Anda di halaman 1dari 9

DIARE Oleh INFEKSI BAKTERI

Disusun oleh :

Afra Sinta Liliyana 31101700007

Ardiyan Cakra P.I 31101700012

Aufa Nazila 31101700015

Endah Kusumaningrum 31101700028

Farah Amara D. 31101700029

Farah Syafira P. A 31101700030

Feny Nur Syaputri 31101700033

Hasna Salsabiel 31101700040

Jassica Naufal Zikrillah 31101700043

Millania Murtikasari 31101700049

Muhammad Henri Indrawan 31101700057

Rahma Sania M. D 31101700066

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2018
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN TUTORIAL
SGD 7 LBM 3

DIARE OLEH INFEKSI BAKTERI

Telah Disetujui oleh

drg. Febia Astiawati S, MHKes Semarang, 3 Oktober 2108


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Diare merupakan sebuah penyakit yang ditandai dengan keluarnya feses
berubah menjadi lembe atau cair biasanya terjadi paling sedikit sebanyak 3 kali dalam
24 jam. Diare biasanya disebabkan oleh makanan yang terpapar virus, bakteri maupun
parasit. Dalam pembelajaran ini khususnya akan dibahas diare yang disebabkan oleh
infeksi bakteri.
1.2. Skenario
Seorang pasien datang kedokter dengan keluhan diare disertai rasa sakit perut sejak
kemarin. Hasil anamnesis diketahui keluhan pasien dirasakan setelah makan di
warung pinggir jalan. Dokter menduga adanya infeksi bakteri ekstraseluler.
1.3. Identifikasi Masalah
1. Apa perbedaan bakteri ekstraseluler dan bakteri intraseluer ?
2. Bagaimana mekanisme bakteri ekstraseluler menyebabkan diare disertai dengan
bagan masuknya pathogen dari mulai masuk sampai menyebabkan infeksi
3. Bagaimana respon imun terhadap infeksi bakteri intraseluler ?
4. Bagaimana bakteri intraseluler menyebabkan infeksi ?
5. Bagaimana cara mendeteksi jika didalam tubuh kita terdapat infeksi bakteri
ekstraseluler?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
1. Apa perbedaan bakteri ekstraseluler dan bakteri intraseluer ?
a. Bakteri ekstraseluler
Bakteri yang mampu membelah diri di sel host,contohnya pada sirkulasi
jaringan ikat ekstraseluler dan berbagai macam ruang antar jaringan seperti
saluran gastrointestinal dan saluran genitourinaria.
b. Bakteri Intraseluler:
Bakteri yang mampu untuk hidup dan bereplikasi didalam sel-sel fagosit.
Dimana mikroba ini berhasil menemukan tempat yang tidak dapat diangkat
oleh antibody. Untuk mengeliminasinya membutuhkan mekanisme mekanisme
respon imun seluler yang berbeda dengan mekanisme respon imun terhadap
bakteri ekstrasel.
Bakteri intraseluler terbagi atas dua jenis, yaitu bakteri intraseluler fakultatif
dan obligat. Bakteri intraseluler fakultatif adalah bakteri yang mudah
difagositosis tetapi tidak dapat dihancurkan oleh sistem fagositosis. Bakteri
intraseluler obligat adalah bakteri yang hanya dapat hidup dan berkembang
biak di dalam sel hospes.

Bakteri intraseluler memiliki kemampuan mempertahankan diri melalui tiga


mekanisme, yaitu
 Hambatan fusi lisosom pada vakuola yang berisi bakteri.
 Lipid mikobakterial seperti lipoarabinomanan menghalangi pembentukan
ROI (reactive oxygen intermediate) seperti anion superoksida, radikal
hidroksil dan hidrogen peroksida dan terjadinya respiratory burst.
 Menghindari perangkap fagosom dengan menggunakan lisin sehingga
tetap hidup bebas dalam sitoplasma makrofag dan terbebas dari proses
pemusnahan selanjutnya.

2. Bagaimana mekanisme bakteri ekstraseluler menyebabkan diare disertai dengan


bagan masuknya pathogen dari mulai masuk sampai menyebabkan infeksi ?

