Anda di halaman 1dari 7

Anugrah Parlindungan

06171011

PROSES PEMBUATAN BAJA


Dalam proses pembuatan baja, kandungan senyawa seperti silikon, nitrogen, sulfur,
fosfor dan kelebihan karbon dikeluarkan dari besi mentah agar kandungan besi semakin murni
dan atom besi semakin terikat. Elemen perpaduan seperti nikel, kromium, mangan dan
vanadium ditambahkan pada proses pengolahan untuk menghasilkan nilai yang berbeda dari
baja yang dihasilkan. Karbon dan besi bekerja sebagai unsur pengeras, mencegah atom besi
untuk teratur dalam keterikatan. Kadar jumlah karbon dan penyebaran perpaduan campuran
(Alloy) bahan baku dapat mengontrol kualitas baja.
Baja diproduksi didalam sapur pengolahan baja dengan bahan utama besi kasar yang berupa
padat maupun cair, besi bekas (scrap)dan beberapa paduan logam. Inilah beberapa proses yang
digunakan dalam pembuatan baja.
1. Proses Siemens-Martin
Proses Siemens-Martin diolah dalam dapur pelebur baja yang dapat mencapai
temperatur tinggi, proses pengolahan baja Siemens-Martin dibuat oleh dua orang yang
bernama Siemen dan Martin, sehingga dapurnya disebut pula dapur Siemens-Martin. Dapur
untuk proses ini mempunyai waku kerja yang diperlengkapi dengan ruang-ruang hawa. Tungku
kerja ini mempunyai kapasitas 30 – 50 ton. Bahan-bahan yang dimasak selain besi kasar dari
dapur tinggi juga dapat dimasukkan besi bekas atau besi tua. Kalau besi yang dimasukkan
mengandung posfor, bahan lapisan dapurnya bersifat basa, sebaliknya kalau besinya tidak
mengandung posfor bahan lapisan dapurnya bersifat asam.

Sistem kerja dengan proses siemens-martin adalah menggunakan sistem regenerator


dengan suhu mencapai 1300°C. Gas generator dan udara kemudian masuk kedalam tungku
kerja dan terjadi pembakaran yang dahsyat, sehingga suhu tungku kerja menjadi semakin tinggi
yaitu kurang lebih 2000°C. Baja yang dihasilkan disebut baja siemen-siemen,mempunyai
kualitas lebih baik dari hasil dapur peleburan yang lain karena susunannnya lebih homogen dan
tahan terhadap suhu yang tinggi. Fungsi dari regenerator adalah :
1. memanaskan gas dan udara untuk menambah temperatur dapur olah
2. berfungsi sebagai fundamen/landasan dapur
3. menghemat pemakaian ruang di dalam dapur
Bahan baku yang bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih. Besi kelabu dinding
dalamnya dilapisi batu silika (SiO2) sedangkan besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40%
MgCo3 + 60% CaCO3).

2. Proses Basic Oxygen Furnace

Proses ini menempati 70% proses produksi baja di Amerika Serikat. Merupakan
modifikasi dari proses Bessemer. Proses Bessemer menggunakan uap air panas ditiupkan
pada besi kasar cair untuk membakar zat kotoran yang tersisa. Proses BOF memakai
oksigen murni sebagai ganti uap air. Bejana BOF biasanya berdiameter dalam 5m mampu
memproses 35 – 200 ton dalam satu pemanasan.

Peleburan Baja Dengan BOF ini juga termasuk proses yang paling baru dalam industri
pembuatan baja. Konstruksi tungku BOF relative sederhana, bagian luarnya dibuat dari
pelat baja sedangkan dinding bagian dalamnya dibuat dari bata tahan api (firebrick).

Proses tanur oksigen basa ( Basix Oxygen Furnace, BOF) menggunakan besi kasar cair
(65 – 85%) yang dihasilkan oleh tanur tinggi sebagai bahan dasar utama dicampur dengan
besi bekas (skrap baja) sebanyak (15 – 35%), batu kapur dan gas oksigen (kemurnian
99,5%). Panas ditimbulkan oleh reaksi dengan oksigen. Gagasan ini dicetuskan oleh
Bessemer sekitar tahun 1800.
Besi bekas sebanyak ± 30% dimasukkan kedalam bejana yang dilapisi batu tahan api basa.
Logam panas dituangkan kedalam bejana tersebut. Suatu pipa aliran oksigen yang
didinginkan dengan air dimasukkan kedalam bejana 1 sampai 3 m diatas permukaan
logam cair. Gas oksigen akan mengikat karbon dari besi kasar berangsur – angsur turun
sampai mencapai tingkat baja yang dibuat. Proses oksidasi berlangsung terjadi panas yang
tinggi sehingga dapat menaikkan temperatur logam cair sampai diatas 1650 C. Pada saat
oksidasi berlangsung ke dalam tungku ditambahkan batu kapur. Batu kapur tersebut
kemudian mencair dan bercampur dengan bahan – bahan impuritas (termasuk bahan –
bahan yang teroksidasi) membentuk terak yang terapung diatas baja cair. Bila proses
oksidasi selesai maka aliran oksigen dihentikan dan pipa pengalir oksigen diangkat /
dikeluarkan dari tungku. Tungku BOF kemudian dimiringkan dan benda uji dari baja cair
diambil untuk dilakukan analisa komposisi kimia. Bila komposisi kimia telah tercapai
maka dilakukan penuangan (tapping). Penuangan tersebut dilakukan ketika temperature
baja cair sekitar 1650 C. Penuangan dilakukan dengan memiringkan perlahan – lahan
sehingga cairan baja akan tertuang masuk kedalam ladel. Di dalam ladel biasanya
dilakukan skimming untuk membersihkan terak dari permukaan baja cair dan proses
perlakuan logam cair (metal treatment). Metal treatment tersebut terdiri dari proses
pengurangan impuritas dan penambahan elemen – elemen pemadu atau lainnya dengan
maksud untuk memperbaiki kualitas baja cair sebelum dituang ke dalam cetakan. Jenis
Baja yang dihasilkan oleh proses ini adalah Baja karbon & Baja paduan 0,1 % < c < 2,0
%.

