yang direpresentasikan
dengan cahaya temaram pada hari sebelumnya, Hari Persiapan.

Paku menembus tangan dan kaki tidak semestinya merusak tulang atau
bagian utama pembuluh darah. Tanpa suatu obat anti rasa nyeri luka-
luka ini pasti akan terasa sangat menyakitkan, bahkan akan benar-benar
mematikan.

Untuk menghindari timbulnya kekacauan sipil yang lebih buruk,


Romawi memastikan mereka tidak ingin menyinggung sentimen
keagamaan orang Yahudi. Sekali hukuman mati Romawi yang
resmi ibis in crucem (‘kamu harus pergi ke salib’) dilewati, perhatian
diperlukan untuk melihat bahwa eksekusi dilakukan dengan
sempurna sebelum hari Sabbath. Dalam kasus penyaliban Yesus,
ketergesa-gesaan terbesar dilakukan karena terjadi pada Hari
Persiapan, hal itu harus dilakukan sebelum matahari tenggelam.

248
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

Tetapi hal itu tidak mudah direncanakan, karena ciri penyaliban


khusus adalah bahwa siksaan yang menyengsarakan diperpanjang
waktunya. Ini dilakukan dengan cara sedemikian rupa untuk
memperpanjang rasa sakit dan ngeri dari orang yang bersalah
biasanya selama beberapa hari sampai dia akhirnya meninggal.
Ada banyak ragam struktur salib dan cara korban diikatkan pada
salib itu. Jika bobot tubuh orang yang disalib hanya ditopang oleh
pergelangan tangan, kematian akan terjadi dalam lima atau enam
jam melalui mati lemas perlahan-lahan, dan tidak melalui hilangnya
darah atau sebab lain. Dalam postur ini, pernafasan sangat terbatas
sehingga tubuh tidak lagi mendapat suplai oksigen. Tak lama
setelah itu, korban tidak sadar, dan akibatnya kepala menggantung
ke depan lalu mengurangi masuknya udara[19]. Untuk mencegah
kematian yang mudah, batang salib kecil dari kayu yang disebut
suppedaneum sering dipasang pada tiang salib vertikal, dimana
korban mungkin menyangga dirinya ke atas selama kekuatannya
mengizinkan. Bilah salib ini harus tidak dibayangkan sebagai papan
pendek yang dipaku pada siku, seperti yang digambarkan pada
pemandangan penyaliban Byzantine. Suppedaneum adalah balok
salib kecil horiontal, yang orang disalib mampu berdiri di atasnya.
Bukan untuk apa-apa, gambar tertua menunjukkan orang
yang disalib berdiri, sebagai contoh misalnya, pada penyaliban
‘penghinaan’ terhadap Capella Palatina.
Pengikatan pada salib adalah mengikat dengan tali kulit atau
dengan pemakuan pada tangan dan kaki. Orang yang disalib lalu
dapat menunda kematiannya dengan usahanya sendiri, dengan
menopang bobotnya dengan tangannya pada titik penempelan
atau dengan kakinya pada balok salib di kaki. Kadangkala sepotong
kecil kayu untuk duduk (sedile) juga dipasang pada ketinggian yang
tepat, yang mungkin juga meningkatkan rasa sakit. Seperti yang
ditulis filosof pribadi, Nero dalam sebuah sebuah surat, ‘Kehidupan
orang yang dihukum mengalir setetes demi setetes’.

249
YESUS DI INDIA

Injil melaporkan bahwa Yesus dipaku pada salib pada


jam keenam (12 siang) dan menghilangkan jiwanya pada jam
kesembilan (sekitar jam 3 sore). Menjelang petang, seseorang
mengambil jenazah itu dari salib. Ini kematian yang cepat pada salib
keprihatinan Pilatussendiri: jelas sangat terkejut, dia menanyakan
centurtion yang memimpin apakah segala sesuatu sesuai rencana
(Markus 15:44). Keprihatinan dan keterkejutan yang sama masih
terbukti sekarang. Banyak sumber, khususnya para ahli medis,
telah melakukan eksperimen dan penelitian yang memadai untuk
berusaha memberikan penjelasan atas kematian Yesus yang
agak lebih cepat. Tak ada penulis yang mendapati masalah itu
mudah dipecahkan. Pendapat yang paling umum adalah bahwa
perlakuan kasar terhadap Yesus sebelum penyaliban yang menjadi
penyebabnya: keadaan fisiknya sangat rusak bahwa dia mati karena
siksaan penyaliban hanya dalam waktu yang singkat. Penjelasan
seperti itu sangat lemah.
Untuk satu hal, tidak seperti komunitas Essenes biara pertapa
yang kuat, Yesus bukan pertapa yang lemah, [20] tapi sangat tinggi,
kuat, tegap (menurut Kafan itu, sekitar 1,82 meter tingginya dan
79 kg beratnya), seorang laki-laki dalam kondisinya yang ‘prima’.
Setelah semalam perlakuan yang menyakitkan namun begitu
dia berbicara pada pengadilan pada hari berikutnya dengan cara
yang sangat pandai, nyata masih memiliki kecakapan mentalnya,
seperti yang tidak akan mungkin dalam keadaan kepayahan.
Lagipula, Yesus dilepaskan oleh Simon dan Cyrene dari beban
harus membawa balok salib (patribulum) dari salibnya untuk jarak
sekitar 550 sampai 650 meter dari Praetorium-nya Pilatuske tempat
eksekusinya.
Simon dari Cyrene dipilih sama sekali telah dipakai banyak
komentator sebagai bukti bahwa Yesus dalam keadaan yang
sangat lemah, tidak lagi mampu memikul berat balok itu. Ini
juga harus dipertanyakan. Karena untuk penyiksaan, Yesus
diperlakukan tidak berbeda dengan orang hukuman lainnya.

250
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

Setiap orang yang dihukum mati dengan penyaliban lebih dahulu


menahan siksaan seperti itu. Dibawah hukuman Yahudi, tiga puluh
sembilan cambukan adalah yang paling maksimum yang bisa
diberikan; sepertiga dari ini di dada atau sisi depan, dan selebihnya
di bagian belakang/punggung. Biarawan melakukan hukuman ini
di synagogue dengan cambuk kulit anak sapi yang bertali tiga.
Tentu kita tidak diberi tahu apakah mereka mencambuk dengan
jumlah cambukan yang benar dalam kasus Yesus. Dalam uraian
Injil Peter tentang Yesus dipaku di tiang salib dikatakan, ‘Tetapi
tetap diam, seolah dia tidak merasa sakit’. Mungkin bahwa selama
pelatihannya, Yesus menjadi mahir dalam seni menguasai rasa sakit
melalui meditasi, persis seperti yoga India. Latihan yang membawa
kepada kemampuan ini dilakukan oleh sejumlah besar sekte relijius
di seluruh wilayah Timur: mereka telah secara ilmiah diteliti dan
didokumentasikan dengan baik.
Dalam kebanyakan kasus, tangan orang yang dihukum lebih dahulu
ditempatkan pada patibulum, yang dia kemudian harus membawa
dengan bahunya ke tempat eksekusi. Bobot balok salib itu antara 18
sampai 30 kilogram. Jadi kekuatan yang besar diperlukan untuk mampu
membawa muatan berat itu. Cerita Injil memberitahu kita bahwa Yesus
hanya dipaku ke salib di tempat eksekusi. Dia dibaringkan telanjang
di tanah, dimana pergelangan tangannya dipaku ke patibulum, dan
patibulum itu dipaku posisi kanan atas (stipes). Kemudian seluruh
konstruksi, dengan dia di atasnya, didirikan tegak lurus.
Tidak aneh bahwa sakaratul maut korban penyaliban lainnya
berakhir jauh lebih lama daripada kasus Yesus, mempertimbangkan
keadaan jasmaninya yang kuat dan terlatih dengan baik. Dalam
otobiografi Flavius Josephus, yang tulisannya banyak menceritakan
kepada kita tentang adat-istiadat dan peristiwa di Palestina pada
masa Yesus, ada bacaan yang memberikan informasi mengenai
orang yang disalib yang sembuh setelah diturunkan dari tiang salib:
Aku dikirim oleh Titus Caesar dengan Ceralius dan seribu
penunggang ke kota tertentu dengan nama Thecoa,

251
YESUS DI INDIA

untuk menemukan apakah sebuah kamp militer dapat


didirikan disini. Pada perjalanan kembali saya melihat
banyak narapidana yang disalib, dan mengenal tiga dari
mereka sebagai bekas temanku. Sangat terpengaruh,
dengan air mata di mata saya bahwa saya menghadap
Titus dan memberitahunya tentang mereka. Di seketika
memerintahkan bahwa mereka harus diturunkan dan
diberi perawatan yang baik sehingga mereka mungkin bisa
sembuh. Tetapi dua dari mereka meninggal saat sedang
dirawat oleh dokter; yang ketiga menjadi lebih baik. [21]
Sulit untuk melihat bagaimana Yesus telah dapat meninggal
begitu cepat, dan bahwa ‘dengan jeritan keras’, sebuah gerak
kematian yang bagi para ahli medis tidak bisa dimengerti dan
membingungkan. Tetapi penelitian yang lebih mendalam,
menunjukkan bahwa ini juga indikasi penting bahwa Yesus dilepas
dari salib dalam keadaan tidak sadar.
Cara meninggalnya kedua orang yang disalib di sebelahnya
diuraikan dalam keterangan grafik dalam Injil Yahya:
Oleh karena itu Yahudi, karena saat itu adalah [Hari]
Persiapan, yang tubuh itu harus tidak tetap di atas salib
pada hari Sabbath, (karena hari Sabbath adalah hari yang
tinggi), memohon kepada Pilatusbahwa kaki mereka
mungkin patah, dan bahwa mereka mungkin dibawa pergi.
Kemudian datanglah para tentara, dan mematahkan kaki
narapidana pertama, dan yang lain yang disalib bersama
dengannya. (Yahya 19:31-32).
Jadi kedua narapidana yang disalib bersama Yesus, yang
tentunya telah menjadi perlakuan sama yang menyakitkan
sebelumnya, masih hidup. Kaki mereka patah sehingga mereka
tidak lagi menopang bobot mereka pada kaki mereka dan berdiri
tegak, dan karenanya mereka mati lemas dengan menyakitkan
dalam beberapa jam saja.

252
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

‘Tetapi ketika mereka datang kepada Yesus, dan melihat


bahwa dia telah mati, mereka tidak mematahkan kakinya’ (Yahya
19:33). Ini perilaku tentara Romawi yang sangat aneh, jika bukan
tak bisa dimengerti. Mengapa tentara yang keras seperti itu
tidak mematahkan kaki Yesus, untuk memastikan kematiannya?
Penafsiran Injil menjelaskan–bahwa kata nabi dana Pelarian 12:46
harus dipenuhi (‘.....tidak juga kamu harus mematahkan tulang
dari padanya’)–adalah tanpa bantuan sama sekali. Pertanyaan
yang harus diajukan adalah apa orang yang sifatnya kasar mungkin
berpikir membebaskan Yesus dari kekejaman biasa? Mereka pasti–
dan benar–menghadapi keraguan apakah Yesus benar-benar
sudah mati; mereka pasti setidaknya telah memandang bentuk
ketidaksadarannya dengan skeptisisme. Sebaliknya mereka
tidak akan bersusah-susah mempercayai lembing di sebelahnya.
Tentunya hanya diharapkan bahwa para tentara yang brutal
akan mematahkan kaki semua orang yang disalib, untuk menjadi
yakin bahwa mereka semua mati. Sampai pada titik ini, Yesus
jelas diperlakukan bahkan dengan lebih hina daripada biasanya,
menderita karena pukulan di wajahnya, diberi tongkat lambang
kekuasaan palsu, memakai mahkota duri di kepalanya. Mengapa
perubahan suasana yang tiba-tiba ini–perlakukan yang ‘istimewa’
dan rasa kasihan yang keterlaluan?
Injil tidak memberikan jawaban yang konsisten terhadap
pertanyaan ini. Satu-satunya hal yang disetujui adalah bahwa Yesus
meninggal selekas jam kesembilan, mengeluarkan jeritan keras,
sementara mereka yang disalib disebelahnya tetap hidup dengan
keadaan yang menyedihkan. Menurut Yahya (19:34), salah satu
tentara menusukkan lembingnya ke pinggang Yesus, dan darah dan
air mengalir keluar. Lukas dan Matius tidak memberikan kontribusi
apa-apa pada skenario ini karena tak satupun dari keduanya
menyebutkan peristiwa ini. Tetapi Markus meninggalkan kepada
kita petunjuk yang menarik (15:44-45). Pilatusterkejut bahwa Yesus
telah mati, memanggil centurion yang menegaskan kematian,

253
YESUS DI INDIA

dan Pilatuskemudian melepaskan tubuh Yesus. Centurion yang


dengan nyata memeriksa kematian Yesus untuk kepuasannya,
adalah orang yang sama, yang digerakkan oleh peristiwa selama
Penyaliban, memuji Yesus sebagai Putra Tuhan yang benar (Markus
15:39; Matius 27:54; Lukas 23:47). Siapakah centurion itu?
Dalam literatur yang masih diragukan sekitar Pilatusdia
disebut Longinus dan digambarkan sebagai kapten pengawal yang
bertanggung jawab atas Penyaliban. Dan menurut tradisi yang diuji
sendiri oleh Gregory dari Nyssa, Longinus kemudian dikatakan telah
menjadi uskup di tempat asalnya, Cappadocia. ‘Perubahan hati’ ini
mungkin berarti bahwa dia memiliki hubungan dengan Yesus dan
para pengikutnya sebelum Penyaliban, dan bahkan mungkin telah
menjadi pengikut Yesus secara diam-diam. Banyak permasalahn
yang mengelilingi peristiwa Penyaliban itu kemudian dipecahkan
dengan segera. Joseph dari Arimathea, Nicodemus dan centurion
Longinus adalah para pengikut Yesus secara diam-diam. Penting
pada posisi dan ranking, mereka diberitahu dengan baik tentang
kedatangan Yesus yang akan memimpin untuk menghasut publik.
Joseph sangat dihormati sebagai anggota Sanhedrin Yahudi.
Sejak abad kedua SM ini telah menjadi Dewan Tinggi tertinggi.
Nicodemus, yang diawali oleh Yesus di malam hari (Yahya 3:1-22),
juga seorang konselor Yahudi. Berterima kasih pada kantor ini,
Joseph dan Nicodemus tanpa kesulitan diberi informasi tentang
waktu dan tempat eksekusi, dan karenanya mampu merencanakan
untuk menyelamatkan gurunya. Ada gema informasi yang diberikan
kepada Nicodemus, dalam sebuah surat yang dikirim kepada Mary
Magdalene, memperingatkan Yesus akan serangan Yahudi saat dia
ada di Ephrain (Yahya 11:53-54). [22]
Joseph dan Nicodemus mengetahui bahwa penyaliban
itu sendiri tidak dapat dihindari. Tetapi jika mereka berusaha
menurunkan Yesus dari salib dengan segera, dan bila segalanya
berjalan seperti yang direncanakan, akan memungkinkan untuk
menyelamatkan hidupnya, dan dia mungkin akan mampu

254
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

melanjutkan misi bawah tanahnya. Sangat penting bagi seluruh


operasi bahwa para rasul tidak dilibatkan. Mereka telah pergi ke
persembunyian karena takut akan dituntut. Tidak ada tindakan
yang diambil melawan konselor terhormat Joseph dan Nicodemus
atau centurion Romawi. Jadi hanya ada waktu singkat dimana
petualangan penuh risiko itu bisa dilakukan dengan sukses.

Luka di Pinggang dan Minuman Keras

Mari kita kembali pada tusukan lembing pada pinggang


Yesus. Pandangan akhir pada bahasa Yunani asli mengungkapkan
bahwa kata kerja yang digunakan untuk menggambarkan tusukan
tentara, nyssein, memiliki arti ‘menusuk’, ‘menembus’, dan tidak
benar-benar berlaku untuk tusukan dengan kekuatan penuh.
Dalam Vulgate (umumnya dikenal sebagai terjemahan Injil dalam
bahasa Latin), kata kerja yang digunakan adalah aperire, sebuah
terjemahan yang tidak akurat yang pada dasarnya bermakna
‘membuka’. Tetapi arti yang mendasar, arti yang dimaksudkan,
adalah sesuatu yang berbeda. Tindakan itu adalah prosedur yang
berfungsi sebagai sejenis ‘konfirmasi resmi’ tentang kematian:
jika tubuh tidak menunjukkan reaksi pada tikaman dangkal, bisa
diasumsikan bahwa orang itu mati. Mungkin centurion yang
disebut dalam Injil yang melakukan pengujian itu sendiri. Tentu ini
tidak dimaksudkan sebagai tusukan membunuh–setelah itu Yesus
diyakini telah mati, dan sehingga kaki kirinya tidak dipatahkan.
Seorang tentara yang berpengalaman dalam segala kasus hampir
tidak bermaksud membunuh dengan menusukkan lembing ke
dalam pinggang: karena seharusnya dilakukan dari bagian depan,
menembus jantung. Tentara Romawi hari itu menggunakan jenis
lembing yang disebut hasta atau pilum, dengan pisau tipis dan
runcing sekitar 25 sampai 40 centimeter panjangnya, melebar di
depan tangkai. Seperti belati, pisau itu lurus untuk menoreh kulit
kecil untuk melihat apakah orang yang disalib menunjukkan reaksi.

255
YESUS DI INDIA

Para ahli Injil menemukan kesulitan untuk menjelaskan


keluarnya darah dan air. Beberapa hanya menganggap itu suatu
keajaiban, dalam kaitannya dengan bagaimana sirkulasi berhenti
pada saat kematian. Yang lain melihatnya lebih signifikan dalam
penafsiran simbolis tentang unsur-unsur darah dan air. Penjelasan
ilmiah juga telah diberikan terutama terhadap pengaruh bahwa
‘air’ itu sebenarnya adalah serum darah, yang terpisah sebagai
pengental darah. Tetapi pemisahan darah dengan cara seperti itu
baru mulai enam jam setelah kematian, itu yang paling awal!
Tetapi kita harus tidak membuang bacaan ini dari Injil Yahya
sebagai hal yang tak berarti. Kita harus mengasumsikan bahwa
informan saksi mata kita berarti meletakkan tekanan khusus pada
darah dan air. Karena kalimat yang mengikuti bacaan ini berbunyi,
‘Dan dia melihatnya sebagai catatan kosong, dan catatannya
benar: dan dia mengetahui bahwa dia berkata benar, yang bisa
kamu percaya’ (19:35). Ini penting dan cocok sekali dengan apa
yang telah kita ketahui tentang gaya tulisan Yahya–penggambaran
pada dua tingkatan, yaitu uraian yang sangat jelas bagi pembaca
yang tidak cerdas, dan sejumlah referensi yang tidak jelas yang
bertebaran di seluruh naskah bagi mereka yang tahu bagaimana
membaca antara baris demi baris untuk menemukan bagi mereka
sendiri. Penekanan khusus sangat jelas pada pengujian darah dan
air yang mengalir dari pinggang Yesus sebenarnya dimaksudkan
untuk membuat jelas bahwa Yesus masih hidup.
Meskipun berabad-abad berlalu sebelum sifat perputaran
sistem darah manusia ditemukan, sudah merupakan pengetahuan
umum pada masa Yesus bahwa mayat tidak berdarah dan serum
darah tidak terlihat di luka tubuh yang baru saja meninggal. Origen
(185-254) yang percaya kenyataan bahwa Yesus meninggal pada
saat darah dan air keluar dari lukanya, merasa wajib mengemukakan
bahwa mayat tidak mengeluarkan darah.
Pernyataan darah dan air terjadi sebagai idiom dalam bahasa
lain. Dalam bahasa Arab yang berbunga, misalnya, digunakan untuk

256
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

menekankan kekuatan suatu peristiwa. Dalam bahasa Inggris


modern kita bisa mengatakan bahwa seseorang ‘berkeringat
darah’ ketika melakukan usaha keras, tetapi dalam bahasa Jerman
persamaannya adalah ‘berkeringat darah dan air’, Blut und
Wasser schwitzen. Mungkin ini menjadi ungkapan yang sama yang
digunakan dalam menggambarkan sebuah luka yang berarti tidak
lebih dari jumlah darah yang berhenti/membeku. Yesus jelas nyata-
nyata hanya mati. Jumlah darah yang membeku, dan penekanan
pada hal ini menyatakan bahwa itu merupakan pengamatan yang
benar, dimaksudkan untuk mengemukakan fakta ini.
Segala hal yang harus terjadi, setelah tusukan lembing
menyatakan kematian, telah direncanakan dengan hati-hati oleh
Joseph dan para pembantunya. Tetapi laki-laki dari Arimathea itu
mulai membuat persiapan yang perlu lama sebelumnya.
Tindakan pertama yang dilakukan Joseph adalah memilih kebun
di sekitar tempat Penyaliban. [23] Dengan pandangan bijaksana, dia
memutuskan untuk membuat makam baru yang digali dari batu
di tanah itu–suatu tempat dimana tubuh yang diduga telah mati
dapat dibawa dengan cepat demi keamanan. Bahwa itu harus
menjadi makam yang tak terpakai sampai sekarang masih penting:
untuk membaringkan Yesus istirahat dalam makam dimana yang
lain telah dikuburkan akan membangkitkan keberatan moral
dan hukum yang kuat, karena adanya tubuh narapidana yang
dieksekusi biasanya akan dianggap tidak menghormati tubuh
yang telah terbaring di makam itu. Mungkin tidak ada keberatan
pada ‘penguburan’ dalam sebuah makam kosong, terutama sejak
narapidana politik yang dieksekusi oleh Romawi–seperti Yesus–
mungkin dibolehkan pemakaman terhormat seperti yang ditolak
untuk narapidana biasa.[24] Joseph dari Arimathea tidak bisa
mengatakan bahwa dia sibuk menyiapkan makam untuk Yesus.
Oleh karena itu Injil menganggapnya bahwa Joseph membawa
tubuh Yesus untuk dibaringkan dalam kuburan keluarga barunya
sendiri.

257
YESUS DI INDIA

Bacaan Injil menyatakan bahwa itu adalah makam untuk


digunakan Joseph sendiri dimaksudkan diambil secara harfiah oleh
para pembicara yang tidak cerdas yang tidak akan berpikir dua kali
tentang hal itu. [25] Sebenarnya, makam baru itu dibuat di kebun
dekat Golgotha bukan dimaksudkan untuk orang mati sama sekali,
bukan untuk Joseph dan keluarganya, bukan pula untuk orang lain.
Ini hanya dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan praktis, untuk
menghindari memindahkan Yesus yang terluka parah, mereka
harus berhasil mendapatkannya dari Salib sesegera mungkin. Para
penuntut Yesus akan berpikir dia telah mati dan dikubur.
Kenyataan bahwa Penyaliban terjadi pada Hari Persiapan
merupakan hal yang menguntungkan, karena ini berarti mereka
dapat mempercepat pemakaman tanpa menimbulkan kecurigaan.
Tentu mereka harus memastikan bahwa Yesus benar-benar
nampak sudah meninggal.
Injil menceritakan satu hal lain yang terjadi persis sebelum
Yesus dinyatakan meninggal di tiang salib.
Sekarang ada bejana penuh cuka: dan mereka mengisi
spunge dengan cuka, dan meletakannya di atas hyssop
[tumbuhan yang digunakan untuk pemulasan spiritual],
dan memasukkannya ke mulutnya.
Oleh karena itu ketika Yesus telah menerima cuka, dia
berkata, ini berakhir: dan dia menganggukkan kepalanya,
dan dia meninggal. (Yahya 19:29-30).
Bagaimana Yesus meninggal dengan segera setelah dia
meminum minuman pahit? Apakah benar-benar cuka yang
diberikan? Ini sepenuhnya sejalan dengan adat Yahudi untuk
memberikan orang yang dihukum mati dengan anggur yang
dibumbui myrrh atau kemenyan untuk menghilangkan rasa sakit
dengan sedikit efek membius. Bacaan dalam Talmud menyatakan,
‘Orang yang menuju eksekusi diberi sekeping kemenyan dalam
secangkir anggur, untuk membantunya tertidur’ (Sanh. 43a).