Bakteri ekstraseluler menghasilkan enterotoksin  dapat menghasilkan bakteri


eksotoksin  dapat menyebabkan sekresi air secara berlebihan ke dalam rongga
usus sehingga menyebabkan diare non inflamasi

Makanan tercemar masuk  melewati mukosa, epitel usus , antigen akan dikenali
 endositosis bakteri  Sel dendritik akan mengenalkan ke CD4 t sell naif  ..
CD Th 
IL 4  merangsang sel B  IgE  tergranulasi sel mast  histamin,kemokin
aktif  kenaikan permeabilitas

IL 4/ IL 3  di sel epitel usus di sekresikan  IgE meningkat  leukotrin B4

1,2  menyebabkan :
- sekresi mukus di usus naik , tanpa diimbangi absorbsi makanan
- hausira motilitas usus naik , hiperperistatik
- pergerakan makanan cepat , sekret usus juga ikut keluar

Jadilah fases cair / diare

3. Bagaimana respon imun terhadap infeksi bakteri intraseluler ?


Respon imun yang berperan adalah respon imun adaptif (Cellular Mediated
Immunity) yg diperantarai oleh sel T. Sel T yang telah aktif yaitu sel T CD4 akan
berikatan dengan partikel antigen yang dipresentasikan oleh MHC II pada
permukaan makrofag yang terinfeksi bakteri intraseluler. Sel T helper (Th1) akan
mengeluarkan sitokin IFN-gamma yang akan mengaktivasi makrofag dan
membunuh organisme intraseluler, terutama melalui pembentukan oksigen reaktif
intermedier (ROI) dan nirit oxide. Selanjutnya makrofag tersebut akan
mengeluarkan lebih banyak substansi yang berperan di dalam reaksi inflamasi
mronik selain itu juga terjadi lisis sel yang diperantarai oleh sel T CD8.

Mekanisme Imunitas Alami terhadap Bakteri Intraselluler


Mekanisme terpenting imunitas alamiah terhadap mikroorganisme
intraselular adalah fagositosis. Akan tetapi bakteri patogen intraselular
relatif resisten terhadap degradasi dalam sel fagosit mononuklear. Oleh
karena itu mekanisme kekebalan alamiah ini tidak efektif dalam mencegah
penyebaran infeksi sehingga sering menjadi kronik dan eksaserbasi yang
sulit diberantas.
Mekanisme Imunitas Adaptif terhadap Bakteri Intraselluler
Respons imun spesifik terhadap bakteri intraselular terutama
diperankan oleh cell mediated immunity (CMI). Mekanisme imunitas ini
diperankan oleh sel limfosit T tetapi fungsi efektornya untuk eliminasi
bakteri diperani oleh makrofag yang diaktivasi oleh sitokin yang
diproduksi oleh sel T terutama interferon a (IFN a). Respons imun ini
analog dengan reaksi hipersensitivitas tipe lambat.
Antigen protein intraselular merupakan stimulus kuat sel limfosit T.
Beberapa dinding sel bakteri mengaktivasi makrofag secara langsung
sehingga mempunyai fungsi sebagai ajuvan. Misalnya muramil dipeptida
pada dinding sel mikrobakteria.
Bakteri intrasel akan difagosit oleh makrofag. Makrofag
memproses fragmen imunogenik dan menyajikannya dalam bentuk
berikatan dengan molekul MHC kelas I jika bakteri intraseluler berada di
sitoplasma dan berikatan dengan molekul MHC kelas II jika berada di
fagolisosom ( ikatan antara fagosom dan lisosom ) . Sel T akan
memproduksi IL-2 untuk diferensiasi sel T menjadi sel TCD4+ akibat
interaksi kompleks antigen-MHC kelas II ataupun sel TCD 8+ akibat
interaksi kompleks antigen-MHC kelas I di mana keduanya bersifat
sitolitik. Makrofag akan mengeluarkan IL-12 yang akan membantu
diferensiasi sel T menjadi sel Th1 dimana sel Th1 ini akan menghasilkan
sitokin-sitokin seperti TNFα dan IFNγ untuk mengaktivasi makrofag serta
memacu sel NK. Sitokin ini dapat mencegah timbulnya infeksi oleh
bakteri intrasel lainnya.
Jika bakteri dapat bertahan pada sel dan melepaskan Ag ke
sitoplasma, Ag tersebut akan menstimulasi sel TCD8+. Sel TCD8+
menghasilkan IFN dalam mengaktivasi makrofag dan memproduksi
oksigen reaktif serta enzim.Dalam hal ini bekerjasama dengan sel NK
untuk membunuh bakteri melalui pelisisan sel yang terinfeksi.
4. Bagaimana bakteri intraseluler menyebabkan infeksi ?

