Makalah Projek
Disusun oleh :
PENDAHULUAN
Semua makhluk hidup yang hidup di dunia ini dibedakan atas makhluk hidup
vertebrata dan invertebrata. Pada makalah ini kami menyajikan tentang sistem rangka paa
golongan vertebrata yang terdiri dari lima kelas, yaitu Aves, Pisces, Reptile, Amphibi dan
Mamalia. Sistem rangka merupakan endoskeleton (rangka dalam), yang terdiri dari tulang
dan tulang rawan yang saling berhubungan.
Sistem rangka merupakan sistem organ terpenting dalam mempelajari morfologi,
serta memegang peran utama dalam analisis struktur vertebrata. Rangka vertebrata
merupakan endoskeleton (rangka dalam), terdiri atas tulang dan tulang rawan yang saling
berhubungan. Selain mempunyai endoskeleton, pada pisces, reptilia dan aves terdapat
pula sisik, dan pada golongan kura-kura terdapat karapas dan plastron yang dapat
dianggap sebagai rangka luar atau eksoskeleton. Sistem rangka mempunyai fungsi antara
lain sebagai: (1) pelindung organ dalam, (2) penunjang tubuh, (3) tempat melekatnya otot
rangka, (4) alat gerak pasif (penyalur gerakan), dan (5) tempat pembentukan sel-sel darah
(Tenzer,. dkk, 2014).
Karakteristik rangka vertebrata akuatik berbeda dengan vertebrata terestrial.
Tubuh pisces ditopang oleh lingkungan air sekelilingnya, karena itu rangkanya tidak perlu
sekuat rangka hewan-hewan darat. Struktur tulang vertebrata merupakan adaptasi
terhadap lingkungan hidupnya. Misalnya, struktur tulang burung spesifik dan berongga.
Struktur sedemikian menyebabkan berkurangnya massa rangka, yang sangat
menguntungkan untuk terbang (Tenzer,. dkk, 2014).
Kerangka dibagi menjadi 2, yaitu kerangka somatik dan kerangka visceral.
Kerangka somatik (Yunani, soma, tubuh); terletak dalam dinding tubuh dan anggota
tubuh. Kerangka ini terdiri atas tulang dermal dan tulang pengganti tulang rawan.
Kerangka somatik dapat dibagi menjadi 2, yaitu kerangka aksial dan kerangka
apendikular.
Kerangka aksial terdiri dari 4 bagian, yaitu tulang belakang (kolumna vertebralis),
tulang iga atau rusuk (kosta), tulang dada (sternum), dan sebagian besar tengkorak
(kranium dan tulang-tulang wajah). Sedangkan kerangka apendikular dibagi menjadi 2,
yaitu tulang kaki dan gelang bahu (gelang pektoral) atau gelang pinggul (gelang pelvis)
dan anggota gerak depan. Sedangkan kerangka viseral (Latin, viscera, usus); terletak
dalam tahapan primitif berkaitan dengan dinding faring dan insang. Kerangka ini hanya
terdapat tulang pengganti tulang rawan.
Selama perkembangan embrio, sebagian besar kerangka vertebrata terdiri atas
tulang rawan, tetapi pada sebagian vertebrata dewasa tulang rawan tersebut diganti
dengan tulang (tulang keras). Tulang ini disebut tulang pengganti tulang rawan untuk
membedakan dari tulang dermal yang berkembang tepat dibawah kulit tanpa melalui
tahap tulang rawan. Kedua jenis tulang ini hanya berbeda dalam cara perkembangan,
namun secara histologis kedua tulang itu sama (Ville,. dkk, 1999).
Menurut bentuk permukaan sentrum, vertebrata dibagi menjadi 5 jenis yaitu
Amfisol (Amphicelous) yaitu permukaan anterior dan posterior cekung, Opistosol
(Opisthocelous) yaitu permukaan posterior cekung, Prosol (Procelous) yaitu permukaan
anterior cekung, Asol (Acelous) yaitu bila kedua permukaan datar, dan Heterosol
(Heterocelous) yaitu bila kedua permukaan berbentuk pelana (Tenzer, dkk, Tanpa tahun).
Setiap vertebrata memiliki susunan rangka yang berbeda-beda, baik secara
histologis maupun secara anatomi. Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
jaringan, sedangkan anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan tubuh
makhluk hidup. Anatomi rangka pisces (ikan) tentu berbeda dengan anatomi rangka
amfibi (contonya katak), begitupun dengan anatomi rangka pada reptile (contohnya kadal)
berbeda dengan aves (contohnya burung merpati).
1.3 TUJUAN
1. untuk mengetahui struktur anatomi sistem rangka pada kelas vertebrata (pisces, amfibi,
reptile, aves, dan mamalia).
2. untuk mengetahui perbandingan sistem rangka pada lima kelas vertebrata (pisces,
amfibi, reptile, aves, dan mamalia).
