Anda di halaman 1dari 2

Pengobatan ini memiliki potensi komplikasi, seperti pneumotoraks aspirasi, infeksi,

trombosis vena, kolestasis intrahepatik, dan infiltrasi lemak pada plasenta. Untuk
meminimalkan kemungkinan aspirasi, feeding tube (pipa makanan) ditempatkan melewati
pilorus. Namun, teknik ini memaparkan pasien pada radiasi untuk mengecek posisi pipa.
Meskipun biayanya lebih murah dibandingkan dengan Total Parenteral Nutrition (TPN). Jenis
pemberian makanan ini sangat berguna bagi pasien yang mengalami mual dan muntah yang
berhubungan dengan konsumsi makanan.

Total Parenteral Nutrition (TPN)

TPN adalah sumber nutrisi yang dapat digunakan pada wanita hamil yang menderita
hiperemesis berat atau ketika ada kekurangan penyerapan nutrisi yang adekuat. Kekurangan
nutrisi berat yang disebabkan oleh hiperemesis lebih baik diobati dengan hiperalimentasi
enteral, tetapi jika pasien tidak dapat mentolerir hal ini dan muntah setelah makan, risiko
aspirasi meningkat. TPN telah digunakan dalam kondisi lain untuk menyokong kehamilan,
seperti by pass jejunoileal, diabetes, dan penyakit Crohn.3, 22 TPN adalah sumber kalori
nonprotein, biasanya emulsi glukosa atau lipid, yang menyediakan nitrogen, elektrolit, trace
element (elemen jarang), air, dan vitamin yang larut dalam lemak. Sumber kalori ini mencegah
ketosis, yang berkembang dari metabolisme asam lemak dan mungkin memiliki efek yang
membahayakan janin.

Untuk mempelajari efek nutrisi dari hiperemesis, pengeluaran metabolisme basal (Basal
Metabolic Expenditure) dan pengeluaran metabolisme yang ditentukan oleh kalorimetri indirek,
dan jumlah kalori yang tepat dihitung untuk setiap pasien. Kelompok pasien hiperemesis
dibandingkan dengan dua kelompok kontrol wanita hamil yang sehat dan wanita sehat yang
tidak hamil memiliki pemanfaatan substrat yang berbeda secara signifikan. Pasien hiperemesis
menggunakan lemak, konsisten dengan keadaan katabolik. Kelompok hiperemesis juga memiliki
Respiratory Quotient (RQ) pernapasan rata-rata yang <1,00, merupakan indikasi keadaan
katabolik. Setelah pengobatan dengan TPN, Respiratory Quotient (RQ) setiap pasien
hiperemesis yaitu >1,00, menunjukkan pergeseran ke pemanfaatan karbohidrat dan protein,
menunjukkan keadaan anabolik dan peningkatan status gizi. Pra-dan pasca pengobatan rata-
rata Respiratory Quotient (RQ) dari kelompok hyperemesis secara signifikan berbeda. Berat
lahir bayi melebihi berat rata-rata kelahiran untuk usia kehamilan masing-masing.3

Komplikasi kateter TPN termasuk pneumotoraks, tusukan pada arteri di dekatnya, atau
emboli udara.22 Ada juga risiko ketika menggunakan TPN karena infus glukosa dalam jumlah
besar. Konsekuensinya mirip dengan seorang wanita dengan diabetes selama kehamilan.
Hiperglikemia dapat menyebabkan kelainan janin dan komplikasi. Peningkatan glukosa ibu
dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi makrosomik.3,12 Infus dengan jumlah glukosa yang
tinggi dapat mengganggu pernapasan jika karbon dioksida diproduksi berlebihan. 22 Infus
dekstrosa hipertonik harus dimulai perlahan-lahan sebesar 40 mL / jam atau 1 L / hari,
kemudian ditingkatkan.3 Jika pemberian larutan yang mengandung 25% atau lebih dekstrosa,
infus harus dimulai sebesar 30 hingga 45 mL / jam dan meningkat dengan peningkatan 20 mL /
jam / hari.3

Emulsi lemak telah terbukti menginduksi kontraksi otot rahim pada kecepatan infus
yang tinggi.3,22 Ini dapat terjadi pada setiap titik dalam kehamilan. Infark plasenta dan timbunan
lemak plasenta juga berisiko dengan infus emulsi lemak, kemungkinan mengakibatkan
insufisiensi plasenta.3,22 Emulsi lemak tidak boleh melebihi 3 g / kg / hari, atau lebih dari 60%
dari total kalori, untuk menghindari kelebihan lemak.22 TPN harus dihentikan setelah wanita
mampu mentoleransi pemberian makanan secara enteral.22 Infeksi juga merupakan risiko TPN,
dan pengamatan yang cermat harus dilakukan.4 Risiko yang lebih parah ketika menggunakan
TPN meliputi sepsis dan komplikasi jantung akibat ketidakseimbangan elektrolit. 1

Akupunktur
Selain pengobatan standar, akupunktur ke PC6, yang merupakan titik 5 cm proksimal ke
lipatan pergelangan tangan di sisi palmar lengan bawah, dapat mempercepat resolusi
hiperemesis. Dalam studi yang menggunakan placebo-control, acak, single-blind, crossover,
pengobatan akupunktur diberikan selama 30 menit tiga kali sehari karena, dalam studi
sebelumnya, efek pengobatan 8 jam telah ditunjukkan. Wanita pada kelompok akupunktur aktif
dibandingkan kelompok plasebo mengalami penurunan kuantitas mual lebih cepat secara
signifikan14 Terdapat juga perbedaan yang signifikan dalam kuantitas muntah antara kedua
kelompok uji. Kelompok akupunktur aktif memiliki lebih sedikit pasien yang muntah. Tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam intake makanan antara kedua kelompok, dan tidak ada efek
samping yang diamati.

Ada beberapa kemungkinan mekanisme aksi untuk pengurangan

Anda mungkin juga menyukai