Bakteri intraseluler  1. Obligat : hanya dapat hidup dan berkembang biak di


dalam sel hospes

2. Fakultatif : mudah di fagositosis tapi tidak dapat di


hancurkan oleh sistem fagositosi
Masuknya bakteri diawali dari ambilan bakteri setelah bakteri mengalami
opsonisasi . namun setelah di dalam makrofag  bakteri melakukan perubahan
mekanisme pertahanan .
mekanisme pertahanan bakteri ada 3 :
- Hambatan fusi lisosom
- Lipid mikrobakterial akan menghalangi pembentukan ROI ( reactive
oxygen intermediet ) seperti anion superoksida radikal hidroksil dan
hidrogen peroksida dan terjadinya respiratory brust.
- Menghindari perangkap fagosom dengan menggunakan lisin sehingga
tetap hidup bebas dalam sitoplasma makrofag dan terbebas dari proses
pemusnahan selanjutnya

5. Bagaimana cara mendeteksi jika didalam tubuh kita terdapat infeksi bakteri
ekstraseluler?
Jika ada infeksi bakteri maka tubuh kita akan memberi respon untuk melawan

bakteri tersebut misalnya demam, inflamasi/ peradangan. Selain tanda-tanda dari

tubuh dapat juga dilakukan test Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare

infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya leukosit. Kotoran biasanya tidak

mengandung leukosit, jika ada itu dianggap sebagai penanda inflamasi kolon baik

infeksi maupun non infeksi. Karena netrofil akan berubah, sampel harus diperiksa

sesegera mungkin. Sensitifitas lekosit feses terhadap inflamasi patogen


(Salmonella, Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses

bervariasi dari 45% - 95% tergantung dari jenis patogennya


Penanda yang lebih stabil untuk inflamasi intestinal adalah laktoferin. Laktoferin

adalah glikoprotein bersalut besi yang dilepaskan netrofil, keberadaannya dalam

feses menunjukkan inflamasi kolon. Positip palsu dapat terjadi pada bayi yang

minum ASI.
Pada suatu studi, laktoferin feses, dideteksi dengan menggunakan uji aglutinasi

lateks yang tersedia secara komersial, sensitifitas 83 – 93 % dan spesifisitas 61 –

100 % terhadap pasien dengan Salmonella,Campilobakter, atau Shigella spp, yang

dideteksi dengan biakan kotoran. Biakan kotoran harus dilakukan setiap pasien

tersangka atau menderita diare inflammasi berdasarkan klinis dan epidemiologis,

test lekosit feses atau latoferin positip, atau keduanya. Pasien dengan diare

berdarah yang nyata harus dilakukan kultur feses untuk EHEC O157 : H7.1
Pasien dengan diare berat, demam, nyeri abdomen, atau kehilangan cairan harus

diperiksa kimia darah, natrium, kalium, klorida, ureum, kreatinin, analisa gas

darah dan pemeriksaan darah lengkap5,8,10,14


Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya biasanya

tidak membantu untuk evaluasi diare akut infeksi.

Peta Konsep

DIARE

BAKTERI

INTRASELULER EKSTRASELULER

ADAPTIF INNATE
BAB III
KESIMPULAN
Diare merupakan sebuah penyakit yang ditandai dengan keluarnya feses
berubah menjadi lembe atau cair biasanya terjadi paling sedikit sebanyak 3 kali dalam
24 jam. Diare biasanya disebabkan oleh makanan yang terpapar virus, bakteri maupun
parasit. Dalam pembelajaran ini khususnya akan dibahas diare yang disebabkan oleh
infeksi bakteri.
Bakteri yang dapat menyebabkan infeksi ada dua yaitu bakteri intraseluler dan
bakteri intraseluler. Bakteri intraseluler adalah bakteri yang mampu untuk hidup dan
bereplikasi didalam sel-sel fagosit. Sedangkan bakteri ekstraseluler adalah bakteri
yang mampu membelah diri di sel host,contohnya pada sirkulasi jaringan ikat
ekstraseluler dan berbagai macam ruang antar jaringan seperti saluran gastrointestinal
dan saluran genitourinaria.
Untuk mengeliminasi atau melawan bakteri tubuh akan memberi respon imun,
respon imun dibagi menjadi dua yaitu respon imun innate dan respon imun adaptif.
Respon imun innate untuk bakteri yaitu dengan fagositosis dan respon imun adaptif
dengan menggunakan sel B dan sel T.
Untuk mengetahui jika didalam tubuh terdapat infeksi bakteri maka bisa di test
dengan menggunakan pemeriksaan feses yang dilakukan di laboratorium. Selain
pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium untuk mengetahui adanya infeksi bakteri
tubuh juga akan memberi pertanda seperti demam, adanya inflamasi, dan pusing.