258
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

Tetapi tidak disebutkan dalam Injil tentang anggur yang dibumbui


itu. Semua pengabar Injil setuju bahwa itu adalah cairan dengan
rasa agak pahit. Dalam bahasa Latin ‘cuka’ adalah acetum, sangat
terkait dengan istilah lama ae- ‘tajam’, dan acid ‘asam’ dalam
bahasa Inggris. Para tentara Romawi tidak hanya mengizinkan
Yesus diberi minum, salah satu dari mereka bahkan membantu
Yesus untuk meminumnya (Matius 27:48; Markus 15:36; Lukas
23:36; Yahya 19:29).
Mari kita lihat lebih dekat bagaimana itu terjadi. Bolu diberikan
kepada Yesus pada batang hyysop. Hyysop adalah tumbuhan
dengan batang lemah yang hampir tidak cocok untuk mendirikan
bolu yang basah di atasnya. Bahkan segenggam hyssop tidak cukup
kuat untuk itu, meskipun Yesus di atas tiang Salib mungkin tidak
begitu tinggi dari tanah. Pada beberapa salib, orang yang dihukum
dipasang dengan kaki hanya sedikit di atas tanah, dan dalam hal
seperti itu bolu harus diangkat pada ketinggian tertentu untuk
diberikan. Tetapi mungkin alat yang digunakan untuk memberi
Yesus ‘cuka’ telah diarahkan ke kesalahan bahasa yang sederhana
– hyssos ‘lembing pendek’ selama ini dipahami sebagai hyssopos
‘hyssop’. Tentaralah yang memberi Yesus bolu itu, menurut penulis
synoptic (Injil ringkasan), sehingga lebih dari sekedar mungkin,
bahwa kesalahan kata-kata semacam itu terjadi. Kita bahkan punya
alasan untuk mendukung bahwa centurion Longinus-lah yang
mengangkat bolu itu ke bibir Yesus dengan lembingnya. [26]
Minuman cuka disebutkan dalam cerita Yahya dengan cara
yang membuatnya nampak seolah-olah cuka itu telah dibawa ke
tempat Penyaliban untuk tujuan itu. Inilah bagian dari persiapan
yang dilakukan Joseph, Nicodemus, dan centurion itu untuk
melaksanakan rencananya. Apa sebenarnya minuman pahit itu
hanya bisa ditebak. Pada hari-hari itu ada banyak zat penghilang
rasa sakit (analgesik) yang tersedia: seni penyembuhan masa
itu baik sekali pada campuran senyawa dengan efek berbeda
bagi tubuh. Mungkin minuman itu adalah anggur pahit yang

259
YESUS DI INDIA

telah ditambah sejumlah opium (candu). Kekuatan candu untuk


menghilangkan rasa sakit cukup dikenal Yahudi bahkan pada
jaman pra-Kristen. Opium adalah bentuk kering dari getah seperti
susu yang diperoleh dari biji yang belum matang dari spesies apiun
(poppy/Papaver spomniferum). Apiun ini tersebar luas di Palestina,
jadi tentu mungkin bahwa Yesus diberi opium yang dilarutkan
dalam cairan saat ada di tiang Salib.
Efek membius opium sangat kuat sehingga dapat membawa
kepada keadaan benar-benar tumpul, dimana seseorang tidak
punya perasaan luar yang sama sekali. Alkaloid pada opium (unsur
yang paling aktif) adalah morfin, yang meredakan rasa sakit dan
membius, dan yang dapat menekan pernafasan. Alkaloid kedua
dalam opium adalah papaverine, tidak punya efek analgesic tetapi
pengendur otot yang baik sekali.
Digabungkan dengan zat farmasi lainnya, larutan candu tidak
sulit menyesuaikan untuk menimbulkan efek yang dikehendaki.
Minuman obat keras semacam itu sangat ideal untuk tujuan Joseph
dan teman-temannya: Yesus tidak hanya diberi pembunuh rasa
sakit, dosisnya dirancang untuk membuatnya kehilangan kesadaran
dalam waktu pendek dan karenanya mampu menggantung seperti
orang mati di tiang Salib. Munculnya kematian yang tiba-tiba dipacu
dengan fakta bahwa opium mengurangi dan memperlambat
detak jantung, menekan pernafasan sampai pada tingkat yang
luar biasa, dan membuat tubuh benar-benar lunglai. Jadi dengan
dosis yang benar-benar tepat, seperti yang dikenal pada Essene
Therapeut yang berpengalaman, ini bukan merupakan bahaya yang
sebenarnya terhadap jantung–sebaliknya, bahkan bermanfaat.
Di sisi lain mungkin minuman cuka yang mengandung unsur
aktid dari minuman keramat orang India dan Persia, Soma dan
Haoma. Pemujaan orang Persia tehadap Mithras termasuk
pengorbanan Haoma sangat mirip dengan Misa Kristen (kerukunan
Suci atau Ekaristu). Professor Seydel menulis:

260
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

Bentuk pengorbanan Haoma mirip dengan pengorbanan


biasa orang Persia untuk orang mati. Potongan kecil roti
bulat berukuran sebesar uang logam thaler diberikan dan
dimakan dengan minuman Haoma. Haoma adalah air buah
tumbuhan Soma Aselepias acida, dengan mana orang Arya
Vedic memerciki api pengorbanan. Ini dianggap sebagai
lambang kehidupan ketuhanan, minuman para dewa, dan
minuman keabadian..... [27]
Soma, minuman keramat India, memungkinkan seorang yang
ahli untuk memasuki keadaan seperti mati untuk beberapa hari,
dan bangun lagi setelah itu dalam keadaan gembira yang berakhir
beberapa hari lagi. Dalam keadaan ekstasi, ‘kesadaran yang lebih
tinggi’ diucapkan melalui orang yang ahli, dan dia punya kekuatan
visioner. Sebagai tambahan terhadap Ascelepias acida, Soma juga
mungkin berisi rami India (Cannabis Indica)–tradisi yang dicirikan
oleh minuman Zarathustra. Gambar Ascelepias acida ditemukan
tertulis di kuburan Kristen awal dalam catacombs Roma, dimana
ditunjukkan sebagai keberagaman yang menimbulkan buah-
buahan yang agak panjang–tidak ditemukan di Eropa.
Persamaan Ascelepias acida menurut orang Eropa adalah
swallowwort (Vincetoxicum hirundinaria). Kemanjurannya sebagai
penangkal racun ditunjukkan oleh nama Latinnya: rince-toxicum
secara harfiah berarti ‘mengalahkan racun’. Dioscorides, dokter
dan farmakolog Yunani dari abad pertama menyebut tumbuhan
itu ‘pencekik anjing’ dalam bukunya Materica Medica, dan menulis
bahwa daun dicampur dengan daging dapat membunuh anjing,
serigala, dan rubah. Jadi racun juga dapat digunakan sebagai
penangkal racun untuk gigitan binatang berbisa (Mat. Med
3,92). Buku rujukan ilmu tumbuh-tumbuhan ditulis tahun 1563
(Mattioli, hal.337) juga memujinya: ‘Ini adalah akar yang bagus
untuk melawan semua racun, zat yang dikonsumsi dan kualitas,
yang mengapa dalam bahasa Latin disebut Vince-toxicum–yaitu
penakluk setiap racun. Jadi ini digunakan bahkan untuk melawan

261
YESUS DI INDIA

karang gigi, dan diminum dengan anggur, sesudahnya orang


mengeluarkan keringat yang banyak.’ Dinyatakan berkeringat dan
mulut kering (catat ‘Aku haus’, Yahya 19:28) adalah gejala khas dari
keracunan. Di Swiss, swallowwort disebut ‘tumbuhan tuan’, dan
di Austria, ‘tumbuhan Yahudi, atau tumbuhan Salib Putih’. Bisakah
mungkin ada ingatan kuno tentang kegunaan penting tumbuhan
itu digemakan oleh nama-nama ini?
Obat ajaib yang memiliki sifat memasukkan orang hidup ke
dalam keadaan seperti orang mati dalam waktu yang cukup lama,
dan bahkan bisa sangat umum dalam cerita dan sastra. Contoh
yang paling terkenal adalah Romeo dan Juliet. Dalam setiap kasus
kematian yang ada sebenarnya suatu keadaan koma, dimana
semua tanda-tanda kehidupan seperti pernafasan, detak jantung,
dan nadi tidak lagi bisa terlihat.
Apa Yesus sudah dekat dengan mati lemas di tiang Salib–dan
inilah mati lemas yang dianggap oleh semua ahli forensik sebagai
sebab kematian–jeritan keras sebelum dia ‘meninggal’, khususnya
yang disebutkan oleh tiga pengabar Injil ringkas, akan sangat tidak
mungkin. Sedangkan orang bernafas hampir tidak menghembuskan
bisikan. Tetapi Yesus menjerit. Dan Yahya menghubungkan itu,
‘Ketika Yesus menerima cuka, dia berkata, Ini berakhir: dan dia
menganggukkan kepalanya, dan meninggal (19:30). Yesus mampu
mengatakan kata-kata ini sesaat setelah dia minum dan merasakan
efek bius meningkat. Dia mampu mengatakan itu karena dia cukup
dekat bukan dengan kematian tetapi dengan keadaan tenang yang
mendalam.

Jejak di Kain

Sekarang marilah kita bandingkan apa yang diberitahukan


kepada kita dalam cerita Injil dengan apa yang kita ketahui tentang
gambaran tubuh pada Kafan Turin. Ada bercak darah di kain linen,

262
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

pemakaman mungkin tidak berdasar hukum Yahudi karena mayat


akan tetap dicuci dengan air hangat.
Posisi tubuh yang aneh juga mengherankan. Dalam buku yang
mengakui keotentikan Kafan Turin, Joseph Blinzer berpendapat
bahwa itu ‘....... hampir tidak bisa dipahami bahwa para murid
meletakkan tangan dalam posisi yang tidak praktis, seperti yang
terlihat dalam gambar pada Kafan Turin, sambil menguburkan
Messiah.[28] Terpisah dari kenyataan bahwa tak seorangpun
pernah mengatakan bahwa para murid ada di makam saat itu,
harus dikemukakan bahwa posisi tubuh Yesus sama persis dengan
kerangka yang dikubur di makam dari pemukiman biara Essene di
Qumran dekat Laut Mati. ‘Posisi mayat dalam liang kubur umumnya
sama...... Sebagai aturan, tubuh itu dalam posisi terlentang, kepala
di sebelah selatan, dan tangan disilangkan bersama di atas daerah
perut, atau diletakkan di kedua sisi badan. [29]
Yesus dianggap telah tergantung mati di tiang salib selama tiga
jam. Jika ini terjadi, akibatnya dapat digambarkan dengan kepastian
mutlak. Menurut semua sumber medis modern, kekakuan mayat
akan mulai dalam tiga puluh menit setelah kematian. Otot tubuh
akan menjadi sangat kaku dan tak bisa digerakkan dalam tiga
sampai enam jam, tergantung pada suhu di sekitarnya–semakin
tinggi suhu sekitarnya, semakin cepat otot menjadi kaku. Kekakuan
mayat disebabkan oleh proses biokimia yang kompleks, tetapi
bagian tengah terutama pada turunnya tingkat energi metabolis
senyawa ATP (adenosine triphosphate) setelah berhentinya detak
jantung. Keseluruhan bagian otot kerangka menjadi sangat kaku
dalam posisi apapun tubuh dianggap dalam keadaan mati, dan
hanya ketika kekakuan mayat mengendur dan lepas–setelah
empat sampai tujuh hari–sikap tubuh dapat diubah.
Segera sesudah Yesus kehilangan kesadarannya di tiang Salib,
tubuhnya akan terkulai. Bobotnya yang sebelumnya ditopang
dengan kakinya yang dipaku, akan diambil alih oleh tangannya yang
juga dipaku pada pergelangannya. Kakinya akan membengkok

263
YESUS DI INDIA

ke depan, dagunya akan bersandar pada bagian atas dari tulang


dadanya. Dan setelah tiga atau empat jam bahwa tubuh dinyatakan
telah ditinggalkan di tiang salib, tubuh itu akan telah menjadi kaku
dalam posisinya. Tetapi pengamatan yang seksama terhadap
gambaran punggung tubuh itu pada Kafan segera mengungkapkan
bahwa seluruh tubuh Yesus dibaringkan dengan cukup datar di
atas kain itu. Kakinya lurus, tidak bengkok, dan lengannya sangat
mudah digerakkan ketika ditempatkan (atau cenderung terlepas
pisah dari sikap saat Penyaliban,
Tubuh yang dibaringkan begitu tipis di atas permukaan yang
lembut, dan sedikit terlindungi/terganjal (dengan kain)
Beberapa komentator Kafan itu menyatakan bahwa lengannya
mungkin diikat bersama pada pergelangan. Tetapi tali seperti itu
akan mengaburkan pendarahan pada pergelangan, yang dapat
sangat terlihat pada kain itu. Monsignor Giuliu Riee, seorang anggota
Pusat Penelitian Kafan tsb. di Roma, memiliki solusi sendiri atas
persoalan itu: dia beranggapan bahwa Kafan itu sendiri diikatkan
dengan kuat di sekeliling mayat yang sangat kaku dan diikat secara
aneh dengan tali dari sebelah luar. [30] Tetapi penjelasan ini sama

Tubuh tidur terlentang sangat rata pada permukaan yang rata, dan
sedikit diganjal dengan bantal (dari kain).

264
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

sekali tidak berarti, karena jejak jelas menunjukkan bahwa Kafan


itu awalnya dibentangkan mendatar, baik di bawah maupun di atas
tubuh itu. Kalau tidak penyimpangan yang besar pada lebarnya
akan jelas (membuat pengamatan komputer tidak mungkin).
Kenyataan bahwa nyatanya tidak ada mayat yang kaku pada
saat Yesus diturunkan dari Salib merupakan bukti yang cukup
bahwa dia tidak mati. Dan bahkan bukti yang lebih meyakinkan
diberikan oleh bercak darah yang nampak pada Kafan itu.
Karenanya, dua penderitaan pendarahan terpisah bisa dengan
jelas dibedakan. Pertama, ada jejak darah yang mengalir ketika
Yesus dipaku di tiang Salib. Kedua, ada bekas darah segar yang
mengalir dari tubuh itu ketika Yesus telah dibaringkan mendatar
dalam kain itu!
Untuk mengambil bercak darah di kepala lebih dahulu: titik
tajam duri yang banyak yang ditekan dengan penuh penghinaan
terhadap kepala Yesus telah meninggalkan tusukan menit, kecil
tetapi menembus, dalam kulit tipis di kepala. Selama ‘mahkota
duri’ ada di kepala, duri itu menutup luka kecil (diameter antara
1 dan 2 mm) dengan sungguh baik. Sejumlah kecil darah yang
akan keluar dari melalui duri itu membeku seketika dan mengeras
di rambut, dan inilah kasus di semua luka yang lebih kecil. Tetapi
di bagian belakang, gambar di Kafan menunjukkan dengan jelas
bahwa banyak bekas darah dalam ukuran yang lebih besar dan
mengalir ke semua arah. Darah ini jelas menetes di kain ketika
tubuh itu dibaringkan di atas linen hanya sesaat setelah duri
diambil. Pembuluh darah dalam kulit tipis kepala sangat banyak
tetapi sangat kecil, dan tetap dialiri darah selama sistem peredaran
masih utuh. Pada orang yang meninggal, segera setelah jantung
berhenti, darah ditarik dari pembuluh kapiler persis di bawah
permukaan kulit, mengubah kulit menjadi ‘sepucat’ mayat, dan
tidak ada darah yang dapat muncul dari luka seperti itu karena
darah dalam pembuluh menggumpal dengan segera.

265
YESUS DI INDIA

Pada potret Yesus dalam Kafan, bercak darah di dahi terlihat


dalam bentuk terbalik 3. Bentuk seperti itu hanya bisa terjadi jika
kepala sedikit diangkat dari posisi mendatar (sejenis bantal tidak
yang paling mungkin ditempatkan di bawah bagian belakang
kepala saat ia berbaring). Darah yang mengalir dengan lambat itu
lalu mengalir ke bawah pada lipatan dahi, mengumpulkan sedikit
lagi darah segar menyatu di bagian itu, memercik ke atas dan ke
bawah ke lipatan berikutnya di dahi. Luka dahi ini juga disebabkan
oleh mahkota duri, terletak pada titik paling atas seluruh tubuh
(terbaring mendatar). Meskipun mungkin darah itu mengalir dari
luka besar pada mayat pada kondisi tertentu, tidaklah mungkin di
bawah keadaan di bagian tertinggi dahi. Pendarahan seperti itu
hanya mungkin kalau sistem peredaran berjalan penuh!
Yang hampir sama jaraknya dari tanah sebagaimana dahi
adalah tangan, satu terletak di atas yang lainnya. Disini bukti khusus
bagaimana darah segar mengalir ke kain menambah darah yang
telah mengering. Tiga bekas darah dapat dengan jelas dibedakan
pada pergelangan tangan, mengalir ke arah yang berbeda.
Pengukuran sederhana terhadap siku memberikan indikasi yang
tidak membingungkan tentang bagaimana bekas darah ini berasal.
Tangan kiri terletak di atas tangan kanan dan menutup luka
pakunya, sehingga kalkulasi hanya meliputi luka yang terlihat di
tangan kiri. Ketika paku ditancapkan, sejumlah darah mengalir ke
kerut antara otot tegang di sepanjang lengan bawah dan akhirnya
menetes tegak lurus ke bawah, di bawah pengaruh gravitasi.
Bekas aliran kecil semuanya mengalir sejajar. Dari arahnya kita
bisa menemukan sudut tangan dalam hubungannya dengan balok
tiang Salib: sekitar 20°. Ini juga memungkinkan kalkulasi perbedaan
ketinggian vertikal antara sikap badan tegal lurus dan melengkung
di tiang Salib.
Tetapi berkaitan dengan posisi tangan disana tetap merupakan
suatu hal yang mendatangkan rasa keingintahuan yang besar. Dua
dari bekas darah yang utama menunjukkan sudut tangan saat

266
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

Luka-luka pada tangan: bekas bercak darah no 1 dan 2 benar-benar


kering (sama-sama tajam ujungnya) dan bermula sejak peristiwa
Penyaliban; akan tetapi bekas bercak darah no 3 baru mulai terbentuk
sejak tubuh diletakkan dalam posisi horisontal.

Yesus ada di tiang Salib, tetapi jarak darah ketiga dari asal titik
yang sama, sangat nampak berbeda di Kafan pada keseluruhan
sudut yang berbeda, dan belum disebutkan dalam penelitian para
komentator Kafan itu yang cukup dikenal. Kenyataannya mereka
telah menyimpan diam tentang hal itu–dan tidak ada keajaiban yang
nyata: bentuk dan arah jejak darah ketiga ini membuktikan bahwa
ini hanya bisa dibentuk setelah paku dilepas dari luka itu. Pelepasan
paku di pergelangan tangan membuat luka mulai berdarah lagi, dan
darah menyebar melewati tangan yang terbaring mendatar. Jelas
nampak bahwa tepi jejak darah ketiga didefinisikan jauh kurang
tajam daripada kedua jejak darah lainnya, menunjukkan bahwa
kedua jejak darah pertama telah mengering dan menjadi basah oleh
aloes pada kain itu, sedangkan jejak darah ketiga dikelilingi oleh

267
YESUS DI INDIA

lingkaran serum berair. Lingkaran serum semacam itu terbentuk


oleh aktivitas faktor serat pakaian yang ada dalam darah segar,
dan hanya nampak bila darah menggumpal di permukaan yang
lekukan dangkal dan tidak mengalir keluar dengan bebas. Selama
Yesus menggantung di tiang Salib, darah bisa mengalir dari luka,
meninggalkan jejak darah beku tanpa lingkaran serum dan dengan
tepi yang jelas.

Karena tubuh di atas salib dalam keadaan tegak lurus pada saat masih
sadar, dan terkulai pada saat sudah tidak sadar, dua posisi berbeda ini
dengan nyata sekali dapat dijelaskan secara matematik oleh perhitungan
sudut bercak tetesan darah pada tangan dan lengan.

Pada Kafan tangan kanan nampak sedikit lebih panjang


daripada yang kiri. Penyimpangan kecil pada gambar depan
ini menunjukkan bahwa linen tidak terbentang dengan kaku
melewati tubuh. Karena kain itu menunjukkan bentuk tubuh yang
melengkung, luka di pinggang juga meninggalkan jejak yang jelas.
Pada pandangan dari depan, bersebelahan dengan salah satu
tambahan pada bagian yang terbakar, jelas nampak ada jejak darah
yang mengalir dari luka di pinggang, dan yang mengental pada
Salib.
Sejajar dengan luka di pinggang, jejak darah yang mencolok
melintang melewati punggung. Darah itu nampak sangat berbeda

268
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

dengan darah di bagian depan


tubuh. Lagi ada tepian darah yang
jelas yang dikelilingi oleh lingkaran
serum, sebuah tanda pasti bahwa
ini juga darah yang mengalir saat
tubuh dibaringkan di atas kain itu.
Darah–dan ada jumlahnya yang
cukup–hanya dapat mengalir
di atas kain bila tubuh itu telah Darah terkumpul di bagian
dibaringkan mendatar. Sebuah lekukan pinggang antara
bagian tengah punggung
jejak darah akan mengalir ke dengan pinggul. Darah hanya
bawah ke arah daerah perut bagian bisa mengalir setelah tubuh
bawah. Darah ini pasti berasal telah diletakkan dalam posisi
horisontal.
dari luka di pinggang. Saat Yesus
terbaring di atas kain penyembuhan, torehan di bagian samping
bergeser ke atas. Para ilmuwan di Laboratorium Forensik East
Midlands menganggapnya paling tidak mungkin, namun bahwa
tusukan lembing di tempat luka pinggang bisa telah menyentuh
jantung. Mereka melihat tidak ada ancaman yang membahayakan
kehidupan sekalipun titik itu menembus kedalaman tertentu.
Lembing itu hanya akan menembus selaput yang mengarah ke
rongga dada, menyebabkan darah dan air mengalir keluar, cairan
air di dada telah terkumpul diantara paru-paru dan dinding dada
selama perlakuan kejam. [31]
Pada masalah luka Yesus di pinggang, seseorang pernah
bertanya kepada Dr. W. Bonte, seorang spesialis forensik dan
Direktur Institut Obat Forensik di Universitas Dusseldorf, apakah
darah dapat mengalir dari luka terbuka antara tulang rusuk kelima
dan keenam sekitar 10 cm tepat di tengah, dari mayat yang terbaring
terlentang, tanpa menggunakan tekanan mekanik dari luar. Luka
itu awalnya telah ditimbulkan saat tubuh tegak lurus, dan tubuh
itu kemudian dibaringkan terlentang. Untuk meyakinkan pendapat
yang benar-benar tidak bias, ahli tidak diberitahu ‘kasus kriminal’

269
YESUS DI INDIA

mana yang dilibatkan. Jawaban yang diberikan oleh ahli forensik


itu sangat informatif:
1. D
 arah mengalir spontan dari luka pada mayat hanya jika:
a) Luka yang terbuka terletak di bagian dimana darah telah
terkumpul (hypostasis) sebagaimana yang terbukti dari
hilangnya warna kulit (livor mortis), atau;
b) L uka yang terbuka membawa kepada lobang yang berisi
darah, darah itu masih encer (setidaknya sebagian), dan
tingkat lobang itu secara vertikal lebih tinggi dari tanah
dibanding luka yang menganga.
2. Tetapi, menurut uraian anda, luka yang menganga itu terletak
di dinding dada bagian kanan depan, sekitar 10 cm di sebelah
kanan garis tengah. Dengan mayat dalam posisi terlentang, ini
berhubungan sangat pasti dengan titik tertinggi dari mayat itu.
Jadi tak satupun kondisi/syarat di atas terpenuhi:
a) Pembukaan luka yang menganga bukan di bagian hypostasis,
dan
b) D
 arah tidak dapat mengalir keluar melalui luka dari rongga
dada kanan karena harus lebih dahulu naik melawan
tekanan cairan. Hal yang sama menahan sumber-sumber
pendarahan lainnya (paru-paru, pembuluh paru-paru, bilik
jantung.
3. Oleh karena itu saya mempertimbangkan evakuasi darah pasca
kematian dengan spontan dari celah luka di lokasi semacam itu
di luar pertanyaan itu.
4. Sebaliknya, aliran darah keluar dalam jumlah yang anda uraikan,
bersama dengan arah aliran itu, akan sesuai dengan anggapan
bahwa orang yang bersangkutan pada saat ini masih hidup.
Ini bukan tidak biasa ditemukan dalam praktik medis forensik,
bahwa darah mengalir dari luka yang menganga dalam posisi
yang sama seperti yang digambarkan disini dan dalam arah
aliran yang telah anda uraikan, dari korban yang masih hidup,

270
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

terbaring di atas punggungnya. Ini khususnya benar jika dalam


pembuluh arteri yang lebih besar bocor dan jika tekanan
darah memberikan vis a lergo (kekuatan dari bawahnya) bagi
gumpalan darah untuk naik melawan tekanan hidrostatis. [32]
Jawaban ini dari ahli yang tidak sadar akan subjek yang sulit
tentang kepada siapa pendapat ahlinya diberikan. Ini menunjukkan
bahwa analisa yang tidak bias terhadap fakta itu membawa kepada
hasil yang cukup berbeda dari hasil yang disajikan oleh orang-orang
yang ingin menggunakan Kafan itu untuk membuktikan bahwa
Yesus meninggal. Ketika Karl Herbst sesudah itu memberitahu
Professor Bonte tentang persoalan sebenarnya dari pendapat
ahlinya, dan memberi tahu dia beberapa argumen temannya,
jawabannya jelas: Saya tidak ingin merevisi penalaran saya yang
terdahulu. Dalam pandangan saya segalanya menunjukkan bahwa
peredaran belum berhenti. Tentu saya setuju dengan Professor
Bollone bahwa emisi darah dari luka tikaman di dada dapat terjadi
selama pemindahan jenazah dengan cara yang pasif demikian.
Tetapi kemudian orang harus bertanya apakah Kafan itu dibalutkan
mengelilingi tubuh itu ketika pemindahan dimulai. Dan jika itu yang
terjadi, tidak ada jejak ‘statis’ dan pola jejak yang akan terbentuk,
yang selalu membawa penjajaran topografis langsung dengan
tubuh yang terlentang. Saya akan lebih mengharapkan banyak jejak
dari hubungan menyeka/menyentuh, yang dilakukan dengan cara
terpencar yang acak dan tidak beraturan. Dalam pikiran saya pola
itu benar-benar menunjukkan bahwa orang yang bersangkutan
dibalut kain hanya pada pemakaman, dan paling mungkin dengan
dibaringkannya tubuh itu pertama kali di atas kain itu dan kemudian
menempatkan separuh kain lainnya di atas tubuh itu. Saya tidak
dapat melihat bagaimana emisi pasif dari jumlah darah yang lebih
besar dapat terjadi selama operasi pembaringan tubuh itu.’
Pendarahan yang parah juga terbukti dari luka yang disebabkan
paku yang menembus kaki. Di bagian belakang gambar jelas
bahwa darah dari luka mengalir turun ke tumit, berkumpul disana,

271
YESUS DI INDIA

dan karena darah segar masih terpompa keluar, mengalir ke kain


sebelah kanan.
Jejak darah sepanjang 17 cm terhenti karena darah itu naik
melawan lipatan kain, sebelum mengalir lebih jauh ke sebelah
kanan. Bagian terakhir dan jejak darah itu dapat ditemukan pada
ujung Kafan itu, dimana satu ujung lembaran terletak di atas
yang lain sehingga darah segar tidak bisa mengalir seperti ini dari
mayat yang telah mati selama beberapa jam. Fungsi jantung dan
peredaran masih utuh meskipun pernafasan mungkin telah sangat
berkurang.
Gambaran di daerah kaki
menunjukkan aliran darah
segar dengan sangat jelas.
Gerakan tubuh yang dibuat
saat membaringkan tubuh
itu menyebabkan luka yang
menganga mulai berdarah lagi,
dan darah itu menyebar ke
segala arah. Jejak gelap bekas
aliran darah menunjukkan bahwa
darah mencapai kain hanya
setelah pemakaman. Karena kain
itu terendam dalam aloe damar
pada titik yang menyentuh kulit,
darah tidak bisa diserap ke dalam
kain tetapi menyebar melewati
permukaannya.
Bekas bercak darah
yang terdapat pada kaki Jejak darah di kaki
menunjukkan dengan jelas menunjukkan bagaimana darah
sekali bagaimana darrah
menyebar ke segala arah pada menyebar ke semua arah di atas
permukaan kain kafan setelah permukaan Kafan setelah tubuh
tubuh diturunkan dari tiang diturunkan dari Salib
Salib.

272
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

Untuk menentukan kematian klinis merupakan kesulitan bagi


para dokter bahkan sampai sekarang. Penggunaan obat modern
misalnya dapat menyebabkan koma yang mendalam yang bisa
menimbulkan kesalahan diagnosa. Metode yang terkenal untuk
menentukan kematian dulu dibuat dengan merobek tumit atau
pergelangan tangan. Jika darah arteri mengalir, sistem peredaran
masih berjalan. Mayat tidak berdarah!
Dalam kasus Yesus, ada sejumlah dua puluh delapan luka yang
terus mengeluarkan darah bahkan setelah dia diambil dari Salib.
Ini membuktikan bahwa Yesus mungkin belum meninggal ketika
tubuhnya dibaringkan dalam makam.

Makam–Batu yang Terbuka

Dari peristiwa bahwa Yesus terlihat menggantung tidak


sadarkan diri di atas tiang Salib, Joseph tergesa-gesa untuk
menyelamatkan tubuh sesegera mungkin yang dapat dilakukan
manusia. Dia menggunakan seluruh pengaruhnya pada Pilatus
untuk mendapatkan pelepasan dini. Bahkan satu sumber Injil
menyatakan bahwa Joseph yang kaya membayar suap yang besar
untuk mempercepat hal itu. [33] Ini tidak berarti tidak mungkin.
Joseph terdesak waktu dan sesuatu akan diputuskan kepadanya
jika dia tidak memangkas proses birokrasi yang lambat itu. Orang-
orang yang disalib bersama Yesus kakinya patah, tetapi pada kasus
Yesus centurion hanya memeriksanya dengan tusukan lembing
bahwa dia sudah meninggal. Pilatusmelepaskan ‘jenazah’ itu, dan
segera Joseph dan Nicodemus mengambil Yesus dari Salib dan
membawanya ke makam dalam batu di dekat tempat itu.
Dalam pengasingan di makam gua besar, persiapan untuk
penyembuhan Yesus berlangsung di langkan di tengah lantai.
Minuman opium membantunya tidur lelap tanpa merasa sakit. Dia
dibungkus dengan tumbuhan obat yang banyak untuk membuat

273
YESUS DI INDIA

lukanya sembuh lebih cepat. Tetapi Joseph dan Nicodemus tahu


mereka tidak bisa meninggalkan Yesus dalam makam untuk waktu
yang lama orang-orang Yahudi sangat curiga telah mengkhawatirkan
bahwa para pengikut Yesus mungkin telah mencuri tubuhnya untuk
berpura-pura telah terjadi kebangkitan ajaib. Menurut Matius
(27:62-66), mereka meminta Pilatusuntuk menyuruh seseorang
menjaga makam itu. Mereka tidak dapat mengawasi makam adalah
membiarkan Yesus di luar dan tak terawasi. Tidak mungkin pada
jarak waktu itu untuk memberitahukan apakah pengawal Romawi
benar-benar ditugaskan di makam itu, meskipun Matius sendiri
mengatakan begitu. Tetapi mungkin bahwa ini dimasukkan dalam
naskahnya untuk menambah pengaruh dramatis atas munculnya
malaikat. Keinginan Yahudi yang mendesak untuk menjaga mayat
itu nampak ganjil bagi orang Romawi, dan sangat tidak mungkin
mereka memenuhi permintaan semacam itu.
Setidaknya untuk selama hari Sabbath, tim itu punya waktu
untuk merawat Yesus. Meskipun segera setelah mampu dia harus
cepat pergi ke tempat lain, untuk menghindari persoalan lebih
lanjut dari penguasa Yahudi.
Ketika para wanita datang ke makam dengan minyak untuk
upacara peminyakan, pada hari pertama minggu itu, mereka
menemukan batunya telah bergeser ke samping dan peti itu
kosong. Mari kita lihat apa yang dikatakan cerita Injil. Lukas menulis:
Sekarang pada hari pertama pekan itu, pagi-pagi sekali
mereka datang ke makam, membawa rempah yang
telah mereka persiapkan, dan keperluan lainnya bersama
mereka.
Dan mereka menemukan batu telah tergeser dari makam/
kubur.
Dan mereka masuk, dan tidak menemukan tubuh
TuhanYesus.
Dan itu berlalu, ketika mereka kebingungan disana,

274
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

melihat, dua pria berdiri di dekat mereka dengan pakaian


yang berkilauan.
Dan ketika mereka takut, dan menundukkan wajah
mereka ke tanah, kedua orang itu berkata kepada mereka,
Mengapa kalian mencari orang yang masih hidup diantara
orang yang mati?
(Lukas 24:1-5).

