PENDAHULUAN
1
BAB. II
KONSEP BERMAIN
A. PENGERTIAN
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara suka
rela untuk memperoleh kesenangan dan bermain merupakan
cermin kemampuan fisik, intelektual, emosional dan social
(Depdikbud, 1983).
Oleh karena itu bermain merupakan media belajar bagi
anak.
A. FUNGSI BERMAIN
Fungsi bermain bagi anak :
1. Perkembangan Sensori Motorik : yaitu membantu
perkembangan gerak dengan memainkan suatu obyek,
misalnya : meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif : yaitu membantu mengenai benda
disekitar misalnya : logo, balok (bongkar pasang mainan).
3. perkembangan social : yaitu anak belajar berinteraksi
dengan orang lain dan mempelajari peran dalam kelompok
misalnya : dapat diperolah dari orang tua, guru, orang lain
disekitar bermain, maka anak akan bertingkah laku
sesuai/diterima oleh teman, anak akan menyesuaikan diri
dengan aturan-aturan, jujur terhadap orang lain.
2
4. Terapi : bermain akan memeberi kesempatan pada anak
untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak misalnya,
marah, depresi, benci, takut.
5. Sebagai alat komunikasi : bermain merupakan komunikasi
terutama pada anak yang belum menyatakan perasaan
secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran.
B. TUJUAN BERMAIN
Selain fungsi bermain bagi anak, bermain juga mempunyai
tujuan antara lain :
1. Dapat melanjut pertumbuhan dan perkembangan yang
normal.
2. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan dan fantasi
melalui permainan
3. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman
berain yang tepat.
4. Dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
dan dirawat di rumah sakit dan mendapatkan kesenangan.
3
5. Alat Permainan Yang cocok : alat permainan yang sesuai
tahap perkembangan maka anak akan menggunakan dan
merasa senang.
D. KLASIFIKASI BERMAIN
1. Menurut Isi :
a. “Social Play” : belajar memberi respon,
misalnya orang dewasa berbicara/memanjakan anak,
maka anak akan merasa senang dengan respon
mengeluarkan suara tersenyum.
b. “Sense Of Pleasure Play” : dengan bermain
akan memperoleh kesenangan dsri suatu objek
disekelilingnya, misalnya : bermain pasir, air.
c. “Skill Play” dengan bermain anak dapat
memperoleh ketrampilan sehingga anak akan
memperoleh berulang-ulang.
d. “Dramatik Play atau Role Play” dengan
bermain anak akan dapat melakukan peran, misalnya :
sebagai perawat, dokter, guru, ibu, ayah dan anak akan
membuat fantasi dari permainan tersebut.
2. Menurut Karakterisitik Sosial :
a. “Solitery Play” bermain sendiri walaupun
ada orang lain didekatnya (1–3).
b. “Paralel Play”, bermain sejenis , anak
bermain dalam suatu kelompok, masing-masing
mempunyai mainan yang sama, tetapi tidak ada interaksi
diantara mereka : tidak tergantung (interaksi tetapi
belum bersosialisasi) Todler, Preschool.
4
c. “Associative Play” bermain dalam
kelompok. Anak bermain dalam suatu aktivitas yang
sama tetapi belum terorganisasi. Tidak ada pembagian
tugas, mereka bermain sesuai keinginannya.
d. “Cooperative” pelayanan bermain dalam
kelompok. Permainan terorganisir, terencana, ada tujuan,
ada aturan-aturan misalnya : main kartu, balap sepeda.
e. “Unlocker play” (pengamat). Anak melihat
anak bermain hal ini sduah merupakan bermain,
menurunkan stress.
5
Tactile : membelai waktu memandikan, sisir rambut dengan
lembut, gosok dengan lotion atau dengan bedak.
Kinetik : jalan-jalan dengan kereta, gerakan berenang.
4. 4 – 6 bulan
visual : beri cermin, bawa nonton TV, beri mainan dengan
warna terang.
Auditory : ajak bicara, ulangi suara-suara yang dibuatnya,
panggil namanya, remas kertas dekat telinganya, letakan
mainan berbunyi dekat telinganya.
Tactile : beri mainan berbagai tekstur lembut, kasar, bermain
air, masukan ke dalam bak mandi.
Kinetik : Bantu telungkup, sokong waktu duduk, tunjukan
bangunan-bangunan agak jauh, bermain bola, Beri mainan
yang dapat ditarik/didorong
5. Mainan yang dianjurkan pada bayi umur 6 –12 bulan
Blockles dengan warna terang dan menyolok, bola besar,
mainan yang dapat didorong/ditarik, boneka berbunyi, balon.
6. Toddler (2-3 tahun) : mulai berjalan, memanjat, lari; dapat
memainkan sepatu dengan tangannya; senang melempar,
mendorong, mengambil sesuatu; perhatiannya sangat
singkat; mulai mengerti memiliki “milikku’; toddler selalu
bertengkar memperebutkan mainan.
7. Preschool ( 3 – 6 tahun ) : anak sangat aktif dan imaginative,
mulai terbentuk perkembangan moral, dapat melompat.
Karakterisitik bermain preschool adalah : peralatan rumah
tangga, sepeda roda tiga, lilin, boneka, buku-buku dengan
kata-kata simple, alat olah raga, kapal terbang,mobil truk.
8. Usia ( 6 – 12 tahun ) :
6
- Bermain dengan kelompok, dapat belajar dengan aturan-
aturan kelompok.
- Belajar mandiri, kooperative bersaing, menerima orang
lain dan tingkah laku yang diterima.
- Bermain tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan
fisik, intelektual, fantasi, tetapi anak mulai membentuk
club serta persatuan dalam tim.
- Karakteristik “cooperative play”, mechanical serta Mother
Roles : keduanya senang membaca.
Mainan untuk usia sekolah : usia 6 – 8 tahun adalah
kartu, boneka, alat-alat untuk melukis, alat-alat olah raga,
buku-buku, sepeda; mainan usia 8 –12 tahun adalah : buku,
mengumpulkan perangko, main kartu, olah raga : berenang,
sepeda, sepatu roda, pingpong.
9. adolescense :
- Anak lebih dekat dengan kelompok luar.
- Permainan : sepak bola, badminton, buku, basket,
mendengar musik.
Dalam memilih permainan, orang tua harus dilibatkan
sehingga anak merasa seperti dirumah sendiri dan dapat
bermain dengan kelompok, anak mudah mengekspresikan
perasaan, diskusi.
7
c. Memulihkan rasa mandiri pada anak, dengan kegembiraan
dalam bermain
d. Bermain terapeutik : dapat meningkatkan penguasaan
pengalaman yang traumatic, misalnya : peran perawat,
dokter.
e. Membina tingkah laku positif di Rumah Sakit terhadap
perawat. Di rumah Sakit selain mendapat pengalaman
traumatic juga dapat bermain seperti anak lain.
f. Alat berkomunikasi antara perawat – pasien yaitu cerita
gambar.
2. Prinsip Bermain di Rumah Sakit :
a. Tidak banyak membutuhkan energi
b. Permainan simple
c. Kegiatan yang singkat waktunya
d. Mempertimbangkan keamanan : perlukaan, infeksi silang.
e. Kelompok umur yang sama.
f. Melibatkan orang tua
g. Permainan tidak bertentangan dengan pengobatan
h. Semua alat bermain harus dicuci larutan desinfeksi.
8
BAB. III
PEMBAHASAN
9
BAB. IV
KESIMPULAN
10
Daftar Pustaka
11