1.4 MANFAAT
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Pembaca dapat memahami dan mengetahui struktur anatomi pada rangka hewan
vertebrata (pisces, amfibi, reptile, aves, dan mamalia).
2. Pembaca dapat memahami dan mengetahui perbandingan sistem rangka pada lima
kelas vertebrata (pisces, amfibi, reptile, aves, dan mamalia).
BAB II
PEMBAHASAN
a. Struktur Histologis
Bentuk tubuh ikan merupakan interaksi antara sistem rangka dengan sistem otot
serta evolusi dalam adaptasi kedua sistem tersebut terhadap lingkungannya. Rangka
yang menjadi penegak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan atau tulang sejati.
Osteichthyes terdiri dari tulang sejati. Sebagian besar tulang Osteichthyes pada
permulaannya terbentuk melalui tahap tulang rawan, kemudian materialnya menjadi
tulang sejati dalam bentuk bentuk yang khusus melalui osifikasi. Osifikasi merupakan
proses perubahan tulang rawan menjadi tulang sejati atau tulang keras (Ville,. dkk,
1999).
Tulang tengkorak pada ikan berfungsi untuk membungkus atau melindungi otak
karena otak merupakan organ yang lembut, tetapi mempunyai peranan yang besar bagi
kehidupan ikan. Tengkorak ikan Elasmobranch terbentuk dari satu tulang rawan yang
disebut chondrocranium dan dilengkapi branchiocranium beserta derivate-derivatnya.
Chondrocranium pada ikan elasmobranch memiliki kotak-kotak yang membentuk atap
otak yang tidak komplek. Sedangkan tengkorak ikan bertulang sejati tersusun atas dua
bagian yaitu neurocranium dan branchiocranium. Neurocranium terdiri dari bagian
endosteal yang membentuk lantai kotak otak dan ectosteal yang membentuk atap otak.
Bentuk atap otaklah yang nantinya mempengaruhi bentuk wajah dari ikan tersebut
(Ville,. dkk, 1999).
b. Struktur Anatomi
Secara garis besar tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang tubuh
dan ekor. Pada tubuh ikan yang berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang
sama apabila tubuh dibelah dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke
sampai ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, diatas
mulut terdapat cekung hidung yang sebelah-menyebelah, pada bagian kepala terdapat
sepasang mata dan tutup insang. Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang
tembus oleh sinar, kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk
menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan cepat.
Rangka ikan berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu eksoskeleton
dan endoskeleton. Sisik dan sirip ikan merupakan eksoskleton, sedang endoskeleton
terdiri atas tulang tempurung kepala, columna vertebralis, cingulum pectoralis, tulang-
tulang kecil tambahan yang menyokong sirip.
Struktur rangka pisces terdiri atas 2 bagian, yaitu rangka aksial dan rangka
apendikular. Rangka aksial pisces terdiri dari tulang-tulang tengkorak (terdiri 180
tulang), dan kolumna vertebralis. Tulang-tulang tempurung kepala terdiri atas cranium
sebagai tempat otak, capsula untuk tempat beberapa pasang organon sensoris
(olfactory, optic, auditory) dan skeleton viceralis, yang merupakan bagian pembentuk
tulang rahang dan penyokong lidah insang untuk mekanisme. Tengkorak
(tempurung) kepala melekat dekat sekali dengan columna vertebralis, oleh karena itu
ikan tidak bisa memutar kepalanya. Gigi biasanya terdapat pada tulang premaxillary
dentary, vomer dan tulang palatine (Jasin, 1984).
Kolumna vertebralis pada pisces hanya terbagi menjadi vertebra badan dan
vertebra ekor yang tersusun dari belakang tengkorak sampai ke pangkal ekor. Daerah
abdominal (badan) memiliki tulang rusuk (kosta) kiri dan tulang rusuk (kosta) kanan.
Kosta berguna untuk melindungi organ-organ di dalam rongga badan. Ikan Telostei
primitif mempunyai 2 rangkaian rusuk yang berhubungan dengan masing-masing
sentrum kolumna vertebralis, yaitu rusuk dorosal dan rusuk ventral. Rusuk ventral kiri
dan kanan pada bagian ekor bertemu dibawah arteri dan vena ekor untuk membentuk
lengkung hemal (Tenzer, dkk, Tanpa tahun).
Rangka apendikular tersusun dari gelang pektoral dan gelang pelvis. Gelang
pektoral pada ikan bertulang terdiri dari korakoid dan skapula yang biasanya
tereduksi. Struktur dari tulang membran (tulang dermal) meliputi klavikula yang
tereduksi, kleitrum dan supra kleitrum. Gelang pelvis pada ikan terdiri dari keeping-
keping pelvis bertulang atau bertulang rawan yang bersendian dengan sirip pelvis.
