Disusun Oleh:
Kelompok 11
SURAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa sehingga tugas Makalah yang
berjudul “Sistem Politik Islam” ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami buat
sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan Agama
Islam.
Dalam kesempatan ini, penulis ucapkan terimakasih yang dalam kepada semua
pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran demi terwujudnya
makalah ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk
mewujudkan kesempurnaan makalah ini penulis sangat hargai.
Penulis
Kelompok 11
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Politik dalam bahasa Arab disebut siyasah. Dalam kamus Lisanul
Arab disebutkan bahwa kata siyasah bermakna mengurus sesuatu dengan
kiat-kiat yang membuatnya baik atau berarti pengurusan suatu perkara
hingga menjadi baik. Pemikiran politik adalah aplikasi rasio manusia,
seperti halnya pemikiran lain yang dilakukan untuk mengatur urusan-
urusan kehidupan. Ia dihasilkan dari penyusunan premis-premis yang telah
diketahui untuk mendapatkan konklusi-konklusi yang belum diketahui.
Karena pemikiran-pemikiran manusia berlabuh dari pandangan
umumnya, sistem kepercayaannya, dan kerangka rujukannya yang menjadi
acuan pengambilan sumber, macam metodologi dan filsafat
pengetahuannya maka kaum muslimin mempunyai pemikiran politik yang
berlabuh dari pandangannya, dan dijelaskan kaidah-kaidahnya dalam
pokok-pokok pemikiran dan sumber-sumber itu. Oleh karena itu, Al-
Qur’anul-Karim perlu dijadikan landasan sebagai sumber pembentuk
hukum yang mutlak.
Mengkaji pokok-pokok pemikiran politik islam di dalamnya dalam
kerangka umum, cita-cita, dan tujuannya, untuk mendeskripsikan prinsip-
prinsip pemikiran ini. Lalu menjelaskan bagaimana hal itu tercermin
dalam realitas Islam sejarah dan sosial, dan bagaimana pula ulama
menyimpulkannya dalam bentuk hukum-hukum, masalah-masalah, dan
pendapat-pendapat yang menyentuh berbagai masalah yang terangkum
dalam cabang-cabang ilmu politik yang berbeda-beda.
2. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun sebagai tugas dari Mata Kuliah Pendidikan Agama
Islam. Selain itu, penulis menyusun makalah ini untuk menambah
wawasan bagi para pembaca tentang materi yang akan dibahas dalam
makalah ini. Diharapkan, makalah ini dapat menjadi pedoman bagi penulis
untuk melakukan penyusunan makalah dengan referensi yang beraneka
ragam.
3. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian politik secara umum dan
politik dalam Islam?
2. Apa saja yang merupakan prinsip-prinsip dalam politik Islam dan
bagaimana bagian-bagian dari fiqih siyasah?
3. Bagaimana pentingnya pemerintahan?
4. Apa yang menjadi nilai-nilai dasar dalam sistem politik Islam?
5. Mengapa penguasa dan rakyat menjadi hal yang fundamental?
6. Seperti apa demokrasi dalam pandangan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI POLITIK
Dalam masyarakat disebut sebagai masyarakat politik ialah jika ia
mempunyai lembaga kekuasaan khusus, yang mampu menetapkan hukum
dan undang-undang, yang mana mengatur segala perilaku masyarakat.
Hukum dan undang-undang diaplikasikan kepada masyarakat dan
selanjutnya memaksa mereka untuk mematuhi aturan tersebut. Kemudian
undang-undang tersebut dipatuhi secara umum oleh masyarakat.
Selanjutnya diakui sebagai kekuasaan tertinggi dalam suatu masyarakat
dan yang mampu memberikan hukuman secara material.”1
Sedangkan, politik tersebut didefinisikan oleh kamus Littre (1870)
sebagai, ”politik adalah ilmu memerintah dan mengatur negara.”2
Berdasarkan dua teori tersebut, secara global kita dapat menyebutkan
bahwa politik itu mengkaji dari segi kekuasaan; bagaimana pada akhirnya
sampai kepada kekuasaan itu (baik secara sukarela maupun menggunakan
paksaan kekuatan)? Bagaimana mengaturnya? Bagaimana hubungan
individu dengan kekuasaan itu? Politik juga melakukan pengkajian
masalah “Undang-Undang Dasar” yang akan mengatur hubungan-
hubungan keorganisasian yaitu antara lembaga-lembaga kekuasaan politik
(eksekutif), legislatif, dan yudikatif, serta mengkaji dari segi proses saling
mempengaruhi antara lembaga-lembaga kekuasaan yang berkuasa dan
aliran-aliran pemikiran yang bergerak di tengah masyarakat (partai: opini
umum, perwakilan, dan kepemilikan). Seluruhnya yaitu masalah-masalah
yang dapat masuk dalam lingkup yang biasa dikenal dengan fiqih politik
islam yaitu sebagai Ahkam Sultaniyah (hukum tata negara).