Kelebihan proses BOF dibandingkan proses pembuatan baja lainnya :

– Dari segi waktu peleburannya yang relatif singkat yaitu hanya berkisar sekitar 60
menit untuk setiap proses peleburan.

– Tidak perlu tuyer dibagian bawah..

– Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon.

– Biaya operasi murah.


3. Proses Electric Arc Furnace

(EAF) merupakan suatu alat untuk melebur baja, dengan menggunakanelektroda bentuk
EAF seperti cangkir raksasa yang dilengkapi 3 buah elektroda. Cara kerja EAF,sama
seperti pada las listrik, di mana elektroda tersebut diberikan arus listrik yang
akanmengeluarkan percikan bunga api. Temperatur yang dibutuhkan untuk melebur baja
sekitar 1.600 -1.650°C dan membutuhkan energi listrik sebesar 85.000 - 100.000 kWh.
Daya yang diperlukanoleh furnace untuk melakukan satu kali heat (pemanasan) adalah
sekitar 670 kWh/ton dengan power factor sebesar 0,7. Sebelum melakukan
pemanasan/peleburan, mula-mula furnace diberikapur bakar, kemudian scrap, dan
terkahir besi spon (DRI), jumlah scrap dalam satu kali heatsekitar 15 – 20 % dan DRI
80– 85 %. Pemanasan ini berlangsung ± 90 menit.Struktur dari Tanur busur listrik adalah
Tungku oval (bagian bawah), dinding tanur yang berbentuk selinder, dan tutup tanur yang
bisa bergerak menutup dan membuka untuk proses pengisian. Pada tutup tanur terdapat 3
buah lubang yang merupakan dudukan elektroda grafit, yangterdiri dari mekanisme
penjepit elektroda. Sedangkan elektroda tidak bertopang pada tutup tanurmelainkan
bertopang pada rangka tersendiri dan rangka tersebut memiliki mekanisme
pengangkatdan untuk menurunkan elektroda pada posisi– posisi yang dapat diatur pada
waktu pengoperasian.Untuk mengurangi rugi kalor (heat loses) pada tutup tanur, maka
tutup tanur dilapis dengan isolator panas.

Pada dinding pelindung tanur terdapat batu tahan api sebagai isolator panas bagian dalam
yangdihasilkan tanur tersbut. Pada dinding tanur ini tidak diperlukan lagi lining karena
pada bagian initidak lagi bersentuhan dengan cairan. Sedangkan kotruksi luar dari dinding
di tutupi oleh pelat bajadengan ketebalan tertentu. Pada dinding bagian luar ini juga
terdapat sistem pendingin yangmenggunakan fluida air sebagai media pendinginan.Pada
bagian tungku oval (spherical hearth) terdapat 3 lapisan yaitu lapisan lining
kemudianlapisan batu tahan api dan sebagai kontruksi bagian luar digunakan pelat baja
dengan ketebalantertentu. Pada bagian ini juga terdapat tapping spout atau yang lebih
dikenal dengan istilah saluran penuangan, yang digunakan untuk proses penungan cairan
yang akan di cetak atau diaturkomposisinya di ladle furnance. Pada bagian yang
berhadapan dengan tapping spout adalah slagingdoor atau yang lebih dikenal dengan pintu
slag, yang digunakan untuk mengeluarkan slag. Untukmengatur posisi penuangan dan
pengeluaran slag, terdapat mekanisme pada dasar bagian luar tanur yang berbentuk roda
gigi berpasangan yang digerakkan oleh screw bar.
Bagian-bagian utama pada EAF adalah :

- Badan gurnace

- Furnace shell, bagian teriluar dari furnace

- Slag door, tempat keluarnya kotoran besi yang terapung

- Tap hole, tempat keluarnya baha cair hsil peleburan

- Roof, penutup bagian atas furnace

- Elektroda karbon dan penyangga elektroda

- Gear, untuk mengerakkan badan furnace

- Batu tahan api

- Sistem hidrolik

- Sistem elektrik

- Sistem pendinginan

- Continous feeding

Proses Electric Arc Furnace :

1. Kapur bakar dimasukkan ke dalam furnace

2. kemudian dimasukkan scrap sebanyak 15-20% dari total bahan yang akan dilebur

3. Dan masukkan direct reduction iron sebanyak 80-85% dari total bahan yang akan
dilebur.
4. Roof ditutup

5. Elektroda diturunkan sehingga mendekati bahan yang akan dilebur (scrap dan DRI)

6. Listrik dialiskan pada tap yang paling rendah

7. Muncul bunga api listrik dan panas

8. Tap dinaikkan setahap demi setahap

9. Seluruh Baja akan mencair bersamaan waktunya dengan saat tap yang paling tinggi

10. Baja cair hasil peleburan tersebut siap untuk dibentuk


Daftar Pustaka

https://goodminds.id/proses-pembuatan-baja/

http://teknikmesin.org/proses-siemen-martin/

https://yogoz.wordpress.com/tag/peleburan-baja-dengan-metode-bof-basic-oxygen-
furnace/

http://www.academia.edu/36631113/Proses_Peleburan_Baja_dalam_Electric_Arc_Furnace
_EAF

Anda mungkin juga menyukai