Markus menceritakan hal itu seperti ini:


Dan ketika mereka lihat, mereka melihat bahwa batu telah
tersingkir: karena batu itu sangat besar.
Dan masuk ke makam, mereka melihat seorang laki-laki
muda duduk di sebelah kanan, berpakaian panjang warna
putih; dan mereka takut. Dan dia berkata kepada mereka,
Jangan takut;
Kalian mencari Yesus dari Nazareth, yang disalib: dia
dibangkitkan; dia tidak ada disini; lihatlah tempat dimana
mereka dia dibaringkan.
(Markus 16:4-6)

Setelah apa yang disebut ‘kebangkitan’-nya Yesus dikatakan


masuk melalui pintu yang terkunci dan muncul menjadi keterkejutan
para pengikutnya (Yahya 20:19-26). Jadi mengapa, nampak ada
hubungannya menanyakan, apakah batu besar menggelinding
dari ke samping dari pintu masuk makam, dari tempat dimana
‘kebangkitan ajaib’ ini dianggap terjadi? Mungkin telah ada
keajaiban yang lebih mengherankan yang terjadi jika batu itu
digeser untuk membiarkan para wanita itu masuk dengan minyak
untuk upacara peminyakan hanya kemudian harus ditemukan
bahwa Yesus telah menghilang dari bilik tertutup. Makam yang
terbuka itu menjadi bukti bahwa seseorang telah bertindak cepat
dan mengeluarkan Yesus dari makam. Teman-teman Essene nyata-

275
YESUS DI INDIA

nyata masih di makam–Pria yang menurut Lukas dengan pakaian


berkilauan, pria muda yang menurut Markus berpakaian putih.
Jubah putih berkilauan itu menunjukkan bahwa mereka orang
Essene. Yesus mungkin telah dibawa keluar sesaat sebelumnya.
Karena festival Paskah Yahudi selalu bersamaan dengan bulan
purnama, tentu mudah untuk bepergian di malam hari dengan
diterangi sinar bulan. Mungkin kaum Essene yang tinggal di
belakang disana mencari sesuatu dan menutup makam itu. Para
wanita yang kaget menerima jawaban yang jelas dari kaum Essenes
atas pertanyaan mereka: Yesus telah bangkit lagi–yaitu, keluar dari
keadaan koma karena obat yang diberikan. Naskah Lukas bahkan
lebih jelas: ‘Mengapa kalian mencari orang yang masih hidup
diantara orang yang sudah mati?’ Apakah itu tidak meminta kita
untuk percaya bahwa Yesus masih hidup, bahwa hal yang mungkin
untuk menyelamatkannya? Apakah ini bukan pesan penting yang
kita dapatkan dari bacaan Injil ini?
Yahya yang tidak melaporkan episode dengan wanita di
kuburan, menghubungkan secara rinci peristiwa yang nampaknya
pasti telah terjadi sebelum para wanita itu tiba (Yahya 21:1-18). Mary
Magdalene datang ke makam pagi-pagi sekali, ketika hari masih
gelap, dan melihat batu telah tergeser. Terguncang, dia berlari
menemui Peter dan Yahya, dan meratap bahwa seseorang telah
mengambil Tuhan dari kubur. Ketika pasangan itu tiba di makam
dan masuk, mereka hanya melihat kain linen: tidak ada jejak Yesus
dimanapun. Mary Magdalene, yang berdiri di depan makam,
bertanya kepada tukang kebun apakah dia telah membawa
pergi tubuh itu. Ketika tukang kebun itu menyebut namanya, dia
menyadari bahwa itulah Yesus.
Luar biasa bahwa Mary Magdalene salah melihat Yesus
sebagai seorang pekebun. Apakah dia seorang yang dibangkitkan
dalam keagungan–seorang tokoh yang tidak dikenal oleh teman
terdekatnya dan dianggap oleh dia sebagai tukang kebun? Apakah
mungkin yang terjadi hanyalah mereka baru saja membawa Yesus

276
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

keluar ketika Mary Magdalene muncul. Jadi untuk tidak menarik


perhatian, mereka memberi pakaian Yesus dengan pakaian yang
sangat sederhana seperti yang biasa dipakai seorang tukang kebun.
Yesus yang lemah mungkin telah diberi peralatan kebun sebagai
pengganti sementara dengan tongkat untuk berjalan sebagai
sandaran. Semua faktor ini bisa bercampur aduk. Dan lagi, para
tukang kebun berkulit gelap atau coklat karena mereka bekerja
di bawah terik matahari. Wajah Yesus membengkak karena luka,
larutan aloe dan myrrh meninggalkan warna coklat yang khas. Pasti
inilah mengapa Mary Magdalene tidak mengenali tuannya/gurunya
dalam temaram cahaya pagi, dan bukan karena dia menampakkan
dalam tubuh ‘berubah rupa’ sebagai orang yang dibangkitkan.
Injil Peter yang masih diragukan menggambarkan bagaimana
pengawal di makam melihat tiga laki-laki muncul dari makam ‘dan
dua dari mereka menopang satunya. Apakah orang yang bangkit
dalam keagungan perlu ditopang. Tentu tidak–tetapi orang yang
terluka yang harus diselamatkan, dan yang baru saja sadar dari
koma, yang seperti itu.
Setelah menghubungkan peristiwa-peristiwa ini, Injil dalam
bacaan mengenai Yesus, menjadi tipis dan kurang dapat dipercaya,
karena dari sisi Injil-injil itu terjerat mitos ‘kebangkitan’ dan dalam
interpretasi teologis dengan Yesus dikaitkan dengan Kristus yang
bangkit. Tetapi satu hal yang pasti, Yesus bersama dengan para
muridnya lagi untuk sementara mungkin di Yerusalem, tetapi
utamanya di Galilee.
Kesimpulan yang sangat persis dapat diambil tentang
peristiwa yang terjadi selama masa waktu setelah menghilangnya
Yesus di makam, karena gambaran yang diberikan sangat kacau.
Bahwa ada tiga hari yang dikatakan telah berlalu antara Penyaliban
dengan kemunculan kembali hanya berhubungan dengan periode
mistik yang memainkan peran dalam cerita kebangkitan yang lebih
tua. Yesus mungkin telah dirawat dengan baik dalam waktu yang
lebih lama, sampai dia perlahan-lahan menampakkan di depan para

277
YESUS DI INDIA

pengikutnya. Dalam suatu hal, pertemuan seperti itu nampak selalu


dalam waktu yang pendek dan rahasia. Dia tidak bisa menampakkan
dirinya di depan umum tentunya, atau dia akan ditangkap lagi.
Kemunculannya nampak telah sangat dipengaruhi oleh lukanya–
wajahnya mungkin sangat bengkak untuk sementara waktu–saat
itu teman-temannya sulit mengenali dia saat melihatnya.
Berkaitan dengan kemunculan Yesus kepada para pengikutnya,
penting untuk diingat bahwa mereka tercatat dalam tulisan dengan
cara yang cocok dengan teolog tentang ‘kebangkitan’-nya, seperti
yang dibangun setelah peristiwa itu. Seluruh Bab 21 dalam Injil
Yahya, yang berisi kemunculan Yesus di dekat Laut Tiberia, adalah
karya seorang penulis yang tidak menulis bagian lainnya, dan telah
semata-mata dilampirkan. Bab itu nampaknya ditulis oleh Yahya
si biarawan, dan telah dimasukkan dalam tulisan Yahya si murid
kesayangan Yesus atas pertimbangan namanya yang sama. [34]
Segera setelah Penyaliban, murid-murid Yesus kembali dengan
sedih ke tempat mereka semula. Simon Peter, Thomas, Nathanael
dari Cana, dan anak-anak laki-laki Zebedee melanjutkan memancing
(Yahya 21:2). Hanya ketika Yesus memberitahu mereka dia akan
menemui mereka di Galilee mereka terbakar dengan antusiasme
segar (Matius 28:10).
Mulainya kembali dia dengan teman-teman perjalanannya
disajikan sebagai ‘kemunculan’ karena Yesus dikatakan telah
masuk ke tengah-tengah mereka melalui pintu yang terkunci–dan
kenyataan fisik–mayat Yesus ditekankan pada saat yang sama.
Para murid tercengang: kebanyakan dari mereka mungkin belum
diberitahu tentang operasi penyelamatan yang dilakukan oleh
Joseph dan Nicodemus, yang tidak termasuk dalam lingkaran
mereka. Hal terakhir yang dilaporkan Injil tentang Yesus, tak lama
sebelum keberangkatannya dari Palestina [35] adalah usaha kerasnya
untuk menjelaskan kepada para murid sekali dan untuk selamanya
bahwa dia telah bertahan dari Penyaliban dan dia sembuh. Tetapi

278
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

awalnya para murid menganggap dirinya hantu:


Dan berkata kepada mereka, Mengapa kalian bingung?
Dan mengapa pikiran itu muncul dalam hati kalian?
Lihat tanganku dan kakiku, bahwa inilah aku: pegang aku
dan lihat; untuk jiwa yang tidak punya daging dan tulang,
seperti yang kalian anggapkan kalian terhadapku.
Dan ketika dia berkata begitu, dia menunjukkan kepada
mereka tangan dan kakinya. Dan sementara itu mereka
belum percaya untuk gembira, dan khawatir, dia berkata
kepada mereka, Apakah disini ada daging?
Dan mereka memberinya sepotong ikan panggang.
Dan dia mengambilnya, dan benar-benar memakannya di
depan mereka
(Lukas 24:38-43)
Yesus ingin sekali menunjukkan kepada para pengikutnya
bahwa tubuhnya benar-benar ada di dunia, persis seperti
sebelumnya. Dia menekankan kehadirannya secara fisik dengan
mengizinkan mereka menyentuhnya, dan dengan memakan
makanan, dan memberitahu mereka bahwa dia bukan hantu. Untuk
membuktikan bahwa tubuhnya belum ‘berubah’ sama sekali, dia juga
menunjukkan bekas-bekas lukanya dan bahkan meminta kepada
Thomas yang kebingungan untuk menyentuh luka di pinggangnya
dengan tangannya. Kemudian dia mengungkapkan dirinya saat
mereka duduk di meja, dan mengkritik kurangnya kepercayaan
mereka dan kebandelan mereka karena tidak mempercayai
mereka yang telah melihatnya setelah kebangkitannya kembali
(Markus 16:14). Bahwa Yesus ada disana sebagai orang bukanlah
hasil kesalahan administratif, bukan tipuan, bukan ilusi; tubuhnya
adalah manusia seperti mereka, tak ada perubahan dan tak ada
sorotan bintang atau hantu–inilah pesan yang ia coba sampaikan
kepada para muridnya.

279
YESUS DI INDIA

‘Bangkit’ atau ‘Bangun’?


Sebuah perbandingan kosakata aktual dalam Injil Yahya dan
dalam Injil Sinopsis menghasilkan rekonstruksi yang sangat rinci
tentang peristiwa itu. Di langkan sekitar bagian rendah di lantai
gua makam, sejumlah pakaian (othonia) terbuat dari untaian linen
(sindon) yang tidak kering (kathara) dibentangkan. Suatu larutan
tumbuhan obat aloe dan myrrh digunakan untuk tubuh Yesus
yang telanjang dan tidak sadar, yang kemudian dibaringkan di atas
kain memanjang. Ujung kain itu diangkat dan dilipat ke belakang
untuk menutup tubuh itu. Dengan begitu, seluruh tubuh tertutup
(entylisso). Jumlah zat pengharum dalam pakaian (sekitar 45 kg)
membuat buntalan tapal yang sangat besar dan berat sehingga
tubuh itu terbalut dengan kuat dan utuh (eneileo) seolah dalam
selimut kapas yang sangat besar dan kuat.
Jika kita sekarang membaca kembali bacaan dalam Injil Yahya
bahwa keterangan peristiwa sekitar penemuan makam kosong
(Yahya 21:1-18), melahirkan pikiran tentang rekonstruksi yang
diuraikan begitu rupa, makna sepenuhnya secara otomatis menjadi
jelas.
Pertama Mary Magdalene berlari kepada Peter dan murid
kesayangan Yesus dan bercerita kepada mereka bahwa seseorang
telah memindahkan tubuh Yesus dari makam. Apa yang tidak ia
katakan adalah bahwa tubuh itu mungkin telah dicuri: pernyataannya
netral tentang masalah bagaimana Yesus telah menghilang dari
makam. Kita bahkan tidak diberitahu mengapa Mary Magdalene
pergi ke makam itu begitu pagi saat masih gelap. Yahya tidak
mengatakan bahwa dia ingin meminyaki mayat itu, seperti yang
Injil Sinopsis katakan tentang para wanita yang diuraikannya.
Ketika bicara kepada Peter dan Yahya, dia hanya mengatakan,
‘Mereka telah mengambil Tuhan keluar dari kuburan.....’ Ini seolah
orang yang ia ajak bicara mengetahui siapakah ‘mereka’ yang ia
maksudkan.

280
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

Berdasarkan kalimat pertamanya, rekonstruksi lebih lanjut


tentang peristiwa itu mungkin dan masuk akal. Selama malam
itu, setelah pembungkusan dengan tumbuhan obat di tangan,
Joseph dan Nicodemus mendatangi beberapa pengikut Yesus.
Terutama mereka mendekati Mary Magdalene, Simon Peter dan
Yahya, yang bisa dianggap sebagai teman dekat. Mereka dengan
ringkas menjelaskan kepada ketiganya peran yang telah mereka
mainkan, dan bahwa mereka berusaha menyelamatkan Yesus dari
kematian dengan bantuan teman-teman dari Essenes. Haruskah
usaha mereka berhasil, mereka yang mendengarkan terkejut dan
mulai berharap lagi. Tetapi apapun yang terjadi, Yesus telah diambil
sesegera mungkin dari tempat persembunyiannya sekarang yang
tidak aman, dan membawanya ke tempat yang aman, jauh dari
mata awas para biarawan Yerusalem. Untuk berkata lebih mungkin
akan membahayakan segalanya. Setelah itu mungkin bahwa salah
satu muridnya akan ditangkap, dan jika disiksa akan membongkar
rencana mereka.
Mary Magdalene heran dan gembira sekali atas apa yang ia
dengar, tidak bisa menahan dirinya untuk waktu yang cukup lama.
Dia berangkat ke makam untuk melihat sendiri kebenaran kata-kata
Joseph. Disana dia menemukan batunya tergeser dari pintu masuk,
dan segera kembali kepada keduanya untuk menjelaskan bahwa
hal itu terjadi. Seperti yang telah dikatakan Joseph, ‘mereka’–dia
dan para pembantunya–telah membawa Yesus dari makam itu.
Dia cepat menambahkan, ‘dan kami tidak tahu dimana mereka
meletakannya’. Jika dia berbicara tentang perampokan kuburan,
kata-kata tambahan ini tidak ada artinya sama sekali. Korban
perampokan jelas tidak berharap untuk mengetahui dimana
barang yang dicuri telah diambil. Dia terbukti menunjuk kepada
orang Essenes yang setelah menunggu selama yang mereka bisa
sementara masih tersamar dalam kegelapan, telah mengambil
langkah pertama untuk membawa Yesus pergi.
Sekarang giliran kedua murid itu menjadi sangat terkejut, dan

281
YESUS DI INDIA

mereka menuju ke makam dengan berlari. Yahya muda lebih cepat


dan sampai pintu masuk lebih dahulu, dia lalu merayap masuk.
Tetapi Peter yang jujur terus memasuki gua makam dan melihat
ke sekitarnya. Dia melihat tumpukan kain dan terpisah dari itu,
terlihat rapi kain penyembuhan yang telah disebutkan Joseph.
Hanya pada titik ini Yahya juga berhasil memasuki makam, dan
seperti yang dilaporkan, ‘dia melihat, dan percaya’. Bacaan yang
paling menarik ini biasanya dianggap sebagai dasar doktrin Kristen
tentang Kebangkitan. Tindakan ‘melihat dan mempercayai’ dalam
hal ini–tindakan yang menduduki tempat penting dalam teologi
Johannine–biasanya ditafsirkan sebagai memberikan kesegaran
dan kenyataan mutlak pada Kebangkitan Yesus. Pada saat yang
sama, menurut penulis Injil, hanya murid kesayangan yang ‘melihat
dan percaya’; Peter hanya ‘melihat’. Ayat berikutnya memberikan
solusi: ‘Karena mereka belum tahu Injil, bahwa dia pasti bangun
kembali dari kematian.’
Mungkin untuk menyatakan bahwa pada saat Injil Yahya
ditulis, doktrin Kebangkitan, seperti yang dirumuskan oleh
Paul (khususnya dalam bab 15 dari surat pertamanya kepada
Corinthians), umumnya telah diterima oleh orang Kristen awal.
Oleh karena itu menjadi hal yang alami bahwa penulis Injil, yang
mendapatkan faktanya sebagai (atau dari) saksi mata, prihatin
tentang penyajian peristiwa itu secara teologis dengan cara yang
benar. Jadi dia memaafkan Peter karena tidak segera mempercayai
setelah melihat apa yang ia lihat, karena setelah itu dia belum sadar
akan naskah Injil dimana Kebangkitan telah diramalkan.
Tetapi kita harus ingat bahwa tulisan Yahya kebanyakan
bagiannya ada dua tingkatan berbeda: yang satu nyata dan yang
lain tidak jelas. Dalam hal ini, dia tidak benar-benar berbicara
tentang kematian dan kebangkitan, tetapi tentang penyelamatan
Yesus. Jadi mari kita lihat sejenak pada bacaan Injil yang tidak
diketahui para murid.
Tidak mungkin untuk mengidentifikasi: kebanyakan sumber

282
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

Injil setuju bahwa menurut Kisah Rasul-Rasul 2:25-28 seharusnya


Psalms 16:8-11. Ayat-ayat dari Psalms itu berbunyi:

Aku telah menempatkan Tuhan selalu dihadapanku:


karena dia ada di tangan kananku, aku tidak bergerak.
Oleh karenanya hatiku senang, dan kemuliaanku gembira:
dagingku juga seperti yang kuharapkan.
Karena kau tidak akan meninggalkan jiwanya di neraka;
juga tidak akan membiarkan menderita karena Orang Suci
melihat kejahatan.
Engkau akan menunjukkan jalan kehidupan padaku: dalam
kehadiranmu penuh kesenangan; di tangan kananmu ada
kesenangan yang lebih banyak lagi.
Apakah ini janji Kebangkitan, seperti yang diterangkan oleh
sumber Injil? Cobalah seperti yang mungkin dilakukan, tidak
mungkin melihat disebutkannya kebangkitan disini. Sungguh
bertentangan. Prasyarat Kebangkitan, seperti yang Paul tekankan,
adalah kematian. Orang dapat menggunakan kata sifat ‘bangkit’
hanya untuk menggambarkan orang yang telah meninggal. Pada
dasar inilah bahwa orang Kristen mengatakan dalam pernyataan
keimanannya (Syahadat), Yesus meninggal dan kemudian ‘bangkit’
dari kematian. Tetapi Psalms mengatakan lebih pada selamat dari
kematian. Peter salah menafsirkan ini dalam merujuk pada hal itu
saat menjelaskan rahasia Pantekosta sebagai janji kebangkitan
(Kisah Rasul-Rasul 2 : 25-28). Mungkin ada sesuatu dengan
ketidakpercayaannya ketika dia melihat kain linen di makam,
karena dia tetap setia kepada tradisi mistik tentang Kebangkitan.
Karena mengambil kenyataan sebagaimana adanya, ‘melihat dan
percaya’ dari para murid hanya bisa dipahami kalau kepercayaannya
terhadap apa yang dikatakan Joseph dari Arimathea. Murid
kesayangan melihat bahwa tidak ada yang dikuburkan di liang
kubur, dan kain yang terpisah menjelaskan baginya pernyataan

283
YESUS DI INDIA

bahwa Yesus masih hidup. Oleh karenanya dia percaya bukan pada
Kebangkitan tetapi pada penyelamatan Yesus! Itulah kunci pada
bacaan Injil ini.
Mungkin bahwa suasana Kebangkitan dalam akar kata Kitab
Injil dari tradisi yang sadar akan usaha menyembuhkan Yesus.
Karya yang menantang ahli bahasa dan teolog Bapa Gunter
Schwarz telah mengungkapkan pandangan baru yang menarik
tentang masalah itu. Untuk istilah ‘bangkit’ dan ‘kembali hidup’
yang ditemukan pada terjemahan Injil, adalah bahasa Aramaic,
seperti yang dibuktikan Dr. Schwarz, dari akar kata kerja berarti
‘menyadarkan’! [36]
Schwarz menjelaskan,
Bukti kebahasaan bersifat konklusif: bukan ‘kebangkitan’
tetapi ‘kesadaran kembali’ adalah satu-satunya makna
yang mungkin bagi kedua kata Aramaic itu, yang salah
satunya telah digunakan Yesus. Saya mengacu pada
sinonim kata achajuta dan techhijjuta. Kedua kata benda
itu berasal dari kata kerja chaja ‘hidup’, dan akibatnya
bermakna–saya ulangi–‘kesadaran kembali’, dan bukan
yang lain. [37]
Penemuan ini sangat sensasional dan segera memberikan
makna pada naskah Injil yang sejauh ini sangat cocok dengan
analisa kami. Bahkan kata dalam bahasa Yunani pada Perjanjian
Baru tidak berhubungan dengan akar makna dari konsep asli dalam
bahasa Aramaic maupun dengan makna ‘kebangkitan’ seperti
yang tercantum dalam penggunaan Kristen: anbistemi berarti
‘membangunkan’, ‘membangkitkan’ (transitif), dan ‘bangun’,
‘muncul’ (intransitif); anastasis berarti ‘naik’. Hanya dengan
interpretasi Kristen yang kemudian adalah anbistemi yang dibuat
berarti ‘menghidupkan dari kematian’ (transitif) dan ‘naik dari
kematian’ (intransitif), dan anastasis ‘kebangkitan’. [38]
Dalam pandangan yang kita ketahui sekarang, mari kita

284
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN

pertimbangkan lagi bacaan dalam Markus dan Lukas dimana


wanita di makam itu diberitahu tentang hilangnya Yesus oleh
orang yang berpakaian putih. Markus menulis, ‘Dia berkata kepada
mereka, Jangan takut: Kalian mencari Yesus dari Nazareth, yang
disalib: dia dinaikkan, dia tidak ada disini: lihatlah tempat dimana
mereka membaringkannya’ (16:6, bandingkan dengan Matius
28:6, walaupun ada bukti nyata yang diberikan suatu setting yang
didramatisir melibatkan malaikat yang menunjukkan keajaiban yang
dibuat-buat, gempa bumi, dan penjaga makam yang ketakutan).
Pertayaan oleh laki-laki berjubah putih dalam Lukas, menanyakan
mengapa mereka mencari orang yang hidup di tengah orang
yang sudah mati (24:5), adalah sejenis mungkin. Yesus hidup, dia
diselamatkan, dia tidak berurusan lagi dengan makam, yang hidup
menjadi bagian dari yang hidup. Dia telah pergi ke Galilee, dimana
para pengikutnya dapat melihatnya/menemuinya lagi.
Kita telah melihat bagaimana Yesus kesulitan menjelaskan pada
para murid tentang kehadirannya secara fisik. Alasan untuknya ada
dua hal: Pertama, mayoritas muridnya belum diberitahu tentang
usaha untuk sadar kembali, dan karenanya yakin mereka melihat
mayat yang hidup kembali atau hantu. Dan kedua, kematian yang
diperkirakan dengan Penyaliban Yesus menandai titik berakhirnya
sejarah dan teologi. Kristen (doktrin tentang Kebangkitan) mulai.
Kehidupan Yesus sebagai manusia semakin dekat dalam hal ini,
dan menggantikannya, cerita Kristus–Realitas yang dipuji secara
mitos–bermula.