1
Terjemah bebas dari Anthony Quinton, Political Philosophy (Oxford University Press) hlm,6.
2
Dikutip dari Maurice Douferg, Pengantar Ilmu Politik, diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh
Sami Darubi dan Jamal Atasi (Daarul Jail, Beirut).
B. PENGERTIAN POLITIK DALAM ISLAM
Politik disebutkan berasal bahasa Arab yang berarti siyasah. Dalam
kamus Lisanul Arab disebutkan bahwa kata siyasah memiliki makna
mengurus sesuatu dengan sesuatu yang membuatnya baik atau berarti
mengurusi suatu perkara sampai pada akhirnya menjadi baik. Politik
dijelaskan menurut Ibnu Qayyim dibagi menjadi dua macam, yaitu
politik yang diwarnai dengan suatu kezaliman sehingga politik tersebut
diharamkan dan yang kedua ialah politik yang diwarnai dengan
keadilan yang mana merupakan bagian dari suatu syariat Islam.
Politik jika kita lihat dari sisi yang buruk bisa membuat masyarakat
memberikan kesimpulan bahwa politik tersebut itu kejam dan para
politikus oleh masyarakat dianggap sebagai ahli tipu muslihat yang
sangat kental dengan perbuatan makar, dusta, dan licik. Namun, bila
ditinjau dari sudut pandang yang berbeda, ada pula politik yang syar’i.
Bahkan hal tersebut salah satu cabang dari suatu syartiat Islam yang
mulia seperti yang dikatakan oleh Ibnu Qayyim dalam sebuah
kitabnya, yaitu I’lamul Muwaqqi’in. Dalam khazanah ilmu-ilmu Islam,
politik yang syar’i disebut sebagai as-siyasah asy-syariyah (Ruwaifi,
2009: 5).
Pengertian siyasah yang dikemukakan oleh Ibn A’qil, yang
dikutip oleh Ibnu Qayyim, politik Islam merupakan segala
perbuatan yang dapat membuat manusia lebih dekat kepada suatu
kemaslahatan. Namun realitanya pasti berhubungan dengan masalah
mengatur urusan rakyat baik oleh negara maupun rakyat. Sehingga
definisi dasar menurut realita dasar ini adalah netral. Hanya saja tiap
ideologi (kapitalisme, sosialisme, dan Islam) punya pandangan
tersendiri tentang aturan dan hukum mengatur sistem politik
mereka.Dari sinilah muncul pengertian politik yang mengandung
pandangan hidup tertentu dan tidak lagi “netral”
Dalam Al Muhith, siyasah berakar kata sâsa-yasûsu. Dalam
kalimat Sasa addawaba yasusuha siyasatan berarti Qama ‘alaiha wa
radlaha wa adabbaha(mengurusinya, melatihnya, dan mendidiknya).
Al-Siyasah juga berarti mengatur, mengendalikan, mengurus, atau
membuat keputusan, mengatur kaum, memerintah, dan memimpinnya.
A. KESIMPULAN
Politik dalam bahasa Arab adalah siyasah yang bermakna
mengurus sesuatu dengan kiat-kiat yang membuatnya baik atau berarti
pengurusan suatu perkara sehingga menjadi baik. Prinsip dalam politik
islam ialah musyawarah, keadilan, kebebasan, persamaan, hak
menghisab pihak pemerintah, diwajibkan untuk memperkuat tali
silaturahmi, dan kedaulatan tertinggi atas alam semesta dan
hukumnya hanya berada di tangan Allah semata.
Bagian siyasah yaitu siyasah dusturiyah, maliyah, dauliyah, serta
harbiyah. Oleh karena itu, ada istilah agama dan pemerintah adalah
dua saudara kembar, jika salah satu tinggi yang lainnya ikut tinggi.
Agama adalah kepala, sedangkan pemerintah sebagai penjaga. Sesuatu
yang tidak berkepala akan dianggap hancur dan yang tidak memiliki
penjaga akan hancur.
DAFTAR PUSTAKA