Pada ikan bertulang rawan, keping-keping tersebut bertemu dibagian tengah
membentuk simfisis pubis (Tenzer, dkk, Tanpa tahun).
Tulang-tulang anggota badan bebas pada ikan (extremis liberare) berupa sirip
(pinna). Terdapat 2 macam sirip pada ikan, yaitu sirip tunggal dan sirip berpasangan
(Tenzer, dkk, Tanpa tahun).
c. Pembagian Rangka Ikan
Berdasarkan letak dan fungsinya rangka ikan dapat dibedakan menjadi :
1. Sirip tunggal pada ikan disebut juga sirip median. Sirip ini terdiri dari:
Sirip dorsal atau sirip punggung (pinnal dorsalis); terdapat pada sepanjang garis
medio dorsal.
Sirip anal (pinna analis); terdapat diantara anus dan ekor.
Sirip ekor (pinna kaudalis); terdapat pada ujung ekor.
Fungsi sirip dorsal dan sirip anal adalah menjaga agar posisi tubuh tidak terbalik
atau oleng ketika berenang, sedangkan sirip ekor berfungsi sebagai kemudi.
Terdapat 4 tipe sirip ekor, yaitu:
Tipe protoserkal; kolumna vertebralis bagian dorosal dan ventral terbagi
hampir sama, ujung ekor membulat dan biasanya terdapat pada siklostomata
dewasa.
Tipe difiserkal; kolumna vertebralis lurus ke ujung ekor. Ekor terbagi simetris
dari luar maupun dalam, ujung ekor meruncing, dan biasanya terdapat pada
ikan paru-paru.
Tipe heteroserkal; kolumna vertebralis ke ekor agak membelok kebagian
dorsal, sehingga ekor terbagi asimetris baik dari dalam maupun luar, dan
biasanya terdapat pada Selachei dan Ganoidae.
Tipe homoserkal; kolumna vertebralis berhenti pada pangkal ekor. Ekor terbagi
simetris dari luar, asimetris dari dalam, dan biasanya terdapat pada ikan
berangka tulang.
Tipe sirip ekor pada ikan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
3.2 Saran
Dari pembahasan di atas, penulis ingin memberikan saran kepada pembaca khusunya
pada mahasiswa biologi untuk bisa memahami sistem rangka ini dengan baik karena
sangat penting untuk mempelajari morfologi hewan.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmad, Reza. 2013. Sistem Rangka Kadal. (Online), diakses pada 25 Januari 2015 dari:
http://ibanez-powell.blogspot.com/2013/10/makalah-tentang-vertebrata-kadal-
biologi.html
Anonim. 2010. Anatomi Vertebrata (Online). Diakses dari:
http://biologipedia.blogspot.com/2010/12/anatomi-vertebrata.html
Anonim. 2012. Morfologi dan Anatomi Kelinci (Online). Diakses dari :
http://saruedisimamorae.blogspot.com/2012/09/morfologi-dan-anatomi-
kelinci.html
Hasan, Muhammad. 2012. Zoologi Vertebrata (Online). Diakses dari:
https://muhammadhasan811.wordpress.com/2012/05/29/zoologi- vertebrata/
Mutiara, Dian. 2011. Zoologi Vertebrata (Online). Diakses dari:
https://www.academia.edu/8837867/Zoologi_Vertebrata
Puspita, Rena. 2013. Sistem Rangka Amphibi.(Online),
http://rhenapuspita49.blogspot.com/2013/05/class-amphibi.html, diakses pada 25
Januari 2015
Raharjo, Galih Aditya. 2009. Anatomi Marmot (Cavia porcellus). Purwokrto.
Departemen Pendidikan Nasional, Universitas Jenderal Soedirman.
Rani. 2012. Anatomi Rangka Vertebrata (Online). Diakses dari:
http://ranietariga.blogspot.com/2012/03/anatomi-rangka-vertebrata.html
Staf Dosen/Asisten Zoologi Dasar/Anatomi Hewan. 1990. Diktat Asistensi
Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta. Laboratorium Anatomi Hewan, Jurusan
Zoologi, Fakultas Biologi, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Tenzer, Amy, Umie Lestari, Nursasi Handayani, Abdul Gofur, Masjhudi, Sofia Ery
Rahayu, Nuning Wulandari, Siti Imroatul Maslikah. 2014. Hand Out Struktur
Perkembangan Hewan I (NBIO606). Malang: Universitas Negeri Malang.
Tenzer, Amy, Umie Lestari, Nursasi Handayani, Abdul Gofur, Masjhudi, Sofia Ery
Rahayu, Nuning Wulandari, Siti Imroatul Maslikah. Tanpa tahun. Struktur
Perkembangan Hewan I (SPH 1) (Bagian 1). Malang: Universitas Negeri Malang.
Ville, A. Claude, Warren F. Walker, Robert D. Barnes. 1999. Zoologi Umum
(terjemahan). Jakarta: Erlangga.
24