285
286
Bab Kesembilan
SETELAH KEBANGKITAN

Paul Bertemu Yesus di Damacus

Setelah sembuh dari siksaan Penyaliban, Yesus tinggal dalam


persembunyian. Dia tidak bisa lagi mengajar di masyarakat umum,
karena para penuntutnya akan segera mengenalinya dan mereka
tidak akan membiarkan dia lari untuk yang kedua kalinya. Dia harus
menyingkir dari ancaman yang dilakukan oleh musuh-musuhnya:
‘Dan dia membawanya keluar jauh ke Bethany, dan dia mengangkat
tangannya, dan memberkati mereka, dan itu berlalu, sementara dia
memberkati mereka, dia dipisahkan dari mereka, dan dibawa ke
surga. Dan mereka memujanya, dan kembali ke Yerusalem dengan
kegembiraan yang besar’ (Lukas 24:50-52).
Untuk menggambarkan suasana/adegan perpisahan, cara
terbaik adalah merekonstruksi peristwa-peristiwa di tempat
terjadinya. Dari luar kota Yerusalem jalan ke Bethany mendaki
cukup tinggi kaki pegunungan bagian selatan dari jajaran yang
mencakup Gunung Olives, sampai ke ‘Puncak Kenaikan’. Orang
yang berjalan di atas puncak dan turun ke sisi lain dengan cepat
menghilang dari pandangan.
Tetapi ada saksi mata untuk menguji bahwa Yesus tidak

287
YESUS DI INDIA

menghilang sekali dan untuk selamanya, dan yang kesaksiannya


tidak bisa dihilangkan keluar tangan sebagai sebuah pemalsuan:
yaitu Paul. Meskipun dia tidak secara pribadi hadir sebagai saksi
pada peristiwa setelah Penyaliban, dia bertemu Yesus suatu waktu
setelah ‘Kenaikan’–sebuah pertemuan yang mengubah seluruh
hidupnya.
Paulus (Saulus) menjadi salah satu penentang yang paling giat
dan fanatik terhadap gerakan Perjanjian Baru. Dia bahkan mungkin
telah mendengar rumor pada efek bahwa Yesus, meskipun
dianggap mati, melanjutkan aktivitasnya dalam persembunyian.
‘Dan Saul, menghembuskan ancaman dan pembantaian terhadap
murid-murid Tuhan, pergi ke biarawan tinggi, dan meminta dia
mengirimkan surat ke Damascus ke synagogue, bahwa jika dia
menemukan hal ini, apakah mereka laki-laki atau perempuan, dia
bisa membawanya dalam keadaan terikat ke Yerusalem’ (Kisah
Rasul-Rasul 9:1-2).
Setelah banyak penelitian yang intensif, psikiater Wilhelm
Lange-Eichbaum, [1] mampu menggambarkan potret pribadi Paul
yang rinci dalam karyanya yang terkenal Genius, Kegilaan, dan
Ketenaran. Dalam penampilan luar, Paul lemah, tidak mampu,
banyak keterbatasan, tetapi pada saat yang sama sifatnya keras,
pertapa, tidak sabaran dan memperturutkan kata hati. Semangat
yang ia tunjukkan dalam pembunuhan orang Kristen menggantikan
perasaannya sendiri tentang ketidakcakapan.
Sungguh sifat paling atraktif Paulinisme adalah suasana
penyelamatan dan pembebasan dari ketegangan batin (terutama
kebutuhan seksual dan ketakutan akan kematian). Paul memiliki
tenaga yang tiada batasnya dan cocok dengan keakuannya. Dia
menderita karena gangguan dan suasana hati, yang dia salahkan
pada setan/iblis. Para komentator sekarang telah menunjukkan
bahwa penyebab apa yang sering digambarkan sebagai ‘duri
dalam daging’ (2 Korintus 12:17, cf Galati 6:17), bukanlah epilepsi,
seperti yang dulu dikatakan, tetapi mungkin (dan tragisnya)

288
SETELAH KEBANGKITAN

homoseksualitasnya sendiri. Persoalan yang memberi dia


ketidaksukaan yang besar terhadap seks dan seksualitas bersama-
sama, sebuah penempatan/pembagian mendasar terhadap
perkembangannya akan doktrin pertapa tentang perkawinan
yang telah berubah menjadi pusat dari pikiran tentang wanita
dan seksualitas yang telah mendominasi sikap orang Kristen dari
sejak itu sampai sekarang. Yesus sebaliknya memiliki sikap yang
terbuka, hampir ‘modern’ terhadap wanita. Bertentangan dengan
pandangan misogynous tentang masyarakat kontemporer, dia
memiliki murid wanita dan mengajar wanita sebagaimana pria.
Tradisi yang diragukan mengatakan bahwa Mary Magdalene
dekat dengannya, dan salah satu temannya yang paling intim dan
pengikut paling setia. Keempat Injil juga melaporkan bahwa dialah
orang pertama yang melihatnya setelah penyaliban, tetapi Paul
memberikan daftar orang yang melihat Kristus disalib: daftar itu
tidak menyebutkan Mary Magdalene dan hanya mencantumkan
pria.
Pengalaman yang menakjubkan yang Paul jalani di dekat
Damascus adalah bukan semata-mata pandangan (bukan pula
halusinasi yang terbawa oleh serangan epilepsi, seperti yang sering
disebutkan):

Dan saat dia melakukan perjalanan, dia datang di dekat


Damascus: dan tiba-tiba disana disinari disekelilingnya
cahaya dari surga:
Dan dia jatuh ke tanah, dan mendengar suara yang
mengatakan kepadanya, Saul, Saul, mengapa kau
menyiksaku?
Dan dia berkata, Siapakah engkau Tuhan? Dan Tuhan
berkata, Aku Yesus yang kamu siksa: sulit bagiku untuk
melawan tusukan.
Dan dia gemetar dan berkata dengan heran, Tuhan, apa

289
YESUS DI INDIA

yang engkau perintahkan padaku untuk kulakukan? Dan


Tuhan berkata kepadanya, Bnagunlah, dan pergi ke kota,
dan ceritakan tentang aku itu yang harus kamu lakukan.
(Kisah Rasul-Rasul 9:3-6)

Sekarang Damascus ada di tengah Syria, dimana Yahudi telah


dibenci sejak pemberontakan Maccabes (165 SM), dan dimana
pusat spiritual Golongan Essene juga terjadi pada saat itu. Mungkin
Saul telah ambil bagian dalam memulai ritual itu, dan ‘dibutakan’
selama tiga hari (Kisah Rasul-Rasul 9:8-9) dengan minuman Soma.
Sossianus Hierocles adalah seorang pejabat penting Romawi;
gubernur Phoenicia, Lebanon, Bithynia, dan Mesir, dia bahkan di
jamannya dianggap penyiksa yang paling brutal dari komunitas
Kristen awal. Sebuah kalimat dalam bukunya To the Christians
berbunyi, ‘Setelah menyelamatkan diri [!] dari Yahudi, Kristus
mengumpulkan sebanyak sembilan ratus pria untuk merampok[2].
Kami telah mencatat orang semacam yang dikenal sebagai ‘bandit’
dan ‘perampok’ biasanya digunakan oleh pembicara Latin. Sungguh
mungkin bahwa komunitas Essene di Damascus memiliki anggota
sembilan ratus.
Paul dibaptis dan diperkenalkan dengan ajaran itu oleh Ananias
seorang pengikut Yesus yang tinggal di Damascus. Menurut Kisah
Rasul-Rasul 9, Ananias diminta oleh Yesus sendiri untuk menemui
Saul, tetapi dia lebih dahulu sangat enggan karena dia tahu catatan
si penyiksa itu. Yesus menghilangkan keberatannya dengan kata-
kata: ‘Pergilah: karena dia adalah bejana yang dipilih untukku,
untuk melahirkan namaku di depan Gentiles, dan raja, dan anak-
anak Israel: Karena Aku akan menunjukkan kepadanya betapa
besarnya penderitaan yang harus dia jalani demi namaku’ (Kisah
Rasul-Rasul 9:15-16).
Selanjutnya Paul akan menjadi penentang paling kuat terhadap
keyakinan baru. Dia merasakan pesona kepribadian Yesus, dan

290
SETELAH KEBANGKITAN

segera mengenali makna yang lebih luas dari tugas yang diberikan
Nazarene kepadanya. Bahkan dengan semangat yang lebih besar
daripada penyiksaannya terhadap Yesus dan pengikutnya, Paul
melanjutkan tugas menyebarkan interpretasinya sendiri atas
ajaran baru itu. Pertemuan antara Yesus dan Paul di Damascus
terjadi sekitar dua tahun setelah Penyaliban. Tidak kurang dari 300
km sebelah utara Yerusalem, Yesus harus merasa cukup aman dari
musuhnya dalam penjagaan kaum Essenes.

Perjalanan ke Surga
Asalkan komunitas relijius menerima pemujaan negara
Romawi, Roma mentolerir pelatihan praktik keagamaan lainnya.
Tetapi Yahudi memiliki hak khusus, dan dibebaskan dari harus
mengikuti pemujaan negara itu. Ekspansi pertama Perjanjian Baru
terjadi di bawah perlindungan peraturan kebebasan Yahudi. Tetapi
ketika menjadi jelas bagi Romawi bahwa pengikut Yesus memiliki
sedikit keterkaitan dengan Judaisme, dan mungkin menjadi
sejumlah penghasut politik, orang Kristen kehilangan semua
pernyataan toleransi, dan mulai muncul permusuhan. Awalnya,
komunitas Kristen disiksa oleh sistem negara Romawi hanya
pada tingkat lokal. Penyiksaan umum yang diatur negara tidak
berlangsung sampai pertengahan kedua abad ketiga.
Segera setelah Penyaliban, dendam Yahudi di Yerusalem
memaksa orang Kristen pertama untuk memperluas misi
universalnya menuju ke wilayah yang lebih luas dari kekaisaran
Romawi.
Kemudian, di Damascus Yesus dapat menikmati manfaat
perlindungan kaum Essene. Sekitar lima kilometer di luar Damascus
ada suatu tempat yang masih disebut Mayuam-i-Isa, (Tempat
diaman Yesus tinggal). Sejarawan Persia Mir Kawand menyebutkan
beberapa sumber yang menyatakan bahwa Yesus tinggal dan
mengajar disini setelah Penyaliban.

291
YESUS DI INDIA

Para pengikut ‘ajaran baru’ terus bertambah jumlahnya, tidak


sedikit karena usaha pribadi Yesus sendiri. Tetapi rumor tentang
adanya Yesus di Damascus–rumor yang sebenarnya diselidiki Paul,
setelah itu–akan menjadi semakin substansial, dan secara bertahap
menjadi terlalu berbahaya bagi Nazarene untuk terus bertahan di
provinsi Syria kekaisaran Romawi.
Tradisi Persia menceritakan bagaimana, sementara Yesus
tinggal di Damascus, dia menerima surat dari Raja Nisibis
di Asia Kecil, dimana raja meminta Yesus untuk datang dan
menyembuhkannya dari suatu penyakit. Yesus kemudian
mengirimkan murid terdekatnya Thomas, dengan pesan bahwa
dia sendiri akan segera menyusul. Dan tak lama setelah itu, dia
mengadakan perjalanan ke Nisibis dengan ibunya Mary. Di Jami-
ut-Tawarik, cendekiawan Persia Fakir Muhammad mengatakan
bahwa raja telah disembuhkan oleh Thomas sebelum Yesus tiba di
Nisibis dengan kelompoknya. Imam Abu Jafar Muhammad menulis
dalam dalam karya terkenalnya Tafsir-ibn-i-Jarir at-Tahri bahwa

Puing-puing istana kerajaan di Nisibis, sekarang Nusaybin. Perbatasan


antara Syria dan Turki melintasi dengan tepat area penggalian.

292
SETELAH KEBANGKITAN

tinggalnya Yesus di Nisibis menunjukkan bahaya besar kepada


kaum Nazarene, dan bahwa itu adalah risiko hidupnya bila dia
muncul di muka umum. [3]
Dari Nisibis Yesus pertama pergi ke barat laut. Acts of Thomas
yang masih diragukan menghubungkan bahwa Yesus mengunjungi
istana Raja Andrapa, dimana dia tiba-tiba muncul selama perayaan
perkawinan putri. Andrapolis ada di Paphlagonia (Iskilip modern, di
utara Anatolia), dan telah menjadi bagian provinsi Romawi, Galatia
sejak 7 SM. Perayaan perkawinan di istana kerajaan adalah adegan
pertemuan kembali rasul Thomas dengan Gurunya, karena mereka
jelas pergi kesana secara terpisah.
Thomas ditugaskan oleh Yesus untuk pergi ke India.
Tetapi dia tidak ingin pergi kesana, dan berkata dia tidak
dapat berpergian karena lemah daging. ‘Bagaimana aku,
seorang Yahudi, berpergian dan mengajarkan kebenaran
kepada orang-orang India? Dan seperti yang ia gambarkan

Puing-puing istana kerajaan di Andrapa, sekarang Iskilip di Turki.

293
YESUS DI INDIA

dan katakan, sang Penyelamat muncul kepadanya


pada malam hari dan berkata kepadanya: ‘Jangan takut
Thomas. Pergilah ke India dan ajarkan kata disana, karena
Keagunganku bersamamu.’ Tetapi dia tidak akan patuh
dan berkata: ‘Kirim aku kemana saja engkau inginkan,
tetapi tempat lainnya! Karena aku tidak akan pergi ke
India.’ (Acta Thomas I). [4]
Menurut Acta of Thomas (Kisah Rasul Thomas), Yesus setelah
itu menjual Thomas yang enggan sebagai budak ke pedagang India,
Abban, yang telah diminta oleh Raja Gundafor (Gondaphares)
untuk mencarikan seorang tukang kayu. (Penemuan timbunan
uang logam kuno menjelaskan bahwa Raja Indoparthian Gundafor
benar-benar di atas singgasana selama abad pertama). Yesus
menandatangani perjanjian dengan Abban, ‘menetapkan sejumlah
tiga pond perak yang tidak dicap’. Cerita yang tidak biasa ini
mungkin menunjukkan bahwa biaya Thomas ke India dibayar oleh
Yesus, dan dengan cara ini Yesus memastikan bahwa Thomas akan
sampai disana.
Seperti Injil Thomas yang masih diragukan, Acts of Thomas
asalnya berbahasa Syiria, dan dapat ditelusuri ke belakang pada
tradisi kegiatan missioner Thomas sendiri di Edessa. Tradisi itu
lebih lanjut memiliki itu bahwa selama abad keempat, lama setelah
rasul itu meninggal di dekat Madras di India selatan, jenazahnya
dibawa kembali ke Edessa. Acts of Thomas dan Injil Thomas sangat
berhubungan erat. Keduanya merupakan karya yang esoterik
(hanya dipahami oleh beberapa orang) dari jaman Gnotics yang
ditulis dalam bahasa Syiria Aramic (Syriac), dan digunakan pada
awal abad ketiga oleh Gnostic Manicheans (Mani lahir tahun 217).
‘Injil Thomas’ pertama disebut dan dikutip oleh Hippolytus (Ref. V
7,20) dalam laporannya tentang ‘Nazarenes’ sekitar 230 Masehi.
Nama rasul Didimus Judas Thomas berarti ‘Judas si Kembar’
(bahasa Yunani didymus dan Aramaic toma’ keduanya berarti
‘kembar’), dan mungkin mengindikasikan hubungan erat dengan

294
SETELAH KEBANGKITAN

Yesus. Dalam naskah Coptic, kata ‘kembar’ nampak bisa digantikan


oleh (dan karenanya sinonim) pernyataan ‘teman dan kawan’. Kisah
Rasul-Rasul Thomas menyatakan bahwa Thomas diberi hak untuk
tahu tentang rahasia Yesus yang paling dalam. Dalam bab 39, rasul
itu diberi gelar khusus, ‘Saudara Kembar Kristus, rasul Tertinggi,
dan calon anggota, seorang yang berbagi pengetahuan tentang
kata Kristus yang tersembunyi, kamu yang menerima pengucapan
rahasianya’. Dan dalam versi lain: ‘Kamu yang telah memiliki
pengetahuan tentang rahasia Kata dari Pemberi Hidup, dan yang
telah menerima Misteri tersembunyi Putra Tuhan’.[5] Karenanya
Thomas adalah penjaga (akar makna ‘Nazarene’) rahasia kata-kata
Yesus yang diungkapkan secara unik kepadanya.
Dalam Injil Thomas (dalam naskah Coptic Gnostic dari Nag
Hammadi), ada bacaan berikut:
Yesus berkata kepada murid-muridnya, ‘Bandingkan aku
dengan seseorang dan beritahukan padaku Aku seperti
siapa.’ Simon Peter berkata kepada Dia, ‘Engkau seperti
pembawa pesan yang benar’. Matius bertanya kepada-
Nya, ‘Engkau seperti pria yang seorang filosof yang
bijaksana.’ Thomas berkata kepada-Nya, ‘Guru, mulutku
sepenuhnya tidak mampu mengatakan seperti siapa
Engkau, ‘Yesus berkata, ‘Aku bukan gurumu. Karena
kamu telah mabuk, kamu telah menjadi mabuk dari
sumber air yang bergelembung yang telah aku berikan.’
Dan Dia mengambilnya dan menariknya dan mengatakan
kepadanya tiga kata. Ketika Thomas kembali kepada
teman-temannya, mereka bertanya kepadanya, ‘Apa
yang Yesus katakan kepadamu?’ Thomas berkata kepada
mereka, ‘Jika aku beritahu kepada kalian salah satu hal
yang dikatakan kepadaku, apakah kalian akan mengambil
batu dan melemparkannya kepadaku, dan api akan keluar
dari batu itu dan membakarmu.’
(Logion 13)[6]

295
YESUS DI INDIA

Thomas terbukti telah masuk ke dimensi pengetahuan yang


lebih dalam, dan sekarang nampak hampir sama dengan Kristus.
Konversi/perubahan yang disebabkan oleh para rasul
memainkan peran besar dalam Kisah Rasul-Rasul Thomas. Ada
banyak uraian tata cara permulaan yang meliputi unsur-unsur
sakramen. Perubahan yang baru ‘diperkuat’ dengan peminyakan
dengan minyak suci, dan dengan partisipasi dalam Eucharist
(Ekaristi). Hanya roti yang dimakan pada Misa atau Ekaristi ini
(atau Kerukunan Suci), karena piala yang dipakai dalam Misa
suci itu hanya digunakan untuk berisi air. Dalam bagian kedua
Kisah Rasul-Rasul Thomas, raja India, Misdai mengatakan bahwa
minyak, air dan roti adalah unsur-unsur dalam ‘sihir’ para rasul.
Calon yang dipanggil oleh seorang pembantu atau pelayan tangan
Tuhan, dikatakan memiliki Kekuatan Tuhan, dan dianggap sebagai
anggota lipatan itu. Menjadi ‘pembantu’ atau ‘pelayan tangan’
dalam kekuatan Tuhan menjelaskan bagaimana terjadi bahwa
Thomas ‘dijual sebagai budak’ kepada seseorang yang dipanggil
Abban (Abba, ‘Ayah’).
Pengangkatan dari saudara laki-laki biasa Kelompok Essene ke
yang lebih tinggi ‘Nazarene’ ditentukan dengan peminyakan kepala
dengan minyak suci, dan lebih lanjut meminyaki calon anggota
yang telanjang.
Nazarene harus nampak sangat mirip satu sama lain. Mereka
semua berpakaian jubah putih yang sama, dan semuanya
mengenakan rambut dan jenggot mereka dengan gaya yang
sama. Jadi mungkin bahwa istilah ‘kembar’, ketika digunakan
pada Thomas, hanyalah ilusi kepada kemiripan penampilan luar
antara kedua laki-laki itu. Mempertimbangkan kesalahan identitas
dalam Kisah Rasul-Rasul Thomas terbaca seperti komedi kesalahan,
meskipun Thomas adalah seorang yang sepuluh tahun lebih muda
daripada Yesus.
Pada malam perkawinan yang sama, Raja Andrapa

296
SETELAH KEBANGKITAN

menunjukkan rasul Thomas ke dalam bilik pengantin, sehingga


dia mungkin mengubah pasangan yang baru saja dinikahkan itu.
Setelah Thomas berdoa dengan pasangan itu, semua orang yang
lain meninggalkan kamar itu.
Tetapi setelah semua orang pergi dan pintu telah ditutup,
pengantin pria menyingkapkan korden bilik pengantin
untuk memanggil pengantin perempuannya. Dan dia
melihat Tuhan Yesus berbicara dengan pengantin wanita
itu, mirip Judas Thomas, yang telah memberkati mereka
dan meninggalkan mereka. Pengantin pria itu berkata
kepada Yesus: ‘Apakah engkau belum pergi? Bagaimana
engkau kembali masuk?’ tetapi Tuhan itu menjawab: ‘Aku
saudara laki-lakinya.’ Dan Tuhan itu duduk di atas tempat
tidur, meminta mereka untuk duduk di dipan, dan mulai
berkata kepada mereka : ‘Ingat, anak-anakku, apa yang
saudara laki-lakiku katakan kepadamu dan kepada siapa
dia menitipkan kalian....’
(Actae Thomas 11-12) [7]
Bab terdahulu (Bab 8) menggambarkan pertemuan antara
Thomas dan seorang wanita Yahudi yang memainkan flute pada
pesta perkawinan. Sejak jatuhnya kerajaan Israel (722 SM) mungkin
telah ada komunitas Israel yang tersebar di seluruh Timur Tengah.
Mungkin bahwa saat dia berpergian ke Timur, Yesus selalu mampu
menemukan sambutan diantara Anak-anak Israel, atau setidaknya
di simpatisan Israel, menurut Kitab Esther. Komunitas Israel itu
kemudian membentuk aliansi untuk melawan invasi Kaisar Trajan
(sekitar 115 Masehi).
Banyak nama-nama tempat di sepanjang Rute Sutera
menunjukkan keterkaitan dengan Yesus atau Mary (Maria),
khususnya pos-pos persinggahan. Di dekat ephesus, di pantai
barat apa yang sekarang dikenal sebagai Turki, misalnya, berdiri
‘Rumah Mary’. Mungkin Yesus dan ibunya singgah disana sebelum
melanjutkan perjalanan mereka ke arah timur.

297
YESUS DI INDIA

Sejumlah dokumen sejarah mengacu kepada tinggalnya Yesus


di Persia. Nama dan gelar Yesus berbeda dari negara ke negara
lainnya, dan tetap disesuaikan dari satu bahasa ke bahasa lainnya,
menurut kondisi dan tradisi setempat. Di tempat-tempat dimana
Yesus tinggal untuk waktu yang lebih lama, nama setempat
lebih mungkin dipertahankan selama bertahun-tahun. Setelah
itu semua, nampak bahwa lebih dari enam belas tahun berlalu
setelah Penyaliban Yesus sebelum dia tiba di Kashmir dengan
rombongannya.
Di Parthia, Yesus terbukti dikenal dengan nama Yus Asaf.
Makna nama itu diberikan dalam Farhang-i-Asafia, sebuah karya
kuno tentang sejarah Persia, yang menghubungkan bahwa Yesus
(Hazrat Isa)[8] menyembuhkan sejumlah penderita lepra, yang
sesudah itu disebut Asaf- ‘yang disucikan’- telah disembuhkan
dari keluhan mereka. Yuz berarti ‘pemimpin’, jadi Yuz Asaf berarti
‘pemimpin dari yang disembuhkan’, julukan yang umum bagi Yesus,
dan mungkin menjelaskan misi Yesus untuk membersihkan ‘jiwa
yang tidak suci’, dan membimbingnya kembali kepada keyakinan
yang benar. Yesus mungkin akan mampu pindah dengan keamanan
yang lebih besar dan menghindari para penyiksanya dengan lebih
mudah dengan nama barunya–setelah semua itu, para biarawan
Persia tidak mungkin melupakan kunjungan pertamanya ke tanah
mereka.
Menurut tradisi, nabi memasuki tanah itu dari barat. Kata-kata
dan ajarannya dalam isinya tidak berbeda dengan kata-kata dan
ajaran Yesus Kristus, dia juga mengatakan telah bertahan di Mashag,
dimana dia mengunjungi kuburan Shem anak laki-laki Noah (Nuh)
(Jami-il-Tawarik, Vol. II). Berbagai naskah telah dipertahankan
yang menceritakan bagaimana Yuz Asaf menyampaikan ajaran ke
seluruh Persia (Iran Modern), dan mengubah (menjadi penganut
ajaran Yesus) banyak orang. Keterangan ajarannya (seperti karya
Agha Mustafai: Ahwali Ahaliau-i-Paras) lagi-lagi menyatakan bahwa
Yuz Asaf dan Yesus adalah satu orang yang sama.

298
SETELAH KEBANGKITAN

Penyair resmi di istana Akbar, Kaisar Moghul dari India,


menyebut Yesus Ai-Ki Nam-i9ito Yus 0 Kristo atau ‘Kamu yang
namanya adalah Yuz atau Kristus’. Meskipun gelar Yunani Christos
telah mengangkat berbagai bentuk jadian yang telah terbentuk di
berbagai bahasa dari Barat, di Timur nama Yuz Asaf-lah yang telah
dipertahankan selama berabad-abad.
Nama-nama tempat yang jelas memperingati adanya dan
aktivitas Yesus juga ditemukan dalam Afghanistan dan Pakistan
modern. Misalnya, ada dua tempat yang menyebutkan nama nabi
Yuz Asaf di sebelah timur Afghanistan, di dekat kota Ghazni dan
Jalalabad, dimana tradisi mengatakan Yesus sekali pergi.
Kemudian ada kehadiran Yesus dan Thomas di Taxila (sekarang
di Pakistan) pada istana Raja Gundafor selama tahun kedua puluh
enam kekuasaannya (47 Masehi), seperti yang dicatat dalam Kisah
Rasul-Rasul Thomas, Thomas diminta oleh Raja untuk membangun
istana yang sangat indah, tetapi rasul itu membagi-bagikan
uang yang dimaksudkan untuk membayarnya di tengah kaum
fakir miskin. Thomas berterima kasih atas kesempatan ini untuk
menyumbangkan jasa:
‘Aku berterima kasih kepadamu, oh Tuhan, dalam setiap
jalan yang aku bisa, engkau yang meninggal untuk
sesaat[!] yang mungkin aku hidup abadi di dalam Engkau:
dan atas engkau jualnya aku untuk membebaskan banyak
orang melalui aku.’ Dan dia tak pernah berhenti mengajar
dan memberi pertolongan kepada yang kesulitan,
mengatakan, ‘Tuhan memberikan ini kepadamu, dan
memastikan bahwa semua orang menerima makanan.
Karena dia adalah sang pemberi bayi dan pemberi untuk
para janda, dan memberikan anugerah ketenangan dan
kedamaian kepada semua yang kesusahan.”
(Actae Thomae 19) [9]
Akhirnya, raja sendiri diubah, untuk menandai peristiwa

299
YESUS DI INDIA

itu menerima ‘istana di surga’! Thomas memulai Gundafor dan


saudaranya Gad, ‘mengunci’ mereka dengan baptis dengan air,
dan meminyaki dengan minyak suci, dan dengan merayakan
Ekaristi, dan membawa mereka sebagaimana domba ke lipatan
Tuhan. ‘Karena kami telah mendengar bahwa Tuhan yang kalian
puja mengenali domba dengan tandanya.’ Pada kesimpulan tata
cara pemula, Yesus sendiri muncul, dan berkata, ‘Kedamaian
bersamamu, Saudara laki-laki’ (Actae Thomae 27) [10]
Naskah itu berlanjut, ‘Dan [Thomas]....mengambil roti, minyak,
sayuran, dan garam, memberkati mereka, dan memberi mereka
kepada kumpulan itu. Dia sendiri meneruskan dengan cepat, untuk
Hari Tuhan menyingsing’.
Yesus jelas tidak bertahan terus di istana Raja, meskipun dia
kembali kesana dengan teratur. Malam berikutnya dia mengunjungi
Thomas lagi, yang sedang mengharapkannya, dan memberitahu
dia:
Thomas, bangun pagi, berkatilah semua orang, dan setelah
berdoa dan sembahyang, pergilah ke sepanjang jalan
ke arah timur sejauh dua mil, dan siadan Aku tunjukkan
kepadamu keagunganku. Melalui pekerjaan yang akan
kamu mulai, banyak yang akan mencari perlindungan
padaku, dan kamu akan menang atas dunia dan atas
kekuatan musuh.
(Actae Thomae 29) [11]
Di tempat yang dijelaskan Yesus, rasul itu menemukan anak
laki-laki muda yang nampak meninggal. Dia membuatnya kembali
hidup, dan dalam hadirnya sejumlah orang yang melihat. Pemuda
itu, yang digambarkan sebagai ‘elok’, memberitahu Thomas bahwa
dia telah melihat Yesus: ‘Karena aku melihat orang itu, dia berdiri
di sebelahmu, dan aku mendengar apa yang ia katakan kepadamu:
‘Aku punya banyak keajaiban untuk ditunjukkan melalui kamu, dan
ada karya besar yang harus aku capai melalui kamu......’ [12]

300
SETELAH KEBANGKITAN

Petunjuk berikutnya ke jalan yang ditempuh Yesus dalam


perjalanan ke timur terletak di sebuah kota kecil yang disebut
Mari, 70 kilometer di sebelah timur Taxila. Di tempat yang terletak
di gunung ini (dulu dituliskan Muree di peta Inggris) di perbatasan
dengan Kashmir, sebuah kuburan telah dipelihara dan dihormati
dari masa lalu yang dapat orang ingat, dan dikenal sebagai Mai
Mari dan Asthan, ‘Tempat Peristirahatan Terakhir Bunda Maria’.
Ketika Yesus sampai di daerah ini dengan kelompoknya, ibunya
telah berusia lebih dari tujuh puluh tahun, dan tentu lelah setelah
perjalanan panjang. Karena tidak ada bukti makam Maria di tempat
lain, cukup bisa dipahami bahwa Maria dikuburkan disini. Yesus tentu
tidak akan melanjutkan perjalanan tanpanya, meninggalkannya tak
terlindungi dan belas kasihan musuh-musuhnya. Seperti kuburan
di daerah Kashmir, makam ini disejajarkan ke arah timur-barat,
sedangkan dalam budaya Islam, kuburan selalu membujur ke utara-
selatan. Makam Maria terletak di Pindi Point, sebuah gunung di
kota kecil, dan disebut oleh penduduk Islam sebagai makam ibunya
Yesus. (oleh orang Islam, Yesus, atau Issa, dianggap sebagai salah
satu nabi terbesar) sekarang tempat itu menjadi zona pengeluaran
militer karena kedekatannya dengan jalur gencatan senjata.
Daerah di sekitar Mari adalah Hindu pada jaman Kristus.
Tetapi umat Hindu biasanya membakar mayat dan menaburkan
abunya; hanya biarawan (sadhu) dan orang suci yang dikuburkan.
Karena kuburan itu tertanggal sebelum jaman Islam, orang yang
dikuburkan disana pasti dianggap suci.
Ketika sekelompok orang Islam masuk ke India utara pada
abad kedelapan dan sebagian penduduk asli diubah (masuk Islam),
penakluk menghancurkan banyak tempat pemujaan ‘orang kafir’.
Tetapi tempat suci makam Maria, dibiarkan tak dirusak, mungkin
karena Muslim mampu mengenali dari posisi kubur khusus bahwa
itu adalah tempat suci salah satu ‘Orang dalam Kitab’–Kristen atau
Yahudi–yang mereka hormati.