DAFTAR PUSTAKA

1. Baratawidjaja, Karnen garna dan Iris Rengganis.2009.Imunologi Dasar edisi 8.


Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Kresno, Siti Boedina.2001. Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas indonesia
3. Munasir, Zakiudin. (2016). Respons Imun Terhadap Infeksi Bakteri. Sari Pediatri. 2.
193. 10.14238/sp2.4.2001.193-7.
4. Immunologi dasar Abbas edisi ke -5

Anda mungkin juga menyukai

  • Prostho Dalam Islam
    Prostho Dalam Islam
    Dokumen18 halaman
    Prostho Dalam Islam
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Warta Kesmas Edisi 02 2018 - 1136 PDF
    Warta Kesmas Edisi 02 2018 - 1136 PDF
    Dokumen27 halaman
    Warta Kesmas Edisi 02 2018 - 1136 PDF
    MegayanaYessyMaretta
    Belum ada peringkat
  • Kel 1
    Kel 1
    Dokumen9 halaman
    Kel 1
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Kel 1
    Kel 1
    Dokumen11 halaman
    Kel 1
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • 1 PDF
    1 PDF
    Dokumen19 halaman
    1 PDF
    Muhammad Alpin
    Belum ada peringkat
  • SGD LBM 2
    SGD LBM 2
    Dokumen4 halaman
    SGD LBM 2
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Orofacial Pain Full
    Orofacial Pain Full
    Dokumen6 halaman
    Orofacial Pain Full
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • SGD 7 Kelompok 2 PDF
    SGD 7 Kelompok 2 PDF
    Dokumen19 halaman
    SGD 7 Kelompok 2 PDF
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Li LBM 1 Modul 4
    Li LBM 1 Modul 4
    Dokumen7 halaman
    Li LBM 1 Modul 4
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • TMJ
    TMJ
    Dokumen14 halaman
    TMJ
    Rizki Nurul Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Skenario LBM 3
    Skenario LBM 3
    Dokumen9 halaman
    Skenario LBM 3
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Orofacial Pain Full
    Orofacial Pain Full
    Dokumen84 halaman
    Orofacial Pain Full
    auntymaya
    100% (1)
  • SGD 7 Kelompok 3 PDF
    SGD 7 Kelompok 3 PDF
    Dokumen11 halaman
    SGD 7 Kelompok 3 PDF
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Fatigue Behaviour - En.id
    Fatigue Behaviour - En.id
    Dokumen6 halaman
    Fatigue Behaviour - En.id
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • SGD 7 Kelompok 3 PDF
    SGD 7 Kelompok 3 PDF
    Dokumen11 halaman
    SGD 7 Kelompok 3 PDF
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Modul 4.2
    Modul 4.2
    Dokumen7 halaman
    Modul 4.2
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Praktikum MKKG
    Praktikum MKKG
    Dokumen2 halaman
    Praktikum MKKG
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • IgD Jurnall Review
    IgD Jurnall Review
    Dokumen14 halaman
    IgD Jurnall Review
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Modul 4.2
    Modul 4.2
    Dokumen7 halaman
    Modul 4.2
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Skenario LBM 3
    Skenario LBM 3
    Dokumen9 halaman
    Skenario LBM 3
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Makalah Isd Finish
    Makalah Isd Finish
    Dokumen19 halaman
    Makalah Isd Finish
    api-3742974
    100% (25)
  • LBM 2
    LBM 2
    Dokumen3 halaman
    LBM 2
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    Dokumen10 halaman
    Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • SGD 7 LBM 3
    SGD 7 LBM 3
    Dokumen14 halaman
    SGD 7 LBM 3
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • SGD 7 LBM 2
    SGD 7 LBM 2
    Dokumen10 halaman
    SGD 7 LBM 2
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Review 2
    Review 2
    Dokumen5 halaman
    Review 2
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Kel 1
    Kel 1
    Dokumen9 halaman
    Kel 1
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • SGD 7 LBM 1
    SGD 7 LBM 1
    Dokumen11 halaman
    SGD 7 LBM 1
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat