Anda di halaman 1dari 6

Kadar merkuri dalam Tumpatan Amalgam

Merkuri merupakan suatu logam berat yang terdapat di alam yang secara kimia terdapat dalam 3

bentuk yaitu organic, inorganic dan elemental. Merkuri inorganic (metil merkuri) biasanya

terdapat dalam ikan, sedangkan elemental merkuri (Hg) terdapat dalam thermometer, batere dan

campuran amalgam gigi. Merkuri pada restorasi amalgam gigi dapat mengalami penglepasan

dalam bentuk uap (Hg) pada saatpenumpatan, pembongkaran dan akibat tekanan pada waktu

pengunyahan. Adanya paparan Hg dalam tubuh dapat dilihat dari kadar merkuri dalam urin.

Kadar merkuri pada urin yang melebihi 50 m/L dapat mengakibatkan kelainan neurologik, tetapi

dalam kadar yang rendah belum begitu jelas pengaruh merkuri terhadap kelainan neurologik,

termasuk efek neurobehavior yang ditimbulkan. Merkuri dari amalgam gigi dapat tersebar ke

seluruh tubuh dalam jumlah kecil. Pada proses penumpatan, pembongkaran dan pengunyahan,

merkuri yang terdapat pada amalgam gigi akan menguap (Hg) dan terhirup melalui paru-paru.

Hg akan berdifusi melalui membrane alveolar dan tertahan di dalam sel darah merah. Sebagian

Hg yang terjebak dalam sel darah

6 merah akan teroksidasi dalam bentuk ion Hg2+ oleh system katalase peroksidase. Dalam

system peredaran darah, proses perubahan Hg menjadi Hg2+ terus berlangsung dan terdistribusi

sampai ke hati. Di dalam hati melalui system billiari, merkuri yang terjebak dalam pembuluh

darah selanjutnya akan tersekresi melalui faeces. Sedangkan Hg yang tidak teroksidasi menjadi

ion Hg2+ akan tersebar ke berbagai organ tubuh termasuk ginjal dan system saraf pusat dalam

jumlah yang kecil. Dari hasil penelitian-penelitian yang dilakukan ternyata kadar merkuri dalam

urin penguna tumpatan amalgam yaitu 0-4 µg/L. Hal ini masih di bawah batas kadar merkuri

yang dapat mengakibatkan kelainan neurologic. Merkuri dapat mempengaruhi kelainan


neurologic jika kadarnya diatas 50 µg/L. Hal ini mengakibatkan efek neurobehavior terlihat tidak

signifikan.

Manipulasi amalgam dapat melalui proses (Craig, 2002) :

1. Proportioning

Perbandingan antara alloy dan merkuri harus sesuai. Menggunakan perbandingan alloy

dan mercury 5:7 atau 5:8. Kelebihan mercury mempermudah triturasi dan dapat diperoleh

hasil campuran yang plastis Jika mercury yang digunakan terlalu sedikit, maka partikel

alloy tidak akan terbasahi secara sempurna sehingga bagian restorasi alloy tidak akan

bereaksi dengan mercury, menyisakan peningkatan lokal porositas dan membuat

amalgam menjadi lebih rapuh.

2. Triturasi

Pencapuran amalgam alloy dan merkuri dengan menggunakan amalgamator selama

waktu yang telah ditentukan. Proses triturasi dapat dilakukan dengan cara manual dan

mekanis. Triturasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

a. Pencampuran manual dengan menggunakan mortal dan pestel Dipergunakan

mortar dan pestel yang terbuat dari gelas. Permukaan dalam mortar agak kasar

yang berguna untuk mempertinggi frekuensi gesekan antara amalgam dan

permukaan mortar. Kekasaran permukaan ini dapat dipertahankan dengan sekali-

sekali mengasahnya dengan pasta karborundum. Pesteladalah alu kecil terbuat

dari gelas. Teknik tersebut sudah jarang digunkan sekarang ini, lebih cepat

menggunakan metode mekanis, dengan cara ini resiko merkuri terhirup lebih

kecil. Tiga faktor untuk mendapatkan campuran massa amalgam yang baik, antara
lain : jumlah putaran , kecepatan pemutaran dan besarnya tekanan pada pengaduk.

Idealnya 24-25 detik merupakan waktu yang cukup.

b. Pencampuran secara mekanis Alloy dan merkuri dalam perbandingan yang tepat

dapat dicampur secara mekanis di dalam kapsul baik dengan atau tanpa

menggunkan pastel atau stainless steel. Harus dipergunakan pastel yang memiliki

diameter jauh lebih kecil darikapsul apabila dipakai alloy yang berbentuk kapsul

sehingga memudahkan menghancurkannya. Amalgamator mekanis mempunyai

pengaturan waktu sehingga waktu pencampuran yang tepat dapat terjamin serta

dapat dilakukan berulang-ulang. Bahan untuk ini tersedia dalam bentuk kapsul,

masing-masing kapsul berisi alloy dalam berat yang sudah diukur serta merkuri

dalam jumlah yang sebanding berada terpisah dengan tutupnya. Sekat pemisag

harus dipecah sebelum kapsul dimasukkan dalam amalgamator. Alat yang tersedia

sesuai dengan proporsi dan pencampuran amalgam. Penggunaan alat ini sangat

tepat tetapi pemeliharaan harus dilakukan ketika mengisi merkuri untuk

menghindari tumpahnya merkuri dan terjadinya kontaminasi. Problem lain yaitu

biasanya alat ini memiliki kecepatan yang rendah dan wktu triturasi sekitar 20-30

detik untuk mendapatkan massa yang menyatu. Hasil amalgam ini umumnya

kurang memuaskan. Pemilihan wajtu triturasi adalah penting, ini tergantung pada

tipe alloy yang dipergunakan serta kecepatan mencampur. Pada beberapa high

copper alloy tertentu perlu diawasi kondisi triturasi yang tepat. Beberapa proiduk

seperti ini membutuhkan energy yang besar pada pencampuran yang diperlukan

untuk menghancurkan pelapis oksida yang terbentuk pada partikel dengan

tembaga yang banyak. Tidak ada rekomendasi yang tepat untuk waktu
pencampuran karena amalgamator berbeda dalam hal kecepatan pola getaran dan

desain kapsul. Alloy sperikal biasanya membutuhkan waktu malgamasi yang

kurang dari alloy lathe. Campuran dalam jumlah yang lebih sedikit. Keuntungan

triturasi mekanis yaitu waktu pencampuran lebih singkat dan prosedurnya lebih

standar.

3. Kondensasi

Teknik kondensasi yang baik akan memeras keluar merkuri dan menghasilkan fraksi

volume dari fase matriks yang lebih kecil. Tekanan kondensasi yang tinggi diperlukan

untuk mengurangi porositas dan mengeluarkan merkuri dari amalgam lathe- cut.

Sebaliknya, amalgam sferis yang dimampatkan dengan tekanan ringan akan mempunyai

kekuatan yang baik.

4. Trimming dan Carving

Amalgam yang dibuat dari serbuk alloy yang kasar lebih sukar mengukirnya karena

kepingan alloy yang agak besar dapat tertarik oleh instrument dari permukaan. Apabila

dikehendaki pengukiran yang mudah, dapat menggunakan alloy spheris.

5. Polishing

Amalgam konvensional baru dapat dipoles palng cepat 24 jam setelah penambalan, yaitu

setelah tambalan cukup kuat. Amalgam yang terbuat dari alloy kaya kuprum lebih cepat

mendapatkan kekuatannya, disebutkan bahwa bahan ini dipoles tidak lama setelah

penambalan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • SGD LBM 2
    SGD LBM 2
    Dokumen4 halaman
    SGD LBM 2
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Warta Kesmas Edisi 02 2018 - 1136 PDF
    Warta Kesmas Edisi 02 2018 - 1136 PDF
    Dokumen27 halaman
    Warta Kesmas Edisi 02 2018 - 1136 PDF
    MegayanaYessyMaretta
    Belum ada peringkat
  • 1 PDF
    1 PDF
    Dokumen19 halaman
    1 PDF
    Muhammad Alpin
    Belum ada peringkat
  • Kel 1
    Kel 1
    Dokumen11 halaman
    Kel 1
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Prostho Dalam Islam
    Prostho Dalam Islam
    Dokumen18 halaman
    Prostho Dalam Islam
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • SGD 7 Kelompok 3 PDF
    SGD 7 Kelompok 3 PDF
    Dokumen11 halaman
    SGD 7 Kelompok 3 PDF
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Orofacial Pain Full
    Orofacial Pain Full
    Dokumen84 halaman
    Orofacial Pain Full
    auntymaya
    100% (1)
  • Kel 1
    Kel 1
    Dokumen9 halaman
    Kel 1
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Skenario LBM 3
    Skenario LBM 3
    Dokumen9 halaman
    Skenario LBM 3
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • SGD 7 Kelompok 2 PDF
    SGD 7 Kelompok 2 PDF
    Dokumen19 halaman
    SGD 7 Kelompok 2 PDF
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Kel 1
    Kel 1
    Dokumen9 halaman
    Kel 1
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • TMJ
    TMJ
    Dokumen14 halaman
    TMJ
    Rizki Nurul Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Li LBM 1 Modul 4
    Li LBM 1 Modul 4
    Dokumen7 halaman
    Li LBM 1 Modul 4
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Makalah Isd Finish
    Makalah Isd Finish
    Dokumen19 halaman
    Makalah Isd Finish
    api-3742974
    100% (25)
  • Modul 4.2
    Modul 4.2
    Dokumen7 halaman
    Modul 4.2
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • SGD 7 Kelompok 3 PDF
    SGD 7 Kelompok 3 PDF
    Dokumen11 halaman
    SGD 7 Kelompok 3 PDF
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • LBM 2
    LBM 2
    Dokumen3 halaman
    LBM 2
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Skenario LBM 3
    Skenario LBM 3
    Dokumen9 halaman
    Skenario LBM 3
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Praktikum MKKG
    Praktikum MKKG
    Dokumen2 halaman
    Praktikum MKKG
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    Dokumen10 halaman
    Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • IgD Jurnall Review
    IgD Jurnall Review
    Dokumen14 halaman
    IgD Jurnall Review
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Fatigue Behaviour - En.id
    Fatigue Behaviour - En.id
    Dokumen6 halaman
    Fatigue Behaviour - En.id
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Modul 4.2
    Modul 4.2
    Dokumen7 halaman
    Modul 4.2
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Review 2
    Review 2
    Dokumen5 halaman
    Review 2
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • SGD 7 LBM 3
    SGD 7 LBM 3
    Dokumen14 halaman
    SGD 7 LBM 3
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • SGD 7 LBM 3
    SGD 7 LBM 3
    Dokumen9 halaman
    SGD 7 LBM 3
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • SGD 7 LBM 1
    SGD 7 LBM 1
    Dokumen11 halaman
    SGD 7 LBM 1
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat
  • SGD 7 LBM 2
    SGD 7 LBM 2
    Dokumen10 halaman
    SGD 7 LBM 2
    Endah Kusuma
    Belum ada peringkat