301
YESUS DI INDIA

Tahun 1898, tentara Inggris membangun menara pengawas di


sebelah kanan monumen itu, tetapi ini tidak menghalangi banyak
peziarah untuk mengunjungi tempat suci itu. Kemudian tahun 1917,
perintah keluar dari Kapten Richardson untuk meratakan kuburan
itu dengan tanah untuk membuat peziarah menjauh dari zona
militer. Teriakan protes keras dari penduduk terhadap pejabat
setempat untuk menghalangi dan perusakan tempat suci itu
dihentikan sebelum selesai. Perjuangan atas Makam Maria semua
tercatat di tempat penyimpanan dokumen administrasi setempat,
diisi pada tanggal 30 Juli 1917. Makam itu dikembalikan pada tahun
1950, segera setelah menara pengawas dipindahkan. Sekarang
makam itu ‘dihias’ dengan tiang pemancar televisi.
Sebuah jalan beraspal sekarang membentang dari Mari
memulai pemandangan gunung yang berhutan, ke Srinagar,

Kuburan Maryam, Ibunya Yesus, di Mari, Pakistan.

302
Rute Perjalanan Yesus menuju India

303
SETELAH KEBANGKITAN
YESUS DI INDIA

ibukota Kashmir, 170 km jauhnya. Sekitar 40 km selatan Srinagar,


antara desa-desa Naugam dan Nilmag, di lembah terbuka yang
luas, terletak Yus-Marg, ‘Padang Rumput Yesus’, dimana Yesus
mengajar–atau ditunjukkan dalam tradisi suku gembala yang
dikenal sebagai Bani-Israel, ‘Anak-anak Israel’, yang dikatakan telah
mendiami tempat itu dari tahun 722 SM.
Kisah Rasul-Rasul Thomas berlanjut menceritakan bagaimana
rasul Thomas tinggal untuk sementara sebagai misionaris di istana
Raja India Misdai di India selatan, dimana dia memenangkan lagi
banyak pengikut dan mengubah sejumlah banyak orang. Tetapi
akhirnya dia menjadi tidak disukai, dan menemui ajalnya sebagai
syuhada. Ketika Marco Polo kembali ke Eropa tahun 1295 dari dua
puluh lima tahun tinggalnya di Timur Jauh, dia membawa berita
tentang massa Kristen yang tinggal di pantai timur India selatan,
yang memuja makam rasul Thomas, dan yang menggunakan tanah
merah yang diwarnai dengan darah syuhada untuk melaksanakan
penyembuhan keyakinan. Pengembara besar Venetian itu juga
menemukan orang Kristen di pantai Malabar di sisi barat India
selatan (sekarang Kerala), yang menyebut diri mereka ‘Kristen
Thomas’. Bentuk Kristenitas mereka ‘dapat ditelusuri jauh ke
belakang’, tulis Marco Polo.
Tetapi ada banyak dokumen yang terdahulu yang memberikan
kesaksian kepada adanya kaum Kristen di India. [13] Tertulllian
mendaftar India diantara tanah yang ‘diatur’ oleh agama Kristen.
Ephraem Syrus (atau Ephraim dari Syria, sekitar 306-373 Masehi)
menceritakan kegiatan misionaris Thomas di India, dan Anorbius
(sekitar tahun 305 Masehi) juga menceritakan India diantara
negara-negara Kristen. Dan salah satu orang yang terkemuka yang
menghadiri Dewan Nicea memperoleh gelar Uskup dari seluruh
Persia dan India yang lebih besar.
Makam rasul Thomas dipuja oleh umat Kristen pada jamannya
di India selatan kota Mylapore di dekat Madras, bahkan meskipun
tulangnya dikatakan telah dipindahkan dari sana ke Edessa sejak
lama, pada permulaan abad keempat.

304
SETELAH KEBANGKITAN

Pada tahun 1900, sebuah artikel pendek muncul dalam jurnal


Inggris yang menarik perhatian seluruh dunia teologi. Laporan
itu mengumumkan bahwa diantara puing-puing kota Fatehpur
Sikri di India (tidak jauh dari Agra, sekitar 175 km sebelah selatan
Delhi), perkataan Yesus yang sangat tidak dikenal di Kristen
Barat telah ditemukan terukir di dinding, Fatehpur Sikri untuk
jangka pendek ibukota Kekaisaran Moghul di India di bawah
Kaisar Mughul Akbar yang Agung (1542-1605), hanya ditinggal
beberapa tahun setelah dibangun. Moghul yang Agung membuat
pintu masuk kemenangan ke kota itu pada bulan Mei 1601, dan
untuk memperingati peristiwa itu dia menyuruh prasasti tersebut
diukir di pintu gerbang utama (Buland Darwaza) masjid agung.
Hampir dua puluh tahun terdahulu, pada tahun 1582, Akbar telah
mengatakan monoteisme rasional (Din-i-Ilaha) dalam usahanya
untuk menggabungkan banyak agama di India. Dia telah membuat
penelitian yang sungguh-sungguh tentang Hinduisme, Parseeisme
dan Jainisme, dan dia mempelajari semua yang ia bisa tentang
Injil Kristen dari orang Portugis Jesuits yang tinggal di istana.
Rencananya adalah untuk menyatukan India, yang pada saat itu
terpecah oleh kelompok-kelompok agama, dengan agama tunggal
berdasarkan pada ajaran penting dari semua ajaran. Akbar harus
memilih perkataan Yesus karena nampak baginya sebagai rumusan
terbaik untuk gagasannya, atau dia hampir tidak akan memberikan
kutipan atas preseden semacam itu.
Kata-kata itu dipahatkan di sebelah kiri jalan di bagian yang
terbuka, bila orang meninggalkan halaman masjid melalui gerbang
utama, sejalan dengan acuan pada kesempatan perayaan tanggal
itu:

Yesus (kedamaian bersamanya) berkata: “Dunia adalah


sebuah jembatan. Lewat di atasnya–tetapi tidak menetap
di atasnya!”

305
YESUS DI INDIA

Agraphon (kata-kata nasihat Yesus) terukir pada dinding istana Raja


Akbar di Fatehpur Sikri dekat Agra, India.

Di tempat lain, di atas jalan yang terbuka di sayap utara masjid


itu (Liwan), perkataan yang sama ditemukan dalam bentuk yang
diubah, ‘Yesus (kedamaian bersamanya) berkata: “Dunia adalah
sebuah rumah yang membanggakan. Ambil ini sebagai peringatan,
dan jangan membangun di atasnya!”
Misionaris Portugis mungkin tidak dapat memberitahu Akbar
agraphon I ini (Yunani ‘tak tertulis’: istilah teknis untuk perkataan
Yesus yang tidak tercantum dalam Injil) karena perkataan itu tidak
ditemukan dalam naskah agama Kristen. Juga tidak termasuk
dalam Kehidupan Yesus yang sangat luas yang ditulis Jesuit Jerome
Xavier untuk Akbar. Jadi sangat mungkin bahwa agraphon itu
benar-benar berasal dari Kristen Thomas awal. Kata-kata awal
dari perkataan itu, sebuah frase biasa yang selalu sama, juga
ditemukan dalam cerita Islam tentang Yesus, yang telah membuat

306
SETELAH KEBANGKITAN

para Orientalis menyimpulkan bahwa perkataan itu datang ke India


melalui Islam. Tetapi bukan itu masalahnya, karena ada persetujuan
yang mencolok antara perkataan ini dengan perkataan Yesus yang
jauh lebih dahulu dalam Injil Thomas yang masih diragukan, baik
dalam bentuk maupun isinya. Injil Thomas sekarang dapat diterima
dalam keseluruhan terima kasih pada temuan sensasional di Nag
Hammadi pada tahun 1945. ‘Injil’ itu bukan cerita yang padu seperti
Kitab Injil, tetapi kumpulan 114 perkataan Yesus (Logia), dalam
susunan yang berubah-ubah. Kebanyakan Logia diperkenalkan
dengan rumusan yang sama, ‘Yesus berkata....’
Injil Thomas membuka dengan mengatakan apa ini: ‘Ini adalah
kata-kata rahasia yang Yesus ucapkan saat dia masih hidup,
dan yang ditulis oleh Didymus Judas Thomas. Dan dia (Yesus)
berkata, “Siapapun yang mau memahami perkataan ini tidak akan
merasakan kematian.” [14]
Meskipun tidak mungkin untuk membuktikan bahwa rasul
Thomas mengunjungi India, ada bukti yang bisa diterima tentang
kegiatan misionaris di seluruh India lama sebelum penaklukan
pengikut Muhammad. Pantainos dari Alexandria dikatakan telah
tersandung pada Injil Matius dalam bahasa Aramaic saat dalam
perjalanan misionarisnya di India sekitar tahun 180 Masehi.
Chronicle of Seert (I sub-bab 8, paragraph 5) menghubungkan
bahwa Uskup David dari Basra (Bapa Metropolitan yang
sejaman yang meninggal di tahun 316 Masehi) pergi ke India dan
menyebarkan ajaran disana dengan kesuksesan besar.
Pada sekitar tahun 335 (seperti yang dilaporkan oleh
Philostorgios, sebelum tahun 433 Masehi), Kaisar Konstantine
mengirimkan Uskup Theopilus ke India untuk memperbaharui
kebaktian dan upacara pemujaan Gereja disana.
Pada akhir abad keempat, Symeon dari Mesopotamia
menyebutkan kesyahidan ‘orang barbar’ India untuk keyakinan
Kristennya.

307
YESUS DI INDIA

Pada sekitar tahun 490 Masehi, Uskup Ma’an dari Persia


mengirimkan tulisannya ke India (menurut Chronicle of Seert, II
sub-bab 9).
Dan akhirnya, Cosmas Indicopleustes telah meninggalkan
kepada kita sebuah catatan perjalanan ke India yang ia lakukan
sekitar tahun 525 Masehi, yang memberikan keterangan geografis
yang persis. Dia menemukan umat Kristen di pulau Sri Lanka, dan di
pantai barat India, ‘di Male, dimana merica tumbuh [yaitu Malabar],
dan tempat yang disebut Kalliana [Kalyan, di dekat Bombay]’, dan
dia menyatakan bahwa Kalliana adalah tempat duduk uskup yang
telah pernah ke Persia. [15]
Walaupun terbukti bahwa Yesus dikenal di India lama sebelum
kedatangan Islam, pernyataan dia di Qur’an mengungkapkan hal
itu. Qur’an menyatakan bahwa Yesus tidak meninggal di tiang
Salib, tetapi bertahan pada percobaan eksekusi itu dan kemudian
hidup di suatu ‘lembah bahagia’.

Yesus yang ‘Benar’ dalam Islam

Isa, nama yang biasa digunakan untuk Yesus dalam agama


Islam, berasal dari bahasa Syria Yeshu. Alasan bahwa cerita tentang
nabi Isa dalam Qur’an sangat luas mungkin untuk mengoreksi
‘kesan/penggambaran yang menyimpang dan berbelit dalam
tulisan para pengikutnya’. Yesus dianggap sebagai nabi besar
terakhir sebelum nabi Muhammad. Dia bahkan dikatakan telah
meramalkan datangnya ‘yang terbesar dari semua nabi’:

Aku punya banyak hal untuk kusampaikan kepada


kalian, tetapi kalian tidak bisa memikulnya sekarang.
Bagaimana ketika dia, Ruh kebenaran, datang, dia akan
membimbing kalian kepada semua kebenaran: karena
dia bukan berkata dengan sendirinya; tetapi apa saja

308
SETELAH KEBANGKITAN

yang akan ia dengar, yang akan ia katakan: dan dia akan


menunjukkan kepada kalian hal-hal yang akan datang. Dia
akan memuliakan aku: karena dia akan menerima diriku,
dan akan menunjukkannya kepadamu.
(Yahya 16:12-14)

Muhammad menganggap dirinya sebagai ‘Ruh kebenaran’


yang dijanjikan, dan karenanya merasa bahwa dia dipanggil untuk
menafsirkan kembali ajaran Yesus, dan untuk merehabilitasi
laki-laki itu setelah kematiannya yang memalukan di tiang Salib.
Setelah dibebaskan dari penghinaan kematian dengan penyaliban,
Yesus disambut ke dalam lipatan Islam sebagai orang yang
mempersiapkan jalan bagi Muhammad. Pada saat yang sama, ‘al-
Maseh, putra Maria, adalah seorang Pembawa berita; Pembawa
berita yang lain [seperti dirinya] telah pergi sebelumnya’ (Qur’an
5,76).
‘Gembala Baik’. Yesus sebagai Apollo-muda. Menjelang abad
ketiga, bukti otentik Yesus seperti pada Mandylion masih sangat
dikenal
Tentang misi Yesus, Qur’an mengatakan: ‘Dan sesunggunya,
kepada Musa Kami [yaitu Tuhan] memberikan Kitab dari kami
kirimkan Pembawa berita yang lain dalam langkah kakinya, dan
kami memberi Yesus, Putra Maria (Maryam), tanda-tanda yang
nampak, dan menguatkan dia dengan Ruh Kesucian’ (Qur’an 2,88)
Qur’an dengan jelas menolak penegasan teologi Kristen bahwa
Yesus adalah manusia dan Tuhan:

Orang-orang dari Kitab ini, tidak melampaui batas


agamamu. Tidak berkata selain kebenaran tentang
Allah. Benar-benar al-Maseh, Yesus putra Maryam,
hanyalah Pembawa Berita dari Tuhan dan [pemenuhan
atas] Firmannya yang diturunkan kepada Maryam, dan

309
YESUS DI INDIA

anugerah Keagungan dari-Nya. Jadi percayalah kepada


Tuhan dan Pembawa Berita-nya, dan jangan katakan:
[ada] ‘Tiga’. Bersabarlah, itu akan lebih baik bagi kalian.
Sungguh, Tuhan itu satu Tuhan itu sendiri. Ini jauh dari
kesuciannya yang bahwa Dia punya anak!
(Qur’an 4,172)

Dan pada bagian lain,

....Mereka meniru orang kafir jaman dulu. Tuhan mengutuk


mereka! Bagaimana mereka menuju ke kesesatan! Mereka
memuja para pendeta Yahudi mereka dan biarawan/rahib
mereka sebagai dewa di samping Tuhan, dan al-Maseh
putra Maryam. Dan maka dari itu mereka diperintah untuk
mengabdi kepada satu Tuhan saja. Tiada Tuhan selain Dia.
Dialah yang Maha Agung di atas yang mereka puja sebagai
dewa di samping Dia!
(Qur’an 4, 172)

Qur’an dengan jelas menyatakan bahwa Yesus tidak meninggal


di tiang Salib, dan bahwa orang Yahudi ditipu:

Mereka menolak kebenaran, dan mengatakan kebohongan


yang sangat besar terhadap Maryam. Mereka menyatakan,
“Kami telah meletakkan mayat al-Maseh Yesus putra
Maryam, Pembawa Berita dari Tuhan,” Mereka tidak
membunuhnya, tidak pula mereka menyalibnya, tetapi dia
dibuat untuk kelihatan [seperti orang yang disalib] kepada
mereka. Mereka yang tidak setuju tentangnya meragukan
tentang kematiannya; apa yang mereka ketahui adalah
dugaan belaka....Kenyataannya, Tuhan mengangkatnya
ke Hadirat-Nya; Dia Maha Kuat dan Maha Bijaksana.
(Qur’an 4, 156-157)

310
SETELAH KEBANGKITAN

Kata ‘menyalib’ dalam bahasa Arab jelas menunjukkan


‘membunuh dengan penyaliban’. Tetapi bacaan ini menunjukkan
bahwa dalam Qur’an suatu penyaliban tanpa kematian orang yang
disalib tidaklah perlu dipertanyakan. Apa yang lebih, pada saat
Qur’an ditulis orang Yahudi sendiri nampak telah ragu-ragu tentang
apakah Yesus benar-benar meninggal di tiang Salib.
Qur’an juga tidak lalai untuk memberikan jawaban atas
pertanyaan dimana Yesus pergi setelah Penyaliban: ‘Kami buat
putra Maryam dan ibunya suatu tanda bagi umat manusia dan
memberi mereka perlindungan di lereng bukit yang damai diairi
dengan sumber air yang segar’ (Qur’an 23,51). Begitu baiknya
gambaran tempat mengungsi yang diberikan di Kashmir sangatlah
menakjubkan. Dalam terjemahan lain, tempat di pegunungan itu
bahkan disebut ‘lembah yang hijau’.
Menurut Mirza Ghulam Ahmad (pendiri gerakan Pembaruan
Islam Ahmadiyah, lahir di Qadian, Punjab, tahun 1835) Qur’an
menjelaskan kebenaran bahwa Yesus diselamatkan dari kematian
di tiang Salib, dan dari kematian yang terkutuk yang telah akan
mempermalukannya.
Satu atau dua bacaan Injil nampak juga menjelaskan
bertahannya Yesus dari Penyaliban. Yesus membuat pernyataan
yang membandingkan dirinya dengan Jonas (Yunus), yang telah
bertahan dimasukkan ke dalam perut ikan paus dan kemudian
muncul kembali. Jika Yesus telah terbaring mati dalam makamnya,
tidak akan ada kesamaan yang bisa ditarik antara keduanya.
‘Karena Jonas selama tiga hari tiga malam berada dalam perut ikan
paus; akankah anak manusia selama tiga hari tiga malam ada di
perut bumi’ (Matius 12:40).
Bagi aliran Ahmadiyah (masih merupakan bentuk Islam yang
popular sampai sekarang), penguasaan Yesus terhadap siksaan
penyaliban adalah pemenuhan ramalan dalam Perjanjian Lama.
Isaiah si ‘Pembantu budiman’, misalnya, ‘dipancung di luar tanah

311
YESUS DI INDIA

kehidupan: atas pelanggaran hukum orang-orangku adalah dia


melanggar....Jadi itu menyenangkan Tuhan untuk membuatnya
memar; dia telah meletakkannya kepada kesedihan: ketika
kamu harus menjadikan jiwanya penawar dosa,.....dia akan
memperpanjang hari-harinya, dan kesenangan Tuhan akan ada
di tangannya’ (Isaiah 52:8-10). ‘Memancung keluar dari tanah
kehidupan’ dan beberapa rujukan yang lain tentang apa yang
mungkin dibunuh sekalipun, Kitab nabi Isaiah mengatakan bahwa
pembantu yang dijanjikan Tuhan sebenarnya mati.
Bahkan ramalan Psalm 34 tidak mengatakan apa-apa tentang
kematian al-Maseh yang akan datang: ‘Banyak penderitaan orang
budiman: tetapi Tuhan mengirim dia di luar mereka semua’ (Psalm
334:1-9). Jadi, Tuhan hampir tidak merencanakan bagi Yesus untuk
meninggal dalam kematian yang memalukan di tiang Salib. Dari
sudut pandang tradisional Arab, orang hanya dikutuk jika dia
berpaling dari Tuhan dalam hatinya, ‘menjadi hitam’, tidak punya
rasa cinta kepada Tuhan, dirampas dari rahmat Tuhan untuk
selamanya, dan hampa akan semua pengetahuan tentang Tuhan;
jika dia, seperti Setan, penuh dengan racun kebohongan, dan
tidak lagi terjangkau oleh sinar tunggal cahaya cinta; dan jika dia
menolak semua hubungan dengan Tuhan, dan penuh dendam,
kebencian dan permusuhan terhadap Tuhan, sehingga Tuhan
menjadi musuhnya dan berpaling dari-Nya dalam kemuakan! Mirza
Ghulam percaya bahwa kaum Kristen tidak akan pernah bisa dibuat
sadar sepenuhnya akan kengerian dan memalukan yang menyertai
gambaran ‘dikutuk di atas kayu’, atau mereka tidak akan pernah
membuat kematian di tiang Salib seperti ciri pemujaan mereka
terhadap Yesus yang luhur.
Beberapa spesialis moder dalam filsafat Timur berpendapat
bahwa kebenaran tentang Yesus dan ajarannya telah, dalam
beberapa cara, benar-benar dipertahankan/dijaga dengan lebih
baik dalam Islam daripada dalam agama Kristen. Muhammad
berusaha melalui pesannya untuk melindungi ajaran asli Yesus

312
SETELAH KEBANGKITAN

melawan penyimpangan yang berkembang biak, tetapi pesannya


juga diselewengkan setelah kematiannya hanya seperti ajaran
Yesus terdahulu. [16]

Yesus di Kashmir

Jika Yesus benar-benar tinggal di Kashmir untuk waktu yang


cukup lama – jika, dengan kata lain, tradisi benar dalam menegaskan
bahwa dia akhirnya meninggal di Srinagar ketika dia berusia lebih
dari 80 tahun – maka tentu mungkin untuk menemukan suatu
bukti dalam kesusasteraan India kuno tentang bagaimana dia
menghabiskan tiga puluh tahun terakhir kehidupannya.
Kesulitannya adalah, para penulis di India dalam masa itu
menolak untuk membiarkan pengaruh asing untuk menimpa
budaya mereka sendiri, bahkan dalam menyebutkan peristiwa-
peristiwa sejarah. Satu contoh adalah sama sekali tidak adanya
catatan tertulis pada jaman itu atau gambaran peristiwa bahkan
tentang serbuan militer yang dilakukan Alexander yang Agung ke
India. Para spesialis sejarah India setuju bahwa tidak ada sejarah
tertulis yang sistematis di India sebelum penyebaran Islam. [17]
Cerita-cerita kuno tentang Hindu disebut Puranas (Sansekerta,
purana ‘tua’). Dari abad kelima atau keempat SM sampai abad
ketujuh belas Masehi mereka (cerita tsb.) telah diperluas dengan
penambahan ‘cerita’ lebih lanjut. [18] Seluruh kumpulan berjumlah
sampai delapan belas volume, semuanya ditulis dalam bahasa
Sansekerta, bahasa tua yang suci di India. Volume kesembilan,
disebut Bhavishyat Maha-Purana dan ditulis antara abad ketiga dan
ketujuh Masehi, berisi tambahan yang menggambarkan bagaimana
Yesus datang ke India. Deskripsi ini sangat jelas sehingga tidak ada
keraguan lagi tentang siapa yang dibicarakan.
Purana melaporkan bahwa orang Israel datang untuk tinggal di
India, dan kemudian dalam ayat 17-32, menggambarkan munculnya
Yesus di tempat itu:

313
YESUS DI INDIA

Shalivahana, cucu Vikramajit, menjadi penguasa. Dia


mengalahkan serangan kelompok dari Cina, Parthians,
Scythians dan Bactrians. Dia membaut batas antara
Aryans dan Mleccha (non-Hindu), dan memerintahkan
kemudian untuk membuat batas sisi lain dari Hindu. Satu
hari, Shalivahana, Raja Shakas, datang ke gunung yang
bersalju. Disana, di Tanah Huna, raja kuat itu melihat laki-
laki tampan duduk di atas gunung itu, dia bertubuh putih,
dan mengenakan pakaian warna putih.
Raja itu bertanya kepada orang suci itu, ‘Siapa kamu?’
Orang itu menjawab: ‘Ketahuilah bahwa Aku Ishaputra
[Sansekerta, ‘Putra Tuhan], lahir dari seorang perawan,
pemroklamir ajaran barbarian [Mleccha], yang membawa
kebenaran.’
Raja lalu bertanya lagi, ‘Ajaran apa yang kamu maksud?’
Dia menjawab, ‘Di akhir Satya Yuga, [19] zaman keemasan,
Aku muncul sebagai Masih [al-Maseh] di tanah yang
rusak tempat orang-orang yang ingkar. Dewi Ishamasi
juga muncul di depan barbarian [Dasyu] dalam bentuk
yang mengerikan. Aku dibawa kehadapannya dengan
cara orang ingkar dan sampai di Masihatva [kerudung
al-Maseh]. Dengarlah, oh raja: Aku membawa agama
kepada orang ingkar. Setelah penyaliban jiwa dan
pembersihan tubuh yang tidak suci, dan setelah mencari
para pengungsi dalam doa Naigama, orang akan datang
untuk memuja Keabadian. Melalui kebenaran, meditasi
dan pengumpulan kembali jiwa, orang akan menemukan
jalannya kepada Isha [Sansekerta, ‘Tuhan’], yang mendiami
pusat Cahaya, yang tetap sama seperti matahari, dan
yang membubarkan semua hal yang sementara untuk
selamanya. Maka Ishamasi hancurkan, dan Bentuk Isha
dibuka dalam hati, murni dan melimpahkan kebahagiaan;

314
SETELAH KEBANGKITAN

dan Aku disebut Isa al-Maseh.’


Setelah raja mendengar kata-kata ini, dia membungkukan
di depan guru barbarian dan mengirimnya ke jalannya
menuju tanah mereka yang mengerikan. [20]

‘Guru orang yang ingkar’ menunjuk kepada dirinya sendiri


sebagai Isa al-Maseh. Kata Isha dalam bahasa Sansekerta berarti
‘Tuhan’ dan digunakan untuk ‘Tuhan’. Masiha berkaitan dengan
kata ‘Messiah’. Jadi Isha-Masiha ‘Tuhan’, al-Maseh. Di bagian lain
laki-laki berjubah putih menyebut dirinya Isha-putra, ‘Putra Tuhan’,
dan mengatakan bahwa dia lahir dari seorang perawan (Sansekerta
kumari). Karena tidak ada legenda yang sebanding ditemukan
sebelum ini dalam kesusasteraan Inida, orang itu digambarkan
sebagai Yesus. ‘Dewi Ishamasi’ muncul menjadi pernyataan umum
untuk segala hal yang jahat dan kejam: nama itu tidak ditemukan

Sebuah kutipan dari Kitab Bhavishyat Maha-Purana (sebagaimana dimuat


dalam edisi terakhir) di dalam kutipan mana disebutkan bahwa Yesus
tinggal di Kashmir, India.

315
YESUS DI INDIA

di bagian lain dari kesusasteraan itu. Kata Naigama terbukti adalah


nama suatu Injil suci, tetapi tidak ada rujukan untuk itu di bagian
lain. Beberapa penerjemah menganggap bahwa kata itu mengacu
pada Vedas (Weda).
Menurut Professor Hassnain, Raja Shalivana memerintah di
masa Kushan dari 49 Masehi sampai 50 Masehi. Komentator lain
meletakkan awal jaman Shaka atau Shalivana pada 78 Masehi.
Satu-satunya gunung yang bersalju di India adalah jajaran
Himalaya. Para cendekiawan belum mampu menentukan lokasi
‘Tanah Huna’ dengan pasti, tetapi pastilah daerah sekitar Himalaya
barat, suatu tempat di antara kaki gunung di Punjab dan gunung
Kailash di barat Tibet dekat perbatasan India; daerah ini termasuk
Ladakh.
Bukti lebih lanjut bahwa Yesus mengunjungi daerah Himalaya
diberikan oleh sebuah kuburan yang disebutkan oleh pelukis
Nicholas Roerich di Jantung Asia, yang diterbitkan tahun 1930.
Kuburan itu terletak di sebelah utara Ladakh di dekat Tirkestan
timur, sekarang provinsi Cina, Sinkiang (Xinjiang), hampir 100
km dari kota Kashgar, dan dikatakan sebagai kuburan Maria
yang diantara pengikut Yesus. Injil Phillip yang masih diragukan
menyebutkan tiga wanita yang tidak meninggalkan pinggang
Yesus setelah Penyaliban. Ketiga wanita itu disebut Mary: ibunya,
saudara perempuannya (istri Cleopas, mungkin?), dan Mary
Magdalene ‘yang disebut sahabatnya’. Pendapat bahwa kuburan di
dekat Kasghar adalah kuburan Mary sangat didasarkan atas fakta.
Selama bertahun-tahun kehidupan berikutnya di India, Yesus
tidak akan menetap di tempat yang sama tetapi akan berpindah-
pindah dari satu tempat ke tempat lainnya sebagai seorang menteri
yang berkeliling selama kesehatannya memungkinkan. Tetapi ada
banyak indikasi bahwa dia selalu kembali ke Kashmir.
Sekitar 60 km sebelah tenggara Srinagar dan hanya 12 km dan
Bijbihara (tempat ‘Batu Musa’) adalah Aish-Muqam, sebuah gua

316
SETELAH KEBANGKITAN

seluas sekitar dua belas meter kedalam punggung bukit, pada


pintu masuk dimana tempat keramat itu didirikan. Bangunan suci
itu berisi reliquary Zainuddin Wali, orang suci Islam, yang tinggal di
gua itu selama pemerintahan Sultan Zainul Abidin Badshah (1408-
61).
Milik yang paling berharga dari orang suci ini adalah tongkat
yang diberikan kepadanya oleh Sheikh Noor Din Wali. Tongkat
itu masih disana, menjadi peninggalan yang paling berharga,
dan sangat dijaga oleh pembantu/pelayan makam, yang selalu
menjaganya dalam keadaan tertutup kain hijau. Ketika kepercayaan
daerah itu berada dalam ancaman dari keadaan darurat, khususnya
wabah, mereka membuat peziarah ke Aish-Muqam yakin dibantu
oleh kekuatan tongkat gaib itu. Tongkat berwarna coklat tua itu
panjangnya 2,3 meter, dan tebalnya 25 mm; terbuat dari kayu
zaitun, dan dikenal sebagai ‘Tongkat Musa (Musa)’ atau ‘Tongkat
Yesus’. Mereka yang menghormati peninggalan ini percaya bahwa
tongkat pengembara itu milik Musa, yang digunakan ketika dia
membuat jalan ke Kashmir, dan kemudian digunakan oleh Yesus
sebagai simbol warisan Mosaic-nya. Tongkat itu dahulu disimpan di
perempatan Khangahi Muhalla di Srinagar, sebelum menemukan
tempat berharga di Aish-Muqam.
Nama Aish-Muqam dikatakan mengacu kepada Yesus. Aish
dikatakan berasal dari kata Isha atau Issa, dan muqam berarti
‘tempat istirahat (atau ‘tempat berbaring’). Ini menunjukkan
bahwa gua yang terisolasi itu mungkin berfungsi sebagai tempat
dimana Yesus dapat menarik diri untuk sementara untuk meditasi
penenangan. Tentu tidak ada lagi sesuatu yang menjadi bukti
kebenaran tradisi seperti itu.
Tetapi ada bukti akan kehadiran Yesus di Kashmir yang jauh
lebih kuat daripada hanya tradisi lisan: kesaksian di batu yang telah
mempertahankan perubahan abad-abad itu, lebih atau kurang
utuh, sebagai kekayaan arkeologis. Satu keping kesaksian seperti
itu terhadap kehadiran Yesus di Kashmir adalah prasasti di Takht-i-

317
YESUS DI INDIA

Konon ini adalah ‘Tongkat Yesus’

Suleiman, ‘Singgasana Solomon’, sejarah yang diceritakan kembali


oleh Mullah Nadiri, sejarawan yang hidup selama pemerintahan
Sultan Zainul Abidin. Dalam Sejarah Kashmir (Tarikh-i-Kashmir),
yang ditulis tahun 1413, dia melaporkan baha Candi Solomon (yang
telah berusia seribu tahun di jaman Kristen awal) diperbaiki oleh
arsitek Persia, atas perintah istana, selama kekuasaan Gopadatta,
anak Rajah Akh. Hindu memandang bahwa orang Persia itu
adalah ‘barbarian’ yang mengikuti agama asing. Selama pekerjaan
renovasi, empat perkataan dalam bahasa Persia Lama dituliskan di
sisi tangga yang menuju ke pintu masuk yang agung:

Maimar een satoon raj bihishti zargar, sal panjah wa


chahar.
‘Penyusun tiang-tiang ini adalah Bihishti Zargar yang paling
sederhana, di tahun lima puluh empat.’
Een satoon bardast khwaja rukun bin murjan.

318
SETELAH KEBANGKITAN

‘Khwaja Rukun, anak Murjan, membangun tiang ini.’


Dar een wagat Yuz Asaf dawa-i-paighambar-imikunad. Sal
panjanh wa chahar.
‘Pada waktu ini, Yuz Asaf mengumumkan misi kenabiannya.
Di tahun lima puluh empat.’
Aishan yuzu paighambar-i-bani israil ast.
‘Dia adalah Yesus, nabi dari anak Israel.

Mullah Nadiri melanjutkan:

Pada jaman kekuasaan Gopadatta, Yuz Asaf datang dari


Tanah Suci sampai ke lembah ini, dan mengumumkan
bahwa dia seorang nabi. Dia melambangkan puncak
kesalehan dan kebajikan, dan menyatakan bahwa dia
sendiri dengan pesannya sendiri, bahwa dia hidup di siang
dan malam Tuhan, dan bahwa dia telah membuat Tuhan
bisa didatangi orang Kashmir. Dia memanggil penduduk
kepadanya, dan orang-orang di lembah itu percaya
kepadanya. Ketika orang Hindu datang kepada Gopadatta

Prasasti di ‘Istana Solomon’ di atas kota Srinagar

319
YESUS DI INDIA

dalam kemarahan, menekan dia untuk berurusan dengan


orang itu, dia mengusirnya.
Aku juga telah membaca dalam buku Hindu bahwa nabi
ini benar-benar Hazrat Issa, [21] Ruh Tuhan (kedamaian
dan kebaikan Tuhan bersamanya), dan dia menggunakan
nama Yuz Asaf. Pengetahuan yang benar adalah dengan
Tuhan. Dia menghabiskan hidupnya di lembah ini.
Setelah dia meninggal, tubuhnya dibaringkan beristirahat
dalam Mohalla Anzimarah. Juga dikatakan bahwa cahaya
kenabian bersinar dari makam nabi ini. Raja Gopadatta
memerintah 60 tahun dan dua bulan, sebelum meninggal.
Setelah dia, putranya giliran naik tahta dan memerintah
selama 58 tahun. [22]

Raja Gopadatta memerintah di Kashmir dari tahun 53 kedepan.


Tahun yang dinyatakan dalam naskah adalah tahun 54 kekuasaan
Rajah Gopadatta adalah 107 Masehi dengan perhitungan modern.
Pemerintahan Rajah jatuh dalam kekuasaan raja besar Kaniskha
dari dinasti Kushan. Naskah itu tidak menunjukkan apakah Yesus
masih hidup pada saat itu.
Tidak kurang dari dua puluh satu rujukan dalam naskah kuno
telah ditemukan untuk menjadi saksi mata tentang tinggalnya
Yesus di Kashmir. Prasasti geografis diberikan dengan nama banyak
kota dan tempat di Kashmir, misalnya:

Aish-Muqam Yus-Marg
Arya-Issa Yusnag
Assa-Brari Yusu
Issa-eil Yuzu-dha
Issah-kush Yuzu-dhara
Issa-mati Yuzu-gam
Issa-Ta Yuzu-hatpura
I-yes-Issa Yuzu-kun

320
SETELAH KEBANGKITAN

I-yes-th-Issa-vara Yuzu-maidan
Kal-Issa Yuzu-para
Ram-Issa Yuzu-raja
Yus-mangala Yuzu-varman

Pada waktu Yesus tinggal di Kashmir, ‘Lembah Bahagia’ adalah


pusat besar kebangkitan agama, budaya, intelektual, dan politik.
Kerajaan Kashmir adalah pusat dari kekaisaran Indo-Scythian, dan
diperintah oleh raja besar Kanishka I (78-103 Masehi) dari dinasti
Kushan. Negarawan yang istimewa, dan penguasa yang baik
hati dan bijaksana, Kanishka berusaha menyatukan campuran
berbagai keturunan/ras di negaranya melalui kebijakan toleransi
dan kedermawanannya. Keharmonisan gabungan filosofi India
dan Yunani mencapai puncaknya dalam budaya Gandhara. Pusat
pertemuan budaya akademis adalah universitas kuno di taxila,
yang telah terkenal luas dan jauh.
Dalam Budhaisme Kanishka melihat matrik sempurna untuk
realisasi gagasannya, dan mencari nasihat dan petunjuk diantara
biarawan Budha. Tetapi dia cemas mendapati bahwa ajaran
Budha telah terpotong menjadi begitu banyak sekolah dan
aliran. Mengikuti saran filosof Parshwa, Kanishka mengumpulkan
Dewan Haran (Harwan di Kashmir) dengan tujuan mengembalikan
kesatuan komunitas relijius yang terpecah-pecah oleh proses
penelitian dan pembentukan naskah Budha. Setelah lebih dari tiga
ratus tahun, Dewan Budha lainnya terjadi–Keempat–diikuti oleh
1500 cendekiawan dan biarawan. Dewan ini membantu membentuk
Mahayana baru sebagai agama yang popular. Para pendeta
Hinayana enggan kehilangan hak khususnya, dan berusaha berdiri
sebagai oposisi/penentang Dewan itu, tetapi mereka tidak mampu
menggoyahkan. Sebagai gantinya, Mahayana akhirnya dinyatakan
sebagai agama tersendiri, membuka jalan kepada keselamatan
semua orang.
Versi Lalitavistara sekarang–naskah Budha yang menunjukkan

321
YESUS DI INDIA

kesamaan terbesar dengan Perjanjian Baru juga tertanggal dari


Dewan Haran.
Lokasi Haran, hanya 12 km dari Srinagar, membuat spekulasi
bahwa Yesus sendiri mungkin telah ada pada pertemuan penting
itu; dia bahkan mungkin telah memainkan bagian penting di
dalamnya.
Kanishka sangat terkesan dengan hasil Dewan itu bahwa
dia sendiri berubah ke Budha, dan dia mengubah administrasi
kerajaannya atas komunitas biarawan Budha, yang pemimpin
spiritualnya adalah Nagarjuna, filosof Mahayana yang paling
berpengaruh.
Satu lagi petunjuk tempat kediaman Yesus di Kashmir kuno
diberikan oleh naskah dari Rajah Tarangini, sejarah Kashmir yang
ditulis dalam ayat-ayat bahasa Sansekerta oleh Pandit Kalhana
pada abad kedua belas. Ini termasuk salah satu catatan sejarah
asli yang paling awal dalam kesusasteraan India. Rajah Tarangini
berisi sejumlah besar legenda dan cerita yang disampaikan
dengan tradisi lisan dari jaman kuno. Banyak dari cerita ini kaya
akan penambahan-penambahan selama waktu itu, membuatnya
sulit untuk mengetahui fakta sejarahnya sekarang. Karya itu
menghubungkan cerita orang suci bernama Isana, yang melakukan
keajaiban seperti yang dilakukan Yesus. Isana dikatakan telah
menyelamatkan negarawan penting Vazir dari kematian di tiang
salib, dan membuatnya kembali hidup. Setelah itu Vazir menjadi
penguasa Kashmir, dan memerintah selama empat puluh tujuh
tahun. Menurut Kalhana, Isana adalah pembaharu terakhir di
Kashmir, dan tinggal dan bekerja pada abad pertama Masehi.
Nampak bahwa orang baik Isana tidak lain adalah Issa-Yesus.

Makam Yesus di Srinagar


Selama Jaman Pertengahan, cerita tentang Barlaam dan
Josaphat merupakan tema sastra yang akrab dengan semua orang

322
SETELAH KEBANGKITAN

yang berpendidikan. Ada sejumlah banyak ragam terjemahan


dan versi cerita di seluruh Eropa dan Timur Dekat, tetapi yang asli
dihubungkan dengan St. Yahya dari Damascus (Yahya Damascene),
seorang Kristen Arab yang terhormat yang tinggal di Yerusalem
sekitar tahun 700. Cerita itu–juga dikenal di beberapa negara
sebagai ‘Sang Pangeran dan Dervish’–mungkin diringkas dengan
cepat.
Abaner, seorang raja yang kuat dari India, diberitahu oleh
seorang ahli nujum bahwa anak laki-lakinya yang tampan dan
berbudi luhur, Josaphat (Joasaph) akan berbalik dari agama Islam
ke Kristen. Untuk mencegah pemenuhan ramalan itu, sang Raja
membangun sebuah istana yang sangat indah bagi tempat tinggal
pangeran, sangat terpisah dari dunia luar. Meskipun tindakan yang
diambil oleh ayahnya, Josaphat terjadi suatu hari bertemu dengan
seorang yang buta. Pada kesempatan lain dia bertemu orang yang
sudah lanjut usia. Dan akhirnya dia melihat tubuh yang sudah
tidak bernyawa. Karena pemuda itu hanya pernah melihat orang-
orang muda yang tampan dan cantik disekitarnya dalam istana,
pertemuan itu benar-benar menjadi pengalaman baru baginya,
dan membuka matanya kepada kenyataan kehidupan manusia.
Pada akhirnya, sang pangeran bertemu dengan petapa Barlaam,
yang mengubahnya menjadi Kristen. Meskipun Rasa berusaha
untuk melarang anaknya untuk tidak mengikuti kepercayaan baru
itu, dan bahkan menawarkan separuh dari kerajaannya, Josaphat
meninggalkan kekayaan duniawi, menyendiri dalam kesunyian,
dan menghabiskan sisa hidupnya sebagai petapa yang saleh.
Dongeng yang menarik dan menyentuh ini penuh dengan
kebenaran sangat dalam bahwa Barlaam dan Joasaph dijadikan
sebagai syuhada oleh Gereja Katolik Romawi pada tahun 1583, dan
diberi hari besar dalam kalender peribadatan. Di bawah tanggal
27 November rubrik berbunyi: ‘Di India, dekat perbatasan Persia,
Saints Barlaam dan Joasaph. abad lain, nyata terjadi kepada setiap
orang bahwa cerita itu hanyalah varian pada legenda didikan

323
YESUS DI INDIA

kerajaan Pangeran Siddartha, yang membuatnya meninggalkan


keluarganya dan miliknya dan berangkat mencari Pencerahan.
Nama Josafat/Josaphat/Joasaph terdengar seperti nama Josafat/
Josaphat/Joasaph sangat kedengaran seperti nama Yahudi
sehingga tidak diragukan lagi bahwa berasal dari bahasa Yahudi.
Tetapi kenyataannya nama itu bisa ditelusuri ke belakang tanpa
kesulitan ke sumber yang berbeda. Nama Joasaph dalam bahasa
Yunani oleh Yahya Damascene adalah sebuah usaha pada bahasa
Arab, Judasaf, itu sendiri sebuah pinjaman dari bahasa orang
Kashmir, Yusasaph. Tetapi bentuk dalam bahasa Kashmir dan Arab
menunjukkan kesalahan ejaan: huruf J dan B hampir sama dalam
bahasa Syria, Arab, dan Persia, dan Judasaf berkaitan dengan
aslinya Budasaf–sebuah kata yang cukup bisa dikenali sebagai
Bodhisattva, sebuah ‘makhluk Pencerahan’, seorang Budha dalam
pembuatan.
Nama Barlaam yang terdengar eksotik bisa juga ditelusuri
melewati jembatan bahasa ke asal yang sebenarnya. Dalam bahasa
Arab, Balauhar berarti sama dengan kata bahasa Sansekerta
Bhagvan, ‘Orang yang Agung’, jadi ‘Tuhan’. Asal linguistik dari
Judasaf-Budasaf sekarang membuat jelas bahwa nabi Islam Yuz
Asaf sebenarnya seorang Bodhisattva.
Seorang Bodhisattva ditandai oleh semua perasaan haru
yang tiada batasnya. Dia menghadapi penderitaan semua
makhluk, dan membawa kepada kebebasan. Satu tujuannya
adalah untuk menyelamatkan semua makhluk dari kesengsaraan
karena kebodohan, meskipun ini berarti dia harus menerima
kesalahan itu sendiri. Yesus juga mengikuti cita-citanya, menerima
tanggung jawab atas semua dosa dari dunia, dan bahkan akhirnya
membiarkan dirinya dipaku ke Salib sebagai ‘domba korban’.
Semua sifat Bodhisattva juga ditemukan pada Yesus.
Perwujudan perasaan yang tidak terbatas dalam Budhaisme
adalah Avalokiteshvara, yang namanya berasal dari Ishvara (‘mistar
Tuhan’) dan ava-lokita (‘dia’) yang menunduk penuh perasaan

324
SETELAH KEBANGKITAN

(‘pada dunia’). Avalokiteshvara memiliki kekuatan yang besar dan


ajaib yang membuatnya mampu mengatasi semua kesulitan dan
bahaya. Dari awal abad kedua, Avalokiteshvara sering digambarkan
dalam seni visual dengan tanda pada permukaan tangan dan kakinya
yang melambangkan Roda Doktrin Budha. Banyak komentator
Barat telah mengenali cacat Yesus pada tanda roda ini, dan telah
memandangnya sebagai bukti bahwa Avalokiteshvara dan Yesus
adalah orang yang sama.
Ketika Dewan Kashmir Keempat diadakan di Haran dekat
Srinagar di bawah bantuan Kaniskha yang Agung, Yesus–jika dia
masih hidup–pasti telah berumur lebih dari delapan puluh tahun.
Kami telah menyatakan bahwa dia mungkin telah mengikuti
sebagian dari peristiwa ini, yang memiliki signifikansi besar untuk
dunia Budha, sebagai orang suci yang sangat dipuja–saran yang
diakui tidak ada bukti, meskipun fakta yang diketahui membawa
kepada spekulasi semacam itu. Pada suatu tingkatan, pembaruan
yang diperkenalkan oleh Dewan itu dilengkapi dengan ajaran
Yesus.
Fatima, anak Muhammad, mencatat perkataan Nabi itu pada
pengaruh bahwa Yesus hidup sampai usia 120 tahun. [23] Benar,
tidak ada bukti arkeologis untuk pernyataan ini, tetapi usia panjang
seperti itu tidak nampak menjadi hal yang tidak umum diantara
orang suci yang memilih jalan hidup petapa, yang menjaga tubuh
fisik di bawah kendali jiwa. Ada banyak laporan orang suci Tibet
yang telah mencapai usia 130, 150, atau bahkan lebih.
Sejarawan Sheikh Al-Sa’id-us-Sadiq, yang hidup sampai 962
Masehi di Khurasan (Iran), menceritakan dua perjalanan Yesus
di India, dan pada akhir hidupnya sebagai Yuz Asaf di Kashmir
dalam karya terkenalnya Ikmal-ud-Din. Buku ini diterbitkan di Iran
tahun 1883, dan kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Jerman
oleh ahli Timur yang ternama Max Muller. Buku itu berisi cerita
perumpamaan (parabel) tentang Yuz Asaf yang ditemukan dalam
bentuk yang hampir sama dengan yang ada dalam Perjanjian Baru:

325
YESUS DI INDIA

Orang-orang, mendengar kata-kataku: seorang petani


pergi untuk menaburkan benih di sawahnya. Kemudian
burung datang dan memakan benih itu. Benih yang lain
jatuh ke jalan. Dan lihatlah, beberapa jatuh di atas batu
yang tidak ada tanahnya, dan layu. Beberapa jatuh di
bawah duri/onak dan tidak dapat tumbuh. Tetapi benih
yang jatuh di tanah yang baik, tumbuh dan menghasilkan
buah. Si penabur adalah orang yang bijaksana dan benih
adalah kata-katanya yang bijaksana. Benih ini dimakan
oleh burung seperti orang yang tidak memahami kata-
kata itu. Benih yang jatuh di atas batu adalah kata-kata
bijak yang masuk ke satu telinga dan keluar melalui telinga
yang lain. Benih yang jatuh di bawah onak adalah mereka
yang benar-benar mendengar dan melihat, tetapi tidak
berbuat sesuai dengan yang didengar dan dilihat. Tetapi
benih yang mendarat di tanah yang baik adalah seperti
mereka yang mendengar kata-kata bijak itu dan berbuat
menurut kata-kata itu. [24]
Sebuah versi Arab tentang cerita Barlaam dan Josaphat, The
Book of Balauhar and Budasaf (hal. 285-286), diterbitkan di Bombay,
menceritakan bagaimana Yuz Asaf meninggal:
Dan dia mencapai Kashmir, yang merupaka daerah
terjauh yang dia kunjungi, dan disana hidupnya berakhir.
Dia meninggalkan dunia dan mewariskan warisannya
kepada murid tertentu bernama Ababid yang telah
melayaninya; semua yang ia kerjakan sempurna. Dan
dia memperingatkan dia dan berkata kepadanya, ‘Aku
temukan tempat suci yang berharga dan menghiasinya
dan membawanya dengan diterangi lampu untuk
meninggal. Aku telah mengumpulkan bersama jemaah
dengan wajah yang benar, yang telah tersebar dan untuk
mereka aku dikirim. Dan sekarang aku menarik nafas

326
SETELAH KEBANGKITAN

dalam kenaikan dari dunia, membebaskan jiwaku dari


tubuhku. Indahkan perintah yang diberikan kepadamu,
dan jangan menyimpang dari jalan kebenaran tetapi
tetaplah berpegang teguh pada kebenaran itu dengan
rasa terima kasih–dan mungkin Ababid untuk menurunkan
tempat untuknya; kemudian dia menjulurkan kainnya dan
berbaring; dan, memutar kepalanya ke utara dan wajahnya
ke timur, dia meninggal. [25]
Makam Nabi Yuz Asaf sekarang terletak di tengah kota
tua Srinagar, Anzimar, di perempatan Khanyar. Bangunan yang
didirikan kemudian di sekitar makam itu disebut Rozabal atau
Rauza Bal. Rauza adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan
makam pribadi yang terhormat: seseorang yang mulia, kaya, dan

Di tengah-tengah kota tua Srinagar, berdiri sebuah bangunan yang


dikenal dengan nama Rozabal, yang dibangun di atas pekuburan Yuz
Asaf, yang menurut bukti-bukti yang sangat kuat, kuburan tersebut
adalah tidak lain melainkan kuburan Yesus.

327
YESUS DI INDIA

saleh. Bangunan itu berbentuk persegi, dan ditambah dengan


serambi. Di atas pintu masuk ke bilik kuburan yang sebenarnya
diukir prasasti yang menyatakan bahwa Yuz Asaf masuk ke lembah
Kashmir berabad-abad yang lalu, dan bahwa hidupnya dicurahkan
untuk mewujudkan kebenaran. Ada dua batu nisan yang berbeda
di lantai bagian dalam bilik kuburan, dikelilingi oleh jeruji kayu
dimana tiang yang kuat telah ditambahkan, tertutup oleh sebuah
kain berat. Batu nisan yang lebih besar adalah batu nisan Yuz Asaf,
yang lebih kecil adalah nisan orang suci Islam Syed Nasir-Din, yang
dikubur disini pada abad kelima belas. [26]
Kedua batu nisan itu dibujurkan ke utara-selatan, mengikuti
kebiasaan Islam. Seperti yang juga biasa untuk makam Islam di
India, batu nisan ini hanyalah penanda: makam yang sebenarnya
terletak di ruang bawah tanah di bawah lantai bangunan. Sebuah
lubang kecil menyediakan bagi pengunjung untuk bisa melihat ke

Di dalam bangunan pekuburan terdapat sebuah kuil yang terbuat dari


kayu.

328
SETELAH KEBANGKITAN

Batu nisan ditutupi sebuah kain yang tebal.

Denah Makam Yesus

329
YESUS DI INDIA

bawah ke dalam bilik kuburan di bawahnya. Peti mayat dari batu


yang berisi jenazah Yuz Asaf diletakkan membujur ke timur-barat,
sesuai dengan adat Yahudi! Ini jelas bukti bahwa Yuz Asaf bukan
orang suci Islam. Dan diantara Hindu dan Budha, hanya pertapa
(sadhus) dari orang-orang suci yang dikuburkan (mayat biasanya
dikremasi). Jadi disini terbaring seorang yang dipuja sebagai orang
suci bahkan sejak sebelum kedatangan Islam. Ketika Kashmir
adalah Mahayana Buddhist dan Tantrie Hindu. Etimologi dari nama
Yuz Asaf telah menunjukkan bahwa mungkin nama itu berasal dari
Bidhisattva. Ini berarti bahwa orang yang terbaring dikubur disini
yang dipuja dalam jaman pra-Islam sebagai Budhha masa depan,
yang menurut legenda berasal dari Barat, dan yang kuburannya
diarahkan pada orientasi timur-barat, seperti kuburan Yahudi.
Semua ini tidak membuktikan bahwa itu tubuh Yesus si Nazarene
yang istirahat di tanah itu. Mahayana Buddhisme dan asal mula
Kristen, bukti kesusasteraan dan sejarah bahwa Yesus bertahan

Batu Nisan adalah sebuah kenotap atau tugu peringatan, berperan


sebagai ciri adanya peti mati yang dikubur di liang lahat di bawahnya.

330
SETELAH KEBANGKITAN

dalam Penyaliban, dan rujukan yang sama pentingnya bagi dia


habiskannya tahun-tahun terakhir atau masa kehidupan Yesus di
India, khususnya di Kashmir, semuanya akan menentukan asumsi
bahwa tubuh Yesus benar-benar terbaring di kubur di Rozabal.
Sudah menjadi kebiasaan para pemuja menempatkan lilin di
sekitar batu nisan. Ketika lapisan lilin yang berusia berabad-abad
dihilangkan beberapa waktu yang lalu, penemuan sensasional
dilakukan: sepasang bekas jejak kaki terukir pada batu–tradisi luas
di Asia pada tempat orang suci–dan disampingnya terbaring salib
dengan patung Yesus dan tasbih. Bekas jejak kaki itu dimaksudkan
untuk menunjukkan identitas orang yang meninggal, seperti sidik
jari. [27]
Seperti halnya dengan wastikas pada bekas jejak kaki Budha,
bekas jejak kaki Yuz Asaf mencirikan suatu tanda pengenalan
yang unik dan tak bisa disalahkan. Pemahat relief itu telah dengan

Ukiran ‘jejak kaki’ di dalam bangunan kuburan, diterangi cahaya lilin.

331
YESUS DI INDIA

jelas menunjukkan bekas luka Penyaliban. Posisi luka bahkan


menunjukkan bahwa kaki kiri telah dipaku di atas kaki kanan,
sebuah kenyataan yang dijelaskan oleh bercak darah di Kafan
Turin. Karena penyaliban tidak diketahui sebagai bentuk hukuman
mati di India, tidak hanya mungkin bahwa tubuh Yesus terbaring
dikubur disini, ini sungguh sangat mungkin.
Banyak karya sastra kuno di Kashmir memberi kesaksian
fakta bahwa Yuz Asaf dan Yesus adalah orang yang sama. Naskah-
naskah kuno menggambarkan tempat suci seperti kuburan Issa
Rooh-Allah (‘Yesus, Ruh Tuhan’, Roh Kudus) [28]. Ribuan orang yang
beriman membuat ziarah di makam ini–bukan hanya orang Muslim,
tetapi Hindu, Budha, dan juga Kristen. Kepentingan sebenarnya
dari tempat suci ini telah dipertahankan dalam ingatan keturunan
Israel kuno sampai jaman sekarang: mereka menyebut tempat suci
itu ‘makam Hazrat Issa Sahib’, makam Tuhan Yesus.
Dokumen-dokumen yang berusia tua menunjukkan bahwa
bangunan pelindung telah dibangun di ruangan bawah tanah pada
tahun 112 Masehi. Sejak waktu itu, makam itu dirawat oleh keluarga
yang sama, dengan kantor pelayan makam diturunkan dengan jalur
yang tidak putus antara ayah dan anak. Tahun 1766 para penjaga
makam diberi piagam resmi yang menjelaskan pentingnya tempat
suci itu. Dalam pernyataan resmi yang diterbitkan oleh Mufti yang
Agung (atau ‘Guru hukum agama Islam’) Rahman Mir adalah kata-
kata: ‘Disini terbaring Yuz Asaf, yang membangun kembali Candi
Solomon pada jaman Raja Gopadatta, dan yang datang sebagai
nabi ke Kashmir. Dia melayani orang, menyatakan kesatuannya
dengan Tuhan, dan pemberi hukum kepada rakyat. Sejak itu
makamnya dihormati oleh raja-raja, para pejabat negara, orang
terkemuka dan rakyat biasa.’
Saya mengunjungi Srinagar tahun 1984 sebagai anggota
delegasi spesialis dan jurnalis, dan tim kami secara resmi diterima
oleh Gubernur negara bagian Jammu dan Kashmir, Dr. Farooq
Abdulah. Pada kesempatan itu saya beritahu Dr. Abdullah bahwa

332
SETELAH KEBANGKITAN

Pada ‘jejak kaki’ di plester ini, luka di sebelah kiri bekas Penyaliban dapat
dengan mudah dikenali, bengkak menyerupai sabit di atas ujung kaki.

saya tertarik dan senang jika peti mayat dari batu itu bisa dibuka
dan diuji. Suatu saat sebelumnya, saya telah mentransfer sejumlah
banyak uang–berjumlah ribuan deutschMarkuss, bantuan
dermawan seorang wanita pembaca edisi pertama buku ini–kepada
pengelola makam itu, dan pekerjaan renovasi dibiayai dengan cara
itu pada saat itu, sehingga saya menilainya sebagai kesempatan
yang baik untuk meminta membuka kuburan itu. Gubernur
Abdullah seketika membuat semua rencana yang diperlukan untuk
pembukaan segel dan pengamatan terhadap bilik makam, dan
bahkan menjamin kami dengan perlindungan polisi dari serangan
fisik yang mungkin dilakukan oleh kaum fundamentalis yang
tersinggung.
Pada petang sebelum pembukaan makam, tembakan yang

333
YESUS DI INDIA

pecah di kota tua Srinagar menyebabkan tujuh orang meninggal.


Kepala polisi mendesak kami untuk tidak melanjutkan operasi itu,
mengkhawatirkan akan terjadinya gangguan yang meluas, dan
mengatakan bahwa dia tidak dapat lagi menjamin keselamatan
kami.
Selama tahun 1960-an, hilangnya rambut janggut nabi
Muhammad yang disimpan di masjid Hazratbal di Srinagar, yang
dianggap sebagai barang peninggalan Islam yang paling keramat di
negara itu, menyebabkan pemberontakan publik di Kashmir yang
berakhir selama berminggu-minggu. Orang-orang dari lembah
itu menganggap pemerintah pusat di Delhi bertanggung jawab:
penggabungan Kashmir dengan Serikat India tahun 1948 tidak
pernah diterima oleh sebagian besar penduduk yang mayoritas
Islam, dan ini membuat ‘Lembah Bahagia’ menjadi tempat
kekacauan yang parah.
Di wajah kepekaan relijius yang sangat mudah meledak,
sayang sekali kami diwajibkan untuk menangguhkan operasi yang
telah kami rencanakan sampai waktu yang belum ditentukan. Dan
sampai pada waktu penulisan (Mei 1993), masih belum mungkin
untuk membuka dan mempelajari peti mayat itu. Sejak musim
panas tahun 1989 situasi yang sama dengan perang sipil telah
berkembang di Kashmir karena kegiatan berbagai kelompok
gerilya. Semua perjalanan wisatawan di lembah itu telah dihentikan.
Daerah kota tua Srinagar, dimana makam itu berada, adalah sarang
pusat pejuang bawah tanah yang tetap tersembunyi saat tentara
India memeriksa setiap sudut jalan dan lorong. Yang disesalkan,
oleh karena keadaan itu, saya harus sangat mengecilkan hati
atas kunjungan ke makam itu sampai situasi di Kashmir membaik.
Nampaknya kemungkinan itu sangat kecil pada saat itu. Dalam
satu hal, kenyataan bahwa tempat makam itu ada di sebelah kanan
Sungai Jhelum dan pasti telah terlanda banjir berkali-kali selama
dua ribu tahun yang lalu, tidak terlalu banyak yang bisa diharapkan
dari pembukaan peti mayat itu.

334
SETELAH KEBANGKITAN

Yesus atau Paul?

Banyak orang Kristen yang beriman mungkin keberatan


bahwa dengan argumen yang saya kemukakan dalam buku ini
saya merampok agama Kristen dari unsur penting, suatu unsur
yang dapat memberikan harapan dan pelipur lara: penebusan dari
dosa (yang menyebabkan penderitaan di dunia) dengan kematian
Yesus Kristus sebagai korban yang dilakukan untuk orang lain, bagi
semua yang mengakui ajarannya. Tetapi persisnya bentuk doktrin
penyelamatan dalam Kristen tradisional yang bersandar hampir
secara eksklusif pada karya Paul, dan tidak pernah diajarkan
oleh Yesus. Paul mengajarkan bahwa seluruh fungsi pusat Yesus
pada kematian pengorbanannya, yang melalui cucuran darahnya
dia telah membebaskan orang yang beriman dari dosa mereka
dan membebaskan mereka dari kekacauan dan dominasi Setan.
Kenyataannya, Paul tidak menyampaikan suku kata tunggal
dari ajaran langsung Yesus dalam surat-suratnya, dia juga tidak
menceritakan orang tunggal dari parabelnya. Sebagai gantinya, dia
membangun filosofinya sendiri berdasarkan pemahaman pribadi
(atau kesalahpahaman) pribadinya terhadap ajaran Yesus.
Paul menyatakan bahwa atas pertimbangan dosa Adam semua
orang terkena kemarahan Tuhan sejak dari semula (lihat Ephesians
2:3) dan hilang tanpa kecuali (Romans 5:18; 1 Corinthians 15:18),
karena semua terkena dosa (Romans 3:9; Galati 3:22; Colossians
2:14). Tuhan telah memberikan keputusan penghukuman terhadap
semua orang (Romans 5:16).
Di luar Berita Baik yang dibawa Yesus, Paul telah membuat
berita yang gelap dan menakutkan, dari ancaman yang hanya dia
yang dapat menunjukkan jalan keluarnya. Dan jalan keluar ini adalah
penyelamatan umat manusia melalui kematian Yesus sebagai
korban: ‘Oleh karena itu seperti dengan kejahatan/pelanggaran
seseorang, keputusan datang kepada semua orang atas
penghukuman; bahkan dengan kebenaran seseorang anugerah

335
YESUS DI INDIA

yang bebas datang kepada semua orang sampai penentuan


kehidupan’ (Romans 5:18). Dan dalam surat kepada Collosians dia
menggambarkan Yesus sebagai ‘Menodai tulisan tangan ordonansi
(peraturan setempat) yang melawan kita, yang bertentangan
dengan kita, dan mengeluarkannya dari jalan, memakunya pada
salibnya’ (Collossians 2:14).
Tetapi hal yang mengerikan tentang doktrin penyelamatan
menurut Paul adalah sikapnya bahwa orang tidak dapat memberikan
kontribusi apapun kepada penyelamatan dalam kehidupan yang
sengsara: tidak melalui pekerjaan baiknya sendiri, tidak melalui
perubahan gaya hidup, tetapi banyak untuk yang lebih baik, yang
orang dapat diputuskan diselamatkan, berdamai dengan Tuhan (cf
Romans 3:24; 9:16; 1 Corinthians 1:29; Galati 2:16).
Karena menurut Paul semata-mata keagungan Tuhan yang
membawa kita kepada keselamatan: ‘Karena dengan keagungan
kalian diselamatkan melalui keimanan; dan itu bukan dari dirimu
sendiri; ini adalah anugerah Tuhan. Bukan pekerjaan, yang harus
disombongkan/dibanggakan manusia’ (Ephensians 2:8-9).
Menurut Paul seseorang hanya mungkin selamat semata-mata
dengan tindakan tunggal pembaptisan, menjadi anak Tuhan dan
makhluk yang baru sama sekali. Setiap pernyataan untuk kerjasama
dalam penyelamatan oleh usaha seseorang sendiri, dengan
ajarannya, dianggap sebagai mengecilkan pengorbanan Yesus,
sebagai usaha untuk menyelamatkan diri seseorang yang tidak bisa
tetap gagal. Sebaliknya, setiap orang, betapapun baik dan patut
dicontoh kehidupan yang mungkin ia jalani, harus dalam skema
ini dianggap hilang jika dia gagal menerima pengorbanan di atas
Salib untuk dirinya sendiri sebagai penyelamatan yang sempurna.
Pemikiran seperti itu sepenuhnya bertentangan dengan Yesus.
Kebanyakan orang Kristen berpendapat bahwa kebesaran,
keunikan, dari Kristenitas berdiri dan jatuh dengan ajaran ini. Jadi
ini terbukti merupakan sebuah fiksi/rekaan yang jauh terlepas

336
SETELAH KEBANGKITAN

dari pemikiran Yesus. Bahkan petunjuk tentang hal ini bukan yang
disebut doktrin penyelamat Kristen yang ditemukan dalam Sermon
di atas Gunung–contoh murni dari pesan Yesus–atau dalam Doa
Tuhan (Bapa Kita), atau dalam parabel tradisional yang diceritakan
oleh Yesus!
Yesus tidak kuatir dnan penyusunan filosofi yang mungkin
didasarkan pada kehidupannya dan pada pesannya yang mungkin
membebaskan orang dari penderitaan dalam keberadaannya
di dunia–sebenarnya yang hidup adalah apa yang dia ajarkan.
Kesabaran menghadapi pada setiap saat, perhatian atas
kesejahteraan dan manfaat bagi yang lain (manusia dan binatang),
memberi dan berbagi, tidak mementingkan diri sendiri dalam
membantu orang lain untuk memikul beban penderitaan mereka,
cinta yang universal dan tanpa syarat untuk semua orang–inilah
jalan menuju kesempurnaan yang ditunjukkan Yesus dalam
kehidupannya.

337
338
APPENDIX

Tabel Kronologis

India

Sebelum Masehi

c.1750 Ibrahim meninggalkan Haran dengan sukunya


c.1730 Suku-suku Yahudi bepergian ke Mesir, dipimpin
oleh Joseph
c.1550 Pemerintahan Hyksos: mulai penindasan
c.1250 Musa; Pelarian dari Mesir
c.1200 Permukiman di Palestina
965-926 Raja Solomon
Setelah 926 Pemisahan menjadi kerajaan utara Israel dan
kerajaan setelah Judah
c.870 Nabi Elijah
722 Sargon II dari Assyria menaklukan Israel; suku-suku
Israel menghilang selamanya
c.590 Referensi yang mungkin oleh nabi Ezekiel ke Candi
Kashmir
587 Akhir Kerajaan Judah
pengasingan Babilonia (berakhir sekitar 50 tahun)
7 Kelahiran Yesus
4 Kematian Hero yang Agung

339
YESUS DI INDIA

Masehi

6 Archelaus diberhentikan; Yesus usia 12 tahun di


Candi
6-c.30 Perjalanan pertama Yesus ke India
c.30 Kembali dari India, dan memasuki Yerusalem
31 Yahya Pembaptis dieksekusi
33 Penyaliban Yesus
c.35 Paul bertemu Yesus di Damascus dan diubah
c.36 Yesus dengan Raja Andrapa
pasca-36 Yesus di Edessa dan dengan raja Nisibis

Timur Tengah

Sebelum Masehi

c.2500 Budaya Indus (Harappa)


c.1300 Kompilasi Vedas (Weda)
Abad ke-6 ‘Suku Israel yang Hilang’ menetap di India utara
563-483 Gautama Siddhartha Sakyamuni, sang Budha
Abad ke-5 Tulisan pertama tentang sutras agama Budha
c.250 Kaisar India Ashoka mengirimkan misionaris Budha
sejauh Marseilles (Roquepertuse)
abad pertama Budhaisme Mahayana dibentuk dengan gagasan
Penyelamat (Bodhisattva)

340
Appendix

Masehi

Sebelum 50 Yesus tinggal di kota universitas Taxila (Punjab);


muncul di istana penguasa Indo-Parthian, Gundafor
c.50 Yesus di istana raja setempat Gopananda
(Gopadatta) memerintah sekitar 49-109
pasca-50 Yesus bepergian sebagai pendeta keliling dengan
nama Yuz Asaf di Kashmir dan daerah sekitarnya
pasca-70 Yesus bertemu raja setempat Shalivahana
78 Prasasti pada Candi Solomon di Srinagar
c.78-103 Pemerintahan Raja Kanishka
c.80 Dewan Gereja Keempat di Haran (harwan) di
Kashmir
pasca-80 Tubuh Yesus dimakamkan di Srinagar

341
YESUS DI INDIA

Kaum ‘Nazarenes’

Selama dekade yang lalu saya telah menerima surat dari ratusan
pembaca yang menyatakan terima kasih atas pandangan baru
tentang keimanan, seperti yang dibukakan kepada mereka oleh
buku saya Yesus Tinggal di India. Banyak yang merasa bahwa hanya
sekarang, dengan informan baru yang mereka miliki di hadapan
mereka, mereka dapat memahami pentingnya sejarah Yesus yang
benar. Diantara mereka adalah bekas pendeta yang telah berbalik
dalam kekecewaan dari Gereja atau bahkan dari agama semuanya,
dan telah mencari profesi lain dalam ketetapan hati untuk tidak
pernah lagi melibatkan diri dalam masalah kepercayaan/agama.
Orang-orang seperti itu menulis surat kepada saya, mengatakan
bahwa setelah membaca buku saya mereka telah menemukan jalan
baru untuk meraih ajaran Yesus yang asli. Beberapa menyampaikan
tentang keadaan dramatis krisis keyakinan yang sangat serius,
darimana mereka terselamatkan dengan membacanya. Yang lain
ingin mengetahui jika ada komunitas yang mereka dapat menjadi
anggota yang berjuang untuk meletakkan ajaran yang diuraikan
dalam buku itu ke dalam praktik dan menghidupkan ajaran itu.
Dalam pandangan pembaca yang banyak sekali yang condong
ke pemikiran itu, saya sekarang telah memutuskan untuk mendirikan
fondasi yang memiliki tujuan khusus dalam mempelajari ajaran
yang murni, asli dari kaum Nazarene dengan bantuan para ahli
dalam berbagai bidang, di bawah perlindungan institut yang baru-
baru ini didirikan, dan menerbitkan pengetahuan yang diperoleh
dalam bentuk yang tepat.
Ini akan memungkinkan untuk menghidupkan kelompok-

342
Appendix

kelompok kecil kaum ‘Nazarenes’ di banyak tempat yang berbeda


dan dalam banyak bentuk yang berbeda, semua yang akan berjuang
sekali lagi untuk mempraktikkan ajaran Yesus Nazarene yang tidak
tercampuri (tidak dipalsukan), dan untuk menyebarkannya dengan
contoh teladan mereka sendiri.
Kelompok-kelompok itu kemudian dapat didukung dengan pusat
utama yang memberikan inspirasi, informan, dan bantuan materi
sebagai tambahan. Prinsip-prinsip fondasi itu telah disusun, dan
dukungan aktif dari seorang pengusaha di Munich telah diperoleh.
Para pembaca yang tertarik dengan pemikiran ini dan ingin
memberikan bantuannya dipersilakan menghubungi saya.

Society of THE NAZARENE


C/o Holger Kersten
Post box 961
79 009 FREIBURG
Germany

343
YESUS DI INDIA

CATATAN KAKI

Bab 1: Kehidupan Yesus yang Tak Diketahui

1. J alan kedua ke Ladakh telah dibuka (1990) bagi orang asing,


menempuh melewati Rohtang Pass dari kota gunung Manali di
negara bagian Himachal Pradesh.
2. Nikolas Notovitch, Kehidupan Yesus Kristus yang Tak Diketahui,
diterjemahkan dari edisi berbahasa Perancis tahun 1894, direvisi,
dan dengan prakata tambahan oleh Notovitch, London, 1895.
3. Issa adalah nama Arab Muslim untuk Yesus.
4. Bahasa Persia panj ‘lima’, ab ‘air’; secara harfiah ‘lima air’.
5. Jainisme, agama biara India yang sangat tua, sangat terkait
dengan Budhaisme, tetapi lebih pertapa. Ini didirikan oleh
Mahavira, seorang yang hidup sejaman dengan Budha.
6. Pali, dialek India utara dari abad setelah kematian Budha,
digunakan untuk norma dalam Injil di selatan Budhaisme
Theravada (Hinayana).
7. I nformasi biografi diberikan dalam Dictionnaire National des
Countemporains, Vol.3, hal.274, Paris 1901.
8. E.V. Bogdanovitch, L’Alliance franco-russe.
9. Bibliotheque Nationale, Paris, Fol,R,226.
10. Lihat Kantor Catatan Publik, Kew, FO 371/113 No.29196.
11. B
 ibliografija Periodicheskikh Izdaniy Rossiy (1901-1906).
Leningrad. 1958.
12. N.C. Caudhuri, Sarjana Luar Biasa, London, 1974; hal.325.

344
Appendix

13. Tahun 10, hal.211, Berlin, 1895.


14. The Hindustan Times, New Delhi, 11 Juli 1988.

15. N.Roerich, Altai-Himalaya, sebuah Diary Perjalanan, New York,


1929; ha;.89.
16. H. Merrick, In teh World’s Attick, London.
17. Bibliotheque Nationale, Paris, Fol.M.715.
18. Inventaris Nomor 88.177.
19. Dalam Dictionnaire National des Contemporains, Vol. 3, hal.274,
Paris, 1901, dicatat bahwa Notovitch diterima ke dalam Legion
d’Honneur dengan kelas Officer de l’Instruction publique di tahun
1889 pour avoir donne au musee du Trocadero de precieuses
collections d’objects rapports de l’Inde et de la Perse.
20. Gereja Moravia, juga disebut komunitas Herrnhunter.

Bab 2: Siapakah Yesus?

1. Tacitus, Annals 15:44


2. Pliny the Younger, Letters, 10:96f.
3. Suetonius, Vitae Caesarum; Nero (16); Caludius (25:4)
4. Flavius Josephus, The Antiquities of the Jews XX,9:1;XVIII,3:3.
5. 1:47
6. Arthur Drews, Die Christusmythe, Jena, edisi 2 1911; hal.3.
7. D
 iterjemahkan dari edisi berbahasa Jerman oleh Wilhelm Reeb,
Lepizig, 1923.
8. Clement dari Alexandria, Stromateis 7; 89:2f.
9. Origen, Contra Celsum 3:12.
10. G. Bornkamm, Jesus of Nazareth, Stutgart, edisi ke-9 1971
11. Dikutip dari Der Spiegel No. 14, 1966.

345
YESUS DI INDIA

12. J.Jeremias, 1951.


13. Dikutip dari Der Spiegel No. 14, 1966.
14. W. Nestle, Krisis des Christentums, 1947;hal.89.
15. E. Overbeck, Christentums und Kultur, diterbitkan dengan
anumerta, 1919.
16. D
 ikutip dari H. Ackermann, Entstellung und Klarung der Botschaft
Jesu, 1961.
17. A. Deissmann, Paulus, Tubingen, edisi ke-2 1925.
18. E. Grimm, Die Ethick Jesu, 1917.
19. A. Schweitzer, Geschichte der Leben-Jesu-Forschung, Tubingen,
edisi ke-2 1913; hal.512.
20. Dikutip dari Der Spiegeli No. 14,1966.
21. Der Stern No. 16, 1973.
22. Dardic: sekelompok bahasa Indo-Eropa kuno yang digunakan
di Himalaya barat, Karakorum dan Hindu Kush. Yang terbaik
adalah Kashmiri dan Shina.
23. Anagarika Govinda, The Way of the White Clouds.

Bab 3: Musa dan Putra Tuhan

1. J.Juergens, Der biblische Musa, Munich, 1928.


2. Prof. Flinders Petrie, Researches in Sinai, 1906.
3. Cf Eksodus 19:11, 24:17, 33:9; Deutronomy 4:11, 4:24, 4:33, 4:36,
5:4, 5:5, 5:23, 9:3, 32:22.
4. W.F. Irland, Die Memoiren DavidRizzios, Leipzig, 1852.
5. Dummelow, Commentary on the Holy Bible, hal. 115.
6. Dr. Mateer, The Land of Charity, dikutip dalam H.P. Blavatsky, Isis
Univeiled, Vol. II.
7. C
 f. Max Muller, Indien dalam Weber, Indische Skizzen, Berlin,
1857.

346
Appendix

8. F. Bernier, Travels in the Moghul Empire, London, 1891; hal. 432.


9. G. Konzelmann, Aufbruch der Hebraer, Munich, 1976; hal. 37ff.
10. Perubahan bunyi dalam bahasa Persia Lama yang diubah Sindh
ke Hind, dan kata ini segera menyatakan seluruh sub-benua
dan penduduknya (Hindu). Pada waktu berikutnya, h juga
dihilangkan, tinggal Ind-, yang kemudian menjadi India.
11. Cf. Joshua 24:2-3.
12. Cf. Leviticus 11; Deuteronomy 14.
13. T
 he Revd Dr. Joseph Wolff, Narrative of a Mission to Bokhara in
the Years 1843-1845, vol.I, pp. 13-20, London, 1845.
14. Wolff, seperti diatas, hal. 58.
15. London, 1840, hal.166.
16. D
 r. J. Bryrce dan Dr. K. Yahyason, A Comprehensive Description
of Geography, London and Glasgow, 1880, hal.25.
17. G. Moore, The Lost Tribes, London 1861.
18. K. Jettmar, Felsbilder im Karakorum, dalam Spektrum der
Wissenschaft, Desember 1983; hal. 22-23.

Bab 4: Masa Kecil Yesus

1. G. Kroll, Auf den Spuren Jesu, Leipzig, 1964; hal. 63ff.


2. P. Schnabel, Der jungste Keilschrifttaxt, dalam Zeitschrift fur
Assyrologie, NF 2(36); hal. 66ff.
3. Origen, Gen, Hom, XIV, 3.
4. Diterjemahkan dalam kutipan dari Hennecke-Schneemelcher,
Neutestamentliche Apokryphen, Vol.I, Tubingen. Edisi ke-4;
hal.98.
5. Ajaran reinkarnasi didasarkan pada prinsip bahwa tiap jiwa
melewati proses evolusi yang berakhir banyak masa hidup, dan
akibatnya dilahirkan kembali dalam seorang manusia atau tubuh

347
YESUS DI INDIA

lainnya lagi dan lagi, untuk mengumpulkan pengalaman lebih


lanjut dan akhirnya mencapai keadaan mulia.
6. Dalai Lama, My Country and My People.
7. Heinrich Harter, Seven Years in Tibet.
8. Vicki Mackenzie, Reincarnation: The Boy Lama, London 1988.
9. E. J. Eitel, A Handbook of Chinese Buddhism, Tokyo 1904.

Bab 5: Kebijaksanaan Timur di Barat

1. C
 f Le Coq, Ostturkistan: Waladschmidt, Zentralasien, Luders, Die
literarischen Funde.
2. Dari H. J. Klimkeit, Gottes-und Selbsterfahrung in der gnosticsh-
buddhistischen Religionbegegnung Zentralasiens, dalam
Zeitschrift fur Religions-und Geistesgeschichte, Vol.33, 1983, hal.
236-247.
3. Meskipun tanggal kompilasi pra-Kristen untuk naskah itu telah
diterima selama bertahun-tahun, beberapa peneliti menyatakan
bahwa bagian-bagian naskah itu ditulis sekitar jaman kelahiran
Yesus atau tak lama sesudahnya, dan mengacu langsung pada
Yesus. Cf. M. Baigent dan R. Leigh, The Private Jesus: the Dead
Sea Scrolls and The Truth About Early Christianity, Munich, 1991.
4. Dalam seni prasasti ini biasanya ditunjukkan sebagai singkatan
untuk kata dalam bahasa Latin Iesus, Nazarenus, Rex Indoeorum,
atau INRI.
5. Orang Arab menyebut Kristen awal Nasrani atau Nasara.
6. Yahya M. Robertson, Die Evangelienmrythen, Jena, 1910; hal. 51ff.
7. The Antiquities of the Jews XVIII, 5:2.
8. Dikutip dari J. Klausner, Jesus von Nazareth, 1952, hal.144.
9. Bentuk singkatan: 1QIs.
10. Bentuk singkatan: 1QIIs.
11. Bentuk singkatan: 1Qp Hab.

348
Appendix

12. Bentuk singkatan: 1QS.


13. Bentuk singkatan: 1Qsa.
14. Bentuk singkatan: 1QH.
15. The Jewish War II, 8:3.
16. Dari Albert Schweitzer, Geschichte der Lehen-Jesu-Forschung.
17. The Jewish War II, 8:7.
18. Tahun Yahudi mempunyai dua belas bulan yang tiap bulannya
berkisar antara 29 sampai 30 hari, berjumlah 50 minggu
masing-masing tujuh hari. Untuk menyesuaikan dengan tahun
surya bulan bulan ketigabelas, Adar kedua atau Veadar, harus
disisipkan tujuh kali dalam tiap jangka sembilan belas tahun.
‘Tahun yang darurat’ dalam hubungannya dengan kronologi
Yahudi adalah ‘Hari Penciptaan’ berhubungan dengan kalender
Gregorium sampai 20 September 3760 SM.
19. A. Hilgenfeld, Zeitschrift fur wissenshaftliche Theologie (1860-
1862); Bauer, Essener, dalam Oauly-Wissowa, Suppl, bd.IV,
S.p.426ff.
20. Cf. Emile Burnouf, Le Bouddhisme en Occident, dalam Revue des
Deux Mondes, 1888.
21. Origen, Contra Celsumi 6:27.
22. Nag Hammadi Codex II 3, 121:15-19.
23. M
 enurut Edmunds, Buddhist and Christian Gospels, ada 112.
24. C.G. Montefiore , The Synoptic Gospels, edisi ke-2 1927.
25. Cf Kejadian 17:1ff.
26. Cf Keluaran 12:43ff; Ezekiel 44:9.
27. H
 ennecke-Schneemelcher, Neutestamemtliche Apokryphen,
Vol.II; hal. 210.
28. Bentuk Arab Syria adalah Alavites, Turki Alavites, sementara
daerah dimana bahasa Persia digunakan, istilah umum adalah
Ali-Ilahi (Ali-deifer).

349
YESUS DI INDIA

29. Nusairis sendiri berasal dari nama mereka dari nama


pemimpinnya selama abad ke-8, Ibn Nusair, bentukan yang
dianggap sebagai hal yang sangat tidak jelas oleh akademisi
karena mungkin dirumuskan untuk membebaskan Nusairis dari
tuduhan bid’ah. Cf R. Dussaud, Histoire etreligion des Nosairis,
Paris, 1990; I. Goldziher, Archiv fur Religionsuissenschaft, 4/1901;
H.J. Schoeps, Theologi und Geschichte des Urchristentums;
G. Luling, Die Wiederenydeckung des Propheten Muhammad.
Erlangen, 1981.
30. Kelompok Alawites dari Anatolia, yang hidup kebanyakan
sebagai petani gunung, penjaga ternak dan berpindah-pindah,
sekitar 15 sampai 30 persen dari seluruh penduduk Turki.
31. I ni tidak berlaku pada Syrian Nusairis, yang tradisi agamanya
hanya menjadi hak pria.
32. E
 . Muller, Kulturhistorische Studien zurGenese pseudo-islamischer
Sektengebilde in Vonderasien, Wiesbaden, 1967.
33. A
 .J. Dierl, Geschichte und Lehre des anatolische Alevismus-
Bektashimus, Frankfurt, 1985.
34. Seperti diatas, hal 125f.
35. Literatur lebih lanjut tentang hal ini termasuk: J.K. Birge, The
Bektashi Order of Dervishes, Hartford, 1937; E. Gross, Das
Vilajetname des Hadji Bektash, Leipzig, 1927; A. Haas, Die
Bektashi, Berlin, 1987; G. Jacob, Die Bektashije.... dalam Abhdlg.
D. Konigl. Bayer. Akademie d. Wissensch. I.KL.XXIV,Bd.III,
Munich, 1909; Beittrage zur Kenntnis des Derwiseh-Orden der
Bektashchije, iBerlin 1908; Das Fortlehen von antiken Mysterien
und Altchristlichem im Islam, dalam Der Islam, 1911, hal.232ff;
H. Kirchmaier, uber die Yezidi, dalam Der Islam, 34, 1959;
E. Kohn, Vorislamiches in einigen vorderasiatischen Sekten
und Derwischorden, dalam Ethnologische Studien, 1931, hal.
295ff; Henri Lammens, L’Islam, Beirut, 1941; R. Strothmann,
Morgenlandische Geneimsekten in der abendlandischen

350
Appendix

Forschung, Berlin, 1953; Der Islam: Sekten, dalam Hdb. D. Rel.


Wissench., Berlin, 1948.

Bab 6: Rahasia Yesus

1. G
 allup Poll on European Values, London, 1983; G. Gallup jr.,
Encounters with Immortality, 1983.
2. Menurut L. von Schroder (Phytagoras und die Inder, Leipzig,
1884), Phytagoras adalah ‘pembawa tradisi India ke Yunani’.
Tetapi meninggalkan pertanyaan apakah Phytagoras benar-
benar datang ke India dalam wujud manusia, hubungan cultural
antara Yunani dan India pada jaman Budha taka bisa disaingi.
3. Friederich Weinreb, Das buch Jonah, Zurich, 1970: hal.,90ff.
4. The Antiquities of the Jews XVIII, 1:3.
5. The Jewis War II, 8:14.
6. Misalnya: Philo dari Alexandria (sekitar 25 SM sampai 50 Masehi)
dalam karyanya On Dreaming (I, 139); Justin Martyr (sekitar 100-
165) dalam Dialogue with Tryphon the Jew (LXXXVIII, 5); Synesius
dari Cyrene (sekitar 370-413) dalam About Dreams (140B); dan
Augustine (354-430) dalam On the Greatness of the Soul (XX, 34)
dan dalam Confessions (I, 6, 9).
7. E
 usebius, Historia Ecclesiastica V, 9; E, Benz, Indische Einflusse auf
die fruhchristliche Theologie, Wiesbaden, 1951.
8. Cf. E. Pagels, Versuchung durch Erkenntnisi. Die gnostichen
Evangelien.
9. H. de Lubac, Textes Alexandrins et bouddhiques, RechScRel 27,
1937.
10. Clement of Alexandria, Stromateis I, 15.
11. Clement of Alexandria, Admonition I, 6.
12. Clement of Alexandria, Stromateis IV, 160:3.

351
YESUS DI INDIA

13. E
 . Seeberg, Ammonios Sakos, dalam Zeitschrift fur
Kirchengeschichtei, Bd. LX, 1941; E. Benz, Indische Einflusse auf
die frubehristliche Theologie, seperti diatas Cope, dikutip dalam
Karl Hoheisel, Das Fruhe Christentum und die Seelenwanderung,
dalam Jahrbuchfur Antike und Christentum, 1984-1985.
14. Origen, De Principiis.
15. Origen, Contra Celsum.
16. Gregory odari Nyssa, The Catechetical Oration VIII,9.
17. M. Pryse, Reincarnation in the New Testament, Ansata, 1980.
18. Bhagvan Dass, Krishna and the Theory of Avatros.
19. Sri Yukteswar, The Holy Science (Selaf Realization Fellowship,
Los Angeles).
20. F. Hitching, Die letzten Ratsel unserer Welt, Frankfurt, 1982;
hal.118ff.

Bab 7: Kafan–sebuah Peninggalan Yesus

1. Flavius Josephus, The antiquities of the Jews XVIII, 1:1,6.


2. Menurut penelitian bahasa yang lebih baru oleh filologis Revd
Dr. Gunther Schwarz, tetapi ini adalah kesalahan terjemahan.
Kata Aramaic untuk ‘pedang’, zeyana, dibedakan hanya oleh
tanda petik kecil dari ziyyuna, ‘makanan (spiritual)’, arti yang
akan memberikan kutipan makna yang sangat berbeda.
3. Epiphanius, Hel:30.
4. W. Marsen, Die Auferstehung Jesu, Gutersloh, 1960.
5. Cf. Kersten dan Gruber, The Jesus Conspiracy: The Truth About the
Resurrection, Element Books, 1994. Bagian berikut pada subjek
Kafan Turin sangat didasarkan atas karya ini. Karena hasil dari
penelitian sejarah Dr. Gruber menunjukkan tingkat penelitian
Kafan yang paling baik dan sangat mendukung argumen saya

352
Appendix

sendiri, beberapa bacaan mendasar dikutip disini. Yang sama


benar adalah bacaan dalam Bab Delapan.
6. Ian Wilson, The Turin Shroud, London, 1978.
7. Jerome, De Viris Illustibus II.
8. Eusebius, Historia Acclesiastica I, 13; II, 6-8.
9. Peziarah Aetheria dari Aquitaine mengunjungi Edessa tahun
383 pada kembalinya dari Tanah Suci, dan membawa dari sana
salinan surat ke Barat. Cf J. F. Gamurrini (ed), S Hilarii Tractatus
et Hymni et S Silviae Aquitanae Peririnatio ad loca saneta...ex cod.
Arretino depromps, Biblioteca dell’ Academia Storico-Guiridica,
Vol. IV, Roma, 1887; H. Petre, Peregrinatio Aetherine, Sources
Chretiennes, 21, Paris, 1948.
10. W. Cureton, Ancient Syriac Documents Relative to the Earliest
Estabilishment of Christianity in Edessa and the neighbouring
Countries, London 1864; G. Philips, The Doctrine of Addai the
Apostle, London, 1876.
11. N
 arratio (PG 113), terjemahan dalam bahasa Inggris dicetak di
Wilson, The Turin Shroud.
12. E. Von Dobschutz, Christusbilder, Leipzig, 1899 hal. 182.
13. E
 vagrius, historia Ecclesiastica, Migne, PG, LXXX. VI/2, Sp.2748-
49.
14. W.Bulst, Das Grabtuch von Turin, Larlsruhne, 1973; p.111.
15. P. Vignon, LeSaint Suaire de Turin devant la science, l’arvhologie,
l’histoire, Pichonographie, la logique, Paris 1938; E.A. wuenschel,
Self-Potrait of Christ: The Holy Shroud of Turin, New York, 1954;
Wilson, The Turin Shroud.
16. P
 aul Maloney lebih lanjut mengurangi daftar lignon dari dua
belas hal menjadi hanya sembilan hal yang bahkan paling skeptis
bagi para pengamat untuk bisa menerimanya. P. Maloney,
The Shroud of Turin: Traits and Pecularities of Image and Cloth
Presserved in Historical Sources: pembicaraan dilakukan pada

353
YESUS DI INDIA

Simposium Internasional ‘La Sindone e Icone’, Bologna, Mei


1989.
17. Dikutip dalam M. Green, Ebshrounded in Silence.
18. Ordericus Vitalis, Historia Ecclesiastica, TLIII.IX.8.
19. Gervase of Tillbury, Otia Imperialia, iIII.
20. Dikutip dari Wilson, The Turin Shroud.
21. D
 i Roma, Genoa dan Paris, Mandylion ditampilkan pada saat itu,
tetapi semuanya salinan tangan; tak satupun yang dinyatakan
asli. Yang disebut Menara Veronica adalah salinan jenis ini.
22. E. Hezck, Genua und seine Marine im Zeitalter der Kreuzzuge,
Inusbruck, 1886; hal.66.
23. Epist. Innoc, Migne, PL 215, Sp 433f.
24. Charny adalah nama yang sama dengan Charnay.
25. Untuk keterangan lebih lanjut tentang sejarah kain itu, lihat
Kersten dan Gruber, The Jesus Conspiracy.
26. H
 . Thurston, The Holy Shroud...., dalam The Month 101, 1903; hal.
19.
27. Reban, Christus wurde lebendig begraben, Zurich 1982.
28. W. Bulst, Das Grabtuch von Turini, Karlsrubei, 1978 hal. 123.
29. Kersten dan Gruber, The Jesus Conspiracy.

Bab 8: ‘Kematian’ dan ‘Kebangkitan’

1. C
 .H. Dodd, Historical Tradition in the Fourth Gospel, Cambridge
1963, hal.423; S.G.F. Brandon, Jesus and the Zealots, Manchester
1967 hal. 6.
2. H. Lincoln, M. Baigent dan R. Leigh, The Holy Grail and its Legacy.
3. G. Ghiberti, La Sepoltura di Gesu, Roma 1982 hal. 43.

354
Appendix

4. P. Barbet, Die Passion Jesu Christi in der Sicht eines Chirurgen,
Karlsruhe, 1953; W. Bulst dan J. Pfeiffer, Das Turiner Grabtuch und
das Christus bild, Frankfurt, 1987, p87f; N. Currer-Briggs, The Holy
Grail and the Shroud of Christ, Maulden, 1984 hal.16.
5. P.G. Bagatti dan J.T. Milik, Gli scavi del ‘Dominus flevit’, La
necropolis del periodo Romano, Yerusalem 1958.
6. Satu-satunya rancangan struktur makam yang benar diuraikan
dalam Mishnah, dalam Baba Bathra 6,8.
7. P
 . Savio, Ricerche storiche sulla Santa Sindone, Turin, 1957; hal.33ff.
8. G. Zainotto, GV 20, 1-8, Giovanni testimone oculare della
risurrezione di Gesu?, Sindon, 1, 1989; hal.148. Bacaan dalam
Cta Philippi (143) merupaka daya tarik tersendiri dalam hal ini,
‘Philip meminta untuk dikuburkan dengan dibalut daun lontar,
dan tanpa dibalut kain linen sama sekali, seakan dia menghindari
diperlakukan dengan cara yang sama dengan Kristus, yang
dibalut dengan Sindon’ (en sindoni eneilithe).
9. Pembalseman terhadap Jacob dan Joseph (Kejadian 50:2-3, 26)
termasuk pengecualian, menunjukkan adat-istiadat Mesir kuno.
10. E. Haenchen, Das Johannes-Evangelium: ein Kommentator;
Tubingen, 1980: hal. 556.
11. Shabbat 23:5.
12. A. Dessy, La sepoltura dei crocifissi, Sindon,1,1989:hal.42.
13. L . Boulus, Medicinal Plants of the Bible, New York, 1952; hal.35.
Bandingkan lebih lanjut dengan G. W. Reynolds, The Aloes of
South Africa, Johansburg, 1950; hal.39ff.
14. EN. Hepper, The Identity and Origin of Classical Bitter Aloes,
Palestine Exploration Quarterly, 120, 1988; hal.146-148.
15. D. Grindlay dan T. Reynolds, The Aloe Vera Phenomenon: A
review of the Properties and modern uses of the leaf parenchyma
gel, Jornal of Ethnopharmacology, 16, 1986; hal.117-151.
16. Moldenke dan Moldenke, Plants of the Bible, seperti diatas.

355
YESUS DI INDIA

17. A.W. Anderson , Plants of the Bible, New York, 1957.


18. A. Feuillet, The Identification and the Disposition of Funerary
Linens of Jesus’ Burial According to the Fourth Gospel, SSI,4,1982,
hal.18; Zainotto, Sindon seperti di atas, hal.160. Blinzler
pertamanya mengemukakan hal ini: J. Blinzler, Das Turiner
Grablinnen und die Wissenschaft, Ettal, 1952. Dalam Injil Matius
dan Lukas kata kerja eneileo menunjukkan ‘bobot’ pembalutan
itu ditunjukan dengan penggunaan kata kerja antylisso yang
semata-mata berarti ‘membungkus’.
19. L. Modder, Die Todesurcasche bei dar Kreuzigung, in Stimmen
der Zeit, 144, 948, hal.50-59; F. T. Zugihe, Death by Cricufixion,
Canadian Society of Forencic Science Journal, 17, 9184.
20. Putra Tuhan datang makan dan minum, dan mereka berkata,
Lihatlah seorang laki-laki rakus, dan peminum anggur....’
(Matius 11:19).
21. Flavius Josephus, Vita IV, 75.
22. Petrus de Natalibus mendasarkan pernyataan pada Yahya
Damascus. Baggati dan E. Testa, Il Golgota e la Croce, Yerusalem,
1978; hal.24. Injil Peter yang masih diragukan menyebut tempat
dimana makam itu digali ‘Kebunnya Joseph’.
23. Flavius Josephus, The Jewish War IV, 5:2.
24. Sedikitnya satu sumber Injil juga mendapati sangat aneh bahwa
Joseph membangun makamnya sendiri di sebelah kanan
tempat eksekusi; Haenchen, Das Johanes–Evangelium, seperti
diatas; hal.564.
25. Tetapi Yahya mungkin membuat mengacu kepada Kristus
sebagai simbol peringatan Paskah pertama (Keluaran
12:22). Dalam Markus, bacaan terkait mengatakan bolu cuka
ditempelkan pada buluh (kalamos). Apakah Yahya sengaja
menggunakan hussopos (hyssop) sebagai pengganti kalamos?
26. R. Seydel, Das Evangelium von Jesus, Leipzig, 1882; hal.273.

356
Appendix

27. J . Blinzer, Das Turiner Grablinnen und die Wissenschaft, seperti


diatas, hal.31.
28. H. Bartdtke, Die hanschriftenfunde am Toten Meer, Berlin, 1958;
hal.42.
29. G. Reci, Kreuzweg nach dem Leinchentuch von Turin, Rome, 1971;
hal.68ff.
30. R. Hoare, The Testimony of the Shroud, London, 1978; hal. 53.
31. Surat tanggal 6 Maret 1990.
32. J.S. Kennard, The Burial of Jesus, JBL74, 1955; hal.238.
33. B
 andingkan dengan R. Thiel, Jesus Christus und die Wissenschaft,
Berlin, 1938; hal.100f.
34. Pada yang disebut ‘Kenaikan’, Yesus terbukti meninggalkan
daerah dimana dia telah bekerja, dan mungkin pergi sejauh-
jauhnya ke India.
35. G. Schwarz, ‘Anhistemi’ und ‘abastasis’ in den Evangelien, in
Bibliesche Notizen, Beittrage zur exegetsichen Diskussion.
10,1979; hal. 35-40.
36. G
 . Schwarz, Tod, Ausferstehung, Gericht und ewiges Lehen naich
den ersten drei Evangelien, Via Mundi, 55, 1988.
37. B
 andingkan dengan G. Schwarz, Wenn die Worte nicht stimmen:
Dreissig entstellte Evangelientexte wiederhergestelllt, Munich,
1990; hal. 56ff. Karena tradisi itu jelas membingkungkan
‘penyadaran’ dengan konsep teologis dan ‘kebangkitan’,
tidaklah mungkin untuk menentukan arti pasti dalam naskah-
naskah Injil.

Bab 9: Setelah Penyaliban

1. W
 . Lange-Eichbaum, Genie, Irrisn und Rubm, Munich, edisi ke-6
1967; hal.49ff.
2. Lanctatius, Institutiones 5:3.

357
YESUS DI INDIA

3. Vol.3, hal.197ff.
4. Hennecke-Schneemelcher, Neutestamentliche Apokryphen,
seperti diatas, Vol.II, hal. 299ff.
5. Bandingkan dengan Neutestamentliche Apokryphen, Vol.I, hal.
199ff.
6. Neutestamentliche Apokryphen, Vol.I, hal.206ff.
7. Neutestamentliche Apokryphen, Vol.II, hal.303.
8. Bahasa Arab untuk ‘Yesus yang dipuja’.
9. Neutestamentliche Apokryphen, Vol.II, hal.316.
10. Neutestamentliche Apokryphen, Vol.II, hal.319.
11. Neutestamentliche Apokryphen, Vol.II, hal.320.
12. Neutestamentliche Apokryphen, Vol.II, hal.322.
13. J . Jeremias, essai dalam Nachrichten aus der Akad.D. Wiss.
Gotingen, 1. Phil-Hist. Kl., 1953; 95ff.
14. Hennecke-Schneemelcher, Neutestamentliche Apokryphen,
Vol.I, hal. 199ff.
15. Bandingkan dengan J. Jeremias, Nachrichten seperti diatas,
hal.99f.
16. G
 .Luling, uber den Ur-Quran, Erlangen, 1977; Die Wiederentdeckung
des Propheten Muhammad, Erlangen, 1981.
17. B
 andingkan dengan H. Glasenapp, Die Literaturen Indiens,
Stutgart, 1961; hal.129-135.
18. Dari H.R. Hoffmann, Kalacakra StudiesI, dalam Central Asiatic
Journal, Vol. 13, 1969, hal.52-73; Vol.15, 1972, hal.298-301.
19. Yang pertama dan terbaik dari keempat masa (iyuga).
20. Dikutip dalam terjemahan dari A. Hohenberger, Das
Bhavisyapurana, dalam Munchener Indologische Studien 5,
Wiesbaden, 1967; hal.17f.
21. Bahasa Arab untuk ‘Yesus yang dipuja’.

358
Appendix

22. Tarikh-i-Kashmir; hal.69.


23. Sumber: Kans-ul-Ammal, Vol.II, hal.34.
24. Ikmal-ud-Din, hal.327; bandingkan dengan Matius 13:1-23;
Markus 4:1-20; Lukas 8:4-15.
25. Dikutip dari D. W. Lang, The Wisdom of Balabar, New York, 1957,
hal.37.
26. D
 i tahun-tahun belakangan ini makam tersebut telah direnovasi
dan diubah beberapa kali. Ini mungkin telah membawa kepada
perubahan juga terhadap struktur disekitarnya, tetapi karena
Kashmir telah keluar batas sejak tahun 1989 (karena terus
berlangsungnya kekacauan dan kegiatan gerilya), tidak ada
informasi yang bisa dipercaya tentang keadaan makam itu
sekarang. Sebagian terali dijual kepada pengunjung pada tahun
1989, dan sekarang menjadi milik saya.
27. M
 enurut Aziz Kashmiri, redaktur Jurnal Roshni yang terbit di
Srinagar, bekas jejak kaki ditemukan pada tahun 1958 oleh Mrs.
Ketkar, anak perempuan dari ajudan Raja Kitchener.
28. Dikutip dari M. Yasin, Nysteries of Kashmir, Srinagar, 1972.

359
YESUS DI INDIA

BIBLIOGRAPHY

Abbot. S., The Fourfold Gospels. Cambridge 1917.


Abdul Hag Vidyarthi. M., Rohi Islam, Lahore 1966.
AbdulQadir bin Qazi-ul Qazzat Wasil Ali Khan, Hashmat-i-Kashmil; MS.
No. 42. Asiatic Society of Bengal, Calcutta.
Ackermann, H., Entstellung und Klärung der Botschaft Jesu. Gottingen 1961.
Albright, W.F., The Archeology of Palestine, London 1951.
Allegro, J.M., The Dead Sea Scrolls fwd the Christian Myth, Newton Abbey
1979.
______, The Treasure ofthe Copper Scroll. The opening and decipherment of
the most mysterious of the Dead Sea Scrolls. A unique invemory
of buried creasure, London 1960.
Allen, Bernard M., The Story behind the Gospels, Methuen, London 1919.
nderson, A. W., Plants of the Bible, New York 1957.
Ansaulr. Abate, La Croix avant Jesus-Christ, Paris 1894. I
Anselme, P., Histoire de la Maison royale de France. Paris 1730.
Aron. R., Jesus of Nazareth: The Hidden Years. (tr.) 1962.
Assemani. J. S., Eibliotheca Orientalis Clementino-Vaticana, Rome 1719.
Augstein, Ro, Jesus Memchensohn, Hamburg 1974.
Augustine, De moribis ecclesiae catholicae, I, 34. Migne, PL 32.
At-abri, Imam Abu Ja’far Muhammad, Tafsir Ibn-i-Jarir-at-Tabri, Cairo.
Bagatti, B. and Testa, E., Il Golgota e la Croce, Jerusalem 1978.
Baigent, M. and Leigh, R.. The Private Jesus.
Barber, M., ‘The Templars and the Turin Shroud’, Shroud Spectrum
International, 1983.
Barbet, P., Die Passion Jesu Christi in der Sieht des Chirurgen, Karlsruhe 1953.
Bardtke, H., Die Handschriftenfimde am Totell Meer,

360
______, Die Handschchriftenfunde am Toten Meer: Die Sekte von Qumran,
Berlin 1958.
______,Die Ha ndschriftenfunde in der Wϋste Juda, Berlin 1962.
Barth. F. Die Hauptprob!eme des Lebens Jesus, Gütersloh 1918.
Barth, M., Israel und die Kirche im Brief an die Epheser (Theologische Existenz
heute, N.F, No. 75), Munich 1959.
______, Jesus, Paulus und die Juden, Zurich 1967.
Barthel, M., Was wirklich in der Bibel steht, Dusseldorf 1980.
Barrscht, G., Von den drei Betrϋgern. Berlin 1960.
Basharar, Ahmad, The Birth ofjesus, Lahore 1929.
Bauer, F. C., Kritische Untersuchungen ϋber die Kanonischen Evangelien, Tübingen
1847.
Bauer.M., Anfϋnge der Christenheit. Von Jesus Von Nazareth zur frϋhchristlichen
Kirchr, Berlin 3rd edition 1960.
Bauer, W., Rechtgläubigkeit und Ketzerei im ältesten Christentum. Beitrage zur
Historischen Theologie 10, 1934.
Baus, K., Von der Urgemeimle zur frϋhchristlichen Grosskirche, Freiburg 3rd
edition 1973.
Bell, Major A. W., Tribes ofAfghanistan, London 1897.
Bellew: H. W., The New Afghan Q;uestion, or Are the Afghans Israelites?, Simla
1880.
______, The Races of Afghanistan, Calcutta n.d.
Ben-Chonn, Bruder Jesus, der Nazarener in Jϋdischer Sicht. Munich 1967.
Bengalee, Sufi Matiur Rahman, The Tomb of Jesus. Chicago 1946.
Bergh von Eysinga, G. A. van den, Indische Eiflϋsse auf evangelische
Erzählungen, Gottingen 1904.
Berna, K., Jesus ist nicht am Kreuz gestorben. Stuttgart 1957.
______, John Reban’s Facts: Christus wurde lebendig begraben, Zurich 1982.
Bernier, F, Travels in the Moghu! Empire. London 1891.
Bertelli, C., Storia e vicende dell’lmmagine edessma, Paragon. 217, 1968.
Betz, O., Offinbarung und Schrififorschung der Qumran-Texte. Tübingen 1960.
Bhavishya Maha-Purana, see Sutta, Pandit.
Blank, J., ‘Der Christus des Glaubens und der hisrorische Jesus’. in Der
Mann aus Galileäa, ed. E. es ing, Freiburg 1977.
______, Paulus und Jesus.’ Eine theologische Grundlegung, Munich 1968.
Blavatsky, H.P., Isis Unveiled, Vols. I & II.
______, Die indische Geheimlehre. Leipzig 1899.
Blinzler, J., Das Turiner Grablinnen und die Wissenschaft. Ettal 1952.

............................

.........................
Appendix

SUMBER GAMBAR

Lukisan Gambar Cover: Karl Kaefer, 2005


Pages14, 17,34, 36,37,40,41,54 (top and bottom), 56, 58,66, 24 1, 242,
253, 270, 275: Holger Kersten
Pages12, 55, 58, 66, 67,69, 260, 262, 264: Prof. F. M. Hassnain
Pages53,54 (bottom), 55, 271 , 272 (top), 273, 274: Eberhard Morck
Page 42: Archives of the Museum of Egypt, Cairo
Page 4 6: sculpture of Moses by Michelangelo, S. Pietro in Vincoli,
Rome
Page 8 : drawing by A.D. Thomas, 1947
Page 88: Musee Borely, Marseilles
Page 90: Ars Mundi
I
Page 94: multiform painting by Friedrich Hechelmann from Euch ist
heute dtr Heiland geboren, Deutsche Bibelgesellschaft, Stuttgart, 1992
Pages 164,165: Giuseppe Enrie, 1934
Page 172: marble sculpture (third century), Vatican Museums, Rome

363
Appendix

INDEKS NAMA ORANG

Aaron, 47 Athanasius
Ababid, Attai.
Abaner, Augustine.
Abban, Auguslus,
Abdullah, Dr FaIooq. Avalokiteshvara,
Abgar (Ukkama). Bacchus
Abhedananda, Bala.
Abraham, Baldwin
Affghaun. Ballestrero.
Aggaj, Balthasar,
Akbar. Barabbas
Al-Sa’id-us-sadiq, 269 Alexander Bar Kochba.
the Great. 92, 258 Alexander III Barbel
Ali. Barlaam
Allbright. Baroche
Amal. 68 Bera
Amasis I, Berna
Ammianus Marcellinus. Bihishti Zargar
Ammonius Sakkas. Billerbeck,
Bihishti Zargar Biruni
Ananda Blinzler
Ananias, Bolingbroke
Andrew Bonte
Anorbius Bornkamm
Apollonius of Tyana Brahma
Archelaus, Bruntoo
Aristotle Bryce
Aristoxenos, Buddha
Arjuna Bulst
Asclepiades
Asheria.
Ashoka.
Asita

364
Appendix

INDEKS NAMA TEMPAT

Abarim mountains Balkh


Mghanistan Balpura
Agra Baluchistan
Agum Bamiyan
Aham-Sharif Bandipur
Aish-Muqam Beas
Ai tmul Beersheba
Ajan ra Behar
Ajas Bellares
Albordj Berlin
Alexandria Bethany
Amariah Bethlehem
Amarnath Cave Beth-pear
Amdo Bethsaida
Amonu Bijbihara
Amritsar Birsll
Anatolia Bithynia
Andrapolis Bokhara
Antioch Bombay
Anzimar Burh
Anzimarah BYlantium
Aror Caesarea
Arya-Issa Cairo
Athens Calcutta
Asia Minor Camuliana
Austria Cana
Auth Watm Canaan
Awantipur Capernaum
Ayar-i-Maula (Ailmu!) Carrhage
BaaJpeor Caucasus
Babylon Chaglamsar

365

Anda mungkin juga menyukai